Anda di halaman 1dari 15

1

MAKALAH
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
KONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

DISUSUN OLEH :

NURLELA 2014901030

RAMELAN 2014901034

TUKIRAN 2014901042

YUSUF WAHYUDI 2014901047

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG

PRODI PROFESI NERS KEPERAWATAN TANJUNGKARANG

TAHUN AJARAN 2020/2021


2

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yangberjudul “Konsep
Dasar Keperawatan Gawat Darurat”. Penulis menyadari sepenuhnya akan kekurangan dan
keterbatasan dalam makalah ini,maka dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati penulis
mengharap kritik dan saran yang membangun sehingga dapat melengkapi kesempurnaan
makalah ini.

Banyak pihak yang telah turut memberikan motivasi dan bantuan serta bimbingan
yang penulis terima selama proses penulisan makalah ini. Semoga Tuhan yang Maha Esa
memberikan kekuatan dan melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya atas segala yang
telah kita lakukan. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat
bagi penulis khususnya maupun pembaca pada umumnya.Aamiin.

Bandar Lampung, Agustus 2020

Penulis
3

DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .……………………………..……………………….. 1
B. Tujuan ……………..……….………………………………….....….. 2
C. Manfaat ………………..…………………………………….......… .. 2

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Pengertian............................................................................................... 3
B. Filosofi Keperawatan Gawat Darurat.................................................... 3
C. Tujuan Keperawatan Gawat Darurat..................................................... 3
D. Karakteristik Pelayanan Keperawatan Di Unit Gawat Darurat............. 4
E. Standar Keperawatan............................................................................. 9
F. Prinsip Umum Asuhan Keperawatan..................................................... 5
G. Alur Pelayanan Pasien Di Unit Gawat Darurat..................................... 5
H. Prioritas Kegawatan di Gawat Darurat.................................................. 5
I. Pencegahan Infeksi................................................................................ 6
J. Kegiatan Pokok Kewaspadaan Universal Precaution ........................... 7
K. Pengkajian Keperawatan Gawat Darurat............................................... 7
L. Lingkup Keperawatan Gawat Darurat................................................... 8
M. Peran & Fungsi Perawat Gadar.............................................................. 8
N. Kemampuan Minimal Perawat UGD..................................................... 8
O. Aspek Hukum Dalam KGD................................................................... 9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan…………………………………………………....…...... 11
B. Saran…………………………………………………...……....…..... 11
DAFTAR PUSTAKA
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegawatdaruratan atau dapat pula disebut sebagai emergency adalah suatu situasi
yang mendesak yang beresiko terhadap kesehatan, kehidupan, kesejahteraan atau
lingkungan. Suatu insiden dapat menjadi suatu kegawatdaruratan apabila merupakan suatu
insiden dan mendesak atau mengancam nyawa, kesehatan, kesejahteran ataupun
lingkungan; insiden yang sebelumnya menyebabkan hilangnya nyawa seseorang,
kecacatan, merusak kesejahteraan, ataupun merusak lingkungan; atau insiden yang
memiliki probabilitas yang tinggi untuk menyebabkan bahaya langsung ke kehidupan,
kesehatan, kesejahteraan ataupun lingkungan.
Kegawadaruratan medis adalah insiden cedera atau sakit yang akut dan menimbulkan
resiko langsung terhadap kehidupan atau kesehatan jangka panjang seseorang (Caroline,
2013). Keadaan darurat tersebut memerlukan bantuan orang lain yang idealnya memiliki
kualisifikasi dalam melakukan pertolongan, hal ini membutuhkan keterlibatan dari
berbagai pelayanan multilevel, baik dari pemberi pertolongan pertama, teknisi sampai
kelayanan kesehatan gawat darurat.
Kegawatdaruratan medis merupakan keadaan harus mendapat intervensi segera.
Dalam merespon kegawatdaruratan telah dibentuk emergency medikal service (EMS) atau
di sebut pula layanan kegawatdaruratan medis. Tujuan utama dari layanan ini adalah
memberikan pengobatan kepada pasien yang membutuhkan perawatan medis mendesak,
dan tujuan menstabilkan kondisi saat itu, dan menyediakan transpor efisien dan efektif
bagi pasien menuju layanan pengobatan definitif.
Layanan kegawatdaruratan medis di tiap-tiap negara dan daerah menyediakan
layanan yang beragam dengan metode yang beragam pula, hal ini ditentukan oleh
kebijakan pemerintah negara masing-masing dengan metode pendekatan yang berbeda
pula tergantung dari kondisi dari negara tersebut. Secara umum, semua layanan
kegawatdaruratn medis menyediakan layanan bantuan hidup dasar.
Bantuan hidup dasar merupakan suatu tindakan medis yang dilakukan pada pasien
dengan sakit yang mengancam nyawa atau cidera sampai pasien tersebut mendapatkan
pelayanan kesehatan penuh dirumah sakit. Pemberian BHD bertujuan untuk menyediakan
sirkulasi darah yang adekuat serta pernapasan melalui pembebasan jalan napas (AHA
2010).
2

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan makalah ini diharapkan mahasiswa mampu mengetahui konsep
dasar keperawatan gawat darurat
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mengetahui tentang konsep dasar keperawatan gawat darurat
b. Mahasiswa mengetahui tentang alur pelayanan pasien di unit gawat darurat
c. Mahasiswa mengetahui tentang prioritas kegawatan di gawat darurat

C. Manfaat
1. Manfaat Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan pembelajaran dalam mengetahui konsep dasar keperawatan gawat
darurat.
2. Manfaat Bagi Perawat
Menjadi informasi dan bahan bagi pengembangan ilmu keperawatan khususnya
keperawatan gawat darurat.
3

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Rangkaian kegiatan praktik keperawatan kegawat daruratan yang diberikan oleh
perawat yang kompeten untuk memberikan asuhan keperawatan diruang gawat darurat.

B. Filosofi Keperawatan Gawat Darurat


1. Universal
Intervensi dalam keperawatan mencakup proses keperawatan yang komprehensif
dan dilakukan kepada semua manusia yang membutuhkan bantuan dalam keadaan
gawat darurat dan diperlukan pemikiran yang mencakup seluruh sistem organ tubuh.
2. Penanganan oleh siapa saja
Penangan keperawatan gawat tidak hanya bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan,
namun semua masyarakat bisa melakukannya dengan syarat telah mendapatkan
pelatihan khusus mengenai penanganan pasien gawat darurat.
3. Penyelesaian berdasarkan masalah
Penyelesaian terfokus pada masalah yang dialami pasien karena dalam
kegawatdaruratan seorang tenaga terlatih berpacu dengan waktu dalam
menyelamatkan nyawa seorang pasien.

C. Tujuan Keperawatan Gawat Darurat


1. Mencegah kematian dan kecacatan (to save life and limb) pada penderita gawat
darurat, hingga dapat hidup dan berfungsi kembali dalam masyarakat sebagaimana
mestinya
2. Merujuk penderita gawat darurat melalui sistem rujukan untuk memperoleh
penanganan yang lebih memadai
3. Menanggulangi korban bencana Penderita Gawat Darurat
4. Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dan
salah satu sistem/organ di bawah iniyaitu :
a. Susunan saraf pusat
b. Pernapasan
c. Kardiovaskuler
d. Hati
e. Ginjal
4

f. Pankreas
g. Penyebab Kegagalan Organ:
1) Trauma/cedera
2) Infeksi
3) Keracunan (poisoning)
4) Degenerasi (failure)
5) Asfiksia
6) Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar (excessive loss of
wafer and electrolit)
7) Dan lain-lain.
Kegagalan sistem susunan saraf pusat, kardiovaskuler, pernapasan dan
hipoglikemia dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat (4-6
menit), sedangkan kegagalan sistem/organ yang lain dapat menyebabkan
kematian dalamwaktu yang lebih lama.

D. Karakteristik Pelayanan Keperawatan Di Unit Gawat Darurat


Keperawatan gawat darurat bersifat cepat dan perlu tindakan yang tepat, serta
memerlukan pemikiran kritis tingkat tinggi. Perawat gawat darurat harus mengkaji pasien
meraka dengan cepat dan merencanakan intervensi sambil berkolaborasi dengan dokter
gawat darurat. Dan harus mengimplementasikan rencana pengobatan, mengevaluasi
efektivitas pengobatan, danmerevisi perencanaan dalam parameter waktu yang sangat
sempit. Hal tersebut merupakan tantangan besar bagi perawat, yang juga harus membuat
catatan perawatan yang akurat melalui pendokumentasian.
Di lingkungan gawat darurat, hidup dan mati seseorang ditentukan dalam hitungan
menit. Sifat gawat darurat kasus memfokuskan kontribusi keperawatan pada hasil yang
dicapai pasien, dan menekankan perlunya perawat mencatat kontribusi profesional
mereka.
1. Kondisi kegawatan seringkali tidak terprediksi: kondisi klien, jumlah klien dan
keluarga yang datang
2. Kecemasan tinggi/panik dari klien dan keluarga
3. Keterbatasan sumber daya dan waktu
4. Pengkajian, diagnosis, dan tindakan keperawatan diberikan untuk seluruh usia, dengan
data dasar yang sangat terbatas
5

5. Jenis tindakan yang diberikan: tindakan yang memerlukan kecepatan dan ketepatan
yang tinggi
6. Adanya saling ketergantungan yang tinggi antara profesi kesehatan yang bekerja di
ruang gawat darurat

E. Standar Keperawatan
Standar keperawatan merupakan tingkat pelaksanaan yang perawatnya memegang
tanggung jawab, dan didefinisikan sebagai cara seorang perawat yang bijaksana akan
memberikan peratawan lingkungan yang sama atau serupa. Emergency nurses association
(ENA) membuat standar keperawatan untuk semua perawat profesional yang bekerja di
lingkungan gawat darurat. Selanjutnya standar tersebut berfungsi sebagai rujukan untuk
menentukan apakah kelalaian perawat gawat darurat menyebabkan atau berperan terhadap
hasil pasien yang merugikan.

F. Prinsip Umum Asuhan Keperawatan


1. Menerapkan prinsip universal precaution dan asuhan yang aman untuk klien
2. Cepat dan tepat
3. Tindakan keperawatan diberikan untuk mengatasi masalah fisik dan psikososial klien.
4. Monitoring kondisi klien
5. Penjelasan dan pendidikan kesehatan
6. Asuhan diberikan menyeluruh (triase, proses resusitasi, stabilisasi, kematian, dan
penanganan bencana)
7. Sistem dokumentasi dapat digunakan secara mudah, cepat dan tepat
8. Aspek etik dan legal keperawatan perlu dijaga

G. Alur Pelayanan Pasien Di Unit Gawat Darurat


1. Sistem yang terganggu: di triase keluhan utama pasien dikaji, lalu ditetapkan organ
yang mungkin terganggu dan asal gangguannya (misalnya; bedah, penyakit dalam,
kebidanan).
2. Tingkat kegawatan yang diderita : di triase tingkat kegawatan pasien ditentukan
(gawat darurat/darurat tidak gawat/gawat tidak darurat/tidak gawat & tidak darurat)
6

3. Triase bertujuan:
a. Menjaga alur klien di IGD
b. Menetapkan derajat kegawatan klien
c. Klasifikasi (Kode/Warna)
1) Merah menandakan Gawat dan Darurat
2) Kuning menandakan Darurat tidak gawat
3) Hijau menandakan Tidak gawat dan tidak daurat
4) Hitam menandakan death on arrival
d. Memberikan tindakan yang cepat dan tepat
e. Meningkatkan kualitas pelayanan
f. Tindakan Tambahan Di Triase
1) Memberikan informasi untuk pasien dan keluarga yang datang,
2) Memberikan petunjuk kesehatan,
3) Menunjukkan arah,
4) Menerima telpon, dan komunikasi.
5) Perawat triase harus perawat yang berpengetahuan, berpengalaman, dan
memiliki kemampuan pengkajian cepat (rapid assessment) untuk menentukan
tingkatan kegawatan klien

H. Prioritas Kegawatan di Gawat Darurat


1. Gawat Darurat (sangat mengancam kehidupan)
a. Henti jantung (cardiac arrest)
b. Kesulitan bernafas
c. Syok
d. Infarkmiokard
e. Cedera kepala berat
f. Keracunan
g. Gangguan vertebrata
2. Gawat Darurat (mengancam kehidupan)
a. Nyeri dada
b. Multipel injuri berat
c. Luka terbuka dada dan abdomen          
d. Kelainan persalinan
e. Perdarahan tidak terkontrol/mayor
7

f. Kejang
3. Gawat Tidak Darurat
a. Nyeri karena gangguan paru   
b. Luka bakar
c. Multipel fraktur
d. Penurunan kesadaran
e. Diare, muntah terus menerus
f. Panas tinggi

I. Pencegahan Infeksi
Jenis tindakan beresiko penularan:
1. Resiko rendah
Kontak langsung dengan kulit, tidak terpapar darah langsung. Misalnya; melakukan
penyuntikan, perawatan luka ringan. Alat pelindung sarung tangan.
2. Resiko sedang
Adanya kemungkinan terkena darah namun tidak ada cipratan. Misalnya;
membersihkan ceceran darah, perawatan luka berat, pemasangan infus, penanganan
bahan pemeriksaan laboratorium. Alat pelindung; sarung tangan, mungkin perlu baju
pelindung
3. Resiko tinggi
Adanya kemungkinan terkena darah dan kemungkinan terciprat, perdarahan masif.
Misalnya; tindakan bedah mayor, bedah mulut, penghentian perdarahan masif,
persalinan pervagina. Alat pelindung; sarung tangan, gaun pelindung, kaca mata
kerja, masker, sepatu bot.

J. Kegiatan Pokok Kewaspadaan Universal Precaution


1. Cuci tangan
2. Pemakaian alat-alat pelindung: pemakaian sarung tangan, masker, kacamata
pelindung, baju pelindung, sepatu karet/bot, topi
3. Menggunakan praktik yang aman
4. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
8

K. Pengkajian Keperawatan Gawat Darurat


Karakteristik
1. Dilakukan secara cepat
2. Dilakukan sesuaidenganprioritaskegawatdaruratan
3. Pengkajian fokus pada keadaan pasien      
     
L. Lingkup Keperawatan Gawat Darurat
1. Kesadaran (penilaian dengan GCS)
a. Alert/ sadar lingkungan
b. Verbal/ menjawab pertanyaan
c. Pain/ nyeri
d. Unresponsive/ tidak bereaksi
2. Primer ( Basic Life Support)
a. ABC (Airways, Breathing, Circulation) pada pasien tanpa penyakit jantung
maupun kecelakaan.
b. CAB (Circulation, Airways, Breathing) pada pasien yang mengalami cardiac
arrest.
3. Sekunder
a. Disability, exposure, folley catether, gastric tube
b. Head to toe
c. EKG
d. Fibrilator (dengan Defibrilation Cirulation Shock)

M. Peran & Fungsi Perawat Gadar


1. Fungsi Independen
2. Fungsi mandiri berkaitan dengan pemberian asuhan (Care)
3. Fungsi Dependen Fungsi yang didelegasikan sepenuhnya atau sebagian dari profesi
lain
4. Fungsi Kolaboratif Kerjasama saling membantudalam program kesehatan. (Perawat
sebagaianggota Tim Kesehatan)
5. Merawat & menjaga keutuhan alat agar siap pakai
6. Sebagai operator untuk alat kedokteran : ekg, defibrilator, respirator, nebulizer,
monitor jantung, air viva dll.
9

7. Sebagai pemberi askep pasien gawat darurat selama 24 jam terus menerus
berkesinambungan, turut serta dalam klb.

N. Kemampuan Minimal Perawat UGD


1. Mengenal klasifikasi pasien berdasarkan triase
2. Mampu mengatasi pasien : syok, gawat nafas, gagal jantung paru otak, kejang, koma,
perdarahan, kolik, status asthmatikus, nyeri hebat daerah pinggul & kasus ortopedi.
3. Mampu melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan gawat darurat
4. Mampu melaksanakan komunikasi eksternal dan internal
5. Membuka & membebaskan jalan nafas (airway)
6. Memberikan ventilasi pulmoner & oksigenisasi (breathing)
7. Memberikan sirkulasi artificial denganjalankompresijantung (circulation)
8. Menghentikan perdarahan, balut bidai, transportasi, pengenalan & penggunaan obat
resusitasi, membuat & membaca rekaman EKG.

O. Aspek Hukum Dalam KGD


Pemahaman terhadap aspek hukum dalam KGD bertujuan meningkatkan kualitas
penanganan pasien dan menjamin keamanan serta keselamatan pasien. Aspek hukum
menjadi penting karena konsensus universal menyatakan bahwa pertimbangan aspek legal
dan etika tidak dapat dipisahkan dari pelayanan medik yang baik. Tuntutan hukum dalam
praktek KGD biasanya berasal dari:
1. Kegagalan komunikasi
2. Ketidakmampuan mengatasi dillema dalam profesi Permasalahan etik dan hukum
KGD merupakan isu yang juga terjadi pada etika dan hukum dalam kegawatdaruratan
medik yaitu :
a. Diagnosis keadaan gawat darurat
b. Standar Operating Procedure
c. Kualifikasi tenaga medis
d. Hak otonomi pasien : informed consent (dewasa, anak)
e. Kewajiban untuk mencegah cedera atau bahaya pada pasien
f. Kewajiban untuk memberikan kebaikan pada pasien (rasa sakit, menyelamatkan)
g. Kewajiban untuk merahasiakan (etika >< hukum)
h. Prinsip keadilan dan fairness
i. Kelalaian
10

j. Malpraktek akibat salah diagnosis, tulisan yang buruk dan kesalahan terapi : salah
obat, salah dosis
k. Diagnosis kematian
a. Surat Keterangan Kematian
b. Penyidikan medikolegal untuk forensik klinik : kejahatan susila, child abuse,
aborsi dan kerahasiaan informasi pasien
c. Permasalahan dalam KGD dapat dicegah dengan :
d. Mematuhi standart operating procedure (SOP)
e. Melakukan pencatatan dengan bebar meliputi mencatat segala tindakan, mencatat
segala instruksi dan mencatat serah terima.
11

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegawatdaruratan dapat diartikan menjadi suatu keadaan cedera atau sakit akut yang
membutuhkan intervensi segera untuk menyelamatkan nyawa atau mencegah atau
mencegah kecacatan serta rasa sakit pada pasien. Pasien gawat darurat merupakan
pasien yang memerlukan pertolongan segera dengan tepat dan cepat untuk mencegah
terjadinya kematian atau kecacatan. Prinsip pada penanganan penderita gawat darurat
harus cepat dan tepat serta harus dilakukan segera oleh setiap orang yang pertama
menemukan/mengetahui (orang awam, perawat, para medis, dokter), baik didalam
maupun diluar rumah sakit karena kejadian ini dapat terjadi setiap saat dan menimpa
siapa saja. Alur pelayanan pasien di unit gawat darurat dilakukan sesuai dengan
tingkat kegawatan yang diderita. Prioritas kegawatan di gawat darurat meliputi sangat
gawat darurat (sangat mengancam kehidupan), gawat darurat (mengancam kehidupan)
dan gawat tidak darurat.

B. Saran
1. Meningkatkan pengetahuan perawat dalam pemberian layanan asuhan
keperawatan gawat darurat
2. Memperluas kembali pengetahuan demi perkembangan keperawatan terutama
pada klien dengan keadaan gawat darurat.
12

DAFTAR PUSTAKA

American Heart Association (2010). Heart disease & stroke statistics – 2010 Update. Dallar,
Texas: American Heart Association

Caroline. (2013). Perbedaan Tingkat Pengetahuan dan Ketrampilan Perawat dalam


Pelaksanaan Triase. ECG: Jakarta

Mahlios, Marck. (2010). Perawatan Gawat Darurat. EGC, Jakarta.

Maryah, V. A., Titin, M. A. W., Rinik, E. K. (2015). Analisis Peran Perawat Triage Terhadap
Waiting Time Dan Length Of Stay Pada Ruang Triage Di Instalasi Gawat Darurat
Rumah Sakit dr Saiful Anwar Malang.
diunduh di https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/care/article/view/302

Musliha. (2010). Keperawatan Gawat Darurat. Nuha Medika, Yogyakarta.

Saanin, S. 2012. Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT). BSB Dinkes
Provinsi Sumatera Barat

Anda mungkin juga menyukai