Anda di halaman 1dari 19

PEMERINTAH KABUPATEN MANGGARAI TIMUR

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KETANG
Jalan Kisol-Mukun
E-Mail :

KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS KETANG
NOMOR

TENTANG

TATA NASKAH DOKUMEN UPTD PUSKESMAS KETANG


DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA UPTD PUSKESMAS KETANG,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka efisiensi dan efektivitas proses


penyusunan dokumen UPTD Puskesmas Ketang,
Maka diperlukan tata naskah sebagai acuan dalam
penyusunan dokumen;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan yang dimaksud
pada huruf a perlu ditetapkan keputusan Kepala
UPTD Puskesmas Ketang tentang tata naskah
dokumen UPTD Puskesmas Ketang;
Mengingat : 1. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 35 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintah;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Tata Naskah Dinas di
Lingkungan Kementrian Kesehatan;
3. Peraturan Bupati Manggarai Timur Nomor 15 Tahun
2010 Tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan
Pemerintah daerah Kabupaten Manggarai Timur;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS KETANG


TENTANG TATA NASKAH DOKUMEN UPTD
PUSKESMAS KETANG.

KESATU : Tata naskah dokumen UPTD puskesmas Ketang


mengacu pada Peraturan Bupati Kabupaten Manggarai
Timur Nomor Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Tata
Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah daerah
Kabupaten Manggarai Timur dan Pedoman
Penyusunan Dokumen Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP) Tahun 2017.

KEDUA : Tata Naskah Terkait Dokumen SOP Mengacu pada


Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
nomor 35 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan
Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintah

KETIGA : Jenis dokumen yang dilakukan pembakuan tata


naskahnya meliputi :
1. Kebijakan;
2. Pedoman/ panduan;
3. SOP;
4. Kerangka Acuan; dan
5. Penomeran SK dan SOP.
KEEMPAT : Keputusan Kepala Puskesmas tetap berlaku meskipun
terjadi penggantian Kepala Puskesmas.
KELIMA : Pembakuan tata naskah terdapat dalam lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari keputusan ini.
KEENAM : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
akan diadakan perbaikan atau perubahan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Ketang
Pada Tanggal :

KEPALA UPTD PUSKESMAS KETANG

SERGIUS B.A.S.DURA
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA UPTD
PUSKESMAS KETANG
NOMOR
TENTANG TATA NASKAH DOKUMEN
UPTD PUSKESMAS KETANG

A. TATA NASKAH DOKUMEN SECARA UMUM


Dokumen menggunakan kertas HVS ukuran folio 70 gram dengan
margin kiri 4 cm, kanan 3 cm, atas 4 cm dan bawah 3 cm serta spasi 1,5,
dengan pengetikan menggunakan tipe huruf Arial ukuran huruf 12. Untuk
penulisan dalam tabel menggunakan ketentuan tipe huruf Arial ukuran 11.

B. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH KEBIJAKAN


Kebijakan adalah Peraturan/Keputusan yang ditetapkan oleh Kepala
Puskesmas yang merupakan garis besar yang bersifat mengikat dan
wajib dilaksanakan oleh penanggung jawab maupun pelaksana.
Penyusunan Peraturan/Surat Keputusan harus didasarkan pada
peraturan perundangan,
baik undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden,
Peraturan Daerah, Peraturan Kepala Daerah, Peraturan Menteri dan
pedoman-pedoman teknis yang berlaku seperti yang ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Dinas Kesehatan
Provinsi, dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Peraturan/ Keputusan
Kepala Puskesmas dapat dituangkan dalam pasal-pasal dalam keputusan
tersebut, atau merupakan lampiran dari peraturan/keputusan.
Format Peraturan/ keputusan dapat disusun sebagai berikut :
1. Pembukaan ditulis dengan huruf Kapital
a. Kebijakan : Peraturan/Keputusan Kepala UPTD Puskesmas
Ketang
b. Nomor : ditulis sesuai sistem penomoran surat keputusan
di UPTD PUSKESMAS KETANG;
c. Judul : Keputusan Kepala UPTD PUSKESMAS
KETANG;
d. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
e. Jabatan pembuat keputusan ditulis simetris, diletakkan di tengah
margin diakhiri dengan tanda koma ( , )
2. Konsideran, meliputi:
1) Menimbang memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran
yang menjadi latar belakang dan alasan pembuatan keputusan.
Huruf awal kata menimbang ditulis dengan huruf kapital diakhiri
dengan tanda baca titik dua (:), dan diletakkan di bagian kiri,
konsideran menimbang diawali dengan penomoran
menggunakan huruf kecil abjad dan dimulai dengan kata bahwa
dengan “b” huruf kecil dan diakhiri dengan titik koma ( ; );
2) Mengingat memuat dasar kewenangan dan peraturan
perundangan yang memerintahkan pembuat keputusan tersebut.
Peraturan perundangan yang menjadi dasar hukum adalah
peraturan yang tingkatannya sederajat atau lebih tinggi.
Konsideran ini diletakkan di bagian kiri tegak lurus dengan kata
menimbang. Konsideran yang berupa peraturan perundangan
diurutkan sesuai dengan hirarki tata perundangan diawali dengan
nomor dengan huruf angka 1, 2, dst, di tulis dengan huruf awal
huruf besar dan di akhiri dengan tanda baca titik koma (;).
3. Diktum
a. Diktum “Memutuskan” ditulis simetris di tengah, seluruhnya
dengan huruf kapital, serta diletakkan di tengah margin;
b. Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan
disejajarkan ke bawah dengan kata menimbang dan mengingat,
huruf awal kata menetapkan ditulis dengan huruf capital, dan
diakhiri dengan tanda baca titik dua ( : );
c. Nama keputusan sesuai dengan judul (kepala), seluruhnya ditulis
dengan huruf capital dan diakhiri dengan tanda baca titik ( . ).
4. Batang Tubuh
a. Batang tubuh memuat semua substansi keputusan yang
dirumuskan dalam dictum-diktum, misalnya:
Kesatu :
Kedua :
Dst;
b. Dicantumkan saat berlakunya peraturan/keputusan, perubahan,
pembatalan, pencabutan ketentuan, dan peraturan lainnya; dan
c. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran
peraturan/keputusan, dan pada halaman terakhir ditandatangani
oleh pejabat yang menetapkan peraturan/keputusan.
5. Kaki
Kaki peraturan/keputusan merupakan bagian akhir substansi
peraturan/keputusan yang memuat penanda tangan penerapan
peraturan/keputusan, pengundangan peraturan/keputusan yang
terdiri atas tempat dan tanggal penetapan, nama jabatan, tanda
tangan pejabat, dan nama lengkap pejabat yang menanda tangani
ditulis tanpa gelar.
6. Penandatanganan
Peraturan/Keputusan Kepala Puskesmas ditandatangani oleh Kepala
Puskesmas.
7. Lampiran peraturan/keputusan
a. Halaman pertama harus dicantumkan judul dan nomor
peraturan/keputusan, dan tentang apa lampiran SK tersebut;
b. Halaman terakhir harus ditanda tangani oleh Kepala Puskesmas.
C. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH PEDOMAN/PANDUAN
Pedoman/ panduan adalah kumpulan ketentuan dasar yang
memberi arah langkah-langkah yang harus dilakukan. Pedoman
merupakan dasar untuk menentukan dan melaksanakan kegiatan.
Panduan adalah petunjuk dalam melakukan kegiatan, sehingga dapat
diartikan pedoman mengatur beberapa hal, sedangkan panduan hanya
mengatur 1 (satu) kegiatan. Pedoman/ panduan dapat diterapkan dengan
baik dan benar melalui penerapan SOP.
Format baku sistematika pedoman panduan yang lazim digunakan
sebagai berikut :
a. Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja
BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Umum Puskesmas
BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan Puskesmas
BAB IV Struktur Organisasi Puskesmas
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB VI Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan/ Rapat
BAB XI Pelaporan
1. Laporan Harian
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Tahunan
b. Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal Kegiatan, termasuk Pengaturan Jaga (Rawat
Inap)
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
c. Format Panduan Pelayanan Puskesmas
BAB I DEFINISI
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATALAKSANA
BAB IV DOKUMENTASI
d. Format Pedoman Manual Mutu
BAB I PENDAHULUAN
BAB II SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN SISTEM
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
BAB III TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
BAB IV TINJAUAN MANAJEMEN
BAB V MANAJEMEN SUMBER DAYA
BAB VI PENYELENGGARAAN PELAYANAN
BAB VII PENUTUP
D. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH KERANGKA ACUAN
Penyusunan kerangka acuan upaya/kegiatan dengan mencakup
tujuan umum dan khusus yang merupakan tujuan program. Tujuan Umum
adalah tujuan secara garis besar, sedangkan tujuan khusus merupakan
rincian kegiatan-kegiatan yang akan dicapai dari organisasi. Kegiatan
pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan yang
dilaksanakan sehingga tujuan program tercapai. Karena itu antara tujuan
dan kegiatan harus berkaitan dan sejalan. Cara melaksanakan kegiatan
adalah metode untuk melaksanakan kegiatan pokok dan rincian kegiatan.
1. Sistematika/ Format Kerangka Acuan upaya Kegiatan
Sistematika atau format kerangka acuan upaya Kegiatan sebagai
berikut :
a. Pendahuluan;
b. Latar belakang;
c. Tujuan umum dan tujuan khusus;
d. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan;
e. Cara melaksanakan kegiatan;
f. Sasaran;
g. Skedul (Jadwal) pelaksanaan kegiatan;
h. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan; dan
i. Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan.
Sistematika/ format tersebut diatas adalah minimal, Puskesmas dapat
menambah sesuai kebutuhan tetapi tidak diperbolehkan mengurangi.
Contoh penambahan : ditambah point untuk rencana pembiayaan/
anggaran.
2. Petunjuk Penulisan
a. Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat
umum yang masih terkait dengan upaya/ kegiatan.
b. Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan
mengapa program tersebut disusun. Sebaiknya dilengkapi
dengan data-data sehingga alasan diperlukan program tersebut
dapat lebih kuat.
c. Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan ini adalah merupakan tujuan upaya/ kegiatan. Tujuan
umum adalah tujuan secara garis besarnya, sedangkan tujuan
khusus adalah tujuan secara rinci.
d. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah
kegiatan yang harus dilakukan sehingga tercapainya tujuan
upaya/ kegiatan tersebut. Oleh karena itu antara tujuan dan
kegiatan harus berkaitan dan sejalan.
e. Cara melaksanakan kegiatan
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk
melaksanakan kegiatan pokok dan rincian kegiatan. Metode
tersebut bisa antara lain dengan membentuk tim, melakukan
rapat, melakukan audit, dan lain-lain.
f. Sasaran
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik dan
terukur untuk mencapai tujuan-tujuan upaya/ kegiatan .
Sasaran upaya/ kegiatan menunjukkan hasil antara yang
diperlukan untuk merealisir tujuan tertentu. Penyusunan sasaran
program perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Sasaran yang baik harus memenuhi “SMART” yaitu :
1) Specific, sasaran harus menggambarkan hasil spesifik yang
diinginkan, bukan cara pencapaiannya. Sasaran harus
memberikan arah dan tolok ukur yang jelas sehingga dapat
dijadikan landasan untuk penyusunan strategi dan kegiatan
yang spesifik;
2) Measurable, sasaran harus terukur dan dapat dipergunakan
untuk memastikan apa dan kapan pencapaiannya.
Akuntabilitas harus ditanamkan kedalam proses
perencanaan. Oleh karenanya metodologi untuk mengukur
pencapaian sasaran (keberhasilan upaya/ kegiatan) harus
ditetapkan sebelum kegiatan yang terkait dengan sasaran
tersebut dilaksanakan;
3) Agressive but Attainable, apabila sasaran harus dijadikan
standar keberhasilan, maka sasaran harus menantang,
namun tidak boleh mengandung target yang tidak layak.
Umpamanya kita bisa menetapkan sebagai suatu sasaran
“Pengurangan kematian misalnya akibat TB akan dapat
dicapai pada suatu tingkat tertentu” tetapi meniadakan
kematian merupakan hal yang tidak dapat dipastikan
kelayakannya;
4) Result oriented, sedapat mungkin sasaran harus
menspesifikkan hasil yang ingin dicapai. Misalnya
mengurangi komplain masyarakat terhadap pelayanan OAT
sebesar 50%;
5) Time bound, sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam waktu
yang relatif pendek, mulai dari beberapa minggu sampai
beberapa bulan (sebaiknya kurang dari 1 tahun). Kalau ada
upaya/ kegiatan 5 (lima) tahun dibuat sasaran antara.
Sasaran akan lebih mudah dikelola dan dapat lebih serasi
dengan proses anggaran apabila dibuat sesuai dengan
batas-batas tahun anggaran di Puskesmas.
Seni di dalam penentuan sasaran adalah menimbulkan
tantangan yang dapat dicapai. Sasaran yang terbaik adalah
sasaran yang dapat mendorong peningkatan kapasitas
Puskesmas, namun dalam batas-batas kelayakan. Sasaran yang
baik tidak hanya akan meningkatkan upaya/ kegiatan dan jasa
pelayanan yang dihasilkan, namun juga menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri pada para pelaksananya.
Sebaliknya penerapan target kinerja yang tidak mungkin dicapai
akan melemahkan motivasi, membunuh inisiatif dan menghambat
daya inovasi para karyawan.
g. Jadual pelaksanaan kegiatan
Skedul atau jadwal adalah merupakan perencanaan waktu
melaksanakan langkah-langkah pelaksanaan upaya/kegiatan.
Lama waktu tergantung rencana upaya/ kegiatan tersebut
dilaksanakan. Untuk program tahunan, maka jadwal yang dibuat
adalah jadwal untuk 1 tahun, sedangkan untuk upaya/ kegiatan
5 tahun maka jadwal yang harus dibuat adalah jadual 5 tahun.
h. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
Evaluasi pelaksanaan kegiatan merupakan evaluasi dari
skedul (jadual) kegiatan. Skedul (jadual) tersebut akan dievaluasi
setiap berapa bulan sekali (kurun waktu tertentu), sehingga
apabila dari evaluasi diketahui ada pergeseran jadwal atau
penyimpangan jadwal, maka dapat segera diperbaiki sehingga
tidak mengganggu upaya/kegiatan secara keseluruhan. Karena
itu yang ditulis dalam kerangka acuan adalah kapan (setiap kurun
waktu berapa lama) evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dan
siapa yang melakukan.
Yang dimaksud dengan pelaporannya adalah bagaimana
membuat laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut dan
kapan laporan tersebut harus dibuat. Jadi yang harus ditulis di
dalam kerangka acuan adalah cara bagaimana membuat laporan
evaluasi dan kapan laporan tersebut harus dibuat dan ditujukan
kepada siapa.
i. Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan
Pencatatan adalah catatan kegiatan dan yang ditulis dalam
kerangka acuan adalah bagaimana melakukan pencatatan
keegiatan atau membuat dokumentasi kegiatan.
Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan program
dan kurun waktu (kapan) laporan harus diserahkan dan kepada
siapa saja laporan tersebut harus diserahkan.
Evaluasi kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan upaya/
kegiatan secara menyeluruh. Jadi yang di tulis didalam kerangka
acuan bagaimana melakukan evaluasi dan kapan evaluasi harus
dilakukan.
E. BENTUK DAN SUSUNAN NASKAH STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL (SOP)
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah suatu perangkat
instruksi/ langkah-langkah yang di bakukan untuk menyelesaikan proses
kerja rutin tertentu.
a. Tujuan Penyusunan SOP
Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif,
konsisten/ seragam dan aman, dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku.
b. Manfaat SOP
1. Memenuhi persyaratan standar pelayanan Puskesmas;
2. Mendokumentasi langkah-langkah kegiatan;
3. Memastikan staf Puskesmas memahami bagaimana melaksanakan
pekerjaannya.
Contoh :
SOP Pemberian informasi, SOP Pemasangan infus, SOP Pemindahan
pasien dari tempat tidur ke kereta dorong.
c. Format SOP
1. Format SOP dibakukan agar tidak terjadi banyak format yang
digunakan, contoh pada lampiran, dan diberlakukan sesuai dengan
akreditasi Puskesmas ini diberlakukan,
2. Format merupakan format minimal, oleh karena itu format ini dapat
diberi tambahan materi/kolom, misalnya nama penyusun SOP, unit
yang memeriksa SOP. Untuk memudahkan melihat langkah-
langkah tindakan, persiapan alat dan bahan dan lain- lain SOP
tindakan dapat menggunakan bagan alir, namun tidak boleh
mengurangi item-tem yang ada di SOP.

Format SOP sebagai berikut :


a) Kop/Heading SOP
JUDUL
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD Tanda Tangan Kepala UPTD Puskesmas
Nama Kepala FKTP
PUSKESMAS Ketang
KETANG
Nama kepala FKTP tanpa gelar dengan memakai NIP
b) Komponen SOP
1. Pengertian

2. Tujuan

3. Kebijakan

4. Referensi

5. Prosedur/Langkah-langkah

6. Diagram Alir (Jika dibutuhkan)

7. Unit Terkait

c) Petujuk Pengisian SOP


1. Logo yang dipakai adalah logo Pemerintah kabupaten/ kota,
nama organisasi adalah nama Puskesmas.
2. Kotak Heading, masing-masing kotak ( Puskesmas, judul SOP,
No. dokumen, No.revisi, Halaman, SOP, tanggal terbit,
ditetapkan Kepala Puskesmas ) diisi sebagai berikut :
a. Heading dicetak hanya pada halaman pertama;
b. Kotak Puskesmas diberi nama Puskesmas dan Logo
pemerintah daerah;
c. Judul SOP diberi Judul /nama SOP sesuai proses kerjanya;
d. No. Dokumen diisi dengan nomor urut SOP garis miring (/)
SOP garis miring (/) BAB garis miring PTK garis miring tahun
penerbitan, penomoran SOP dibuat oleh sekretariat masing
masing pokja UKP puskesmas;
e. No. Revisi diisi dengan status revisi, diisi menggunakan
angka, misalnya untuk dokumen baru dapat diberi nomor 00,
sedangkan dokumen revisi pertama diberi nomor 01, revisi
kedua diberi nomor 02, dan seterusnya;
f. Halaman diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga
total halaman untuk SOP tersebut (misalnya halaman
pertama 1/50). Namun ditiap halaman selanjutnya dibuat
footer misalnya pada halaman kedua: 2/5, halaman terakhir :
5/5;
g. SOP diberi penamaan sesuai ketentuan (istilah) yang
digunakan Puskesmas, misalnya SOP;
h. Tanggal terbit diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau
tanggal diberlakukannya SOP tersebut;
i. Ditetapkan Kepala Puskesmas diberi tandatangan Kepala
Puskesmas dan nama jelasnya.
d. Isi SOP
Isi SOP adalah sebagai berikut :
1. Pengertian : Tulis judul SOP ADALAH ...
Berisi penjelasan dan atau definisi tentang istilah yang mungkin
sulit dipahami atau menyebabkan salah pengertian/ menimbulkan
multi persepsi.
2. Tujuan berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata kunci :
“ Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk ……”.
3. Kebijakan berisi kebijakan Kepala Puskesmas yang menjadi dasar
dibuatnya SOP tersebut. Dicantumkan kebijakan yang mendasari
SOP tersebut, contoh untuk SOP imunisasi pada bayi, pada
kebijakan dituliskan: Keputusan Kepala Puskesmas No ...........
tentang Pelayanan Imunisasi.
4. Referensi berisikan dokumen ekternal sebagai acuan penyusunan
SOP, bisa berbentuk buku, peraturan perundang- undangan,
ataupun bentuk lain sebagai bahan pustaka.
5. Langkah-langkah prosedur, bagian ini merupakan bagian utama
yang menguraikan langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan
proses kerja tertentu. Khusus SOP tindakan (UKM dan UKP) dapat
ditambahkan persiapan alat, dan petugas yang melaksanakan.
6. Unit terkait berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait
dalam proses kerja tersebut.
Dari keenam isi SOP sebagaimana diuraikan di atas, dapat
ditambahkan antala lain: bagan alir.
7. Diagram Alir/ bagan alir (Flow Chart)
Didalam penyusunan prosedur maupun instruksi kerja sebaiknya
dalam langkah-langkah kegiatan dilengkapi dengan diagram
alr/bagan alir untuk memudahkan dalam pemahaman langkah-
langkahnya. Adapun bagan alir secara garis besar dibagi menjadi
dua macam, yaitu diagram alir makro dan diagram alir mikro;
8. Dokumen Terkait : berisi nama-nama dokumen yang ada kaitannya
dengan SOP tersebut;
9. Rekaman historis perubahan : berisi riwayat jika dilakukan revisi
SOP.
1.) Diagram alir makro/ Macro flow chart, menunjukkan
kegiatan-kegiatan secara garis besar dari proses yang ingin
kita tingkatkan, hanya mengenal satu simbol yaitu Bentuk
balok :

2.) Diagram alir mikro/ micro flow chart, menunjukkan rincian


kegiatan-kegiatan dari tiap tahapan diagram makro, bentuk
simbol sebagai berikut:

o Awal kegiatan :

o Akhir kegiatan :

o Keputusan : ? Ya

Tidak

o Penghubung :

o Dokumen :

o Arsip :

e. Tata Cara Pengelolaan SOP


1. SOP dikelola oleh sekretariat akreditasi Puskesmas;
2. Setiap pokja menyerahkan SOP yang sudah dibuat untuk diberi
penomoran, tanda tangan kepala puskesmas dan disimpan
sebagai master. Kemudian digandakan, dibubuhkan stempel
“ASLI”. Fotokopi SOP distempel “TERKENDALI” dan didistribusikan
ke unit masing-masing dan diarsipkan di unit masing-masing.
F. PENOMERAN DOKUMEN
1. PENOMERAN SOP
CONTOH :
2. PENOMERAN SK
CONTOH :

Ditetapkan di : Ketang
Pada Tanggal :
KEPALA UPTD PUSKESMAS KETANG,

SERGIUS B.A.S.DURA

Anda mungkin juga menyukai