SKRINING PASIEN
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karuniaNya
sehingga penyusunan Panduan Skrining Pasien dapat terselesaikan.
Terimakasih diucapkan kepada seluruh pihak terkait yang telah berperan
dalam membantu penyusunan Panduan Skrining Pasien ini.
Permohonan maaf disampaikan kepada semua pihak apabila dalam
penyusunan Panduan Skrining Pasien ini masih terdapat kekurangan dan
kekeliruan. Mudah-mudahan semua pihak dapat memaklumi serta dapat
memberikan masukan untuk perbaikan dan kesempurnaan.
Demikian kata pengantar ini kami sampaikan, semoga Panduan Skrining
Pasien ini dapat berguna dalam upaya meningkatkan dan mempertahankan
mutu pelayanan di RSUD Trikora Salakan.
Salakan,
Direktur RSUD Trikora Salakan
II
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
KATA PENGANTAR.............................................................................. ii
SURAT KEPUTUSAN............................................................................ iv
BAB I DEFINISI........................................................................... 1
BAB IV DOKUMENTASI................................................................ 17
III
PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN
RSUD TRIKORA SALAKAN
Jl. Trans Peling Km 5 No. 01 Salakan Kode Pos 94785
Telepon (0462) 2222118, Faks (0462) 2222118
Email : rsudtrikorasalakan@gmail.com
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TRIKORA SALAKAN
NOMOR : 000/ 001/ ARK/RSUD-TRIKORA
TENTANG
PANDUAN SKRINING PASIEN
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TRIKORA SALAKAN
TAHUN 2018
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM TRIKORA SALAKAN
IV
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Kesatu: Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Trikora Salakan
tentang Panduan Skrining Pasien di Rumah Sakit Daerah Trikora Salakan
Kedua: Panduan Skrining Pasien Rumah Sakit Daerah Trikora Salakan
tercantum dalam lampiran keputusan ini
Ketiga: Panduan Skrining Pasien sebagaimana dimaksud dalam diktum
kedua dipergunakan sebagai acuan bagi petugas kesehatan di Rumah Sakit
Daerah Trikora Salakan dalam meningkatkan mutu dan skrining pasien.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di Salakan
Pada tanggal, 9 Januari 2018
Direktur RSUD Trikora Salakan
James H. D Pinontoan
JAMES H. D PINONTOAN
V
PANDUAN
SKRINING PASIEN
BAB I
DEFINISI
VI
dari fasilitas kesehatan lain, atau saat akan dilakukan transportasi dengan ambulan dari
luar rumah sakit. Keputusan untuk menerima pasien yang melewati skrining pra-
hospital ini harus disertai kepastian bahwa pasien akan mendapatkan pelayanan di
rumah sakit yang dituju, dengan identifikasi pelayanan yang ada di rumah sakit tujuan,
sehingga akan dapat meminimalisir rujukan berulang ke rumah sakit lainnya kembali,
menurunkan keterlambatan pelayanan, mengurangi mortalitas dan morbiditas,
mengurangi biaya yang dibebankan kepada pasien, serta meningkatkan kenyamanan
pasien.
Skrining intra-hospital bisa dilakukan saat pasien telah mencapai rumah sakit.
Pada area rawat jalan, baik tenaga medis maupun paramedis wajib untuk segera
mengidentifikasi kebutuhan pelayanan bagi pasien yang membutuhkan, baik saat pasien
mendaftar di poliklinik maupun menunggu di ruang tunggu. Skrining pada kasus
emergensi atau instalasi gawat darurat dilaksanakan melalui metode triage, evaluasi
visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik atau
diagnostik imaging sebelumnya. Pengkajian riwayat pasien dalam proses skrining
dilakukan melalui autoanamnesa dan heteroanamnesa. Dokter melakukan pelayanan
medis, identifikasi kebutuhan pelayanan khusus, menerima konsultasi dan penilaian
keputusan pasien apakah di rawat inap-kan, dipulangkan atau dirujuk.
Tujuan
Mengetahui kesesuaian antara kebutuhan pasien dengan ketersediaan asuhan dan
layanan di RSUD Trikora Salakan
Dengan hasil skrining akan didapatkan keputusan untuk mengobati, mengirim atau
merujuk ke pelayanan kesehatan lainnya yang memiliki fasilitas yang memadai
sesuai kebutuhan pasien.
VII
b. Tujuan
Memberikan pelayanan kompreshensif
Memprioritaskan pasien geriatri
Memprioritaskan pasien yang tiba tiba mengalami penurunan keadaan umum
Memberikan pasien safety
c. Kebijakan
Keputusan Direktur Nomor :
Tentang Pemberlakuan Prosedur Tetap (Protap) Fast Track
VIII
BAB II
RUANG LINGKUP
IX
BAB III
TATA LAKSANA
1. Skrining Pra-Hospital
Untuk skrining pra-hospital dapat dilakukan di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
maupun Instalasi Rawat Jalan (IRJ) melalui interaksi per telepon. Interaksi telepon bisa
datang dari pasien atau keluarga pasien yang mencari informasi dengan melakukan
panggilan ke nomor rumah sakit, atau dari fasilitas kesehatan luar rumah sakit yang
berencana merujuk pasien ke RSUD Trikora Salakan.
Langkah-langkah skrining pra hospital :
A. Instalasi Rawat Jalan
1. Pasien atau keluarga pasien dapat mengakses informasi ketersediaan pelayanan
RSUD Trikora Salakan via telepon ke bagian pendaftaran.
2. Bagian pendaftaran menginformasikan jenis pelayanan yang ada di IRJ beserta jam
pelayanan, mengidentifikasi dan menginformasikan pelayanan yang sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi pasien dan bagaimana cara mengakses pelayanan tersebut /
pendaftaran.
3. Tenaga medis dan paramedis setelah menerima telepon segera mengidentifikasi
kebutuhan pelayanan bagi calon pasien (yang belum terdaftar sebagai pasien)
maupun pasien lama, untuk merencanakan tindak lanjut.
B. Instalasi Gawat Darurat
Pasien dari rumah atau tempat lain selain fasilitas kesehatan. Penatalaksanaannya
adalah :
1. Dokter melakukan alloanamnesis / heteroanamnesis secukupnya terhadap
keluhan dan kondisi pasien
2. Dokter menetapkan diagnosa kerja sementara berdasarkan data yang diperoleh
untuk mentukan kategori triase
3. Sesuaikan pelayanan yang dibutuhkan pasien dengan ketersediaan fasilitas
pelayanan yang ada di RSUD Trikora Salakan
4. Dokter memutuskan untuk dapat dirawat jika fasilitas pelayanan yang
dibutuhkan pasien tersedia
X
5. Apabila pasien membutuhkan resusitasi namun fasilitas pelayanan lanjutan tidak
tersedia, maka dokter memutuskan untuk melakukan stabilisasi terlebih dahulu
di IGD kemudian merujuk ke fasilitas kesehatan lain sesuai dengan kebutuhan
pasien.
Pasien dari fasilitas kesehatan perujuk. Penatalaksanaannya adalah :
1. Dokter melakukan heteroanamnesis secukupnya terhadap keluhan dan kondisi
pasien pada petugas medis perujuk
2. Dokter meminta data pemeriksaan fisik terhadap pasien yang bersangkutan pada
tenaga medis perujuk yang meliputi : kesadaran, tekanan darah, frekuensi nadi,
frekuensi pernapasan, temperatur tubuh dan saturasi oksigen
3. Dokter menetapkan diagnosa kerja sementara berdasarkan data yang diperoleh
untuk mentukan kategori triase
4. Sesuaikan pelayanan yang dibutuhkan pasien dengan ketersediaan fasilitas
pelayanan yang ada di RSUD Trikora Salakan
5. Dokter memutuskan untuk dapat dirawat jika fasilitas pelayanan yang
dibutuhkan pasien tersedia
6. Apabila pasien membutuhkan resusitasi namun fasilitas pelayanan lanjutan tidak
tersedia, maka dokter memutuskan untuk melakukan stabilisasi terlebih dahulu
di IGD kemudian merujuk ke fasilitas kesehatan lain sesuai dengan kebutuhan
pasien.
A. Triage
Triage Triage merupakan proses formal dalam penilaian dan pemilahan pasien
yang sifatnya segera terhadap semua pasien yang datang ke Instalasi Gawat
Darurat (IGD) berdasarkan tingkat kegawatannya baik trauma maupun medis
untuk menentukan prioritas penanganan pasien tersebut.
Tatalaksana triase akan dijelaskan lebih lanjut pada panduan triase pasien
XI
B. Evaluasi Visual atau Pengamatan
Evaluasi visual atau pengamatan merupakan salah satu kegiatan pemilahan pasien
melalui visual atau pengamatan untuk menentukan apakah pasien ini
membutuhkan penanganan segera atau tidak (prioritas penanganan pasien).
Evaluasi visual atau pengamatan ini dapat dilakukan oleh semua tenaga medis
selain petugas triage. Contoh : pasien yang tampak kondisinya lemah, pasien
dengan sesak napas, pasien yang tampak sianosis, pasien yang tampak
pucat/anemis, pasien yang tampak kesakitan, pasien yang tampak kebingungan,
dan lain-lain.
Evaluasi visual bisa dilakukan terhadap semua pengunjung yang ingin
mendapatkan pelayanan kesehatan di RSUD Trikora Salakan.
XII
yang sangat integratif. Keputusan merawat pasien dimulai pada saat
mewawancarai pasien. Seorang dokter memperoleh sedikit informasi tentang
pasien dan menganalisanya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
sebelumnya. Semua dokter memakai strategi kognitif yang sama untuk membuat
keputusan klinis tertentu dalam mengolah informasi dan kemungkinan diagnostik
yang tidak terbatas.
XIII
D. Pemeriksaan Laboratorium Klinik atau Diagnostik Imajing (Radiologi).
Meskipun pemeriksaan fisik merupakan titiktolak yang sangat penting untuk
semua perawatan pasien, ia masih belum cukup untuk memastikan banyak
hipotesis yang disarankan kepada seorang dokter. Tes-tes sering diperlukan untuk
memastikan adanya penyakit yang berada dalam stadium dini..
Skrining rawat jalan dilakukan oleh dokter dan perawat di rawat jalan. Skrining rawat
jalan meliputi :
a. Kondisi umum pasien
Dinilai dari kesadaran, jalan nafas, pernafasan, dan sirkulasi
o Kesadaran dinilai apakah pasien dalam kondisi sadar penuh (composmentis),
atau apakah pasien mengalami penurunan kesadaran (mulai gelisah, sangat
mengantuk, sampai penurunan kesadaran lebih lanjut)
o Jalan nafas dinilai apakah bebas dari sumbatan, adakah gangguan ataukah ada
kondisi potensial yang akan mengancam patensi jalan nafas.
Contoh kondisi yang mengancam jalan nafas :
1. Pasien bayi/ balita datang dengan batuk pilek, batuk berulang sangat
mengganggu diikuti suara mengorok.
Pernafasan dinilai apakah pernafasan pasien normal atau ada masalah, bahkan
ada resiko distress nafas. Pasien dengan pernafasan yang layak mendapatkan
pelayan di UGD adalah:
1. Penggunaan otot bantu nafas contoh : penggunaan otot sternocleidomastoidea
saat bernafas posisi tripod.
2. Jika dihitung laju pernafasan pasien > 30x/menit untuk pasien dewasa dan
frekuensi pernafasan melebihi normal sesuai batas normal frekuensi
pernapasan sesuai usia pada bayi dan anak.
o Sirkulasi diilai apakah normal atau ada masalah. Pasien dengan sirkulasi drop
yang layak mendapatkan pelayanan di UGD adalah :
1. Pasien yang sangat pucat
2. Pasien yang datang dengan keringat dingin, nadi teraba lemah.
3. Akral dingin
4. Pasien dengan nyeri dada kiri, curiga iskemik jantung
XIV
5. Pasien dengan nyeri ulu hati, disertai keringat dingin, nadi lemah
6. Pasien dengan perdarahan sedang – hebat di dalamnya perdarah pervaginam
b. Penilaian nyeri
Penilaian nyeri menggunakan wong baker face pain sating scale. Pasien dengan nilai
nyeri ≥ 8 layak mendapakan pelayanan UGD
c. Skrining batuk
Pasien di wawancara sederhana apakah sedang batuk, berapa lama pasien batuk, apakah
sedang dalam pengobatan TBC atau tidak. Pasien yang batuk semua diberikan masker
wajah, sedangkan pasien yang batuk ≥ dua minggu diarahkan untuk memperoleh
prioritas pelayanan untuk mengurangi resiko penularan infeksi air bone. Pasien yang
dengan TBC diarahkan ke jalur fast track ke poli.
d. Skrining pasien jatuh
Skrining resiko jatuh dilakukan menggunakan alat bantu Get Up and Go Test:
1. Pengkajian
No Penilaian Pengkajian YA TIDAK
1. Cara berjalan pasien (salah satu/lebih)
1. Tidak seimbang/ sempoyongan/limbung
2. Jalan mengguanakan alat bantu
( tripod /kursi roda/ orang lain)
2. Menompang saat akan duduk: tampak
memegang pinggiran kursi/ meja/ benda lain
2. Hasil
No Pengkajian Hasil Tindakan
1 Jika 1 dan 2 Tidak Resiko rendah Tidak ada tindakan
2 Jika 1 atau 2 YA Resiko sedang Edukasi
3 Jika 1 dan 2 YA Resiko tinggi Edukasi dan pasang
gelang resiko jatuh
XV
Kebutuhan pasien yang berkenaan dengan pelayanan preventif, kuratif,
rehabilitative dan paliatif dan isolasi diprioritaskan
Skrining pasien indikasi rawat inap dapat dilakukan oleh dokter umum melalui
UGD/Poliklinik umum dan oleh dokter spesialis
pasien akan masuk pada kriteria kuratif, preventif, rehabilitative, pasien indikasi
rawat inap, memerlukan kamar isolasi atau dapat berobat jalan.
Kuratif:
Upaya merupakan serangkaian kegiatan pengobatan yang ditunjukan untuk
penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit. Pasien kuratif
indikasi rawat inap:
Diagnosa Indikasi
Epistaksis 1. Perdarahan massif
2. Hipertensi tak terkontrol
3. observasi perdarahan lanjut
Prolonged pregnancy Hamil ≥ 41 minggu
Myoma uteri 1. Ukuran myoma uteri ≥ 8 cm
2. Telah terjadi perdarahan berulang
3. Hb ≤ 8,0 mg/dl
Pre eclampsia 1. Tekanan darah ≥ 160/110
2. Proteinuria ≥ + 2
3. Terdapat tanda awal kejang
4. IUGR
5. Peningkatan SGPT/SGOT
Abortus 1. Perdarahan ≥ 150 cc
2. Keluar jaringan
3. Syok hemoragis
Hiperemesis gravidarum 1. Keton urin +
2. Keadaan umum lemah
3. Intake makan tidak adekuat
Abnormal uterine bleeding 1. Hb ≤ 8 mg/dl
Atau di atas 8 mg/dl dengan
perdarahan yang masih aktif
DBD 1. Trombosit < 100.000
2. Tekanan darah < 100/70 mmHg
(presyok)
3. Perdarahan spontan
4. Muntah
Dispepsia 1. Muntah
2. Nyeri dada karena gastro esophageal
reflux desease
3. Dehidrasi
XVI
Diare 1. Dehidrasi Ringan – sedang pada
anak yang disertai muntah
2. Dehidrasi sedang – berat
3. Muntah sampai tidak ada obat yang
bias masuk
4. Pre-syok TD <100/60
Asma 1. Keluhan tidak membaik dengan 2x
nebulizer
2. Respirasi rate >30 pada dewasa,
frekuensi pernafasan melebihi normal
sesuai batas normal frekuensi
pernapasan sesuai usia pada bayi dan
anak.
Pasien yang memerlukan tindakan kuratif tapi tidak masuk indikasi rawat
inap, dokter wajib memberikan pendidikan kesehatan dan didokumentasikan
dalam form instruksi pasien pulang
Selanjutkan form tersebut akan dibawa pulang dan menjadi pedoman
perawatan pasien dan keluarga dirumah
Preventif:
Preventif adalah upaya mencegah suatu penyakit / deteksi dini faktor resiko:
- Pemeriksaan kesehatan dilakukan berkala (pemeriksaan kehamilan, balita)
- Deteksi dini kasus, faktor resiko maternal dan balita
- Imunisasi / vaksin pada bayi, anak, hamil dan dewasa
Dokter atau perawat wajib memberikan informasi penjadwalan kontrol /
imunisasi lanjutan.
Paliatif:
Perawatan paliatif adalah perawatan kesehatan terpadu yang bersifat mengurangi
penderitaan pasien, memperpanjang usia dan meningkatkan kualitas hidup. Pasien
paliatif yang masuk indikasi rawat inap:
Diagnosa Indikasi
Congestif heart failure 1. Edema perifer
2. Dyspneu
3. Pembesaran hati
4. Emboli paru
5. kardiomiopati
6. Disritmia
Chronic kidney disease/CKD 1. Mual, muntah berlebihan
2. Perubahan status mental
3. Sesak nafas
4. Asidosis
XVII
Skrining dilakukan oleh dokter umum di poliklinik umum atau IGD atau dokter
spesialis
o Jika ada indikasi rawat inap, perawat wajib melakukan konfirmasi ke dokter
apakah pasien memerlukan ruang khusus seperti ICU dan isolasi
o Perawat menghubungi bagian pendaftar rawat inap, melakukan konfirmasi
ketersediaan ruang yang dibutuhkan pasien.
o Jika ruang perawatan positif tersedia, perawat mengarahkan keluarga pasien
untuk mendaftar rawat inap.
Isolasi / indikasi masuk rumah sakit:
Ruang isolasi adalah ruangan khusus di rumah sakit yang merawat pasien
dengan kondisi medis tertentu, terpisah dari pasien lain untuk mencegah
penyebaran penyakit dan mengurangi resiko terhadap pemberian pelayanan
kesehatan serta mampu merawat pasien menular agar tidak terjadi atau
memutus siklus penularan penyakit melindungi pasien dan petugas
kesehatan.
Perawat wajib melakukan konfirmasi bagian pendaftaran rawat inap
ketersediaan ruang isolasi
Jika ruang khusus isolasi tidak tersedia, maka pasien indikasi rawat inap
dengan isolasi harus ditempatkan di ruang yang setidaknya hanya 1 pasien
dalam satu kamar.
Ruang isolasi yang setelah digunakan oleh pasien dengan resiko penularan
infeksi tinggi, tidak bisa digunakan pada pasien immucompromise sebelum
ruang dinyatakan steril.
Diagnosa Kriteria
TBC
Batuk berdarah
Keadaan umum buruk
Pneumothoraks
Empiema
Efusi pleural massif
Sesak nafas berat TB paru
milier
Meningitis TB
XVIII
penyakit menular lainnya
Demam
Kondisi pasien immunocompromise Ada infeksi tumpangan
( ex: pansitopenia, keganasan post
kemoterapi)
Rehabilitatif
Adalah upaya promosi kesehatan untuk memelihara dan memulihkan kondisi
/ mencegah kecacatan. Sasarannya adalah kelompok orang yang baru sembuh
dari penyakit. Tujuannya adalah pemulihan dan pencegahan kecacatan
(tertiary prevention)
Contoh tindakan rehabilitative adalah fisioterapi
Tindakan fisioterapi bisa dilakukan dengan rawat jalan (tidak memerlukan
rawat inap), kecuali pada terdapat kasus penyerta sebagai contoh pengerjaan
fisioterapi untuk pemulihan pasca operasi
XIX
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan dalam melengkapi proses skrining :
1. Kasus Anak
a. Pemeriksaan Hematologi : Darah Tepi (Hemoglobin, Hematrokrit, Leukosit,
Trombosit, HitungJenis)
b. Pemeriksaan Urinalisa
c. Widal (sesuai kasus)
2. Kasus Umum
a. Hematologi/Darah Lengkap : Hemoglobin, Hematokrit, Leukosit, Trombosit,
Eritrosit, dan Hitung Jenis.
b. Glukosa darah sewaktu ( sesuai kasus )
c. Kimia Klinik Standar : Creatinin, SGPT ( Sesuai kasus )
d. Urinalisis Lengkap (sesuai kasus)
e. EKG (untuk pasien jantung , pasien dewasa usia > 40 tahun & sesuai indikasi )
f. Pemeriksaan Radiologi : Foto Rontgen Thorax (sesuai kasus)
3. Perawatan Geriatri
a. Darah Tepi (Hemoglobin, Hematrokrit, Leukosit, Trombosit, Hitung Jenis)
b. Glukosa darah sewaktu
c. Kimia Klinik Standar : Creatinin, SGPT
d. Urinalisis Lengkap (sesuai kasus)
e. EKG, Rontgen Thorax (sesuai kasus)
4. Perawatan Perinatologi
a. Hematologi Rutin & Golongan darah (sesuai indikasi)
b. Glukosa darah sewaktu ( sesuai indikasi )
c. Radiologi : Thoracoabdomen ( sesuai indikasi )
5. Perawatan Pre Operatif
a. Untuk Golongan Operasi Kecil / Sedang :
- Hematologi Rutin,
- Gula darah sewaktu
- CT/BT ( sesuai indikasi )
b. Untuk Golongan Operasi Besar :
- Hematologi Rutin
- Golongan Darah dan Rhesus
- CT/BT
XX
- Creatinin (sesuai indikasi)
- SGOT /SGPT (sesuai indikasi)
- Glukosa Darah sewaktu
- Urine Lengkap (sesuai indikasi)
- Rontgen : Foto Thorax
- EKG
- Konsul Pre Operatif : dokter Spesialis penyakit dalam (sesuai indikasi) & dokter
Spesialis Anestesi
3. Fast Track
1. Petugas pendaftaran menerima pendaftaran pasien dan melakukan skrining
2. Apabila RS Prima Medika Pemalang belum mampu memberikan pelayanan sesuai
dengan yang diharapkan karena kurangnya jenis pelayanan dan fasilitas poliklinik
maka pasien diarahkan ke poliklinik sesuai dengan keluhan pasien dan mendapatkan
prioritas awal.
3. petugas memberi kartu fast track pada keluarga pasien atau pasien yang memenuhi
kriteria fast track yaitu:
a. Indikasi non medis
Pasien usia diatas 65 tahun yang sudah melalui sekrining barthel
Pasien yang menggunakan kursi roda, brankart.
Pasien dengan prioritas.
b. Indikasi Medis
Batuk hebat tidak berhenti – henti
Tekanan darah > 180/120
Pernafasan> 24x/menit dewasa, > 30 x/menit anak, >40 x/menit bayi,
Nadi> 120x/menit
Anak – anak rewel dengan suhu>38 C
4. Dalam keadaan tertentu petugas dapat mengantarkan pasien yang mendapat kartu fast
track ke poliklinik yang dituju dan keluarga pasien menuju loket pendaftaran fast
track rawat jalan.
5. Petugas pendaftaran melakukan entry data pasien fast track ke dalam Sistem
Informasi Managemen Rumah Sakit (SIMRS).
6. Petugas rekam medis mendahulukan mencarikan berkas pasien yang ada bertanda fast
track.
7. Petugas rekam medis memberi tanda fast track yang ditempel pada berkas rekam
medis pasien dan mendistribusikan ke pelayanan rawat jalan yang dituju.
XXI
8. Petugas Instalasi Rawat Jalan mendahulukan pemeriksaan dan pelayanan medis yang
dibutuhkan, dan tetap memberi tanda fast track yang ditempel pada formulir
permintaan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan sesuai dengan perintah dokter.
9. Petugas di pelayanan penunjang mendahulukan pemeriksaan pasien yang membawa
label fast track pada lembar permintaan pemeriksaan
10. Dokter menyimpulkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang yang telah dilakukan, serta menentukan tindakan selanjutnya, yakni:
Dipulangkan dengan pengobatan rawat jalan
Rawat inap ruang biasa
Rawat inap ruang khusus atau intensive
XXII
BAB IV
DOKUMENTASI
1. Rekam medis
2. Formulir skrining pasien rawat jalan
3. Formulir skrining pasien rawat inap
4. SPO skrining pasien dari luar rumah sakit (pra hospital)
5. SPO skrining pasien rawat inap (intra hospital)
6. SPO Rujukan pasien
XXIII
XXIV