NOMOR:01.153/DIR/RSJRM/VI/2019
TENTANG
Menetapkan :
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan pembuatan panduan ini dengan judul “Pedoman Pelayanan Unit
Instalasi Gawat Darurat RS.Jabal Rahmah Medika”. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan pedoman ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-nantikan syafa’atnya.
Pedoman ini disusun sebagai acuan bagi pengelola RS.Jabal Rahmah Medika dalam
melaksanakan upaya peningkatan Mutu Dan Keselamatan Pasien.Meskipun pedoman ini
sudah dibuat semaksimal mungkin, namun dalam pelaksanaanya kami menyadari bahwa
masih banyak kekurangan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun.
Tim penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
D. Batasan Operasional..................................................................... 3
E. Landasan Hukum.......................................................................... 4
B. Distribusi Ketenagaan.................................................................. 5
C. Pengaturan Jaga........................................................................... 6
B. Standar Fasilitas............................................................................ 8
BAB V LOGISTIK...................................................................................... 23
BAB IX PENUTUP...................................................................................... 29
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Tujuan Pedoman
Adapun yang menjadi tujuan dari adanya pedoman pelayanan Instalasi Gawat
Darurat adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan Instalasi Gawat Darurat RS. Jabal Rahmah Medika
melalui pedoman pelayanan gawat darurat.
2. Tujuan Khusus
a. Mencegah kematian dan cacat pada penderita gawat darurat sehingga dapat
hidup dan berfungsi kembali dalam masyarakat sebagaimana mestinya
Ruang lingkup pelayanan Instalasi Gawat Darurat RS. Jabal Rahmah Medika meliputi :
Adalah Kondisi yang ditetapkan secara klinis yang memerlukan pemeriksaan medis
sesegera mungkin. Kondisi tersebut berkisar dari yang memerlukan perawatan luas
secara segera dan masuk ke rumah sakit untuk orang-orang dengan masalah
diagnostik dan mungkin atau tidak mungkin memerlukan pengakuan setelah work-up
dan observasi/ pengamatan. Untuk menilai dan menentukan tingkat urgensi masalah
yang dihadapi pasien maka diselenggarakan triage.
Pasien yang tiba-tiba dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan
terancam nyawanya atau anggota badannya bila tidak mendapatkan pertolongan
secepatnya.
2
b. Pasien gawat tidak darurat (Biru)
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat.
Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak mengancam nyawa dan
anggota badannya.
True emergency diberikan kepada pasien yang hidupnya terancam dan telah
didiagnosa, seperti: cidera kepala, fraktur, gangguan pernafasan, dll.
2. Pasien dengan kasus False Emergency (Tidak gawat darurat)
Adalah pasien dengan Keadaan tidak dalam keadaan gawat dan darurat tetapi
memerlukan tindakan untuk mendapatkan pelayanan pengobatan. keadaan gawat
tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya, dengan keadaan tidak gawat
dan tidak darurat.
D. Batasan Operasional
2. IGD harus bisa bekerjasama dengan unit pelayanan medis terkait yang ada diluar
maupun didalam instansi pelayanan kesehatan tersebut, baik pra rumah sakit maupun
rumah sakit dalam menyelenggarakan terapi definitif
3
b. Mempunyai kerjasama pemerintah dengan sarana dan fasilitas pelayanan
kesehatan di sekitarnya dalam menghadapi musibah massal yang terjadi di
daerah wilayah kerjanya
E. Landasan Hukum
4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi SDM
Tabel 2.1
Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM IGD adalah :
B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan Instalasi Gawat Darurat yaitu :
1. Untuk Dinas Pagi : yang bertugas sejumlah 4 (empat) orang dengan standar minimal
bersertifikat BTCLS
Kategori:
a. 1 orang Dokter Umum (Penanggung jawab Shif)
b. 1 orang Ka.Ru IGD
c. 2 orang Perawat pelaksana (Dalam keadaan tertentu dibantu oleh perawat / bidan
ruangan)
2. Untuk Dinas Sore : yang bertugas sejumlah 3 (Tiga) orang dengan standar minimal
bersertifikat BTCLS
Kategori :
a. 1 orang Dokter Umum (Penanggung jawab Shif)
b. 2 orang Perawat Pelaksana (Dalam keadaan tertentu dibantu oleh perawat/bidan
ruangan).
5
3. Untuk Dinas Malam : yang bertugas sejumlah 3 (tiga) orang dengan standar minimal
bersertifikat BTCLS
Kategori :
a. 1 orang Dokter Umum (Penanggung jawab Shif)
b. 2 orang Perawat Pelaksana (Dalam keadaan tertentu dibantu oleh perawat/bidan
ruangan).
C. Pengaturan Jaga
1. Pengaturan Jaga Perawat IGD
a. Pengaturan jadwal dinas perawat IGD dibuat dan dipertanggung jawabkan oleh
Kepala Ruangan (Karu) IGD dan disetujui oleh Kepala Instalasi IGD RS. Jabal
Rahmah Medika.
b. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan kepada
perawat pelaksana IGD setiap satu bulan.
c. Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka
perawat tersebut dapat mengajukan permintaan ijin kepada Kepala Ruangan IGD.
Pemberian izin akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada (apabila tenaga
cukup dan berimbang serta tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan
disetujui).
d. Setiap tugas jaga/shift harus ada perawat penanggung jawab shift (PJ Shift) dengan
syarat pendidikan minimal D III Keperawatan dan masa kerja minimal 2 tahun,
serta memiliki sertifikat tentang kegawat daruratan.
e. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas malam, libur
dan cuti.
f. Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga
sesuai jadwal yang telah ditetapkan (terencana), maka perawat yang bersangkutan
harus memberitahu Kepala Ruangan IGD : 2 jam sebelum dinas pagi, 4 jam
sebelum dinas sore atau dinas malam. Sebelum memberitahu Kepala Ruangan IGD,
diharapkan perawat yang bersangkutan sudah mencari perawat pengganti, Apabila
perawat yang bersangkutan tidak mendapatkan perawat pengganti, maka Kepala
Ruangan IGD akan mencari tenaga perawat pengganti yaitu perawat yang hari itu
libur.
6
2. Pengaturan Jaga Dokter IGD RS. Jabal Rahmah Medika
a. Pengaturan jadwal dokter jaga IGD menjadi tanggung jawab Ka Instalasi Gawat
Darurat dan disetujui oleh Direktur Rumah Sakit.
b. Jadwal dokter jaga IGD dibuat untuk jangka waktu 1 bulan serta sudah diedarkan
ke unit terkait dan dokter jaga yang bersangkutan 1 minggu sebelum jaga dimulai.
c. Apabila dokter jaga IGD karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga sesuai
dengan jadwal yang telah di tetapkan maka:
1) Untuk yang terencana, dokter yang bersangkutan harus menginformasikan ke
Kepala Instalasi Gawat Darurat paling lambat 3 hari sebelum tanggal jaga,
serta dokter tersebut wajib menunjuk dokter jaga pengganti.
2) Untuk yang tidak terencana, dokter yang bersangkutan harus
menginformasikan ke Kepala Instalasi Gawat Darurat dan diharapkan dokter
tersebut sudah menunjuk dokter jaga pengganti, apabila dokter jaga pengganti
tidak didapatkan, maka Kepala Instalasi Gawat Darurat wajib untuk
mencarikan dokter jaga pengganti, yaitu digantikan oleh dokter jaga yang pada
saat itu libur atau dirangkap oleh dokter jaga ruangan. Apabila dokter jaga
pengganti tidak didapatkan maka dokter jaga shift sebelumnya wajib untuk
menggantikan.
3. Pengaturan Jadwal Dokter Konsulen di RS. Jabal Rahmah Medika.
a. Pengaturan jadwal jaga dokter konsulen menjadi tanggung jawab Manager
Pelayanan.
b. Apabila dokter konsulen jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga sesuai
dengan jadwal yang telah ditetapkan maka:
7
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
B. StandarFasilitas
Sebagai Instalasi Gawat Darurat yang bertanggung jawab di bidang pelayanan, sumber
daya yang diperlukan untuk kegiatan pelayanan medis dan asuhan keperawatan kasus
kegawat daruratan harus mampu menjangkau berbagai pelayanan kegawatdaruratan
antara lain :
1. Pelayanan sumber daya meliputi tenaga, sarana, dan prasarana serta pelayanan yang
diperlukan untuk pelayanan medis dan asuhan keperawatan kepada pasien gawat
darurat yang dirujuk ke IGD RS. Jabal Rahmah Medika.
2. Penyediaan ruangan tempat kerja lengkap dengan sarana danperalatan yang diperlukan
untuk kegiatanpelayanan.
3. Pemberian pendidikan kesehatan kepada pasien/keluarga tentang rencana tindakan
yang akandilaksanakan.
4. Pemberian informasi tentang asuhan keperawatan IGD dan rencana program
selanjutnya di unitterkait.
8
5. Fasilitas pelatihan dan pendidikan untuk tenaga staf rumah sakit di lingkup IGD.
a. Fasilitas &sarana
IGD RS.Jabal Rahmah Medika berlokasi di gedung utama yang terdiri dari ruangan
triase, ruang resusitasi, ruangan tindakan dan ruangan observasi. Ruangan resusitasi
terdiri dari 1 (satu) tempat tidur, ruangan tindakan terdiri-dari 3 (tiga) tempat tidur,
ruangan observasi terdiri dari 1 (dua) tempat tidur, ruangan jenazah 1 (satu) tempat
tidur
Ruang dekontaminasi di IGD sesuai peraturan perundang-undangan sebagai berikut
:
1) Ruangan ini ditempatkan di sisi depan/luar ruang gawat darurat atau terpisah
dengan ruangan gawat darurat.
2) Bahan penutup ruang dekontaminasi di tutupi dengan gorden.
3) Bahan penutup lantai tidak licin dan tahan terhadap air.
4) Kontruksi dinding tahan terhadap air sampai dengan ketinggian 120 cm dari
permukaan lantai.
5) Ruangan dilengkapi dengan wastafel dan pancuran air (shower)
b. Peralatan
Peralatan yang tersedia di IGD mengacu kepada buku pedoman pelayanan Gawat
Darurat Departermen Kesehatan RI untuk penunjang kegiatan pelayanan terhadap
pasien Gawat darurat.
Alat yang harus tersedia adalah bersifat life saving untuk kasus kegawat
daruratan.Untuk menunjang kegiatan di Instalasi Gawat darurat agar dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik.
c. Sarana dan prasarana:
1) Obat dan cairan infuse untuk emergency
2) Peralatan emergency set
3) Alat komunikasi
4) Alat tulis kantor
5) Buku pelayanan dan prosedur tetap di IGD
6) Buku pedoman pelaksanaan pelayanan kegawat daruratan medis
7) Ruang kerja lengkap dengan mebel air
8) Kendaraan ambulance siap 24 jam
d. Tenaga:
1) Satu tenaga untuk menjabat sebagai Kepala IGD
9
2) Beberapa tenaga paramedik perawatan dan non perawatan yang diperlukan Tim
Reaksi Cepat.
3) Tenaga medis perbantuan dari staf medis fungsional yang diperlukan untuk
pelayanan medis gawat darurat.
e. Dana:
Dana operasional Instalasi Gawat Darurat dibebankan pada anggaran operasional
Rumah sakit.
Fasilitas peralatan dan obat yang harus tersedia di IGD tergantung pada klasifikasi
Instalasi Gawat Darurat rumah sakit.
10
g. Alat–alat untuk ruang tindakanbedah
1) Benang–benang/jarum segala jenis dan ukuran:
a. Cat gut 2/0 dan 3/0 (1buah)
b. Silk Black 2/0 (1 buah), 3/0 (1buah)
c. Jarum (1set)
2) Lampu sorot (1buah)
3) Kassa (1tromol)
4) Ganti verban set (1set)
5) Stomach tube / NGT semua ukuran (3 buah)
6) Spuit sesuai kebutuhan
a. 50 cc (1 buah)
b. 10 cc (2 buah)
c. 5 cc (2 buah)
d. 3 cc (2 buah)
e. 1 cc (2 buah)
7) Infus set (4 buah)
8) Transfusi set (3 buah)
9) NRM Dewasa (1 buah)
10) Nasal Canul Dewasa (2 buah)
11) Nasal Canul Anak (2 buah)
12) Nasal Canul Bayi (2 buah)
13) Stetoskop (1 buah)
14) Tensimeter (1 buah)
15) Thermometer (1 buah)
16) Tiang infus (1buah)
11
h. Alat–alat untuk ruang tindakan non bedah:
1) Stomach tube / NGT semuaukuran
2) Urine bag (2buah)
3) Nebulizer (1buah)
4) Infus set (2buah)
5) IV catheter semua nomer (1 set)
6) Spuit sesuaikebutuhan
7) Tensimeter (1buah)
8) Stetoskop (1buah)
9) Thermometer (1 buah)
10) Tiang infus (1buah)
i. Alat–alat untuk ruang observasi
1) Tensi meter (1buah)
2) Oxygen lengkap dengan flow meter (1buah)
3) Termometer (1 buah)
4) Stetoskop (1buah)
5) Standar infus (1buah)
6) Infus set (1set)
7) IV catheter segala ukuran (1set)
8) Spuit sesuaikebutuhan
j. Alat–alat dalam trollyemergency
1) Obat Life saving (pada standar obat IGD RS. Jabal Rahmah Medika
2) Obat penunjang (pada standar obat IGD RS. Jabal Rahmah Medika
k. Alat–alat kesehatan
1) Ambu bag/Air viva anak (1buah)
2) Laringoscope anak (1set)
3) Face mask (1buah)
4) Spuit semuaukuran
5) Infus set (1set)
6) Slang oksigen sesuaikebutuhan
7) Stomach tube /NGT (3 buah)
8) IV catheter sesuaikebutuhan
12
9) Standar infus (1buah)
10) Infus set (1set)
11) IV catheter segala ukuran (1set)
12) Spuit sesuaikebutuhan
l. Ambulance
Untuk menunjang pelayanan terhadap pasien RS.Jabal Rahmah Medika saat ini
memiliki 1 (satu) unit ambulance yang kegiatannya berada dalam koordinasi IGD
dan bagian umum.
m. Fasilitas dan Sarana untuk Ambulance
1) PerlengkapanAmbulance
a. Sabukpengaman
b. AC
c. Sumber listrik/stopkontak
d. Lemari untuk alat medis
e. Lampuruangan
f. APAR
g. Tong sampah
2) Alat dan Obat untukAmbulence
a. Tabung Oksigen (1 buah)
b. Mesin suction (1buah)
c. Tas Emergency yang berisi :
1. Obat–obat untuk lifesaving
2. Senter (1buah)
3. Stetoskop (1buah)
4. Tensimeter (1buah)
5. Gunting verban (2buah)
6. Tongue Spatel (1buah)
7. Reflex hummer (1 buah)
8. Infus set (1buah)
9. Spuit semua ukuran (masing masing 3buah)
13
n. Standar Obat IGD RS. Jabal Rahmah Medika
1) Obat Live Saving
a. Injeksi
2 Atropine Ampul 8
9 Lidocain Ampul 3
10 Tramadol Ampul 5
b. Cairan Infus
7. Kaen 3 B Kolf 2
8. Kaen 3 A Kolf 2
14
c. Suppositoria
d. ObatTablet
1. Aspilet Tablet 3
15
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
a. Perawat IGD
b. Petugas Pendaftaran/Informasi
2. Perangkat Kerja
a. Status Medis
b. Alat Tulis
c. Alat Kesehatan
3. Tata Laksana Pendaftaran Pasien IGD
a. Pendaftaran pasien yang datang ke IGD dilakukan oleh pasien/keluarga dibagian
informasi/pendaftaran.
b. Bila keluarga tidak ada petugas IGD bekerja sama dengan securiti untuk mencari
identitas pasien.
c. Sebagai bukti pasien sudah mendaftar di bagian informasi/pendaftaran, petugas
pendaftaran akan memberikan status medis ke IGD untuk diisi oleh dokter IGD yang
bertugas.
d. Bila pasien dalam keadaan gawat darurat, maka akan langsung diberikan pertolongan
di IGD, sementara keluarga/penanggung jawab melakukan pendaftaran di bagian
Pendaftaran/informasi.
16
C. Tata Laksana Sistem Komunikasi Instalasi Gawat Darurat
1. Antara IGD dengan unit lain dalam RS. Jabal Rahmah Medika adalah dengan nomor
extension masing-masing unit (untuk IGD 131).
2. Antara IGD dengan dokter konsulen rumah sakit/DPJP yang terkait dengan pelayanan
di rumah sakit adalah dengan menggunakan Handphone.
3. Antara IGD RS. Jabal Rahmah Medika dengan rumah sakit lain dapat melalui operator/
Pendaftaran langsung.
17
3. Tata Laksana Informed Consent
Pelaksanaan informed consent dianggap benar jika memenuhi :
a. Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan untuk dilakukan tindakan medis
yang dinyatakan secara spesifik.
b. Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan tanpa paksaan.
c. Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan oleh pasien yang sehat mental
dan memang berhak memberikannya dari segi hukum.
d. Persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan setelah diberikan cukup
adekuat informasi atau penjelasan yang diperlukan.
Kewajiban memberikan informasi dan penjelasan :
18
F. Tata Laksana Pasien Transportasi Instalasi Gawat Darurat
1. Petugas Penanggung Jawab
a. Perawat IGD
b. Supir Ambulans
2. Perangkat Kerja
a. Ambulan
b. Alat Tulis
3. Tata Laksana Transportasi Pasien IGD
a. Bagi pasien yang memerlukan penggunaan ambulance RS. Jabal Rahmah Medika
sebagai transportasi, maka perawat unit terkait menghubungi kasir.
b. Kasir menuliskan data-data penggunaan ambulan (nama pasien, ruang rawat inap,
waktu penggunaan dan tujuan penggunaan).
c. Kasir menghubungi bagian dan supir ambulan untuk menyiapkan kendaraan.
d. Perawat menyiapkan alat medis sesuai dengan kondisi pasien.
19
H. Tata Laksana Pelayanan Visum Et Repertum
1. Petugas Penanggung Jawab
2. Perangkat Kerja
c. Petugas rekam medik menyerahkan status medis pasien kepada dokter jaga yang
menangani pasien terkait.
d. Setelah visum et repertum diselesaikan oleh rekam medik maka lembar yang asli
diberikan pada pihak kepolisian
b. Perawat
c. Petugas Satpam
2. Perangkat Kerja
a. Senter
b. Stetoscope
c. Surat Kematian
21
b. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pasien/keluarga pasien dijelaskan oleh dokter jaga mengenai tujuan
pemeriksaan diagnostik, bila setuju maka keluarga pasien harus mengisi
informed consent
2) Perawat IGD menghubungi rumah sakit rujukan
3) Perawat IGD menghubungi petugas ambulan RS. Jabal Rahmah Medika.
c. Spesimen
1) Pasien/keluarga pasien dijelaskan mengenai tujuan pemeriksaan specimen
2) Bila keluarga setuju maka harus mengisi inform consent
3) Dokter jaga mengisi formulir pemeriksan, dan diserahkan kepetugas
laboratorium.
4) Petugas laboratorium melakukan rujukan ke laboratorium yang dituju
22
BAB V
LOGISTIK
3. Formulir tersebut diserahkan kepada petugas Farmasi setelah disetujui oleh kepala IGD.
23
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan Pasien (Patient Safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
1. Asesmen Resiko
2. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
3. Pelaporan dan analisis insiden
4. Kemampuan belajar dari insiden dan tindaklanjutnya
5. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko Sistem ini mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh:
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
Kejadian Tidak Diharapkan(KTD)
24
D. Kejadian Tidak Diharapkan(KTD)
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cedera pasien
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien.Cedera dapat diakibatkan
oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah.
KTD yang tidak dapat dicegah Unpreventable Adverse Event:
Suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan pengetahuan
mutakhir.
Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yangterjadi (seperti, amputasi
pada kaki yang salah) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan
adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.
H. Tata Laksana
1. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada pasien.
2. Melaporkan pada dokter jaga IGD.
3. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter
4. Mengobservasi keadaan umum pasien
5. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir “Pelaporan Insiden Keselamatan”
25
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pengertian
Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan
kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu
gerbang bagi keamaanan tenaga kerja keselamatan kerja menyangkut segenap proses
produksi dan distribusi, baik barang maupun jasa.
27
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
28
BAB IX
PENUTUP
Instalasi Gawat Darurat RS.Jabal Rahmah Medika merupakan salah satu unit pelayanan
medis yang memberikan pelayanaan prima kepada masyarakat pemakai jasanya dan banyak
berperan dalam membantu dokter dan klinisi lain dalam pemberian terapi yang akurat dan
rasional, mambantu dalam mengikuti perkembangan suatu penyakit dan untuk menegakkan
diagnosis dan tindak lanjut pengobatan terhadap pasien. Senantiasa meningkatkan kinerja agar
dapat berjalan searah dengan kemajuan dibidang pelayanan medis yang ada sekarang.
Pedoman Pelayanan Instalasi Gawat Darurat RS. Jabal Rahmah Medika ini mempunyai
peranan penting sebagai pedoman bagi pelaksanaan kegiatan sehari- hari tenaga IGD yang
bertugas sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan khususnya pelayanan di IGD.
Penyusunan Pedoman Pelayanan Instalasi Gawat Darurat ini adalah langkah awal ke
suatu proses yang panjang sehingga memerlukan dukungan dan kerja sama dari berbagai
pihak dalam penerapannya.untuk mencapai tujuan. Kami menyadari bahwa Pedoman
Pelayanan ini masih jauh dari sempurna, karena itu kami menerima saran dan kritik guna
menyempurnakan pedoman ini.
Akhir kata semoga Pedoman Pelayanan Instalasi Gawat Darurat ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca sekalian.
29