TENTANG
MEMUTUSKAN :
KESATU : Kebijakan Akses dan Kesinambungan pelayanan pada Rumah Sakit Umum
Pandega Pangandaran adalah sebagaimana terlampir pada surat Keputusan
ini.
KEDUA : Kebijakan Akses dan Kesinambungan Pelayanan pasien sebagaimana
dimaksud pada dictum KESATU merupakan acuan dan wajib dilaksanakan
oleh seluruh profesional kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada
pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Pandega Pangandaran
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila terdapat
kekeliruan dalam penetapannya akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.
DITETAPKAN DI : PANGANDARAN
PADA TANGGAL :
DIREKTUR
DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM PANDEGA
RUMAH SAKIT
PANGANDARAN
UMUM DAERAH
KABUPATEN CIAMIS
Lampiran : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD PANDEGA PANGANDARAN
Nomor :
Tanggal :
Tentang : KEBIJAKAN AKSES DAN KESINAMBUNGAN PELAYANAN DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDEGA PANGANDARAN
ADMISI PASIEN
1. Pasien diterima sebagai pasien rawat inap atau didaftar untuk pelayanan rawat jalan
berdasarkan pada kebutuhan pelayanan kesehatan mereka yang telah diidentifikasi dan
pada misi serta sumber daya Rumah Sakit yang ada.
Skrining dilakukan pada kontak pertama didalam (Skrining di poliklinik dan Triase di
IGD) atau diluar Rumah Sakit (Rujukan dari Klinik, Praktek Dokter Swasta, Praktek
Bidan Swasta, Fasilitas Kesehatan Tk I atau Rumah Sakit lain).
Berdasarkan hasil skrining ditentukan apakah kebutuhan pasien sesuai dengan misi dan
sumber daya Rumah Sakit.
Pasien diterima hanya apabila Rumah Sakit dapat menyediakan kebutuhan pelayanan
rawat inap dan rawat jalan yang tepat.
Ada cara untuk melengkapi hasil tes diagnostik berkenaan dengan tanggung jawab
untuk menetapkan apakah pasien diterima, dipindahkan atau di rujuk.
Skrining dan tes diagnosa yang merupakan standar sebelum penerimaan pasien, yang
meliputi evaluasi visual atau pengamatan; pemeriksaan fisik atau hasil dari
pemeriksaan fisik; laboratorium klinik (Darah Rutin, GD, dan lain-lain); dan EKG
sebelumnya.
Untuk IGD pasien dirawat, dipulangkan atau dirujuk setelah pasien dalam kondisi
stabil (melewati masa kritis).
Pasien tidak dirawat, dipindahkan atau dirujuk sebelum diperoleh hasil tes yang
dibutuhkan sebagai dasar pengambilan keputusan.
2. Rumah sakit menetapkan standar prosedur operasional untuk penerimaan pasien rawat
inap dan untuk pendaftaran pasien rawat jalan.
3. Pasien dengan kebutuhan darurat, mendesak, atau segera diberikan prioritas untuk
asessment dan pengobatan.
Rumah sakit melaksanakan proses triase dengan menggunakan pedoman
kegawatdaruratan berbasis bukti untuk memprioritaskan pasien dengan kebutuhan
emergensi.
Staf dilatih menggunakan kriteria skrining/triase.
Pasien diprioritaskan atas dasar urgensi kebutuhannya.
Pasien emergensi diperiksa dan dibuat stabil sesuai kemampuan rumah sakit dulu
sebelum ditransfer.
4. Kebutuhan pasien akan pelayanan preventif, paliatif, kuratif dan rehabilitatif
diprioritaskan berdasarkan kondisi pasien pada waktu proses admisi sebagai pasien rawat
inap.
5. Pasien rawat inap dan pasien rawat jalan diberikan informasi apabila akan terjadi
penundaan pelayanan atau pengobatan (penundaan yang disebabkan oleh SDM, sarana
dan prasarana), serta informasi di dokumentasikan didalam rekam medis pasien.
6. Pada admisi rawat inap, pasien dan keluarganya mendapat penjelasan tentang pelayanan
yang ditawarkan, hasil yang diharapkan dan perkiraan biaya pelayanan tersebut.
7. Rumah sakit berusaha mengurangi kendala fisik, bahasa dan budaya serta penghalang
lainnya dalam memberikan pelayanan.
8. Penerimaan atau perpindahan pasien ke dan dari unit pelayanan intensif atau pelayanan
khusus ditentukan dengan kriteria yang telah ditetapkan :
a. Kriteria klinis Perpindahan pasien dari IGD ke Ruang Intensif :
Prioritas 1 : Pasien sakit kritis, tidak stabil yang memerlukan terapi intensif seperti
dukungan/ bantuan ventilasi (khusus ruang ICU), infuse obat-obat
vasoaktif kontinyu dan lain-lain.
Prioritas 2 : Pasien yang memerlukan pemantauan atau observasi canggih di ruang
ICU mengingat kondisi mediknya yang senantiasa berubah/ tidakstabil
Prioritas 3 : Pasien yang mempunyai penyakit kronis yang jatuh pada kondisi kritis
yang memerlukan terapi/ observasi intensif.
b. Pasien yang memerlukan stabilisasi dilakukan observasi sampai kurun waktu 60 menit
sebelum di transfer ke unit pelayanan intensif dan 8 jam sebelum di transfer ke ruang
perawatan.
PELAYANAN BERKESINAMBUNGAN
9. Rumah sakit mendesain dan melaksanakan proses untuk memberikan pelayanan asuhan
pasien yang berkelanjutan didalam rumah sakit dan koordinasi antar para tenaga medis.
10. Dalam semua fase pelayanan, ada staf yang kompeten sebagai orang yang bertanggung
jawab terhadap pelayanan pasien (Case Manager).
11. Rumah sakit yang mengatur dan menugaskan staf kompeten yang bertanggung jawab
untuk koordinasi pelayanan selama pasien dirawat.
12. Rumah sakit juga mengatur proses transfer, tanggung jawab pasien dari satu petugas ke
petugas lain pada masa libur, hari besar dan lain-lain dalam kebijakan ditetapkan dokter
konsulen, dokter on call, dokter pengganti (locum tenens) atau individu lain, yang
bertanggung jawab dan melaksanakannya, serta mendokumentasikan penugasannya.
13. Bila pasien pindah dari satu fase pelayanan ke fase selanjutnya, staf yang bertanggung
jawab terhadap pelayanan pasien berubah atau tetap.
14. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan bertanggung jawab atas pelayanan pasien,
memulangkan pasien, rujukan dan tindak lanjut pelayanan yang tepat di luar Rumah
Sakit, berdasarkan kriteria yang meliputi :
Kondisi umum pasien (tanda-tanda vital) dalam batas normal.
Hasil laboratorium dan pemeriksaan penunjang dalam batas normal.
Pasien yang memerlukan perawatan khusus.
Keluhan utama berkurang atau hilang.
15. Resume asuhan pasien (Resume Medis) dibuat oleh Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
sebelum pasien pulang dari rumah sakit. Salinan resume pasien pulang (Resume Medis)
ditempatkan dalam rekam medis dan sebuah salinan (surat keterangan kontrol) diberikan
kepada pasien atau keluarganya, resume tersebut memuat :
Alasan masuk rumah sakit, riwayat penyakit, dan diagnosis.
Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lainnya.
Prosedur diagnostik dan terapetik yang telah dilakukan.
Medikamentosa termasuk obat waktu pulang (yaitu semua obat-obatan untuk diminum
di rumah).
Status/kondisi pasien waktu pulang.
Instruksi follow-up / tindak lanjut.
16. Pembuatan / pengisian resume pulang sudah selesai sebelum pasien pulang.
17. Rekam medis pasien rawat jalan yang mendapat pelayanan berkelanjutan berisi resume
riwayat penyakit, semua diagnosis yang penting, interaksi dan alergi terhadap obat,
medikamentosa yang sedang diberikan dan riwayat prosedur pembedahan dan
perawatan/hospitalisasi di rumah sakit.
18. Resume dan pelayanan lanjutan diberikan pada pasien seperti : pasien sering terlihat
dengan banyak masalah, sering berobat di berbagai klinik spesialis, dan seterusnya.
19. Bila pasien rawat inap atau pasien rawat jalan memilih pulang karena menolak nasehat
medis, maka ada proses untuk penatalaksanaan dan tindak lanjut bagi pasien rawat inap
dan pasien rawat jalan yang dilaksanakan sesuai dengan hukum dan peraturan yang
berlaku.
TRANSPORTASI
22. Rumah Sakit menyediakan transportasi/ambulance sendiri untuk transfer pasien dan
apabila diperlukan akan melakukan kontrak dengan Dinas/perusahaan/tim lain.
23. Semua kendaraan yang digunakan untuk transportasi dilengkapi dengan peralatan yang
memadai, perbekalan dan medikamentosa sesuai dengan kebutuhan pasien yang dibawa.
24. Rumah sakit mengadakan evaluasi terhadap kualitas dan keamanan pelayanan transportasi
termasuk penerimaan, evakuasi dan respons terhadap keluhan tentang penyediaan atau
pengaturan transportasi.
25. Prasyarat ambulance dilengkapi dengan surat – surat :
- STNK ( Surat Tanda Nomor Kendaraan )
- Buku Pemeliharaan Kendaraan
- SIM ( Surat Izin Mengemudi )
- Obat – Obat Emergensi (Emergency Kit).
DITETAPKAN DI : PANGANDARAN
PADA TANGGAL :
DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDEGA
PANGANDARAN