SKRIPSI
LIA OKTARINA
NIM. 1714301025
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Sains Terapan
LIA OKTARINA
1714301025
Lia Oktarina
NIM. 1714301025
LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPSI
Penulis
Lia Oktarina / 1714301025
Telah diperiksa dan disetujui tim Pembimbing skripsi Program Studi Sarjana
Terapan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang
Bandar Lampung, Juli 2021
Tim Pembimbing Skripsi
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
Mengetahui,
Ketua Jurusan Keperawatan Tanjungkarang
Politeknik Keseha tan Tanjungkarang
iv
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Penulis
Lia Oktarina / 1714301025
Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Tanjungkarang Kemenkes RI Tahun Akademik 2020/2021 sebagai
persyaratan menyelesaikan pendidikan Sarjana Terapan Keperawatan
Tim Penguji
Penguji Utama
Mengetahui,
Ketua Jurusan Keperawatan Tanjungkarang
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang
v
BIODATA PENULIS
RIWAYAT PENDIDIKAN
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
vii
MOTTO
viii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
NIM : 1714301025
Jurusan : Keperawatan
ix
x
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
ABSTRAK
Hasil : Hasil penelitian didapat rata-rata penurunan skala nyeri sebelum dan
sesudah intervensi dari 6,50 menjadi 4,69 dan rata-rata penurunan nyeri sebelum
dan sesudah pada kelompok kontrol dari 6,46 menjadi 5,68. Sehingga didapatkan
p-value=(0.000) < α (0.05) yang artinya ada pengaruh footbath therapy terhadap
penurunan skala nyeri pada ibu post sectio caesarea di RSU Muhammadiyah
Metro Provinsi Lampung Tahun 2021. Peneliti menyarankan agar perawat
maupun bidan dalam mengatasi nyeri tidak hanya dengan menggunakan terapi
farmakologi saja namun bisa didampingi dengan terapi non farmakologi yaitu
footbath therapy.
Kata Kunci : Post Sectio Caesarea, Footbath Therapy, Penurunan Skala Nyeri
Daftar Bacaan : 27 (2010-2020)
xi
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
Lia Oktarina
ABSTRAC
Background : The World Health Organization (WHO) in 2015 set the average
standard for sectio caesarea around 5-15% per 1000 world births. RISKESDAS
(2018) data on the rate of deliveries by cesarean section reached an average of
17.6%. The process of giving birth through cesarean section has a higher risk of
experiencing pain and anxiety compared to normal. One of the treatments to treat
pain is using footbath therapy. The purpose of this study was to determine the
effect of footbath therapy on reducing pain scale in post sectio caesarea mothers
at Muhammadiyah Metro Hospital, Lampung Province in 2021.
Method : The research design used was a quasi-experimental design with a non-
equivalent control group design using an accidental sampling technique. The
number of samples were 64 respondents. Research time in June 2021. Statistical
test using the Wilcoxon Signed Rank Test
Results : The results showed that the average decrease in pain scale before and
after the intervention was from 6.50 to 4.69 and the average reduction in pain
before and after in the control group was from 6.46 to 5.68. So that we get p-
value = (0.000) < (0.05) which means that there is an effect of footbath therapy
on reducing pain scale in post sectio caesarea mothers at Muhammadiyah Metro
Hospital, Lampung Province in 2021. Researchers suggest that nurses and
midwives in overcoming pain not only by only use pharmacological therapy but
can be accompanied by non-pharmacological therapy, namely footbath therapy
xii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Terapan Keperawatan Prodi Sarjana Terapan Keperawatan pada Jurusan
Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang Kemenkes RI. Saya menyadari, tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai dengan
penyusunan proposal ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan proposal
ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Warjidin Aliyanto., SKM., M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Tanjungkarang
Kemenkes RI
2. Gustop Amatiria, S.Kp., M.Kes, selaku ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes
Tanjungkarang Kemenkes RI
3. Dr. Anita, M.Kep.,Sp.MAT, selaku ketua Prodi Sarjana Terapan Keperawatan
Poltekkes Tanjungkarang Kemenkes RI
4. Purwati, S,Pd., MAP, selaku dosen pembimbing utama yang telah
menyediakan waktu, tenaga, pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan proposal ini;
5. Dr. Aprina, S.Kp., M.Kes, selaku dosen pembimbing pendamping yang telah
menyediakan waktu, tenaga, pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan proposal ini
6. Pihak RSUD Muhammadiyah Metro yang telah banyak membantu dalam
usaha memperoleh data yang saya perlukan
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
xii
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL LUAR..……………...…………………………… i
HALAMAN SAMPUL DALAM.………………………………………… ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS………………………… iii
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………… iv
HALAMAN PENGESAHAN………...…………………………....…....... v
BIODATA PENULIS……………………………………………………... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………... vii
MOTTO……………………………………………………………………. viii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI…………. ix
SERTIFIKAT KAJI ETIK……………………………………………….. x
ABSTRAK…………………………………………………………………. xi
ABSTRACT………………………………………………………………... xii
KATA PENGANTAR………………………………………....................... xiii
DAFTAR ISI……………………………………………………………...... xiv
DAFTAR TABEL …………...……………………………………………. xvii
DAFTAR GAMBAR ……………………………….………………...…... xviii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………. xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah………………………………………... 5
C. Tujuan Penelitian………………………………………… 5
1. Tujuan Umum…………………………………….….. 5
2. Tujuan Khusus..……………………………………… 5
D. Ruang Lingkup Penelitian…… …………………………. 6
xii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Sectio Caesarea………………………………………….. 7
1. Definisi Sectio Caesarea……………………………... 7
2. Jenis – Jenis Sectio Caesarea………………………… 7
3. Indikasi Sectio Caesarea……………………………... 8
4. Komplikasi Kelahiran Sectio Caesarea……………… 8
B. Konsep Nyeri…………………………………………….. 9
1. Definisi Nyeri…...……………………………………. 9
2. Fisiologis Nyeri Post Sectio Caesarea…………..…… 10
3. Respon Prilaku Nyeri………………………………… 11
4. Klasifikasi Nyeri……………………………………... 12
5. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Nyeri………….. 16
6. Efek Membahayakan dari Nyeri……………………... 17
7. Penatalaksanaan Nyeri……………………………….. 18
8. Pengukuran Nyeri……………………………………. 19
C. Footbath Therapy………………………………………… 22
1. Definisi Footbath Therapy…………………………… 22
2. Mekanisme Footbath Therapy……………………..… 22
3. Prosedur Footbath Therapy……………………….….. 23
D. Penelitin Terkait………………………………………….. 23
E. Kerangka Teori…………………………………………... 24
F. Kerangka Konsep………………………………………… 25
G. Hipotesis Penelitian……...………………………………. 25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian…………………………………………... 26
B. Desain dan Rancangan Penelitian………………………... 26
C. Waktu dan Tempat Penelitian……………………………. 27
D. Populasi dan Sampel Penelitian………………………….. 27
E. Variabel Penelitian…..…..……………………………….. 29
F. Definisi Operasional………….……….…………………. 30
G. Pengumpulan Data……………………………………….. 31
H. Tahap Pelaksanaan Penelitian……………………………. 31
I. Pengolahan Data…………………………………..……...
33
35
xv
J. Etik Penelitian....………………………………………….
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.2 Distribusi Rata – Rata Skala Nyeri Sebelum Dan Sesudah Diberikan
Tabel 4.4 Distribusi Rata – Rata Skala Nyeri Sebelum Dan Sesudah Diberikan
Tabel 4.4 Perbedaan Rata – Rata Skala Nyeri Pada Kelompok Intervensi dan
Kelompok Kontrol...............................................................................43
DAFTAR GAMBAR
xix
Halaman
xix
DAFTAR LAMPIRAN
xix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan merupakan hal yang dinantikan oleh ibu hamil.
Persalinan dapat dilakukan secara normal dan persalinan abnormal atau
persalinan dengan bantuan suatu prosedur seperti sectio caesarea. Sectio
caesarea merupakan tindakan untuk membantu persalinan apabila tidak
memungkinkan untuk dilakukan persalinan pervagina. Kondisi tidak
memungkinkan ini biasanya ditentukan oleh dokter, tetapi seiring
moderenisasi seringkali sectio caesarea menjadi pilihan sadar calon ibu
atau kadang menjadi alternatif yang dianjurkan dokter meskipun tidak ada
indikasi medis seperti partus lama, gawat janin, posisi tidak normal dan
sebagainya yang diperlukan (Aini, 2010).
World Health Organization (WHO) 2018, menepatkan standar
rata-rata sectio caesarea sekitar 5-15% per 1.000 kelahiran dunia. Tingkat
kelahiran sectio caesarea hampir di seluruh negara mengalami
peningkatan, baik negara berkembang maupun negara maju. Peningkatan
prevelansi sectio caesarea menjadi 46% di Cina dan 25% di Asia, Eropa,
dan Amerika Latin (Ferniawati & Hartati, 2019). Sectio caesarea
mengalami nyeri akibat trauma operatif. Variabilitas individu nyeri pasca
operasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk sensitivitas terhadap
nyeri, faktor psikologis, usia, dan genetika (Dewi Marfuah, dkk. 2019).
Hasil Riskesdas tahun 2018 menunjukan angka persalinan di Indonesia
pada perempuan umur 10-54 tahun telah mengalami peningkatan dari
tahun 2013, pada tahun 2018 angka persalinan mencapai rata-rata 80%
metode persalinan dengan operasi sectio caesarea pada perempuan 10-54
tahun mencapai rata-rata 17,6% (RISKESDAS, 2018).
Berdasarkan hasil pra survey yang dilakukan oleh Anggraeni, dkk,
pada bulan Februari Tahun 2021, didapatkan jumlah persalinan dengan
1
metode sectio caesarea yang dilakukan di beberapa Rumah Sakit di
provinsi
1
2
kesejahteraan klien, baik secara fisik maupun psikologis (Potter & Perry,
2010).
Penatalaksanaan nyeri yang efektif adalah aspek penting dalam
asuhan keperawatan. Nyeri lebih dari sekedar sebuah gejela; nyeri
merupakan masalah yang memiliki prioritas tinggi. Nyeri menandakan
bahaya fisiologis dan psikologis bagi kesehatan pemulihan (Kozier, Erb,
Berman & Snyder 2020). Respon nyeri yang dirasakan oleh pasien
merupakan efek samping yang timbul setelah menjalani suatu operasi
biasanya membuat pasien kesakitan. Penanganan yang sering digunakan
untuk menurunkan nyeri post sectio caesarea berupa penanganan
farmakologi dan non farmakologi.
Penanganan farmakologi untuk menghilangkan nyeri dengan
menggunakan analgesik yang terbagi menjadi tiga tipe, yaitu : (1) non-
opioid, mencakup asetaminofen dan obat antiinflamasi non-steroid
(nonsteroidal antiinflammatory drugs/NSAIDs); (2) opioid (secara
tradisional dikenal dengan narkotik); dan (3)
tambahan/pelengkap/koanalgesik (adjuvants).
Penanganan non farmakologi saat ini menjadi trend baru dan
merupakan metode altenatif untuk mengurangi nyeri pada ibu post sectio
caesarea pemulihan (Kozier, Erb, Berman & Snyder 2020). Menurut
Potter & Perry (2010), penanganan non farmakologi tersebut adalah
relaksasi napas dalam dan imajinasi terpimpin, distraksi, dan stimulasi
kutaneus. Stimulasi kutaneus merupakan stimulasi pada kulit untuk
membantu mengurangi nyeri, ketegangan otot yang dapat meningkatkan
persepsi nyeri. Seperti, Masase/pijatan, mandi dengan air hangat, dan
kantong es. Pemberian sensasi hangat lebih efektif bagi beberapa klien.
Salah satu metode pemberian stimulasi kutaneus yaitu menggunakan
footbath therapy atau rendam kaki air hangat.
Footbath therapy merupakan salah satu bagian dari rangkaian
perawatan postnatal yang dapat memberikan respon relaksasi, meredakan
nyeri tubuh karena dapat membantu dalam pelepasan hormon endorfin di
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Apakah Ada Pengaruh Footbath Therapy Terhadap
Penurunan Skala Nyeri Pada Ibu Post Sectio Caesarea Di RSU
Muhammadiyah Metro Provinsi Lampung Tahun 2021?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahui pengaruh footbath therapy terhadap penurunan skala
nyeri pada ibu post sectio caesarea di RSU Muhammadiyah Metro
Provinsi Lampung Tahun 2021.
2. Tujuan Khusus
a) Diketahui distribusi rata-rata skala nyeri ibu post sectio caesarea
sebelum dan sesudah diberikan footbath therapy pada kelompok
intervensi di RSU Muhammadiyah Metro Provinsi Lampung
Tahun 2021.
b) Diketahui distribusi rata-rata skala nyeri ibu post sectio caesarea
sebelum dan sesudah diberikan relaksasi napas dalam pada
kelompok kontrol di RSU Muhammadiyah Metro Provinsi
Lampung Tahun 2021.
6
A. Sectio Caesarea
1. Definisi Sectio Caesaria
Sectio caesrea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan
membuka dinding perut dan dinding uterus atau vagina atau suatu
histerotomi untuk melahirkan janin dari dalam rahim (Padila, 2015),
sedangkan menurut Jitowiyono (2010) sectio caesarea adalah suatu
persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada
dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan
utuh serta berat janin diatas 500gr.
7
8
B. Konsep Nyeri
1. Definisi Nyeri
Asosiasi Internasional untuk penelitian nyeri (Internasional
Association for the Study of Pain, IASP) mendefinisikan nyeri sebagai
suatu pengalaman perasaan dan emosi yang tidak menyenangkan yang
berkaitan dengan kerusakan sebenarnya ataupun potensial pada suatu
jaringan. Nyeri merupakan perasaan tubuh atau bagian dari tubuh
manusia, yang senantiasa tidak menyenangkan dan keberadaan nyeri
dapat memberikan suatu pengalaman alam rasa (Judha, 2012).
Walaupun nyeri merupakan sebuah pengalaman universal, sifat
nyeri tetap menjadi misteri. Diketahui bahwa nyeri sangat bersifat
subjektif dan individual dan bahwa nyeri merupakan salah satu
mekanisme pertahanan tubuh yang menandakan adanya masalah.
Nyeri yang tidak ditangani menyebabkan bahaya fisiologis dan
psikologis bagi kesehatan dan penyembuhannya (Kozier, Erb, Berman
& Snyder 2020).
Terdapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri,
diantaranya sebagai berikut :
a) Teori gerbang kendali
Menurut teori gerbang kendali Melzack dan Wall (1965),
serabut saraf perifer yang membawa nyeri ke mendula spinalis
dapat memodifikasi inputnya di tingkat mendula spinalis sebelum
input tersebut ditransmisikan ke otak. Sinaps di kornu dorsalis
10
4. Klasifikasi Nyeri
Nyeri dapat diklasifikasikan kedalam beberapa golongan :
1) Nyeri kutaneus
Nyeri kutaneus dapat dikarakteristikan sebagai onset yang
tiba-tiba dengan kualitas yang tajam atau menyengat atau onset
13
7) Nyeri neurapatik
Nyeri neurapatik adalah nyeri akibat kerusakan sistem saraf
tepi atau sistem saraf pusat di masa kini atau masa lalu dan
mungkin tidak mempunyai sebuah stimulus, seperti kerusakan
jaringan atau saraf, untuk rasa nyeri. Nyeri neurapatik berlangsung
lama, dapat digambarkan sebagai terbakar, nyeri tumpul, dan nyeri
tumpul yang berkepanjangan kemudian nyeri tajam seperti
tertembak.
(Hawthorn & Redmond, 1998)
8) Nyeri bayangan
Nyeri bayangan yaitu sensasi rasa nyeri yang dirasakan
pada bagian tubuh yang telah hilang, misalnya kaki yang telah
diamputasi.
rentang perhatian.
c) Pengaruh pada aktivitas sehari-hari
Nyeri dapat membatasi mobilisasi pasien, seperti melakukan
mandi, berpakaian, mencuci rambut, dan sebagainya.
7. Penatalaksanaan Nyeri
Menurut Potter & Perry (2010), penatalaksanaan nyeri ada 2 yaitu :
a) Intervensi Nyeri Secara Farmakologis
Banyak substansi-substansi/agen farmakologis tersedia
untuk mengurangi nyeri. perawat harus memberikan semua
analgesik dengan menggunakan pedoman/petunjuk. Analgesik
merupakan metode penanganan nyeri yang paling umum. Ada tiga
tipe analgesik, yaitu :
1) Non-opioid, mencakup asetaminofen dan obat antiinflamasi
non-steroid (nonsteroidal antiinflamatory drugs/NSAIDs).
2) Opioid (secara tradisional dikenal sebagai narkotik)
3) Tambahan/pelengkap/koanalgesik (adjuvants), variasi dari
pengobatan yang meningkatkan analgesik atau memiliki
kandungan analgesik yang semula tidak diketahui.
b) Intervensi Nyeri Secara Non Farmakologis
a. Stimulus Kutaneus
Stimulus kutaneues ada stimulus pada kulit untuk
membantu mengurangi nyeri, hal tersebut dapat
menyebabkan pelepasan endorfin dengan demikian dapat
menghambat transmisi nyeri. Teori gate-control
mengatakan bahwa stimukus kutaneus mengaktivasi
transmisi serabut saraf sensorik A-beta yang lebih besar dan
lebih cepat. Hal ini menutup “gerbang” sehingga
menurunkan transmisi nyeri melalui serabut C dengan
diameter kecil. Stimulus kutaneus juga dapat membantu
mengurangi keteganggan otot yang meningkatkan nyeri.
19
8. Pengukuran Nyeri
a) Skala nyeri
Skala nyeri adalah gambaran seberapa parah nyeri dirasakan
oleh individu. Pengukuran nyeri sangat subjektif dan individual
dan kemungkinan nyeri dalam skala yang sama dirasakan sangat
berbeda oleh dua orang yang berbeda. Skala nyeri dapat diketahui
menggunakan alat ukur atau skala ukur nyeri.
Menurut Kozier, Erb, Berman & Snyder (2020), terdapat beberapa
skala nyeri yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat nyeri
yaitu :
1. Numerical Rating Scale (NRS)
NRS merupakan skala nyeri yang popular dan lebih banyak
20
relaksasi pada otot karena otot mendapat nutrisi yang dibawa oleh
darah sehingga kontraksi otot menurun (Anugraheni, 2013 dalam
Rahmadhayanti, Eka, 2017). Arovah, 2016 dalam Hakiki, 2018 juga
berpendapat bahwa footbath therapy digunakan untuk meningkatkan
aliran darah yang dapat meningkatkan suplai oksigen dan nutrisi pada
jaringan. Panas juga meningkatkan elastisitas otot sehingga
mengurangi kekakuan otot.
D. Penelitian Terkait
Pada penelitian yang dilakukan oleh Detty, dkk. (2019), footbath
treatment atau rendam kaki air hangat dan masase sering digunakan
karena mudah dilakukan dan terjangkau. Tetapi efeknya dapat menunjukan
betapa besar footbath treatment dalam mempengaruhi pada penurunan
skala nyeri post operasi. Hal ini dibuktikan dengan penelitiannya pada 30
responden menunjukan bahwa skala nyeri sebelum dilakukan intervensi
adalah nyeri sedang sebanyak 26 responden (87,7%). Skala nyeri setelah
dilakukan intervensi sebagian besar adalah nyeri ringan sebanyak 25
responden (83,3%). Hasil uji statis tik menunjukan nilai p value
0,000<0,05 artinya ada pengaruh perawatan footbath treatment terhadap
nyeri post operasi sectio caesarea.
Sedangkan, penelitian yang berkaitan dengan persalinan
diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2021), Hasil penelitian
24
E. Kerangka Teori
Berdasarkan tinjauan pustaka yang ada, maka dapat dibuat kerangka teori
sebagai berikut :
Gambar 2.3 Kerangka Teori
1. Pengalaman dan
pengetahuan tentang
Nyeri Ringan
nyeri
2. Usia Nyeri Akut Nyeri Sedang
3. Kebudayan/suku
4. Dukungan keluarga Nyeri Sangat
dan sosial
Berat
5. Gaya koping
Sumber : Modifikasi berdasarkan sumber Andarmoyo (2013), Kozier, Erb, Berman &
Snyder (2020), Potter & Perry (2010) dan Sutanto & Fitriana (2017)
F. Kerangka Konsep
Pengaruh Footbath Therapy Terhadap Penurunan Skala Nyeri
Pada Ibu Dengan Sectio Caesarea di RSU Muhammadiyah Metro tahun
2021.
Kerangka konsep ini disusun mengacu pada kerangka teori sebelumnya.
Kelompok Intervensi :
Kelompok Kontrol :
G. Hipotesis Penelitian
Pernyataan masalah yang spesifik, karakteristik hipotesis dapat
diteliti, menunjukan hubungan variabel-variabel, dapat diuji, mengikuti
temuan-temuan penelitian sebelumnya (Aprina & Anita, 2015). Adapun
hipotesis untuk penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
26
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yang
menemukan data penemuan dengan prosedur statistik secara terukur.
Dimana, selama proses penelitian kuantitatif peneliti memusatkan pada
permasalahan yang memiliki karakteristik tertentu pada variabel (Donsu,
2019).
Kelompok Intervensi 01 X 02
Kelompok kontrol 03 04
Keterangan:
26
27
2. Sampel Penelitian
Sampel merupakan bagian populasi yang diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2008).
Cara perhitungan sampel untuk penelitian survey (Lemeshow). Hosmer
dan Klar (Aprina & Anita, 2015). Sampel dalam penelitian ini,
ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
28
Rumus : n =
Z2 α . P(1−P) N
1−
2
Ket : d 2 ( N −1 )+ Z 2 α . P (1−P)
1−
2
n : Besaran Sampel
N : Besar Populasi
Z21-α/2 : Standar Deviasi Normal adalah 1,96
d : Tingkat penyimpangan yang diinginkan adalah
0,05
p : Proporsi Populasi adalah 0,5
Berdasarkan rumus yang tertera di atas, maka dapat ditentukan besaran
sampel sejumlah:
Z2 α . P ( 1−P ) . N
1−
2
n=
d 2 ( N −1 )+ Z 2 α . P (1−P)
1−
2
92,12
n= = 31,9
0,96
n = 32 sampel
3. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non
probability sampling atau non rendom sampling yaitu pengambilan
secara tidak acak, tetapi lebih didasarkan kepada pertimbangan-
pertimbangan tertentu dengan menggunakan metode accidental
sampling adalah metode pengambilan sampel dimana responden
diambil bedasarkan sampel yang ada atau yang tersedia (Aprina &
Anita, 2015).
E. Variable Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran
yang dimiliki oleh satuan penelitian tentang suatun konsep pengertian
tertentu, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan,
pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit dan sebagainya
(Notoatmodjo 2010). Dalam penelitian ini variabel yang digunakan :
1. Variabel Bebas (Independent)
Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab timbulnya
atau berubahnya variabel dependent (terikat). Variable bebas dalam
penelitian ini adalah footbath therapy.
2. Variabel Terikat (Dependent)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel independent (bebas). Variabel
terikat pada penelitian ini adalah penurunan skala nyeri.
30
G. Pengumpulan Data
1. Instrument Pengumpulan Data
Instrument pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan :
a) Lembar Observasi skala nyeri menggunakan Numerical Rating
Scale (NRS) yang diisi oleh responden sebelum dan sesudah
diberikan footbath therapy.
2. Alat dan bahan Penelitian
Alat dan bahan yang perlukan dalam penelitian ini adalah :
a) Lembar oberservasi skala nyeri sejumlah 62 lembar.
b) Lembar informed consent Sejumlah 62 lembar
c) Thermometer air
d) Baskom/ember bentuk tabung dengan tinggi 44 cm, diameter 47
cm, dan tebal 0,25 cm.
e) 2 buah handuk ukuran dewasa (70×135 cm)
Wadah air/termos yang berisi air panas 3 L
2. Tahap Intervensi
a) Kelompok intervensi
1) Peneliti membuat kesepakatan dengan responden kelompok
intervensi untuk memberikan footbath therapy selama 20 menit
minimal 24 jam setelah melahirkan sectio caesarea di ruang
kebidanan. Intervensi diberikan 3 kali/hari dan dalam posisi
nyaman
2) Menjaga privasi pasien
3) Berikan pasien posisi duduk
4) Siapkan ember lalu isi dengan air dingin dan air panas sampai
setengah penuh lalu ukur suhu air (40oC) dengan thermometer
air
5) Jika kaki tampak kotor, maka disarankan untuk mencuci kaki
terlebih dahulu
6) Celupkan dan rendam kaki sampai betis (20 menit)
7) Lakukan pengukuran suhu setiap 5 menit, jika suhu turun maka
tambahkan air panas (kaki diangkat dari ember) dan ukur
kembali suhunya dengan thermometer. Atau bisa dengan cara
langsung mengganti dengan ember yang baru dengan suhu
yang sudah diukur dan pindahkan kaki pasien pada ember
selanjutnya atau ember kedua
8) Tutup ember dengan handuk untuk mempertahankan suhu
9) Setelah selesai (20 menit), angkat kaki dan keringkan dengan
handuk
10) Rapikan alat
b) Kelompok kontrol
Peneliti membuat kesepakatan dengan responden kelompok
kontrol untuk memberikan relaksasi napas dalam dalam sesuai
dengan program rumah sakit selama 15 menit minimal 24 jam
setelah melahirkan sectio caesarea di Ruang Assalam. Intervensi
33
I. Pengolahan Data
1. Tahap Pengolahan Data
Dalam penelitian ini peneliti akan mengolah data menggunakan
program/perangkat lunak komputer. Proses pengolahan data penelitian
akan melalui tahap sebagai berikut : (Aprina & Anita, 2015)
a. Editing (Penyuntingan), Peneliti melakukan pengecekan dan
perbaikan data yang telah dikumpulkan melalui lembar observasi
b. Coding (Pemberian Code), Peneliti mengubah data berbentuk kalimat
atau huruf menjadi data dalam bentuk angka atau bilangan.
a) Pretest Intervensi 1 = Pretest kelompok intervensi
b) Posttest Intervensi 1 = Posttest kelompok intervensi
c) Pretest Kontrol 1 = Pretest kelompok kontrol
d) Posttest Kontrol 1 = Posttest kelompok kontrol
34
c. Processing
Setelah dilakukan pengkodean pada data yang diperoleh, selanjutnya
yaitu memproses data agar data dapat dianalisis. Proses data dilakukan
dengan cara memasukkan data observasi dengan menggunakan
software computer.
d. Cleaning (Pembersihan Data), Peneliti mengecek kembali data yang
telah dientry valid atau tidak, ternyata data valid dan tidak terdapat
missing pada data yang telah di entry, kemudian data dilakukan
analisis.
2. Analisa Data
Analisa data merupakan tahapan selanjutnya dari penelitian setelah
tahap pengolahan data. Analisa data dimulai dari analisis deskriptif
(univariat) kemudian dilanjutkan dengan analisis bivariat
a. Analisis univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan karakteristik
setiap variabel penelitian. Untuk data numerik digunakan nilai
mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang akan
diteliti (Aprina dan Anita, 2015). Analisa univariat yang digunakan
pada penelitian ini menggunakan bantuan perangkat lunak komputer
dengan menggunakan uji t-test dependent untuk melihat perbedaan
rata – rata skala nyeri ibu sebelum dan setelah diberikan footbath
therapy pada kelompok intervensi dan perbedaan skala nyeri ibu
sebelum dan sesudah diberikan relaksasi napas dalam pada kelompok
kontrol. Namun, setelah dilakukan uji normalitas pada kedua
kelompok didapatkan data berdistribusi tidak normal sehingga
digunakan uji altenative yaitu uji Wilcoxon Signed Ranks untuk
mencari perbedaan rata – rata dari masing – masing kelompok dan
data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
35
b. Analisis Bivariat
Analisa bivariat merupakan tahap selanjutnya dari analisis
univariat. Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji t-
test independent, tujuannya untuk mengetahui perbedaan pemberian
footbath therapy dan relaksasi napas dalam terhadap penurunan
skala nyeri pada ibu post sectio caesarea, sehingga dilakukan uji
normalitas dan didapatkan hasil data tidak berdistribusi normal
sehingga peneliti menggunakan uji alternative yaitu uji non-
parametik dengan menggunakan uji Mann-Whitney dengan hasil uji
didapatkan nilai p- value=(0.000) < α (0.05) maka dapat
disimpulkan adanya perbedaan skala nyeri pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Nilai sum of ranks pada
kelompok intervensi lebih besar daripada kelompok kontrol yaitu
1272.00 pada kelompok intrevensi dan 808.00 pada kelompok
kontrol, yang artinya pemberian terapi footbath therapy lebih
efektif untuk menurunkan skala nyeri jika dibandingkan dengan
terapi relaksasi napas dalam .
J. Etik Penelitian
Dalam peneleitian harus menerapkan etika penelitian sebagai berikut:
1. Persetujuan Penelitian (Informed Concent)
Informed concent merupakan proses pemberian informasi yang
cukup dapat dimengerti kepada responden mengenai partisipasinya dalam
suatu penelitian. Sebelum melakukan intervensi, peneliti memberikan
informasi kepada responden mengenai tindakan yang akan dilakukan
peneliti. Jika responden setuju maka responden akan menandatangani
lembar informed concent, namun apabila responden menolak untuk diteliti
maka peneliti tidak akan memaksa responden. Peneliti melakukan proses
kaji etik untuk mendapatkan persetujuan penelitian.
2. Keadilan (Justice)
36
37
38
4. Ruang Assalam
Ruang Assalam RSU Muhammadiyah Metro memiliki 9
ruangan, dengan 2 dokter special kebidanan dan penyakit kandungan,
1 dokter spesialis anak dan 18 perawat. Ruang perawatan di instalasi
tersebut, memiliki tempat tidur, yaitu 8 tempat tidur untuk pasien
kelas III, 6 tempat tidur kelas II, 3 tempat tidur kelas I, serta 1 ruang
memandikan bayi.
B. Hasil Penelitian
1. Analisa Univariat
Penelitian telah dilakukan di Ruang Assalam RSU
Muhammadiyah Metro Provinsi Lampung pada Mei – Juni 2021,
terhadap pasien sectio caesarea. Hasil analisa data tentang
“Pengaruh Footbath Therapy Terhadap Penurunan Skala Nyeri
Pada Ibu Post Sectio Caesarea di RSU Muhammadiyah Metro
Provinsi Lampung Tahun 2021” peneliti sajikan data karakteristik
responden berdasarkan umur, suku, pengalaman operasi sebelumnya
dan riwayat analgesik yaitu sebagai berikut:
40
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.1 dapat diketahui bahwa usia
responden terbanyak adalah usia dewasa awal (26-35 tahun) pada kelompok
intervensi sebanyak 22 orang (68.8%) dan pada kelompok kontrol adalah 17
orang (53.1%). Suku bangsa responden terbanyak adalah suku jawa pada
kelompok intervensi sebanyak 17 orang (53.1%) dan pada kelompok kontrol
sebanyak 22 orang (68.8%). Pengalaman operasi terbanyak baik kelompok
intervensi dan kelompok kontrol adalah tidak pernah sebanyak 19 orang
(59,4%) dan 21 (65.6%)
41
2. Analisis Bivariat
Sebelum melakukan analisa bivariat dilakukan uji normalitas
terlebih dahulu dan didapatkan data tidak berdistribusi normal, maka
untuk mengetahui perbedaan rata-rata penurunan skala nyeri pada
kelompok intervensi dan kelompok kontrol dilakukan uji non-
parametrik yaitu dengan menggunakan uji Mann-Whitney dan
diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.3 Hasil Uji Analisis Selisih Skala Nyeri Pada Kelompok
Intervensi dan Kelompok Kontrol Pasien Post Operasi
Sectio Caesarea l di Rumah Sakit Muhammadiyah
Metro Tahun 2021
Mean
Variabel Rank Sum of Ranks
P-value (n)
Kelompok
39.75 1272.00
Intervensi
0.000 64
Kelompok
Kontrol 25.25 808.00
C. Pembahasan
44
meperidin 100 mg. Keuntungan dari ketorolac atau terapi analgesik yaitu
tidak menimbulkan depresi pernapasam atau depresi kardiovaskular.
Menurut (Burke et al., 2006) ketorolac dimetabolisme terutama oleh
sitokrom P450 kemudian dikonjugasi asam glukoronat. Pada pemberia dosis
tunggal intravena waktu paruh 5,2 jam, puncak analgesik dicapai dalam 2
jam. Lama analgesik 4 – 6 jam. Ekskresi terutama melalui ginjal (91,4%) dan
melalui feses (6,1%).
Penelitian ini dilakukan setelah efek dari ketorolac atau terapi analgesik
sudah mengalami waktu paruh, yaitu waktu yang diperlukan untuk turunnya
kadar obat dalam plasma pada fase eliminasi menjadi separuhnya. Sehingga
skala nyeri pada ibu post sectio caesarea di RSU Muhammadiyah Metro
sudah mengalami penurunan dari efek terapi analgesik.
1. Rata – Rata Skala Nyeri Sebelum Dan Sesudah Footbath Therapy Pada
Kelompok Intervensi
Hasil uji analisis rata-rata skala nyeri pada 32 responden kelompok
intervensi didapatkan rata-rata nilai nyeri sebelum dilakukan footbath
therapy adalah 6,50 dan rata-rata nilai nyeri sesudah dilakukan footbath
therapy adalah 4,69, hasil ini menunjukkan adanya penurunan rata-rata skala
nyeri sebelum dan sesudah dilakukan footbath therapy sebanyak 1,81.
Menurut Detty, dkk. (2019), footbath treatment atau rendam kaki air
hangat dan masase sering digunakan karena mudah dilakukan dan
terjangkau. Tetapi efeknya dapat menunjukan betapa besar footbath
treatment dalam mempengaruhi pada penurunan skala nyeri post operasi.
Hal ini dibuktikan dengan penelitiannya pada 30 responden menunjukan
bahwa skala nyeri sebelum dilakukan intervensi adalah nyeri sedang
sebanyak 26 responden (87,7%). Skala nyeri setelah dilakukan intervensi
sebagian besar adalah nyeri ringan sebanyak 25 responden (83,3%). Hasil uji
statistik menunjukan nilai p value 0,000<0,05 artinya ada pengaruh
perawatan footbath treatment terhadap nyeri post operasi sectio caesarea.
47
2. Rata – Rata Skala Nyeri Sebelum Dan Sesudah Footbath Therapy Pada
Kelompok Intervensi
Hasil uji analisis rata-rata skala nyeri pada 32 responden kelompok kontrol
didapatkan rata-rata nilai nyeri sebelum dilakukan relaksasi napas dalam
adalah 6,46 dan rata-rata nilai nyeri sesudah 5,68, hasil ini menunjukkan
adanya penurunan rata-rata skala nyeri sebelum dan sesudah pada kelompok
kontrol. Pada kelompok kontrol ini mengalami penurunan yang sama dengan
kelompok intervensi, namum penurunan penurunan pada kelompok kontrol
lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok intervensi sebesar 0,78.
Berdasarkan toeri dari Smeltzer & Bare (2002), mengatakan bahwa nyeri
adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat
kerusakan jaringan yang aktual dan potensial. impuls nyeri dapat diatur atau
dihambat oleh mekanisme pertahanan disepanjang system saraf pusat. Teori
ini mengatakan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan
48
dibuka dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan ditutup. Upaya ini dapat
dilakukan dengan relaksasi nafas dalam. Hasil analisis data diatas, sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Widiatie, Wiwik (2015) dengan judul
“ Pengaruh Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri
Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea Di Rumah Sakit Unipdu Medika
Jombang” , dengan responden berjumlah 30 orang didapatkan hasil p value
0,000 < 0,05 yang berarti Ha diterima dan ada pengaruh relaksasi nafas dalam
terhadap intensitas nyeri post sectio caesarea di ruang nifas rumah sakit
advent manado.
Menurut peneliti, penurunan rata-rata skala nyeri pada kelompok kontrol
disebabkan karena pemberian relaksasi nafas dalam, dengan melakukan
relaksasi nafas secara benar dan teratur maka seseorang akan merasakan
nyaman dan rileks sehingga akan meningkatkan toleransi terhadap nyeri.
terhadap penurunan skala nyeri pada ibu post sectio caesarea di RSU
Muhammadiyah Metro Provinsi Lampung Tahun 2021.
D. Keterbatasan Penelitian
Pada saat melakukan penelitian ada beberapa keterbatasan yang dapat
mempengaruhi kondisi dari penelitian yang dilakukan. Adapun keterbatasan
tersebut sebagai berikut:
1. Lamanya waktu pembuatan surat izin penelitian.
2. Sampel penelitian membutuhkan pembahasan yang ketat berupa kriteria
inklusi dan eksklusi pada responden sehingga sebagian populasi tidak
dapat dijadikan sampel.
3. Responden masih mengalami kecemasan dan merasa takut ketika akan
dimintai persetujuan untuk dilakukan tindakan, sehingga peneliti
membutuhkan waktu dan pendekatan yang tepat untuk pengumpulan
data.
4. Adanya kendala saat pemberian intervensi secara langsung keresponden
untuk mrncegah penyebaran virus karena adanya pandemi covid-19,
maka intervensi dilakukan dengan protokol kesehatan.
51
52
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Pengaruh
Footbath Therapy Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Ibu Post Sectio
Caesarea di RSU Muhammadiyah Metro Provinsi Lampung Tahun 2021,
maka dapat disimpulan sebagai berikut :
1. Ada penurunan rata-rata nyeri pre-test dan post-test pada kelompok
intervensi sebesar 1,81, dengan nilai terendah pada pre-test adalah 5
dan pada post-test adalah 3, sedangkan nilai tertinggi pada pre-test
dan post-test adalah 7.
2. Ada penurunan rata-rata nyeri pre-test dan post-test pada kelompok
kontrol sebesar 0,78 dengan nilai terendah pada pre-test adalah 5 dan
pada post-test adalah 4, sedangkan nilai tertinggi pada pre-test dan
pada post-test adalah 7.
3. Ada perbedaan rata – rata skala nyeri pada kelompok intervensi dan
kelompok kontrol, dengan menggunakan uji Mann-Whitney
didapatkan nilai p-value=(0.000) < α (0.05) dan diperoleh nilai sum
of ranks pada kelompok intervensi lebih besar daripada kelompok
kontrol yaitu 1272.00 pada kelompok intrevensi dan 808.00 pada
kelompok kontrol.
B. Saran
1. Bagi RSU Muhammadiyah Metro
Diharapkan agar rumah sakit dapat menjadikan footbath therapy
sebagai terapi pendamping atau sebagai bagian dari intervensi
keperawatan dalam pemberian asuhan keperawatan khususnya dalam
penanganan nyeri pada pasien post sectio caesarea.
52
Andarmoyo, S. (2020). Konsep & Proses Keperawatan Nyeri. (R. KR, Ed.).
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.\
Astuti, I., Utami, P., Widyanthari, D., & Yuwinda, N. (20150) Footbath Treatmen
Terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Di Denpasar.
Erepo.Unud.Ac.Id, 1–6.
Chotimah, D., Herliani, Y., & Astiriyani, E. (2020). Pengaruh Footbath Treatment
Terhadap Nyeri Post Sectio Caesarea Di Ruang Melati Rsud Dr Soekardjo
Tasikmalaya Tahun 2019.
Fernawati, F., & Hartati, R. (2019). Hubungan Mobilisasi Dini Post Sectio
Caesarea Dengan Penyembuhan Luka Operasi Di Rsu Avicenna Kecamatan
Kota Juang Kabupaten Bireue. Journal of Healthcare Technology and
Medicine, 5(2), 318. https://doi.org/10.33143/jhtm.v5i2.47.
Jakarta: EGC.
Marfuah, D., Nurhayati, N., Mutiar, A., Sumiati, M., & Mardiani, R. (2019). Pain
Intensity among Women with Post-Caesarean Sectio: A Descriptive Study.
KnE Life Sciences, 2019, 657–663. https://doi.org/10.18502/kls.v4i13.5322
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal- Bedah.
Sutanto, Andina Vita & Yuni Fitriana. 2017. Kebutuhan Dasar Manusia Teori
Dan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press.
LEMBAR PENJELASAN
Dalam penelitian ini tidak ada resiko dan tidak membahayakan fisik maupun
kesehatan subjek penelitian (responden). Footbath therapy sangat berguna bagi
responden post sectio caesarea guna membantu mengurangi rasa nyeri. Serta
berguna untuk pengembangan pelayanan kesehatan maupun keperawatan.
Penelitian ini dilakukan dengan memberikan footbath therapy kepada responden
yang diharapkan dapat membantu responden menurunkan skala nyeri pada ibu
post sectio caesarea pada kelompok eksperimen dan memberikan tindakan
keperawatan sesuai prosedur rumah sakit tanpa pemberian terapi musik pada
kelompok kontrol. Peneliti akan mengobservasi penurunan skala nyeri responden
setelah 3 kali sehari pemberian footbath therapy pada kelompok eksperimen dan
pada kelompok kontrol. Selanjutnya data yang diperoleh tersebut digunakan untuk
mengolah data serta setelah selesai penelitian data akan dimusnahkan. Penelitian
terhadap responden akan dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan dari
responden dengan cara responden menandatangani lembar persetujuan dan semua
data yang diteliti dijamin kerahasiannya. Bila selama penelitian ini responden
merasa tidak nyaman, maka responden berhak untuk tidak melanjutkan
partisipasinya dalam penelitian ini. Demikian penjelasan mengenai penelitian ini,
peneliti sangat mengharapkan kerjasama dan keikutsertaan ibu dalam penelitian
ini.
Lampiran 2
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa paksaan.
Menyetujui,
Peneliti Responden
NIM. 1714301025
Lampiran 3
Lampiran 5
LEMBAR OBSERVASI
A. Identitas Responden
Nomor Responden :
Kelahiran ke :
Umur :
Suku :
Riwayat Analgesik :
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan prosedur
A. Fase Persiapan
1. Mempersiapkan rencana penelitian serta alat dan bahan yang
digunakan dalam penelitian dengan mengajukan proposal penelitian.
2. Mengkonsultasikan perbaikan proposal, prosedur pemberian footbath
therapy, dan lembar observasi.
3. Menentukan waktu dan tempat penelitian yaitu Mei – Juni 2021 di
Ruang Assalam di RSU Muhammadiyah Metro Tahun 2021
4. Mengurus administrasi guna keperluan izin penelitian dari pihak
bersangkutan.
5. Peneliti melakukan identifikasi pasien sesuai dengan kriteria inklusi
yang telah ditentukan.
B. Fase Pretest
1. Peneliti menjelaskan tujuan penelitian dan prosedur penelitian yang
akan dilakukan. Apabila responden setuju maka responden
menandatangani informed consent.
2. Peneliti membagi responden menjadi dua kelompok, yaitu 32
responden pertama merupakan kelompok intervensi dan 32 responden
kedua merupakan kelompok kontrol.
3. Peneliti memberikan lembar observasi pretest skala nyeri dan
menjelaskan cara pengisian lembar observasi pada masing-masing
kelompok responden sebelum diberikan intervensi footbath therapy.
4. Responden mengisi lembar observasi dan peneliti sesuai dengan
kelompok dan keadaan responden.
C. Fase Intervensi
1. Kelompok intervensi
Peneliti membuat kesepakatan dengan responden kelompok intervensi
untuk memberikan footbath therapy selama 20 menit minimal 24 jam
setalah melahirkan sectio caesarea di ruang kebidanan. Intervensi
diberikan 3 kali/hari selama sehari dengan posisi yang nyaman
2. Kelompok kontrol
Responden kelompok kontrol diberikan terapi sesuai dengan program
rumah sakit yaitu relaksasi napas dalam menit minimal 24 jam setalah
melahirkan sectio caesarea di ruang kebidanan. Intervensi dilakukan
selama 15 menit selama 3x/hari
D. Fase Posttest
1. Kelompok intervensi
Setelah memberikan footbath therapy peneliti menjelaskan cara
pengisian lembar observasi skala nyeri posttest. Pengisian lembar
observasi post test skala nyeri diisi oleh responden dengan bantuan
dari peneliti dan peneliti mengisi lembar observasi sesuai kondisi
responden. Data tersebut merupakan data posttest (data setelah
diberikan intervensi).
2. Kelompok kontrol
Setelah responden menerima terapi sesuai dengan program rumah sakit
peneliti menjelaskan cara lembar observasi skala nyeri. Pengisian
lembar observasi skala nyeri diisi oleh responden dengan bantuan dari
peneliti dan peneliti mengisi lembar observasi sesuai kondisi
responden. Data tersebut merupakan data posttest kelompok kontrol.
Lampiran 9
JADWAL PELAKSANAAN
No. Kegiatan Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
3. Seminar Proposal
5. Izin Penelitian
6. Pelaksanaan Penelitian
7. Analisis Data
8. Penyusunan Laporan Penelitian
10. Publikasi
Lampiran 10 DATA TABULASI PENELITIAN
Lampiran 11
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
Kelas N Percent N Percent N Percent
Uji Normalitas Kelompok Pretest Eksperimen 32 100.0% 0 0.0% 32 100.0%
Eksperimen & Kontrol Postest Eksperimen 32 100.0% 0 0.0% 32 100.0%
Pretest Kontrol 32 100.0% 0 0.0% 32 100.0%
Postest Kontrol 32 100.0% 0 0.0% 32 100.0%
Descriptives
Kelas Statistic Std. Error
Uji Normalitas Kelompok Pretest Eksperimen Mean 6.5000 .12700
Eksperimen & Kontrol 95% Confidence Interval Lower Bound 6.2410
for Mean Upper Bound 6.7590
5% Trimmed Mean 6.5556
Median 7.0000
Variance .516
Std. Deviation .71842
Minimum 5.00
Maximum 7.00
Range 2.00
Interquartile Range 1.00
Skewness -1.114 .414
Kurtosis -.080 .809
Postest Eksperimen Mean 5.1563 .22500
95% Confidence Interval Lower Bound 4.6974
for Mean Upper Bound 5.6151
5% Trimmed Mean 5.1736
Median 5.0000
Variance 1.620
Std. Deviation 1.27278
Minimum 3.00
Maximum 7.00
Range 4.00
Interquartile Range 2.00
Skewness -.211 .414
Kurtosis -.933 .809
Pretest Kontrol Mean 6.4688 .12688
95% Confidence Interval Lower Bound 6.2100
for Mean Upper Bound 6.7275
5% Trimmed Mean 6.5208
Median 7.0000
Variance .515
Std. Deviation .71772
Minimum 5.00
Maximum 7.00
Range 2.00
Interquartile Range 1.00
Skewness -1.001 .414
Kurtosis -.280 .809
Postest Kontrol Mean 5.6875 .17061
95% Confidence Interval Lower Bound 5.3395
for Mean Upper Bound 6.0355
5% Trimmed Mean 5.7083
Median 6.0000
Variance .931
Std. Deviation .96512
Minimum 4.00
Maximum 7.00
Range 3.00
Interquartile Range 1.00
Skewness -.228 .414
Kurtosis -.817 .809
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pretest Eksperimen .382 32 .000 .688 32 .000
Uji Normalitas Kelompok Postest Eksperimen .184 32 .008 .911 32 .012
Eksperimen & Kontrol Pretest Kontrol .364 32 .000 .709 32 .000
Postest Kontrol .221 32 .000 .879 32 .002
Mann-Whitney Test
Ranks
Group N Mean Rank Sum of Ranks
Pretest Eksperimen Kelompok Eksperimen 32 39.75 1272.00
Kelompok Kontrol 32 25.25 808.00
Total 64
Test Statisticsa
Pretest
Eksperimen
Mann-Whitney U 280.000
Wilcoxon W 808.000
Z -3.483
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Frequency Table
Usia Kelompok Eksperimen
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Remaja Akhir (17-25
6 18.8 18.8 18.8
tahun)
Dewas Awal (26-35) 22 68.8 68.8 87.5
Dewasa Akhir (36-45
4 12.5 12.5 100.0
tahun)
Total 32 100.0 100.0
Mengetahui
Ketua Prodi Sarjana Terapan Keperawatan Tanjung Karang
Dr.Ns.ANITA,S.Kep.,Sp.Mat
NIP. 196902101992122001
Mengetahui
Ketua Prodi Sarjana Terapan Keperawatan Tanjung Karang
Dr.Ns.ANITA,S.Kep.,Sp.Mat
NIP. 196902101992122001