Anda di halaman 1dari 17

PEMERINTAH KOTA SEMARANG

DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG


UPTD PUSKESMAS MANGKANG
Jl. Jend Oerip Soemoharjo Km 16( (024) 8660675 Kec. Tugu - Semarang Kode Pos.50155

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS MANGKANG


Nomor : SK / 010 / AKR / PKM-MKG / 2018

TENTANG

TATA NASKAH DOKUMEN AKREDITASI UPTD PUSKESMAS MANGKANG

KEPALA UPTD PUSKESMAS MANGKANG

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka terib administrasi dan penyeragaman


bentuk naskah di lingkungan UPTD Puskesmas Mangkang
perlu diatur penyelenggaraan tata naskah puskesmas;

b. Bahwa dalam proses penyusunan dokumen akreditasi


diperlukan acuan tata naskah sehingga format yang
dihasilkan seragam;

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan yang dimaksud pada huruf


a dan b tersebut diatas, maka perlu ditetapkan keputusan
kepala UPTD Puskesmas Mangkang tentang tata naskah
dokumen UPTD Puskesmas Mangkang.

Mengingat : 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


46 tahun 2015, tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
44 tahun 2016 tentang Manajemen Puskesmas;
3. Peraturan Menteri Kementrian Pendayagunaan Aparatur
Negara Reformasi Birokrasi Nomor 15 tahun 2017 tentang
Pedoman Tata Naskah Dinas Instansi Pemerintah;
4. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 29 tahun 2012
tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah;
5. Peraturan Walikota Semarang Nomor 26 tahun 2010
tentang Pedoman Tata Naskah Dinas di Lingkungan
Pemerintah Kota Semarang.
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG TATA


NASKAH DOKUMEN AKREDITASI UPTD PUSKESMAS
MANGKANG.

KESATU : Tata naskah dokumen puskesmas mengacu pada Peraturan


Walikota Semarang Nomor 26 tahun 2010 tentang Pedoman
Tata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah Kota Semarang
dan Buku Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama Tahun 2017;

KEDUA : Kebijakan SOP yang ada di Akreditasi menggunakan SK


Gabungan Per BAB ( SK Payung );

KETIGA : Jenis dokumen yang dilakukan pembakuan tata naskahnya


meliputi :
1. Kebijakan
2. Pedoman / panduan
3. SOP
4. Kerangka Acuan
5. Penomeran SK dan SOP
6. Tata letak / WARNA stempel
TERKENDALI
7. Tata letak / WARNA stempel
KEEMPAT : KADALUWARSA;

Keputusan Kepala Puskesmas tetap berlaku meskipun terjadi


KELIMA : penggantian Kepala Puskesmas;

Pembakuan tata naskah sebagaimana terlampir merupakan


KEENAM : bagian tidak terpisahkan dari surat keputusan ini;
DITETAPKAN DI : SEMARANG
PADA TANGGAL : 08 JANUARI 2018
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
KEPALA UPTD PUSKESMAS MANGKANG
ketentuan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perubahan sebagaimana mestinya.

KURNIA RIZQA AKBAR


LAMPIRAN I KEPUTUSAN KEPALA UPTD
PUSKESMAS MANGKANG
NOMOR : 010/ SK/AKR/PKM-MKG/2018
TENTANG : TATA NASKAH DOKUMEN
AKREDITASI UPTD PUSKESMAS
MANGKANG

A. TATA NASKAH DOKUMEN SECARA UMUM


Dokumen menggunakan kertas HVS ukuran folio 70 gram dengan margin kiri
3 cm, kanan 2,5 cm, atas 2 cm dan bawah 3 cm serta spasi 1,5, dengan
pengetikan menggunakan tipe huruf arial ukuran huruf 12. Untuk penulisan
dalam tabel ukuran menyesuaikan table. Penulisan SOP dengan tipe huruf
arial ukuran 12.

B. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH KEBIJAKAN


Kebijakan adalah Peraturan/Keputusan yang ditetapkan oleh Kepala
Puskesmas yang merupakan garis besar yang bersifat mengikat dan wajib
dilaksanakan oleh penanggung jawab maupun pelaksana. Penyusunan
Peraturan/Surat Keputusan harus didasarkan pada peraturan perundangan,
baik undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan
Daerah, Peraturan Kepala Daerah, Peraturan Menteri dan pedoman-pedoman
teknis yang berlaku seperti yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan,
Kementerian Dalam Negeri, Dinas Kesehatan Provinsi, dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Peraturan/ Keputusan Kepala Puskesmas dapat dituangkan
dalam pasal-pasal dalam keputusan tersebut, atau merupakan lampiran dari
peraturan/keputusan.

Format Peraturan / keputusan dapat disusun sebagai berikut:

1. Pembukaan :
a. Judul : Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Mangkang
b. Nomor : ditulis sesuai sistem penomoran surat keputusan di
UPTD Puskesmas Mangkang,
c. Jabatan pembuat keputusan ditulis simetris, diletakkan di tengah
margin serta ditulis dengan huruf kapital,
d. Konsideran, meliputi:
1. Menimbang : memuat uraian singkat tentang pokok-pokok
pikiran yang menjadi latar belakang dan alasan
pembuatan keputusan. Huruf awal kata
menimbang ditulis dengan huruf kecil diakhiri
dengan tanda baca titik dua (:), dan diletakkan di
bagian kiri, konsideran menimbang diawali
dengan penomoran menggunakan huruf kecil
abjad dan dimulai dengan kata bahwa dengan “b”
huruf kecil dan diakhiri dengan titik koma ( ; )
2. Mengingat : memuat dasar kewenangan dan peraturan
perundangan yang memerintahkan pembuat
keputusan tersebut. Peraturan perundangan
yang menjadi dasar hukum adalah peraturan
yang tingkatannya sederajat atau lebih tinggi.
Konsideran ini diletakkan di bagian kiri tegak lurus
dengan kata menimbang. Konsideran yang
berupa peraturan perundangan diurutkan sesuai
dengan hirarki tata perundangan diawali dengan
nomor dengan huruf angka 1, 2, dst, di tulis
dengan huruf awal huruf besar dan di akhiri
dengan tanda baca titik koma (;)
2. Diktum :
a. Diktum “Memutuskan” ditulis simetris di tengah, seluruhnya dengan
huruf kapital, serta diletakkan di tengah margin;
b. Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan,
disejajarkan ke bawah dengan kata menimbang dan mengingat, huruf
awal kata menetapkan ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan
tanda baca titik dua ( : );
c. Nama keputusan sesuai dengan judul (kepala), seluruhnya ditulis
dengan huruf capital dan diakhiri dengan tanda baca titik ( . )

3. Batang Tubuh :
a. Batang tubuh memuat semua substansi keputusan yang dirumuskan
dalam diktum-diktum, misalnya:
Kesatu :

Kedua :

dst

b. Dicantumkan saat berlakunya peraturan/keputusan, perubahan,


pembatalan, pencabutan ketentuan, dan peraturan lainnya, dan
c. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran peraturan/keputusan,
dan pada halaman terakhir ditandatangani oleh pejabat yang
menetapkan peraturan/keputusan
d. Kaki :
Kaki peraturan/keputusan merupakan bagian akhir substansi
peraturan/keputusan yang memuat penanda tangan penerapan
peraturan/keputusan, pengundangan peraturan/keputusan yang terdiri
atas tempat dan tanggal penetapan, nama jabatan, tanda tangan
pejabat, dan nama lengkap pejabat yang menanda tangani ditulis tanpa
gelar
e. Penandatanganan :
Peraturan/Keputusan Kepala Puskesmas ditandatangani oleh Kepala
Puskesmas
f. Lampiran peraturan/keputusan :
1. Halaman pertama harus dicantumkan judul dan nomor
peraturan/keputusan, dan tentang apa lampiran SK tersebut
2. Halaman terakhir harus ditanda tangani oleh Kepala Puskesmas.

C. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH PEDOMAN/PANDUAN


Pedoman/ panduan adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah
langkah-langkah yang harus dilakukan. Pedoman merupakan dasar untuk
menentukan dan melaksanakan kegiatan.

Panduan adalah petunjuk dalam melakukan kegiatan, sehingga dapat


diartikan pedoman mengatur beberapa hal, sedangkan panduan hanya
mengatur 1 (satu) kegiatan. Pedoman/ panduan dapat diterapkan dengan
baik dan benar melalui penerapan SOP.
Format baku sistematika pedoman panduan yang lazim digunakan sebagai

berikut :

a. Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja


BAB I Pendahuluan

BAB II Gambaran Umum Puskesmas

BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan Puskesmas

BAB IV Struktur Organisasi Puskesmas

BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja

BAB VI Uraian Jabatan

BAB VII Tata Hubungan Kerja

BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil

BAB IX Kegiatan Orientasi

BAB X Pertemuan/ Rapat

BAB XI Pelaporan

1. Laporan Harian
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Tahunan

b. Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum

BAB II STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadual Kegiatan, termasuk Pengaturan Jaga (Rawat Inap)

BAB III STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN

BAB V LOGISTIK

BAB VI KESELAMATAN PASIEN

BAB VII KESELAMATAN KERJA

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU

BAB IX PENUTUP

c. Format Panduan Pelayanan Puskesmas


BAB I DEFINISI

BAB II RUANG LINGKUP

BAB III TATALAKSANA

BAB IV DOKUMENTASI

D. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH KERANGKA ACUAN


Penyusunan kerangka acuan upaya/kegiatan dengan mencakup tujuan
umum dan khusus yang merupakan tujuan program.

Tujuan Umum adalah tujuan secara garis besar, sedangkan tujuan khusus
merupakan rincian kegiatan - kegiatan yang akan dicapai dari organisasi.
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah- langkah kegiatan
dilaksanakan sehingga tercapainya tujuan program. Karena itu antara tujuan
dan kegiatan harus berkaitan dan sejalan.

Cara melaksanakan kegiatan, metode untuk melaksanakan kegiatan pokok


dan rincian kegiatan.

1. Sistematika / Format Kerangka Acuan upaya Kegiatan


Sistematika atau format kerangka acuan upaya Kegiatan sebagai berikut :

a. Pendahuluan
b. Latar belakang
c. Tujuan umum dan tujuan khusus
d. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
e. Cara melaksanakan kegiatan
f. Sasaran
g. Skedul (Jadwal) pelaksanaan kegiatan
h. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
i. Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan
Sistematika/ format tersebut diatas adalah minimal Puskesmas dapat
menambah sesuai kebutuhan, tetapi tidak diperbolehkan mengurangi.
Contoh penambahan : ditambah point untuk rencana pembiayaan/
anggaran.

Petunjuk Penulisan

a. Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum yang
masih terkait dengan upaya/ kegiatan

b. Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa program
tersebut disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data sehingga alasan
diperlukan program tersebut dapat lebih kuat.

c. Tujuan umum dan tujuan khusus


Tujuan ini adalah merupakan tujuan upaya/ kegiatan. Tujuan umum adalah
tujuan secara garis besarnya, sedangkan tujuan khusus adalah tujuan
secara rinci

d. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan


Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan
yang harus dilakukan sehingga tercapainya tujuan upaya/ kegiatan
tersebut. Oleh karena itu antara tujuan dan kegiatan harus berkaitan dan
sejalan.

e. Cara melaksanakan kegiatan


Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk melaksanakan kegiatan
pokok dan rincian kegiatan. Metode tersebut bisa antara lain dengan
membentuk tim, melakukan rapat, melakukan audit, dan lain-lain

f. Sasaran
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik dan terukur untuk
mencapai tujuan-tujuan upaya/ kegiatan .

Sasaran upaya/ kegiatan menunjukkan hasil antara yang diperlukan untuk


merealisir tujuan tertentu. Penyusunan sasaran program perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Sasaran yang baik harus memenuhi “SMART” yaitu :

1. Specific : sasaran harus menggambarkan hasil spesifik yang


diinginkan, bukan cara pencapaiannya. Sasaran harus memberikan
arah dan tolok ukur yang jelas sehingga dapat dijadikan landasan
untuk penyusunan strategi dan kegiatan yang spesifik.
2. Measurable : sasaran harus terukur dan dapat dipergunakan untuk
memastikan apa dan kapan pencapaiannya. Akontabilitas harus
ditanamkan kedalam proses perencanaan. Oleh karenanya metodologi
untuk mengukur pencapaian sasaran (keberhasilan upaya/ kegiatan)
harus ditetapkan sebelum kegiatan yang terkait dengan sasaran
tersebut dilaksanakan.
3. Agressive but Attainable : apabila sasaran harus dijadikan standar
keberhasilan, maka sasaran harus menantang, namun tidak boleh
mengandung target yang tidak layak. Umpamanya kita bisa
menetapkan sebagai suatu sasaran “Pengurangan kematian misalnya
akibat TB akan dapat dicapai pada suatu tingkat tertentu” tetapi
meniadakan kematian merupakan hal yang tidak dapat dipastikan
kelayakannya.
4. Result oriented : sedapat mungkin sasaran harus menspesifikkan
hasil yang ingin dicapai. Misalnya : mengurangi komplain masyarakat
terhadap pelayanan OAT sebesar 50%
5. Time bound : sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam waktu yang
relatif pendek, mulai dari beberapa minggu sampai beberapa bulan
(sebaiknya kurang dari 1 tahun). Kalau ada upaya/ kegiatan 5 (lima)
tahun dibuat sasaran antara. Sasaran akan lebih mudah dikelola dan
dapat lebih serasi dengan proses anggaran apabila dibuat sesuai
dengan batas-batas tahun anggaran di Puskesmas.
Seni di dalam penentuan sasaran adalah menimbulkan tantangan yang
dapat dicapai. Sasaran yang terbaik adalah sasaran yang dapat
mendorong peningkatan kapasitas Puskesmas, namun dalam batas-
batas kelayakan. Sasaran yang baik tidak hanya akan meningkatkan
upaya/ kegiatan dan jasa pelayanan yang dihasilkan, namun juga
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri pada para
pelaksananya. Sebaliknya penerapan target kinerja yang tidak mungkin
dicapai akan melemahkan motivasi, membunuh inisiatif dan
mengahmbat daya inovasi para karyawan.

g. Jadual pelaksanaan kegiatan


Skedul atau jadwal adalah merupakan perencanaan waktu melaksanakan
langkah-langkah pelaksanaan upaya/ kegiatan . Lama waktu tergantung
rencana upaya/ kegiatan tersebut dilaksanakan. Untuk program tahunan,
maka jadwal yang dibuat adalah jadwal untuk 1 tahun, sedangkan untuk
upaya/ kegiatan 5 tahun maka jadwal yang harus dibuat adalah jadual 5
tahun. Skedul (jadwal) dapat dibuat time table sebagai berikut :

h. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan


Yang dimaksud dengan evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi
dari skedul (jadual) kegiatan. Skedul (jadual) tersebut akan dievaluasi
setiap berapa bulan sekali (kurun waktu tertentu), sehingga apabila dari
evaluasi diketahui ada pergeseran jadwal atau penyimpangan jadwal,
maka dapat segera diperbaiki sehingga tidak mengganggu upaya/ kegiatan
secara keseluruhan. Karena itu yang ditulis dalam kerangka acuan adalah
kapan (setiap kurun waktu berapa lama) evaluasi pelaksanaan kegiatan
dilakukan dan siapa yang melakukan.

Yang dimaksud dengan pelaporannya adalah bagaimana membuat laporan


evaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut dan kapan laporan tersebut harus
dibuat. Jadi yang harus ditulis di dalam kerangka acuan adalah cara
bagaimana membuat laporan evaluasi dan kapan laporan tersebut harus
dibuat dan ditujukan kepada siapa.
i. Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan
Pencatatan adalah catatan kegiatan dan yang ditulis dalam kerangka
acuan adalaah bagaimana melakukan pencatatan keegiatan atau membuat
dokumentasi kegiatan.

Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan program dan kurun waaktu


(kapan) laporan harus diserahkan dan kepada siapa saja laporan tersebut
harus diserahkan.

Evaluai kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan Upaya/ kegiatan secara


menyeluruh. Jadi yang di tulis didalam kerangka acuan, bagaimana
melakukan evaluasi dan kapan evaluasi harus dilakukan.

E. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


(SOP)
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah suatu perangkat instruksi/
langkah-langkah yang di bakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin
tertentu.

a. Tujuan Penyusunan SOP,


Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif,
konsisten/ seragam dan aman, dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku.

b. Manfaat SOP adalah :


1. Memenuhi persyaratan standar pelayanan Puskesmas
2. Mendokumentasi langkah-langkah kegiatan
3. Memastikan staf Puskesmas memahami bagaimana melaksanakan
pekerjaannya.
Contoh :

SOP Pemberian informasi, SOP Pemasangan infus, SOP Pemindahan


pasien dari tempat tidur ke kereta dorong.

c. Format SOP.
1. Format SOP dibakukan agar tidak terjadi banyak format yang
digunakan, contoh pada lampiran, dan diberlakukan sesuai dengan
akreditasi Puskesmas ini diberlakukan,
2. Format merupakan format minimal, oleh karena itu format ini dapat
diberi tambahan materi/ kolom misalnya, nama penyusun SOP, unit
yang memeriksa SOP. Untuk SOP tindakan agar memudahkan didalam
melihat langkah- langkahnya dengan bagan alir, persiapan alat dan
bahan dan lain- lain, namun tidak boleh mengurangi item-tem yang ada
di SOP.
3. Format SOP sebagai berikut :
1. Kop / Heading SOP
JUDUL
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
PEMERINTAH UPTD
Halaman : PUSKESMAS MANGKANG
KOTA SEMARANG
DITETAPKAN OLEH Tanda Tangan Kepala FKTP Nama Kepala FKTP
KEPALA PUSKESMAS

Nama kepala FKTP tanpa gelar dengan memakai NIP

2. Komponen SOP
1. Pengertian Tulis .. judul sop adalah ....

2. Tujuan Sebagai acuan dan langkah langkah petugas ...

3.Kebijakan SK KAPUS ... Payung

4.Referensi Pmk .... 75

Pmk 46

5.Langkah-
langkah
6.Diagram Alur

7.Unit Terkait
8.Dokumen
Terkait

9. Rekaman historis perubahan

Tanggal :

No Yang diubah Isi perubahan Keterangan


d. Petujuk Pengisian SOP

1. Logo yang dipakai adalah logo Pemerintah kabupaten/ kota, nama


organisasi adalah nama Puskesmas.
2. Kotak Heading : masing-masing kotak ( Puskesmas, judul SOP, No.
dokumen, No. revisi, halaman, SOP, tanggal terbit, ditetapkan Kepala
Puskesmas ) diisi sebagai berikut :
a. Heading dicetak hanya pada halaman pertama
b. Kotak Puskesmas diberi nama Puskesmas dan Logo pemerintah daerah
c. Judul SOP : diberi Judul /nama SOP sesuai proses kerjanya
d. No. Dokumen: diisi dengan nomor urut SOP garis miring (/) SOP garis
miring (/) BAB garis miring PKM-MKG garis miring tahun penerbitan,
penomoran SOP dibuat oleh sekretariat masing masing pokja UKP
akreditasi puskesmas
e. No. Revisi : diisi dengan status revisi, diisi menggunakan angka,
misalnya untuk dokumen baru dapat diberi nomor 00, sedangkan
dokumen revisi pertama diberi nomor 01, revisi kedua diberi nomor 02,
dan seterusnya.
f. Halaman : diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total
halaman untuk SOP tersebut (misalnya : halaman pertama : 1-50.
Namun ditiap halaman selanjutnya dibuat footer misalnya pada
halaman kedua: 2-5, halaman terakhir : 5-5.
g. SOP diberi penamaan sesuai ketentuan (istilah) yang digunakan
Puskesmas, misalnya : SOP.
h. Tanggal terbit : diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau tanggal
diberlakukannya SOP tersebut
i. Ditetapkan Kepala Puskesmas: diberi tandatangan Kepala Puskesmas
dan nama jelasnya.
3. Isi SOP
Isi SOP adalah sebagai berikut:

a. Pengertian :
Tulis judul SOP ADALAH ...
berisi penjelasan dan atau definisi tentang istilah yang mungkin sulit
dipahami atau menyebabkan salah pengertian/ menimbulkan multi
persepsi.

b. Tujuan :
berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata kunci : “ Sebagai
acuan penerapan langkah-langkah untuk ……”
c. Kebijakan :
berisi kebijakan Kepala Puskesmas yang menjadi dasar dibuatnya
SOP tersebut. Dicantumkan kebijakan yang mendasari SOP tersebut,
contoh untuk SOP imunisasi pada bayi, pada kebijakan dituliskan:
Keputusan Kepala Puskesmas No ........ tentang Pelayanan Imunisasi,
d. Referensi :
berisikan dokumen ekternal sebagai acuan penyusunan SOP, bisa
berbentuk buku, peraturan perundang- undangan, ataupun bentuk lain
sebagai bahan pustaka,
e. Langkah- langkah prosedur :
bagian ini merupakan bagian utama yang menguraikan langkah-
langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja tertentu.
f. Unit terkait :
berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait dalam proses
kerja tersebut.
Dari keenam isi SOP sebagaiama diuraikan di atas, dapat ditambahkan
antala lain: bagan alir, dokumen terkait,

g. Diagram Alir/ bagan alir (Flow Chart) :


Didalam penyusunan prosedur maupun instruksi kerja sebaiknya dalam
langkah - langkah kegiatan dilengkapi dengan diagram alir/bagan alir
untuk memudahkan dalam pemahaman langkah-langkahnya. Adapun
bagan alir secara garis besar dibagi menjadi dua macam, yaitu diagram
alir makro dan diagram alir mikro.

1. Diagram alir makro/ Macro flow chart, menunjukkan kegiatan-


kegiatan secara garis besar dari proses yang ingin kita tingkatkan,
hanya mengenal satu simbol. Bentuk balok :
2. Diagram alir mikro/ micro flow chart, menunjukkan rincian kegiatan-
kegiatan dari tiap tahapan diagram makro, bentuk simbol sebagai
berikut:

 Awal kegiatan :

 Akhir kegiatan :

 Keputusan : Ya
?

Tidak

 Penghubung :

 Dokumen :

 Arsip :

h. Dokumen Terkait :
berisi nama-nama dokumen yang ada kaitannya dengan SOP tersebut
i. Rekaman historis perubahan :
berisi riwayat jika dilakukan revisi SOP

4. Tata Cara Pengelolaan SOP :

a. SOP dikelola oleh sekretariat akreditasi Puskesmas,


b. Setiap pokja menyerahkan SOP yang sudah dibuat untuk dibuat
penomoran, tanda tangan kepala puskesmas dan di simpan sebagai
master. Foto copy SOP distempel “TERKENDALI” dan diberi stempel
basah Puskesmas kemudian didistribusikan ke unit masing-masing dan
diarsipkan di unit masing-masing.

F . PENOMERAN DOKUMEN AKREDITASI :

PENOMERAN SOP

CONTOH : 003/II/PKM-MKG/2018

003 : nomor urut SOP

II : menunjukkan BAB

PKM-MKG : puskesmas Mangkang

2018 : tahun pembuatan

PENOMERAN SK

CONTOH : SK/001/AKR/PKM-MKG/2018

SK : SK

001 : nomor urut SK

AKR : dokumen akreditasi

PKM-MKG : Puskesmas Mangkang

2018 : tahun pembuatan

Anda mungkin juga menyukai