Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS MAKARTI JAYA
Alamat : Jl. Sultan Agung No. 03 Lk II Kelurahan Makarti Jaya
Kode Pos 30972 E-mail : puskes.maja03@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS MAKARTI JAYA

Nomor :440/ /SK/PKM.MJ/I/2023

TENTANG

PELAYANAN KLINIS UPTD PUSKESMAS MAKARTI JAYA

KEPALA UPTD PUSKESMAS MAKARTI JAYA

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis puskesmas dilaksanakan


sesuai kebutuhan pasien;
b. bahwa pelayanan klinis puskesmas perlu
memperhatikan mutu dan keselamatan pasien;
c. bahwa untuk menjamin pelayanan klinis dilaksanakan
sesuai kebutuhan pasien, bermutu, dan
memperhatikan keselamatan pasien, maka perlu
disusun kebijakan pelayanan klinis di UPTD
Puskesmas Makarti Jaya;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun


2O09 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Inonesia Nomor 5063);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 290 / MENKES / PER / III / 2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 27 tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 43 tahun 2019, tentang Puskesmas;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan
Usaha Dan Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kesehatan;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 34 tahun 2022, tentang Akreditasi Pusat
Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium
Kesehatan, Unit Transfusi Darah, Tempat Praktik
Mandiri Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter
Gigi;
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor HK. 01. 07 / MENKES / 1186 / 2022 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor HK.01.07/MENKES/165/2023 tentang Standar
Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat;

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG
PELAYANAN KLINIS UPTD PUSKESMAS MAKARTI JAYA
KESATU : Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Makarti
Jaya mulai dari pendaftaran sampai dengan pemulangan
dan rujukan.
KEDUA : Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Makarti
Jaya sebagaimana tercantum dalam Lampiran merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari surat keputusan ini.
KETIGA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan ketentuan bilamana terdapat kekeliruan akan
dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Makarti Jaya


Pada Tanggal : Januari 2023
Kepala UPTD Puskesmas Makarti Jaya

Edi Bin Saleh,SKM


Penata Tingkat I
NIP. 19650415 198803 1 007
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
NOMOR : 440/ /SK/PKM.MJ/I/2023
TENTAN : PELAYANAN KLINIS UPTD
G PUSKESMAS MAKARTI JAYA

A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas
2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten yang memenuhi
kriteria sebagai berikut:
a. Pendidikan minimal SMA.
b. Mampu mengoperasikan komputer.
c. Berkepribadian sopan,ramah,murah senyum.
3. Proses pendaftaran tetap menggunakan APD Level 1 yaitu memakai
masker.
4. Proses skrining pasien dilakukan sebelum pasien mendaftar ke unit
yang dituju.
5. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien.
6. Identifikasi dan pemenuhan kebutuhan pasien dengan risiko,
kendala, dan kebutuhan khusus, dengan dilengkapi sarana dan
prasarana serta petugas untuk mengatasi risiko, kendala dan pasien
berkebutuhan khusus, kendala fisik, bahasa, dan budaya serta
penghalang lain wajib diidentifikasi dan ditindak lanjuti.
7. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari cara
identifikasi sebagai berikut : nama pasien, tanggal lahir pasien,
alamat/tempat tinggal, dan nomor rekam medis.
8. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersediri, dan informasi
lain yang dibutuhkan masyarakat yang meliputi : tarif, jenis
pelayanan, ketersediaan tempat tidur , dan informasi tentang
kerjasama dengan fasilitas kesehatan yang lain harus dapat
disediakan di tempat pendaftaran
9. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan
proses pelayanan yang dimulai dari pendaftaran.
10. Hak dan kewajiban pasien disosialisasikan kepada pasien serta
memperhatikan keselamatan pasien.
11. Hak-hak pasien meliputi:
a. Memperoleh pelayanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa
diskriminasi;
b. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standar profesi dan standar operasional prosedur;
c. Memperoleh pelayanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi;
d. Memilih dokter dan dokter gigi yang sesuai dengan keinginannya
dan peraturan rumah sakit/puskesmas, bila memungkinkan;
e. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada
dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai SIP baik di dalam
maupun diluar rumah sakit/puskesmas;
f. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya;
g. Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosa dan tata cara
tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif
tindakan,resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan
prognosis terhadap tindakan yng dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan;
h. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan atas penyakit yang dideritanya;
i. Didampingi keluarganya pada saat kritis;
j. Menjalankan ibadah sesuai dengan agama selama hal tersebut
tidak mengganggu pasien lain;
k. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama
menjalani perawatan di rumah sakit/puskesmas;
l. Mengajukan usul, saran atau perbaikan atas perlakuan rumah
sakit/puskesmas terhadap dirinya;
m. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan
agama atau kepercayaannya;
n. Mendapatkan perlindungan atas rahasia kedokteran termasuk
kerahasiaan rekam medis;
o. Mendapatkan akses terhadap isi rekam medis;
p. Memberikan persetujuan atau menolak untuk menjadi bagian
dalam suatu penelitian; menyampaikan pengaduan atau keluhan
atas pelayanan yang diterima;
12. Kewajiban pasien meliputi:
a. Mematuhi peraturan yang berlaku;
b. Menggunakan fasilitas rumah sakit / puskesmas secara
bertanggung jawab;
c. Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak tenaga
kesehatan serta petugas lain;
d. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai
dengan kemampuan dan pengetahuannya tentang masalah
kesehatannya;
e. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan
jaminan kesehatan yang dimilikinya;
f. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikanoleh tenaga
kesehatan dan disetujui oleh pasien yang bersangkutansetelah
mendapatkan penjelasan sesuai peraturan perundang-undangan;
g. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk
menolak rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga
kesehatan dan atau tidak mematuhi petunjuk yang diberikan
oleh tenaga kesehatan dalam rangka penyembuhan penyakit atau
masalah kesehatannya; dan
h. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN


1. Kajian awal dilakukan secara paripurna dilakukan oleh tenaga yang
kompeten melakukan pengkajian.
2. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian
kebidanan, dan kajian lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai
dengan kebutuhan termasuk pengkajian terhadap pasien berisiko
jatuh dan pengkajian nyeri.
3. Proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar
asuhan
4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya
pengulangan yang tidak perlu.
5. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, dan profesi
kesehatan lain wajib diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis
6. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOAP.
7. Pasien infeksi diarahkan seperti Tuberculosis, Covid 19 Ringan
diarahkan ke ruang Khusus.
8. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan
dalam pelayanan.
9. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan profesional yang kompeten.
10. Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi
harus tersedia.
11. Tim interprofesi UPTD Puskesmas Makarti Jaya :
a. Ketua Tim : dr. Ria Meilita Berlian
b. Sekretaris : drg. Meiza Pratiwi
c. Anggota : - Rusnawati, AM.Keb
- Dwi Aryani, AMd.KL
- Mohamad Harmana, AM.Kep
12. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian mapun keputusan
layanan harus dilakukan melalui proses pendelegasian wewenang.
13. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan
profesional yang memenuhi persyaratan.
14. Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan
dengan peralatan dan tempat yang memadai.
15. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien
dan petugas.
16. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur
klinis yang dibakukan.
17. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal,
rencana layanan, dan pelaksanaan layanan disusun secara
kolaboratif dalam tim layanan yang terpadu.
18. Rencana layanan disusun untuk tiap pasien, dan melibatkan pasien.
19. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan
biologis, psikologis, sosial, spiritual dan memperhatikan tata nilai
budaya pasien.
20. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan
meperhatikan efisiensi sumber daya.
21. Risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus
diidentifikasi.
22. Efek samping dan risiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus
diinformasikan kepada pasien.
23. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.
24. Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien.
C. PELAKSANAAN LAYANAN
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur
pelayanan klinis.
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanan medis,
keperawatan, kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan yang lain
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan.
4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam
rekam medis.
5. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam
rekam medis.
6. Tindakan medis/pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan
pada pasien sebelum mendapatkan persetujuan.
7. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent)
wajib didokumentasikan.
8. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindak
lanjut.
9. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut.
10. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan
sesuai prosedur pelayanan pasien gawat darurat.
Daftar kasus-kasus gawat darurat yang sering ditangani:
a. Hypertensi urgency/ emergency;
b. Vulnus laseratum;
c. Dyspepsia;
d. Asma bronkiale;
e. Fraktur;
f. Colic abdomen;
g. DHF;
h. Bronkopneumonia;
11. Kasus-kasus berisiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur
pelayanan kasus berisiko tinggi.
Daftar kasus-kasus beresiko tinggi yang sering ditangani:
a. Campak;
b. Varicella/ Herpes zoster;
c. TBC;
d. Hepatitis;
e. HIV/AIDS;
f. Typoid;
12. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya
infeksi harus ditangani dengan memperhatikan prosedur
pencegahan (kewaspadaan universal).
13. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan
prosedur pemberian obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti
prosedur aseptik.
14. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan
indikator yang jelas.
15. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian
layanan.
16. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan
ditindak lanjuti.
17. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana
untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu.
18. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian
obat/tindakan, sampai dengan pasien pulang atau dirujuk harus
dijamin kesinambungannya.
19. Pasien berhak untuk menolak pengobatan.
20. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain.
21. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan
dipandu oleh prosedur yang baku.
22. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib
diberikan informasi tentang hak pasien untuk membuat keputusan,
akibat dari keputusan, dan tanggung jawab mereka berkenaan
dengan keputusan tersebut.
23. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dengan
prosedur baku.
24. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh
petugas yang kompeten.
25. Sebelum melakukan anestesi dan pembedahan harus mendapatkan
informasi mengenai tindakan medis/pengobatan tertentu yang
berisiko yang akan dilakukan sebelum memberikan persetujuan atau
penolakan, termsuk konsekuensi dari keputusan penolakan.
a. Jenis- jenis pembedahan minor yang dilakukan di Puskesmas
Makarti Jaya adalah:
1) Penanganan vulnus laseratum/ luka terbuka;
2) Ekstraksi kuku;
3) Incici abses;
4) Vuinus punctum;
5) Pengambilan corpus alienum yang superfisial
6) Sirkumsisi;
7) Lipoma;
8) Atheroma;
9) Pemasangan dan pencabutan KB implan;
10) Extraksi gigi:
b. Jenis-jenis pelayanan anastesi dan sedasi yang tersedia di
Puskesmas Makarti Jaya adalah:
1) Anastesi lokal dengan mengunakan preparat Lidocain
pehacain 2%;
2) Sedasi peroral untuk pasien anak-anak dan dewasa dengan
riwayat kejang, preparat yang digunakan adalah Diazepam;
3) Sedasi perektal untuk pasien anak-anak yang digunakan
adalah Stesolit (Diazepam);
4) Sedasi injeksi preparat yang digunakan adalah Diazepam
5) Anastesi topical:
a) Anastesi dilakukan pada pencabutan gigi goyang, insisi
abses;
b) Preparat yang digunakan adalah chlor etyl;
26. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan
pembedahan. Hal-hal yang harus dimonitor antara lain: Keadaan
umum pasien, kesadaran pasien, anda vital pasien yang meliputi:
a) Tekanan darah;
b) Nadi;
c) Respirasi;
d) Suhu;
27. Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan
sesuai dengan rencana layanan.

D. RENCANA RUJUKAN DAN PEMULANGAN


1. Pemulangan pasien rawat inap dipandu oleh prosedur yang baku.
2. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan
proses pemulangan/rujukan.
3. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindak lanjuti oleh dokter
yang menangani.
4. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, puskesmas wajib memberikan
alternatif pelayanan.
5. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis.
6. Resume klinis meliputi: nama pasien, kondisi klinis,
prosedur/tindakan yang telah dilakukan, dan kebutuhan akan
tindak lanjut.
7. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan.
8. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh petugas
yang kompeten.
9. Kriteria merujuk pasien meliputi:
a. Hasil pemeriksaan fisik sudah dapat di pastikan tidak mampu di
atasi;
b. Hasil pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis
ternyata tidak mampu diatasi;
c. Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang lebih lengkap,
tetapi pemeriksaan harus di sertai pasien yang bersangkutan;
d. Apabila telah di obati dan dirawat ternyata memerlukan
pemeriksaan, pengobatan dan perawatan di sarana kesehatan
yang lebih mampu;
10. Pada saat pemulangan, pasien/keluarga pasien harus diberi
informasi tentang tindak lanjut layanan.
11. Penanggung jawab pemulangan pasien adalah tenaga medis (dokter)
yang memberikan dan perawatan kepada pasien yang bersangkutan.
12. Dokter berdasarkan kompetensinya menentukan proses perawatan
di puskesmas telah selesai dan pasien diperbolehkan pulang.
Memberikan resep obat yang harus dibawa pulang oleh pasien.
13. Menentukan kapan pasien harus kontrol di Puskesmas.
14. Rencana pemulangan pasien (Discharge Planning) dilakukan oleh
dokter dan perawat baik pada kondisi pasien pulang dalam kondisi
sembuh, pulang kondisi kritis, ataupun pulang atas permintaan
sendiri.

E. Rujukan Balik dari FKRTL


1. Dokter/dokter gigi penanggung jawab pelayanan melakukan kajian
ulang kondisi medis sebelum menindaklanjuti umpan balik dari
FKRTL
2. Dokter/dokter gigi penanggung jawab pelayanan melakukan tindak
lanjut terhadap rekomendasi umpan balik rujukan, melakukan
pemantauan proses rujuk balik dengan mencatat dalam formulir
pemantauan.

Anda mungkin juga menyukai