Halaman Judul........................................................................................... i
Daftar Isi..................................................................................................... ii
Lembar Pengesahan................................................................................... iii
Keputusan Direktur................................................................................... iv
BAB I. Pendahuluan.................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang................................................................................... 1
1.2. Tujuan Pedoman................................................................................ 1
1.3. Ruang Lingkup Pelayanan................................................................. 2
1.4. Batasan Operasional.......................................................................... 2
1.5. Landasan Hukum............................................................................... 3
BAB V. Logistik.......................................................................................... 23
BAB VI. Keselamatan Pasien.................................................................... 25
BAB VII. Keselamatan Kerja................................................................... 37
BAB VIII. Pengendalian Mutu................................................................. 39
BAB IX. Penutup........................................................................................ 48
Lampiran.................................................................................................... 49
ii
Keputusan Direktur Nomor : 120/02/I/SK-DIR/2019
Tentang
Pedoman Pelayanan Instalasi Gawat Darurat
Rumah Sakit Prasetya Husada
Disusun oleh :
Kepala Ruang Instalasi Gawat Darurat
Disetujui oleh :
Manajer Pelayanan Medis
Ditetapkan oleh :
Direktur Rumah Sakit Prasetya Husada
iii
NIK.10.12.070
Nomor : 120/02/I/SK-DIR/2019
TENTANG
iv
MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
PRASETYA HUSADA TENTANG PEDOMAN
PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT.
Ditetapkan di : Malang
Pada tanggal : 02 Januari 2019
Direktur Rumah Sakit Prasetya Husada
v
vi
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT PRASETYA
HUSADA NOMOR : 120/02/I/SK-
DIR/2019 TENTANG PEDOMAN
PELAYANAN INSTALASI
GAWAT DARURAT
PEDOMAN PELAYANAN
INSTALASI GAWAT DARURAT
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3. RUANG LINGKUP.
1. Pelayanan pendaftaran pasien
2. Informasi pelayanan gawat darurat
3. Pengaturan jaga
4. Pelayanan triase
5. Transportasi pasien
6. Sistem komunikasi
7. Pelayanan false emergency
8. Sistem rujukan
2
f. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
g. Keputusan Ketua Pengurus Yayasan Prasetya Husada Nomor 000/02/SK-
BKPM/V/2017 tentang Struktur Organisasi dan Tata Laksana Rumah
Sakit Prasetya Husada.
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Kualifikasi Pengalaman
Nama Jabatan Pelatihan
Pendidikan Kerja
Kepala Instalasi Minimal Minimal BLS/PPGD/BTLS/
Gawat Darurat dokter umum 2 tahun ATLS/ACLS
Kepala Perawat Minimal
Minimal
Instalasi Gawat S1 BLS/PPGD/BTLS
2 tahun
Darurat Keperawatan
D-3
Perawat Pelaksana - BLS/PPGD/BTLS
Keperawatn
4
2. Dokter Jaga IGD
a. Pengaturan jadwal dokter jaga IGD terbagi dalam 3 shift, yaitu sebagai
berikut :
- Shift pagi : jam 07.00 WIB – 14.00 WIB
- Shift siang : jam 14.00 WIB – 21.00 WIB
- Shift malam : jam 21.00 WIB – 07.00 WIB (keesokan harinya)
b. Jadwal dokter jaga IGD disusun setiap bulan oleh Kepala IGD dengan
sepengetahuan Direktur Pelayanan dan diperbanyak untuk
didistribusikan pada minggu terakhir setiap bulan kepada setiap dokter
jaga IGD, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi
Rawat Inap, dan instalasi/ bagian lain yang terkait
c. Bila dokter jaga IGD berhalangan memenuhi jadwal jaga yang sudah
ditentukan, maka harus berkoordinasi mengupayakan mencari
penggantinya dan melaporkan kepada Kepala IGD
d. Jadwal jaga dokter terpasang di papan informasi IGD
3. Perawat
a. Pengaturan jadwal jaga perawat IGD terbagi dalam 3 shift, yaitu
sebagai berikut :
- Shift pagi : jam 07.00 WIB – 14.00 WIB
- Shift siang : jam 14.00 WIB – 21.00 WIB
- Shift malam : jam 21.00 WIB – 07.00 WIB (keesokan harinya)
b. Jadwal jaga perawat IGD disusun setiap bulan oleh Kepala Perawat
IGD dengan sepengetahuan Direktur Pelayanan
c. Bila perawa IGD berhalangan memenuhi jadwal jaga yang sudah
ditentukan, maka harus berkoordinasi mengupayakan mencari
penggantinya dan melaporkan kepada Kepala Perawat IGD
d. Jadwal jaga perawat IGD terpasang di papan informasi IGD
5
BAB III
STANDAR FASILITAS
1. Ruang Resusitasi
Ruang yang difungsikan untuk pasien yang membutuhkan pertolongan
tindakan resusitasi segera dan memerlukan pengawasan ekstra, misalnya :
Kasus henti nafas
Kasus henti jantung
Pasien yang dicurigai sakit jantung
Pasien tak sadar karena berbagai penyebab (misalnya karena
hipoglikemia, stroke, syok, dan sebagainya)
Kasus kejang demam
Kasus cedera kepala berat
Kasus tenggelam
6
Ventilation bag dewasa
Ventilation bag anak
Ventilation bag bayi
Laryngoscope + blade
Endotracheal tube (dengan berbagai ukuran)
Stilet
Spuit (dengan berbagai ukuran)
Jelly
Sarung tangan
Plester
Gunting plester
Oropharyngeal tube/guedel (dengan berbagai ukuran)
2. Infus Trolley
Infusion set (microdrip, macrodrip, blood set)
Intravenous catheter (dengan berbagai ukuran)
Tourniquet
Alcohol swab
Plester
Gunting plester
7
MgSO4 20%
Dopamin injeksi
Furosemide injeksi
Berikut ini adalah tabel daftar obat yang tersedia di IGD Rs Prasetya
Husada berikut dengan penjelasan indikasi penggunaan dan dosisnya :
- Symptomatic
bradycardia 1 mg iv push
Atropin
(> 60 x/menit) Diulang tiap 3-5 menit
4. Ampul
sampai total 0,4 mg/10 kg
0,25 mg/1 ml
- Intoksikasi BB.
insektisida Dosis : 1 4 mg IV
Diulang tiap 10 – 15 menit
sampai atropinisasi
Diazepam
(Valium ®) Anak 0,25 mg/kg, IV pelan
5. Kejang
Ampul Dewasa 10 mg, IV pelan
10 mg/2 ml
2,5 – 20 μg/kg/min IV drip
Shock Dosis ginjal 1 – 5 μg/kg/’
Dopamin Yang belumdrip
6. Ampul teratasi denganDosis jantung 5 – 10
200 mg/10 ml pemberian cukupμg/kg/’ drip
cairan Dosis syok / Vasopresor
10 – 20 μg/kg/’ drip
7. Furosemide Edem Paru Akut 20 – 40 mg IV
(Lasix ®) (TD > 90 0,5 – 1 mg/kg IV (max 2
Ampul mm/Hg) mg/kg)
8
NO. NAMA OBAT INDIKASI DOSIS
20 mg/2 ml Hypertensi berat
AMI
Morphin 3 – 5 mg IV
Edem Paru Akut
8. Ampul 5 – 10 mg IM
(TD > 90
10 mg/1 ml Dapat diulang bila perlu
mm/Hg)
Glucose 40%
9. Hypoglycemia 25 – 50 ml, IV pelan
Vial 10 gr/25 ml
Sodium
Bicarbonate
Metabolic Bolus 1 meq/kg, IV pelan
10. (Meylon ®)
acidosis Drip 0,05 meq/kg/menit
Vial 25 meq / 25
ml
Isosorbide 1 tablet Sublingual
11. dinitrite Angina Pectoris Diulang tiap 5 menit, max 3
(Cedocard ®) tablet
Dexamenthasone Asthma
(Oradexon ®) Bronchiale 0,05 – 0,2 mg/kg, IV (1 ml
12.
Ampul 4 Anaphylactic untuk 10 – 25 kg BB)
mg/1ml reaction
Digoxin
Flutter / fibralasi 1 tablet peroral, dapat
13. (Lanoxin)
atrial CHF diulang 6 jam kemudian.
0,25 mg/tablet
Pethidin
14. Ampul (100 Analgetik kuat 1 mg/kg BB iv/im
mg/2 ml)
Ventrikel
MgSO4 20% Takikardi 5 – 10 ml iv, pelan – pelan.
15. Ampul 5 gr/25 (Torsade de
ml pointes) 10 ml iv, pelan – pelan.
Eklampsia
Lidokain Cardiac
I mg/kgBB bolus pelan-
(Xylocard aritmia
pelan, dapat diulang 10
16. 500®) (karena MI)
menit kemudian 0,5 mg/kg
Ampul Takikardi
lalu drip 2-4 mg.
(500mg/5 ml) Ventrikel
Combivent Asma
17. 1 amp untuk pasien dewasa
nebulizer Bronkhiale
Diazepam
(stesolid®)
Dewasa : 10 mg rectal
18. Rectal enema 10 Kejang
Anak-anak : 5 mg rectal
mg/2,5 ml dan 5
mg/2,5 ml
9
d. Jarum suntik (dengan berbagai ukuran)
e. Glucometer set
4. Ruang Administrasi
Kebutuhan perlengkapan administrasi yang diperlukan, antara lain :
Nama Alat Jumlah Keterangan
Buku register IGD 2 baik
Buku laporan IGD 2 baik
Formulir pemeriksaan penunjang medis 2 baik
Formulir dokumen keperawatan 2 baik
Telepon dalam dan luar 2 baik
Rak brosur 2 baik
Meja komputer 2 baik
Komputer 2 baik
Printer 2 baik
kursi 2 baik
10
ABD, berbagai tampon
Sofratulle®
Gauze gulung (dengan berbagai ukuran)
Elastis bandage (dengan berbagai ukuran)
Pisau aesculap
Berbagai salep antibiotik
Lidocaine injeksi + chlor ethyl spray
Set pemasangan infus + berbagai cairan infus
Set pemasangan nasogastric tube
Set pemasangan foley catheter
Berbagai ukuran spuit dan jarum suntik
Spalk/bidai (dengan berbagai ukuran)
Operating lamp
Tempat sampah
Sarung tangan
Korentang dan tempatnya
Scoop strecher
Skort plastik (apron)
11
Alat THT
Slang dubur
Foley catheter (dengan berbagai ukuran)
Tromol kasa
Bak instrumen
Sarung tangan steril (dengan berbagai ukuran)
f. Ruang Triase
Triase adalah sistem penyeleksian problem pasien untuk memberikan
pertolongan dengan tepat, efektif, dan efisien sesuai dengan tujuan
utama IGD, yaitu :
Mencegah kematian dan cacat
Menerima rujukan pasien gawat darurat
Menanggulangi korban bencana
Menanggulangi “false emergency” sebagai tujuan tambahan
Kelengkapan sarana dan alat kesehatan yang diperlukan di ruang
triase, antara lain :
- Tempat tidur
- Lembar status emergency
- Tensimeter
- Stetoskop
- Termometer
12
6. Ruang Tindakan Obstetri Ginekologi
Ruang ini berfungsi untuk pasien yang dilakukan tindakan
obstetriginekologi.
Kelengkapan sarana dan alat kesehatan yang diperlukan di ruang
tindakan obstetriginekologi, antara lain :
a. Tempat tidur
b. Tempat sampah
c. Tensimeter
d. Tongue spatel
e. Sarung tangan on
f. Jelly
g. Doppler
h. Spekulum
i. Tromol kapas dan savlon
9. Gudang
Ruang ini berfungsi untuk penempatan stock obat dan alat di IGD.
13
Kelengkapan sarana dan peralatan yang diperlukan di gudang, antara
lain :
Form PermintaanLaborat
Persetujuan tindakan medik
Form cairan keluar masuk
Surat persetujuan perawatan
Data pasien
Peraturan opname pasien
Form pemeriksaan fisik
Catatan/Pesan-pesan dokter
Plastik sampah
Rinso
Pipet
Envelope uk. 95 x 152 mm
Envelope uk. 110 x 230 mm
Karet gelang
Clear pembersih kaca
Pengharum ruangan
Tissue gulung
Clips
Batu baterai kecil
Batu baterai sedang
Batu baterai besar
Lem
Buku tulis biasa/quarto
Buku folio kecil panjang
Form permintaan pemeriksaan USG
Resep
Surat rujukan
Surat keterangan dokter
Memo
Pemeriksaan radiologi
Form penolakan tindakan medis/opname
14
Spuit 20 cc
Spuit 50 cc
Infus set pediatrik
Infus set dewasa
Infus set darah
Jarum suntik 18
Jarum suntik 20
Jarum suntik 23
Jarum suntik 25
RL 500 cc
NaCl 3% 500 cc
NaCl 500 cc
NaCl 1000 cc
D5 500 cc
Asering
Kaen 3 B
D 10% 500 cc
Folleycath No. 8
Folleycath No. 14
Folleycath No. 16
Folleycath No. 18
Folleycath No. 20
Slang lambung No. 4
Slang lambung No. 16
Slang lambung No. 18
Jelly
Sofratul
Electroda
Hansaplast
Leukopon 2.5 cm x 9.2 m
Leukocrefe 7.5 cm x 4.5 m
Leukocrefe 10 cm x 4.5 m
Leukocrefe 15 cm x 5 m
Verband gulung 5 cm
Verband gulung 10 cm
Kondom cath
Urine bag
Endotracheal tube no. 6
Endotracheal tube no. 7
Endotracheal tube no. 7.5
Endotracheal tube no. 8
Meylon 84 25 cc
Dextrose 40% 25 cc
Spatel tongue
Catheter tip
Spinal needle no. 23
15
Sarung tangan 6 ½
Sarung tangan 7
Sarung tangan 7 ½
Alkohol
Savlon
Kapus
H2O2
Bethadine cair
EKG rol
Formalin 10%
10. Toilet
Kelengkapan sarana yang diperlukan di toilet, antara lain :
a. Kloset
b. Pegangan
c. Tissue gulung
d. Tempat sampah
e. Ember
f. Gayung
16
BAB IV
17
menggolongkan semua pasien yang memerlukan pertolongan dan menetapkan
prioritas penanganannya (Kathleen dkk, 2008) kategori.
KLASIFIKASI DAN PENENTUAN PRIORITAS
KLASIFIKASI KETERANGAN
Gawat darurat (P1) Keadaan yang mengancam nyawa /
adanya gangguan ABC dan perlu
tindakan segera,misalnya cardiac
arrest,penurunan kesadaran,trauma
mayor dengan perdarahan hebat
Gawat tidak darurat (P2) Keadaan mengancam nyawa tetapi
tidak memerlukan tindakan
darurat.Setelah dilakukan diresusitasi
maka ditindak lanjuti oleh dokter
spesialis. Misalnya ; pasien kanker
tahap lanjut, fraktur, sickle cell dan
lainnya
Keadaan yang tidak mengancam
Darurat tidak gawat (P3) nyawa tetapimemerlukan tindakan
darurat. Pasien sadar,tidak ada
gangguan ABC dan dapat langsung
18
diberikan terapi definitive. Untuk
tindak lanjut dapat ke poliklinik,
misalnya laserasi, fraktur minor /
tertutup, sistitis, otitis media dan
lainnya
Tidak gawat tidak darurat (P4) Keadaan tidak mengancam nyawa dan
tidak memerlukan tindakan gawat.
Gejala dan tanda klinis
ringan/asimptomatis.Misalnya
penyakit,kulit,batuk,flu,dan
sebagainya
KLASIFIKASI KETERANGAN
Mengancam jiwa atau fungsi vital,
Prioritas I (merah) perlu resusitasi dan tindakan bedah
segera, mempunyai kesempatan
hidup yang besar. Penanganan dan
pemindahan bersifat segera yaitu
gangguan pada jalan nafas,
pernafasan dan sirkulasi. Contohnya
sumbatan jalan nafas, tension
pneumothorak, syok hemoragik, luka
terpotong pada tangan dan kaki,
combutio (luka bakar) tingkat II dan
III > 25%
Potensial mengancam nyawa atau
Prioritas II (kuning) fungsi vital bila tidak segera
ditangani dalam jangka waktu
singkat.Penanganan dan pemindahan
bersifat jangan terlambat. Contoh:
patah tulang besar, combutio (luka
bakar) tingkat II dan III < 25 %,
trauma thorak /abdomen, laserasi
luas, trauma bola mata.
Prioritas III (hijau) Perlu penanganan seperti pelayanan
biasa, tidak perlu segera. Penanganan
dan pemindahan bersifat terakhir.
Contoh luka superficial, luka-luka
ringan.
Kemungkinan untuk hidup sangat
Prioritas 0 (hitam) kecil, luka sangat parah. Hanya perlu
terapi suportif. Contoh henti jantung
kritis, trauma kepala kritis
19
TRANSPORTASI PASIEN.
Transportasi merupakan salah satu bagian penting dalam pelayanan
gawat darurat. Melalui transportasi kita dapat membantu penanganan
penderita gawat darurat. Dalam memberikan pelayanan transpotasi kepada
penderita gawat darurat, perlu diperhatikan beberapa petujuk dibawah ini :
1. Persiapan alat
a. Ambulans
b. Kursi roda.
c. Brankard.
d. Alat – alat penunjang hidup yang diperlukan.
2. Cara kerja
a. Ketempat pemeriksaan x – ray, diantar minimal 1 orang perawat.
b. Ke ruang perawatan, diantar minimal oleh 1 orang perawat.
c. Ke ICU / Kamar Bedah. Bila ada masalah ABC (gangguan jalan
nafas dan sirkulasi), pasien diantar minimal 2 orang petugas
termasuk dokter dan ventilasi harus tetap dipertahankan dalam
perjalanan.
20
4.6. Sistem Informasi Pelayanan Pra Rumah Sakit
IGD RS prasetya Husada diklasifikasikan sebagai Instalasi
Pelayanan Gawat Darurat Tipe C, karena telah memiliki dokter spesialis
empat besar, dokter umum yang siaga ditempat (on – site) 24 jam yang
memiliki kualifikasi pelayanan GELS (General Emergency Life Support)
dan mampu memberikan resusitasi dan stabilisasi ABC serta memiliki alat
transportasi untuk rujukan dan komunikasi yang siap 24 jam.
Sarana Penunjang pelayanan :
1. Penunjang medis : Pelayanan Radiologi, laboratorium, farmasi
2. Penunjang non medis : Telepon dan ambulans.
Ada 4 hal yang wajib diinformasikan ketika petugas IGD melayani pasien
gawat darurat via telepon :
1. Nama pasien
2. Alamat pasien
3. Kondisi saat itu
4. Nomor telepon
Sebelum petugas IGD menjemput pasien yang meminta ambulans, petugas
IGD wajib memberitahukan keadaan pasien saat itu. Adapun informasi
pelayanan pra rumah sakit diberikan adalah dengan tata laksana sebagai
berikut :
1. Jika keadaan pasien baik, petugas yang berada di mobil ambulans tidak
menginformasikan apapun kepada petugas IGD di rumah sakit.
2. Jika keadaan pasien darurat, petugas yang berada di mobil ambulans
menginformasikan keadaan pasien saat itu kepada petugas IGD di
rumah sakit dengan menggunakan sarana telekomunikasi handphone.
2. Pemeriksaan Diagnostik
a. CT scan
b. Pemeriksaan penunjang lain yang dianggap perlu, yang tidak dapat
dilakukan di Rs Prasetya Husada
21
3. Spesimen
a. Darah
b. Urin
c. Jaringan
d. Mukus / sekret
22
BAB V
LOGISTIK
23
e. Bagian / petugas pembelian melakukan transaksi atas pembelian barang –
barang sesuai permintaan baik untuk barang – barang rutin atau barang –
barang yang non stock.
f. Pemasok mengantar barang ke Rs Prasetya Husada sesuai pesanan dan
barang tersebut diterima oleh bagian, Petugas Gudang memeriksa apakah
barang – barang tersebut sesuai dengan pesanan baik jenis maupun jumlah
pesanan.
g. Kemudian bagian gudang mendistribusikan barang kepada bagian Gawat
Darurat.
h. Untuk pengambilan barang di gudang yang sudah diajukan, Petugas IGD
melakukan prosedur pada permintaan alat – alat umum diatas.
24
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
6.1. PENGERTIAN.
Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu sistem
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut
meliputi : assessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan
dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau idak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan.
6.2. TUJUAN.
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat.
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
4. Terlaksananya program – program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
25
10. Terdapat pelaporan kasus yang tidak diharapkan, yaitu :
- Insidens kesalahan identifikasi kedaruratan pasien.
- Insidens pasien jatuh.
- Insidens kejadian infus blong.
- Insidens kesalahan pemberian obat.
- Insidens kesalahan cara pemberian obat.
- Insidens kesalahan persiapan operasi.
- Insidens kesalahan persiapan pemeriksaan penunjang.
11. Membangun kesadaran atau budaya akan nilai keselamatan pasien
STANDAR
SKP 1: Ketepatan Identifikasi Pasien
JUDUL INDIKATOR
Persentase pelaksanaan standar identifikasi pasien pada
pemberian identitas pasien
DEFINISI
Pelaksanaan standar identifikasi pasien pada pemberian
identitas pasien untuk pasien rawat inap merupakan
kegiatan untuk memastikan identitas pasien dengan
menggunakan gelang identifikasi sebagai berikut :Identitas
pada gelang minimal tiga informasi yaitu nama lengkap,
tanggal lahir dan Nomor Rekam Medik.
26
yang tidak dilaksanakan maka dinyatakan Kejadian Nyaris
Cidera (KNC).
TUJUAN Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan
pasien
DIMENSI MUTU
Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi
DASAR PEMIKIRAN
Kesalahan identifikasi pasien diakui sebagai masalah yang
terbesar di dalam organisasi kesehatan. Kesalahan
mengidentifikasi pasien merupakan salah satu risiko paling
serius terhadap keselamatan pasien.
KRITERIA INKLUSI
Seluruh pasien rawat inap yang memakai gelang identifikasi
pasien
KRITERIA EKSLUSI -
NUMERATOR Jumlah pasien yang dilaksanakan standar identitas dengan
tepat dan benar dalam 1 bulan
DENUMERATOR
Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam 1bulan
FORMULA
Jumlah pasien yang dilaksanakan standar identitas dengan
tepat dan benar dalam 1 bulandibagiJumlah seluruh pasien
rawat inap dalam 1bulan dikali 100%
METOLOGI
PENGUMPULAN DATA Concurrent / bersamaan
CAKUPAN DATA
Simpel random sampling
FREKUENSI 1 bulan
METODOLOGI Run chart
ANALISA
SUMBER DATA Sensus harian, Survey
PIC DATA
Kepala Unit / tim keselamatan pasien RS
PUBLIKASI DATA Publikasi internal
PERIODE ANALISA 3 bulan
STANDAR 100%
27
STANDAR
SKP : 2 Peningkatan Komunikasi Yang Efektif
JUDUL INDIKATOR
Kepatuhan Prosedur Pemberian Obat dengan
Prinsip READBACK dari Petugas Rawat Inap
Kepada DPJP ditandatangani dalam waktu 24 jam
DEFINISI
Kepatuhan prosedur pemberian obat pada instruksi verbal
yang dimaksud adalah kesesuaian antara order dan
tindakan ketika dilakukan instruksi verbal dengan
dilakukan read backdengan tepat dan benar untuk instruksi
obat.Prosedur Read backadalahkegiatan untuk
memastikan setiap intruksi verbal agar dilakukan dengan
benar dan sesuai instruksi, melalui kegiatan membacakan
kembali instruksi; dan mengkonfirmasi bahwa apa yang
sudah dituliskan dengan dibaca ulang dan atau dengan
ejaan huruf alfabet instruksi obat sound a like.Kegiatan
dilanjutkan dengan memberikan stempel Read backpada
catatan instruksi dan pemberi instruksi harussegera
menandatangi intruksi tersebut paling lambat dalam 1x 24
jam
28
KRITERIA EKSLUSI -
NUMERATOR Jumlah prosedur pemberian obat pada instruksi verbal
yang dilakukan prinsip read backdengan tepat dan benar
dalam 1 bulan
DENUMERATOR
Jumlah seluruh hasil pemberian obat pada instruksi
verbal dilakukan prinsip read backdalam 1 bulan yang
dilaporkan kepada DPJP oleh petugas rawat inap
FORMULA
Jumlah prosedur pemberian obat pada instruksi verbal
dilakukan prinsip read back dengan tepat dan benar dalam 1
bulan dibagi Jumlah seluruh instruksi verbal yang
terdokumentasi dalam 1 bulan dikali 100%
METOLOGI
PENGUMPULAN DATA Retrospektif / pengamatan
CAKUPAN DATA
Purposive sampling
FREKUENSI 1 bulan
METODOLOGI ANALISA Run chart
SUMBER DATA Rekam Medis
PIC DATA
Kepala Unit / tim keselamatan pasien RS
PUBLIKASI DATA Publikasi internal
PERIODE ANALISA 3 bulan
STANDAR 100 %
STANDAR
SKP : 3 Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu
Diwaspadai
JUDUL INDIKATOR
Kepatuhan pemberian label obat high alertoleh
farmasi di Gudang Obat Farmasi
DEFINISI
Kepatuhan pemberian label obat high alert oleh
farmasi yang dimaksud adalah ketepatan pemberian
29
label obat high alert sesuai dengan SPO dengan
memperhatikan prinsip keselamatan pasien
DASAR PEMIKIRAN
Sasaran keselamatan pasien
KRITERIA INKLUSI
Seluruh prosedur pemberian obat high alert yang
dilaksanakan
KRITERIA EKSLUSI Obat bukan jenis High alert
NUMERATOR Jumlah obat yang diberi label high alert sesuai standar
oleh farmasi dalam 1 bulan
DENUMERATOR
Jumlah seluruh obat high alert yang dipantau dalam 1 bulan
FORMULA
Jumlah obat yang diberi label high alert sesuai standar oleh
farmasi dalam 1 bulan dibagi Jumlah seluruh obat high alert
yang dipantau dalam 1 bulan x 100%
METOLOGI
PENGUMPULAN DATA Retrospektif / pengamatan
CAKUPAN DATA
Simpel random sampling
FREKUENSI 1 bulan
METODOLOGI ANALISA Run chart
SUMBER DATA Buku daftar obat high alert, Laporan keselamatan pasien
PIC DATA
Kepala Unit Farmasi/ Koordinator
PUBLIKASI DATA Publikasi Internal
PERIODE ANALISA 3bulan
STANDAR 100 %
STANDAR
SKP : 4 Kepastian Tepat Lokasi –Tepat Prosedur-
30
Tepat Pasien Operasi
JUDUL INDIKATOR
Kepatuhan pelaksanaan prosedur site marking pada
pasien yang akan dilakukan tindakan operasi
DEFINISI
Site marking yang dimaksud adalah tindakan pemberian
tanda identifikasi khusus untuk penandaan sisi kanan atau
kiri pada pasien yang akan dilakukan tindakan operasi
dengan prosedur yang tepat dan benar. Prosedur site
marking harus dilakukan oleh dokter operator dengan
penandaan dan tanpa inisial nama dokter bedah pada sisi
lokasi operasi dalam penandaan. Penandaan dilakukan
pada semua kasus mencakup lateralitas ( Kanan - kiri),
multiple struktur (jari tangan,jari kaki, lesi,)
TUJUAN Tergambarnya kepedulian dan ketelitian operator bedah
terhadap keselamatan pasien sebelum tindakan operasi
DIMENSI MUTU
Keselamatan, efektifitas dan efisiensi
DASAR PEMIKIRAN
Surgical site marking yang tepat dan benar akan :
1. Meminimalkan resiko insiden salah tempat operasi
2. Meminimalkan risiko insiden prosedur yang salah
yang dilakukan
3. Menginformasikan dan membimbing ahli bedah
untuk melaksanakan operasi dengan tepat dan benar
sesuai rencana
KRITERIA INKLUSI
Semua pasien dengan jenis operasi yang di indikasikan
dilakukan site marking.
KRITERIA EKSLUSI Jenis operasi dengan tingkat kesulitan untuk melakukan
site marking.
NUMERATOR Jumlah pasien operasi yang dinyatakan dengan prosedur
SITE MARKINGlengkap dalam 1 bulan
DENUMERATOR
Jumlah pasien yang dilakukan tindakan pembedahan
dengan prosedur site marking dalam 1 bulan
31
FORMULA
Jumlah pasien operasi yang dinyatakan dengan prosedur
SITE MARKING lengkap dalam 1 bulan dibagi Jumlah
pasien yang dilakukan tindakan pembedahan dengan
prosedur site marking dalam 1 bulan dikali 100%
METOLOGI
PENGUMPULAN DATA Retrospektif / pengamatan
CAKUPAN DATA
Simpel random sampling
FREKUENSI 1 bulan
METODOLOGI ANALISA Run chart
SUMBER DATA Rekam medis, buku register kamar operasi
PIC DATA
Koordinator kamar operasi/ kepala unitkamar operasi
PUBLIKASI DATA Publikasi Internal
PERIODE ANALISA 3 bulan
STANDAR 100%
32
ALASAN PEMILIHAN Indikator Mutu Wajib Nasional
INDIKATOR
KRITERIA INKLUSI Semua petugas medis (PPA) yang ada dalam pelayanan area
klinis
KRITERIA EKSLUSI -
FREKUENSI 1 bulan
STANDAR 100 %
33
STANDAR SKP : 6 Pengurangan Resiko Pasien Jatuh
KRITERIA INKLUSI Pasien jatuh yang terjadi saat berada di Unit Pelayanan RS
KRITERIA EKSLUSI -
34
SUMBER DATA Catatan data observasi (Formulir Audit Kebersihan Tangan)
STANDAR 0%
35
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
1.1. PENGERTIAN.
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit
membuat kerja / aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut
diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.
7.2. TUJUAN.
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RS. Prasetya Husada.
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara
dan proses kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
36
Kewaspadaan standar karyawan / petugas IGD dalam menghadapi
penderita dengan dugaan flu burung adalah :
Cuci tangan
Cuci tangan dilakukan dibawah air mengalir dengan
menggunakan sikat selama ± 5 menit, yaitu dengan menyikat
selruh telapak tangan maupun punggung tangan.
Hal ini dilakukan sebelum dan sesudah memeriksa penderita.
Memakai masker N95 atau minimal masker badan
Menggunakan pelindung wajah / kaca mata goggle (bila
diperlukan)
Menggunakan apron / gaun pelindung
Menggunakan sarung tangan
Menggunakan pelindung kaki (sepatu boot)
- Hepatitis B / C (sesuai prinsip pencegahan infeksi)
37
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
KRITERIA INKLUSI Semua pasien gawat, gawat darurat, dan pasien darurat
38
METODOLOGI Conccurent / bersamaaan (sensus harian)
PENGUMPULAN DATA
FREKUENSI 1 bulan
STANDAR ≤ 5 menit
39
INDIKATOR MUTU NASIONAL / WAJIB DARI KEMENKES
40
INDIKATOR MUTU UNIT
-Identitas pasien
-Anamnesis
-Diagnosa
-Pemeriksaan fisik,penunjang
-Penatalaksanaan/ perencanaan pelayanan
-Tanggal/jam
-Tanda tangan dokter dan nama
TUJUAN Tergambarnya tanggung jawab dokter dalam melakukan
assesmen medis dalam 8 jam
DIMENSI MUTU Keselamatan Pasien, kesinambungan, dan ketepatan
DASAR PEMIKIRAN Untuk mempercepat proses dan pengambilan keputusan
dalam memberikan asuhan medis kepada pasien
KRITERIA INKLUSI Format assesmen awal medis IGD
KRITERIA EKSLUSI -
NUMERATOR Jumlah pasien dengan assesmen awal medis yang tidak
terisi lengkap oleh dokter jaga IGD dalam 1 bulan
DENUMERATOR Total jumlah pasien rawat inap IGD dalam 1 bulan
FORMULA Jumlah pasien dengan assesmen awal medis yang tidak terisi
lengkap oleh dokter jaga IGD dalam 1 bulan dibagi Total
jumlah pasien rawat inap IGD dalam 1 bulan x 100%
METOLOGI Concurrent/ bersamaan
PENGUMPULAN DATA
CAKUPAN DATA Purposive sampling
FREKUENSI 1 bulan
METODOLOGI ANALISA Run chart
SUMBER DATA Rekam medik
PIC DATA Kepala Unit UGD
PUBLIKASI DATA Publikasi Internal
41
PERIODE ANALISA 3 bulan
STANDAR 0%
42
PERIODE ANALISA 1 bulan sentinel event
STANDAR 0%
43
INDIKATOR MUTU PRIORITAS PELAYANAN RSPH
44
BAB IX
PENUTUP
45
Demikianlah buku Pedoman Pelayanan Gawat Darurat ini disusun. Kami
mengajak semua pihak yang bekerja di Rs Prasetya Husada untuk dapat bersama-
sama membina dan mengembangkan sistem pelayanan di IGD. Semua petugas
baik tenaga medis, paramedis, maupun non medis yang berkaitan dengan
penyelenggaraan pelayanan gawat darurat hendaknya selalu menaati ketentuan
yang telah digariskan di dalam buku pedoman ini.
Lampiran
46