• Proses pembentukan
fibrin, terbagi atas 3
tahap
PENGATURAN SISTEM KOAGULASI
I. Zat yang terdapat dalam tubuh
• Anti-trombin-3 : meng-inaktivasi trombin, VIIa,IXa, Xa,
XIa, XIIa, Plasmin, Kalikrein
• Protein-C : memecah faktor Va dan VIIIa
• Alfa 2 makroglobulin : enzim proteolitik memecah
Trombin & Kalikrein
• C-1 Inhibitor : menginaktifasi XIa, XIIa, Kalikrein
• Alfa-1-Antitripsin : menginaktifasi trombin, XIa, Kalikrein
& HMWK
15
II. ALIRAN DARAH :
Menghilangkan/mengencerkan faktor pembekuan aktif
dari tempat luka.
Sel RES di hati membersihkan Fibrin & tromplastin
jaringan,
Hepatosit akan menghilangkan VIIa, IXa dan Xa
16
III. Produk dari proses Fibrinolisis
1. PLASMIN : memecah Fibrin, Fibrinogen, Faktor V
dan VIII
2. FDP (fibrin degradation product) : merupakan
competitive inhibitor terhadap Trombin dan Fibrin
Polimer
IV. Inhibitor Plasmin/Anti Plasmin
1. Alfa-2–Plasmin inhibitor/Alfa-2–Anti
Plasmin
2. Alfa-2-Makroglobulin
3. Alfa-1-Antitripsin
4. Anti Trombin-3 (AT-III)
18
TES PENYARING UNTUK KELAINAN KOAGULASI :
19
BLEEDING TIME
• Bleeding time adalah tes kasar hemostasis (penghentian perdarahan). Hal ini
menunjukkan seberapa baik trombosit berinteraksi dengan dinding pembuluh darah
untuk membentuk bekuan darah.
• Bleeding time paling sering digunakan untuk mendeteksi cacat kualitatif trombosit,
seperti penyakit Von Willebrand. Tes ini membantu mengidentifikasi orang yang
memiliki disfungsi trombosit. Ini adalah kemampuan darah untuk membeku setelah
luka atau trauma.
• Uji waktu perdarahan atau bleeding time biasanya digunakan pada pasien yang
memiliki riwayat perdarahan berkepanjangan setelah terluka, atau yang memiliki
riwayat keturunan gangguan perdarahan. Selain itu, Uji waktu perdarahan kadang-
kadang dilakukan sebagai tes pra operasi untuk menentukan respon perdarahan
yang mungkin terjadi selama dan setelah operasi. Namun, pasien yang tidak
memiliki riwayat masalah perdarahan, atau yang tidak memakai obat anti-inflamasi,
uji waktu perdarahan biasanya tidak diperlukan.
• Tes masa perdarahan ada 2 cara yaitu
1. Metode Duke dengan nilai rujukan 1–3 menit.
2. Metode Ivy, kepekaan metode Ivy lebih baik, dengan nilai
rujukan I-7 menit.
METODE IVY
• Metode Ivy adalah format tradisional untuk tes bleeding time.
Dalam metode ivy tekanan darah manset diletakkan di lengan
atas dan meningkat sampai 40 mmHg. Sebuah pisau bedah
atau sesuatu yang digunakan untuk melakukan tusukan di
lengan bagian bawah. Pisau otomatis pegas paling umum
digunakan untuk membuat potongan berukuran standar.
Waktu dari ketika menusuk luka dibuat sampai perdarahan
semua telah berhenti diukur dan disebut waktu perdarahan (
bleeding time), setiap 30 detik kertas saring digunakan untuk
membersihkan darah.
PROSEDUR KERJA
• ANALTIK
1. Persiapan pasien:tidak memerlukan persiapan khusus.
2. Persiapan sample: darah kapiler.
3. Prinsip:Dibuat perlukaan standar pada permukaan volar
lengan bawah , lamanyaperdarahan diukur.
4. Alat dan bahan: Tensimeter Disposable lanset steril
dengan ukuran lebar 2 mm dan 3 mm, Stop watch, Kertas
saring bulat, Kapas alkohol.
• Analitik Cara kerja:
1. Pasang manset tensimeter pada lengan atas dan pompakan tensi metersampai 40 mm
Hg selama pemeriksaan .
2. Desinfeksi permukaan volar lengan bawah dengan kapas alkohol 70 % .
3. Pilih daerah kulit yang tidak ada vena superfisial, kira-kira 3 jari dari lipatansiku.
4. Rentangkan kulit dan lukailah dengan lebar 2 mm dalam 3mm.5)Tepat pada saat
terjadi perdarahan stop watch dijalankan.6)Setiap 30 detik hapuslah bintikdarah yang
keluar dari luka hindari jangansampai menutup luka.7)Bila perdarahan berhenti
(diameter <1 mm) hentikan stop watch dan lepas-kan manset tensimeter.8)Catat waktu
perdarahan dengan pembulatan 0,5 menit.
• Catatan :
1. Bila perdarahan sampai 15 menit belum berhenti tekanlah lukanya . Tes diu-langi lagi
terhadap lengan lainnya . Bila hasilnya sama , hasil dilaporkan bahwamasa
perdarahan > 15 menit.
2. Kesulitan dalam membuat luka yang standar . Jika hasil < 2 menittes diulang.
• Pasca Analitik
1. Nilai rujuk : 1–7 menit.
METODE DUKE
• Metode duke dibuat dikuping telinga atau ujung jari yang
ditusuk untuk menyebabkan perdarahan, seperti dalam
metode Ivy tes ini waktunya dari awal perdarahan sampai
perdarahan benar-benar berhenti. Kerugian dari metode
duke adalah bahwa tekanan pada kapiler darah didaerah
menusuk tidak konstan dan hasil yang dicapai kurang
daapat diandalkan. Keuntungan dari metode ini adalah
bekas luka tidak tetap, sedangkan metode lain dapat
mennimbulkan bekas luka.
PROSEDUR KERJA
• pasien untuk tes ini. Daerah yang akan ditusuk harus dibersihkan
dengan alkohol.Alkohol harus ditinggalkan dikulit cukup lama untuk
membunuh bakteri pada tempatluka. Alkohol harus dikeluarkan
sebelum menusuk lengan karena alkohol akanberdampak buruk
hasil tes oleh pembekuan menghambat.
• Pra Analitik.
1. Persiapan Pasien: tidak memerlukan persiapan khusus.
2. Persiapan sample: darah kapiler.
3. Prinsip: Dibuat luka standar pada daun telinga , lamanya perdarahan
sampai berhenti dicatat.
4. Alatdan bahan: Disposable Lanset steril, Kertas saring bulat , Stop
Watch, Kapas Alkohol.
• AnalitikCara kerja
1. Desinfeksi daun telinga dengan kapas alkohol , biarkan mengering.
2. Buat luka dengan disposable lanset steril panjang 2 mm dalam 3
mm.sebagai pegangan pakailah kaca objek dibalik daun telinga dan
tepat padasaat darah keluar jalankan stop watch.
3. Setiap 30 detik darah yang keluar diisap dengan kertas saring
bulattetapi jangan sampai menyentuh luka.
4. Bila perdarahan berhenti, hentikan stop watch dan catatlah
waktuperdarahan
• Catatan
Bila perdarahan 10 menit, hentikan perdarahan dengan menekanluka
dengan kapas alkohol . Dianjurkan untuk diulang dengan carayang sama
atau dengan metode Ivy. b)Digunakan untuk bayi dan anak–
anak.c)Kepekaannya kurang.
• Pasca Analitik.
1. Nilai rujukan : 1–3 menit
CLOTTING TIME
• Clotting Time adalah waktu yang di perlukan darah untuk
membeku atau waktu yang di perlukan saat pengambilan darah
sampai saat terjadinya pembekuan. Hal ini menunjukkan
seberapa baik platelet berinteraksi dengan dinding pembuluh
darah untuk membentuk pembekuan darah.
• Dalam bidang tes koagulasi, Clotting time adalah salah satu yang
paling prosedural sederhana. Setelah membebaskan plasma dari
seluruh darah dengan sentrifugasi, Trombin yang ditambahkan
pada sampel plasma. bekuan ini terbentuk dan terdeteksi optikal
atau mekanis dengan alat koagulasi. Waktu antara penambahan
trombin dan pembentukan gumpalan dicatat sebagai Clotting time
THROMBIN TIME
• Prothrombin merupakan protein yang dihasilkan hati
untuk membekukan darah. Produksi prothrombin
dipengaruhi oleh konsumsi dan penyerapan vitamin K
yang adekuat. Selama proses pembentukan clot,
prothrombin dipecah menjadi thrombin. Selanjutnya
thrombin akan memecah fibrinogen menjadi fibrin clot.
Kadar prothrombin di darah dapat berkurang pada
pasien-pasien dengan penyakit hati.
• Thrombin time digunakan sebagai tes untuk mengetahui adanya kelainan pada tingkatan
fibrinogen/fibrin pada proses koagulasi. Prothrombin time secara langsung menunjukkan defek
potensial pada tingkat II mekanisme pembentukan clot (jalur extrinsic) melalui analisis kemampuan
membentuk clot dari faktor-faktor koagulasi lain yaitu prothrombin, fibrinogen, faktor V, faktor VII, dan
faktor X. Kekurangan prothrombinjuga dapat digunakan untuk memantau keadan-keadaan seperti
disfibrinogenemia, efek heparin dan coumarin, gangguan fungsi hati, dan defisiensi vitamin K.
• Tes ini dapat mendeteksi DIC dan hypofibrinogenemia dan mungkin juga dapat digunakan untuk
memantau terapi streptokinase. Tes ini sebenarnya mengukur waktu yang dibutuhkan plasma untuk
membentuk clot ketika thrombin ditambahkan. Normalnya, clotakan segera terbentuk, jika tidak maka
terjadi defisiensi tingkat III pada proses koagulasi.
• Nilai normalnya 11,0-13,0 detik. Nilai theurapeutic nya pada rasio pasien : kontrol adalah 2.0-2.5.
Kisaran nilai theurapuetic nya dapat dilihat pada tabel 2.
Cara pemeriksaannya yaitu:
1. Ambil darah vena sampel sebanyak 5 ml (dengan tehnik
dua tabung) masukkan ke dalam tabung yang
mengandung antikoagulan (sodium citrate).
2. Tabung yang digunakan berupa tabung vakum sehingga
mempertahankan kadarprothrombin stabil pada suhu
ruangan selama 12 jam.
Kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan
kenaikan nilai PT antara lain :
• Defisiensi faktor II (prothrombin), V, VII, atau X
• Defisiensi vitamin K, bayi-bayi dengan ibu yang kekurangan vitamin K.
• Penyakit hati (seperti hepatitis karena alkohol), kerusakan hati.
• Terapi antikoagulan dengan warfarin (Coumadin).
• Penyumbatan kantung empedu.
• Penyerapan lemak yang buruk (contohnya sprue, celiac disease, diare
kronis).
• Terapi dengan antikoagulan heparin h. DIC i. Hypofibrinogenemia (defisiensi
faktor I).
• Bayi premature.
ACTIVATE PARTIAL THROMBOPLASTIN
• Activated Partial Thromboplastin Time (aPTT) merupakan tes untuk
memantau jalur intrinsik dari proses koagulasi (Faktor XII,XI, IX, VIII, V, II, I,
prekallikrein, high molecular weight kininogen). Jalur ini dirangsang oleh
interaksi antara Faktor XII dengan permukaan bermuatan negatif. Tes ini
dapat digunakan untuk mengetahui kelainan kongenital dan bawaan pada
jalur intrinsik proses koagulasi dan juga untuk memantau pasien-pasien
dengan penggunaan heparin.
• Nilai normal aPTT berkisar antara 24-37 detik. Nilai aPTT dapat memanjang
pada individu usia muda dan dapat memendek pada populasi usia tua. Pada
pasien yang menggunakan terapi heparin nilai aPTT 2-2.5 kali nilai normal
Penggunaan klinis dari aPTT antara lain :
1. Mengetahui adanya kekurangan atau kelainan yang
herediter atau didapat pada jalur intrinsik dan common
pathway dari proses koagulasi (Faktor XII, XI, IX, VIII,
prekallikrein, high molecular weight kininogen)
2. Memantau penggunaan terapi antikoagulan heparin.
3. Mendeteksi adanya penghambat proses koagulasi
(coagulation inhibitor) contohnya lupus anticoagulant.
4. Memantau terapi pengganti faktor koagulasi pada
pasien hemophilia.
• Nilai aPTT meningkat diatas nilai normal pada keadaan
defisiensi faktor intrinsik < 40% baik yang dibawa dari
lahir atau pun didapat, lupus anticoagulant, atau adanya
inhibitor spesifik dari faktor-faktor koagulasi jalur intrinsik.
Penyebab lain meningkatnya nilai aPTT termasuk
penyakit hati, DIC, terapi antikoagulan atau heparin, atau
pengambilan spesimen yang tidak tepat (contohnya
plebotomi traumatic).
THROMBIN TIME
• Thrombin time digunakan sebagai tes untuk mengetahui adanya kelainan pada
tingkatan fibrinogen/fibrin pada proses koagulasi. Tes ini dapat mendeteksi DIC
dan hypofibrinogenemia dan mungkin juga dapat digunakan untuk memantau
terapi streptokinase. Tes ini sebenarnya mengukur waktu yang dibutuhkan
plasma untuk membentuk clot ketika thrombin ditambahkan. Normalnya,
clotakan segera terbentuk, jika tidak maka terjadi defisiensi tingkat III pada
proses koagulasi.
• Nilai normalnya 7.0-12.0 detik.
• Cara pemeriksaan dengan mengambil sampel darah vena sebanyak 7 ml dan
dimasukkan ke dalam tabung yang berisi sodium citrate.Pastikan spesimen
diperiksa dalam 2 jam, atau harus dibekukan.
• Nilai TT yang memanjang ditemukan pada keadaan :
1. Hypofibrinogenemia.
2. Terapi yang menggunakan heparin atau sejenisnya.
3. DIC
4. Uremia.
5. Penyakit hati kronis
• Sedangkan nilai TT yang memendek ditemukan pada keadaan :
– Hyperfibrinogenemia
– Peningkatan Hct (>55%)
ANTIKOAGULAN
ANTIKOAGULAN
• Antikoagulan adalah obat yang digunakan untuk mencegah
pembekuan darah dengan jalan menghambat pembekuan atau
menghambat beberapa faktor pembekuan darah.
• Digunakan untuk mencegah pembekuan darah dengan jalan
menghambat pembentukan atau menghambat fungsi beberapa
faktor pembekuan darah. Atas dasar tersebut antikoagulan
diperlukan untuk mencegah terbentuk dan meluasnya
thrombus dan emboli serta untuk mencegah bekunya darah di
in vitro pada pemeriksan laboratorium dan tranfusi.
• Antikoagulan mengurangi kecenderungan terbentuknya bekuan
darah dengan cara mencegah aksi dari faktor pembekuan.
Antikoagulan dapat dibagi dalam 3
kelompok, yaitu :
1. Heparin
2. Antikoagulan Oral
3. Antikoagulan pengikat ion kalsium
HEPARIN
• Heparin endogen merupakan suatu mukopoli sakarida yang mengandung sulfat,
zat ini disintesa di dalam sel mast yang banyak terdapat dalam paru.
• Mekanisme kerja : Mengikat antitrombin III membentuk kompleks yang berafinitas
lebih besar dari antitrombin III sendiri terhadap beberapa faktor pembekuan darah
aktif terutama trombin dan faktor Xa.
• Sacara fisiologis
peranan heparin belum diketahui, tetapi penglepasan ke dalam darah secara tiba-
tiba pada syok anafilaktik, heparin berperan dalam reaksi imunologik.
• Efek dari pemberian heparin akan menekan kecepatan sekresi aldosteron,
meningkatkan kadar tiroksin bebas dalam plasma, menghambat activator
fibrinolitik, menghambat penyembuhan luka, menekan imunitas seluler, menekan
reaksi hospes terhadap mikroorganisme dan mempercepat penyembuhan luka
bakar.
ANTIKOAGULAN ORAL
• Antikoagulan oral merupakan antagonis vit K, dimana vit K sebagai
kofaktor yang berperan dalam aktivasi faktor pembekuan darah II,
VII,IX dan X yaitu yang mengubah residu asam glutamate menjadi
residu asam gamakarboksiglutamat.
Respon terhadap antikoagulan oral dapat dipengaruhi oleh banyak
faktor, seperti asupan vit K, banyaknya lemak dalam makanan yang
dikonsumsi, interaksi dengan obat lain. Obat- obat yang dapat
mengurangi respon terhadap antikoagulan oral antara lain
barbiturate, glutetimid dan rifampisin.
• Contoh Obat :
natrium warfarin (oral,IV) , Dikumarol, Clopidogrel
PENGGUNAAN ANTIKOAGULAN ORAL
• Antikoagulan oral efektif mencegah tromboembolisme
vena primer dan sekunder, pencegahan embolisme
sistemik pada katup jantung prostetik atau fibrilasi atrium
pencegahan stroke, infark kambuhan, kematian pada
infark miokardium akut
ANTIKOAGULAN MENGIKAT ION
KALSIUM
• Natrium sitrat dalam darah akan mengikat kalsium menjadi
kompleks kalsium sitrat,bahan ini banyak digunakan dalam
darah untuk tranfusi karena tak ada efektoksiknya. Asam
oksalat dan senyawanya digunakan untuk antikoagulan in
vitro,sebab terlalu toksik untuk penggunaan in vivo.
Penggolongan Antikoagulan dan Interaksi
Interaksi Mekanisme Jenis Level Kemaknaan Rekomendasi
Interaksi
(FK/FD)
Heparin+aspirin -> Menghambat faktor FD 5 dengan Memonitor parameter
meningkatkan efek pembekuan darah dokumentasi 4(well pembekuan darah.
koagulan establish)
Warfarin + aloe vera -> Aloe vera sebagai laxativ FK 2 (caution) 1. Monitor INR
efek antikoagulan akan mempercepat dokumentasi 2 2. Hindari penggunaan
meningkat pengosongan lambung (Limited) laksatif
sehingga vitamin K dari
makanan akan sedikit
terserap->hipokalium ,
efek antikoagulan
meningkat.