TENTANG
PANDUAN AKSES DAN KESINAMBUNGAN PASIEN
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE
KOTA PONTIANAK
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Ditetapkan di Pontianak
Pada tanggal 03 November 2021
RIFKA
PANDUAN
AKSES DAN
KESINAMBUNGAN
PELAYANAN
NOMOR : 62/UPTD RSUD-PTK/TAHUN 2021
DAFTAR ISI
Daftar isi
Surat Keputusan Direktur Tentang Akses dan Kesinambungan
Pasien
BAB I Definisi…………………………………………………………………1
BAB I
DEFINISI
A. Latar Belakang
Pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Kota Pontianak meliputi semua pasien dari semua
unit pelayanan dan semua fase asuhan yang bervariasi kebutuhan
dan urgensinya. Bahkan dari semua pasien yang datang
berkunjung untuk berobat tidak semua dapat diberikan pelayanan
mengingat sumber daya rumah sakit, misalnya terkait ketersedian
tenaga kesehatan yang diperlukan, ketersedian ruang rawat inap,
ketersediaan fasilitas pemeriksaan penunjang dan lain sebagainya.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan dan misi RSUD Kota
Pontianak, diperlukan skrining atau penyaringan terhadap pasien
tersebut, sehingga dapat diketahui sejak dini pasien mana yang
dapat dilayani dengan melihat kemampuan sumber daya rumah
sakit; deteksi kebutuhan pasien dan pemilahan pasien
berdasarkan tingkat urgensi kebutuhan tersebut; dan prioritas
pelayanan yang dapat diberikan secara optimal.
C. Batasan Operasional
Batasan operasional dalam panduan ini adalah sebagai
berikut:
1. Skrining adalah penyaringan. Sehingga skrining pasien
berarti memasukkan pasien yang diskrining ke dalam
kategori tertentu.
2. Triase (Triage) adalah tindakan untuk
memilah/mengelompokkan korban berdasar beratnya
cidera, kemungkinan untuk hidup, dan keberhasilan
tindakan berdasar sumber daya (SDM dan sarana) yang
tersedia.
3. Sistem pendaftaran masuk/ registrasi pasien atau disebut
juga sebagai sistem admisi pasien rumah sakit, seperti
halnya pada hotel, universitas atau perusahaan umum
dalam prosedur pendaftaran dan pemasukannya adalah
suatu sistem yang digunakan untuk memasukkan informasi
dengan cara teratur guna mencegah kelebihan beban pada
organisasi dan sumber dayanya.
4. Admisi atau admission adalah hak atau izin masuk bagi
pasien yang berfungsi sebagai coordinator untuk
penerimaan pasien dirawat inap, baik yang berasal dari
3
D. Landasan Hukum
1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011
tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
145/MENKES/PER/II/1998 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Kesehatan No. 159b/MENKES/PER/II/1988 tentang
Rumah Sakit.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 01 tahun
2012 tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/Per/ III/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
5
BAB II
RUANG LINGKUP
B. Prinsip
1. Skrining dilaksanakan pada kontak pertama di dalam atau diluar
rumah sakit, petugas pendaftaran melakukan skrining tentang
klinis umum, data/berkas administrasi.
2. Keputusn pasien diterima rawat inap/rawat jalan di RSUD Kota
Pontianak bila rumah sakit mampu menyediakan pelayanan yang
dibutuhkan.
3. Jika fasilitas dan sarana di RSUD Kota Pontianak tidak dapat
memenuhi kebutuhan pelayanan pasien tersebut, maka dirujuk
ke rumah sakit rujukan dengan fasilitas dan sarana yang
memadai untuk memenuhi kebutuhan pelayanan pasien tersebut.
C. Prioritas
1. Pasien IGD
2. Pasien rawat jalan yang sedang da jam pelayanan
3. Pasien geriatric
4. Kunjungan pertama pasien dengan curiga Covid 19 dan TB Paru.
6
BAB III
TATA LAKSANAN
PEDOMAN AKSES KE RUMAH SAKIT DAN KONTINUITAS
PELAYANAN (ARK) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
A. SKRINING
B. TRIAGE
II. PENDAFTARAN
kepada pasien.
2. Asuhan pasien diberikan oleh profesional pemberi
asuhan (PPA) yang bekerja sebagai tim interdisiplin
dengan kolaborasi interprofesional dan dokter
penanggung jawab pelayanan (DPJP) berperan sebagai
ketua tim asuhan pasien oleh profesional pemberi
asuhan (PPA) (clinical leader).
3. Untuk mengatur kesinambungan asuhan selama
pasien berada di rumah sakit, harus ada dokter
penanggung jawab pelayanan (DPJP) sebagai
individu yang bertanggung jawab mengelola
pasien sesuai dengan kewenangan klinisnya, serta
melakukan koordinasi dan kesinambungan asuhan.
Dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) yang
ditunjuk ini tercatat namanya di rekam medis
pasien. Dokter penanggung jawab pelayanan
(DPJP)/para DPJP memberikan keseluruhan asuhan
selama pasien berada di RS dapat meningkatkan
antara lain kesinambungan, koordinasi, kepuasan
pasien, mutu, keselamatan, dan termasuk hasil
asuhan. Individu ini membutuhkan kolaborasi dan
komunikasi dengan profesional pemberi asuhan (PPA)
lainnya.
4. Penunjukan MPP dengan urain tugas antara lain dalam
konteks menjaga kesinambungan dan koordinasi
pelayanan bai individu pasien melalui komunikasi dan
kerjasama dengan PPA dan pimpinan unit
5. Kesinambungan dan koordinasi proses pelayanan
22
VIII. TRANSPORTASI
35
36
36
37
RIFKA
37