RS HIDAYAH BOYOLALI
Kragilan – Mojosongo - Boyolali
Telp: (0276) 324614 Fax (0276) 325220
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
anugerahnya yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Buku Panduan Assesmen
Pasien Rumah Sakit Hidayah ini dapat selesai disusun.
Buku panduan pelayanan Assesmen Pasien ini merupakan panduan kerja bagi semua
pihak yang terkait dalam melakukan Assesmen Pasien
Dalam panduan Assesmen Pasien ini diuraikan tentang pengertian dan tatalaksana
dalam melaksanakan Assesmen Pasien RS.Hidayah
Tidak lupa penyusun menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya atas
bantuan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Panduan Assesmen Pasien
RS Hidayah.
Penyusun
DAFTAR ISI
KEPUTUSAN DIREKTUR
NOMOR :117/SK/DIR.RSHB/II/2016
Tentang
DI RUMAH SAKITHIDAYAH
Menetapkan :
KETIGA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat hal-hal yang perlu
penyempurnaan akan diadakan perbaikan dan penyesuaian
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Boyolali
Direktur,
Dr Ida Wulandari
NIK. 013
Lampiran Surat Keputusan Direktur Nomor : 53 /SK/RS.HIDAYAH/II/2016
Tentang :Kebijakan Asesmen Pasien
RS. Hidayah
KEBIJAKAN ASESMEN
RS. HIDAYAH
1. Semua pasien rawat inap dan rawat jalan harus dilakukan assesmen awal dan berfokus untuk
mendapatkan informasi identifikasi, menganalisa, membuat rencana pelayanan. Isi format
mengacu pada Permenkes 269 Tahun 2008 tentang Rekam Medis
2. Assesmen awal rawat inap dan rawat jalan di dokumentasi pada catatan rekam medis pasien
3. Penyelesaian kelengkapan asesmen medis dan keperawatan setelah pasien diterima :
a. Berdasarkan tempat layanan :
1) Poliklinik dalam waktu 7 jam
2) IGD dalam waktu 1 jam
3) Rawat Inap 24 jam
b. Berdasarkan jenis/setting layanan :
1) Asesmen Nyeri dalam waktu 1 jam
2) Asesmen Risiko Jatuh dalam waktu 24 jam
3) Asesmen Nutrisi dalam waktu 24 jam
4. Penyimpanan hasil assesmen pada tempat berstandard dan mudah di akses
5. Assesmen pra bedah ditetapkan sebelum tindakan pembedahan
6. Semua baik rawat inap maupun rawat jalan harus dilakukan minimal assesmen oleh dokter,
perawat, dan staf kesehatan lain
7. Pasien rawat jalan dilakukan assesmen awal medis dan keperawatan
8. Pasien rawat inap dilakukan assesmen awal rawat inap yang meliputi riwayat kesehatan, dan
pemeriksaan fisik, assesmen psikologis dan assesmen sosial ekonomi sesuai kebutuhannya
9. Kebutuhan medis dan keperawatan ditetapkan berdasarkan hasil assesmen awal
10. Pelaksanaan assesmen medis oleh dokter
11. Pelaksanaan assesmen keperawatan oleh perawat
12. Pelaksanaan assesmen nutrisi lanjut oleh nutrisionis berdasarkan assesmen awal
13. Pasien gawat darurat dilakukan asesmen awal medis dan keperawatan berdasarkan kebutuhan
dan kondisinya
14. Pada pasien gawat darurat bila tidak ada waktu untuk mencatat hasil assesmen maka dibuat
catatan ringkasdiagnosa pra bedah
15. Assesmen awal medis dilakukan sebelum pasien rawat inap atau sebelum tindakan pada rawat
jalan tidak boleh lebih dari 30 hari, atau riwayat medis harus diperbaharui dan pemeriksaan fisik
telah diulangi
16. Untuk assesmen kurang dari 30 hari bila ada perubahan kondisi yang signifikan harus dicatat
17. Pasien sebelum operasi dilakukan assesmen medis
18. Assesmen medis pasien bedah dicatat sebelum operasi
19. Semua pasien dilakukan assesmen gizi dan assesmen risiko jatuh
20. Setiap pasien rawat inap dengan diit khusus mendapatkan asuhan gizi dan bila diperlukan
konseling gizi akan diusulkan kepada dokter yang merawat
21. Semua pasien rawat inap dan rawat jalan dilakukan assesmen nyeri pada saat asesmen awal dan
dilakukan asesmen ulang sesuai ketentuan, dan pada saat pemeriksaan fisik dilakukan asesmen
nyeri
22. Pasien yang teridentifikasi rasa sakit pada assesmen awal dilakukan assesmen lebih mendalam
sesuai dengan umur pasien dan pengukuran intensitas dan kualitas nyeri seperti karakter,
kekerapan / frekwensi, lokasi dan lamanya.
23. Hasil assesmen dicatat dalam rekam medis untuk memudahkan asesmen ulang dan tindak
lanjutnya
24. Penatalaksanaan nyeri dan assesmen ulang sesuai panduan nyeri, khusus pasien inpartu
managemen dilakukan secara konservatif
25. Semua pasien neonatus, wanita dalam proses melahirkan, ginekologi,mata, psikiatri, terminal,
Fisioterapi, dan geriatri dilakukan assesmen khusus
26. Pasien yang akan meninggal dan keluarganya dilakukan assesmen dan assesmen ulang sesuai
kondisi, kondisi pasien diobservasi lebih intensif paling lama 30 menit sekali atau setiap ada
perubahan kondisi
27. Bila pasien teridentifikasi kebutuhan tambahan asesmen khusus, pasien dirujuk didalam atau
keluar rumah sakit
28. Asesmen khusus yang dilakukan didalam rumah sakit dilengkapi dan dicatat dalam rekam medis
pasien
29. Ada proses untuk identifikasi pasien yang rencana pemulangannya kritis (Discharge)
30. Rencana pemulangan kritis bagi pasien kritis dimulai segera setelah diterima sebagai pasien
rawat inap
31. Asesmen ulang dilakukan pada pasien untuk menentukan respon terhadap pengobatan
32. Asesmen ulang sebagai dasar perencanaan pengobatan lanjutan atau pemulangan
33. Asesmen ulang keperawatan dilakukan dengan kondisi pasien dan bila terjadi perubahan yang
signifikan, rencana asuhan, kebutuhan individual.
34. Dokter melakukan assesmen ulang sekurang- kurangnya setiap hari termasuk akhir minggu,
selama fase akut dari perawatan dan pengobatannya
35. Padapasien non akut dengan kasus orthopedi pelaksanaan assesmen ulang medis sesuai kondisi,
untuk dokter memungkinkan dokter bisa kurang dari sekali sehari dan paling lama 2x24 jam dan
pasien fisioterapi asesmen ulang medis memungkinkan dokter bisa kurang dari sekali sehari dan
paling lama 6x24 jam.
36. Pelaksanaan asesmen ulang didokumentasikan dalam rekam pasien
37. Data dan informasi asesmen pasien dianalisis dan diintegrasikan
38. Para pemberi asuhan pasien bertanggung jawab atas pelayanan pasien diikutsertakan dalam
proses, dokter sebagai team leader
39. Pelaksanaan pencatatan pada cataatan perkembangan pasien terintegrasi (CPPT)
40. Kebutuhan pasien disusun skala prioritasnya berdasarkan hasil asesmen
41. Pasien dan keluarga diberi informasi tentang hasil dari proses assesmen, diagnosis, rencana
pelayanan dan pengobatan, dan diikutssertakan dalam keputusan tentang prioritas kebutuhan
42. Resume pasien transfer antar unit harus dibuat dan disertakan saat pasien di transfer dengan isi :
a. Berkas RM atau resume/ringkasan informasi pelayanan pasien ditransfer bersama pasien ke
unit pelayanan laindi dalam RS.
b. Resume/ringkasan berisi alasan masuk rawat inap.
c. Resume/ringkasan berisi temuan signifian.
d. Resume/ringkasan berisi diagnosis yang telah ditegakkan (dibuat)
e. Resume/ringkasan berisi tindakan yang telah diberikan.
f. Resume/ringkasan berisi obat-obat atau pengobatan lainnya.
g. Resume/ringkasan berisi kondisi pasien saat di pindah (transfer)
Ditetapkan di : Boyolali
Padatanggal : 30 November 2016
Direktur
A. PENDAHULUAN
Proses asesmen pasien merupakan proses penilaian pada pasien secara terus menerus
dan dinamis yang digunakan pada sebagian besar unit kerja rawat inap dan rawat jalan.
Proses asesmen yang efektif akan menghasilkan keputusan dalam terhadap pengobatan pasien
yang harus segera dilakukan dan kebutuhan pengobatan pasien berkelanjutan untuk
emergency, terencana, bahkan ketika kondisi pasien berubah. Ada tiga proses utama dalam
asesmen pasien yaitu mengumpulkan informasi dari data fisik, psikologis, sosial dan riwayat
kesehatan pasien, analisis informasi dan data termasuk hasil laborat dan “imaging diagnostic”
(radiologi) untuk mengidentifikasi kebutuhan pelayanan kesehatan pasien, membuat rencana
pelayanan untuk memenuhi semua kebutuhan pasien yang telah diidentifikasi. Asesmen
pasien sudah benar bila memperhatikan kondisi pasien, umur, kebutuhan kesehatan, dan
permintaan atau preferensinya. Proses – proses ini paling efektif dilaksanakan bila berbagai
profesional kesehatan yang bertanggung jawab atas pasien bekerja sama
B. PENGERTIAN
1. Asesmenpasien adalah serangkaian proses yang berlangsung sejak dari fase pre-rumah sakit
hingga manajemen pasien di rumah sakit
2. Asesmen tempat kejadian adalah suatu tindakan yang dilakukan saat tibadi tempat kejadian
3. Asesmen awal rawat jalan adalah asesmen yang dilakukan terhadap pasien yang datang di
bagian rawat jalan
4. Asesmen awal emergency adalah asesmen yang dilakukan pada pasien yang datang melalui
instalasi gawat darurat(IGD)
5. Asesmen awal rawat inap adalah asesmen yang dilakukan pada pasien rawat inap setelah
diterima di bangsal rawat inap
6. Asesmen khusus adalah asesmen yang dilakukan pada pasien khusus. Yang termasuk pasien
kelompok khusus adalah pasien obstetri ginekologi, pasien neonatus dan pasien hemodialisa
7. Asesmen ulang adalah asesmen yang dilakukan oleh para pemberi asuhan untuk
mengevaluasi tindakan maupun pengobatan yang telah diberikan
8. Asesmen pra operasi adalah asesmen yang dilakukan sebelum pasien operasi termasuk
penandaan(site marking)
C. TUJUAN
1. Pengumpulan data yang komprehensif untuk menilai kondisi dan masalah pasien
2. Identifikasi masalah dan kebutuhan pasien (care plan)
3. Menentukan intervensi dan tata laksana secara tepat
4. Mengevaluasi asuhan yang telah diberikan dengan reasesmen
5. Tatalaksana cedera yang tidak mengancam nyawa dan manajemen transfer
BAB II
RUANG LINGKUP
b. Asesmen keperawatan
Tahapan asesmen :
1) Nilai keadaan umum pasien: berat badan , tinggi badan , tanda vital
2) Identifikasi keluhan utama, riwayat penyakit dulu, riwayat penyait sekarang serta riwayat
alergi
3) Lakukan penilaian risiko jatuh untuk pasien dewasa menggunakan Morse fall scale,
sedangkan untuk pasien anak - anak menggunakan humptydumpty ( lebih detail pada asesmen
rawat inap keperawatan).
4) Lakukan penilaian nyeri : kaji nyeri dengan PQRST, pada pasien dewasa yang tidak
mengalami penurunan kesadaran menggunakan skala numeric sedang pada anak – anak < 9
tahun serta pasien dewasa yang penurunan kesadaran menggunakan wong baker(lebih detail
pada asesmen rawat inap keperawatan)
5) Lakukan asesmen nutrisi : untuk pasien dewasa menggunakan MUST sedang untuk anak –
anak sampai 18 tahun menggunakan standard WHO(Lebih detail pada asesmen rawat inap
keperawatan)
6) Lakukan asesmen psikologis dan sosial
7) Identifikasi masalah keperawatan dan rencana keperawatan
b. Asesmen keperawatan
Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh dan sistematis untuk mengidentifikasi
masalah pasien. Anamnesa meliputi keluhan yang dirasakan pasien, riwayat penyakit
sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga , riwayat alergi serta
keadaan umum
Asesmen meliputi :
1) Airway : nilai adakah sumbatan jalan nafas, berupa apa
2) Breathing : nilai status pernafasan, frekwensi, adakah sesak nafas
3) Circulasi : nilai persedaran darah, tekanan darah, capilary refill, turgor
4) Disability : nilai tinkat kesadaran pasien , GCS, keadaan pupil
5) Exposure : nilai adakah luka, perdarahan, fraktur
6) Triase : lakukan triase berdasarkan tingkat kegawatan
7) Risiko jatuh : nilai risiko jatuh (seperti pada asesmen rawat inap keperawatan)
8) Nyeri : lakukan asesmen nyeri(seperti pada asesmen rawat inap keperawatan)
9) Nutrisi : lakukan asesmen nutrisi untuk mengidentifikasi risiko
malnutrisi(seperti pada asesmen rawat inap keperawatan)
10) Psikologis dan sosial
6) Nutrisi
Pasien dewasa
Status nutrisi dinilai dengan menggunakan criteria Malnutrition Universal Screning
Tool (MUST), yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan menatalaksanaan pasien
dewasa yang mengalami gizi buruk, kurang gizi atau obesitas.
Kelima langkah MUST adalah sebagai berikut :
a) Langkah 1 : hitung Indeks Masa Tubuh (IMT) pasien dengan menggunakan kurva di bawah
ini dan berikan skor :
Pengukuran alternative :
1) Jika tinggi badan tidak dapat diukur, gunakan pengukuran panjang lengan bawah (ulna)
untuk memperkirakan tinggi badan dengan menggunakan abel di bawah ini.
Pengukuran dimulai dari siku (olekranon) hingga titik tengah prosesus stiloideus
(penonjolan tulang di pergelangan tangan), jika memungkinkan, gunakan tangan kiri.
HEIGHT
2) Untuk memperkirakan IMT, dapat menggunakan pengukuran lingkar lengan atas (LLA)
- Lengan bawah sisi kiri pasien harus ditekuk 90º terhadap siku, dengan lengan atas
parallel di sisi tubuh. Ukur jarak antara tonjolan tulang bahu (akromiom) dengan
siku (olekranon). Tandai titik tengahnya.
- Perintahkan pasien untuk merelaksasikan lengan atasnya, ukur lingkar lengan atas di
titik tengah, pastikan pita pengukur tidak terlalu menempel terlalu ketat.
Asesmen Nutrisi
Pada asesmen nutrisi dilakukan dengan SGA (Subjective Global Assessment) dan
Malnutrition Inflammation Score (MIS).
Tabel SGA
PERUBAHAN BERAT BADAN NILAI
(Sejak lebih dari 2 minggu yang lalu dan berlangsung selam 6 bulan)
Berat bertambah,Tidak ada perubahan,penurunan berat badan ringan (›0,5 6-7
kg namuan <1kg)
Penurunan berat badan sedang(>1kg namun < 5kg) 3-5
Penurunan berat badan (>5kg ) 1-2
Perubahan asupan makanan :
Tidak ada perubahan,atau sedikit perubahan dalam waktu singkat 6-7
Asupan sedang namun makin meningkat 3-5
Asupan sedang atau jelek namun makin menurun 1-2
Gejala Gastrointestinal :
Kadang-kadang atau tidak ada gejala 6-7
Beberapa gejala selama 2 mingguatau gejala berat namun membaik 3-5
Gejala berlangsung setiap hari atau sering selama . 2 minggu 1-2
Kapasitas Fungsional :
Tidak ada penurunan stamina/kekuatan atau terjadipenurunan stamina/ 6-7
kekuatan
Ringan -sedang namun membaik
Terjadi penurunan stamina/kekuatan ringan-sedang dalam aktifitas sehari- 3-5
hari
Atau terjadi penurunan stamina berat namun membaik
Terjadi penurunan stamina/kekuatan berat atau hanya berbaring ditempat 1-2
tidur
KOMPONEN MIS 0 1 2 3
. Riwayat medis
Perubahan berat badan < 0,5 kg 0.5-1,0 kg ≥1kg tapi <5% >5%
kering di akhir dialisis (perubahan
secara keseluruhan pada
3-6 bulan terakhir)
Asupan diit Nafsu Asupan diit Berkurangnya Hypocalorikliquid
makan padat sub asupan makan to
baik,asupan optimal padat dan cair starvation(starvasi
diit tidak karena diit cair pun
menurun tidak masuk)
Gejala GI Tidak ada Gejal Kadang Sering diare atau
gejala,nafsu ringan,nafsu muntah atau muntah atau
makan baik makan gejala GI anoreksia berat
buruk,atau seadng
kadang mual
Kapasitas fungsional (hubungan Kapasitas Kadang sulit Sulit Bed chair ridden
nutrisi dengan gangguan fungsional melakukan melakukan atau aktifitas fisik
fungsional) normal,mer aktifitas aktifitas minimal sampai
asa sehat dasar atau mandiri(misaln tidak ada
sering ya pergi ke
merasa lelah kammar
mandi)
Komordibitas termasuk lama Tanpa Komorbiditas Komorbiditas Setiap
(tahun)dialysis komorbidita ringan(tanpa sedang(termasu komorbiditas, berat
s dalam KKM) k 1 KKM) multipel(>2 KKm)
dialisis ,1 Dalam Daaaalam
tahun dialisis 1-4 dialisis .4tahun
tahun
Pemeriksaan fisik
Berkurangnya cadangan lemak atau Tidak ada Ringan Sedang Berat
kehilangan lemak subkutan(di perubaahan
bawah mata,trisep,bisep,dada)
Tanda kehilangan massa otot Tidak ada Ringan Sedang Berat
(kening,clavikula,scapula perubahan
costae,kwadricep,lutut,introseus)
. Ukuran Tubuh
Indeks masa tubuh(kg/m2) ≥20 18-19,9 16-17,99 <16
. Parameter laboratorium
Albumin serum (g /dl) ≥4 3,5-3,9 3.0-3,4 <3,0
Total iron –binding ≥250 200-249 150-199 <150
Capacity(mg/dl)
7) Pernapasan
Nilai kondisi airway, terpasang ETT, tipe pernapasan, bunyi paru, adakah kesulitan
bernapas, apakah menggunakan alat bantu pernapasan, nilai frekwensi napas
8) Perkemihan
- Adakah gangguan dalam berkemih seperti inkontinensia, anuria, poliuria, hematuri,
ataukah lainnya
- Menggunakan cateter, produksi urin
- Adakah keluhan atau kelainan
9) Seksual reproduksi
Wanita :
Status obstetri(GPA), adakah kelainan menstruasi, pada kondisi post partum nilai :
lochea, warnanya, jumlahnya, pengeluaran ASI, dan kontraksi
Papsmear, mamografi, Sadari
Laki –laki : adakah riwayat dilakukan skrinig prostat
10) Integumen muskulo skeletal
Identifikasi adanya masalah seperti : rash, lesi, memar, pucat, sianosis
Nilai kondisi turgor
Adakah luka, kedalamannya
Kaji adakah perdarahan, fraktur/ dislokasi serta lokasinya
11) THT dan mata
Nilai adakah gangguan pendegaran, adakah sinus, keluhan sakit untuk menelan
Kondisi mulut : adakah karang gigi, karies, gigi palsu
Mata : adakah kelainan seperti : rabun, konjuctivitis, glaukoma
12) Khusus anak
Riwayat prenatal : lama kehamilan, komplikasi, masalah neonatus
Riwayat imunisasi : apakah lengkap untuk imunisasi dasar
Pemeriksaan tingkat perkembangan untuk 0 – 6 tahun : apakah sesuai usia
perkembangan
13) Nyeri
a) Pasien dewasa
Perawat atau dokter melakukan asesmen awal mengenai nyeri terhadap semua pasien
yang datang ke bagian IGD, poliklinik, ataupun pasien rawat inap kecuali pasien dalam
proses melahirkan
Asesmen nyeri t menggunakan Numeric Rating Scale
o Indikasi : digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun yang dapat
menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang dirasakannya.
o Instruksi : pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan
dilambangkan dengan angka antara 0-10.
Numeric Pain Scale
Nyeri Nyeri
ringan berat
o Kategori nyeri :
1) 0 = tidak nyeri
2) 1-3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari)
3) 4-6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari)
4) 7-10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari)
o Pada pasien yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka, gunakan
asesmen Wong Baker Faces Pain Scale (gambar wajah tersenyum-cemberut-menangis)
Perawat menanyakan mengenai factor yang memperberat dan memperingan nyeri kepada
pasien.
Tanyakan juga mengenai deskripsi nyeri :
a) P : Provokatif (penyebab nyeri)
b) Q : Qualitatif(kualitas nyeri : teriris, terbakar,tertusuk)
c) R : Regio(lokasi nyeri)
d) S : Skala(berat atau ringannyan yeri)
e) T : Time( Waktu timbulnya nyeri)
Pada pasien dalam pengaruh obat anestesi atau dalam kondisi sedasi sedang, asesmen dan
penanganan nyeri dilakukan saat pasien menunjukkan respon berupa ekspresi tubuh atau
verbal akan rasa nyeri
Asesmen ulang nyeri : dilakukan pada pasien yang dirawat lebih dari beberapa jam dan
menunjukkan adanya rasa nyeri, sebagai berikut :
a) Lakukan asesmen nyeri yang komprehensif setiap kali melakukan pemeriksaan fisik
pada pasien.
b) Dilakukan pada: pasien yang mengeluh nyeri, 1 jam setelah tatalaksana nyeri, setiap
empat jam (pada pasien yang sadar/bangun), pasien yang menjalani prosedur yang
menyebabkan nyeri, sebelum transfer pasien, dan sebelum pasien pulang dari rumah
sakit.
c) Pada pasien yang mengalami nyeri kardiak (jantung), lakukan asesmen ulang setiap 5
menit setelah pemberian nitrat atau obat-obatan intravena
d) Pada nyeri akut/kronik. Lakukan asesmen nyeri tiap 30 menit-1 jam setelah pemberian
obat nyeri.
Tatalaksana nyeri :
a) Berikan analgesic sesuai dengan anjuran dokter
b) Perawat secara rutin (setiap 4 jam) mengevaluasi tatalaksana nyeri kepada pasien
sadar/bangun
c) Tatalaksana nyeri diberikan pada intensitas nyeri ≥ 4. Asesmen dilakukan tiap 1 jam setelah
tatalaksana nyeri sampai intensitas nyeri ≤ 3.
d) Sebisa mungkin, berikan analgesic melalui jalur yang paling tidak menimbulkan nyeri
e) Nilai ulang efektifitas pengobatan
f) Tatalaksana non-farmakologi :
1) Berikan heat/ cold pack
2) Lakukan reposisi,mobilisasi yang dapat ditoleransi oleh pasien.
3) Latihan relaksasi, seperti tarik napas dalam, bernapas dengan irama/pola teratur, dan atau
meditasi pernapasan dengan irama/pola teratur, dan atau meditasi pernapasan yang
menenangkan.
4) Distraksi/pengalihan perhatian
Berikan edukasi kepada pasien dan keluarganya mengenai :
a) Factor psikologis yang dapat menjadi penyebab nyeri
b) Menenangkan ketakutan pasien
c) Tatalaksana nyeri
d) Anjurkan untuk segera melaporkan kepada petugas jika merasa nyeri selama sebelum
rasa nyeri tersebut bertambah parah.
b) Pasien anak
Assemen nyeri pada anak umur 1 tahun sampai dengan 9 tahun dengan Wong Baker Face
Pain Scale(WBS). Anak akan menunjukkan skala nyeri melalui expresi wajah :
Kategori nyeri :
1) 0 = tidak nyeri (senyum)
2) 1-3 = nyeri ringan (sedih)
3) 4-6 = nyeri sedang (cemberut)
4) 7-10 = nyeri berat (menangis)
Wong Baker Scale
c) Pasien neonatus
Untuk asesmen Nyeri dengan pada neonatus menggunakan Neonatal Infants Pain Scale
(NIPS).
Indikasi : digunakan pada pasien usia < 1 tahun.
Instruksi : dilakukan dengan observasi kepada pasien neonates
PARAMETER TEMUAN NILAI
Ekspresi wajah Santai 0
Meringis 1
Menangis Tidak menangis 0
Merengek 1
Menangis kuat 2
Pola Bernapas Santai 0
Perubahan bernapas 1
Lengan Santai 0
Fleksi/ekstensi 1
Kaki Santai 0
Fleksi/ekstensi 1
Keadaan rangsangan Tertidur/bangun 0
Rewel 1
Pada bayi premature ditambahkan 2 parameter lagi, Heart Rate dan Saturasi Oksigen
Heart Rate 10 % dari baseline 0
11 – 20 % dari baseline 1
>20 % dari baseline 2
Saturasi Oksigen Tidak diperlukan oksigen 0
tambahan
Penambahan oksigen 1
diperlukan
SKOR :
0 = tidak ada nyeri
1–2 = nyeri ringan
3–4 = nyeri sedang
>4 = nyeri berat
d) COMFORT scale
1) Indikasi : pasien bayi, anak, dam dewasa di ruang rawat intensif/kamar operasi/ruang
rawat inap yang tidak dapat dinilai menggunakan Numeric Rating Scale Wong-Baker
FACES Pain Scale
2) Instruksi : terdapat 9 kategori dengan setiap kategori memiliki skor 1-5, dengan skor total
antara 9-45
Kewaspadaan
Ketenangan
Distress pernapasan
Menangis
Pergerakan
Tonus otot
Tegangan wajah
Tekanan darah basal
Denyut jantung basal
COMFORT Scale
Tanggal/ waktu
Kategori Skor
Etiologi jatuh :
a) Ketidaksengajaan : 31%
b) Gangguan gaya berjalan/keseimbangan : 17%
c) Vertigo : 13 %
d) Serangan jantung : 10%
e) Gangguan kognitif : 4%
f) Hipotensi postural : 3%
g) Gangguan visus : 3 %
h) Tidak diketahui : 18%
Terganggu 20
Status mental Menyadari kemampuan 0
Lupa akan keterbasan/ pelupa 15
Penggunaan medikamentosa Sedatif 10
Post anestesi umum/ regional 20
Skor total
Setiap pasien akan dinilai ulang dan dicatat ketegori risiko jatuh dua kali sehari, saat
transfer ke unit lain dan saat terdapat perubahan kondisi pasien
Untuk mengubah kategori dari risiko tinggi ke resiko rendah, diperlukan skor < 25
dalam 2 kali pemeriksaan berturut-turut
Pencegahan resiko jatuh :
i. Tindakan pencegahan umum (untuk semua kategori)
o Lakukan orientasi kamar inap kepada pasien
o Posisi tempat tidur rendah, roda terkunci, kedua sisi pegangan tempat tidur terpasang
dengan baik
o Ruangan rapi
o Benda-benda pribadi berada dalam jangkauan (telepon genggam, tombol panggilan,
air minum, kacamata)
o Pencahayaan yang adekuat (disesuaikan dengan kebutuhan pasien)
o Alat bantu berada dalam jangkauan (tongkat, alat penopang)
o Optimalisasi penggunaan kacamata dan alat bantu dengar (pastikan dan berfungsi)
o Pantauan efek obat-obatan
o Sediakan dukungan emosional dan psikologis
o Beri edukasi mengenai pencegahan jatuh pada pasien dan keluarga
ii. Kategori risiko tinggi : lakukan tindakan pencegahan umum dan hal-hal berikut ini :
o Beri tulisan di depan kamar pasien “ Pencegahan Jatuh”
o Beri penanda berupa gelang berwarna kuning yang dipakai di pergelangan tangan
pasien.
o Sandal anti-licin
o Tawarkan bantuan ke kamar mandi/penggunaan pispot
o Kunjungi dan amati pasien setiap 2 jam oleh petugas medis
o Nilai kebutuhan akan :
Fisioterapi dan terapi okupasi
Alarm tempat tidur
Lokasi kamar tidur berdekkatan dengan pos perawatan (nurse station)
b) Pasien anak
Asesmen risiko jatuh pada anak dilakukan pada anak umur > 1 bulan sampai dengan 18
tahun. Asesmen pada anak – anak menggunakan skala “humpty dumpty”
Parameter Kriteria Nilai skor
Usia <3tahun 4
3-7 tahun 3
7-13 tahun 2
≥ 13 tahun 1
Jenis kelamin Laki – laki 2
Perempuan 1
Diagnosa Diagnosa neurologi 4
Perubahan oksigenasi(diagnose respiratorik, 3
dehidrasi, anemia, anoreksia, sinkop, pusing,dsb) 2
Gangguan prilaku/ psikiatri
Diagnose lainnya 1
Gangguan kognitif Tidak menyadari keterbatasan dirinya 3
Lupa akan keterbatasan 2
Orientasi baik terhadap dirinya sendiri 1
Faktor lingkungan Riwayat jatuh / bayi diletakkan di tempat tidur 4
dewasa
Pasien menggunakan alat bantu / bayi diletakkan 3
dalam tempat tidur/ perabot rumah
Pasien diletakkan di tempat tidur 2
Area di luar rumah sakit 1
Respon terhadap Dalam 24 jam 3
1. Pembedahan Dalam 48 jam 2
/sedasi/anestesi >48 jam atau tidak menjalani pembedahan, sedasi/ 1
anesthesi
2. Penggunaan Penggunaan multiple : sedatif, obat 2
medika mentosa hypnosis,barbiturat, antidepresan, fenotiazin,
pencahar, diuritik,narkotika, Penggunaan salah satu
di atas
Penggunaan medikasi lainnya/ tidak ada medikasi 1
Jumlah skor
16) Dekubitus
Risiko dekubitus serta derajad dekubitus dapat dinilai dengan menggunakan tabel berikut :
PANDUAN ASESMEN RISIKO DEKUBITUS
No Unsur Skor
1 Kondisi fisik Umum
Baik 4
Lumayan 3
Buruk 2
Sangat buruk 1
2 Kesadaran
Kompos mentis 4
Apatis 3
Konfus/soporus 2
Stupor /koma 1
3 Aktivitas
Ambulan 4
Ambulan dengan bantuan 3
Hanya bisa duduk 2
Tiduran 1
4 Mobilitas
Bergerak bebas 4
Sedikit terbatas 3
Sangat terbatas 2
Tak bisa bergerak 1
5 Inkontinensia
Tidak ada 4
Kadang – kadang 3
Sering inkontinensia urin 2
Inkontinensia alvi dan urin 1
Skor
Total
Kategori Skor :
Skor 15 – 20 : Kecil sekali / tak terjadi
Skor 12-15 : Kemungkinan kecil terjadi
< 12 : Kemungkinan besar terjadi
Keteranganskore :
Skor 0-20 : Ketergantungan total
Skor 21-60 : Ketergantungan berat
Skor 61 -90 : Ketergantungan sedang
Skor 91-99 : Ketergantungan ringan
Skor 100 : Mandiri, tetapi tidak berarti pasien dapat hidup sendiri,
D. ASESMEN KHUSUS
Asesmen dilakukan pada pasien kelompok khusus.Rumah sakit Hidayah Boyolali menetapkan
asesmen pada populasi khusus meliputi pasien obstetri dan ginekologi, pasien neonatus.
1. Asesmen obstetri ginekologi
a. Asesmen medis
Asesmen medis meliputi :
1) Anamnesa
a) Keluhan utama
b) Riwayatpenyakit sekarang
c) Riwayat penyakit keluarga
d) Pemeriksaan fisik
2) Pemeriksaan khusus dan nifas
a) Obstetri :
Meliputi abdomen, inspeksi, palpasi, tafsiran berat janin (TBJ), auskultasi, bagian
terendah, his/kontraksi
b) Ginekologi
Meliputi : anogenital dilakukan dengan inspeksi, inspekulo, VT, kesan panggul,
limbang feto pelvic
c) Nifas
Meliputi : TFU, lokhea, luka jalan lahir, kontraksi Uterus
3) Diagnosis penunjang
4) Diagnosis
5) Terapi
b. Asesmen kebidanan dan keperawatan
Asesmen awal kebidanan dan kandungan dilakukan untuk pasien dengan kasus kebidanan
dan kandungan. Asesmen yang dilakukan meliputi :
1) Riwayat Alergi
2) Data pasien masuk rawat inap
3) Data psikologis dan sosial
4) Data subjektif, meliputi :
a) Keluhan utama
b) Riwayat haid
c) Status perkawinan
d) Riwayat kehamilan
e) Riwayat penyakit yang lalu
f) Riwayat penyakit pada kehamilan yang sekarang
g) Riwayat penyakit keluarga
h) Riwayat ginekologi
i) Riwayat KB
j) Pola makan/minum, eliminasi, psikososial
5) Data obyektif, meliputi :
a) Pemeriksaan umum
b) Pemeriksaan fisik
c) Pemeriksaan khusus
d) Pemeriksaan penunjang
6) Risiko jatuh, pada anak menggunakan humpty dumpty dan pada dewasa menggunakan
fall morse scale
7) Asesmen nyeri, asesmen nyeri dilakukan dengan menggunakan skala Wong Baker (pada
anak <9tahun) dan Skala Numerik (usia > 9th)
Deskripsi nyeri meliputi :
P : provokes (pemicu). Apa yang memicu nyeri?
Q : quality (kualitas). Bagaimana kualitas nyeri yang dirasakan oleh pasien?
R : Region (lokasi/penjalaran). Di mana nyeri mulai terasa dan apakah ada penjalaran di
tempat lain.
S : Severity (skala nyeri). Sejauh apa nyeri yang dirasakan oleh pasien dengan
menyebutkan angka antara 1 – 10 (0 tidak nyeri dan 10 sangat nyeri)
T : Timing and Treatment (waktu timbulnya nyeri dan penanganannya). Kapan timbul
nyeri dan bagaimana penanganan yang diberikan.
8) Asesmen nutrisi. Dilakukan untuk menilai resiko malnutrisi pasien.
9) Analisa dan penatalaksanaan kebidanan. Meliputi tindakan kebidanan yang telah
dilakukan maupun yang akan dilakukan.
Setelah pasien masuk ruang rawat inap, dilakukan asesmen ulang kebidanan pasien rawat
inap.
Asesmen kebidanan meliputi :
1) Data pasien masuk rawat inap
2) Data psikologis dan sosial
3) Data subyektif
4) Data obyektif
5) Risiko jatuh, ketika pasien masuk rawat inap, dilakukan asesmen ulang pasien risiko
jatuh
6) Nyeri. Ketika pasien masuk rawat inap, dilakukan juga asesmen ulang terhadap
nyeri.
7) Nutrisi. Ketika pasien masuk rawat inap, dilakukan juga asesmen ulang terhadap
nutrisi.
8) Analisa Masalah Kebidanan
2. Asesmen neonatus
a. Asesmen medis
Dilakukan oleh pemberi asuhan neonatus baru lahir oleh dokter spesialis anak. Asesmen ini
digunakan pada setiap bayi baru lahir yang lahir di kamar bersalin dan di kamar operasi RS
Hidayah Boyolali.
Tujuan : Untuk mengetahui data riwayat obstetri
Untuk menilai status neonatus baru lahir
Status obstetri : identifikasi umur ibu,riwayat obstetri, umur kehamilan,komplikasi
selama kehamilan, komplikasi persalinan, golongan darah ibu, golongan darah ayah,
jenis, partus dan indikasi.
Status neonatus :identifikasi tanggal lahir ,jenis kelamin, berat badan lahir,panjang
lahir dan resusitasi
Penilaian apgar score : nilai denyut jantung, pernafasan, tonus otot, peka rangsang
dan warna pada bayi pada menit pertama lima menit kedua dan sepuluh menit ketiga.
Status neonatus lanjut:
Pemeriksaan fisik : identikasi keadaan umum, tanda vital, kulit, turgor, sikap, reflek-
reflek, pergerakan, tonus, suara dan tonus leher
Pemeriksaan yang lain dinilai dari kepala sampai ekstremitas bawah dan adanya kelainan
jika ada.
b. Asesmen keperawatan
1) Identitas, nama bayi adalah Bayi Nyonya disertai nama Ibu
2) Biaya
3) Riwayat penyakit
4) Keluhan utama
5) Diagnosa medis
6) Riwayat kelahiran
7) Pemeriksaan fisik
a) Kepala
b) Dada
c) Perut
d) Genitalia
e) Anus
f) Ekstrimitas
g) Sistem pernapasan
h) Sistem kardiovaskuler
i) Sistem neurologis
j) Sistem gastrointestinal
k) Sistem perkemihan
l) Sistem integumen
8) Nutrisi
9) Psikososial
10) Program terapi dokter
11) Data penunjang
E. ASESMEN ULANG
Asesmen ulang dilakukan oleh para pemberi asuhan antara lain : dokter, perawat, ahli gizi
maupun fisioterapi. Asesmen perawat dilakukan setidak- tidaknya satu kali setiap periode jaga,
atau sewaktu bila diketemukan suatu perubahan. Asesmen ulang dokter minimal setiap hari
sekali,untuk pasien non akut kasus bisa lebih dari satu hari. Pasien yang akan meninggal harus
dilakukan asesmen ulang dan harus melibatkan keluarganya. Hasil asesmen ulang
didokumentasi dalam catatan perkembangan pasien terintegrasi(CPPT).
Tujuan:
a. Menilai adanya perubahan pada kondisi pasien yang mungkin membutuhkan intervensi
tambahan
b. Mengevaluasi efektifitas intervensi sebelumnya
c. Menilai ulang temuan klinis sebelumnya
Langkah –langkah :
1. Pada pasien stabil : ulangi dan catat asesmen awal
2. Pada pasien tidak stabil : lakukan observasi
a. Nilai ulang status kesadaran
b. Pertahankan patensi jalan napas
c. Pantau kecepatan dan kualitas pernapasan
d. Nilai ulang kecepatan dan kualitas denyut nadi
e. Pantau warna dan suhu kulit
f. Nilai ulang dan catat tanda vital
3. Ulangi asesmen berfokus(nyeri, risiko jatuh)
4. Dilakukan asesmen secara menyeluruh meliputi :
5. Periksa intervensi :
a. Pastikan pemberian oksigen adekuat
b. Manajemen perdarahan
c. Pastikan intervensi lainnya adekuat
A. Format Asesmen
1. Asesmen Medis, meliputi :
a. Asesmen medis rawat jalan
b. Asesmen medis gawat darurat
c. CPPT (Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi)
d. Asesmen medis rawat inap
e. Asesmen medis terminal
f. Asesmen pra bedah
g. Asesmen rehabilitasi medik
h. Asesmen anestesi dan sedasi
2. Asesmen Perawat dan PPA lainnya
a. Asesmen keperawatan rawat jalan
b. Asesmen keperawatan IGD
c. Asesmen kebidanan dan kandungan di kamar bersalin
d. Asesmen neunatus
e. Asesmen kebidanan obgyn dan kandungan di rawat inap
f. Asesmen keperawatan rawat inap
g. Rencana keperawatan
h. Asesmen edukasi
i. Asesmen discharge planning
j. Asesmen pra bedah
k. Asesmen anestesi dan sedasi
B. SPO
1. SPO Asesmen
2. SPO Asesmen emergency
3. SPO Asesmen ulang
4. SPO Asesmen discharge
5. SPO Asesmen akan meninggal
6. SPO CPPT
7. SPO Asesmen nyeri
8. SPO Asesmen nutrisi
9. SPO Konsul
LAMPIRAN