Anda di halaman 1dari 17

PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI TENGAH

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS ANDAM DEWI
KECAMATAN ANDAM DEWI
Jl. Pendidikan Kelurahan Rinabolak, Kode Pos 22651
No. Telp. 082160417030; Email: pkmandamdewi20@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS ANDAM DEWI


NOMOR : SK / 0105 / PKM.AD / I / 2022
TENTANG
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KLINIS DAN PENUNJANG
UPTD PUSKESMAS ANDAM DEWI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA UPTD PUSKESMAS ANDAM DEWI,

Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pelayanan klinis mulai dari proses penerimaan


pasien sampai dengan pemulangan, pelayanan laboratorium dan
pelayanan farmasi dilaksanakan sesuai standar dengan memperhatikan
kebutuhan pasien, mutu pelayanan serta keselamatan pasien;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
a, perlu menetapkan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Andam
Dewi tentang Penyelenggaran Pelayanan Klinis dan Penunjang UPTD
Puskesmas Andam Dewi;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang


Pelayanan Publik;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1438/Menkes/Per/2010 tentang
Standar Pelayanan Kedokteran;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2052/Menkes/Per/X/2011 tentang
Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran;
2

9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 Tahun 2012 tentang Sistem


Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan;
10. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 tentang
Standar Kompetensi Dokter Indonesia;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun
2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan
Masyarakat;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2016 tentang Sistem
Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas
Pelayanan Kesehatan;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas;
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
2017 tentang Keselamatan Pasien;
17. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
18. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 47 Tahun
2018 tentang Pelayanan Kegawatdaruratan;
19. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
20. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
21. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 514 Tahun
2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasyankes Tingkat
Pertama;
3

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS ANDAM DEWI TENTANG


PENYELENGGARAAN PELAYANAN KLINIS DAN PENUNJANG UPTD
PUSKESMAS ANDAM DEWI.

KESATU : Penyelenggaraan Pelayanan Klinis dan Penunjang tercantum dalam


lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari surat
keputusan ini.

KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka akan diadakan
pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Andam Dewi


Pada tanggal : 10 Januari 2022

KEPALA UPTD PUSKESMAS ANDAM DEWI,

MUSNIMAR SIMAMORA

Tembusan Yth. :
1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah
2. Arsip
4

LAMPIRAN I KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS ANDAM DEWI


NOMOR SK / 0105 / PKM.AD / I / 2022
TENTANG: PENYELENGGARAAN PELAYANAN KLINIS DAN PENUNJANG
UPTD PUSKESMAS ANDAM DEWI

A. PELAYANAN PENERIMAAN PASIEN


1. Penerimaan pasien meliputi proses pendaftaran pasien rawat jalan dengan prosedur
pendaftaran pasien dan identifikasi pemenuhan kebutuhan pasien dengan risiko,
kendala dan kebutuhan khusus antara lain: balita, ibu hamil, disabilitas, lanjut usia,
kendala bahasa, budaya, atau kendala lainnya agar tidak terjadi hambatan atau tidak
optimalnya proses asesmen maupun pemberian asuhan klinis.
2. Puskesmas wajib meminta persetujuan umum (general consent) kepada pengguna
layanan atau keluarganya saat pertama kali datang untuk rawat jalan.
3. Pendaftaran pasien harus memperhatikan keselamatan pasien.
4. Untuk mencegah terjadinya transmisi infeksi, protokol kesehatan harus diterapkan
mulai dari proses pendaftaran sampai dengan pemulangan, yaitu dengan
penggunaan masker, menjaga jarak dan pengaturan agar tidak terjadi kerumunan
5. Puskesmas memberikan informasi yang jelas tentang sarana pelayanan, antara lain:
tarif, jenis pelayanan, alur dan proses pendaftaran, alur dan proses pelayanan dan
rujukan.
6. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses pelayanan
yang dimulai dari pendaftaran sampai dengan pemulangan.

B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN


1. Kajian awal dilakukan secara paripurna dilakukan oleh tenaga medis atau
Profesional Pemberi Asuhan lainnya yang kompeten melakukan pengkajian.
2. Kajian awal meliputi status fisis / neurologis / mental, psikososiospritual, ekonomi,
riwayat kesehatan, riwayat alergi, penilaian nyeri, penilaian risiko jatuh, penilaian
fungsional (gangguan fungsi tubuh), asesmen risiko gizi, kebutuhan edukasi, rencana
pemulangan.
3. Proses kajian dilakukan dengan mengacu standar profesi dan standar asuhan.
4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya pengulangan yang
tidak perlu.
5. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, dan profesi kesehatan lain
wajib diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis.
6. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah – langkah SOAP:
 Mengumpulkan data dan informasi tentang kondisi fisik, psikologjs, status
sosial, dan riwayat penyakit. Untuk mendapatkan data dan informasi tersebut
dilakukan anamnesis (data Subjektif = S), pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang (data Objektif = O).
5

 Analisis data dan informasi yang diperoleh yang menghasilkan masalah,


kondisi, dan diagnosis unruk mengidentifikasi kebutuhan pasien (asesmen
atau analisis = A).
 Membuat rencana asuhan (Perencanaan asuhan = P), yaitu menyusun solusi
untuk mengatasi masalah atau memenuhi kebutuhan pasien.
7. Proses kajian, perencanaan dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan peralatan
dan tempat yang memadai.
8. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien dan petugas.
9. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana layanan
disusun secara kolaboratif dalam tim layanan terpadu.

C. PELAKSANAAN LAYANAN
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis.
2. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan.
3. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam medis.
4. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.
5. Tindakan medis/pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan pada pasien
sebelum mendapatkan persetujuan.
6. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib
didokumentasikan pada rekam medis pasien.
7. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindak lanjut.
8. Kasus – kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai prosedur
pelayanan pasien gawat darurat.
9. Penanganan pasien gawat darurat yang dimaksud di atas dilaksanakan sesuai
prosedur Penanganan pasien gawat darurat.
10. Kasus-kasus berisiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan
kasus berisiko tinggi.
11. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi harus
ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan (kewaspadaan universal).
12. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur pemberian
obat/cairan intravena.
13. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk menghindari
pengulangan yang tidak perlu.
14. Pelayanan anestesi lokal harus dipandu dan dimonitor dengan prosedur yang telah
ditetapkan di Puskesmas Andam Dewi.
15. Tenaga kesehatan yang mempunyai kewenangan melakukan anestesi lokal di
Puskesmas Andam Dewi, yaitu:
 Dokter Umum dan Dokter Gigi yang telah mempunyai STR dan SIP di
Puskesmas Andam Dewi;
6

 Perawat dan Bidan yang sudah memiliki STR dan SIP dan telah diberikan
pendelegasian wewenang oleh Dokter.

D. RENCANA RUJUKAN DAN PEMULANGAN PASIEN


1. Rencana pemulangan pasien di Puskesmas Andam Dewi antara lain: pasien rawat
jalan yang tidak memerlukan perawatan rawat inap, pasien rawat inap yang tidak lagi
memerlukan perawatan rawat inap di Puskesmas dan memerlukan tindak lanjut
perawatan di rumah, pasien yang karena kondisinya memerlukan rujukan ke Fasilitas
Kesehatan Rawatan Tingkat Lanjut (FKRTL) dipandu oleh prosedur yang telah
ditetapkan oleh Puskesmas.
2. Dokter yang menangani (DPJP) bertanggung jawab untuk melaksanakan proses
pemulangan atau rujukan pasien.
3. Pemulangan pasien di Puskesmas Andam Dewi, dilaksanakan sesuai dengan kriteria
yang telah ditetapkan.
4. Kriteria pemulangan pasien gawat darurat sebagai berikut:
a) Pasien dalam kondisi stabil, GCS 15 (E=4, V=5, M=6),
b) Tidak didapatkan tanda gawat darurat yang mengancam jiwa,
c) Prognosis pasien baik,
d) Mampu meminum obat dan mematuhi petunjuk dokter pemeriksa,
e) Mampu kontrol apabila obat habis.
5. Kriteria pemulangan pasien di rawat jalan, sebagai berikut:
a) Pasien dalam kondisi stabil (vital sign pada rentang normal),
b) Tidak didapatkan tanda-tanda kegawatdaruratan,
c) Prognosis pasien baik,
d) Mampu meminum obat dan mematuhi petunjuk dokter pemeriksa,
e) Mampu kontrol apabila obat habis.
6. Kriteria pemulangan pasien bersalin, sebagai berikut:
a) Ibu dalam kondisi yang stabil dalam 1 x 24 jam setelah melahirkan, misalnya:
kontraksi uterus bagus, keras, pendarahan tidak massif, BAK normal,
b) Tanda-tanda vital bagus,
c) Ibu mampu minum obat secara peroral,
d) Bayi: kondisi stabil, bayi sudah BAB dan BAK,
e) Bayi mampu menetek,
f) Ibu dan keluarga mampu melakukan perawatan secara mandiri di rumah,
g) Mampu kontrol apabila obat habis.
7. Pasien harus mendapatkan informasi mengenai rujukan ke FKRTL, dan
didokumentasikan dalam formulir persetujuan atau penolakan rujukan.
8. Kriteria pasien yang harus dirujuk ke Fasilitas Kesehatan Rawatan Tingkat Lanjut
(FKRTL):
7

a) Pengobatan atau tindakan tertentu yang diperlukan tidak bisa dilakukan di


Puskesmas Andam Dewi,
b) Membutuhkan fasilitas atau peralatan penunjang yang tidak ada di
Puskesmas Andam Dewi,
c) Tenaga professional (ahli) yang tidak dimiliki Puskesmas Andam Dewi,
d) Atas permintaan pasien dan atau keluarga untuk pindah rawat di rumah sakit
yang dituju.
9. Proses rujukan dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
10. Resume medis harus diberikan kepada pasien/keluarga pasien pada saat
pemulangan atau rujukan ke fasilitas kesehatan lain.

E. KESELAMATAN PASIEN
1. Proses identifikasi pasien di Puskesmas Andam Dewi dilakukan sesuai dengan
Standar Operasional Prosedur (SOP) Identifikasi Pasien.
2. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari identifikasi sebagai
berikut: nama pasien, dengan dua nama pasien, nomor identifikasi menggunakan
nomor rekam medis, tanggal lahir, gelang (identitas pasien).
3. Identiflkasi pasien pada kondisi tertentu, misalnya pasien tidak dapat menyebutkan
identitas, penurunan kesadaran, koma, gangguan jiwa, datang tanpa identitas yang
jelas, dua atau lebih pasien mempunyai nama yang sama atau mirip menggunakan
nomor rekam medis dan gelang (identitas pasien).
4. Proses identifikasi dengan benar harus dilakukan mulai dari skrining, pada saat
pendaftaran. setiap akan melakukan prosedur diagnostik, prosedur tindakan,
pemberian obat, pemberian imunisasi dan pemberian diit.
5. Pelaksanaan komunikasi secara efektif dilakukan pada proses,
a) Komunikasi antara Dokter dan Perawat/Bidan mengenai kasus atau kondisi
pasien harus tertulis pada lembar Rekam Medis Pasien dengan
menggunakan tehnik SBAR (Situation, Background, Assessment,
Recommendation), ditulis lengkap oleh Perawat/Bidan (T), dibaca ulang oleh
Perawat/Bidan (B), dan dikonfirmasi Perawat/Bidan kepada Dokter (K);
b) Penyampaian hasil kritis pemeriksaan laboratorium dilakukan dengan cara
menggarisbawahi menggunakan spidol merah dan penyampaian secara
langsung kepada Dokter yang menangani dalam waktu dibawah 5 (lima)
menit;
c) Serah terima pasien pada pergantian shift Petugas Unit Layanan dilakukan
dengan melakukan pencatatan pada lembar rekam medis pasien, yaitu:
status/kondisi pasien, pengobatan, rencana asuhan, tindak lanjut yang harus
dilakukan, perubahan status/kondisi pasien yang signifikan dan keterbatasan
maupun risiko yang mungkin dialami oleh pasien;
8

d) serah terima pasien dengan unit layanan lain menggunakan formulir rujukan
internal dengan kelengkapan identitas dan rencana tindak lanjut.
6. Penanggung jawab Farmasi melakukan penyimpanan, penataan,
peresepan,pelabelan, penyiapan, penggunaan dan evaluasi penggunaan pada obat
yang perlu diwaspadai (high alert), obat dengan nama atau rupa mirip (LASA) dan
obat golongan psikotropika, narkotika.
7. Penanggung jawab farmasi melakukan pengawasan dan pengendalian penggunaan
obat-obatan psikotropika/narkotika.
8. Puskesmas Andam Dewi menerapkan Protokol Umum (Universal Protocol) dalam
pelayanan tindakan operatif ataupun tindakan invasif di Puskesmas, yaitu:
a) Proses verifikasi sebelum dilakukan Tindakan;
b) Penandaan sisi yang akan dilakukan Tindakan/prosedur;
c) Time out (jeda waktu) yang dilakukan segera sebelum dimulainya prosedur.
9. Protokol umum tersebut untuk memastikan tepat pasien, tepat prosedur dan tepat
sisi pada pasien yang menjalani Tindakan operatif ataupun Tindakan invasif di
Puskesmas Andam Dewi.
10. Puskesmas Andam Dewi melakukan penapisan pasien rawat jalan dengan risiko
jatuh pada saat proses penerimaan pasien dengan menggunakan formulir get up and
go test.

F. PELAYANAN LABORATORIUM
1. Jenis-jenis pelayanan laboratorium yang disediakan di Puskesmas Andam Dewi
meliputi:
a) Spesimen darah:
1) Pemeriksaan Darah Rutin;
2) Pemeriksaan Kimiawi Darah;
3) Pemeriksaan Glukosa, Kolesterol dan Asam Urat (Vena Kapiler);
4) Pemeriksaam RDT Sifilis, Hepatitis B dan HIV;
5) Golongan Darah;
6) RDT Malaria.
b) Spesimen dahak;
c) Spesimen urin.
2. Pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh petugas yang kompeten, yaitu analis
kesehatan, memiliki STR dan telah mendapat pelatihan-pelatihan pemeriksaan
laboratorium.
3. Hasil pemeriksaan harus diinterpertasi oleh Dokter yang telah memiliki STR dan SIP.
4. Pemeriksaan laboratorium untuk tiap-tiap jenis pemeriksaan harus dipandu dengan
prosedur mulai dari permintaan, pemeriksaan, penerimaan spesimen, pengambilan
dan penyimpanan spesimen, pemeriksaan sampai penyerahan hasil.
9

5. Petugas laboratorium wajib menggunakan APD sesuai standar untuk pemeriksaan


spesimen (darah, sputum) pada kasus-kasus berisiko tinggi.
6. Bahan berbahaya dan beracun (B3) harus disimpan secara aman menurut ketentuan
yang berlaku.
7. Limbah B3 sebagai akibat pemeriksaan laboratorium harus dikelola sebagai limbah
infeksius.
8. Jenis Reagensia Esensial dan bahan lain untuk pemeriksaan laboratorium harus
tersedia sesuai dengan jenis pemeriksaan yang disediakan, antara lain:
a) Ziehl Neelsen;
b) Kit Golongan darah;
c) Kit Rapid test Kehamilan;
d) Kit Rapid Test Malaria;
e) Kit Rapid Test Protein dan Glukosa Urin;
f) Kit Anti HIV;
g) Kit Hb.
9. Reagensia harus disimpan dengan pelabelan yang jelas dan pada tempat dan suhu
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
10. Ketersediaan reagensia dan bahan lain untuk pemeriksaan laboratorium wajib
dievaluasi paling lambat setiap bulan sekali.
11. Untuk melakukan order reagensia dan bahan lain untuk pemeriksaan laboratorium
guna memperlancar pelayanan pemeriksaan laboratorium dilakukan ketika reagensia
tersebut sisa stoknya tinggal 25 % dari orderan awal.
12. Hasil pemeriksaan laboratorium harus diserahkan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan, yaitu waktu penyampaian hasil pemeriksaan laboratorium selambat
lambatnya dalam waktu 20 menit kecuali pemeriksaan Sputum BTA dalam waktu 1
hari.

13. Laporan hasil pemeriksaan laboratorium harus dilengkapi dengan nilai normal.

NO JENIS PEMERIKSAAN SATUAN NILAI RUJUKAN


1. RDT Hepatitis (-)
2. RDT Sifilis (-)
3. RDT Malaria (-)
4. RDT Salmonella Ag (-)
5. HIV-AIDS Non Reaktif
6. Gula Darah mg/dL ad Random : < 200
Puasa : 80 – 100
2 Jam PP : 70 – 140
7. Kolesterol Total mg/dL < 200
8. Asam Urat mg/dL Pria :<7
Wanita : < 6
9. Golongan Darah
10

10. SGOT <38 U/L


11. SGPT <41 U/L
12. Ureum <50 mg/dL
13. Kreatinin 0,70 – 1,20 mg/dL
14. Darah Rutin
a) Hemoglobin (HGB) mg/dL Pria : 13,5 – 17,5
Wanita : 12 – 16

b) Eritrosit (RBC) 4,2 – 4,87 10³/µL


4,5 – 11 10³/µL
c) Leukosit (WBC)
43 – 49 %
d) Hematoktrit (HCT)
150-450 10³/µL
e) Trombosit (PLT)
85 – 95 fL
f) MCV
28 – 32 pg
g) MCH 33 – 35 g/dL
h) McHc 35 – 56 fL
i) RDW-SD 10 – 15 %
j) RDW-CV 7 – 10,2 fL
k) MPV 0,1 – 0,5 %
l) PCT 10 – 18 %

m) PDW
15. Urinalisa
a) pH 5.0 – 9.0
b) SG 1.005 – 1.030

c) Glucose Mmol/L 0–7


µmol/L Negative
d) Billirubin
mmol/L 0 – 1.0
e) Ketone
mmol/L 0 – 5.6
f) Ascorbic acid
cells/µL 0 – 20
g) Blood
g/L 0 – 0.30
h) Protein µmol/L 3.3 – 16
i) Urobilinogen µmol/L 0 – 18
j) Nitrite cells/µL 0 – 15
k) Leukocytes g/L 0 – 10
l) Creatinine g/L 0 – 0.15
m) Calcium ions g/L Negative

n) Microalbumin
16. Tes Kehamilan
17. BTA DS (-)
18. Swab Rapid Test Antigen Non Reaktif
11

14. Hasil pemeriksaan laboratorium kritis harus disampaikan segera kepada Dokter
Puskesmas yang meminta dalam batas waktu paling lambat 5 menit setelah hasil
diperoleh dengan acuan sebagai berikut:

LIMIT LIMIT
NO PARAMETER SATUAN
RENDAH TINGGI
1 Glukosa 40 450 mg / dL
2 HB (Haemoglobin) 7 20 gr / dL

15. Harus dilakukan kendali mutu pelayanan laboratorium dengan pemantapan mutu
internal dan pemantapan mutu eksternal secara periodik
16. Risiko dalam pelayanan lobaratorium harus diidentifikasi dan ditindak lanjuti.

G. PELAYANAN FARMASI
1. Puskesmas Andam Dewi melaksanakan penilaian, pengendalian, penyediaan dan
penggunaan obat dengan metode berdasarkan standar operasional pengelolaan
obat yang meliputi perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanaan,
pendistribusian pengendalian pencataan dan pelaporan obat.
2. Obat harus tersedia di Puskesmas sesuai dengan Formularium Puskesmas.
3. Yang berhak menulis resep adalah Dokter Puskesmas yang telah memiliki STR dan
SIP di Puskesmas Andam Dewi.
4. Yang berhak menyediakan obat adalah oleh 1 (satu) orang tenaga Apoteker sebagai
penanggung jawab, yang dapat dibantu oleh Asisten Kefarmasian.
5. Ketersedian obat wajib dievaluasi paling lambat tiap tiga bulan sekali.
6. Petugas Farmasi membuat daftar obat yang perlu diwaspadai di Puskesmas Andam
Dewi dan dilakukan monitoring penggunaan obat.
7. Petugas farmasi tidak boleh memberikan obat kadaluwarsa pada pasien, jika
ditemukan pemberian obat kadaluarsa pada pasien, maka akan diberikan sanksi
sesuai dengan peraturan internal yang telah disepakati bersama.
8. Untuk mencegah pemberian obat kadaluarsa, maka petugas farmasi memeriksa
semua obat yang diterima termasuk tanggal kedaluwarsa dan keadaan fisik obat,
menyimpan obat dalam rak dan menyusun sesuai jenis obat dengan mengikuti
sistem FIFO dan FEFO berdasarkan standar yang telah ditetapkan.
9. Pemberian obat narkotika dan psikotropika, diatur sebagai berikut:
a) Peresepan obat narkotika dan psikotropika hanya bolah dilakukan oleh Dokter
Puskesmas yang telah memiliki STR dan SIP;
b) Obat narkotika dan psikotropika harus disimpan pada lemari khusus obat
narkotika dan psikotropika dengan 2 kunci dan 2 gembok, dimana kunci lemari
dipegang oleh Apoteker atau Penangggung jawab ruangan farmasi.
10. Jika ada obat yang dibawa oleh pasien, maka obat harus diidentifikasi dan ditindak
lanjuti sesuai dengan instruksi Dokter, yaitu:
12

a) Obat yang dibawa sendiri oleh pelanggan/keluarga tidak mempunyai


kontraindikasi dengan kondisi fisik pasien;
b) Obat yang dibawa sendiri oleh pelanggan tidak mempunyai efek bertentangan
dengan obat yang dipergunakan dalam proses pengobatan oleh dokter di
Puskesmas Andam Dewi;
c) Obat yang dibawa sendiri oleh pelanggan/keluarga tidak menimbulkan efek
ganda dengan obat yang dipergunakan dalam pengobatan pelanggan;
d) Obat yang dibawa sendiri oleh pelanggan/keluarga tidak menimbulkan interaksi
obat dan berdampak negatif terhadap pengobatan pelanggan.
11. Penyediaan obat dilakukan oleh tenaga farmasi atau tenaga teknis kefarmasian
dengan memperhatikan higiene dan kebersihan.
12. Penyimpanan obat dilakukan sesuai dengan ketentuan penyimpanan tiap-tiap obat.
13. Penyampaian obat pada pasien harus disertai label yang berisi minimal: nama
pasien, tanggal lahir, nomor rekam medis, aturan pakai, cara pemakaian dan waktu
menggunakan.
14. Dalam pemberian obat harus memperhatikan ada tidaknya riwayat alergi, interaksi
obat, dan efek samping obat.
15. Efek samping obat harus dilaporkan dan ditindak lanjuti, dan dicatat dalam rekam
medis.
16. Jika terjadi kesalahan dalam pemberian obat maka harus dilaporkan dan ditindak
lanjuti.
17. Obat-obat emergensi harus tersedia di tempat pelayanan untuk mengatasi jika terjadi
kedaruratan dalam pelayanan kesehatan.
18. Obat emergensi harus disegel, dimonitor penggunaannya, dan segera diganti jika
digunakan dan disegel kembali oleh petugas farmasi.

H. PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS


1. Penyelenggaraan Rekam Medis harus memenuhi prinsip keamanan data dan
informasi, meliputi kerahasiaan, integritas dan ketersediaan
2. Memberlakukan Buku International Statistical Classification of Diseases And Related
Health Problem (ICD-X) sebagai Standarisasi Kode Klasifikasi Diagnosis dan
Terminologi yang digunakan di Puskesmas Andam Dewi.
3. Menentukan pembakuan singkatan yang digunakan dalam rekam medis
sebagaimana tercantum pada tabel di bawah ini.

No. Kategori Singkatan Keterangan


1. Hasil pemeriksaan KU Keadaan Umum
PF Pemeriksaan Fisik
BB Berat badan
TB Tinggi Badan
TD Tekanan darah
Temp Suhu badan
N Frekuensi Nadi
13

RR Respiratory Rate (Frekuensi Pernafasan)


d.b.n Dalam batas normal
t.a.k Tidak ada kelainan

Pelayanan Pemeriksaan DM Diabetes Mellitus


2.
Umum
DBD Demam berdarah dengue
ISK Infeksi Saluran Kencing
TBC Tuberkulosis
PPOK Penyakit paru obstruksi kronik
ISPA Infeksi Saluran Pernafasan Atas
CC Common Cold
RA Reumatoid artritis
OA Osteoartritis
GA Gout artritis
HT Hipertensi
SI Stroke Iskemik
SH Stroke hemoragik
LBP Lower back pain
OMA Otitis media akut
OMSK Otitits media supuratif kronik
GE Gastroenteritis
OBS Observasi
SUSP Suspek
FR Fraktur
CHF Cronic heart failure

Pelayanan Kesehatan Ibu PE Preeklamsia


3.
dan Anak
PEB Preeklamsia berat
KPD Ketuban pecah dini
KET Kehamilan ektopik terganggu
CPD Cepalo pelvik disproportion
KJDK Kematian janin dalam kehamilan

4. Laboratorium HB Hemoglobin
BTA-DS Basil Tahan Asam – Direct Smear
HCG TEST Human chorionic gonadotropin test

5. Farmasi PCT Paracetamol


GG Gliseril guaikolat
ISDN Isosorbit dinitrat
GTT Jumlah tetesan cairan infus
MF PULV Misce fac pulveres (dibuat sediaan pulvis)
AC Ante cunam (sesudah makan)
PC Post cunam (sebelum makan)
DTD Dalam tiap dosis
IM Injeksi Intramuskular
IV Injeksi Intravena
IC Injeksi Intracutan
SL Sublingual (dibawah lidah)

4. Kepala Puskesmas memberikan hak akses rekam medik untuk:


a) Penginputan data untuk pengisian data administratif bagi Petugas Rekam
Medis dan Pendaftaran serta pengisian data klinis pasien bagi Tenaga
Kesehatan pemberi pelayanan;
14

b) Perbaikan data apabila terjadi kesalahan dalam penginputan data administratif


dan data klinis Pasien bagi Petugas Rekam Medis dan Pendaftaran dengan
batas waktu paling lama 2x24 jam sejak data diinput;
c) Melihat data merupakan kegiatan yang dilakukan oleh tenaga internal
Puskesmas untuk mendapatkan informasi terkait data di dalam Rekam Medis
untuk keperluan pelayanan atau administrasi.
5. Jika ada Pihak Luar dari Puskesmas yang membutuhkan akses terhadap rekam
medis harus mendapat persetujuan dari Pasien dan disampaikan secara tetulis
kepada Kepala Puskesmas untuk kepentingan sebagai berikut:
a) Kepentingan pemeliharaan kesehatan, pengobatan,penyembuhan, dan
perawatan Pasien;
b) Permintaan Pasien sendiri; dan/atau
c) Keperluan administrasi, pembayaran asuransi atau jaminan pembiayaan
kesehatan.
6. Jika ada Pihak Luar dari Puskesmas yang membutuhkan akses terhadap rekam
medis tidak atas persetujuan Pasien dan disampaikan secara tetulis kepada Kepala
Puskesmas untuk kepentingan sebagai berikut:
a) Pemenuhan permintaan aparat penegak hukum dalam rangka penegakan
hukum;
b) Penegakan etik atau disiplin;
c) Audit medis;
d) Penanganan kejadian luar biasa / wabah penyakit menular / kedaruratan
kesehatan masyarakat / bencana;
e) Pendidikan dan penelitian;
f) Upaya perlindungan terhadap bahaya ancaman keselamatan orang lain secara
individual atau masyarakat; dan/atau
7. Rekam medik pasien dibuat dalam bentuk family folder, yaitu rekam medis keluarga
yang disimpan dalam satu map rekam medis. Dari satu pasien hanya boleh memiliki
satu rekam medis.
8. Rekam medis pasien diidentifikasi dengan cara sebagai berikut:
a) Nomor rekam medis;
b) Nama kepala keluarga;
c) NIK Pasien
d) Tempat Tanggal lahir;
e) Jenis kelamin
f) Alamat.
g) Pekerjaan
h) Nomor HP
i) Nomor KK
j) Nomor BPJS (jika Peserta BPJS)
15

9. Pengelolaan rekam medik dilakukan sesuai aturan berikut:


a) Rekam medis disimpan sentralisasi dengan sistem penomoran Rekam Medis
XX – AAA-N - YY;
b) Sistem penomoran aplikasi Rekam Medis disusun dengan aturan sebagai
berikut:
1) Dua digit pertama menandakan desa,
 01 : Rinabolak
 02 : Bondarsihudon I
 03 : Bondarsihudon II
 04 : Lobutua
 05 : Sitiristiris
 06 : Ladang Tengah
 07 : Sawah Lamo
 08 : Uratan
 09 : Sosorgonting
 10 : Wilayah Luar Puskesmas Andam Dewi
 11 : Wilayah Luar Tapanuli Tengah
2) Tiga digit berikutnya menandakan nomor Registrasi Pasien
3) Satu digit berikutnya Awalan Huruf Nama Pasien
4) Dua digit terakhir menandakan urutan dalam keluarga,
 01 : Kepala Keluarga
 02 : Anggota Keluarga (Istri/Anak)

10. Penyimpanan rekam medik dilakukan di ruang khusus yaitu Ruang Rekam Medik.
11. Masa retensi rekam medik adalah sebagai berikut:
a) Dikatakan inaktif apabila pasien selama dua tahun berturut-turut tidak pernah
berkunjung ke Puskesmas,
b) Rekam medik yang dapat dimusnahkan adalah rekam medik inaktif selama dua
tahun berturut-turut tidak berkunjung ke Puskesmas.
12. Isi rekam medik mencakup: nama, umur, jenis kelamin, nama kepala keluarga,
nomor rekam medic, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit
dahulu, riwayat penyakit keluarga, hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang
yang dibutuhkan, penyuluhan, persetujuan/penolakan rujukan/tindakan, diagnosis
terapi dan rencana pengobatan.
13. Kelengkapan isi rekam medik harus dievaluasi dan ditindak lanjut.
16

I. MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN


1. Kondisi fisik bangunan dan lingkungan puskesmas wajib dipantau secara rutin satu
minggu sekali.
2. Prasarana Puskesmas yang meliputi air, listrik harus dipantau secara periodik,
dipelihara dan diperbaiki dan dipastikan berfungsi.
3. Petugas inventaris bertanggung jawab atas lingkungan fisik Puskesmas yang
mencakup pada pemantauan lingkungan fisik, pemeliharaan dan pemantauan
(instalasi listrik, air, ventilasi, gas) serta perbaikan sarana dan peralatan Puskesmas
Andam Dewi.
4. Hasil pemantauan, pemeliharaan dan perbaikan harus didokumentasikan.
5. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah zat, energi, dan/atau komponen lain
yang karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau
membahayakan lingkungan hidup.
6. Semua Petugas di Puskesmas Andam Dewi yang berhubungan dengan B3 wajib
melakukan Inventarisasi, Pengelolaan, Penyimpanan dan Penggunaan B3.
7. Inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan B3 harus sesuai dengan
prosedur yang telah ditentukan.
8. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, yang selanjutnya disebut Limbah B3, adalah
sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3.
9. Pengelolaan Limbah B3 di Puskesmas Andam Dewi dilakukan dengan cara:
a) Pengurangan dan pemilahan Limbah B3,
b) Penyimpanan Limbah B3,
c) Pengangkutan Limbah B3,
d) Pengolahan Limbah B3,
e) Penguburan Limbah B3, dan/atau
f) Penimbunan Limbah B3.
10. Puskesmas Andam Dewi tidak melakukan Penyimpanan Limbah B3, Limbah B3
yang dihasilkan wajib diserahkan paling lama 2 (dua) hari sejak Limbah B3 dihasilkan
kepada pemegang Izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbah
B3 yang tempat penyimpanan Limbah B3nya digunakan sebagai depo pemindahan.
11. Program keamanan lingkungan fisik Puskesmas direncanakan dengan:
12. Peralatan yang perlu dikalibrasi harus dikalibrasi tepat waktu.
13. Peralatan yang steril harus dipisahkan dari peralatan yang kotor.
14. Peralatan yang steril harus disterilkan dengan prosedur yang benar.
15. Peralatan yang memerlukan penangan khusus harus disimpan dan dikelola sesuai
SOP.

J. MANAJEMEN SDM YANG BEKERJA DALAM PELAYANAN KLINIS


17

1. Pola ketenagaan SDM klinis harus disusun berdasar analisis kebutuhan SDM.
2. Kredensial harus dilakukan untuk setiap tenaga klinis.
3. Tenaga kesehatan yang bekerja di puskesmas harus mempunyai surat ijin praktek
yang berlaku.
4. Evaluasi kinerja tenaga klinis harus dilakukan secara berkala paling lambat satu
tahun sekali.
5. Peluang untuk melakukan pendidikan dan pelatihan harus diinformasikan kepada
Tenaga klinis.
6. Tiap tenaga klinis harus mempunayi uraian tugas dengan kejelasan kewenangan
klinis untuk masing-masing petugas.
7. Pelaksanaan uraian tugas dan wewenang setiap tenaga klinis harus dievaluasi dan
ditindak lanjuti.

KEPALA UPTD PUSKESMAS ANDAM DEWI,

MUSNIMAR SIMAMORA

Anda mungkin juga menyukai