Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS NGIMBANG
Jalan Pendidikan Nomor 02 Ngimbang Kode Pos 62273
Telp. 085 852 777 616
Email : puskesmas.ngimbang@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS NGIMBANG

NOMOR 188/ 01 /KEP/413.102.24/2022

TENTANG
PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS NGIMBANG
NOMOR 188/ 01 /KEP/413.102.24/2020
TENTANG
TATA NASKAH DOKUMEN PUSKESMAS NGIMBANG

KEPALA PUSKESMAS NGIMBANG,

Menimbang : a. bahwa dalam proses penyusunan dokumen akreditasi


diperlukan acuan tata naskah sehingga format yang
dihasilkan seragam;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan yang dimaksud pada
huruf a, perlu ditetapkan keputusan Kepala Puskesmas
Ngimbang tentang tata naskah dokumen akreditasi
Puskesmas Ngimbang;

Mengingat : 1. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor


80 tahun 2012 Tentang Pedoman Tata Naskah Dinas
Instansi Pemerintah;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2017 Tata
Naskah Dinas Di Lingkungan Kementrian Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
1 tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;
4. Peraturan Bupati Kabupaten Lamongan Nomor 23 Tahun
2011 Tentang Tata Naskah Dinas Di Lingkungan
Pemerintah Kab.Lamongan;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan,
KESATU : Tata naskah dokumen puskesmas mengacu pada Peraturan
Bupati Kabupaten Lamongan Nomor 51 Tahun 2019 Tentang
Tata Naskah Dinas Di Lingkungan Pemerintah Kab.Lamongan;
KEDUA : Jenis dokumen yang dilakukan pembakuan tata naskahnya
meliputi:
1. Kebijakan
2. Pedoman atau Panduan
3. SOP
4. Kerangka Acuan

KETIGA : Keputusan Kepala Puskesmas tetap berlaku meskipun terjadi


penggantian Kepala Puskesmas.
KEEMPAT : Pembakuan tata naskah terlampir dalam keputusan ini yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan.
KELIMA Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan atau perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Lamongan
Pada tanggal : 03 Januari 2022

KEPALA PUSKESMAS NGIMBANG

IIN DWI YULIANA


Penata
NIP. 19821202 201412 2 001
Lampiran Keputusan Kepala Puskesmas Ngimbang
Nomor : 188/ 01 /KEP/413.102.24/2020
Tanggal : 03 Januari 2022

A. TATA NASKAH DOKUMEN SECARA UMUM


Dokumen menggunakan kertas HVS ukuran folio 70 gram dengan margin kiri 3
cm, kanan 2 cm, atas dan bawah 2.5 cm serta spasi 1.5, dengan pengetikan
menggunakan tipe huruf Arial ukuran huruf 12. Untuk penulisan dalam tabel tidak
menggunakan ketentuan tersebut.

B. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH KEBIJAKAN


Kebijakan adalah Peraturan / Keputusan yang ditetapkan oleh Kepala
Puskesmas yang merupakan garis besar yang besifat mengikat dan wajib
dilaksanakan oleh penanggung jawab ataupun pelaksana. Penyusunan Peraturan /
Surat Keputusan harus didasarkan pada peraturan perundangan, baik Undang-
Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Daerah, Peraturan
Kepala Daerah, Peraturan Menteri dan Pedoman-pedoman teknis yang berlaku
seperti yang ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan, Kementrian Dalam Negeri,
Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Peraturan /
Keputusan Kepala Puskesmas dapat dituangkan dalam pasal-pasal dalam
keputusan tersebut, atau merupakan lampiran dari peraturan/keputusan.

Format Peraturan/ keputusan dapat disusun sebagai berikut :


1. Pembukaan :
a. Judul : Keputusan Kepala Puskesmas Ngimbang
b. Nomor : Ditulis sesuai sistem penomoran surat keputusan di Puskesmas
Ngimbang,
c. Jabatan pembuat keputusan ditulis simetris, diletakkan di tengah margin
serta ditulis dengan huruf capital, diakhiri dengan tanda koma ( , )
d. Konsideran meliputi :
1. Menimbang: memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang
menjadi latar belakang dan alasan pembuatan keputusan. Huruf awal
kata menimbang, ditulis dengan huruf capital dan diakhiri dengan tanda
baca titik dua ( : ) dan diletakkan di bagian kiri, konsideran menimbang
diawali dengan penomoran menggunakan huruf kecil dan dimulai dengan
kata “bahwa” dengan "b" huruf kecil dan diakhiri dengan tanda baca titik
koma ( ; ).
2. Mengingat : memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan
yang memerintahkan pembuat keputusan tersebut. Peraturan
perundangan yang menjadi dasar hukum adalah peraturan yang
tingkatannya sederajat atau lebih tinggi. Konsideran ini diletakkan di
bagian kiri tegak lurus dengan kata menimbang. Konsideran yang berupa
peraturan perundangan diurutkan sesuai dengan hirarki tata perundangan
dengan tahun yang lebih awal disebut lebih dahulu diawali dengan nomor
dengan nomor 1, 2, dst. Dan diakhiri dengan tanda baca titik koma ( ; ).
2. Diktum:
a. Diktum "MEMUTUSKAN" ditulis simetris tengah, seluruhnya dengan huruf
kapital, diletakkan di tengah margin;
b. Diktum “Menetapkan” dicantumkan setelah kata memutuskan disejajarkan
kebawah dengan kata menimbang dan mengingat, huruf awal kata
“menetapkan” ditulis dengan huruf kapital, dan diakhin dengan tanda baca
titik dua ( : );
c. Nama keputusan sesuai dengan judul (kepala), seluruhnya ditulis dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik ( . )
3. Batang Tubuh:
a. Batang tubuh memuat semua substansi keputusan yang dirumuskan dalam
diktum-diktum, ditulis dengan huruf capital dan dicetak tebal, misalnya:
KESATU :
KEDUA :
Dst
b. Dicantumkan saat berlakunya peraturan/keputusan, perubahan, pembatalan,
pencabutan ketentuan dan peraturan lainnya, dan
c. Materi Kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran peraturan/keputusan, dan
pada halaman terakhir ditandatangani oleh pejabat yang menetapkan
peraturan/keputusan
d. Kaki:
Kaki peraturan/keputusan merupakan bagian akhir substansi peraturan
/keputusan yang memuat penanda tangan penerapan peraturan/keputusan,
pengundangan peraturan/keputusan yang terdiri atas tempat dan tanggal
penetapan, nama jabatan, tanda tangan pejabat, dan nama lengkap pejabat
yang menandatangani ditulis tanpa gelar
e. Penandatanganan:
Peraturan/Keputusan Kepala Puskesmas ditandatangani oleh Kepala
Puskesmas dengan tinta warna biru
f. Lampiran peraturan/keputusan
1). Halaman pertama harus dicantumkan judul dan nomor
peraturan/keputusan
2). Halaman terakhir harus.ditandatangani oleh Kepala Puskesmas.
C. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH PEDOMAN/PANDUAN
Pedoman / panduan adalah : kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah
langkah - langkah yang harus dilakukan. Pedornan merupakan dasar untuk
menentukan dan melaksanakan kegiatan.
Panduan adalah petunjuk dalam melakukan kegiatan, sehingga dapat diartikan
pedoman mengatur beberapa hal sedangkan panduan hanya mengatur 1 (satu)
kegiatan. Pedoman / panduan dapat diterapkan dengan baik dan benar melalui
penerapan SOP.
Format baku sistematika pedoman panduan yang lazim digunakan sebagai berikut :
a. Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja
BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Umum Puskesmas
BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan Puskesmas
BAB IV Struktur Organisasi Puskesmas
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB VI Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan/ Rapat
BAB Xl Pelaporan
1. Laporan Harian
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Tahunan
b. Format Pedornan Pelayanan Unit Kerja
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Sasaran Pedoman
D. Ruang Lingkup Pelayanan
E. Batasan OperasionaI
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal Kegiatan, termasuk Pengaturan Jaga (Rawat Inap)
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN
1. Lingkup Kegiatan
2. Metode
3. Langkah Kegiatan
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN / PROGRAM
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
c. Format Panduan Pelayanan Puskesmas
BAB I DEFINISI
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATALAKSANA
BAB IV DOKUMENTASI
D. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH KERANGKA ACUAN
Penyusunan kerangka acuan upaya/kegiatan dengan mencakup tujuan umum
dankhusus yang merupakan tujuan program. Tujuan Umum adalah tujuan secara
garis besar sedangkan tujuan khusus merupakan rincian kegiatan-kegiatan yang
akan dicapai dari organisasi. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-
langkah kegiatan dilaksanakan sehingga tercapainya tujuan program.Karena itu
antara tujuan dan kegiatan harus berkaitan dan sejalan. Cara melaksanakan
kegiatan: metode untuk melaksanakan kegiatan pokok dan rincian kegiatan.
I. Sistematika/ Format Kerangka Acuan
Sistematika atau format kerangka acuan sebagai berikut :
a. Pendahuluan
b. Latar Belakang
c. Tujuan umum dan tujuan khusus
d. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
e. Cara melaksanakan kegiatan
f. Sasaran
g. Jadwal Pelaksanaan kegiatan
h. Evaluasi pelaksanaan kegiatandan pelaporan
Sistematika/ format tersebut diatas adalah minimal.Puskesmas dapat
menambah sesuai kebutuhan, tetapi tidak diperbolehkan mengurangi. Contoh
penambahan : ditambah poin untuk rencana pembiayaan/ anggaran.
II. Petunjuk Penulisan
a. Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum yang
masih terkait dengan upaya/ kegiatan
b. Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasiatau alasan mengapa program
tersebut disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data sehingga alasan
diperlukan program tersebut dapat lebih kuat
c. Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan ini adalah merupakan tujuan upaya/ kegiatan.Tujuan umum adalah
tujuan secara garis besamya, sedangkan tujuan khusus adalah tujuan secara
rinci
d. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan yang
harus dilakukan sehingga tercapainyaa tujuan upaya / kegiatan tersebut.
Oleh karena itu antara tujuan dan kegiatan harus berkaitan dan sejalan
e. Cara melaksanakan kegiatan
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk melaksanakan kegiatan
pokok dan rincian kegiatan. Metode tersebut bisa antara lain dengan
membentuk tim, melakukan rapat, melakukan audit, dan lain-lain
f. Sasaran
Sasaran program adalah target pertahun yang spesilik dan terukur untuk
mencapai tujuan-tujuan upaya/ kegiatan.
Sasaran upaya/ kegiatan menunjukkan hasil antara yang diperlukan untuk
merealisasi tujuan tertentu. Penyusunan sasaran program perlu
memperhatikan sebagai berikut :
Sasaran yang baik harus memenuhi "SMART”, yaitu :
1. Specific : Sasaran harus menggarnbarkan hasil spesifik yang diinginkan
bukan cara pencapaiannya. Sasaran harus memberikan arah dan tolok
ukur yang jelas sehingga dapat dijadikan landasan untuk penyusunan
strategi dan kegiatan yang spesifik.
2. Measurable: Sasaran harus terukur dan dapat dipergunakan untuk
memastikan apa dan kapan pencapaiannya. Akuntabilitas harus
ditanamkan kedalam proses perencanaan. Oleh karenanya metodologi
untuk mengukur pencapaian sasaran (keberhasilan dan upaya / kegiatan)
harus ditetapkan sebelum kegiatan yang terkait dengan sasaran tersebut
dilaksanakan.
3. Agressive but Attainable :apabila sasaran harus dijadikan standar
keberhasilan, maka sasaran harus menantang, namun tidak boleh
mengandung target yang tidak layak. Umpamanya kita bisa menetapkan
sebagai suatu sasaran "Pengurangan kematian misalnya akibat TB akan
dapat dicapai pada suatu tingkattertentu" tetapi meniadakan kematian
merupakan hal yang tidak dapat dipastikan kelayakannya
4. Result Oriented :sedapat mungkin sasaran harus menspesifikkan hasil
yang ingin dicapai. Misalnya mengurangi komplain masyarakat terhadap
pelayanan OAT sebesar 5%
5. Time Bound :sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam waktu yang relatif
pendek, mulai dari beberapa minggu sampai beberapa bulan (sebaiknya
kurang dari 1 tahun). Kalau ada upaya/ kegiatan 5 (lima) tahun dibuat
sasaran antara. Sasaran akan lebih mudah dikelola dan dapat lebih serasi
dengan proses anggaran apabila dibuat sesuai dengan batas-batas tahun
anggaran di Puskesmas.
Seni di dalam penentuan sasaran adalah menimbulkan tantangan yang dapat
dicapai. Sasaran yang terbaik adalah sasaran yang dapat mendorong
peningkatan kapasitas Puskesmas, namun dalam batas-batas
kelayakan .Sasaran yang baik tidak hanya akanmeningkatkan upaya/
kegiatan dan jasa pelayanan yang dihasilkan, namun juga menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri pada para pelaksananya. Sebaliknya
penerapan target kinerja yang tidak mungkin dicapai akan melemahkan
motivasi, membunuh inisiatif dan menghambat daya inoyasi para karyawan.
g. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Merupakan perencanaan waktu melaksanakan langkah - langkah
pelaksanaan upaya/ kegiatan. Lama waktu tergantung rencana upaya/
kegiatan tersebut dilaksanakan.
Untuk program tahunan, maka jadwal yang dibuat adalah jadwal untuk 1
(satu) tahun, sedangkan untuk upaya/ kegiatan 5 tahun maka jadwal yang
harus dibuat adalah jadwal 5 tahun. Jadwal dapat dibuat time table sebagai
berikut :
h. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
Yang dimaksud dengan evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi dan
jadwal kegiatan.Jadwal tersebut akandievaluasi setiap berapa bulan sekali
(kurun waktu tertentu), sehingga apabila dari evaluasi diketahui ada
pergeseran jadwal atau penyimpangan jadwal, maka dapat segera diperbaiki
sehingga tidak mengganggu upaya/ kegiatan secara keseluruhan.Karena itu
yang ditulis dalam kerangka acuan adalah kapan (setiap kurun waktu berapa
Iama) evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dan siapa yang melakukan.
Yang dimaksud dengan pelaporannya adalah bagaimana membuat laporan
evaIuasi pelaksanaan kegiatan tersebut dan kapan laporan tersebut harus
dibuat. Jadi yang harus ditulis di dalam kerangka acuan adalah cara
bagamana membuat laporan evaluasidan kapan laporan tersebut harus
dibuat dan ditujukan kepada siapa.
E. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
(SOP)
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah suatu perangkat instruksi/
langkah-langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.
a. Tujuan Penyusunan SOP
Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif, konsisten/
seragam dan aman, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui
pemenuhan standar yang berlaku
b. Manfaat SOP adalah :
1) Memenuhi persyaratan standar pelayanan Puskesmas
2) Mendokumentasi langkah-langkah kegiatan
3) Memastikan staf Puskesmas memahami bagaimana melaksanakan
pekerjaannya.
Contoh :SOP Pemberian informasi, SOP Pemasangan infus, SOP
Pemindahan pasien dari tempat tidur ke kereta dorong.
c. Format SOP
1) Format SOP dibakukan agar tidak terjadi banyak format yang digunakan.
Format SOP yang digunakan dalam satu institusi harus “seragam”. Contoh
pada lampiran, dan diberlakukan sesuai dengan akreditasi Puskesmas
Ngimbang.
2) Format merupakan format minimal, oleh karena itu format ini dapat diberi
tambahan materi/ kolom misalnya, nama penyusun SOP,unit yang
memeriksa SOP.
Untuk SOP tindakan agar memudahkan didalam melihat langkah-
langkahnya dengan bagan alir, persiapan alat dan bahan danlain-lain, namun
tidak boleh mengurangi item-item yang ada di SOP.
Format SOP sebagai berikut :
1) Kop SOP

PENDAFTARAN
No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman : 1/2

PEMERINTAH Nama Kepala


KABUPATEN LAMONGAN Tanda tangan
DINAS KESEHATAN Puskesmas
PUSKESMAS NGIMBANG NIP.
KECAMATAN NGIMBANG

2) KomponenSOP

1. Pengertian

2. Tujuan

3. Kebijakan

4. Referensi

5. Langkah-langkah Prosedur

6. Unit Terkait

7. Diagram Alir

Rekaman Historis Perubahan

No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl mulai diperlakukan

d. Petunjuk Pengisian SOP


1) Kotak Judul : masing-masing kotak (Puskesmas, judul SOP, SOP, No.
dokumen, No.revisi, Halaman,tanggal terbit, ditetapkan Kepala Puskesmas,
tanda tangan) diisi sebagat berikut :
a. Judul dicetak hanya pada halaman pertama
b. Kotak Pemerintah kabupaten diberi nama Pemerintah Kabupaten, Dinas
Kesehatan, nama Puskesmas, nama Kecamatan dengan jenis huruf Arial
ukuran 9 dan Logo pemerintah daerah kota dengan ukuran lebar 3 cm,
tinggi 3.5 cm
c. Judul SOP: diberi Judul / nama SOP sesuai proses kerjanya dengan jenis
huruf Arial ukuran 14 dan dicetak tebal.
d. Kotak Puskesmas diisi Logo Puskesmas dengan ukuran lebar dan tinggi
3 cm berisi nama kepala puskesmas beseta gelar dan NIP dengan jenis
huruf Arial ukuran 12
e. Nomor Dokumen: diisi sesuai dengan ketentuan penomeran yang
berlaku di Puskesmas dengan jenis huruf Arial ukuran 12.

a) No. Revisi: diisi dengan status revisi, dapat menggunakan huruf.


Contoh: dokumen baru diberi huruf A, dokumen revisi pertama diberi
huruf B dan seterusnya.
b) Tanggal terbit: diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau tanggal
diberlakukannya SOP tersebut.
c) Halaman: diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total
halaman untuk SOP tersebut (misal 1/5). Namun, ditiap halaman
selanjutnya dibuat footer misalnya pada halaman kedua: 2/5,
halaman terakhir: 5/5.
d) Ditetapkan Kepala Puskesmas: diberi tandatangan Kepala
Puskesmas dengan tinta warna biru dan nama jelasnya.
2) Isi SOP
Isi dari SOP setidaknya adalah sebagai berikut:

a) Pengertian: diisi definisi judul SOP dan berisi penjelasan dan atau definisi
tentang istilah yang mungkin sulit dipahami atau menyebabkan salah
pengertian
b) Tujuan: berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata kunci:
“Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk ……”.
c) Kebijakan: berisi kebijakan Kepala Puskesmas yang menjadi dasar
dibuatnya SOP tersebut
d) Referensi: berisi dokumen eksternal sebagai acuan penyusunan SOP,
bisa berbentuk buku, peraturan perundang-undangan, ataupun bentuk lain
sebagai bahan pustaka.
e) Langkah-langkah prosedur: bagian ini merupakan bagian utama yang
menguraikan langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja
tertentu.
f) Unit terkait: berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait dalam
proses kerja tersebut.
Dari keenam isi SOP sebagaimana diuraikan di atas, dapat ditambahkan
antala lain: bagan alir, rekaman historis perubahan

g) Diagram Alir/ bagan alir (Flow Chart):


Di dalam penyusunan prosedur maupun instruksi kerja sebaiknya dalam
langkah-langkah kegiatan dilengkapi dengan diagram alir/ bagan alir
untuk memudahkan dalam pemahaman langkah-langkahnya. Adapun
bagan alir secara garis besar dibagi menjadi dua macam, yaitu diagram
alir makro dan diagram alir mikro.
(1) Diagram alir makro, menunjukkan kegiatan-kegiatan secara garis
besar dari proses yang ingin kita tingkatkan, hanya mengenal satu
simbol, yaitu simbol balok:

(2) Diagram alir mikro, menunjukkan rincian kegiatan-kegiatan dari tiap


tahapan diagram makro, bentuk simbol sebagai berikut:
o Awal kegiatan:

o Akhir kegiatan:

?
o Simbol Keputusan Ya

Tidak

o Penghubung:

o Dokumen :

o Arsip :

h) Rekaman Historis Perubahan


Rekaman historis perubahan dapat ditambahkan apabila ada perubahan
SOP setelah tanggal ditetapkan.
3) Tata Cara Pengolahan SOP
1. SOP dikelola oleh Sekretariat Akreditasi Puskesmas
2. Setiap Pokja Menyerahkan SOP yang sudah dibuat untuk dibuat
penomeran, tanda tangan Kepala Puskesmas dan Stempel Puskesmas.
Kemudian dibubuhkan Stempel “ ASLI “ dan diperbanyak (Foto Copy).Foto
kopi SOP distempel “ TERKENDALI “ dan distribusikan kemasing-masing
pokja dan diarsipkan di Unit masing-masing.
3. Pengelola SOP harus mempunyai Arsip Seluruh SOP ASLI Puskesmas.

Ditetapkan di : Lamongan
Pada Tanggal : 03 Januari 2022

KEPALA PUSKESMAS NGIMBANG

IIN DWI YULIANA


Penata
NIP. 19821202 201412 2 001

Anda mungkin juga menyukai