Infark miokardium
Infark transmural
Ketidakseimbangan Infark subendokardial
kebutuhan oksigen
Gangguan
Peningkatan pertukaran gas
metabolisme anaerob, Produksi asam laktat
pH
Nyeri
Angina pektoris
Acute coronary syndrome adalah istilah untuk tanda-tanda klinis dan gejala iskemia miokard:
angina stabil, non-ST-segmen elevasi miokard infark, dan elevasi ST-segmen infark miokard.
Etiologi Etiologi
2. Faktor penyebab 1. Faktor predisposisi
a. Suplai oksigen ke miocard berkurang a. Faktor resiko biologis yang tidak dapat
yang disebabkan oleh 3 faktor : diubah :
1) Faktor pembuluh darah : 1) Usia > 40 tahun
Aterosklerosis. 2) Jenis kelamin : insiden pada pria,
Spasme sedangkan pada wanita meningkat
Arteritis 3) setelah menopause
2) Faktor sirkulasi : 4) Hereditas
Hipotensi 5) Ras : lebih tinggi insiden pada kulit
Stenosis aorta hitam.
Insufisiensi b. Faktor resiko yang dapat diubah :
3) Faktor darah : 1) Mayor :
Anemia a) Hiperlipidemia
Hipoksemia b) Hipertensi
Polisitemia c) Merokok
b. Curah jantung yang meningkat : d) Diabetes
1) Aktifitas berlebihan e) Obesitas
2) Emosi f) Diet tinggi lemak jenuh, kalori
3) Makan terlalu banyak 2) Minor:
4) Hypertiroidisme a) Inaktifitas fisik
c. Kebutuhan oksigen miocard meningkat b) Pola kepribadian tipe A
pada : (emosional, agresif, ambisius,
1) Kerusakan miocard kompetitif).
2) Hypertropi miocard c) Stress psikologis berlebihan.
3) Hypertensi diastolik
Manifestasi klinis
1. Nyeri :
a. Gejala utama adalah nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak mereda, biasanya
dirasakan diatas region sternal bawah dan abdomen bagian atas.
b. Keparahan nyeri dapat meningkat secara menetap sampai nyeri tidak tertahankan lagi.
c. Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar ke bahu dan terus ke bawah
menuju lengan (biasanya lengan kiri).
d. Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan emosional), menetap
selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan bantuan istirahat atau nitrogliserin.
e. Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.
f. Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaphoresis berat, pening atau kepala terasa
melayang dan mual muntah.
g. Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat karena neuropati yang
menyertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor.
2. Pada ACS dapat ditemukan juga sesak napas, diaphoresis, mual, dan nyeri epigastrik.
3. Perubahan tanda vital, seperti takikardi, takipnea, hipertensi, atau hipotensi, dan penurunan saturasi oksigen
(SAO 2) atau kelainan irama jantung
Pemeriksaan diagnostik
1. EKG
a. STEMI : Perubahan pada pasien dengan Infark Miokard Akut, meliputi : hiperakut T, elevasi segmen ST yang
diikuti dengan terbentuknya Q pathologis, terbentuknya bundle branch block/ yang dianggap baru. Perubahan
EKG berupa elevasi segment ST = 1 mm pada 2 sadapan yang berdekatan pada limb lead dan atau segment elevasi =
2 mm pada 2 sadapan chest lead.
b. NSTEMI : Perubahan EKG berupa depresi segment ST = 1 mm pada 2 sadapan yang berdekatan pada limb lead dan
atau segment depresi = 2 mm pada 2 sadapan chest lead.
2. Enzim Jantung, yaitu :
a. CKMB : dapat dideteksi 4-6 jam pasca infark, mencapai puncaknya pada 24 jam pertama, kembali normal setelah 2-
3 hari.
b. Troponin T : spesifik untuk kerusakan otot jantung, dapat dideteksi 4-8 jam pasca infark.
c. LDH : dapat dideteksi 24-48 jam pasca infark, mencapai puncaknya setelah 3-6 hari, normal setelah mencapai
8-14 hari.
Pemeriksaan diagnostik
3. Elektrolit.
Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan kontraktilitas, misalnya hipokalemi, hiperkalemi.
4. Sel darah putih
Leukosit ( 10.000 – 20.000 ) biasanya tampak pada hari ke-2 setelah IMA berhubungan dengan proses
inflamasi.
5. Kecepatan sedimentasi
Meningkat pada hari ke-2 dan ke-3 setelah IMA , menunjukkan inflamasi.
6. AGD
Dapat menunjukkan hypoksia atau proses penyakit paru akut atau kronis.
7. Kolesterol atau Trigliserida serum
Meningkat, menunjukkan arteriosklerosis sebagai penyebab IMA.
8. Rontgen Dada
Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK atau aneurisma ventrikuler.
9. Ekokardiogram
Dilakukan untuk menentukan dimensi serambi, gerakan katup atau dinding ventrikuler dan konfigurasi atau
fungsi katup.
10. Pemeriksaan pencitraan nuklir
a. Talium : mengevaluasi aliran darah miokard dan status sel miokard misal lokasi atau luasnya AMI.
b. Technetium : terkumpul dalam sel iskemi di sekitar area nekrotik
11. Pencitraan darah jantung (MUGA)
Mengevaluasi penampilan ventrikel khusus dan umum, gerakan dinding regional dan fraksi ejeksi (aliran
darah).
12. Angiografi coroner
Menggambarkan penyempitan atau sumbatan arteri koroner. Biasanya dilakukan sehubungan dengan
pengukuran tekanan serambi dan mengkaji fungsi ventrikel kiri (fraksi ejeksi). Prosedur tidak selalu dilakukan
pad fase AMI kecuali mendekati bedah jantung angioplasty atau emergensi.
13. Nuklear Magnetic Resonance (NMR)
Memungkinkan visualisasi aliran darah, serambi jantung atau katup ventrikel, lesivaskuler, pembentukan plak,
area nekrosis atau infark dan bekuan darah.
14. Tes stress olah raga
Menentukan respon kardiovaskuler terhadap aktifitas atau sering dilakukan sehubungan dengan pencitraan
talium pada fase penyembuhan.
Ada beberapa komplikasi yang dapat ditemukan, antara lain aritmia, kematian mendadak, syok kardiogenik, gagal
jantung ( Heart Failure), emboli paru, ruptur septum ventikuler, ruptur muskulus papilaris dan aneurisma
Ventrikel
DAFTAR PUSTAKA
Doenges M.E., 2002. Rencana Asuhan Keperawatan, edisi ke-3. Jakarta : EGC
Fakultas Kedokteran UI, 2001, Kapita Selekta Kedokteran, editor Arif M. Dkk
edisike-3 jilid 1, Jakarta, Media Aesculapius
Heni Rokaeni, SMIP, CCRN. et. al. 2001. Keperawatan Kardiovaskular.
HarapanKita. Jakarta
Nanda, 2011. Diagnosa Keperawatan, alih bahasa Budi Santosa, Jakarta ; EGC
Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia, 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
,edisi ke-3. jilid 1 Jakarta : FKUI
Price,S.A, 2005, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit, alih bahasa,
Brahm U. Pendit ; editor Huriawati Hartanto Edisi 6 Volume 1, Jakarta ;EGC
Smeltzer, Suzanne C, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth, alih bahasa Agung Waluyo; editor Monica Ester, Edisi ke- 8
Volume 2, Jakarta : EGC
Wilkinson, J, 2006, Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dengan intervensi NIC dan
kriteria hasil NOC, alih bahasa Widyawati, editor Eny M. Edisi ke-7 Jakarta ;
EGC
Udijanti, 2010, Keperawatan Kardiovaskuler, Jakarta ; Salemba Medika
Banjarmasin, Januari 2018
Ners Muda
Annisa Fajriana
Preceptor Akademik
( )