i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmatNya, Panduan Pelayanan Instalasi
Gawat Darurat RSUD Nurdin Hamzah dapat diselesaikan sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit.
Panduan Pelayanan ke pasien disusun sebagai upaya untuk meningkatkan Mutu Pelayanan
Kesehatan di RSUD Nurdin Hamzah, khususnya dalam menerapkan sistem yang berfokus pada
pasien di Rumah Sakit.
Panduan ini disusun bertujuan untuk memperbaiki proses pelayanan ke pasien dengan
benar, memperhatikan keselamatan pasien serta sesuia dengan prosedur yang ditetapkan.Panduan
ini akan dievaluasi kembali dan akan dilakukan perbaikan apabila ditemukan hal-hal yang tidak
sesuai dengan kondisi Rumah Sakit. Demikianlah Panduan ini disusun semoga dapat menjadi
pedoman Implementasi kerja dalam melakukan peningkatan mutu ke pasien dan dengan adanya
panduan ini diharapakan dapat tercipta koordinasi yang baik disetiap unit kerja di RSUD Nurdin
Hamzah.
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG .................................................................................. 1
B. TUJUAN PANDUAN .................................................................................. 1
C. RUANG LINGKUP...................................................................................... 2
D. BATASAN OPERASIONAL ....................................................................... 2
E. LANDASAN HUKUM................................................................................... 4
BAB II STANDAR KETENAGAAN............................................................................. 5
A, KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA .......................................... 5
B. PENETAPAN JAM KERJA...................................................................... 5
C. DISTRIBUSI KETENAGAAN.................................................................. 6
D. PENGATURAN JAGA............................................................................. 6
BAB III STANDAR FASILITASI ................................................................................... 8
A. DENAH RUANG ......................................................................................... 8
B. STANDAR FASILITAS ..............................................................................
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN ...................................................................
A. TATALAKSANA PENDAFTARAN PASIEN ...........................................
B. TATALAKSANA SISTEM KOMUNIKASI IGD ......................................
C. TATALAKSANA PELAYANAN TRIASE.................................................
D. TATALAKSANA
E. TATALAKSANA
F. TATALAKSANA
G. TATALAKSANA
BAB V LOGISTIK..........................................................................................................
BAB VI KESELAMATAN PASIEN ...............................................................................
BAB VII KESELAMATAN KERJA.................................................................................
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU ................................................................................
BAB IX STANDAR FASILITAS ....................................................................................
BAB X PENUTUP ..........................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-
rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar
pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Pelayanan gawat darurat merupakan pelayanan yang dapat memberikan tindakan
yang cepat dan tepat pada seorang atau kelompok orang agar dapat meminimalkan angka
kematian dan mencegah terjadinya kecacatan yang tidak perlu. Upaya peningkatan gawat
darurat ditujukan untuk menunjang pelayanan dasar, sehingga dapat menanggulangi pasien
gawat darurat baik dalam keadaan sehari-hari maupun dalam keadaaan bencana.
Dengan semakin meningkatnya jumlah penderita gawat darurat, maka diperlukan
peningkatan pelayanan gawat darurat baik yang diselenggarakan ditempat kejadian, selama
perjalanan ke rumah sakit, maupaun di rumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Instalasi Gawat Darurat perlu dibuat standar
pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara pelaksanaan
pelayanan yang diberikan ke pasien pada umumnya dan pasien IGD RS Nurdin Hamzah
khususnya.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka, dalam melakukan pelayanan gawat
darurat di IGD harus berdasarkan standar pelayanan Gawat Darurat RS Nurdin Hamzah.
B. Tujuan Panduan
a. Memberikan Pelayanan kepada pasien di ruang Instalasi Gawat Darurat sesuai dengan
standar asuhan keperawatan yang tepat.
b. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada pasien serta mempunyai keinginan yang
terus menerus untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan dalam
memberikan pelayanan
c. Memberikan Asuhan keperawatan kepada pasien untuk kesembuhan yang optimal
sehingga dapat memuaskan pasien
1
d. Memberikan pelayanan kepada pasien dengan ramah, sopan, dan hangat sehingga
memberikan kesan yang positif
e. Memberikan pelayanan Informasi kesehatan dengan tepat pada pasien dan
keluarga,sehingga dapat memenuhi hak pasien dan keluarga
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan Instalasi Gawat Darurat meliputi:
1. Pasien dengan kasus True Emergency.
Yaitu pasien yang tiba – tiba berada dalam keadaan gawat darurat atau akan
menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya ( akan menjadi cacat)
bila tidak mendapat pertolonngan secepatnya.
2. Pasien dengan kasus False Emergency.
Yaitu pasien dengan :
- Keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat.
- Keadaan gawat tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya.
- Keadaan tidak gawat dan tidak darurat.
D. Batasan Operasional
1. Instalasi Gawat Darurat.
Adalah unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan pelayanan pertama pada
pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan
berbagai multidisiplin.
2. Triage.
Adalah pengelompokan korban yang berdasarkan atas berat ringannya trauma /
penyakit serta kecepatan penanganan / pemindahannya.
3. Prioritas.
Adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan
pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa yang timbul.
4. Survey Primer.
Adalah deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang mengancam jiwa.
5. Survey Sekunder.
Adalah melengkapi survei primer dengan mencari perubahan – perubahan anatomi
yang akan berkembang menjadi semakin parah dan memperberat perubahan fungsi vital
yang ada berakhir dengan mengancam jiwa bila tidak segera diatasi.
6. Pasien Gawat darurat.
Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan
terancam nyawanya atau anggota badannya ( akan menjadi cacat ) bila tidak mendapat
pertolongan secepatnya.
7. Pasien Gawat Tidak Darurat.
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat
misalnya kanker stadium lanjut.
2
8. Pasien Darurat Tidak Gawat.
Pasien akibat musibah yang datang tiba – tiba tetapi tidak mengancam nyawa dan
anggota badannya, misalnya luka sayat dangkal.
9. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat.
Misalnya pasien dengan ulcus tropium , TBC kulit , dan sebagainya.
10. Kecelakaan ( Accident ).
Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya
mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cedera fisik, mental dan sosial.
Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut :
A. Tempat kejadian :
Kecelakaan lalu lintas.
Kecelakaan di lingkungan rumah tangga.
Kecelakaan di lingkungan pekerjaan.
Kecelakaan di sekolah.
Kecelakaan di tempat – tempat umum lain seperti halnya : tempat rekreasi,
perbelanjaan, di area olah raga, dan lain – lain.
B. Mekanisme kejadian:
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat, terbakar
baik karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.
C. Waktu kejadian
Waktu perjalanan ( travelling / transport time )
Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain – lain.
11. Cidera.
Masalah kesehatan yang didapat / dialami sebagai akibat kecelakaan.
12. Bencana.
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau manusia
yang mengakibatkan korban dan penderitaaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan
lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan
terhadap tata kehidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang memerlukan
pertolongan dan bantuan.
Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dari
salah satu system / organ di bawah ini, yaitu :
A. Susunan saraf pusat.
B. Pernafasan.
C. Kardiovaskuler.
D. Hati.
E. Ginjal.
F. Pancreas.
3
Kegagalan ( kerusakan ) System / organ tersebut dapat disebabkan oleh :
1. Trauma / cedera,
2. Infeksi,
3. Keracunan ( poisoning ),
4. Degerenerasi ( failure),
5. Asfiksi,
6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar (excessive loss of water and
electrolit ),
7. Dan lain-lain.
Kegagalan sistim susunan saraf pusat, kardiovaskuler, pernafasan dan hipoglikemia
dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat (4 – 6), sedangkan kegagalan
sistim/organ yang lain dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang lama.
Dengan demikian keberhasilan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD)
dalam mencegah kematian dan cacat ditentukan oleh :
1. Kecepatan menemukan penderita gawat darurat.
2. Kecepatan meminta pertolongan.
3. Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan.
4. Ditempat kejadian.
5. Dalam perjalanan ke rumah sakit.
6. Pertolongan selanjutnya secara mantap di rumah sakit.
E. Landasan Hukum
Dasar hukum yang digunakan untuk penyusunan pedoman ini adalah:
4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Hari kerja di RS adalah 6 ( enam ) hari kerja dalam seminggu dan jam kerja standar
perusahaan adalah 40 jam dalam satu minggu. Rumah Sakit Umum Nurdin Hamzah
merupakan rumah sakit yang beroperasional selama 24 jam sehari untuk melayani
masyarakat umum dan disesuaikan dengan jam kerja perusahaan. Bagi karyawan yang
berkerja secara shift, maka waktu kerja akan diatur secara mandiri oleh unit kerja yang
bersangkutan dan tetap mengacu pada jam kerja standar yaitu selama 40 jam dalam satu
minggu dengan 6 hari kerja.
5
dan non shift dapat dilihat seperti dibawah ini :
C. Distribusi Ketenagaan
Dibawah ini pola ketenagaan dan kualifikasi personal ruang Instalasi Gawat Darurat
(IGD) RSUD Nurdin Hamzah:
NO SHIFT/DINAS JUMLAH SERTIFIKAT KETERANGAN
PETUGAS
1 PAGI 5 - Pelatihan ACLS - 1 Dokter Umum
dan/atau ATLS
- Pelatihan BTCLS - 1 Kepala Ruangan IGD
dan/atau BLS - 1 Perawat Penanggung
Jawab shift
- 2 Perawat Pelaksana
2 SORE 4 - Pelatihan ACLS - 1 Dokter Umum
dan/atau ATLS
- Pelatihan BTCLS - 1 Perawat Penanggung
dan/atau BLS Jawab shift
- 2 Perawat Pelaksana
3 MALAM 4 - Pelatihan ACLS - 1 Dokter Umum
dan/atau ATLS
- Pelatihan BTCLS - 1 Perawat Penanggung
dan/atau BLS Jawab shift
- 2 Perawat Pelaksana
D. Pengaturan Jaga
7
lambat 3 hari sebelum tanggal jaga, serta dokter tersebut wajib menunjuk
dokter jaga konsulen pengganti.
- Untuk yang tidak terencana, dokter yang bersangkutan harus
menginformasikan ke Kepala Bidan Keperawatan dan Pelayanan atau ke
petugas sekretariat dan di harapkan dokter tersebut sudah menunjuk dokter jaga
konsulen pengganti, apabila dokter jaga pengganti tidak didapatkan, maka ke
Kepala Bidang Keperawatan Pelayanan wajib untuk mencarikan dokter jaga
konsulen pengganti.( Prosedur pengaturan jadwal jaga dokter konsulen sesuai
SOP terlampir).
8
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
Jalur Ambulance
R.pendaptar
an/Admisi
R.Dekomt
Kamar R.kepala R.Triase aminasi
istirahat Rt ruangan hijau
W
cc
R.alat R.obat
Nurse station
Ruang
ponek
Ruang R.o
resusitasi Ruang triase per
ato
neonatus r
1. Lokasi
B. Standar Fasilitas
10
3 cc ( 5 buah ).
- Infus set ( 5 buah ).
- Dower Catheter segala ukuran:
Nomer 16 ( 2 buah ),
Nomer 18 ( 2 buah ).
- Stetoskop ( 1 buah )
- Tensimeter ( 1 buah )
- Thermometer ( 1 buah )
- Elastis verban sesuai kebutuhan:
6 inchi ( 1 buah ),
4 inchi ( 2 buah ),
3 inchi ( 1 buah ).
- Tiang infus ( 1 buah )
- Lampu sorot ( 1 buah)
11
- Obat Life saving.
- Obat penunjang.
e. Alat – alat kesehatan.
- Ambu bag / Air viva untuk dewasa & anak ( 1 buah / 1 buah ).
- Oropharingeal airway :
Nomer 3 ( 3 buah ),
Nomer 4 ( 3 buah ).
- Laringoscope dewasa/anak, dan neonatus ( 1/1 set ).
- Magyl forcep.
- Face mask ( 5 buah )
- Spuit semua ukuran.
- Infus set ( 5 set).
- Endotracheal tube ( dewasa & anak ) :
Nomer 2,5( 3 buah ),
Nomer 3 ( 3 buah ),
Nomer 4 ( 1 buah ),
Nomer 7 ( 1 buah ),
Nomer 7.5 ( 1 buah ),
Nomer 8 ( 1 buah ).
- Selang oksigen sesuai kebutuhan
- Stomach tube / NGT :
Nomer 16 ( 2 buah ).
Nomer 18 ( 2 buah ).
Nomer 12 ( 3 buah ).
- IV catheter sesuai kebutuhan :
Nomer 18 Cath / Terumo ( 2 / 2 buah ).
Nomer 20 Cath / Terumo ( 2 / 16 buah ).
Nomer 22 Cathy / terumo ( 2 / 11 buah ).
- Suction catheter segala ukuran :
Nomer 8 ( 3 buah )
Nomer 10 ( 3 buah )
Nomer 12 ( 3 buah )
Nomer 14 ( 3 buah ).
- Neck collar Ukuran S / M ( 1 / 1 )
3. Ambulance
12
Untuk menunjang pelayanan terhadap pasien saat ini RSUD Nurdin Hamzah
memiliki 5 ( lima ) unit ambulance yang kegiatannya berada dalam koordinasi IGD dan
bagian umum.
a. Fasilitas & Sarana untuk Ambulance
- Perlengkapan Ambulance
Ac
Sirine
Lampu rotater
Sabuk pengaman
Sumber listrik / stop kontak
Lemari untuk alat medis
Lampu ruangan
Wastafel
- Alat & Obat untuk Ambulance.
Tabung Oksigen ( 1 buah )
Mesin suction ( 1 buah )
Monitor EKG 1 buah )
Stretcher ( 1 buah )
Scope ( 2 buah )
Piala ginjal ( 2 buah )
Tas Emergency yang berisi :
Obat – obat untuk life saving (Cairan infus : RL, NaCL 0,9 % ( 5 / 5
kolf )
Senter ( 1 buah )
Stetoskop ( 1 buah )
Tensimeter ( 1 buah )
Piala ginjal ( 2 buah )
Oropharingeal air way semua ukuran (2 buah)
Gunting verban ( 1 buah )
Tongue Spatel ( 1 buah )
Reflex hummer ( 1 buah )
Infus set ( 2 buah )
IV chateter Nomer 22, 20 , 18 ( 2buah ,2 buah, 2buah )
Spuit semua ukuran ( masing- masing 5 buah ).
14
1. Ampul 6 Haemostatic
15
31 Vit k Ampul 2 Anti perdarahan
35 Meylon 25 ml Flacon
16
b. Tablet
c. Cairan Infus
1. Asering Kolf 4
2. D5 ½ NS Kolf 3
6. D5 ¼ NS Kolf 3
7. Kaen 3 B Kolf 1
8. Kaen 3 A Kolf 1
17
d. Suppositoria
18
b. Obat tablet
Jenis Obat
No Nama Obat Satuan Jumlah
3. Inopamil Tablet 5
8. Norit Tablet 15
19
BAB IV
a. Petugas Operator
b. Dokter / perawat IGD
2.Perangkat Kerja
a. Hand phone
3. Sistim Komunikasi IGD
a. Antara IGD dengan unit lain dalam RSUD Nurdin Hamzah adalah dengan nomor
extension masing-masing unit.
b. Antara IGD dengan dokter konsulen / rumah sakit lain / yang terkait dengan
pelayanan diluar rumah sakit adalah menggunakan handphone langsung dari IGD
yang dimiliki oleh ruang IGD atau melalui bagian operator.
c. Antara IGD dengan petugas ambulan yang berada dilapangan menggunakan
handphone ruang IGD
d. Dari luar RSUD Nurdin Hamzah dapat langsung melalui operator.
2. Perangkat Kerja
a. Stetoscope
b. Tensimeter
c. Status medis
20
D. Tata Laksana Pelayanan Triase IGD
1. Pasien / keluarga pasien mendaftar ke bagian admission.
2. Dokter jaga IGD melakukan pemeriksaan pada pasien secara lengkap dan menentukan
prioritas penanganan.
3. Prioritas pertama ( I, tertinggi, emergency ) yaitu mengancam jiwa / mengancam fungsi
vital, pasien ditempatkan diruang resusitasi
4. Prioritas kedua ( II, medium, urgent ) yaitu potensial mengancam jiwa / fungsi vital, bila
tidak segera ditangani dalam waktu singkat. Penanganan dan pemindahan bersifat
terakhir. Pasien ditempatkan di ruang tindakan bedah / non bedah
5. Prioritas ketiga ( III, rendah, non emergency ) yaitu memerlukan pelayanan biasa, tidak
perlu segera. Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir. Pasien ditempatkan diruang
non bedah
2. Perangkat Kerja
a. Formulir Persetujuan Tindakan
a. Petugas IGD
b. Supir Ambulan
2.Perangkat Kerja
a. Ambulan
b. Alat Tulis
21
2.Perangkat Kerja
a. Stetoscope
b. Tensi meter
c. Alat Tulis
22
O. Tatalaksana Death On Arrival IGD ( DOA )
1. Pasien dilakukan triase dan pemeriksaan oleh dokter jaga IGD
2. Bila dokter sudah menyatakan meninggal, maka dilakukan perawatan jenazah
3. Dokter jaga IGD membuat surat keterangan meninggal
4. Jenazah dipindahkan / diserah terimakan di ruangan IGD
2. Perangkat Kerja
a. Ambulan
b. Handphone
b. Perawat IGD
2. Perangkat Kerja
a. Ambulan
b. Formulir persetujuan tindakan
c. Formulir rujukan
23
2. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pasien / keluarga pasien dijelaskan oleh dokter jaga mengenai tujuan pemeriksaan
diagnostik, bila setuju maka keluarga pasien harus mengisi informed consent
b. Perawat IGD menghubungi rumah sakit rujukan
c. Perawat IGD menghubungi petugas ambulan RSUD Nurdin Hamzah
3. Spesimen
a. Pasien / keluarga pasien dijelaskan mengenai tujuan pemeriksaan specimen
b. Bila keluarga setuju maka harus mengisi inform consent
c. Dokter jaga mengisi formulir pemeriksan, dan diserahkan kepetugas laboratorium
d. Petugas laboratorium melakukan rujukan ke laboratorium yang dituju.
24
BAB V
LOGISTIK
1. Pengelolaan Logistik
Pengelolaan perbekalan logistik di Unit IGD Rumah Sakit Umum Nurdin Hamzah
dikelola secara efektif dan efisien guna menunjang mutu pelayanan. Perbekalan logistik ini
berupa bahan habis pakai berupa obat-obatan, alat-alat kesehatan maupun alat tulis kantor dan
rumah tangga. Kelengkapan fasilitas sangatlah penting guna menunjang pelayanan yanag
optimal dan profesional. Dalam pengelolaannya, perbekalan logistik ini didukung dengan
beberapaa alur yaitu:
a. Permintaan Barang ke Gudang Farmasi/Bagian Apotek
2) Petugas IGD menyerahkan formulir tersebut yang telah disetujui atasan, kemudian
petugas IGD, menyerahkan formulir tersebut ke pihak gudang farmasi, dan mengambil
barang yang diminta tersebut, dan membawa form serah terima petugas.
3) Barang yang diminta tersebut di tempatkan di tempat yang sudah disediakan.
2) Petugas IGD menyerahkan formulir yang telah disetjui atasan ke bagian yang
dituju.
3) Petugas IGD mengambil barang yang diminta, kemudian letakkan ditempat yangsudah
disediakan.
4) Formulir rekapan disimpan di map yang disediakan.
2. Pemeliharaan Alat
Pemeliharaan fasilitas dan peralatan yang ada perlu dilakukan secara berkala dan terus
menerus, ini penting agar alat yang ada selalu siap bila diperlukan. Ada beberapa hal yang
harus diperhatikan:
a) Gunakan fasilitas dan peralatan sesuai dengan fungsinya.
25
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien di rumah sakit adalah suatu system dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman meliputi asesmen resiko, identifiksi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjut serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
dan mencegah terjadinya cedera yang disebkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Insiden keselamatan
pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan
kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah
pada pasien, terdiri dari kejadian tidak diharapkan, kejadian nyaris cedera, kejadian tidak
cedera dan kejadian potensial cedera.
1) Kejadian tidak diharapakan (KTD)
Kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi
insiden
5) Kejadian sentinel : suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yangserius
B. Tujuan
26
Hak pasien
Mendidik pasien dan keluarga
Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
Mendidik staf tentang keselamatan pasien
Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
Karena “ pencegahan ”
Karena “ peringanan ”
KESALAHAN MEDIS
Medical Errors:
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien
KEJADIAN SENTINEL
Sentinel Event :
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius;
biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat
diterima, seperti : operasi pada bagian tubuh yang salah.
27
D. TATA LAKSANA
1. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada pasien
2. Melaporkan pada dokter jaga IGD
3. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter jaga
4. Mengobservasi keadaan umum pasien
5. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir “ Pelaporan Insiden
Keselamatan”
28
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
a. Setiap petugas medis dan non medis menjalankan prinsip pencegahan infeksi yaitu:
29
Pencucian dengan sabun
pengeringan
• Kesegaran jasmani
31
2) Melakukan pemeriksaan kesehatan berkala bagi SDM Rumah sakit
• Pembinaan mental/rohani
32
• Memberikan pengobatan dasar secara gratis kepada seluruh SDM rumahsakit
• Pembahasan kasus
33
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Evaluasi dan pengendalian mutu suatu pelayanan sangat erat hubunganya demi
tercapainya suatu tingkat pelayanan yang tinggi dan optimal yang sangat diharapkan oleh
masyarakat sehingga dapat tercapai derajat kesehatan yang baik dan tinggi. Instalasi Gawat
Darurat sebagai salah satu unit pelayanan di Rumah Sakit yang merupakan suatu sistem kerja,
sehingga perlu adanya evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan yang mana perlu kriteria.
a. Apabila Instalasi Gawat Darurat telah memiliki standar pelayanan dan prosedur kerja
sebagai acuan dalam melaksanakan tugas pokoknya
b. Apabila sumber daya manusia telah mendukung untuk kelancaran kegiatan di Instalasi
Gawat Darurat tersebut
c. Apakah tersedia dana operasional yang cukup untuk menunjang kegiatan pelayanan di
Instalasi Gawat Darurat Apakah ada evaluasi hasil kerja
34
BAB X
PENUTUP
35