SKRIPSI
Oleh :
SKRIPSI
Oleh :
C2116014
HALAMAN PERSETUJUAN
Diajukan Oleh :
NI LUH PUTRI WIRANTINI
C2116014
Ns. IGA Ratih Agustini, S.Kep. M.Kes Alfiery Leda Kio, SE., MPH.
NIDN: 0831088601 NIDN : 080948502
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Keperawatan
HALAMAN PENGESAHAN
Ns.______________________________
NIDN:
Ns. IGA Ratih Agustini, S.Kep. M.kep Alfiery Leda Kio, SE., MPH.
NIDN: 0831088601 NIDN: 080948502
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Keperawatan
ABSTRAK
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting terutama pada
bulan-bulan pertama kehidupan. World Health Organization (WHO) dan United
Nations Childrens Funds (UNICEF), merekomendasikan agar ibu menyususi
bayinya saat satu jam pertama setelah melahirkan dan melanjutkan hingga usia 6
bulan kehidupan bayi. Permasalahan pengeluaran ASI dini merupakan alasan para
ibu untuk tidak memberikan ASI yang akan berdampak buruk untuk kehidupan
bayi. Faktor penghambat dari pemberian ASI adalah produksi ASI itu sendiri.
Penatalaksanaan masalah produksi ASI dapat dilakukan melalui penatalaksanaan
farmakologi dan nonfarmakologi. Tindakan non farmakologi yang dapat
dilakukan untuk membantu masalah produksi ASI adalah dengan pemberian
metode stimulasi pijat endorphin, oksitosin dan sugestif (SPEOS). Metode SPEOS
ini dilakukan dengan mengkombinasikan antara pijat endorphine, pijat oksitosin
dan sugestif/ afirmasi positif, yang bertujuan untuk membantu ibu nifas
(menyusui) memperlancar pengeluaran ASI dengan cara stimulasi untuk
merangsang hormone oksitosin sehingga selanjutnya keberhasilan pemberian ASI
eksklusif bisa tercapai.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian metode
stimulasi pijat endorphin, oksitosin dan sugestif (SPEOS) terhadap produksi ASI
pada ibu post seksio sesarea. Penelitian ini menggunakan pre-eksperimental
dengan rancangan one group pre-post test design dengan jumlah sampel sebanyak
58 responden menggunakan sampling non probability sampling yaitu incidental
sampling yang ditentukan melalui kriteria inklusi dan eksklusi. Data di analisis
menggunakan uji Wilcoxon untuk membandingkan hasil pretest dan posttest.
Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh secara signifikan antara rata-rata pre
dan post setelah diberikan stimulasi pijat endorphin, oksitosin dan sugestif dengan
nilai p = 0,001 (p<0,05) dan nilai z sebesar 6,633. Dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh pemberian metode stimulasi pijat endorphin, oksitosin, dan sugestif
terhadap produksi ASI pada ibu post seksio sesarea di Ruang Margapati RSUD
Mangusada.
Kata kunci: Metode SPEOS, Produksi ASI, Ibu post seksio sesarea.
vi
HEALTH INSTITUTION
BINA USADA BALI BACHELOR DEGREE OF NURSING PROGRAM
Undergraduate Thesis, 2018
Ni Luh Putri Wirantini
vii
NIM : C2116014
Oksitosin dan Sugestif Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Post Seksio Sesarea Di
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila di
kemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah jiplakan, maka saya
Mangupura, 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
skripsi ini dengan judul “Pengaruh Pemberian Metode Stimulasi Pijat Endorphine,
Oksitosin, dan Sugestif (SPEOS) Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Post Seksio
pada hari-hari pertama untuk mendukung pemberian ASI eksklusif. Skripsi ini
dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, karena itu pada kesempatan ini penulis
1. Dr. Ir. I Putu Santika, MM, selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Bina Usada Bali atas segala fasilitas yang diberikan selama penulis melaksanakan
penelitian
2. Ns. I Putu Artha Wijaya, S.Kep., M.Kep., selaku Ketua Program studi S1
penelitian
ix
5. Alfiery Leda Kio, SE., MPH., selaku pembimbing dua yang telah banyak
6. Ida Ayu Putu Dewi Pradnyani, Amd. Kep, selaku Kepala Ruangan
Paviliun Lantai II RSUD Mangusada, yang telah mengatur jadwal berkerja penulis
8. Bapak/Ibu Staf pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Usada Bali
9. Bapak Putra Wirawan dan Ibu Suriati selaku kedua orang tua yang selalu
10. I Putu Gede Cahyadi Putra, ST selaku pacar yang selalu memberikan
11. Teman- teman Ruang Paviliun Lantai II RSUD Mangusada dan teman-
penelitian ini.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan penelitian ini yang
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun yang akan penulis
terima demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini banyak bermanfaat bagi
penulis sendiri dan pembaca pada umumnya. Atas perhatiannya penulis ucapkan
terimakasih.
Penulis
xi
DAFTAR ISI
1. Analisis Univariat.......................................................................... 75
2. Analisis Bivariat ............................................................................ 77
BAB VI PEMBAHASAN .................................................................................... 79
A. Interpretasi Penelitian ...................................................................... 79
B. Keterbatasan Penelitian.................................................................... 84
C. Implikasi Terhadap Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian ......... 85
1. Pelayanan Keperawatan ................................................................ 85
2. Pendidikan Keperawatan............................................................... 85
3. Penelitian Keperawatan ................................................................. 86
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 87
A. Simpulan ............................................................................................ 87
B. Saran................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 90
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5. 5 Produksi ASI pada ibu post seksio sesarea sebelum diberikan metode
Tabel 5. 6 Produksi ASI pada ibu post seksio sesarea setelah diberikan metode
Tabel 5.7 Pengaruh Pemberian Metode Stimulasi Pijat Endorphin, Oksitosin dan
Sugestif terhadap Produksi ASI Pada Ibu Post Seksio Sesarea di Ruang
DAFTAR GAMBAR
Halaman
produksi ASI………………………………………………… 57
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting terutama
pada bulan-bulan pertama kehidupan. ASI merupakan sumber gizi yang sangat
pertumbuhan bayi, karena ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna
baik secara kualitas maupun kuantitas. ASI sebagai makanan tunggal akan
cukup memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi normal sampai usia 4-6
oleh bayi yang didalamnya terkandung semua unsur vitamin, nutrisi serta
mineral yang sangat bayi butuhkan untuk pertumbuhan selama enam bulan
pertama, sehingga selama 6 bulan tersebut tidak ada makanan dan minuman
yang lain selain ASI. ASI akan terus diproduksi hingga 2 tahun kehidupan
Fund (UNICEF) merekomendasikan agar ibu menyusui bayinya saat satu jam
dan aman diberikan saat bayi memasuki usia 6 bulan dengan terus menyusui
sampai 2 tahun atau lebih. Menurut data WHO (2016), cakupan ASI eksklusif
2
di seluruh dunia hanya sekitar 36% selama periode 2007-2014). Cakupan ASI
38,5% menjadi 37,79% pada tahun 2012. Sedangkan di provinsi bali, cakupan
pemberian ASI eksklusif sebesar 67,4% pada tahun 2013. Berdasarkan profil
tahun 2007 sebesar 69,44%, pada tahun 2011 mengalami penurunan yaitu
61,3% dan pada tahun 2014 cakupan ASI eksklusif di kabupaten Badung
bayi (bayi yang sakit yang tidak memungkinkan untuk diberikan ASI), faktor
perawat menyebabkan ibu dan bayi tidak mau memberikan ASI eksklusif,
menganjurkan ASI dengan susu kaleng), faktor ibu (ibu sakit, jenis persalinan
ibu, dengan melahirkan secara normal atau seksio sesarea yang menimbulkan
sesarea di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun, hal ini dapat dilihat dari
peningkatan dari 6,8% pada tahun 2007 dan 9,8% pada tahun 2013
menyatakan bahwa pengeluaran ASI pada ibu post partum normal lebih cepat
dibandingkan dengan ibu post SC, nilai rata-rata waktu pengeluaran ASI post
partum normal adalah 3,9% dan post SC 5,9%, sehingga terdapat perbedaan
dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding Rahim.
masa nifas terutama involusi dan laktasi, pada ibu dengan persalinan SC
ketika efek anastesi hilang maka akan timbul rasa nyeri disekitar luka sayatan
ditambah faktor obat-obatan penghilang rasa sakit yang digunakan pada saat
operasi maupun setelah operasi dapat menyebabkan bayi mengantuk dan tidak
responsive untuk menyusu sehingga hisapan bayi akan berkurang yang akan
menyebabkan bayi lemah dan malas menyusu, padahal hisapan bayi pada
mempercepat pengeluaran ASI dan apabila tidak ada rangsangan hisap pada
4
air susu yang sudah disekresikan oleh kelenjar mamae, reflek oksitosin ini
dipengaruhi oleh jiwa ibu. Jika ada rasa cemas, stress dan ragu, maka
pengeluaran ASI bisa terhambat (Kodrat, 2010). Berbagai macam cara dapat
pada ibu menyusui 0-6 bulan. Sementara itu metode SPEOS (Stimulasi Pijat
Mangusada pada tanggal 8 September 2017 didapatkan data pasien post seksio
sesarea selama tahun 2016 sebanyak 887 pasien (data sekunder dari rekam
Nifas) dari data register pasien dari bulan juni-agustus 2017 terdapat 284 Ibu
adalah tidak lancarnya produksi ASI dan bahkan tidak ada produksi ASI sama
sekali dan menyebabkan banyak ibu memilih untuk memberikan susu formula
Mangusada pada tanggal 8-10 September 2017 dengan 16 ibu post SC, 12
bayi dalam menghisap, keadaan putting susu yang tidak menunjang , ibu
menyebabkan ibu tidak memberikan ASI nya pada hari-hari pertama kelahiran
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
endorphin, oksitosin dan sugestif (SPEOS) terhadap produksi ASI pada Ibu
2. Tujuan Khusus
(SPEOS)
7
(SPEOS)
oksitosin dan sugestif (SPEOS) terhadap produksi ASI pada Ibu Post
Seksio Sesarea.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Perawat
eksklusif.
2. Masyarakat
muncul di hari-hari pertama pemberian ASI yaitu ASI yang tidak keluar,
Sugestif)
8
3. Institusi Pendidikan
Selain itu penelitian ini bisa dijadikan bahan kajian untuk penelitian
selanjutnya
pengeluaran ASI
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
dinding abdomen dan uterus yang di ambil masih utuh dengan berat janin
demikian, tidak semua ibu hamil dapat melahirkan secara normal. Sebagian
bukan keinginan pasien yang tidak mau menanggung rasa sakit. Hal ini
karena resiko operasi sesar lebih besar daripada persalinan normal. Berikut
10
a. Alergi
Biasanya resiko ini terjadi pada pasien yang alergi terhadap obat
lancar sehingga bayi pun lahir dengan selamat. Namun, beberapa jam
penghilang rasa sakit, serta beberapa cairan infus. Oleh karena itu biasanya
tertentu.
b. Perdarahan
darah pada pembuluh darah balik di kaki dan rongga panggul. Oleh karena
Selain itu, perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika
kemuh. Penyembuhan luka bekas bedah sesar yang tidak sempurna dapat
parut dalam Rahim. Oleh karena itu pada tiap kehamilan serta persalinan
resiko ini sangat kecil terjadi. Sebenarnya, apabila hal ini terjadi termasuk
e. Demam
f. Mempengaruhi ProduksiASI
dan bayi tidak dapat segera menyusui begitu is dilahirkan. Namun, apabila
bayinya segera setelah lahir. Hal ini akibat Rahim yang sering berkontraksi
karena masih dalam proses kembali ke bentuk semula, juga akibat rasa
nyeri yang muncul dari jahitan operasi. Oleh karena itu dibutuhkan
kemauan dan niat yang besar dari para ibu untuk dapat memberikan ASI.
Terutama jika diberikan anastesi umum, ibu relatif tidak sadar untuk
mengurus bayinya di jam pertama setelah bayi lahir. Kondisi luka operasi
sakit sebelum operasi. Kapan umumnya ibu dapat memberikan ASI setelah
melahirkan dengan operasi ? begitu ibu meras siap, sebenarnya sudah bisa
langsung menyusui bayinya, kecuali apabila ibu baru saja pulih dari
sampai 12 jam setelah pembedahan ibu belum juga bias bersama bayi,
13
mintalah perawat untuk memompa air susu pertama ibu sehingga bayi
memperoleh kolostrum.
antara lain ;
a. Konsep Nifas
yang artinya bayi dan parous yang artinya melahirkan atau berarti
minggu.
b. Konsep Laktasi
1) Laktasi adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil
dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan
1) Periode taking in
laktasi
bayi
3) Periode letting go
3. Pembentukan ASI
1) Laktogenesis I
yaitu berupa cairan kental yang kekuningan. Pada saat itu, tingkat
melahirkan nanti
2) Laktogenesis II
untuk memproduksi ASI, dan hormone ini juga keluar dalam ASI
dalam susu lebih tinggi apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu
3) Laktogenesis III
dikosongkan.
Gambar 2. 1 Lactogenesis
penahan prolactin.
payudara
besar-besaran.
ASI.
ejection reflex.
1) ASI stadium I
lahir segera bersih dan siap menerima ASI. Hal ini menyebabkan
2) ASI Stadium II
yang matang/matur. Ciri dari air susu pada masa peralihan adalah
sebagai berikut :
b) Disekresi dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi.
sedangkan lemak dan hidrat arang semakin tinggi, hal ini untuk
berikut :
b) Pada ibu yang sehat, produksi ASI untuk bayi akan tercukupi.
yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai usia enam
bulan
24
terdapat didalamnya.
meliputi :
warna kehitaman
25
dan jernih
i. Jenis ASI
Air susu ibu atau ASI ternyata tidak selalu sama kualitasnya saat
keluar, ada yang bentuknya kental, encer atau bahkan sangan encer.
Dari segi warna juga kadang berbeda-beda, ada yang berwarna putih,
1) Foremilk
haus bayi.
2) Hindmilk
setelah hidangan pembuka. Jenis air susu ini sangat kaya, kental
j. Manfaat ASI
1) Untuk Bayi
yang terbaik, terutama pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain
juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung semua zat gizi dan
ASI
sembuh.
m) IQ pada bayi ASI lebih tinggi 7-9 point daripada IQ bayi non
yang minum ASI pada usia 9 tahun mencapai 12,9 poin lebih
2) Untuk Ibu
resiko pendarahan
langsing kembali
payudara
emosional
30
ASI dalam payudara tak pernah basi dan ibu tak perlu
eksklusif
botol
wanita)
diberikan ASI)
kaleng.
31
5. Endorphin
saraf dan bagian lain dari tubuh manusia. Secara keseluruhan ada
kurang lebih dua puluh jenis horon kebahagiaan. Meskipun cara kerja
kerjanya lima atau enam kali lebih kuat dibandingkan obat bius.
reseptor saraf di otak untuk memberikan bantuan dari rasa sakit yang
obatan dan opiod dalam otak dapat menurunkan kadar endorphine dan
1) Manfaat endorphine
yang alami yang diproduksi oleh tubuh manusia, maka endorphine adalah
a) Meditasi
b) Relaksasi hypno-birthing
33
e) Acupuncture treatments
endorphin
6. Sugestif
a. Berpikir Positif
selalu berpikir bahwa hal itu baik untukku, stress tidak akan
menghampiri”. Jiwa dan raga tidak pernah putus berdialog. Jadi, hal-
hal yang ada dalam pikiran kita bukanlah konsep abstrak belaka karena
akan membuat tubuh kita tetap muda dan sehat. Adanya mekanisme ini
Air susu ibu yang pertama kali didapatkan bernama kolostrum, bersifat
maka bayi akan terhindar dari infeksi dan beberapa penyakit pada hari-
hari pertamanya.
dialami tubuh seseorang tergantung dari yang ada dalam pikiran bawah
berperan 18%.
a. Oksitosin
menyusui berlangsung.
menyusui
sayang
b) Ibu bekerja
dalam pembuluh ampula. Reflex ini dapat dihambat oleh adanya rasa sakit,
oleh reseptor yang terletak pada duktus. Bila duktus melebar, maka secara
a. Dasar-dasar pijat
1) Definisi Pijat
atau meraba. Dalam bahasa Indonesia disebut pijat atau urut. Selain
39
2) Jenis Pijat
untuk dipijat.
c) Cosmetic massage
mengkerut.
3) Tujuan Pijat
laktat)
tubuh
tubuh
boleh dipijat
b. Pijat Endorphine
ujung jari
lembut dan ringan arah bahu kiri dan kanan membentuk huruf V,
c. Pijat Oksitosin
bayinya
g) Memijat punggungnya
pada kedua sisi tulang belakang, dari leher kea rah tulang
d. Sugestif
ASI bisa mengalir dengan lancar dan memenuhi kebutuhan bayi sejak
berikut :
1) Pada saat duduk pusatkan pandangan atau perhatian pada satu titik
fiksasi mata.
44
niatkan: “suara apa pun yang ada tetap membuat diriku semakin
Saya akan mampu menyusui bayi saya dengan lancar, lebih mudah
dan berbahagia.
5) Ulangi relaksasi setiap hari atau dua hari sekali. Cari waktu saat
bayi sedang tidur agar ibu bisa melakukan relaksasi dengan baik.
Rasakan bahwa ASI ibu semakin lancar dan bayi semakin sehat.
e. Metode “SPEOS”
ini adalah seorang ibu yang menyusui tidak hanya dipandang/ dibantu
dari aspek fisik saja tetapi proses adaptasi psikologis juga menjadi
45
psikologis ibu.
1) Tahap persiapan :
a) Persiapan alat
(3) Handuk
b) Persiapan penolong
c) Persiapan lingkungan
2) Pelaksanaan
endorphine dikeluarkan.
mudah dan berbahagia, ASI saya akan keluar melimpah dan tak
dan kanan
48
3) Evaluasi
(1) Jika ASI sudah keluar maka metode SPEOS dihentikan dan
selanjutnya
ke tiga
f) Cuci tangan
B. LANDASAN EMPIRIS
ini menggunakan desain kuasi eksperimen dengan post test only design.
yang bermakna antara kepuasan produksi ASI (p= 0,002, QR 95% C19,
244), kelancaran produksi ASI dari indicator bayi (p= 0,000, QR 95%
C19, 000) dan kelancaran produksi ASI dari indicator ibu (p= 0,004, QR
kasus ibu post SC yang kolostrumnya keluar setelah 24 jam dan 30 kontrol
ibu post SC yang kolostrumnya keluar kurang dari 24 jam. Jenis data
dalam penelitian ini adalah data primer. Analisis data untuk data dalam
15,8) artinya kolostrum yang keluar pada ˂ satu hari setelah persalinan
SC berpeluang 7,0 kali lebih besar terjadi pada ibu yang melakukan pijat
pada ˂ satu hari setelah persalinan SC berpeluang 15,5 kali lebih besar
terjadi pada ibu yang frekuensi menyusui bayinya lebih dari 7 kali dalam
meningkatkan produksi ASI dan berat badan bayi. Desain penelitian ini
metode intervensi SPEOS pada hari post partum pertama mulai 1-6 jam
intervensi untuk melihat produksi ASI dan peningkatan berat badan bayi.
Data dianalisis univariat analisis dan analisis Wilcoxon uji bivariate dan
0,00), umur dan makanan yang dikonsumsi oleh ibu selama studi (gizi ibu)
SPEOS berpengaruh pada produksi ASI dan peningkatan berat badan bayi
C. KERANGKA TEORI
Pemberian ASI eksklusif dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain ASI
dalam menghisap, keadaan putting susu yang tidak menunjang , ibu bekerja
dan pengaruh/promosi pengganti ASI, serta nyeri yang masih dirasakan ibu
beberapa metode yang dapat membantu ibu nifas dalam masalah pengeluaran
ASI.
Faktor internal
a. Usia Ibu
b. Pengetahuan Ibu
c. Fisik dan Psikis Ibu
d. Isapan Bayi
Produksi Metode
ASI SPEOS
Faktor Eksternal
a. Jenis Persalinan
b. Sosial budaya
c. Dukungan keluarga
d. Informasi tentang ASI
Gambar 2.7 Kerangka Teori Pengaruh Pemberian Metode Stimulasi Pijat Endorphin,
Oksitosin dan Sugestif terhadap Produksi ASI Pada Ibu Post Seksio Sesarea
53
BAB III
OPERASIONAL
A. KERANGKA KONSEP
dari penelitian ini diterangkan dengan skema yang tertera di bawah ini :
Metode SPEOS
Produksi ASI
Keterangan :
: Diteliti : Berpengaruh
: Tidak diteliti
54
B. HIPOTESIS
adalah ada pengaruh metode SPEOS terhadap produksi ASI pada ibu post SC
di RSUD Mangusada.
C. DEFINISI OPERASIONAL
1. Variabel penelitian
2. Definisi Operasional
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun
dimana dalam desain ini observasi dilakukan dua kali yaitu sebelum dan
O1 X O2
Keterangan
1. Populasi
2011). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu post SC yang
2. Sampel
(Nursalam, 2013).
penelitian
C. TEMPAT PENELITIAN
D. WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan dari awal bulan Januari 2018 sampai
E. ETIKA PENELITIAN
perlakuan metode SPEOS pada ibu post seksio sesarea. Metode SPEOS
1. Prinsip Manfaat
aromaterapi.
menjadi responden.
bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi kepada subjek. Peneliti
c. Informed Consent
62
harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan
1. Instrumen Penelitian
hasil lebih baik sehingga lebih mudah diolah (Saryono, 2011). Instrument
penelitian atau alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner, lembar observasi produksi ASI dan SOP metode SPEOS.
Suatu alat ukur dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian jika
sudah di uji validitas dan reliabilitasnya. Validitas adalah suatu indeks yang
pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas bila dilakukan dua kali atau
lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang
sama. Peneliti tidak melakukan uji validitas dan reliabilitas alat ukur atau
produksi ASI lancar dan tidak lancar yang sudah pernah digunakan oleh
1. Prosedur administrasi
4. Prosedur Teknis
menjadi responden.
metode SPEOS.
H. PENGOLAHAN DATA
dahulu harus di olah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam
1. Editing
diperiksa dengan cara melihat apakah ada data yang bertentangan dengan
data lain.
2. Coding (Pengkodean)
terhadap data yang terdiri atas beberapa katagori. Mengubah data dari yang
operasional.
3. Entry Data
koding selesai
4. Cleaning
entry untuk mengetahui kemungkinan adanya data yang masih salah atau
1. Analisis Univariat
data kemudian di olah untuk melaporkan hasil dalam bentuk distribusi dari
dari variable dependen yaitu produksi ASI pada ibu post SC serta untuk
2. Analisis Bivariat
pemberian metode SPEOS terhadap produksi ASI pada ibu post SC). Uji
0,05) ini berarti data tidak berdistribusi normal. Uji hipotesis yang
digunakan pada penelitian ini adalah statistic Non Parametric yaitu uji
Wilcoxon.
Keterangan :
banyaknya selisih mutlak yang berangka sama untuk suatu peringkat tertentu
terhadap besaran di bawah tanda akar, karena itu bila kita menjumpai
sejumlah angka sama, maka kita menggantikan penyebut pada statistik uji
Maka rumus jadi untuk Wilcoxon dengan ada koreksian dan sampel besar
Keterangan :
n = banyaknya sampel
t = nilai t
besar (z hitung > z tabel ) maka Ho ditolak, dan menerima Ha. Selain itu juga
bias dilihat dari harga p, jika p < 0,050 , maka Ho ditolak dan menerima Ha.
Artinya ada pengaruh secara signifikan antara rata-rata pre dan post
(Riwidikdo, 2008)
72
BAB V
HASIL PENELITIAN
Mangupura, Badung. Pada tahun 2002 RSUD Mangusada dibuka secara resmi
oleh Bupati Badung saat itu, dengan jenis pelayanan yang disiapkan yaitu
UGD, Rawat jalan dan Rawat inap dengan kapasitas 25 tempat tidur. RSUD
Mangusada saat ini telah banyak melakukan pembenahan yang sangat baik
medis. Pada tahun 2014 RSUD Mangusada lulus tingkat paripurna dalam
RSUD Mangusada saat ini terdiri dari paviliun, gawat darurat, poliklinik,
layanan unggulan, rawat inap dan rawat intensif yang didukung dengan
layanan penunjang klinik dan non klinik. Untuk penunjang klinik RSUD
kebahagiaan kami.
B. Karakteristik Responden
Pada analisis data ini akan menyajikan data hasil penelitian karakteristik
responden yaitu umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas pada ibu post seksio
usia pada Ibu post Seksio Sesarea di Ruang Margapati RSUD Mangusada
paling banyak adalah yang berusia 21-25 tahun dengan jumlah responden
berikut:
berikut:
berikut:
C. Analisis Data
1. Analisis Univariat
a. Analisis data Produksi ASI pada Ibu Post Seksio Sesarea sebelum
Oksitosin dan Sugestif pada Ibu post Seksio Sesarea di Ruang Margapati
b. Analisis data Produksi ASI pada Ibu Post Seksio Sesarea setelah
Oksitosin dan Sugestif pada Ibu post Seksio Sesarea di Ruang Margapati
Tabel 5. 6 Produksi ASI pada ibu post seksio sesarea setelah diberikan
metode stimulasi pijat endorphin, oksitosin dan sugestif di
ruang Margapati RSUD Mangusada
Berdasarkan table 5.6 maka dapat diketahui bahwa produksi ASI pada
2. Analisis Bivariat
alat ukur yang akan digunakan. Uji normalitas pada penelitian ini
sebesar 0,000 pada produksi ASI yang tidak lancar, dan sebesar 0,018 pada
produksi ASI yang lancar, nilai signifikan (p<0,05) ini berarti data tidak
dan Sugestif terhadap Produksi ASI Pada Ibu Post Seksio Sesarea di Ruang
Margapati RSUD Mangusada dapat dilihat pada table 5.7 sebagai berikut:
Hasil analisis data menggunakan uji statistik Wilcoxon Match Pairs test
diperoleh nilai p value = 0,000 < α (0,05). Maka ada pengaruh secara
signifikan antara rata-rata pre dan post setelah diberikan Metode Stimulasi
Pijat Endorphin, Oksitosin dan Sugestif dan nilai z sebesar 6,633 dan z
table dengan nilai α = 1,96 yang berarti z hitung lebih besar dari z table
pijat Endorphin, Oksitosin dan Sugestif terhadap produksi ASI pada Ibu
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Interpretasi Penelitian
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting terutama pada
menyusui bayinya saat satu jam pertama setelah melahirkan dan melanjutkan
Indonesia pada tahun 2011 mengalami penurunan yaitu dari 38,5% menjadi
37,79% pada tahun 2012. Sedangkan di provinsi bali, cakupan pemberian ASI
eksklusif sebesar 67,4% pada tahun 2013. Berdasarkan profil dinas kesehatan
kabupaten Badung, cakupan pemberian ASI eksklusif pada tahun 2007 sebesar
69,44%, pada tahun 2011 mengalami penurunan yaitu 61,3% dan pada tahun
yaitu menjadi 68,20%, namun belum bisa mencapai target yang ditetapkan
produksi ASI itu sendiri. Pengeluaran produksi ASI dipengaruhi oleh stress,
diantaranya adalah faktor bayi (bayi yang sakit yang tidak memungkinkan
tenaga kesehatan khususnya perawat menyebabkan ibu dan bayi tidak mau
memberikan ASI eksklusif, karena penerapan yang salah datang dari petugas
kesehatan yang menganjurkan ASI dengan susu kaleng), faktor ibu (ibu sakit,
jenis persalinan ibu, dengan melahirkan secara normal atau seksio sesarea
atau pemberian susu formula kepada bayi, dimana hal tersebut akan
untuk memperlancar produksi ASI juga dapat dilakukan dengan cara non
ASI adalah dengan pemberian metode stimulasi pijat endorphin, oksitosin dan
sugestif (SPEOS).
(SPEOS) terhadap produksi ASI pada ibu post seksio sesarea di Ruang
ini diberikan oleh peneliti selama 30 menit sebanyak 2 kali dalam sehari
selama 3 hari, penelitian ini dilakukan pada bulan januari 2018. Penelitian ini
melakukan observasi produksi ASI sebanyak dua kali yaitu sebelum diberikan
pada ibu post seksio sesarea yag mengalami ketidaklancaran produksi ASI
paling banyak berada pada usia 21-25 tahun, yaitu sebanyak 34 orang dengan
tahun ini merupakan ibu primipara, yang baru melahirkan pertama kali dan
ibu. Ibu yang berpendidikan tinggi akan aktif mencari informasi mengenai
multipara, dengan jumlah sebanyak 36 orang atau sebesar 62,1% dari total
dasar ibu tentang ASI, keterampilan yang kurang yang disebabkan oleh tidak
pada Ibu post Seksio Sesarea di Ruang Margapati RSUD Mangusada setelah
tidak lancar.
Hasil analisis data menggunakan uji statistik Wilcoxon Match Pairs test
diperoleh nilai p value = 0,000 < α (0,05). Maka ada pengaruh secara
signifikan antara rata-rata pre dan post setelah diberikan Metode Stimulasi
Pijat Endorphin, Oksitosin dan Sugestif dan nilai z sebesar 6,633 dan z table
dengan nilai α = 1,96 yang berarti z hitung lebih besar dari z tabel yang dapat
Endorphin, Oksitosin dan Sugestif terhadap produksi ASI pada Ibu Post
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh T. Budiati
(2010) yang meneliti tentang Peningkatan produksi ASI Ibu nifas seksio
ini menggunakan desain kuasi eksperimen dengan post test only design.
Hasil penelitian sesuai juga dengan penelitian yang dilakukan oleh D.N.
Hardianti (2016) yang meneliti tentang pijat oksitosin dan frekuensi menyusui
kolostrumnya keluar kurang dari 24 jam. Jenis data dalam penelitian ini adalah
data primer. Analisis data untuk data dalam penelitian ini menggunakan uji
Dan dari penelitan yang dilakukan oleh D.E. Nugraheni (2016) yang meneliti
dapat meningkatkan produksi ASI dan peningkatan berat badan bayi. Desain
primipara diberi metode intervensi SPEOS pada hari post partum pertama
mulai 1-6 jam sampai minggu keempat, produksi ASI di ukur sebelum dan
setelah intervensi untuk melihat produksi ASI dan peningkatan berat badan
bayi. Data dianalisis univariat analisis dan analisis Wilcoxon uji bivariate dan
produksi ASI dan peningkatan berat badan bayi pada ibu nifas.
B. Keterbatasan Penelitian
ASI pada ibu post seksio sesarea di ruang Margapati RSUD Mangusada,
antara lain :
saja terganggu oleh adanya rasa nyeri akibat operasi seksio sesarea. Untuk
1. Pelayanan Keperawatan
2. Pendidikan Keperawatan
3. Penelitian Keperawatan
BAB VII
A. Simpulan
ASI pada ibu post seksio sesarea di Ruang Margapati RSUD Mangusada dapat
ditarik kesimpulan :
1. Produksi ASI pada ibu post seksio sesarea sebelum diberikan metode
2. Produksi ASI pada ibu post seksio sesarea setelah diberikan metode
presentase (24,1%).
3. Hasil analisis data menggunakan uji statistic Wilcoxon Match Pairs test
signifikan pemberian metode SPEOS terhadap produksi ASI pada ibu post
B. Saran
a. Bagi Layanan
ASI eksklusif.
b. Bagi Masyarakat
penelitian eksperimen murni (pretest – pos test with control group design)
DAFTAR PUSTAKA
Desmawati. 2010. Perbedaan Waktu Pengeluaran ASI Ibu Post Seksio Sesarea
Dengan Post Partum Normal. Jurnal Bina Widya Universitas
Pembangunan Nasional Veteran Jakarta. 2010 : 22 (1) : 11-6
Departemen Kesehatan RI. 2011. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan : Jakarta
Dinas Kesehatan Provinsi Bali. 2013. Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2013.
Bali : Dinkesprovbali
Dinas Kesehatan Kota. 2014. Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2014.
Badung : Dinkeskotabadung
D.E. Nugraheni. 2016. Metode SPEOS (Stimulasi Pijat Endorphin, Oksitosin dan
Sugestif) Dapat Meningkatkan Produksi ASI Dan Peningkatan Berat
Badan Bayi. ejurnal.poltekes-tjk.ac.id
Hidayat, A,A. 2009. Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisa Data.
Jakarta : Salemba Medika
Hidayat, A,A. 2014. Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisa Data.
Jakarta : Salemba Medika
Kodrat, Laksono. 2010. Dasyatnya ASI dan Laktasi. Yogyakarta : Media Baca
91
Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salema Medika
T. Budiati. 2010. Peningkatan Produksi ASI Ibu Nifas Seksio Sesarea Melalui
Pemberian Paket “SUKSES ASI”. Jurnal Keperawatan :
http://dx.doi.org/10.7454/jki.v13i2.233
UNICEF. ASI Adalah Penyelamat Hidup Paling Murah Dan Efektif Di Dunia.
Jakarta : UNICEF : 2016. Available From :
http://www.unicef.org/indonesia/id/media_21270.html