Tanggal
Status Status Status
Tanggal Terbit Tanggal Efektif Peninjauan
Dokumen Review Revisi
Kembali
Revisi 00 00 01 Desember 2017 01 Januari 2018 01 Desember 2020
Riwayat Revisi
Penanggung
Revisi No Dokumen Uraian Perubahan
Jawab
062/SK/DIR/YANMED/PHG-
00 Medis
12/XII/2017
1. Perubahan logo menjadi
Primaya Hospital.
2. Perubahan setiap nama Rumah
01 Medics 062/PER/DIR/PHG/VI/2021 Sakit Awal Bros menjadi
Rumah Sakit Primaya.
3. Perubahan nomor dokumen
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT PRIMAYA
Nomor 062/PER/DIR/PHG/VI/2021
TENTANG
Menetapkan :
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 01 Juni 2021
Direktur Rumah Sakit
LAMPIRAN
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMAYA
NOMOR 062/PER/DIR/PHG/VI/2021
TENTANG PANDUAN SKRINING PASIEN RUMAH SAKIT PRIMAYA
I. DEFINISI
2. Skrining dilakukan pada saat pertama kali kontak dengan Rumah Sakit
Primaya, sejak dari sumber daya perujuk dan selama transportasi.
Berdasarkan hasil skrining tersebut ditentukan apakah pasien sesuai
dengan misi dan sumber daya rumah sakit. Semua pasien diterima sebagai
pasien rawat jalan dan rawat inap setelah dilakukan identifikasi kebutuhan
kesehatannya dan disesuaikan dengan sumber daya (ketenagaan dan
fasilitas) dan misi Rumah Sakit Primaya. Pasien diterima hanya jika rumah
sakit dapat memberikan layanan yang diperlukan baik rawat jalan atau
kebutuhan rawat inap yang tepat.
II. RUANG LINGKUP
4. Melalui telepon pada pasien rujukan dari pelayanan kesehatan lain dan
pasien yang memerlukan penjemputan dengan ambulance.
Skrining awal dilakukan lewat telepon oleh perawat Instalasi Gawat Darurat,
dengan cara menanyakan hal-hal berikut :
a. Pasien rujukan dari rumah sakit/pelayanan kesehatan lain:
- Rumah sakit / pelayanan kesehatan yang mengirim pasien; ruangan
tempat pasien dirawat;
- Nama pasien;
- Umur;
- Jenis kelamin;
- Diagnosa medis;
- Keluhan saat ini;
- Tanda-tanda vital, tingkat kesadaran;
- Alasan dirujuk ke Rumah Sakit Primaya;
- Pelayanan yang dibutuhkan;
- Penanggungjawab (umum atau jaminan perusahaan / asuransi);
- Kebutuhan transportasi;
- Identitas penelepon.
Dari hasil anamnesa ini dapat ditentukan pelayanan yang dibutuhkan
pasien. Apabila pelayanan yang dibutuhkan pasien tidak tersedia maka
pasien tidak dapat diterima di Rumah Sakit Primaya dan diberikan
alternatifnya.
b. Pasien yang minta dijemput dari rumah:
- Nama pasien
- Umur
- Jenis kelamin
- Keluhan saat ini
- Kondisi saat ini
- Nama penelepon
- Alamat
Dari hasil anamnesa, maka dokter akan menjemput pasien ke rumah
dan anamnesa lebih lanjut untuk menentukan pelayanan yang
dibutuhkan pasien dilakukan setelah pasien tiba di rumah sakit.
Semua pasien yang telah mendapatkan pemeriksaan fisik oleh dokter,
telah ada hasil pemeriksaan penunjang, maka ditentukan pelayanan
lanjutan yang dibutuhkan oleh pasien. Apakah pasien bisa pulang/
rawat jalan, rawat inap ruang biasa, rawat inap ruang khusus dan rawat
inap unit intensif.
5. Skrining yang dilakukan pada penerimaan pasien IGD, rawat jalan, rawat
inap, tindakan berisiko tinggi, operasi, persalinan dan lain-lain meliputi:
a. Anamnesa
Anamnesa dilakukan saat pasien pertama kali kontak dengan rumah
sakit, saat pasien datang ke rumah sakit dan saat pasien masuk ke
rawat inap.
Anamnesa yang dilakukan saat pertama kali pasien kontak dengan
rumah sakit, biasanya dilakukan pada pasien rujukan dari rumah sakit
lain, pasien yang minta dijemput oleh ambulance, yang prosedurnya
dilakukan oleh Instalasi Gawat Darurat.
Anamnesa yang dilakukan di unit pelayanan rawat jalan dan Instalasi
Gawat Darurat, meliputi:
- Keluhan utama
- Riwayat penyakit dahulu
- Riwayat alergi
b. Pemeriksaan fisik lengkap
Pemeriksaan fisik lengkap dilakukan saat pasien di rumah sakit.
Dilakukan di Unit Rawat Jalan dan Instalasi Gawat Darurat.
c. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada saat penerimaan pasien
berdasarkan Routine Admission Testing (RAT) yang telah ditetapkan.
- Yang berwenang meminta pemeriksaan penunjang adalah dokter.
- Yang berwenang menjelaskan hasil pemeriksaan penunjang kepada
pasien adalah dokter yang meminta pemeriksaan.
8. Kriteria RAT :
a. Berdasarkan Usia
Routine Admission Testing (RAT) wajib diperiksa pada pasien yang berusia
lebih dari sama dengan 35 tahun.
- Pemeriksaan laboratorium: darah lengkap, urin rutin, SGOT, SGPT,
ureum, kreatinin, GDS.
- Pemeriksaan radiologi : foto toraks
- EKG
Temuan Pemeriksaan
No. Gejala RAT
Fisik
1. Demam ≥ 3 hari Suhu ≥ 38 °C DL, dan/ atau Widal/
anti Salmonella IgM
2. Nyeri perut kanan Nyeri tekan di titik DL, urin lengkap, Test
bawah McBurney, psoas sign (+) HCG EIA (pada
wanita),USG abdomen
3. Nyeri dada Karakteristik nyeri: DL, EKG, rontgen
tertusuk, seperti tertimpa thorax
benda berat, menjalar,
disertai keringat dingin
4. Sesak napas / RR > 30 x/menit, DL, rontgen thorax,
dyspnoe Thoraks: ronki (+) / EKG, analisa gas
SPO2 < 95 % wheezing (+), murmur (+), darah, elektrolit, GDS
tanpa oksigen hipersonor, redup.
5. Hemoptoe Darah keluar dari mulut, DL, golongan darah,
warna merah muda rontgen thorax, BT /
berbuih CT
Thoraks : suara napas
menurun, ronki
Abdomen : nyeri tekan
epigastrium (-)
9. Bila pasien masuk lewat IGD, setelah pasien dengan gejala penyakit diatas
dilakukan Routine Admission Testing (RAT) dokter jaga IGD wajib
melaporkan kepada Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) yang
sesuai dengan kebutuhan pasien bila ada indikasi rawat inap.
10. Bila pasien masuk lewat poliklinik, Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
(DPJP) yang dalam hal ini adalah dokter spesialis wajib melakukan Routine
Admission Testing (RAT) sesuai ketentuan yang berlaku, setelah itu Dokter
Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) dapat menentukan kebutuhan pasien
selanjutnya.
11. Untuk pasien cito tindakan life saving, RAT dapat dilengkapi setelah
tindakan dilakukan, penentuan pemeriksaan penunjang yang paling
mendesak oleh Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP).
IV. DOKUMENTASI
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 01 Juni 2021
Direktur Rumah Sakit
Disiapkan oleh: Diperiksa oleh: Disetujui oleh:
Amelia
Nama Dewi Saputra Tjitra Kusumawardhani Lany Darmamulia
Setiawan
Tanda
tangan