Anda di halaman 1dari 26

PEDOMAN

PELAYANAN KLINIK RAWAT JALAN


PERUSAHAAN
TAHUN 2023

1
Peraturan Direktur Rumah Sakit Prima Husada Sukorejo
Nomor

Tentang
Pedoman Pelayanan Klinik Rawat Jalan Perusahaan

Disusun oleh :
Penanggung Jawab Klinik Perusahaan

( dr. Novita Oktaviana )

Disetujui oleh :
Authorized Person

( Dr. dr. Aslichah, M. Kes. AFP )

Ditetapkan oleh :
Direktur Rumah Sakit Prima Husada Sukorejo

( dr. Ifit bagus Apriantono, MMRS )

2
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA SUKOREJO
NOMOR 692.2/I-PDM/DIR/V/2022

TENTANG

PEDOMAN PELAYANAN KLINIK RAWAT JALAN PERUSAHAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA

Menimbang : a. bahwa Peraturan Direktur Rumah Sakit Prima Husada Sukorejo


Nomor ................. tentang Pedoman Pelayanan Klinik rawat
Jalan Perusahaan masih belum memenuhi kebutuhan hukum di
masyarakat sehingga perlu dilakukan perubahan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur tentang
Pedoman Pelayanan Klinik rawat Jalan Perusahaan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
Praktik Kedokteran
3. Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2014 tentang Tenaga Kesehatan;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik;
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012
Tentang Sistem Kesehatan Nasional;
7. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi,
dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen,
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 145 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedelapan atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001
tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Kementerian;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008
tentang Rekam Medis;
10. Keputusan Direktur Perseroan Terbatas Disa Prima Medika
Nomor 089/DPM/I-PER/DIR/XI/2018 tentang Struktur Organisasi
dan Tata Kerja Rumah Sakit Prima Husada Sukorejo Sukorejo;
11. Keputusan Direktur Perseroan Terbatas Disa Prima Medika
Nomor 090/DPM/I-KEP/DIR/XI/2018 tentang Pengangkatan
Direktur Rumah Sakit Prima Husada Sukorejo Sukorejo.

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN KLINIK PERUSAHAAN

Pasal 1
(1) Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang
memnyediakan pelayanan medis dasar da/ atau spesialistik
(2) Standar Pelayanan Klinik adalah tolak ukur yang dipergunakan
sebagai pedoman bagi tenaga kesehatan dalam

3
menyelenggarakan pelayanan klinik.
(3) Pelayanan Kesehatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan
yang meliputi promotif, preventif, dan kuratif.
(4) Informasi tentang alternatif yangt tersedia sesuai dengan
kebutuhan klinik pasien dan dicatat di rekam medis
(5) Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah
kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang
diperlukan, baik secara langsung maupun tidak langsung di
Klinik.
(6) Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau
implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk
mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan
penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada
manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi
tubuh.
(7) Perawat adalah seseorang yang memiliki kemampuan dan
kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan
ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan
perawatan.
(8) Perawat pelaksana harus sudah terdaftar di Kementrian
Kesehatan dan telah memiliki Surat Tanda Registrasi (STR),
memiliki sertifikat kompetensi dan memiliki Surat Izin Praktek
(SIP).
(9) Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan.

Pasal 2
(1) Sistem pendaftaran menggunakan manual
(2) Rekam medis selama rawat jalan dengan catatan terkini tersedia
agar dapat mendukung serta bermanfaat untuk kesinambungan
pelayanan pasien
(3) Setiap pasien yang datang ke Klinik Rawat Jalan Perusahaan
harus dibuatkan berkas Rekam Medis.
(4) Pengisian dokumen rekam medis jalan harus lengkap termasuk
pengisian ringkasan rawat jalan.

Pasal 3
(1) Di Klinik Rawat jalan Perusahaan terdapat kepala yang
bertindak sebagai penanggung jawab Klinik
(2) Pasien diskrining untuk kebutuhan pelayanan manajemen
pelayanan pasien
(3) Pengelolaan pasien rawat jalan yang menolak rencana asuhan
medis termasuk keluar rumah sakit atas permintaan sendiri dan
pasien yang menghendaki penghentian pengobatan mengikuti
peraturan yang telah ditetapkan.

Pasal 4
(1) Asesmen awal masing-masing pasien rawat jalan meliputi
pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, pengkajian pasien dari
aspek biologis, psikologis, sosial, ekonomi, kultural dan spiritual
pasien.
(2) Asesmen awal rawat jalan harus selesai dalam waktu 1 x 24
jam.
(3) Pelaksanaan pasien rawat jalan dengan penyakit akut /non
kronis, asesmen awal diperbaharui setelah 1 (satu) bulan.
(4) Pelaksanaan pasien rawat jalan dengan penyakit kronis,
asesmen awal diperbaharui setelah 3 (tiga) bulan.
(5) Pada pasien rawat jalan bila dilakukan tindakan diagnostik

4
invasif/berisiko harus dilakukan asesmen serta pencatatannya
dalam rekam medis

Pasal 5
(1) Pada pasien yang membutuhkan rujukan, dapat segera
dilakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.
(2) Fasilitas lebih tinggi yang dimaksud adalah Rumah Sakit Prima
Husada Sukorejo.

Pasal 6
Peraturan Direktur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Ditetapkan di Sukorejo
Pada tanggal 1 November 2023

DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT


PRIMA HUSADA SUKOREJO

dr. Ifit Bagus Apriantono., MMRS

5
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat
dan RidhoNya Pedoman Pelayanan Klinik Rawat Jalan Perusahaan dapat diselesaikan
dengan tepat waktu sesuai dengan kubutuhan Klinik Perusahaan Atomization Technology
Indonesia.
Pedoman Pelayanan Klinik Rawat Jalan Perusahaan ini yang mulai dipergunakan pada
tahun 2023 meliputi semua pelayanan di Klinik Rawat Jalan Perusahaan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Tim Penyusun yang telah berjuang untuk
menyelesaikan standar ini dengan baik. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan
kepada para kontributor yang telah memberikan masukan sangat berharga.
Semoga dengan dipergunakan Pedoman Pelayanan Klinik Rawat Jalan Perusahaan ini,
mutu pelayanan dan keselamatan pasien di PT Atomization Technology Indonesia dapat
lebih baik.

Direktur Rumah Sakit Prima Husada Sukorejo

dr. Ifit Bagus Apriantono, MMRS

6
TIM PENYUSUN

PEDOMAN PELAYANAN KKLINIK RAWAT JALAN PERUSAHAAN

Pengarah
1. dr. Setya Budi Pamungkas, Sp. OG

Pelaksana
1. dr. Ifit Bagus Apriantono, MMRS
2. Fefi Rita Indah Hati, AMd. Kep
3. dr. Novita Oktaviana
4. Gilda Fathia Azizi, A.Md.Kep
5. Irma Rakhma Maulani, AMd. Kep

7
DAFTAR ISI

SAMPUL.......................................................................................................................... i
PENGESAHAN................................................................................................................ ii
PERATURAN DIREKTUR RS PRIMA HUSADA............................................................ iii
KATA PENGANTAR........................................................................................................ vii
TIM PENYUSUN............................................................................................................. viii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL.............................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2. Tujuan...................................................................................................... 1
1.3. Batasan Operasioanal.............................................................................. 1
1.4. Sasaran.................................................................................................... 2
1.5. Pengertian................................................................................................ 2
BAB II STANDAR KETENAGAAN................................................................................ 3
2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia........................................................... 3
2.2. Distribusi Ketenagaan.............................................................................. 3
2.3. Pengaturan Jaga...................................................................................... 4
BAB III STANDAR FASILITAS...................................................................................... 5
3.1. Denah Ruang........................................................................................... 5
3.2. Standar Fasilitas....................................................................................... 5
BAB IV KEMAMPUAN PELAYANAN............................................................................. 10
4.1. Pelayanan Rawat Inap Yang Bisa Dilakukan di RSPH............................ 10
4.2. Pelayanan Rawat Inap Yang Tidak Bisa Dilakukan di RSPH.................. 10
BAB V TATA LAKSANA PELAYANAN......................................................................... 11
5.1. Skrining Pasien Masuk Rawat Inap......................................................... 11
5.2. Penundaan Dan Kelambatan Pelayanan................................................. 12
5.3. Asuhan Pasien Rawat Inap...................................................................... 12
5.4. Kesinambungan Pelayanan Pasien......................................................... 12
5.5. DPJP........................................................................................................ 14
5.6. Transfer Pasien........................................................................................ 14
5.7. Pemulangan Dari Rumah Sakit................................................................ 15
5.8. Penolakan Rencana Asuhan Medis......................................................... 16
5.9. Rujukan Pasien........................................................................................ 17
5.10. Transport Pasien...................................................................................... 18
BAB VI LOGISTIK.......................................................................................................... 19
BAB VII KESELAMATAN PASIEN.................................................................................. 22
7.1. Pengertian................................................................................................ 22
7.2. Tujuan...................................................................................................... 22
7.3. Standar Keselamatan Pasien................................................................... 22
7.4. Kejadian Yang Dapat Muncul Dalam Pelayanan..................................... 22
7.5. Tata Laksana............................................................................................ 22
BAB VIIIKESELAMATAN KERJA................................................................................... 25
8.1. Latar Belakang......................................................................................... 25
8.2. Pengertian................................................................................................ 25
8.3. Tujuan...................................................................................................... 25
8.4. Tata Laksana Keselamatan Kerja............................................................ 25
8.5. Prinsip Keselamatan Kerja....................................................................... 26
BAB IX PENINGKATAN MUTU..................................................................................... 27
9.1. Prinsip...................................................................................................... 27
9.2. Definisi Indikator....................................................................................... 27
9.3. Kriteria...................................................................................................... 28
9.4. Standar..................................................................................................... 28
BAB X PENUTUP......................................................................................................... 30

8
DAFTAR GAMBAR

Lampiran 1. Gambar Denah Rumah Sakit Prima Husada Malang.................................... 31

9
DAFTAR TABEL

Table 2.1 Kebutuhan pemenuhan kualifikasi SDM............................................................ 3


Table 2.2 Distribusi Ketenagaan........................................................................................ 3
Table 2.3 Pengaturan Jaga Rawat Inap............................................................................ 4
Table 3.1 Standar Fasilitas Rawat Inap 5.......................................................................... 5
Table 4.1 Pelayanan Rawat Inap....................................................................................... 10
Table 4.2 Pelayanan Rawat Inap....................................................................................... 10
Table 5.1 Skrining Pelayanan Rawat Inap......................................................................... 11
Table 6.1 Logistik Rawat Inap........................................................................................... 19

10
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
PRIMA HUSADA MALANG
NOMOR 692.2/I-PDM/DIR/V/2022
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN
KLINIK RAWAT JALAN
PERUSAHAAN

PEDOMAN PELAYANAN KLINIK RAWAT JALAN PERUSAHAAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Di beberapa daerah di Indonesia, pelayanan kesehatan kerja belum banyak


doilakukan, hal ini berdasarkan hasil kajian kebutuhan yang dilakukan pada beberapa
propinsi di Indonesia. Secara faktual menggambarkan wawasan mengenai kesehatan
kerja dan sumber daya manusia di bidang K3 masih kurang serta sistem informasi
kesehatan kerja yang belum dilaksanakan.

Klinik Perusahaan berada dalam Sistem Kesehatan Nasional berada dalam Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) pada strata pertama atau UKM tingkat dasar. Untuk
mewujudkan kesehatan pekerja yang baik, maka perusahaan diharapkan dapat
menyediakan sarana pelayanan kesehatan kerja dasar di wilayah kerjanya. Untuk
melaksanakan fungsinya, klinik perusahan dilengkapi dengan ketenagaan, obat,
peralatan dan prasarana pendukung lainnya.

Maka dari itu, berdasarkan latar belakang diatas, Pedoman Pelayanan Kilinik Rawat
Jalan Perusahaan ini dibuat agar dapat memberikan pelayanan yang nantinya
membuat mutu dan keselamatan pasien terjamin.

1.2. TUJUAN

1. Tujuan Umum
Terselenggaranya pelayanan kesehatan kerja dasar secara optimal di Klinik rawat
Jalan Perusahaan terhadap masyarakat pekerja sehingga mampu meningkatkan
produktivitas kerja.
2. Tujuan Khusus
a. Terlaksananya pelayanan kesehatan baik promotif, Preventif, dan Kuratif.
b. Terlaksananya pencatatan dan pelaporan khususnya penyakit akibat kerja,
penyakit akibat hubungan kerja, dan kecelakaan akibat kerja di Klinik Rawat
jalan Perusahaan
c. Tersedianya tenaga, sarana dan prasarana di Klinik Rawat Jalan Perusahaan
sesuai dengan standar

1.3. BATASAN OPERASIONAL

1. Ruang pelayanan klinik


a. Memberikan pelayanan dengan lingkup yang terbatas yaitu pasien dengan
diagnose yang ringan dan diperiksa oleh dokter umum.
b. Menyediakan layanan pertolongan pertama kegawatdaruratan kerja selama
jam operasional klinik Kesehatan
c. Merujuk ke Rumah Sakit Prima Husada Sukorejo jika dibutuhkan untuk
tatalaksana lebih lanjut

11
1.4. SASARAN

Pimpinan Perusahaan, Petugas kesehatan, dan semua karyawan yang ada di PT.
Atomization Technology Indonesia

1.5. PENGERTIAN

1. Klinik rawat jalan Perusahaan adalah tempat untuk memberikan pelayanan


kesehatan terutama di bidang pelayanan kesehatan kerja minimal (peningkatan,
pencegahan, pengobatan dan pemulihan) yang diselenggarakan oleh perusahaan
atau badan hukum sesuai ketentuan yang berlaku
2. Klinik Rawat Jalan Perusahaan mempunyai fungsi memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan pekerja, membantu perusahaan menentukan kebijakan dalam
bidang kesehatan kerja, dan memelihara produktivitas pekerja.
3. Lokasi Klinik rawat Jalan Perusahaan di lingkungan/ wilayah perusahaan,
muddah dicapai dan terhindar dari gangguan kebisingan, panas, sumber getar
serta bahan berbahaya.

12
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

 Dokter yang telah terlatih minimal Hiperkes


 Perawat terlatih K3
 Paramedis lainnya yang terlatih K3
Kedudukan / posisi dokter di perusahaan dalam melaksaksanakan tugasnya
bukan hanya sebagai dokter yang melaksanakan tindakan kuratif, namun juga
berperan dalam kegiatan preventif dan promotif.

2.2. Distribusi Ketenagaan

Table 2.2 Distribusi Ketenagaan :

Jumlah Standart
No Jabatan Kualifikasi
SDM Ketenagaan

1 Dokter klinik 1 Shift 1 1


2 Perawat 2 Shift 2 1

2.3. Pengaturan Jaga

Table 2.3 Pengaturan Jaga Klinik Perusahaan :

Waktu
No Nama Jabatan Definisi Waktu Kerja Jumlah SDM
Kerja
1 Dokter Klinik 1 shift Jam 08.00-16.00 1 orang

2 Perawat 2 Shift Jam 08.00-15.00 2 orang

13
BAB III
STANDAR FASILITAS

3.1. Denah Ruang

Ada pada lampiran

3.2. Standar Fasilitas


Letak klinik perusahaan berada di lingkungan yang
1. Klinik perusahaan harus memiliki akses yang mudah untuk dikunjungi dan
dijangkau.
2. Klinik di wilayah perusahaan mudah dicapai dan terhindar dari gangguan
kebisingan, panas, sumber getar serta bahan berbahaya.
3. Ruangan pemeriksaan pasien di klinik perusahaan tidak berdasarkan jenis
kelamin, usia dan jenis penyakit.

Table 3.1 Standar Fasilitas Klinik Perusahaan:

Nama
No Persyaratan Ruangan Kebutuhan alat
Ruangan
1. Ruang a. Luas ruangan minimal: 3 x 3 m2 Meja tulis, kursi
Stabilisasi b. Kondisi khusus ruangan pemeriksa dan
 Cahaya di ruangan sesuai pasien.
standart lemari obat
 Sirkulasi udara sesuai standart Lemari alat
 Ada wastafel Meja alat
 Ada air mengalir Tempat tidur
periksa

2 Ruangan Luas ruangan minimal: 3 x 4m2 Meja tulis, kursi


Kepala Kondisi khusus ruangan Computer
 Cahaya di ruangan sesuai Lemari
standart Pendingin AC
 Sirkulasi udara sesuai standart
 Ada wastafel
 Ada air mengalir
3 Ruang Staf 1. Luas ruangan minimal: 3 x 4 m2 Meja tulis, kursi
2. Kondisi khusus ruangan Computer
 Cahaya di ruangan sesuai Lemari
standart Pendingin AC
 Sirkulasi udara sesuai standart
 Ada wastafel
 Ada air mengalir
4 Ruangan Luas ruangan minimal: 3 x 4m2 Kelengkapan alat
Pemeriksaan Kondisi khusus ruangan non medis yang
 Cahaya di ruangan sesuai diperlukan terdiri
standart dari:
 Sirkulasi udara sesuai standart Meja tulis
 Ada wastafel Kursi pemeriksa
 Ada air mengalir dan pasien

14
 Mudah dijangkau Lemari obat
 Jauh dari tempat berbahaya dan Lemari alat
sumber bising, panas maupun Meja alat
sumber getar. Tempat tidur
periksa
APD
Telepon untuk
kasus emergency
Tabung oksigen
Tandu/ blangkar
ambulance
5 KM/WC Luas ruangan minimal: 2 x 3 m2 Bak air
(Toilet) Kondisi khusus ruangan
1. Tidak ditempat umum/ terbuka Jamban
2. Air selalu tersedia Air bersih
3. Keadaan bersih
Gayung

15
BAB IV
KEMAMPUAN PELAYANAN

4.1. Pelayanan Yang Bisa Dilakukan di Klinik Perusahaan

Jenis -jenis pelayanan kesehatan kerja di klinik perusahaan meliputi pelayanan


promotive, preventif, kuratif, dan rehabilitatif :
1. Pelayanan Promotif
 Pendidikan dan penyuluhan PHBS (pola hidup bersih dan sehat) di
tempat kerja.
 Perbaikan gizi pekerjaan menu seimbang dan pemeliharaan
makanan sehat dan aman serta hygiene kantin.
 Pemeliharaan tempat kerja, proses kerja dan lingkungan kerja yang
sehat.
 Konsultasi, meliputi psikologi kerja, KB dan masalah kesehatan
lainnya.
 Olahraga fisik dan kebugaran.
 Koordinasi di dalam perusahaan dan ke luar perusahaan dengan
pihak yang terkait.
 Advokasi.
2. Pelayanan Preventif
 Pemeriksaan kesehatan awal, berkala maupun khusus pada
karyawan
 Identifikasi dan pengukuran potensi risiko kesehatan di tempat kerja/
lingkungan kerja
 Pengendalian bahaya lingkungan kerja (fisik, kimia, biologi,
psikososial, ergonomi)
 Serveilans pernyakit akibat kerja (PAK), Kecelakaan kerja (KK), dan
penyakit umum yang dominan di kalangan pekerja.
 Serveilans kesehatan kerja, monitoring lingkungan kerja dan
monitoring biologis.
 Pemeriksaan kualitas air minum dan kualitas kebersihan makanan
dan/ pekerja kantin.
3. Pelayanan Kuratif
 Pertolongan pertama pada kasus emergency
 Pemeriksaan fisik dan penunjang
 Deteksi dini dan pengobatan segera PAK dan Kecelakaan Kerja

16
 Melakukan rujukan bila diperlukan

4. Pelayanan Rehabiliatif
 Melakukan evaluasi tingkat kecacatan pekerja
 Merekomendasikan penempatan kembali tenaga kerja yang cacat
dan sesudah perawatan yang lama secara selektif sesuai dengan
kemampuannya.

4.2. Pelayanan Yang Tidak Bisa Dilakukan di Klinik Perusahaan

Table 4.2 Pelayanan tindak lanjut:

Jenis Penyakit Tindak Lanjut


1. Penyakit akibat kecelakaan kerja Rujuk RS Prima Husada Sukorejo ke
2. Fraktur yang membutuhkan IGD maupun poli spesialis
tindakan Operasi
3. HIV baru belum pengobatan
4. COB/ COS
5. Stemi
6. CVA ICH
7. Luka Terbuka

4.3. Tahapan pelayanan kesehatan kerja


Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan kerja di tempat kerja/ perusahaan
ada tahap perkembangan pelayanan kesehatan kesehatan kerja sebagai berikut:

17
Tingkat 1: tingkat awal
Bagi pekerja dan tempat kerja yang tidak memiliki pelayanan kesehatan kerja sama sekali,
ini merupakan titik awal. Tahap ini direncanakan untuk mengurangi hambatan menjadi
sekecil mungkin namun tetap menjalani kompetensi dan substansi pelayanan kesehatan
kerja. Penyelenggaraan pelayanan ini sesuai dengan syarat tenaga pada halaman
sebelumnya.
Kegiatan pelayanan berfokud pada resiko kecelakaan, kerja fisik berat, sanitasi dan
kebersihan dasar serta pada bahaya kimia, factor fisik dan biologis (termasuk HIV/ AIDS)
yang paling berbahaya. Pada tahap ini bila dijumpai masalah kesehatan yang tidak dapat
ditangani , agar melakukan rujukan ke pelayanan kesehatan yang lebih tinggi.

Tingkat II: Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar


Pelayanan pada tahap ini merupakan pelayanan dengan basis infrastruktur yang bekerja
sedekat mungkin dengan tempat kerja dan komunitas. Model pengadaan pelayanan
beragam jenisnya tergantung kepada lingkungan local dan kebutuhan yang ada.
Kegiatan dari pelayanan kesehatan kerja berfokus kepada :
a) Pendidikan kesehatan
 Promosi kesehatan yang berhubungan dengan pekerjaan yang bertujuan
agar masyarakat pekerja berperilaku hidup dan bekerja secara sehat
 Pelatihan kader kesehatan kerja baik di sektor formal maupun informal
b) Pelayanan kesehatan kerja, meliputi :
Diagnosis PAK dan PHK
Pelayanan perawatan kesehatan umum, kuratif dan rehabilitative
Kesiapsiagaan dan tanggap darurat
Pencatatan, pelaporan, dan dokumentasi

c) Pembinaan lingkungan kerja


Bentuk kegiatan pembinaan lingkungan kerja lebih difokuskan pada asesmen risiko
di lingkungan tempat kerja dan pengendalian resiko yang mungkin terjadi baik
disebabkan faktor fisik, kimia, biologi, fisiologi, maupun psikososial
d) Penyelenggaraan surveilens kesehatan kerja termasuk system informasi
kesehatan Kerja dan surveilens lingkungan kerja

Tingkat III: Pelayanan dengan standart internasional


Tahap ini merupakan tujuan minimum bagi tiap negara sebagaimana ditetapkan
dalam konvensi ILO no 161 tentang pelayanan kesehatan kerja. Infrastruktur
pelayanan ini memiliki beberapa bentuk pilihan dan isinya terutama tentang
pencegahan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif/ penyembuhan. Penyelenggara
dalam pelayanan ini sesuai dengan standart ketenagaan pada uraian sebelumnya.

Tingkat IV: pelayanan kesehatan kerja komprehensif

18
Tahapan berikut biasanya dijumpai pada perusahaan besar di negara-negara
industry atau dapat juga disediakan oleh pusat-pusat pelayanan kesehtanan kerja
berskala internasional yang menyediakan pelayanan bagi sejumlah besar klien
perusahaan dari berbagai bidang. Substansi pelayanan terdiri atas: pencegahan
komprehensif, pelayanan kuratif, promosi kesehatan, promosi kemampuan kerja,
dan pembangunan organisasi kerja yang sehat.

Dari berbagai negara yang telah melakukan analisis situasi pelayanan kesehatan
kerja, diperoleh gambaran bahwa tahap 1 dan II banyak dijumpai pada perusahaan
berskala menengah kecil, wirausaha dan sektor informal. Sedangkan perusahaan
berskala besar-menengah yang terorganisir dengan baik merupakan target untuk
diterapkannyatahap III dan IV.

4.4. PENCATATAN DAN PELAPORAN

a. Pencatatan :
Pencatatan di klinik kerja/ perusahaan bertujuan untuk mengetahui
 Angka kesakitan
Pencatatan angka kesakitan karyawan bertujuan untuk melihat
tingkat absensi setiap bulan per departemen/jenis pekerjaan yang
berguna untuk:
-mengetahui presentase angka derajat keparahan penyakit
-mengetahui presentase jumlah karyawan yang absen
-secara tidak langsung memperkirakan biaya akibat absen sakit
-memperoleh bahan untuk membuat rencana kerja terhadap
pengendalian angka absen sakit maupun untuk pengarahan
kesehatan.

Untuk pencatatan angka kesakitan penyakit umum, PAK dan KAK


di klinik tempat kerja / perusahaan digunakan formulir LB1
sebagaimana terlampir pada lampiran 1.
 Prevelensi angka kunjungan berobat ke klinik dalam tempat kerja/
perusahaan / diluar perusahaan
Dengan melihat prevelensi angka kunjunganberobat setiap bulan
per departemen/ jenis pekerjaan , kita dapat:
 Melihat presentase angka kesakitan per departemen / jenis
pekerjaan
 Melihat 10 penyakit terbesar yang dialami oleh karyawan

19
 Dengan data terbesar itu, dapat dibuat rencana promosi
kesehatan, rencana pencegahan, penyedia obat-obatan yang
diperlukan serta program rehabilitasi kerja
b. Pelaporan
Untuk pelaporan penyakit secara umum, PAK dan KAK digunakan
formulir . dan formulir ini dilaporkan setiap bulan.
BAB V
LOGISTIK

Berikut daftar logistic yang ada di Klinik Perusahaan dibedakan sesuai dengan
klasifikasinya

Table 6.1 Logistik:

Klasifikasi Nama Alat Jumlah


Medis – Listrik Nebulizer 1 buah
Termometer digital 1 buah
Oxymeter 1 buah
Penlight 1 buah
Tensi digital 1 buah
Medis – Non Listrik Ambubag 1 buah
Stetoskop dewasa 1 buah
Set rawat luka 1 buah
Tourniquet 1 buah
Troli injeksi 1 buah
Regulator oksigen 1 buah
Standard infus roda 1 buah
Hummer patela 1 buah
Foot step 1 buah
Tongue spatel 1 buah
Oxygen transport 1 buah
Bengkok 1 buah
Spalk 4 buah
Spekulum sym 1 buah
Arm sling 1 buah
BMHP (bahan medis habis Alcohol 70% 1 buah
pakai) Hypafix 15 cm x 5 m 1 buah
Plester Coklat 1 roll
Betadin 1 botol
Iv cath no 20 1 buah
Plester kecil 1 buah
Kassa kecil 1 buah
Alcohol swab 50 buah
Non Medis – Listrik timbangan 1 buah
Computer 1 buah
Pengukur tinggi badan 1 buah
Non Medis – Non Listrik Bantal 1 buah
Bed pasien 1 buah
Botol handrub 1 buah
Tempat sampah 2 buah
Lemari BHP 1 buah
Staples besar 1 buah
Box File 11 buah
Gunting 1 buah
Selimut pasien 1 buah

20
BAB VI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

7.1. Pembinaan Terhadap Wadah Penyelenggaraan

Yang dimaksud dengan wadah adalah meliputi fisik, ketenagaan manajemen


termasuk perizinan) dan perlengkapan medik/penunjang medik serta pelaporan
dalam rangka penyelesaian usaha/ kegiatan.
a. Pembinaan fisik
Pembinaan fisik/ bangunan tempat penyelenggaraan pelayanan perlu
disarankan dan dipantau perbaikannya dalam hal sarana dan prasarana
b. Pembinaan ketenagaan
Pembinaan ditujukan baik terhadap pemiliknya (pimpinan) maupun
terutama terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan serta dokter
pengawas/ penanggung jawabnya.
Hal-hal yang penting dalam pembinaan ini adalah:
 Motivasi kerja, khususnya dalam aspek motivasi penyelenggara pelayanan
kesehatan bagi pekerja
 Sikap yang sesuai dengan moral dan etika profesi dan etika nasional dalam
menyelenggarakan pelayanan
 Pengetahuan dan keterampilan perawatan, Teknik medik dan teknis edukatif
 Memberikan kesempatan pada tenaga kesehatan(seminar, pemantauan, dan lain-
lain)
c. Pembinaan manajemen
Pembinaan ditujukan pada fungsi manajemen di klinik tempat kerja/
perusahaan yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan penilaian
usaha/ kegiatan kesehatan yang dilaksanakan oleh tempat kerja/
perusahaan.
d. Perlengkapan Medik dan non medik
Untuk menunjang pelayanan kesehatan yang diperlukan adanya alat
medik dan non medik.
e. Pembinaan terhadap pelayanan kesehatan kerja
Klinik di tempat kerja/ perusahaan seyogianya melaksanakan
pelayanan kesehatan kerja secara paripurna meliputi pelayanan
promotive, kuratif, rehabilitative

7.2. Metode Pembinaan


1. Forum komunikasi berkala
Mengikutsertakan klinik di tempat kerja dalam pertemuan berkala
puskesmas sehingga klinik di tempat kerja/perusahaan mengikuti masalah
kesehatan di wilayah puskesmas dan supaya ada kesinambungan antara
puskesmas dan klinik di tempat kerja dalam jejaring pelayanan kesehatan
serta untuk mengetahui peran dan fungsi masing-masing.

21
2. Bimbingan teknis
Bimbingan teknis merupakan salah satu metode pembinaan yang dapat
dilakukan oleh puskesmas/dinas kesehatan kabupaten/ kota ke klinik di
tempat kerja / perusahaan. Dengan cara ini memungkinkan Rumah sakit
untuk memantau langsung aspek-aspek pembinaan dan memantau mereka
memecahkan permasalahan, terutama yang teknis professional.
3. Teguran
Apabila di dalam pembinaan ditemukan penyimpangan dari ketentuan yang
berlaku, rumah sakit yang atau dinas kesehatan kabupaten/ kota harus
memberikan teguran baik secara lisan/ tertulis. Bila ditemukan ada klinik
perusahaan yang tidak mempunyai ijin dapat dikenakan tindakan
administrasi sampai dengan penutupan sementara oleh kantor dinas.

22
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

1.1. Latar Belakang

Klinik perusahaan merupakan tempat kerja yang memiliki risiko tinggi terhadap
keselamatan dan kesehatan sumber daya manusia perusahaan, pasien,
pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan perusahaan. Dalam rangka
pengelolaan dan pengendalian risiko yang berkaitan dengan keselamatan dan
Kesehatan Kerja di perusahaan agar terciptanya kondisi klinik perusahaan yang
sehat, aman, selamat, dan nyaman bagi sumber daya manusi, pasien, pendamping
pasien maupun lingkungan klinik, maka klinik perusahaan perlu menerapkan SMK3.
SMK3 merupakan bagian dari sistem manajemen klinik secara keseluruhan.

1.2. Pengertian

Pengertian K3 Menurut Filosofi Mangkunegara, Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan
dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia
pada umumnya serta hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur.

1.3. Tujuan

1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di perusahaan


2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

1.4. Tata Laksana Keselamatan Kerja

Mengacu pada pengertian tersebut maka diharapkan setiap petugas rumah sakit
dapat menerapkan sistem keselamatan kerja diantaranya:
1. Petugas mengerti SPO penggunaan APD sehingga dapat menggunakan APD
sesuai prosedur.
2. Tersedianya APD yang memenuhi standar.
3. Tersedianya tempat pembuangan sampah yang dibedakan infeksius dan non
infeksius serta terdapatnya tempat khusus untuk pembuangan jarum atau pun
spuit bekas.
4. Aturan untuk tidak melakukan recuping jarum suntik setelah dipakai kepasien.
5. Setiap pasien yang menular atau beresiko menular di rawat di ruang isolasi.
6. Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip pencegahan
infeksi, yaitu
a. Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat menularkan
infeksi
b. Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, alas kaki tertutup,
masker, dll) terutama bila terdapat kontak dengan spesimen pasien yaitu:
urin, darah, muntah, sekret,dll

23
c. Melakukan tindakan yang aman bagi petugas maupun pasien, sesuai
prosedur yang ada, misal : menyuntik, menjahit luka, memasang infus, dll
d. Mencuci tangan dengan sabun antiseptik pada 5 momen.
7. Terdapat tempat sampah infeksius dan noninfeksius.
8. Mengelola alat dengan mengindahkan prinsip sterilitas yaitu:
a. Dekontaminasi dengan larutan klorin
b. Pencucian dengan sabun
c. Pengeringan
9. Menggunakan baju kerja yang bersih

1.5. Prinsip Keselamatan Kerja

Dalam prinsip kesehatan keselamatan kerja (K3) secara utuh di rumah sakit ada 3
komponen penting yang saling berhubungan, antara lain :
1. Kapasitas kerja, kemampuan seorang pekerja untuk menyelesaikan
pekerjaannya dengan baik pada suatu tempat kerja dalam waktu tertentu.
2. Beban kerja, suatu kondisi yang membebani pekerja baik secara fisik maupun
non fisik dalam menyelesaikan pekerjaannya, kondisi tersebut dapat diperberat
oleh kondisi lingkungan yang tidak mendukung secara fisik atau non fisik.
3. Lingkungan kerja, kondisi lingkungan tempat kerja yang meliputi factor fisik,
kimia, biologi, ergonomic dan psikososial yang memperngaruhi pekerja dalam
melaksanakan pekerjaannya.

24
BAB VIII
PENUTUP

Dengan disusunnya pedoman Klinik Perusahaan ini, diharapkan pelayanan


kesehatan kerja dasar terlaksana secara optimal di klinik perusahaan terhadap
masyarakat pekerja sehingga mampu meningkatkan produktivitas kerjanya.

Pedoman klinik perusahaan ini dibuat dengan maksud terselenggaranya mutu


pelayanan kesehatan kerja, dengan mengacu pada standart-standart pelayanan
kesehatan kerja dasar, standart kompetensi petugas di pelayanan kesehatan dasar dan
standart institusi pemberi pelayanan.

Pedoman klinik perusahaan ini bersifat dinamis yang akan dikaji ulang secara
berkesinambungan juga sebagai bahan pemikiran bagi kita dalam mengembangkan dan
mutu pelayanan kesehatan kerja dasar bagi masyarakat pekerja.

Ditetapkan di Pasuruan
Pada Tanggal 11 November 2023
Direktur Rumah Sakit Prima Husada

dr. Ifit Bagus Apriantono, MMR

25
42

Anda mungkin juga menyukai