Anda di halaman 1dari 40

PEDOMAN BUKU PUTIH ( WHITE PAPER)

PERAWAT KARDIOVASKULAR

KOMITE KEPERAWATAN & KETEKNISIAN


RS JANTUNG & PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA
JAKARTA, 2015

BAB I
Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 1

PENDAHULUAN
A.

DASAR PEMIKIRAN
Dalam rangka menjamin kualitas pelayanan/asuhan keperawatan, maka tenaga keperawatan
sebagai pemberi pelayanan harus memiliki kompetensi, etis dan peka budaya . Untuk
merekomendasikan pemberian kewenangan klinis bagi setiap tenaga keperawatan, diperlukan
perangkat untuk melakukan tahapan kredensial , antara lain buku putih. Buku Putih berisi
tentang dokumen persyaratan/kriteria terkait kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan
setiap jenis pelayanan keperawatan sesuai dengan standar kompetensinya.
Dokumen Persyaratan

atau kriteria terkait kompetensi perawat kardiovaskular

dipakai

sebagai acuan Mitra Bestari untuk menilai kesesuaian kewenangan klinis yang diajukan oleh
seorang perawat pada level kompetenasi tertentu di setiap unit keperawatan di RSJPDHK.
Untuk memberikan asuhan keperawatan dan melakukan tindakan /prosedur keperawatan
kardiovaskular

diperlukan kompetensi umum/inti dan kompetensi asuhan keperawatan

kardiovaskular serta kompetensi khusus keperawatan kardiovaskular dari seorang tenaga


keperawatan yang telah

mengikuti pendidikan formal dan non formal keperawatan

kardiovaskular
Buku putih menjelaskan tentang kriteria

yang harus dipenuhi seorang perawat untuk

mendapatkan kewenangan klinis .Kriteria yang dipersyaratkan terdiri dari kriteria umum dan
kriteria khusus.

B.

TUJUAN PEDOMAN BUKU PUTIH


Tersedianya Pedoman Buku Putih bertujuan :
1. Sebagai tolok ukur Mitra Bestari untuk menetapkan kewenangan klinis perawat yang
mengajukan kewenangan klinis.
2. Sebagai acuan setiap perawat yang akan mengajukan kewenangan klinis.
BAB II
BUKU PUTIH / WHITE PAPER PERAWAT KARDIOVASKULAR

Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 2

A. PENGERTIAN
Buku Putih (White Paper) adalah buku yang memuat dokumen persyaratan/kriteria terkait
kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan setiap jenis pelayanan keperawatan sesuai
dengan standar kompetensinya.
Buku Putih merupakan tolok ukur/acuan bagi mitra bestari dalam proses kredensial seorang
praktisi keperawatan apakah layak diberi kewenangan klinis asuhan keperawatan tertentu.
Setiap rumah sakit menyusun buku putih sendiri dengan mengacu pada buku standar profesi
yang ada.
B. KRITERIA UMUM
Kriteria umum merupakan kriteria yang dipersyaratkan untuk mendapatkan kewenangan
klnis bagi seluruh tenaga perawat dari level peringkat Beginner sampai Expert sebagai
berikut :
1. Lulus pendidikan formal keperawatan minimal D-3 Keperawatan
2. Memiliki STR perawat yang masih berlaku
3. Telah menyelesaikan program preceptorship 1 , 2,3,4 dan lulus uji praktik kompetensi inti
4. Lulus Pelatihan Kardiologi Dasar
5. Lulus Pelatihan Kardiologi Lanjut (untuk level minimal Advanced Beginner B )
6. Sehat jasmani dan rohani
7. Berperilaku baik sesuai etika profesi keperawatan
C.

KRITERIA KHUSUS
Kriteria khusus menggambarkan pesyaratan kompetensi perawat untuk mendapatkan
kewenangan klinis melakukan tindakan keperawatan meliputi : 1) asuhan keperawatan
gangguan kardiovaskular tanpa komplikasi , 2) asuhan keperawatan pasien gangguan
kardiovakular dengan komplikasi

dan 3) prosedur khusus dimasing masing unit kerja

sesuai dengan level kompetensinya .


1. Asuhan Keperawatan pasien gangguan kardiovaskular tanpa komplikasi adalah
penyakit kardiovaskular yang tidak disertai komplikasi
Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Gagal jantung , Serangan


Page 3

jantung, Stroke, Aneurisma Aorta, Suddent Cardiac Arrest dan Periveral Arteri Diseases
pada :
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

KASUS
Asuhan keperawatan pre operasi jantung elektif
Asuhan keperawatan pre kateterisasi
Asuhan keperawatan post kateterisasi
Asuhan keperawatan pre Pencutaneous Coronary Intervention
(PCI).
Asuhan keperawatan post Pencutaneous Coronary Intervention
(PCI) tanpa penyulit.
Asuhan keperawatan hipertensi
Asuhan keperawatan penyakit jantung koroner tanpa penyulit
Asuhan keperawatan jantung bawaan tanpa penyulit
Asuhan keperawatan katup jantung tanpa penyulit
Asuhan keperawatan penyakit jantung infeksi tanpa penyulit
Melakukan pendidikan kesehatan pada klien dengan gangguan
kardiovaskuler tanpa komplikasi

TARGET/
THN
24 pasien
30 pasien
30 pasien
24 pasien
24 pasien
36 pasien
36 pasien
36 pasien
24 pasien
12 pasien
2 pasien

Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan Asuhan Keperawatan pasien


gangguan kardiovaskular tanpa komplikasi harus memenuhi kriteria khusus

sebagai

berikut:
a. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan institusi
diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi
b. Telah memiliki sertifikat BCLS/ ACLS yang diselenggarakan institusi diklat yang
sudah terakreditasi .
c. Telah melakukan Asuhan Keperawatan pasien gangguan kardiovaskular tanpa
komplikasi masing masing kasus sesuai target yang telah ditentukan dengan benar dan
dibuktikan dengan log book.
d. Kewenangan klinis untuk melakukan Asuhan Keperawatan pasien gangguan
kardiovaskular tanpa komplikasi meliputi pengkajian, implementasi dan evaluasi.
diberikan pada perawat level beginner B .
e. Telah dilakukan

assessmen kompetensi masing masing kasus dan dinyatakan

kompeten.
Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 4

2. Asuhan Keperawatan pasien gangguan kardiovaskular dengan komplikasi


komplek

adalah penyakit kardiovaskular disertai komplikasi: Gagal jantung ,

Serangan jantung , Stroke , Aneurisma Aorta, Suddent Cardiac Arrest, Periveral Arteri
Diseases pada :
NO
1
2

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

15

KASUS
TARGET/THN
Asuhan keperawatan intra & paska operasi jantung elektif &
24 pasien
emergensi Fraksi Ejeksi kurang dari 40 %
Asuhan keperawatan pre kateterisasi dengan prolonge chest
12 pasien
pain
Asuhan keperawatan post kateterisasi dengan kritical vessel
24 pasien
diseases
Asuhan keperawatan gagal jantung kelas I, II, III, IV
24 pasien
Asuhan keperawatan angina pektoris tidak stabil
24 pasien
Asuhan keparawatan dengan SAK
24 pasien
Asuhan keperawatan terapi trombolitik
6 pasien
Asuhan keperawatan dengan pre dan post PTCA dengan
24 pasien
komplikasi
Asuhan keperawatan pasien dengan edema paru
3 pasien
Asuhan keperawatan dengan kardiogenik syok
3 pasien
Asuhan keperawatan dengan aritmia
3 pasien
Asuhan keperawatan jantung bawaan dengan komplikasi
36 pasien
Asuhan keperawatan katup jantung dengan komplikasi
24 pasien
Asuhan keperawatan penyakit jantung infeksi dengan
12 pasien
komplikasi
Asuhan keperawatan pasien gangguan kardiovaskuler yang
menggunakan alat bantu :
6 pasien
Pacu Jantung
36 pasien
Ventilasi Mekanik
6 pasien
IABP
6 pasien
CRRT.
1 pasien
ECMO
Melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien gangguan
2 pasien
kardiovaskuler dengan komplikasi

Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan

Asuhan Keperawatan pasien

gangguan kardiovaskular dengan komplikasi komplek harus memenuhi kriteria khusus


sebagai berikut:

Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 5

2.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan institusi
diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
2.2. Telah memiliki sertifikat BCLS/ ACLS yang diselenggarakan institusi diklat yang
sudah terakreditasi .
2.3. Telah melakukan Asuhan Keperawatan pasien gangguan kardiovaskular dengan
komplikasi komplek masing masing kasus sesuai target yang sudah ditentukan,
dengan benar dan dibuktikan dengan log book.
2.4. Kewenangan klinis untuk melakukan Asuhan Keperawatan pasien gangguan
kardiovaskular tanpa komplikasi yang meliputi pengkajian, implementasi dan
evaluasi diberikan pada perawat minimal advance beginner B.
2.5. Telah dilakukan

assessmen kompetensi masing masing kasus dan dinyatakan

kompeten
3.

PROSEDUR KHUSUS
Prosedur Khusus meliputi porsedur keperawatan kardiovaskular yang dilakukan di unit
perawatan, meliputi:

3.1. Tindakan Defibrilasi


Defibrilasi adalah tindakan yang dilakukan untuk memberikan shock listrik dan
dapat menyebabkan depolarisasi sementara dari jantung yang denyutnya tidak
teratur, sehingga memungkinkan timbulnya kembali aktifitas listrik jantung yang
terkoordinir. Energi dialirkan melalui suatu elektrode yang disebut paddle.
Defibrilasi diklasifikasikan menurut 2 tipe bentuk gelombangnya yaitu monophasic
dan biphasic. Jeli digunakan untuk mengurangi tahanan dada dan membantu
menghantarkan aliran listrik ke jantung, jeli dioleskan pada kedua paddle energi.
Untuk VF dan VT tanpa nadi, energi awal 360 joule dengan menggunakan
monophasic deflbrilator. Dapat diulang tiap 2 menit dengan energi yang sama, jika
menggunakan biphasic deflbrilasi energi yang diperlukan berkisar antara 120 - 200
joule.
Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 6

Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan tindakan defibrilasi harus


memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
3.1.1 Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan
institusi diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.1.2. Telah memiliki sertifikat BCLS/ ACLS yang diselenggarakan institusi diklat
yang sudah terakreditasi.
3.1.3. Telah melakukan tindakan defibrilasi minimal 2 kali pertahun dilakukan
dengan benar dan dibuktikan dengan log book .
3.1.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.2.

Tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP)


Resusitasi jantung paru adalah suatu tindakan gawat darurat akibat kegagalan
sirkulasi dan pernafasan untuk dikembalikan ke fungsi optimal guna mencegah
kematian biologis. Resusitasi jantung paru (RJP) atau juga dikenal dengan Cardio
Pulmoner Resusitation (CPR), merupakan kombinasi

pernafasan buatan dan

bantuan sirkulasi yang bertujuan mencukupi kebutuhan oksigen otak dan substrat
lain sementara jantung dan paru tidak berfungsi. Teknik ini diberikan pada korban
yang mengalami henti jantung dan nafas, tetapi masih hidup.RJP harus segera
dilakukan dalam 4-6 menit setelah ditemukan telah terjadi henti nafas dan henti
jantung untuk mencegah kerusakan sel-sel otak yang diikuti organ organ tubuh lain.
Dengan demikian pemeliharaan perfusi serebral merupakan tujuan utama pada RJP.
Jika penderita ditemukan bernafas namun tidak sadar maka posisikan dalm keadaan
mantap agar jalan nafas tetap bebas dan sekret dapat keluar dengan sendirinya.
Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan tindakan resusirasi jantung
paru dasar ( BCLS) harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
3.2.1. Telah memiliki sertifikat kardiologi dasar yang diselenggarakan institusi
diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi
3.2.2. Telah memiliki sertifikat BCLS yang diselenggarakan institusi diklat yang
sudah terakreditasi .
Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 7

3.2.3. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi diklat yang
sudah terakreditasi .
3.2.4. Telah melakukan tindakan BCLS minimal 2 kali pertahun dengan benar dan
dibuktikan dengan log book
3.2.5. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan tindakan resusirasi jantung
paru lanjut ( ACLS) harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
3.2.6. Telah memiliki sertifikat kardiologi lanjut yang diselenggarakan institusi
diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi
3.2.7. Telah memiliki sertifikat ACLS yang diselenggarakan institusi diklat yang
sudah terakreditasi .
3.2.8. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi diklat yang
sudah terakreditasi .
3.2.9. Telah melakukan tindakan ACLS minimal 2 kali pertahun dengan benar dan
dibuktikan dengan log book
3.2.10. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.3. Pemberian Obat High Alert
Merupakan obat-obatan yang perlu mendapat perhatian tinggi / High-Alert
Medications yang mensyaratkan agar rumah sakit meningkatkan aspek keselamatan
pada obat-obatan yang termasuk high alert (Standar Akreditasi RS 2012 SKP.3 / JCI
IPSG.3). Yang masuk kriteria ini antara lain :obat-obatan yang sering terlibat dalam
kesalahan dan atau kejadian sentinel, obat-obatan yang memiliki risiko lebih tinggi
jika terjadi kesalahan, serta obat-obatan yang nama obat, rupa, dan ucapannya
mirip (Norum).Cara yang paling efektif untuk mengurangi atau menghilangkan
kejadian ini adalah menyusun proses pengelolaan obat yang perlu mendapat
perhatian tinggi; termasuk memindahkan elektrolit konsentrasi tinggi dari unit
perawatan pasien ke farmasi. Setiap pemberian obat harus dilakukan pengecekan 7
benar oleh 2 orang perawat

Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 8

Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk memberikan obat high alert harus
memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
3.3.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.3.2. Telah melakukan tindakan pemberian obat high Alert minimal 12 kali
pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.
3.3.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

3.4. Pemberian Tranfusi Darah


Transfusi Darah adalah proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat (donor)
ke orang sakit (respien). Darah yang dipindahkan dapat berupa darah lengkap dan
komponen darah. Pemberian transfusi darah bertujuan untuk : memelihara dan
mempertahankan kesehatan donor , memelihara keadaan biologis darah atau
komponen - komponennya agar tetap bermanfat, memelihara dan mempertahankan
volume darah yang normal pada peredaran darah (stabilitas peredaran darah)
,mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah, meningkatkan
oksigenasi jaringan, memperbaiki fungsi hemostatis dan

tindakan terapi kasus

tertentu.
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk memberikan tranfusi darah pada
pasien harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
3.4.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi
3.4.2. Telah melakukan tindakan pemberian tranfusi darah

minimal 2 kali

pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book .


3.4.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.5. Melakukan askep pasien dengan TPM dan penanganan trouble shooting
dalam kondisi emergensi

Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 9

Pacemaker merupakan alat pacu jantung

yang memberikan stimulus elektrik

tambahan ke otot jantung bila denyut jantung tidak mampu menghasilkan curah
jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan fisiologis .
Pacu jantung sementara adalah alat pacu jantung sementara dimana electrode
dimasukkan

melalui vena jugularis/subclavia / femoralis menuju atrium atau

ventrikel kanan . Generator ditempatkan diluar dan bersifat sementara pada kelainan
yang dicurigai terjadi gangguan irama tersebut bersifat sementara atau sebagai
tindakan sebelum pemasangan permanen pacemaker.
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan seting ulang TPM
harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
3.5.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.5.2. Telah melakukan askep pasien dengan TPM dan melakukan seting ulang
TPM minimal 2 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log
book.
3.5.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

3.6. Memberikan Terapi Trombolitik Sesuai Program


Terapi trombolitik adalah terapi klinis yang ditujukan untuk reperfusi jaringan
miokardium dengan memperbaiki aliran darah pada pembuluh darah yang
tersumbat. Bekuan darah yang terdapat dalam pembuluh darah akan mengganggu
aliran darah kebagian tubuh yang dialiri oleh pembuluh darah. Hal ini dapat
menyebabkan suatu kerusakan serius pada bagian-bagian tubuh. Jika bekuan
terdapat pada arteri yang memasok darah ke jantung maka dapat menyebabkan
serangan jantung , begitu juga bila bekuan terdapat pada aliran darah ke otak, maka
dapat terjadi stroke. Terapi trombolitik digunakan untuk melarutkan bekuan darah
yang akan mengancam kehidupan jika tidak segera diatasi.

Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 10

Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan pemberian terapi


trombolitik harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
3.6.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.6.2. Telah melakukan pemberian terapi trombolitik minimal 2 kali pertahun
dengan benar dan dibuktikan dengan log book .
3.6.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.7. Melakukan Tatalaksana Keperawatan Pasien Hipoksi Spell pada Bayi
Hipoksi Spell disebut juga serangan hipoksia merupakan gambaran khas pada anak
dengan tetralogi fallot. Gejala klinis yang terlihat pada anak adalah anak menjadi
sianosis, menangis yang tak bisa didiamkan yang mengakibatkan anak menjadi
hiperpneu lalu semakin membiru, distress dan paling sering terjadi di pagi hari.
Hipoksi spell merupakan akibat hipoksemia yang paling traumatis . Prevalensi
hipoksi spell ditemukan paling sering pada bayi dan anak yang baru mulai berjalan,
tetapi sesudah umur 4 atau 5 tahun serangan jarang terjadi .
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan tatalaksana
keperawatan pasien hipoksi spell pada bayi harus memenuhi kriteria khusus
sebagai berikut:
3.7.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi
3.7.2. Telah melakukan tatalaksana

keperawatan pasien hipoksi spell pada

bayi
minimal 2 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.
3.7.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

3.8. Pemberikan Nutrisi Parentral dan Enteral

Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 11

Nutrisi Parenteral (NP) merupakan suatu cara pemberian nutrisi dan energi secara
intravena yang bertujuan untuk memberikan kecukupan karbohidrat, protein, lemak,
vitamin dan mineral yang diperlukan untuk metabolisme tubuh baik untuk pasien
dewasa maupun bayi . NP sangat diperlukan untuk pertumbuhan bayi baru lahir
yang mempunyai problem klinik yang berat, terutama pada Bayi Baru Lahir Amat
Sangat Rendah (BBLASR) di mana belum/tidak memungkinkan untuk diberikan
nutrisi enteral.
Peran perawat spesialis anak dalam pemberian nutrisi parenteral sangat penting,
karena kitalah yang paling mempunyai kewenangan di ruang Unit Perawatan
Intensif Neonatus, sehingga kita semua dituntut mampu mandiri melaksanakan
pemberian nutrisi parenteral khususnya aspek kebutuhan nutrient pada neonatus.
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan pemberian nutrisi
parentral harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
3.8.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.8.2. Telah melakukan pemberian nutrisi parentral

minimal 6 kali pertahun

dengan benar dan dibuktikan dengan log book.


3.8.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.9. Memasang Naso Gastris Tube ( NGT )
Tindakan pemasangan selang nasogastrik adalah memasukkan

tube nasogastrik

( selang nasogastrik) melalui hidung, melewati nasopharynx dan esophagus dan terus
sampai ke lambung .Nasogastric Tubes (NGT) digunakan untuk memberikan nutrisi
dan obat-obatan kepada seseorang yang tidak mampu untuk mengkonsumsi
makanan, cairan, dan obat-obatan secara oral. NGT

digunakan juga untuk

mengeluarkan isi dari lambung.


Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan pemasangan naso
gastric tube ( NGT) harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
3.9.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 12

3.9.2. Telah melakukan pemasangan Naso Gastric Tube ( NGT) minimal 2 kali
pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.
3.9.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.10. Memberikan Gas Nitric Oxide Sesuai Program
Nitric Oxide merupakan salah satu senyawa yang berperan dalam tranformasi sinyal
dalam metabolism mahluk hidup. Senyawa ini akan menyampaikan sinyal terhadap
otot polos dalam lapisan pembuluh darah (Endotelium), untuk berelaksasi, sehingga
mengakibatkan pelebaran atau vasodilatasi pembuluh darah yang berakibat
meningkatkan aliran darah. Gas NO konsentrasi rendah digunakan untuk perawatan
hipertensi paru pada bayi yang baru dilahirkan. Produksi Nitric Oxide juga
menyebabkan pelebaran pembuluh darah paru, sehingga meningkatkan saturasi
oksigen sehingga memperbaiki pernafasan yang lebih baik. Demikian pula pada
pembuluh darah secara keseluruhan, sehingga bisa menjadi anti hipertensi yang
efektif menurunkan hipertensi.
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk memberikan nitric oxide sesuai
program harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
3.10.1.Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.10.2.Telah melakukan pemberian Nitric Oxide sesuai program minimal 1 kali
pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.
3.10.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

3.11. Berperan Sebagai Scrube Nurse Operasi Jantung

Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 13

Perawat yang diberikan kewenangan klinis menjadi Scrube Nurse operasi Jantung
harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
3.11.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi
3.11.2. Telah memiliki sertifikat pelatihan teknik kamar bedah sebagai scub ners
operasi jantung yang diselenggarakan institusi yang sudah terakreditasi .
3.11.3. Telah melakukan Scrube Nurse operasi Jantung minimal 50 kali pertahun
dengan benar dan dibuktikan dengan log book .
3.11.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.12. Berperan Sebagai Circulate Nurse Untuk Operasi Jantung
Perawat yang diberikan kewenangan klinis menjadi Scrube Nurse operasi Jantung
harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
3.12.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi
3.12.2. Telah memiliki sertifikat pelatihan teknik kamar bedah sebagai Circulate
Nurse operasi jantung yang diselenggarakan institusi yang sudah
terakreditasi .
3.12.3. Telah melakukan Circulate Nurse operasi Jantung minimal 50 kali pertahun
dengan benar dan dibuktikan dengan log book .
3.12.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.13. Melakukan observasi dan mengawasi pasien rehabilitasi Fase I
Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan observasi dan mengawasi
pasien Rehabilitasi fase 1 pasien gangguan kardiovaskular harus memenuhi kriteria
khusus sebagai berikut:
3.13.1. Telah memiliki sertifikat kardiologi dasar yang diselenggarakan institusi
diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi
3.13.2. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah
terakreditasi
Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 14

3.13.3. Telah melakukan Rehabilitasi fase 1 dengan kasus simple pada paska
operasi CABG,ASD,VSD minimal 50 kali pertahun

dengan benar dan

dibuktikan dengan log book


3.13.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

3.14. Melakukan Six minute walk test pada pasien evaluasi program akhir Fase II
Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan Six minute walk test pada
pasien evaluasi program akhir Fase II harus memenuhi kriteria khusus sebagai
berikut:
3.14.1. Telah memiliki sertifikat kardiologi dasar yang diselenggarakan institusi
diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi
3.14.2. Telah memiliki sertifikat BCLS/ ACLS yang diselenggarakan institusi diklat
yang sudah terakreditasi
3.14.3. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah
terakreditasi
3.14.4. Telah melakukan Six minute walk test pada pasien evaluasi program akhir
Fase II dengan dengan kasus minimal 50 kali pertahun

dengan benar dan

dibuktikan dengan log book .


3.14.5. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.15. Menentukan dosis latihan pada pasien program rehab Fase II
Perawat yang diberikan kewenangan klinis menentukan dosis latihan pada pasien
program rehab Fase II pasien gangguan kardiovaskular harus memenuhi kriteria
khusus sebagai berikut:
3.15.1. Telah memiliki sertifikat kardiologi lanjut yang diselenggarakan institusi
diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi
3.15.2. Telah memiliki sertifikat BCLS/ ACLS yang diselenggarakan institusi diklat
yang sudah terakreditasi
3.15.3. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah
terakreditasi
Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 15

3.15.4. Telah melakukan dosis latihan pada pasien program rehab Fase II minimal
50 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book .
3.15.5. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.16. Memberikan edukasi pada pasien selesai program rehabilitasi Fase II
Perawat yang diberikan kewenangan klinis memberikan edukasi selesai program
rehabilitasi Fase II pasien gangguan kardiovaskular harus memenuhi kriteria
khusus sebagai berikut:
3.16.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi
3.16.2. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah
terakreditasi
3.16.3. Telah melakukan edukasi pada pasien selesai program Fase II minimal 24
kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book .
3.16.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

3.17. Melakukan askep pada pasien Treadmill Test untuk evaluasi pada pasien
program rehab Fase III
Treadmill test adalah uji latih jantung beban dengan cara memberikan stress
fisiologi yang dapat menyebabkan abnormalitas kardiovaskular yang tidak
ditemukan pada saat istirahat. Latihan dinamik memberikan serial kompleks
penyesuaian kardiovaskular yang terjadi akibat peningkatan suplai darah ke otot
gerak sesuai dengan kebutuhan metabolisme yang terjadi, disamping upaya untuk
mempertahankan suplai darah ke organ vital seperti otak dan jantung.
Latihan dinamik dapat mengakibatkan peningkatan curah jantung, peningkatan
tekanan darah arteri dan peningkatan tahanan / resistensi perifer meningkat.
Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan

askep pada pasien

Treadmill Test ( TMT) untuk evaluasi program rehab Fase III harus memenuhi
kriteria khusus sebagai berikut:

Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 16

3.17.1.

Telah memiliki sertifikat kardiologi dasar yang diselenggarakan oleh


institusi diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .

3.17.2.

Telah memiliki sertifikat pelatihan melakukan tindakan Treadmill Test


( TMT) untuk pemeriksaan diagnostik yang diselenggarakan institusi yang
sudah terakreditasi

3.17.3.

Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah


terakreditasi

3.17.4.

Telah melakukan melakukan askep pada pasien Treadmill Test ( TMT)


untuk evaluasi program rehab Fase III minimal 50 kali
pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book .

3.17,4.

Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten.

3.18. Melakukan pemeriksaan Cardio Pulmonal Exercise ( CPX) Pada pasien CHF
Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan tindakan Treadmill Test
( TMT) untuk pemeriksaan diagnostik harus memenuhi kriteria khusus sebagai
berikut:
3.18.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan
institusi diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi
3.18.2.

Telah memiliki sertifikat pelatihan melakukan tindakan Treadmill Test (


TMT) untuk pemeriksaan diagnostik yang diselenggarakan institusi yang
sudah terakreditasi

3.18.3. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah
Terakreditasi
3.18.4. Telah melakukan pemeriksaan Cardio Pulmonal Exercise ( CPX) Pada
pasien CHF minimal 5 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan
dengan log book .
3.18.5. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.19. Melakukan Tindakan Ekokardiografi Untuk Pemeriksaan Diagnostik

Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 17

Ekokardiografi adalah tes diagnostik non invasif yang menggunakan ultrasound


untuk membuat gambar dari jantung dengan pantulan gelombang suara dari jantung
direkam oleh sensor elektronik yang ditempatkan di dada, kemudian diproses
dengan komputer untuk menghasilkan gambar bergerak dua atau tiga dimensi yang
menunjukkan kondisi struktur dan fungsi jantung.
Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan tindakan Ekokardiografi
untuk pemeriksaan diagnostik harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
3.19.1.Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan
institusi diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.19.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan melakukan

tindakan Ekokardiografi

untuk pemeriksaan diagnostik yang diselenggarakan institusi yang sudah


terakreditasi
3.19.2. Teah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah
terakreditasi
3.19.3. Telah melakukan tindakan Ekokardiografi untuk pemeriksaan diagnostik
minimal 50 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book .
3.19.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

3.20. Melakukan Pemasangan Holter Monitoring Untuk Diagnostik .


Holter monitor merupakan alat yang dapat merekam keadaan jantung selama 24
sampai 72 jam. Holter monitor merupakan EKG kecil yang dapat dibawa kemanamana oleh pasien selama 24 jam dapat disimpan disaku baju, saku celana atau
diikatkan dipinggang dan kabelnya ditempelkan didada. Pemasangan alat ini dapat
mendeteksi adanya kelainan denyut jantung, anatara lain gangguan aliran darah ke
otot jantung (iskemi miokard) atau aritmia yang dapat mengancam nyawa (transient
VT/SVT), keluhan berdebar hingga nyeri dada ada hubungannya denganjantung.
Holter monitoring dapat dipakai untuk menilai efek obat yang diberikan untuk

Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 18

gangguan irama jantung, iskemi otot jantung atau penyempitan pembuluh darah
jantung.
Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan pemasangan Holter untuk
pemeriksaan diagnostik harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
3.20.1. Telah memiliki sertifikat kardiologi dasar yang diselenggarakan institusi
Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi
3.20.2. Telah memiliki sertifikat pelatihan melakukan pemasangan

Holter untuk

pemeriksaan diagnostik yang diselenggarakan institusi yang sudah


terakreditasi
3.20.3. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah
terakreditasi
3.20.4. Telah melakukan

pemasangan

Holter untuk pemeriksaan diagnostik

minimal 25 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book .
3.20.5. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.21. Melakukan koreksi cairan dan elektrolit sesuai program
Keseimbangan cairan tubuh dipertahankan melalui mekanisme homeostasis yang
sangat kritis. Kehilangan cairan yang normal terjadi melalui air seni (urine),
keringat dan uap air nafas. Cairan penggnatinya berasal dari air metabolisme dan
cairan lain yang diminum. 60% berat tubuh adalah air dimana yang 40% berada di
dalam sel (intra-seluler), yang 15% berada di antara sel-sel (interstitial) dan yang
5% berada di dalam pembuluh darah (intra-vaskuler). Kedua jenis cairan inilah
aktif keluar dan masuk tubuh. Defisit yang mencapai 10% berat badan adalah defisit
derajat berat yang tidak akan dapat sembuh (bahkan fatal) ,jika tidak mendapat
pengobatan dan terapi cairan yang serius. Tujuan terapi cairan, baik melalui oral
maupun intravena adalah untuk mempertahankan agar status cairan tetap dalam
keseimbangan, yaitu Jumlah Cairan Masuk = Jumlah Cairan Keluar
Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan koreksi cairan dan elektrolit
sesuai program harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

3.17.1.

Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan


institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi

3.21.1.

Telah melakukan tindakan koreksi cairan dan elektrolit sesuai program minimal

Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 19

12 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book .


3.21.2.

Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

3.22. Memberikan terapi prostaglandin melalui intra vena sesuai program


Perawat yang diberikan kewenangan klinis memberikan

terapi prostaglandin

melalui intra vena harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:


3.22.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.22.2. Telah memberikan terapi prostaglandin melalui intra vena sesuai program
minimal 2 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan

log book .

3.22.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten


3.23. Melakukan Tindakan Plebotomi Sesuai Program
Plebotomi adalah proses mengeluarkan darah dengan jumlah yang telah ditetapkan
(biasanya setengah liter atau 16 ons) akan dibuang , sementara pada saat yang sama
jumlah yang telah ditetapkan cairan intravena diberikan (penggantian volume)
dengan menggunakan normal saline (larutan lemah garam dan air).

P rosedur

pengambilan sampel darah harus dilakukan dengan benar, mulai dari persiapan
peralatan, pemilihan jenis antikoagulan, pemilihan letak vena, teknik pengambilan
agar diperoleh specimen darah yang memenuhi syarat uji laboratorium.
Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan tindakan plebotomi sesuai
program harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
3.23.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.23.2. Telah memberikan melakukan tindakan plebotomi sesuai program minimal
1 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book .
3.23.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.24. Memberikan Terapi Sinar Biru (Blue Light ) Sesuai Program
Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 20

Sinar biru (Blue Light

) merupakan sinar dengan panjang gelombang yang

berbahaya yang dapat mencapai retina. Seiring dengan usia, sinar biru dapat diserap
oleh mata, terutama akibat penguningan lensa.

Pada bayi dan anak-anak,

kemampuan ini belum optimal karena lensa mereka masih bening. Pada usia 0
hingga 2 tahun,70% 80% sinar biru dapat mencapai retina, berkurang menjadi
60% 70% saat usia 2 sampai 10 tahun, hingga akhirnya hanya 20% sinar yang
mencapai retina pada saat usia 60 sampai 90 tahun. Usia yang paling rentan
menyebabkan kerusakan retina akibat sinar biru terjadi pada usia bayi dan anakanak.
Perawat yang diberikan kewenangan klinis memberikan terapi Blue light sesuai
program sesuai program harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
3.24.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.24.2. Telah memberikan terapi Blue light sesuai program minimal 2 kali pertahun
dengan benar dan dibuktikan dengan log book .
3.24.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.25. Melakukan Priming Alat Bantu Mekanik IABP, CRRT, LVAD
Priming adalah pengisian cairan yang pertama kali dalam sirkulasi darah
(ABL+Dialyzer+VBL) dengan menggunakan cairan NaCl. Tujuan dari Priming
adalah untuk mengeluarkan bahan pengawet yang terdapat pada dialyzer .
Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan priming alat bantu mekanik
IABP, CRRT, LVAD harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
3.25.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.25.2. Telah melakukan priming alat bantu mekanik IABP, CRRT, LVAD
minimal 2 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan
log book .
3.25.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 21

3.26. Memberikan Terapi Oksigen Pasien Dengan CPAP Mask


Oksigen (O2) merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Terapi
O2 merupakan salah satu dari terapi pernafasan dalam mempertahankan okasigenasi
jaringan yang adekuat. Secara klinis tujuan utama pemberian O 2 adalah (1) untuk
mengatasi keadaan Hipoksemia sesuai dengan hasil Analisa Gas Darah, (2) untuk
menurunkan kerja nafas dan meurunkan kerja miokard. Continous Positif Airway
Pressure ( CPAP) adalah terapi oksigen non invasive yang memberikan tekanan
positif untuk seluruh siklus respirasi( inspirasi&ekspirasi) pada saat bernafas
spontan . Penggunaan CPAP dapat mengurangi kerja nafas, mengurangi hipoksia
dan mengurangi atelektasis.
Perawat yang diberikan kewenangan klinis memberikan terapi oksigen pasien
dengan cpap mask harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
3.26.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.26.2. Telah memberikan terapi oksigen pasien dengan cpap mask minimal 2
kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book
3.26.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten.
3.27. Memberikan Terapi Oksigen Dengan Ventilasi Mekanik
Oksigen (O2) merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Terapi
O2 merupakan salah satu dari terapi pernafasan dalam mempertahankan okasigenasi
jaringan yang adekuat. Secara klinis tujuan utama pemberian O 2 adalah (1) untuk
mengatasi keadaan Hipoksemia sesuai dengan hasil Analisa Gas Darah, (2) untuk
menurunkan kerja nafas dan meurunkan kerja miokard.
Ventilasi mekanik adalah suatu alat bantu mekanik yang berfungsi memberikan
bantuan nafas pasien dengan cara memberikan tekanan udara positif pada paru-paru
melalui jalan nafas yang digunakan untuk membantu sebagian atau seluruh proses
ventilasi untuk mempertahankan oksigenisasi.

Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 22

Perawat yang diberikan kewenangan klinis Memberikan terapi oksigen dengan


Ventilasi Mekanik harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
3.27.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi
3.27.2. Telah memberikan terapi oksigen dengan Ventilasi Mekanik minimal 50
kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book .
3.27.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

3.28. Memberikan Terapi Oksigen Dengan Aliran sedang sampai tinggi , dan
Konsentrasi sedang sampai tinggi Dalam Kondisi Emergensi
Oksigen (O2) merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Terapi
O2 merupakan salah satu dari terapi pernafasan dalam mempertahankan okasigenasi
jaringan yang adekuat. Tujuan terapi oksigen meliputi meningkatkan kadar oksigen
udara napas , kadar oksigen yang ada di paru-paru menjadi tinggi , tekanan pastial
oksigen dialveolus meningkat , oksigen yang berdifusi melalui dinding alveolus
lebih banyak , kadar oksigen yang terangkut melalui peredaran darah cukup dan
persediaan oksigen di jaringan sel dapat terpenuhi , mencegah terjadinya hipoksia.
Perawat yang diberikan kewenangan klinis memberikan terapi oksigen dengan
aliran sedang sampai tinggi , konsentrasi sedang sampai tinggi dalam kondisi
emergensi harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
3.28.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.28.2. Telah memberikan terapi oksigen dengan aliran sedang sampai tinggi ,
konsentrasi sedang sampai tinggi dalam kondisi emergensi 25 kali pertahun
dengan benar

dan dibuktikan dengan log book .

3.28.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 23

3.29. Monitoring Hemodinamik Invasive (BP, HR, RAP, LAP, PAP, PCWP, CO,
CI)
Hemodinamik adalah aliran darah dalam system peredaran tubuh kita baik melalui
sirkulasi magna (sirkulasi besar) maupun sirkulasi parva ( sirkulasi dalam paruparu).

Hemodinamik

monitoring

adalah

pemantauan

dari

hemodinamik

status.Pentingnya pemantauan terus menerus terhadap status hemodinamik,


respirasi, dan tanda-tanda vital lain akan menjamin early detection bisa
dilaksanakan dengan baik sehingga dapat mecegah pasien jatuh kepada kondisi
lebih parah. Hemidinamik status adalah indeks dari tekanan dan kecepatan aliran
darah dalam paru dan sirkulasi sistemik.Perawat dituntut mampu mengoperasikan
alat pemantauan hemodinamik baik non invasive maupun invasive serta harus
mampu menginterpretasikan hasilnya.
Perawat yang diberikan kewenangan klinis Monitoring hemodinamik non invasive,
invasive (BP, HR, RAP, LAP, PAP, PCWP, CO, CI)

harus memenuhi kriteria

khusus sebagai berikut:


3.29.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.29.2. Telah melakukan monitoring hemodinamik invasive (BP, HR, RAP, LAP,
PAP, PCWP, CO, CI) minimal 50 kali pertahun dengan benar dan
dibuktikan dengan log book .
3.29.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.30. Melakukan Pendidikan Kesehatan pada Pasien
Pendidikan kesehatan bertujuan memberikan pengetahuan dan ketrampilan yang
penting kepada pasien dan keluarganya untuk memenuhi kebutuhan perawatan
berkelanjutan yang akan dilakukan secara mandiri ketika pasien pulang ke rumah.
Jika pasien pulang dipersiapkan dengan baik, maka tidak mengalami hambatan
dalam melanjutkan program pengobatan dan rehabilitasi. Pasien juga akan
mencapai tingkat kesehatan yang lebih baik dan mampu mempertahankan kondisi
kesehatan seperti sebelum sakit (Potter & Perry, 1997). Pendidikan kesehatan harus
Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 24

dilaksanakan secara terprogram dan sesuai dengan kebutuhan pengetahuan yang


diperlukan saat dirawat maupun ketika pasien akan pulang.
Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan pendidikan kesehatan pasien
harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
3.30.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar ( untuk kasus ringan )
dan kardiologi lanjut ( untuk kasus berat) yang diselenggarakan institusi Diklat
RSJPDHK yang sudah terakreditasi
3.30.2.Telah melakukan pendidikan kesehatan pada pasien gangguan
Kardiovaskular tanpa komplikasi minimal 1 kali pertahun

dengan benar

dan dibuktikan dengan log book bagi perawat level Beginner dan Advance
Beginner
3.30.3. Telah melakukan pendidikan kesehatan pada pasien gangguan
kardiovaskular dengan komplikasi, minimal 1 kali pertahun dengan
benar dan dibuktikan dengan loog book bagi perawat level Competent,
Proficient & Expert.
3.30.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten .
3.31. Mengambil sampel darah vena / arteri langsung atau melalui CVP Line ,
Arteri line
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk mengambil sampel darah vena / arteri

langsung atau melalui CVP Line , Arteri line harus memenuhi kriteria khusus sebagai
berikut:

3.31.1. Telah memiliki sertifikat kardiologi dasar yang diselenggarakan institusi


diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi
3.31.2. Telah melakukan pengambilan

sampel darah vena / arteri langsung atau

melalui CVP Line , Arteri line minimal 25 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan
dengan log book.

3.31.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 25

3.32. Melakukan pencampuran & penghitungan dosis obat KV melalui intra vena
( Beginner B)
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan pencampuran
&penghitungan dosis obat KV melalui intra vena harus memenuhi kriteria khusus
sebagai berikut:
3.32.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.32.2. Telah melakukan pencampuran &penghitungan dosis obat KV melalui intra
vena 24 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.
3.32.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.33. Melakukan perekaman Elektrokardiogram ( EKG).
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan

perekaman

Elektrokardiogram ( EKG) harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:


3.33.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.33.2. Telah melakukan perekaman Elektrokardiogram ( EKG) minimal 50 kali
pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.
3.33.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.34. Melakukan vibrasi dan clapping
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan melakukan vibrasi

danclapping harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:


3.34.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.34.2. Telah melakukan vibrasi dan clapping minimal 50

kali pertahun dengan

benar dan dibuktikan dengan log book.


3.34.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 26

3.35. Melatih pasien melakukan batuk efektif


Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melatih pasien melakukan latihan batuk

efektif, harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:


3.35.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.35.2. Telah melakukan melakukan latihan batuk efektif minimal 50 kali pertahun
dengan benar dan dibuktikan dengan log book.
3.35.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.36. Melakuan tindakan nebulizer
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan tindakan nebulizer ,harus
memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

3.36.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan


institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.36.2. Telah melakukan melakukan tindakan nebulizer minimal 25 kali pertahun
dengan benar dan dibuktikan dengan log book.
3.36.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.37. Membimbing pasien melakukan relaksasi
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk membimbing pasien melakukan relaksasi ,harus
memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

3.37.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan


institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 27

3.37.2. Telah melakukan membimbing pasien melakukan relaksasi minimal 25 kali


pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.
3.37.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.38. Memberikan posisi nyaman
Perawat yang diberikan kewenangan klinis memberikan posisi nyaman, harus memenuhi
kriteria khusus sebagai berikut:

3.38.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan


institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.38.2. Telah memberikan posisi nyaman minimal 25 kali pertahun dengan benar
dan dibuktikan dengan log book.
3.38.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.39. Melakukan motivasi psikologis dan spiritual
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan motivasi psikologis dan spiritual
harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

3.39.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan


institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.39.2. Telah melakukan motivasi psikologis dan spiritual minimal 25 kali pertahun
dengan benar dan dibuktikan dengan log book.
3.39.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.40. Melakukan askep pasien dengan Permanent Pacemaker (PPM)
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan askep pasien dengan PPM harus
memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

3.40.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan


institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi.
3.40.2. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah
terakreditasi
Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 28

3.40.3. Telah melakukan askep pasien dengan PPM minimal 6 kali pertahun dengan
benar dan dibuktikan dengan log book.
3.40.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.41. Melakukan hiperventilasi pada pasien hipercapnia dalam kondisi emergensi
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan melatih pasien melakukan

hiperventilasi pada pasien hipercapnia dalam kondisi emergensi harus memenuhi kriteria
khusus sebagai berikut:

3.41.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan


institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.41.2. Telah melakukan hiperventilasi pada pasien hipercapnia

dalam kondisi

emergensi minimal 25 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.
3.41.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.42. Memasang urine kateter
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk Memasang urine kateter harus memenuhi
kriteria khusus sebagai berikut:

3.42.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan


institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.42.2. Telah memasang urine kateter minimal 24 kali pertahun dengan benar dan
dibuktikan dengan log book.
3.42.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.43. Memasang Naso Gastric Tube ( NGT)
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk memasang Naso Gastric Tube ( NGT)
harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

3.43.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan


institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.43.2. Telah melakukan memasang Naso Gastric Tube minimal 24 kali pertahun
dengan benar dan dibuktikan dengan log book.
Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 29

3.43.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten


3.44. Melakukan aspirasi cairan pleura /pericard melalui pigtail atau cavafix
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan melatih pasien melakukan

aspirasi cairan pleura /pericard mell pigtail atau cavafix harus memenuhi kriteria khusus
sebagai berikut:

3.44.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan


institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.44.2. Telah melakukan aspirasi cairan pleura /pericard mell pigtail atau cavafix
minimal 24 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.
3.44.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.45. Melakukan penghisapan lendir via hidung , mulut , ETT, tracheostomi
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan melatih pasien melakukan

penghisapan lendir via hidung , mulut , ETT, tracheostomi harus memenuhi kriteria khusus
sebagai berikut:

3.45.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan


institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi ..
3.45.2. Telah melakukan penghisapan lendir via hidung , mulut , ETT, tracheostomi
minimal 24 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.
3.45.3. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.46.

Melakukan desinfeksi ,kalibrasi & priming mesin hemodialisa

Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan desinfeksi ,kalibrasi & priming
mesin hemodialisa harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

3.46.1. Telah memiliki sertifikat kardiologi dasar yang diselenggarakan institusi


diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi

Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 30

3.46.2. Telah memiliki sertifikat pelatihan hemodialisa yang diselenggarakan


institusi yang sudah terakreditasi .
3.46.3. Telah melakukan melakukan desinfeksi

,kalibrasi & priming mesin

hemodialisa minimal 50 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log
book.
3.46.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.47. Melakukan askep pasien tindakan Hemodialisis
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan askep pasien tindakan Hemodialisis
harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

3.47.1. Telah memiliki sertifikat kardiologi lanjut yang diselenggarakan institusi


diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi
3.47.2.Telah memiliki sertifikat pelatihan hemodialisa yang diselenggarakan institusi
yang sudah terakreditasi .
3.47.3. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah
terakreditasi
3.47.4. Telah melakukan askep pasien tindakan hemodialisa

minimal 50 kali

pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.


3.47.5. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

3.48. Melakukan penusukan vaskular akses melalui cimino dan setting kecepatan
aliran mesin HD
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan melatih pasien melakukan

penusukan vaskular akses dan setting kecepatan aliran mesin HD harus memenuhi kriteria
khusus sebagai berikut:

3.48.1. Telah memiliki sertifikat kardiologi lanjut yang diselenggarakan institusi


diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi
3.48.2. Telah memiliki sertifikat pelatihan yang diselenggarakan institusi yang
sudah terakreditasi
Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 31

3.48.3. Telah melakukan melakukan latihan batuk efektif minimal 50 kali pertahun
dengan benar dan dibuktikan dengan log book.
3.48.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

3.49. Melakukan pemeriksaan Ankle Brachial Index


Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan melatih pasien melakukan

pemeriksaan Ankle Brachial Index harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:
3.49.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.49.2. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah
terakreditasi
3.49.3. Telah melakukan melakukan pemeriksaan Ankle Brachial Index minimal 50
kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.
3.49.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.50. Melakukan Pemeriksaan Reografi
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan pemeriksaan Reografi harus
memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

3.50.1. Telah memiliki sertifikat kardiologi dasar yang diselenggarakan institusi


diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi
3.50.2. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah
terakreditasi
3.50.3. Telah melakukan melakukan pemeriksaan Reografi

minimal

50 kali

pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.


3.50.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.51. Melakukan pemeriksaan Carotis
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan melatih pasien melakukan

pemeriksaan Carotis harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:


Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 32

3.51.1. Telah memiliki sertifikat kardiologi dasar yang diselenggarakan institusi


Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi.
3.51.2. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah
terakreditasi
3.51.3. Telah melakukan melakukan pemeriksaan Carotis minimal 50 kali pertahun
dengan benar dan dibuktikan dengan log book.
3.51.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.52. Melakukan pemeriksaan Femoralis
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan pemeriksaan Femoralis
harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

3.52.1. Telah memiliki sertifikat kardiologi dasar yang diselenggarakan institusi


Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi.
3.52.2. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah
terakreditasi
3.52.3. Telah melakukan pemeriksaan Femoralis minimal 50 kali pertahun dengan benar
dan dibuktikan dengan log book.

3.52.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten


3.53. Melakukan Pemeriksaan Trans Cranial Dopler
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan

pemeriksaan Trans Cranial

Dopler harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:


3.53.1. Telah memiliki sertifikat kardiologi dasar yang diselenggarakan institusi
Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi.
3.53.2. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah
terakreditasi
3.53.3. Telah melakukan pemeriksaan Trans Cranial Dopler minimal 50 kali pertahun
dengan benar dan dibuktikan dengan log book.

3.53.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 33

3.54. Melakukan Pemeriksaan Laser Fluximetri


Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan

pemeriksaan Laser Fluximetri

harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

3.54.1. Telah memiliki sertifikat kardiologi dasar yang diselenggarakan institusi


Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi.
3.54.2. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah
terakreditasi
3.54.3. Telah melakukan pemeriksaan Laser Fluximetri minimal 25 kali pertahun
dengan benar dan dibuktikan dengan log book.

3.54.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten


3.55. Melakukan Pemeriksaan Flow Mediated Dilatation / FMD
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan

pemeriksaan Flow Mediated

Dilatation / FMD harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:


3.55.1. Telah memiliki sertifikat kardiologi dasar yang diselenggarakan institusi
Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi.
3.55.2. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah
terakreditasi
3.55.3. Telah melakukan pemeriksaan Flow Mediated Dilatation/FMD minimal 50
kali pertahun

dengan benar dan dibuktikan dengan log book.

3.55.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

3.56. Berperan Sebagai Scrube Nurse Tindakan Laser Endovenous & Plebectomy
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan Scrube Nurse tindakan Laser

Endovenous & Plebectomy harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:


3.56.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 34

3.56.2. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah
terakreditasi
3.56.3. Telah melakukan Scrube Nurse tindakan Laser Endovenous minimal 12 kali
pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.

3.56.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten


3.57. Berperan Sebagai Circulate Tindakan Laser Endovenous & Plebectomy
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan Circulate

tindakan Laser

Endovenous & Plebectomy harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:


3.57.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.57.2. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah
terakreditasi
3.57.3. Telah melakukan circulate pada tindakan Laser Endovenous & Plebectomy
minimal 12 kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book.
3.57.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten
3.58.

Melakukan

askep

keperawatan

pada

tindakan

Transesophageal

Echocardiogram ( TEE)
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan

tindakan TEE harus memenuhi

kriteria khusus sebagai berikut:

3.58.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan


institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.58.2. Telah memiliki sertifikat pelatihan TEE yang diselenggarakan institusi yang
sudah terakreditasi.
3.58.3. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah
terakreditasi.
3.58.4. Telah melakukan tindakan TEE minimal 12 kali pertahun dengan benar dan
dibuktikan dengan log book.

3.58.5. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten


3.59. Melakukan pemasangan Ambulatory Blood Pressure Monitoring (ABPM).
Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 35

Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan tindakan ABPM harus memenuhi
kriteria khusus sebagai berikut:

3.59.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan


institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.59.2. Telah memiliki sertifikat pelatihan ABPM yang diselenggarakan institusi
yang sudah terakreditasi.
3.59.3. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah
terakreditasi
3.59.4. Telah melakukan tindakan ABPM minimal 12 kali pertahun dengan benar dan
dibuktikan dengan log book.

3.59.5. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten


3.60. MelakukanAsuhan Keperawatan pasien dengan Left Ventrikel Assist Device
( LVAD).
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan tindakan LVAD harus memenuhi
kriteria khusus sebagai berikut:

3.60.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi lanjut yang diselenggarakan


institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.60.2. Telah memiliki sertifikat pelatihan LVAD yang diselenggarakan institusi yang
sudah terakreditasi.
3.60.3. Telah melakukan tindakan LVAD minimal 3 kali pertahun dengan benar dan
dibuktikan dengan log book.

3.60.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten


3.61. Melakukan Priming Mesin Cardiopulmonal Bypass ( CPB)
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan

tindakan Priming Mesin

Cardiopulmonal Bypass ( CPB) harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:


3.61.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan
institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.61.2. Telah memiliki sertifikat pelatihan Priming Mesin CPB yang diselenggarakan
institusi yang sudah terakreditasi.

Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 36

3.61.3. Telah melakukan tindakan Priming Mesin CPB minimal 50 kali pertahun dengan
benar dan dibuktikan dengan log book.

3.61.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten .


3.62. Melakukan Askep Pasien dengan PPM )
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan askep pasien dengan PPM harus
memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

3.62.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan


institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.62.2. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah
terakreditasi
3.62.3. Telah melakukan askep pasien PPM minimal 6 kali pertahun dengan benar
dan dibuktikan dengan log book.
3.62.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten .
3.63. Melakukan Askep Pasien dengan Dobutamin Strees Echo ( DSE)
Perawat yang diberikan kewenangan klinis untuk melakukan askep pasien dengan DSE harus
memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

3.63.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi Lanjut yang diselenggarakan


institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi .
3.63.2. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah
terakreditasi
3.63.3. Telah melakukan askep pasien DSE minimal 6 kali pertahun dengan benar
dan dibuktikan dengan log book.
3.63.4. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten .
3.64.Melakukan Tindakan Treatmill Tes ( TMT) Untuk Pemeriksaan Diagnostik
Perawat yang diberikan kewenangan klinis melakukan

tindakan TMT untuk

pemeriksaan diagnostik harus memenuhi kriteria khusus sebagai berikut:

Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 37

3.64.1. Telah memiliki sertifikat pelatihan kardiologi dasar yang diselenggarakan


oleh institusi Diklat RSJPDHK yang sudah terakreditasi
3.64.2. Telah memiliki sertifikat pelatihan melakukan tindakan TMT untuk
pemeriksaan diagnostik yang diselenggarakan institusi yang sudah
terakreditasi
3.64.3. Telah memiliki sertifikat EKG yang diselenggarakan institusi yang sudah
terakreditasi
3.64.4. Telah memiliki sertifikat ACLS yang diselenggarakan institusi yang sudah
terakreditasi
3.64.5. Telah melakukan tindakan TMT untuk pemeriksaan diagnostik minimal 50
kali pertahun dengan benar dan dibuktikan dengan log book .
3.64.6. Telah dilakukan assessmen kompetensi dan dinyatakan kompeten

Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 38

Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 39

Komite Keperawatan &Keteknisisn RSJPDHK

Page 40

Anda mungkin juga menyukai