Anda di halaman 1dari 10

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM KOTA BANJAR


Jl. Rumah Sakit No. 5, Telp. (0265) 741032 Fax (0265) 744730Kode Pos 46322 – Kota Banjar
WEBSITE : rsud.banjarkota.go.id
E-mail :rsubanjarjabar@gmail.com/ online : rsu_ kotabanjar@yahoo.co.id

KEPUTUSAN DIREKTUR BLUD RUMAH SAKIT UMUM KOTA BANJAR


NOMOR : 445/ /BLUD RSU/2020

TENTANG
PERUBAHAN ATAS SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR
NOMOR: 445/8847/BLUDRSU/2018 TENTANG KEBIJAKAN AKSES DAN
KESINAMBUNGAN PELAYANAN

DIREKTUR BLUD RUMAH SAKIT UMUM KOTA BANJAR

Menimbang : a. Bahwa kebutuhan asuhan pasien dengan pelayanan yang tersedia di


Rumah Sakit, mengkoordinasikan pelayanan dan merencanakan
pemulangan serta tindakan selanjutnya harus meningkatkan mutu
asuhan pasien dan efesiensi penggunaan sumber daya yang tersedia di
BLUD Rumah Sakit Umum Kota Banjar ;
b. Bahwa proses pemenuhan kebutuhan pelayanan pasien dan kondisinya
lewat screening pada kontak pertama yang dilaksanakan melalui criteria
triage,screening dilakukan untuk membuat suatu keputusan pengobatan,
mengirim atau merujuk pasien ;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada butir
satu dan dua maka perlu ditetapkan dengan keputusan Direktur BLUD
Rumah Sakit Umum Kota Banjar
Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5072);
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran (Lembaran Negara RI tahun 2004 No. 116,
Tambahan lembaran Negara RI No.. 4431);
4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara RI
tahun 2004 No. 53);
5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana diubah untuk kedua kalinya dengan
Undang-undang No. 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara RI Tahun 2004
No. 125, Tambahan Lembaran Negara No. 4437)
6. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1955 tentang Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan (Lembaran Negara RI Tahun 1995 Nomor
67, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3609);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Standar Pelayanan
Minimal (Lembaran Negara RI tahun 2005 Nomor 150, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 4585);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159 tahun
1988 tentang Rumah Sakit
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standar Instalasi Gawat Darurat
(IGD) Rumah Sakit.
11. Peraturan Daerah Pemerintah Kota Banjar Nomor 8 Tahun 2010 tentang
Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Banjar;
12. Surat Keputusan Walikota Banjar Nomor 33 Tahun 2011 tentang Tata
Kelola Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Kota Banjar
13. Surat Keputusan Walikota Banjar Nomor 445/Kpts.146-RSU/2011
tentang Rumah Sakit Umum Banjar dengan status penuh Badan
Layanan Umum.
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR BLUD RUMAH SAKIT UMUM KOTA


BANJAR TENTANG KEBIJAKAN AKSES DAN KESINAMBUNGAN
PELAYANAN
KESATU : Kebijakan Akses dan Kesinambungan Pelayanan pada BLUD Rumah Sakit
Umum Kota Banjar adalah sebagaimana terlampir pada surat Keputusan
ini.
KEDUA : Kebijakan Akses dan Kesinambungan Pelayanan pasien sebagaimana
dimaksud pada diktum KESATU merupakan acuan dan wajib dilaksanakan
oleh seluruh profesional kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada
pasien di BLUD Rumah Sakit Umum Kota Banjar.

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila terdapat
kekeliruan dalam penetapannya akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

.
Lampiran : KEPUTUSAN DIREKTUR BLUD RUMAH SAKIT UMUM
KOTA BANJAR
Nomor : 445/ /BLUD RSU/2020
Tanggal : 20 Juni 2020
Tentang : KEBIJAKAN AKSES DAN KESINAMBUNGAN PELAYANAN
PADA BLUD RUMAH SAKIT UMUM KOTA BANJAR

KEBIJAKAN
AKSES DAN KESINAMBUNGAN PELAYANAN

PEMBERIAN PELAYANAN UNTUK PASIEN


1. Rumah Sakit menetapkan regulasi tentang penerimaan pasien dirawat inap atau
pemeriksaan pasien di rawat jalan sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan pasien yang
telah diidentifikasi sesuai misi serta sumber daya rumah sakit yang ada :
 Skrining dilaksanakan melalui kriteria triage, evaluasi visual atau pengamatan, atau
hasil dari pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik atau diagnostik
imaging sebelumnya
 Skrining dilakukan pada kontak pertama didalam (poliklinik dan IGD) atau di luar
Rumah Sakit (Rujukan dari Fasilitas Kesehatan Tk I atau Rumah Sakit lain)
 Berdasarkan hasil skrining ditentukan apakah kebutuhan pasien sesuai dengan misi
dan sumber daya Rumah Sakit
 Pasien diterima hanya apabila rumah sakit dapat menyediakan kebutuhan pelayanan
rawat inap dan rawat jalan yang tepat
 Ada cara untuk melengkapi hasil tes diagnostik berkenaan dengan tanggung jawab
untuk menetapkan apakahpasien diterima, dipindahkan atau di rujuk
 Skrining dan tes diagnosa yang merupakan standar sebelum penerimaan pasien,
yang meliputi evaluasi visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik atau hasil dari
pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik (DPL, GD, Kreatinin) atau
diagnostic imajing (Thorax foto), EKG sebelumnya
 Pasien tidak dirawat, tidak dipindahkan atau dirujuk sebelum diperoleh hasil tes
yang dibutuhkan sebagai dasar pengambilan keputusan
2. Pasien dengan kebutuhan darurat, sangat mendesak, atau yang membutuhkan
pertolongan segera diberikan prioritas untuk asesmen dan tindakan
 Rumah sakit melaksanakan proses triage dengan menggunakan pedoman
kegawatdaruratan berbasis bukti untuk memprioritaskan pasien dengan kebutuhan
emergensi
 Staf dilatih menggunakan kriteria ini
 Pasien diprioritaskan atas dasar urgensi kebutuhannya
 Pasien emergensi diperiksa dan dibuat stabil sesuai kemampuan rumah sakit dulu
sebelum dirujuk
3. Pada proses admisi pasien rawat inap, dilakukan skrining kebutuhan pasien untuk
menetapkan pelayanan preventif, paliatif, kuratif dan rehabilitatif yang diprioritaskan
berdasar atas kondisi pasien
 Ada pemeriksaan skrining untuk membantu staf mengetahui kebutuhan pasien
 Pemilihan jenis pelayanan atau unit pelayanan sesuai kebutuhan berdasar atas hasil
pemeriksaan skrining
 Kebutuhan pasien yang berkenaan dengan pelayanan preventif, kuratif, rehabilitatif
dan paliatif diprioritaskan
PENDAFTARAN
1. Rumah Sakit menetapkan proses pasien masuk rumah sakit untuk rawat inap dan proses
pendaftaran rawat jalan
 Pendaftaran pasien rawat jalan, pasien rawat inap, pasien gawat darurat, proses
penerimaan pasien gawat darurat ke unit rawat inap, menahan pasien untuk
observasi dan mengelola pasien bila tidak tersedia tempat tidur pada unit yang dituju
maupun seluruh rumah sakit
 Staf memahami dan melaksanakan semua proses sesuai dengan regulasi
2. Saat petugas pendaftaran, pasien dan keluarga pasien dijelaskan tentang rencana
asuhan, hasil yang diharapkan dari asuhan dan perkiraan biaya
 Penjelasan termasuk rencana asuhan dan hasil yang diharapkan didokumentasikan
 Penjelasan yang diberikan dipahami oleh pasien atau keluarga untuk membuat
keputusan
3. Rumah sakit menetapkan proses mengelola alur pasien di seluruh bagian rumah sakit
 Proses untuk mengatur alur pasien di rumah sakit, termasuk :
- Ketersediaan tempat tidur rawat inap
- Perencanaan fasilitas alokasi tempat, peralatan, utilitas, teknologi, teknologi
medis dan pebutuhan lain untuk mendukung penempatan sementara pasien
- Perencanaan tenaga untuk menghadapi penumpukan pasien di beberapa lokasi
sementara dan atau pasien yang tertahan di unit darurat
- Alur pasien di daerah pasien menerima asuhan, tindakan dan pelayanan (seperti
unit rawat inap, laboratorium, kamar operasi, radiologi dan unit pasca-anestesi)
- Efesiensi pelayanan nonklinis penunjang asuhan dan tindakan kepada pasien
(seperti kerumahtanggaan dan transportasi)
- Pemberian pelayanan ke rawat inap sesuai kebutuhan pasien
- Akses pelayanan yang bersifat mendukung (seperti keagamaan atau bantuan
spiritual dan sebagainya)
 Dilakukan evaluasi terhadap pengaturan alur pasien secara berkala dan
melaksanakan upaya perbaikan
4. Penerimaan atau perpindahan pasien ke dan dari unit pelayanan intensif atau pelayanan
khusus ditentukan dengan kriteria yang telah ditetapkan:
 Kriteria masuk atau pindah dari pelayanan intensif atau pelayanan khusus
dijabarkan dalam prosedur yang telah ditetapkan
 Dokter yang berkompeten harus melakukan penilaian untuk pasien dapat masuk
atau pindah dari ruang ICU
 Pasien yang memerlukan stabilisasi dilakukan observasi sampai kurun waktu
maksimal 6 jam sebelum ditransfer ke unit pelayanan intensif atau ruang perawatan
 Staf yang kompeten dari unit intensif berwenang menentukan kriteria
 Staf dilatih untuk melaksanakan kriteria
 Catatan medis pasien yang diterima masuk di atau keluar dati unit intensif memuat
bukti bahwa pasien memenuhi kriteria masuk atau keluar
KESINAMBUNGAN PELAYANAN
1. Rumah Sakit menetapkan proses penyusunan perencanaan pemulangan pasien (P3)
dimulai pada asesmen awal rawat inap dan menetapkan kriteria yang
membutuhkan P3
2. Pelaksanaan P3 dicatat direkam medis.
3. Rumah Sakit melaksanakan proses kesinambungan pelayanan di rumah sakit dan
koordinasi diantara profesional pemberi asuhan (PPA) dibantu oleh manajer
pelayanan pasien (MPP)/Case Manager.
 Ada penunjukan MPP dengan uraian tugas antara lain dalam konteks menjaga
kesinambungan dan koordinasi pelayanan bagi individu pasien melalui
komunikasi dengan PPA dan pimpinan unit
 Pasien diskrining untuk kebutuhan pelayanan manajemen pelayanan pasien
 Pasien yang mendapatkan MPP, pencatatannya dilakukan dalam Form MPP
selalu diperbaharui untuk menjamin komunikasi dengan PPA
 Kesinambungan dan koordinasi proses pelayanan didukung dengan
menggunakan perangkat pendukung, seperti rencana asuhan PPA, catatan
MPP, panduan atau perangkat lainnya
 Kesinambungan dan koordinasi dapat dibuktikan di semua tingkat/fase asuhan
pasien
4. Rumah Sakit menetapkan bahwa setiap pasien harus dikelola oleh Dokter
Penanggung Jawa Pelayanan (DPJP) untuk memberikan asuhan kepada pasien.
 Proses pengaturan perpindahan tanggung jawab koordinasi asuhan pasien dari
satu dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) ke DPJP lain, termasuk bila
terjadi perubahan DPJP
 DPJP ditetapkan telah memenuhi proses kredensial, sesuai peraturan
perundang-undangan
 Bila dilaksanakan rawat bersama ditetapkan DPJP Utama sebagai koordinator
asuhan pasien
5. Rumah Sakit menetapkan informasi tentang pasien disertakan pada proses transfer,
termasuk penetapan form transfer yang meliputi :
 Form tersebut memuat indikasi pasien masuk dirawat
 Form tersebut memuat riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
diagnostik
 Form tersebut memuat setiap diagnosis yang dibuat
 Form tersebut memuat setiap prosedur yang dilakukan
 Form tersebut memuat obat yang diberikan dan tindakan lain yang dilakukan
 Form tersebut memuat keadaan pasien pada waktu pindah transfer.
PEMULANGAN DARI RUMAH SAKIT (DISCHARGE) DAN TINDAK LANJUT
1. Rumah Sakit menetapkan proses pemulangan pasien (discharge) dari rumah sakit
berdasar atas kondisi kesehatan pasien dan kebutuhan kesinambungan asuhan atau
tindakan.
 Pemulangan pasien meliputi :
- Kriteria pemulangan pasien
- Kriteria pasien memerlukan P3/discharge planning
- Kriteria pasien yang memerlukan kesinambungan asuhan
- Penetapan form ringkasan pulang yang harus dibuat DPJP sebelum pasien
pulang
 Ada kriteria pasien yang diizinkan untuk keluar meninggalkan rumah sakit selama
periode tertentu
2. Pemulangan pasien yang rencana pemulangannya kompleks (discharge planning)
dimulai sejak awal pasien masuk rawat inap melibatkan semua PPA terkait serta
difasilitasi oleh MPP, untuk kesinambungan asuhan sesuai dengan kondisi kesehatan
dan kebutuhan pelayanan pasien.
3. Pada tindak lanjut pemulangan pasien bila diperlukan dapat ditunjukan kepada fasilitas
kesehatan perorangan maupun institusi yang berada di komunitas dimana pasien berada
yang bertujuan untuk memberikan bantuan pelayanan.
4. Ringkasan pasien pulang (discharge summary) dibuat untuk semua pasien rawat inap,
memuat hal-hal sebagai berikut :
- Indikasi pasien masuk dirawat, diagnosis dan komorbiditas lain
- Temuan fisik penting dan temuan-temuan lain
- Tindakan diagnostik dan prosedur terapi yang telah dikerjakan
- Obat yang diberikan selama diranap dengan potensi efek residual obat tidak
diteruskan dan semua obat yang harus digunakan di rumah
- Kondisi pasien (status present)
- Ringkasan memuat instruksi tindak lanjut, agar dihindari istilah anjuran
5. Ringkasan pasien pulang dibuat sebelum pasien keluar dari rumah sakit oleh DPJP :
- Satu salinan/copy dari ringkasan diberikan kepada tenaga kesehatan yang
bertanggungjawab memberikan tindak lanjut asuhan kepada pasien
- Satu salinan diberikan kepada pasien sesuai regulasi rumah sakit yang mengacu
pada peraturan perundang-undangan yang berlaku
- Satu salinan diberikan kepada penjamin
- Salinan ringkasan berada di rekam medik pasien
6. Pasien rawat jalan yang membutuhkan asuhan yang kompleks atau diagnosis yang
kompleks dibuat catatan tersendiri Profil Ringkas Medis Rawat Jalan (PRMRJ) dan
tersedia untuk PPA.
 Pasien rawat jalan yang asuhannya kompleks meliputi :
- Kriteria diagnosis yang kompleks
- Kriteria asuhan yang kompleks
- Kriteria yang memerlukan Profil Ringkas Medis Rawat Jalan (PRMRJ)
- Cara penyimpanan PRMRJ ditelusur (easy to retriew)
- Informasi penting dalam PRMRJ oleh DPJP
 Proses tersebut dievaluasi untuk memenuhi kebuthan para DPJP dan meningkatkan
mutu serta keselamatan pasien
7. Rumah Sakit menetapkan proses untuk mengelola dan melakukan tindak lanjut pasien
dan memberitahu staf rumah sakit bahwa mereka berniat keluar rumah sakit serta
menolak rencana asuhan medis.
 Pengelolaan pasien rawat jalan dan rawat inap meliputi :
- Menolak rencana asuhan medis (against medical advice/AMA)
- Keluar rumah sakit atas permintaan sendiri (APS). Penghentian pengobatan
 Ada bukti pemberian edukasi kepada pasien tentang risiko medis akibat asuhan
medis yang tidak lengkap
 Ada dokumentasi rumah sakit melakukan pengkajian untuk mengetahui alasan
pasien keluar rumah sakit atas apakah permintaan sendiri, menolak asuhan medis,
atau tidak melanjutkan program pengobatan
8. Rumah Sakit menetapkan proses untuk mengelola pasien yang menolak rencana asuhan
medis yang melarikan diri.
 Ada bukti pelaksanaan asesmen keprawatan untk identifikasi pasien menderita
penyakit yang membahayakan dirinya sendiri atau lingkungan misalnya penyakit
menular, penyakit jiwa dengan kecenderungan bunuh diri atau perilaku agresif
 Rumah Sakit melaporkan kepada pihak yang berwenang bila ada indikasi kondisi
pasien yang membahayakan dirinya atau lingkungannya
RUJUKAN PASIEN
1. Pasien dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan lain berdasar atas kondisi pasien, untuk
memenuhi kebutuhan asuhan berkesinambungan atau sesuai dengan kemampuan
fasilitas kesehatan penerima untuk memenuhi kebutuhan pasien.
 Kewajiban rumah sakit mencari fasilitas pelayanan kesehatan yang sesuai
kebutuhan pasien
 Staf yang bertanggungjawab dalam proses pengelolaan/penyiapan rujukan
 Proses rujukan untuk memastikan pasien dengan aman. Proses ini meliputi :
- Ada staf yang bertanggung jawab dalam pengelolaan rujukan, termasuk untuk
memastikan pasien diterima di rumah sakit rujukan yang dapat memenuhi
kebutuhan pasien
- Selama dalam proses rujukan ada staf yang kompeten sesuai kondisi pasien
yang selalu memonitor dan mencatatnya dalam rekam medis
- Dilakukan identifikasi kebutuhan obat, bahan medis habis pakai, alat kesehatan
dan peralatan medis yang dibutuhkan selama proses rujukan
- Dalam proses pelaksanaan rujukan, ada proses serah terima pasien antara staf
pengantar dan yang menerima
 Ada kerjasama rumah sakit yang merujuk dengan rumah sakit yang menerima
rujukan yang sering dirujuk
 Pasien dan keluarga dijelaskan apabila rujukan yang dibuthkan tidak dapat
dilaksanakan
 Dokumen rujukan berisi :
- nama dari fasilitas pelayanan kesehatan yang menerima rujukan dan nama orang
yang menyetujui menerima pasien
- alasan pasien dirujuk, memuat kondisi pasien, dan kebutuhan pelayanan lebih
lanjut
- prosedur intervensi yang sudah dilakukan
2. Prosedur rujukan dievaluasi dalam aspek mutu dan keselamatan pasien.
3. Proses rujukan didokumentasikan di dalam rekam medis pasien
 Di rekam medis pasien yang pindah dicatat nama rumah sakit tujuan dan nama staf
yang menyetujui penerimaan pasien
 Di rekam medis pasien yang pindah dicatat hal-hal lain yang diperlukan sesuai
dengan kebijakan rumah sakit yang merujuk
 Di rekam medis pasien yang dirujuk dicatat alasan rujukan
 Di rekam medis pasien yang dirujuk dicatat kondisi khusus sehubungan dengan
proses rujukan
 Di rekam medis pasien yang dirujuk dicatat segala perubahan dan kondisi pasien
selama proses rujukan
TRANSPORTASI
1. Rumah Sakit menyedikan transportasi dalam proses merujuk, memindahkan atau
pemulangan, serta pasien rawat inap dan rawat jalan untuk memenuhi kebutuhan
pasien.
 Transportasi pasien meliputi :
- Asesmen kebutuhan transportasi dan peralatan kesehatan sesuai dengan kondisi
pasien, termasuk pasien rawat jalan
- Kebutuhan obat, bahan medis habis pakai, alat kesehatan dan peralatan medis
sesuai dengan kondisi pasien
- Transportasi yang memenuhi persyaratan PPI
- Penanganan pengaduan/keluhan dalam proses rujukan
2. Prasyarat ambulance dilengkapi dengan surat-surat :
- STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan)
- SIM (Surat Izin Mengemudi)

Anda mungkin juga menyukai