Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI REBUSAN JAHE DAN PERASAN LEMON


TERHADAP PENURUNAN FREKUENSI MUAL DAN MUNTAH (EMESIS
GRAVIDARUM) PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI
PUSKESMAS TOROH II

OLEH :
EKA ARIE WIDIAWATI
NIM : P1337424419138

KELAS NON REGULER KERJASAMA


DINKES KABUPATEN GROBOGAN
PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN SEMARANG
JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan pertumbuhan dan perkembangan janin sejak

konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Setiap proses dalam

kehamilan merupakan kondisi kirits yang memerlukan adaptasi psikologis dan

fisiologis terhadap pengaruh hormone kehamilan dan tekanan mekanis akibat

pembesaran uterus dan jaringan lain. Perubahan fisiologis pada awal kehamilan

adalah perubahan hormonal, terjadi peningkatan hormone estrogen dan

progesterone yang mengakibatkan adanya rasa mual dan muntah (Lowdermilk D.

L, et al; 2017).

Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada

kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula

timbul setiap saat dan malam hari. Hampir 45% wanita mengalami muntah pada

awal kehamilan dan hingga 90% wanita mengalami mual. Gejala-gejala ini

kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung

selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60-80%

primigravida dan 40%-60% pada multigravida. Satu di antara seribu kehamilan,

gejala-gejala ini menjadi lebih berat (Sarwono, 2014).


Data World Health Organization (WHO) mengenai status kesehatan

nasional pada capaian target Sustainable Development Goals (SDGs) menyatakan

secara global sekitar 830 wanita meninggal setiap hari karena komplikasi selama

kehamilan dan persalinan, dengan tingkat AKI sebanyak 216 per 100.000

kelahiran hidup (WHO, 2017). Sebanyak 99 persen kematian ibu akibat masalah

kehamilan, persalinan atau kelahiran terjadi di Negara-negara berkembang. Rasio

AKI masih dirasa cukup tinggi sebagaimana ditargetkan menjadi 70 per 100.000

kelahiran hidup pada tahun 2030 (WHO, 2017).

World Health Organization (WHO) tahun 2015, melaporkan jumlah

kejadian hyperemesis gravidarum mencapai 12,5% dari seluruh jumlah kehamilan

di dunia (WHO, 2015).

Survey Demografi Keseehatan Indonesia (SDKI) 2012 menunjukkan

peningkatan AKI yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup AKI kembali menujukan

penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan

hasil Survey Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015. Penyebab tidak langsung

kematian ibu antara lain Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada kehamilan

(37%) dan Anemia pada kehamilan (40%) (BPS, 2012)

Di Indonesia sebanyak 50%-75% ibu hamil mengalami mual dan muntah

pada trimester pertama atau awal-awal kehamilan. Data di Jawa Tengah keluhan

mual muntah pada ibu hamil mencapai 40%-60% dari total kehamilan (Kemenkes

RI, 2017).
Mual muntah (Emesis gravidarum) terjadi karena perubahan pada system

hormon selama kehamilan, yaitu terjadi peningkatan kadar hormone estrogen dan

Hormon Chorionic Gonadotropin(HCG) dalam serum. Pada usia kehamilan 12-

16 minggu Hormon Chorionic Gonadotropin mencapai kadar tertingginya (Aini,

2010).Emesis gravidarum dalam keadaan normaltidak banyak menimbulkan efek

negatif, hanyasaja apabila emesis gravidarum berkelanjutanmenjadi hiperemesis

gravidarum akanmembawa resiko yang terjadinya gangguanpada kehamilan

misalnya dehidrasi, pasien dapat mengalami syok, menghambat tumbuh kembang

janin, gangguan keseimbangan elektrolit, cadangan karbohidrat dalam tubuh ibu

akan habis, robekan pada selaput jaringan esophagus dan lambung dapat terjadi

bila muntah terlalu sering dan memiliki resiko yang lebih tinggi untuk melahirkan

bayi dengan berat badan lahir rendah, prematur, dan nilai apgar kurang dari tujuh

(Manuaba, 2012).

Berdasarkan data dari Kabupaten Grobogan tahun 2019 tercatat sebanyak

23.206 ibu hamil. Di Puskesmas Toroh II didapatkan jumlah ibu hamil yang

berkunjung pada bulan Juni – Agustus 2019 tercatat sebanyak 167 ibu hamil, dari

data tersebut tercatat sebanyak 61 ibu hamil timester 1 dan sebanyak 32 ibu hamil

trimester 1 mengatakan mengalami emesis gravidarum.

Upaya yang biasa dilakukan untuk mengatasi mual muntah (emesis

gravidarum) di Puskesmas Toroh II yaitudengan menggunakan

menggunakanterapi farmakologis. Penatalaksanaan mual dan muntah pada

kehamilan tergantung pada beratnya gejala. Pengobatan dapat dilakukan dengan


cara farmakologi maupun nonfarmakologi serta dengan terapi

komplementer.Terapi farmakologi dilakukan dengan pemberian antiemetik,

antihistamin, antikolinergik, dan kortikosteroid, namun ibu hamil akan lebih baik

jika mampu mengatasi masalah mual pada awal kehamilan dengan menggunakan

terapi pelengkap nonfarmakologis. Terapi nonfarmakologis bersifat noninstruktif,

noninfasif, murah, sederhana, efektif, dan tanpa efek samping yang merugikan.

Terapi nonfarmakologi dapat dilakukan dengan cara pengaturan diet, dukungan

emosional, akupuntur, dan pemberian aromaterapi (Wiknjosastro, 2010). Selain

itu, terapi nonfarmakologis dengan makan sering dalam porsi kecil, misalnya

setiap dua jam sekali, menghindari makanan berbau tajam, mencoba ngemil

crackers setelah bangun pagi, makan makanan karbohidrat tinggi, minum jus

manis di pagi hari, tidak merokok atau mengkonsumsi minuman beralkohol, dan

mengurangi stress), dan komplementer (akupuntur, minum peppermint tea,

mengulum permen mint, spearment, aromaterapi jahe, peppermint, lemon, dan

mencoba ginger tea (Novita, 2016).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ayu Dwi dkk pada tahun (2017),

menyebutkan bahwa minuman jahe hangat memberikan pengaruh terhadap

penurunan frekuensi mual muntah pada ibu hamil trimester pertama. Jahe dapat

mencegah mual dan muntah karena jahe mampu menjadi penghalang serotinin,

sebuah senyawa kimia yang dapat menyebabkan perut berkontraksi, sehingga

timbul rasa mual. Penelitian lain menunjukkan hasil bahwa jahe efektif dalam

mengurangi mual dan muntah selama kehamilan trimester I (Ayu Dwi dkk, 2017).
Jahe bermanfaat untuk mengatasi berbagai variasi kondisi medis termasuk

keluhan mual. Enzim jahe dapat mengkatalisa protein di dalam system

pencernaan sehingga tidak menyebabkan mual. Efek anti muntah pada jahe

terdapat pada kombinasi kandungan senyawa zingerones dan shogaols

(Aghazadeh M, dkk, 2016). Jahe dikonsumsi dalam berbagai cara seperti, wedang

jahe, aromaterapi, permen jahe, kapsul,esktrak jahe. Efek samping yang terjadi

adalah rasa tidak enak dimulut, mulas,bersendawa, kembung dan mual, terutama

pada sediaan jahe bubuk (Alyamaniyah, 2014).

Jahe memiliki efek antiinflamasi, antinausea, antikarsinogenik, dan

antioksidan. Penggunaan jahe selama kehamilan tidak menyebabkan resiko

abnormalitas kongenital, kematian neonatal, bayi lahir berat badan rendah

(BBLR) dan nilai APGAR rendah (Heitmann K, et al; 2017).

Selain menggunakan jahe, terapi komplementer lainnya untuk mengurangi

mual muntah ibu hamil dapat menggunakan lemon. Dalam penelitian yang

dilakukan oleh Lisha J John pada tahun 2015 menyatakan bahwa lemon

merupakan salah satu herbal yang digunakan selama kehamilan yang dapat

mengurangi mual muntah pada ibu hamil. Hal tersebut didukung oleh pendapat

Erick tahun 2001 dalam Kia et all (2013) bahwa 40% wanita menggunakan lemon

untuk mengurangi mual muntah dan 26,5% melaporkan lemon efektif dalam

mengontrol keluhan mual dan muntah. Kandungan buah lemon yang dapat

mengurangi mual muntah yaitu vitamin C. Pada ibu hamil setiap harinya

membutuhkan 85 mg vitamin C, dan buah jeruk lemon memiliki kandungan 60


mg/100g. Vitamin C pada jeruk lemon dapat membersihkan sisa makanan yang

ada pada lambung akibat dari makanan yang sulit di cerna dan membersihkan

saluran lambung serta usus sehingga meningkatkan tenaga pencernaan pada kedua

organ tersebut (Soebroto, 2012 dalam Pratiwi 2016). Setelah saluran pencernaan

dibersihkan maka pencernaan dan usus akan rileks, otot-otot pada pencernaan

akan mengendur sehingga dapat mengurangi emesis gravidarum (Parwitasari,

2013). Aroma yang dihasilkan buah lemon dapat meningkatkan efektifitas saraf

parasimpatis dan menurunkan saraf simpatis dengan mengurangi sekresi saliva

hingga mengurangi rasa mual (Akoso, 2 013).

Pada lemon terkandung Limonene yang akan menghambat kerja

prostaglandin sehingga dapat mengurangi rasa nyeri serta berfungsi untuk

mengontrol sikooksigenasse I dan II, mencegah aktivitas prostaglandin dan

mengurangi rasa sakit termasuk mual muntah (Cheraghi and Valadi, 2010).

Studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Toroh II didapatkan

jumlah ibu hamil yang berkunjung pada bulan Juni – Agustus 2019 tercatat

sebanyak 167 ibu hamil, dari data tersebut tercatat sebanyak 61 ibu hamil timester

1 dan sebanyak 32 ibu hamil trimester 1 mengatakan mengalami emesis

gravidarum. Selama ini hal yang dilakukan ibu yaitu dengan minum obat anti

emetik sebanyak 11 orang, 6 orang mengurangi mual muntah dengan minum air

hangat, 8 orang mengatasi mual muntah dengan menghirup minyak kayu putih

dan sejumlah 7 orang mengatakan belum mengerti cara untuk mengatasi mual

muntah tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian

pada ibu hamil trimester 1 dengan judul “Pengaruh Pemberian Kombinasi

Rebusan Jahe dan Perasan Lemon terhadap Penurunan Frekuensi Mual dan

Muntah (Emesis Gravidarum) pada Ibu Hamil Trimester I di Puskesmas Toroh

II”.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, beberapa faktor dapat menyebabkan

terjadinya mual muntah pada ibu hamil trimester I. Mual muntah apabila tidak

diatasi maka secara tidak langsung pasokan cairan di dalam tubuh akan

berkurang. Jika hal ii dibiarkan, maka ibu bisa menjadi lemas dan dehidrasi.

Akibatnya, janin menjadi kehilangan oksigen dan kadar cairan ekstraseluler di

dalam plasam kian menipis. Selain itu, dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi,

sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Kondisi ini membuat jumlah zat

makanan dan oksigen ke jaringan ikut menurun dan tertimbun zat metabolik yang

toksik dan akan mengancam keselamatan janin dan kematian mendadak sehingga

dapat menyebabkan AKI maupun AKB meningkat. Berdasarkan studi

pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Toroh II masih banyak ibu hamil

trimester I yang mengalami mual dan muntah (Emesis Gravidarum). Maka

peneliti merumuskan pertanyaan yaitu “Apakah terdapat Pengaruh Pemberian

Kombinasi Rebusan Jahe dan Perasan Lemon terhadap Penurunan Frekuensi


Mual dan Muntah (Emesis Gravidarum) pada Ibu Hamil Trimester I di

Puskesmas Toroh II?”.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi

rebusan jahe dan perasan lemon terhadap penurunan frekuensi mual dan

muntah (emesis gravidarum) pada ibu hamil trimester I.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik responden (umur, gravida, tingkat pendidikan)

ibu hamil trimester I yang mengalami mual muntah (emesis gravidarum)

di Puskesmas Toroh II.

b. Mengetahui intensitas mual muntah (emesis gravidarum) ibu hamil

trimester I sebelum dan sesudah dilakukan pemberian kombinasi rebusan

jahe dan perasan lemon dengan menggunakan lembar observasi PUQE

(Pregnancy-Unique Quantification of Emesis and Nausea)

c. Mengetahui intensitas mual muntah (emesis gravidarum) pada

pengukuran awal dan akhir kelompok kontrol dengan menggunakan

lembar observasi PUQE (Pregnancy-Unique Quantification of Emesis and

Nausea)
d. Mengetahui perbedaan intensitas mual mutah (emesis gravidarum)

sebelum dan sesudah dilakukan pemberian kombinasi rebusan jahe dan

perasan lemon.

e. Mengetahui perbedaan intensitas mual mutah (emesis gravidarum) pada

pengukuran awal dan akhir kelompok kontrol.

f. Mengetahui perbedaan intensitas mual mutah (emesis gravidarum) antara

kelompok terapi pemberian kombinasi rebusan jahe dan perasan lemon

dan kelompok komtrol.

C. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak yang terlibat

dalam pengembangan pelayanan kebidanan. Manfaat ini meliputi :

1. Puskesmas Toroh II Kabupaten Grobogan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan upaya untuk

meningkatkan kesehatan khususnya pada ibu hamil.

2. Bagi Ibu Hamil

Manfaat hasil penelitian bagi ibu hamil (responden) yaitu dapat memberikan

wawasan dan informasi pada ibu hamil khususnya trimester I tentang

pengelolaan mual muntah (emesis gravidarum) dengan menggunakan terapi

nonfarmakologis rebusan jahe dan perasan lemon.


3. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dokumen akademik

yang dapat dijadikan referensi bagi civitas akademik atau peneliti selanjutnya,

untuk memperkuat pembuktian serupa dan dapat dimanfaatkan untuk

mendasari penelitian atau sebagai bahan perbandingan.

4. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam

melaksanakan penelitian serta dapat menambah pengetahuan tentang cara

berfikir secara ilmiah.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi peneliti selanjutnya untuk

mengembangkan atau memperkuat hasil peneliti.

b. Hasil penelitian ini dapat mendorong dan membantu peneliti-peneliti yang

lain sebagai acuan dalam mengatasi mual muntah (emesis gravidarum)

pada ibu hamil trimester I.

D. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang Lingkup Variabel

a. Variabel independent (bebas) : rebusan jahe dan perasan lemon

b. Variabel dependent (terikat) : ibu hamil trimester I

2. Ruang Lingkup Sasaran


Ibu hamil trimester I yang memenuhi kriteria inklusi di Puskesmas Toroh II

Kabupaten Grobogan.

3. Ruang Lingkup Lokasi

Lokasi penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Toroh II Kabupaten

Grobogan.

4. Ruang Lingkup Waktu

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan November 2019 – Januari 2020.
E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Nama, tahun Judul Rancangan Variabel Hasil


penelitian Penelitian
1. Ayu Dewi Efektifitas Jenis penelitian Variabel Penelitian menunjukkan rata-rata
dkk, 2017 Pemberian Jahe adalah pra- Independen : frekuensi morning sickness
Hangat dalam eksperimen yang Pemberian Jahe sebelum diberikan minuman jahe
Mengurangi bersifat one grup Hangat hangat yaitu sebanyak 13 kali
Frekuensi Mual pretest-postest.. dan setelah diberikan menurun
Muntah pada Ibu Variabel menjadi 3,18 kali. Hasi uji
Hamil Trimester I Dependen : bivariabel menunjukkan bahwa
Ibu hamil mual minuman jahe hangat efektif
dan muntah dalam mengurangi morning
trimester I sickness pada ibu hamil
(p=0,000)
Kesimpulan: Pemberian
minuman jahe hangat efektif
dalam mengurangi frekuensi
mual muntah pada ibu hamil
trimester pertama.
2. Shahrbanoo A Reiview of Randomised, Variabel The findings in included 10
Abdolhosseini Herbal Medicines Double-blind Independen : plants for Nausea and
et all, 2017 for Nausea and clinical trial Herbal Vomiting of Pregnancy :
Vomiting of study Medicines Citrus limon (Lemon), Citrus
Pregnancy in medica L. (Citron), Cydonia
Traditional Persian Variabel oblonga (Quince), Elletaria
Medicine Dependen : cardamomum (Cardamom),
Nausea and Mentha spicata L.
Vomiting of
(Spearmint), Menatha piperita
Pregnancy
(Mint), Myristica fragrans
Houtt (Nutmeg), Pistacia
lentiscus Linn. (Mastic),
Punica granatum L.
(Pomegranate), Malus do-
mestica Borkh (Apple), and
Piper cubeba L. are the most
recommended medications for
NVP. There is evidence in
human studies for some of
these medicinal plants
(Mentha Piperita L., Citrus
limon, Elletaria cardamom,
and Cydonia oblonga Mill).
3 Anis novita Pengaruh Jenis penelitian Variabel Pemberian infused water (lemon
sari, 2017 Pemberian Infused adalah quasi Independen : dan jahe emprit) efektif dalam
Water (Lemon Dan eksperiment yang Pemberian mengurangi frekuensi mual
Jahe Emprit) bersifat pretest infused water muntah pada ibu hamil trimester
Terhadap Keluhan and postest whit (lemon dan jahe pertama (dengan nilai p=0,0001)
Mual Muntah Pada control grup. emprit)
Ibu Hamil
Trimester I Di Variabel
Klinik Pratama Nur Dependen :
Hikmah Gubug Ibu hamil mual
Kabupaten dan muntah
Grobogan trimester I

4 Siti Rofi’ah, Efektivitas Jenis penelitian Variabel Tingkat emesis gravidarum


2018 Aromaterapi adalah quasy- Independen : sebelum diberikan aromaterapi
Lemon untuk experimental Pemberian lemon pada rentang skor 3 – 23.
Mengatasi Emesis dengan aromaterapi Besar mean pada masing-masing
Gravidarum pendekatan lemon kelompok adalah 8.41 ; 11.47 ;
Pretest-Postest dan 11.50. Rentang skor pada
with Control Variabel masing-masing kelompok adalah
Group Design. Dependen : 3 – 19; 4 – 21; dan 4 – 23.
Ibu hamil mual Tingkat emesis gravidarum
dan muntah sesudah diberikan aromaterapi
trimester I lemon pada rentang skor 0 – 19.
Besar mean pada masing-masing
kelompok adalah 5.29 ; 6.13 ;
dan 3.71. Rentang skor pada
masing-masing kelompok adalah
0 – 19; 0 – 14; dan 0 – 9. Tidak
ada perbedaan efektivitas
aromaterapi lemon diantara tiga
kelompok dalam mengatasi
emesis gravidarum, namun jika
dianalisa pada masing-masing
kelompok diperoleh hasil bahwa
aromaterapi lemon dosis 0.2 dan
0.3 efektif dalam mengatasi
emesis gravidarum

Beberapa hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian

sebelumnya adalah sebagai berikut :

1. Variabel Independen yang berbeda dengan penelitian sebelumnya yaitu dengan

rebusan jahe dan perasan lemon.


2. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kombinasi rebusan jahe dan perasan

lemon untuk mengatasi penurunan frekuensi mual muntah (emesis gravidarum)

pada ibu hamil trimester I.

3. Metode penelitian yang digunakan yaitu Quasy Eksperimen.

4. Pengambilan sampel menggunakan Purposive Sample.


Daftar Pustaka

Abdolhosseini, S., Dabaghian, F. H., Mehrabani, M., Mokaberinejad, R., Specialist,

C. M., Medicine, C., & Medicines, T. (2017). A Review of Herbal Medicines for

Nausea and, 6(4), 281–290. https://doi.org/10.22086/gmj.v0i0.809

Aghazadeh M, dkk. 2016. Survey of the Antibiofilm and Antimicrobial Effects of

Zingiber officinale (in Vitro Study). Jundishapur J Microbiol; n9(2) : e30167.

Aini Z. 2010. Pengaruh Pemberian Air Rebusan Jahe terhadap Mual Muntah pada

Ibu yang Mengalami Emesis Gravidarum di Wilayah Kerja Puskesmas

Wirobrajan Yogyakarta Tahun 2010. Naskah Publikasi:1-17.

Akoso, B. T. 2013. Bebas Masalah pencernaan. Edited by Kanisius. Yogyakarta.

Alyamaniyah, H.U., dan Mahmudah. 2014. Efektivitas Pemberian Wedang Jahe

(Zingiber Officinale Var. Rubrum) Terhadap Penurunan Emesis Gravidarum

Pada Trimester Pertama. Jurnal Biometrika dan Kependudukan; 3(1) : 81-7.

Badan Pusat Statistik. 2012.Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012.

Jakarta: Badan Pusta Statistik

Cheraghi, J. and Valadi, A. (2010) “Effects of antinociceptive and anti-inflammatory

component of limonene in herbal drugs”, Iranian Journal of Medical and

Aromaterapic Plants, 26(3). Available at:

https://www.cabdirect.org/cabdirect/abstract/20113020962.
Heitmann K, Nordeng H, Holst L. safety of ginger use in pregnancy: result from a

large population-based cohort study. Eur J Clin Pharmacol. 2013; 69(2):269-

77,

Kemenkes RI. (2017). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016.

http://www.depkes.go.id.index.

Lowdermilk D. L, Perry S, Cashion K, Alden K. (2012). Health Science Maternity &

Women’s Health Care Division 10th ed. USA: Elsevier Science.

Manuaba IGB. 2012. Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan dan KB UntukPendidikan

Bidan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Novita, Selvia. 2016. Pengaruh Inhalasi Aromatrapi Lemon Terhadap Mual Muntah

Ibu Hamil Trimester I

Parwitasari, C. D. dkk. 2013 ‘Perbandingan Efektivitas Pemberian Reebusan Jahe dan

Daun Mint terhadap Mual Muntah pada Ibu Hamil’, Available at :

http://portalgaruda.org//.

Prawirohardjo, Sarwono, 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka

Putri, A. D., Andiani, D., Kesehatan, F. I., Parepare, U. M., & Selatan, S. (2017).

Efektifitas pemberian jahe hangat dalam mengurangi frekuensi mual muntah

pada ibu hamil trimester i, 978–979.

Saminem, Hajjah. (2013). Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal. Jakarta: EGC.

Setiawan. 2012. Panduan Terapi Aman Selama Kehamilan. Surabaya. PT. ISFI

Penerbitan

Anda mungkin juga menyukai