Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah tuhan seru sekalian alam yang telah menolong
hamba-Nyamenyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa
pertolongan Dia mungkinpenyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan
baik.

Shalawat dan Salam kita haturkankepada junjungan Nabi Besar Muhammad


SAW dan juga kepada keluarganya, sahabatnya dankita selaku umatnya.Makalah
ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang KOMPONEN TRANSFUSI
DARAH untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah TRANSFUSI DARAH,
yang disajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.Semoga makalah ini
dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.Terima kasih.

kendari, 05 Desember 2019

kelompok III
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Teknik transfusi darah ditemukan pada tanggal 3 Juni 1667, untuk
pertama kalinya dalamsejarah kedokteran dan operasi, dokter asal Perancis,
Jean Baptist Denis berhasil melakukantransfusi darah. Keberhasilan operasi
transfusi darah pertama ini merupakan lompatan besardalam ilmu kedokteran
karena sebelumnya, banyak sekali pasien yang harus kehilangan nyawanya
akibat kekurangan darah.
Pengobatan dengan transfusi diakui serta diterima dalam dunia
kedokteran, setelah Dr. KarelLandsteiner menemukan golongan darah A, B,
AB dan O pada tahun 1940 dan patokan inilahyang dipakai sampai sekarang di
dunia.
Teknik pemisahan plasma darah ditemukan 3 Juni 1904, Charles
Richard Drew, seorangdokter penemu teknik pemisahan dan pengawetan
plasma darah, terlahir ke dunia di kotaWashington D.C. Ia menuntut ilmu
kedokteran di McGill University di Montreal, Kanada. Padatahun 1938, Drew
mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di Columbia Univesity,New
York dan di sana ia melakukan penelitian terhadap berbagai problem yang
ditemukandalam transfusi darah. Selama penelitian itu, dia menemukan bahwa
plasma darah atau cairandarah yang tidak mengandung sel, dapat dikeringkan
dan disimpan dalam waktu lama tanpamengalami kerusakan. Penemuan besar
Charles Drew ini mendapat sambutan dari duniainternasional dan pada tahun
1939, Drew menerima bantuan dana dari Asosiasi Transfusi Darahdan ia
membuka bank penyimpanan darah di Columbia Presbyterian Hospital. Pada
tahun 1940,Charles Drew menerima gelar doktor dan menjadi warga AS kulit
hitam pertama yang menerimagelar ini. Charles Drew meninggal dunia tahun
1950 akibat kecelakaan mobil.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana mengetahui kebutuhan darah pada kasus yang diberikan?

2. Bagaimana pengertian tentang massive transfusi serta komplikasi yang


muncul ?

3. Bagaimana komplikasi transfusi darah ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui kebutuhan darah pada kasus yang diberikan.

2. Untuk mengetahui pengertian tentang massive transfuse.

3. Untuk mengetahui komplikasi transfusi darah.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Transfusi darah ialah pemindahan darah dari donor ke dalam peredaran


darah penerima(resipien). Definisi lain adalah sutu proses pekerjaan memindahkan
darah dari orang yang sehat kepada orang yang sakit. Darah tersusun dari
komponen-komponen eritrosit, leukosit, trombosit dan plasma yang mengandung
faktor pembekuan. Pemberian komponen darah yang diperlukan saja dapa
tdibenarkan daripada pemberian whole blood yang lengkap, prinsip ini lebih
ditekankan lagi pentingnya di bidang pediatri dikarenakan bayi maupun anak yang
sedang tumbuh tidak perlu diganggu sistem imunologisnya oleh antigen yang tidak
diperlukan. Pemberian whole bloodhanya dilakukan atas indikasi anemia pasca
perdarahan yang akut dan untuk transfusi tukar.

2.2. Macam-macam bentuk sediaan darah dan komponen darah

a. Darah lengkap (whole blood)

Darah lengkap mempunyai komponen utama yaitu eritrosit, darah lengkap


jugamempunyai kandungan trombosit dan faktor pembekuan labil (V, VIII).
Volume darah sesuaikantong darah yang dipakai yaitu antara lain 250 ml, 350 ml,
450 ml. Dapat bertahan dalam suhu4°±2°C. Darah lengkap berguna untuk
meningkatkan jumlah eritrosit dan plasma secarabersamaan. Hb meningkat
0,9±0,12 g/dl dan Ht meningkat 3-4 % post transfusi 450 ml darah lengkap.

b. Packed red cell

Packed red cell diperoleh dari pemisahan atau pengeluaran plasma secara
tertutup atauseptik sedemikian rupa sehingga hematokrit menjadi 70-80%. Volume
tergantung kantong darahyang dipakai yaitu 150-300 ml. Suhu simpan 4°±2°C.
Lama simpan darah 24 jam dengan system terbuka.
Packed cells merupakan komponen yang terdiri dari eritrosit yang telah
dipekatkandengan memisahkan komponen-komponen yang lain. Packed cells
banyak dipakai dalampengobatan anemia terutama talasemia, anemia aplastik,
leukemia dan anemia karena keganasanlainnya. Pemberian transfusi bertujuan
untuk memperbaiki oksigenasi jaringan dan alat-alattubuh. Biasanya tercapai bila
kadar Hb sudah di atas 8 g%.

Dosis transfusi darah didasarkan atas makin anemis seseorang resipien,


makin sedikitjumlah darah yang diberikan per et mal di dalam suatu seri transfusi
darah dan makin lambatpula jumlah tetesan yang diberikan. Hal ini dilakukan untuk
menghindari komplikasi gagaljantung. Dosis yang dipergunakan untuk menaikkan
Hb ialah dengan menggunakan rumus empiris:

Kebutuhan darah (ml) = 6 x BB (kg) x kenaikan Hb yang diinginkan.

Penurunan kadar Hb 1-2 hari pasca transfusi, maka harus dipikirkan adanya
auto immunehemolytic anemia. Hal ini dapat dibuktikan dengan uji coombs dari
serum resipien terhadap eritrositresipien sendiri atau terhadap eritrosit donor.
Keadaan demikian pemberian washed packed red cellmerupakan komponen pilihan
disamping pemberian immuno supressive (prednison, imuran) terhadap resipien.

Jenis transfusi darah yaitu :

A) Transfusi PRC (Packed Red Cell)


Tujuan transfusi PRC adalah untuk menaikkan Hb pasien tanpa menaikkan
volume darah secara nyata. Keuntungan menggunakan PRC dibandingkan dengan
darah penuh adalah :

1) Kenaikan Hb dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan


2) Mengurangi kemungkinan penularan penyakit
3) Mengurangi kemungkinan reaksi imunologis
4)Volume darah yang diberikan lebih sedikit sehingga
kemungkinan overload berkurang.
5) Komponen darah lainnya dapat diberikan pada pasien lain,

B) Transfusi Suspensi Trombosit


Tujuan transfusi suspensi trombosit adalah menaikkan kadar trombosit
darah. Dosis suspensi trombosit yang diperlukan dapat dihitung kira-kira sebagai
berikut : 50 ml suspense trombosit menaikkan kadar trombosit 7500-10.000/mm
pada resipien yang beratnya 50 kg. Suspensi trombosit diberikan pada penderita
trombositopeni bila:
a. Didapat perdarahan
b. Untuk mencegah perdarahan pada keadaan dimana ada erosi yang dapat berdarah
bila kadar < 35.000/mm
c. Untuk mencegah perdarahan spontan bila kadar trombosit < 15.000/mm.

C) Transfusi dengan Suspensi Plasma atau FFP (Fresh Frozen Plasma)


Plasma segar yang dibekukan mengandung sebagian besar faktor
pembekuan di samping berbagai protein yang terdapat di dalamnya, karena itu
selain untuk mengganti plasma yang hilang dengan perdarahan dapat dipakai
sebagai pengobatan simptomatis kekurangan faktor pembekuan darah. Fresh
Frozen Plasma (FFP) tidak digunakan untuk mengobati kebutuhan faktor VIII dan
faktor IX (Hemofilia), untuk ini digunakan plasmaCryoprecipitate. Pada transfusi
dengan FFP biasanya diberikan 48 kantong (175225 ml) tiap 68 jam bergantung
kebutuhan.

D) Transfusi dengan darah penuh (whole blood)


Transfusi dengan darah penuh diperlukan untuk mengembalikan dan
mempertahankan volume darah dalam sirkulasi atau mengatasi renjatan.
Transfusi darah dapat dikelompokkan menjadi dua jenis utama tergantung pada
sumber mereka yaitu :
a) Transfusi homolog atau allogenic : transfusi darah yang disimpan menggunakan
orang lain.
b) Transfusi autologus : transfusi yang menggunakan darah pasien sendiri disimpan.

Macam-Macam Komponen Darah

1. Darah Lengkap (Whole Blood)


Transfusi darah lengkap hanya untuk mengatasi perdarahan akut dan masif,
meningkatkan dan mempertahankan proses pembekuan. Darah lengkap diberikan
dengan golongan ABO dan Rh yang diketahui. Infuskan selama 2 sampai 3 jam,
maksimum 4 jam/unit. Dosis pada pediatric rata-rata 20 ml/kg, diikuti dengan
volume yang diperlukan untuk stabilisasi. Bisanya tersedia dalam volume 400-500
ml dengan masa hidup 21 hari. Hindari memberikan transfusi saat klien tidak dapat
menoleransi masalah sirkulasi. Hangatkan darah jika akan diberikan dalam jumlah
besar.
Indikasi :
a) Penggantian volume pada pasien dengan syok hemoragi, trauma, luka bakar
b) Klien dengan perdarahan massif dan telah kehilangan lebih dari 25 % dari
volume darah total.

2. Packed Red Blood Cells (RBCs)


Komponen ini mengandung sel darah merah, sel darah putih, trombosit
karena sebagian plasma telah dihilangkan (80%). Tersedia volume 250 ml.
diberikan selama 2 sampai 4 jam, dengan golongan darah ABO dan Rh yang
diketahui. Hindari menggunakan komponen ini untuk anemia yang mendapat terapi
nutrisi dan obat. Masa hidup komponen ini 21 hari.
Indikasi :
a) Pasien dengan kadar Hb rendah
b) Pasien anemia karena kehilangan darah saat pembedahan
c) Pasien dengan masa sel darah merah rendah.
3. White Blood Cells (WBC atau leukosit)
Komponen ini terdiri dari darah lengkap dengan isi seperti RBCs, plasma
yang dihilangkan 80%, biasanya tersedia dalam volume 150 ml. dalam pemberian
perlu diketahui golongan darah ABO dan sistem Rh. Apabila diresepkan berikan
dipenhidramin. Berikan antipiretik, karena komponen ini bisa menyebabkan
demam dan dingin. Untuk pencegahan injeksi, berikan transfuse dan disambung
dengan antibiotic.
Indikasi : pasien sepsis yang tidak berespon dengan antibiotic (khususnya untuk
pasien dengan kultur darah positif, demam persisten/38,3oC dan granulositopenia).

4. Leukosit – poor RBCs


Komponen ini sama dengan RBCs, tapi leukosit dihilangkan sampai 95%
digunakan bila kelebihan plasma dan antibody tidak dibutuhkan. Komponen ini
tersedia dalam volume 200 ml, waktu pemberian 1,5 jam – 4 jam.
Indikasi : pasien dengan penekanan system imun (imunokompromise).

5. Platelet/Trombosit
Komponen ini biasanya digunakan untuk mengobati kelainan perdarahan
atau jumlah trombosit yang rendah. Volume bervariasi biasanya 35-50 ml/unit,
untuk pemberian biasanya memerlukan beberapa kantong. Komponen ini diberikan
secara cepat. Hindari pemberian trombosit jika klien sedang demam. Klien dengan
riwayat reaksi transfuse trombosit, berikan premedikasi antipiretik dan
antihistamin. Shelf life umumnya 6 sampai 72 jam tergantung pada kebijakan pusat
dimana trombosit tersebut didapatkan. Periksa hitung trombosit pada 1 dan 24 jam
setelah pemberian.
Indikasi :
a) Pasien dengan trombositopenia (karena penurunan trombosit, peningkatan
pemecahan trombosit)
b) Pasien dengan leukemia dan marrow aplasia.
6. Fresh Frozen Plasma (FFP)
Komponen ini digunakan untuk memperbaiki dan menjaga volume akibat
kehilangan darah akut. Komponen ini mengandung semua faktor pembekuan darah
(faktor V, VIII, dan IX). Pemberian dilakukan secara cepat, pada pemberian FFP
dalam jumlah besar diperlukan koreksi adanya hypokalsemia, karena asam sitrat
dalam FFP mengikat kalsium. Shelf life 12 bulan jika dibekukan dan 6 jam jika
sudah mencair. Perlu dilakukan pencocokan golongan darah ABO dan Rh.
Indikasi :
a) Pencegahan perdarahan postoperasi dan syok
b) Pasien dengan defisiensi faktor koagulasi yang bisa ditentukan
c) Klien dengan penyakit hati dan mengalami defisiensi faktor pembekuan.

7. Albumin 5% dan Albumin 25%


Komponen ini terdiri dari plasma protein, digunakan sebagai ekspander
darah dan pengganti protein. Komponen ini dapat diberikan melalui piggybag.
Volume yang diberikan bervariasi tergantung kebutuhan pasien. Hindarkan untuk
mencampur albumin dengan protein hydrolysate dan larutan alkohol.
Indikasi : pasien yang mengalami syok karena luka bakar, trauma, pembedahan atau
infeksi. Pasien yang terapi hyponatremi.

2.3. Manfaat komponen darah

Komponen darah diberikan melalui transfusi dimaksudkan agar transfusi


tepat guna, pasienmemperoleh hanya komponen darah yang diperlukan,
mengurangi reaksi transfusi, mengurangi volumetransfusi, meningkatkan efisiensi
penggunaan darah, serta memungkinkan penyimpanan komponen darahpada suhu
simpan optimal.

2.4. Indikasi

a. Sel darah merah


Indikasi satu-satunya untuk transfusi sel darah merah adalah kebutuhan untuk
memperbaikipenyediaan oksigen ke jaringan dalam jangka waktu yang singkat.

1. Kehilangan darah yang akut, jika darah hilang karena trauma atau pembedahan,
maka baikpenggantian sel darah merah maupun volume darah dibutuhkan.

2. Transfusi darah prabedah diberikan jika kadar Hb 80 g/L atau kurang.

3. Anemia yang berkaitan dengan kelainan menahun, seperti penderita penyakit


keganasan, artritisreumatoid, atau proses radang menahun yang tidak berespon
terhadap hematinik perlu dilakukantransfusi.

4. Gagal ginjal, anemia berat yang berkaitan dengan gagal ginjal diobati dengan
transfusi sel darahmerah maupun dengan eritropoetin manusia rekombinan.

5. Gagal sumsum tulang karena leukemia, pengobatan sitotoksik, atau infiltrat


keganasanmembutuhkan transfusi sel darah merah dan komponen lain.

6. Penderita yang tergantung transfusi seperti pada talasemia berat, anemia aplastik
dan anemiasideroblastik membutuhkan transfusi secara teratur.

7. Penyakit sel bulan sabit, beberapa penderita ini juga membutuhkan transfusi
secara teratur,terutama setelah stroke.

Indikasi lain untuk transfusi pengganti pada penyakit hemolitik neonatus, malaria
berat karena plasmodium falciparum dan septikemia meningokokus.

b. Indikasi untuk transfusi trombosit adalah

1. Gagal sumsum tulang yang disebabkan oleh penyakit atau pengobatan


mielotoksik.

2. Kelainan fungsi trombosit, yaitu berupa kelainan fungsi trombosit yang


diturunkan sepertipada penyakit Glanzmann, sindrom Bernard-Soulier, dan
defisiensi tempat penyimpanantrombosit. Penderita defek fungsi trombosit yang
didapat, sekunder terhadap mieloma,paraproteinemia dan uremia.
3. Trombositopenia akibat pengenceran yang sekunder terhadap transfusi masif
atau transfusipengganti, dan penderita mengalami perdarahan.

4. Pintas kardiopulmoner, baik selama atau setelahnya perdarahan dapat terjadi


karenatrombositopenia akibat pengenceran, begitu juga karena gangguan fungsi
trombosit.

5. Purpura trombositopenia autoimun, walaupun kemungkinan tidak efektif karena


trombosityang ditransfusikan hancur oleh autoantibodi yang sirkulasi.

2.5. Komplikasi transfusi

Komplikasi transfusi terbagi menjadi lokal dan umum.

Komplikasi lokal yaitu :

 Kegagalan memilih vena.


 Fiksasi vena yang tidak baik.
 Problem ditempat tusukan.
 Vena pecah selama menusuk.

Komplikasi umum yaitu :

 Reaksi-reaksi transfusi.
 Penularan atau transmisi penyakit infeksi.
 Sensitisasi imunologis
 Transfusi haemochromatosis.

2.6. Reaksi transfuse

1. Reaksi pyrogenik dapat timbul selama atau setelah transfusi, reaksi khas
berupapeningkatan temperatur antara 38°C-40°C. Bisa disertai dengan
menggigil, kemerahan,kegelisahan dan ketegangan, jika transfusi dihentikan
reaksi dan kegelisahan akan hilang.Pyrogen mungkin terdapat dalam material
yang ditransfusikan atau dari alat yang dipakai untuktransfusi. Pyrogen
merupakan produk metabolisme bakteri.

2. Reaksi alergi terdiri dari 2 mekanisme yaitu antigen dari donor dan antibodi
dalam serumorang sakit bereaksi, antibodi dalam serum donor yang secara
pasif ditransfer pada pasien beredardengan antigen yang ada pada pasien.
Antigen mungkin terdapat pada sel darah putih atautrombosit atau pada
plasma donor.

3 Reaksi alergi :- Anafilaksis dengan gejala syok disertai atau tanpa pireksia,
dapat terjadi kegagalan sirkulasiprimer akut, nadi cepat, tekanan darah turun,
pernapasan berat.

- Urtikaria bersifat umum, reaksi berat dapat timbul asma, peningkatan


temperatur, menggigil,sakit kepala, nausea, muntah dan pernapasan berat.

- Pireksia sulit dibedakan dengan reaksi pirogen.

3. Sirkulasi yang overload terjadi karena setelah pemberian yang cepat dan
banyak terutamakarena tambahan cairan koloid dan seluler, terjadi terutama
pada penderita anemia, kelainanjantung atau degenerasi pembuluh darah.
Reaksi demam dapat mendahului reaksi muatansirkulasi berlebih.

4. Reaksi hemolitik terjadi setelah transfusi darah inkompatibel, reaksi yang


diakibatkanoleh transfusi darah yang sudah hemolisis invitro. Mekanisme
kerusakan sel darah merah nonimunologis/kerusakan invitro.

5. Reaksi darah yang terkontaminasi bakteri khas dengan tanda kenaikan


temperatur sampai42°C, gangguan sirkulasi perifer, hypotensi dan nadi cepat.

6. Intoksikasi citrat akibat pengumpulan citrat dalam darah dan pengurangan


ion calcium,citrat diekskresikan oleh ginjal dan dimetabolisme dalam hepar,
dapat terakumulasi dalam darahselama transfusi pasien dengan penyakit liver
dan ginjal yang berat dan dapat terjadi gagal jantung.
2.7 Donor Darah
Donor darah adalah orang yang memberikan darah secara sukarela untuk
maksud dan tujuan transfuse darah bagi orang lain yang membutuhkan. Syarat –
syarat seseorang yang dapat menjadi pendonor darah, yaitu :

1. Umur 17 – 60 tahun (pada usia 17 tahun diperbolehkan mendonor darah bila


mendapat izin tertulis dari orang tua. Sampai usia tahun donor masih dapat
menyumbangkan darahnya dengan jarak penyumbangan 3 bulan atas
pertimbangan dokter).
2. Berat badan 50 kg atau lebih
3. Temperature tubuh : 36,5-37,5oC
4. Kadar Hemoglobin 12,5 g/dl atau lebih
5. Tekanan darah (terendah 90/50 mmHg dan tertinggi 180/100 mmHg)
6. Nadi 50-100 x/menit teratur
7. Tidak berpenyakit jantung, hati, paru-paru, ginjal, kencing manis, penyakit
perdarahan, kejang, kanker, penyakit kulit kronis.
8. Tidak hamil, menyusui, menstruasi (bagi wanita)
9. Bagi donor tetap, penyumbangan 5 (lima) kali setahun
10. Kulit lengan donor sehat
11. Tidak menerima transfuse darah/komponen darah 6 bulan terakhir
12. Tidak menderita penyakit infeksi, malaria, hepatitis, HIV/AIDS
13. Bukan pencandu alkohol/narkoba
14. Tidak mendapat imunisasi dalam 2/4 bulan terakhir
15. Beritahu petugas bila makan aspirin dalam 3 hari terakhir
16. Jumlah penyumbangan pertahun paling banyak 5 kali, dengan jarak
penyumbangan sekurang-kurang 3 bulan. Keadaan ini harus sesuai dengan
keadaan umum donor.
BAB III
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis


darah dari satu orang ke sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah
berhubungan dengan kondisi medis seperti kehilangan darah dalam jumlah besar
disebabkan oleh trauma, operasi, syok, dan tidak berfungsinya organ pembentuk sel
darah merah. Dalam pemberian darah harus diperhatikan kondisi pasien, kemudian
kecocokan darah melalui nama pasien, label darah, golongan darah, dan periksa
warna darah (terjadi gumpalan atau tidak), homogenitas (bercampur rata atau
tidak).
Tujuan transfuse darah yaitu :
1. Meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah pembedahan, trauma, atau
perdarahan).
2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar
hemoglobin pada klien anemia berat
3. Memberikan komponen selular tertentu sebagai terapi sulih (misal faktor
pembekuan untuk membantu mengontrol perdarahan pada pasien hemophilia.
DAFTAR PUSTAKA

http://jdokter.com/index.php?option=com_content&task=view&id=864&Itemid=
27http://merahputihevent.wordpress.com/2010/03/24/transfusi-
darah/http://samadaranta.blogspot.com/2011/11/makalah-transfusi-
darah.htmlhttp://majalahkesehatan.com/sekilas-tentang-tekanan-darah-rendah-
atau-hipotensi/http://www.scientisthomeind.com/pages/8/analisa-tes-darah.html

Anda mungkin juga menyukai