MAKALAH
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
KONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
DISUSUN OLEH :
NURLELA 2014901030
RAMELAN 2014901034
TUKIRAN 2014901042
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yangberjudul “Konsep
Dasar Keperawatan Gawat Darurat”. Penulis menyadari sepenuhnya akan kekurangan dan
keterbatasan dalam makalah ini,maka dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati penulis
mengharap kritik dan saran yang membangun sehingga dapat melengkapi kesempurnaan
makalah ini.
Banyak pihak yang telah turut memberikan motivasi dan bantuan serta bimbingan
yang penulis terima selama proses penulisan makalah ini. Semoga Tuhan yang Maha Esa
memberikan kekuatan dan melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya atas segala yang
telah kita lakukan. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat
bagi penulis khususnya maupun pembaca pada umumnya.Aamiin.
Penulis
3
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .……………………………..……………………….. 1
B. Tujuan ……………..……….………………………………….....….. 2
C. Manfaat ………………..…………………………………….......… .. 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegawatdaruratan atau dapat pula disebut sebagai emergency adalah suatu situasi
yang mendesak yang beresiko terhadap kesehatan, kehidupan, kesejahteraan atau
lingkungan. Suatu insiden dapat menjadi suatu kegawatdaruratan apabila merupakan suatu
insiden dan mendesak atau mengancam nyawa, kesehatan, kesejahteran ataupun
lingkungan; insiden yang sebelumnya menyebabkan hilangnya nyawa seseorang,
kecacatan, merusak kesejahteraan, ataupun merusak lingkungan; atau insiden yang
memiliki probabilitas yang tinggi untuk menyebabkan bahaya langsung ke kehidupan,
kesehatan, kesejahteraan ataupun lingkungan.
Kegawadaruratan medis adalah insiden cedera atau sakit yang akut dan menimbulkan
resiko langsung terhadap kehidupan atau kesehatan jangka panjang seseorang (Caroline,
2013). Keadaan darurat tersebut memerlukan bantuan orang lain yang idealnya memiliki
kualisifikasi dalam melakukan pertolongan, hal ini membutuhkan keterlibatan dari
berbagai pelayanan multilevel, baik dari pemberi pertolongan pertama, teknisi sampai
kelayanan kesehatan gawat darurat.
Kegawatdaruratan medis merupakan keadaan harus mendapat intervensi segera.
Dalam merespon kegawatdaruratan telah dibentuk emergency medikal service (EMS) atau
di sebut pula layanan kegawatdaruratan medis. Tujuan utama dari layanan ini adalah
memberikan pengobatan kepada pasien yang membutuhkan perawatan medis mendesak,
dan tujuan menstabilkan kondisi saat itu, dan menyediakan transpor efisien dan efektif
bagi pasien menuju layanan pengobatan definitif.
Layanan kegawatdaruratan medis di tiap-tiap negara dan daerah menyediakan
layanan yang beragam dengan metode yang beragam pula, hal ini ditentukan oleh
kebijakan pemerintah negara masing-masing dengan metode pendekatan yang berbeda
pula tergantung dari kondisi dari negara tersebut. Secara umum, semua layanan
kegawatdaruratn medis menyediakan layanan bantuan hidup dasar.
Bantuan hidup dasar merupakan suatu tindakan medis yang dilakukan pada pasien
dengan sakit yang mengancam nyawa atau cidera sampai pasien tersebut mendapatkan
pelayanan kesehatan penuh dirumah sakit. Pemberian BHD bertujuan untuk menyediakan
sirkulasi darah yang adekuat serta pernapasan melalui pembebasan jalan napas (AHA
2010).
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan makalah ini diharapkan mahasiswa mampu mengetahui konsep
dasar keperawatan gawat darurat
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mengetahui tentang konsep dasar keperawatan gawat darurat
b. Mahasiswa mengetahui tentang alur pelayanan pasien di unit gawat darurat
c. Mahasiswa mengetahui tentang prioritas kegawatan di gawat darurat
C. Manfaat
1. Manfaat Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan pembelajaran dalam mengetahui konsep dasar keperawatan gawat
darurat.
2. Manfaat Bagi Perawat
Menjadi informasi dan bahan bagi pengembangan ilmu keperawatan khususnya
keperawatan gawat darurat.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Rangkaian kegiatan praktik keperawatan kegawat daruratan yang diberikan oleh
perawat yang kompeten untuk memberikan asuhan keperawatan diruang gawat darurat.
f. Pankreas
g. Penyebab Kegagalan Organ:
1) Trauma/cedera
2) Infeksi
3) Keracunan (poisoning)
4) Degenerasi (failure)
5) Asfiksia
6) Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar (excessive loss of
wafer and electrolit)
7) Dan lain-lain.
Kegagalan sistem susunan saraf pusat, kardiovaskuler, pernapasan dan
hipoglikemia dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat (4-6
menit), sedangkan kegagalan sistem/organ yang lain dapat menyebabkan
kematian dalamwaktu yang lebih lama.
5. Jenis tindakan yang diberikan: tindakan yang memerlukan kecepatan dan ketepatan
yang tinggi
6. Adanya saling ketergantungan yang tinggi antara profesi kesehatan yang bekerja di
ruang gawat darurat
E. Standar Keperawatan
Standar keperawatan merupakan tingkat pelaksanaan yang perawatnya memegang
tanggung jawab, dan didefinisikan sebagai cara seorang perawat yang bijaksana akan
memberikan peratawan lingkungan yang sama atau serupa. Emergency nurses association
(ENA) membuat standar keperawatan untuk semua perawat profesional yang bekerja di
lingkungan gawat darurat. Selanjutnya standar tersebut berfungsi sebagai rujukan untuk
menentukan apakah kelalaian perawat gawat darurat menyebabkan atau berperan terhadap
hasil pasien yang merugikan.
3. Triase bertujuan:
a. Menjaga alur klien di IGD
b. Menetapkan derajat kegawatan klien
c. Klasifikasi (Kode/Warna)
1) Merah menandakan Gawat dan Darurat
2) Kuning menandakan Darurat tidak gawat
3) Hijau menandakan Tidak gawat dan tidak daurat
4) Hitam menandakan death on arrival
d. Memberikan tindakan yang cepat dan tepat
e. Meningkatkan kualitas pelayanan
f. Tindakan Tambahan Di Triase
1) Memberikan informasi untuk pasien dan keluarga yang datang,
2) Memberikan petunjuk kesehatan,
3) Menunjukkan arah,
4) Menerima telpon, dan komunikasi.
5) Perawat triase harus perawat yang berpengetahuan, berpengalaman, dan
memiliki kemampuan pengkajian cepat (rapid assessment) untuk menentukan
tingkatan kegawatan klien
f. Kejang
3. Gawat Tidak Darurat
a. Nyeri karena gangguan paru
b. Luka bakar
c. Multipel fraktur
d. Penurunan kesadaran
e. Diare, muntah terus menerus
f. Panas tinggi
I. Pencegahan Infeksi
Jenis tindakan beresiko penularan:
1. Resiko rendah
Kontak langsung dengan kulit, tidak terpapar darah langsung. Misalnya; melakukan
penyuntikan, perawatan luka ringan. Alat pelindung sarung tangan.
2. Resiko sedang
Adanya kemungkinan terkena darah namun tidak ada cipratan. Misalnya;
membersihkan ceceran darah, perawatan luka berat, pemasangan infus, penanganan
bahan pemeriksaan laboratorium. Alat pelindung; sarung tangan, mungkin perlu baju
pelindung
3. Resiko tinggi
Adanya kemungkinan terkena darah dan kemungkinan terciprat, perdarahan masif.
Misalnya; tindakan bedah mayor, bedah mulut, penghentian perdarahan masif,
persalinan pervagina. Alat pelindung; sarung tangan, gaun pelindung, kaca mata
kerja, masker, sepatu bot.
7. Sebagai pemberi askep pasien gawat darurat selama 24 jam terus menerus
berkesinambungan, turut serta dalam klb.
j. Malpraktek akibat salah diagnosis, tulisan yang buruk dan kesalahan terapi : salah
obat, salah dosis
k. Diagnosis kematian
a. Surat Keterangan Kematian
b. Penyidikan medikolegal untuk forensik klinik : kejahatan susila, child abuse,
aborsi dan kerahasiaan informasi pasien
c. Permasalahan dalam KGD dapat dicegah dengan :
d. Mematuhi standart operating procedure (SOP)
e. Melakukan pencatatan dengan bebar meliputi mencatat segala tindakan, mencatat
segala instruksi dan mencatat serah terima.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegawatdaruratan dapat diartikan menjadi suatu keadaan cedera atau sakit akut yang
membutuhkan intervensi segera untuk menyelamatkan nyawa atau mencegah atau
mencegah kecacatan serta rasa sakit pada pasien. Pasien gawat darurat merupakan
pasien yang memerlukan pertolongan segera dengan tepat dan cepat untuk mencegah
terjadinya kematian atau kecacatan. Prinsip pada penanganan penderita gawat darurat
harus cepat dan tepat serta harus dilakukan segera oleh setiap orang yang pertama
menemukan/mengetahui (orang awam, perawat, para medis, dokter), baik didalam
maupun diluar rumah sakit karena kejadian ini dapat terjadi setiap saat dan menimpa
siapa saja. Alur pelayanan pasien di unit gawat darurat dilakukan sesuai dengan
tingkat kegawatan yang diderita. Prioritas kegawatan di gawat darurat meliputi sangat
gawat darurat (sangat mengancam kehidupan), gawat darurat (mengancam kehidupan)
dan gawat tidak darurat.
B. Saran
1. Meningkatkan pengetahuan perawat dalam pemberian layanan asuhan
keperawatan gawat darurat
2. Memperluas kembali pengetahuan demi perkembangan keperawatan terutama
pada klien dengan keadaan gawat darurat.
12
DAFTAR PUSTAKA
American Heart Association (2010). Heart disease & stroke statistics – 2010 Update. Dallar,
Texas: American Heart Association
Maryah, V. A., Titin, M. A. W., Rinik, E. K. (2015). Analisis Peran Perawat Triage Terhadap
Waiting Time Dan Length Of Stay Pada Ruang Triage Di Instalasi Gawat Darurat
Rumah Sakit dr Saiful Anwar Malang.
diunduh di https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/care/article/view/302
Saanin, S. 2012. Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT). BSB Dinkes
Provinsi Sumatera Barat