Anda di halaman 1dari 15

PEMERINTAH KOTA BOGOR

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TEGAL GUNDIL
Jl. Palupuh Raya No. 1 Tegal Gundil Bogor Utara
Bogor 16152 Telp 0251-8337660
email : pkmtegalgundil@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TEGAL GUNDIL


NOMOR TAHUN 2017

TENTANG
TATA NASKAH DOKUMEN PUSKESMAS TEGAL GUNDIL

KEPALA PUSKESMAS TEGAL GUNDIL

Menimbang : a. bahwa dalam proses penyusunan akreditasi


diperlukan acuan tata naskah sehingga format yang
dihasilkan seragam;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan yang dimaksud
pada huruf a perlu ditetapkan keputusan Kepala
Puskesmas Tegal Gundil tentang tata naskah
dokumen Puskesmas Tegal Gundil.

Mengingat : 1. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur


Negara Nomor 80 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Tata Naskah Dinas Instansi Pemerintah;
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah;
3. Peraturan Walikota Bogor Nomor 7 Tahun 2011
Tentang Pedoman Tata Naskah Dinas di
Lingkunan Pemerintah Kota Bogor
4. Permenkes 44 Tahun 2016
5. Permenkes 46 Tahun 2016
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TEGAL GUNDIL
TENTANG TATA NASKAH DOKUMEN AKREDITASI
PUSKESMAS TEGAL GUNDIL
Tata naskah dokumen puskesmas mengacu pada
KESATU : Peraturan Walikota Bogor Hari Nomor 7 Tahun 2011
Tentang Pedoman Tata Naskah Dinas di Lingkungan
Pemerintah Kota Bogor dan Buku Pedoman
Penyusunan Dokumen Akreditasi Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama Tahun 2016.

KEDUA : Jenis dokumen yang dilakukan pembakuan tata


naskahnya meliputi:
1. Kebijakan
2. Pedoman/ panduan
3. SOP
4. Kerangka Acuan
KETIGA : Keputusan Kepala Puskesmas tetap berlaku meskipun
terjadi pergantian Kepala Puskesmas

Pembakuan tata naskah terlampir dalam keputusan ini


KEEMPAT : yang merupakan bagian tidak terpisahkan
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
KELIMA :
akan diadakan perbaikan atau perubahan sebagimana
mestinya

Ditetapkan di : Bogor
Pada tanggal : 1 Juli 2017

KEPALA PUSKESMAS TEGAL GUNDIL

VICTOR SAIJA
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
TENTANG TATA NASKAH DOKUMEN
AKREDITASI PUSKESMAS TEGAL
GUNDIL
NOMOR : TAHUN 2017
TANGGAL : 1 JULI 2017

A. TATA NASKAH DOKUMEN SECARA UMUM


Dokumen menggunakan kertas Legal ukuran folio 70 gram dengan margin
kiri 3 cm, kanan 2 cm, atas dan bawah 4,5 cm serta spasi 1,15, dengan
pengetikan menggunakan tipe huruf Bookman Old Style ukuran 12. Untuk
penulisan dalam table tidak menggunakan ketentuan tersebut.

B. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH KEBIJAKAN


Kebijakan adalah Peraturan/ Keputusan yang ditetapkan oleh Kepala
Puskesmas yang merupakan garis besar yang bersifat mengikat dan wajib
dilaksanakan oleh penanggungjawab maupun pelaksana. Penyusunan
Peratura/ Surat Keputusan harus didasarkan pada peraturan
perundangan, baik undang-undang, Peraturan Menteridan pedoman-
pedoman teknis yang berlaku seperti yang ditetapkan Menteri Kesehatan,
Kementerian Dalam Negeri, Dinas Kesehatan Provinsi, dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota. Peraturan/ Keputusan Kepala Puskesmas dapat
dituangkan dalam pasal-asal dalam keputusan tersebut,atau merupakan
lampiran dari peraturan/ keputusan.

Format Peraturan/ Keputusan dapat disusun sebagai berikut:


1. Pembukaan:
a. Judul : Keputusan Kepala Puskesmas Tegal Gundil
b. Nomor : ditulis sesuai sistem penomoran surat keputusan di
Puskesmas Tegal Gundil,
c. Jabatan pembuat keputusan ditulis simetris, diletakkan di tengah
margin serta ditulis dengan huruf kapital,
d. Konsideran, meliputi:
1) Menimbang: memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran
yang menjadi latar belakang dan alas an pembuatan keputusan.
Huruf awal kata menimbang ditulis dengan huruf kapital diakhiri
dengan tanda baca titik koma (;), dan diletakkan dibagian kiri,
konsideran menimbang diawali dengan penomoran menggunakan
huruf kecil abjad dan dimulai dengan kata bahwa dengan bhuruf
kecil;
2) Mengingat: memuat dasar kewenangan dan peraturan
perundangan yang memintahkan pembuat keputusan tersebut.
Peraturan perundangan yang menjadi dasar hukum adalah
peraturan yang tingkatannya sederajat atau lebih tinggi.
Konsideran ini diletakkan di bagian kiri tegak lurus dengan kata
menimbang. Konsideran yang berupa peraturan perundangan
diurutkan sesuai dengan hirarki tata perundangan diawali dengan
nomor dengan huruf angka 1,1, dst.
2. Diktum;
a. DiktumMemutuskan ditulis simetris ditengah, seluruhnya dengan
huruf kapital, serta diletakkan ditengah margin;
b. Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan
disejajarkan kebawah dengan kata menimbang dan mengingat, huruf
awal kata menetapkan ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri
dengan tanda baca titik koma (;);
c. Nama keputusan sesuai dengan judul (kepala),seluruhnya ditulis
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik (.).
3. Batang Tubuh
a. Batang tubuh memuat semua substansi keputusan yang dirumuskan
dalam dictum-diktum, misalnya:
KESATU :
KEDUA :
Dst
b. Dicantumkan saat berlakunya peraturan/ keputusan, perubahan,
pembatalan, pencabutan ketentuan, dan peraturan lainnya, dan
c. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran peraturan/
keputusan, dan pada halaman terakhir ditandatangani oleh pejabat
yang menetapkan peraturan/ keputusan.
d. Kaki:
Kaki peraturan/ keputusan merupakan bagian akhir substansi
peraturan/keputusan yang memuat penanda tangan penetapan
paraturan/ keputusan, pengundangan peraturan/ keputusan yang
terdiri atas tempat dan tanggal penetapan, nama jabatan, tanda
tangan pejabat, dan nama lengkap pejabat yang menanda tangani
ditulis tanpa gelar dan huruf capital.
e. Penandatanganan:
Peraturan/ keputusan Kepala Puskesmas ditanda tangani oleh Kepala
Puskesmas

f. Lampiran peraturan/ keputusan:


1) Halaman pertama harus dicantumkan judul dan nomor
peraturan/ keputusan
2) Halaman terakhir harus ditanda tangani oleh Kepala Puskesmas.

C. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH PEDOMAN/ PANDUAN


Pedoman/ panduan adalah kumpulan ketentuan dasaryang memberi arah
langkah-langkah yang harus dilakukan. Pedoman merupakan dasar untuk
menentukan dan melaksanakan kegiatan.
Panduan adalah petunjuk dalam melakukan kegiatan, sehingga dapat
diartikan pedoman mengatur beberapa hal, sedangkan panduan hanya
mengatur 1 (satu) kegiatan. Pedoman/ panduan dapat diterapkan dengan
baik dan benar melalui penerapan SOP.

Format baku sistematika pedoman panduan yang lazim digunakan sebagai


berikut:
1. Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja
BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Umum Puskesmas
BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan Puskesmas
BAB IV Struktur Organisasi Puskesmas
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB VI Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan/ Rapat
BAB XI Pelaporan
a. Laporan Harian
b. Laporan Bulanan
c. Laporan Tahunan
2. Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Tujuan Pedoman
c. Ruang Lingkup Pelayanan
d. Batasan Operasional
e. Landasan Hukum
BAB II STANDAR KETENAGAAN
a. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
b. Distribusi Ketenagaan
c. Jadual Kegiatan, termasuk Pengaturan Jaga (Rawat Inap)
BAB III STANDAR FASILITAS
a. Denah Ruang
b. Standar Fasilitas
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
3. Format Panduan Pelayanan Puskesmas
BAB I DEFINISI
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATALAKSANA
BAB IV DOKUMENTASI

D. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH KERANGKA ACUAN


Penyusunan kerangka acuan upaya/kegiatan dengan mencakup tujuan
umum dan khusus yang merupakan tujuan program. Tujuan umum:
adalah tujuan secara garis besar, sedangkan tujuan khusus merupakan
rincian kegiatan-kegiatan yang akan dicapai dari organisasi. Kegiatan pokok
dan rinciannkegiatan: langkah-langkah kegiatan dilaksanakan sehingga
tercapainya tujuan program. Karena itu antara tujuan dan kegiatan harus
berkaitan dan sejalan. Cara melaksanakan kegiatan, metode untuk
melaksanakan kegiatan pokok dan rincian kegiatan.
1. Sistematika/Format Kerangka Acuan upaya Kegiatan
Sistematika atau fomat kerangka acuan upaya Kegiatan sebagai berikut:
a. Pendahuluan
b. Latar belakang
c. Tujuan umum dan tujuan khusus
d. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
e. Cara melaksanakan kegiatan
f. Sasaran
g. Skedul (jadwal) pelaksanaan kegiatan
h. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
i. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan
Sistematika/format tersebut diatas adalah minimal puskesmas dapat
menambah sesuai kebutuhan, tetapi tidak diperbolehkan mengurangi.
Contoh penambahan : ditambah point untuk rencana
pembiayaan/anggaran.
Petunjuk penulisan
a. Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum
yang masih terkait dengan upaya/kegiatan
b. Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa
program tersebut disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data
sehingga alasan diperlukan program tersebut dapat dilakukan
c. Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan ini adalah merupakan tujuan upaya/kegiatan. Tujuan umum
adalah tujuan secara garis besarnya, sedangkan tujuan khusus adalah
tujuan secara rinci
d. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan
yang harus dilakukan sehingga tercapainya tujuan upaya/kegiatan
tersebut. Oleh karena itu antara tujuan dan kegiatan harus berkaitan
dan sejalan
e. Cara melaksanakan kegiatan
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk melaksanakan
kegiatan pokok dan rincian kegiatan. Metode tersebut bisa antara lain
dengan membentuk tim, melakukan rapat, melakukan audit, dan lain-
lain
f. Sasaran
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik dan terukur
untuk mencapai tujuan-tujuan upaya/kegiatan
Sasaran upaya/kegiatan menunjukkan hasil antara yang diperlukan
untuk merealisir tujuan tertentu. Penyusunan sasaran program perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

Sasaran yang baik haus memenuhi SMART yaitu:


1) Specific : sasaran harus menggambarkan hasil spesifik yang
diinginkan, bukan cara pencapaiannya. Sasaran harus memberikan
arah dan tolok ukur yang jelas sehingga dapat dijadikan landasan
untuk penyusunan strategi dan kegiatan yang spesifik
2) Measurable : sasaran harus terukur dan dapat dipergunakan untuk
memastikan apa dan apan pencapaiannya. Akontabilitas harus
ditanamkan kedalam proses perencanaan. Oleh karenanya metodologi
untuk mengukur pencapaian sasaran (keberhasilan upaya/kegiatan)
harus ditetapkan sebelum kegiatan yang terkait dengan sasaran
tersebut dilaksanakan
3) Aggressive but attainable : apabila sasaran harus dijadikan standar
keberhasilan, maka sasaran harus menantang, namun tidak boleh
mengandung target yang tidak layak. Umpamanya kita bisa
menetapkan sebagai suatu sasaran pengurangan kematian misalnya
akibat TB akan dapat dicapai pada suatu tingkat tertentu tetapi
meniadakan kematian merupakan hal yang tidak dapat dipastikan
kelayakannya
4) Result oriented : sedapat mungkin sasaran harus menspesifikkan
hasil yang ingin dicapai. Misalnya : mengurangi complain masyarakat
terhadap pelayanan OAT sebesar 50%
5) Time bound : sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam waktu yang
relatif pendek, mulai dari beberapa minggu sampai beberapa bulan
(sebaiknya kurang dari 1 tahun) kalau ada upaya/kegiatan 5 (lima)
tahun dibuat sasaran antara. Sasaran dibuat sesuai dengan batas-
batas tahun anggaran di Puskesmas.
Seni didalam penentuan sasaran adalah menimbulkan tantangan
yang dapat dicapai. Sasaran yang terbaik adalah sasaran yang dapat
mendorong peningkatan kapasitas puskesmas, namun dalam batas-
batas kelayakan. Sasaran yang baik tidak hanya akan meningkatkan
upaya/kegiatan dan jasa pelayanan yang dihasilkan, namun juga
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri pada para
pelaksananya. Sebaliknya penerapan target kinerrja yang tidak
mungkin dicapai akan melemahkan motivasi, membunuh inisiatif dan
menghambat daya inovasi para karyawan.
g. Jadwal pelaksanaan kegiatan
Skedul atau jadwal kegiatan adalah merupakan perencanaan waktu
melaksanakan langkah-langkah pelaksanaan upaya/kegiatan. Lama
waktu tergantung rencana upaya/kegiatan tersebut dilaksanakan.
Untuk progam tahunan, maka jadwal yang dibuat adalah jadwal untuk 1
tahun, sedangkan untuk upaya/kegiatan 5 tahun maka jadwal yang
harus dibuat adalah jadwal 5 tahun. Skedul (jadwal) dapat dibuat time
table sebagai berikut :
h. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
Yang dimaksud dengan evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi
dari skedul (jadwal) kegiatan. Skedul (jadwal) tersebut akan dievaluasi
setiap berapa bulan sekali (kurun waktu tertentu), sehingga apabila dari
evaluasi diketahui ada pergeseran jadwal atau penyimpangan jadwal,
maka dapat segera diperbaiki sehingga tidak mengganggu
upaya/kegiatan secara keseluruhan. Karena itu yang ditulis dalam
kerangka acuan adalah kapan (setiap kurun waktu berapa lama)
evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dan siapa yang melakukan.
Yang dimaksud dengan pelaporannya adalah bagaimana membuat
laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut harus dibuat. Jadi yang
harus ditulis di dalam kerangka acuan adalah cara bagaimana membuat
laporan evaluasi dan kapan laporan tersebut harus dibuat dan ditujukan
kepada siapa.
i. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan
Pencatatan adalah catatan kegiatan dan yang ditulis dalam kerangka
acuan .adalah bagaimana melakukan pencatatan kegiatan atau
membuat dokumentasi kegiatan. Pelaporan adalah bagaimana membuat
laporan pogram dan kurun waktu (kapan) laporan harus diserahkan dan
kepada siapa saja laporan tersebut harus diserahkan.
Evaluasi kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan upaya/kegiatan secara
menyeluruh. Jadi yang ditulis didalam kerangka acuan, bagaimana
melakukan evaluasi dan kapan evaluasi harus dilakukan.

E. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


(SOP)
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah suatu perangkat
instruksi/langkah-langkah yang di bakukan untuk menyelesaikan proses
kerja rutin tertentu.
a. Tujuan Penyusunan SOP
Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif,
konsisten/ seragam dan aman, dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku.
b. Manfaat SOP adalah :
1) Memenuhi persyaratan standar pelayanan Pukesmas
2) Mendokumentasi langkah-langkah kegiatan
3) Memastikan staf Puskesmas memahami bagaimana melaksanakan
pekerjaannya.
Contoh :
SOP pemberian imunisasi, SOP pemasangan infus, SOP
pemindahan pasien dari tempat tidur ke kereta dorong.
c. Format SOP
1. Format SOP dibakukan agar tidak terjadi banyak format yang
digunakan, contoh pada lampiran, dan diberlakukan sesuai dengan
akreditasi Puskesmas ini diberlakukan,
2. Format merupakan format minimal, oleh karena itu format ini dapat
diberi tambahan materi/kolom misalnya, nama penyusun SOP, unit
yang memeriksa SOP. Untuk SOP tindakan agar memudahkan
didalam melihat langkah-langkahnya dengan bagan alir, persiapan
alat dan bahan dan lain-lain, namun tidak boleh mengurangi item-
item yang ada di SOP.
Format SOP sebagai berikut:
1) Kop/heading SOP
JUDUL
NO. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
PUSKESMAS
Tanda Tangan Kepala FKTP Victor Saija
TEGAL GUNDIL

2) Komponen SOP
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur
6. Diagram
Alir (jika
dibutuhka
n)
7. Unit
Terkait
8. Rekaman Yang Tanggal Mulai
No Isi Perubahan
Histori Diubah Diberlakukan
Perubahan

d. Petunjuk pengisian SOP


1) Heading : masing-masing kotak (puskesmas, judul SOP, No.
Dokumen, No. Revisi, tanggal terbit, halaman
2) Logo yang dipakai adalah logo pemerintah kabupaten/kota, nama
organisasi adalah nama puskesmas
3) Kotak dokumen, No.revisi, halaman, SOP, tanggal terbit, ditetapkan
kepala puskesmas) diisi sebagai berikut :
a) Heading pada halaman pertama berbeda dengan halaman kedua
b) Kotak puskesmas diberi nama puskesmas dan Logo pemeritah
daerah
c) Judul SOP : diberi judul/ nama SOP sesuai kerjanya
d) No. dokumen: diisi dengan nomor urut SOP garis miring (l) PKMMB
garis miring (l) tahun penerbitan, penomoran SOP dibuta oleh
secretariat umum akreditasi puskesmas
e) No. revisi : diisi dengan status revisi, diisi menggunakan angka,
misalnya untuk dokumen baru dapat diberi nomor 00, sedangkan
dokumen revisi pertama diberi nomor 01, revisi kedua diberi
nomor 02, dan seterusnya
f) Halaman : diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total
halaman untuk SOP tersebut (misalnya : halaman pertama: hal 1
Namun ditiap halaman selanjutnya dibuat footer misalnya pada
halaman kedua: hal 2, halaman terakhir: hal 3
g) SOP diberi penamaan sesuai ketentuan (istilah) yang digunakan
Puskesmas, misalnya: SOP
h) Tanggal terbit : diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau tanggal
diberlakukannya SOP tersebut
i) Ditetapkan kepala puskesmas: diberi tanda tangan kepala
puskesmas dan nama jelasnya
j) Untuk halaman berikutnya pada kop SOP berbeda dengan kop
SOP halaman pertama, contoh: Kop halaman selanjutnya
PENGOLAHAN REAGEN
No. Dokumen :
SOP No. Revisi : Victor Saija
Tanggal Terbit :
Halaman :

4) Isi SOP
Isi SOP adalah sebagai berikut:
a) Pengertian: berisi penjelasan dan atau definisi tentang istilah uang
mungkin sulit dipahami atau menyebabkan salah
pengertian/menimbulkan multi persepsi
b) Tujuan: berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata kunci
: sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk .
c) Kebijakan: berisi kebijakan kepala puskesmas yang menjadi dasar
dibuatnya SOP tersebut. Dicantumkan kebijakan yang mendasari
SOP tersebut, contoh untuk SOP imunisasi pada bayi, pada
kebijakan dituliskan: keputusan kepala puskesmas no
tentang pelayanan imunisasi
d) Referensi: berisikan dokumen eksternal sebagai acuan
penyusunan SOP, bisa berbentuk buku, peraturan perundang-
undangan, ataupun bentuk lain sebagai bahan pustaka
e) Prosedur: bagian ini merupakan bagian utama yang menguraikan
langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan prosedur kerja
tertentu.
f) Diagram alir/bagan alir (flow chart):
Didalam penyusunan prosedu maupun instruksi kerja sebaiknya
dalam langkah-langkah kegiatan dilengkapi dengan diagram
alir/bagan alir untuk memudahkan dalam pemahaman langkah-
langkahnya. Adapun bagan alir secara garis besar dibagi menjadi
dua macam, yaitu diagram alir makro dan diagram alir mikro
g) Unit terkait: berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait
dalam proses kerja tersebut.
Dari keenam isi SOP sebagaimana diuraikan di atas, dapat
ditambakan antara lain: bagan alir, dokumen terkait
h) Rekaman historis perubahan: berisi riwayat jika dilakukan evisi
SOP

(1) Diagram alir makro/macro flow chart, menunjukkan kegiatan-


kegiatan secara garis besar dari proses yang ingin kita tingkatkan,
hanya mengenal satu symbol. Bentuk balok:

(2) Diagram alir mikro/micro flow chart, menunjukkan rincian kegiatan-


kegiatan dari tiap tahapan diagram makro, bentuk symbol seebagai
berikut:
o Awal Kegiatan :

o Akhir Kegiatan :

o Keputusan : ?
Ya

Tidak

o Penghubung :

o Dokumen :

o Arsip :

5) Tata cara pengolahan SOP


1. SOP dikelola oleh secretariat mutu akreditasi puskesmas,
2. Setiap pokja menyerahkan SOP yang sudah dibuat untuk
penomoran, tanda tangan kepala puskesmas dan stempel
puskesmas. Kemudian dibutuhkan stempel ASLI dan
diperbanyak (foto copy). Foto copy SOP distempel TERKENDALI
dan distribusikan ke unit masing-masing dan diarsipkan di unit
masing-masing
3. Pengelola SOP harus mempunyai arsip seluruh SOP ASLI
puskesmas.
Ditetapkan di : Bogor
Pada tanggal : 1 Juni 2017

KEPALA PUSKESMAS TEGAL GUNDIL,

VICTOR SAIJA

Anda mungkin juga menyukai