CONTROLLED
RUMAH SAKIT PRIMAYA BETANG PAMBELUM
Tanggal
Status Status Status
Tanggal Tanggal Peninjaua
Dokumen Review Revisi
Terbit Efektif n Kembali
Baru 00 00 11 Maret 11 April 11 Maret 2024
2021 2021
Riwayat Revisi
Uraian
Revisi Penanggung Jawab No Dokumen
Perubahan
Divisi Pelayanan dan 0801001/PER/DIR/
00 -
Penunjang Medis PT.FGM-PRMB/III/2021
Rumah Sakit
dr. Kristiawan Basuki
1 Primaya Betang
Rahmat, M. Kes
Pambelum
PERATURAN DIREKTUR
CONTROLLED
RUMAH SAKIT PRIMAYA BETANG PAMBELUM
0801001/PER/DIR/PT.FGM-PRMBP/III/2021
PANDUAN SKRINING PASIEN
RUMAH SAKIT PRIMAYA BETANG PAMBELUM
I
CONTROLLED
Menetapkan :
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Palangkaraya
Pada Tanggal: 11 Maret 2021
Direktur
II
CONTROLLED KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmatnya
Panduan Skrining Pasien di Rumah Sakit Primaya Betang Pambelum dapat diselesaikan
sesuai dengan kebutuhan.
Panduan Skrining Pasien disusun sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan
dan keselamatan pasien di rumah sakit serta sebagai acuan bagi petugas medis di
Rumah Sakit Primaya Betang Pambelum
Panduan ini akan dievaluasi kembali untuk dilakukan perbaikan / penyempurnaan bila
ditemukan hal-hal yang tidak sesuai lagi dengan kondisi dan ketentuan skrining di
rumah sakit.
Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Tim
Penyusun, yang dengan segala upaya telah berhasil menyusun Panduan Skrining Pasien
untuk dijadikan acuan dalam pelayanan di RS Primaya Betang Pambelum
III
DAFTAR ISI
Hal.
CONTROLLE
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
I. DEFINISI............................................................................................ 2
IV DOKUMENTASI.................................................................................. 13
1
CONTROLLED
BAB I
DEFINISI
1. Skrining visual
2. Triase
3. Pemeriksaan fisik
4. Pemeriksaan penunjang
Skrining dilakukan pada saat pertama kali kontak dengan Rumah Sakit
Primaya Betang Pambelum, sejak dari sumber daya perujuk dan selama
transportasi. Berdasarkan hasil skrining tersebut ditentukan apakah pasien sesuai
dengan misi dan sumber daya rumah sakit. Semua pasien diterima sebagai pasien
rawat jalan dan rawat inap setelah dilakukan identifikasi kebutuhan kesehatannya
dan disesuaikan dengan sumber daya (ketenagaan dan fasilitas) dan misi Rumah
Sakit Primaya Betang Pambelum. Pasien diterima hanya jika rumah sakit dapat
memberikan layanan yang diperlukan baik rawat jalan atau kebutuhan rawat inap
yang tepat.
Skrining yang dilakukan pada penerimaan pasien IGD, rawat jalan, rawat inap,
tindakan berisiko tinggi, operasi, persalinan dan lain-lain meliputi:
1. Anamnesa
Anamnesa dilakukan saat pasien pertama kali kontak dengan rumah sakit,
saat pasien datang ke rumah sakit dan saat pasien masuk ke rawat inap.
Anamnesa yang dilakukan saat pertama kali pasien kontak dengan rumah
sakit, biasanya dilakukan pada pasien rujukan dari rumah sakit lain,
pasien yang minta dijemput oleh ambulans, yang prosedurnya dilakukan
oleh Instalasi Gawat Darurat. Anamnesa yang dilakukan di unit pelayanan
rawat jalan dan Instalasi Gawat Darurat, meliputi:
• Keluhan utama
• Riwayat penyakit dahulu
2
CONTROLLED
• Riwayat alergi
BAB II
RUANG LINGKUP
3
CONTROLLED
BAB III
TATA LAKSANA
4
1. Skrining awal pasien poliklinik umum dan spesialis dilakukan oleh
perawat dengan cara evaluasi visual dan mengukur tanda-tanda vital
pasien.
CONTROLLED
2. Evaluasi visual dilakukan dengan cara melihat cara berjalan pasien,
apakah menggunakan alat bantu jalan, apakah ada batuk, dan
apakah pasien tampak lemah dan sesak.
4. Kriteria transfer ke IGD dari poli yaitu pasien dengan katagori triage
ESI level 1 dan 2.
5
9. Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
dokter akan menentukan pelayanan selanjutnya yang dibutuhkan
pasien, yakni:
a. Dipulangkan dengan pengobatan rawat jalan
b. Rawat inap ruang biasa
c. Rawat inap ruang khusus atau intensif
CONTROLLED
d. Konsultasi atau alih rawat ke spesialis lain
e. Dirujuk atau dipindahkan jika pasien tersebut membutuhkan
pelayanan yang tidak dimiliki oleh RS Primaya Betang Pambelum.
6
6. Skrining pasien di IGD dilakukan dengan cara anamnesa,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
7. Skrining infeksius dilakukan saat triage di IGD dan rawat jalan pada
pasien yang sudah mendapatkan perawatan jangka panjang di
fasilitas pelayanan kesehatan lain yaitu terhadap MRSA (Methicillin
Resisten Staphylococcus) dan pada pasien dengan batuk maka akan
CONTROLLED
diberikan standar precaution khusus yaitu pemasangan masker
kepada pasien.
7
12.Dari hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
dokter akan menentukan pelayanan selanjutnya yang dibutuhkan
pasien, yakni :
a. Dipulangkan dengan pengobatan rawat jalan
b. Rawat inap ruang biasa
c. Rawat inap ruang khusus atau intensif
d. Konsultasi ke dokter spesialis .
CONTROLLED
dilakukan transfer ke rawat inap ataupun rujuk ke RS dengan
fasilitas yang lebih lengkap. Rawat inap yang meliputi: rawat inap
ruang biasa ataupun rawat inap ruang khusus atau intensif.
Kuratif:
a. Upaya merupakan serangkaian kegiatan pengobatan yang ditunjukan
untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat
penyakit.
8
b. Pasien yang memerlukan tindakan kuratif tapi tidak masuk indikasi
rawat inap, 8 dokter wajib memberikan pendidikan kesehatan dan
didokumentasikan.
Preventif:
Preventif adalah upaya mencegah suatu penyakit / deteksi dini faktor
resiko:
1. Pemeriksaan kesehatan dilakukan berkala (Medical Check Up,
pemeriksaan kehamilan, balita)
CONTROLLED
3. Imunisasi/vaksin pada bayi, anak, ibu hamil dan dewasa
4. Dokter atau perawat wajib memberikan informasi penjadwalan
kontrol/imunisasi lanjutan.
Paliatif:
1. Perawatan paliatif adalah perawatan kesehatan terpadu yang bersifat
mengurangi penderitaan pasien, memperpanjang usia dan
meningkatkan kualitas hidup.
9
Rehabilitatif:
1. Adalah upaya promosi kesehatan untuk memelihara dan
memulihkan kondisi / mencegah kecacatan. Sasarannya adalah
kelompok orang yang baru sembuh dari penyakit. Tujuannya adalah
pemulihan dan pencegahan kecacatan (Tertiary Prevention).
CONTROLLED
pelayanan kesehatan lain dan pasien yang memerlukan penjemputan dengan
ambulans.
Skrining awal dilakukan lewat telepon oleh perawat Instalasi Gawat
Darurat, dengan cara menanyakan hal-hal berikut :
a. Pasien rujukan dari rumah sakit/pelayanan kesehatan
lain:
1) Rumah sakit/pelayanan kesehatan yang mengirim
pasien; ruangan tempat pasien dirawat
2) Nama pasien
3) Umur
4) Jenis kelamin
5) Diagnosa medis
6) Keluhan saat ini;
7) Tanda-tanda vital, tingkat kesadaran
8) Alasan dirujuk ke Rumah Sakit Primaya Karawang
9) Pelayanan yang dibutuhkan
10
10) Penanggungjawab (umum atau jaminan
perusahaan/asuransi);
11) Kebutuhan transportasi
12) Identitas penelepon.
Dari hasil anamnesa ini dapat ditentukan pelayanan yang dibutuhkan
pasien. Apabila pelayanan yang dibutuhkan pasien tidak tersedia maka
pasien tidak dapat diterima di Rumah Sakit Primaya Betang Pambelum
dan diberikan alternatifnya.
b. Pasien yang minta dijemput dari rumah:
1) Nama pasien
2) Umur
3) Jenis kelamin
4) Keluhan saat ini
5) Kondisi saat ini
6) Nama penelepon
7) Alamat.
Dari hasil anamnesa, maka dokter akan menjemput pasien ke
rumah dan anamnesa lebih lanjut untuk menentukan pelayanan yang
CONTROLLED
dibutuhkan pasien dilakukan setelah pasien tiba di rumah sakit.
Semua pasien yang telah dilakukan pemeriksaan fisik oleh dokter dan
telah ada hasil pemeriksaan penunjang maka akan ditentukan
pelayanan lanjutan yang dibutuhkan oleh pasien, seperti apakah pasien
bisa pulang/rawat jalan, rawat inap ruang biasa, atau rawat inap
intensif.
11
Tujuan dilakukannya RAT adalah untuk mengantisipasi keterlambatan
diagnosis yang sebenarnya dapat dicegah sejak pasien masuk rumah
sakit.
RAT dapat berupa pemeriksaan penunjang yaitu Pemeriksaan
Laboratorium, pemeriksaan Radiologi, pemeriksaan penunjang
diagnostik lainnya seperti 11 Elektrokardiografi (EKG), Ultrasonografi
(USG), dan lain-lain.
CONTROLLED
keselamatan pasien untuk mencegah kejadian yang tidak
diharapkan.
C. Kriteria RAT :
a. Berdasarkan Usia Routine Admission Testing (RAT) wajib
diperiksa pada pasien yang berusia lebih dari atau sama dengan
35 tahun yaitu:
a) Pemeriksaan laboratorium: darah lengkap, urin rutin,
SGOT, SGPT, ureum kreatinin, GDS.
b) Pemeriksaan radiologi: Foto thoraks
c) EKG.
12
Tabel 3.1 RAT Berdasarkan Tindakan Operasi
Rontgen toraks
2 Tonsilektomi Laboratorium: darah lengkap,
BT/CT, ureum kreatinin dan
SGOT/SGPT
Rontgen toraks
CONTROLLED
3 Apendektomi/laparoskopi Laboratorium: darah lengkap,
BT/CT, ureum kreatinin dan
SGOT/SGPT
Apendikogram dan/atau USG
abdomen
Rontgen toraks
4 Laparatomi/histerektomi Laboratorium: darah lengkap,
BT/CT, ureum kreatinin dan
SGOT/SGPT, golongan darah
13
1. Demam ≥ 3 Suhu ≥ 38 °C DL, dan atau Widal/
hari anti Salmonella IgM
2. Nyeri perut Nyeri tekan di titik Mc DL, urin lengkap,
kanan bawah Burney, psoas sign (+) Test HCG EIA (pada
wanita), USG
abdomen
3. Nyeri Dada Karakteristik nyeri: DL, EKG, rontgen
tertusuk, seperti tertimpa thoraks
benda berat, menjalar,
disertai keringat dingin
4. Sesak RR > 30 x/menit, Thoraks: DL, rontgen thoraks,
napas/dyspnoe ronki (+) / wheezing EKG, analisa gas
SPO2 < 95 % (+),murmur (+), hipersonor, darah, elektrolit, GDS
tanpa oksigen redup.
5. Hemoptoe Darah keluar dari mulut, DL, golongan darah,
warna merah muda berbuih rontgen thoraks, BT /
Thoraks: suara napas CT
menurun, ronki Abdomen :
nyeri tekan epigastrium(-)
6. Hematemesis Keluar darah dari mulut, DL, golongan darah,
CONTROLLED
warna merah kecoklatan rontgen thoraks
Thoraks : suara napas tidak
menurun, ronki (-) Abdomen
: nyeri tekan (+)
7. Luka Tusuk Ukuran, kedalaman luka, DL (Hb serial),
Dada lokasi luka Sesak napas, golongan darah,
suara napas menurun, GDS, BT, CT, HBsAg,
trakea terdorong ke sisi rontgen thorax tegak
dada tanpa luka Suara atau minimal ½
jantung menjauh, nadi duduk, EKG
lemah, tekanan darah turun
(tamponade jantung)
8. Luka tusuk Ukuran, kedalaman luka, DL (Hb serial),
14
abdome n lokasi luka rontgen abdomen 3
posisi/USG
abdomen, rontgen
thoraks
9. Nyeri Perut Nyeri tekan (+) di seluruh DL, urin rutin, Test
abdomen, rasa panas di HCG EIA (pada
dada wanita), EKG
10. Perdarahan per Darah di vagina DL, golongan darah,
vagina Test HCG EIA
11. Melena, Darah keluar dari anus, DL, golongan darah,
Hematosche rectal touché wajib feses rutin
zia dilakukan
12. Diare dengan Diare > 3 kali per hari, cair, DL, GDS, feses rutin,
dehidrasi kadang ada lendir dan atau elektrolit (bila perlu)
darah. Mual muntah.
Tanda-tanda dehidrasi (+)
13. Fraktur Ekstremitas: luka terbuka, DL, rontgen
deformitas, memar, ekstremitas
bengkak, Range Of
Movement (ROM) terbatas
14. Penurunan Glasgow Coma Scale (GCS) < DL, elektrolit, GDS,
CONTROLLED
kesadaran non 13 SGOT, SGPT, ureum,
trauma kreatinin, elektrolit,
AGD jika saturasi O2
≤ 90% atau jika ada
gangguan jalan
napas/ pernapasan,
CT scan kepala (bila
perlu)
15. Cedera kepala: DL, GDS, CT scan
Ringan GCS ≥ 14 kepala
Sedang GCS 9-13, muntah, lupa
kejadian
15
Berat GCS ≤ 8, muntah, lupa
kejadian
16. Bayi usia <28 Gerak tidak aktif, menangis DL, CRP, IT ratio,
hari, sakit lemah, malas minum, febris GDS, elektrolit,
jika ada. kultur darah,
albumin.
17. Anak Kejang Kejang, tanpa/dengan DR, GDS, elektrolit
demam
18. Anak Muntah Muntah tiap makan/minum, DR, GDS, elektrolit
intake sulit
19. Bayi Kuning Kramer III – IV Bilirubin total,
golongan darah
20. Abses atau Besar, dalam, dan bentuk DL, GDS, kultur pus
CONTROLLED
ulkus lama ulkus. Ada tidaknya tanda dan atau darah
tanda peradangan. Lebih
dari 1 minggu dilakukan
terapi antibiotik, namun
belum ada perbaikan.
16
3. Untuk pasien cito tindakan life saving, RAT dapat dilengkapi
setelah tindakan dilakukan, penentuan pemeriksaan penunjang
yang paling mendesak oleh Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
(DPJP).
CONTROLLE
BAB IV
DOKUMENTASI
Ditetapkan di Palangkaraya
17
Pada Tanggal: 11 Maret 2021
Direktur
18
Dipersiapkan Diperiksa Disetujui oleh:
oleh: oleh:
CONTROLLED
Jabatan Kepala Divisi Koordinator Direktur
Pelayanan dan Mutu
Penunjang Medis
Tanda
Tangan