DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SELEMADEG
Jalan Rajawali Nomor 20 Bajera – Kec.Selemadeg – Kab.Tabanan
Telp. (0361) 8943636 KodePos: 82162
Email: puskesmasselemadeg@gmail.com
KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS SELEMADEG
NOMOR :
TENTANG
TATA NASKAH PENYUSUNAN DOKUMEN PUSKESMAS
Ditetapkan di Bajera
Pada Tanggal
I. KEBIJAKAN
A. Pengertian
Kebijakan adalah peraturan /surat keputusan yang ditetapkan oleh Kepala
Puskesmas Selemadeg yang merupakan garis besar yang bersifat mengikat dan
wajib dilaksanakan oleh penanggung jawab maupun pelaksana.
B. Susunan
Mengingat kebijakan adalah merupakan penetapan Kepala Puskesmas, maka
dokumen kebijakan harus ditetapkan dengan surat keputusan Kepala Puskesmas.
Format penyusunan kebijakan diatur dalam keputusan ini, dengan susunan
sebagai berikut:
Penyusunan Kebijakan /surat keputusan di awali dengan mencatumkan
KOP instansi dan hanya menggunakan KOP Kabupaten pada pojok kiri
atas
1. Pembukaan ditulis dengan huruf kapital :
a. Kebijakan : Peraturan/Keputusan Kepala (sebutkan nama
Puskesmas)
b. Nomor : ditulis dengan huruf kapital “NOMOR” dan sesuai sistem
penomoran di Puskesmas
c. Judul : ditulis judul Peraturan/Keputusan tentang
d. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
e. Jabatan pembuat keputusan ditulis simetris , diletakkan di tengah
margin diakhiri dengan tanda koma (,)
2. Konsideran, meliputi :
a. Menimbang :
1) Memuat uraian singkat tentang pokok – pokok pikiran yang
menjadi latar belakang dan alasan pembuatan keputusan,
2) Huruf awal kata “menimbang” ditulis dengan huruf capital diakhiri
dengan tanda baca titik dua (:), dan diletakkan di bagian kiri,
3) Konsideran menimbang diawali dengan penomoran menggunakan
huruf kecil dan dimulai dengan kata “bahwa” dengan “b” huruf
kecil, dan diakhiri dengan tanda baca (;).
b. Mengingat :
1) Memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan yang
memerintahkan pembuat peraturan/Surat Keputusan tersebut,
2) Peraturan perundangan yang menjadi dasar hukum adalah
peraturan yang tingkatannya sederajat atau lebih tinggi,
3) Kata “mengingat” diletakkan di bagian kiri sejajar kata menimbang
4) Konsideran yang berupa peraturan perundangan diurutkan sesuai
dengan hirarki tata perundangan dengan tahun yang lebih awal
disebut lebih dulu, diawali dengan nomor 1, 2, dst, dan diakhiri
dengan tanda baca (;).
3. Diktum :
a. Diktum “MEMUTUSKAN” ditulis simetris di tengah, seluruhnya
dengan huruf kapital;
b. Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan
sejajar dengan kata menimbang dan mengingat, huruf awal kata
menetapkan ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan
tanda baca titik dua (:);
c. Nama keputusan sesuai dengan judul keputusan (kepala),
seluruhnya ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda
baca (.).
4. Batang Tubuh :
a. Batang tubuh memuat semua substansi Peraturan/Surat
Keputusan yang dirumuskan dalam diktum – dictum, misalnya :
Kesatu :
Kedua :
dst
b. Dicantumkan saat berlakunya Peraturan/Surat Keputusan,
perubahan, pembatalan, pencabutan ketentuan, dan peraturan
lainnya, dan
c. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran Peraturan/ Surat
Keputusan, dan pada halaman terakhir ditandatangani oleh
pejabat yang menetapkan Peraturan /Surat Keputusan.
5. Kaki :
Kaki Peraturan/Surat Keputusan merupakan bagian akhir substansi
yang memuat penanda tangan penerapan Peraturan/Surat Keputusan,
pengundangan peraturan/keputusan yang terdiri dari :
a. tempat dan tanggal penetapan,
b. nama jabatan diakhiri dengan tanda koma (,),
c. tanda tangan pejabat, dan
d. nama lengkap pejabat yang menandatangani.
6. Pengesahan :
Peraturan/Surat Keputusan Kepala Puskesmas, sebelum
ditandatangani oleh Kepala Puskesmas, diparaf terlebih dahulu oleh
penanggungjawab pengendalian dokumen, setelah itu ditandatangani
oleh Kepala Puskesmas dengan Tinta cair berwarna hitam serta ditulis
nama tanpa gelar dan NIP.
7. Lampiran Peraturan/Surat Keputusan :
a. Halaman pertama harus dicantumkan nomor dan Judul
Peraturan/Surat Keputusan diketik pada pojok kiri atas
b. Halaman terakhir harus ditandatangani oleh Kepala Puskesmas.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen Peraturan /Surat
Keputusan yaitu :
1. Kebijakan yang telah ditetapkan Kepala Puskesmas tetap berlaku
meskipun terjadi penggantian Kepala Puskesmas hingga adanya
kebutuhan revisi atau pembatalan.
2. Untuk Kebijakan berupa Peraturan, pada Batang Tubuh tidak ditulis
sebagai diktum tetapi dalam bentuk Bab-bab dan Pasal-pasal.
Selain aturan tata naskah diatas, Puskesmas juga membuat aturan internal
tentang tata cara pengetikan naskah, yaitu :
Aturan pengetikan :
a. Jenis huruf : Arial
b. Ukuran huruf : 12
c. Spasi : 1,5 atau menyesuaikan
d. Ukuran Kertas : Folio/F4 ( 215 x 330 mm)
e. Margin : Top 2 cm
Bottom 2 cm
Right 2 cm
Left 2 cm
II. PEDOMAN/PANDUAN
Pedoman/panduan adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah langkah-
langkah yang harus dilakukan. Pedoman merupakan dasar untuk menentukan dan
melaksanakan kegiatan.
Panduan adalah petunjuk dalam melakukan kegiatan, sehingga dapat diartikan
pedoman mengatur beberapa hal, sedangkan panduan hanya mengatur 1 (satu)
kegiatan. Pedoman/ panduan dapat diterapkan dengan baik dan benar melalui
penerapan Standar Operasional Prosedur (selanjutnya disebut SOP). Mengingat
sangat bervariasinya bentuk dan isi pedoman/panduan maka Puskesmas
menyusun/membuat sistematika buku pedoman/ panduan sesuai kebutuhan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen pedoman atau panduan yaitu :
1. Setiap pedoman atau panduan harus dilengkapi dengan peraturan atau
keputusan Kepala Puskesmas untuk pemberlakuan pedoman/panduan
tersebut.
2. Peraturan Kepala Puskesmas tetap berlaku meskipun terjadi penggantian
Kepala Puskesmas.
3. Setiap pedoman/panduan sebaiknya dilakukan evaluasi minimal setiap 2-3
tahun sekali.
4. Bila Kementerian Kesehatan RI telah menerbitkan pedoman/panduan untuk
suatu kegiatan/pelayanan tertentu, maka Puskesmas dalam membuat
pedoman/panduan wajib mengacu pada pedoman/panduan yang diterbitkan
oleh Kementerian Kesehatan RI.
5. Format baku sistematika pedoman panduan yang lazim digunakan sebagai
berikut :
a. Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja
Kata Pengantar
BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Umum Puskesmas
BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan Puskesmas
BAB IV Struktur Organisasi Puskesmas
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB VI Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan/ Rapat
BAB XI Pelaporan
1. Laporan Harian
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Tahunan
b. Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja
Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C.Ruang Lingkup Pelayanan
D.Batasan Operasional
E.Landasan Hukum
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadual Kegiatan, termasuk Pengaturan Jaga (Rawat Inap)
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
B. Metode
C. Langkah Kegiatan
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
c. Format Panduan Pelayanan Puskesmas
BAB I DEFINISI
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATALAKSANA
BAB IV DOKUMENTASI
Sistematika pedoman/panduan pelayanan Puskesmas dapat dibuat sesuai dengan
materi/isi pedoman/panduan.Pedoman/panduan yang harus dibuat adalah
pedoman/panduan minimal yang harus ada di Puskesmas.
1. Petunjuk Penulisan
I. Kop/Heading : Menggunakan kop dokumen puskesmas yang sedang berlaku
Contoh :
3. Isi
4.1 Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum yang
masih terkait dengan upaya/kegiatan.
a. Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa program
tersebut disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data sehingga alasan
diperlukan program tersebut dapat lebih kuat.
b. Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan ini adalah merupakan tujuan upaya/kegiatan. Tujuan umum adalah
tujuan secara garis besarnya, sedangkan tujuan khusus adalah tujuan
secara rinci.
4.2 Perencanaan (P1)
a. Rencana kegiatan merupakan perencanaan waktu untuk tiap-tiap rincian
kegiatan yang akan dilaksanakan
b. Kajian Sumber Daya
Untuk mengidentifikasi sumber daya yang ada, dalam hal ini digunakan
analisa dengan 6 M :
1. Man : Sumber daya manusia (SDM) yang dilibatkan dalam
pelaksanaan kegiatan baik lintas program maupun lintas
sektor
2. Money : Sumber daya keuangan (SDK), yaitu sumber dana yang
digunakan dalam pelaksanaan kegiatan
3. Material : Sarana prasarana yang diperlukan untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan
4. Machine : Mesin penggerak
5. Method : Metode yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan,
metode tersebut bias antara lain dengan membentuk tim,
melakukan rapat, melakukan audit, dan lain-lain.
Sedangkan untuk pelaksanakan kegiatan upaya
puskesmas bias antara lain dengan penyuluhan,
ceramah/tanya jawab, roleplay, dan lain-lain.
6. Market : Sasaran dalam pelaksanaan program. Sasaran program
adalah target pertahun yang spesifik dan terukur untuk
mencapai tujuan-tujuan upaya/kegiatan. Sasarn
upaya/kegiatan menunjukkan hasil antara yang diperlukan
untuk merealisasikan tujuan tertentu. Penyusunan sasaran
program perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Sasaran yang baik harus memenuhi ‘”SMART” yaitu :
1. Specific :sasaran harus menggambarkan hasil
spesifik yang diinginkan, bukan cara pencapaiannya.
Sasaran harus memberikan arah dan tolok ukur yang
jelas sehingga dapat dijadikan landasan untuk
penyusunan strategi dan kegiatan yang spesifik.
2. Measurable:sasaran harus terukur dan dapat
dipergunakan untuk memastikan apa dan kapan
pencapaiannya. Akuntabilitas harus ditanamkan
kedalam proses perencanaan. Oleh karenanya
metodelogi untuk mengukur pencapaian sasaran
(keberhasilan upaya/ kegiatan) harus ditetapkan
sebelum kegiatan yang terkait dengan sasaran
tersebut dilaksanakan.
3. Agressive but Attainable:apabila sasaran harus
dijadikan standar keberhasilan, maka sasaran harus
menantang, namun tidak boleh mengandung target
yang tidak layak. Umpamanya kita bisa menetapkan
sebagai suatu sasaran “pengurangan kematian
misalnya akibat TB akan dapat dicapai pada suatu
tingkat tertentu” tetapi meniadakan kematian
merupakan hal yang tidak dapat dipastikan
kelayakannya.
4. Result oriented:sedapat mungkin sasaran harus
menspesifikkan hasil yang ingin dicapai. Misalnya:
mengurangi komplain masyarakat terhadap pelayanan
OAT sebesar 50%.
5. Time bound : sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam
waktu yang relatif pendek, mulai dari beberapa minggu
sampai beberapa bulan (sebaiknya kurang dari 1
tahun). Kalau ada upaya/kegiatan 5 (lima) tahun dibuat
sasaran antara. Sasaran akan lebih mudah dikelola
dan dapat lebih serasi dengan proses anggaran
apabila dibuat sesuai dengan batas-batas tahun
anggaran di Puskesmas.Seni didalam penentuan
sasaran adalah menimbulkan tantangan yang dapat
dicapai. Sasaran yang terbaik adalah sasaran yang
dapat mendorong peningkatan kapasitas Puskesmas,
namun dalam batas-batas kelayakan. Sasaran yang
baik tidak hanya akan meningkatkan upaya/kegiatan
dan jasa pelayanan yang dihasilkan, namun juga
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri
pada para pelaksananya. Sebaliknya penerapan target
kinerja yang tidak mungkin dicapai akan melemahkan
motivasi, membunuh inisiatif dan menghambat daya
inovasi para karyawan.
1) Kop/heading SOP
Jika SOP disusun lebih dari halaman, pada halaman kedua dan seterusnya
SOP dibuat tanpa menyertakan kop/heading.
2) Komponen SOP
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Persiapan
6. Prosedur/langkah-langkah
7. Bagan alir
8. Hal-hal yang perlu diperhatikan
9. Unit terkait
10. Dokumen terkait
11. Rekaman historis perubahan
0000/SOP/Pusk.Sel/I/2019
Tahun pembuatan SOP
Bulan pembuatan SOP
Kode dokumen puskesmas
Tulisan SOP
Nomor SOP
g. Unit terkait: berisi unit-unit yang terkait dan/atau prosedur terkait dalam
proses kerja tersebut.
12. Syarat penyusunan SOP
a. Perlu ditekankan bahwa SOP harus ditulis oleh mereka yang melakukan
pekerjaan tersebut atau oleh unit kerja tersebut. Tim atau panitia yang
ditunjuk oleh Kepala Puskesmas hanya untuk menanggapi dan mengkoreksi
SOP tersebut. Hal tersebut sangatlah penting, karena komitmen terhadap
pelaksanaan SOP hanya diperoleh dengan adanya keterlibatan personel/unit
kerja dalam penyusunan SOP.
b. SOP harus merupakan flow chart dari suatu kegiatan. Pelaksana atau unit
kerja agar mencatat proses kegiatan dan membuat alurnya kemudian Tim
Mutu diminta memberikan tanggapan.
c. Di dalam SOP harus dapat dikenali dengan jelas siapa melakukan apa,
dimana, kapan, dan mengapa.
d. SOP jangan menggunakan kalimat majemuk. Subjek, predikat dan objek
SOP harus jelas.
e. SOP harus menggunakan kalimat perintah/instruksi bagi pelaksana
dengan bahasa yang dikenal pemakai.
f. SOP harus jelas, ringkas, dan mudah dilaksanakan. Untuk SOP pelayanan
pasien maka harus memperhatikan aspek keselamatan, keamanan dan
kenyamanan pasien. Untuk SOP profesi harus mengacu kepada standar
profesi, standar pelayanan, mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (IPTEK) kesehatan, dan memperhatikan aspek keselamatan
pasien.
Selain aturan tata naskah di atas , Puskesmas juga membuat aturan internal
tentang tata cara pengetikan naskah yaitu aturan pengetikkan, sebagai berikut :
a. Jenis huruf/ukuran : Arial 12, kecuali isi bagan alir ukuran huruf
yang di gunakan bisa menyesuaikan
b. Spasi : 1,5 atau menyesuaikan
c. Ukuran kertas : F4 215x330 mm
d. Margin : Top 2 cm
Bottom 2 cm
Right 2 cm
Left 2 cm
14. Pengesahan
Sebelum disahkan oleh Kepala Puskesmas, SOP harus diparaf oleh penanggung
jawab dibelakang nama Kepala Puskesmas dan di depan nama Kepala
Puskesmas oleh penanggung jawab pengendali dokumen (ketua tim manajemen
mutu.
V. Manual Mutu
Manual mutu adalah dokumen yang memberi informasi yang konsisten ke dalam
maupun ke luar tentang sistem manajemen mutu.Manual mutu disusun, ditetapkan
dan dipelihara oleh organisasi. Manual mutu tersebut meliputi :
Kata Pengantar
I Pendahuluan
A. Latar belakang
1. Profil Organisasi
2. Kebijakan Mutu
3. Proses Pelayanan
B. Ruang Lingkup
C. Tujuan
D. Landasan Hukum dan Acuan
E. Istilah dan Definisi
IV Tinjauan Manajemen
A. Umum
B. Masukan Tinjauan Manajemen
C. Luaran Tinjauan
VII Penutup
Lampiran (jika ada)
Kata Pengantar
Bab I. Pendahuluan
A. Keadaan Umum Puskesmas
B. Tujuan penyusunan rencana lima tahunan
Bab III. Indikator dan standar kinerja untuk tiap jenis pelayanan dan upaya
Puskesmas
2. Sistem Pembuatan/Penyusunan
1. Sistem pembuatan dokumen/arsip perkantoran sesuai dengan aturan
Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan,
2. Sistem pembuatan dokumen akreditasi internal Puskesmas sesuai dengan
Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama tahun 2015
3. Sistem pembuatan rekam implementasi sesuai aturan yang berlaku di masing-
masing program
3. Sistem Penomoran
iii. Surat masuk dan keluar, Surat Keputusan, Surat Perintah Tugas, Dokumen
Pengadaan serta Dokumen Kerjasama sesuai dengan aturan Pemerintah
Daerah Kabupaten Tabanan.
Urutan penomoran dokumen akreditasi (SK dan SOP ) meliputi : nomor urut
dokumen, kode puskesmas, bulan, dan tahun
Contoh : 001/Pusk.Sel/I/2019 : nomor urut: 001, kode Puskesmas : Pusk.Sel ,
bulan : I , dan tahun : 2019
4. Sistem Penyimpanan
a) Dokumen Puskesmas mencakup dokumen internal maupun dokumen eksternal
Puskesmas
b) Dokumen internal yang dikendalikan adalah :
12)Kebijakan
13)Manual mutu
14)Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP)
15)Profil Puskesmas
16)Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP)
17)Pedoman dan Manual Mutu
18)Kebijakan/Surat Keputusan Kepala Puskesmas (SK)
19)Kerangka Acuan Program/Kegiatan (KAK/KAP)
20)Standar Operasional Prosedur (SOP)
21)Renstra Puskesmas
22)RUK dan RPK Puskesmas
6. Penanggung jawab
i. Ketua Tim Pengendali Dokumen bertanggung jawab terhadap pengendalian
dokumen internal dan dokumen eksternal Puskesmas
b. Evaluasi
Evaluasi dokumen dilakukan mengikuti alur review dokumen.