04 SURABAYA
KLINIK PRATAMA POS KESEHATAN 05.02.22 KODIM
PELAYANAN KLINIS
KLINIK PRATAMA POS KESEHATAN 05.02.22 KODIM
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
KEPALA KLINIK PRATAMA POS KESEHATAN 05.02.22 KODIM
1
h. bahwa pendidikan/penyuluhan kepada pasien/keluarga
pasien mendukung peran serta mereka dalam setiap
mengambil keputusan dan pelaksanaan pelayanan.
2
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 269 tahun 2008 tentang Rekam medis.
MEMUTUSKAN
3
Keduabelas : Apabila nanti dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan
surat keputusan ini akan ditinjau dan diadakan perubahan seperlunya.
Ditetapkan di : Bangkalan
Pada tanggal : Januari 2019
Kepala Klinik Pratama
Pos Kesehatan 05.02.22 Kodim
4
DENKESYAH 05.04.04 SURABAYA Lampiran :SK KLINIK PRATAMA
KLINIK PRATAMA POS KESEHATAN 05.02.22 KODIM POS KESEHATAN 05.02.22 KODIM
Nomor : SK/ B.II - / I /2019
Tanggal : Januari 2019
PELAYANAN KLINIS
KLINIK PRATAMA POS KESEHATAN 05.02.22 KODIM
5
3.) Petugas pendaftaran harus berkoordinasi dengan setiap unit pelayanan di Klinik
Pratama Pos Kesehatan 05.02.22 Kodim dalam menjaga kesinambungan
pelayanan.
d. Tahapan pelayanan klinis diinformasikan kepada pasien oleh petugas untuk
menjamin kesinambungan pelayanan
e. Kendala fisik, bahasa, budaya dan kendala lain dalam memberikan pelayanan
diusahakan dikurangi.
1.) Untuk kendala fisik, Klinik menyediakan kursi roda dan tandu, juga petunjuk di
tempat-tempat rawan jatuh.
2.) Dalam hal kendala bahasa Klinik kesatrian menyediakan penerjemah bahasa
yang sering digunakan di Klinik kesatrian.
3.) Untuk kendala budaya dan kendala lain yang belum diatur dalam SK ini petugas
akan berkoordinasi dengan Kepala FKTP atau petugas yang berwenang
misalkan penanggung jawab klinik.
2. PENGKAJIAN
a. Proses kajian awal dilakukan secara paripurna,dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Kajian harus dilakukan mulai dari kajian medis, kajian penunjang medis dan
kajian keperawatan.
2) Petugas harus yang mempunyai kompetensi di bidang layanan klinis.
3) Petugas klinis harus mencatat dalam rekam medis agar tidak terjadi
pengulangan yang tidak perlu baik dalam pemeriksaan penunjang maupun
pemberian terapi.
b. Informasi dalam rekam medis sekurang-kurangnya memuat:
1.) Identitas pasien.
2.) Tanggal dan waktu.
3.) Anamnesis atau ‘S’ yang memuat sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat
penyakit.
4.) Hasil pemeriksaan fisik atau ‘O’ dan pemeriksaan penunjang.
5.) Diagnosis atau ‘A’.
6.) Rencana penata laksanaan atau ‘P’.
7.) Pengobatan dan atau tindakan.
8.) Pelayanan yang diberikan pada pasien.
9.) Odontogram klinis untuk pasien gigi.
10.) Informed consent.
6
11.) Hasil kajian awal.
c. Hasil kajian dicatat dalam rekam medis dan mudah diakses oleh petugas yang
bertanggung jawab terhadap pelayanan pasien.
d. Pasien dengan kebutuhan darurat, mendesak atau segera diberikan prioritas untuk
asesment dan pengobatan (triase) berdasarkan keadaan klinis pasien
5. RENCANA RUJUKAN
a. Prosedur rujukan dan kriteria rujukan dibuat dengan jelas.
7
b. Rencana rujukan dan kewajiban masing masing dipahami oleh tenaga kesehatan dan
pasien/keluarga pasien.
c. Fasilitas rujukan penerima diberi resume tertulis mengenai kondisi klinis pasien dan
tindakan yang telah dilakukan oleh klinik pada saat mengirim pasien.
d. Selama proses rujukan pasien gawat, staf yang kompeten terus memonitor kondisi
pasien.
e. Petugas yang bisa melaksanan rujukan adalah petugas kesehatan yang mempunyai
kompetensi di bidang kesehatan.
6. PELAKSANAAN LAYANAN
a. Pedoman praktek klinis Klinik Pratama Pos Kesehatan 05.02.22 Kodim merupakan
pedoman yang dipakai dalam pelaksaan layanan klinis, bahwa di Klinik Pratama Pos
Kesehatan 05.02.22 Kodim hanya melayani rawat jalan tidak melayani rawat inap.
b. Pelaksanaan layanan bagi pasien gawat darurat dan/atau beresiko tinggi di Klinik
Pratama Pos Kesehatan 05.02.22 Kodim di rujuk.
1) Pasien gawat darurat yang ada harus segera ditangani dan selanjutnya
dievakuasi ke UGD RS Terdekat. Adapun pasien yang masuk kategori gawat
darurat adalah:
a.) Status asmatikus
b.) Krisis Hipertensi (>180/110)
c.) Dehidrasi sedang
d.) Anemia dengan sesak (Hb <7)
2) Pasien beresiko tinggi diberikan pelayanan lebih dulu yang selanjutnya disortir
sesuai penyakitnya. Adapun pasien yang masuk kategori resiko tinggi adalah:
a.) Tuberculosis (TBC)
b.) MDR
c.) HIV
d.) Hepatitis
e.) kusta
f.) Difteri
3) Setiap petugas Klinik Pratama Pos Kesehatan 05.02.22 Kodim harus menjalankan
kewaspadaan universal untuk mencegah penularan di Klinik Pratama Pos
Kesehatan 05.02.22 Kodim.
8
c. Penangganan,penggunaan, dan pemberian obat dan/ atau cairan intravena di Klinik
Pratama Pos Kesehatan 05.02.22 Kodim harus dilaksanakan dengan ketentuan
sebagai berikut :
1) Prosedur yang digunakan harus jelas dan tertuang dalam Standard Operasional
Prosedur (SOP) pemberian obat/cairan intravena.
2) Cairan yang digunakan adalah cairan fisiologis yaitu NaCl 0.9% atau RL.
d. Pelaksanaan layanan dilakukan dan dicatat dalam rekam medis untuk menjamin
kelangsungan dan menghindari pengulangan yang tidak perlu.
e. Pasien dan keluarga pasien berhak melakukan penolakan atau tidak melanjutkan
pengobatan,termasuk penolakan untuk dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih
memadai.
f. Dibentuk tim komplain di Klinik Pratama Pos Kesehatan 05.02.22 Kodim guna
menangani komplain yang ada di Klinik Pratama Pos Kesehatan 05.02.22
Kodim,baik komplain medis maupun komplain non medis.
9
8. PENDIDIKAN KESEHATAN DAN KONSELING KEPADA PASIEN/KELUARGA
Pasien/Keluarga memperoleh pendidikan / penyuluhan kesehatan dengan pendekatan
yang komunikatif dan bahasa yang mudah dipahami. Dan hal ini merupakan kewajiban
seluruh praktisi klinis di Klinik Pratama Pos Kesehatan 05.02.22 Kodim.
Ditetapkan di : Bangkalan
Pada tangga : 2019
Kepala Klinik Pratama
Pos Kesehatan 05.02.22 Kodim
10