DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS CILENGKRANG
Jl. Cilengkrang 1 No. 130, Kel. Cisurupan Kec. Cibiru,
Kota Bandung Telp. (022) 63721437
https://bandung.go.id , Email : puskesmascilengkrang@yahoo.com
MEMUTUSKAN
-3-
KEDUA : Tersedia daftar jenis pelayanan di Puskesmas beserta
jadwal pelayanan, pelayanan klinis dilaksanakan di
mulai dari Pendaftaran, BP umum, KIA-KB, Poli Gigi,
Laboratorium, Konseling Terpadu dengan unit-unit lain
yang mendukung pelayanan
-4-
KEDELAPAN :
Hal-hal yang belum di tetapkan dalam keputusan ini,
akan di tetapkan kemudian bila dipandang perlu
KESEMBILAN :
Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Bandung
Pada tanggal 17 Januari 2020
KEPALA UPT PUSKESMAS CILENGKRANG,
YENI RAHMAWATI
A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas.
2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten dan mudah
bersosialisasi dengan pasien.
3. Pendaftaran pasien memperlihatkan keselamatan pasien.
4. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari cara
identifikasi/tempat tinggal dan nomor rekam medis.
5. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia, dan informasi lain
yang dibutuhkan masyarakat yang meliputi : tarif, jenis pelayanan, dan
informasi tentang kerjasama dengan fasilitas kesehatan yang lain harus
dapat disediakan di tempat pendaftaran.
6. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses
pelayanan yang dimulai dari pendaftaran.
7. Kendala fisik, dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasi dan
ditindak lanjut.
C. PELAKSANAAN LAYANAN
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan
klinis
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi : pelayanan medis,
keperawatan, kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan yang lain.
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan.
4. Pelaksanaan layanan dn perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam
medik.
5. Jika dilakukan perubahan, rencana layanan harus dicatat dalam rekam
medik
6. Tindakan medis/pengobatan yang beresiko wajib diinformasikan pada
pasien sebelum mendapatkan persetujuan.
7. Pemberian informasi dan persetujuan pasien ( informed consent).
8. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindak
lanjut
9. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut
10. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai
prosedur pelayanan pasien gawat darurat.
11. Kasus-kasus berisiko tingggi harus ditangani sesuai prosedur pelayanan
kasus berisiko tinggi.
12. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya
infeksi harus ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan
(kewaspadaan universal).
13. Pemberian obat/ cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur
pemberian obat atau cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur
aseptik.
14. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator
yang jelas.
15. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian
layanan.
16. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasi, dan
ditindaklanjuti.
17. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk
menghidari pengulangan yang tidak perlu.
18. Pelayanan dimulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian obat
atau tindakan, sampai dengan pasien pulang atau dirujuk harus dijamin
kesinambungannya.
19. Pasien berhak untuk menolak pengobatan.
20. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke saranan kesehatan lain.
21. Penolakan untuk menunjukkan untuk melanjutkan pengobatan maupun
untuk rujukan dipandu oleh prosedur yang baku.
22. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan
informasikan tentang hak pasien untuk membuat keputusan, akibat dari
keputusan, dan tanggung jawab mereka berkenaan dengan keputusan
tersebut.
23. Pelayanan anastesi dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur
baku.
24. Pelayanan anastesi dan pembedahan harus dilakukan oleh petugas yang
kompeten.
25. Sebelum melakukan anastesi dan pembedahan harus mendapatkan
informed consent.
26. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan
pembedahan.
27. Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai
dengan rencana layanan.
8 Asti Bidan
9 N. Dinar N Bidan
15 Tarmiyati Sanitarian
G. PENDIDIKAN DAN PENYULUHAN PASIEN
1. Pengertian
Pendidikan dan penyuluhan pasien kesehatan adalah gabungan dari
sebagian kegiatan dan kesempatan yang dilandaskan prinsip-prinsip
belajar untuk mencapai suatu keadaan di mana individu , keluarga ,
kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat tahu
bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan secara
perorangan maupun kelompok dan meminta pertolongan bila perlu
( Effendy , 1998 )
2. Tujuan
Tujuan pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada pasien dan keluarga
pasien adalah :
a. Tersampaikannya informasi tentang penyakit dan kebutuhan klinis
pasien kepada pasien dan keluarga pasien
b. Tercapainya perubahan perilaku individu dan keluarga dalam membina
dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat seta berperan
aktif dalam upaya mewujudkan hasil klinis yang optimal
c. Terbentuknya perilaku sehat dari individu dan keluarga yang sesuai
dengan konsep hidup sehat
3. Sasaran
a. Individu adalah pasien yang memiliki masalah kesehatan dan
keperawatan yang dapat dilakukan di Puskesmas
b. Keluarga adalah keluarga pasien yang memilikimasalah kesehatan dan
keperawatan yang tergolong dalam keluarga resiko tinggi di antaranya
adalah anggota keluarga yang menderita penyakit menular , penyakit
kronis keluarga , keluarga dengan masalah sanitasi lingkungan yang
buruk , keadaan gizi yang buruk
4. Hasil yang diharapkan
Terjadinya perubahan pengetahuan , sikap dan perilaku dalam diri pasien
dan keluarga sehingga dapat menerapkan prinsip perilaku hidup bersih
dan sehat dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal.
KEPALA UPT PUSKESMAS CILENGKRANG,
YENI RAHMAWATI