Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP
CEMPAKA
Jl. Raya Cempaka KM 08 Kode Pos 34552 Telp. 082176689169

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP CEMPAKA

NOMOR : P.72101/..../VII/SK/14-LU/2018
TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS UPTD PUSKESMAS


RAWAT INAP CEMPAKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP CEMPAKA,

Menimbang : a. bahwa Puskesmas sebagai Unit Pelaksanaan Teknis Dinas


Kesehatan Kabupaten bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja dengan
melaksanakan pelayanan kesehatan dasar yang terdiri dari
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan dimaksud huruf a, agar


pelaksanaan pelayanan dapat berdaya guna dan transparan
dan akuntabel serta efektif dan efisien, perlu menetapkan
keputusan kepala UPTD Puskesmas Rawat Inap Cempaka
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Rawat
Inap Cempaka.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem


Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia 4436);

2. Keputusan Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara


No.63/KEP/M.PAN/2003 Tentang Pedoman Umum
Penyelenggaraan Pelayanan Publik;

3. Keputusan Mentri Kesehatan RI No.1991/Menkes/2004,


Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan DiKabupaten/Kota;

4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No.1991/Menkes/SK/II/2004 Tentang Kebijakan Dasar
Pusat Kesehatan Masyarakat;

5. Keputusan Menteri Pemberdayagunaan Aparatur Negara No.


KEP/25/M.PAN/2/2004 Tentang Pedoman Umum
Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan
Instalansi Pemerintah;

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.


741/Menkes/PER/VII/2008 Tentang Standar Pelayanan
Bidang Kesehatan;
7. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No. 71
Tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan
Kesehatan Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 1400);

8. Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan


Masyarakat.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP


CEMPAKA TENTANG KEBIJAKAN PElAYANAN KLINIS UPTD
PUSKESMAS RAWAT INAP CEMPAKA.

KESATU : Kegiatan pelayanan dilaksanakan sebagaimana tersebut


dalam lampiran Keputusan yang merupakan bagian tak
terpsahkan dari keputusan ini;

KEDUA : Jenis-jenis pelayanan yang disediakan di Puskesmas ini


dapat diadakan pengembangan sesuai dengan keputusan
masyarakat;

KETIGA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan


apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
surat keputusan ini, akan diadakan perubahan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di Cempaka
Pada Tanggal

KEPALA UPTD PUSKESMAS


RAWAT INAP CEMPAKA,

CHOLIF PAKU ALAMSYAH

LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP CEMPAKA


KABUPATEN LAMPUNG UTARA

NOMOR : P.74101/ .... /VII/SK/14-LU/ 2018


TANGGAL : 2 JANUARI 2018
TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS UPTD
PUSKESMAS RAWAT INAP CEMPAKA

KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP CEMPAKA

A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas
2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten yang memenuhi criteria
sebagai berikut :

NAMA UNIT PENDIDIKAN


Pengelola dan 1. D1 Komputer
pelaksanaan 2. Mampu mengoperasikan komputer
Rekam Medis 3. Mampu melaksanakan pengelolaan dan tata
laksana rekam medic
4. Memenuhi Standar Kualifikasi
Administrasi 1. SMA
Loket 2. Menguasai tata laksana rekam medik
3. Memenuhi Standar Kualifikasi

3. Keselamatan pasien terjamin di tempat pendaftaran


4. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari cara
identifikasi sebagai berikut: nama pasien, tanggal lahir pasien, nama kepala
keluarga, alamat/tempat tinggal, pekerjaan dan nomor rekam medis
5. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia, dan informasi lain
yang dibutuhkan masyarakat yang meliputi : jenis pelayanan, jadwal
pelayanan, ketersediaan tempat tidur, dan informasi tentang kerjasama
dengan fasilitas kesehatan yang lain harus dapat disediakan ditempat
pendaftaran.
6. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses
pelayanan yang dimulai dari pendaftaran
7. Terdapat upaya agar pasien/keluarga dan petugas memahami hak dan
kewajiban masing-masing.
8. Hak dan kewajiban pasien meliputi :

HAK PASIEN
a. Memperoleh informasi mengenai tatatertib dan peraturan yang berlaku di
Puskesmas;
b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien;
c. Memperoleh pelayanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi;
d. Memperoleh pelayanan kesehatan bermutu sesuai dengan standar profesi
dan standar operasional prosedur;
e. Memperoleh pelayanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar
dari kerugian fisik dan materi;
f. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang di dapat;
g. Memilih tenaga kesehatan yang sesuai dengan keinginanya;
h. Meminta konsultan tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain
(second opinion);
i. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data-data medisnya;
j. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya;
k. Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternative tindakan, risiko dan komplikasi
yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
serta perkiraan biaya pengobatan;
l. Di damping keluarganya dalam keadaan kritis;
m.Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan
di Puskesmas
n. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakukan Puskesmas terhadap
dirinya.

KEWAJIBAN PASIEN :
a. Membawa kartu berobat;
b. Membawa Kartu Jaminan Kesehatan yang dimiliki;
c. Mengikuti alur pelayanan yang ada di Puskesmas;
d. Mentaati aturan pelayanan dan mematuhi nasehat serta petunjuk
pengobatan
e. Mentaati segala peraturan dan Tata Tertib yang berlaku di Puskesmas
f. Mematuhi segala instruksi dokter dan perawat dalam pengobatannya
g. Memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit
yang diderita kepada dokter yang mewarat
h. Melunasi / memberikan imbalan jasa atas pelayanan puskesmas / dokter
i. Memenuhi hal-hal yang telah disepakati / perjanjian yang telah
dibuatnya.

9. Petugas bekerja dengan efisien, ramah, dan responsive terhadap kebutuhan


pasien
10.Terdapat mekanisme koordinasi petugas diruang pendaftaran dengan unit
lain/unit terkait agra pasien/keluarga pasien memperoleh pelayanan.
11.Tersedianya tahapan dan prosedur pelayanan klinis yang dipahami oleh
petugas. Sejak awal pasien / keluarga memperoleh informasi dan paham
terhadap tahapan dan prosedur pelayanan klinis
12.Kendala fisik, bahasa, dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasi
dan ditindak lanjuti.

B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN


1. Kajian awal dilakukan secara paripurna dilakukan oleh tenaga yang
kompeten melakukan pengkajian;
2. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian kebidanan,
dan kajian lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai dengan kebutuhan;
3. Proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar asihan ;
4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya
pengulangan yang tidka perlu;
5. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, dan profesi kesehatan
lain wajib diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis;
6. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOAP;
7. Petugas Gawat Darurat Puskesmas melaksanakan proses triase untuk
memperioritaskan pasien dengan kebutuhan emergensi;
8. Pasien emergensi diperiksa dan dibuat stabil terlebih dahulu sesuai
kemampuan puskesmas sebelum dirujuk kepelayanan yang mempunyai
kemampuan lebih tinggi;
9. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan
professional yang kompeten;
10.Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi harus
tersedia.
11.Pendelegasian wewenang baik dalam kajian maupun keputusan layanna
harus dilakukan melalui proses pendelegasian wewenang;
12.Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan professional
yang memenuhi persyaratan;
13.Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan
peralatan dan tempat yang memadai;
14.Ada jaminan kualitas terhadap peralatan ditempat pelayanan;
15.Peralatan dan sarana pelayanan yang digunakan menjamin keamanna
pasien dan petugas;
16.Terdapat kebijakan dan prosedur yang jelas untuk menyusun rencana
layanan medis dan rencana layanna terpadu jika diperlukan penanganan
secara tim;
17.Dilakukan evaluasi kesesuaian pelaksanaan rencana terapi dan
atau/rencana asuhan dengan kebijakan dan prosedur;
18.Rencana layanan disusun untuk tiap pasien, dan melibatkan pasien;
19.Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis,
psikologis, social, spiritual dan memperhatikan tata nilai budaya pasien;
20.Layanan dilakukan secara paripurna untuk mencapai hasil yang dinginkan
oleh tenaga kesehatan dan pasien/keluarga pasien;
21.Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan
memperhatian efisiensi sumber daya;
22.Resiko yang mungkin trejadi dalam pelaksanaan layanan harus
diidentifikasi;
23.Efek samping dan resioko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus
diinformasikan kepada pasien;
24.Rencana layanna harus dicatat dalam rekam medis;
25.Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien.

C. PELAKSANAAN LAYANAN
1. Pasien/keluarga pasien memperileh informasi mengenai tindakan
medis/pengobatan tertentu yang berisiko yang akan dilakukan;
2. Tersedianya prosedur untuk memperoleh persetujuan tindakan
medis/pengobatan tertentu yang beresiko;
3. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan
klinis
4. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanan medis,
keperawatan, kebidanaan, dan pelayanan profesi kesehatan yang lain;
5. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanna;
6. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam
medis;
7. Tindakan medis/pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan pada pasien
sebelum mendapatkan persetujuan;
8. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib
didokumentasikan;
9. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam
medis;
10.Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindak lanjut
11.Tersedianya prosedur rujukan yang jelas serta jejaring fasilitas rujukan;
12.Proses rujukan dilakukan berdasarkan kebutuhan pasien untuk menjamin
kelangsungan layanan;
13.Tersedianya prosedur mempersiapkan pasien/keluarga pasien untuk
dirujuk;
14.Dilakukan komunikasi dengan fasilitas kesehatan yang menjamin tujuan
rujukan untuk memastikan kesiapan fasilitas rujukan untuk menerima
pasien yang dirujuk;
15.Informasi tentang rujukan disampaikan dengan cara yang mudah dipahami
oleh pasien/keluarga pasien
16.Informasi tentang rujukan mencakup alasan dirujuk, sarana tujuan rujukan,
dan kapan rujukan harus dilakukan;
17.Informasi klinis pasien atau resume klinis pasien dikirim ke fasilitas
kesehatan penerima rujukan bersama pasien;
18.Resume klinis memuat kondisi pasien, prosedur, tindakan-tindakan lain
yang telah dilakukan dan kebutuhan pasien akan pelayanan lebih lanjut;
19.Selama proses rujukan secara langsung semua pasien selalu dimonitor oleh
staf yang kompeten;
20.Tersedia pedoman dan prosedur pelayanan klinis;
21.Penyusunan dan penerapan rencana layanan mengacu pada pedoman dan
prosedur yang berlaku;
22.Layanan dilaksanakan sesuai dengan pedoman dan prosedur yang berlaku;
23.Layanan yang diberikan kepada pasien didokumentasikan;
24.Perubahan rencana layanna dilakukan berdasarkan perkembangan pasien
dan dicatat dalam rekam medis;
25.Tersedia kebijakan dan prosedur penanganan pasien gawat darurat;
26.Tersedia kebijakan dan prosedur penanganan pasien berisiko tinggi;
27.Tersedia prosedur pencegahan (kewaspadaan universal) terhadap terjadinya
infeksi yang mungkin diperoleh akibat pelayanan yang diberikan baik bagi
petugas maupun pasien dalam penaganan pasien berisiko tinggi;
28.Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur
pemberian obat/cairan intravena yang baku dan dicatat dalam rekam medis.
29.Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indicator
yang jelas;
30.Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan
ditindak lanjuti;
31.Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dna terencana untuk
menghindari pengulangan yang tidak perlu;
32.Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemerikasaan
penunjang, perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian
obat/tindakan, sampai dengan psien pulang atau dirujuk harus dijamin
kesinambungannya;
33.Petugas pemberi pelayanan memberitahukan pasien dan keluarganya
tentang hak mereka untuk menolak atau tidak melanjutkan pengobatan;
34.Jika pasien menolak untuk pengobatan wajib diberikan informasi tentang
hak pasien untuk membuat keputusan, akibat dari keputusan, dna
tanggung jawab mereka berkenaan dengan keputusan tersebut;
35.Petugas pemberi pelayanan memberitahukan pasien dan keluarnya tentang
tersedianya alternative pelayanan dan pengobatan;
36.Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur yang
jelas;
37.Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh petugas yang
kompeten;
38.Sebelum melakukan anestesi dan pembedahan harus mendapatkan informed
consent;
39.Selama pemberian anestesi lokal dan sedasi petugas melakukan monitoring
status fisiologis pasien;
40.Dokter yang akan melakukan pembedahan minor merencanakan asuhan
pembedahan berdasarkan hasil kajian;
41.Dokter yang akan melakukan pembedahan minor menjelaskan risiko,
manfaat, komplikasi potensi dan alternative kepada pasien/keluarga pasien;
42.Sebelum melakukan tindakan harus mendapatkan persetujuan dari
pasien/keluarga pasien;
43.Pembedahan dilakukan berdasarkan prosedur yang ditetapkan;
44.Laporan operasi dicatat dalam rekam medis;
45.Status fisiologis pasien dimonitor terus menerus selama dan segera setelah
pembedahan dan dicatat dalam rekam medis;
46.Penyusunan dan pelaksanaan layanan mencakup aspek penyuluhan
kesehatan pasien/keluarga pasien;
47.Tersedia pedoman/materi dan media penyuluhan kesehatan mencakup
informasi mengenai penyakit, penggunaan obat, peralatan medic, aspek etika
bagi pasien dan keluarga;
48.Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai dengan
rencana layanan;

D. MAKANAN DAN TERAPI NUTRISI


1. Makanan atau nutrisi yang sesuai untuk pasien tersedia secara regular
2. Sebelum makanan diberikan pada pasien, makanan yang telah dipesan dan
dicatat untuk semua pasien rawat inap
3. Pemesanan makanan didasarkan atas status gizi dan kebutuhan pasien
4. Diberikan edukasi pada keluarga tentang pembatasan diet pasien, bila
keluarga ikut menyediakan makanan bagi pasien
5. Makanan disiapkan dengan cara yang baku mengurangi resiko kontaminasi
dan pembusukan
6. Distribusi makanan secara tepat waktu, dan memenuhi permintaan
kebutuhan khusus
7. Pasien yang pada kajian awal berada pada risiko nutrisi mendapatkan terapi
gizi
8. Suatu proses kerjasama dipakai untuk merencanakan, memberikan dna
monitor pemberian asuhan gizi
9. Respons pasien terhadap asuhan gizi dicatat dalam rekam medis.

E. RENCANA RUJUKAN DAN PEMULANGAN


1. Tersedia prosedur pemulangan dna tindak lanjut pasien.
2. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan proses
pemulangan/rujukan.
3. Umum balik dari fasilitas rujukan wajib ditindak lanjuti oleh dokter yang
menangani
4. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, puskesmas wajib memberikan alternatif
pelayanan
5. Informasi yang dibutuhkan mengenai tindaklanjut layanan diberikan oleh
petugas kepada pasien/keluarga pasien pada saat pemulangan atau
dilakukan rujukan kesarana kesehatan yang lain
6. Dilakukan evaluasi periodik terhadap prosedur pelaksanaan penyampaian
informasi tersebut
7. Dilakukan identifikasi kebutuhan dan pilihan pasien (misalnya kebutuhan
transportasi, petugas kompeten yang mendampingi, saran medis dan
keluarga yang menemani) selama proses rujukan.
8. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan
9. Criteria rujukan dilakukan sesuai dengan SOP rujukan
10.Dilakukan persetujuan rujukan dari pasien/keluarga pasien.

KEPALA UPTD PUSKESMAS


RAWAT INAP CEMPAKA,

CHOLIF PAKU ALAMSYAH

Anda mungkin juga menyukai