DISUSUN OLEH :
NURHASANAH
NIM. P07224320054
i
HALAMAN PENGESAHAN
Nurhasanah
NIM. P07224320054
Samarinda, …………2021
ii
HALAMAN PERNYATAAN
Nurhasanah
NIM.P07224320054
iii
RIWAYAT HIDUP
FOTO
Identitas Diri
Nama : Nurhasanah
Tempat / Tanggal Lahir : Samarinda, 02 Februari 1976
Alamat : Jl.Sangkulirang,RT.22,Gang.Mega
Kel.Maluhu,Tenggarong
Status Keluarga : Kawin
Riwayat Pendidikan :
1. SD Negeri 022 Samarinda,lulus tahun 1988
2. SMP Negeri 6 Samarinda,lulus tahun 1991
3. SPK Depkes Samarinda,lulus tahun 1994
4. SPK Depkes Samarinda,Program pendidikan Bidan,lulus tahun 1995
5. Poltekes Depkes kaltim,Program Pendidikan Diploma 3 Kebidanan,lulus
tahun 2009
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis mengucapkan kehadirat Allah SWT atas segala berkat
limpahan rahmatnya yang mana telah memberikan hidayahnya sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Asuhan Kebidanan Continuity of
Care (COC) pada Ny. I usia 38 Tahun GIIIP2002 di Puskesmas loa ipuh
Tenggarong”.
Penulis menyadari masih banyak terdaapat kekurangan dan kelemahan baik
dari segi penulisan, isi dan juga penggunaan bahasa yang baik dalam penulisan
laporan ini. Penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik dalam
bantuan moril maupun materil, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan
rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Hj.Heni Suryani,M.Keb selaku pembimbing institusi
2. Ibu Eliyana Prima Agustina,S.Tr.Keb selaku pembimbing ruangan
3. Kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik itu moril
maupun materil, serta selalu mendoakan penulis dalam menjalankan
pendidikan.
4. Rekan mahasiswi kebidanan Poltekkes Samarinda alih jenjang Kukar atas
motivasi serta saran dan kritik sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
ini.
Akhir dengan rendah hati dan hanya kepada Allah SWT penulis berserah diri.
Semoga laporan Asuhan Kebidanan Continuity of Care ini dapat bermanfaat bagi
penulis sendiri dan pembaca pada umumnya, semoga Allah SWT memberi
berkahnya bagi kita semua. Amiin.
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………….…………………..i
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………..………………...ii
HALAMAN PERNYATAAN………………………………..…………………...iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP……………………………………………..……....iv
KATA PENGANTAR……………………………………………….……………..v
DAFTAR ISI……………………………………………………………..……….vi
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………..………..1
Latar Belakang………………………………………………….…………1
Tujuan………………………………………………………….………….4
Manfaat………………………………………………………….………...4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………….………6
Konsep Dasar Teori………………………………………………….……6
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Antenantal Care (ANC)…….…..6
Konsep Dasar Teori Kehamilan Trismester III………………….…..9
Konsep Dasaar Teori Persalinan Normal …………………………...14
Konsep Dasar Teori Bayi Baru Lahir..........................................….. 28
Konsep Dasar Teori Masa Nifas..................................................….. 35
Konsep Dasar Teori Keluarga Berencana (KB)..........................….. 40
Konsep Dasar Manajemen…………………………………………...…...47
Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan
Trimester III……………. ……..………………………………..….47
Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Persalinan Normal…72
Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
Normal…………………………………………………………….…92
Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Nifas Normal…......111
Konsep Dasar Manajemen Metode Kontrasepsi Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR) …………………………………………...124
BAB III TINJAUAN KASUS……………………………………….……….....133
vi
Dokumentasi Asuhan Kebidanan Kehamilan… ..…………….………133
Asuhan Kebidanan Intranatal Fisiologis..........................................….146
Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologis……………………… 162
Asuhan Kebidanan Neonatus Fisiologis …..……………….…………178
Asuhan Kebidanan Neonatus…………………………….……………167
BAB IV PEMBAHASAN……………………………..…………….………….185
Asuhan Kebidanan Antenatal……………………………..…………...185
Asuhan Kebidanan Intranatal……………………...…….….…………187
Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir……………….……..…………...189
Asuhan Kebidanan Postnatal……………………………..………….. 191
Asuhan Kebidanan Neonatus………………………………..……..….192
Asuhan Kebidanan Pelayanan Kontrasepsi ………………..………….193
BAB V PENUTUP…………………………………………………..………….194
Kesimpulan……………………………………………….…………...194
Saran………………………………………………….……………….195
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………..……………….197
LAMPIRAN
vii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator
keberhasilan layanan kesehatan suatu negara. Setiap hari, sekitar 830
wanita meninggal karena sebab yang dapat dicegah terkait dengan
kehamilan dan persalinan. 99% dari semua kematian ibu terjadi di negara
berkembang. Sekitar 830 wanita meninggal karena komplikasi kehamilan
atau persalinan di seluruh dunia setiap hari. Salah satu target di bawah
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) 3 adalah untuk mengurangi
rasio kematian ibu bersalin global menjadi kurang dari 70 per 100.000
kelahiran, dengan tidak ada negara yang memiliki angka kematian ibu
lebih dari dua kali rata-rata global. Komplikasi utama yang menyebabkan
hampir 75% dari semua kematian ibu adalah perdarahan hebat setelah
melahirkan, infeksi, tekanan darah tinggi selama kehamilan (pre-eklampsia
dan eklampsia), komplikasi dari persalinan, dan aborsi yang tidak aman
(WHO, 2018).
Pelayanan kesehatan selama masa kehamilan, persalinan dan nifas
sangat penting bagi keberlangsungan hidup ibu dan bayi, termasuk dalam
upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Pelayanan
kesehatan ibu menjadi prioritas utama pembangunan kesehatan nasional
maupun global (Kemenkes RI, 2018).
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014
mengamanatkan bahwa pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan
dilakukan melalui pelayanan pemeriksaan kehamilan (selanjutnya disebut
antenatal care atau ANC) yang komprehensif dan berkualitas, guna
mempersiapkan persalinan yang bersih, aman dan sehat (Kemenkes RI,
2014).
Salah satu program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah
menurunkan kematian dan kejadian sakit dikalangan ibu, dan untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak dengan
1
2
atau secara berkelanjutan (Continuity of Care) pada ibu dan bayi serta
sebagai kontribusi untuk menurunkan AKI dan AKB. Pelaksanaan asuhan
komprehensif ini bertujuan agar klien dapat melalui proses kehamilan,
persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan kebidanan Continuity Of Care (COC) di
Puskesmas Loa Ipuh.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan COC pada Ny. I sejak kehamilan
trimester III, persalinan, Bayi Baru Lahir (BBL), nifas hingga
menggunakan kontrasepsi (KB) menggunakan pola pikir ilmiah
melalui pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney.
2. Tujauan Khusus
a. Memberikan asuhan kebidanan kehamilan trimester III pada
Ny.I melalui pendekatan manajemen kebidanan menurut
Varney.
b. Memberikan asuhan kebidanan persalinan pada Ny. I melalui
pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney.
c. Memberikan asuhan kebidanan BBL pada bayi Ny. I melalui
pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney.
d. Memberikan asuhan kebidanan pada masa nifas Ny. I melalui
pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney.
e. Memberikan asuhan kebidanan pada neonates pada bayi Ny. I
melalui pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney.
f. Memberikan asuhan kebidanan pelayanan kontrasepsi pada Ny.
I melalui pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Penulis berharap dengan pelaksanaan asuhan kebidanan
komperhensif atau Continuity Of Care (COC) dapat memberikan ilmu
5
6
7
c. Serviks
Pada saat kehamilan mendekati aterm, terjadi penurunan
lebih lanjut dari konsentrasi kolagen. Penurunan konsentrasi
12
a. Perdarahan pervaginam
Perdarahan pada kehamilan setelah 22 minggu sampai
sebelum bayi dilahirkan disebut sebagai perdarahan pada
kehamilan lanjut atau perdarahan antepartum.
b. Keluar cairan pervaginam
Pengeluaran cairan pervaginam pada kehamilan lanjut
merupakan kemungkinan mulainya persalinan lebih awal. Bila
pengeluaran berupa mukus bercampur darah dan mungkin disertai
mules, kemungkinan persalinan akan dimulai lebih awal. Bila
pengeluaran berupa cairan, perlu diwaspadai terjadinya ketuban
pecah dini (KPD). Menegakkan diagnosis KPD perlu diperiksa
apakah cairan yang keluar tersebut adalah cairan ketuban.
Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan speculum untuk
melihat darimana asal cairan, kemudian pemeriksaan reaksi Ph
basa.
c. Gerakan janin tidak terasa
Apabila ibu hamil tidak merasakan gerakan janin sesudah
usia kehamilan 22 minggu atau selama persalinan, maka waspada
terhadap kemungkinan gawat janin atau bahkan kematian janin
dalam uterus. Gerakan janin berkurang atau bahkan hilang dapat
terjadi pada solusio plasenta dan ruptur uteri.
d. Nyeri perut hebat
Nyeri perut kemungkinan tanda persalinan preterm, ruptur
uteri, solusio plasenta. Nyeri perut hebat dapat terjadi pada ruptur
uteri disertai syokk, perdarahan intraabdomen dan atau
pervaginam, kontur uterus yang abnormal, serta gawat janin atau
DJJ tidak ada.
Jenis-Jenis Persalinan :
Mochtar (2012) menyatakan adapun bentuk-bentuk persalinan
antara lain:
a. Persalinan Spontan bila persalinan seluruhnya berlangsung
dengan kekuatan ibu sendiri.
b. Persalinan Buatan bila persalinan dengan bantuan tenaga dari
luar
c. Persalinan biasa (normal) atau persalinan spontan adalah proses
lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat
serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung
kurang dari 24 jam
d. Persalinan luar biasa (abnormal) ialah persalinan pervaginam
dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding perut dengan
operasi caesarea.
3. Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan adalah gerakan posisi yang dilakukan
janin untuk menyesuaikan diri terhadap pelvis ibu. Gerakan ini
diperlukan karena diameter terbesar janin harus sejajar dengan
diameter terbesar pelvis ibu agar janin yang cukup bulan dapat
melewati pelvis dan kemudian bayi dapat dilahirkan (varney, 2007)
a. Diameter kepala janin
Varney (2007) menyatakan pemahaman mengenai
mekanisme persalinan memerlukan pengetahuan mengenai
diameter rata-rata kepala janin yang esensial, antara lain:
1) Diameter Biparietal
Diameter Biperietal (9,5 cm), merupakan diameter melintang
terbesar dari kepala janin, dipakai di dalam definisi
penguncian (enggagment).
2) Diameter Suboksipitobregmatika
17
5) Ekstensi
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di
dasar panggul, terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal
ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah
20
7) Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di
bawah symphysis dan menjadi hypomoclion untuk kelahiran
21
kepala bayi. Pada saat kepala janin tampak dalam vulva, seorang
penolong persalinan harus menahan perineum dengan kain
sedangkan tangan satunya menahan keluarnya kepala supaya tidak
terjadi ekspulsi berlebihan. Dengan adanya his dan kekuatan
23
5. Sebab-Sebab Persalinan
Menurut Manuaba (2008), teori mengenai sebab terjadinya persalinan
antara lain:
a. Teori penurunan progesteron
Penuaan plasenta telah dimulai sejak umur kehamilan 30-
36 minggu sehingga terjadi penurunan konsentrasi progesteron
25
f. Lonjakan energi
Banyak wanita mengalami lonjakan energi 24 hingga 48
jam sebelum waktu persalinan. Umumnya wanita kan merasa
bersemangat dan bernergi utnuk melakukan aktivitas, seperti
melakukan pekerjaan rumah tangga. Lonjakan energi ini belum
dapat dijelaskan selain bahwa hal tersebut terjadi alamiah, yang
memungkinan ibu hamil memiliki energi untuk menghadapi
persalinan.
g. Gangguan saluran cerna
Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk diare,
kesulitan mencerna, mual, dan muntah, diduga hal-hal tersebut
merupakan gejala menjelang persalinan walaupn belum ada
penjelasan untuk hal ini. Beberpa wanita mengalami satu atau dua
gejala tersebut.
D. Konsep Dasar Teori Bayi Baru Lahir
1. Pengertian
Bayi baru lahir adalah bayi umur 0 sampai dengan 28 hari
(PMK. No. 53 Tahun 2014). Bayi baru lahir (neonatus) normal adalah
bayi dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan
g. Sisttem integumen
Verniks caseosa, suatu lapisan putih seperti keju,
menutupi kulit bayi saat lahir. Verniks caseosa berguna dalam
mencegah terjadinya infeksi karena kandungan protein yang
memiliki sifat seperti antibiotik. Kulit bayi sangat sensitif dan
mudah rusak, warnanya agak merah saat baru lahir. Pada wajah,
bahu dan punggung ditumbuhi lanugo, lanugo berfungsi sebagai
pelindung tubuh bayi dalam rahim agar tidak terendam oleh cairan
ketuban dan menahan verniks.
5. Manajemen bayi baru lahir
Pawirohardjo (2014) menyatakan manajemen perawatan bagi
bayi baru lahir atara lain:
a. Pengaturan suhu
35
f. Profilaksis mata
Pemberian antibiotik profilaksis pada mata terbukti dapat
mencegah terjadinya konjungtivitis. Profilaksis mata yang sering
digunakan yaitu tetes mata silver nitrat 1%, salem mata eritromisin,
dan salem mata tetrasiklin. Ketiga preparat ini efektif untuk
mencegah konjungtivitis akibat gonore.
g. Pemberian vitamin K
Pemberian vitamin K1 baik secara intramuskular maupun
oral terbukti menurunkan kejadian penyakit akibat defidiensi
vitamin K (PDVK). Dosis yang diberikan secara intramuskular
sebanyak 1mg dosis tunggal.
h. Pengukuran berat dan panjang lahir
Bayi baru lahir harus ditimbang berat lahirnya.
Pengukuran panjang lahir tidak rutin dilakukan karena tidak banyak
37
gram. Berat uterus menurun sekitar 500 gram pada akhir minggu
pertama pascapartum dan kembali pada berat yang biasanya pada
saat tidak hamil, yaitu 70 gram pada minggu kedelapan
pascapartum.
b. Lochea
Lochea adalah istilah dari sekret dari uterus yang keluar
melalui vagina selama puerperium. Rata-rata jumlah total sekret
lochea adalah sekitar 8-9 ons (240-270 mL). Warna aliran lochea
harian cenderung semakin terang, yaitu berubah dari merah segar
menjadi merah tua, kemudian coklat, dan merah muda.
Karena perubahan warnanya, nama deskriptif lokia berubah yaitu:
tonus otot vagina kembali, celah vagina tidak lebar dan vagina
tidak lagi edema. Ukurannya menurun dengan kembalinya rugae
vagina sekitar minggu ketiga pascapertum. Abrasi dan laserasi
vulva dan perinuim mudah sembuh termasuk yang memerlukan
perbaikan.
d. Payudara
Laktasi dimulai pada semua wanita dengan perubahan
hormon saat melahirkan. Bayi yang menyusu pada ibunya akan
merangsang pelepasan hormon dan mestimulasi alvioli untuk
memproduksi ASI.
e. Tanda-tanda vital
Segera setelah melahirkan, banyak wanita mengalami
peningkatan sementara tekanan darah yang akan kembali secara
spontan ketekanan darah sebelum hamil setelah beberapa hari.
Suhu, nadi dan pernapasan juga cenderung meningkat pada awal
masa puerperium dan kembali segera ke nilai normal seperti
sebelum hamil.
f. Dinding abdomen
Striae abdomen tidak dapat dihilangkan secara sempurna,
tetapi dapat berubah menjadi garis putih-keperakan yang halus
setelah periode beberapa bulan.
g. Gastrointestinal
Konstipasi mungkin menjadi masalah selama masa
pueperium awal karena ibu cenderung menahan defekasi karena
periniumnya mengalami perlukaan atau karena kurangnya
pengetahuan dan takut akan merusak atau merobek jahitan jika
melakukan defekasi.
6. Perubahan psikologis masa nifas
Proses penyesuaian psikologis selama masa nifas merupakan
tugas penting bagi ibu yang harus beradaptasi dengan tugasnya
41
2. Tujuan KB
Tujuan diadakan program KB yaitu untuk membentuk
keluarga kecil sesuai dengan kemampuan sosial ekonomi suatu
keluarga dengan pengaturan kelahiran anak sehingga diperoleh suatu
keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya (Sulistyowati, 2013).
3. Pemilihan Metode Kontrasepsi
Sebelum menetapkan suatu metode kontrasepsi, individu atau
pasangan suami isteri mula-mula harus memutuskan apakah mereka
ingin menerapkan program KB. Sejumlah faktor yang dapat
mempengaruhi keputusan ber KB adalah faktor sosial budaya,
ekonomi atau pekerjaan, agama atau kepercayan, hukum, kondsi fisik,
hubungan pasangan, kondisi psikologis, dan status kesehatan ataau
adanya riwayat genetik (Varney, 2008).
43
4. Metode Kontrasepsi
Manuaba (2010) menyatakan metode kontrasepsi yang dapat
digunakan bagi pasangan yang ingin menggunakan KB antara lain:
a. KB Metode Sederhana
Metode KB sederhana adalah metode KB yang yang
digunakan tanpa bantuan orang lain. Metode sederhana akan lebih
efektif bila penggunaannya diperhitungkan dengan masa subur.
1) Kondom
Kondom merupakan bahan karet (lateks), polyuretan
(plastik), atau bahan sejenisnya yang kuat, tipis, dan elastis.
Cara kerja kondom adalah menghalangi tumpahya sperma ke
dalam vagina sehingga spermatozoa tidak mungkin masuk
kedalam rahim dan seterusnya. Kegagalan kondom terjadi
bila karet kondom bocor atau robek.
a) Keuntungan Kondom
4) Spermisida
Spermisida adalah zat kimia yang dapat
melumpuhkan sampai mematikan spermatozoa yang
dikunakan menjelang hubungan seks. Setelah pemasangan 5
sampai 10 menit, hubungan seksual dapat dilakukan.
Kekurangan dari spermasida adalah merepotkan menjelang
hubungan senggama, nilai kepuasan berkurang, dapat
menimbulkan iritasi atau alergi, dan kejadian kehamilan
tinggi sekitar 30% samapai 35% karena pasangan terlalu
cepat melakukan senggama.
b. KB Metode Hormonal
Hormon estrogen dan progesteron memberikan umpan
balik terhadap kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga
terjadi hambatan terhadap perkembangan folikel dan roses ovulasi.
Melalui hipolatamus dan hipofisis, estrogen dapat menghabat
pengeluaran follicle stimulating hormone (FSH) sehingga
perkembangan folikel de graaf tidak terjadi. Dan progesteron dapat
meghambat pengeluaran luteinzing hormone (LH).
Fungsi komponen progesteron adalah memberikan
rangsangan balik ke hipotalamus dan hipofisis sehingga
pengeluaran LH tidak terjadi dan menghambat ovulasi, progesteron
mengubah endometrium sehingga kapasitasi spermatozoa tidak
berlangsung, mengentalkan lendir serviks sehingga sulit ditembus
spermatozoa, manghambat peristaltik tuba sehingga menyulitkan
konsepsi, mencegah implantasi melalui perubahan endometrium.
1) Kontrasepsi Hormonal Pil
Mekanisme kerja pil merupakan kombinasi kerja
estrogen dan kerja progestin atau yang hanya mengandung
hormon progestin.
a) Kontraindikasi Penggunaan Kontrasepsi Pil
46
DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama Istri : Untuk mencegah adanya Nama Suami :
kekeliruan apabila ada
nama yang sama.
Umur : Usia ideal ibu untuk hamil Umur :
yaitu 24-35 tahun,
kehamilan diatas usia 35
tahun tergolong berisiko
tinggi, dan memiliki
kemingkinan
mengakibatkan Sindrom
Down. (Nadesul, 2008)
Suku : Suku :
Agama : Agama :
Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat Pendidikan :
intelektual klien. Tingkat
pendidikan mempengaruhi
tingkat kesadaran
kesehatan seseorang, hal
ini juga dibutuhkan dalam
memberikan KIE yang
akan disampaikan kepada
klien.
Pekerjaan : Pekerjaan :
5. Riwayat Menstuasi
Riwayat siklus, lama dan jumlah menstruasi klien. Wanita sering
kali keliru mengartikan bercak darah akibat implementasi sebagai
periode menstuasi. Meski menstruasi ini sangat berbeda dari
menstruasi yang biasa ia alami. (Varney, 2006)
HPHT : merupakan dasar untuk menentukan usia kehamilan dan
perkiraan taksiran partus (Varney, 2006)
55
9. Riwayat Kontrasepsi
Alat kontrasepsi yang digunakan sebelum kehamilan dapat
mempengaruhi hormon yang merupakan faktor penting dalam masa
kehamilan.
Jenis :
Lama pemakaian :
Keluhan/ efek samping pemakaian :
Kapan penghentian pemakaian kontrasepsi :
10. Pola Fungsional Kesehatan
Pola Sebelum Hamil Saat Ini
Nutrisi Secara keseluruhan
seorang wanita hamil
setidaknya harus
menambahkan 300
kalori selain asupan
2200 kalori yang
dianjurkan bagi
wanita yang
tidakmengandung dan
60 gram protein,
yakni 10 gram per
hari melebihi asupan
50 gram yang
dianjurkan bagi
wanita yang tidak
mengandung. (Varney,
2007)
Eliminasi Biasanya BAK sering
karena kandung
kemih tertekan oleh
rahim yang
58
membesar. Akan
hilang pada trimester
kedua kehamilan
(Mochtar, 2011).
Sedangkan BAB
mengalami
Konstipasi/obstipasi
karena tonus otot usus
menurun oleh
pengaruh hormon
steroid (Mochtar,
2011).
Istirahat Sebaiknya tidur 1-2
jam lebih lama dari
biasanya saat malam
(Eisenberg, 2005)
Wanita hamil
dianjurkan untuk tidur
siang 1 sampai 2 jam
setiap hari, 8 jam
setiap tidur malam
(Doenges, dkk, 2001)
Aktivitas Wanita hamil boleh
melakukan
pekerjaannya sehari-
hari asal bersifat
ringan. Kelelahan
harus dicegah hingga
pekerjaan harus
diselingi dengan
istirahat (UNPAD,
59
1983).
Personal Ibu hamil harus
Hygiene menjaga kebersihan
badannya untuk
mengurangi
kemungkinan
terjadinya infeksi,
pemeliharaan buah
dada juga penting,
puting susu harus
dibersihkan setiap
terbasahi oleh
colostrum. Puting
susu yang datar
diusahakan supaya
menonjol dengan cara
pemijatan keluar
setiap selesai mandi.
Perawatan gigi
diperlukan dalam
kehamilan karena gigi
yang baik menjamin
pencernaan yang
sempurna (UNPAD,
1983).
(prostatglandin) dapat
merangsang kontraksi
uterus, oleh karena itu
disarankan untuk
menggunakan
kondom (Manuaba,
2009).
Kebiasaan Kebiasaan minum
yang dapat alkohol, jamu-jamuan,
mempengaruh obat-obatan, perokok
i kesehatan aktif maupun pasif,
narkoba dan
kepemilikan binatang
peliharaan merupakan
salah satu pencetus
gangguan kehamilan
yang memperlukan
pengawasan antenatal
tambahan (Myles ed.
14;2009)
1. Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran umum
Kesadaran : Compos Mentis
Ekspresi wajah :
Keadaan emosional :
b. Antropometri
Tinggi badan : > 145 cm
Berat badan sebelum hamil :
Berat badan sekarang : normalnya selama kehamilan
pertambahan berat badan 7-12 kg
LILA : > 23,5 cm
- Klien yang menurut kategori BMI berada pada rentan obesitas lebih
beresiko mengalami komplikasi kehamilan (Frase & Cooper, 2009)
- Menurut institude of medicine (1990) batasan yang
direkomendasikan untuk peningkatan berat badan ibu hamil
berdasarkan BMI sebelum hamil yakni:
Total Peningkatan BB yang
Kategori Berat-Tinggi Badan
direkomendasikan
Kategori BMI Kg Lb
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
a. Kepala
Kulit kepala : kulit kepala tidak ada lesi
Kontruksi rambut : kontruksi rambut lebat
Distribusi rambut : distribusi rambut merata
Tekstur rambut : tekstur rambut halus
Kebersihan : rambut bersih
Lain-lain :
b. Muka
Kloasma Gravidarun : pada wajah terjadi hyperpigmentasi
Oedema : tidak ada oedema
Pucat/tidak : wajah tidak pucat
Lain-lain :
c. Mata
Kelopak mata : kelopak mata tidak teraba oedema
Konjunctiva : konjungtiva berwarna merah muda
Sklera : sklera mata berwarna putih jernih
Lain-lain :
63
d. Hidung/Pemciuman
Kebersihan : hidung bersih
Polip : tidak ada polip
Peradangan : tidak terjadi peradangan
Lain-lain :
e. Mulut dan gigi
Bibir : bibir berwarna merah muda
Mukosa mulut : terjadi peningkatan jumlah mukosa mulut
Caries dentis : tidak ada caries dentis
Stomatitis : tidak ada stomatitis
Epulis :tidak terjadi epulis
Geraham : tidak ada pertumbuhan geraham
Lidah : lidah bersih, berwarna merah muda dan
tremor
Lain-lain :
f. Telinga/Pendengaran
Kebersihan : telinga bersih
Sekret/ serumen : tidak ada cairan
Lain-lain :
g. Leher
Tonsil : tonsil tidak ada peradangan
Faring : tidak ada peradangan
Vena jugularis : tidak terjadi pembesaran vena jugularis
Kel. Tiroid : tidak terjadi pembesaran kelenjar tiroid
Kel. Getah bening : tidak terjadi pembesaran kelenjar getah
bening
h. Thorax
Bentuk : simetris
Retraksi : tidak ada retraksi dada
i. Payudara
Bentuk : simetris kanan dan kiri
64
Kebersihan : bersih
Pengeluaran : terjadi pengeluaran kolostrum
Areolla : terjadi hyperpigmentasi
Putting susu : (√) Menonjol ( ) Tenggelam ( ) Datar
Retraksi : tidak ada retraksi
j. Ketiak
Benjolan : tidak ada benjolan
k. Abdomen
Pembesaran : pembesaran sesuai kehamilan
Linea : terdapat linea
Stiae : terdapat striae
Bekas operasi : tidak ada bekas operasi
Asites : tidak ada asites
l. Genetalia
Vulva :
Vagia : terdapat tanda chadwick (warna kebiruan
pada vagina)
Pengeluaran cairan : tidak ada pengeluaran cairan
Oedem : tidak ada oedem
Varices : tidak ada verices
Luka parut : tidak ada luka parut
Fistula : tidak ada fistula
Anus (Hemoroid) : tidak terdapat hemoroid pada anus
Lain-lain
m. Ekstermitas
Ekstermitas atas
Bentuk : (√) Simetris ( ) Asimetris
Oedem : tidak ada oedem
Ekstermitas bawah
Bentuk : (√) Simetris ( ) Asimetris
Oedem : tidak ada eodem
65
Palpasi
a. Leher
Vena Jugularis : tidak terjadi bendungan pada vena jugularis
Kel. Tiroid : tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid
Kel. Getah bening : tidak teraba pembesaran kelenjar geah
bening
b. Payudara
Mamae : Pengeluaran ( ) ASI (√)
Kolostrum
Massa : tidak teraba massa
Konsistensi : ( ) Lunak (√) Tegang berisi ( ) Keras
c. Abdomen
TFU :
Tinggi Fundus Uteri Usia Kehamilan
1/3 di atas simfisi 12 minggu
½ diatas simfisis 16 minggu
2/3 diatas simfisi 20 minggu
Setinggi pusat 22 minggu
1/3 diataas pusat 28 minggu
½ pusat – prosesus xifodeus 34 minggu
Setinggi prosesus xifodeus 36 minggu
Dua jari (4cm) di bawah
40 minggu
prosesus xifodeus
(Manuaba, 2010)
Leopold I : menentukan tuanya kehamilan dan bagian
apa yang terdapat dalam fundus uteri (bagian
atas perut ibu).
Leopold II : menentukan bagian janin yang terletak
pada kedua sisi uterus.
Leopold III : menentukan bagia apa yang terdapat
dibagian bawah rahim dan apakah bagian
66
PBJ (perkiraan berat janin) = Tinggi Fundus (cm) – n (11 atau 12) x 155
- Irama :
- Frekuensi : nilai normal 80-90 dmp (WHO)
Paru-paru
- Wheezing : tidak ada suara nafas tambahan wheezing
- Ronchi : tidak ada suara nafas tambahan Ronchi
- Perut : bising usus : normalnya 5-35 x/menit
Perkusi
Dada : normalnya sonor/resonan
Abdomen : normalnya tympani, massa padat atau cair
akan menimbulkan suara
Ekstermitas
Ekstermitas atas :
Refleks Bisep : refleks bisep positif, respon normal fleksi
pada siku
Refleks trisep : refleks trisep positif, respon normal
ekstensi pada siku
Ekstermitas bawah
Refleks babinski : refleks babinski positif, normalnya terjadi
kontraksi jari kaki dan menarik bersamaan
Refleks Patella : refleks patella positif, normalnya terjadi
kontraksi quandisep dan ekstensi lutut
3. Pemeriksaan Khusus
a. Pemeriksaan panggul luar (jika perlu)
Distansia spinarum : normalnya 23-26 cm
Distansia cristarum : normalnya 26-9 cm
Distansia interochanterika :
Distansia Boudeloque/ conjugata eksterna : normalnya 18-20 cm
Ukur lingkar panggul : normalnya 80-90 cm
b. Pemeriksaan dalam (jika perlu)
Panggul
o Promotorium :
68
o Linea inominata :
o Spina ischiadika :
o Kesan panggul :
o Sudut arcus pubis :
Vagina
o Pembukaan :
o Pengeluaran :
c. Inspecullo (jika perlu)
Pemeriksaan inspecullo bertujuan untuk mengtahui apakah
perdarahan berasal dari kelainan serviks dan vagina, seperti porsionis
uteri, karsinoma porsionis uteri, polipus servisis uteri, varises vulva,
dan trauma apabila perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum,
adanya plasenta previa harus dicurigai. (Prawirohardjo, Sarwono.
2005)
Keadaan vagina :
Keadaan porsio :
Pengeluaran :
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan urine : protein urine
Pemeriksaan darah : haemoglobin, Golongan darah
b. Pemeriksaan USG
Untuk mengetahui pertumbuhan janin dan apakah persalinan cukup
bulan atau tidak juga dapat diketahui taksiran berat janin, letak
plasenta, jumlah air ketuban serta adanya lilitan tali pusat.
c. Pemeriksaan penunjang diagnostik lainnya
6. Riwayat Obstetri
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
No U J BB Abnorm Lak
Suami Anak Peny Jenis Pnlg Tmpt Peny H M Peny
K K /PB alitas tasi
1.
2.
3.
Personal Ibu hamil selalu mandi dan menggunakan baju yang bersih
hygiene selama persalinan (Mochtar, 2011)
Beberapa kepustakaan menganjurkan agar koitus mulai
dihentikan pada 3-4 minggu terakhir menjelang perkiraan
Seksualitas
tanggal persalinan untuk menhindari trauma berlebihan pada
daerah serviks. (Vivian, 2011)
DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
80
Tanda vital :
Tekanan darah : 110/70 – 120/80 mmHg
Nadi : 60 – 100 x/menit
Suhu Tubuh: 36,0 -37,5 0C
Pernapasan : 16- 20 x/menit
- Pada persalinan tekanan darah meningkat disertai peningkatan
sistolik rata-rata 15(10-20)mmHg dan diastolik 5-10 mmHg. Pada
waktu diantar kontraksi tekanan darah kembali ketingkat sebelum
persalinan.(Varney, 2008)
- Frekuensi denyut nadi diantara kontraksi sedikit lebih tinggi
dibanding selama periode menjelang persalinan. Hal ini
mencerminkan peningkatan metabolisme yang terjadi selama
persalinan.(Varney, 2008)
- Sedikit peningkatan frejuensi pernafasan masih normal selama
persalinan dan mencerminkan metabolisme yg terjadi.(Varney,
2008)
- Suhu meningkat selama persalinan,tidak lebih 0,5 sampai 1 0C yg
mencerminkan peningkatan metabolisme selam persalinan.(Varney,
2008)
Antropometri :
Tinggi Badan : >145 cm
BB sebelum hamil :
BB saat ini :
LILA : ≥23,5 cm
(Mutalamizah, 2005)
2. Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
81
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota
tim kesehatan lainnya.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah diberikan. Evaluasi didokumentasikan dalam
bentuk SOAP
KALA III
I. PENGKAJIAN
a. Data Subyektif :-
b. Data Obyektif :
1) Kesadaran : Composmentis
2) Tanda vital :
Tekanan darah: 110/70 – 120/80 mmHg
Nadi : 60 – 100 x/menit
Suhu Tubuh : 36,0 -37,5 0C
Pernapasan : 16- 20 x/menit
3) Bayi baru lahir tanggal …Jam…
Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan
Apgar Score : 7-10
BB/PB : 2500 – 4000 gram/ 48-52 cm
II. INTERPRETASI DATA DASAR
Diagnosis : G PAPAH Kala III
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL
Diagnosis potensial : Tidak ada
Masalah potensial : Tidak ada
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Kebutuhan segera : Tidak ada
V. INTERVENSI
1. Lakukan Manajemen Aktif kala III
89
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim
kesehatan lainnya.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah diberikan. Evaluasi didokumentasikan dalam
bentuk SOAP.
Jika kala I dan II memanjang maka bisa menjadi indikasi gawat janin
(dr.Ida Ayu Chandranita,dkk,2010;h.698).
5. Keadaan Bayi Saat Lahir
1. Kelahiran : Tunggal / Gamelli
2. Nilai APGAR
Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dengan nilai
APGAR skor >7 tanpa cacat bawaan ( Dewi,2011. h:1).
3. Nilai 7-10 : Normal
4. Nilai 4-6 : bayi dengan asfiksia ringan dan sedang
5. Nilai 1-3 : bayi dengan asfiksia berat
6. Tindakan Resusitasi
a) Resusitasi ( respirasi artifisialis) adalah usaha dalam memberikan
ventilasi yang adekuat, pemberian oksigen dan curah jantung yang
cukup untuk menyalurkan oksigen kepada otak, jantung dan alat-alat
vital lainnya (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002).
b) Resusitasi adalah pernafasan dengan menerapkan masase jantung dan
pernafasan buatan (Kamus Kedokteran, Edisi 2000).
c) Resusitasi adalah tindakan untuk menghidupkan kembali atau
memulihkan kembali kesadaran seseorang yang tampaknya mati
sebagai akibat berhentinya fungsi jantung dan paru, yang berorientasi
pada otak (Tjokronegoro, 1998).
7. Terapi
94
DATA OBJEKTIF
95
1. Pemeriksaan Umum :
a. Keadaan Umum :
b. Tanda-tanda Vital
N = 120-160 x/menit,
RR = 30 – 50 x/menit,
o
T = 36,5-37,2 C
Tekanan darah dipantau hanya bila ada indikasi
Pada pernapasan normal, perut dan dada bergerak hampir
bersaman tanpa adanya retraksi, tanpa terdengar suara pada
waktu inspirasi maupun ekspirasi. Gerakan pernapasan 30 –
50 kali permenit (Saifuddin, 2006: 136).
Pernapasan dalam pernapasanbayi baru lahir ditandai dengan
bayi segera menangis kuat (Saifuddin, 2006: 136).
Pernafasan kurang lebih 40-60 x/menit (Sitiava, 2012 hal
191).
Nadi dapat dipantau disemua titik nadi perifer (Saifuddin,
2006: 136).
Frekuensi jantung 120-160 x/menit (Sitiava, 2012 hal 191).
Ukur suhu tubuh bayi melalui anus atau ketiak bayi
normalnya 36,5-37,2 C (Saifuddin, 2006: 136).
c. Antropometri :
BB = lahir 2500 – 4000 gram
PB = 48 – 52 cm
LK = - Circum ferensia Suboccipito Bregmatica : cm
- Circum ferensia Fronto Oksipito : cm
- Circum ferensia Mento Oksipito Bregmatica : cm
Ukuran lingkar kepala :
1. Circumferentia sub occipito bregmatica (lingkaran kecil
kepala) 32 cm
2. Circumferenrtia fronto occipitalis (lingkaran sedang kepala)
34 cm
96
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala :
1. Lakukan Inspeksi pada daerah kepala. Raba
sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran
dan tampilannya normal. Sutura yang berjarak lebar
mengindikasikan bayi preterm,moulding yang
buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran spontan
letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang
tindih yang disebut moulding/moulase. Keadaan ini
normal kembali setelah beberapa hari sehingga
ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran dan
ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba,
fontanel yang besar dapat terjadi akibat
prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang
terlalu kecil terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel
menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan
intakranial, sedangkan yang cekung dapat tejadi
akibat deidrasi. Terkadang teraba fontanel ketiga
antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi
karena adanya trisomi 21.
2. Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput
suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan
subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak.
3. Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ;
anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya.
b. Wajah
97
d. Hidung
1. Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup
bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm. Bayi harus
bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus
diperhatikan kemungkinan ada obstruksi jalan napas
akarena atresia koana bilateral, fraktur tulang
hidung atau ensefalokel yang menonjol ke
nasofaring.
2. Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang
terkadang berdarah , hal ini kemungkinan adanya
sifilis congenital.
3. Periksa adanya pernapasa cuping hidung, jika
cuping hidung mengembang menunjukkan adanya
gangguan pernapasan.
e. Mulut
1. Lakukan Inspeksi apakah ada kista yang ada pada
mukosa mulut.
2. Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan
simetris. Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan
adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkan
mikrognatia.
3. Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau
ranula (kista lunak yang berasal dari dasar mulut)
4. Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada
persambungan antara palatum keras dan lunak.
5. Perhatikan adanya bercak putih pada gusi atau
palatum yang biasanya terjadi akibat Epistein’s
pearl atau gigi.
6. Periksa lidah apakah membesar atau sering
bergerak. Bayi dengan edema otak atau tekanan
99
sebagai bagian dari skrining rutin dapat bervariasi tergantung pada usia
wanita tersebut, status resikonya (Varney,2007;h.37).
10. Terapi Yang Didapatkan
a. Salep Mata 0,5 % :
b. Injeksi Vit. K (1 mg) :
c. Imunisasi Hb 0 :
Pemberian vitamin K ,Kejadian Perdarahan karena difesiensi vitamin K
pada bayi baru lahir dilaporkan cukup tinggi, berkisar 0,25 – 0,5 %. Untuk
mencegah terjadinya perdarahan tersebut, semua bayi baru lahir normal
dan cukup bulan perlu diberi vitamin K per oral 1mg/hari selama 3
hari,sedangkan bayi resiko tinggi dari vitamin K parenteral dengan dosis
0,5 – 1 mg IM (Prawirohardjo,2006: h.135).
Pemberian salep mata eritomisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan
untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular
seksual ). Perawatan harus dikerjakan segera.tindakan ini dapat dikerjakan
setelah perawatan tali pusat dan harus dictat dalam status termasuk obat
apa yang digunakan (Prawirohardjo,2006: h.135).
B. Masalah
Masalah adalah hal – hal yang berkaitan dengan pengalaman klien
yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis.
107
C. Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal – hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dalam
melakukan analisa data.
II. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL
a. Sesak napas
b. Tampak retraksi di dada
c. Malas minum
d. Panas atau suhu badan bayi rendah
e. Kurang aktif
III. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
a. Isap lendir
b. Jaga kehangatan
IV. INTERVENSI
1. Ukur apgar skor pada menit ke-1 dan ke-5 setelah kelahiran
Rasional : Membantu menentukan kebutuhan terhadap intervensi
segera (misal : penghisapan, oksigen).
2. Perhatikan adanya pernafasan cuping hidung ,retraksi dada,
pernafasan mendengkur, krekels, atau ronki.
Rasional : Tanda-tanda ini normal dan sementara pada periode
reaktivitas pertama, tetapi dapat menandakan distres pernafasan bila
ini menetap .Krekels dapat terdengar sampai cairan direabsorbsi dari
paru-paru. Ronki menandakan aspirasi sekresi oral.
3. Bersihkan jalan nafas, hisap nasofaring dengan perlahan sesuai
kebutuhan ,dengan menggunakan spuit balon atau kateter penghisap
Delee.
Rasional: membantu menghilangkan akumulasi cairan,
memudahkan upaya pernafasan, dan membantu mencegah aspirasi.
4. Observasii TTV setiap jam pada 6 jam pertama
Rasional : mengetahui perubahan-perubahan vital yang lebih dini.
108
kadar vitamin K pada asi dan sterilitas saluran pencernaan pada bayi
baru lahir. Kekurangan vitamin K beresiko tinggi bagi bayi untuk
mengalami perdarahan yang disebut juga perdarahan akibat
defisiensi vitamin K (PDVK).
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan
rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota
tim kesehatan lainnya.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam
bentuk SOAP.
Jumlah menstruasi:
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstrusi
yang di keluarkan. (Sulistyawati,2010)
6. Riwayat Obstetri:
N Kehamilan Persalinan Anak Nifas
Suami Ank UK Pny Jns Pnlg Tmp Peny J BB/PB H M Abnr Laktas Peny
o
t K mlts i
1
2
Konstipasi
Setelah plasenta lahir estrogen menurun
sehingga tonus otot seluruhnya berangsur
pulih kembali, tapi konstipasi mungkin
tetapi terjadi dan mengganggu hari-hari
pertama post partum (Varney, 2007)
Istirahat Ibu akan sering beristirahat
Kontraksi uterus ketika ibu akan bersalin
membuat ibu tidak dapat beristirahat
dengan cukup hal ini menyebabkan ibu
lelah. Oleh karena itu, ketika ibu
memasuki masa nifas ibu akan sering
beristirahat. (Ambarwati, 2009)
Aktivitas Sering memperhatikan dan merawat
bayinya
Ibu menganggap bayi yang dilahirkannya
adalah suatu hal yang baru. Sehingga ibu
akan sering dan lebih terfokus kepada
bayinya (Ambarwati, 2009)
Personal Hygiene Pada masa postpartum, seorang ibu sangat
rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu,
kebersihan diri sangat penting untuk
mencegah terjadinya infeksi. Kebersihan
tubuh, pakaian, tempat tidur, dan
lingkungan sangat penting untuk tetap
dijaga (Saleha, 2009)
Kebiasaan
Seksualitas Dilakukan setelah 40 hari masa nifas
Secara fisik, aman untuk melakukan
hubungan seksual begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukkan satu
atau dua jarinya kedalam vagina tanpa
114
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos mentis (Sulistyawati, 2010 h.226)
Tanda Vital : Tekanan Darah : 110/70 mmHg – 120/80
mmHg
(Ambarwati dkk, 2009)
Suhu badan :
24 jam postpartum suhu badan akan naik
sekitar (37,5-380C) sebagai akibat kerjakeras
waktu melahirkan, dan kelelahan. (Ambarwati
dkk,2009)
Nadi : 60-80 x/mnt atau tidak lebih dari
100x/mnt
Denyut nadi normal orang dewasa adalah
60-80 x/menit. Sehabis melahirkan biasanya denyut
nadi akan lebih cepat. Denyut nadi di atas
100x/menit pada masa nifas adalah
mengindikasikan adanya suatu infeksi, (Ambarwati
dkk,2009)
Pernafasan: 20-30 x/menit
Pernafasan harus berada dalam rentang
yang normal, yaitu sekitar 20-30 x/menit.
(Ambarwati dkk,2009). Pada ibu post partum
umumnya pernafasan lambat atau normal.
(http://masalahkebidanan.blogspot.com)
Antropometri : Tinggi Badan :
Tinggi badan merupakan salah satu ukuran
pertumbuhan seseorang. Tinggi badan dapat
diukur dengan stasiometer atau tongkat pengukur
(Tambunan dkk,2011).
BB sebelum hamil :
116
BB sekarang :
Massa tubuh di ukur dengan pengukuran massa
atau timbangan. Indeks massa tubuh digunakan
untuk menghitung hubungan antara tinggi dan
berat badan, serta menilai tingkat kegemukan.
(Tambunan dkk,2011;h.9).
LILA :
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala : Tampak bersih, tidak tampak ketombe,rambut
tampak kuat, distribusi rambut tampak merata
dan tekstur rambut tampak lembut
(Priharjo,2006).
Wajah : Tidak tampak kloasma gravidarum, tidak tampak
odem, dan tidak tampak pucat (Tambunan
dkk,2011)
Mata : Kelopak mata tidak tampak odem, konjungtiva
tidak tampak pucat, dan sklera tidak tampak
kuning.
Hidung : Tampak bersih, tidak ada pengeluaran, tidak
tampak polip, tidak tampak peradangan
(Tambunan dkk,2011)
Mulut : Tampak simetris, bibir tampak lembab, tidak
tampak caries dentis, tidak tampak stomatitis,
geraham tampak lengkap, lidah tampak bersih,
tidak tampak pembesaran tonsil.
(Tambunan dkk,2011 & Uliyah dkk,2008).
Telinga : Tampak bersih, tidak ada pengeluaran/sekret.
(Tambunan dkk,2011 & Uliyah dkk,2008).
Leher : Tampak hyperpigmentasi pada leher, tidak tampak
pembesaran tonsil, tidak tampak peradangan
faring, tidak tampak pembesaran vena jugularis,
tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid, dan
kelenjar getah bening (Priharjo, 2006 &
Tambunan dkk,2011).
118
Perkusi
Ekstremitas : Untuk mengecek refleks patella (+),
Bisep (+), Trisep (+) (Varney 2008 )
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
b. Pemeriksaan USG
c. Pemeriksaan Diagnostik lainnya
4. Data Rekam Medis
Berisi tindakan yang telah dilakukan oleh petugas lain
dimana tindakan tersebut yang menunjang riwayat kesehatan
sekarang dan terdapat pada catatan/status klien. Tindakan
tersebut dilakukan sejak pasien masuk rumah sakit hingga
dilakukan pengkajian.
120
6. Riwayat Obstetri
Personal
Hygiene
Payudara :
- Penderita tumor jinak atau kanker payudara tidak
boleh menggunakan metode AKBK
Abdomen :
- Tidak tampak bekas luka operasi, tidak tampak
asites, tidak tampak linea ataupun striae.
Genitalia :
- Perdarahan vagina yang tidak diketahui sampai
dapat dievaluasi tidak boleh mengunakan metode
AKB
- Tampak adanya varises pada vagina tidak boleh
menngunakan metode AKBK
Ekstermitas :
- Tampak adanya varises pada tungkai tidak boleh
menngunakan metode AKBK.
Palpasi
Kepala : tidak teraba benjolan, tidak ada lesi
128
5. Lakukan pencatatan pada kartu kunjungan klien dan anjurkan ibu untuk
melakukan kunjungan ulang
Rasional : Pendokumentasian serta evaluasi terhadap tindakan yang
telah dilakukan pada kartu kunjungan klien dapat
menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasanganatau
pemberian KB. Keterlambatan jadwal kunjungan ulang
akan mempengaruhi efektivitas dari cara pemakaian atau
penggunaan KB
6. Jelaskan kembali tentang kekurangan atau kerugian serta efek samping
KB yang digunakan/ingin digunakan klien
Rasional : Penjelasan tentang kekurangan dan kerugian serta efek
samping kb dapat menjadi pertimbangan ibu dalam
menentukan kontrasepsi yang akan digunakan dan
mengingatkan kembali kepada ibu mengenai efek
samping KB, hal ini juga dapat mengurangi kecemasan
pada ibu
VI. IMPLEMENTASI
131
133
134
5. Riwayat Menstruasi
HPHT : 05 April 2020
TP : 10 Januari 2021
Ibu mengatakan pertama kali haid pada usia 13 tahun. Riwayat haid
ibu teratur dengan lama haid 5-7 hari, siklus haid ibu berkisar 28-30
hari. Ibu mengganti pembalut sebanyak 2-3 kali/ hari.
6. Riwayat Obstetrik
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
No Sua Abnor- Lktas
Anak UK Peny Jns Pnlg Tmpt Peny JK BB/PB H M Peny
mi malitas i
Tn. 1 BP 3200 gr/ Tdk ASI 2 Tdk
1. Aterm - Spt Bidan - L Ya -
A (2010) M 50 cm ada Bln ada
-
Tn. 2 Bidan 3400 gr / Ya Tdk ASI 1 Tdk
2. Aterm - Spt - P
A (2016) BPM 50 cm - ada Bln ada
3. Tn. Hamil ini
A
7. Riwayat Kehamilan
Ini merupakan kehamilan ibu yang ketua. Ibu rutin memeriksakan
kehamilannya di puskesmas dan praktek dokter SPOG sebanyak 1
kali. Ibu merasakan gerakan janin pertama kali saat memasuki usia
kehamilan 5 bulan dengan status TT 5 kali. Pada trimester pertama
mengeluh mual,saat trimester dua ibu tidak memiliki
keluhan.Memasuki trimester ketiga ibu memiliki keluhan kadang
merasakan nyeri perut bawah. Ibu rutin meminum satu tablet
penambah darah dan kalsium setiap harinya.
Pendidikan kesehatan yang telah ibu dapatkan antara lain mengenai
istirahat cukup ,tanda bahaya dalam kehamilan dan tanda-tanda
persalinan.
Selama hamil, ibu tidak sedang menjalani pengobatan ataupun
mengkonsumsi obat tertentu, hanya mendapatkan tablet penambah
darah dan tablet kalsium dari Puskesmas.
8. Riwayat Ginekologi
135
2. PemeriksaanFisik
P:
Tanggal/
Penatalaksanaan Paraf
Jam
16-12-2020 -Menjelaskan hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu Mahasiswa
16.00 WITA -Hasil pemeriksaan : Tekanan darah 120/80 mmHg ,Nadi 88
x/menit,Pernapasan 16 x/menit,Suhu 36,50C,
BB sebelum hamil 60 kg,BB saat ini 70 kg,TB 157,5 cm LILA
28 cm, pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan,TFu sesuai
usia kehamilan 30 cm,bagian terendah kepala,belum masuk
PAP,DJA terdengar pada punctum maksium kuadran kiri
bawah,Frekuensi 146 x/menit.keadaan janin secaraumum baik.
- Evaluasi:
2.
3. Asuhan Kebidanan Antenatal Fisiologis Kunjungan II
Tanggal Pengkajian : 22 Desember 2020
Waktu Pengkajian : 13.00 WITA
Tempat pengkajian : Puskesmas loa Ipuh
Nama Pengkaji : Nurhasanah
S:
1. Alasan Datang Periksa / Keluhan Utama
Susah tidur pada malam hari
O:
1. PemeriksaanUmum
142
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Simetris, bersih, tidak ada lesi, distribusi rambut merata,
warna rambut hitam, konstruksi rambut kuat, tidak
teraba benjolan/massa.
Wajah : Simetris, tidak ada kloasma gravidarum, tidak pucat, tidak
teraba benjolan/massa, tidak ada oedem
Mata : Simetris, konjungtiva berwarna merah muda, seklera
berwarna putih, tidak ada oedema pada kelopak mata
Telinga : Simetris, tidak ada serumen yang berlebihan dan tidak ada
pengeluaran cairan
Hidung : Simetris, tidak ada polip, kebersihan cukup, tidak ada
pernapasan cuping hidung.
Mulut : Simetris, bibir lembab dan tidak pucat, lidah bersih dan
tremor, tidak ada stomatitis atau pun caries gigi
P:
Jam Penatalaksanaan Paraf
145
13.10 - Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kepada ibu Mahasiswa
Wita - Hasil pemeriksaan secara keseluruhan keadaan ibu dan janin
dalam kondisi baik.
- Eveluasi :
Ibu mengetahui kondisi dirinya dan bayinya dalam keadaan
baik.
13.15 -Memberikan KIE tentang ketidak nyamanan pada trimester Mahasiswa
Wita III,gangguan pola tidur
-Ketidaknyaman pada trimester III,salah satunya adalah
insomnia,hal ini merupakan hal yang fisiologis terjadi pada ibu
hamil trimester 3,hal ini dapat diatasi dengan ibu hamil mencoba
bermeditasi atau menyetel musicyang lembut sebelum tidur,dan
mengatur posisi todur miring kekiri dengan di sela kaki ditopang
dengan guling dan posisi bantal sampai ke punggung.
-Evaluasi:
Ibu mengerti sebab dari ketidaknyamanan yang dialami
Ibu dapat mengulang kembali penjelasan yang diberikandan
bersedia melakukan apa yang dianjurkan.
13.18 - Memberikan KIE tentang Persiapan persalinan Mahasiswa
Wita -Persiapan persalinan,meliputi ;tempat persalianan,tenaga yang
menolong persalianan,biaya dan keluaraga yang menemani serta
calon donor darah.
- Evaluasi :
- Evaluasi :
S:
1. Keluhan Utama
147
O:
149
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital :
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Pernapasan : 18 x/menit
Suhu : 36,30C
Antropometri :
Berat badan sebelum hamil : 60 kg
Berat badan saat ini : 72 kg
Tinggi Badan : 157 cm
LILA : 28 cm
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Khusus
b. Pemeriksaan Dalam
P:
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
152
13.25 WITA Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan Mahasiswa
ibu dan janin dalam keadaan sehat, dan saat ini
pembukaan 5 cm
Evaluasi :
Ibu mengerti penjelasan yang diberikan
13.30 WITA Menganjurkan keluarga atau suami mendampingi ibu saat Mahasiswa
persalinan berlangsung
Evaluasi :
Suami ibu mendampingi saat ingin bersalin
13.55 WITA Menyiapkan pakaian bayi dan pakaian ganti ibu Mahasiswa
Evaluasi :
Pakaian ibu (baju ganti, sarung, pempers, dan gurita) dan
pakaian bayi (lampin, popok, topi, sarung tangan dan
kaki) sudah tersedia dan siap dipakai.
153
14.05 WITA Mengajarkan Ibu teknik nafas dalam untuk mengurangi Mahasiswa
nyeri karena adanya kontraksi.
Evaluasi :
Ibu menarik nafas dalam seraya berbaring miring kiri. Ibu
merasa nyaman dengan posisi tersebut.
14.15 WITA Melakukan Observasi His Mahasiswa
Melakukan pemeriksaan DJJ
Evaluasi :
His : 5 x 10’ 55-60 detik
DJJ : 145 x/ menit
Ketuban pecah spontan cairan berwarna hijau
Persalinan Kala II
Tanggal pengkajian : 12 Januari 2021
Waktu pengkajian : 14.20 WITA
S:
Ibu mengatakan ingin meneran dan mengatakan ingin BAB keras
O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis
Tanda Vital : Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
154
Suhu : 36,80C
2. Pemeriksaan Fisik
Abdomen : DJJ terdengar jelas, teratur, frekuensi 146x/menit,
Kontraksi uterus 5 x 10 menit durasi 55 – 58 detik
dengan intesitas kuat.
Genetalia : adanya tekanan pada vagina dan anus, perineum
menonjol, vulva dan sfingter ani membuka.
3. Pemeriksaan Dalam
Tanggal : 12 Januari 2021
Jam : 14.21 WITA
Oleh : Bidan dan Nurhasanah
Pengeluaran lendir darah, pembukaan serviks 10 cm, ketuban jernih,
portio tidak teraba, presentasi kepala, denominator UUK, tidak teraba
bagian terkecil janin, penurunan kepala di H IV.
A:
Diagnosa : GIIIP2002 usia kehamilan 40 minngu 2 hari kala II
persalinan normal
Masalah : Tidak Ada
Diagnosis potensial : Tidak Ada
Masalah potensial : Tidak Ada
Kebutuhan segera : Tidak Ada
P:
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
14.23 Menjelaskan pada ibu dan keluarga bahwa pembukan telah Bidan
WITA lengkap dan ibu boleh mengejan pada saat kontraksi Mahasiswa
Evaluasi :
Ibu mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan
155
14.24 Mengatur posisi yang nyaman untuk ibu dan membimbing ibu Bidan
WITA untuk meneran dengan baik dan benar. Mahasiswa
Evaluasi :
Ibu memilih posisi setengah duduk dan meneran ketika
kontraksi, dagu ditempelkan didada, mata melihat kearah
perut ibu
Evaluasi :
Perineum telah dilindungi dengan satu tangan yang dilapisi
duk steril dan kepala bayi telah lahir.
Evaluasi :
Ibu meneran saat ada kontraksi dan bahu bayi lahir
14.28 Melahirkan badan bayi dengan tangan kanan menyanggah Bidan
WITA kepala, lengan dan siku sebelah bawah dan gunakan tangan Mahasiswa
kiri untuk memegang lengan dan siku atas.
Evaluasi :
Tangan menyanggah kepala, lengan dan siku bayi
Melahirkan seluruh tungkai bayi dengan tangan kiri Bidan
menelusuri punggung hingga tungkai Mahasiswa
Evaluasi :
Tangan kiri melakukan sanggah susur untuk melahirkan tubuh
bayi,bayi telah lahir seluruhnya dan diletakan di atas perut
ibu.
P:
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
14.32 Melakukan pemeriksaan balloten apakah ada janin kedua; Mahasiswa
WITA Evaluasi :
Tidak teraba adanya janin kedua
Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10
cm depan vulva
Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu di tepi Mahasiswa
atas simfisis, untuk mendeteksi kontraksi dan sambil
menegangkan tali pusat.
Evaluasi :
Uterus berkontraksi
Melakukan penegangan tali pusat dan dorongan Mahasiswa
dorsokranial, menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai
158
Persalinan kala IV
Tanggal pengkajian : 12 januari 2021
Waktu pengkajian : 14.35 WITA
S:
Ibu mengatakan perut agak mules–mules
O:
1. Pemeriksaan Umum
159
P:
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
14.40 Mengecek laserasi atau robekan jalan lahir perdarahan Mahasiswa
WITA selama kala III.
Evaluasi :
Perdarahan sebanyak + 130 cc dan terdapat robekan pada
vagina derajat 2 dan dilakukan heacting
O :
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Tanda vital :
Nadi : 148 kali/menit
Suhu : 36,8oC
Pernafasan : 50 kali/menit
Antropometri
Berat badan : 3.400 gram
Panjang badan : 52 cm
Lingkar kepala :
163
Lingkar dada : 35 cm
Lingkar perut : 33 cm
LILA : 12 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : bentuk kepala bulat, terdapat UUK dan UUB tidak
terdapat caput succedaneum, cephal hematoma, dan
kelainan konginetal lainnya pada kepala bayi.
Mata : simetris, bersih, tidak ada kotoran atau perdarahan
Hidung : simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak
ada pengeluaran cairan dari lubang hidung
Telinga : simetris, terdapat lubang telinga, tidak terdapat
pengeluaran cairan dari lubang telinga
Mulut : simetris, tidak sianosis, terdapat palatum, tidak
terdapat kelainan konginetal pada mulut seperti
labioskizis dan labiopalatoskizis
Leher : pergerakan leher aktif
Dada : simetris, tidak terdapat retraksi dinding dada, bunyi
jantung normal, tidak terdengar suara nafas
tambahan
Abdomen : simetris, tidak teraba massa atau benjolan abnormal,
tidak kembung, pada tali pusat terdapat 2 arteri dan
1 vena, tidak ada perdarahan tali pusat
164
P:
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
S :
2. Alasan Datang Periksa/ Keluhan Utama
Tidak ada keluhan
3. Riwayat Kesehatan/ Persalinan Sekarang
Ibu bersalin pada tanggal 12 Januari 2021 pada pukul 14.28 WITA
secara normal spontan pervaginam.
4. Riwayat Obstetri
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
No
suami anak UK Peny Jns Pnlg Tmpt Peny JK BB/PB H M Abn Laktasi Peny
1 Tn .A 1 Aterm - Spt Bidan BPM - L 3200/50 12 th - - - -
2 Tn .A 2 Aterm - Spt Bidan BPM - P 3400/50 2th - - - -
3 Tn.A 3 Aterm - Spt Bidan BPM - P 5100/52 0hr - - -
Pola Keterangan
Nutrisi Makan 3 kali setelah melahirkan, ibu makan dalam porsi
yang cukup, nasi, lauk dan sayur serta roti
Minum air putih ± 1000 cc.
Eliminasi BAK 4-5 x setelah melahirkan warna kuning jernih.
BAB belum ada setelah melahirkan.
Istirahat Malam : 4-5 jam/hari
Ada gangguan pola tidur karena ibu harus bangun untuk
menyusui bayinya
Aktivitas Mobilisasi baik, ibu juga menyusui bayinya.
Personal Mandi 1x sejak setelah melahirkan dan menganti pembalut
Hygiene saat terasa penuh
Seksualitas Tidak ada
Kebiasaan Ibu tidak memiliki kebiasaan merokok ataupun minum
alkohol.
Riway
Pernafasan : 16 kali/menit
BB Saat Hamil : 70 kg
Berat Badan saat ini : 63 kg
Tinggi Badan : 157,5cm
LILA : 28 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : simetris, tidak ada lesi, warna rambut hitam, distribusi
rambut merata, kebersihan rambut baik, tidak
terdapat nyeri tekan, dan tidak teraba massa.
Wajah : simetris, tidak pucat, terdapat cloasma gravidarum,
tidak ada oedema
Mata : simetris, konjungtiva berwarna merah muda, sklera
berwarna putih, tidak terdapat pengeluaran kotoran,
tidak ada oedema pada palpebra
Hidung : simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung,
kebersihan cukup, tidak ada polip
Mulut : bibir lembab, tidak pucat, tidak ada stomatitis, tidak
terdapat caries dentis, lidah tremor, tidak terdapat
peradangan pada tonsil dan ovula.
Telinga : simetris, tidak terdapat pengeluaran cairan atau
serumen.
Leher : terdapat hiperpigmentasi pada leher ibu, tidak
terdapat pemebesaran kelenjar limfe dan tiroid, tidak
ada bendungan pada vena jugularis.
Dada : simetris, tidak terdapat retraksi dinding dada, suara
nafas vesikuler, tidak terdengar suara nafas
tambahan, bunyi jantung normal
Payudara :simetris, bersih, puting susu menonjol, terdapat
hiperpigmentasi pada areola mammae, tidak teraba
169
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Diagnostik lainnya : Tidak dilakukan
A:
Diagnosa : P3003 Postpartum normal hari ke1
Masalah : Tidak ada
Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan segera : Tidak ada
P:
Waktu Penatalaksanaan Pelaksana
14.35 Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dalam Mahasiswa
WITA batas normal
170
Evaluasi:
Ibu mengatakan mengerti tentang hasil pemeriksaan
14.40 Memberikan KIE tentang “ASI ekslusif” (SAP dan Leaflet
WITA terlampir). Mahasiswa
Evaluasi:
Ibu mengerti tentang ASI ekslusif dan berjanji akan
memberikan ASI ekslusif pada bayinya.
14.45 Memberikan KIE kesehatan tentang personal hygiene Mahasiswa
WITA kepada ibu untuk rajin menjaga kebersihan diri dan
bayinya. Mengajarkan ibu tentang perawatan luka jahitan
dengan senantiasa menjaga kelembaban, kebersihan
genetalia, serta mengeringkannya setelah BAK dan BAB,
mengganti pembalut 3-4 atau lebih sering bila terasa
penuh,. mengganti pakaian dalam minimal 2 kali sehari
serta mandi 2x sehari.
Evaluasi:
Ibu mengerti dan bersedia menjaga kebersihan dirinya
14.50 Memberikan KIE ttg tanda bahaya pada masa nifas dan
menganjurkan ibu agar segera memeriksakan diri ke
Puskesmas apabila mengalami hal seperti beriut :
sakit kepala hebat,demam tinggi,perdarahan yang
berlebihan,nyeri dada,nyeri pada betis, merasa sedih terus-
menerus
Kunjungan II
Tanggal Pengkajian : 16 Januari 2021
Waktu : 16.00 WITA
Tempat : Puskesmas loa Ipuh
Oleh : Nurhasanah
S :
1. Alasan DatangPeriksa/ Keluhan Utama
Tidak ada keluhan yang mengganggu saat ini
2. Pola Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan
Nutrisi Makan 3-4 x/hari dengan porsi sedang yaitu nasi, sayur,
lauk pauk dan minum air putih 6-7 gelas/hari
Eliminasi BAK 3-4 x/hari warna kuning bening
BAB Ibu tidak ada BAB sejak melahirkan.
Istirahat Tidur siang ±2 jam
Tidur malam ±6 jam
Aktifitas Mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan menyusui bayi
Personal Mandi 2x/hari,ganti baju 2x/hari, dan ganti pembalut 2-3
Hygiene x/hari
172
O :
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : composmentis
Tanda Vital :
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 78 kali/menit
Suhu : 36,7 oC
Pernafasan : 18 kali/menit
Antropometri :
BB Saat Ini : 62 kg
LILA : 28 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Wajah : tidak pucat, tidak oedema
Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada
oedem palpebra
Mulut : bibir lembab, tidak pucat, tidak ada stomatitis, tidak
terdapat pembengkakan pada tonsil, tidak ada tanda
peradangan.
Payudara : bersih, puting susu tidak lecet, tidak teraba benjolan,
payudara bengakak teraba padat berisi dan nyeri saat
di tekan, pada payudara terdapat pengeluaran ASI.
173
P :
Kunjungan III
Tanggal Pengkajian : 28 Januari 2021
Waktu : 10.30 WITA
Tempat : Puskesmas loa Ipuh
Oleh : Nurhasanah
S:
1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak memiliki keluhan.
2. Pola Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan
Nutrisi Makan 3-4 x/hari dengan porsi sedang yaitu nasi, sayur,
lauk pauk dan minum air putih 10 gelas/hari
Eliminasi BAK 4-5 x/hari warna kuning bening
BAB 1x/hari konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan
P :
Waktu Penatalaksanaan Pelaksana
10.40 Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dalam Mahasiswa
WITA batas normal.
Evaluasi:
Ibu mengerti mengenai hasil pemeriksaan
10.45 Menjelaskan pada ibu tentang seksualitas setelah masa Mahasiswa
WITA nifas :
-Hubungan seks setelah masa nifas Jika Bunda melahirkan
secara normal, disarankan untuk menunda berhubungan
intim sampai masa nifas selesai atau sampai 6 minggu
setelah bersalin.,hal ini bertujuan agar organ reproduksi
Ubu cepat pulih dan menghindari terjadinya infeksi.
Evaluasi:
Ibu mengerti penjelasan yang diberikan
10.45 Memberikan KIE tentang pola istirahat masa nifas. Mahasiswa
WITA -Pola istirahat pada masa nifas , ibu membutuhkan
istirahat dan tidur yang cukup. Istirahat sangat
penting untuk ibu menyusui, serta untuk
memulihkan keadaannya setelah hamil dan
melahirkan. Kebutuhan
istirahat bagi ibu menyusui minimal 8 jam
sehari, dapat dipenuhi melalui istirahat malam
dan siang. Kurang istirahat/tidur pada ibu postpartum akan
mengakibatkan kurangnya suplai ASI,
memperlambat proses involusi uterus,
menyebabkan ketidakmampuan merawat bayi
serta depresi (Suhana, 2010).
Evaluasi:
Ibu dapat mengulang kembali penjelasan yang diberikan
10.50 Memberi KIE tentang alat kontrasepsi kepada ibu Mahasiswa
WITA Evaluasi
Ibu mengerti tentang alat kontrasepsi dan sudah memilih
177
memakai KB Implant
11.00 Meberikan penkes tentang imunisasi untuk bayi Mahasiswa
WITA Evaluasi:
Ibu mengerti tentang imunisasi dan mengimunisasi
bayinya sesuai jadwal
Pola Keterangan
Nutrisi Bayi diberi ASI
Eliminasi BAK 4x warna kuning jernih.
BAB 2x warna hijau kehitaman, konsistensi lunak
lengket
Bayi banyak tidur
Malam : ± 10-11 jam karena saat kunjungan usia bayi baru
1 hari
O :
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Tanda Vital :
Nadi : 110 kali/menit
Suhu : 36,7oC
178
Pernafasan : 46 kali/menit
Antropometri :
Berat Badan : 3.400 gram
Panjang badan: 52 cm
Lingkar kepala: 33 cm
Lingkar dada : 35 cm
Lingkar perut : 33 cm
LILA : 11 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : terdapat UUK dan UUB, fontanel datar.
Mata : Bersih, tidak ada kotoran atau perdarahan, sklera tidak
ikterus
Mulut : tidak sianosis, lidah bersih
Leher : pergerakan leher aktif
Dada : tidak terdapat retraksi dinding dada, bunyi jantung
normal, tidak terdengar suara nafas tambahan
Abdomen : tidak teraba massa atau benjolan abnormal, tali pusat
masih basah dan tampak 2 arteri dan 1 vena,tali pusat
berwarna putih, tidak ada perdarahan tali pusat,tali pusat
dibungkus kasa steril.
Kulit : berwarna kemerahan
Genitalia : tidak ada tanda diaper rush
3. Pemeriksaan Neurologis
- Morro : (+) Bayi tampak terkejut ketika dikejutkan dengan
suara
- Rooting : (+) Bayi tampak menoleh kearah sentuhan ketika
pipi bayi disentuh.
- Sucking : (+) Refleks isap baik.
- Swallowing : (+) Refleks menelan baik.
- Babinski : (+) Ketika telapak kaki bayi digesek, jari-jari kaki
bayi menekuk kebawah.
179
P :
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
15.35 Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan pada Mahasiswa
WITA bayinya. Keadaan bayi dalam batas normal,tidak ada
kelainan.
Evaluasi :
Ibu mengerti dengan keadaan bayinya
15.40 Menjaga kehangatan bayi dan memperhatikan tanda Mahasiswa
WITA bahaya pada bayi
Evaluasi :
Bayi dibedong dengan menggunakan lampin dan bayi
dipakaikan topi, serta ibu mengetahui tanda bahaya
pada bayi seperti warna kulit bayi yang membiru.
15.45 Menjelaskan kepada ibu cara menyusui yang benar Mahasiswa
WITA dan perawatan tali pusat
Evaluasi :
Ibu mengerti tentang cara menyusui yang benar
serta cara merawat tali pusat
Kunjungan II
Tanggal Pengkajian : 16 Januari 2021
Waktu : 16.40 WITA
180
O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Tanda Vital :
Nadi : 139 kali/menit
Suhu : 36,8oC
Pernafasan : 44 kali/menit
Antropometri :
Berat Badan : 3200 gram
181
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : terdapat ubun-ubun besar berbentuk berlian dan ubun
ubun kecil berbentuk segitiga.
Mata : bersih, tidak ada kotoran atau perdarahan, tidak ikterus
Mulut : tidak sianosis
Leher : pergerakan leher aktif
Dada : tidak terdapat retraksi dinding dada, bunyi jantung
normal, tidak terdengar suara nafas tambahan
Abdomen : tidak teraba massa tali pusat belum lepas
Kulit : tampak kuning /icterus sedikit di bagian wajah
Genitalia : tidak ada tanda diaper rush.
A :
Diagnosa : NCB SMK usia 4 hari dengan Ikterus Fisiologis
Masalah : tidak ada
Diagnosa potensial : tidak ada
Masalah potensial : tidak ada
Kebutuhan segera : tidak ada
P :
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
16.50 Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan pada Mahasiswa
WITA bayinya, Keadaan bayi dalam batas normal,tidak
ada kelainan.Tali pusat bayi belum putus dan
memberi tahu cara merawat tali pusat.
Evaluasi:
Ibu mengerti dengan keadaan bayinya dan cara
merawat tali pusat
16.55 Memberikan Pendidikan kesehatan mengenai cara Mahasiswa
182
Kunjungan III
Tanggal Pengkajian : 26 Januari 2021
Waktu : 09.00 WITA
Tempat : Puskesmas loa Ipuh Tenggarong
Oleh : Nurhasanah
S :
1. Keluhan Utama
Tidak ada keluhan.
2. Pola Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan
Nutrisi Bayi telah diberikan ASI tiap 2 jam atau on demand
BAK 6-7 x/hari warna kuning jernih
BAB 3-4x/hari warna kuning, kecoklatan, konsistensi lunak
Istirahat Bayi lebih sering tidur. Pagi : ± 9 jam, Malam : ± 8-9 jam
Personal Hygiene Popok diganti setiap kali basah
Baju/lampin bayi diganti setiap kali kotor
183
O :
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : baik
Tanda Vital :
Nadi : 110 kali/menit
Suhu : 36,9oC
Pernafasan : 40 kali/menit
Antropometri:
Berat Badan : 3600 gram
Panjang Badan : 52 cm
LILA : 11 cm.
P :
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
09.10 Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan pada Mahasiswa
WITA bayinya, Keadaan bayi dalam batas normal,tidak
ada kelainan.
Evaluasi:
Ibu mengerti dengan keadaan bayinya.
09.15 Memberikan pendidikan kesehatan mengenai Mahasiswa
WITA Imunisasi (SAP dan Leaflet terlampir)
Evaluasi:
Ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan dan
akan mengimunisasi bayinya sesuai jadwal yang
sudah ditulis di buku.
09.20 Menganjurkan ibu untuk membawa bayi ke Mahasiswa
WITA Puskesmas ataupun posyandu setiap bulan untuk
ditimbang dan membawa buku KIA agar dapat
mengetahui grafik perkembangan berat badan
bayinya
Evaluasi:
Ibu akan rutin menimbang bayinya setiap bulan di
pelayanan kesehatan.
S:
1. Keluhan utama
Didalam keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang bersifat
menurun seperti hipertensi, DM, asma, jantung dan penyakit yang
menular seperti TBC, hepatitis, dan lain-lain. Serta didalam keluarga tidak
ada riwayat keturunan kembar.
4. RiwayatObstetri
5. Riwayat Kontrasepsi
6. Riwayat Ginekologi
186
Pola Keterangan
Nutrisi Makan 2x/hari dengan porsi makan nasi, lauk pauk, sayur 1 porsi,
air putih 5-6 gelas sehari.Tidak ada keluhan dalam pemenuhan
nutrisi,nafsu makan baik.
Eliminasi BAK 4-5x/hari, warna kuning jernih, konsistensi cair, tidak ada
keluhan.
BAB 1x/hari, warna kuning kecokelatan, konsistensi padat, tidak
ada keluhan.
Istirahat Tidur siang selama 1-2 jam
Tidur malam hari 6-7 jam.
Aktivitas Memebereskan rumah, memasak, dan mengurus anak-anak
Personal hygiene mandi 2x/hari,ganti baju 2x/hari
Seksualitas Ibu belum ada melakukan hubungan suami istri
Kebiasaan Ibu tidak merokok dan tidak minum-minuman keras
O:
1. PemeriksaanUmum
187
A:
Diagnosis : P3003 Calon Akseptor Kontrasepsi Inplant
P:
Jam Pelaksanaan Pelaksana
10.00 Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kepada ibu Mahasiswa
WITA Evaluasi:
Ibu dan suami mengetahui keadaannya saat ini
10.10 Berikan KIE tentang kontrasepsi yang tidak mengganggu ASI Mahasiswa
WITA yaitu Suntik 3 bulan, IUD, dan Implant
Evaluasi:
Ibu mampu mengulang kembali penjelasan yang diberikan
10.20 Memberi waktu ibu dan suami untuk kompromi tentang alat KB Mahasiswa
WITA yang akan dipilih
Evaluasi:
Ibu mendiskusikan dengan suami tentang KB yang akan dipakai
ibu dan memilih KB implant/susuk
10.25 Menjelaskan lebih detil tentang alat KB implant Mahasiswa
WITA Evaluasi:
Ibu mengerti dan mampu mengulangi penjelaskan yang
diberikan,
10.30 Mempersiapkan alat untuk pemasangan alat KB implant dan minta Mahasiswa
WITA imfomed concent untuk pemasangan alat KB implant
189
Evaluasi:
Ibu dipasang alat KB implant dengan masa pemakai selama 3
tahun.
BAB IV
PEMBAHASAN
185
186
Lingkar lengan atas Ny.I adalah 28 cm yang artinya status gizi Ny.I
normal, untuk melihat status gizi ibu hamil dapat di lihat dari pengukuran LILA.
Ibu hamil dengan LILA < 23,5 cm berisiko kurang energi kronis (KEK), kurang
energi kronis disini maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan
telah berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) dimana ibu hamil dengan KEK
akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) (Kemenkes RI, 2010).
Dari hasil pemeriksaan Leopold, kepala bayi masih bisa digerakkan
sehingga belum masuk PAP. Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul pada
multipara biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan sedangkan pada
primigravida sudah terjadi pada bulan terakhir kehamilan (Cunningham, 2005).
Maka tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan praktik.
Pada kunjungan awal ini penulis memberi pendidikan kesehatan pada Ny.I
mengenai tanda-tanda persalinan dan persiapan persalinan. Ny.I juga
mendapatkan menganjurkan ibu untuk melaukan pemeriksaan Laboratorium di
puskesmas terdekat.
187
Tanda dan gejala inpartu meliputi penipisan dan pembukaan serviks, kontraksi
uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks, cairan lendir bercampur
darah (show) melalui vagina (JNPK-KR, 2008).
Pada pukul 14.15 WITA ketuban pecah spontan berwarna jernih dan
dilakukan pemeriksaan dalam kembali, didapatkan pembukaan 10 cm, frekuensi
kontraksi 5x10’ : 55 – 60 ” ini sudah masuk ke kala 2 Persalin.
Pada pukul 14.20 WITA ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan
terjadinya kontraksi dan ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum
dan atau vaginanya, serta dari inspeksi perineum menonjol, vulva membuka dan
meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah, di dapatkan hasil pembukaan
lengkap (10cm) atau sudah masuk dalam kala II. Tanda dan gejala yang dialami
Ny. I sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa ibu merasakan ingin meneran
bersamaan dengan terjadinya kontraksi, ibu merasakan adanya peningkatan
tekanan pada rectum dan atau vaginanya, perineum menonjol, vulva, vagina dan
sfingter ani membuka, dan meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah
(JNPK-KR, 2008).
Proses penatalaksanaan kala III sesuai dengan teori saat ada tanda
lepasnya plasenta seperti perubahan bentuk dan tinggi uterus, tali pusat
memanjang, semburan darah mendadak dan singkat penulis segera melakukan
manajemen aktif kala III yang terdiri dari langkah utama pemberian suntik
oksitosin dalam 1 menit pertama bayi baru lahir, melakukan peregangan tali pusat
terkendali dan masase fundus uteri (JNPK-KR, 2008). Proses Asuhan kala III
klien berlangsung dengan baik dan normal tanpa ada kesenjangan dengan teori,
kala III berlangsung selama ± 5 menit sesuai dengan teori yang menjelaskan
bahwa Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit (Saifuddin, 2009). Dari hasil pemeriksaan
plasenta lahir lengkap, dan terdapat laserasi pada perineum. Winkjosastro (2006),
menjelaskan bahwa pada proses persalinan sering terjadi rupture perineum yang
disebabkan antara lain: kepala janin lahir terlalu cepat, persalinan tidak dipimpin
sebagaimana mestinya, riwayat jahitan perineum, pada persalinan dengan
distosia bahu.
189
Hasil pemantauan kala IV Ny.I masih dalam batas normal, dengan hasil
pemantauan kala IV tanda-tanda vital dalam batas normal, perdarahan ± 100 ml,
kontraksi uterus baik, tinggi fundus 1 jari dibawah pusat, kandung kemih kosong.
Persalinan kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam
setelah persalinan tersebut. Pemantauan kala IV dimaksudkan untuk observasi
perdarahan postpartum. Karena kasus perdarahan paling sering terjadi pada dua
jam pertama setelah melahirkan, hal penting yang perlu diobservasi adalah tanda-
tanda vital, kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan. Perdarahan
dikatakan normal jika jumlahnya tidak lebih dari 500 ml. Tekanan darah normal
x
< 140/90 mmHg, bila tekanan darah < 90/60 mmHg, Nadi > 100 /m,
kemungkinan demam atau perdarahan. Suhu > 38oC kemungkinan terjadi
dehidrasi. Kontraksi tidak baik maka uterus teraba lembek, dapat disebabkan oleh
kandung kemih yang penuh (Prawirohardjo, 2010). Pemantauan kala IV dimulai
setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah persalinan tersebut (JNPK-
KR, 2008). Menurut penulis tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan hasil
pemeriksaan kala IV yang terjadi pada Ny.I.
Setelah persalinan penulis mengajarkan ibu untuk mobilisasi dini dan
menganjurkan suami untuk memenuhi asupan nutrisi ibu. Mobilisasi sedini
mungkin dapat mempercepat proses pengembalian alat-alat reproduksi dan nutrisi
ibu nifas diperlukan untuk mempercepat penyembuhan dan mempengaruhi
susunan air susu. Proses persalinan Ny. I dari kala I sampai dengan kala IV
berjalan dengan baik, serta tidak ada penyulit yang dapat membahayakan ibu
maupun janinnya.
Bayi baru lahir normal adalah bayi berat lahir antara 2500 sampai 4000
gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan kongenital
yang berat. Ciri-ciri bayi baru lahir normal adalah 24 jam pertama setelah
kelahiran, berat badan 2500-4000 gram, panjang badan 48-52 cm, lingkar dada
30-38 cm, lingkar kepala 33-35 cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut
jantung 120-160 x/menit, pernafasan ±40-60 x/menit, kulit kemerah-merahan dan
licin, kuku agak panjang dan lemas, gerak aktif. (Kosim, 2010). Menurut
penulis tidak terdapat kesenjangan antara teori dan hasil pemeriksaan pada bayi
Ny.I
Segera setelah lahir bayi Ny.I dilakukan inisiasi menyusu dini selama ±1
jam, hal ini untuk mencegah terjadinya hipotermi pada bayi serta membantu ibu
melakukan bounding attachment dengan bayinya (Varney, 2007). Menurut
penulis tidak terdapat kesenjangan antara teori dan hasil pemeriksaan pada bayi
Ny.I.
Bayi Ny.I dilakukan pemeriksaan fisik dan penanganan bayi baru lahir
yang dilakukan setelah bayi lahir yaitu melakukan perawatan tali pusat, menjaga
kehangatan tubuh bayi, menganjurkan ibu menyusui bayinya (kontak kulit
dengan bayinya), memberikan profilaksis mata, memberikan Vitamin.K 1 dengan
dosis 1mg dan memberikan suntik imunisasi Hb0 (Doenges, 2011). Menurut
penulis tidak terdapat kesenjangan antara teori dan hasil pemeriksaan pada bayi
Ny.I.
Setelah bayi lahir, bayi tidak langsung dimandikan, hal ini sesuai dengan
teori kepustakaan untuk tidak memandikan bayi minimal 6 jam setelah lahir
untuk mencegah hipotermi (Prawirohardjo, 2010).
Menurut penulis tidak terdapat kesenjangan antara teori dan asuhan yang
diberikan pada bayi Ny.I. Dalam hal ini penulis pemberikan asuhan dan
perawatan pada bayi baru lahir dimasa transisinya.
191
Menurut penulis tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan hasil pemeriksaan
serta asuhan yang telah diberikan pada bayi Ny.I.
Pada kunjungan ketiga yaitu 14 hari setelah kelahiran. Hasil pemeriksaan
keadaan umum baik, nadi, pernafasan serta suhu tubuh neonatus dalam batas
normal, eliminasi baik, dan nutrisi terpenuhi. Penulis memberikan pendidikan
kesehatan mengenai pemberian imunisasi dasar untuk anak dan memantau
pertumbuhan dan perkembangan bayi dengan rutin dan menganjurkan setiap
bulan membawa bayi ke posyandu.
Menurut penulis tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan hasil
pemeriksaan serta asuhan yang telah diberikan pada bayi Ny.I. Dari kunjungan
pertama sampai kunjungan ketiga neonatus dalam keadaan baik dan hasil
pemeriksaannya pada fontanel mayor dan minor neonatus masih terbuka. Hal ini
sesuai dengan teori yaitu pada fontanel minor tertutup pada usia 8 minggu dan
fontanel mayor tertutup pada 18 bulan (Hidayat, 2008).
F. Asuhan Kebidanan Pelayanan Kontrasepsi
Penulis telah melakukan konseling tentang persiapan Ny.I dalam
menggunakan alat kontrasepsi yang akan di gunakan setelah berakhirnya masa
nifas. Usia ibu saat ini adalah 38 tahun. Penulis melakukan konseling tentang
persiapan dalam menggunakan alat kontrasepsi yang akan digunakan setelah
berakhirnya masa nifas pada Ny.I dan konseling tentang macam-macam alat
kontasepsi sesuai dengan kebutuhan Ny.I sehingga pelaksana manajemen
kontrasepsi berjalan dengan maksimal. Ny.I dan suami memutuskan untuk
menggunakan kontrasepsi Inplant.
Inplant adalah suatu alat untuk mencegah kehamilan yang efektif, aman
dan refersible yang terbuat dari kapsul lunak yang berisi hormone dan dimasukan
di bawah kulit lengan atas. Efektif selama 3 tahun untuk 1-2 kapsul (Imelda,
2018).
Sesuai dengan teori bahwa Inplant tidak mengganggu produksi ASI
mudah untuk berhenti namun mempengaruhi haid ( Imelda, 2018).
194
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif
melalui studi kasus continuity of care pada Ibu I mulai dari kehamilan,
persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan pelayanan kontrasepsi di
Puskesmas Loa Ipuh maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam pemberian
asuhan kebidanan yang dimulai sejak kehamilan hingga pelayanan kontrasepsi
telah sesuai dengan teori dengan melakukan pendekatan menggunakan
manajemen kebidanan 7 langkah Varney. Asuhan kebidanan secara komprehensif
adalah sebagai deteksi dini untuk mengurangi faktor-faktor resiko yang dapat
terjadi selama kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan
pelayanan kontrasepsi.
1. Ante natal care
Pada masa kehamilan Ny.I berjalan dengan normal, Ny.I melakukan
pemeriksaan sebanyak 7 kali. Dan pada kehamilannya ini berjalan dengan
baik, tidak ada keluhan yang bersifat abnormal. Ibu sangat mengharapkan
persalinanya yang ketiga ini berjalan secara normal. Penambahan berat badan
ibu selama hamil pun telah memenuhi standarisasi ibu hamil fisiologis dan
tidak ditemukan suatu masalah.
2. Intra natal care
Tidak ada penyulit selama proses persalinan Ny.I pada kala I sampai kala IV.
Hal ini disebabkan karena fisik dan psikis Ny.I telah dipersiapkan dengan
baik sebelum persalinan dan asuhan kebidanan yang dilakukan saat proses
persalinan menggunakan 60 langkah asuhan persalinan normal.
3. Bayi baru lahir
Bayi Ny.I lahir sehat secara spontan tanpa kelainan konginental, dengan berat
badan dan panjang badan yang normal dan sesegera mungkin dilakukan IMD
karena banyak sekali manfaatnya, bukan hanya untuk bayi namun untuk Ibu
194
195
juga. Bayi pun telah diberikan Vit. K1 dan obat salep mata setelah lahir. Dan
bayi tidak dalam keadaan kegawatan ataupun tanda-tanda sakit berat.
4. Post natal care
Pada masa nifas tidak terjadi perdarahan dan infeksi yang ditandai dengan
tidak ada keluar lochea yang berlebihan dan tidak berbau. Klien telah
melakukan mobilisasi setelah melahirkan dengan cepat. Yakni dengan miring
kanan, miring kiri, bangun dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi
sendiri.
5. Neonatus
Keadaan umum baik, menangis kuat, refleks menghisap baik, tali pusat
dirawat dengan kasa steril, sudah BAK dan BAB lancar. Dan pada hari ketiga
tali pusat bayi telah puput dan kering. Bayi diberikan vaksin Hb 0. Bayi Ny.I
hanya diberi ASI.
6. Pelayanan Kontrasepsi
Ibu telah mendapatkan konseling mengenai kontrasepsi, jenis, keuntungan
dan efek samping pada kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
Ny.I. Ny.I memilih untuk menggunakan Inplant sesuai dengan persetujuan
suami.
B. Saran
1. Bagi Penulis
Agar penulis dapat meningkatkan keterampilan yang dimiliki untuk
melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil sesuai standar profesi kebidanan
dan dapat mengatasi kesenjangan yang terkadang timbul antara teori yang
didapat diperkuliahan dengan praktik dan yang nyata dilahan serta dapat
mengaplikasikan teori yang didapat dengan perkembangan ilmu kebidanan
yang terbaru.
2. Bagi Lahan Praktik
Untuk Bidan maupun tenaga kesehatan lainnya diharapkan dapat memberikan
asuhan yang menyeluruh serta mendeteksi kelainan secara dini dan mencegah
terjadinya komplikasi dalam masa kehamilan hingga pelayanan kontrasepsi.
196
197
198
Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mochtar, Rustam. 2012. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi
Jilid 1 Edisi 3. Jakarta: EGC.
Pratami, Evi. 2014. Konsep Kebidanan Berdasarkan Kajian Filosofi dan Sejarah.
Magetan: Forum Ilmu Kesehatan.
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Ilmu Kebidanan Edisi 4, Cetakan 4. Jakarta:
PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Buku Ilmu Kebidanan Edisi 4, Cetakan 4. Jakarta:
PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo:
Renfrew, Mary J et al. “Midwifery and quality care: findings from a new
evidence-informed framework for maternal and newborn care.” Lancet
(London, England) vol. 384,9948 (2014): 1129-45. doi:10.1016/S0140-
6736(14)60789-3.
Rohyati, Poedji. 2011. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Surabaya: Airlangga
University
Romauli, S. 2011. Buku Ajar Kebidanan Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Saifuddin, Abdul B. 2009. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jogjakarta
Andi Offset.
Varney, Helen, Jan M. Kriebs, Carolyn L. Gegor. 2007. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Vol.2 Edisi 4. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Varney, Helen. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan (edisi 4,vol 2). Jakarta : EGC
Wiknjosastro, H. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
World Health Organization. Antenatal Care For A Positive Pregnancy
Experience. WHO; 2016.
LAMPIRAN
1. Inform Consent
199
2. Partograf
202
3. Buku KIA
203
4. Hasil Laboratorium
204
5. Lembar Skor Poeji Rochayati
205
DOKUMENTASI
1. ANC 1
2. ANC2
206
203
3. INC
6. KN/KF 1
7. KN/KF 2
204
8. KN/KF3
9. KB
205