DINAS KESEHATAN
DINAS UPTD PUSKESMAS WERGU WETAN
KESEHATAN PUSKESMAS
KABUPATEN KOMPLEK GOR WERGU WETAN KUDUS 59318 WERGU WETAN
KUDUS
Telp.(0291-433453)
TENTANG
PELAYANAN KLINIS DI UPTD PUSKESMAS WERGU WETAN
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Kudus
Pada tanggal : 2 Januari 2023
KEPALA UPTD PUSKESMAS WERGU WETAN,
A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan Standar Operasional
Prosedur (SOP) yang jelas.
2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten yang memenuhi
kriteria sebagai berikut memiliki pelatihan dan/ atau pendidikan
tentang rekam medis.
3. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien.
4. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari cara
identifikasi sebagai berikut: nama pasien dan alamat pasien.
5. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia, dan informasi
lain yang dibutuhkan masyarakat yang meliputi: tarif, jenis
pelayanan, jadwal pelayanan, dan informasi tentang kerjasama
dengan fasilitas kesehatan yang lain beserta nomor telepon yang bisa
di hubungi harus dapat disediakan di tempat pendaftaran.
6. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan
proses pelayanan yang dimulai dari pendaftaran, yang tercantum
dalam General Concent (formulir persetujuan umum yang diajukan
kepada pasien atau keluarga pada saat menerima pelayanan pertama
kali di Puskesmas).
7. Hak-hak pasien meliputi:
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di Puskesmas.
b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
c. Memperoleh pelayanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi.
d. Memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan
standar profesi dan Standar Operasional Prosedur (SOP).
e. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi.
f. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
g. Memilih tenaga kesehatan sesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di Puskesmas.
h. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data- data medisnya.
i. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada
dokter lain yang mempunyai Surat Ijin Praktik (SIP) baik di dalam
maupun luar Puskesmas.
j. Memberikan persetujuan atau menolak atas timdakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang
dideritanya.
k. Mendapatkan informasi yang meliputi:
1) Penyakit yang diderita
2) Tindakan medis yang dilakukan
3) Kemungkinan penyakit sebagai akibat tindakan tersebut
4) Alternatif terapi yang lainnya.
5) Prognosis (perjalanan penyakit)
6) Perkiraan biaya pengobatan
l. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
m. Menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
n. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di Puskesmas.
o. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Puskesmas
terhadap dirinya.
p. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan
agama dan kepercayaan yang dianutnya.
q. Menggugat dan/ atau menuntut Puskesmas apabila Puskesmas
diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar
baik secara perdata ataupun pidana, dan
r. Mengeluhkan pelayanan Puskesmas yang tidak sesuai dengan
standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan.
(Undang- Undang No. 4 Tahun 2009 Pasal 32)
8. Kewajiban pasien meliputi:
a. Mematuhi peraturan yang berlaku di Puskesmas.
b. Menggunakan fasilitas Puskesmas secara bertanggung jawab,
c. Menghormati hak pasien lain, pengunjung, dan hak tenaga
kesehatan serta petugas lainnya yang bekerja di Puskesmas.
d. Memberikan informasi yang jujur, lengkap, dan akurat sesuai
dengan kemampuan dan pengetahuannya tentang masalah
kesehatannya.
e. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan
jaminan kesehatan yang dimilikinya,
f. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga
kesehatan di Puskesmas dan disetujui oleh pasien yang
bersangkutan setelah mendapatkan penjelasan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
g. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk
menolak rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga
kesehatan dan/ atau tidak mematuhi petunjuk yang diberikan
oleh tenaga kesehatan untuk penyembuhan penyakit atau
masalah kesehatannya.
h. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterimanya.
(Peraturan Menteri Kesehatan No 4 tahun 2008 Pasal 26)
9. Kendala fisik, bahasa, dan budaya serta penghalang lain wajib
diidentifikasi dan ditindak lanjuti
10. Terdapat mekanisme koordinasi petugas di ruang pendaftaran
dengan unit lain/unit terkait
11. Petugas mensosialisasikan alur pelayanan pasien
12. Adanya tahapan dan prosedur pelayanan klinis
C. PELAKSANAAN LAYANAN
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur
pelayanan klinis.
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanan medis,
keperawatan, kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan yang lain.
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan.
4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam
rekam medis.
5. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam
rekam medis.
6. Tindakan medis/pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan pada
pasien sebelum mendapatkan persetujuan.
7. Triase dilakukan oleh seorang dokter, bila kondisi tidak
memungkinkan triage dilakukan oleh perawat/ bidan yang telah
dilatih untuk menyeleksi pasien sesuai dengan prioritas kegawat
daruratannya.
Pembagian pasien:
a. Prioritas I (label merah): Emergency.
Pasien gawat darurat; mengancam nyawa/ fungsi vital;
penanganan dan pemindahan bersifat segera, antara lain: syok
oleh berbagai kausa; gangguan pernapasan; perdarahan
eksternal massif; gangguan jantung yang mengancam; problem
kejiwaan yang serius;
b. Prioritas II (label kuning): Urgent
Pasien dalam kondisi darurat yang perlu evaluasi secara
menyeluruh dan ditangani oleh dokter untuk stabilisasi, diagnosa
dan terapi definitif, potensial mengancam jiwa/fungsi vital bila
tidak segera ditangani dalam waktu singkat penanganan dan
pemindahan bersifat jangan terlambat, antara lain: pasien
dengan resiko syok; fraktur multiple; fraktur femur/ pelvis; luka
bakar luas; gangguan kesadaran/trauma kepala; pasien dengan
status yang tidak jelas;
c. Priotas III (label hijau): Non Emergency
Pasien gawat darurat semu (False emergency) yang tidak
memerlukan pemeriksaan dan perawatan segera.
d. Prioritas IV (label hitam): Death
Pasien datang dalam keadaan sudah meninggal
8. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib
didokumentasikan.
9. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindak
lanjut.
10. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut.
11. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan
sesuai prosedur pelayanan pasien gawat darurat.
12. Kasus-kasus berisiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur
pelayanan kasus berisiko tinggi.
13. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya
infeksi harus ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan
(kewaspadaan universal).
14. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan
prosedur pemberian obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti
prosedur aseptik.
15. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan
indikator yang jelas.
16. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian
layanan.
17. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan
ditindak lanjuti
18. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk
menghindari pengulangan yang tidak perlu.
19. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian
obat/tindakan, sampai dengan pasien pulang atau dirujuk harus
dijamin kesinambungannya
20. Pasien berhak untuk menolak pengobatan.
21. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain
22. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan
dipandu oleh prosedur yang baku.
23. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib
diberikan informasi tentang hak pasien untuk membuat keputusan,
akibat dari keputusan, dan tanggung jawab mereka berkenaan
dengan keputusan tersebut
24. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur
baku.
a. Anestesi lokal
Anestesi lokal dilakukan dalam tindakan bedah minor yang dapat
dilakukan di UPTD Puskesmas Wergu Wetan. Preparat yang
digunakan adalah Lidocaine 2 ml.
b. Sedasi Per Rectal:
Sedasi per rectal digunakan untuk pasien anak dengan kejang
demam sederhana maupun kompleks. Preparat yang digunakan
adalah Diazepam 5 mg.
c. Sedasi Per Oral:
1) Sedasi per oral untuk pasien anak diberikan dengan riwayat
kejang demam, preparat yang digunakan adalah
Phenobarbital sesuai dengan dosis.
2) Sedasi per oral untuk pasien dewasa dengan riwayat kejang,
preparat yang digunakan adalah Phenobarbital /Diazepam
d. Anestesi topikal
Anestesi topikal dilakukan pada pencabutan gigi goyang, insisi
abses. Preparat yang digunakan adalah ethylcloride.
25. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh
petugas yang kompeten
Kualifikasi tenaga yang berkompeten melakukan anestesi
a. Dokter : profesi dokter/ dokter gigi
b. Perawat / perawat gigi
c. Bidan
26. Sebelum melakukan anestesi dan pembedahan harus mendapatkan
informed consent
27. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan
pembedahan
e. Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai
dengan rencana layanan