Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PELANGAN
Jln.Raya Pelangan, Desa Pelangan, Kec. Sekotong Tengah, Lombok Barat
Email :puskesmas.pelangan@gmail.com

KEPUTUSAN
PEMIMPIN UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS PELANGAN
Nomor: / /SK/UPT.PKM.Pel/I/2022

TENTANG
LAYANAN KLINIS DAN RENCANA LAYANAN TERPADU
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Unit
Pelaksana Teknis Puskesmas Pelangan perlu disusun kebijakan penyusunan
rencana layanan klinis dan rencana layanan terpadu;
b. Bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut point a, perlu ditetapkan
Keputusan Pemimpin Unit Pelaksana Teknis Badan Layanan Umum Daerah
Puskesmas Pelangan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
3. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1438 / Menkes /Per/IX/2010 tentang
Standar Pelayanan Kedokteran;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2052/Menkes/Per/X/2011 tentang Izin
Praktek dan Pelaksanaan Praktek Kedokteran;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN PEMIMPIN UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS PELANGAN
TENTANG PENYUSUNAN RENCANA LAYANAN KLINIS DAN RENCANA LAYANAN
TERPADU DI UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
PUSKESMAS PELANGAN
Kesatu : Kebijakan pelayanan klinis di Unit Pelaksana Teknis Puskesmas Pelangan
sebagaimana tercantum dalam Lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari surat keputusan ini.;
Kedua : Kebijakan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu layanan klinis dan layanan
terpadu;
Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini akan diperbaiki sesuai ketentuan;

Ditetapkan di : Pelangan
Pada tanggal : Januari 2022

PEMIMPIN UNIT PELAKSANA TEKNIS


PUSKESMAS PELANGAN

ZULQUTBI

SALINAN : Keputusan ini disampaikan kepada :


1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat di Gerung
2. Pertinggal
Lampiran : Keputusan Pemimpin Unit Pelaksana Puskesmas Pelangan
Tanggal : Januari 2022
Nomor : ……/ /SK/UPT.PKM.Pel /I/2022
Tentang : Layanan Klinis dan Rencana Layanan Terpadu Di Unit Pelaksana Teknis Puskesmas
Pelangan

A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas.
2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten yang memenuhi kriteria
sebagai.
3. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien.
4. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari cara identifikasi
sebagai berikut: nama pasien, tanggal lahir pasien, alamat/tempat tinggal, dan
nomor rekam medis.
5. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedir, dan informasi lain yang
dibutuhkan masyarakat yang meliputi: tarif, jenis pelayanan, ketersediaan tempat
tidur , dan informasi tentang kerjasama dengan fasilitas kesehatan yang lain harus
dapat disediakan di tempat pendaftaran.
6. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses pelayanan
yang dimulai dari pendaftaran
7. Hak-hak dan kewajiban pasien disosialisasikan berupa poster yang pasang di depan
ruang pendaftaran.
8. Kendala fisik, bahasa, dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasi dan
ditindak lanjuti.

B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN, DAN RENCANA LAYANAN


1. Kajian awal dilakukan secara paripurna dilakukan oleh tenaga yang kompeten
melakukan pengkajian.
2. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian kebidanan, dan kajian
lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai dengan kebutuhan.
3. Proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar asuhan.
4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya pengulangan yang
tidak perlu.
5. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan, dan profesi kesehatan lain
wajib diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis.
6. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah SOAP.
7. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus diprioritaskan dalam pelayanan.
8. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional
yang kompeten.
9. Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi harus tersedia.
10. Pendelegasian wewenang baik dalam kajian mapun keputusan layanan harus
dilakukan melalui proses pendelegasian wewenang.
11. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan profesional yang
memenuhi persyaratan.
12. Proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan peralatan
dan tempat yang memadai.
13. Peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan pasien dan petugas.
14. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur klinis yang
dibakukan.
15. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana layanan, dan
pelaksanaan layanan disusun secara kolaboratif dalam tim layanan yang terpadu.
16. Rencana layanan disusun untuk tiap pasien, dan melibatkan pasien.
17. Penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis,
sosial, spiritual dan memperhatikan tata nilai budaya pasien.
18. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan meperhatikan
efisiensi sumber daya.
19. Risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus diidentifikasi.
20. Efek samping dan risiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus diinformasikan
kepada pasien.
21. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.
22. Rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien.

C. PELAKSANAAN LAYANAN;
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis.
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanan medis, keperawatan,
kebidanan, dan pelayanan profesi kesehatan yang lain.
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan.
4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam medis.
5. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis.
6. Tindakan medis/pengobatan yang berisiko wajib diinformasikan pada pasien
sebelum mendapatkan persetujuan.
7. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed consent) wajib
didokumentasikan.
8. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan ditindak lanjut.
9. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut.
10. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai prosedur
pelayanan pasien gawat darurat.
11. Kasus-kasus berisiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan kasus
berisiko tinggi.
12. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi harus
ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan (kewaspadaan universal).
13. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur pemberian
obat/cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur aseptik.
14. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator yang jelas.
15. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian layanan.
16. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dan ditindak lanjuti.
17. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk menghindari
pengulangan yang tidak perlu.
18. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian obat/tindakan, sampai
dengan pasien pulang atau dirujuk harus dijamin kesinambungannya.
19. Pasien berhak untuk menolak pengobatan .
20. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain.
21. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan dipandu oleh
prosedur yang baku.
22. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib diberikan informasi
tentang hak pasien untuk membuat keputusan, akibat dari keputusan, dan tanggung
jawab mereka berkenaan dengan keputusan tersebut.
23. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dengan prosedur baku.
24. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh petugas yang
kompeten.
25. Sebelum melakukan anestesi dan pembedahan harus mendapatkan informed
consent.
26. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan pembedahan.
27. Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai dengan rencana
layanan.
D. PELAYANAN ANASTESI
1. Petugas mengidentifikasi pasien
2. Petugas melakukan kajian awal klinis
3. Petugas menjelaskan tindakan medis yang akan dilakukan sesuai identifikasi kasus
4. Petugas memberikan informed consent pada pasien dan keluarga tentang tindakan
anestesi yang akan dilakukan
5. Pasien menandatangani lembar informed consent setelah diberi informed consent
oleh petugas
6. Petugas mempersiapkan alat dan bahan steril untuk melakukan tindakan anestesi
7. Petugas menempatkan pasien di ruang tindakan, lalu dilakukan anestesi
8. Petugas mencuci tangan dengan 7 langkah mencuci tangan
9. Petugas menggunakan sarung tangan steril
10. Petugas mengambil obat anestesi dengan menggunakan spuit dibantu dengan
petugas lain yang membukakan obat anestesi
11. Petugas memberikan informasi kalau akan segera dilakukan penyuntikan pembiusan
untuk menghilangkan rasa sakit
12. Petugas menyuntikkan obat anestesi lokal langsung ke lesi, luka dan sekitarnya
secara blokade lingkar dan obat disuntikan intradermal atau subcutan
13. Petugas menunggu 1-2 menit sampai obat anestesi bereaksi dan pasien sudah tidak
merasakan sakit pada luka dan sekitarnya
14. Petugas menanyakan pada pasien dengan memberikan rangsangan nyeri pada
sekitar luka apakah masih nyeri atau tidak dan sudah merasa baal/kesemutan pada
kulit sekitar luka.
15. Setelah pasien tidak merasa nyeri petugas membersihkan luka yang terkena kotoran
dengan larutan NaCl 0,9 %
16. Petugas melakukan tindakan bedah minor.Petugas menggunakan sarung tangan
steril
17. Petugas mengambil obat anestesi dengan menggunakan spuit dibantu dengan
petugas lain yang membukakan obat anestesi
18. Petugas memberikan informasi kalau akan segera dilakukan penyuntikan pembiusan
untuk menghilangkan rasa sakit
19. Petugas menyuntikkan obat anestesi lokal langsung ke lesi, luka dan sekitarnya
secara blokade lingkar dan obat disuntikan intradermal atau subcutan
20. Petugas menunggu 1-2 menit sampai obat anestesi bereaksi dan pasien sudah tidak
merasakan sakit pada luka dan sekitarnya
21. Petugas menanyakan pada pasien dengan memberikan rangsangan nyeri pada
sekitar luka apakah masih nyeri atau tidak dan sudah merasa baal/kesemutan pada
kulit sekitar luka.
22. Setelah pasien tidak merasa nyeri petugas membersihkan luka yang terkena kotoran
dengan larutan NaCl 0,9 %
23. Petugas melakukan tindakan bedah

E. RENCANA RUJUKAN
1. Pemulangan pasien rawat inap dipandu oleh prosedur yang baku.
2. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan proses
pemulangan/rujukan.
3. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindak lanjuti oleh dokter yang menangani.
4. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, puskesmas wajib memberikan alternatif
pelayanan.
5. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis.
6. Resume klinis meliputi: nama pasien, ondisi klinis, prosedur/tindakan yang telah
dilakukan, dan kebutuhan akan tindak lanjut.
7. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan.
8. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh petugas yang kompeten
9. Kriteria merujuk pasien.
F. PELAYANAN GIZI RAWAT INAP
1. DISTRIBUSI MAKANAN
Petugas yang melaksanakan
a. Ahli Gizi
b. Pramusaji
Langkah-Langkah :

a. Petugas menyiapkan nampan makanan untuk masing-masing pasien.


b. Petugas memasukan etiket makan pasien yang berisi tanggal, waktu pemberian,
nama pasien, dan jenis diet.
c. Petugas menyiapkan menu makanan yang sehat, bersih dan higienis sesuai
dengan kebutuhan pasien.
d. Petugas menyajikan menu makanan dengan kotak nasi, utuh dan tidak
cacat/rusak lengkap dengan tutupnya
e. Menyajikan makanan kepada pasien dalam keadaan hangat sesuai etiket makan
pasien.
f. Menyajikan makanan sesuai dengan jam pemberian makan, yakni:
1) Makan Pagi: 06.00-07.00 wita
2) Makan Siang :12.00-13.00 wita
3) Makan malam : 18.00-19.00
2. PEMESANAN MAKANAN
Petugas yang melaksanakan
a. AhliGizi
Langkah-Langkah :
a. Petugas melakukan pemeriksaan jumlah pasien rawat inap
b. Petugas memeriksa apakah ada pantangan makan atau alergi makanan tiap pasien
c. Petugas menghitung kebutuhan gizi berdasarkan atas status gizi dan kebutuhan
pasien
d. Petugas mengisi buku permintaan makanan yang tersedia sesuai dengan jumlah
pasien di ruang rawat
e. Petugas menyerahkan buku permintaan yang berisi label etiket makanan (Nama,
Nomor Rekam Medis, dan Jenis Diet)kepada petugas pramusaji.
3. PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN
Petugas yang melaksanakan
a. Ahli Gizi

Langkah-Langkah :
a. Pilih bahan makanan yang bermutu baik, segar, aman, bergizi, utuh, tidak
berlubang/berulat, bentuk seragam, tidak busuk, tidak kotor, tidak layu, dan tidak
kadaluarsa.
b. Penanganan bahan makanan harus tepat dan baik, handling,
pengepakan/pengemasan, distribusi, penyimpanan, dan penggudangan yang
memenuhi syarat.
c. Bahan makanan sebelum diolah harus dibersihkan terlebih dahulu.
d. Pada tahap pengolahan bahan makanan harus tersedia air bersih dan tempat
pembuangan sampah untuk menjaga kebersihan.
e. Simpan makanan yang telah diolah pada tempat penyimpanan yang sesuai dan
jangan dicampurkan dengan bahan makanan untuk mencegah kontaminasi
silang.
f. Dalam proses pemasakan bahan makanan harus sesuai dengan prosedur yang
ada.
g. Setelah selesai proses penyiapan makanan, peralatan dan ruang tempat
pengolahan harus dibersihkan kembali.

G. KRITERIA PEMULANGAN PASIEN


1. RAWAT JALAN
Kriteria pemulangan pasien rawat jalan :

a. Pasien dalam kondisi stabil


b. Tidak didapatkan tanda-tanda kegawatdaruratan
c. Prognosis baik
d. Mampu minum obat
e. Disarankan control apabila obat habis
2. UGD
Kriteria pemulangan Pasien di UGD :

a. Pasien dalam kondisi stabil, GCS 4 5 6


b. Tidak didapatkan tanda gawat darurat yang mengancam jiwa
c. Prognosis pasien baik
d. Mampu meminum obat dan mematuhi petunjuk dokter pemeriksa
e. Apabila terjadi tanda-tanda penurunan kondisi, segera kembali memeriksakan diri
f. Mampu control apabila obat habis
3. RAWAT INAP
Kriteria pemulangan pasien di rawat inap :

a. Pasien secara klinis sudah menunjukkan tanda-tanda perbaikan, misalnya : tidak


panas dalam waktu 24 jam tanpa pemberian obat antipiretik, GDS dalam keadaan
stabil, tensi dalam keadaan stabil, dehidrasi sudah teratasi, dsb.
b. Pasien sudah bisa minum obat secara peroral
c. Tidak didapatkan tanda-tanda kegawatdaruratan yang mengancam jiwa
d. Kondisi pasien sudah stabil
e. Mampu control apabila obat habis.
4. PONED
Kriteria pemulangan pasien di rawat inap :

a. Ibu dalam kondisi yang stabil, misalnya : kontraksi uterus bagus, keras, pendarahan
tidak massif, BAK normal
b. Tanda-tanda vital bagus
c. Ibu mampu minum obat secara peroral
d. Bayi : kondisi stabil, bayi sudah BAB dan BAK
e. Bayi mampu menetek
f. Ibu dan keluarga mampu melakukan perawatan secara mandiri di rumah
g. Mampu control apabila obat habis
h. 1x24 jam sejak pasien melahirkan baru boleh dipulangkan

Ditetapkan di : Pelangan
Pada tanggal : Januari 2022

PEMIMPIN UNIT PELAKSANA TEKNIS


PUSKESMAS PELANGAN

ZULQUTBI

Anda mungkin juga menyukai