PERAWAT KARDIOVASKULAR
BAB I
Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK
Page 1
PENDAHULUAN
A.
DASAR PEMIKIRAN
Dalam rangka menjamin kualitas pelayanan/asuhan keperawatan, maka tenaga keperawatan
sebagai pemberi pelayanan harus memiliki kompetensi, etis dan peka budaya . Untuk
merekomendasikan pemberian kewenangan klinis bagi setiap tenaga keperawatan, diperlukan
perangkat untuk melakukan tahapan kredensial , antara lain buku putih. Buku Putih berisi
tentang dokumen persyaratan/kriteria terkait kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan
setiap jenis pelayanan keperawatan sesuai dengan standar kompetensinya.
Dokumen Persyaratan
dipakai
sebagai acuan Mitra Bestari untuk menilai kesesuaian kewenangan klinis yang diajukan oleh
seorang perawat pada level kompetenasi tertentu di setiap unit keperawatan di RSJPDHK.
Untuk memberikan asuhan keperawatan dan melakukan tindakan /prosedur keperawatan
kardiovaskular
kardiovaskular
Buku putih menjelaskan tentang kriteria
mendapatkan kewenangan klinis .Kriteria yang dipersyaratkan terdiri dari kriteria umum dan
kriteria khusus.
B.
Page 2
A. PENGERTIAN
Buku Putih (White Paper) adalah buku yang memuat dokumen persyaratan/kriteria terkait
kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan setiap jenis pelayanan keperawatan sesuai
dengan standar kompetensinya.
Buku Putih merupakan tolok ukur/acuan bagi mitra bestari dalam proses kredensial seorang
praktisi keperawatan apakah layak diberi kewenangan klinis asuhan keperawatan tertentu.
Setiap rumah sakit menyusun buku putih sendiri dengan mengacu pada buku standar profesi
yang ada.
B. KRITERIA UMUM
Kriteria umum merupakan kriteria yang dipersyaratkan untuk mendapatkan kewenangan
klnis bagi seluruh tenaga perawat dari level peringkat Beginner sampai Expert sebagai
berikut :
1. Lulus pendidikan formal keperawatan minimal D-3 Keperawatan
2. Memiliki STR perawat yang masih berlaku
3. Telah menyelesaikan program preceptorship 1 , 2,3,4 dan lulus uji praktik kompetensi inti
4. Lulus Pelatihan Kardiologi Dasar
5. Lulus Pelatihan Kardiologi Lanjut (untuk level minimal Advanced Beginner B )
6. Sehat jasmani dan rohani
7. Berperilaku baik sesuai etika profesi keperawatan
C.
KRITERIA KHUSUS
Kriteria khusus menggambarkan pesyaratan kompetensi perawat untuk mendapatkan
kewenangan klinis melakukan tindakan keperawatan meliputi : 1) asuhan keperawatan
gangguan kardiovaskular tanpa komplikasi , 2) asuhan keperawatan pasien gangguan
kardiovakular dengan komplikasi
jantung, Stroke, Aneurisma Aorta, Suddent Cardiac Arrest dan Periveral Arteri Diseases
pada :
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
KASUS
Asuhan keperawatan pre operasi jantung elektif
Asuhan keperawatan pre kateterisasi
Asuhan keperawatan post kateterisasi
Asuhan keperawatan pre Pencutaneous Coronary Intervention
(PCI).
Asuhan keperawatan post Pencutaneous Coronary Intervention
(PCI) tanpa penyulit.
Asuhan keperawatan hipertensi
Asuhan keperawatan penyakit jantung koroner tanpa penyulit
Asuhan keperawatan jantung bawaan tanpa penyulit
Asuhan keperawatan katup jantung tanpa penyulit
Asuhan keperawatan penyakit jantung infeksi tanpa penyulit
Melakukan pendidikan kesehatan pada klien dengan gangguan
kardiovaskuler tanpa komplikasi
TARGET/
THN
24 pasien
30 pasien
30 pasien
24 pasien
24 pasien
36 pasien
36 pasien
36 pasien
24 pasien
12 pasien
2 pasien
sebagai
berikut:
a. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan institusi
diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi
b. Telah memiliki sertifikat BCLS/ ACLS yang diselenggarakan institusi diklat yang
sudah terakreditasi .
c. Telah melakukan Asuhan Keperawatan pasien gangguan kardiovaskular tanpa
komplikasi masing masing kasus sesuai target yang telah ditentukan dengan benar dan
dibuktikan dengan log book.
d. Kewenangan klinis untuk melakukan Asuhan Keperawatan pasien gangguan
kardiovaskular tanpa komplikasi meliputi pengkajian, implementasi dan evaluasi.
diberikan pada perawat level beginner B .
e. Telah dilakukan
kompeten.
Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK
Page 4
Serangan jantung , Stroke , Aneurisma Aorta, Suddent Cardiac Arrest, Periveral Arteri
Diseases pada :
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
KASUS
TARGET/THN
Asuhan keperawatan intra & paska operasi jantung elektif &
24 pasien
emergensi Fraksi Ejeksi kurang dari 40 %
Asuhan keperawatan pre kateterisasi dengan prolonge chest
12 pasien
pain
Asuhan keperawatan post kateterisasi dengan kritical vessel
24 pasien
diseases
Asuhan keperawatan gagal jantung kelas I, II, III, IV
24 pasien
Asuhan keperawatan angina pektoris tidak stabil
24 pasien
Asuhan keparawatan dengan SAK
24 pasien
Asuhan keperawatan terapi trombolitik
6 pasien
Asuhan keperawatan dengan pre dan post PTCA dengan
24 pasien
komplikasi
Asuhan keperawatan pasien dengan edema paru
3 pasien
Asuhan keperawatan dengan kardiogenik syok
3 pasien
Asuhan keperawatan dengan aritmia
3 pasien
Asuhan keperawatan jantung bawaan dengan komplikasi
36 pasien
Asuhan keperawatan katup jantung dengan komplikasi
24 pasien
Asuhan keperawatan penyakit jantung infeksi dengan
12 pasien
komplikasi
Asuhan keperawatan pasien gangguan kardiovaskuler yang
menggunakan alat bantu :
6 pasien
Pacu Jantung
36 pasien
Ventilasi Mekanik
6 pasien
IABP
6 pasien
CRRT.
1 pasien
ECMO
Melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien gangguan
2 pasien
kardiovaskuler dengan komplikasi
Page 5
2.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan institusi
diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
2.2. Telah memiliki sertifikat BCLS/ ACLS yang diselenggarakan institusi diklat yang
sudah terakreditasi .
2.3. Telah melakukan Asuhan Keperawatan pasien gangguan kardiovaskular dengan
komplikasi komplek masing masing kasus sesuai target yang sudah ditentukan,
dengan benar dan dibuktikan dengan log book.
2.4. Kewenangan klinis untuk melakukan Asuhan Keperawatan pasien gangguan
kardiovaskular tanpa komplikasi yang meliputi pengkajian, implementasi dan
evaluasi diberikan pada perawat minimal advance beginner B.
2.5. Telah dilakukan
kompeten
3.
PROSEDUR KHUSUS
Prosedur Khusus meliputi porsedur keperawatan kardiovaskular yang dilakukan di unit
perawatan, meliputi:
Page 6
bantuan sirkulasi yang bertujuan mencukupi kebutuhan oksigen otak dan substrat
lain sementara jantung dan paru tidak berfungsi. Teknik ini diberikan pada korban
yang mengalami henti jantung dan nafas, tetapi masih hidup.RJP harus segera
dilakukan dalam 4-6 menit setelah ditemukan telah terjadi henti nafas dan henti
jantung untuk mencegah kerusakan sel-sel otak yang diikuti organ organ tubuh lain.
Dengan demikian pemeliharaan perfusi serebral merupakan tujuan utama pada RJP.
Jika penderita ditemukan bernafas namun tidak sadar maka posisikan dalm keadaan
mantap agar jalan nafas tetap bebas dan sekret dapat keluar dengan sendirinya.
Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan tindakan resusirasi jantung
paru dasar ( BCLS) harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
3.2.1. Telah memiliki sertifikat kardiologi dasar yang diselenggarakan institusi
diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi
3.2.2. Telah memiliki sertifikat BCLS yang diselenggarakan institusi diklat yang
sudah terakreditasi .
Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK
Page 7
3.2.3. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi diklat yang
sudah terakreditasi .
3.2.4. Telah melakukan tindakan BCLS minimal 2 kali pertahun dengan benar dan
dibuktikan dengan log book
3.2.5. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan tindakan resusirasi jantung
paru lanjut ( ACLS) harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
3.2.6. Telah memiliki sertifikat kardiologi lanjut yang diselenggarakan institusi
diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi
3.2.7. Telah memiliki sertifikat ACLS yang diselenggarakan institusi diklat yang
sudah terakreditasi .
3.2.8. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi diklat yang
sudah terakreditasi .
3.2.9. Telah melakukan tindakan ACLS minimal 2 kali pertahun dengan benar dan
dibuktikan dengan log book
3.2.10. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.3. Pemberian Obat High Alert
Merupakan obat-obatan yang perlu mendapat perhatian tinggi / High-Alert
Medications yang mensyaratkan agar rumah sakit meningkatkan aspek keselamatan
pada obat-obatan yang termasuk high alert (Standar Akreditasi RS 2012 SKP.3 / JCI
IPSG.3). Yang masuk kriteria ini antara lain :obat-obatan yang sering terlibat dalam
kesalahan dan atau kejadian sentinel, obat-obatan yang memiliki risiko lebih tinggi
jika terjadi kesalahan, serta obat-obatan yang nama obat, rupa, dan ucapannya
mirip (Norum).Cara yang paling efektif untuk mengurangi atau menghilangkan
kejadian ini adalah menyusun proses pengelolaan obat yang perlu mendapat
perhatian tinggi; termasuk memindahkan elektrolit konsentrasi tinggi dari unit
perawatan pasien ke farmasi. Setiap pemberian obat harus dilakukan pengecekan 7
benar oleh 2 orang perawat
Page 8
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk memberikan obat high alert harus
memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
3.3.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.3.2. Telah melakukan tindakan pemberian obat high Alert minimal 12 kali
pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.
3.3.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
tertentu.
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk memberikan tranfusi darah pada
pasien harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
3.4.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi
3.4.2. Telah melakukan tindakan pemberian tranfusi darah
minimal 2 kali
Page 9
tambahan ke otot jantung bila denyut jantung tidak mampu menghasilkan curah
jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan fisiologis .
Pacu jantung sementara adalah alat pacu jantung sementara dimana electrode
dimasukkan
ventrikel kanan . Generator ditempatkan diluar dan bersifat sementara pada kelainan
yang dicurigai terjadi gangguan irama tersebut bersifat sementara atau sebagai
tindakan sebelum pemasangan permanen pacemaker.
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan seting ulang TPM
harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
3.5.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.5.2. Telah melakukan askep pasien dengan TPM dan melakukan seting ulang
TPM minimal 2 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log
book.
3.5.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
Page 10
bayi
minimal 2 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.
3.7.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
Page 11
Nutrisi Parenteral (NP) merupakan suatu cara pemberian nutrisi dan energi secara
intravena yang bertujuan untuk memberikan kecukupan karbohidrat, protein, lemak,
vitamin dan mineral yang diperlukan untuk metabolisme tubuh baik untuk pasien
dewasa maupun bayi . NP sangat diperlukan untuk pertumbuhan bayi baru lahir
yang mempunyai problem klinik yang berat, terutama pada Bayi Baru Lahir Amat
Sangat Rendah (BBLASR) di mana belum/tidak memungkinkan untuk diberikan
nutrisi enteral.
Peran perawat spesialis anak dalam pemberian nutrisi parenteral sangat penting,
karena kitalah yang paling mempunyai kewenangan di ruang Unit Perawatan
Intensif Neonatus, sehingga kita semua dituntut mampu mandiri melaksanakan
pemberian nutrisi parenteral khususnya aspek kebutuhan nutrient pada neonatus.
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan pemberian nutrisi
parentral harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
3.8.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.8.2. Telah melakukan pemberian nutrisi parentral
tube nasogastrik
( selang nasogastrik) melalui hidung, melewati nasopharynx dan esophagus dan terus
sampai ke lambung .Nasogastric Tubes (NGT) digunakan untuk memberikan nutrisi
dan obat-obatan kepada seseorang yang tidak mampu untuk mengkonsumsi
makanan, cairan, dan obat-obatan secara oral. NGT
Page 12
3.9.2. Telah melakukan pemasangan Naso Gastric Tube ( NGT) minimal 2 kali
pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.
3.9.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.10. Memberikan Gas Nitric Oxide Sesuai Program
Nitric Oxide merupakan salah satu senyawa yang berperan dalam tranformasi sinyal
dalam metabolism mahluk hidup. Senyawa ini akan menyampaikan sinyal terhadap
otot polos dalam lapisan pembuluh darah (Endotelium), untuk berelaksasi, sehingga
mengakibatkan pelebaran atau vasodilatasi pembuluh darah yang berakibat
meningkatkan aliran darah. Gas NO konsentrasi rendah digunakan untuk perawatan
hipertensi paru pada bayi yang baru dilahirkan. Produksi Nitric Oxide juga
menyebabkan pelebaran pembuluh darah paru, sehingga meningkatkan saturasi
oksigen sehingga memperbaiki pernafasan yang lebih baik. Demikian pula pada
pembuluh darah secara keseluruhan, sehingga bisa menjadi anti hipertensi yang
efektif menurunkan hipertensi.
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk memberikan nitric oxide sesuai
program harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
3.10.1.Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.10.2.Telah melakukan pemberian Nitric Oxide sesuai program minimal 1 kali
pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.
3.10.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
Page 13
Perawat yang diberikan kewenangan klinis menjadi Scrube Nurse operasi Jantung
harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
3.11.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi
3.11.2. Telah memiliki sertifikat pelatihan teknik kamar bedah sebagai scub ners
operasi jantung yang diselenggarakan institusi yang sudah terakreditasi .
3.11.3. Telah melakukan Scrube Nurse operasi Jantung minimal 50 kali pertahun
dengan benar dan dibuktikan dengan log book .
3.11.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.12. Berperan Sebagai Circulate Nurse Untuk Operasi Jantung
Perawat yang diberikan kewenangan klinis menjadi Scrube Nurse operasi Jantung
harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
3.12.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi
3.12.2. Telah memiliki sertifikat pelatihan teknik kamar bedah sebagai Circulate
Nurse operasi jantung yang diselenggarakan institusi yang sudah
terakreditasi .
3.12.3. Telah melakukan Circulate Nurse operasi Jantung minimal 50 kali pertahun
dengan benar dan dibuktikan dengan log book .
3.12.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.13. Melakukan observasi dan mengawasi pasien rehabilitasi Fase I
Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan observasi dan mengawasi
pasien Rehabilitasi fase 1 pasien gangguan kardiovaskular harus memenuhi kriteria
khusus sebagai berikut:
3.13.1. Telah memiliki sertifikat kardiologi dasar yang diselenggarakan institusi
diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi
3.13.2. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah
terakreditasi
Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK
Page 14
3.13.3. Telah melakukan Rehabilitasi fase 1 dengan kasus simple pada paska
operasi CABG,ASD,VSD minimal 50 kali pertahun
3.14. Melakukan Six minute walk test pada pasien evaluasi program akhir Fase II
Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan Six minute walk test pada
pasien evaluasi program akhir Fase II harus memenuhi kriteria khusus sebagai
berikut:
3.14.1. Telah memiliki sertifikat kardiologi dasar yang diselenggarakan institusi
diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi
3.14.2. Telah memiliki sertifikat BCLS/ ACLS yang diselenggarakan institusi diklat
yang sudah terakreditasi
3.14.3. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah
terakreditasi
3.14.4. Telah melakukan Six minute walk test pada pasien evaluasi program akhir
Fase II dengan dengan kasus minimal 50 kali pertahun
Page 15
3.15.4. Telah melakukan dosis latihan pada pasien program rehab Fase II minimal
50 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book .
3.15.5. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.16. Memberikan edukasi pada pasien selesai program rehabilitasi Fase II
Perawat yang diberikan kewenangan klinis memberikan edukasi selesai program
rehabilitasi Fase II pasien gangguan kardiovaskular harus memenuhi kriteria
khusus sebagai berikut:
3.16.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi
3.16.2. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah
terakreditasi
3.16.3. Telah melakukan edukasi pada pasien selesai program Fase II minimal 24
kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book .
3.16.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.17. Melakukan askep pada pasien Treadmill Test untuk evaluasi pada pasien
program rehab Fase III
Treadmill test adalah uji latih jantung beban dengan cara memberikan stress
fisiologi yang dapat menyebabkan abnormalitas kardiovaskular yang tidak
ditemukan pada saat istirahat. Latihan dinamik memberikan serial kompleks
penyesuaian kardiovaskular yang terjadi akibat peningkatan suplai darah ke otot
gerak sesuai dengan kebutuhan metabolisme yang terjadi, disamping upaya untuk
mempertahankan suplai darah ke organ vital seperti otak dan jantung.
Latihan dinamik dapat mengakibatkan peningkatan curah jantung, peningkatan
tekanan darah arteri dan peningkatan tahanan / resistensi perifer meningkat.
Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan
Treadmill Test ( TMT) untuk evaluasi program rehab Fase III harus memenuhi
kriteria khusus sebagai berikut:
Page 16
3.17.1.
3.17.2.
3.17.3.
3.17.4.
3.17,4.
3.18. Melakukan pemeriksaan Cardio Pulmonal Exercise ( CPX) Pada pasien CHF
Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan tindakan Treadmill Test
( TMT) untuk pemeriksaan diagnostik harus memenuhi kriteria khusus sebagai
berikut:
3.18.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan
institusi diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi
3.18.2.
3.18.3. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah
Terakreditasi
3.18.4. Telah melakukan pemeriksaan Cardio Pulmonal Exercise ( CPX) Pada
pasien CHF minimal 5 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan
dengan log book .
3.18.5. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.19. Melakukan Tindakan Ekokardiografi Untuk Pemeriksaan Diagnostik
Page 17
tindakan Ekokardiografi
Page 18
gangguan irama jantung, iskemi otot jantung atau penyempitan pembuluh darah
jantung.
Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan pemasangan Holter untuk
pemeriksaan diagnostik harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
3.20.1. Telah memiliki sertifikat kardiologi dasar yang diselenggarakan institusi
Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi
3.20.2. Telah memiliki sertifikat pelatihan melakukan pemasangan
Holter untuk
pemasangan
minimal 25 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book .
3.20.5. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.21. Melakukan koreksi cairan dan elektrolit sesuai program
Keseimbangan cairan tubuh dipertahankan melalui mekanisme homeostasis yang
sangat kritis. Kehilangan cairan yang normal terjadi melalui air seni (urine),
keringat dan uap air nafas. Cairan penggnatinya berasal dari air metabolisme dan
cairan lain yang diminum. 60% berat tubuh adalah air dimana yang 40% berada di
dalam sel (intra-seluler), yang 15% berada di antara sel-sel (interstitial) dan yang
5% berada di dalam pembuluh darah (intra-vaskuler). Kedua jenis cairan inilah
aktif keluar dan masuk tubuh. Defisit yang mencapai 10% berat badan adalah defisit
derajat berat yang tidak akan dapat sembuh (bahkan fatal) ,jika tidak mendapat
pengobatan dan terapi cairan yang serius. Tujuan terapi cairan, baik melalui oral
maupun intravena adalah untuk mempertahankan agar status cairan tetap dalam
keseimbangan, yaitu Jumlah Cairan Masuk = Jumlah Cairan Keluar
Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan koreksi cairan dan elektrolit
sesuai program harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
3.17.1.
3.21.1.
Telah melakukan tindakan koreksi cairan dan elektrolit sesuai program minimal
Page 19
terapi prostaglandin
log book .
P rosedur
pengambilan sampel darah harus dilakukan dengan benar, mulai dari persiapan
peralatan, pemilihan jenis antikoagulan, pemilihan letak vena, teknik pengambilan
agar diperoleh specimen darah yang memenuhi syarat uji laboratorium.
Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan tindakan plebotomi sesuai
program harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
3.23.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.23.2. Telah memberikan melakukan tindakan plebotomi sesuai program minimal
1 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book .
3.23.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.24. Memberikan Terapi Sinar Biru (Blue Light ) Sesuai Program
Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK
Page 20
berbahaya yang dapat mencapai retina. Seiring dengan usia, sinar biru dapat diserap
oleh mata, terutama akibat penguningan lensa.
kemampuan ini belum optimal karena lensa mereka masih bening. Pada usia 0
hingga 2 tahun,70% 80% sinar biru dapat mencapai retina, berkurang menjadi
60% 70% saat usia 2 sampai 10 tahun, hingga akhirnya hanya 20% sinar yang
mencapai retina pada saat usia 60 sampai 90 tahun. Usia yang paling rentan
menyebabkan kerusakan retina akibat sinar biru terjadi pada usia bayi dan anakanak.
Perawat yang diberikan kewenangan klinis memberikan terapi Blue light sesuai
program sesuai program harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
3.24.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.24.2. Telah memberikan terapi Blue light sesuai program minimal 2 kali pertahun
dengan benar dan dibuktikan dengan log book .
3.24.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.25. Melakukan Priming Alat Bantu Mekanik IABP, CRRT, LVAD
Priming adalah pengisian cairan yang pertama kali dalam sirkulasi darah
(ABL+Dialyzer+VBL) dengan menggunakan cairan NaCl. Tujuan dari Priming
adalah untuk mengeluarkan bahan pengawet yang terdapat pada dialyzer .
Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan priming alat bantu mekanik
IABP, CRRT, LVAD harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
3.25.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.25.2. Telah melakukan priming alat bantu mekanik IABP, CRRT, LVAD
minimal 2 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan
log book .
3.25.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
Page 21
Page 22
3.28. Memberikan Terapi Oksigen Dengan Aliran sedang sampai tinggi , dan
Konsentrasi sedang sampai tinggi Dalam Kondisi Emergensi
Oksigen (O2) merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Terapi
O2 merupakan salah satu dari terapi pernafasan dalam mempertahankan okasigenasi
jaringan yang adekuat. Tujuan terapi oksigen meliputi meningkatkan kadar oksigen
udara napas , kadar oksigen yang ada di paru-paru menjadi tinggi , tekanan pastial
oksigen dialveolus meningkat , oksigen yang berdifusi melalui dinding alveolus
lebih banyak , kadar oksigen yang terangkut melalui peredaran darah cukup dan
persediaan oksigen di jaringan sel dapat terpenuhi , mencegah terjadinya hipoksia.
Perawat yang diberikan kewenangan klinis memberikan terapi oksigen dengan
aliran sedang sampai tinggi , konsentrasi sedang sampai tinggi dalam kondisi
emergensi harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
3.28.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.28.2. Telah memberikan terapi oksigen dengan aliran sedang sampai tinggi ,
konsentrasi sedang sampai tinggi dalam kondisi emergensi 25 kali pertahun
dengan benar
Page 23
3.29. Monitoring Hemodinamik Invasive (BP, HR, RAP, LAP, PAP, PCWP, CO,
CI)
Hemodinamik adalah aliran darah dalam system peredaran tubuh kita baik melalui
sirkulasi magna (sirkulasi besar) maupun sirkulasi parva ( sirkulasi dalam paruparu).
Hemodinamik
monitoring
adalah
pemantauan
dari
hemodinamik
Page 24
dengan benar
dan dibuktikan dengan log book bagi perawat level Beginner dan Advance
Beginner
3.30.3. Telah melakukan pendidikan kesehatan pada pasien gangguan
kardiovaskular dengan komplikasi, minimal 1 kali pertahun dengan
benar dan dibuktikan dengan loog book bagi perawat level Competent,
Proficient & Expert.
3.30.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten .
3.31. Mengambil sampel darah vena / arteri langsung atau melalui CVP Line ,
Arteri line
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk mengambil sampel darah vena / arteri
langsung atau melalui CVP Line , Arteri line harus memenuhi kriteria khusus sebagai
berikut:
melalui CVP Line , Arteri line minimal 25 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan
dengan log book.
Page 25
3.32. Melakukan pencampuran & penghitungan dosis obat KV melalui intra vena
( Beginner B)
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan pencampuran
&penghitungan dosis obat KV melalui intra vena harus memenuhi kriteria khusus
sebagai berikut:
3.32.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.32.2. Telah melakukan pencampuran &penghitungan dosis obat KV melalui intra
vena 24 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.
3.32.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.33. Melakukan perekaman Elektrokardiogram ( EKG).
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan
perekaman
Page 26
Page 27
Page 28
3.40.3. Telah melakukan askep pasien dengan PPM minimal 6 kali pertahun dengan
benar dan dibuktikan dengan log book.
3.40.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.41. Melakukan hiperventilasi pada pasien hipercapnia dalam kondisi emergensi
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan melatih pasien melakukan
hiperventilasi pada pasien hipercapnia dalam kondisi emergensi harus memenuhi kriteria
khusus sebagai berikut:
dalam kondisi
emergensi minimal 25 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.
3.41.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.42. Memasang urine kateter
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk Memasang urine kateter harus memenuhi
kriteria khusus sebagai berikut:
Page 29
aspirasi cairan pleura /pericard mell pigtail atau cavafix harus memenuhi kriteria khusus
sebagai berikut:
penghisapan lendir via hidung , mulut , ETT, tracheostomi harus memenuhi kriteria khusus
sebagai berikut:
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan desinfeksi ,kalibrasi & priming
mesin hemodialisa harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
Page 30
hemodialisa minimal 50 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log
book.
3.46.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.47. Melakukan askep pasien tindakan Hemodialisis
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan askep pasien tindakan Hemodialisis
harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
minimal 50 kali
3.48. Melakukan penusukan vaskular akses melalui cimino dan setting kecepatan
aliran mesin HD
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan melatih pasien melakukan
penusukan vaskular akses dan setting kecepatan aliran mesin HD harus memenuhi kriteria
khusus sebagai berikut:
Page 31
3.48.3. Telah melakukan melakukan latihan batuk efektif minimal 50 kali pertahun
dengan benar dan dibuktikan dengan log book.
3.48.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
pemeriksaan Ankle Brachial Index harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
3.49.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.49.2. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah
terakreditasi
3.49.3. Telah melakukan melakukan pemeriksaan Ankle Brachial Index minimal 50
kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.
3.49.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.50. Melakukan Pemeriksaan Reografi
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan pemeriksaan Reografi harus
memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
minimal
50 kali
Page 32
Page 33
3.56. Berperan Sebagai Scrube Nurse Tindakan Laser Endovenous & Plebectomy
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan Scrube Nurse tindakan Laser
Page 34
3.56.2. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah
terakreditasi
3.56.3. Telah melakukan Scrube Nurse tindakan Laser Endovenous minimal 12 kali
pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.
tindakan Laser
Melakukan
askep
keperawatan
pada
tindakan
Transesophageal
Echocardiogram ( TEE)
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan
Page 35
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan tindakan ABPM harus memenuhi
kriteria khusus sebagai berikut:
Page 36
3.61.3. Telah melakukan tindakan Priming Mesin CPB minimal 50 kali pertahun dengan
benar dan dibuktikan dengan log book.
Page 37
Page 38
Page 39
Page 40