Tentang
Pedoman Pelayanan Instalasi Gawat Darurat
Rumah Sakit Prasetya Husada
Disusun oleh :
Kepala Ruang Instalasi Gawat Darurat
Disetujui oleh :
Manajer Pelayanan Medis
Ditetapkan oleh :
Direktur Rumah Sakit Prasetya Husada
NIK.10.12.070
2
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRASETYA HUSADA
Nomor : 073/02/I/SK-DIR/2019
TENTANG
3
MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
PRASETYA HUSADA TENTANG PEDOMAN
PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT.
Ditetapkan di : Malang
Pada tanggal : 02 Januari 2019
Direktur Rumah Sakit Prasetya Husada
4
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT PRASETYA
HUSADA NOMOR : 073/02/I/SK-
DIR/2019 TENTANG PEDOMAN
PELAYANAN INSTALASI
GAWAT DARURAT
PEDOMAN PELAYANAN
INSTALASI GAWAT DARURAT
BAB I
PENDAHULUAN
5
1.3. RUANG LINGKUP.
1. Pelayanan pendaftaran pasien
2. Informasi pelayanan gawat darurat
3. Pengaturan jaga
4. Pelayanan triase
5. Transportasi pasien
6. Sistem komunikasi
7. Pelayanan false emergency
8. Sistem rujukan
6
d. Surat Kepmenkes. RI No. 1045/Menkes/Per/ XI/2006 tentang Pedoman
Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan.
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
340/Menkes/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
f. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
g. Keputusan Ketua Pengurus Yayasan Prasetya Husada Nomor 000/02/SK-
BKPM/V/2017 tentang Struktur Organisasi dan Tata Laksana Rumah
Sakit Prasetya Husada.
7
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Kualifikasi Pengalaman
Nama Jabatan Pelatihan
Pendidikan Kerja
Kepala Instalasi Minimal Minimal BLS/PPGD/BTLS/
Gawat Darurat dokter umum 2 tahun ATLS/ACLS
Kepala Perawat Minimal
Minimal
Instalasi Gawat D-3 BLS/PPGD/BTLS
2 tahun
Darurat Keperawatan
D-3
Perawat Pelaksana - BLS/PPGD/BTLS
Keperawatn
8
2. Dokter Jaga IGD
a. Pengaturan jadwal dokter jaga IGD terbagi dalam 3 shift, yaitu sebagai
berikut :
- Shift pagi : jam 07.00 WIB – 14.00 WIB
- Shift siang : jam 14.00 WIB – 21.00 WIB
- Shift malam : jam 21.00 WIB – 07.00 WIB (keesokan harinya)
b. Jadwal dokter jaga IGD disusun setiap bulan oleh Kepala IGD dengan
sepengetahuan Direktur Pelayanan dan diperbanyak untuk
didistribusikan pada minggu terakhir setiap bulan kepada setiap dokter
jaga IGD, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi
Rawat Inap, dan instalasi/ bagian lain yang terkait
c. Bila dokter jaga IGD berhalangan memenuhi jadwal jaga yang sudah
ditentukan, maka harus berkoordinasi mengupayakan mencari
penggantinya dan melaporkan kepada Kepala IGD
d. Jadwal jaga dokter terpasang di papan informasi IGD
3. Perawat
a. Pengaturan jadwal jaga perawat IGD terbagi dalam 3 shift, yaitu
sebagai berikut :
- Shift pagi : jam 07.00 WIB – 14.00 WIB
- Shift siang : jam 14.00 WIB – 21.00 WIB
- Shift malam : jam 21.00 WIB – 07.00 WIB (keesokan harinya)
b. Jadwal jaga perawat IGD disusun setiap bulan oleh Kepala Perawat
IGD dengan sepengetahuan Direktur Pelayanan
c. Bila perawa IGD berhalangan memenuhi jadwal jaga yang sudah
ditentukan, maka harus berkoordinasi mengupayakan mencari
penggantinya dan melaporkan kepada Kepala Perawat IGD
d. Jadwal jaga perawat IGD terpasang di papan informasi IGD
9
BAB III
STANDAR FASILITAS
1. Ruang Resusitasi
Ruang yang difungsikan untuk pasien yang membutuhkan pertolongan
tindakan resusitasi segera dan memerlukan pengawasan ekstra, misalnya :
Kasus henti nafas
Kasus henti jantung
Pasien yang dicurigai sakit jantung
Pasien tak sadar karena berbagai penyebab (misalnya karena
hipoglikemia, stroke, syok, dan sebagainya)
Kasus kejang demam
Kasus cedera kepala berat
Kasus tenggelam
10
Endotracheal tube (dengan berbagai ukuran)
Stilet
Spuit (dengan berbagai ukuran)
Jelly
Sarung tangan
Plester
Gunting plester
Oropharyngeal tube/guedel (dengan berbagai ukuran)
2. Infus Trolley
Infusion set (microdrip, macrodrip, blood set)
Intravenous catheter (dengan berbagai ukuran)
Tourniquet
Alcohol swab
Plester
Gunting plester
11
Berikut ini adalah tabel daftar obat yang tersedia di IGD Rs Prasetya
Husada berikut dengan penjelasan indikasi penggunaan dan dosisnya :
12
NO. NAMA OBAT INDIKASI DOSIS
mm/Hg)
Glucose 40%
9. Hypoglycemia 25 – 50 ml, IV pelan
Vial 10 gr/25 ml
Sodium
Bicarbonate
Metabolic Bolus 1 meq/kg, IV pelan
10. (Meylon ®)
acidosis Drip 0,05 meq/kg/menit
Vial 25 meq / 25
ml
Isosorbide 1 tablet Sublingual
11. dinitrite Angina Pectoris Diulang tiap 5 menit, max 3
(Cedocard ®) tablet
Dexamenthasone Asthma
(Oradexon ®) Bronchiale 0,05 – 0,2 mg/kg, IV (1 ml
12.
Ampul 4 Anaphylactic untuk 10 – 25 kg BB)
mg/1ml reaction
Digoxin
Flutter / fibralasi 1 tablet peroral, dapat
13. (Lanoxin)
atrial CHF diulang 6 jam kemudian.
0,25 mg/tablet
Pethidin
14. Ampul (100 Analgetik kuat 1 mg/kg BB iv/im
mg/2 ml)
Ventrikel
MgSO4 20% Takikardi 5 – 10 ml iv, pelan – pelan.
15. Ampul 5 gr/25 (Torsade de
ml pointes) 10 ml iv, pelan – pelan.
Eklampsia
Lidokain Cardiac
I mg/kgBB bolus pelan-
(Xylocard aritmia
pelan, dapat diulang 10
16. 500®) (karena MI)
menit kemudian 0,5 mg/kg
Ampul Takikardi
lalu drip 2-4 mg.
(500mg/5 ml) Ventrikel
Combivent Asma
17. 1 amp untuk pasien dewasa
nebulizer Bronkhiale
Diazepam
(stesolid®)
Dewasa : 10 mg rectal
18. Rectal enema 10 Kejang
Anak-anak : 5 mg rectal
mg/2,5 ml dan 5
mg/2,5 ml
4. Ruang Administrasi
13
Kebutuhan perlengkapan administrasi yang diperlukan, antara lain :
a. Buku register IGD
b. Buku laporan IGD
c. Formulir pemeriksaan penunjang medis
d. Formulir dokumen keperawatan
e. Telepon dalam dan luar
f. Rak brosur
g. Meja komputer
h. Komputer
i. Printer
j. Kursi
Adapun kelengkapan alat kesehatan yang diperlukan, antara lain :
a. Stetoskop
b. Termometer
c. Tensimeter
d. Otoscope
e. Refleks Hammer
f. Lampu senter
14
Set pemasangan nasogastric tube
Set pemasangan foley catheter
Berbagai ukuran spuit dan jarum suntik
Spalk/bidai (dengan berbagai ukuran)
Operating lamp
Tempat sampah
Sarung tangan
Korentang dan tempatnya
Scoop strecher
Skort plastik (apron)
f. Ruang Triase
15
Triase adalah sistem penyeleksian problem pasien untuk memberikan
pertolongan dengan tepat, efektif, dan efisien sesuai dengan tujuan
utama IGD, yaitu :
Mencegah kematian dan cacat
Menerima rujukan pasien gawat darurat
Menanggulangi korban bencana
Menanggulangi “false emergency” sebagai tujuan tambahan
Kelengkapan sarana dan alat kesehatan yang diperlukan di ruang
triase, antara lain :
- Tempat tidur
- Lembar status emergency
- Tensimeter
- Stetoskop
- Termometer
16
c. Tensimeter
d. Tongue spatel
e. Sarung tangan on
f. Jelly
g. Doppler
h. Spekulum
i. Tromol kapas dan savlon
9. Gudang
Ruang ini berfungsi untuk penempatan stock obat dan alat di IGD.
Kelengkapan sarana dan peralatan yang diperlukan di gudang, antara
lain :
Form PermintaanLaborat
Persetujuan tindakan medik
Form cairan keluar masuk
17
Surat persetujuan perawatan
Data pasien
Peraturan opname pasien
Form pemeriksaan fisik
Catatan/Pesan-pesan dokter
Plastik sampah
Rinso
Pipet
Envelope uk. 95 x 152 mm
Envelope uk. 110 x 230 mm
Karet gelang
Clear pembersih kaca
Pengharum ruangan
Tissue gulung
Clips
Batu baterai kecil
Batu baterai sedang
Batu baterai besar
Lem
Buku tulis biasa/quarto
Buku folio kecil panjang
Form permintaan pemeriksaan USG
Resep
Surat rujukan
Surat keterangan dokter
Memo
Pemeriksaan radiologi
Form penolakan tindakan medis/opname
18
Jarum suntik 18
Jarum suntik 20
Jarum suntik 23
Jarum suntik 25
RL 500 cc
NaCl 3% 500 cc
NaCl 500 cc
NaCl 1000 cc
D5 500 cc
Asering
Kaen 3 B
D 10% 500 cc
Folleycath No. 8
Folleycath No. 14
Folleycath No. 16
Folleycath No. 18
Folleycath No. 20
Slang lambung No. 4
Slang lambung No. 16
Slang lambung No. 18
Jelly
Sofratul
Electroda
Hansaplast
Leukopon 2.5 cm x 9.2 m
Leukocrefe 7.5 cm x 4.5 m
Leukocrefe 10 cm x 4.5 m
Leukocrefe 15 cm x 5 m
Verband gulung 5 cm
Verband gulung 10 cm
Kondom cath
Urine bag
Endotracheal tube no. 6
Endotracheal tube no. 7
Endotracheal tube no. 7.5
Endotracheal tube no. 8
Meylon 84 25 cc
Dextrose 40% 25 cc
Spatel tongue
Catheter tip
Spinal needle no. 23
Sarung tangan 6 ½
Sarung tangan 7
Sarung tangan 7 ½
Alkohol
Savlon
19
Kapus
H2O2
Bethadine cair
EKG rol
Formalin 10%
10. Toilet
Kelengkapan sarana yang diperlukan di toilet, antara lain :
a. Kloset
b. Pegangan
c. Tissue gulung
d. Tempat sampah
e. Ember
f. Gayung
BAB IV
20
Pasien datang ketempat penerimaan gawat darurat. Tempat pendaftaran
pasien dilakukan di tempat pendaftaran pasien selama 24 jam. Pasien ditolong
terlebih dulu, baru kemudian dilakukan penyelesaian administrasinya.
Setelah mendapat pelayanan yang cukup, ada beberapa kemungkinan dari
setiap pasien :
Pasien boleh langsung pulang
Pasien dirujuk atau dikirim ke rumah sakit lain
Pasien harus dirawat inapkan
1. Pasien yang sudah diseleksi dan membawa surat pengantar untuk
dirawat dapat langsung di pesankan kamar di ruangan perawatan sambil
menunggu tempat tidur kosong dari ruang perawatan.
2. Jika pasien sudah sadar dan dapat diwawancara perawat IGD
mendatangi pasien /keluarga untuk mendapatkan identitas selengkapnya.
3. Bagian pendaftaran mengecek data identitas kebagian rekam medis
untuk mengetahui apakah pasien pernah dirawat/berobat ke rumah sakit.
4. Bagi pasien yang pernah berobat/dirawat maka rekam medisnya segera
dikirim ke ruang perawatan yang bersangkutan dan tetap memakai
nomor yang dimilikinya.
5. Bagi pasien yang pernah dirawat/berobat ke rumah sakit maka diberikan
nomor rekam medis.
6. Petugas pendaftaran harus selalu memberitahukan ruang perawatan
sementara mengenai situasi tempat tidur di ruang perawatan.
21
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan
darurat, misalnya penyakit kanker stadium lanjut.
3. Pasien darurat tidak gawat
Pasien akibat musibah yang datang tiba – tiba, tetapi tidak mengancam
nyawa dan anggota badannya, misalnya luka sayat dangkal.
4. Pasien tidak gawat tidak darurat
Misalnya pasien dengan ulcus tropium, TBC kulit, dll.
5. Kecelakaan
Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya
mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cidera (fisik,
mental, sosial)
6. Cidera
Masalah kesehatan yang didapat / dialami sebagai akibat kecelakaan.
7. Bencana
Peristiwa / rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau
manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia,
kerugian, harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan
prasarana umum, serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan
dan penghidupan masyarakat serta pembangunan nasional yang
memerlukan pertolongan dan bantuan.
Dalam pelaksanaan pelayanan di IGD diberlakukan kategori kasus
emergency dan false emergency. Pasien yang datang ke Instalasi Gawat
Darurat diseleksi berdasarkan kondisi kegawatdaruratannya dengan
menggunakan Dalam hal ini yang termasuk pasien emergency adalah :
kasus Prioritas 1 (P1) yaitu pasien gawat darurat, prioritas 2 (P2 yaitu
pasien gawat tidak darurat dan/atau pasien darurat tidak gawat.
Sedangkan yang termasuk pasien false emergency adalah kasus Prioritas
3 (P3) yaitu pasien tidak gawat tidak darurat dan kasus prioritas 0 (P0)
yaitu pasien yang datang dalam keadaan sudah meninggal dunia (death
on arrival)
Kartu kode warna triase dapat digunakan sebagai cara pengklasifikasian
dalam triase setelah diperoleh informasi akurat tentang keadaan pasien.
Kartu warna yang digunakan adalah :
22
Trauma kepala dengan pupil anisokor
Perdarahan eksternal masif
Gangguan jantung yang mengacam
Luka bakar >50% atau luka bakar di daerah terbakar
Semua pasien tersebut diatas disalurkan ke ruang resusitasi.
2. KUNING : Korban yang memerlukan pengawasan ketat tetapi
perawatan dapat ditunda sementara, misalnya :
Korban dengan resiko syok (korban dengan gangguan
jantung, trauma abdomen berat)
Fraktur multiple
Fraktur femur / pelvis
Luka bakar luas
Gangguan kesadaran / trauma kepala
Korban dengan status tidak jelas
Semua pasien tersebut diatas disalurkan ke ruang tindakan bedah.
3. HIJAU : Kelompok korban yang tidak memerlukan pengobatan
atau pemberian pengobatan dapat ditunda, misalnya :
Fraktur minor
Luka minor, luka bakar minor, atau tanpa luka
Pasien dengan kecelakaan disalurkan ke ruang tindakan bedah.
4. HITAM : Korban yang telah meninggal dunia
Pasien yang meninggal dunia disalurkan ke kamar jenazah.
TRANSPORTASI PASIEN.
Transportasi merupakan salah satu bagian penting dalam pelayanan gawat
darurat. Melalui transportasi kita dapat membantu penanganan penderita
gawat darurat. Dalam memberikan pelayanan transpotasi kepada penderita
gawat darurat, perlu diperhatikan beberapa petujuk dibawah ini :
1. Persiapan alat
a. Ambulans
b. Kursi roda.
c. Brankard.
d. Alat – alat penunjang hidup yang diperlukan.
2. Cara kerja
a. Ketempat pemeriksaan x – ray, diantar minimal 1 orang perawat.
b. Ke ruang perawatan, diantar minimal oleh 1 orang perawat.
c. Ke ICU / Kamar Bedah. Bila ada masalah ABC (gangguan jalan
nafas dan sirkulasi), pasien diantar minimal 2 orang petugas
termasuk dokter dan ventilasi harus tetap dipertahankan dalam
perjalanan.
d. Ke Rumah Sakit lain :
Bila tidak ada masalah ABC, pasien boleh tidak diantar petugas
dan membawa surat rujukan.
23
Bila ada masalah ABC, pasien harus diantar 1 orang perawat
dengan membawa surat rujukan dan memakai ambulans.
24
4.8. Sistem Informasi Pelayanan Pra Rumah Sakit
IGD RS prasetya Husada diklasifikasikan sebagai Instalasi
Pelayanan Gawat Darurat kelas II, karena telah memiliki dokter spesialis
empat besar yang siap dipanggil (on – call), dokter umum yang siaga
ditempat (on – site) 24 jam yang memiliki kualifikasi pelayanan GELS
(General Emergency Life Support) dan mampu memberikan resusitasi dan
stabilisasi ABC serta memiliki alat transportasi untuk rujukan dan
komunikasi yang siap 24 jam.
Sarana Penunjang pelayanan :
1. Penunjang medis : Pelayanan Radiologi, laboratorium, farmasi
2. Penunjang non medis : Telepon dan ambulans.
Ada 4 hal yang wajib diinformasikan ketika petugas IGD melayani pasien
gawat darurat via telepon :
1. Nama pasien
2. Alamat pasien
3. Kondisi saat itu
4. Nomor telepon
Sebelum petugas IGD menjemput pasien yang meminta ambulans, petugas
IGD wajib memberitahukan keadaan pasien saat itu. Adapun informasi
pelayanan pra rumah sakit diberikan adalah dengan tata laksana sebagai
berikut :
1. Jika keadaan pasien baik, petugas yang berada di mobil ambulans tidak
menginformasikan apapun kepada petugas IGD di rumah sakit.
2. Jika keadaan pasien darurat, petugas yang berada di mobil ambulans
menginformasikan keadaan pasien saat itu kepada petugas IGD di
rumah sakit dengan menggunakan sarana telekomunikasi handphone.
2. Pemeriksaan Diagnostik
a. CT scan
25
b. Pemeriksaan penunjang lain yang dianggap perlu, yang tidak dapat
dilakukan di Rs Prasetya Husada
3. Spesimen
a. Darah
b. Urin
c. Jaringan
d. Mukus / sekret
BAB V
26
LOGISTIK
27
f. Pemasok mengantar barang ke Rs Prasetya Husada sesuai pesanan dan
barang tersebut diterima oleh bagian, Petugas Gudang memeriksa apakah
barang – barang tersebut sesuai dengan pesanan baik jenis maupun jumlah
pesanan.
g. Kemudian bagian gudang mendistribusikan barang kepada bagian Gawat
Darurat.
h. Untuk pengambilan barang di gudang yang sudah diajukan, Petugas IGD
melakukan prosedur pada permintaan alat – alat umum diatas.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
28
6.1. PENGERTIAN.
Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu sistem
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut
meliputi : assessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan
dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau idak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan.
6.2. TUJUAN.
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat.
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
4. Terlaksananya program – program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
29
- Insidens kejadian infus blong.
- Insidens kesalahan pemberian obat.
- Insidens kesalahan cara pemberian obat.
- Insidens kesalahan persiapan operasi.
- Insidens kesalahan persiapan pemeriksaan penunjang.
11. Membangun kesadaran atau budaya akan nilai keselamatan pasien
BAB VII
30
KESELAMATAN KERJA
7.1. PENGERTIAN.
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit
membuat kerja / aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut
diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.
7.2. TUJUAN.
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RS. Prasetya Husada.
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara
dan proses kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
31
Cuci tangan dilakukan dibawah air mengalir dengan
menggunakan sikat selama ± 5 menit, yaitu dengan menyikat
selruh telapak tangan maupun punggung tangan.
Hal ini dilakukan sebelum dan sesudah memeriksa penderita.
Memakai masker N95 atau minimal masker badan
Menggunakan pelindung wajah / kaca mata goggle (bila
diperlukan)
Menggunakan apron / gaun pelindung
Menggunakan sarung tangan
Menggunakan pelindung kaki (sepatu boot)
- Hepatitis B / C (sesuai prinsip pencegahan infeksi)
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
32
1. Kepatuhan perawat dalam melakukan identifikasi pasien sebelum
melakukan tindakan ke pasien IGD
Program
Dimensi Keselamatan
Menggambarkan kepatuhan perawat dalam melakukan
Tujuan identifikasi pasien
Sebelum melakukan tindakan di IGD
Dasar
Standar Akriditasi RS versi 2012
pemikiran
Identifikasi pasien adalah ketepatan pasien sebelum melakukan
Definisi
tindakan ke pasien
Kreteria
Kepatuhan perawat IGD melakukan identifikasi pasien sebelum
Inklusi
melakukan tindakan ke pasien
Ketidakpatuhan perawat IGD melakukan identifikasi pasien
eksklusi
sebelum melakukan tindakan ke pasien
Tipe indikator Proses
Jenis indikator Presentase
Numerator Kepatuhan perawat IGD melakukan identifikasi pasien
Ketidakpatuhan perawat IGD melakukan identifikasi pasien
Denominator
sebelum melakukan tindakan ke pasien
Kepatuhan perawat IGD melakukan identifikasi pasien/
Cara
ketidapatuhan perawat IGD melakukan identifikasi pasien X 100
pengukuran
%
Target
pengukuran 100 %
indikator
Sumber data Form Laporan
Target sampel Kepatuhan perawat IGD melakukan identifikasi pasien
(N)
Tempat
pengambilan IGD
data
Metodologi
pengumpulan Concurrent
data
33
Pengumpulan
Perawat IGD
data
Frekuensi
Bulanan
penilaian
Periode
Bulanan
pelaporan
Rencana
Run chart
analisis
Data
disebarluaskan Rapat Bulanan
dengan cara
Nama alat/sitem
Form Laporan
audit
BAB IX
PENUTUP
34
Demikianlah buku Pedoman Pelayanan Gawat Darurat ini disusun. Kami
mengajak semua pihak yang bekerja di Rs Prasetya Husada untuk dapat bersama-
sama membina dan mengembangkan sistem pelayanan di IGD. Semua petugas
baik tenaga medis, paramedis, maupun non medis yang berkaitan dengan
penyelenggaraan pelayanan gawat darurat hendaknya selalu menaati ketentuan
yang telah digariskan di dalam buku pedoman ini.
Lampiran
35