Anda di halaman 1dari 21

PANDUAN SKRINING PASIEN

RUMAH SAKIT UMUM


PKU MUHAMMADIYAH SRAGEN
TAHUN 2018

i
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan panduan Skrining Pasien
di Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Sragen.
Panduan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan panduan ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan panduan ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki panduan Skring Pasien ini.
Akhir kata kami berharap semoga panduan Skrinng Pasien di Rumah Sakit Umum
PKU Muhammadiyah Sragen ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sragen, 20 Januari 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii
LAMPIRAN KEPUTUSAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................... 1
B. Dasar Hukum ....................................................................................................... 1
C. Definisi ................................................................................................................ 1
D. Tujuan .................................................................................................................. 2
BAB II RUANG LINGKUP
A. Ruang Lingkup Pelayanan IGD ........................................................................... 4
B. Batasan Operasional ............................................................................................ 4
C. Jenis Pelayanan yangtidak bias di layani ............................................................. 7
BAB IV TATA LAKSANA
1. Triase ................................................................................................................... 10
2. Primary Survey (ABCD) ..................................................................................... 10
3. Resusitasi ............................................................................................................. 12
4. Secondary Survey ................................................................................................ 13
5. Pemantauan Dan Re-Evaluasi Berkesinambungan.............................................. 14
6. Transfer Ke Ruang Rawat Inap Atau Rujuk Ke Rumah Sakit Lain .................... 14
BAB V DOKUMENTASI
BAB VI PENUTUP

iii
RUMAH SAKIT UMUM
PKU MUHAMMADIYAH SRAGEN
Jl. Raya Sragen – Solo Km.8, Masaran, Sragen
Telp / Fax. (0271) 644370.www.rspkusragen.blogspot.co.id

PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH SRAGEN
NOMOR : 211/PER/DIR/RSU-PKUM/1/2018

TENTANG
PANDUAN PELAYANAN SKRINING PASIEN
DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SRAGEN

Menimbang : a. bahwa Skrining adalah suatu cara atau metode yang dilakukan untuk
menyelaraskan kebutuhan pasien dibidang pelayanan kesehatan
dengan pelayanan yang tersedia di rumah sakit;
b. bahwa Informasi diperlukan untuk membuat keputusan yang benar
tentang kebutuhan pasien yang mana yang dapat dilayani rumah
sakit, supaya tercipta peningkatan mutu pelayanan yang sesuai
dengan misi dan tujuan rumah sakit;
c. bahwa untuk menyelaraskan kebutuhan pasien dibidang pelayanan
kesehatan dengan pelayanan yang dimiliki/ tersedia di rumah sakit,
mengkoordinasikan pelayanan supaya lebih efektif dan efisien,
merencanakan pemulangan dan tindakan selanjutnya sesuai
kebutuhan pasien dan menyesuaikan kebutuhan pasien dengan misi
dan sumber daya di rumah sakit perlu ditetapkan Panduan Skrining
Pasien di Rumah Sakit.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008
tentang Rekam Medis;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 856
2009 tentang Pelayanan Emergency di IGD;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal;
iv
6. SK Pimpinan Daerah Muhammadiyah Nomor :
488/KEP/III.E/2015 tentang Pengangkatan Direktur RSU PKU
Muhammadiyah Sragen.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RSU PKU MUHAMMADIYAH SRAGEN


TENTANG PANDUAN SKRINING PASIEN RUMAH SAKIT UMUM
PKU MUHAMMADIYAH SRAGEN.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :
(1) Skrining merupakan pengenalan dini secara pro-aktif untuk
menemukan adanya masalah atau faktor resiko.
(2) Test skrining dapat dilakukan berupa :
a. Pertanyaan / Quesioner / anamnesa
b. Pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan laboratorium
d. Diagnostik Imaging

Pasal 2
Tujuan skrining adalah untuk mengurangi morbiditas dari penyakit
dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditentukan.

pasal 3
Skrining membantu staf/karyawan untuk memutuskan apakah pasien
membutuhkan pelayanan preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitative
serta memilih pelayanan yang paling tepat sesuai dengan urgensinya.

v
BAB II
RUANG LINGKUP

Pasal 4
Jenis skrinng di Instalasi Gawat Darurat meliputi :
a. Pasien dengan kasus True Emergency
b. Pasien dengan kasus False Emergency

BAB III
TATA LAKSANA

Pasal 5
(1) Penderita non-trauma atau trauma/multitrauma memerlukan penilaian
dan pengelolaan yang cepat dan tepat untuk menyelamatkan jiwa
penderita. Penilaian awal yang di lakukan meliputi :
1. Triase
2. Primary survey (ABCD)
3. Resusitasi
4. Secondary survey
5. Pemantauan dan re-evaluasi berkesinambungan
6. Transfer ke ruang rawat inap atau rujuk ke rumah sakit lain

BAB IV
DOKUMENTASI

Pasal 6
(1) Formulir Assesmen Medis IGD
(2) Formulir Assesmen Keperawatan IGD

vi
BAB IV
PENUTUP

Pasal 7
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini akan
dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan : di Sragen
Tepat tanggal : 20 Januari 2018
Direktur,
Direktur RSU PKU Muhammadiyah Sragen

dr. INDRA AGUS SETYAWAN

vii
Lampiran : KEPUTUSAN DIREKTUR RSU PKU
MUHAMMADIYAH SRAGEN
NOMOR : 211/PER/DIR/RSUPKUM/1/2018
TENTANG : PANDUAN SKRINING PASIEN

PANDUAN SKRINING PASIEN


RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH SRAGEN

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit seharusnya mempertimbangkan bahwa pelayanan di rumah sakit
merupakan bagian dari suatu sistem pelayanan yang terintegrasi dengan para profesional
dibidang pelayanan kesehatan dan tingkat pelayanan yang akan membangun suatu
kontinuitas pelayanan.

B. DEFINISI
Menurut Rochjati. P. (2008), skrining merupakan pengenalan dini secara pro-aktif
untuk menemukan adanya masalah atau faktor resiko. Sehingga skrining bisa dikatakan
sebagai usaha untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan yang secara klinis belum
jelas, dengan menggunakan tes atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara cepat
untuk membedakan orang yang terlihat sehat atau benar-benar sehat tapi sesungguhnya
menderita kelainan.
Rumah sakit seharusnya mempertimbangkan bahwa pelayanan di rumah sakit
merupakan bagian dari suatu sistem pelayanan yang terintegrasi dengan para profesional
dibidang pelayanan kesehatan dan tingkat pelayanan yang akan membangun suatu
kontinuitas pelayanan.

C. TUJUAN
Maksud dan tujuannya adalah menyelaraskan kebutuhan pasien dibidang pelayanan
kesehatan dengan pelayanan yang tersedia di rumah sakit, mengkoordinasikan pelayanan,
kemudian merencanaka pemulangan dan tindakan selanjutnya. Hasilnya adalah
meningkatkan mutu pelayanan pasien dan efisiensi penggunaan sumber daya yang
tersedia di rumah sakit.

1
Informasi diperlukan untuk membuat keputusan yang benar tentang kebutuhan
pasien yang mana yang dapat dilayani di rumah sakit, pemberian pelayanan yang efisien
kepada pasien, transfer dan pemulangan pasien yang tepat ke rumah atau ke pelayanan
lain.
Untuk menyesuaikan kebutuhan pasien dengan misi dan sumber daya rumah sakit
tergantung pada keterangan yang didapat tentang kebutuhan pasien dan kondisinya
melalui skrining pada kontak pertama. Skrining pada unit emergensi dilaksanakan
melalui kriteria triase, evaluasi visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik atau hasil dari
pemeriksaan fisik, psikologis, laboratorium klinik atau diagnostik imaging sebelumnya.
Sekrining dapat terjadi disumber rujukan pada saat pasien di transportasi emergensi
atau apabila pasien tiba di rumah sakit. Hal ini sangat penting bahwa keputusan untuk
mengobati, mengirim atau merujuk hanya dilakukan setelah ada hasil skrining dan
evaluasi. Hanya rumah sakit yang mempunyai kemampuan menyediakan pelayanan
yang dibutuhkan dan konsisten dengan misinya dapat dipertimbangkan untuk menerima
pasien rawat inap atau pasien rawat jalan dan rujukan kepelayanan kesehatan lainnya
yang memiliki fasilitas yang memadai sesuai kebutuhan pasien.
Tujuan skrining adalah untuk mengurangi morbiditas dari penyakit dengan
pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditentukan. Test skrining dapat dilakukan
berupa :
1. Pertanyaan / Quesioner / anamnesa
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan laboratorium
4. Diagnostik Imaging
Skrining membantu staf/karyawan untuk memutuskan apakah pasien membutuhkan
pelayanan preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitative serta memilih pelayanan yang
paling tepat sesuai dengan urgensinya.
RSU PKU Muhammadiyah Sragen berupaya memberikan :
a. Pelayanan Promotif dan preventif.
1) Poliklinik KIA
2) Poliklinik spesialis untuk ANC
b. Pelayanan kuratif dan paliatif
1) Pelayanan IGD dan Kamar Bersalin 24 jam
2) Pelayana 4 besar spesialistik
3) Pelayanan Rawat jalan

2
4) Pelayanan Bedah Sentral
5) Klinik rehabilitasi medic : fisioterapi
6) Pelayanan penunjang (Laboratorium dan radiologi) 24 jam
7) Pelayanan Farmasi 24 jam
c. Pelayanan rehabilitative
1) Pelayanan rehabilitasi medic ( Rawat jalan dan Rawat inap )

3
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Ruang lingkup pelayanan instalasi gawat darurat meliputi :


1. Pasien dengan kasus True Emergency
Yaitu pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat darurat atau akan
menjadi gawat dan terancam jiwanya atau anggota badannya (akan menjadi
cacat) bila tidak mendapat pertolongan.
2. Pasien dengan kasus False Emergency
Yaitu pasien dengan :
a. Keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat.
Keadaan gawat tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya.
b. Keadaan tidak gawat dan tidak darurat.
RSU PKU Muhammadiyah Sragendiklasifikasikan menjadi rumah sakit kelas/ tipe
D. Rumah sakit klas D adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas
dan kemampuan pelayanan medik sekurang-kurangnya2 (dua) dari 4 (empat) jenis
pelayananspesialis dasar.
Pelayanan Medik Spesialis Dasar adalah pelayanan medik Spesialis Penyakit
Dalam, Kesehatan Anak, Bedah, Obstetri dan Ginekologi.
Pelayanan Spesialis Penunjang Medik yaitu laboratorium dan Radiologi.
Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan terdiri dari pelayanan asuhan
keperawatan dan asuhan kebidanan.
Pelayanan Penunjang Klinik terdiri dari Perawatan High Care Unit, Pelayanan
Darah, Gizi,Farmasi, Sterilisasi Instrumen dan Rekam Medik.
Pelayanan Penunjang Non Klinik terdiri dari pelayanan Laundry/Linen, Jasa
Boga/Dapur,Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas, Pengelolaan Limbah, Gudang,
Ambulance, Komunikasi, Kamar Jenazah, Pemadam Kebakaran, Pengelolaan Gas
Medik dan Penampungan Air Bersih.

B. BATASAN OPERASIONAL
1. Instalasi gawat darurat
Adalah unit pelayanan dirumah sakit yang memberikan pelayanan pertama pada
pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan
berbagai multi disiplin.

4
2. Triage
Adalah pengelompokan korban yang berdasarkan atas berat ringannya
trauma/penyakit serta kecepatan penanganan/pemindahannya.
3. Prioritas
Adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan
pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa yang timbul
4. Survey primer
Adalah deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang mengancam jiwa
5. Survey sekunder
Adalah melengkapi survey primer dengan mencari perubahan-perubahan anatomi
yang akan berkembang menjadi semakin parah dan memperberat perubahan fungsi
fital yang ada berakhir dengan mengancam jiwa bila tidak segera di atasi.
6. Pasien gawat darurat
Pasien yang tiba-tiba dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam
nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapatkan
pertolongan secepatnya.
7. Pasien gawat tidak darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat,
misalnya kanker stadium lanjut.
8. Pasien darurat tidak gawat
Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba tetapi tidak mengancam nyawa dan
anggota badannya, misalnya luka sayat dangkal.
9. Pasien tidak gawat tidak darurat
Misalnya pasien dengan ulcus peptikum, TBC kulit.
10. Kecelakaan (accident)
Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datang secara mendadak,
tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cedera fisik, mental, dan sosial.
Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut :
a. Tempat kejadian
1) Kecelakaan lalu lintas
2) Kecelakaan dilingkungan rumah tangga
3) Kecelakaan dilingkungan kerja
4) Kecelakaan di sekolah

5
5) Kecelakaan di tempa-tempat umum lain seperti halnya : tempat rekreasi,
perbelanjaan, diarea olah raga dan lain-lain.
b. Mekanisme kejadian
Tertabrak, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat, terbakar baik
karena efek kimia, fisik maupun listrik dan radiasi.
11. Bencana
Rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau manusia yang
mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan
lingkungan , kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan
terhadap tata kehidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang memerlukan
pertolongan dan bantuan.
Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dari
salah satu atau organ dibawah ini :
a. Susunan saraf pusat.
b. Sistem pernafasan.
c. Kardiovaskuler.
d. Hati
e. Ginjal
f. Pancreas.
Kegagalan system / organ tersebut dapat disebabkan oleh :
a. Trauma / cedera
b. Infeksi.
c. Keracunan.
d. Degenerasi ( failure )
e. Asfiksia
Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar ( excessive loss of water and
electrolit )
Kegagalan system susunan saraf pusat, kardiovaskuler, pernafasan dan hipoglikemi
dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat, sedangkan kegagalan system
organ yang lain dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang lama.
Dengan demikian keberhasilan penanggulangan penderita gawat darurat (PPGD)
dalam mencegah kematian dan cacat ditentukan oleh :
a. Kecepatan menemukan penderita gawat darurat.
b. Kecepatan meminta pertolongan.

6
c. Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan.
1) Ditempat kejadian
2) Dalam perjalanan ke rumah sakit
3) Pertolongan selanjutnya secara mantap dirumah sakit

C. JENIS PELAYANAN YANG TIDAK BISA DILAYANI


Pelayanan yang tidak dapat dilayani di RSU PKU Muhammadiyah Sragen sesuai SK.
Nomor 432/KEP/DIR/RSU-PKUM/II/2018 tentang jenis pelayanan yang tidak bisa di
layani di RSU PKU Muhammadiyah Sragen:
1. Fasilitas Ruang
a. Ruangan penuh
b. Ruang Rawat dalam perbaikan
c. Ruang Rawat Intensif Care Unit
2. Penunjang
a. Alat tidak dimiliki
1) ECT ( Electro Convulsive Therapy )
2) Bronchoscopy
3) Foto Rongen dengan Kontras
b. Alat sedang dalam perbaikan

7
BAB III
TATA LAKSANA

Penderita non-trauma atau trauma/multi trauma memerlukan penilaian dan


pengelolaan yang cepat dan tepat untuk menyelamatkan jiwa penderita. Waktu berperan
sangat penting, oleh karena itu diperlukan cara mudah, cepat dan tepat. Proses awal ini
dikenal dengan Initial assassment (penilaian awal). Penilaian awal meliputi :
1. Triase
2. Primary survey (ABCD)
3. Resusitasi
4. Secondary survey
5. Pemantauan dan re-evaluasi berkesinambungan
6. Transfer ke ruang rawat inap atau rujuk ke rumah sakit lain
Urutan kejadian diatas diterapkan seolah-olah berurutan namun dalam praktik sehari-
hari dapat dilakukan secara bersamaan dan terus menerus .
A. Triase
Triase adalah cara pemilahan penderita berdasarkan tingkat kegawatan dan waktu
maksimal yang dibutuhkan untuk melakukan tindakan pertolongan untuk mencapai hasil
yang maksimal pula. Triase di unit emergensi RSU PKU Muhammadiyah Sragen
berdasarkan Australasian Triage Scale (ATS) .
B. Primary survey (ABCD)
a. Airway dengan kontrol servikal
1) Penilaian
 Mengenal patensi airway ( inspeksi, auscultasi, palpasi )
 Penilaian secara cepat dan tepat akan adanya obstruksi.
2) Pengelolaan airway
 Lakukan chin lift dan atau jaw thrust dengan kontrol sevikal in-line
immobilisasi.
 Bersihkan airway dari benda asing bila perlu suctioning dengan alat rigid.
 Pasang pipa nasofaringeal atau orofaringeal, pasang airway difinitif sesuai
indikasi.
3) Fiksasi leher
Anggaplah bahwa terdapat kemungkinan fraktur servikal pada setiap penderita
multi trauma, terlebih bila ada gangguan kesadaran atau luka diatas klavikula.
8
b. Breathing dan ventilasi-oksigenasi
1) Penilaian
a. Buka leher dan dada pasien dengan tetap memperhatikan kontrol servikal in-
line immobilisasi.
b. Tentukan laju dan dalamnya pernafasan.
c. Inspeksi dan palpasi leher dan thorak untuk mengenali kemungkinan terdapat
deviasi trakhea, ekspansi thoraks simetris atau tidak, pemakaian otot – otot
tambahan dan tanda-tanda cidera lainnya.
d. Perkusi thoraks untuk menentukan redup atau hipersonor.
e. Auskultasi thoraks bilateral.
2) Pengelolaan
a. Pemberian oksigen konsentrasi tinggi ( nonrebreather mask 11-12 liter/menit )
b. Ventilasi dengan Bag Valve Mask.
c. Menghilangkan tension pneumothorax.
d. Memasang pulse oxymeter.
3) Evaluasi
c. Circulation dengan kontrol perdarahan
1) Penilaian
a. Mengetahui sumber perdarahan eksternal yang fatal.
b. Mengetahui sumber perdarahan internal.
c. Periksa nadi : kecepatan, kwalitas, pulsus paradoksus. Tidak ditemukannya
pulsasi dari arteri besar merupakan pertanda diperlukannya resusitasi masif
segera.
d. Periksa warna kulit, kenali tanda-tanda sianosis.
e. Periksa tekanan darah
2) Pengelolaan
a. Penekanan langsung pada sumber perdarahan eksternal.
b. Kenali perdarahan internal, kebutuhan untuk intervensi bedah serta konsultasi
pada ahli bedah.
c. Pasang IV kateter 2 jalur ukuran besar sekaligus mengambil sampel darah
untuk pemeriksaan rutin, kimia darah, test kehamilan (untuk wanita usia
subur), golongan darah dan cross-match serta Analisis Gas Darah (BGA)
d. Beri cairan kristaloid dengan tetesan cepat.
e. Pasang PSAG/bidai pneumatik untuk kontrol perdarahan pada pasien dengan

9
fraktur pelvis yang mengancam jiwa.
3) Evaluasi
d. Disability
1) Tentukan tingkat kesadaran memakai skor GCS (Glasgow coma Scale).
2) Nilai pupil : besarnya, isokor atau tidak, reflek cahaya dan awasi tanda-tand
laterisasi.
3) Evaluasi dan re-evaluasi airway, oksigenasi, ventilasi dan circulaion.
4) Klasifikasi kesadaran pada trauma kepala :
 GCS = 8 cedera kepala berat
 GCS = 9 – 12 cedera kepala sedang
 GCS = 13 – 15 cedera kepala ringan
e. Exposure/Environment
1) Buka pakaian penderita.
2) Cegah hipotermia : beri selimut dan tempatkan pada ruangan yang cukup hangat.

C. Resusitasi
a. Re-evaluasi ABCDE
Dosis awal pemberian cairan kristaloid adalah 1000-2000 ml pada dewasa dan
20ml/kg BB pada anak dengan tetesan cepat .
b. Evaluasi resusitasi cairan.
a) Nilai respon penderita terhadap pemberian cairan awal
b) Nilai perfusi organ ( nadi, warna kulit, kesadaran dan produksi urin) serta awasi
tanda-tanda syok.
c) Pemberian cairan selanjutnya berdasarkan respon terhadap pemberian cairan awal.

Tambahan pada primary survey dan resusitasi


A. Pasang EKG
1. Bila ditemukan bradikardi, konduksi aberan atau ekstrasistole harus dicurigai
adanya hipoksia dan hipoperfusi.
2. Hipotermia dapat menampakkan gambaran disritmia.
B. Pasang kateter uretra
1. Kecurigaan adanya ruptur uretra merupakan kontra indikasi pemasangan kateter
urin.
2. Bila terdapat kesulitan pemasangan kateter karena stiktur uretra atau BPH, jangan

10
memanipulasi atau instrumentasi, segera konsultasikan pada bagian bedah.
3. Ambil sampel urin untuk pemeriksaan urin rutin.
4. Produksi urin merupakan indikator yang peka untuk menilai perfusi ginjal dan
hemodinamik penderita.
5. Out put urin normal sekitar 0,5 ml/kg Bbjam pada orang dewasa, 1 ml /kgBB/jam
pada anak-anak dan 2 ml?kgBB/jam pada bayi.
C. Pasang Kateter Lambung
1. Bila terdapat kecurigaan fraktur basis kranii atau trauma maksilofacial yang
merupakan kontraindikasi pemasangan nasogastrik tube, gunakan orogastrik tube.
2. Selalu tersedia alat suction selama pemasangan kateter lambung karena bahaya
aspirasi bila pasien muntah.
D. Monitoring hasil resusitasi dan laboratorium
Monitoring didasarkan atas penemuan klinis, nadi, laju nafas, tekanan darah, Analisis
Gas Darah (BGA), suhu tubuh dan out put urin dan pemeriksaan laboratorium.
E. Pemeriksaan foto rontgen atau USG abdomen
1. Segera lakukan foto thorakx, pelvis dan servikal lateral dan atau USG abdomen
bila terdapat kecurigaan trauma abdomen.
3. Pemeriksaan foto ronget harus selaktif dan jangan sampai menghambat proses
resusitasi. Bila belum memungkinkan, dapat dilakukan pada saat secondary
survey.
2. Pada wanita hamil, foto rongent yang mutlak diperlukan tetap harus dilakukan.

D. Secondary survey
Anamnesis dan pengkajian yang harus di dapatkan meliputi : pemeriksaan fisik head to
too .
1. khusus pasien trauma anamnesis yang harus diingat :
S : Syndrom
A : Alergi
M : Mekanisme dan sebab trauma
M : Medikasi (obat yang diminum saat ini)
P : Past illness
L : Last meal ( makan minum terakhir )
E : Event/Environment yang berhubungan dengan kejadian perlukaan

11
1) Anamnesa secondary survey pada pasien non trauma sering dilakukan dengan
A : Alergi
M : Medikasi ( obat yang sedang diminum )
P : Past Illness
L : Last meal ( makan minum terakhir )
E : Event / Environment yang berhubungan dengan kejadian
1. Pemeriksaan fisik dengan head to too, kemungkinan penemuan gejala akan terlihat.
2. Sebelum dilakukan pemeriksaan tambahan, periksa keadaan penderita dengan teliti
dan pastikan hemodinamik stabil.
3. Selalu siapkan perlengkapan resusitasi di dekat penderita karena pemeriksaan
tambahan biasanya dilakukan diruangan.
Pemeriksaan tambahan yang biasanya diperlukan :
 CT scan kepala, abdomen
 USG abdomen, transoesofagus
 Foto rongent ekstermitas
 Foto rongent vertebra tambahan
 Urografi dengan kontras

2. Pemantauan Dan Re-Evaluasi Berkesinambungan


a. Penilaian ulang terhadap penderita, dengan mencatat dan melaporkan setiap
perubahan pada kondisi penderita dan respon terhadap resusitasi.
b. Monitoring tanda-tanda vital dan jumlah urin.
c. Pemakaian analgetik yang tepat diperbolehkan.

3. Transfer Ke Ruang Rawat Inap Atau Rujuk Ke Rumah Sakit Lain


a. Bila RSU PKU Muhammadiyah Sragentersedia fasilitas
(kamar dan peralatan) dan sumber daya maka pasien dilakukan rawat inap sesuai
dengan kebutuhan pasien.
b. Bila rumah sakit tidak tersedia fasilitas (kamar dan peralatan) dan sumber daya
(SDM) maka dilakukan rujukan sesuai prosedur setelah pasien dalam kondisi stabil.

12
BAB IV
DOKUMENTASI

(1) Formulir Assesmen Medis IGD


(2) Formulir Assesmen Keperawatan IGD

13
BAB VI
PENUTUP

Panduan Skrining Pasien ini kami susun agar dapat digunakan sebagai acuan dalam
melaksanakan kegiatan skrining di Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Sragen.
Namun demikian upaya-upaya ini akan lebih berhasil jika didukung oleh pimpinan rumah
sakit dan kerja sama yang baik dari seluruh unit kerja di Rumah Sakit Umum PKU
Muhammadiyah. Semoga Allah selalu memberikan Rahmat semua upaya-upaya yang kita
kerjakan.

DIREKTUR
RSU PKU Muhammadiyah Sragen

dr. INDRA AGUS SETYAWAN

14

Anda mungkin juga menyukai