Anda di halaman 1dari 24

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI TIMUR

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KUDUNGGA


Jl. Soekarno-Hatta, Sangatta Utara 75681, 🕿0549-2035589
Website: rsudkudungga.kutimkab.com, email: info@rsudkudungga.com

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KUDUNGGA KABUPATEN KUTAI TIMUR
NOMOR :

TENTANG
PANDUAN PEMULANGAN PASIEN

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KUDUNGGA KABUPATEN


KUTAI TIMUR

Menimbang : 1. Pelayanan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Kudungga


merupakan pelayanan yang berdasarkan patient safety.

2. Diperlukan panduan mengenai kebijakan pemulangan


pasien sebagai acuan di rumah sakit

3. Bahwa untuk kepentingan di atas perlu ditetapkan melalui


peraturan direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kudungga
Kabupaten Kutai Timur.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik


Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4431)

2. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
5063);

3. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah


Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia 5072)

4. Peraturan Menteri Kesehatan No.147/Menkes/Per/I/2010


tentang Perizinan Rumah Sakit, sebagaimana sudah diubah
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 65 tahun 2014
tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit

5. Peraturan Menteri Kesehatan No.417/ Menkes/ Per/


II/2011 tentang Komisi Akreditasi Rumah Sakit;

6. Keputusan Menteri Kesehatan No.772/ Menkes/ SK/VI/


2002 tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit

7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.03/0552/2015


tentang Penetapan Kelas RSUD Kudungga menjadi Kelas B.

8. SK Bupati Kutai Timur Nomor 445/K.883/2012 tentang


Pedoman Teknis Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) pada RSUD Kudungga

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Kesatu : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kudungga
Kabupaten Kutai Timur Tentang Pemulangan Pasien di
Rumah Sakit Umum Daerah Kudungga Kabupaten Kutai
Timur
Kedua : Memberlakukan Panduan Pemulangan Pasien di Rumah Sakit
Umum Daerah Kudungga Kabupaten Kutai Timur
sebagaimana terlampir dalam lampiran keputusan ini
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejaak tanggal ditetapkannya dan
apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam
keputusan ini, maka akan diadakan perbaikan dan
perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Sangatta

Pada Tanggal :

Direktur RSUD Kudungga

dr. Hj. Yuwana Sri Kurniawati, M.Si


NIP. 19700226 200502 2 001
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang


Maha Esa, atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan Panduan
Transfer Pasien dapat terselesaikan sehingga bisa digunakan sebagai panduan
guna mewujudkan efektifitas dan afisiensi dalam pemberian pelayanan kepada
pasien di RSUD Kudungga Kabupaten Kutai Timur. Hal tersebut juga sesuai
dengan Undang-Undang RI No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 29
menyebutkan bahwa Rumah Sakit berkewajiban untuk memenuhi hak pasien
dan mengedepankan kepuasan pasien.
Panduan Pemulangan Pasien Rumah Sakit Umum Daerah Kudungga
berisikan tentang Keputusan Direktur RSUD Kudungga tentang definisi ,
pendahuluan, ruang lingkup, tata laksana, dan dokumentasi pemulangan
pasien Rumah Sakit Umum Daerah Kudungga.
Akhir kata semoga panduan ini dapat bermanfaat bagi seluruh tenaga
medis dalam memberikan pelayanan yang aman dan bermutu menuju
kepuasan pasien. Saran yang membangun diharapkan untuk perbaikan
sehingga akan menambah kesempurnaan penyusunan panduan dimasa
mendatang.

Sangatta,

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................3
DAFTAR ISI.....................................................................................................4
BAB I..............................................................................................................5
DEFINISI.........................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................6
RUANG LINGKUP............................................................................................6
BAB III............................................................................................................7
TATA LAKSANA...............................................................................................7
BAB IV..........................................................................................................12
DOKUMENTASI.............................................................................................12
BAB I
DEFINISI

A. PENGERTIAN
Perencanaan pulang (Discharge planning) menurut National Council
of Social Service/NCSS (2006) adalah suatu rencana pulang pada pasien
yang ditulis di lembar catatan medis yang merupakan tujuan dari
perencanaan perawatan pasien, yang akhirnya bertujuan untuk
memberdayakan klien untuk membuat keputusan dan berupaya untuk
memaksimalkan potensi hidup secara mandiri,dan untuk
memberdayakan pasien dengan melalui dukungan dan sumber-sumber
yang ada dalam keluarga atau masyarakat.
Discharge planning / rencana pemulangan pasien adalah suatu
proses sistimatik untuk perkiraan, persiapan dan koordinasi yang
dilakukan petugas kesehatan untuk memfasilitasi perbekalan perawatan
kesehatan pasien sebelum dan setelah pemulangan. Discharge planning
juga merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan harus sudah
dimulai sejak awal pasien masuk ke rumah sakit (untuk rawat inap yang
telah direncanakan sebelumnya / elektif) dan sesegera mungkin pada
pasien-pasien non-elektif.
Proses pelaksanaan perencanaan pulang dapat dilakukan dengan
pemindahan pasien dari rumah sakit ke fasilitas perawatan pasien pada
level yang lebih rendah, misalnya pasien pindah dari tempat perawatan
akut ke tempat perawatan biasa. Proses pemindahan pasien dari level
perawatan yang tinggi ke level yang rendah juga terjadi pada semua
tempat, termasuk rumah sakit rehabilitasi rawat inap, fasilitas perawatan
terampil dan perawatan kesehatan di rumah (Birmingham, 2010).

B. TUJUAN
1. Mengidentifikasi kebutuhan spesifikasi untuk mempertahankan atau
mencapai fungsi maksimal setelah pulang
2. Memberikan pelayanan terbaik untuk menjamin keberlanjutan
asuhan berkualitas antara rumah sakit dan komunitas dengan
memfasilitasi komunikasi yang efektif
3. Mempersiapkan pasien dan keluarga secara fisik dan psikologis
untuk ditransfer kerumah.
4. Memperpendek AvLOS (Average Length Of Stay) pasien/ lama
perawatan
5. Meningkatkan efisiensi biaya perawatan
6. Membuktikan kemandirian dan tanggung jawab dalam merawat
dirinya sendiri bila telah kembali ke rumah
7. Memudahkan pemantauan kesehatan setelah pasien pulang
kerumah.
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Pemulangan pasien rawat jalan:


a. Ruang poliklinik :
 Dokter spesialis atau dokter umum
 Perawat poliklinik
b. Kasir
c. Apotek Poliklinik
d. Petugas penunjang pelayanan medis (Fisioterapi, Laboratorium,
Radiologi)

2. Pemulangan pasien rawat inap :


a. Ruangan rawat inap
 Dokter penanggung jawab pasien
 Perawat rawat inap
b. Admission rawat inap
c. Apotek rawat inap
d. Petugas penunjang pelayanan medis (Gizi, Fisioterapi, laboratorium,
radiologi)
BAB III
TATA LAKSANA DISCHARGE PLANNING

1) Asesmen awal saat pasien masuk rumah sakit.

a. Identifikasi, persiapkan, dan rancang discharge planning


b. Peninjauan ulang rekam medis pasien (anamnesis, hasil
pemeriksaan fisik, diagnosis dan tatalaksana)
c. Lakukan anamnesis: Identifikasi alasan pasien dirawat, termasuk
masalah sosial dan perubahan terkini
d. Asesmen kebutuhan perawatan pasien berdasarkan kondisi dan
penyakit yang dideritanya
e. Asesmen mengenai kemampuan fungsional pasien saat ini,
misalnya fungsi kognitif, mobilitas.
f. Asesmen mengenai kondisi keuangan dan status pendidikan
pasien
g. Asesmen mengenai status mental pasien
h. Asesmen mengenai kondisi rumah / tempat tinggal pasien
i. Tanyakan mengenai medikasi terkini yang dikonsumsi pasien saat
di rumah
j. Identifikasi siapa pendamping utama/ penanggung jawab
perawatan pasien
k. Diskusikan mengenai kebutuhan pasien dan pendamping utama/
penanggung jawab perawatan pasien
l. Tanyakan mengenai keinginan / harapan pasien atau keluarganya
m. Libatkanlah mereka dalam perencanaan discharge planning
(karena pasien yang paling tahu mengenai apa yang dirasakannya
dan ingin dirawat oleh siapa)
n. Gunakanlah bahasa awam yang dimengerti oleh pasien dan
keluarganya

o. Setelah asesmen pasien dilakukan, tim discharge planner/ DPJP,


PPJP dan kepala ruangan akan berdiskusi dengan tim
multidisipliner mengenai:
i. Identifikasi dan diskusi pilihan perawatan apa yang tersedia
untuk pasien
ii. Verifikasi availabilitas tempat perawatan pasien setelah
pulang dari rumah sakit
iii. Asesmen risiko: pasien pulang kritis atau dengan kondisi
rumit atau yang membutuhkan perhatian khusus
membutuhkan discharge planning yang baik dan adekuat.
Berikut adalah kriteria pasien pulang kritis atau dengan
kondisi rumit
 Pasien Geriatri dengan penyulit :
- Tinggal sendirian tanpa dukungan sosial secara
langsung
- Stroke, Emfisema, Demensia, Alzeimer
 Pasien dengan keterbatasan mobilitas
 Pasien yang membutuhkan kontinuitas perawatan:
- Perawatan luka di tempat yang tidak terjangkau
oleh diri sendiri
- Perawatan luka yang luas
- Pasien yang tidak mampu merawat luka berasal
dari panti jompo
- Pasien yang tidak mampu melanjutkan
kontinuitas perawatan, mis: tidak mampu
menyuntikkan insulin, tidak mampu merawat
bayi BBLR, dll

2) Saat pasien berada di ruang rawat inap:

a. Tetapkan prioritas mengenai hal-hal yang dibutuhkan oleh pasien


dan keluarga
b. Gunakan pendekatan multidisiplin dalam menyusun perencanaan
dan tatalaksana pasien
c. DPJP dan PPJP di ruangan harus memastikan pasien memperoleh
perawatan yang sesuai dan adekuat serta proses discharge
planning berjalan lancar.
d. DPJP, PPJP dan Kepala ruangan, harus memahami mengenai
discharge planning.
e. Tugas PPJP, Karu adalah:
i. mengkoordinasi semua aspek perawatan pasien termasuk
discharge planning, asesmen, dan peninjauan ulang rencana
perawatan
ii. memastikan semua rencana berjalan dengan lancar
iii. mengambil tindakan segera bila terdapat masalah.
iv. Mendiskusikan dengan pasien mengenai perkiraan tanggal
pemulangan pasien dalam 24 jam setelah pasien dirawat
v. Identifikasi, melibatkan, dan menginformasikan pasien
mengenai rencana keperawatan, pastikan bahwa kebutuhan-
kebutuhan khusus pasien terpenuhi
vi. Catat semua perkembangan ke dalam rekam medis pasien
vii. Finalisasi discharge planning pasien 48 jam sebelum pasien
dipulangkan, dan konfirmasikan dengan pasien dan
keluarga / PJ Perawatan pasien
Checklist discharge planning yang harus dilengkapi 48 jam sebelum pasien
pulang :
PJ
Petugas yg
Rencana Pemulangan Perawatan
menjelaskan
Pasien
A. Informasi kesehatan
Pemberian informasi tentang hasil
pengkajian medis , diagnosis, tatalaksana,
prognosis, rencana pemulangan pasien
Rencana pemulangan pasien didiskusikan
dengan keluarga/ PJ perawatan pasien
dirumah
Pemberitahuan tanggal rencana
pemulangan pasien
Tanda dan gejala yang perlu dilaporkan
Tindakan/ pengobatan yang dapat
dilakukan sebelum ke rumah sakit
Pemberian nomor telepon yang bisa
dihubungi saat pasien membutuhkan
bantuan
B. Edukasi Kesehatan Untuk Pasien
Dirumah
Pemberian edukasi kesehatan sesuai
dengan diagnosis
Informasi tentang clinical pathway
Pemberian Leaflet edukasi kesehatan
Pemberian informasi pada pasien/ PJ
perawatan pasien dirumah tentang
aktivitas pasien
Pemberian edukasi tentang nutrisi
Pemberian edukasi tentang perawatan
dirumah
Pemberian edukasi tentang pemberian
obat-obatan
C. Persiapan pemulangan
Tempat perawatan selanjutnya setelah
pulang
Obat untuk dirumah
Alat bantu/ peralatan kesehatan untuk
dirumah
Rencana kontrol
Format ringkasan pulang/ resume medis
yang sudah terisi
Format ringkasan keperawatan yang
sudah terisi
Alat transportasi yang digunakan untuk
pulang : Ambulan/ mobil pribadi
Kelengkapan Administrasi
f. Berikut adalah beberapa peralatan tambahan yang diperlukan
pasien sepulangnya dari rumah sakit (bila diperlukan):
i. Peralatan yang portabel dan sederhana: mudah digunakan,
instruksi penggunaan minimal. Contoh: tongkat, toilet duduk.
ii. Peralatan yang membutuhkan pelatihan mengenai cara
menggunakannya. Contoh: tempat tidur khusus, pegangan
terfiksasi (grab rails), oksigen
iii. Kursi roda (manual dan listrik)
g. Pilihan transportasi yang dapat digunakan adalah:
i. Ambulans
ii. Mobil pribadi
iii. Helikopter (bila diperlukan): biasanya digunakan untuk
pasien dengan penyakit akut yang berat dan harus ditransfer
ke rumah sakit lain
iv. Kendaraan umum
h. Identifikasi dan latihlah professional kesehatan yang dapat
merawat pasien serta lakukan koordinasi dengan tim multidisiplin
dalam merancang discharge planning pasien.
i. Yang dimaksud tim mutidisiplin ini adalah para professional
kesehatan dari disiplin ilmu yang berbeda-beda, seperti pekerja
sosial, perawat, terapis, dokter.
j. Lakukan diskusi dengan pasien dan keluarga mengenai alasan
pasien dirawat, tatalaksana, prognosis, dan rencana pemulangan
pasien.
k. Tanyakan kepada pasien: ‘Anda ingin dirawat oleh siapa
sepulangnya dari rumah sakit?
l. Biasanya pasien akan memilih untuk dirawat oleh anggota
keluarganya.
m.Tanyakan kepada keluarganya mengenai kesediaan mereka untuk
merawat pasien. Pastikan mereka diinformasikan mengenai
Berikanlah mereka waktu untuk memutuskan.
n. Berikut adalah hal-hal yang harus diketahui oleh pemberi
layanan perawatan pasien sepulangnya dari rumah sakit / carer
(biasanya keluarga):
i. Rencana pemulangan pasien secara tertulis dan lisan
ii. Kondisi medis pasien
iii. Hak carer untuk memperoleh asesmen
iv. Penjelasan mengenai seperti apa terlibat dalam perawatan
pasien
v. Keuntungan yang didapat
vi. Dampak finansial
vii. Akses penerjemah untuk memungkinkan komunikasi dan
pemahaman yang efektif
viii. Pemberitahuan mengenai kapan pasien akan dipulangkan
ix. Pengaturan transportasi
x. Demonstrasikan cara menggunakan peralatan tertentu
sebelum pasien dipulangkan dan pastikan terdapat jadwal
pengecekan alat yang rutin.
xi. Aturlah jadwal pertemuan berikutnya dengan pasien dan
Pendamping/ PJ Perawatan pasien.
o. Jika pasien menolak keterlibatan keluarga dalam diskusi, staf
harus memberitahukannya kepada keluarga dan menghargai
keinginan pasien.
p. Jika terdapat konflik antara keinginan pasien dan keluarganya
dalam merancang discharge planning, staf harus melakukan
peninjauan ulang mengenai rencana perawatan dan mencari
solusi realistik dari masalah yang timbul. Salah satu cara adalah
dengan konferensi kasus yang melibatkan multidisipliner.

3) Saat pasien akan dipulangkan dari rumah sakit:


a. Saat pasien tidak lagi memerlukan perawatan rumah sakit, pasien
sebaiknya dipulangkan dan memperoleh discharge planning yang
sesuai.
b. Yang berwenang memutuskan bahwa pasien boleh pulang atau
tidak adalah DPJP / konsultan penanggungjawab pasien (atau
oleh orang lain yang mendapat delegasi kewenangan dari
konsultan).
c. Pastikan bahwa pasien dan keluarganya berperan aktif dalam
perencanaan dan pelaksanaan pemulangan pasien.
d. Lakukan penilaian pasien secara menyeluruh (holistik)
e. Nilailah kondisi fisik, mental, emosional, dan spiritual pasien
f. Pertimbangkan juga aspek sosial, budaya, etnis, dan financial
pasien
g. Tentukan tempat perawatan selanjutnya (setelah pasien
dipulangkan dari rumah sakit) yang disesuaikan dengan kondisi
dan kebutuhan pasien. Penentuan tempat ini dilakukan oleh DPJP
dan tim perawatan bersama dengan penanggungjawab pasien.
Berikut adalah beberapa contoh tempat perawatan:
i. Perawatan di rumah dengan penggunaan peralatan
tambahan untuk menunjang perawatan pasien
ii. Pemulangan pasien ke rumah tanpa perlu perawatan
khusus
iii. Perawatan di rumah dengan didampingi oleh perawat /
pendamping pasien
iv. Rumah sakit / fasilitas perawatan jangka panjang
v. Fasilitas keperawatan yang terlatih
vi. Rumah perawatan umum, seperti panti jompo, dan
sebagainya.
h. Jika tempat perawatan selanjutnya tidak memadai (tidak dapat
memenuhi kebutuhan pasien), maka pasien tidak dapat
dipulangkan.
i. Tim discharge planners (DPJP, PPJP, kepala ruangan, Tim PKRS)
harus berusaha untuk mencari tempat perawatan yang dapat
menunjang kebutuhan pasien.
j. Pastikan terjadinya komunikasi efektif antara pelaksanaan
perawatan primer, sekunder, dan sosial untuk menjamin bahwa
setiap pasien menerima perawatan dan penanganan yang sesuai
dan adekuat.
k. Petugas rumah sakit sebaiknya melakukan komunikasi dengan
dokter keluarga pasien / tim layanan primer mengenai rencana
pemulangan pasien.
l. Identifikasi pasien-pasien yang memerlukan perawatan khusus /
ekstra seperti kebutuhan perawatan kebersihan diri, sosial, dan
sebagainya. Usahakan untuk memenuhi kebutuhan pasien dan
berikan dukungan tambahan.
m. Diskusikan kembali dengan pasien dan buatlah kesepakatan
mengenai rencana keperawatan
n. Finalisasi rencana keperawatan dan aturlah proses pemulangan
pasien
o. Pastikan bahwa pasien dan keluarga / pendamping telah
memperoleh informasi yang adekuat.
p. Hak pasien sebelum dipulangkan:
i. Memperoleh informasi yang lengkap mengenai diagnosis,
asesmen medis, rencana perawatan, detail kontak yang
dapat dihubungi, dan informasi relevan lainnya mengenai
rencana perawatan dan tatalaksana selanjutnya.
ii. Terlibat sepenuhnya dalam discharge planning dirinya,
bersama dengan kerabat, pendamping, atau teman pasien.
iii. Rancangan rencana pemulangan dimulai sesegera mungkin
baik sabelum / saat pasien masuk rumah sakit.
iv. Memperoleh informasi lengkap mengenai layanan yang
relevan dengan perawatannya dan tersedia di masyarakat.
v. Memperoleh informasi lengkap mengenai fasilitas perawatan
jangka panjang, termasuk dampak finansialnya.
vi. Diberikan nomor kontak yang dapat dihubungi saat pasien
membutuhkan bantuan / saran mengenai pemulangannya
vii. Diberikan surat pemulangan yang resmi, dan berisi detail
layanan yang dapat diakses
viii. Memperoleh informasi lengkap mengenai kriteria
dilakukannya perawatan yang berkesinambungan
ix. Tim discharge planner (DPJP, PPJP, Kepala ruangan, Tim
PKRS) tersedia sebagai orang yang dapat dihubungi oleh
pasien dalam membantu memberikan saran
x. Memperoleh akses untuk memberikan complain mengenai
pengaturan discharge planning pasien dan meperoleh
penjelasannya
q. Pada pasien yang ingin pulang dengan sendirinya atau pulang
paksa (di mana bertentangan dengan saran dan kondisi
medisnya), dapat dikategorikan sebagai berikut:
i. Pasien memahami risiko yang dapat timbul akibat pulang
paksa
ii. Pasien tidak kompeten untuk memahami risiko yang
berhubungan dengan pulang paksa, dikarenakan kondisi
medisnya
iii. Pasien tidak kompeten untuk memahami risiko yang
berhubungan dengan pulang paksa, dikarenakan
gangguan jiwa
r. Dokumentasikan rencana pemulangan pasien di rekam medis dan
berikan salinannya kepada pasien dan dokter keluarganya.
s. Ringkasan / resume discharge planning pasien berisi:
i. Resume perawatan pasien selama di rumah sakit
ii. Resume rencana penanganan / tatalaksana pasien
selanjutnya
iii. Regimen pengobatan pasien
iv. Detail mengenai pemeriksaan lebih lanjut yang diperlukan
dan terapi selanjutnya
v. Janji temu dengan professional kesehatan lainnya
vi. Detail mengenai pengaturan layanan di komunitas /
publik dan waktu pertemuannya
vii. Nomor kontak yang dapat dihubungi jika terjadi kondisi
emergensi / pembatalan pertemuan / muncul masalah-
masalah medis pada pasien.
t. Rencanakan dan aturlah pertemuan selanjutnya dengan pasien
4) Evaluasi
Proses monitoring dan evaluasi efikasi dan kelayakan rencana
perawatan pasien secara periodik, dengan cara:

a. Peninjauan ulang rekam medis / catatan pasien


b. Gunakan checklist untuk menilai perkembangan dan kemajuan
discharge planning
c. Lakukan perencanaan ulang, jika diperlukan
TABEL EVALUASI MENGENAI RENCANA PEMULANGAN PASIEN

Topik Pertanyaan Penilaian


Kepemimpinan Apakah seuma anggota terlibat dalam
dan penyusunan dan evaluasi rencana pemulangan
Perencanaan pasien?
Apakah anggota pro-aktif dalam meningkatkan
mutu manajemen pemulangan pasien?
Apakah terdapat keterlibatan pasien, keluarga,
dan layanan kesehatan (primer, sekunder,
sosial, panti perawtan, ambulans, klinisi, dan
sector swasta)?
Apakah kepemimpinan efektif dan efisien?
Apakah terdapat pemahaman bahwa discharge
planning merupakan tanggungjawab bersama?
Apakah dilakukan monitor dan evaluasi proses
discharge planning?
Apakah terdapat penentuan jumlah maksimal
terjadinya keterlambatan transfer?
Kebijakan Apakah terdapat kebijakan pemulangan
Pemulangan pasien?
Pasien Apakah kebijakan ini disetujui oleh seluruh
anggota?
Apakah terdapat audit terhadap implementasi
kebijakan ini?
Apakah terdapat protokol untuk
mengidentifikasi kebutuhan pemberi layanan
perawatan pasien?
Apakah terdapat panduan praktis?
Apakah terdapat kriteria untuk transfer dan
perawatan berkesinambungan pasien?
Apakah protokol dipatuhi dan digunakan
dengan semestinya?
Komunikasi dan apakah terdapat coordinator pelayanan rawat
koordinasi inap?
Apakah terdapat pendekatan tim discharge
planners terintegrasi?
Bagaimana koordinasi dalam asesmen,
manajemen tempat tidur, edukasi dan fasilitas
pemulangan pasien?
Bagaimana koordinasi dengan layanan
intermediet?
Apakah dukungan terhadap discharge planning
ini tersedia setiap hari?
Apakah terdapat checklist pemulangan pasien?
Apakah pasien dan keluarga diberikan
informasi mengenai rencana pemulangan?
Bagaimana akurasi dan konsistensi komunikasi
verbal, terutama dengan pasien dan
keluarganya? Apakah dimonitor dan dicatat?
Apakah coordinator pelayanan rawat inap
bertanggungjawab dalam mengkoordinasi dan
memantau proses pemulangan pasien?
Asesmen Apakah discharge planning dimulai saat pasien
masuk rumah sakit?
Apakah tanggal sementara pemulangan pasien
diputuskan dalam 24 jam saat pasien dirawat
dan dievaluasi setiap hari?
Apakah terdapat asesmen mengenai status
mental pasien?
Apakah terdapat asesmen mengenai
pertimbangan merujuk pasien ke fasilitas
lainnya?
Apakah terdapat batasan waktu untuk
melengkapi asesmen?
Apakah kemungkinan rehabilitasi telah
dipikirkan dengan seksama sebelum pasien
dipulangkan?
Dokumentasi Apakah identitas pasien dicatat?
Apakah terdapat dokumentasi gabungan yang
lengkap?
Apakah pasien memiliki salinan rencana
perawatannya saat pasien akan pulang?
Apakah surat pemberitahuan pemulangan
pasien dikirimkan ke dokter keluargda dalam
24 jam?
Apakah terdapat pencatatan mengenai kejadian
keterlambatan pemulangan pasien? Apakah
datanya akurat dan digunakan untuk
mengevaluasi proses?
Apakah terdapat alasan-alasan keterlambatan?
Pengumpulan Apakah terdapat kesepakatan mengenai
data penyebab keterlambatan pemulangan pasien?
Apakah kecenderungan dan variasi akan
kebutuhan pasien diidentifikasi dan dikaitkan
dengan discharge planning?
Apakah terdapat audit discharge planning ?
Apakah terdapat pemantauan mengenai
lamanya pasien dirawat ?
Pemulangan Apakah terdapat pengaturan mengenai rencana
pasien pemulangan?
Apakah terdapat mekanisme untuk
memastikan hal-hal berikut ini terlaksana dan
tidak tertunda: peralatan, informasi pasien,
medikasi, surat pemulangan pasien,
pemberitahuan kepada dokter keluarga /
layanan kesehatan primer, persiapan
perawatan rumah, transportasi, pemberitahuan
kepada keluarga, penjadwalan pertemuan
berikutnya (termasuk kontak yang dapat
dihubungi jika terjadi masalah)?
Apakah dukungan dan informasi tersedia
untuk staf, misalnya melalui coordinator /
panduan / skema pemulangan pasien?
Apakah ronde ruangan oleh dokter
penanggungjawab pasien berjalan tepat waktu?
Apakah medikasi pasien telah dipersiapkan?
Pelatihan dan Apakah tersedia edukasi dan pelatihan untuk
edukasi semua staf yang terlibat dalam proses
discharge planning?
Apakah terdapat pengaturan waktu dan tempat
mengenai sesi pelatihan ulangan setiap 6 bulan
sekali?
BAB IV
TATA LAKSANA PEMULANGAN PASIEN

1) Pemulangan pasien rawat jalan


a. Pasien mengakhiri kunjungannya dengan dokter spesialis dengan
mendapatkan advice atau pun obat/terapi berupa resep, rencana
tindakan diagnostik maupun tindakan (hemodialisa, bedah minor) atau
pun formulir penunjang lainnya (laboratorium, radiologi)
b. Perawat asisten dokter poliklinik, mengantar ataupun mengarahkan
kembali kepada pasien untuk menyelesaikan andministrasi pemulangan
di kasir rawat jalan, atau melanjutkan rencana tindakan diagnostik
lainnya bila ada, atau keperluan penunjang medis lainnya.
c. Petugas adminstrasi melakukan transaksi dengan pasien atau keluarga
pasien.

2) Pemulangan pasien rawat inap


a. Pasien pulang sesuai instruksi dokter penanggung jawab pelayanan
pasien:
1) Semua pasien yang dipulangkan harus berdasarkan kondisi
kesehatannya yang di putuskan atau diizinkan oleh dokter
penanggung jawab pelayanan (DPJP).
2) Rumah Sakit memberikan izin kepada pasien rawat inap untuk
meninggalkan rumah sakit, jika :
 Pulang atas izin DPJP sesuai kriteria pemulangan pasien
 Rujuk ke rumah sakit lain
 Atas permintaan pasien, dengan menandatangani surat penolakan
rawat inap
 Cuti rawat inap atas izin DPJP, dengan menandatangani surat
permintaan izin pulang sementara.
3) Kriteria pasien yang diizinkan pulang :
 Keadaan umum baik
 Dapat memenuhi kebutuhan nutrisi secara mandiri (baik personal
maupun dengan bantuan keluarga)
 Dapat meminum obat yang diberikan secara mandiri (tidak personal
maupun dengan bantuan keluarga)
 Secara klinik dapat dilakukan perawatan di rumah
4) Proses rencana pemulangan pasien dibuat sejak awal pasien masuk
rumah sakit serta harus mempertimbangkan kebutuhan akan
kelanjutan layanan medis dan layanan pendukung lainnya.
5) Proses pasien pulang dari rawat inap :
 Dokter mengizinkan pasien pulang.
 Dokter mengisi resume pasien pulang meliputi
- Indikasi pasien masuk dirawat, diagnosis, dan komorbiditas
- Temuan fisik penting dan temuan – temuan lain
- Tindakan diagnostic dan prosedur terapi yang telah
dikerjakan
- Obat yang diberikan selama dirawat inap dan semua obat
yang harus digunakan di rumah
- Kondisi pasien
- Instruksi tindak lanjut
 Perawat menginformasikan ulang kepada pasien bahwa pasien
boleh pulang dan penjelasan proses administrasi pasien pulang.
 Perawat mengidentifikasi alat transportasi yang dibutuhkan pasien
untuk pulang ke rumah.
 Perawat menghubungi koordinator ambulance jika pasien
memerlukan transport ambulance.
 Siapkan file pasien, kumpulkan obat-obatan dan alkes milik pasien
yang akan direturn dan dibawa pulang, kumpulkan hasil
pemeriksaan penunjang.
 Kumpulkan jasa tindakan medis, faktur penjualan dan formulir
tindakan serta pemakaian alat medis di ruangan. Berikan ke admin
ruangan untuk di input.
 Obat dan alkes yang direturn diantar oleh keluarga ke farmasi.
 Formulir administrasi pasien diantar ke Kasir Rawat Inap.
 Semua billing akan diproses oleh Kasir Rawat Inap
 Kasir akan menghubungi perawat ruangan saat billing proses
selesai.
 Perawat menginformasikan kepada pasien untuk menyelesaikan
semua administrasi di kasir rawat inap.
 Pasien menyelesaikan administrasi di kasir.
 Pasien akan memberikan kartu pulang sebagai bukti bahwa telah
menyelesaikan administrasi dan sudah bisa pulang.

b. Pasien pulang atas permintaan pasien sendiri


1) Saat menerima informasi pasien akan pulang atas permintaan pasien
sendiri, maka dokter atau perawat melakukan edukasi bahwa pasien
sebenarnya belum diperbolehkan pulang.
2) Pasien wajib mengisi surat pernyataan penolakan dirawat.
3) Perawat menghubungi Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
atas rencana pemulangan pasien.
4) Perawat menyiapkan lembaran Resume Medis.
5) DPJP mengisi Lembaran Resume Medis pasien yang akan pulang.
6) Bila DPJP tidak dapat mengisi Resume Medis Pasien dikarenakan
alasan yang jelas, maka pengisiannya dapat didelegasikan kepada
dokter jaga bangsal atas izin DPJP.
7) Perawat menjelaskan obat-obatan yang dibawa pulang dan rencana
perawatan di rumah.
8) Resume Medis Pasien diserahkan saat pasien akan pulang.
9) Keluarga pasien dipersilahkan mengurus administrasi pulang ke kasir
rawat inap.
10) Pasien diijinkan pulang setelah ada kartu pulang.
11) Pasien yang pulang atas permintaan sendiri tetap dijaga keamanan dan
keselamatannya hingga pasien pulang.

c. Pasien diizinkan keluar rumah sakit dalam jangka waktu tertentu


untuk keperluan penting
1) Pasien atau keluarga pasien menyampaikan kepada DPJP bahwa pasien
meminta pulang sementara dengan alasan tertentu.
2) DPJP melakukan asesmen atau pengkajian terhadap pasien tersebut.
3) Jika pasien memenuhi persyaratan pasien yang diperbolehkan pulang
sementara, maka DPJP memberi ijin.
4) Pasien/wali membuat surat permintaan izin pulang sementara yang
ditandatangani pasien/wali dan DPJP.
5) Jika pasien yang tidak diijinkan pulang sementara, tetapi tetap meminta
pulang sementara maka DPJP menjalankan prosedur pulang atas
permintaan sendiri (PAPS).
6) Sebelum pulang, DPJP atau dokter jaga memberikan edukasi kepada
pasien dan keluarga pasien tentang :
a) Hal-hal yang harus diperhatikan selama dirumah, misalnya :
pembatasan aktifitas sehari-hari, cara minum obat, pengaturan diet,
perawatan khusus (kateter, rawat luka) dan lain-lain.
b) Tanda/gejala dari penyakit pasien yang perlu diwaspadai dan
tindakan apa yang harus dilakukan.
c) Nomor telepon yang bisa dihubungi pasien dan keluarga pasien.
d) Jika batas waktu pulang sementara sudah habis maka pasien harus
kembali menjalani perawatan rawat inap sampai dengan dijinkan
pulang oleh DPJP.
d. Pasien pulang/ meninggalkan rumah sakit tanpa pemberitahuan
1) Perawat segera melapor ke:
a) Keamanan, secara tertulis pada buku khusus laporan keamanan
dengan data pasti tentang pasien meliputi:
 Nama
 Alamat
 Meninggalkan ruangan tanggal: ….. Jam….
 Ciri-ciri khusus
b) Sub bagian billing, memberikan data perincian biaya pemakaian
obat dan alkes, sewa alat, kuitansi dokter, pemeriksaan yang
dilakukan, konsultasi gizi dan lain-lain.
c) Petugas kontrol sore/malam di kantor perawatan.
d) Instalasi dapur gizi
e) Kepala ruangan atau penanggungjawab ruangan, melaporkan
kejadian pasien kabur melalui telpon disusul laporan tertulis
kronologis kejadian kepada:
 Dokter yang merawat/dokter jaga.
 Kepala bidang perawatan melalui kepala seksi.
 Sub. Bag. Administrasi pasien dengan melampirkan data yang
belum masuk:
- Pemakaian obat dan alkes habis pakai
- Jasa dokter
- Pemeriksaan penunjang
f) Satpam
Segera:
 Mencari alamat pasien yang bersangkutan
 Membuat berita acara pasien melarikan diri
 Melaporkan berita acara kepada KTU dengan tembusan dan
Ka. Bid. Perawatan

e. Pasien dirujuk
1) Dokter memeriksa dan menjelaskan kepada pasien/ keluarga pasien,
bahwa penyakit pasien harus ditangani di RS lain.

2) Dokter memberikan informasi mengenai RS lain yang dapat menangani


pasien.

3) Dokter/ Perawat IGD/ Perawat rawat inap meminta persetujuan


kepada pasien/ keluarga pasien. Bila tidak setuju, maka harus
menandatangi formulir penolakan rujuk.

4) Bila setuju, Dokter/ perawat IGD/ perawat rawat inap menghubungi


RS tujuan menjelaskan kondisi pasien (nama, umur, diagnosa, indikasi
rujukan, GCS, keadaan umum pasien, penatalaksanaan yang sudah
diberikan) serta menginformasikan bahwa pasien sebagai pasien umum
atau BPJS.

5) Dokter/ perawat IGD/ perawat rawat inap memastikan bahwa pasien


tersebut bisa diterima di RS tujuan rujukan.

6) Dokter/ perawat IGD/ perawat rawat inap membuat surat pengantar


rujukan (minimal berisi identitas pasien, hasil pemeriksaan, diagnosa,
terapi yang telah diberikan, indikasi rujukan, tandatangan Dokter yang
merawat. Serta siapkan hasil pemeriksaan penunjang, berkas-berkas
lain untuk pembiayaan, pasien BPJS siapkan SEP rujuk dan formulir
ambulan BPJS.

7) Perawat IGD/ rawat inap membuat rincian biaya pasien pulang dan
biaya penggunaan ambulan untuk pasien umum, pasien BPJS cukup
di billing saja.

8) Keluarga pasien membayar dan menerima kwitansi (untuk pasien


umum).

9) Perawat IGD/ rawat inap segera menghubungi sopir ambulance dan


yang lain mempersiapkan pasien dengan perawatan penunjang hidup
dan peralatan lainnya, obat dan bahan yang diperlukan sesuai kondisi
dan status pasien.

10) Sopir menyiapkan ambulance (jika sudah siap sopir segera


menghubungi perawat IGD bahwa ambulance sudah siap).

11) Perawat IGD/ rawat inap mendampingi dan mengantarkan pasien ke


RS tujuan, kalau pasien gawat harus ditemani oleh Dokter/ perawat
yang telah menguasai BLS.

12) Petugas yang mengantar melakukan serah terima pasien kepada


petugas RS rujukan.
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi pemulangan pasien berupa :


1. Rencana Pemulangan Pasien/Discharge Planning
2. Resume Medis Pasien Pulang

LAMPIRAN :
1. SPO Pembuatan Resume Medis Pasien Pulang
2. SPO Discharge Planning
3. SPO Pemulangan Pasien Rawat Inap Pasien Umum
4. SPO Pemulangan Pasien Rawat Inap dengan Penjamin
5. SPO Pemulangan Atas Permintaan Sendiri Dengan Alasan Medis Maupun
Non Medis
6. Form Rencana Pemulangan Pasien/Discharge Planning
7. Resume Medis Pasien Rawat Inap
8. Surat Pernyataan Pulang Atas Permintaan Sendiri
9. Surat Permintaan izin Pulang Sementara

Anda mungkin juga menyukai