Disusun oleh:
Kelompok II
1. Andri Wahyudin P1337425218064
2. Aria Dania Sasmijan P1337425218067
3. Febriyanti B P1337425218080
4. Fenny Novinia P1337425218081
5. Hardiyanti P1337425218083
6. Hasrina Widiya Astuti P1337425218084
7. Ildafonia Elsani Ndau P1337425218086
8. Indah Sulfiana Kadir P1337425218088
9. Indri Lestari S P1337425218089
10. Intan Prameswari P1337425218090
2018
KATA PENGANTAR
Segala do’a dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dengan berkat rahmat
dan karunia-Nya, penulisan makalah ini dapat diselesaikan oleh penulis walaupun menemui
i
Selama penulisan makalah ini penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan yang
ada, sehingga penulis merasa masih ada belum sempurna baik dalam isi maupun dalam
penyajiannya. Untuk itu penulis selalu terbuka atas kritik dan saran yang membangun guna
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya tanpa segala bimbingan dan pengarahan dari Ibu drg.Irma H.Y,M.Kes selaku
pembimbing mata kuliah Kegawatdaruratan, serta saran dari berbagai pihak yang penulis
Semoga segala bimbingan dan bantuan yang telah diberikan dapat menjadi amal
Kelompok II
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Gawat Darurat.......................................................................... 4
2. Perbedaan Kata Gawat dan Darurat........................................................... 5
ii
3. Instalasi Gawat Darurat.............................................................................. 5
4. Prinsip Umum Pelayanan IRD di Rumah Sakit......................................... 6
5. TRIASE .................................................................................. 7
6. Labelisasi Warna yang terdapat di unit IRD............................................... 7
7.Klasifikasi Unit Gawat Darurat................................................................... 10
8.Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu........................................ 11
9.Peralatan Standar UGD Berdasarkan Klasifikasi IRD................................ 15
10. Alat-alat yang terdapat di IGD................................................................. 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
inap, rawat jalan dan gawat darurat. Menurut pasal 4 Undang-undang Republik Indonesia
No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa setiap orang berhak atas
kesehatan. Hak yang dimaksud dalam pasal ini adalah hak untuk memperoleh pelayanan
kesehatan dari fasilitas pelayanan kesehatan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya.
Sebagai bagian integral pelayanan kegawatdaruratan yang mengutamakan akses
pelayanan kesehatan bagi korban dengan tujuan untuk mencegah dan mengurangi angka
disiplin dan multi profesi. Pelayanan kegawatdaruratan saal ini sudah diatur dalam suatu
sistem yang dikenal dengan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)
bahwa salah satu sumber daya di bidang kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan,
dimana pasal 1 poin 7 mendefinisikan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan suatu alat
1
baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah,
rumah sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya
manusia, kefarmasian dan peralatan. Pada pasal 10 disebutkan bahwa Ruang Gawat
Darurat (RGD) adalah salah satu ruang yang disyaratkan harus ada pada bangunan rumah
sakit, yang merupakan Ruang pelayanan khusus yang menyediakan pelayanan yang
pelayanan dan persyaratan mutu, keamanan dan keselamatan perlu didukung oleh
bangunan dan prasarana (utilitas) yang memenuhi persyaratan teknis. Oleh karena itu agar
terwujudnya sistem pelayanan gawat darurat secara terpadu maka dalam penerapannya
komunikasi (2) pendidikan (3) transportasi (4) pendanaan dan (5) quality kontrol. Dan
juga sebuah rumah sakit harus mempunyai kelengkapan dan kelayakan fasilitas unit gawat
darurat yang sesuai dengan standar pelayanan gawat darurat seperti ketersediaan peralatan
optimal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan gawat darurat?
2. Apa perbedaan kata gawat dan darurat ?
3. Apa yang dimaksud dengan Instalasi Gawat darurat?
4. Sebutkan Prinsip Umum pelayanan IRD di rumah sakit?
5. Apa yang dimaksud dengan triase di IRD?
6. Jelaskan labelisasi warna yang terdapat di unit IRD?
7. Jelaskan klasifikasi unit gawat darurat ?
8. Jelaskan sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT)?
9. Jelaskan peralatan standar yang ada di unit gawat darurat berdasarkan klsifikasi IRD?
10. Tampilkan Gambar mengenai peralatan dan jelaskan kegunaan alat-alat tersebut?
C. Manfaat Penulisan
2
Sebagai sumber referensi dan pengetahuan bagi pembaca, khususnya tenaga medis
agar mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan
BAB II
PEMBAHASAN
seseorang atau banyak orang memerlukan penanganan / pertolongan segera dalam arti
3
pertolongan secara cermat, tepat dan cepat. Apabila tidak mendapatkan pertolongan
semacam itu maka korban akan mati atau cacat / kehilangan anggota tubuhnya seumur
hidup.
Dalam dunia medis, suatu keadaan disebut gawat apabila sifatnya mengancam
nyawa namun tidak memerlukan penanganan yang segera. Contoh untuk keadaan ini
adalah: pasien yang menderita penyakit kanker. Penyakit kanker adalah penyakit yang
bisa mengancam nyawa seseorang, namun tidak terlalu memerlukan tindakan sesegera
mungkin (immediate treatment). Biasanya keadaan gawat dapat dijumpai pada penyakit-
segera. Contoh untuk keadaan ini adalah: baru saja digigit ular berbisa, sedang
kehilangan cairan karena diare hebat, dsb. Meskipun keadaan darurat tidak selalu
mengancam nyawa, namun penanganan yang lambat bisa saja berdampak pada
terancamnya nyawa seseorang. Biasanya keadaan darurat dapat dijumpai pada penyakit-
Dalam dunia medis, suatu keadaan disebut gawat apabila suatu keadaan
karena cedera maupun bukan cedera yang sifatnya mengancam nyawa namun tidak
memerlukan penanganan yang segera. Contoh untuk keadaan ini adalah: pasien yang
menderita penyakit kanker. Penyakit kanker adalah penyakit yang bisa mengancam
4
(immediate treatment). Biasanya keadaan gawat dapat dijumpai pada penyakit-penyakit
Suatu keadaan disebut darurat apabila suatu keadaan karena cedera maupun
darurat adalah keadaan yang terjadinya mendadak, sewaktu-waktu / kapan saja, terjadi
dimana saja, dan dapat menyangkut siapa saja sebagai akibat dari suatu kecelakaan, suatu
Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah instalasi pelayanan rumah sakit yang
memberikan pelayanan pertama selama 24 jam pada pasien dengan ancaman kematian dan
Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah satu sumber utama pelayanan
kesehatan di rumah sakit yang menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita
sakit dan cedera, yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya. Di IGD dapat
ditemukan dokter dari berbagai spesialisasi bersama sejumlah perawat dan juga asisten
dokter. Ada beberapa hal yang membuat situasi di IGD menjadi khas, diantaranya adalah
pasien yang perlu penanganan cepat walaupun riwayat kesehatannya belum jelas.
Maksud dari pelayanan rawat darurat adalah bagian dari pelayanan kedokteran
dengan nama Instalasi Gawat Darurat (IGD). Tergantung dari kemampuan yang dimiliki,
keberadaan IGD dapat beraneka macam. Namun yang lazim ditemukan adalah yang
tergabung dalam rumah sakit. Penyebab utama kesulitan untuk mengelola IGD adalah
5
karena IGD merupakan salah satu dari unit kesehatan yang paling padat modal, padat
Prinsip umum pelayanan IGD di rumah sakit adalah (Depkes RI, 2010)
a. Setiap Rumah Sakit wajib memiliki pelayanan gawat darurat yang memiliki
kemampuan : melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat darurat dan
melakukan resusitasi dan stabilitasi (life saving).
b. Pelayanan di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit harus dapat memberikan
pelayanan 24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam seminggu.
c. Berbagai nama untuk instalasi/unit pelayanan gawat darurat di rumah sakit
diseragamkan menjadi Instalasi Gawat Darurat (IGD).
d. Rumah Sakit tidak boleh meminta uang muka pada saat menangani kasus gawat
darurat.
e. Pasien gawat darurat harus ditangani paling lama 5 ( lima ) menit setelah sampai di
IGD.
f. Organisasi IGD didasarkan pada organisasi multidisiplin, multiprofesi dan
terintegrasi struktur organisasi fungsional (unsur pimpinan dan unsur pelaksana).
g. Setiap Rumah sakit wajib berusaha untuk menyesuaikan pelayanan gawat
daruratnya minimal sesuai dengan klasifikasi.
5. TRIASE
Triase Adalah Proses khusus Memilah dan memilih pasien berdasarkan beratnya
penyakit menentukan prioritas perawatan gawat medik serta prioritas transportasi. artinya
korban dengan cedera yang mengancam jiwa untuk kemudian diberikan prioritas untuk
6
dirawat atau dievakuasi ke fasilitas kesehatan. Triage terdiri dari upaya klasifikasi kasus
cedera secara cepat berdasarkan keparahan cedera mereka dan peluang kelangsungan
hidup mereka melalui intervensi medis yang segera. Sistem triage tersebut harus
disesuaikan dengan keahlian setempat. Prioritas yang lebih tinggi diberikan pada
korban yang prognosis jangka pendek atau jangka panjangnya dapat dipengaruhi secara
Dalam Triage tidak ada standard nasional baku, namun ada 2 sistem yang dikenal,
yaitu:
1. gagal nafas,
2. cedera torako-abdominal,
7
Cedera yang dipastikan tidak akan mengalami ancaman jiwa dalam waktu dekat :
Sistim Triase Penuntun Lapangan START (Simple Triage And Rapid Transportation).
mengidentifikasikan korban yang dengan risiko besar akan kematian segera atau
pengamatan terhadap ventilasi, perfusi, dan status mental. Hal ini untuk memastikan
kelompok korban :
c. mati.
8
Dalam hal kegawatdaruratan pasien yang datang ke IRD akan dilayani sesuai
urutan prioritas yang ditunjukan dengan labelisasi warna
,yaitu :
1. Biru
b. Henti jantung yang kritis
2. Merah
a. Sumbatan jalan nafas atau distress nafas
b. Luka tusuk
c. Penurunan tekanan darah
d. Perdarahan pembuluh nadi
e. Problem kejiwaan
f. Luka bakar derajat II >25 % tidak mengenai dada dan muka
g. Diare dengan dehidrasi
h. Patah tulang
3. Kuning
9
a. Lecet luas
4. Hijau
pada pasien gawat darurat, menetapkan diagnosis dan upaya penyelamatan jiwa,
pada pasien gawat darurat, menetapkan diagnosis dan upaya penyelamatan jiwa,
pada pasien gawat darurat, menetapkan diagnosis dan upaya penyelamatan jiwa,
10
Merupakan pelayanan gawat darurat 24 jam yang memberikan pertolongan pertama
pada pasien gawat darurat, menetapkan diagnosis dan upaya penyelamatan jiwa,
yang bersifat multi sektor dan harus ada dukungan dari berbagai profesi bersifat multi
disiplin dan multi profesi untuk melaksanakan dan penyelenggaraan suatu bentuk layanan
terpadu bagi penderita gawat darurat baik dalam keadaan sehari-hari maupun dalam
Didalam memberikan pelayanan medis SPGDT dibagi menjadi 3 sub sistem yaitu
: sistem pelayanan pra rumah sakit, sistem pelayanan pelayanan di rumah sakit dan sistem
pelayanan antar rumah sakit. Ketiga sub sistem ini tidak dapat di pisahkan satu sama lain,
Prinsip SPGDT adalah memberikan pelayanan yang cepat, cermat, dan tepat,
dimana tujuannya adalah untuk menyelamatkan jiwa dan mencegah kecacatan (time
saving is life and limb saving) terutama ini dilakukan sebelum dirujuk ke rumah sakit yang
dituju.
A. SPGDT-S (Sehari-Hari)
11
SPGDT-S adalah rangkaian upaya pelayanan gawat darurat yang saling terkait
yang dilaksanakan ditingkat Pra Rumah Sakit – di Rumah Sakit – antar Rumah
Sakit dan terjalin dalam suatu sistem. Bertujuan agar korban/pasien tetap hidup.
Pertolongan di ICU/ICCU
B. SPGDT-B (Bencana)
12
SPGDT-B (Bencana)SPGDT-B adalah kerja sama antar unit pelayanan Pra
Rumah Sakit dan Rumah Sakit dalam bentuk pelayananan gawat darurat terpadu
Tujuan Khusus :
1. Mencegah kematian dan cacat, hingga dapat hidup dan berfungsi kembali dalam
memadai.
1. Ditempat kejadian.
13
2. kecepatan Dan Respon Petugas
Peralatan yang tersedia di IGD mengacu kepada buku pedoman pelayanan Gawat
Gawat darurat. Alat yang harus tersedia adalah bersifat life saving untuk kasus kegawatan
Alat – Alat Yang Terdapat Di IGD Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi
Jakarta Barat tipe C
14
15
Nama Fungsi Ruang Gambar
Tensimeter/
Ruang resusitasi, ruang
Sphygmomanome Alat yang digunakan untuk mengukur tindakan medik, ruang
1
ter tekanan darah tindakan bedah, ruang
kebidanan, ruang triase
16
Brankar adalah ranjang transfer yang
Brankar memiliki roda dan digunakan untuk
4 Ruang triase, ruang resusitasi
memindahkan 5pasien dari satu ruangan
ke ruangan lain
Oropharyngeal Adalah sebuah tabung atau pipa yang di Ruang Resusitasi, ruang
Tube pasang antara mulut dan faring pada tindakan medik, ruang
6
orang yang tidak sadar yang berfungsi tindakan bedah, ruang
untuk membebaskan jalan nafas kebidanan,
17
Long Spine Board Alat yang digunakan untuk memindahkan
8 (LSB) dan mengangkat korban yg diduga Ruang resusitasi, ruang triase
mendapat cedera tulang belakang
Automatic
Alat yang digunakan untuk bantuan kejut Ruang resusitasi, ruang
Eksternal
jantung pada korban dengan gangguan tindakan medik, ruang
10 Defibrilator
irama jantung dan henti jantung. tindakan bedah, ruang
(AED)
kebidanan,
18
Self Confined Alat yang digunakan untuk menolong Ruang resusitasi, ruang
Breathing (penolong) korban dalam situasi tindakan medik, ruang
12 Aparatus (SCBA) lingkungan yang minim oksigen atau tindakan bedah, ruang
kadar oksigen rendah. kebidanan,
Life Support Alat yang digunakan untuk membantu Ruang resusitasi, ruang
Product (LSP) tindakan medik, ruang
13 pernafasan , pemenuhan kebutuhan
tindakan bedah, ruang
oksigen, dan penghisapan (suction).
kebidanan,
19
Alat yang digunakan untuk menghisap Ruang resusitasi, ruang
Suction Pump lendir atau cairan berupa darah pada tindakan medik, ruang
15 pasien menggunakan listrik atau baterei tindakan bedah, ruang
kebidanan,
20
Alat yang digunakan untuk melihat Ruang resusitasi, ruang
Laryngoscope
laryng (membantu pemasangan tindakan medik, ruang
19 (Blade & Handle)
endotracheal tube). tindakan bedah, ruang
kebidanan, uu
21
Selang bantu pernafasan yang di letakan
pada lubang hidung. Pemberian O2 1-6 Ruang resusitasi, ruang
Nasal Kanul L/mnt dengan konsentrasi 24% - 44%. tindakan medik, ruang
22
tindakan bedah, ruang
kebidanan
22
Ambu Bag Alat bantu pernafasan secara manual Ruang resusitasi, ruang
/Resusitator Bag yang dapat dilengkapi dengan selang tindakan medik, ruang
26 Valve oksigen dan reservoir . Aliran 15 L/mnt tindakan bedah, ruang
konsentrasi 99 % kebidanan
23
Tabung oksigen yang terdiri dari
beberapa tipe ,antara lain : Tipe D (350
Oxygen Cylinder lt), Tipe E (625 lt), Tipe M (3000 lt), Tipe Ruang resusitasi, ruang
G (5300 lt), Tipe H/K (6900 lt). tindakan medik, ruang
29
tindakan bedah, ruang
kebidanan
Infus Set
Alat yang di gunakan untuk memasukkan Ruang resusitasi, ruang
. cairan melalui sebuah jarum ke dalam tindakan medik, ruang
30 pembuluh vena. tindakan bedah, ruang
kebidanan
24
Adalah alat yang di gunakan untuk
GDS (gluko stick)
33 mengukur kadar gula dalam darah Ruang triase
25
Alat bantu ortopedi yang di gunakan
untuk pasien yang mengalami cidera atau
Splint
37 cacat pada bagian tubuh tertentu. Ruang triase
26
Ruang resusitasi, ruang
Urine Bag Tempat untuk menampung urine pasien tindakan medik, ruang
41
tindakan bedah, ruang
kebidanan
27
Alat yang di gunakan untuk membawa
Trolley
segala macam perlengkapan emergency
45 Emergency Ruang triase
untuk pasien
Sterilisator (basah
& kering) Alat yang digunakan untuk mensterilkan
48 Ruang sterilisasi
alat-lat kesehatan (instrument)
28
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Gawat darurat adalah Suatu keadaan karena cedera maupun bukan cedera yang dapat
mengancam nyawa dan terjadinya mendadak, mengakibatkan seseorang atau banyak orang
memerlukan penanganan / pertolongan segera dalam arti pertolongan secara cermat, tepat dan
cepat. Apabila tidak mendapatkan pertolongan semacam itu maka korban akan mati atau
Menurut Azrul (1997) yang dimaksud gawat darurat (emergency care) adalah bagian dari
pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh penderita dalam waktu segera untuk
Dalam pelayanan kesehatan tersebut juga harus dilengkapi dengan peralatan-peralatan medis
dan non medis yang memadai sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan dan juga harus
memenuhi standar mutu, keamanan dan keselamatan serta mempunya izin edar sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan.
B. Saran
tenaga kesehatan dapat melakukan pertolongan dengan cepat dan tepat, serta dapat
darurat, baik dirumah sakit maupun di lokasi yang jauh dari rumah sakit atau pelayanan
kesehatan lainnya.
29