Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmatNya, maka kami dapat
menyusun buku dengan judul “Pedoman Standar Prosedur Operasional Tindakan Pelayanan
Keperawatan dan Keperawatan di Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika” sesuai dengan salah satu
tuntutan yang harus dipenuhi pada standar yang ditetapkan Departemen Kesehatan yaitu adanya
ketentuan/prosedur tertulis tentang pelaksanaan kebijakan pelayanan keperawatan dan keperawatan di
Rumah Sakit.
Diharapkan dengan adanya buku ini semua tenaga keperawatan dapat dengan mudah menjalankan
tugas keperawatan dan kebidanan untuk memperlancar pekerjaan kita dalam memberikan pelayanan
keperawatan dan kebidanan di rumah sakit.
Meskipun penyusunan buku ini sudah menjalani proses sedemikian rupa, namun dirasakan masih ada
kekurangannya, oleh karena itu kami mengharapkan kritik maupun saran dari semua pihak untuk
perbaikan, sehingga untuk revisi yang berikutnya dapat diperoleh buku yang lebih sempurna. Buku ini
akan ditinjau kembali minimal 3 tahun sekali.
Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian buku ini, kami ucapkan terima kasih.
Demikian, semoga panduan ini dapat bermanfaat. Amiin ..
Tim penulis
i
SAMBUTAN DIREKSI
Puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmatnya kita telah
melangkah lebih maju dalam upaya meningkatkan pelayanan di Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika,
Kami menyambut gembira telah diselesaikannya Pedoman Standar Prosedur Operasional Tindakan
Pelayanan Keperawatan dan Keperawatan di Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika. Diharapkan pada
semua tenaga keperawatan dan kebidanan dalam menjalankan tugas keperawatan dan kebidanan serta
hubungan kerja dengan bagian terkait dapat mempedomani kandungan kumpulan dari penugasan klinis
Pada kesempatan ini saya sampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan penugasan klinis perawat dan bidan ini. Semoga pelayanan
keperawatan dan kebidanan akan terus maju mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat
memberikan pelayanan yang prima kepada semua pasien tanpa memandang suku, bangsa, ras,
Kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan buku ini, kami ucapakan terimakasih,
semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan kita dengan rahmat dan karuniaNya.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ......................................................................................................................................i
Sambutan Direksi ..................................................................................................................................ii
Daftar Isi ................................................................................................................................................iii
SK. Prosedur Tetap dan Kebijakan Pelayanan Keperawatan
SK. Tim Penyusun Buku Prosedur Kerja Tetap dan Kebijakan Pelayanan Keperawatan
iv
ALUR PELAYANAN KAMAR BEDAH UNTUK PASIEN
1
9. Pasien diobservasi oleh petugas kamar bedah selama di rungan
RR sesuai SPO onservasi pasien.
10. Selanjutnya apabila telah terpenuhinya kriteria pulih sadar maka
dilakukan pemindahan pasien ke ruangan mengikuti SPO
transfer pasien.
11. Penjemputan pasien (B) perawat kamar bedah mengantarkan
pasien ke ruang transfer tersebut, dan overran sesuai SPO
transfer pasienkamar bedah
2
ALUR PELAYANAN KAMAR BEDAH UNTUK
PENGUNJUNG DAN KELUARGA PASIEN
3
ALUR PELAYANAN KAMAR BEDAH UNTUK PETUGAS
4
KESIAPAN KAMAR BEDAH DALAM MENGHADAPI
DISASTER
Agar unit kamar bedah siap bila diperlukan tindakan dalam jumlah
TUJUAN
yang banyak
5
MENGHITUNG ALAT KESEHATAN YANG DIGUNAKAN
UNTUK OPERASI
6
PENGGUNAAN CAUTER VALLY LAB
7
PENGGUNAAN MESIN HARMONIC SCAPEL
8
TEKNIK ASEPTIK DAERAH OPERASI
9
MEMINDAHKAN PASIEN PRA OPERASI
10
PELAKSANAAN PASIEN ODS DI KAMAR BEDAH
TUJUAN Agar dapat dipahami perbedaan pasien operasi yang dirawat inap
dengan pasien operasi yang langsung dapat dipulangkan.
SK Direktur nomor 01.335/DIR/RSJRM/VI/2019 tentang pedoman
KEBIJAKAN buku prosedur kerja tetap dan kebijakan pelayanan keperawatan
Rumah Sakit Jabal Rahmah Medika
1. Apabila pasien sudah dijadwakan dan masuk melalui petugas
PROSEDUR pendaftaran, maka petugas yang menerima mendaftarkan pasien
poliklinik atau IGD.
2. Perawat IGD atau perawat poliklinik ke ruang kamar operasi
bahwa pasien sudah datang
3. Perawat IGD atau perawat poliklinik mempersiapkan
administrasinya dahulu sebelum diantar ke kamar operasi
4. Pasien atau keluarga pasien menyelesaikan administrasi.
5. Satu jam sebelum tindakan perawat IGD atau perawat poliklinik
menghubungi dokter operator, apakah pasien sudah boleh dibawa
ke kamar operasi.
6. Jika dokter operator menginstruksikan untuk mengantar pasien,
maka perawat IGD atau perawat poliklinik harus menghubungi
perawat kamar operasi sudah bisa diantar.
7. Pasien diantar kekamar operasi, kemudian perawat IGD atau
poliklinik melakukan serah terima pasien.
8. Pasien dibawa keruangan persiapan dan dilakukan persiapan
sebelum tindakan operasi.
9. Setelah operasi selesai, buat perincian pemakaian alkes dan obat
pada charge slip dan formulir tindakan ODS.
10. Kemudian pemakaian tersebut diinput melalui sistem komputrisasi
11. Antarkan charge slip ke kasir
12. Setelah administrasi pasien selesai, keluarga diminta ke kasir untuk
dilakukan penyelesaian administrasi.
13. Kemudian keluarga kembali ke kamar operasi dengan membawa
kartu pulang danlakukanlah serah terima obat-obatan, dll.
14. Pasien boleh pulang
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK
11
PELAYANAN ANESTESIOLOGI PADA MASA PRA
ANASTESI/ PEMBEDAHAN MENURUT ASPEK
KEPERAWATAN
TUJUAN Sebagai acuan sebelum pembiusan oleh dokter anastesi yang dibantu
perawat anastesi atau perawat kamar bedah.
12
PEMASANGAN LINEN STERIL
13
PENGELOLAAN JARINGAN TUBUH DI KAMAR BEDAH
A. Pemeriksaan patologi
PROSEDUR 1. Perawat sirkuler memasukkan jaringan hasil operasi baik yang diperiksa atau
tidak kedalam botol/ plastik sesuai ukuran jaringan.
2. Perawat sirkuler mengisi wadah yang trlah berisi jaringan dengan cairan
formalin 10% hingga seluruh jaringan terendam (3 kali besarnya jaringan).
3. Perawat sirkuler menuliskan identitas pasien, nama jaringan dengan spidol
marker dan ditempel stiker identitas pada plastik pembungkus jaringan.
4. Perawat sirkuler memastikan kembali atau memvalidasi kebenaran identitas
pasien, jaringan dan jenis pemeriksaan patologi anatomi kepada perawat
instrument..
5. Perawat sirkuler mengoperkan jaringan kepada perawat ruang pemulihan
untuk kemudian meminta persetujuan pemeriksaan patologi anatomi dengan
mengikutsertakan biaya danjenis pemeriksaan kepada keluarga pasien.
B. Pemeriksaan frozen section
1. Wadah yang telah berisi jaringan dijemput oleh petugas laboratorium untuk
diperiksa.
2. Hasil pemeriksaan akan diberitahukan kepada petugas patologi anatomi
melalui telepon dan secara tertulis dikirim ke kamar bedah.
C. Pemeriksaan sitologi dan kultur
1. Perawat instrument memasukkan cairan kedalam tempat yang steril.
2. Perawat instrumen menyerahkan cairan yang telah ditempatkan kepada
perawat sirkeler untuk dimasukkan kedalam plastik yang telah diberi identitas.
3. Perawat sirkuler mengoverkan cairan yang akan diperiksa apabila keluarga
menyetujui pemeriksaan
D. Jaringan yang tidak diperiksa
jaringan dimasukkan kedalam plastik / botol yang telah diberi identitas dan
diserahkan kepada keluarga.
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK
14
PENGENDALIAN DAN PERMINTAAN ALAT MEDIS DAN
ANASTESI
15
PENGENDALIAN DAN PERMINTAAN OBAT DAN ALKES
HARIAN
16
PENGGUNAAN PAKAIAN PETUGAS DI KAMAR BEDAH
B. Topi
1. Topi dipasang setelah ganti baju dan celana.
2. Topi dipakai menututup seluruh rambut.
3. Bila topi bertali ikatkan dengan kuat dan nyaman dan pastikan topi terikat
rapat.
4. Untuk topi disposibel setelah dibuang pada tempat yang telah sisediakan.
5. Untuk topi kain, setelah dipakai diletakkan pada tempat linen kotor.
C. Masker
1. Perhatikan sisi luar dan sisi dalam dari masker.
2. Pasang masker dibagian atas kearah belakang kepala, tali masker bagian
bawah kearah leher bagian kelakang, jangan terlalu kencang, buat ikatan yang
nyaman.
3. Bila masker kotor atau kepercik darah harus segera diganti
D. Alas kaki
Setiap petugas yang akan masuk kedalam area steril harus menggunakan alas kaki
khusus yang disdiakan di rak alas kaki.
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK
17
PENGHITUNGAN TERHADAP INSTRUMEN STERIL YANG
DIPAKAI DALAM TINDAKAN PEMBEDAHAN
18
PENGISIAN LAPORAN ANASTESI
19
PENJADWALAN OPERASI CITO
20
PENJADWALAN OPERASI ELEKTIF
21
PENUNDAAN/ PEMBATALAN OPERASI
22
ALUR BARANG DI KAMAR BEDAH
23
PEMBERSIHAN KAMAR BEDAH
RUMAH SAKIT
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1/1
JABAL RAHMAH
12.212/SPO/RSJRM/IX/2021 01
MEDIKA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh :
STANDAR 10 Juni 2021 Direktur RS Jabal Rahmah Medika
OPERASIONAL
PROSEDUR
B. Cara kerja
1. Pembersihan harian/ rutin kamar bedah
a. Pembersihan rutin dilakukan sebelum dan sesudah
penggunaan kamar operasi.
b. Semua permukaan alat di kamar operasi dibersihkan
dengan menggunakan cairan desinfektan
c. Ember tempat sampah dibersihkan dengan cairan
desinfektan dan plastic diganti
d. Lantai dibersihkan kemudian dipel dengan
menggunakan cairan desinfektan
e. Bekas kain pel dicuci dengan air, kemudian dimasukkan
kedalam ember berisi cairan desinfektan
f. Ventilasi pembuangan gas anastesi, kaca, pintu dan
lampus operasi juga harus dibersihkan dengan
menggunakan kain lap basah yang sudah diberi cairan
desinfektan.
24
c. Permukaan dinding dan lantai dibersihkan dengan kain
pel yang sudah diberikan cairan detergen, dibilas dengan
air bersih kemudian dipel dengan menggunakan cairan
desinfektan.
d. Setelah lantai bersih dan kering, peralatan yang sudah
dibersihkan dimasukkan dan disusun kembali ke kamar
operasi.
25
PENGHITUNGAN KASSA PADA TINDAKAN PEMBEDAHAN
26
MEMBERIKAN OKSIGEN
Persiapan Pasien :
1. Pasien / keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yangg akan
dilakukan.
2. Pakaian pasien dilonggarkan, ikat pinggang dibuka.
3. Hindari rasa malu pasien.
PROSEDUR
Cara Kerja :
A. Pemberian Oksigen Melalui Nasal Kanula Ganda :
1. Alat-alat didekatkan ke tempat tidur pasien.
2. Mengatur posisi pasien.
3. Isi tabung diperiksa, bila menggunakan tabung.
4. Perawat mencuci tangan.
5. Lubang hidung dibersihkan dengan kain kassa basah.
6. Pasang Nasal Kanula pada kedua lubang hidung.
7. Flow meter dibuka dengan ukuran dimulai 1 liter/menit, observasi
pernafasan pasien, bila tidak ada gangguan naikan flow meter 2
liter/menit ( sesuai program dokter ).
8. Pada pasien gelisah dan anak-anak, selang oksigen diberi fiksasi
dengan cara : Kaitkan kebelakang daun telinga dan selanjutnya
27
arahkan kebawah dagu lalu kencangkan.
9. Pasang lebel peringatan ” DILARANG MEROKOK ” (gantung
pada manometer).
10. Beritahu pasien/keluarga, pasien tidak boleh banyak bicara.
11. Bila memungkinkan, jelaskan pada pasien cara bernafas yang
benar.
12. Alat-alat dibersihkan.
13. Perawat mencuci tangan.
14. Catat tindakan yang dilakukan dalam rekam medik pasien.
28
benar.
14. Alat-alat dibersihkan.
15. Perawat mencuci tangan.
16. Catat tindakan yang dilakukan dalam rekam medik pasien.
29
MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
Persiapan Pasien :
a) Keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan.
b) Posisi pasien diatur telentang mendatar.
c) Pakaian bagian atas pasien dibuka.
30
Cara Kerja :
A. Memeriksa henti nafas dan jantung :
a) Mengecek kesadaran pasien dengan cara :
(1) Memanggil nama.
(2) Menanyakan keadaan.
(3) Mencubit pasien atau menggoyang bahu pasien.
b) Menilai pernafasan dengan cara :
(1) Melihat pergerakan dada dan perut.
(2) Mendengar suara keluar/masuk udara dari hidung.
(3) Merasakan adanya udara dari mulut/hidung dengan pipi atau
punggung tangan.
c) Membebaskan jalan nafas dengan cara :
(1) Membersihkan sumbatan jalan nafas dengan jalan menghisap
sekresi.
(2) Posisi Triple Monouver :
Ekstensi Kepala.
Mengangkat rahang bawah.
Mempertahankan posisi rahang bawah.
d) Menilai denyut jantung pasien dengan cara meraba arteri karotis.
e) Memasang papan resusitasi dibawah punggung.
f) Evaluasi nafas :
(+) Lakukan/pertahankan Airway.
(-) Lakukan pernafasan buatan 2x pertama antara lain dengan
cara :
Mulut ke mulut.
Mulut ke hidung.
Mulut ke Stoma.
PROSEDUR Air viva/ambu bag dipompakan ke mulut/hidung12-20 kali
per menit.
g) Melakukan pernafasan buatan (bagging 12-20 kali per menit) bila
denyut jantung teraba.
h) Bila nafas (-) nadi (-) lakukan ABC kombinasi dengan cara :
(1) Pernafasan buatan (bagging) 2 kali jika dilakukan oleh 1
orang.
(2) Cek arteri karotis bila (-) bagging 1 kali.
(3) Kompresi jantung luar bergantian dengan bagging,
perbandingan 15 : 2 bila RJP dilakukan oleh 1 orang.
(4) Kompresi jantung luar bergantian dengan bagging,
perbandingan 5 : 1 bila RJP dilakukan oleh 2 orang.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a) Evaluasi pernafasan pasien tiap 3-5 menit saat dilakukan RPJ ABC
kombinasi.
b) Lakukan RJP ABC sampai :
1) Timbul nafas spontan.
2) Diambil alih alat/petugas lain.
3) Dinyatakan meninggal.
c) Kompresi jantung luar dilakukan dengan cara :
1) Dewasa :
(a) Penekanan menggunakan dua pangkal telapak telapak tangan
dengan kekuatan bahu.
(b) Penekanan pada daerah sternum 2-3 jari diatas prosessus
xyphoideus.
(c) Kedalaman tekanan 3-5 cm.
(d) Frekwensi penekanan 80-100 kali per menit.
31
2) Anak :
(a) Penekanan menggunakan satu pangkal telapak tangan.
(b) Kedalaman tekanan 2-3 cm.
(c) Frekwensi penekanan 80-120 kali per menit.
3) Bayi :
(a) Punggung bayi diletakkan pada lengan bawah kiri penolong
sedangkan tangan kanan memegang lengan atas bayi sambil
meraba arteri brachialis.
(b) Jari tengah dan telunjuk tangan kanan penolong menekan dada
bayi pada posisi sejajar dengan puting susu 1 cm kebawah
pada daerah sternum.
(c) Kedalaman penekanan 1-2 cm untuk bayi cukup bulan.
Kedalaman penekanan ½ -1 cm untuk bayi baru lahir rendah.
(d) Perbandingan kompresi jantung luar dengan bagging adalah 5 :
32
MEMBERI TRANSFUSI
33
Persiapan Pasien :
1. Pasien / keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
2. Ukur suhu tubuh pasien ( suhu harus normal ). Bila suhu tubuh
tinggi kolaborasi pemberian anti piretik dengan dokter lakukan
kompres.
Cara Kerja :
1. Perawat cuci tangan, perhatijan tehnik aseptik dan antiseptik.
2. Pasang sampiran / skerm.
3. Untuk contoh darah ( memerlukan golongan darah pasien ) diambil
darah vena sebanyak 3 cc, lalu dimasukkan dalam botol yang sudah
tersedia dan diberi etikat yang jelas.
4. Formulir permintaan darah diisi dan dikirim segera bersama contoh
darah ke bank darah.
5. Bila darah yang ditransfusi sudah ada :
a. Lakukan pengecekan apakah darah sesuai dengan permintaan :
- Golongan darah.
- No. MR dan nama pasien.
- No. Code lebel dengan No. Code darah.
b. Periksa apakah suhu darah sama dengan suhu badan normal ( suhu
kamar ). Bila suhu belum sesuai, maka pemasangan infus
ditangguhkan.
c. Darah diletakkan diluar lemari es sekurang-kurangnya 30 menit
sampai suhu darah mencapai suhu normal.
d. Lakukan pemasangan infus dengan cairan NaCL 0.9% yang
tersedia.
e. Bila tetesan sudah lancar, selang infus dipindahkan ke kantong
PROSEDUR darah.
f. Atur jumlah tetesan darah per menit sesuai program pengobatan.
g. Observasi respon pasien dan tanda vital.
h. Bila tidak ada kesulitan, maka pemberian darah dilanjutkan sampai
jumlah yang ditentukan.
i. Bila sudah mencapai jumlah yang ditentukan, selang darah di stop,
kemudian dipindahkan ke NaCL 0.9% pengatur tetesan dibuka
kembali serta tetesan infus diatur.
j. Setelah transfusi selesai, jarum dicabut. Bekas tusukan ditekan
dengan kapas alkohol, kemudian ditutup dengan kain kassa sterill
dan di plester.
k. Alat-alat dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ketempat
semula.
l. Perawat cuci tangan.
m. Catat tanggal, jam pemberian, jumlah dan golongan darah yang
diberikan.
34
pinggang, sakit sepanjang vena, dll. Bila terjadi hal demikian,
pemberian di stop dan laporkan kepada Dokter.
Pada pasien yang suhunya tinggi, sebelum pemberian dtransfusi
darah, terlebih dahulu tanyakan pada Dokter yang bersangkutan.
Catat tanggal pemberian, jam, banyak darah yang diberikan dan
nomor seri pada botol, reaksi pasien, dll.
Sediakan obat-obatan anti alergi lengkap dengan spuitnya.
1. Pelaksana Keperawatan.
2. Kepala Ruangan.
UNIT TERKAIT
3. Komite Keperawatan.
4. Instalasi Bedah Sentral/OK
35
MEMASANG INFUS
36
Cara pemasangan:
1. Buka aliran tetesan secara perlahan-lahan.
2. Desinfektan sekali lagi dengan bethadine di daerah penusukan secara
melingkar dari dalam ke luar.
3. Tutup dengan tensoplas, kemudian tutup dengan hypavic menutupi
daerah penusukan sampai pangkal IV chat.
4. Fiksasi diatas lengkungan infus yang dibuat untuk mencegah terjadinya
tekukan pada selang infus.
1. Atur tetesan infus sesuai dengan instruksi Dokter.
2. Memberi lebel :
- Tanggal ( untuk dressing dan penggantian IV chat ) pada selang infus.
- Dikolf infuse.
a. Jam mulai infuse terpasang.
b. Jam infuse akan habis.
c. Kolf ke berapa.
d. Jumlah tetesan.
3. Mengatur posisi pasien ( untuk keamanan dan kenyamanan ).
4. Rapikan alat-alat :
- Sampah tajam dibuang langsung di sharp container.
- Sampah tidak tajam dibuang ke kantong sampah medis.
- Alat-alat yang tidak terpakai dimasukkan kembali ke set prosedur
dan dilengkapi lagi isinya sesuai dengan standar.
5. Cuci tangan.
6. Dokumentasikan :
Dalam catatan perawat :
Jumlah tetesan.
Jenis cairan.
Kolf ke berapa.
Waktu.
Nama yang melaksanakan, dll sesuai form catatan infus yang ada
dalam file keperawatan
PERHATIAN :
1. Setiap melaksanakan tindakan harus dimulai dengan melafaskan
Basmallah dan diakhiri dengan Hamdallah.
2. Berkomunikasi selama melakukan tindakan.
3. Tindakan yang dilakukan harus secara sistematik, aseptik dan cermat
37
PEMASANGAN SELANG KATETER URINE
38
Standar Pasien :
1. Pasien diberitahu tentang tindakan.
2. Hindari rasa malu pasien.
Standar Prosedur :
1. Cuci tangan.
2. Jaga privacy pasien.
3. Atur posisi Dorsal Recumbent.
4. Pertahankan sterilitet.
5. Hindari iritasi saluran kemih.
6. Perhatikan respon pasien.
7. Cuci tangan.
Cara Kerja :
1. Pasang sampiran.
2. Cuci tangan.
3. Membuka set kateter, mengatur posisi dan membuka pakaian bawah.
4. Memasang sarung tangan steril.
5. Mendesinfeksi meatus urinarius.
6. Memasang duk berlubang di daerah genitalia.
7. Memolesi ujung kateter dengan xylocain jelly. Meletakkan bengkok
diantara kedua paha.
8. Memasukkan katetrer sampai urine keluar.
a. Untuk wanita 4-5 cm.
b. Untuk pria 15-18 cm.
9. Menampung urine dengan botol urine steril / pispot.
10. Mencabut kateter.
11. Membersihkan genitalia dan sisa urine.
12. Memperhatikan respon pasien.
13. Alat-alat dibersihkan dan perawat cuci tangan.
14. Botol urine diberi lebel dan siap dikirim ke laboratorium.
15. Mencatat dalam rekam medik pasien.
B. MEMASANG KATETER TETAP :
Kriteria :
1. Menyiapkan lingkungan.
2. Menyiaplan alat kateterisasi steril.
3. Ukuran kateter sesuai umur.
4. Mengatur posisi ”Dorsal Recumbent”.
5. Melakukan disinfektan pada meatus urinarus.
6. Mengoles pelumas steril pada ujung kateter.
7. Memasukkan kateter dengan hati-hati.
8. Melakukan fiksasi keteter.
9. Memasang urine bag.
10. Membersihkan daerah genital secara teratur : pagi, sore dan malam.
11. Observasi respon pasien, jumlah kelainan dan kelancaran aliran urine.
12. Mencatat tindakan yang dilakukan dan respon pasien.
Standar Alat :
Sama dengan standar alat pada kateterisasi, tetapi kateter menggunakan poli
kateter dan urine bag.
39
Standar prosedur :
Cara Kerja :
a. Pasang sampiran.
b. Cuci tangan.
c. Membuka set kateter dan mengatur posisi.
d. Memasang sarung tangan steril.
e. Mendesinfeksi meatus urinarius.
f. Memasang duk berlubang di daerah genitalia.
g. Mengolsi ujung kateter dengan xylocain jelly.
h. Meletakkan bengkok diantar kedua paha.
i. Memasukkan kateter dimana ujung kateter tidak boleh menyentuh
bengkok, angkat duk berlobang, kemudian ujung kateter
disambungkan dengan selang urine bag.
j. Kateter dimasukkan lagi sepanjang 5 cm untuk pengisian balon.
k. Isi balon kateter dengan NaCL 0,9% menggunakan spuit tanpa jarum
dengan jumlah sesuai dengan petunjuk yang ada pada pangkal
kateter.
l. Tarik kateter perlahan-lahansampai ada tahanan balon.
m. Fiksasi kateter ke pangkal paha.
n. Gantungkan urine bag disamping tempat tidur dengan posisi lebih
rendah dari kantung kemih.
o. Alat-alat dibersihkan.
p. Cuci tangan.
40
f. Perhatikan respon pasien.
g. Cuci tangan.
Cara Kerja :
a. Pasang sampiran.
b. Cuci tangan.
c. Mengatur posisi dan memasang pengalas, buka pakaian bawah.
d. Membuka set kateter kondom.
e. Memasang sarung tangan.
f. Membersihkan daerah genitalia dan dikeringkan.
g. Menyambung selang urine bag dengan dengan ujung kateter kondom
dan defiksasi.
h. Memasang kateter kondom sampai pangkal penis.
i. Fiksasi selang urine bag pada pangkal paha.
j. Gantungkan urine bag disamping tempat tidur dengan posisi lebih
rendah dari kandung kemih.
k. Alat-alat dibersihkan.
l. Perawat cuci tangan.
41
MELEPASKAN KATETER MENETAP
Standar Alat :
1. Pengalas ( Perlak dan alas bokong ). 1 helai.
2. spuit 20 cc pakai ujung 1 buah.
3. Bengkok. 1 buah.
4. Kapas cebok
5. Kassa steril.
PROSEDUR
6. Pinset 1 buah.
7. Sampiran. 1 buah.
Standar Prosedur :
1. Cuci tangan.
2. Aliran kateter ditutup.
3. Balok dikosongkan.
4. Kateter dilepas dengan hati-hati.
5. Cuci tangan.
42
Cara Kerja :
1. Pasang sampiran.
2. Mengatur posisi pasien.
3. Cuci tangan.
4. Menutup aliran kateter.
5. Meletakkan bengkok diantara kedua paha.
6. Mengisap cairan dari balon.
7. Melakukan desinfektan pada meatus urinarius dengan kapas cebok.
PROSEDUR
8. Memasang kateter dengan pinset dan menarik keluar secara
perlahan-;ahan.
9. Melepaskan kateter dari selang urine bag dan memasukkan ke
dalam bengkok.
10. mMembersihkan daerah meatus dengan kapas cebok.
11. Memperbaiki posisi dan menganjurkan banyak minum.
12. Alat-alat dibersihkan.
13. Perawat cuci tanan.
43
STERILISASI
B. Jenis Sterilisasi :
1. Sterilisasi dengan cara merebus.
Mensterilkan peralatan dengan cara merebus di dalam air sampai
mendidih ( 100oC ) dan ditunggu antara 15-20 menit. Misalnya
peralatan dari logam, kaca dan karet.
2. Sterilisasi dengan cara Stoom.
Mensterilkan peralatan dengan uap panas dalam autoclave dengan
waktu, suhu dan tekanan tertentu. Misalnya alat tenun, obat-obatan
dan lan-lain.
44
3. Sterilisasi dengan cara Panas Kering.
Mensterilkan peralatan dalam oven dan panas tinggi. Misalnya
peralatan logam yang tajam, peralatan dari kaca dan obat tertentu.
1. Pelaksana Keperawatan.
2. Kepala Ruangan.
UNIT TERKAIT 3. Instalasi Farmasi.
4. Kasubid Logistik.
5. Instalasi Bedah Sentral/OK
45
DESINFEKSI
46
KEWASPADAAN UNIVERSAL
47
B. Penatalaksanaan Pasca Pajanan :
1. Pembersihan tempat tusukan atau percikan dengan air mengalir dan
sabun antiseptik. Memijat tempat yang tertusuk tidak mengurangi
resiko penularan. Selaput lendir / mukosa yang terpercik darah atau
cairan tubuh dibilas dengan air bersih.
2. Tentukan status HIV / Hepatitis sumber pejanan. Bila orang yang
menjadi sumber pejanan itu belum diketahui status penyakitnya,
dilakukan pemerikasaan dengan metode cepat. Jika hasil test belum
ada dalam waktu 36 jam dan orang tersebut dicurigai memiliki
potensi penularan HIV/Hepatitis, cairan tubuh harus dianggap positif
untuk sementara.
3. Konseling bagi petugas kesehatan yang terpajan. Petugas yang
PROSEDUR terpajan harus menerima informasi yang jelas dan benar tentang
resiko penularan HIV/Hepatitis, manfaat dan efek samping pemberian
profilaksis dengan obat anti retroviral. Upaya pencegahan terhadap
pasangan seksual petugas yang terpajan harus juga disampaikan.
Setelah mendapat informasi yang jelas, petugas dapat memilih obat
antiretroviral atau tidak.
4. Penggunaan obat antiretroviral sebagai profilaksis dan kombinasi
AZT + 3TC dan atau NFV setiap hari selama 4-6 minggu
diperkirakan dapat mencegah penularan.
5. Tindak lanjut pemeriksaan test HIV/Hepatitis dilakukasn segera
setelah 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan pasca pajanan.
6. Pelaporan segera kepada tim AIDS Rumah Sakit atau Panitia Infeksi
Nasokomial.
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK
48
TINDAK PENCEGAHAN UNTUK DARAH DAN CAIRAN TUBUH
( KEWASPADAAN UNIVERSAL = UNIVERSAL PRECAUTION )
1. Ruangan Tersendiri.
Ruangan tersendiri tidak diperlukan, kecuali untuk pasien dalam kondisi kebersihan
perorangan yang buruk atau perdarahan yang tidak dapat dikendalikan, sehingga
pencemaran lingkungan sulit dihindarkan.
2. Masker.
Masker dan pelindung muka serta mata hanya digunakan apabila ada kemungkinan
terpercik darah dan cairan tubuh ke muka.
3. Jubah / Gaun.
Hanya diperlukan jika kemungkinan pakaian akan terpercik darah dan cairan
tubuh.
5. Cuci tangan segera setelah terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh dan sebelum
merawat pasien yang lain.
6. Benda-benda yang terkontaminasi dengan darah dan cairan tubuh harus dimasukkan ke
dalam tempat khusus yang tidak tembus air dan tertutup, selanjutnya dilakukan
dekontaminasi sebelum dicuci.
8. Darah yang tercecer atau tumpah harus segera dibersihkan dengan larutan Hypochlorite
5.25% yang diencerkan dengan perbandingan 1:10.
49
MENJAGA KESELAMATAN PASIEN YANG GELISAH
DI TEMPAT TIDUR
50
MENJAGA KESELAMATAN PASIEN YANG DIBAWA DENGAN
BRANKAR / KURSI RODA
Standar Alat :
a. Brankar dengan plang pengaman dan kursi roda 1 buah.
b. Kursi roda dan kunci roda 1 buah.
c. Tenaga 2 orang untuk brankar dan 1 orang untuk kursi roda.
d. Selimut 1 helai.
e. Bantal 1 buah.
Cara Kerja :
a. Mengatur posisi dan kerapian pasien, bila ada kontra indikasi pasien
tidak diberi bantal.
b. Memasang plang pengaman brankar.
c. Petugas berada pada bagian kepala dan kaki pasien.
d. Melepas kunci roda pada brankar / kursi roda.
e. Mendorong brankar / kursi roda dengan hati-hati.
f. Memperhatikan respon pasien.
g. Setelah sampai tujuan roda brankar / kursi roda dikunci.
51
MENCEGAH KEKELIRUAN PEMBERIAN OBAT
Standar Prosedur :
a. Pastikan obat sesuai dengan etiket.
b. Hindari kesalahan dalam pemberian obat.
Cara Kerja :
a. Cek kemasan / lebel obat pada waktu menyiapkan obat sekurang-
PROSEDUR
kurangnya 3x, yaitu pada saat :
- Mengambil obat dari lemari atau kotak penyimpanan ( Pre ).
- Membuka sak obat ( During ).
- Meletakkan kembali ke dalam lemari atau kotak penyimpanan (
Post ).
b. Menyesuaikan obat sesuai program Dokter.
c. Memperhatikan respon pasien.
- Bila terjadi reaksi alergi pada saat dan setelah pemberian obat,
harus segera dilaporkan ke penanggungjawab shift ruangan atau
dokter dan pemberian obat harus segera dihentikan.
1. Unit Rawat Inap
UNIT TERKAIT
2. Instalasi Bedah Sentral/OK
52
MENCEGAH BAYI TERTUKAR
53
MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE KERETA
DORONG ( BRANKAR ) OLEH 2 ATAU 3 ORANG PERAWAT
Standar Alat :
1. Kereta dorong yang sudah dialasi.
2. Bantal dan selimut.
Cara Kerja :
1. Menempatkan kereta dorong dengan mendekatkan bagian kepala
kereta dorong pada bagian kaki tempat tidur dengan posisi
melintang.
2. Mengunci roda kereta dorong dan roda tempat tidur.
3. Perwat cuci tangan.
4. Mengangkat pasien :
Perawat I dibagian kepala, lengan kiri menyokong kepala serta
bahu dan memegang pangkal lengan kiri pasien dan lengan
kanan disisipkan dibagian bawah dada pasien ( perawat yang
paling tinggi dan besar karena merupakan tahanan yang kuat ).
54
Perawat II menyisipkan lengan kiri ke bawah punggung pasien
dan lengan kanan dibawah pantat pasien.
Perawat III menyisipkan lengan kiri mengenai lengan perawat
II dibawah pantat / bokong dan lengan kanan menyangga /
dibawah kaki pasien bagian pergelangan.
Posisi kaki perawat I, II dan III sama-sama kaki kanan dibagian
depan.
Sisipkan lengan sejauh mungkin dibawah pasien dan ambil
posisi untuk menggeser pasien ke tepi tempat tidur.
Bungkukkan bada diatas pasien dan beri aba-aba untuk
menggulingkan pasien ke dada perawat dengan mengangkat
pasien dari tempat tidur.
PROSEDUR
Sisipkan lengan sejauh mungkin lagi dibawah pasien dan aba-
aba untuk menggulingkan pasien ke dada perawat dengan
mengangkat pasien dari tempat tidur.
Mundurkan kaki kanan perawat sambil memutar kearah kereta
dorong dan meletakkan pasien pada kereta dorong dengan
tahanan yang lebar dan menekukkan lutut sedikit serta kaki
kanan perawat sama-sama pada bagian depan.
Observasi keadaan pasien dan selimut dengan rapi serta posisi
yang menyenangkan.
Lepaskan kunci kereta dorong, pasien siap divawa.
Dua orang perawat mendorong dengan hati-hati.
5. Perawat cuci tangan.
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK
55
MELAKSANAKAN PEMBERIAN OBAT
PARENTERAL INTRA MUSCULAR
56
Standar Persiapan Pasien :
1. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan.
2. Hindari rasa malu pasien.
Standar Prosedur :
1. Cuci tangan.
2. Pastikan obat sesuai dengan yang dibutuhkan.
3. Pastikan pasien yang mendapat suntikan.
4. Menjaga privasi pasien.
5. Yakinkan masuknya obat ke dalam intra muskular.
6. Observasi resppon pasien.
7. Cuci tangan.
Cara Kerja :
1. Perawat cuci tangan.
2. Menyediakan obat sesuai denganprogram pengobatan.
3. Membaca etiket / lebel obat minimal 3 kali :
- Pertama : Pada saat mengambil tempat obat.
- Kedua : Pada saat mengambil obat.
- Ketiga : Pada saat meletakkan kembali tempat obat.
PROSEDUR
4. Memastikan pasien yang akan disuntikkan.
5. Menentukan daerah yang akan disuntik ( otot pangkal lengan, otot
paha 1/3 tengah paha bagian luar, otot bokong 1/3 antara SIAS
dengan coxygys ).
6. Mendesinfeksi permukaan kulit dengan kapas alkohol. Jika lokasi
suntikan di daerah panggul, hindari pasien dari rasa malu.
7. Memasukkan jarum tegak lurus ( 90 derajat ) dengan permukaan
kulit, dan panjang jarum yang dimasukkan disesuaikan dengan
ketebalan otot ( minimal 2/3 panjang jarum ).
8. Penghisap jarum ditarik sedikit, bila tidak ada darah obat
dimasukkan perlahan-lahan, dan bila ada darah, jarum dicabut
kembali ( ulangi dengan prosedur / cara yang sama ).
9. Setelah obat masuk semua, jarum dicabut dengan cepat. Bekas
tusukan jarum ditekan dengan kapas alkohol.
10. Mengobservasi respon pasien.
11. Mencatat ke dalam status pasien.
12. Alat-alat dibereskan.
13. Perawat cuci tangan.
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK
57
MELAKSANAKAN PEMBERIAN OBAT
PARENTERAL SUB CUTAN
Standar Alat :
PROSEDUR 1. Trolly Injeksi. 1 set.
2. Bak instrumen. 1 buah.
3. Spuit 1 cc ( Disposible ) 1 buah.
4. Obat yang diperlukan dan obat anti anaphylactik shock (anti
histamin / cartico steroid, adrenalin).
5. Kapas alkohol dalam tempatnya.
6. Gergaji ampul.
7. Bengkok, buku injeksi dan alat tulis, cairan peluru seperti NaCL
0.9% atau aqua bidest.
58
Standar Prosedur :
1. Cuci tangan.
2. Pastikan obat sesuai dengan yang dibutuhkan.
3. Pastikan pasien yang mendapatkan suntikan.
4. Yakinkan masuknya obat ke dalam sub cutan.
5. Observasi respon pasien.
6. Cuci tangan.
Cara Kerja :
1. Perawat cuci tangan.
2. Menyediakan obat sesuai dengan program pengobatan.
3. Membaca etiket / lebel obat minimal 3 kali :
- Pertama : Pada saat mengambil tempat obat.
- Kedua : Pada saat mengambil obat.
- Ketiga : Pada saat meletakkan kembali tempat obat.
4. Memastikan pasien yang akan disuntikkan.
PROSEDUR
5. Mendesinfeksi permukaan kulit tempat yang akan ditusukkan, yaitu
: Muskulus deltoideus atau perut sekitar pusat ( lihat gambar 4-7
dan gambar 4-8 ).
6. Daerah yang akan ditusuk diangkat sedikitdan memasukkan jarum
dengan lobang menghadap ke atas dan membentuk sudut 45 derajat
dengan permukaan kulit.
7. Penghisap spuit ditarik sedikit, bila tidak ada darah obat
dimasukkan perlahan-lahan, dan bila ada darah, obat jangan
dimasukkan.
8. Setelah obat masuk semua, jarum dicabut dengan cepat. Bekas
tusukan jarum ditekan dengan kapas alkohol.
9. Pada tempat tusukan jarum dilakukan massage ringan.
10. Mengobservasi respon pasien.
11. Mencatat obat yang telah diberikan pada status pasien.
12. Alat-alat dibereskan.
13. Perawat cuci tangan.
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK
59
MELAKSANAKAN PEMBERIAN OBAT
PARENTERAL INTRA CUTAN
Standar Alat :
PROSEDUR 1. Trolly Injeksi. 1 set.
2. Bak instrumen. 1 buah.
3. Spuit 1 cc ( Disposible ) 1 buah.
4. Obat yang diperlukan dan obat anti anaphylactik shock (anti
histamin / cartico steroid, adrenalin).
5. Kapas alkohol dalam tempatnya.
6. Gergaji ampul.
7. Bengkok, buku injeksi dan alat tulis, cairan peluru seperti NaCL
0.9% atau aqua bidest.
60
Standar Prosedur :
1. Cuci tangan.
2. Pastikan obat sesuai dengan program pengobatan.
3. Pastikan pasien yang mendapatkan suntikan.
4. Yakinkan obat masuk ke dalam kulit.
5. Observasi respon pasien.
6. Cuci tangan.
Cara Kerja :
1. Perawat cuci tangan.
2. Menyediakan obat sesuai dengan program pengobatan.
3. Membaca etiket / lebel obat minimal 3 kali :
- Pertama : Pada saat mengambil tempat obat.
- Kedua : Pada saat mengambil obat.
- Ketiga : Pada saat meletakkan kembali tempat obat.
4. Memasukkan obat ke dalam spuit 1 cc sebanyak 10 strip.
5. Memastikan pasien yang akan disuntikkan.
6. Mendesinfeksi permukaan kulit pada lokasi lengan bawah bagian
dalam ( lihat gambar 4-6 ) dengan cara melingkar minimal 3 kali
PROSEDUR
(dari dalam ke arah luar) atau menghapus searah beberapa kali
(minimal 3 kali) dengan satu kapas alkohol setiap hapusan.
7. Memasukkan jarum dengan posisi membentuk sudut antara 15-20
derajat dengan permukaan kulit dan lobang jarum mengarah ke
atas.
8. Memasukkan obat sambil menilai kebenaran cara suntikan.
Suntikan yang benar akan menyebabkan permukaan kulit
mengembung. Apabila obat suntikan benar obat dimasukkan
sampai habis.
9. Mencabut jarum dengan cepat dan bekas tusukan tidak boleh
dihapuskan atau ditekan.
10. Memberi tanda lingkaran dengan diameter ± 10-12 mm pada daerah
tusukan.
11. Memesankan pada pasien agar segera memberitahu bila ada tanda-
tanda alergi.
12. Mengobservasi dan menilai reaksi yang terjadi pada daerah yang
sudah diberi tanda setelah ± 15 menit dan catat hasilnya.
13. Alat-alat dibereskan dan cuci tangan
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK
61
MELAKSANAKAN PEMBERIAN OBAT
PARENTERAL INTRA VENA
Standar Alat :
1. Trolly Injeksi. 1 set.
PROSEDUR
2. Bak instrumen. 1 buah.
3. Spuit 1 cc ( Disposible ) 1 buah.
4. Spuit 2,5 cc dan 5 cc sesuai dengan kebutuhan.
5. Obat yang diperlukan dan obat anti anaphylactik shock (anti
histamin / cartico steroid, adrenalin).
6. Kapas alkohol dalam tempatnya.
7. Gergaji ampul.
8. Pengalas dan pembendung.
9. Bengkok, buku injeksi dan alat tulis, cairan peluru seperti NaCL
0.9% atau aqua bidest.
62
1. Perawat cuci tangan.
2. Menyediakan obat sesuai dengan program pengobatan.
3. Membaca etiket / lebel obat minimal 3 kali :
- Pertama : Pada saat mengambil tempat obat.
- Kedua : Pada saat mengambil obat.
- Ketiga : Pada saat meletakkan kembali tempat obat.
4. Memastikan pasien yang akan disuntikkan.
5. Menentukan daerah yang akan disuntuk ( lihat gambar 4-14 ).
6. Memasang pengalas, lakukan pembendungan pada sebelah atas dari
daerah suntikan.
7. Melakukan desinfeksi permukaan kulit daerah suntikan dengan
kapas alkohol dan kulit daerah suntikan direnggangkan.
8. Memasukkan jarum ke dalam pembuluh darah dengan lobang
jarum mengarah ke atas.
9. Menarik penghisap jarum sedikit, bila jarum berhasil masuk ke
dalam vena darah akan mengalirke dalam spuit, pembendung
dibuka dan obat dimasukkan ke dalam vena perlahan-;ahan sampai
habis. Tetapi bila tidak ada darah yang keluar berarti jarum tidak
masuk, jarum dicabut dan penyuntikan harus dipindahkan ke bagian
lain dengan prosedur yang sama.
10. Setelah obat masuk, jarum dicabut dengan cepat. Bekas tusukkan
jarum ditekan dengan kapas alkohol.
11. Bila pemberian obat / cairan melalui vena dilakukan dalam jumlah
yang besar dan dalam waktu yang lama, maka pemberiannya
dilakukan dengan cara pemberian infus.
12. Mengobservasi respon pasien.
13. Mencatat obat yang diberikan ke dalam reakm medik pasien.
14. Alat-alat dibereskan.
15. Perawat cuci tangan.
UNIT TERKAIT Instalasi Bedah Sentral/OK
63