Anda di halaman 1dari 6

KEPUTUSAN

KEPALA UPT PUSKESMAS KAUMAN


NOMOR: 188.4/ /404.102.018/2018

TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS
UPT PUSKESMAS KAUMAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA UPT PUSKESMAS KAUMAN,

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis Puskesmas dilaksanakan dengan


memperhatikan kebutuhan pasien;
b. bahwa pelayanan klinis Puskesmas perlu memperhatikan mutu dan
keselamatan pasien;
c. bahwa sehubungan dengan huruf a dan b tersebut diatas, perlu
menetapkan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Kauman tentang
Kebijakan Pelayanan Klinis.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun
2014, tentang Puskesmas;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun
2015, tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
4. Permenkes Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan.
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS KAUMAN TENTANG


KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS.
KESATU : Kebijakan pelayanan klinis di UPT Puskesmas Kauman sebagaimana
tercantum dalam lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari surat keputusan ini.
KEDUA : Surat keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Kauman
pada tanggal 15 Januari 2018

KEPALA
UPT PUSKESMAS KAUMAN,

SRI FATMAWATI
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPT
PUSKESMAS KAUMAN
NOMOR : 188.4/115 /404.102.018/2018
TANGGAL : 15 Januari 2018
TENTANG : KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS

KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS


UPT PUSKESMAS KAUMAN

A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas
2. Petugas pendaftaran memberikan kemudahan kepada pengunjung
3. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten
4. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien
5. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia, dan informasi lain yang di
butuhkan masyarakat yang meliputi : tarif, jenis pelayanan, informasi tentang
kerja sama dengan fasilitas kesehatan yang lain, alur pelayanan disediakan
ditempat pendaftaran
6. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses
pelayanan yang dimulai dari pendaftaran sesuai dengan peraturan dan harus di
informasikan kepada pasien
7. Alur pelayanan pasien digunakan untuk memudahkan pelayanan
8. Kendala fisik, bahasa, dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasi dan
ditindak lanjuti
9. Identifikasi pasien harus di lakukan dengan teliti untuk mencegah terjadinya
kesalahan
10. Mengidentifikasi dan menilai kepuasan pelanggan harus sesuai dengan SOP
yang berlaku.
11. Identifikasi dan penanganan keluhan harus sesuai dengan SOP
12. Tindak lanjut dan penanganan keluhan harus sesuai dengan SOP
13. Koordinasi dan komunikasi antara pendaftaran dengan unit terkait

B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN


1. Pengkajian awal dilakukan secara paripurna dilakukan oleh tenaga yang
kompeten melakukan pengkajian
2. Pengkajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian kebidanan,
dan kajian lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai dengan kebutuhan yang
mengacu standar profesi dan standar asuhan
3. Proses pengkajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya
pengulangan yang tidak perlu
4. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, dan profesi kesehatan
lain wajib diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis
5. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah langkah SOAP.
6. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan dalam pelayanan
dan sesuai dengan prosedur yang berlaku (penilaian triase).
7. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan
profesional yang kompeten
8. Rujukan pasien emergensi dilakukan sesuai dengan SOP kegawat daruratan
9. Tim kesehatan interprofesi harus tersedia sesuai dengan kebutuhan
10. Pelimpahan wewenang baik dalam kajian maupun keputusan layanan harus
dilakukan melalui proses pelimpahan wewenang
11. Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan
peralatan dan tempat yang memadai
12. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien dan
petugas.
13. Pelaksanaan pemeliharaan alat dan sterilisasi alat sesuai SOP dan jadwal
14. Pelaksanaan pemeliharaan sarana ( gedung ) sesuai SOP dan jadwal
15. Penyusunan rencana layanan medis dan pelaksanaan layanan dipandu oleh
prosedur klinis yang dibakukan dengan melibatkan pasien dan
mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis, sosial, spiritual dan
memperhatikan tata nilai budaya pasien
16. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana layanan,
dan pelaksanaan layanan disusun secara kolaboratif dalam tim kesehatan antar
profesi
17. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan
memperhatikan efisiensi sumber daya
18. Risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan dan pengobatan harus
diidentifikasi dan diinformasikan kepada pasien.
19. Efek samping dan resiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus di
informasikan kepada pasien.
20. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.
21. Rencana layanan harus memuat pendidikan atau penyuluhan kepada pasien.
C. PELAKSANAAN LAYANAN;
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanan medis, keperawatan,
kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan yang lain
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai dengan rencana layanan
4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam
medis.
5. Untuk koordinasi di ruang pendaftaran diperlukan SOP koordinasi dan
komunikasi antara pendaftaran dengan unit terkait.
6. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis
7. Tindakan medis/pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan pada pasien
sebelum mendapatkan persetujuan
8. Persetujuan pasien/ informed consent wajib didokumentasikan
9. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindak lanjuti.
10. Setiap petugas kesehatan diwajibkan untuk memakai APD (Alat Pelindung Diri )
pada saat melakukan tindakan.
11. Cuci tangan dilaksanakan sesuai SOP yang berlaku
12. Kasus-kasus beresiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur yang
berlaku.
13. Kasus-kasus yang memerlukan kewaspadaan terhadap terjadinya infeksi harus
ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan infeksi (kewaspadaan
universal).
14. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur
pemberian obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur aseptik.
15. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator yang
jelas.
16. Pelaksanaan tindak lanjut atas hasil evaluasi kinerja layanan klinis
17. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan, dan ditindak
lanjuti.
18. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana serta tercatat di
rekam medis untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu
19. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian obat/tindakan, sampai
dengan pasien pulang atau dirujuk, harus dijamin kesinambungannya
20. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan informasi
tentang hak pasien untuk membuat keputusan, akibat dari keputusan, dan
tanggung jawab mereka berkenaan dengan keputusan tersebut
21. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan wajib
didokumentasikan
22. Pelayanan anestesi ( anastesi lokal dan blok) dan pembedahan harus dipandu
dengan prosedur baku dan dilaksanakan oleh petugas yang kompeten
23. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan pembedahan
24. Pelayanan klinis harus memuat jika terjadi pengulangan pemeriksaan
penunjang diagnostik, pemberian tindakan, atau pemberian obat; dan tercatat
dalam rekam medis.
25. Pendidikan atau penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai
dengan rencana layanan.

D. RENCANA RUJUKAN DAN PEMULANGAN


1. Pemulangan pasien di ruang tindakan dipandu oleh prosedur yang baku
2. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan proses
pemulangan/rujukan
3. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindak lanjuti oleh dokter yang
menangani
4. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, puskesmas memberikan alternatif pelayanan
5. Persiapan dan pelaksanaan rujukan pasien harus sesuai dengan SOP yang
berlaku
6. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis meliputi: nama pasien,
kondisi klinis, prosedur/tindakan yang telah dilakukan, dan kebutuhan akan
tindak lanjut
7. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan

KEPALA
UPT PUSKESMAS KAUMAN,

SRI FATMAWATI

Anda mungkin juga menyukai