Anda di halaman 1dari 11

PEMERINTAH KOTA BANDUNG

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS CILENGKRANG
Jl. Cilengkrang 1 No. 130, Kel. Cisurupan Kec. Cibiru,
Kota Bandung Telp. (022) 63721437
https://bandung.go.id , Email : puskesmascilengkrang@yahoo.com

KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS CILENGKRANG


NOMOR: KS.01/104-PKMCLK/I/2020
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS

KEPALA UPT PUSKESMAS CILENGKRANG,

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis Pusat Kesehatan Masyarakat


dilaksanakan sesuai kebutuhan pasien ;
b. bahwa pelayanan klinis Pusat Kesehatan Masyarakat perlu
memperhatikan mutu dan keselamatan pasien;
c. bahwa untuk maksud tersebut huruf a, perlu ditetapkan
dengan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Cilengkrang ;

Mengingat : 1. Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009


tentang kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144,tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063)
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit;
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012
Tentang Sistem Kesehatan Nasional;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269
Tahun 2008 Tentang Rekam Medis;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290
Tahun 2008 Tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 741
Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 148
Tahun 2010 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik
Perawat;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 149
Tahun 2010 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan;
-2-

9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1438


Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Kedokteran;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519
Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan
Anestesiologi dan Terapi Intensif Rumah Sakit;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Primer;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 10
Tahun 2015 Tentang Standar Pelayanan Keperawatan di
Rumah Sakit Khusus;
14. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
25 Tahun 2004 Tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks
Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah;
15. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 62
Tahun 2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter
Gigi;
16. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Nomor 637
Tentang Berlakunya Standar Asuhan Keperawatan di Rumah
Sakit;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS CILENGKRANG


TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS

KESATU : Kebijakan Pelayanan Klinis di UPT Puskesmas


Cilengkrang sebagaimana tercantum dalam lampiran
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat
keputusan ini

-3-
KEDUA : Tersedia daftar jenis pelayanan di Puskesmas beserta
jadwal pelayanan, pelayanan klinis dilaksanakan di
mulai dari Pendaftaran, BP umum, KIA-KB, Poli Gigi,
Laboratorium, Konseling Terpadu dengan unit-unit lain
yang mendukung pelayanan

KETIGA : Adanya koordinasi, komunikasi, integrasi dan


sinkronisasi dalam melakukan tindakan atau kegiatan
yang dijalankan oleh atasan terhadap satuan kerja/
praktisi klinis di unit layanan Puskesmas dan terdapat
kerjasama dengan sarana kesehatan lain untuk
menjamin kelangsungan pelayanan klinis (rujukan klinis,
rujukan diagnostik, dan rujukan konsultatif)

KEEMPAT : Penyusunan rencana layanan medis dan layanan terpadu


sesuai dengan kndisi pasien dan standar pelayanan
klinis

KELIMA : Petugas pelayanan kesehatan harus mengutamakan


pelayanan yang berkualitas dan profesional sesuai
kompetensi yang dimilikinya untuk menghindari
pengulangan yang tidak perlu dengan penulisan lengkap
hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, tindakan, pengobatan,
pendidikan/penyuluhan yang telah diberikan, rujukan
yang telah diberikan dalam rekam medis pasien

KEENAM : Pada kondisi tertentu pasien membutuhkan layanan


yang melibatkan tim kesehatan. Rencana layanan
terpadu meliputi : tujuan layanan yang akan diberikan,
pendidikan kesehatan pada pasien dan / atau keluarga
pasien, jadwal kegiatan, sumber daya yang akan
digunakan, dan kejelasan tanggung jawab tiap anggota
tim kesehatan dalam melaksanakan layanan, bukti
catatan pendidikan pasien terdapat pada rekam medis

-4-

KETUJUH : Menunjuk penanggung jawab pemulangan pasien adalah


tenaga medis (dokter) yang memberikan dan perawatan
kepada pasien yang bersangkutan

KEDELAPAN :
Hal-hal yang belum di tetapkan dalam keputusan ini,
akan di tetapkan kemudian bila dipandang perlu

KESEMBILAN :
Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Bandung
Pada tanggal 17 Januari 2020
KEPALA UPT PUSKESMAS CILENGKRANG,

YENI RAHMAWATI

LAMPIRAN : Keputusan Kepala UPT Puskesmas Cilengkrang


NOMOR : KS.01/104-PKMCLK/I/2020
TANGGAL : 17 Januari 2020
TENTANG : KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS
KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS

A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas.
2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten dan mudah
bersosialisasi dengan pasien.
3. Pendaftaran pasien memperlihatkan keselamatan pasien.
4. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari cara
identifikasi/tempat tinggal dan nomor rekam medis.
5. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia, dan informasi lain
yang dibutuhkan masyarakat yang meliputi : tarif, jenis pelayanan, dan
informasi tentang kerjasama dengan fasilitas kesehatan yang lain harus
dapat disediakan di tempat pendaftaran.
6. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses
pelayanan yang dimulai dari pendaftaran.
7. Kendala fisik, dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasi dan
ditindak lanjut.

B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN


1. Kajian awal dilakukan secara paripurna dilakukan oleh tenaga yang
kompeten melakukan pengkajian.
2. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian kebidanan,
dan kajian lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai dengan kebutuhan.
3. Proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar asuhan.
4. Proses kajian yang dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya
pengulangan yang tidak perlu.
5. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, maupun profesi
kesehatan lain wajib diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medik.
6. Profesi kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOP.
7. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan dalam
pelayanan.
8. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan
profesional yang kompeten.
9. Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi harus
tersedia.
10. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian maupun keputusan layanan
harus dilakukan melalui proses pendelegasian wewenang.
11. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan profesional
yang memenuhi persyaratan.
12. Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan
peralatan dan tempat yang memadai.
13. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien dan
petugas.
14. Rencana layanan dan pelaksaan layanan dipandu oleh prosedur klinis
yang dibakukan.
15. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana
layanan, dan pelaksanaan disusun secara kolaboratif dalam tim layanan
terpadu.
16. Rencana layanan disusun untuk tiap pasien, dan melibatkan pasien.
17. Resiko yang mungkin terjadi pada pasien dipertimbangkan sejak awal
dalam meyusun rencana layanan klinis
18. Penyusunan layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis,
sosial, spiritual, dan memperhatikan tata nilai budaya pasien.
19. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan
memperhatikan efesiensi sumber daya.
20. Risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus
diidentifikasi.
21. Efek samping dan risiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus
diinformasikan kepada pasien.
22. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.
23. Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluham pasien,

C. PELAKSANAAN LAYANAN
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan
klinis
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi : pelayanan medis,
keperawatan, kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan yang lain.
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan.
4. Pelaksanaan layanan dn perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam
medik.
5. Jika dilakukan perubahan, rencana layanan harus dicatat dalam rekam
medik
6. Tindakan medis/pengobatan yang beresiko wajib diinformasikan pada
pasien sebelum mendapatkan persetujuan.
7. Pemberian informasi dan persetujuan pasien ( informed consent).
8. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindak
lanjut
9. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut
10. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai
prosedur pelayanan pasien gawat darurat.
11. Kasus-kasus berisiko tingggi harus ditangani sesuai prosedur pelayanan
kasus berisiko tinggi.
12. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya
infeksi harus ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan
(kewaspadaan universal).
13. Pemberian obat/ cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur
pemberian obat atau cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur
aseptik.
14. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator
yang jelas.
15. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian
layanan.
16. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasi, dan
ditindaklanjuti.
17. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk
menghidari pengulangan yang tidak perlu.
18. Pelayanan dimulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian obat
atau tindakan, sampai dengan pasien pulang atau dirujuk harus dijamin
kesinambungannya.
19. Pasien berhak untuk menolak pengobatan.
20. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke saranan kesehatan lain.
21. Penolakan untuk menunjukkan untuk melanjutkan pengobatan maupun
untuk rujukan dipandu oleh prosedur yang baku.
22. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan
informasikan tentang hak pasien untuk membuat keputusan, akibat dari
keputusan, dan tanggung jawab mereka berkenaan dengan keputusan
tersebut.
23. Pelayanan anastesi dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur
baku.
24. Pelayanan anastesi dan pembedahan harus dilakukan oleh petugas yang
kompeten.
25. Sebelum melakukan anastesi dan pembedahan harus mendapatkan
informed consent.
26. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan
pembedahan.
27. Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai
dengan rencana layanan.

D. RENCANA RUJUKAN DAN PEMULANGAN


1. Pemulangan pasien rawat inap dipandu oleh prosedur yang berlaku.
2. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan proses
pemulangan/rujukan/.
3. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindaklanjuti oleh dokter yang
menangani.
4. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, puskesmas wajib memberikan
alternatif layanan.
5. Rujukam pasien harus disertai dengan resume klinis.
6. Resume klinis meliputi : nama pasien, kondisi klinis, prosedur/tindakan
yang telah dilakukan, dan kebutuhan akan tindak lanjut.
7. Pasien diberikan infomasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan.
8. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh petugas yang
kompeten.
9. Kriteria merujuk pasien meliputi : memerlukan tindakan lebih lanjut, alat
dan sarana tidak tersedia, dll.
10. Pada saat pemulangan, pasien / keluarga pasien harus diberi informasi
tentang tindak lanjut layanan.

E. Pemberian Anestesi Lokal dan Sedasi


1. Tersedia pelayanan anestesi lokal dan sedasi sesuai kebutuhan dengan
dipandu oleh prosedur yang jelas.
2. Jenis-jenis sedasi dan anestesi lokal yang dapat diberikan di puskesmas
serta tenaga kesehatan yang mempunyai kewenangan melakukan anestesi
lokal dan sedasi ditetapkan dengan prosedur.
3. Selama pemberian anestesi lokal dan sedasi, petugas melakukan
monitoring statusfisiologipasien, meliputi keadaan umum pasien,
kesadaran pasien dan tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, pernapasan
dan suhu).
4. Teknik anestesi lokal dan sedasi dicatat dalam rekam medis.
5. Pelaksanaan pembedahan minor yang membutuhkan anestesi harus
memenuhi prosedur yang berlaku.

F. TIM INTER PROFESI UPT PUSKESMAS CILENGKRANG

DAFTAR NAMA TIM INTERPROFESI UPT PUSKESMAS CILENGKRANG

JABATAN JABATAN DALAM


No DALAM TIM NAMA INSTANSI

1 Ketua dr. Sri Ulina Tarigan Dokter Umum

2 Sekretaris Siti Sunting Sari Bidan

3 Anggota drg. Yeni Rahmawati Dokter Gigi

4 Entin Prihartini Perawat

5 Tetty Yulianti Perawat

6 Tutin Triyani Perawat

7 Dewi Ratna Yuniar Perawat

8 Asti Bidan

9 N. Dinar N Bidan

10 Sarah Nirmala Bidan

11 Afina Almas G Apoteker

12 Jujum Nurjamilah Asisten Apoteker

13 Rina Asmara Analis

14 Rina Herlina Petugas Gizi

15 Tarmiyati Sanitarian
G. PENDIDIKAN DAN PENYULUHAN PASIEN
1. Pengertian
Pendidikan dan penyuluhan pasien kesehatan adalah gabungan dari
sebagian kegiatan dan kesempatan yang dilandaskan prinsip-prinsip
belajar untuk mencapai suatu keadaan di mana individu , keluarga ,
kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat tahu
bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan secara
perorangan maupun kelompok dan meminta pertolongan bila perlu
( Effendy , 1998 )
2. Tujuan
Tujuan pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada pasien dan keluarga
pasien adalah :
a. Tersampaikannya informasi tentang penyakit dan kebutuhan klinis
pasien kepada pasien dan keluarga pasien
b. Tercapainya perubahan perilaku individu dan keluarga dalam membina
dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat seta berperan
aktif dalam upaya mewujudkan hasil klinis yang optimal
c. Terbentuknya perilaku sehat dari individu dan keluarga yang sesuai
dengan konsep hidup sehat
3. Sasaran
a. Individu adalah pasien yang memiliki masalah kesehatan dan
keperawatan yang dapat dilakukan di Puskesmas
b. Keluarga adalah keluarga pasien yang memilikimasalah kesehatan dan
keperawatan yang tergolong dalam keluarga resiko tinggi di antaranya
adalah anggota keluarga yang menderita penyakit menular , penyakit
kronis keluarga , keluarga dengan masalah sanitasi lingkungan yang
buruk , keadaan gizi yang buruk
4. Hasil yang diharapkan
Terjadinya perubahan pengetahuan , sikap dan perilaku dalam diri pasien
dan keluarga sehingga dapat menerapkan prinsip perilaku hidup bersih
dan sehat dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal.
KEPALA UPT PUSKESMAS CILENGKRANG,

YENI RAHMAWATI

Anda mungkin juga menyukai