MENDAPATKAN PENDAPAT
KEDUA
(SECOND OPINION)
KEPUTUSAN DIREKTUR...........................................................................
BAB I DEFINISI................................................................................. 1
BAB II RUANG LINGKUP.................................................................... 2
BAB III TATA LAKSANA....................................................................... 3
BAB IV DOKUMENTASI....................................................................... 4
BAB V PENUTUP................................................................................ 5
Jl. Ipik Gandamanah RT. 35 RW. 03 Kelurahan Munjul Jaya
Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta
Telp. (0264) 822 1191, 822 1192 Fax. (0264) 822 1193
Menimbang : a. bahwa pasien dan keluarga mempunyai hak untuk ikut berpartisipasi
dalam proses pelayanan untuk mencari pendapat kedua (second opinion);
b. bahwa rumah sakit menghargai hak pasien dan keluarga untuk mencari
pendapat kedua (second opinion) dalam proses pelayanan;
c. bahwa petugas pelaksana di lingkungan Rumah Sakit Umum Amira
Purwakarta diharapkan dapat memahami dan menghargai hak pasien
untuk berpartisipasi dalam proses pelayanan dan dapat berkomunikasi
efektif untuk mendorong keterlibatan keluarga dalam proses
pelayanan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b,
dan c di atas, dipandang perlu menetapkan Panduan Mendapatkan
Pendapat Kedua (Second Opinion) pada Rumah Sakit Umum Amira
Purwakarta dengan Keputusan Direktur;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen;
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
Memperhatikan : 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
129/Menkes/Sk.II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit;
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja Rumah Sakit;
3. Standar Akreditasi Rumah Sakit (SNARS 1) Tahun 2017;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Ditetapkan di : Purwakarta
Pada Tanggal : 12 Oktober 2018
Rumah Sakit Umum Amira Purwakarta
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BAYU ASIH
KABUPATEN PURWAKARTA
NOMOR : 057/SK/RSUA/X/2018
TANGGAL : 12 Oktober 2018
PERIHAL : PENETAPAN PANDUAN MENDAPATKAN PENDAPAT KEDUA
(SECOND OPINION)
BAB I
DEFINISI
Second opinion adalah pendapat medis yang diberikan oleh dokter kedua atau ahli medis,
ketika salah satu dokter memberikan diagnosis atau merekomendasikan tindakan medis lain untuk
individu. Hak istimewa pasien untuk memverifikasi atau membandingkan dengan diagnosis oleh
dokter pertama.
Second opinion atau mencari pendapat kedua yang berbeda adalah merupakan hak seorang
pasien ketika memperoleh jasa pelayanan kesehatannya. Untuk mendapatkan pelayanan yang
optimal, pasien tidak perlu ragu-ragu untuk mendapatkan second opinion. Rumah sakit harus
memfasilitasi pasien yang ingin mendapatkan second opinion, baik di dalam atau di luar rumah
sakit.
TUJUAN
1. Sebagai suatu proses untuk mencegah terjadinya salah diagnosis pada pasien
2. Untuk memastikan penyakit yang diderita oleh pasien dengan diagnosis yang tepat
3. Melakukan pemeriksaan ulang pada pasien yang memerlukan second opinion
4. Menetapkan standar pemberian second opinion secara komprehensif
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasien yang memerlukan second opinion dapat terjadi pada pasien yang dirawat di
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Hemodialisa dan Rehabilitasi Medik
Semua petugas yang bekerja di rumah sakit harus memahami bahwa semua pasien yang
dilayani di rawat inap/rawat jalan memiliki kesempatan untuk mendapatkan second opinion
mengenai kesehatannya tanpa rasa takut dan ragu-ragu. Petugas memiliki peran untuk memberikan
arahan untuk mendapatkan second opinion.
BAB III
TATA LAKSANA
Panduan Mendapatkan Pendapat Kedua (Second Opinion) merupakan salah satu upaya untuk
menjamin kelangsungan pelayanan di rumah sakit. Oleh karena itu, harus dilaksanakan oleh
instalasi/unit yang berkaitan erat dengan pelayanan kepada pasien. Untuk itu perlu dilakukan
kegiatan sosialisasi yang efektif agar semua unit yang terkait benar-benar memahami dan bisa
melaksanakan dengan optimal.