Anda di halaman 1dari 68

BUKU PEDOMAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

INSTALASI BEDAH SENTRAL


RUMAH SAKIT JABAL RAHMAH MEDIKA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmatNya, maka kami dapat
menyusun buku dengan judul “Pedoman Standar Prosedur Operasional Tindakan Pelayanan
Keperawatan dan Keperawatan di Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika” sesuai dengan salah satu
tuntutan yang harus dipenuhi pada standar yang ditetapkan Departemen Kesehatan yaitu adanya
ketentuan/prosedur tertulis tentang pelaksanaan kebijakan pelayanan keperawatan dan keperawatan di
Rumah Sakit.

Diharapkan dengan adanya buku ini semua tenaga keperawatan dapat dengan mudah menjalankan
tugas keperawatan dan kebidanan untuk memperlancar pekerjaan kita dalam memberikan pelayanan
keperawatan dan kebidanan di rumah sakit.

Meskipun penyusunan buku ini sudah menjalani proses sedemikian rupa, namun dirasakan masih ada
kekurangannya, oleh karena itu kami mengharapkan kritik maupun saran dari semua pihak untuk
perbaikan, sehingga untuk revisi yang berikutnya dapat diperoleh buku yang lebih sempurna. Buku ini
akan ditinjau kembali minimal 3 tahun sekali.

Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian buku ini, kami ucapkan terima kasih.
Demikian, semoga panduan ini dapat bermanfaat. Amiin ..

Muara Bungo, 10 Juni 2021

Tim penulis

i
SAMBUTAN DIREKSI

Puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmatnya kita telah

melangkah lebih maju dalam upaya meningkatkan pelayanan di Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika,

khususnya Pelayanan Asuhan Keperawatan dan Kebidanan.

Kami menyambut gembira telah diselesaikannya Pedoman Standar Prosedur Operasional Tindakan

Pelayanan Keperawatan dan Keperawatan di Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika. Diharapkan pada

semua tenaga keperawatan dan kebidanan dalam menjalankan tugas keperawatan dan kebidanan serta

hubungan kerja dengan bagian terkait dapat mempedomani kandungan kumpulan dari penugasan klinis

perawatan dan bidan ini.

Pada kesempatan ini saya sampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan penugasan klinis perawat dan bidan ini. Semoga pelayanan

keperawatan dan kebidanan akan terus maju mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat

memberikan pelayanan yang prima kepada semua pasien tanpa memandang suku, bangsa, ras,

golongan dan jabatan.

Kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan buku ini, kami ucapakan terimakasih,

semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan kita dengan rahmat dan karuniaNya.

Muara Bungo, 10 Juni 2021


RUMAH SAKIT JABAL RAHMAH MEDIKA
DIREKTUR

dr. H.Marlis Noer, Sp.OG


NIK: 01.01.19.009

ii
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ......................................................................................................................................i
Sambutan Direksi ..................................................................................................................................ii
Daftar Isi ................................................................................................................................................iii
SK. Prosedur Tetap dan Kebijakan Pelayanan Keperawatan
SK. Tim Penyusun Buku Prosedur Kerja Tetap dan Kebijakan Pelayanan Keperawatan

A. PROSEDUR KERJA TETAP TINDAKAN UMUM KEPERAWATAN


1. Alur pelayanan kamar bedah untuk pasien …………………………………………………1
2. Alur pelayanan kamar bedah untuk pengunjung dan keluarga pasien...…………………....3
3. Alur pelayanan kamar bedah untuk petugas…………………………………………….…..4
4. Kesiapan kamar bedah dalam menghadapi disaster ………………………………………..5
5. Menghitung alkes yang digunakan untuk operasi…………..……………………………....6
6. Penggunaan cauter vally lab…………………………………..…………………….……….7
7. Penggunaan mesin harmonic scapel……...……………………………………….…………8
8. Teknik aseptic daerah operasi…………………...……………..…………………….………9
9. Memindahkan pasien pra operasi…………………………………………………….…...…10
10. Pelaksanaan pasien ODS dikamar bedah…..………………………………………………..11
11. Pelayanan anestesiologi pada masa pra anastesi/ pembedahan menurut aspek keperawatan.12
12. Pemasangan linen steril……………………...………………………………………………13
13. Pengelolan jaringan tubuh dikamar bedah…………………………………………………..14
14. Pengendalian dan permintaan alat medis dan anastesi………………………………………15
15. Pengendalian dan permintaan alat obat dan alkes harian……………………………………16
16. Penggunaan pakaian petugas dikamar bedah…..……………………………………………17
17. Penghitungan terhadap instrument steril yang dipakai dalam tindakan pembedahan………18
18. Pengisian laporan anastesi……………………………………..………………..…………..19
19. Penjadwalan operasi cito……..…………………………………………………..…………20
20. Penjadwalan operasi elektif….…………………………………………………..………….21
21. Penundaan atau Pembatalan operasi…………………………………………..…………….22
22. Alur barang di kamar bedah…..……...……………………………………………………...23
23. Pembersihan kamar bedah.………...…………………………………………………….….24
24. Penghitungan kassa pada tindakan pembedahan………..…………………………….…….26
25. Memberikan oksigen………………………………………………………………….…….27
26. Melakukan resusitasi jantung paru (RJP)…………………………….……………………..30
27. Memberikan tranfusi…………….……………………………………………………….…33
28. Memasang infus……………………………………………………………………..….…..36
29. Pemasangan selang kateter urine…………………………………………………………...38
30. Melepaskan kateter menetap……………………………………………………………….42
31. Sterilisasi……………………………………………………………………………………44
32. Desinfeksi…………………………………………………………………………………..46
33. Kewaspadaan universal………………………………………………………………...…..47
34. Tindakan pencegahan untuk darah dan cairan tubuh …………………………………...…49
35. Menjaga keselamatan pasien yang gelisah ditempat tidur……………………………..…..50
36. Menjaga keselamaan pasien yang dibawa dengan brankar/kursi roda………………..…....51
37. Mencegah kekeliruan pemberian obat…………………………………………..…...……..52
38. Mencegah bayi tertukar……………………………….……………………………………53
39. Memindahkan pasien dari tempat tidur ke brankar oleh 2 atau 3 orang perawat…….…….54
iii
40. Melaksankan pemberian obat parenteral intra muscular…………………..……………….56
41. Melaksanakan pemberian obat parenteral sub cutan…………………………..…………...58
42. Melaksanakan pemberian obat parenteral intra cutan……………………..……………….60
43. Melaksankan pemberian obat parenteral intra vena………………………….…………….62

iv
ALUR PELAYANAN KAMAR BEDAH UNTUK PASIEN

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/2


RUMAH SAKIT
12.190/SPO/RSJRM/IX/2021 01
JABAL RAHMAH
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
STANDAR 10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
OPERASIONAL
PROSEDUR

dr. H.Marlis Noer, Sp.OG


NIK: 01.01.19.009
PENGERTIAN Sebagai pedoman untuk pasien. Seluruh pasien yang dilakukan tindakan
di kamar bedah baik pasien yang berasal dari ruang rawat inap, rawat
jalan maupun pasien IGD
TUJUAN Sebagai acuan untuk menata alur keluar masuk pasien dan menjaga
strerilisasi area kamar bedah
KEBIJAKAN SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman buku
prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan Rumah Sakit
Jabal Rahmah Medika
PROSEDUR 1. Penerimaan Pasien (PA)
Perawat ruangan mengantar pasien keruang transfer A (Ruang
penerimaan pasien). Overan pasien dilakukan di ruangan
tersebut.
2. Sign in dilakukan di ruang persiapan, dilakukan oleh perawat
kamar bedah dan perawat anastesi
3. Hal- hal yang perlu dilakukan disesuaikan dengan surgical safety
checklist.
4. Persiapan pasien (Pre Operasi)
Pasien dibawa oleh perawat kamar bedah ke ruangan pre operasi.
Hal- hal yang harus dipersiapkan antara lain:
- Ganti baju pasien OK
- Memasang tutup kepala
- Memasang infuse
- Pencukuran darah operasi apabila diperlukan
5. Saat pasien sedang dipersiapkan petugas kamar bedah
menghubungi dokter operator dan dokter anastesi. Toleransi
waktu keterlambatan dokter di kamar bedah maksimal 30 menit.
6. Sebelum insisi dilakukan seluruh peralatan sudah dicek dan diuji
fungsinya. Setelah semua tim operasi hadir dilakukan time out.
Time out harus dihadiri dokter operator, dokter anastesi, perawat
anastesi, asisten doktr, perawat instrument dan perawat on loop.
Time out dilakukan setelah pasien sudah di drapping
7. Setelah operasi selesai dilakukan proses sign out oleh petugas
on loop dengan seluruh tim operasi .
8. Stelah proses sign out selesai pasien diantar olehpetugas on
loop dan perawat anastesi ke ruangan RR.

1
9. Pasien diobservasi oleh petugas kamar bedah selama di rungan
RR sesuai SPO onservasi pasien.
10. Selanjutnya apabila telah terpenuhinya kriteria pulih sadar maka
dilakukan pemindahan pasien ke ruangan mengikuti SPO
transfer pasien.
11. Penjemputan pasien (B) perawat kamar bedah mengantarkan
pasien ke ruang transfer tersebut, dan overran sesuai SPO
transfer pasienkamar bedah

UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK

2
ALUR PELAYANAN KAMAR BEDAH UNTUK
PENGUNJUNG DAN KELUARGA PASIEN

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/1


RUMAH SAKIT
12.191/SPO/RSJRM/IX/2021 01
JABAL RAHMAH
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
STANDAR 10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
OPERASIONAL
PROSEDUR

dr. H.Marlis Noer, Sp.OG


NIK: 01.01.19.009
PENGERTIAN Merupakan pedoman alur pengunjung dan keluarga pasien di kamar
bedah

TUJUAN Sebagai acuan area mana yang bisa dimasuki pengunjung.


Memberikan batasan-batasan area mana yang tidak boleh dimasuki.

SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman


KEBIJAKAN buku prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan
Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika
1. Apabila pengunjung memasuki area kamar bedah harus
PROSEDUR mengikutiSPO petugas kamar bedah.
2. Keluarga pasien yang menunggu prosesoperasi diberikan
tempat untuk menunggu di ruang tunggu OK.
3. Keluarga pasien yang mengantar pasien hanya diperkenankan
sampai keruang transfer pasien
4. Pada keadaan pasien khusus ( bayi, anak, lansia, pasien yang
perlu didampingi oleh keluarganya),maka mengikuti alur masuk
pengunjung atau petugas (mengganti baju).
5. Batas pengunjung tertentu apabila keluarga pasien dibutuhkan
masuk keruangan aseptic maka SPO petugas masuk.
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK

3
ALUR PELAYANAN KAMAR BEDAH UNTUK PETUGAS

RUMAH SAKIT No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/1


JABAL RAHMAH 12.192/SPO/RSJRM/IX/2021 01
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
STANDAR 10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
OPERASIONAL
PROSEDUR

dr. H.Marlis Noer, Sp.OG


NIK: 01.01.19.009
PENGERTIAN
Merupakan pedoman masuk dan keluar petugas kamar bedah.

Sebagai acuan untuk mengaturalur masuk keluar petugas kamar


TUJUAN bedah, menjaga batas sterilisasi ruangan dan mencegah tranmisi/
infeksi.
SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman
KEBIJAKAN buku prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan
Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika
1. Petugas masuk melalui pintu petugas.
PROSEDUR 2. Petugas melepaskan sepatu.
3. Petugas mengganti baju di ruang ganti pakaian dan memakai alas
kaki yang sudah disediakan.
4. Semua peralatan pribadi dan barang berharga tidak
diperbolehkan masuk kedalam area semi public dan disimpan
dalam looker.
5. Petugas tidah diperkenankan memasuki area semi public
memakai pakaian dari luar kamar bedah meskipun sudah dilapisi.
6. Sebelum memasuki area persiapan, RR, dan administrasi,
petugas memakai tutup kepala dan masker yang teredia.
7. Petugas yang masuk area aseptic 2 wajib mengganti alas kaki
yang telah disediakan
8. Petugas yang akan memasuki area asuptik 1 dan area septic 0
wajib mnggunakan gaun operasi/ linen disposable.
9. Yang wajib menggunakan gaun operasi adalah dokter operator,
dokter anastesi, petugas assistant dokter dan perawat instrument.
10. Setelah operasi selesai gaun operasi dilepas di area aseptic 1,
dimasukkan kedalam keranjang kotor kemudian menikuti alur
keluar barang.
11. Setelah meninggalkan ara operasi, petugas wajib mencuci
tangan.
12. Seluruh petugas sebelum meninggalkan ara opeerasi wajib
mencuci tangan, melepaskan baju hancinco dan memasukkan
kedalam tempat baju kotor. Topi danmasker dilepas dan
dibuangkedalam tempat sampahmedis, kemudian keluar melalui
pintu petugas semula.
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK

4
KESIAPAN KAMAR BEDAH DALAM MENGHADAPI
DISASTER

RUMAH SAKIT No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/1


JABAL RAHMAH 12.193/SPO/RSJRM/IX/2021 01
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
STANDAR 10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
OPERASIONAL
PROSEDUR

dr. H.Marlis Noer, Sp.OG


NIK: 01.01.19.009
PENGERTIAN Sebagai pedoman dalam menghadapi kejadian luar biasa dengan
korban jumlah yang besar yang dating ke rumah sakit dalam waktu
yang brsamaan.

Agar unit kamar bedah siap bila diperlukan tindakan dalam jumlah
TUJUAN
yang banyak

SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman


KEBIJAKAN buku prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan
Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika
Apabila ada pemberitahuan terjadi disaster yang mungkin memerlukan
PROSEDUR tindakan di kamar bedah, maka;

A. Di dalam jam kerja


1. OK I dan II disiapkan petugas dan peralatannya
2. Semua operasi elektif yang belum di laksanakan ditunda
sampai keadaaan disaster dinyatakan selesai
3. Kepala kamar bedah siaga di kamar bedah dan
mengerahkan bantuan dari spesialis lain bila diperlukan

B. Di luar jam kerja


1. Petugas kamar bedah menyiapkan kamar operasi yang
ada.
2. Penanggung jawab shift melapor kepada kepala unit
kamar bedah dan kooordinator perawat kamar bedah.
3. Penanggungjawab shift meminta kepada supervisor jaga
untuk mendatangkan perawat kamar bedah yang dari
rumah untuk tambahan tenaga.
4. Kepala unit kamar bedah mngkoordinir permintaan
bantuan dokter spesialis terkait yang diperlukan.
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK

5
MENGHITUNG ALAT KESEHATAN YANG DIGUNAKAN
UNTUK OPERASI

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/1


RUMAH SAKIT
12.194/SPO/RSJRM/IX/2021 01
JABAL RAHMAH
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
STANDAR 10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah
OPERASIONAL Medika
PROSEDUR

dr. H.Marlis Noer, Sp.OG


NIK: 01.01.19.009
PENGERTIAN Sebagai pedoman dalam menghitung alat-alat pembedahan
tambahan meliputi: depper, lidi kapas, disposable syring, needle,
meter khas, tampon gulung, abdominal tampon, NGT, jarum
atraumatic dan lain-lain yang mungkin digunakan pada tindakan
pembedahan.
Sebagai acuan untuk mencegah kemungkinan tertinggalnya alat-alat
TUJUAN kesehatan tambahan tanpa segaja di dalam tubuh pasien setelah
dilakukan tindakan pembedahan
SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman
KEBIJAKAN buku prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan
Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika
1. Penghitungan alat-alat kesehatan tambahan dilakukan
PROSEDUR setelah perawat instrument selesai menyiapkan instrument
pembedahan.
2. Penghitungan dilakukan oleh perawat instrument dan
perawat on loop.
3. Perawat on loop menuliskan jumlah alkes tambahan di form
checklist.
4. Bila selama tindakan pembedahan ada penambahan alkes
tambahan maka penghitungan dilakukan sama seperti
langkah 2 dan 3.
5. Alkes tambahan dihitung kembali setelah tahap anoperasi
akan terpakai dan yang sudah terpakai dan jumlah harus
sesuai.
6. Penghitungan dilakukan oleh perawat instrument bersama
on loop.
7. Hasil perhitungan dilaporkan kepada operator.
8. Langkah5,6, dan7 dilakukan kembali sesaat sebelum jahit
kulit.
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK

6
PENGGUNAAN CAUTER VALLY LAB

RUMAH SAKIT No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/1


JABAL RAHMAH 12.195/SPO/RSJRM/IX/2021 01
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
STANDAR 10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah
OPERASIONAL Medika
PROSEDUR

dr. H.Marlis Noer, Sp.OG


NIK: 01.01.19.009
PENGERTIAN
Suatu pedoman dalam menggunakan cauter merk vally lab

TUJUAN Sebagai acuan agar tidak terjadinya kesalahan dalam menggunakan


cauter merk vally lab

SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman


KEBIJAKAN buku prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan
Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika
1. Pasang penetral pada tubuh pasien yang paling dekat pada
PROSEDUR daerah operasi.
2. Sambungkan konektor listrik dengan sumber arus.
3. Hidupkan couter denganmenekan tombol on-off.
4. Sambungkan diatermi dengan ujung hand swith tetap steril.
5. Atur posisi cutting dan coagulan sesuai kebutuhan.
6. Untuk menggunakan bipolar pasang foot swicht pada
konektor yang bertuliskan bipolar pada belakang msin.
7. Sambungkan kabel bipolar dan atur bipolar sesuai yang
dibuthkan.
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK

7
PENGGUNAAN MESIN HARMONIC SCAPEL

RUMAH SAKIT No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/1


JABAL RAHMAH 12.196/SPO/RSJRM/IX/2021 01
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
STANDAR 10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
OPERASIONAL
PROSEDUR

dr. H.Marlis Noer, Sp.OG


NIK: 01.01.19.009
PENGERTIAN
Suatu kejadian untuk penggunaan harmonic scapel

TUJUAN Untuk memotong dan menghentikan perdarahan pada jaringan

SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman


KEBIJAKAN buku prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan
Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika
1. Persiapan alat
PROSEDUR - Generator
- Foot switch
- Instrument blade (mata pisau)
- Hand piece
- Kunci mata pisau (blade wrench)
2. Pastikan mesin dalam keadaan tidak menyala/ off
3. Sambung kabel foot switch ke generator sejajar titik merah
pada generator
4. Pasang mata pisau dengan menggunakan metode A-B-C
- Sambungkan adaptor dengan hand piece
- Kencangkan instrument blade ke piece
- Pasang kunci mata pisau pada bagian atas instrumen dan
putar searah jarum jam sebanyak dua klik.
5. Sambungkan handpiece ke generator. Sejajarkan titik putih
pada kabel dengan titik putih generator
6. Setelah menyala dan sebelum digunakan, tekan tombol
standby untuk mengubah dari mode STANDBY ke mode
READY
7. Ketika menggunakan aktivitas tangan, tekan tombol HAND
ACTIVATION pada generator untuk mengaktifkan pilihan
aktivasi tangan.
8. Dengan keadaan instrumen di udara (terbebas), aktivasikan
sistem melalui foot switch atau hand switch untuk
menjalankan test diagnostik selama 5 detik, sampai tanda
test in progress hilang.
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK

8
TEKNIK ASEPTIK DAERAH OPERASI

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/1


RUMAH SAKIT
12.197/SPO/RSJRM/IX/2021 01
JABAL RAHMAH
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
STANDAR 10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah
OPERASIONAL Medika
PROSEDUR

dr. H.Marlis Noer, Sp.OG


NIK: 01.01.19.009
PENGERTIAN Sebagain pedoman teknik aseptic daerah operasi untuk mncegah
terjadinya kontaminasi oleh mikroorganisme pada tempat yang
akan dilakukan pembedahan.

TUJUAN Sebagai acuan dalam melakukan tindakan aseptic daerah operasi.

SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman


KEBIJAKAN buku prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan
Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika
1. Daerah yang akan dilakukan tindakan oprasi dibuka.
PROSEDUR 2. Dengan menggunakan sarung tangan on steril. Perawat on
loop membersihkan daerah yang akan dioperasi dengan
larutan hibiscrub.
3. Perawat instrument memaakai gaun steril dan sarung tangan
steril meberikan forcep dan kassa betadin dalam kom kepada
dokter operator untuk mendesinfeksi ara operasi.
4. Doter operator melakukan desinfeksi area operasi dengan
betadin dimulai dari bagian dalam (tempat insisi) keluar
dengan cara memutar sejauh daerah yang telah ditentukan
dalam pencucian.
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK

9
MEMINDAHKAN PASIEN PRA OPERASI

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/1


RUMAH SAKIT
12.198/SPO/RSJRM/IX/2021 01
JABAL RAHMAH
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
STANDAR 10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
OPERASIONAL
PROSEDUR

dr. H.Marlis Noer, Sp.OG


NIK: 01.01.19.009
PENGERTIAN Sebagai pedoman memindahkan pasien yang akan menjalankan
tindakan pembedahan dari stretcher ke strercher kamar bedah.

TUJUAN Sebagai acuan dalam memindahkan pasien operasi

SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman


KEBIJAKAN buku prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan
Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika
A. Pasien yang dapat pindah sendiri
PROSEDUR 1. Dekatkan stretcher ruangan dengan stretcher kamar bedah
2. Masing- masing stretcher rodanya direm
3. Pasien diberitahukan dan dibantu untuk pindah ke stecher
kamar bedah
B. Pasien yang tidak dapat pindah sendiri
1. Dekatkan stretcher ruangan dengan stretcher kamar bedah
2. Masing-masing stretcher rodanya direm
3. Miringkan pasien kesalah satu sisi, masukkan pat slide
kemudian pasien ditelentangkan.
4. Dua orang menarik pat slide ke stretcher kamar bedah
5. Kemudian patslide dilepas
6. Rapikan posisi pasien agar nyaman
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK

10
PELAKSANAAN PASIEN ODS DI KAMAR BEDAH

RUMAH SAKIT No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/1


JABAL RAHMAH 12.199/SPO/RSJRM/IX/2021 01
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
STANDAR 10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah
OPERASIONAL Medika
PROSEDUR

dr. H.Marlis Noer, Sp.OG


NIK: 01.01.19.009
PENGERTIAN
Pelaksanaan operasi pada pasien yang tidak rawat inap

TUJUAN Agar dapat dipahami perbedaan pasien operasi yang dirawat inap
dengan pasien operasi yang langsung dapat dipulangkan.
SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman
KEBIJAKAN buku prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan
Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika
1. Apabila pasien sudah dijadwakan dan masuk melalui petugas
PROSEDUR pendaftaran, maka petugas yang menerima mendaftarkan pasien
poliklinik atau IGD.
2. Perawat IGD atau perawat poliklinik ke ruang kamar operasi
bahwa pasien sudah datang
3. Perawat IGD atau perawat poliklinik mempersiapkan
administrasinya dahulu sebelum diantar ke kamar operasi
4. Pasien atau keluarga pasien menyelesaikan administrasi.
5. Satu jam sebelum tindakan perawat IGD atau perawat poliklinik
menghubungi dokter operator, apakah pasien sudah boleh dibawa
ke kamar operasi.
6. Jika dokter operator menginstruksikan untuk mengantar pasien,
maka perawat IGD atau perawat poliklinik harus menghubungi
perawat kamar operasi sudah bisa diantar.
7. Pasien diantar kekamar operasi, kemudian perawat IGD atau
poliklinik melakukan serah terima pasien.
8. Pasien dibawa keruangan persiapan dan dilakukan persiapan
sebelum tindakan operasi.
9. Setelah operasi selesai, buat perincian pemakaian alkes dan obat
pada charge slip dan formulir tindakan ODS.
10. Kemudian pemakaian tersebut diinput melalui sistem komputrisasi
11. Antarkan charge slip ke kasir
12. Setelah administrasi pasien selesai, keluarga diminta ke kasir untuk
dilakukan penyelesaian administrasi.
13. Kemudian keluarga kembali ke kamar operasi dengan membawa
kartu pulang danlakukanlah serah terima obat-obatan, dll.
14. Pasien boleh pulang
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK

11
PELAYANAN ANESTESIOLOGI PADA MASA PRA
ANASTESI/ PEMBEDAHAN MENURUT ASPEK
KEPERAWATAN

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/1


RUMAH SAKIT
12.200/SPO/RSJRM/IX/2021 01
JABAL RAHMAH
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
STANDAR 10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
OPERASIONAL
PROSEDUR

dr. H.Marlis Noer, Sp.OG


NIK: 01.01.19.009
PENGERTIAN Sebagai pedoman yang harus dilakukan sebelum pembiusan oleh
perawatan estesi atau perawat kamar bedah yang membantu dokter.

TUJUAN Sebagai acuan sebelum pembiusan oleh dokter anastesi yang dibantu
perawat anastesi atau perawat kamar bedah.

SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman


KEBIJAKAN buku prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan
Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika
1. Menerima pasien yang akan menjalani tindakan anastesi dan
PROSEDUR wajib memeriksa kembali data dan persiapan anastesi.
a. Identitas pasien dan keadaan umum pasien.
b. Kelengkapan status/ rekam medis.
c. Surat persetujuan operasi dari pasien/ keluarga.
d. Data laboratorium, rontgen, EKG,dll.
e. Gigi palsu, lensa contact, perhiasan, cat kuku, lipstick, dll.
2. Memberikan premedikasi brdasarkan instruksi tertulis dari
dokter spesialis anastesiologi atau dokter lain yang
berwenang.
a. Memeriksa kembali nama pasien sebelum memberikan
obat
b. Mengetahui riwayat penyakit yang pernah diderita.
c. Megetahui riwayat alergi.
d. Memeriksa TTV dan premedikasi.
e. Memberikan obat premedikasi dan dokumentasi
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK

12
PEMASANGAN LINEN STERIL

RUMAH SAKIT No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/1


JABAL RAHMAH 12.201/SPO/RSJRM/IX/2021 01
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
STANDAR 10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
OPERASIONAL
PROSEDUR

dr. H.Marlis Noer, Sp.OG


NIK: 01.01.19.009
PENGERTIAN Sebagai pedoman menutup lapangan operasi dengan linen/ duk steril oleh tim operasi
di sekitar daerah operasi sebelum melakukan tindakan pembedahan.

TUJUAN Sebagai acuan pemasangan linen steril yang benar.

SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman buku prosedur


KEBIJAKAN
kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika

A. Prosedur operasi secara umum


PROSEDUR 1. Set duk steril siap digunakan
2. Perawat asisten mengambil duk persegi 125 x 125 cm, tutup bagian bawah
daerah insisi dengan jarak 5 cm dengan menutup bagian pinggir duk
3. Ambil satu lagi duk, tutup bagian atas daerah insisi dengan jarak 5 cm
dengan melipat bagian pinggir duk.
4. Pasang duk yang ketiga dan keempat pada bagian keempat sisi dengan
menggunakan duk klem.
5. Fiksasi daerah pertemuan keempat duk tersebut pada bagian keempat sisi
dengan menggunakan duk klem.
6. Pasang duk besar lobang dengan posisi lobang pas di atas darah insisi.

B. Prosedur drapping untuk posisi pasien litotomi


1. Pasang duk persegi pada bagian perut pasien sampai menutup dada.
2. Pasang duk kaki pada kedua kaki pasien.
3. Pasang duk persegi di bagian bawah panggul pasien dibantu oleh petugas on
loop.
4. Fiksasi dengan duk klem pada keempat sisi pertemuan duk.

C. Prosedur drapping untuk operasi kecil


Setelah didesinfektan tutup daerah operasi dengan menggunakan duk bolong
steril, dengan arah lobang dek tepat daerah yang dioperasi.
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK

13
PENGELOLAAN JARINGAN TUBUH DI KAMAR BEDAH

RUMAH SAKIT No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/1


JABAL RAHMAH 12.202/SPO/RSJRM/IX/2021 01
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
STANDAR 10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
OPERASIONAL
PROSEDUR
dr. H.Marlis Noer, Sp.OG
NIK: 01.01.19.009
PENGERTIAN
Suatu pedoman dalam penggunaan jaringan tubuh di kamar bedah.

Sebagai acuan dalama pengelolaan jaringan tubuh di kamar bedah:


1. Kondisi jaringan jaringan tubuh yang diperiksa tidak rusak.
TUJUAN
2. Jaringan yang akan dilakukan pemeriksaan PA tidak salah,alur nyaman,
tepat dalam pemeriksaannya.
SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman buku prosedur
KEBIJAKAN
kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika

A. Pemeriksaan patologi
PROSEDUR 1. Perawat sirkuler memasukkan jaringan hasil operasi baik yang diperiksa atau
tidak kedalam botol/ plastik sesuai ukuran jaringan.
2. Perawat sirkuler mengisi wadah yang trlah berisi jaringan dengan cairan
formalin 10% hingga seluruh jaringan terendam (3 kali besarnya jaringan).
3. Perawat sirkuler menuliskan identitas pasien, nama jaringan dengan spidol
marker dan ditempel stiker identitas pada plastik pembungkus jaringan.
4. Perawat sirkuler memastikan kembali atau memvalidasi kebenaran identitas
pasien, jaringan dan jenis pemeriksaan patologi anatomi kepada perawat
instrument..
5. Perawat sirkuler mengoperkan jaringan kepada perawat ruang pemulihan
untuk kemudian meminta persetujuan pemeriksaan patologi anatomi dengan
mengikutsertakan biaya danjenis pemeriksaan kepada keluarga pasien.
B. Pemeriksaan frozen section
1. Wadah yang telah berisi jaringan dijemput oleh petugas laboratorium untuk
diperiksa.
2. Hasil pemeriksaan akan diberitahukan kepada petugas patologi anatomi
melalui telepon dan secara tertulis dikirim ke kamar bedah.
C. Pemeriksaan sitologi dan kultur
1. Perawat instrument memasukkan cairan kedalam tempat yang steril.
2. Perawat instrumen menyerahkan cairan yang telah ditempatkan kepada
perawat sirkeler untuk dimasukkan kedalam plastik yang telah diberi identitas.
3. Perawat sirkuler mengoverkan cairan yang akan diperiksa apabila keluarga
menyetujui pemeriksaan
D. Jaringan yang tidak diperiksa
jaringan dimasukkan kedalam plastik / botol yang telah diberi identitas dan
diserahkan kepada keluarga.
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK

14
PENGENDALIAN DAN PERMINTAAN ALAT MEDIS DAN
ANASTESI

RUMAH SAKIT No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/1


JABAL RAHMAH 12.203/SPO/RSJRM/IX/2021 01
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
STANDAR 10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
OPERASIONAL
PROSEDUR

dr. H.Marlis Noer, Sp.OG


NIK: 01.01.19.009
PENGERTIAN Suatu pedoman dalam pengadaan dan pengndalian alat media operasi
dan anastesi di kamar bedah.
1. Memudahkan dalam pengontrolan terhadap alat medis dan
anastesi di kamar operasi.
TUJUAN
2. Untuk menghindari kerugian Rumah Sakit akibat khilangan
yang diakibatkan oleh kelalaian petugas.
SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman buku
KEBIJAKAN prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan Rumah Sakit
Jabal Rahmah Medika
1. Perencanaan pengadaan barang mdis anastesi dibuat setiap akhir
PROSEDUR tahun berdasarkan pada kemampuan kamar operasi dan
kebutuhan pasien.
2. Perencanaa pengadaan barang medis dibuat oleh Koordinator
kamar operasi dan disetujui oleh manager pelayanan dan
direktur.
3. Perencanaan pengadaan, permintaan alat medis dan anastesi
ditulis pada formulir pembelian barang logistic dan coordinator
kamar operasi.
4. Sesuai perencanaan, permintaan alat medis dan anastesi ditulis
pada formulir pembelian barang logistik dan koordinator kamar
operasi.
5. Kemudian coordinator kamar operasi tanda tangan dan
memintakan persetujuan pada manager keperawatan dan
direktur.
6. Setelah disetujui, formulir diserahkan kepada bagian logistic
medis dan kabag keuangan.
7. Setelah barang yang dipesan dating petugas mengambil barang
tersebut dan menyesuaikan dengan permintaan
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK

15
PENGENDALIAN DAN PERMINTAAN OBAT DAN ALKES
HARIAN

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/1


RUMAH SAKIT
12.204/SPO/RSJRM/IX/2021 01
JABAL RAHMAH
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
STANDAR 10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
OPERASIONAL
PROSEDUR

dr. H.Marlis Noer, Sp.OG


NIK: 01.01.19.009
PENGERTIAN Suatu pedoman dalam pengadaan dan pengendalian obat, cairan
disinfektan, barang logistik umum di kamar bedah.
1. Memudahkan dalam pengontrolan obat dan alkes.
2. Tidak terjadinya kkosongan stok obat dan alkes operasi.
TUJUAN
3. Untuk menghindari kerugian Rumah Sakit kibat kehilangan
yang diakibatkan kelalaian petugas OK.
SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman buku
KEBIJAKAN prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan Rumah Sakit
Jabal Rahmah Medika
1. Permintaan dibuat berdasarkan rata- rata pemakaian per hari.
PROSEDUR 2. Permintaan dimasukkan setiap hari jika ada pemakaian dan
pengambilan dilakukan setiap hari berikutnya untuk logistik
umum dan untuk barang logistic medis.
3. Permintaan barang ditulis pada formulir permintaan barang ke
gudang ditanda tangan oleh coordinator OK dan kepala logistik
umum atau logistik medis.
4. Permintaan berdaasarkan minimal stok.
5. Pengontrolan pemakaian dengan menggunakan buku stok.
6. Stiap barang yang masuk dicataat pada buku stok dan begitu
juga dengan barang yang keluar.
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK

16
PENGGUNAAN PAKAIAN PETUGAS DI KAMAR BEDAH

RUMAH SAKIT No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/1


JABAL RAHMAH 12.205/SPO/RSJRM/IX/2021 01
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
STANDAR 10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
OPERASIONAL
PROSEDUR

dr. H.Marlis Noer, Sp.OG


NIK: 01.01.19.009
PENGERTIAN Sebagai pedoman pakaian ptugas kamar bedah yang digunakan oleh petugas yang
bekerja didalam kamar bedah, meliputi; topi, masker, alas kaki, baju dan celana.
1. Untuk mencegah masuknya kuman yang dibawa oleh petugas dari luar rumah
sakit kedalam instalasi bedah sentral.
TUJUAN 2. Mencegah pencemaran dari rambut petugas yang dating dari luar ke dalam
ruang kamar bedah.
3. Sebagai penyaring atau filter udara yang keluar dari mulut petugas.
4. Melindungi petugas dari kontaminasi limbah yang berasal dari pasien.
SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman buku prosedur
KEBIJAKAN
kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika

A. Baju dan celana


PROSEDUR 1. Petugas dating ke kamar melepas alas kaki di rak yang tersedia.
2. Masuk kamar ganti.
3. Pakaian dari luar dilepas, disimpan dalam almari pakaian yang telah disdiakan.
4. Pergunakan pakaian kamar bedah yang telah disediakan.

B. Topi
1. Topi dipasang setelah ganti baju dan celana.
2. Topi dipakai menututup seluruh rambut.
3. Bila topi bertali ikatkan dengan kuat dan nyaman dan pastikan topi terikat
rapat.
4. Untuk topi disposibel setelah dibuang pada tempat yang telah sisediakan.
5. Untuk topi kain, setelah dipakai diletakkan pada tempat linen kotor.

C. Masker
1. Perhatikan sisi luar dan sisi dalam dari masker.
2. Pasang masker dibagian atas kearah belakang kepala, tali masker bagian
bawah kearah leher bagian kelakang, jangan terlalu kencang, buat ikatan yang
nyaman.
3. Bila masker kotor atau kepercik darah harus segera diganti
D. Alas kaki
Setiap petugas yang akan masuk kedalam area steril harus menggunakan alas kaki
khusus yang disdiakan di rak alas kaki.
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK

17
PENGHITUNGAN TERHADAP INSTRUMEN STERIL YANG
DIPAKAI DALAM TINDAKAN PEMBEDAHAN

RUMAH SAKIT No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/1


JABAL RAHMAH 12.206/SPO/RSJRM/IX/2021 01
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
STANDAR 10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
OPERASIONAL
PROSEDUR

dr. H.Marlis Noer, Sp.OG


NIK: 01.01.19.009
PENGERTIAN Sebagai pedoman dalam penghitungan terhadap instrument steril yang
dipakai dalam tindakan pembedahan.

Sebagai acuan kelengkapan instrument sebelum, saat, dan sesudah


TUJUAN
dilakukan tindakan pembedahan.

SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman buku


KEBIJAKAN prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan Rumah Sakit
Jabal Rahmah Medika
1. Sebelum tindakan pembedahan dimulai, perawat instrument
PROSEDUR membuka paket instrument dengan teknik steril dibantu oleh
perawat on loop. Instrumn yang akan digunakan diletakkan
diatas meja mayo, sedangkan instrument yang sisa tetap dalam
bak instrument diatas meja instrument
2. Instrument diatas meja mayo dihitung oleh perawat instrument
dan disaksikan oleh perawat on loop.
3. Perawat on loop menghitung jumlah instrument yang diatas
meja mayo dan perawat on loop mencatat jumlah instrument
tersebut.
4. Bila pada saat berlangsung operasi, memerlukan tambahan
instrument baik yang dari meja instrument maupun dari alat lain
maka perawat instrument harus melaporkan kepada perawat on
loop dan perawat on loop mencatat pada form ceklist.
5. Penghitungan ulang instrument oleh perawat intrumen dan on
loop dilakukan pada saat dimulainya tindakan penutupan luka,
dan perawat instrument mlaporkan pada operator.
6. Penghitungan terakhir dilakukan setelah kulit tertutup dengan
cara yang sama seperti point 5.
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK

18
PENGISIAN LAPORAN ANASTESI

RUMAH SAKIT No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/1


JABAL RAHMAH 12.207/SPO/RSJRM/IX/2021 01
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
STANDAR 10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
OPERASIONAL
PROSEDUR

dr. H.Marlis Noer, Sp.OG


NIK: 01.01.19.009
PENGERTIAN Suatu pedoman dalam pengisian laporan anastesi untuk semua dokter
anastesi dan perawat estesi yang bekerja di kamar bedah.

Sebagai acuan dalam pengisian laporan anastesi dan perawatan estesi


TUJUAN
atau perawat RR.

SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman buku


KEBIJAKAN prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan Rumah Sakit
Jabal Rahmah Medika
1. Perawat estesi atau perawat RR menigisi identitas pasien (nama,
PROSEDUR umur, Med Rec, tinggi badan, berat badan, golongan darah,
nama perawat anastesi, kamar operasi yang digunakan, jam
mulai dan berakhir anastesi).
2. Dokter anastesi mengisi diagnose pra bedah, pre medikasi,
medikasi, cairan/ darah, pemakaian gas, teknik anastesi, alat
bantuan estesi, instruksi pasca bedah, nama dan tandatangan
dokter.
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK

19
PENJADWALAN OPERASI CITO

RUMAH SAKIT No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/1


JABAL RAHMAH 12.208/SPO/RSJRM/IX/2021 01
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
STANDAR 10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
OPERASIONAL
PROSEDUR

dr. H.Marlis Noer, Sp.OG


NIK: 01.01.19.009
PENGERTIAN Sebagai pedoman penjadwalan yang dilakukan secara mendadak/
segera dilakukan operasi.

TUJUAN Sebagai acuan penerimaan penjadwalan operasi cito.

SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman


KEBIJAKAN buku prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan
Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika
1. Perawat kamar bedah menerima laporan operasi cito dari
PROSEDUR ruangan UGD, rawat inap dan rawat jalan.
2. Perawat mencatan nama, identitas pasien, diagnose dan
tindakan operasi, dokter operator, dokter anastesi, dokter anak
untuk operasi SC di buku penjadwalan operasi dan menulis
pada papan tulis besar.
3. PJ Shift menghubungi dokter operator, doktr anastesi dan
dokter anak (jika section) tentang waktu pelaksanaan operasi
maksimal cito 1 jam).
4. Jika dokter anastesi sudah setuju, pasien diantar ke kamar
bedah.
5. Perawat kamar bedah menyiapkan ruangan untuk operasi.
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK

20
PENJADWALAN OPERASI ELEKTIF

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/1


RUMAH SAKIT
12.209/SPO/RSJRM/IX/2021 01
JABAL RAHMAH
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
STANDAR 10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
OPERASIONAL
PROSEDUR

dr. H.Marlis Noer, Sp.OG


NIK: 01.01.19.009
PENGERTIAN Sebagai pedoman penjadwalan/ rencana oprasi yang dijadwalkan paling
lambat 1 hari sebelum operasi dimulai.

TUJUAN Sebai acuan penyusunan rencana operasi elektif.

SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman buku


KEBIJAKAN prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan Rumah Sakit
Jabal Rahmah Medika
1. Menerima laporan dari ruanga rawat inap/ UGD/ rawat jalan
PROSEDUR tentang rencana operasi.
2. Petugas kamar bedah mencatat nama pasien, usia, dokter,
tanggal dan jam operasi, kemudian menuliskan pada papan
rencana operasi/ buku penjadwalan operasi.
3. Berdasarkan prioritas penjadwalan operasi adalah
- Keadaan yang mengancam nyawa
- Anak-anak
- Orang tua
- Operasi yang harus dipenuhi karena golden periode
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK

21
PENUNDAAN/ PEMBATALAN OPERASI

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/1


RUMAH SAKIT
12.210/SPO/RSJRM/IX/2021 01
JABAL RAHMAH
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
STANDAR 10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
OPERASIONAL
PROSEDUR

dr. H.Marlis Noer, Sp.OG


NIK: 01.01.19.009
PENGERTIAN Sebagai pedoman pembatalan/ penundaan operaso oleh sebab tertentu,
missal; kondisi pasien yang tidak memungkinkan tindakan operasi

TUJUAN Sebagai acuan dalam penundaan pembatalan operasi.

SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman buku


KEBIJAKAN prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan Rumah Sakit
Jabal Rahmah Medika
1. Perawat kamar bedah terima telepon dari ruangan/ dokter bedah
PROSEDUR meberitahukan ada penundaan/ pembatalan operasi atas
permintaan dokter bedah/ pasien dan memberitahkan pada Ka
OK/ PJ Shift
2. Operasi yang ditandakan di jadwalkan kembali sesuai
permintaan dokter bedah dan di catat dibuku penjadwalan.
3. Perawat ruangan memberitahu pasien dan keluarga adanya
penundaan oprasi dan alasannya.
4. Catat penundaan operasi dan alasannya di buku ekspedisi
penundaan/ pembatalan operasi.
5. Beritahu dokter anatesi adanya penundaan/ pembatalan operasi
dan alasannya.
6. Beritahu perawat ruangan adanya penundaan/ pembatalan
operasi dan alasannya apabila penundaan/ pembatalan dilakukan
dikamar operasi.
7. Jika pasin sudah di kamar operasi minta perawat ruangan untuk
menjemput pasien kembali.
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK

22
ALUR BARANG DI KAMAR BEDAH

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/1


RUMAH SAKIT
12.211/SPO/RSJRM/IX/2021 01
JABAL RAHMAH
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
STANDAR 10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
OPERASIONAL
PROSEDUR

dr. H.Marlis Noer, Sp.OG


NIK: 01.01.19.009
PENGERTIAN Merupakan alur untuk mengatur masuk dan keluarnya barang di kamar
bedah. Yang termasuk kategori barang kamar bedah adalah alkes, obat,
instrument, linen, barang umum.

TUJUAN Sebagai pedoman untuk mengatur alur keluar barang.

SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman buku


KEBIJAKAN prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan Rumah Sakit
Jabal Rahmah Medika
1. Alur masuk linen dan instrument melalui alur CSSD. Instrument
PROSEDUR yang dimaksud tersebut termasuk instrument yang dibawa
dokter dari luar.
2. Alur masuk alkes dan obat adalah melalui pintu khususu
petugas, kemudian alkes dan obat dibawa ke area gudang obat
menggunakan keranjang khusus.
a. Obat dan alkes yang dikemas disimpan di gudang.
b. Tidak diperkenankan obat/ alkes dalam kemasan kardus
masuk ruang operasi
3. Instrument dan linen steril untuk kepentingan operasi diambil
dari tempat penyimpanan barang steril CSSD.
4. Obat dan alkes untuk keprluan operasi diambil dari gudang obat
dengan mengunakan form permintaan barang.
5. Alkes dan obat yang tidak terpakai selama operasi dikembalikan
kegudang obat dengan menggunakan form pengembalian
barang.
6. Instrument dan linen kotor, termasuk cairan tubuh pasien yang
berasal dari ruang operasi ditampung dalam tempat terpisah dan
dikeluarkan melalui jendela yang menghubungkan ke koridor
kotor.
7. Linen dan instrument kotor akan dikelola di CSSD.
8. Linen kotor, termasuk cairan tubuh pasien dari ruangan ganti
baju, ruang persiapan dan RR keluar melalui gudang linen dan
mlalui koridor kotor sebelum ditempatkan di tempat linen kotor
di CSSD.
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK

23
PEMBERSIHAN KAMAR BEDAH

RUMAH SAKIT
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/1
JABAL RAHMAH
12.212/SPO/RSJRM/IX/2021 01
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
STANDAR 10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
OPERASIONAL
PROSEDUR

dr. H.Marlis Noer, Sp.OG


NIK: 01.01.19.009
PENGERTIAN Pembersihan secara menyeluruh semua ruangan yang terdapat di kamar
bedah.

Untuk mencegah infeksi silang dari atau kepada pasien serta


TUJUAN
mempertahankan sterilitas.

SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman buku


KEBIJAKAN prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan Rumah Sakit
Jabal Rahmah Medika
A. Persiapan alat
PROSEDUR 1. Cairan desinfektan
2. Air
3. Alat-alat untuk kebersihan
4. APD

B. Cara kerja
1. Pembersihan harian/ rutin kamar bedah
a. Pembersihan rutin dilakukan sebelum dan sesudah
penggunaan kamar operasi.
b. Semua permukaan alat di kamar operasi dibersihkan
dengan menggunakan cairan desinfektan
c. Ember tempat sampah dibersihkan dengan cairan
desinfektan dan plastic diganti
d. Lantai dibersihkan kemudian dipel dengan
menggunakan cairan desinfektan
e. Bekas kain pel dicuci dengan air, kemudian dimasukkan
kedalam ember berisi cairan desinfektan
f. Ventilasi pembuangan gas anastesi, kaca, pintu dan
lampus operasi juga harus dibersihkan dengan
menggunakan kain lap basah yang sudah diberi cairan
desinfektan.

2. Pembersihan mingguan kamar bedah


a. Dilakukan secara teratur sekali dalam seminggu
b. Semua peralatan yang ada di dalam kamar bedah
dikeluarkan

24
c. Permukaan dinding dan lantai dibersihkan dengan kain
pel yang sudah diberikan cairan detergen, dibilas dengan
air bersih kemudian dipel dengan menggunakan cairan
desinfektan.
d. Setelah lantai bersih dan kering, peralatan yang sudah
dibersihkan dimasukkan dan disusun kembali ke kamar
operasi.

3. Pembersihan sewaktu di kamar bedah


a. Pembersihan sewaktu dilakukan bila kamar operasi
digunakan untuk tindakan pembedahan pada kasusu
infeksi.
b. Pembersihan dilakukan oleh petugas kamar bedah dan
bekerjasama dengan petugas kebersihan.
c. Pembersihan kamar operasi secara menyeluruh, meliputi
dinding, meja operasi, meja instrument, dan semua
peralatan yang ada di kamar operasi dengan
menggunakan cairan desinfektan.
d. Sterilisasi kamar operasi dengan cara menggunakan
teknik airbone selama jam.
e. Pemakaian kamar operasi untuk pasien berikutnya
diizinkan setelah pmbersihan secara menyeluruh dan
sterilisasu ruangan selesai.

4. Pembersihan bulanan di kamar bedah


a. Pembersihan bulanan dilakukan pada setiap bulan
b. Beritahu semua departemen dan dokter operator melalui
internal memo jadwal pembersihan bulanan dalam
periode satu tahun.
c. Untuk pembersihan bulanan akan diinformasikan
kembali dalam bentuk verbal kemasing- masing ruangan
dan bidang terkait.
d. Bila ada operasi cito, maka disiapkan satu kamar
operasi.
e. Pembersihan dimulai pada jam 07.00 s/d 15.00 wib
f. Penjadwalan elektif dimulai setelah jam 15.00 wib
g. Pembersihan dilakukan oleh perawat kamar bedah
bekerjasama dengan petugas kebersihan dan maintance.
h. Bersihkan seluruh ruang operasi seperti pembersihan
mingguan.
i. Setelah semua ruangan operasi dibersihkan alat
dimasukkan kembali dan pembersihan dilanjutkan
keruang koridor, seterusnya sampai ke recovery room,
ruang persiapan dan transfer.
j. Setelah semua ruagan operasi dibersihkan dan alat sudah
disusun kembali, ruangan disterilkan dengan teknik air
bone selama jam untuk setiap ruangan kamar operasi.
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK

25
PENGHITUNGAN KASSA PADA TINDAKAN PEMBEDAHAN

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/1


RUMAH SAKIT
12.213/SPO/RSJRM/IX/2021 01
JABAL RAHMAH
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
STANDAR 10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
OPERASIONAL
PROSEDUR

dr. H.Marlis Noer, Sp.OG


NIK: 01.01.19.009
PENGERTIAN Merupakan pedoman penghitungan kassa steril sebelum, selama dan
sesudah tindakan pembedahan.

TUJUAN Sebagai acuan untuk mencegah tertinggalnya kassa tanpa sengaja


didalam tubuh pasien setelah dilakukan tindakan pembedahan.

SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman


KEBIJAKAN buku prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan
Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika
1. Penghitungan kassa dilakukan setelah perawat instrument
PROSEDUR selesai menyiapkan instrument untuk pembedahan.
2. Penghiungan dilakukan oleh perawat instrument dan perawat
on loop
3. Perawat on loop menuliskan jumlah kassa yang disiapkan pada
form checklist.
4. Perawat instrument menghitung kembali disaksikan oleh
perawat on loop dan dilaporkan pada operator.
5. Bila terjadi ketidaksesuaian penghitungan kassa maka operator
dan asisten operator mencari pada daerah luka operasi. Jika
kassa tidak ditemukan maka lakukan pemeriksaan dengan alat
C-Arm
6. Jika pada hasil C-Arm terlihat ada kassa maka kassa tersebut
dicari sampai dapat
7. Jika pada hasil C-Arm tidak ditemukan kassa maka luka
operasi ditutup dan operator membuat berita acara dengan
asisten operator dan perawat instrument sebagai saksi.
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK

26
MEMBERIKAN OKSIGEN

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/3


RUMAH SAKIT 12.214/SPO/RSJRM/IX/2021 01
JABAL RAHMAH
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. H.Marlis Noer, Sp.OG
NIK: 01.01.19.009
Memasukan oksigen ( zat asam ) ke dalam paru-paru pasien melalui saluran
PENGERTIAN pernafasan dengan menggunakan alat khusus seperti Nasal Kanula Ganda,
Nasal Kateter dan Masker.
1. Memenuhi kekurangan oksigen (zat asam ).
2. Membantu kelancaran metabolisme.
TUJUAN
3. Sebagai tindakan pengobatan.
4. Memperbaiki keadaan Hypoxia.
SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman buku
KEBIJAKAN prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan Rumah Sakit
Jabal Rahmah Medika
Persiapan Alat :
1) Tabung Oksigen lengkap dengan manometernya atau oksigen sentral.
2) Pengukur aliran ( flow meter ).
3) Botol pelembab ( humidifier ) yang sudah diisi dengan air matang atau
aquades sampai pada batas untuk melembabkan udara.
4) Selang oksigen.
5) Masker, Nasal Kanula Ganda atau Nasal Kateter sesuai kebutuhan
6) Kain kassa basah.

Persiapan Pasien :
1. Pasien / keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yangg akan
dilakukan.
2. Pakaian pasien dilonggarkan, ikat pinggang dibuka.
3. Hindari rasa malu pasien.
PROSEDUR
Cara Kerja :
A. Pemberian Oksigen Melalui Nasal Kanula Ganda :
1. Alat-alat didekatkan ke tempat tidur pasien.
2. Mengatur posisi pasien.
3. Isi tabung diperiksa, bila menggunakan tabung.
4. Perawat mencuci tangan.
5. Lubang hidung dibersihkan dengan kain kassa basah.
6. Pasang Nasal Kanula pada kedua lubang hidung.
7. Flow meter dibuka dengan ukuran dimulai 1 liter/menit, observasi
pernafasan pasien, bila tidak ada gangguan naikan flow meter 2
liter/menit ( sesuai program dokter ).
8. Pada pasien gelisah dan anak-anak, selang oksigen diberi fiksasi
dengan cara : Kaitkan kebelakang daun telinga dan selanjutnya

27
arahkan kebawah dagu lalu kencangkan.
9. Pasang lebel peringatan ” DILARANG MEROKOK ” (gantung
pada manometer).
10. Beritahu pasien/keluarga, pasien tidak boleh banyak bicara.
11. Bila memungkinkan, jelaskan pada pasien cara bernafas yang
benar.
12. Alat-alat dibersihkan.
13. Perawat mencuci tangan.
14. Catat tindakan yang dilakukan dalam rekam medik pasien.

B. Pemberian Oksigen Melalui Nasal Kateter :


1. Alat-alat didekatkan ketempat tidur pasien.
2. Mengatur posisi pasien.
3. Isi tabung periksa, bila menggunakan tabung.
4. Perawat cuci tangan.
5. Lubang hidung dibersihkan dengan kain kassa basah.
6. Mengukur kedalaman Nasal Kateter yang akan dimasukkan : Ukur
ujung Nasal Kateter mulai cuping telinga hidung sampai daun
telinga bawah dan beri tanda.
7. Beri pelicin ( jelly ) pada ujung Kateter untuk mencegah iritasi.
8. Sambungkan Kateter dengan selang oksigen dan sumber oksigen
dan buka dengan kecepatan rendah (1-2 liter/menit).
9. Mulai masukkan Kateter dengan mendorong secara perlahan dan
sambil memutar 180o sampai batas yang sudah ditandai sebelumnya
- Atur kecepatan sesuai kebutuhan.
- Fiksasi Kateter di daerah : hidung, pipi,/kening dan pada alat
tenun.
10. Pasang label peringatan ” DILARANG MEROKOK ” (gantung
pada manometer).
11. Beritahu pasien/keluarga, pasien tidak boleh banyak bicara.
12. Bila memungkinkan, jelaskan pada pasien cara bernafas yang
benar.
13. Alat-alat dibersihkan.
14. Perawat cuci tangan.
15. Catat tindakan yang dilakukan dalam rekam medik pasien.

C. Pemberian Oksigen Melalui Kateter :


1. Alat-alat didekatkan ketempat tidur pasien.
2. Mengatur posisi pasien.
3. Isi tabung periksa, bila menggunakan tabung.
4. Perawat cuci tangan.
5. Lubang hidung dibersihkan dengan kain kassa basah.
6. Siapkan masker sesuai ukuran dan sambungkan kesumber oksigen
kemudian buka aliran dengan kecepatan 4-5 liter/menit.
7. Jika menggunakan ”Masker/Ambu Bag dengan Recervoir” tunggu
sampai kantong Recervoir mengembang ( tensi penuh oksigen ).
8. Pasang masker dengan rapat menutupi mulut dan hidung.
9. Kencangkan karet secukupnya.
10. Atur kecepatan sesuai kebutuhan.
11. Pasang lebel peringatan ” DILARANG MEROKOK ” (gantung
pada manometer).
12. Beritahu pasien/keluarga, pasien tidak boleh banyak bicara.
13. Bila memungkinkan, jelaskan pada pasien cara bernafas yang

28
benar.
14. Alat-alat dibersihkan.
15. Perawat mencuci tangan.
16. Catat tindakan yang dilakukan dalam rekam medik pasien.

Hal-hal yang harus diperhatikan :


- Monitor denyut nadi, pernafasan dan bersihkan jalan nafas tiap 2 jam,
hisap lendir bila ada.
- Observasi reaksi pasien sebelum dan sesudah pemberian oksigen.
- Jauhkan hal-hal yang dapat membahayakan misalnya alkohol, api yang
dapat menimbulkan kebakaran.
- Pemberian oksigen dapat dilaksanakan terus-menerus, salang-seling
atau dihentikan sesuai program pengobatan.
- Perhatikan bagian belakang telinga bisa terjadi lecet : jika perlu ganjal
dengan kapas / kassa.
- Perhatikan selalu kelancaran jalan nafas pasien, karena oksigen yang
diberikan tidak akan berarti jika jalan nafas tersumbat.
- Masker, Nasal Kanula dan Nasal Kateter digunakan secara disposibel.
Tetapi untuk efisien dapat diatur ulang dengan cara : bersihkan dengan
detergen dan selanjutnya direndam dengan bayclin dan terakhir dengan
alkohol 70%.
- Cyanosis merupakan ” Late Sign ” dari keadaan hypoxia, jadi jangan
tunggu pasien cyanosis dahulu, baru dilakukan tindakan.
- Jangan pernah memberikan kecepatan lebih dari 5 liter/menit jika
menggunakan Nasal Kanula dan Nasa Kateter.
- Untuk pemberian dengan masker jangan pernah kurang dari 4
liter/menit.
- Jika pasien menggunakan gudel, maka oksigen diberikan melalui alat
tersebut.
- Ingat ” The 4 of Right ” pada pemberian Terapi Oksigen ( Tepat dosis,
tepat indikasi, tepat orang dan tepat cara ).

UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK

29
MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/3


RUMAH SAKIT 12.215/SPO/RSJRM/IX/2021 01
JABAL RAHMAH
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. H.Marlis Noer, Sp.OG
NIK: 01.01.19.009
Resusitasi jantung paru adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk
PENGERTIAN mengembalikan fungsi pernafasan dan jantung guna kelangsungan hidup
pasien.
1. Memenuhi kebutuhan oksigenisasi pasien.
TUJUAN 2. Melancarkan sirkulasi jantung dan peredaran darah.
3. Mengembalikan fungsi jantung dan paru pada keadaan normal.
SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman buku
KEBIJAKAN prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan Rumah Sakit Jabal
Rahmah Medika
Persiapan Alat :
1) Trolly emergency yang berisi :
a) Laryngoskope lurus dan bengkok (anak dan dewasa).
b) Magil forcep.
c) Endotracheal tube – berbagai ukuran.
d) Nasotracheal tube – berbagai ukuran.
e) Gudel berbagai ukuran.
f) Infus set.
g) Papan resusitasi.
h) Gunting verband.
i) Ambu bag lengkap.
PROSEDUR
j) Spuit 10 cc – jarum no. 18.
2) Set terapi lengkap siap pakai.
3) Set penghisap lendir lengkap siap pakai.
4) EKG lengkap.
5) DC shock lengkap (ICCU, ICU, IGD).

Persiapan Pasien :
a) Keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan.
b) Posisi pasien diatur telentang mendatar.
c) Pakaian bagian atas pasien dibuka.

30
Cara Kerja :
A. Memeriksa henti nafas dan jantung :
a) Mengecek kesadaran pasien dengan cara :
(1) Memanggil nama.
(2) Menanyakan keadaan.
(3) Mencubit pasien atau menggoyang bahu pasien.
b) Menilai pernafasan dengan cara :
(1) Melihat pergerakan dada dan perut.
(2) Mendengar suara keluar/masuk udara dari hidung.
(3) Merasakan adanya udara dari mulut/hidung dengan pipi atau
punggung tangan.
c) Membebaskan jalan nafas dengan cara :
(1) Membersihkan sumbatan jalan nafas dengan jalan menghisap
sekresi.
(2) Posisi Triple Monouver :
 Ekstensi Kepala.
 Mengangkat rahang bawah.
 Mempertahankan posisi rahang bawah.
d) Menilai denyut jantung pasien dengan cara meraba arteri karotis.
e) Memasang papan resusitasi dibawah punggung.
f) Evaluasi nafas :
 (+) Lakukan/pertahankan Airway.
 (-) Lakukan pernafasan buatan 2x pertama antara lain dengan
cara :
 Mulut ke mulut.
 Mulut ke hidung.
 Mulut ke Stoma.
PROSEDUR  Air viva/ambu bag dipompakan ke mulut/hidung12-20 kali
per menit.
g) Melakukan pernafasan buatan (bagging 12-20 kali per menit) bila
denyut jantung teraba.
h) Bila nafas (-) nadi (-) lakukan ABC kombinasi dengan cara :
(1) Pernafasan buatan (bagging) 2 kali jika dilakukan oleh 1
orang.
(2) Cek arteri karotis bila (-) bagging 1 kali.
(3) Kompresi jantung luar bergantian dengan bagging,
perbandingan 15 : 2 bila RJP dilakukan oleh 1 orang.
(4) Kompresi jantung luar bergantian dengan bagging,
perbandingan 5 : 1 bila RJP dilakukan oleh 2 orang.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a) Evaluasi pernafasan pasien tiap 3-5 menit saat dilakukan RPJ ABC
kombinasi.
b) Lakukan RJP ABC sampai :
1) Timbul nafas spontan.
2) Diambil alih alat/petugas lain.
3) Dinyatakan meninggal.
c) Kompresi jantung luar dilakukan dengan cara :
1) Dewasa :
(a) Penekanan menggunakan dua pangkal telapak telapak tangan
dengan kekuatan bahu.
(b) Penekanan pada daerah sternum 2-3 jari diatas prosessus
xyphoideus.
(c) Kedalaman tekanan 3-5 cm.
(d) Frekwensi penekanan 80-100 kali per menit.

31
2) Anak :
(a) Penekanan menggunakan satu pangkal telapak tangan.
(b) Kedalaman tekanan 2-3 cm.
(c) Frekwensi penekanan 80-120 kali per menit.
3) Bayi :
(a) Punggung bayi diletakkan pada lengan bawah kiri penolong
sedangkan tangan kanan memegang lengan atas bayi sambil
meraba arteri brachialis.
(b) Jari tengah dan telunjuk tangan kanan penolong menekan dada
bayi pada posisi sejajar dengan puting susu 1 cm kebawah
pada daerah sternum.
(c) Kedalaman penekanan 1-2 cm untuk bayi cukup bulan.
Kedalaman penekanan ½ -1 cm untuk bayi baru lahir rendah.
(d) Perbandingan kompresi jantung luar dengan bagging adalah 5 :

UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK

32
MEMBERI TRANSFUSI

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/3


12.216/SPO/RSJRM/IX/2021 01
RUMAH SAKIT
JABAL RAHMAH
MEDIKA

Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :


10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. H.Marlis Noer, Sp.OG
NIK: 01.01.19.009
Memindahkan / memasukkan darah yang berasal dari donor ke dalam tubuh
PENGERTIAN pasien melalui vena untuk mengoreksi atau memberikan pengobatan pada
klinik yang abnormal.
Melaksanakan tindakan pengobatan dan memenuhi kebutuhan pasien akan
darah sesuai kebutuhan program pengobatan, seperti :
1. Untuk mengganti jumlah darah pasien yang hilang melebihi dari
jumlah tertentu.
TUJUAN 2. Untuk meningkatkan kadar HB dalam tubuh.
3. Untuk mengganti darah yang tidak cocok pada bayi neonatus (
Exchange Tranfusion ).
4. Untuk mengganti darah pasien yang keracunan dan lain-lain, dengan
darah yang baru, misalnya pada pasien trauma.
SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman buku
KEBIJAKAN prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan Rumah Sakit Jabal
Rahmah Medika
Persiapan Alat :
1. Untuk contoh darah :
- Botol kecil yang kering dan bersih.
- Spuit 2,5 cc dan jarum steril.
- Formulir permintaan darah.
2. Untuk pemberian darah kepada pasien :
- Disiapkan untuk pemasangan infus ( infus set diganti dengan
PROSEDUR transfusi darh set ).
- Kapas alkohol.
- Plester dan gunting.
- Tensi meter.
- Termometer.
- Obat anti alergi.
- Perlak dan pengalas.
- Cairan gram fisiologis ( NaCL 0,9% ).

33
Persiapan Pasien :
1. Pasien / keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
2. Ukur suhu tubuh pasien ( suhu harus normal ). Bila suhu tubuh
tinggi kolaborasi pemberian anti piretik dengan dokter lakukan
kompres.
Cara Kerja :
1. Perawat cuci tangan, perhatijan tehnik aseptik dan antiseptik.
2. Pasang sampiran / skerm.
3. Untuk contoh darah ( memerlukan golongan darah pasien ) diambil
darah vena sebanyak 3 cc, lalu dimasukkan dalam botol yang sudah
tersedia dan diberi etikat yang jelas.
4. Formulir permintaan darah diisi dan dikirim segera bersama contoh
darah ke bank darah.
5. Bila darah yang ditransfusi sudah ada :
a. Lakukan pengecekan apakah darah sesuai dengan permintaan :
- Golongan darah.
- No. MR dan nama pasien.
- No. Code lebel dengan No. Code darah.
b. Periksa apakah suhu darah sama dengan suhu badan normal ( suhu
kamar ). Bila suhu belum sesuai, maka pemasangan infus
ditangguhkan.
c. Darah diletakkan diluar lemari es sekurang-kurangnya 30 menit
sampai suhu darah mencapai suhu normal.
d. Lakukan pemasangan infus dengan cairan NaCL 0.9% yang
tersedia.
e. Bila tetesan sudah lancar, selang infus dipindahkan ke kantong
PROSEDUR darah.
f. Atur jumlah tetesan darah per menit sesuai program pengobatan.
g. Observasi respon pasien dan tanda vital.
h. Bila tidak ada kesulitan, maka pemberian darah dilanjutkan sampai
jumlah yang ditentukan.
i. Bila sudah mencapai jumlah yang ditentukan, selang darah di stop,
kemudian dipindahkan ke NaCL 0.9% pengatur tetesan dibuka
kembali serta tetesan infus diatur.
j. Setelah transfusi selesai, jarum dicabut. Bekas tusukan ditekan
dengan kapas alkohol, kemudian ditutup dengan kain kassa sterill
dan di plester.
k. Alat-alat dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ketempat
semula.
l. Perawat cuci tangan.
m. Catat tanggal, jam pemberian, jumlah dan golongan darah yang
diberikan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


 Sebelum pemberian darah dilakukan, cocokan dengan teliti lebel /
iket botol darah dengan status pasien yang bersangkutan.
 Lihat keadaan darah tersebut apakah masih baik. Jika terlihat ada
gumpalan ( stolsel ), darah tidak boleh diberikan.
 Bila pemberian akan dilakukan, darah harus bercampur rata (
secara homgen ) terlebih dahulu. Caranya dengan membalikkan
botol perlahan-lahan sampai cairan tercampur rata. Tidak boleh
dikocok atau dipanaskan.
 Awasi reaksi pasien, trauma 15 menit pertama apakah ada reaksi,
misaknya menggigil, sesak nafas, urticaria, suhu tinggi, nyeri

34
pinggang, sakit sepanjang vena, dll. Bila terjadi hal demikian,
pemberian di stop dan laporkan kepada Dokter.
 Pada pasien yang suhunya tinggi, sebelum pemberian dtransfusi
darah, terlebih dahulu tanyakan pada Dokter yang bersangkutan.
 Catat tanggal pemberian, jam, banyak darah yang diberikan dan
nomor seri pada botol, reaksi pasien, dll.
Sediakan obat-obatan anti alergi lengkap dengan spuitnya.

1. Pelaksana Keperawatan.
2. Kepala Ruangan.
UNIT TERKAIT
3. Komite Keperawatan.
4. Instalasi Bedah Sentral/OK

35
MEMASANG INFUS

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/2


RUMAH SAKIT 12.217/SPO/RSJRM/IX/2021 01
JABAL RAHMAH
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. H.Marlis Noer, Sp.OG
NIK: 01.01.19.009
Memasukkan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena
PENGERTIAN dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang lama dengan menggunakan
infus set.
 Menjaga keseimbangan cairan elektrolit dalam tubuh.
 Memenuhi kebutuhan nutrisi sebagai sumber energi.
 Memasukkan obat-obatan.
DILAKUKAN PADA :
 Pasien dengan dehidrasi.
TUJUAN
 Pasien sebelum di transfusi.
 Pasien pra dan pasca bedah sesuai dengan program pengobatan.
 Pasien yang tidak bisa makan dan mium melalui mulut.
 Pasien yang memerlukan pengobatan yang pemberiannya harus dengan
cara infus.
SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman buku
KEBIJAKAN prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan Rumah Sakit Jabal
Rahmah Medika
PERALATAN :
 Cairan infus yang dibutuhkan.
 Infus set / Transfusi set.
 IV Chat sesuai dengan ukuran - Anak : 22,24
- Dewasa : 18,20,22
 Tiang infus.
 Handscoen unsteril.
 Tensoplas.
 Hypavic / Plester.
 Gunting jika perlu.
PROSEDUR  Tourniquet.
 Neirbekken / bengkok.
 Perlak kecil dan pengalasnya ( under pad ).
 Spalk bila diperlukan.
 Kassa ( Gauze ) jika menggunakan plester saja.
 Alkohol dan bethadine swab.

36
Cara pemasangan:
1. Buka aliran tetesan secara perlahan-lahan.
2. Desinfektan sekali lagi dengan bethadine di daerah penusukan secara
melingkar dari dalam ke luar.
3. Tutup dengan tensoplas, kemudian tutup dengan hypavic menutupi
daerah penusukan sampai pangkal IV chat.
4. Fiksasi diatas lengkungan infus yang dibuat untuk mencegah terjadinya
tekukan pada selang infus.
1. Atur tetesan infus sesuai dengan instruksi Dokter.
2. Memberi lebel :
- Tanggal ( untuk dressing dan penggantian IV chat ) pada selang infus.
- Dikolf infuse.
a. Jam mulai infuse terpasang.
b. Jam infuse akan habis.
c. Kolf ke berapa.
d. Jumlah tetesan.
3. Mengatur posisi pasien ( untuk keamanan dan kenyamanan ).
4. Rapikan alat-alat :
- Sampah tajam dibuang langsung di sharp container.
- Sampah tidak tajam dibuang ke kantong sampah medis.
- Alat-alat yang tidak terpakai dimasukkan kembali ke set prosedur
dan dilengkapi lagi isinya sesuai dengan standar.
5. Cuci tangan.
6. Dokumentasikan :
Dalam catatan perawat :
 Jumlah tetesan.
 Jenis cairan.
 Kolf ke berapa.
 Waktu.
 Nama yang melaksanakan, dll sesuai form catatan infus yang ada
dalam file keperawatan
PERHATIAN :
1. Setiap melaksanakan tindakan harus dimulai dengan melafaskan
Basmallah dan diakhiri dengan Hamdallah.
2. Berkomunikasi selama melakukan tindakan.
3. Tindakan yang dilakukan harus secara sistematik, aseptik dan cermat

UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK

37
PEMASANGAN SELANG KATETER URINE

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/4


RUMAH SAKIT 12.2018/SPO/RSJRM/IX/2021 01
JABAL RAHMAH
MEDIKA.

Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :


10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. H.Marlis Noer, Sp.OG
NIK: 01.01.19.009
Memasukkan selang ke dalam vesica urinaria melalui meatus / urifisium
PENGERTIAN
urethra.
- Membantu mengeluarkan urine.
- Mencegah komlikasi lebih lanjut pada pasien retensi urine.
TUJUAN
- Sebagai program pengobatan.
- Pengukuran urine out put.
SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman buku
KEBIJAKAN prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan Rumah Sakit Jabal
Rahmah Medika
A. MEMASANG KATETER TIDAK MENETAP :
Kriteria :
1. Menyiapkan lingkungan.
2. Menyiapkan alat kateterisasi steril.
3. Ukuran kateter sesuai umur.
4. Mengatur posisi ”Dorsal Recumbent”.
5. Melakukan disinfektan pada meatus urinarus.
6. Mengoles pelumas steril pada ujung kateter.
7. Memasukkan kateter dengan hati-hati.
8. Observasi respon pasien.
9. Mencatat jumlah serta kelainan urine dan respon pasien.
Standar Alat :
1. Kateter set terdiri dari :
a. Duk berlubang steril. 1 buah.
PROSEDUR b. Mangkok steril. 1 buah.
c. Pimset steril. 1 buah.
d. Sarung tangan steril. 1 pasang.
2. Kateter sesuai kebutuhan.
3. Xylocain jelly. 1 helai.
4. Pengalas ( perlak dan alas bokong ) 1 buah.
5. Botol urine steril.
6. Spuit 20 cc pakai ujung dan NaCL 0.9%.
7. Kapas cebok dalam tempatnya. 1 buah.
8. Bengkok. 1 buah.
9. Pispot. 1 buah.
10. Sampiran. 1 buah.

38
Standar Pasien :
1. Pasien diberitahu tentang tindakan.
2. Hindari rasa malu pasien.
Standar Prosedur :
1. Cuci tangan.
2. Jaga privacy pasien.
3. Atur posisi Dorsal Recumbent.
4. Pertahankan sterilitet.
5. Hindari iritasi saluran kemih.
6. Perhatikan respon pasien.
7. Cuci tangan.
Cara Kerja :
1. Pasang sampiran.
2. Cuci tangan.
3. Membuka set kateter, mengatur posisi dan membuka pakaian bawah.
4. Memasang sarung tangan steril.
5. Mendesinfeksi meatus urinarius.
6. Memasang duk berlubang di daerah genitalia.
7. Memolesi ujung kateter dengan xylocain jelly. Meletakkan bengkok
diantara kedua paha.
8. Memasukkan katetrer sampai urine keluar.
a. Untuk wanita 4-5 cm.
b. Untuk pria 15-18 cm.
9. Menampung urine dengan botol urine steril / pispot.
10. Mencabut kateter.
11. Membersihkan genitalia dan sisa urine.
12. Memperhatikan respon pasien.
13. Alat-alat dibersihkan dan perawat cuci tangan.
14. Botol urine diberi lebel dan siap dikirim ke laboratorium.
15. Mencatat dalam rekam medik pasien.
B. MEMASANG KATETER TETAP :
Kriteria :
1. Menyiapkan lingkungan.
2. Menyiaplan alat kateterisasi steril.
3. Ukuran kateter sesuai umur.
4. Mengatur posisi ”Dorsal Recumbent”.
5. Melakukan disinfektan pada meatus urinarus.
6. Mengoles pelumas steril pada ujung kateter.
7. Memasukkan kateter dengan hati-hati.
8. Melakukan fiksasi keteter.
9. Memasang urine bag.
10. Membersihkan daerah genital secara teratur : pagi, sore dan malam.
11. Observasi respon pasien, jumlah kelainan dan kelancaran aliran urine.
12. Mencatat tindakan yang dilakukan dan respon pasien.

Standar Alat :
Sama dengan standar alat pada kateterisasi, tetapi kateter menggunakan poli
kateter dan urine bag.

Standar Persiapan Pasien :


a. Pasien diberitahu tentang tindakan.
b. Hindari rasa malu pasien.

39
Standar prosedur :
Cara Kerja :
a. Pasang sampiran.
b. Cuci tangan.
c. Membuka set kateter dan mengatur posisi.
d. Memasang sarung tangan steril.
e. Mendesinfeksi meatus urinarius.
f. Memasang duk berlubang di daerah genitalia.
g. Mengolsi ujung kateter dengan xylocain jelly.
h. Meletakkan bengkok diantar kedua paha.
i. Memasukkan kateter dimana ujung kateter tidak boleh menyentuh
bengkok, angkat duk berlobang, kemudian ujung kateter
disambungkan dengan selang urine bag.
j. Kateter dimasukkan lagi sepanjang 5 cm untuk pengisian balon.
k. Isi balon kateter dengan NaCL 0,9% menggunakan spuit tanpa jarum
dengan jumlah sesuai dengan petunjuk yang ada pada pangkal
kateter.
l. Tarik kateter perlahan-lahansampai ada tahanan balon.
m. Fiksasi kateter ke pangkal paha.
n. Gantungkan urine bag disamping tempat tidur dengan posisi lebih
rendah dari kantung kemih.
o. Alat-alat dibersihkan.
p. Cuci tangan.

C. MENGGUNAKAN KATETER KONDOM :


Kriteria :
a. Menyiapkan lingkungan.
b. Kelengkapan alat dan kateter kondom steril.
c. Ukuran kateter kondom sesuai dengan kebutuhan.
d. Mengatur posisi Dorsal Recumbent.
e. Membersihkan daerah genitalia.
f. Memasang katetar kondom sampai ke pangkal penis
g. Memasang urine bag.
h. Observasi keadaan penis dan kelancaran aliran urine.
i. Mencatat tindakan yang dilakukan dan respon pasien.
Standar Alat :
a. Kateter Kondom.
b. Urine Bag.
c. Plester.
d. Gunting verband.
e. Sampiran.
f. Mangkok terttutup.
g. Kapas cebok.
h. Bengkok.
i. Pengalas ( perlak dan alas bokong ).
j. Sarung tangan.
Standar persiapan pasien :
a. Pasien diberitahu tantang tindakan.
b. Hindari iritasi penis.
Standar prosedur :
a. Cuci tangan.
b. Jaga privacy pasien.
c. Atur posisi Dorsal Recumbent.
d. Pertahankan sterilitet.
e. Hindari iritasi penis.

40
f. Perhatikan respon pasien.
g. Cuci tangan.
Cara Kerja :
a. Pasang sampiran.
b. Cuci tangan.
c. Mengatur posisi dan memasang pengalas, buka pakaian bawah.
d. Membuka set kateter kondom.
e. Memasang sarung tangan.
f. Membersihkan daerah genitalia dan dikeringkan.
g. Menyambung selang urine bag dengan dengan ujung kateter kondom
dan defiksasi.
h. Memasang kateter kondom sampai pangkal penis.
i. Fiksasi selang urine bag pada pangkal paha.
j. Gantungkan urine bag disamping tempat tidur dengan posisi lebih
rendah dari kandung kemih.
k. Alat-alat dibersihkan.
l. Perawat cuci tangan.

UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK

41
MELEPASKAN KATETER MENETAP

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/2


RUMAH SAKIT 12.219/SPO/RSJRM/IX/2021 01
JABAL RAHMAH
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. H.Marlis Noer, Sp.OG
NIK: 01.01.19.009
Suatu tindakan melepas selang kateter dari meatus urethra karena tidak
PENGERTIAN
dibutuhkan lagi
TUJUAN Agar pasien bisa berkemih sendiri.
SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman buku
KEBIJAKAN prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan Rumah Sakit
Jabal Rahmah Medika
Kriteria :
1. Menyiapkan lingkungan.
2. Kelengkapan alat.
3. Mengatur posisi ”Dorsal Recumbent”.
4. Melakukan disinfektan pada meatus urinarus.
5. Memasukkan kateter dengan hati-hati.

Standar Alat :
1. Pengalas ( Perlak dan alas bokong ). 1 helai.
2. spuit 20 cc pakai ujung 1 buah.
3. Bengkok. 1 buah.
4. Kapas cebok
5. Kassa steril.
PROSEDUR
6. Pinset 1 buah.
7. Sampiran. 1 buah.

Standar Persiapan Pasien :


1. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan.
2. Hindari rasa malu pasien.

Standar Prosedur :
1. Cuci tangan.
2. Aliran kateter ditutup.
3. Balok dikosongkan.
4. Kateter dilepas dengan hati-hati.
5. Cuci tangan.

42
Cara Kerja :
1. Pasang sampiran.
2. Mengatur posisi pasien.
3. Cuci tangan.
4. Menutup aliran kateter.
5. Meletakkan bengkok diantara kedua paha.
6. Mengisap cairan dari balon.
7. Melakukan desinfektan pada meatus urinarius dengan kapas cebok.
PROSEDUR
8. Memasang kateter dengan pinset dan menarik keluar secara
perlahan-;ahan.
9. Melepaskan kateter dari selang urine bag dan memasukkan ke
dalam bengkok.
10. mMembersihkan daerah meatus dengan kapas cebok.
11. Memperbaiki posisi dan menganjurkan banyak minum.
12. Alat-alat dibersihkan.
13. Perawat cuci tanan.

UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK

43
STERILISASI

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/2


RUMAH SAKIT 12.220/SPO/RSJRM/IX/2021 01
JABAL RAHMAH
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. H.Marlis Noer, Sp.OG
NIK: 01.01.19.009
Suatu tindakan untuk membunuh kuman patogen dan apotogen beserta
PENGERTIAN sporanya pada peralatan perawat dan kedokteran dengan cara merebus,
stoom, panas tinggi atau menggunakan bahan kimia.
1. Mencegah terjadinya infeksi silang melalui tangan.
TUJUAN
2. Memelihara peralatan dalam keadaan siap pakai.
SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman buku
KEBIJAKAN prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan Rumah Sakit
Jabal Rahmah Medika
A. Jenis Peralatan yang dapat disterilkan :
1. Peralatan yang terbuat dari logam, misal : Pinset, gunting,
spekulum, dan lain-lain.
2. Peralatan yang terbuat dari karet, misal : Kateter, sarung tangan,
pipa penduga lambung, drain, dan lain-lain.
3. Peralatan yang terbuat dari kaca, misal : Spuit, tabung kimia, dan
lain-lain.
4. Peralatan yang terbuat dari ebonit, misal : Kanule Rectume, kamule
trahea, dan lain-lain.
5. Peralatan yang terbuat dari email, misal : Bengkok, baskom, dan
lain-lain.
6. Peralatan yang terbuat dari dari porselin, misal : Makok, piring,
cangkir, dan lain-lain.
PROSEDUR 7. Peralatan yang terbuat dari plastik, misal : Selang, infus, dan lain-
lain.
8. Peralatan yang terbuat dari tenunan, misal : Kain kassa, doek
operasi, baju sprei, baju operasi, sarung bantal dan lain-lain.

B. Jenis Sterilisasi :
1. Sterilisasi dengan cara merebus.
Mensterilkan peralatan dengan cara merebus di dalam air sampai
mendidih ( 100oC ) dan ditunggu antara 15-20 menit. Misalnya
peralatan dari logam, kaca dan karet.
2. Sterilisasi dengan cara Stoom.
Mensterilkan peralatan dengan uap panas dalam autoclave dengan
waktu, suhu dan tekanan tertentu. Misalnya alat tenun, obat-obatan
dan lan-lain.

44
3. Sterilisasi dengan cara Panas Kering.
Mensterilkan peralatan dalam oven dan panas tinggi. Misalnya
peralatan logam yang tajam, peralatan dari kaca dan obat tertentu.

PROSEDUR 4. Sterilisasi dengan cara menggunakan Bahan Kimia.


Mensterilkan peralatan dengan menggunakan bahan kimia seperti
alkohol, sublimat, uap formalin, khususnya untuk peralatan yang cepat
rusak bila kena panas. Misalnya sarung tangan, kateter dan lain-lain.

1. Pelaksana Keperawatan.
2. Kepala Ruangan.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Farmasi.
4. Kasubid Logistik.
5. Instalasi Bedah Sentral/OK

45
DESINFEKSI

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/1


RUMAH SAKIT 12.221/SPO/RSJRM/IX/2021 01
JABAL RAHMAH
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. H.Marlis Noer, Sp.OG
NIK: 01.01.19.009
Suatu tindakan untuk membunuh kuman patogen dan apotogen tetapi tidak
termasuk sporanya pada peralatan perawat dan kedokteran atau permukaan
PENGERTIAN
jaringan tubuh, dengan menggunakan bahan desinfektan atau dengan cara
mencuci, mengoleskan, merendam dan menjemur.
1. Mencegah terjadinya infeksi silang.
TUJUAN
2. Memelihara peralatan dalam keadaan siap pakai
SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman buku
KEBIJAKAN prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan Rumah Sakit Jabal
Rahmah Medika
Pelaksanaan :
1. Desinfeksi dengan cara mencuci, misalnya :
A. Mencuci tangan dengan sabun, dibersihkan dan kemudian
disiram atau dibasahi alkohol 70%.
B. Mencuci luka khususnya luka kotor dengan H2O2, bethadine,
dll.
C. Mencuci kulit atau jaringan tubuh yang akan dioperasi dengan
larutan bethadine 3% dan dilanjutkan dengan alkohol 70%.
D. Mencuci vulva dengan larutan sublimat 1/100 atau PK 1/1000.
2. Desinfeksi dengan cara mengoleskan, misalnya :
PROSEDUR
a. Bethadine pada luka.
b. Alkohol 70%.
3. Desinfeksi dengan cara merendam, misalnya :
a. Merendam tangan dalam larutan lysol 5%.
b. Merendam alat perawatan / kedokteran setelah dipakai dalam
larutan lysol 3% - 5% sekurang-kurangnya 24 jam.
4. Desinfeksi dengan cara menjemur dibawah sinar matahari, misalnya:
a. Menjemur kasur, bantal, tempat tidur, dll sekurang-kurangnya 2
jam untuk setiap permintaan.
b. Menjemur peralatan perawatan, misalnya urinal, pispot, dll.
1. Unit Rawat Inap
UNIT TERKAIT
2. Instalasi Bedah Sentral/OK

46
KEWASPADAAN UNIVERSAL

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: ½


RUMAH SAKIT 12.222/SPO/RSJRM/IX/2021 01
JABAL RAHMAH
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. H.Marlis Noer, Sp.OG
NIK: 01.01.19.009
Suatu strategi / langkah / tindakan pengendalian penyebaran infeksi melalui
darah dan cairan tubuh yang diberlakukan secara universal tanpa memandang
PENGERTIAN status infeksi pasien, yang dikenal dengan istilah ’Universal Blood and Body
Fluid Precaution” dan disingkat dengan istilah ”Universal Precaution” (
Kewaspadaaan Universal / selanjutnya disingkat KU ).
Mencegah penyakit yang bisa ditularkan melalui darah dan cairan tubuh
seperti : HIV, Hepatitis B, Hepatitis C, dll.
Melalui 3 prinsip utama K3 ( Kesehatan dan Keselamatan Kerja ), yaitu :
TUJUAN
1. Menjaga hygiene sanitasi individu.
2. Hygiene sanitasi ruangan.
3. Sterilisasi peralatan.
SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman buku
KEBIJAKAN prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan Rumah Sakit
Jabal Rahmah Medika
A. Prosedur “KU” di rumah sakit dijabarkan menjadi 8 ( delapan )
kegiatan pokok, yaitu :
1. Mencuci tangan guna mencegah infeksi silang.
2. Memakai alat pelindung diri ( barier ) yang sesuai, diantaranya
memakai : sarung tangan, kaca mata pelindung, masker, gaun
pelindung, sepatu khusus dalam setiap pekerjaan yang beresiko
terjadinya kontak dengan darah dan cairan tubuh lainnya.
3. Mengelola alat kesehatan bekas pakai dengan benar.
4. Mengelola jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan /
kecelakaan kerja.
PROSEDUR
5. Mengelola limbah dan sanitasi lingkungan.
6. Memelihara standar yang tinggi dalam prosedur sterilisasi dan
disinfeksi.
7. Prosedur Post-Mortem ( Pemulasaran Jenazah ).
8. Kegiatan pada keadaan-leadaan khusus, misalnya pada pasien dengan
penularan daya tahan tubuh di unit-unit seperti Kamar Operasi,
Kamar Bersalin dan Unit Hemodialisa.
Catatan : Penjabaran secara tehnis setiap kegiatan pokok diatas diatur di
dalam protap tersendiri.

47
B. Penatalaksanaan Pasca Pajanan :
1. Pembersihan tempat tusukan atau percikan dengan air mengalir dan
sabun antiseptik. Memijat tempat yang tertusuk tidak mengurangi
resiko penularan. Selaput lendir / mukosa yang terpercik darah atau
cairan tubuh dibilas dengan air bersih.
2. Tentukan status HIV / Hepatitis sumber pejanan. Bila orang yang
menjadi sumber pejanan itu belum diketahui status penyakitnya,
dilakukan pemerikasaan dengan metode cepat. Jika hasil test belum
ada dalam waktu 36 jam dan orang tersebut dicurigai memiliki
potensi penularan HIV/Hepatitis, cairan tubuh harus dianggap positif
untuk sementara.
3. Konseling bagi petugas kesehatan yang terpajan. Petugas yang
PROSEDUR terpajan harus menerima informasi yang jelas dan benar tentang
resiko penularan HIV/Hepatitis, manfaat dan efek samping pemberian
profilaksis dengan obat anti retroviral. Upaya pencegahan terhadap
pasangan seksual petugas yang terpajan harus juga disampaikan.
Setelah mendapat informasi yang jelas, petugas dapat memilih obat
antiretroviral atau tidak.
4. Penggunaan obat antiretroviral sebagai profilaksis dan kombinasi
AZT + 3TC dan atau NFV setiap hari selama 4-6 minggu
diperkirakan dapat mencegah penularan.
5. Tindak lanjut pemeriksaan test HIV/Hepatitis dilakukasn segera
setelah 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan pasca pajanan.
6. Pelaporan segera kepada tim AIDS Rumah Sakit atau Panitia Infeksi
Nasokomial.
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK

48
TINDAK PENCEGAHAN UNTUK DARAH DAN CAIRAN TUBUH
( KEWASPADAAN UNIVERSAL = UNIVERSAL PRECAUTION )
1. Ruangan Tersendiri.
Ruangan tersendiri tidak diperlukan, kecuali untuk pasien dalam kondisi kebersihan
perorangan yang buruk atau perdarahan yang tidak dapat dikendalikan, sehingga
pencemaran lingkungan sulit dihindarkan.

2. Masker.
Masker dan pelindung muka serta mata hanya digunakan apabila ada kemungkinan
terpercik darah dan cairan tubuh ke muka.

3. Jubah / Gaun.
Hanya diperlukan jika kemungkinan pakaian akan terpercik darah dan cairan
tubuh.

4. Sarung Tangan, diperlukan jika :


 Menyentuh darah atau cairan tubuh atau menyentuh selaput lendir / mukosa atau
kulit terbuka.
 Bila memegang alat-alat atau permukaan yang tercemar oleh darah atau cairan
tubuh.
 Melakukan tusukan vena / arteri.
 Gunakan jenis sarung tangan yang sesuai ( steril atau unsteril, sarung tangan biasa
atau yang tebal ) dengan jenis pekerjaan yang akan dilakukan.
 Sarung tangan harus segera di dekontaminasi sebelum di cuci.

5. Cuci tangan segera setelah terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh dan sebelum
merawat pasien yang lain.

6. Benda-benda yang terkontaminasi dengan darah dan cairan tubuh harus dimasukkan ke
dalam tempat khusus yang tidak tembus air dan tertutup, selanjutnya dilakukan
dekontaminasi sebelum dicuci.

7. Untuk mencegah kecelakaan tertusuk jarum, harus dilakukan tindakan pencegahan:


 Jarum tidak boleh ditutup kembali atau dibengkokkan atau dipatahkan.
 Jarum harus ditaruh ditempat khusus yang tidak benda tajam dan diberi lebel jelas.
 Kecelakaan tertusuk jarum harus dihindarkan dengan meminta bantuan personil
lain pada waktu memberikan infus atau suntikan kepada pasien yang tidak
kooperatif.

8. Darah yang tercecer atau tumpah harus segera dibersihkan dengan larutan Hypochlorite
5.25% yang diencerkan dengan perbandingan 1:10.

TINDAKAN DIATAS BERLAKU BAGI SETIAP KALI KONTAK DENGAN


DARAH DAN CAIRAN TUBUH, TIDAK HANYA BAGI
PENDERITA HIV / AIDS ATAU HEPATITIS B

49
MENJAGA KESELAMATAN PASIEN YANG GELISAH
DI TEMPAT TIDUR

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/1


12.223/SPO/RSJRM/IX/2021 01
RUMAH SAKIT
JABAL RAHMAH
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. H.Marlis Noer, Sp.OG
NIK: 01.01.19.009
PENGERTIAN Menjaga keselamatan pasien dengan memasang pengaman pada tempat tidur.
1. Mencegah pasien agar tidak jatuh.
TUJUAN
2. Mencegah terlepasnya alat-alat kesehatan yang terpasang pada tubuh pasien.
SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman buku
KEBIJAKAN prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan Rumah Sakit Jabal
Rahmah Medika
Kriteria :
a. Kelengkapan alat sesuai dengan umur dan kondisi pasien.
b. Memasang alat pengaman.
c. Observasi respon pasien.
Standar Alat :
a. Restrain / pengikat yang cocok.
b. Bantalan / Kapas pelindung kulit.
Standar Persiapan Pasien :
a. Menjelaskan kepada pasien / keluarga tentang tindakan.
b. Menyiapkan pasien dalam keadaan aman dan nyaman.
Standar Prosedur :
a. Cuci tangan.
b. Tempat tidur terpasang pengaman.
c. Restrain / pengikat yang dipakai sesuai dengan kebutuhan.
d. Hindari cidera dan bendungan pada lokasi pengikatan.
PROSEDUR e. Pastikan restrain / pengikat terpasang baik.
f. Observasi respon pasien.
g. Cuci tangan.
Cara Kerja :
1. Perawat cuci tangan.
2. Menggunakan restrain yang dipilih.
3. Memasang bantalan / kapas sebelmum menggunakan restrain.
4. Memasang restrain / pengikat ke anggota tubuh yang akan diikat.
5. Mengikat / fiksasi restrain ke tempat tidur.
6. Pasang pengaman tempat tidur.
7. Mengobservasi lokasi pengikatan dan respon pasien.
8. Buka restrain setiap 4 jam selama 30 menit.
9. Kaji kembali kemungkinan adanya luka setiap 4 jam ( observasi warna,
denyut nadi pada extremitas ).
10. Catat hasil pengkajian sebelum dan sesudah pemasangan restrain.
11. Cuci tangan.
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK

50
MENJAGA KESELAMATAN PASIEN YANG DIBAWA DENGAN
BRANKAR / KURSI RODA

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/1


RUMAH SAKIT
12.224/SPO/RSJRM/IX/2021 01
JABAL RAHMAH
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. H.Marlis Noer, Sp.OG
NIK: 01.01.19.009
Menjaga keselamatan pasien pada saat dibawa dengan menggunakan brankar /
PENGERTIAN
kursi roda.
1. Mencegah pasien agar tidak jatuh ke lantai.
TUJUAN
2. Memberi rasa aman pada pasien.
SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman buku
KEBIJAKAN prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan Rumah Sakit Jabal
Rahmah Medika
Kriteria :
a. Kelengkapan alat.
b. Mendorong brankar / kursi roda dengan hati-hati.
c. Observasi respon pasien.

Standar Alat :
a. Brankar dengan plang pengaman dan kursi roda 1 buah.
b. Kursi roda dan kunci roda 1 buah.
c. Tenaga 2 orang untuk brankar dan 1 orang untuk kursi roda.
d. Selimut 1 helai.
e. Bantal 1 buah.

Standar Persiapan Pasien :


PROSEDUR
a. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan.
b. Hindari rasa malu pasien.

Cara Kerja :
a. Mengatur posisi dan kerapian pasien, bila ada kontra indikasi pasien
tidak diberi bantal.
b. Memasang plang pengaman brankar.
c. Petugas berada pada bagian kepala dan kaki pasien.
d. Melepas kunci roda pada brankar / kursi roda.
e. Mendorong brankar / kursi roda dengan hati-hati.
f. Memperhatikan respon pasien.
g. Setelah sampai tujuan roda brankar / kursi roda dikunci.

UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK

51
MENCEGAH KEKELIRUAN PEMBERIAN OBAT

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/1


RUMAH SAKIT 12.225/SPO/RSJRM/IX/2021 01
JABAL RAHMAH
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. H.Marlis Noer, Sp.OG
NIK: 01.01.19.009
Menghindari terjadinya kesalahan dan kekeliruan dalam pemberian obat
PENGERTIAN
kepada pasien.
Tidak terjadinya kesalahan dalam pemberian obat ; baik nama pasien, dosis
TUJUAN
obat, jenis obat, cara pemberian dan waktu pemberian.
SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman buku
KEBIJAKAN prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan Rumah Sakit
Jabal Rahmah Medika
Standar Alat :
a. Lemari obat khusus yang dapat dikunci 1 buah.
b. Obat sesuai dengan etiket.

Standar Prosedur :
a. Pastikan obat sesuai dengan etiket.
b. Hindari kesalahan dalam pemberian obat.

Cara Kerja :
a. Cek kemasan / lebel obat pada waktu menyiapkan obat sekurang-
PROSEDUR
kurangnya 3x, yaitu pada saat :
- Mengambil obat dari lemari atau kotak penyimpanan ( Pre ).
- Membuka sak obat ( During ).
- Meletakkan kembali ke dalam lemari atau kotak penyimpanan (
Post ).
b. Menyesuaikan obat sesuai program Dokter.
c. Memperhatikan respon pasien.
- Bila terjadi reaksi alergi pada saat dan setelah pemberian obat,
harus segera dilaporkan ke penanggungjawab shift ruangan atau
dokter dan pemberian obat harus segera dihentikan.
1. Unit Rawat Inap
UNIT TERKAIT
2. Instalasi Bedah Sentral/OK

52
MENCEGAH BAYI TERTUKAR

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/1


RUMAH SAKIT 12.226/SPO/RSJRM/IX/2021 01
JABAL RAHMAH
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. H.Marlis Noer, Sp.OG
NIK: 01.01.19.009
PENGERTIAN Suatu pencegahan agar bayi yang baru lahir tidak tertukar satu sama lain.
TUJUAN Tidak terjadi kekeliruan pada saat bayi lahir.
SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman buku
KEBIJAKAN prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan Rumah Sakit
Jabal Rahmah Medika
Kriteria :
a. Memberi identitas pada ibu dan bayinya.
b. Tulisan identitas harus jelas.
c. Mengambil sidik jari kaki kanan dan kiri bayi.
d. Mengambil sidik jari tangan kanan ibu.
e. Melakukan cros chek identitas bayi, dilakukan oleh 2 orang perawat
sebelum menyerahkan bayi kepada orang tua / keluarga.
f. Menyerahkan bayi kepada orang tua / keluarga secara resmi dengan
mengisi format untuk ditandatangani oleh kedua belah pihak.
Standar Alat :
PROSEDUR
a. Gelang bayi ( untuk anak laki-laki warna biru, perempuan warna
pink ).
b. Gelang ibu ( untuk laki-laki warna biru, perempuan warna pink ).
c. Alat tulis.
Cara Kerja :
1. Menulis identitas bayi dengan huruf balok dan jelas pada gelang.
2. Memasang gelang pada bayi dan ibu tidak longgar / sempit.
3. Menyerahkan bayi kepada orang tua / keluarga secara resmi dengan
mengisi format untuk ditandatangani oleh kedua belah pihak.

1. Unit Rawat Inap


UNIT TERKAIT
2. Instalasi Bedah Sentral/OK

53
MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE KERETA
DORONG ( BRANKAR ) OLEH 2 ATAU 3 ORANG PERAWAT

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: ½


RUMAH SAKIT 12.227/SPO/RSJRM/IX/2021 01
JABAL RAHMAH
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. H.Marlis Noer, Sp.OG
NIK: 01.01.19.009
Memindahkan pasien yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan, dilakukan
PENGERTIAN
dari tempat tidur ke kereta dorong ( brankar ).
1. Mengurangi atau menghindarkan pergerakan pasien sesuai dengan
keadaan fisiknya.
TUJUAN
2. Memberikan rasa aman dan nyaman kepada pasien.
3. Memenuhi kebutuhan konsultasi atau pindah ruangan.
SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman buku
KEBIJAKAN prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan Rumah Sakit
Jabal Rahmah Medika
Kriteria :
1. Beri penjelasan kepada pasien tentang prosedur yang akan
dilakukan.
2. Menyipakan kereta dorong.
3. Perawat yang dibutuhkan sesuai dengan keadaan pasien.
4. Mengunci kereta dorong.
5. Pengaturan posisi perawat dan pemberian aba-aba.
6. Observasi keadaan umum pasien.

Standar Alat :
1. Kereta dorong yang sudah dialasi.
2. Bantal dan selimut.

Standar Persiapan Pasien :


PROSEDUR
1. Pasien / keluarga diberi penjelasan tentang prosedur yang akan
dilakukan.

Cara Kerja :
1. Menempatkan kereta dorong dengan mendekatkan bagian kepala
kereta dorong pada bagian kaki tempat tidur dengan posisi
melintang.
2. Mengunci roda kereta dorong dan roda tempat tidur.
3. Perwat cuci tangan.
4. Mengangkat pasien :
 Perawat I dibagian kepala, lengan kiri menyokong kepala serta
bahu dan memegang pangkal lengan kiri pasien dan lengan
kanan disisipkan dibagian bawah dada pasien ( perawat yang
paling tinggi dan besar karena merupakan tahanan yang kuat ).

54
 Perawat II menyisipkan lengan kiri ke bawah punggung pasien
dan lengan kanan dibawah pantat pasien.
 Perawat III menyisipkan lengan kiri mengenai lengan perawat
II dibawah pantat / bokong dan lengan kanan menyangga /
dibawah kaki pasien bagian pergelangan.
 Posisi kaki perawat I, II dan III sama-sama kaki kanan dibagian
depan.
 Sisipkan lengan sejauh mungkin dibawah pasien dan ambil
posisi untuk menggeser pasien ke tepi tempat tidur.
 Bungkukkan bada diatas pasien dan beri aba-aba untuk
menggulingkan pasien ke dada perawat dengan mengangkat
pasien dari tempat tidur.
PROSEDUR
 Sisipkan lengan sejauh mungkin lagi dibawah pasien dan aba-
aba untuk menggulingkan pasien ke dada perawat dengan
mengangkat pasien dari tempat tidur.
 Mundurkan kaki kanan perawat sambil memutar kearah kereta
dorong dan meletakkan pasien pada kereta dorong dengan
tahanan yang lebar dan menekukkan lutut sedikit serta kaki
kanan perawat sama-sama pada bagian depan.
 Observasi keadaan pasien dan selimut dengan rapi serta posisi
yang menyenangkan.
 Lepaskan kunci kereta dorong, pasien siap divawa.
 Dua orang perawat mendorong dengan hati-hati.
5. Perawat cuci tangan.
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK

55
MELAKSANAKAN PEMBERIAN OBAT
PARENTERAL INTRA MUSCULAR

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/2


RUMAH SAKIT 12.228/SPO/RSJRM/IX/2021 01
JABAL RAHMAH
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. H.Marlis Noer, Sp.OG
NIK: 01.01.19.009
Memberikan obat melalui suntikan ke dalam jaringan otot, dilakukan pada
otot pangkal lengan, otot paha bagian luar ( 1/3 tengah paha sebelah luar ),
PENGERTIAN
atau pada otot bokong ( 1/3 bagian dari spina iliaca superior atau SIAS
ditarik garis lurus ke os coxygys ).
1. Mempercepat penyerapan obat oleh tubuh.
2. Memberikan obat tertentu yang pemberiannya hanya dilakukan
TUJUAN
secara suntikan intramuskular.
3. Membantu menentukan diagnosa terhadap penyakit tertentu.
SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman buku
KEBIJAKAN prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan Rumah Sakit
Jabal Rahmah Medika
Kriteria :
1. Kelengkapan alat.
2. Menyiapkan obat sesuai dengan program pegobatan.
3. Membaca etiket / lebel obat minimal 3 kali :
- Pertama : Pada saat mengambil tempat obat.
- Kedua : Pada saat mengambil obat.
- Ketiga : Pada saat meletakkan kembali tempat obat.
4. Mendesinfeksi kulit.
5. Observasi respon pasien.

PROSEDUR Standar Alat :


1. Trolly Injeksi. 1 set.
2. Bak instrumen. 1 buah.
3. Spuit 1 cc ( Disposible ) 1 buah.
4. Spuit 2,5 cc dan 5 cc sesuai kebutuhan.
5. Obat yang diperlukan dan obat anti anaphylactik shock (anti
histamin / cartico steroid, adrenalin).
6. Kapas alkohol dalam tempatnya.
7. Gergaji ampul.
8. Bengkok, buku injeksi dan alat tulis.

56
Standar Persiapan Pasien :
1. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan.
2. Hindari rasa malu pasien.
Standar Prosedur :
1. Cuci tangan.
2. Pastikan obat sesuai dengan yang dibutuhkan.
3. Pastikan pasien yang mendapat suntikan.
4. Menjaga privasi pasien.
5. Yakinkan masuknya obat ke dalam intra muskular.
6. Observasi resppon pasien.
7. Cuci tangan.
Cara Kerja :
1. Perawat cuci tangan.
2. Menyediakan obat sesuai denganprogram pengobatan.
3. Membaca etiket / lebel obat minimal 3 kali :
- Pertama : Pada saat mengambil tempat obat.
- Kedua : Pada saat mengambil obat.
- Ketiga : Pada saat meletakkan kembali tempat obat.
PROSEDUR
4. Memastikan pasien yang akan disuntikkan.
5. Menentukan daerah yang akan disuntik ( otot pangkal lengan, otot
paha 1/3 tengah paha bagian luar, otot bokong 1/3 antara SIAS
dengan coxygys ).
6. Mendesinfeksi permukaan kulit dengan kapas alkohol. Jika lokasi
suntikan di daerah panggul, hindari pasien dari rasa malu.
7. Memasukkan jarum tegak lurus ( 90 derajat ) dengan permukaan
kulit, dan panjang jarum yang dimasukkan disesuaikan dengan
ketebalan otot ( minimal 2/3 panjang jarum ).
8. Penghisap jarum ditarik sedikit, bila tidak ada darah obat
dimasukkan perlahan-lahan, dan bila ada darah, jarum dicabut
kembali ( ulangi dengan prosedur / cara yang sama ).
9. Setelah obat masuk semua, jarum dicabut dengan cepat. Bekas
tusukan jarum ditekan dengan kapas alkohol.
10. Mengobservasi respon pasien.
11. Mencatat ke dalam status pasien.
12. Alat-alat dibereskan.
13. Perawat cuci tangan.
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK

57
MELAKSANAKAN PEMBERIAN OBAT
PARENTERAL SUB CUTAN

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/2


RUMAH SAKIT 12.229/SPO/RSJRM/IX/2021 01
JABAL RAHMAH
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. H.Marlis Noer, Sp.OG
NIK: 01.01.19.009
Memberika obat melalui suntikan dibawah kulit (lapisan dermis / sub cutan)
yang dilakukan pada lengan atas sebelah luar, pada bagian luar daerah dada
PENGERTIAN
dan ditempat lain yang dianggap perlu (misal : Pemberian insulin pada
pasien diabetes melitus ).
1. Memberikan obat tertentu yang pemberiannya hanya dilakukan secara
TUJUAN suntikan sub cutan.
2. Membantu menentukan diagnosa terhadap penyakit tertentu.
SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman buku
KEBIJAKAN prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan Rumah Sakit
Jabal Rahmah Medika
Kriteria :
1. Kelengkapan alat.
2. Menyiapkan obat sesuai dengan program pegobatan.
3. Membaca etiket / lebel obat minimal 3 kali :
- Pertama : Pada saat mengambil tempat obat.
- Kedua : Pada saat mengambil obat.
- Ketiga : Pada saat meletakkan kembali tempat obat.
4. Mendesinfeksi kulit.
5. Observasi respon pasien.
6. Mencegah posisi Jarum

Standar Alat :
PROSEDUR 1. Trolly Injeksi. 1 set.
2. Bak instrumen. 1 buah.
3. Spuit 1 cc ( Disposible ) 1 buah.
4. Obat yang diperlukan dan obat anti anaphylactik shock (anti
histamin / cartico steroid, adrenalin).
5. Kapas alkohol dalam tempatnya.
6. Gergaji ampul.
7. Bengkok, buku injeksi dan alat tulis, cairan peluru seperti NaCL
0.9% atau aqua bidest.

Standar Persiapan Pasien :


Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan.

58
Standar Prosedur :
1. Cuci tangan.
2. Pastikan obat sesuai dengan yang dibutuhkan.
3. Pastikan pasien yang mendapatkan suntikan.
4. Yakinkan masuknya obat ke dalam sub cutan.
5. Observasi respon pasien.
6. Cuci tangan.

Cara Kerja :
1. Perawat cuci tangan.
2. Menyediakan obat sesuai dengan program pengobatan.
3. Membaca etiket / lebel obat minimal 3 kali :
- Pertama : Pada saat mengambil tempat obat.
- Kedua : Pada saat mengambil obat.
- Ketiga : Pada saat meletakkan kembali tempat obat.
4. Memastikan pasien yang akan disuntikkan.
PROSEDUR
5. Mendesinfeksi permukaan kulit tempat yang akan ditusukkan, yaitu
: Muskulus deltoideus atau perut sekitar pusat ( lihat gambar 4-7
dan gambar 4-8 ).
6. Daerah yang akan ditusuk diangkat sedikitdan memasukkan jarum
dengan lobang menghadap ke atas dan membentuk sudut 45 derajat
dengan permukaan kulit.
7. Penghisap spuit ditarik sedikit, bila tidak ada darah obat
dimasukkan perlahan-lahan, dan bila ada darah, obat jangan
dimasukkan.
8. Setelah obat masuk semua, jarum dicabut dengan cepat. Bekas
tusukan jarum ditekan dengan kapas alkohol.
9. Pada tempat tusukan jarum dilakukan massage ringan.
10. Mengobservasi respon pasien.
11. Mencatat obat yang telah diberikan pada status pasien.
12. Alat-alat dibereskan.
13. Perawat cuci tangan.
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK

59
MELAKSANAKAN PEMBERIAN OBAT
PARENTERAL INTRA CUTAN

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/2


RUMAH SAKIT 12.230/SPO/RSJRM/IX/2021 01
JABAL RAHMAH
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. H.Marlis Noer, Sp.OG
NIK: 01.01.19.009
Memberika obat melalui suntikan ke dalam jaringan kulit yang dilakukan
PENGERTIAN
pada lengan bawah baguian dalam atau tempat lain yang dianggap perlu.
1. Melakukan uji coba ( test ) obat tertentu.
2. Memberikan obat tertentu yang pemberiannya hanya dilakukan
TUJUAN
secara suntikan intra cutan.
3. Membantu menentukan diagnosa trhadap penyakit tertentu.
SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman buku
KEBIJAKAN prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan Rumah Sakit
Jabal Rahmah Medika
Kriteria :
1. Kelengkapan alat.
2. Menyiapkan obat sesuai dengan program pegobatan.
3. Membaca etiket / lebel obat minimal 3 kali :
- Pertama : Pada saat mengambil tempat obat.
- Kedua : Pada saat mengambil obat.
- Ketiga : Pada saat meletakkan kembali tempat obat.
4. Mendesinfeksi kulit.
5. Menggunakan jarum suntik intra cutan ( No. 18-20 ).
6. Observasi respon pasien.

Standar Alat :
PROSEDUR 1. Trolly Injeksi. 1 set.
2. Bak instrumen. 1 buah.
3. Spuit 1 cc ( Disposible ) 1 buah.
4. Obat yang diperlukan dan obat anti anaphylactik shock (anti
histamin / cartico steroid, adrenalin).
5. Kapas alkohol dalam tempatnya.
6. Gergaji ampul.
7. Bengkok, buku injeksi dan alat tulis, cairan peluru seperti NaCL
0.9% atau aqua bidest.

Standar Persiapan Pasien :


Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan.

60
Standar Prosedur :
1. Cuci tangan.
2. Pastikan obat sesuai dengan program pengobatan.
3. Pastikan pasien yang mendapatkan suntikan.
4. Yakinkan obat masuk ke dalam kulit.
5. Observasi respon pasien.
6. Cuci tangan.
Cara Kerja :
1. Perawat cuci tangan.
2. Menyediakan obat sesuai dengan program pengobatan.
3. Membaca etiket / lebel obat minimal 3 kali :
- Pertama : Pada saat mengambil tempat obat.
- Kedua : Pada saat mengambil obat.
- Ketiga : Pada saat meletakkan kembali tempat obat.
4. Memasukkan obat ke dalam spuit 1 cc sebanyak 10 strip.
5. Memastikan pasien yang akan disuntikkan.
6. Mendesinfeksi permukaan kulit pada lokasi lengan bawah bagian
dalam ( lihat gambar 4-6 ) dengan cara melingkar minimal 3 kali
PROSEDUR
(dari dalam ke arah luar) atau menghapus searah beberapa kali
(minimal 3 kali) dengan satu kapas alkohol setiap hapusan.
7. Memasukkan jarum dengan posisi membentuk sudut antara 15-20
derajat dengan permukaan kulit dan lobang jarum mengarah ke
atas.
8. Memasukkan obat sambil menilai kebenaran cara suntikan.
Suntikan yang benar akan menyebabkan permukaan kulit
mengembung. Apabila obat suntikan benar obat dimasukkan
sampai habis.
9. Mencabut jarum dengan cepat dan bekas tusukan tidak boleh
dihapuskan atau ditekan.
10. Memberi tanda lingkaran dengan diameter ± 10-12 mm pada daerah
tusukan.
11. Memesankan pada pasien agar segera memberitahu bila ada tanda-
tanda alergi.
12. Mengobservasi dan menilai reaksi yang terjadi pada daerah yang
sudah diberi tanda setelah ± 15 menit dan catat hasilnya.
13. Alat-alat dibereskan dan cuci tangan
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK

61
MELAKSANAKAN PEMBERIAN OBAT
PARENTERAL INTRA VENA

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/2


RUMAH SAKIT 12.231/SPO/RSJRM/IX/2021 01
JABAL RAHMAH
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. H.Marlis Noer, Sp.OG
NIK: 01.01.19.009
Memberika obat melalui suntikan ke dalam pembuluh darah balik ( Vena )
PENGERTIAN
yang dilakukan pada vena anggota gerak.
1. Mempercepat penyerapan obat oleh tubuh.
TUJUAN 2. Memberikan obat tertentu yang pemberiannya hanya dilakukan
secara suntikan intravena.
SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman buku
KEBIJAKAN prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan Rumah Sakit
Jabal Rahmah Medika
Kriteria :
1. Kelengkapan alat.
2. Menyiapkan obat sesuai dengan program pegobatan.
3. Membaca etiket / lebel obat minimal 3 kali :
- Pertama : Pada saat mengambil tempat obat.
- Kedua : Pada saat mengambil obat.
- Ketiga : Pada saat meletakkan kembali tempat obat.
4. Mendesinfeksi kulit.
5. Memastikan jarum suntik tepat masuk ke dalam vena.
6. Observasi respon pasien.
7. Mengecek posisi jarum.

Standar Alat :
1. Trolly Injeksi. 1 set.
PROSEDUR
2. Bak instrumen. 1 buah.
3. Spuit 1 cc ( Disposible ) 1 buah.
4. Spuit 2,5 cc dan 5 cc sesuai dengan kebutuhan.
5. Obat yang diperlukan dan obat anti anaphylactik shock (anti
histamin / cartico steroid, adrenalin).
6. Kapas alkohol dalam tempatnya.
7. Gergaji ampul.
8. Pengalas dan pembendung.
9. Bengkok, buku injeksi dan alat tulis, cairan peluru seperti NaCL
0.9% atau aqua bidest.

Standar Persiapan Pasien :


Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan.

PROSEDUR Cara Kerja :

62
1. Perawat cuci tangan.
2. Menyediakan obat sesuai dengan program pengobatan.
3. Membaca etiket / lebel obat minimal 3 kali :
- Pertama : Pada saat mengambil tempat obat.
- Kedua : Pada saat mengambil obat.
- Ketiga : Pada saat meletakkan kembali tempat obat.
4. Memastikan pasien yang akan disuntikkan.
5. Menentukan daerah yang akan disuntuk ( lihat gambar 4-14 ).
6. Memasang pengalas, lakukan pembendungan pada sebelah atas dari
daerah suntikan.
7. Melakukan desinfeksi permukaan kulit daerah suntikan dengan
kapas alkohol dan kulit daerah suntikan direnggangkan.
8. Memasukkan jarum ke dalam pembuluh darah dengan lobang
jarum mengarah ke atas.
9. Menarik penghisap jarum sedikit, bila jarum berhasil masuk ke
dalam vena darah akan mengalirke dalam spuit, pembendung
dibuka dan obat dimasukkan ke dalam vena perlahan-;ahan sampai
habis. Tetapi bila tidak ada darah yang keluar berarti jarum tidak
masuk, jarum dicabut dan penyuntikan harus dipindahkan ke bagian
lain dengan prosedur yang sama.
10. Setelah obat masuk, jarum dicabut dengan cepat. Bekas tusukkan
jarum ditekan dengan kapas alkohol.
11. Bila pemberian obat / cairan melalui vena dilakukan dalam jumlah
yang besar dan dalam waktu yang lama, maka pemberiannya
dilakukan dengan cara pemberian infus.
12. Mengobservasi respon pasien.
13. Mencatat obat yang diberikan ke dalam reakm medik pasien.
14. Alat-alat dibereskan.
15. Perawat cuci tangan.
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK

63

Anda mungkin juga menyukai