Anda di halaman 1dari 23

PEMERINTAH KOTA BANJAR

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BANJAR I
Jalan Peta Balokang No. Telp. (0265) 745275 Kota Banjar 46312
E-mail : pkm.banjar1@gmail.com

KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS BANJAR I

NOMOR: 440/Kpts .001/B.I/BULAN/TAHUN

TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS
DI UPTD PUSKESMAS BANJAR I

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

KEPALA UPTD PUSKESMAS BANJAR I,

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis Puskesmas dilaksanakan sesuai dengan


kebutuhan pasien;
b. bahwa pelayanan klinis Puskesmas perlu memperhatikan mutu
dan keselamatan pasien;
c. bahwa untuk menjamin pelayanan klinis dilaksanakan sesuai
kebutuhan pasien, bermutu, dan memperhatikan keselamatan
pasien, maka perlu disusun Kebijakan Pelayanan Klinis di UPTD
puskesmas Banjar I;
Mengingat : 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran, Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 116;
2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
3. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintah Daerah;
4. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan;
5. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014
tentang Keperawatan;
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012
tentang Sistem Kesehatan Nasional, Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 193;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten/Kota;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 001
Tahun 2012 tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan
Perorangan;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2015 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46
Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik Pratama,
Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri
Dokter Gigi;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG KEBIJAKAN


PELAYANAN KLINIS DI UPTD PUSKESMAS BANJAR I.
Kesatu : Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Banjar I
sebagaimana tercantum dalam Lampiran merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari surat keputusan ini.
Kedua : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan / perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan : di Banjar
pada tanggal :

KEPALA UPTD PUSKESMAS BANJAR I,

IIN SOLIKIN

Lampiran : Kebijakan Penunjang Pelayanan Klinis


di UPTD Puskesmas Banjar I
Nomor : 440/Kpts...../B.I/...../2017

A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur dan alur yang jelas
2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten dan telah mendapatkan
pelatihan SIMPUS yang dilakukan oleh UPTD Puskesmas Banjar I
3. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien (Patient Safety)
4. Identitas pasien harus dipastikan, minimal dengan dua cara dari cara identifikasi
yaitu : nama pasien, nama Kepala Keluarga (bayi/anak), alamat/tempat tinggal,
dan nomor Rekam Medis/Nomor Jaminan Kesehatan
5. Di Unit Pendaftaran harus dapat menyampaikan Infomasi tentang jenis
pelayanan yang tersedia di UPTD Puskesmas Banjar I serta informasi lain yang
dibutuhkan masyarakat, seperti persyaratan pendaftaran, jadwal pelayanan, dan
tarif PERDA bagi pasien umum
6. Hak dan Kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses
pelayanan yang dimulai dari unit Pendaftaran. Hak dan Kewajiban Pasien
disahkan melalui keputusan Kepala UPTD Puskesmas Banjar I
7. Kendala fisik, bahasa, dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasi dan
ditindak lanjuti

B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN


1. Kajian awal dilakukan secara paripurna dan dilakukan oleh tenaga yang
kompeten melakukan pengkajian di Unit Pelayanan
2. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian kebidanan, dan
kajian lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai dengan kebutuhan
3. Proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar asuhan
4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya pengulangan
yang tidak perlu
5. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, dan profesi kesehatan lain
wajib diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis
6. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOAP (Subjective,
Objective, Analysis, Planning)
7. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan dalam pelayanan
8. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan
profesional yang kompeten
9. Jika dilakukan pelayanan secara komprehensif antar lintas keilmuan, harus
tersedia TIM KESEHATAN INTERPROFESI, yang merupakan tim kesehatan
antar profesi kesehatan
10. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian mapun keputusan layanan harus
dilakukan melalui Proses Pendelegasian Wewenang
11. Pendelegasian Wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan yang kompeten
dan memenuhi syarat setelah melalui proses kredensial oleh TIM KREDENSIAL
UPTD Puskesmas Banjar I
12. Pendelegasian wewenang diusulkan oleh Tim kredensial dan disahkan oleh
Kepala UPTD Puskesmas Banjar I
13. Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan
peralatan dan tempat yang distandarkan
14. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien dan petugas
15. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur klinis yang
dibakukan
16. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana layanan,
dan pelaksanaan layanan disusun secara kolaboratif dalam Tim Kesehatan
Interprofesi
17. Rencana layanan disusun untuk tiap pasien, dan melibatkan pasien
18. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis,
psikologis, sosial, spiritual dan memperhatikan tata nilai budaya pasien
19. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan
meperhatikan efisiensi sumber daya
20. Rencana layanan harus dicatat dalam Rekam Medis
21. Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien

C. PELAKSANAAN LAYANAN
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi : pelayanan medis, keperawatan,
kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan yang lainnya
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan
4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam Rekam
Medis
5. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam Rekam Medis
6. Tindakan medis/pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan pada pasien
sebelum mendapatkan persetujuan
7. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib
didokumentasikan
8. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindak lanjuti
9. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut
10. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai
prosedur pelayanan pasien gawat darurat (TRIASE)
11. Kasus-kasus berisiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan
kasus berisiko tinggi
12. Kasus-kasus yang perlu Kewaspadaan Universal terhadap terjadinya infeksi
harus ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan kewaspadaan
universal (Universal Precaustion)
13. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur
pemberian obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur aseptic
14. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator yang
jelas
15. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian layanan
16. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan (Logbook) dan
ditindak lanjuti
17. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk
menghindari pengulangan yang tidak perlu
18. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian obat/tindakan, sampai
dengan pasien pulang atau dirujuk harus dijamin kesinambungannya
19. Pasien berhak untuk menolak pengobatan
20. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain
21. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan dipandu oleh
prosedur yang baku
22. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan informasi
tentang hak pasien untuk membuat keputusan, akibat dari keputusan, dan
tanggung jawab mereka berkenaan dengan keputusan tersebut
23. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur baku
24. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh petugas yang
kompeten
25. Sebelum melakukan anestesi dan pembedahan harus mendapatkan informed
consent
26. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan pembedahan
27. Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai dengan
rencana layanan

D. RENCANA RUJUKAN DAN PEMULANGAN


1. Pemulangan atau rujukan pasien menjadi tanggung jawab Dokter Penanggung
Jawab Pelayanan
2. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis
3. Resume klinis berisi : identitas pasien, kondisi klinis, prosedur/tindakan yang
telah dilakukan, dan kebutuhan akan tindak lanjut
4. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan
5. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh petugas yang kompeten
6. Kriteria merujuk pasien apabila :
6.1. UPTD Puskesmas Banjar I tidak dapat menangani penyakit tertentu
6.2. Terbatasnya alat kesehatan untuk melakukan tindakan
6.3. Keterbatasan obat
6.4. Penyakit/kelainan yang sudah harus ditangani Fasilitas Kesehatan Tingkat
Lanjut (RS/Spesialistik)
7. Rujukan balik wajib ditindaklanjuti oleh Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
8. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, Dokter Penanggung Jawab Pelayanan wajib
memberikan alternatif pelayanan
9. Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien/keluarga tentang penanganan di
rumah

KEPALA UPTD PUSKESMAS BANJAR I,

IIN SOLIKIN

Lampiran : Kebijakan Pelayanan Klinis di UPTD


Puskesmas Banjar I
Nomor : 440/Kpts...../B.I/...../2017
KENDALA FISIK, BAHASA, BUDAYA DAN PENGHALANG LAIN DALAM
MEMBERIKAN PELAYANAN DIUSAHAKAN DIKURANGI

Bahwa dalam melakukan pelayanan di pendataran wajib melakukan identifikasi


hambatan dalam pelayanan. Adapun hambatan yang perlu diidentifikasi meliputi :
hambatan budaya, bahasa, kebiasaan hambatan lain dalam pelayanan. Proses
identifikasi dilakukan di pendaftaran

KEPALA UPTD PUSKESMAS BANJAR I,

IIN SOLIKIN

Lampiran : Kebijakan Pelayanan Klinis di UPTD


Puskesmas Banjar I
Nomor : 440/Kpts...../B.I/...../2017
PENGKAJIAN AWAL
Pengkajian awal adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengidetifikasi berbagai
kebutuhan dan harapan Pasien dan Keluarga Pasien mencakup pelayanan medis,
penunjang medis, asuhan keperawatan, dan asuhan kebidanan.

1. Pengkajian awal terhadap pasien harus dilaksanakan secara paripurna dengan


menggunakan medode S.O.A.P
2. Pengkajian awal tersebut meliputi :
2.1. Pengumpulan data dengan cata autoanamnesa dan/atau alloanamnesa
2.2. Pemeriksaan tanda vital sesuai dengan kebutuhan
2.3. Pemeriksaan fisik pasien sesuai dengan kebutuhan pasien
2.4. Pemeriksaan penunjang bila diperlukan
2.5. Dokumentasi hasil pengkajian dalam rekam medis

KEPALA UPTD PUSKESMAS BANJAR I,

IIN SOLIKIN

Lampiran : Kebijakan Pelayanan Klinis di UPTD


Puskesmas Banjar I
Nomor : 440/Kpts...../B.I/...../2017
PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN
Dalam rangka memberikan pelayanan praktek keperawatan yang langsung diberikan
dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan menggunakan metodologi
proses keperawatan, maka perlu adanya prosedur tentang Asuhan Keperawatan.
Asuhan keperawatan yang dimaksud diatas adalah membuat asuhan keerawatan
dengan metode SOAP pada pasien yang membutuhkan layanan di UPTD Puskesmas
Banjar I.

PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN


Dalam rangka memberikan pelayanan praktek kebidanan yang langsung diberikan
dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia dalam perawatan kebidanan
dengan menggunakan metodologi proses kebidanan, maka adanya proses tentang
Asuhan Kebidanan.
Asuahan kebidanan yang dimaksud diatas adalah pemberian perawatan/asuhan
kebidanan pada pelayanan Antenatal Care, saat Persalinan, dan pada Postnatal Care
dengan metode SOAP pada pasien yang membutuhkan layanan di UPTD Puskesmas
Banjar I.

KEPALA UPTD PUSKESMAS BANJAR I,

IIN SOLIKIN

Lampiran : Kebijakan Pelayanan Klinis di UPTD


Puskesmas Banjar I
Nomor : 440/Kpts...../B.I/...../2017
PEMBENTUKAN TIM KEGAWAT DARURATAN DI UPTD PUSKESMAS BANJAR I
Dalam rangka penanganan kegawardaruratan maka perlu ditetapkan Tim
Kegawardaruratan di UPDT Puskesmas Banjar I

TIM KEGAWARDARURATAN UPTD PUSKESMAS BANJAR I

NO NAMA PROFESI JABATAN


1
2
3
4
5
6

KEPALA UPTD PUSKESMAS BANJAR I,

IIN SOLIKIN

Lampiran : Kebijakan Pelayanan Klinis di UPTD


Puskesmas Banjar I
Nomor : 440/Kpts...../B.I/...../2017
PEMBENTUKAN TIM KESEHATAN INTERPROFESI DI UPTD PUSKESMAS
BANJAR I
Dalam rangka melakukan kebijakan dan/atau pengambilan keputusan layanan klinis,
maka perlu adanya Tim Kesehatan Interprofesi

TIM KESEHATAN INTERPROFESI UPTD PUSKESMAS BANJAR I

Penanggungjawab :
Ketua :
Sekretaris :
Anggota : 1. A
2. B
3. C
4. D
5. E
6. F
7. G
8. H
9. I
10. J

KEPALA UPTD PUSKESMAS BANJAR I,

IIN SOLIKIN

Lampiran : Kebijakan Pelayanan Klinis di UPTD


Puskesmas Banjar I
Nomor : 440/Kpts...../B.I/...../2017
PENYUSUNAN RENCANA LAYANAN MEDIS
Penyusunan rencana layanan medis membantu praktisi kesehatan dalam membuat
keputusan guna pemberian pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kondisi medis
pasien.
Prosedurnya adalah sebagai berikut :

1. Petugas memeriksa pasien


2. Petugas memberikan rujukan pemeriksaan penunjang jika diperlukan
3. Petugas menetapkan diagnosis pasien
4. Petugas menyusun rencana layanan/tindakan sesuai dengan diagnosis dan
kebutuhan pasien
5. Petugas memberikan resep pada pasien
6. Petugas memberikan rujukan konseling jika diperlukan
7. Petugas mempersilahkan pasien ke Apotek setelah selesai pelayanan medis

KEPALA UPTD PUSKESMAS BANJAR I,

IIN SOLIKIN

Lampiran : Kebijakan Pelayanan Klinis di UPTD


Puskesmas Banjar I
Nomor : 440/Kpts...../B.I/...../2017
PEMBENTUKAN TIM EVALUASI KESESUAIAN PELAYANAN KLINIS DI UPTD
PUSKESMAS BANJAR I
Dalam rangka melakukan evaluasi kesesuaian layanan klinis maka perlu adanya Tim
Evaluasi Kesesuaian Layanan Klinis.

TIM EVALUASI KESESUAIAN LAYANAN KLINIS


UPTD PUSKESMAS BANJAR I

Ketua :
Anggota :

KEPALA UPTD PUSKESMAS BANJAR I,

IIN SOLIKIN

Lampiran : Kebijakan Pelayanan Klinis di UPTD


Puskesmas Banjar I
Nomor : 440/Kpts...../B.I/...../2017
PENYUSUNAN RENCANA LAYANAN KLINIS YANG MELIBATKAN PASIEN
Dalam menyusun rencana layanan klinis, pemberi layanan klinis harus :

1. Melibatkan pasien dalam penyusunan rencana layanan klinis yang akan diberikan
kepada pasien
2. Dalam menyusun rencana layanan klinis harus memperhatikan kebutuhan biologis,
psikologis, spiritual dan memperhatikan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh pasien
3. Menjelaskan tujuan layanan klinis yang akan diberikan
4. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit yang diderita pasien
5. Memberikan informed consent sebagai bukti tertulis telah dilakukan pelibatan pasien
dalam penysunan rencana layanan klinis

KEPALA UPTD PUSKESMAS BANJAR I,

IIN SOLIKIN

Lampiran : Kebijakan Pelayanan Klinis di UPTD


Puskesmas Banjar I
Nomor : 440/Kpts...../B.I/...../2017

PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT


Penanganan pasien gawat darurat adalah serangkaian tindakan yang dilakukan secara
cepat dan tepat pada pasien yang terancam kehidupannya dan berisiko kehilangan
fungsi organ tubuh akibat keadaan yang akut.
Prosedur penanganan pasien gawat darurat sebagai berikut :
1. Petugas mengantar ke ruang Unit Gawat Darurat (UGD)
2. Petugas medis melakukan triase sesuai kondisi pasien
3. Petugas medis melakukan tindakan yang diperlukan sesuai dengan penilaian triase
4. Dokter menjelaskan tindakan yang dilakukan dan disetujui oleh pasien/keluarga
(informed consent)
5. Petugas medis memberikan Form Penolakan Tindakan apabila pasien menolak
dilakukan tindakan
6. Dokter/Petugas medis berhak melakukan tindakan penyelamatan bila terdapat
kondisi yang mengancam jiwa pasien apabila pasien tanpa pengantar dan dalam
kondisi tidak sadar
7. Bila diperlukan pemeriksaan penunjang, petugas medis menghubungi petugas
laboratorium untuk mengambil sampel/spesimen di ruang UGD
8. Petugas medis mencatat hasil pemeriksaan penunjang medis di rekam medis
9. Dokter/Petugas medis mencatat hasil pemeriksaan, diagnosis, dan pengobatan di
Rekam Medis, serta menuliskan resep
10. Apabila merupakan kasus Kepolisian (criminal), Dokter/Petugas medis menuliskan
visum et repertum pada rekam medis atas permintaan penyidik kepolisian
11. Apabila pasien perlu dirujuk, petugas menstabilkan keadaan pasien dengan
melakukan penilaian awal dan pengelolaannya :
a. (A) : Air Way
- Petugas melihat ada tidaknya obstruksi nafas yang dapat disebabkan oleh
benda asing, trauma wajah, dan sebab lain
- Petugas menjaga air way
b. (B) : Breathing
- Petugas melihat ekspansi dinding dada pasien untuk melihat ada atau
tidaknya kelainan pada pernafasan penderita
- Petugas memberi oksigen pada setiap penderita trauma
c. (C) : Circulation
- Petugas memantau tingkat kesadaran, warna kulit, nadi, dan tanda-tanda
hipovolemik (awasi penurunan kesadaran, warna kulit dan wajah pucat, nadi
yang cepat dan kecil)
- Petugas menghentikan perdarahan luar
- Petugas memasang infus dari mulai pemberian kristaloid dan teruskan
pemberian selama transportasi bila perlu
12. Petugas membawakan surat rujukan kepada keluarga pasien
13. Petugas menyerah-terimakan pasien kepada petugas medis di Rumah Sakit
Rujukan dengan menggunakan Buku Rujukan

KEPALA UPTD PUSKESMAS BANJAR I,

IIN SOLIKIN
Lampiran : Kebijakan Pelayanan Klinis di UPTD
Puskesmas Banjar I
Nomor : 440/Kpts...../B.I/...../2017

PENANGANAN PASIEN BERISIKO TINGGI


Penanganan pasien berisiko tinggi adalah mengarahkan asuhan pasien risiko tinggi
dan ketentuan pelayanan risiko tinggi
Prosedurnya adalah :
1. Petugas mengidentifikasi pasien yang dianggap berisiko tinggi
2. Pada kasus yang menular maka petugas memberikan edukasi bagaimana cara
pencegahan penularan
3. Petugas melakukan monitoring rawat jalan pada pasien berisiko tinggi apabila tidak
mengancam nyawa
4. Petugas segera melakukan pertolongan pertama pada pasien dengan kasus yang
mengancam nyawa sehingga keadaan stabil, kemudian lakukan rujukan ke layanan
tingkat lanjutan
5. Petugas menuliskan hasil monitoring di Rekam Medis

KEPALA UPTD PUSKESMAS BANJAR I,

IIN SOLIKIN

Lampiran : Kebijakan Pelayanan Klinis di UPTD


Puskesmas Banjar I
Nomor : 440/Kpts...../B.I/...../2017

I. PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN OBAT INTRAVENA


Penggunaan dan pemberian obat intravena merupakan tindakan memasukkan obat
kedalam tubuh melalui intravena. Pelaksanaan penggunaan dan pemberian obat
intravena harus sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
II. PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN CAIRAN INTRAVENA
Penggunaan dan pemberian cairan intravena merupakan tindakan memasukkan
cairan kedalam tubuh melalui intravena. Pelaksanaan penggunaan dan pemberian
cairan intravena harus sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan

KEPALA UPTD PUSKESMAS BANJAR I,

IIN SOLIKIN

Lampiran : Kebijakan Pelayanan Klinis di UPTD


Puskesmas Banjar I
Nomor : 440/Kpts...../B.I/...../2017

IDENTIFIKASI DAN PENANGANAN KELUHAN PELANGGAN


Identifikasi dan penanganan keluhan pelanggan merupakan serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk mengidentifikasi dan menangani pelanggan
Prosedur identifikasi dan penanganan keluhan pelanggan, adalah sebagai berikut :
1. Petugas mempersiapkan blangko keluhan pelanggan
2. Petugas memantau kotak saran
3. Petugas memantau telephone yang masuk lewat UPTD Puskesmas Banjar I
4. Petugas mencatat keluhan pelanggan yang berasal dari survey kepuasan
pelanggan yang dilaksanakan tiap akhir semester tahun berjalan
5. Petugas mencatat keluahan pelanggan dalam Buku Register Keluhan Pelanggan
6. Petugas menganalisa keluhan pelanggan dan membuat tindak lanjut
7. Petugas membuat Laporan Keluhan Pelanggan diberikan kepada unit terkait
8. Petugas membuat evaluasi, tindak lanjut, dan verifikasi untik terkait bahwa keluhan
sudah ditangani
KEPALA UPTD PUSKESMAS BANJAR I,

IIN SOLIKIN

Lampiran : Kebijakan Pelayanan Klinis di UPTD


Puskesmas Banjar I
Nomor : 440/Kpts...../B.I/...../2017

MEWAJIBKAN PENULISAN LENGKAP DALAM REKAM MEDIS


1. Kepala Puskesmas mewajibkan penulisan lengkap dalam rekam medis oleh semua
tenaga pemberi layanan klinis
2. Semua pemeriksaan penunjang diagnostik, tindakan dan pengobatan yang telah
diberikan kepada pasien harus ditulis lengkap dalam rekam medis
3. Perawat dan petugas kesehatan lain berkewajiban untuk mengingatkan/
memberitahukan kepada dokter pemeriksa jika terjadi pengulangan tindakan yang
tidak diperlukan

KEPALA UPTD PUSKESMAS BANJAR I,

IIN SOLIKIN
Lampiran : Kebijakan Pelayanan Klinis di UPTD
Puskesmas Banjar I
Nomor : 440/Kpts...../B.I/...../2017

HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN YANG DIDALAMNYA MEMUAT HAK PASIEN


UNTUK MENOLAK ATAU TIDAK MELANJUTKAN PENGOBATAN
Bahwa pasien UPTD Puskesmas Banjar I mempunyai Hak Menolak atau Tidak
Melanjutkan Pengobatan

KEPALA UPTD PUSKESMAS BANJAR I,

IIN SOLIKIN

Lampiran : Kebijakan Pelayanan Klinis di UPTD


Puskesmas Banjar I
Nomor : 440/Kpts...../B.I/...../2017

JENIS – JENIS SEDASI/ANESTESI LOKAL YANG DAPAT DILAKUKAN DI UPTD


PUSKESMAS BANJAR I
Pemberian anestesilokal adalah teknik untuk menghilangkan atau mengurangi sensasi
atau rasa sakit di bagian tubuh tertentu yang bersifat reversible
Jenis sedasi/anestesi lokal yang dapat dilakukan di UPTD Puskesmas Banjar I adalah :
1. Anestesi Infiltrasi
2. Anestesi Topika Spray

KEPALA UPTD PUSKESMAS BANJAR I,


IIN SOLIKIN

Lampiran : Kebijakan Pelayanan Klinis di UPTD


Puskesmas Banjar I
Nomor : 440/Kpts...../B.I/...../2017

TENAGA KESEHATAN YANG MEMPUNYAI KEWENANGAN MELAKUKAN SEDASI/


ANESTESI LOKAL DI UPTD PUSKESMAS BANJAR I
Tenaga kesehatan yang mempunyai kewenangan melakukan sedasi/anestesi lokal
adalah :
1. Dokter Umum
2. Perawat yang mendapatkan delegasi wewenang dari Dokter
3. Perawat gigi yang mendapatkan delegasi wewenang dari Dokter
4. Bidan yang mendapatkan delegasi wewenang dari Dokter

KEPALA UPTD PUSKESMAS BANJAR I,

IIN SOLIKIN
Lampiran : Kebijakan Pelayanan Klinis di UPTD
Puskesmas Banjar I
Nomor : 440/Kpts...../B.I/...../2017

PELAKSANAAN MONITORING STATUS FISIOLOGI PASIEN SELAMA PEMBERIAN


ANESTESI LOKAL DAN SEDASI
Selama pemberian anestesi lokal dan sedasi petugas melakukan monitoring status
fisiologis pasien sesuai dengan prosedur yang ditetapkan

KEPALA UPTD PUSKESMAS BANJAR I,

IIN SOLIKIN

Lampiran : Kebijakan Pelayanan Klinis di UPTD


Puskesmas Banjar I
Nomor : 440/Kpts...../B.I/...../2017

JENIS – JENIS TINDAKAN BEDAH MINOR YANG DILAYANI DI UPTD PUSKESMAS


BANJAR I
Jenis – jenis tindakan bedah minor yang dilayani di Uptd Puskesmas Banjar I adalah :
1. Penanganan vulnus laseratum/luka terbuka
2. Ekstraksi kuku
3. Incisi abses
4. Pengambilan corpus alienum yang superfisial
5. Lipoma
6. Atheroma
7. Pemasangan dan pencabutan KB – Implan
8. Ekstraksi gigi

KEPALA UPTD PUSKESMAS BANJAR I,

IIN SOLIKIN

Lampiran : Kebijakan Pelayanan Klinis di UPTD


Puskesmas Banjar I
Nomor : 440/Kpts...../B.I/...../2017

PELAKSANAAN MONITORING STATUS FISIOLOGI PASIEN SELAMA TINDAKAN


PEMBEDAHAN
Selama tindakan pembedahan minor, petugas melakukan monitoring status fisologis
pasien sesuai dengan prosedur yang ditetapkan

KEPALA UPTD PUSKESMAS BANJAR I,

IIN SOLIKIN
Lampiran : Kebijakan Pelayanan Klinis di UPTD
Puskesmas Banjar I
Nomor : 440/Kpts...../B.I/...../2017

PENDIDIKAN/PENYULUHAN PASIEN DI UPTD PUSKESMAS BANJAR I


Bahwa dalam upaya meningkatkan keluaran klinis yang optimal, maka pasien dan/atau
keluarga pasien perlumendapatkan pendidikan/penyuluhan kesehatan dan edukasi
yang terkait dengan penyakit dan kebutuhan klinis pasien
Pendidikan/penyuluhan pada pasien dilaksanakan saat layanan dan dicatat pada rekam
medis

KEPALA UPTD PUSKESMAS BANJAR I,

IIN SOLIKIN

Lampiran : Kebijakan Pelayanan Klinis di UPTD


Puskesmas Banjar I
Nomor : 440/Kpts...../B.I/...../2017

PENETAPAN PENANGGUNG JAWAB DALAM PEMULANGAN PASIEN


Proses pemulangan pasien Unit Rawat Jalan dan Unit Gawat Darurat dengan
melakukan pendokumentasian dan memberikan rencana tindak lanjut
Penanggung jawab dalam pemulangan pasien adalah :
1. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
2. Bidan
3. Perawat
4. Petugas Administrasi/Kasir

KEPALA UPTD PUSKESMAS BANJAR I,

IIN SOLIKIN

Anda mungkin juga menyukai