Anda di halaman 1dari 14

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BATU BATU
KECAMATAN MARIORIAWA
Jl. H.A.Meru Batu Batu Kec.Marioriawa Telp.(0484)2511390

KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS BATU BATU
NOMOR : /PKM-BT/SK/TU/V/2019

TENTANG

TATA NASKAH DOKUMEN AKREDITASI UPTD PUSKESMAS BATU BATU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA UPTD PUSKESMAS BATU BATU,

Menimbang : a. bahwa dalam proses penyusunan dokumen akreditasi diperlukan


acuan tata naskah sehinga format yang dihasilkan seragam;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan yang dimaksud pada huruf a perlu


ditetapkan keputusan Kepala UPTD Puskesmas Batu Batu tentang tata
naskah dokumen Puskesmas Batu Batu;

Mengingat : 1. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 80 Tahun


2012 Tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Instansi Pemerintah;
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2014 Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;
3. Peraturan Bupati Kabupaten Soppeng Nomor 14 Tahun 2006
Tentang Pedoman Tata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Soppeng;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS BATU BATU TENTANG


TATA NASKAH DOKUMEN AKREDITASI UPTD PUSKESMAS BATU
BATU
KESATU :
Tata naskah dokumen puskesmas mengacu pada Peraturan Bupati Kabupaten
Soppeng Nomor 14 Tahun 2006 Tentang Pedoman Tata Naskah Dinas di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Soppeng dan Buku Pedoman Penyusunan
Dokumen Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Tahun 2019 ;
KEDUA : Jenis dokumen yang dilakukan pembakuan tata naskahnya meliputi :
1. Kebijakan
2. Pedoman/Panduan
3. SOP
4. Kerangka Acuan
5. Penomeran SK dan SOP
KETIGA : Keputusan Kepala UPTD Puskesmas tetap berlaku meskipun trjadi pergantian
Kepala Puskesmas;
KEEMPAT : Pembakuan tata naskah terlampir dalam keputusan ini yang merupakan bagian
tidak terpisahkan;
KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan denga ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan atau perubahan
sebagaimana mestinya;

Ditetapkan di : Batu Batu


Pada Tanggal : 2019
KEPALA UPTD PUSKESMAS BATU BATU,

NISMA
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS BATU
BATU

NOMOR : / PKM-BT/SK/TU/V/2019

TENTANG : TATA NASKAH DOKUMEN AKREDITASI UPTD


PUSKESMAS BATU BATU TAHUN 2019

A. TATA NASKAH DOKUMEN SECARA UMUM

Dokumen menggunakan krtas HVS ukuran folio 70 gram (size di printer 21,59 cm x
33,00 cm) dengan ketentuan untuk penulisan dokumen (kecuali SOP) margin kiri 3
cm, kanan, atas dan bawah 2,54 cm serta spasi 1,5, dengan pengetikan menggunakan
tipe huruf Times New Roman, ukuran huruf 12. Untuk penulisan dalam table tidak
menggunakan ketentuan tersebut (table spasi dan ukuran huruf menyesaikan). Untuk
penulisan antar bagian SK yaitu antara item “NOMOR” dan “TENTANG” 1 kali enter
(spasi 3) begitupun atara item “Menimbang”, “Mengingat”, dan “MEMUTUSKAN”.
Khusus untuk penulisan SOP margin kiri 2,54 cm, kanan, atas, dan bawah 2 cm.
Untuk penulisan logo FKTP di SK Tulisan “PEMERINTAH KABUPATEN
SOPPENG” dan tulisan “DINAS KESEHATAN” ukuran hurufnya 18 sedangkan
tulisan “PUSKESMAS BATU BATU” ukuran hurufnya 22 serta dibold. Untuk nama
Kepala FKTP juga dibold dengan ukuran huruf sama dengan ketentuan penulisan
dokumen di atas. Untuk tempat tanda tangan di SOP 7 kali enter spasi 1.

B. JENIS DOKUMEN
1. Dokumen induk
Dokumen asli dan telah disahkan oleh Kepala FKTP dan tidak distempel
2. Dokumen terkendali
Dokumen yang didistribusikan kepada sekretariat/tiap unit/pelaksana, terdaftar
dalam Daftar Distribusi dokumen Terkendali, dan menjadi acuan dalam
melaksanakan pekerjaan dan dapat ditarik bila ada perubahan (revisi). Dokumen
ini harus ada tanda/stempel basah FKTP dan stempel basah “TERKENDALI”.
3. Dokumen tidak terkendali
Dokumen yang didistribusikan untuk kebutuhan eksternal atau atas permintaan
pihak di luar FKTP digunakan untuk keperluan insidentil, tidak dapat digunakan
sebagai acuan dalam melaksanakan pekerjaan dan memiliki tanda/stempel
“TIDAK TERKENDALI”. Yang berhak mengeluarkan dokumen ini adalah
penanggung jawab Manajemen Mutu dan tercatat pada Daftar Distribusi Dokumen
Tidak Terkendali.
4. Dokumen Kadaluwarsa
Dokumen yang dinyatakan sudah tidak berlakuoleh karena telah mengalami
perubahan/revisi sehingga tidak dapat lagi menjadi acuan dalam melaksanakan
pekerjaan. Dokumen ini harus ada tanda/stempel “KADALUWARSA” dengan
warna merah. Dokumen induk diidentifikasi dan dokumen lain dimusnahkan.

C. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH KEBIJAKAN


Kebijakan adalah Peraturan/Keputusan yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas yang
merupakan garis besar yang bersifat mengikat dan wajib dilaksanakan oleh
penanggung jawab maupun pelaksana. Penyusunan Peraturan/Surat Keputusan harus
didasarkan pada paraturan perundangan, baik undang-undang, Peraturan Pemerintah,
Menteri Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Dinas Kesehatan Provinsi, dan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Peraturan/Keputusan Kepala Puskesmas dpat dituankan
dalam pasal-pasal dalam keputusan tersebut, atau metupakan lampiran dari
peraturan/Keputusan.
Format Peraturan/Keputusan dapat disusun sebagai berikut:
1. Pembukaan
a. Judul : Keputusan Kepala Puskesmas Batu Batu.
b. Nomor : ditulis sesuai system penomoran surat keputusan di Puskesmas Batu
Batu
c. Jabatan pembuat keputusan ditulis simetris, diletakkan di tengah margin serta
ditulis dengan huruf kapital,
d. Konsideran, meliputi :
1) Menimbang : memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang
menjadi latar belakang dan alas an pembuatan keputusan. Huruf awal kata
menimbang ditulis dengan huruf capital diakhiri dengan tanda baca titik
dua (:), dan dletakkan di bagian kiri, konsideran menimbang diawali
dengan penomoran menggunakan huruf kecil abjad dan dimulai dengan
kata bahwa dengan “b” huruf kecil dan diakhiri dengan titik koma (;)
2) Mengingat : memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan yang
memerintahkan pembuatan keputusan tersebut. Peraturan perundangan
yang menjadi dasar hukum adalah peratuan yang tingkatannya sederajat
atau lebih tinggi. Konsideran ini diletakkan di bagian kiri tegak lurus
dengan kata menimbang. Konsideran yang berupa peraturan perundangan
diurutkan sesuai dengan hirarki tata perundangan diawali dengan nomor
dengan huruf angka 1, 2, dst, ditulis dengan huruf awal huruf besar dan
diakhiri dengan tanda baca titik koma (;)
2. Diktum
a. Diktum “Memutuskan” ditulis simetris di tengah, seluruhnya dengan huruf
capital, serta diletakkan ditengah margin.
b. Diktum Menetapkan diantumkan setelah kata memutuskan disejajarkan ke
bawah dengan kata manimbang dan mengingat, huruf awal kata menetapkan
ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca titik dua (:),
c. Nama keputusan sesuai dengan judul (kepala), seluruhnya di tulis dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik (.)
3. Batang tubuh
a. Batang tubuh memuat semua substansi keputusanyang dirumuskan dalam
diktum-diktum, misalnya:
Kesatu :
Kedua :
Dst
b. Dicantumkan saat berlakunya peraturan/keputusan, perubahan, pembatalan,
pencabutan, ketentuan, dan peraturan lainnya, dan
c. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran peraturan/keputusan, dan pada
halaman terakhir ditandatangani oleh pejabat yang menetapkan
peraturan/keputusan
d. Kaki
Kaki peraturan/keputusan merupakan bagian akhir substansi
peaturan/keputusan yang memuat penanda tangan penerapan
peraturan/keputusan perundangan peraturan/keputusan yang terdiri atas tempat
dan tanggal penetapan, nama jabatan, tanda tangan pejabat, dan nama lengkap
pejabat yang menanda tangani ditulis tanpa gelar.
e. Penandatanganan:
Peraturan/keputusan Kepala Puskesmas ditandatangani oleh Kepala Puskesmas
f. Lampiran Peraturan/Keputusan:
1. Halaman pertama harus dicantumkan judul dan nomor
peraturan/keputusan, dan tenyang apa lampiran SK tersebut.
2. Halaman terakhir harus ditanda tangani oleh Kepala Puskesmas

D. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH PEDOMAN/PANDUAN


Pedoman/panduan adalah : kumpulan ketentuan dasar yang member arah langkah-
langkah yang harus dilakukan. Pedoman mrupakan dasar untuk menentukan dan
melaksanakan kegiatan.
Panduan adalah petunjuk dalam melakukan kegiatan, sehingga dapat diartikan
pedoman mengatur beberapa hal, sedangkan panduan hanya mengatur 1 (satu)
kegiatan. Pedoman/panduan dapat diterapkan dengan baik dan benar melalui penerpan
SOP.
Format baku sistematika pedoman /panduan yang lazim digunakan sebagai berikut:
a. Format pedoman Pengorganisasian Unit Kerja
BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Umum Puskesmas
BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan tujuan Puskesmas
BAB IV Struktur Organisasi Puskesmas
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB VI Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifkasi Personil
BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan/Rapat
BAB XI Pelaporan
1. Laporan Harian
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Tahunan
b. Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan OPerasional
E. Landasan Hukum
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal Kegiatan, termasuk Pengaturan Jaga (Rawat Inap)
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATA LAKSANAN PELAYANAN
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
c. Format Panduan Pelayanan Puskesmas
BAB I DEFINISI
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATA LAKSANA
BAB IV DOKUMENTASI

E. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH KERANGKA ACUAN


Penyusunan kerangka acuan upaya/kegiatan dengan mencakup tujuan umum dan
khusus yang merupakan tujuan program. Tujuan umum : adalah tujuan secara garis
besar, sedangkan tujuan khusus merupakan rincian kegiatan-kegiatan yang akan
dicapai dari organisasi. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan langkah-langkah kegiatan
dilaksanakan sehingga tercapainya tujuan program. Karena itu antara tujuan dan
kegiatan harus berkaitan dan sejalan. Cara melaksanakan kegiatan, metode untuk
melaksakan kegiatan pokok dan rincian kegiatan.
1. Sistematika Format Kerngka Acuan Kegiatan
Sistematika atau format kerangka acuan upaya Kegiatan sebagai berikut:
a. Pendahuluan
b. Latar belakang
c. Tujuan Umum dan tujuan khusus
d. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
e. Cara melaksanakan kegiatan
f. Sasaran
g. Scedul (Jadwal) pelaksanaan kegiatan
h. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
i. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan
Sistematika/format tersebut di atas adalah minimal Puskesmas dapat
menambah sesuai kebutuhan, tetapi tidak diperbolehkan megurangi Contoh
penambahan ditambah point untuk rencana penbiayaan/anggaran.
Petunjuk Penulisan
a. Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum yang mash
terkait dengan upaya/kegiatan
b. Latar Belakang
Latar Belakang adalah merupakan justifikasi atau alas an mengapa program
tersebut disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data sehigga alasan
diperlukan progam tersebut dapat lebih kuat.
c. Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan ini adalah merupakan tujuan upaya/kegiatan. Tujuan umum adalah tujuan
secara garis besarnya, sedangkan tujuan khusus adalah tujuan secara rinci.
d. Kegiatan Pokok dan rincian kegiatan
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan yang
harus dilakukan sehingga tercapainya tujuan upaya/kegiatan tersebut. Oleh
karena itu antara tujuan dan kegiatan harus berkaitan dan sejalan.
e. Cara melaksanakan kegiatan
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk melaksankan kegiatan pokok
dan rincian kegiatan. Matode tersebut bias antara lain dengan membentuk tim,
melakukan rapat, melakukan audit, dan lain-lain.
f. Sasaran
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik dan terukur untuk
mencapai tujuan-tujuan upaya/kegiatan
Sasaran upaya/kegiatan menunjukkan hasil antara yang diperlukan untuk
merealisir tujuan tertentu. Penyusunan sasaran program perlu memperlihatkan
hal-hal berikut:
Sasaran yang baik harus memenuhi “SMART” yaitu:
1) Speclfic : sasaran harus menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan,
bukan cara pencapaiannya. Sasaran harus memberikan arah dan tolok ukur
yang jelas sehingga dapat dijadikan landasan untuk penyusunan strategi dan
kegiatan yang spesifik
2) Measurable : sasaran harus terukur dan dapat dipergunakan untuk
memastikan apa dan kapan pencapaiannya. Akuntabilitas harus ditanamkan
kedalam proses perencanaan. Oleh karenanya metodologi untuk mengukur
pencapaian sasaran (keberhasilan upaya/kegiatan) harus ditetapkan sebelum
kagiatan yang terkait dengan sasaran tersebut dilaksanakan.
3) Aggressive but Attainable : apabila sasaran harus dijadikan standar
keberhasilan, maka sasaran harus menantang, namun tidak boleh
mengandung target yang tidak layak. Umpamanya kita bias menetapkan
sebagai suatu sasaran “Pengurangan Kematian misalnya akibat TB akan
dapat dicapai pada suatu tingkat tertentu” tetapi maniadakan kematian
merupakan hal yang tidak dapat dipastikan kelayakannya.
4) Result oriented : sedapat mungkin sasaran harus menspesifikkan hasil yang
ingin dicapai Misalnya: mengurangi complain masyarakat terhadap
pelayanan OAT sebesar 50%
5) Time bound : sasaran sebaiknyadapat dicapai dalam waktuyang relative
pendek, mulai dari beberapa minggu sampai beberapa bulan (sebaiknya
kurang dari 1 tahun) kalau ada upaya/kegiatan 5 (lima) tahun dibuat sasaran
antara. Sasaran akan lebih mudah dikelolah dan dapat lebih serasi dengan
prises anggaran apabila dibuat sesuai dengan batas-batas tahun anggaran di
puskesmas.
Seni di dalam penentuan sasaran adalah menimbulkan tantangan yang dapat
dicapai. Sasaran yang terbaik adalah sasaran ang dapat mendorong
peningkatan kapasitas Puskesmas. Namun dalam batas-batas kelayakan.
Sasaran yang baik tidak hanya akan meningkatkan upaya/kegiatan dan jasa
pelayanan yang dihasilkan, namun juga menumbuhkan kebanggaan dan rasa
percaya diri dari para pelaksananya.sebaliknya penerapan target kinerja yang
tidak mungkin dicapai akan melemahkan motivasi, membunuh inisiatif dan
menghambat daya inovasi para karyawan.
g. Jadwal pelaksanaan kegiatan
Schedule atau jadwal adalah merupakan perencanaan waktu melaksanakan
langkah-langkah pelaksanaan upaya/kegiatan. Lama waktu tergantung rencana
upaya/kegiatan tersebut dilaksanakan. Untuk program tahunan, maka jadwal
yang dibuat adalah jadwal untuk 1 tahun, sedangkan untuk upaya/ kegiatan 5
tahun maka jadwal yang harus dibuat adalah jadwal 5 tahun. Shcedule (jadwal)
dapat dibuat time table sebagai berikut:
h. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
Yang dimaksud dengan evaluasi pelakanaan kegiatan adalah evaluasi dari
schedule (jadwal) kegiatan. Schedule (jadwal) tersebut akan dievaluasi setiap
berapa bulan sekali (kurun waktu tertentu), sehingga apabila dari evaluasi
diketahui ada pergeseran jadwal atau penyimpangan jadwal, maka dapat segera
diperbaiki sehingga tidak mengganggu upaya/kegiatan secara keseluruhan.
Karena itu yang ditulis dalam kerangka acuan adalah kapan (setiap kurun waktu
berapa lama) evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dan siapa yang
melakukan.
Yang dimaksud dengan pelaporannya adalah bagaimana membuat laporan
evaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut dan kapan laporan tersebut harus dibuat.
Jadi yang harus ditulis di dalam kerangka acuan adalah cara bagaiamana
membuat laporan evaluasi dan kapan laporan tersebut harus dibuat dan ditujukan
kepada siapa.
i. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Pencatatan adalah catatan kegiatan dan yang ditulis dalam kerangka acuan
adalah bagaiaman melakukan pencatatan kegiatan atau membuat dokumentasi
kegiatan.
Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan program dam kurun waktu
(kapan) laporan harus diserahkan dan kepada siapa saja laporan tersebut
diserahkan.
Evaluasi kegiatan adalah evaluasi palaksanaan upaya/kegiatan secara
menyeluruh. Jadi yang ditulis didalam kerangka acuan, bagaimana melakukan
evaluasi dan kapan harus dilakukan.
F. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
(SOP)
Standar Operasinal Prosedur (SOP) adalah suatu parengkat instruksi/langkah-langkah
yang dilakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.
a. Tujuan Penyusunan SOP.
Agar berbagai proses krja rutin terlaksanakan dengan efisien, efektif,
konsisten/seragam dan aman, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui
pemenuhan standar yang berlaku.
b. Manfaat SOP adalah:
1) Memenuhi persyaratan standar pelayanan puskesmas
2) Mendokumentasikan langkah-langkah kegiatan
3) Memastikan staf puskesmas memahami bagaimana melaksnakan pekerjaannya.
Contoh:
SOP pemberian informasi, SOP pemasangan infuse, SOP pemindahan pasien
dari tempat tidur ke kereta dorong
c. Format SOP
1) Format SOP dibekukan agar tidak terjadi banyak format yang digunakan,
contoh pada lampiran, dan dibelakukan sesuai dengan akreditasi Puskesmas ini
diberlakukan.
2) Format merupakan format minimal, oleh karena itu format ini dapat diberi
tambahan materi/ kolom misalnya, nama penyusun SOP, unit yang memeriksa
SOP. Untuk SOP tindakan agar memudahkan di dalam mellihat langkah-
langkahnya dengan bagan alir, persiapan alat dan bahan dan lain-lain, namun
tidak boleh mengurangi item-item yang ada di SOP.

Format SOP sebagai berikut:


1. Kop/Heading SOP
JUDUL
No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD Nama Kepala


PUSKESMAS Tanda Tangan Kepala FKTP FKTP
BATU BATU

Nama kepala FKTP dengan memakain NIP


2. Komponen SOP
1. Pengertian Tulis judul SOP adalah
2. Tujuan Sebagai acuan dan langkah –langkah
petugas
3. Kebijakan SK KAPUS payung
4. Referensi PMK…..75
PMK …46
5. Prosedur/langkah-langkah
6. Bagan Alir
7. Hal-hal yag perlu diperhatikan
8. Unit terkait
9. Dokumen terkait

3. Rekaman historis perubahan


No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

Petunjuk pengisian SOP


1) Logo yang dipakai adalah logo pemerintah kabupaten/kota, nama organisasi
adalah nama puskesmas
2) Kotak heading : masing-masing kotak (Puskesmas, Judul, SOP, No. dokumen,
No. reverensi, Halaman SOP, Tanggal terbit, ditetapkan Kepala Puskesmas)
diid sebagai berikut:
a) Heading dicetak hanya pada halaman pertama
b) Kotak Puskesmas diberi nama Puskesmas dan Logo Pemerintah daerah
c) Judul SOP : diberi judul/nama SOP sesuai proses kerjanya
d) No. dokumen diisi dengan nomor urut SOP garis miring (/) BAB garis
miring PTK garis miring tahun penerbitan, penomoran SOP dibuat oleh
sekretariat masing-masing pokja UKP akreditasi puskesmas
e) No.revisi : diisi dengan status revisi; diisi menggunakan angka, misalnya
untuk dokumen baru dapat diberi nomor 00, sedangkan dokumen revisi
pertama diberi nomor 01, revisi kedua diberi nomor 02, dan seterusnya.
f) Halaman : diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total halaman
untuk SOP tersebut (misalnya halaman pertama : 1/5 namun tiaphalaman
selanjutnya dibuat footer misalna halaman kedua 2/5, halaman terakhir 5/5
g) SOP diberi penamaan sesuai ketentuan (istilah) yang digunakan
Puskesmas, Misalnya SOP
h) Tanggal terbit : diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau tanggal
diberlakukannya SOP
i) Ditetapkan Kepala Puskesmas di beri tandatangan Kepala Puskesmas dan
nama jelasya tanpa gelar dengan memakai NIP
3) Isi SOP
Isi SOP adalah sebagai berikut
a) Pengertian: tulis judul SOP adalah
Berisi penjelasan dan atau definisi tentang istilah yang mungkin sulit
dipahami atau menyebabkan salah pengertian/menimbulkan multi persepsi.
b) Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik kata kunci:
“Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk…..”
c) Kebijakan : berisi kebijakan Kepala Puskesmas yang menjadi dasar
dibuatnya SOP tersebut. Dicantumkan kebijakan yang mendasari SOP
tersebut, contoh untuk SOP imunisasi pada bayi, pada kebijakan dituliskan
keputusan Kepala Puskesmas No…..tentang Pelayanan imunisasi
d) Referensi berisika dokume eksternal sebagai acuan penyusunan SOP, bisa
berbentuk buku, peraturan perundang-undangan, ataupun bentuk lain
sebagai bahan pustaka,
e) Langkah-langkah prosedur : bagian ini merupakan again utama yang
menguraikan langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan prose kerja
tertentu
f) Unit terkait : barisi unit-unit yang terkait dan atau, prosedur terkait dalam
proses kerja tersebut
dari keenam isi SOP sebagaimana diuraikan di atas, dapat ditambahkan
antara lain : bagan alir, dokumen terkait
g) Diagram alir/bagan alir (flow chart)
Didalam penyusunan prosedur maupun instruksi kerja sebaiknya dalam
langkah-langkah kegiatan dilengkapi dengan diagram alir untuk
memudahkan dalam peahaman langkah-langkahnya. Adapun bagan alir
secara garis besar dibagi menjadi dua macam yaitu diagram alir makro dan
diagram alir mikro.
h) Dokumen terkait : berisi nama dokumen yang ada kaitannya dengan SOP
tersebut
i) Rekaman historis perubahan : berisi riwayat juka dilakukan revis SOP
(1) Diagram alir makro makro flow chart, menunjukkan kegiatan-kegiatan
secara garis besar dari proses yang ingin kita tingkatkan, hanya
mengenai satu simbol.
Bentuk balok

(2) Diagram alir mikro mikro flow chart, menunjukkan rincian kegiatan-
kegiatan dari setiap tahapan diagram makro, bentuk simbol sebagai
berikut:
 Awal kegiatan :

 Akhir kegiatan :

 Keputusan :

ya
?

Tidak

 Penghubung :

 Dokumen : Arsip :

4) Tata cara pengelolaan SOP


(1) SOP dikelolah oleh secretariat akreditasi Puskesmas
(2) Setiap pokja menyerahkan SOP yang sudah dibuat untuk dibuat
penomoran, tanda tangan kepala Puskesmas dan disimpan sebagai master.
Kemudian digandakan dibubuhkan stempel “ASLI” Foto copy SOP di
stempel “TERKENDALI” dan didistribusikan ke unit masing-masing dan
diarsipkan di unit masing-masing.

G. TATA CARA PENOMORAN DOKUMEN


1. Penomoran SK
Untuk Penomoran SK Mengikuti Contoh Yaitu 001/SK-AK/PKM-BT/2019
Dengan penjelasan setiap item :
001 : Nomor Urut Dokumen SK
SK : Surat Keputusan
AK : Akreditasi
PKM-BT : Puskesmas Batu Batu
2019 : Tahun Penomoran
2. Penomoran SOP
Untuk penomoran SOP mengikuti contoh yaitu : 001/SOP/BAB I/PKM-BT/2019
Dengan penjelasan setiap item :
001 : Nomor Urut Dokumen SK
SOP : Standar Operasional Prosedur
BAB I : Bab dalam dokumen Akreditasi
PKM-BT : Puskesmas Batu Batu
2019 : Tahun Penomoran

Ditetapkan di : Batu Batu


Pada Tanggal : 16 Januari 2019
KEPALA UPTD PUSKESMAS BATU BATU,

NISMA

Anda mungkin juga menyukai