Anda di halaman 1dari 32

KEGAWATDARURATAN

MEDICAL EMERGENCY & STANDART EQUIPMENTS AND MATERIALS IN

MEDICAL EMERGENCY UNIT


Dosen Pengampu: drg.Irma H.Y,M.Kes

Disusun oleh:
Kelompok II
1. Andri Wahyudin P1337425218064
2. Aria Dania Sasmijan P1337425218067
3. Febriyanti B P1337425218080
4. Fenny Novinia P1337425218081
5. Hardiyanti P1337425218083
6. Hasrina Widiya Astuti P1337425218084
7. Ildafonia Elsani Ndau P1337425218086
8. Indah Sulfiana Kadir P1337425218088
9. Indri Lestari S P1337425218089
10. Intan Prameswari P1337425218090

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN ALIH JENJANG

JURUSAN KEPERAWATAN GIGI

2018

KATA PENGANTAR

Segala do’a dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dengan berkat rahmat

dan karunia-Nya, penulisan makalah ini dapat diselesaikan oleh penulis walaupun menemui

kesulitan maupun rintangan dalam menyelesaikan Makalah yang Berjudul “Medical

Emergency & Standart Equipments And Materials In Medical Emergency Unit”.

i
Selama penulisan makalah ini penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan yang

ada, sehingga penulis merasa masih ada belum sempurna baik dalam isi maupun dalam

penyajiannya. Untuk itu penulis selalu terbuka atas kritik dan saran yang membangun guna

penyempurnaan makalah ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya tanpa segala bimbingan dan pengarahan dari Ibu drg.Irma H.Y,M.Kes selaku

pembimbing mata kuliah Kegawatdaruratan, serta saran dari berbagai pihak yang penulis

terima, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Semoga segala bimbingan dan bantuan yang telah diberikan dapat menjadi amal

sholeh dan mandapatkan balasan dari Allah SWT.

Semarang, 21 Agustus 2018

Kelompok II

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................ii


DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Manfaat Penulisan .................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Gawat Darurat.......................................................................... 4
2. Perbedaan Kata Gawat dan Darurat........................................................... 5
ii
3. Instalasi Gawat Darurat.............................................................................. 5
4. Prinsip Umum Pelayanan IRD di Rumah Sakit......................................... 6
5. TRIASE .................................................................................. 7
6. Labelisasi Warna yang terdapat di unit IRD............................................... 7
7.Klasifikasi Unit Gawat Darurat................................................................... 10
8.Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu........................................ 11
9.Peralatan Standar UGD Berdasarkan Klasifikasi IRD................................ 15
10. Alat-alat yang terdapat di IGD................................................................. 16

BAB III KESIMPULAN dan SARAN


A. Kesimpulan ............................................................................................... 29
B. Saran.......................................................................................................... 29

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat

inap, rawat jalan dan gawat darurat. Menurut pasal 4 Undang-undang Republik Indonesia

No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa setiap orang berhak atas

kesehatan. Hak yang dimaksud dalam pasal ini adalah hak untuk memperoleh pelayanan

kesehatan dari fasilitas pelayanan kesehatan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan

yang setinggi-tingginya.
Sebagai bagian integral pelayanan kegawatdaruratan yang mengutamakan akses

pelayanan kesehatan bagi korban dengan tujuan untuk mencegah dan mengurangi angka

kesakitan, kematian dan kecacatan. Kemampuan tenaga medis sebagai pelaksana

pelayanan kegawatdaruratan masih sangat terbatas untuk mendukung terwujudnya

pelayanan kegawatdaruratan yang berkualitas.


Pelayanan kegawatdaruratan memerlukan penanganan secara terpadu dari multi

disiplin dan multi profesi. Pelayanan kegawatdaruratan saal ini sudah diatur dalam suatu

sistem yang dikenal dengan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)

baik SPGDT sehari-hari (SPGDT-S) dan akibat bencana (SPGDT-B).


Berdasarkan Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menyebutkan

bahwa salah satu sumber daya di bidang kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan,

dimana pasal 1 poin 7 mendefinisikan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan suatu alat

dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan,

1
baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah,

pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.


Selanjutnya Undang-undang No. 44 Tahun 2009 pasal 7 menyebutkan bahwa

rumah sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya

manusia, kefarmasian dan peralatan. Pada pasal 10 disebutkan bahwa Ruang Gawat

Darurat (RGD) adalah salah satu ruang yang disyaratkan harus ada pada bangunan rumah

sakit, yang merupakan Ruang pelayanan khusus yang menyediakan pelayanan yang

komprehensif dan berkesinambungan selama 24 jam.


Dalam rangka mewujudkan Ruang Gawat Darurat (RGD) yang memenuhi standar

pelayanan dan persyaratan mutu, keamanan dan keselamatan perlu didukung oleh

bangunan dan prasarana (utilitas) yang memenuhi persyaratan teknis. Oleh karena itu agar

terwujudnya sistem pelayanan gawat darurat secara terpadu maka dalam penerapannya

harus mempersiapkan komponen-komponen penting di dalamnya seperti: (1) sistim

komunikasi (2) pendidikan (3) transportasi (4) pendanaan dan (5) quality kontrol. Dan

juga sebuah rumah sakit harus mempunyai kelengkapan dan kelayakan fasilitas unit gawat

darurat yang sesuai dengan standar pelayanan gawat darurat seperti ketersediaan peralatan

dasar kegawatdaruratan yang memenuhi standar pelayanan kegawatdaruratan yang

optimal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan gawat darurat?
2. Apa perbedaan kata gawat dan darurat ?
3. Apa yang dimaksud dengan Instalasi Gawat darurat?
4. Sebutkan Prinsip Umum pelayanan IRD di rumah sakit?
5. Apa yang dimaksud dengan triase di IRD?
6. Jelaskan labelisasi warna yang terdapat di unit IRD?
7. Jelaskan klasifikasi unit gawat darurat ?
8. Jelaskan sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT)?
9. Jelaskan peralatan standar yang ada di unit gawat darurat berdasarkan klsifikasi IRD?
10. Tampilkan Gambar mengenai peralatan dan jelaskan kegunaan alat-alat tersebut?
C. Manfaat Penulisan

2
Sebagai sumber referensi dan pengetahuan bagi pembaca, khususnya tenaga medis

agar mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan

peralatan yang ada pada Instalasi Gawat Darurat (IGD).

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Gawat Darurat

Gawat darurat adalah Suatu keadaan yang terjadinya mendadak mengakibatkan

seseorang atau banyak orang memerlukan penanganan / pertolongan segera dalam arti

3
pertolongan secara cermat, tepat dan cepat. Apabila tidak mendapatkan pertolongan

semacam itu maka korban akan mati atau cacat / kehilangan anggota tubuhnya seumur

hidup.

Dalam dunia medis, suatu keadaan disebut gawat apabila sifatnya mengancam

nyawa namun tidak memerlukan penanganan yang segera. Contoh untuk keadaan ini

adalah: pasien yang menderita penyakit kanker. Penyakit kanker adalah penyakit yang

bisa mengancam nyawa seseorang, namun tidak terlalu memerlukan tindakan sesegera

mungkin (immediate treatment). Biasanya keadaan gawat dapat dijumpai pada penyakit-

penyakit yang sifatnya kronis.

Suatu keadaan disebut darurat apabila sifatnya memerlukan penanganan yang

segera. Contoh untuk keadaan ini adalah: baru saja digigit ular berbisa, sedang

mengalami pendarahan hebat, tengah menderita patah tulang akibat kecelakaan,

kehilangan cairan karena diare hebat, dsb. Meskipun keadaan darurat tidak selalu

mengancam nyawa, namun penanganan yang lambat bisa saja berdampak pada

terancamnya nyawa seseorang. Biasanya keadaan darurat dapat dijumpai pada penyakit-

penyakit yang sifatnya akut.

2. Perbedaan Kata Gawat dan Darurat

Dalam dunia medis, suatu keadaan disebut gawat apabila suatu keadaan

karena cedera maupun bukan cedera yang sifatnya mengancam nyawa namun tidak

memerlukan penanganan yang segera. Contoh untuk keadaan ini adalah: pasien yang

menderita penyakit kanker. Penyakit kanker adalah penyakit yang bisa mengancam

nyawa seseorang, namun tidak terlalu memerlukan tindakan sesegera mungkin

4
(immediate treatment). Biasanya keadaan gawat dapat dijumpai pada penyakit-penyakit

yang sifatnya kronis.

Suatu keadaan disebut darurat apabila suatu keadaan karena cedera maupun

bukan cedera yang sifatnya memerlukan penanganan/pertolongan yang segera. Keadaan

darurat adalah keadaan yang terjadinya mendadak, sewaktu-waktu / kapan saja, terjadi

dimana saja, dan dapat menyangkut siapa saja sebagai akibat dari suatu kecelakaan, suatu

proses medik atau perjalanan suatu penyakit.

3.Instalasi Gawat Darurat

Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah instalasi pelayanan rumah sakit yang

memberikan pelayanan pertama selama 24 jam pada pasien dengan ancaman kematian dan

kecacatan secara terpadu dengan melibatkan multidisiplin ilmu.

Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah satu sumber utama pelayanan

kesehatan di rumah sakit yang menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita

sakit dan cedera, yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya. Di IGD dapat

ditemukan dokter dari berbagai spesialisasi bersama sejumlah perawat dan juga asisten

dokter. Ada beberapa hal yang membuat situasi di IGD menjadi khas, diantaranya adalah

pasien yang perlu penanganan cepat walaupun riwayat kesehatannya belum jelas.

Maksud dari pelayanan rawat darurat adalah bagian dari pelayanan kedokteran

yang dibutuhkan oleh penderita dalam waktu segera untuk menyelamatkan

kehidupannya. Unit kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan rawat darurat disebut

dengan nama Instalasi Gawat Darurat (IGD). Tergantung dari kemampuan yang dimiliki,

keberadaan IGD dapat beraneka macam. Namun yang lazim ditemukan adalah yang

tergabung dalam rumah sakit. Penyebab utama kesulitan untuk mengelola IGD adalah

5
karena IGD merupakan salah satu dari unit kesehatan yang paling padat modal, padat

karya, serta padat teknologi.

4. Prinsip Umum Pelayanan IRD di Rumah Sakit

Prinsip umum pelayanan IGD di rumah sakit adalah (Depkes RI, 2010)

a. Setiap Rumah Sakit wajib memiliki pelayanan gawat darurat yang memiliki
kemampuan : melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat darurat dan
melakukan resusitasi dan stabilitasi (life saving).
b. Pelayanan di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit harus dapat memberikan
pelayanan 24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam seminggu.
c. Berbagai nama untuk instalasi/unit pelayanan gawat darurat di rumah sakit
diseragamkan menjadi Instalasi Gawat Darurat (IGD).
d. Rumah Sakit tidak boleh meminta uang muka pada saat menangani kasus gawat
darurat.
e. Pasien gawat darurat harus ditangani paling lama 5 ( lima ) menit setelah sampai di
IGD.
f. Organisasi IGD didasarkan pada organisasi multidisiplin, multiprofesi dan
terintegrasi struktur organisasi fungsional (unsur pimpinan dan unsur pelaksana).
g. Setiap Rumah sakit wajib berusaha untuk menyesuaikan pelayanan gawat
daruratnya minimal sesuai dengan klasifikasi.

5. TRIASE
Triase Adalah Proses khusus Memilah dan memilih pasien berdasarkan beratnya

penyakit menentukan prioritas perawatan gawat medik serta prioritas transportasi. artinya

memilih berdasarkan prioritas dan penyebab ancaman hidup.

Triase/Triage merupakan suatu sistem yang digunakan dalam mengidentifikasi

korban dengan cedera yang mengancam jiwa untuk kemudian diberikan prioritas untuk

6
dirawat atau dievakuasi ke fasilitas kesehatan. Triage terdiri dari upaya klasifikasi kasus

cedera secara cepat berdasarkan keparahan cedera mereka dan peluang kelangsungan

hidup mereka melalui intervensi medis yang segera. Sistem triage tersebut harus

disesuaikan dengan keahlian setempat. Prioritas yang lebih tinggi diberikan pada

korban yang prognosis jangka pendek atau jangka panjangnya dapat dipengaruhi secara

dramatis oleh perawatan sederhana yang intensif.

6. Labelisasi Warna yang Terdapat di Unit IRD

Dalam Triage tidak ada standard nasional baku, namun ada 2 sistem yang dikenal,

yaitu:

1. METTAG (Triage tagging system).

Sistim METTAG merupakan suatu pendekatan untuk memprioritisasikan


tindakan.

Prioritas Nol (Hitam) :

1. Mati atau jelas cedera fatal.

2. Tidak mungkin diresusitasi.

Prioritas Pertama (Merah) :

1. gagal nafas,

2. cedera torako-abdominal,

3. cedera kepala / maksilo-fasial berat,

4. shok atau perdarahan berat,

5. luka bakar berat.

Prioritas Kedua (Kuning) :

7
Cedera yang dipastikan tidak akan mengalami ancaman jiwa dalam waktu dekat :

1. cedera abdomen tanpa shok,

2. cedera dada tanpa gangguan respirasi,

3. fraktura mayor tanpa shok,

4. cedera kepala / tulang belakang leher,

5. luka bakar ringan.

Prioritas Ketiga (Hijau) :

Cedera minor yang tidak membutuhkan stabilisasi segera :


1. cedera jaringan lunak,

2. fraktura dan dislokasi ekstremitas,

3. cedera maksilo-fasial tanpa gangguan jalan nafas,

4. gawat darurat psikologis.

Sistim Triase Penuntun Lapangan START (Simple Triage And Rapid Transportation).

Penuntun Lapangan START memungkinkan penolong secara cepat

mengidentifikasikan korban yang dengan risiko besar akan kematian segera atau

apakah tidak memerlukan transport segera.

Penuntun Lapangan START dimulai dengan penilaian pasien 60 detik, meliputi

pengamatan terhadap ventilasi, perfusi, dan status mental. Hal ini untuk memastikan

kelompok korban :

a. perlu transport segera / tidak,

b. tidak mungkin diselamatkan,

c. mati.

8
Dalam hal kegawatdaruratan pasien yang datang ke IRD akan dilayani sesuai
urutan prioritas yang ditunjukan dengan labelisasi warna

,yaitu :

a. Biru : Gawat darurat,resusitasi segera yaitu Untuk penderita


sangat gawat/ ancaman nyawa.
b. Merah : Gawat darurat,harus MRS yaitu untuk penderita gawat
darurat (kondisi stabil / tidak membahayakan nyawa )
c. Kuning : Gawat darurat ,bisa MRS /Rawat jalan yaitu Untuk
penderita darurat, tetapi tidak gawat
d. Hijau : Gawat tidak darurat,dengan penanganan bisa rawat jalan
yaitu Untuk bukan penderita gawat.
e. Hitam : Meninggal dunia
Prioritas dari warna :

1. Biru
b. Henti jantung yang kritis

c. Henti nafas yang kritis

d. Trauma kepala yang kritis

e. Perdarahan yang kritis

2. Merah
a. Sumbatan jalan nafas atau distress nafas
b. Luka tusuk
c. Penurunan tekanan darah
d. Perdarahan pembuluh nadi
e. Problem kejiwaan
f. Luka bakar derajat II >25 % tidak mengenai dada dan muka
g. Diare dengan dehidrasi
h. Patah tulang

3. Kuning
9
a. Lecet luas

b. Diare non dehidrasi

c. Luka bakar derajat I dan derajat II > 20 %

4. Hijau

a. Gegar otak ringan

b. Luka bakar derajat I

7. Klasifikasi Unit Gawat Darurat

Klasifikasi Pelayanan unit Instalasi Gawat Darurat terdiri dari:

a. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level I di Rumah Sakit

Merupakan pelayanan gawat darurat 24 jam yang memberikan pertolongan pertama

pada pasien gawat darurat, menetapkan diagnosis dan upaya penyelamatan jiwa,

mengurangi kecacatan dan kesakitan pasien sebelum dirujuk.

b. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level II di Rumah Sakit


Merupakan pelayanan gawat darurat 24 jam yang memberikan pertolongan pertama

pada pasien gawat darurat, menetapkan diagnosis dan upaya penyelamatan jiwa,

mengurangi kecacatan dan kesakitan pasien sebelum dirujuk, menetapkan

diagnosis dan upaya penanggulangan kasus-kasus kegawatdaruratan


c. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level III di Rumah Sakit
Merupakan pelayanan gawat darurat 24 jam yang memberikan pertolongan pertama

pada pasien gawat darurat, menetapkan diagnosis dan upaya penyelamatan jiwa,

mengurangi kecacatan dan kesakitan pasien sebelum dirujuk, menetapkan

diagnosis dan upaya penanggulangan kasus-kasus kegawatdaruratan, serta

pelayanan keperawatan gawat darurat spesialistik


d. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level IV di Rumah Sakit

10
Merupakan pelayanan gawat darurat 24 jam yang memberikan pertolongan pertama

pada pasien gawat darurat, menetapkan diagnosis dan upaya penyelamatan jiwa,

mengurangi kecacatan dan kesakitan pasien sebelum dirujuk, menetapkan

diagnosis dan upaya penanggulangan kasus-kasus kegawatdaruratan, serta

pelayanan keperawatan gawat darurat spesialistik ditambah dengan pelayanan

keperawatan gawat darurat sub spesialistik

8.Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu ( SPGDT )

SPGDT Merupakan suatu sistem dimana koordinasi merupakan unsur utama

yang bersifat multi sektor dan harus ada dukungan dari berbagai profesi bersifat multi

disiplin dan multi profesi untuk melaksanakan dan penyelenggaraan suatu bentuk layanan

terpadu bagi penderita gawat darurat baik dalam keadaan sehari-hari maupun dalam

keadaan bencana dan kejadian luar biasa.

Didalam memberikan pelayanan medis SPGDT dibagi menjadi 3 sub sistem yaitu

: sistem pelayanan pra rumah sakit, sistem pelayanan pelayanan di rumah sakit dan sistem

pelayanan antar rumah sakit. Ketiga sub sistem ini tidak dapat di pisahkan satu sama lain,

dan bersifat saling terkait dalam pelaksanaan sistem.

Prinsip SPGDT adalah memberikan pelayanan yang cepat, cermat, dan tepat,

dimana tujuannya adalah untuk menyelamatkan jiwa dan mencegah kecacatan (time

saving is life and limb saving) terutama ini dilakukan sebelum dirujuk ke rumah sakit yang

dituju.

SPGDT dibagi menjadi :

A. SPGDT-S (Sehari-Hari)

11
SPGDT-S adalah rangkaian upaya pelayanan gawat darurat yang saling terkait

yang dilaksanakan ditingkat Pra Rumah Sakit – di Rumah Sakit – antar Rumah

Sakit dan terjalin dalam suatu sistem. Bertujuan agar korban/pasien tetap hidup.

Meliputi berbagai rangkaian kegiatan sebagai berikut :

1. Pra Rumah Sakit

 Diketahui adanya penderita gawat darurat oleh masyarakat

 Penderita gawat darurat itu dilaporkan ke organisasi pelayanan penderita

gawat darurat untuk mendapatkan pertolongan medik

 Pertolongan di tempat kejadian oleh anggota masyarakat awam atau awam

khusus (satpam, pramuka, polisi, dan lain-lain)

 Pengangkutan penderita gawat darurat untuk pertolongan lanjutan dari

tempat kejadian ke rumah sakit (sistim pelayanan ambulan)

2. Dalam Rumah Sakit

 Pertolongan di unit gawat darurat rumah sakit

 Pertolongan di kamar bedah (jika diperlukan)

 Pertolongan di ICU/ICCU

3. Antar Rumah Sakit

 Rujukan ke rumah sakit lain (jika diperlukan)

 Organisasi dan komunikasi

B. SPGDT-B (Bencana)

12
SPGDT-B (Bencana)SPGDT-B adalah kerja sama antar unit pelayanan Pra

Rumah Sakit dan Rumah Sakit dalam bentuk pelayananan gawat darurat terpadu

sebagai khususnya pada terjadinya korban massal yg memerlukan peningkatan

(eskalasi) kegiatan pelayanan sehari-hari. Bertujuan umum untuk menyelamatkan

korban sebanyak banyaknya.

Tujuan Khusus :

1. Mencegah kematian dan cacat, hingga dapat hidup dan berfungsi kembali dalam

masyarakat sebagaimana mestinya.

2. Merujuk melalui sistem rujukan untuk memperoleh penanganan yang lebih

memadai.

3. Menanggulangi korban bencana.

Prinsip mencegah kematian dan kecacatan :

1. Kecepatan menemukan penderita.

2. Kecepatan meminta pertolongan.

Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan :

1. Ditempat kejadian.

2. Dalam perjalanan kepuskesmas atau rumah-sakit.

3. Pertolongan dipuskesmas atau rumah-sakit.

Keberhasilan Penanggulangan Pasien Gawat Darurat Tergantung 4 Kecepatan :

1. Kecepatan ditemukan adanya penderita GD

13
2. kecepatan Dan Respon Petugas

3. Kemampuan dan Kualitas

4. Kecepatan Minta Tolong

9.Peralatan Standar di UGD Berdasarkan klasifikasi IRD

Peralatan yang tersedia di IGD mengacu kepada buku pedoman pelayanan Gawat

Darurat Departermen Kesehatan RI untuk penunjang kegiatan pelayanan terhadap pasien

Gawat darurat. Alat yang harus tersedia adalah bersifat life saving untuk kasus kegawatan

jantung seperti monitor dan defribrilator.

Alat – Alat Yang Terdapat Di IGD Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi
Jakarta Barat tipe C

14
15
Nama Fungsi Ruang Gambar

Tensimeter/
Ruang resusitasi, ruang
Sphygmomanome Alat yang digunakan untuk mengukur tindakan medik, ruang
1
ter tekanan darah tindakan bedah, ruang
kebidanan, ruang triase

Alat medis akustik yang digunakan untuk


memeriksa dan mendengar suara dalam Ruang resusitasi, ruang
tubuh, contohnya mendengar detak tindakan medik, ruang
2 Stetoskop
jantung dan pernafasan. tindakan bedah, ruang
kebidanan, ruang triase

Ruang resusitasi, ruang


Reflex Hammer Alat yang digunakan untuk memeriksa
tindakan medik, ruang
3 kemampuan reflexsi dari bagian-bagian
tindakan bedah, ruang
tertentu tubuh kita, biasanya lutut kita
kebidanan,

16
Brankar adalah ranjang transfer yang
Brankar memiliki roda dan digunakan untuk
4 Ruang triase, ruang resusitasi
memindahkan 5pasien dari satu ruangan
ke ruangan lain

Alat ini memberkan oksigen jangka


Sungkup Muka pendek, kontinyu atau selang seling serta Ruang resusitasi, ruang
5 Sederhana konsentrasi okesigen yang diberikan dari tindakan medik, ruang
tingkat rendah sampai sedang. tindakan bedah, ruang
kebidanan,

Oropharyngeal Adalah sebuah tabung atau pipa yang di Ruang Resusitasi, ruang
Tube pasang antara mulut dan faring pada tindakan medik, ruang
6
orang yang tidak sadar yang berfungsi tindakan bedah, ruang
untuk membebaskan jalan nafas kebidanan,

Alat yang digunakan untuk memindahkan


korban dari daerah yg agak sulit
Basket Strecher dijangkau seperti jurang (kedalaman)
7 atau menurunkan korban dari tempat Ruang resusitasi, ruang triase
tinggi (ketinggian).

17
Long Spine Board Alat yang digunakan untuk memindahkan
8 (LSB) dan mengangkat korban yg diduga Ruang resusitasi, ruang triase
mendapat cedera tulang belakang

Alat yang digunakan untuk immobilisasi


Vacum Matras dan mengangkat korban dengan patah
9 tulang belakang, leher dan multi trauma. Ruang triase

Automatic
Alat yang digunakan untuk bantuan kejut Ruang resusitasi, ruang
Eksternal
jantung pada korban dengan gangguan tindakan medik, ruang
10 Defibrilator
irama jantung dan henti jantung. tindakan bedah, ruang
(AED)
kebidanan,

Adalah stimulator detak jantung yang


menggunakan listrik dengan tegangan Ruang resusitasi, ruang
Defibrilator
11 tinggi untuk memulihkan korban tindakan medik, ruang
serangan jantung. tindakan bedah, ruang
kebidanan

18
Self Confined Alat yang digunakan untuk menolong Ruang resusitasi, ruang
Breathing (penolong) korban dalam situasi tindakan medik, ruang
12 Aparatus (SCBA) lingkungan yang minim oksigen atau tindakan bedah, ruang
kadar oksigen rendah. kebidanan,

Life Support Alat yang digunakan untuk membantu Ruang resusitasi, ruang
Product (LSP) tindakan medik, ruang
13 pernafasan , pemenuhan kebutuhan
tindakan bedah, ruang
oksigen, dan penghisapan (suction).
kebidanan,

Nebulizer Ruang resusitasi, ruang


(Compressor & Alat yang digunakan untuk memberikan tindakan medik, ruang
14 UltraSonic) terapi uap tindakan bedah, ruang
kebidanan,

19
Alat yang digunakan untuk menghisap Ruang resusitasi, ruang
Suction Pump lendir atau cairan berupa darah pada tindakan medik, ruang
15 pasien menggunakan listrik atau baterei tindakan bedah, ruang
kebidanan,

Alat yang digunakan untuk menghisap


Rescue Vacum lender atau darah secara manual atau Ruang resusitasi, ruang
Hand tanpa listrik. tindakan medik, ruang
16
tindakan bedah, ruang
kebidanan,

Alat yang digunakan untuk mengukur


saturasi oksigen dalam darah dan Ruang resusitasi, ruang
Pulse Oxymetri menghitung denyut nadi. tindakan medik, ruang
17
tindakan bedah, ruang
kebidanan,

Alat yang digunakan untuk membuka


jalan nafas dengan menekan lidah Ruang resusitasi, ruang
Tongue Spatel tindakan medik, ruang
18
tindakan bedah, ruang
kebidanan,

20
Alat yang digunakan untuk melihat Ruang resusitasi, ruang
Laryngoscope
laryng (membantu pemasangan tindakan medik, ruang
19 (Blade & Handle)
endotracheal tube). tindakan bedah, ruang
kebidanan, uu

Alat yang digunakan untuk melihat Ruang resusitasi, ruang


Otoscope tindakan medik, ruang
20 rongga telinga
tindakan bedah, ruang
kebidanan

Alat yang digunakan untuk memeriksa


retina mata
Ruang resusitasi, ruang
Opthalmoscope tindakan medik, ruang
21
tindakan bedah, ruang
kebidanan

21
Selang bantu pernafasan yang di letakan
pada lubang hidung. Pemberian O2 1-6 Ruang resusitasi, ruang
Nasal Kanul L/mnt dengan konsentrasi 24% - 44%. tindakan medik, ruang
22
tindakan bedah, ruang
kebidanan

Alat bantu pernafasan berupa masker


Simple Mask yang digunakan untuk konsentrasi Ruang resusitasi, ruang
(Rebreathing oksigen rendah sampai sedang. Aliran 6- tindakan medik, ruang
23 Mask) 8/10 L/mnt dengan konsentrasi 45% - tindakan bedah, ruang
60%. kebidanan

Pocket Mask Ruang resusitasi, ruang


Alat bantu nafas atau ventilasi dari mulut tindakan medik, ruang
24 .
ke masker tindakan bedah, ruang
kebidanan

Ruang resusitasi, ruang


Nebulizer Mask Alat bantu pernafasan yang digabungkan tindakan medik, ruang
25
dengan tabung obat terapi uap (nebulizer) tindakan bedah, ruang
kebidanan

22
Ambu Bag Alat bantu pernafasan secara manual Ruang resusitasi, ruang
/Resusitator Bag yang dapat dilengkapi dengan selang tindakan medik, ruang
26 Valve oksigen dan reservoir . Aliran 15 L/mnt tindakan bedah, ruang
konsentrasi 99 % kebidanan

Head Ruang resusitasi, ruang


Immobilisation Alat untuk immobilisasi kepala pasien tindakan medik, ruang
27
akibat cidera kepala tindakan bedah, ruang
kebidanan

Alat yang digunakan untuk menjahit luka


terdiri dari nierbeken ,Pinset anatomis ,
Pincet chirurgis, Pean lurus ,
Nalvoelder ,Benang ,Scapel handle, Ruang resusitasi, ruang
Hecting Set gunting TA/TU lurus & bengkok, blade tindakan medik, ruang
28 suture/bisturi, silk & catgut, Bak tindakan bedah, ruang
instrumen . kebidanan

23
Tabung oksigen yang terdiri dari
beberapa tipe ,antara lain : Tipe D (350
Oxygen Cylinder lt), Tipe E (625 lt), Tipe M (3000 lt), Tipe Ruang resusitasi, ruang
G (5300 lt), Tipe H/K (6900 lt). tindakan medik, ruang
29
tindakan bedah, ruang
kebidanan

Infus Set
Alat yang di gunakan untuk memasukkan Ruang resusitasi, ruang
. cairan melalui sebuah jarum ke dalam tindakan medik, ruang
30 pembuluh vena. tindakan bedah, ruang
kebidanan

Adalah alat bantu mekanik yang


berfungsi untuk memberikan bantuan
nafas pasien dengan cara memberikan Ruang Resusitasi, ruang
tekanan udara positif pada paru-paru tindakan medik, ruang
31 Ventilator melalui jalan nafas buatan. tindakan bedah, ruang
kebidanan

Adalah grafik yang di buat oleh sebuah Ruang resusitasi, ruang


EKG elektrokardiograf yang merekam aktifitas tindakan medik, ruang
32 kelistrikan jantung dalam waktu tertentu tindakan bedah, ruang
kebidanan, Ruang Triase

24
Adalah alat yang di gunakan untuk
GDS (gluko stick)
33 mengukur kadar gula dalam darah Ruang triase

Electric Bed Tempat tidur elektrik untuk pasien.


34 Semua ruang

Tempat yang di guanakan untuk tempat Ruang resusitasi, ruang


Instrument Tray
alat yang akan di guanakan untuk tindakan medik, ruang
35 (bak instrument)
melakukan tindakan tindakan bedah, ruang
kebidanan, ruang Triase

Tempat yang di gunakan untuk tempat Ruang resusitasi, ruang


Kidney Disk alat-alat yang sudah terpakai tindakan medik, ruang
36
(nierbekken) tindakan bedah, ruang
kebidanan, Ruang Triase

25
Alat bantu ortopedi yang di gunakan
untuk pasien yang mengalami cidera atau
Splint
37 cacat pada bagian tubuh tertentu. Ruang triase

Alat yang di gunakan untuk memasukkan Ruang resusitasi, ruang


NGT (Nasogastric nutrisi cair dengan selang plastik yang di tindakan medik, ruang
38 pasang melalui hidung sampai lambung
Tube) tindakan bedah, ruang
kebidanan

Alat yang di gunakan untuk membalut


bagian tubuh yang mengalami cidera
Bidai dengan menggunakan benda yang
39 bersifat kaku maupun fleksibel sebagai Ruang triase
fiksator.

Sejenis alat yang di gunakan di dunia


medis untuk menjamin saluran nafas Ruang resusitasi, ruang
Endotracheal
tetap bebas. Alat ini banyak di gunakan tindakan medik, ruang
40 Tube
oleh dokter dengan spesialisasi anastesi tindakan bedah, ruang
dalam pembiusan dan operasi. kebidanan

26
Ruang resusitasi, ruang
Urine Bag Tempat untuk menampung urine pasien tindakan medik, ruang
41
tindakan bedah, ruang
kebidanan

Sebuah tabung fleksibel yang di masukin


Chest Tube melalui bagian samping dada ke tempat Ruang resusitasi, ruang
(kateter pleura yang di gunakan untuk
tindakan medik, ruang
42 interkostalis) menghilangkan udara (pneumotoraks)
tindakan bedah, ruang
atuau cairan (efusi pleura, darah, chyle),
kebidanan
atau nanah (empiema) dari ruang
intratoracic

Ruang resusitasi, ruang


Circatrotomi Alat yang di gunakan untuk
tindakan medik, ruang
43 memperlancar dan membebaskan jalan
tindakan bedah, ruang
nafas
kebidanan

Suatu alat yang difungsikan untuk


memonitor kondisi fisiologis pasien. Ruang resusitasi, ruang
Monitor Patient tindakan medik, ruang
44
tindakan bedah, ruang
kebidanan

27
Alat yang di gunakan untuk membawa
Trolley
segala macam perlengkapan emergency
45 Emergency Ruang triase
untuk pasien

Alat yang di gunakan untuk memberikan


cairan atau obat ke dalam tubuh pasien Ruang resusitasi, ruang
Syring Pump
46 dalam jangka waktu tertentu secara tindakan medik, ruang
teratur tindakan bedah, ruang
kebidanan

Peralatan medis yang di gunakan untuk Ruang resusitasi, ruang


mengontrol pemberian cairan infus secara tindakan medik, ruang
47 Infusion Pumpi elektronik
tindakan bedah, ruang
kebidanan

Sterilisator (basah
& kering) Alat yang digunakan untuk mensterilkan
48 Ruang sterilisasi
alat-lat kesehatan (instrument)

28
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Gawat darurat adalah Suatu keadaan karena cedera maupun bukan cedera yang dapat

mengancam nyawa dan terjadinya mendadak, mengakibatkan seseorang atau banyak orang

memerlukan penanganan / pertolongan segera dalam arti pertolongan secara cermat, tepat dan

cepat. Apabila tidak mendapatkan pertolongan semacam itu maka korban akan mati atau

cacat / kehilangan anggota tubuhnya seumur hidup.

Menurut Azrul (1997) yang dimaksud gawat darurat (emergency care) adalah bagian dari

pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh penderita dalam waktu segera untuk

menyelamatkan kehidupannya (life saving).

Dalam pelayanan kesehatan tersebut juga harus dilengkapi dengan peralatan-peralatan medis

dan non medis yang memadai sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan dan juga harus

memenuhi standar mutu, keamanan dan keselamatan serta mempunya izin edar sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan.

B. Saran

Semoga dengan adanya makalah tentang Basic Emergency Equipment ini,

tenaga kesehatan dapat melakukan pertolongan dengan cepat dan tepat, serta dapat

menggunakan peralatan kegawatdaruratan dengan benar saat terjadi situasi gawat

darurat, baik dirumah sakit maupun di lokasi yang jauh dari rumah sakit atau pelayanan

kesehatan lainnya.

29

Anda mungkin juga menyukai