1
Peraturan Direktur Rumah Sakit Prima Husada Sukorejo
Nomor
Tentang
Pedoman Pelayanan Klinik Rawat Jalan Perusahaan
Disusun oleh :
Penanggung Jawab Klinik Perusahaan
Disetujui oleh :
Authorized Person
Ditetapkan oleh :
Direktur Rumah Sakit Prima Husada Sukorejo
2
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA SUKOREJO
NOMOR 692.2/I-PDM/DIR/V/2022
TENTANG
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN KLINIK PERUSAHAAN
Pasal 1
(1) Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang
memnyediakan pelayanan medis dasar da/ atau spesialistik
(2) Standar Pelayanan Klinik adalah tolak ukur yang dipergunakan
sebagai pedoman bagi tenaga kesehatan dalam
3
menyelenggarakan pelayanan klinik.
(3) Pelayanan Kesehatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan
yang meliputi promotif, preventif, dan kuratif.
(4) Informasi tentang alternatif yangt tersedia sesuai dengan
kebutuhan klinik pasien dan dicatat di rekam medis
(5) Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah
kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang
diperlukan, baik secara langsung maupun tidak langsung di
Klinik.
(6) Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau
implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk
mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan
penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada
manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi
tubuh.
(7) Perawat adalah seseorang yang memiliki kemampuan dan
kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan
ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan
perawatan.
(8) Perawat pelaksana harus sudah terdaftar di Kementrian
Kesehatan dan telah memiliki Surat Tanda Registrasi (STR),
memiliki sertifikat kompetensi dan memiliki Surat Izin Praktek
(SIP).
(9) Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan.
Pasal 2
(1) Sistem pendaftaran menggunakan manual
(2) Rekam medis selama rawat jalan dengan catatan terkini tersedia
agar dapat mendukung serta bermanfaat untuk kesinambungan
pelayanan pasien
(3) Setiap pasien yang datang ke Klinik Rawat Jalan Perusahaan
harus dibuatkan berkas Rekam Medis.
(4) Pengisian dokumen rekam medis jalan harus lengkap termasuk
pengisian ringkasan rawat jalan.
Pasal 3
(1) Di Klinik Rawat jalan Perusahaan terdapat kepala yang
bertindak sebagai penanggung jawab Klinik
(2) Pasien diskrining untuk kebutuhan pelayanan manajemen
pelayanan pasien
(3) Pengelolaan pasien rawat jalan yang menolak rencana asuhan
medis termasuk keluar rumah sakit atas permintaan sendiri dan
pasien yang menghendaki penghentian pengobatan mengikuti
peraturan yang telah ditetapkan.
Pasal 4
(1) Asesmen awal masing-masing pasien rawat jalan meliputi
pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, pengkajian pasien dari
aspek biologis, psikologis, sosial, ekonomi, kultural dan spiritual
pasien.
(2) Asesmen awal rawat jalan harus selesai dalam waktu 1 x 24
jam.
(3) Pelaksanaan pasien rawat jalan dengan penyakit akut /non
kronis, asesmen awal diperbaharui setelah 1 (satu) bulan.
(4) Pelaksanaan pasien rawat jalan dengan penyakit kronis,
asesmen awal diperbaharui setelah 3 (tiga) bulan.
(5) Pada pasien rawat jalan bila dilakukan tindakan diagnostik
4
invasif/berisiko harus dilakukan asesmen serta pencatatannya
dalam rekam medis
Pasal 5
(1) Pada pasien yang membutuhkan rujukan, dapat segera
dilakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.
(2) Fasilitas lebih tinggi yang dimaksud adalah Rumah Sakit Prima
Husada Sukorejo.
Pasal 6
Peraturan Direktur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Ditetapkan di Sukorejo
Pada tanggal 1 November 2023
5
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat
dan RidhoNya Pedoman Pelayanan Klinik Rawat Jalan Perusahaan dapat diselesaikan
dengan tepat waktu sesuai dengan kubutuhan Klinik Perusahaan Atomization Technology
Indonesia.
Pedoman Pelayanan Klinik Rawat Jalan Perusahaan ini yang mulai dipergunakan pada
tahun 2023 meliputi semua pelayanan di Klinik Rawat Jalan Perusahaan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Tim Penyusun yang telah berjuang untuk
menyelesaikan standar ini dengan baik. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan
kepada para kontributor yang telah memberikan masukan sangat berharga.
Semoga dengan dipergunakan Pedoman Pelayanan Klinik Rawat Jalan Perusahaan ini,
mutu pelayanan dan keselamatan pasien di PT Atomization Technology Indonesia dapat
lebih baik.
6
TIM PENYUSUN
Pengarah
1. dr. Setya Budi Pamungkas, Sp. OG
Pelaksana
1. dr. Ifit Bagus Apriantono, MMRS
2. Fefi Rita Indah Hati, AMd. Kep
3. dr. Novita Oktaviana
4. Gilda Fathia Azizi, A.Md.Kep
5. Irma Rakhma Maulani, AMd. Kep
7
DAFTAR ISI
SAMPUL.......................................................................................................................... i
PENGESAHAN................................................................................................................ ii
PERATURAN DIREKTUR RS PRIMA HUSADA............................................................ iii
KATA PENGANTAR........................................................................................................ vii
TIM PENYUSUN............................................................................................................. viii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL.............................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2. Tujuan...................................................................................................... 1
1.3. Batasan Operasioanal.............................................................................. 1
1.4. Sasaran.................................................................................................... 2
1.5. Pengertian................................................................................................ 2
BAB II STANDAR KETENAGAAN................................................................................ 3
2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia........................................................... 3
2.2. Distribusi Ketenagaan.............................................................................. 3
2.3. Pengaturan Jaga...................................................................................... 4
BAB III STANDAR FASILITAS...................................................................................... 5
3.1. Denah Ruang........................................................................................... 5
3.2. Standar Fasilitas....................................................................................... 5
BAB IV KEMAMPUAN PELAYANAN............................................................................. 10
4.1. Pelayanan Rawat Inap Yang Bisa Dilakukan di RSPH............................ 10
4.2. Pelayanan Rawat Inap Yang Tidak Bisa Dilakukan di RSPH.................. 10
BAB V TATA LAKSANA PELAYANAN......................................................................... 11
5.1. Skrining Pasien Masuk Rawat Inap......................................................... 11
5.2. Penundaan Dan Kelambatan Pelayanan................................................. 12
5.3. Asuhan Pasien Rawat Inap...................................................................... 12
5.4. Kesinambungan Pelayanan Pasien......................................................... 12
5.5. DPJP........................................................................................................ 14
5.6. Transfer Pasien........................................................................................ 14
5.7. Pemulangan Dari Rumah Sakit................................................................ 15
5.8. Penolakan Rencana Asuhan Medis......................................................... 16
5.9. Rujukan Pasien........................................................................................ 17
5.10. Transport Pasien...................................................................................... 18
BAB VI LOGISTIK.......................................................................................................... 19
BAB VII KESELAMATAN PASIEN.................................................................................. 22
7.1. Pengertian................................................................................................ 22
7.2. Tujuan...................................................................................................... 22
7.3. Standar Keselamatan Pasien................................................................... 22
7.4. Kejadian Yang Dapat Muncul Dalam Pelayanan..................................... 22
7.5. Tata Laksana............................................................................................ 22
BAB VIIIKESELAMATAN KERJA................................................................................... 25
8.1. Latar Belakang......................................................................................... 25
8.2. Pengertian................................................................................................ 25
8.3. Tujuan...................................................................................................... 25
8.4. Tata Laksana Keselamatan Kerja............................................................ 25
8.5. Prinsip Keselamatan Kerja....................................................................... 26
BAB IX PENINGKATAN MUTU..................................................................................... 27
9.1. Prinsip...................................................................................................... 27
9.2. Definisi Indikator....................................................................................... 27
9.3. Kriteria...................................................................................................... 28
9.4. Standar..................................................................................................... 28
BAB X PENUTUP......................................................................................................... 30
8
DAFTAR GAMBAR
9
DAFTAR TABEL
10
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
PRIMA HUSADA MALANG
NOMOR 692.2/I-PDM/DIR/V/2022
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN
KLINIK RAWAT JALAN
PERUSAHAAN
BAB I
PENDAHULUAN
Klinik Perusahaan berada dalam Sistem Kesehatan Nasional berada dalam Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) pada strata pertama atau UKM tingkat dasar. Untuk
mewujudkan kesehatan pekerja yang baik, maka perusahaan diharapkan dapat
menyediakan sarana pelayanan kesehatan kerja dasar di wilayah kerjanya. Untuk
melaksanakan fungsinya, klinik perusahan dilengkapi dengan ketenagaan, obat,
peralatan dan prasarana pendukung lainnya.
Maka dari itu, berdasarkan latar belakang diatas, Pedoman Pelayanan Kilinik Rawat
Jalan Perusahaan ini dibuat agar dapat memberikan pelayanan yang nantinya
membuat mutu dan keselamatan pasien terjamin.
1.2. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya pelayanan kesehatan kerja dasar secara optimal di Klinik rawat
Jalan Perusahaan terhadap masyarakat pekerja sehingga mampu meningkatkan
produktivitas kerja.
2. Tujuan Khusus
a. Terlaksananya pelayanan kesehatan baik promotif, Preventif, dan Kuratif.
b. Terlaksananya pencatatan dan pelaporan khususnya penyakit akibat kerja,
penyakit akibat hubungan kerja, dan kecelakaan akibat kerja di Klinik Rawat
jalan Perusahaan
c. Tersedianya tenaga, sarana dan prasarana di Klinik Rawat Jalan Perusahaan
sesuai dengan standar
11
1.4. SASARAN
Pimpinan Perusahaan, Petugas kesehatan, dan semua karyawan yang ada di PT.
Atomization Technology Indonesia
1.5. PENGERTIAN
12
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Jumlah Standart
No Jabatan Kualifikasi
SDM Ketenagaan
Waktu
No Nama Jabatan Definisi Waktu Kerja Jumlah SDM
Kerja
1 Dokter Klinik 1 shift Jam 08.00-16.00 1 orang
13
BAB III
STANDAR FASILITAS
Nama
No Persyaratan Ruangan Kebutuhan alat
Ruangan
1. Ruang a. Luas ruangan minimal: 3 x 3 m2 Meja tulis, kursi
Stabilisasi b. Kondisi khusus ruangan pemeriksa dan
Cahaya di ruangan sesuai pasien.
standart lemari obat
Sirkulasi udara sesuai standart Lemari alat
Ada wastafel Meja alat
Ada air mengalir Tempat tidur
periksa
14
Mudah dijangkau Lemari obat
Jauh dari tempat berbahaya dan Lemari alat
sumber bising, panas maupun Meja alat
sumber getar. Tempat tidur
periksa
APD
Telepon untuk
kasus emergency
Tabung oksigen
Tandu/ blangkar
ambulance
5 KM/WC Luas ruangan minimal: 2 x 3 m2 Bak air
(Toilet) Kondisi khusus ruangan
1. Tidak ditempat umum/ terbuka Jamban
2. Air selalu tersedia Air bersih
3. Keadaan bersih
Gayung
15
BAB IV
KEMAMPUAN PELAYANAN
16
Melakukan rujukan bila diperlukan
4. Pelayanan Rehabiliatif
Melakukan evaluasi tingkat kecacatan pekerja
Merekomendasikan penempatan kembali tenaga kerja yang cacat
dan sesudah perawatan yang lama secara selektif sesuai dengan
kemampuannya.
17
Tingkat 1: tingkat awal
Bagi pekerja dan tempat kerja yang tidak memiliki pelayanan kesehatan kerja sama sekali,
ini merupakan titik awal. Tahap ini direncanakan untuk mengurangi hambatan menjadi
sekecil mungkin namun tetap menjalani kompetensi dan substansi pelayanan kesehatan
kerja. Penyelenggaraan pelayanan ini sesuai dengan syarat tenaga pada halaman
sebelumnya.
Kegiatan pelayanan berfokud pada resiko kecelakaan, kerja fisik berat, sanitasi dan
kebersihan dasar serta pada bahaya kimia, factor fisik dan biologis (termasuk HIV/ AIDS)
yang paling berbahaya. Pada tahap ini bila dijumpai masalah kesehatan yang tidak dapat
ditangani , agar melakukan rujukan ke pelayanan kesehatan yang lebih tinggi.
18
Tahapan berikut biasanya dijumpai pada perusahaan besar di negara-negara
industry atau dapat juga disediakan oleh pusat-pusat pelayanan kesehtanan kerja
berskala internasional yang menyediakan pelayanan bagi sejumlah besar klien
perusahaan dari berbagai bidang. Substansi pelayanan terdiri atas: pencegahan
komprehensif, pelayanan kuratif, promosi kesehatan, promosi kemampuan kerja,
dan pembangunan organisasi kerja yang sehat.
Dari berbagai negara yang telah melakukan analisis situasi pelayanan kesehatan
kerja, diperoleh gambaran bahwa tahap 1 dan II banyak dijumpai pada perusahaan
berskala menengah kecil, wirausaha dan sektor informal. Sedangkan perusahaan
berskala besar-menengah yang terorganisir dengan baik merupakan target untuk
diterapkannyatahap III dan IV.
a. Pencatatan :
Pencatatan di klinik kerja/ perusahaan bertujuan untuk mengetahui
Angka kesakitan
Pencatatan angka kesakitan karyawan bertujuan untuk melihat
tingkat absensi setiap bulan per departemen/jenis pekerjaan yang
berguna untuk:
-mengetahui presentase angka derajat keparahan penyakit
-mengetahui presentase jumlah karyawan yang absen
-secara tidak langsung memperkirakan biaya akibat absen sakit
-memperoleh bahan untuk membuat rencana kerja terhadap
pengendalian angka absen sakit maupun untuk pengarahan
kesehatan.
19
Dengan data terbesar itu, dapat dibuat rencana promosi
kesehatan, rencana pencegahan, penyedia obat-obatan yang
diperlukan serta program rehabilitasi kerja
b. Pelaporan
Untuk pelaporan penyakit secara umum, PAK dan KAK digunakan
formulir . dan formulir ini dilaporkan setiap bulan.
BAB V
LOGISTIK
Berikut daftar logistic yang ada di Klinik Perusahaan dibedakan sesuai dengan
klasifikasinya
20
BAB VI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
21
2. Bimbingan teknis
Bimbingan teknis merupakan salah satu metode pembinaan yang dapat
dilakukan oleh puskesmas/dinas kesehatan kabupaten/ kota ke klinik di
tempat kerja / perusahaan. Dengan cara ini memungkinkan Rumah sakit
untuk memantau langsung aspek-aspek pembinaan dan memantau mereka
memecahkan permasalahan, terutama yang teknis professional.
3. Teguran
Apabila di dalam pembinaan ditemukan penyimpangan dari ketentuan yang
berlaku, rumah sakit yang atau dinas kesehatan kabupaten/ kota harus
memberikan teguran baik secara lisan/ tertulis. Bila ditemukan ada klinik
perusahaan yang tidak mempunyai ijin dapat dikenakan tindakan
administrasi sampai dengan penutupan sementara oleh kantor dinas.
22
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Klinik perusahaan merupakan tempat kerja yang memiliki risiko tinggi terhadap
keselamatan dan kesehatan sumber daya manusia perusahaan, pasien,
pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan perusahaan. Dalam rangka
pengelolaan dan pengendalian risiko yang berkaitan dengan keselamatan dan
Kesehatan Kerja di perusahaan agar terciptanya kondisi klinik perusahaan yang
sehat, aman, selamat, dan nyaman bagi sumber daya manusi, pasien, pendamping
pasien maupun lingkungan klinik, maka klinik perusahaan perlu menerapkan SMK3.
SMK3 merupakan bagian dari sistem manajemen klinik secara keseluruhan.
1.2. Pengertian
1.3. Tujuan
Mengacu pada pengertian tersebut maka diharapkan setiap petugas rumah sakit
dapat menerapkan sistem keselamatan kerja diantaranya:
1. Petugas mengerti SPO penggunaan APD sehingga dapat menggunakan APD
sesuai prosedur.
2. Tersedianya APD yang memenuhi standar.
3. Tersedianya tempat pembuangan sampah yang dibedakan infeksius dan non
infeksius serta terdapatnya tempat khusus untuk pembuangan jarum atau pun
spuit bekas.
4. Aturan untuk tidak melakukan recuping jarum suntik setelah dipakai kepasien.
5. Setiap pasien yang menular atau beresiko menular di rawat di ruang isolasi.
6. Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip pencegahan
infeksi, yaitu
a. Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat menularkan
infeksi
b. Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, alas kaki tertutup,
masker, dll) terutama bila terdapat kontak dengan spesimen pasien yaitu:
urin, darah, muntah, sekret,dll
23
c. Melakukan tindakan yang aman bagi petugas maupun pasien, sesuai
prosedur yang ada, misal : menyuntik, menjahit luka, memasang infus, dll
d. Mencuci tangan dengan sabun antiseptik pada 5 momen.
7. Terdapat tempat sampah infeksius dan noninfeksius.
8. Mengelola alat dengan mengindahkan prinsip sterilitas yaitu:
a. Dekontaminasi dengan larutan klorin
b. Pencucian dengan sabun
c. Pengeringan
9. Menggunakan baju kerja yang bersih
Dalam prinsip kesehatan keselamatan kerja (K3) secara utuh di rumah sakit ada 3
komponen penting yang saling berhubungan, antara lain :
1. Kapasitas kerja, kemampuan seorang pekerja untuk menyelesaikan
pekerjaannya dengan baik pada suatu tempat kerja dalam waktu tertentu.
2. Beban kerja, suatu kondisi yang membebani pekerja baik secara fisik maupun
non fisik dalam menyelesaikan pekerjaannya, kondisi tersebut dapat diperberat
oleh kondisi lingkungan yang tidak mendukung secara fisik atau non fisik.
3. Lingkungan kerja, kondisi lingkungan tempat kerja yang meliputi factor fisik,
kimia, biologi, ergonomic dan psikososial yang memperngaruhi pekerja dalam
melaksanakan pekerjaannya.
24
BAB VIII
PENUTUP
Pedoman klinik perusahaan ini bersifat dinamis yang akan dikaji ulang secara
berkesinambungan juga sebagai bahan pemikiran bagi kita dalam mengembangkan dan
mutu pelayanan kesehatan kerja dasar bagi masyarakat pekerja.
Ditetapkan di Pasuruan
Pada Tanggal 11 November 2023
Direktur Rumah Sakit Prima Husada
25
42