Anda di halaman 1dari 10

PROGRAM KERJA SUB KOMITE KREDENSIAL

RUMAH SAKIT PRASETYA HUSADA


TAHUN 2019

RUMAH SAKIT PRASETYA HUSADA


JALAN RAYA NGIJO NO.25 KARANGPLOSO - MALANG
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan adanya permenkes No 49 tahun 2013 semua rumah sakit diharuskan
untuk membentuk komite keperawatan, salah satu tugas komite keperawatan adalah
menyusun program kredensial bagi seluruh perawat dirumah sakit. Kredensial adalah
proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan untuk menentukan kelayakan
pemberian kewenangan klinis.
Dengan begitu kredensial berbicara tentang kewenangan/kompetensi yang
dimiliki oleh seorang perawat. Hasil akhir dari proses kredensial adalah seorang
perawat kompeten atau tidak kompeten terhadap kewenangan klinis sesuai dengan
jenjangnya. Kredensialing adalah proses verifikasi kompetensi seorang perawat yang
selanjutnya ditetapkan kewenangan klinis untuk melakukan tindakan keperawatan
sesuai dengan lingkup praktiknya, rumah sakit wajib menetapkan kewenangan klinis
tenaga kesehatan yang memperoleh izin praktik dalam rangka melaksanakan tata
kelola klinis yang baik.
Kredensialing merupakan serangkaian kegiatan untuk memastikan seseorang
memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk bekerja dan pantas untuk diberikan
kewenangan menjalankan tugas atau pekerjaan tertentu wajib dilakukan oleh seorang
profesi sebagai akuntabilitas dan bukti kesiapannya melaksanakan tugas pekerjaan
secara bertanggung jawab dan mandiri.
BAB II
TUGAS SUB KOMITE KREDENSIAL

A. Pengertian Subkomite Kredensial


Subkomite kredensialing merupakan organisasi yang melaksanakan kredensial
untuk menjamin agar tenaga keperawatan kompeten dalam memberikan pelayanan
keperawatan kepada pasien sesuai dengan standar profesi. Tahapan kredensial
meliputi kegiatan review dokumen kelengkapan,melaksanakan verifikasi dan
evaluasi dokumen.

B. Tugas Subkomite Kredensial


1. Menyusun daftar rincian kewenangan klinis dan white paper keperawatan
2. Menyusun buku putih/white paper yang merupakan dokumen persyaratan terkait
kompetensi yang dibutuhkan dalam melakukan setiap jenis pelayanan
keperawatan dan kebidanan sesuai dengan standar kompetensinya
3. Menerima hasil verifikasi persyaratan kredensial dari bagian SDM
4. Merekomendasikan tahapan proses kredensial
5. Membuat laporan seluruh proses kredensial kepada ketua komite keperawatan
untuk diteruskan ke kepala atau direktur rumah sakit.
6. Merekomendasikan pemulihan kewenangan klinis bagi setiap tenaga
keperawatan.
7. Melakukan kredensial ulang secara berkala.

C. Tujuan Kredensial
a) Tujuan Umum
Tujuan dari proses kredensial di RS Prasetya Husada adalah untuk mendapatkan
perawat yang kompeten dan dapat menjalankan kewenangan klinis yang
diberikan.
b) Tujuan Khusus
1) Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan asuhan
keperawatan
2) Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien,masyarakat,dan
lingkungan rumah sakit
3) Memberikan perlindungan kepada SDM keperawatan
4) Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga pasien.
BAB III
PROSES KREDENSIAL

A. Proses Kredensial
Salah satu tugas komite keperawatan melalui sub komite kredensial adalah
melakukan kredensial terhadap seluruh tenaga keperawatan di Rumah Sakit. Ada
beberapa hal yang harus ada sebelum melakukan kredensial:
1) Ada tim yang selanjutnya disebut sebagai panitia adhoc yang dibentuk oleh
komite keperawatan untuk melakukan kredensial, panitia adhoc ini terdiri dari
tenaga perawat rumah sakit dan mitra bestari. Mitra Bestari bisa berasal dari
institusi pendidikan jejaring rumah sakit, organisasi profesi, kolegium atau
perawat dirumah sakit lain.
2) Ada buku putih/white book yang dijadikan dasar panduan dalam malakukan
kredensial dan re-kredensial. Buku putih ini berisi tentang syarat – syarat yang
harus di penuhi oleh tenaga keperawatan yang digunakan untuk menentukan
kewenangan klinis (Permenkes RI No .49 tahun 2013 tentang komite
keperawatan). Buku putih ini disusun oleh komite keperawatan dengan
melibatkan mitra bestari dan dapat memperoleh masukan dari berbagai unsur
organisasi profesi keperawatan, kolegium keperawatan, dan unsur pendidikan
tinggi keperawatan. Buku putih ini disusun berdasarkan level atau jenjang
perawat dan berisi tentang kompetensi utama dan kompetensi khusus yang harus
di penuhi oleh seorang perawat di level atau jenjangnya.
3) Ada daftar kewenangan klinis yang telah disusun oleh panitia adhoc dan
disahkan oleh direktur rumah sakit.
BAB IV
PELAKSANAAN KREDENSIAL

A. Tahapan Pelaksanaan Kredensial


Tahapan pelaksanan kredensialing pada perawat adalah:
1) Permohonan memperoleh kewenangan klinis
Pada tahap ini dimulai dengan pengajuan permohonan perawat kepada
direktur rumahsakit yang diketahui oleh kepala
ruangandankasiekeperawatan,laludirekturrumahsakitmenugaskankomitekeperawat
anuntukmelakukankredensialing. Perawat yang mengajukan telah mengisi
beberapa formulir yang disediakan rumah sakit yaitu rincian kewenangan klinis
yang diajukan dengan mencontreng kemampuan yang telah dicapai, mengisi
portofolio, self assessment, loog book dan melengkapi dokumen bukti.
Dokumen kelengkapan tersebut diserahkan kepada kasie keperawatan untuk
ditindak lanjuti dan diserahkan kepada ketua komite keperawatan.
2) Tahapan kajian sub komite kredensial
Setelah dilakukan verifikasi terhadap kelengkapan dokumen,komite
keperawatan menugasankan sub komite kredensial untuk menindaklanjuti
permohonan tersebut, sub komite kredensial menetapkan assessorkeperawatan
atau mitra bestari. Mitra bestari adalah orang yang kompeten dalam area
keperawatan, mempunyai kemampuan dibidang pengetahuan, keterampilan, sikap,
dan prilaku. Mitra bestari dapat diambil dari mitra universitas ataupun dari rumah
sakit lain dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Pengambilan mitra dari institusi lain dimungkinkan agar menjaga objektifan
pelaksanaan asesmen. Mitra bestari juga dapat dilaksanakan oleh mitra dari
ruangan lain di dalam rumah sakit dengan ketentuan yang sama.
Mitra bestari dibekali dengan kemampuan melaksanankan assesmen. Tugas
mitra bestari adalah mengkaji setiap asuhan atau tindakan keperawatan yang
diajukan oleh pemohon, mengacu kepada buku putih yang memuat syarat – syarat
kapan seorang perawat dianggap kompeten misalnya pendidikan dan pelatihan,
dan kemampuan menangani sejumlah kasus dalam periode tertentu. Berdasarkan
buku putih (white paper) tersebut mitra bestari dapat merekomendasikan atau
menolak permohonan kewenangan klinis asuhan dan tindakan keperawatan yang
diajukan.
Mitra bestari juga menilai kesehatan fisik dan mental dan jika perlu akan
dikonsulkan ke dokter untuk rekomendasi. Jika memerlukan validasi lanjut terkait
kewenangan klinis, dapat dilaksanakan asesmen yang berupa ujian praktik,
wawancara dan uji tertulis. Pada akhir proses kredensial,
Asessorkeperawatanataumitra bestari merekomendasikan sekelompok asuhan dan
tindakan keperawatan tertentu yang boleh dilakukan oleh pemohon (Clinical
Privillage)melalui sub komitekredensial. Selanjutnya komite keperawatan
mengkaji kembali rekomendasi tersebut dan mengadakan beberapa modifikasi
bila diperlukan.
3) Penerbitan surat penugasan klinis
Direktur rumah sakit menerbitkan surat penugasan kepada tenaga
keperawatan dan kebidanan pemohon berdasarkan rekomendasi ketua komite
keperawatan dan surat penugasan tersebut memuat daftar sejumlah kewenangan
klinis untuk melakukan asuhan dan tindakan keperawatan.
Ketentuan penugasan klinik adalah sebagai berikut:
a) Surat penugasan klinik berlaku sampai 3 tahun
b) Pada akhir masa berlakunya surat penugasan tersebut, rumah sakit harus
melakukan rekredensial. Rekredensial adalah proses re-evaluasi terhadap
tenaga keperawatan yang telah memiliki kewenangan klinis untuk menentukan
kelayakan pemberian kewenangan klinis tersebut.
c) Surat penugasan dapat berakhir setiap saat bila dinyatakan tidak kompeten
d) Kewenangan klinis untuk melakukan tindakan tertentu dapat dicabut
berdasarkan pertimbangan Komite Keperawatan berdasarkan kinerja profesi di
lapangan.
e) Kewenangan klinis yang dicabut tersebut dapat diberikan kembali bila
dianggap telah pulih kompetensinya setelah dilakukan pembinaan oleh
Subkomite Pengembangan Mutu Profesi/Sub Komite Etik.
f) Dokumen-dokumen dalam kredensial meliputi:
 Daftar kewenangan klinis
 White paper
 Lembar aplikasi pengajuan kredensialing
 Logbook kompetensi
 Self assessment
 Rekomendasi Mitra Bestari
 Rekomendasi Kewenangan Klinis
 Clinicical Appointment/Surat Penugasan Kerja Klinik

B. Daftar Kewenangan Klinis


Daftar kewenangan klinis adalah list/daftar dari kewenangan/uraian tugas yang
harus dikuasai oleh perawat berdasarkan level/jenjang kompetensi yang dicapainya.
Daftar Kewenangan Klinis ini dibakukan oleh rumah sakit dan mempunyai beberapa
unsur, yaitu kemampuan terkait asuhan keperawatan yang di dalamnya termasuk
keterampilan klinik, kemampuan dalam manajemen,kemampuan mengedukasi, dan
kemampuan melaksanakan riset terkait. Daftar kewenangan klinik sangat dikaitkan
dengan jenjang/level perawat dimana setiap level akan berbeda kewenangan
klinisnya. Untuk rumah sakit khusus di mana perawatnya harus mempunyai
spesifikasi sesuai kekhususannya maka daftar kewenangan klinik yang disusun juga
harus mengarah pada kekhususan tersebut. Daftar kewenangan klinis ini dapat
ditinjau secara periodic disesuaikan dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
Daftar kewenangan klinik harus disosialisasikan dan dimiliki oleh perawat sebagai
pedoman pencapaian kewenangan klinik.

C. White Paper
Buku putih/White Paper adalah dokumen yang berisi syarat-syarat yang harus
dipenuhi oleh tenaga keperawatan yang digunakan untuk menentukan Kewenangan
Klinis (Permenkes RI No. 49/2013 tentang Komite Keperawatan). Buku putih
disusun oleh Komite Keperawatan dengan melibatkan mitra bestari (Peer Group)
dan dapat memperoleh masukan pada berbagai unsur organisasi profesi keperawatan,
kolegium keperawatan, dan unsur pendidikan tinggi keperawatan.
Buku Putih ini disusun berdasarkan level/jenjang perawat dan berisi tentang
kompetensi utama dan kompetensi khusus yang harus dipenuhi oleh seorang perawat
di level/jenjangnya.

D. Lembar Aplikasi Kredensial


Merupakan dokumen kelengkapan yang harus diajukan ketika mengajukan
kredensial. Dokumen ini dikembangkan oleh Komite Keperawatan dan diisi oleh
perawat yang akan mengajukan kredensialing. Dokumen umumnya berisi tentang
identifikasi kredensialing individu misalnya terkait apakah perawat yang mengajukan
pernah kredensialing sebelumnya, apakah pengajuan kredensialing baru ataukah
rekredensialing. Selain itu aplikasi juga memuat pendidikan berkelanjutan yang
pernah diikuti oleh perawat selama kurun waktu 3 tahun yang mendukung pengajuan
kredensialing. Sehingga bentuk pendidikan berkelanjutan yang dilaksanakan adalah
harus sesuai dengan kompetensi dan arah karir perawat.

E. Logbook Perawat
Adalah buku catatan kegiatan/aktivitas sehari-hari yang dilaksanakan oleh
perawat yang mendukung pengajuan kredensial perawat. Buku ini diisi sehari-hari
dan merupakan proses pencapaian aktivitas yang dilaksanakan oleh individu perawat
dalam mencapai kewengan klinik. Tujuan dari logbook adalah untuk mengevaluasi
efek dari kompetensi yang terdiri dari penegetahuan, keterampilan, sikap, dan
perilaku tenaga kesehatan/perawat.
Bukti aktivitas dari logbook secara proses dilegalisasi oleh individu berapa
kali dalam melaksanakan kegiatan, selain itu logbook juga dilegalisasi oleh ketua tim
atau kepala unit tersebut. Pencapaian kelulusan aktivitas dalam logbook ini
hendaknya ditetapkan oleh komite keperawatan dan evaluasi dari aktivitas
menggunakan SPO yang telah ditetapkan. Preceptor/Penanggung jawab akan
memberikan catatan dari aktivitas yang dilaksanakan oleh perawat sebagai acuan
dalam pemberian kewenangan klinis.

F. Self Assessment
Self assessment atau evaluasi diri merupakan daftar deklarasi diri tentang
kemampuan diri terkait daftar kompetensi yang akan diajukan kewenangan
kliniknya. Daftar deklarasi meliputi deklarasi terkait kemampuan dalam segi
pengetahuan, sikap, dan keterampilan dari setiap list dasar kompetensi utama dan
kompetensi khusus. Khusus untuk kemampuan yang berkaiatan dengan keterampilan
umumnya juga dilengkapi dengan pencatatan logbook yang terdiri dari beberapa kali
perawat melaksanakan tindakan dan evaluasi dirinya dicatat. Evaluasi diri ini
menjadi masukan untuk assessor dan akan divalidasi saat dilaksanakan assessment.

G. Rekomendasi Mitra Bestari


Rekomendasi kredensial yang dikeluarkan oleh tim mitra bestari setelah
dilaksanakannya asesmen. Mitra Bestari melakukan kredensial dengan telaah
dokumen bukti untuk setiap kewenagan klinis yang diminta sesuai dengan buku
putih. Bukti logbook pencapaian keterampilan klinis sangat membantu sebagai dasar
pengambilan keputusan dari mitra bestari. Jika dirasa perlu maka staff yang
mengajukan kredensial akan dilakukan wawancara, asesmen tulis, atau praktik
klinik. Asesmen yang berupa tertulis umumnya untuk memvalidasi pengetahuan dan
sikap sedangkan asesmen praktik untuk memvalidasi keterampilan dan juga sikap
dari perawat. Asesmen ini bukan bersifat ujian,tetapi lebih kearah memvalidasi
terhadap dokumen yang diajukan dan juga bersifat untuk pembinaan dan
pengembangan.
Bentuk rekomendasi umunya kesimpulannya terdiri dari tiga komponen yaitu:
kompeten dengan supervise dan tidak kompeten. Jika perawat yang mengajukan
kredensial dan dinilai belum pada kategori kompeten, maka tim kredensial harus
memberikan masukan terhadap kekurangan dan tindak lanjut pembinaan dan
pengembangan agar perawat mendapatkan kewenangan klinik. Bagi staf yang belum
kompeten diberikan waktu untuk kembali memperbaiki keterampilan klinisnya
dengan pembinaan dan dapat mengajukan kredensial kembali apabila kompetensinya
sudah tercapai. Bagi staff yang sudah kompeten maka rekomendasi sub
komitekredensial ditandatangani oleh semua tim dan hasilnya diserahkan kepada
komite keperawatan untuk ditindaklanjuti dengan memberikan rekomendasi
kewenangan klinis kepada direktur RS.

H. Rekomendasi Kewenangan Klinis


Rekomendasi kewenangan klinis merupakan rekomendasi yang dikeluarkan
oleh Komite Keperawatan sebagai hasil kesimpulan dari asessor keperawatan dan
mitra bestari. Rekomendasi kewenanangan klinis ditujukan kepada direktur rumah
sakit sebagai dasar pemberian Surat Penugasan Kerja Klinik/SPKK/Clinical
Appointment.

I. Clinical Appointment/Surat Pugasan Klinik


Surat Penugasan Klinik adalah penugasan direktur rumah sakit kepada tenaga
keperawatan untuk melakukan asuhan keperawatan di rumah sakit
tersebutberdasarkan daftar kewenangan klinis (PERMENKES No. 49/2013 tentang
Komite Keperawatan).
Ketentuan dalam SPKK meliputi :
a. Direktur menerbitkan SPK berdasarkan rekomendasi dari komite keperawatan
(hasil kajian assessor keperawatandanmitrabestari)
b. Setiap staf keperawatan akan mendapat SPK secara individu
c. Staf keperawatan dapat melakukan tugas apabila sudah dilakukan kredensial dan
telah mendapatkan Surat Penugasan Klinis (SPK) dari Direktur RS
d. SPK untuk staf keperawatan dilengkapai dengan uraian kompetensi yang boleh
dilakukan oleh staf keperawatan tersebut. SPK ini berlaku untuk jangka waktu 3
tahun.

Malang, 23Juni 2019


Mengetahui,
Ketua Komite Keperawatan Ketua Sub Komite Kredensial

Siti Mutmainah Amd.Kep Ns.Moh. Halili S.Kep,Ners


Menyetujui,
Direktur

dr. M. ArifSurjadi,MMRS

NIK.10.12.070

Anda mungkin juga menyukai