Anda di halaman 1dari 220

ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE

PADA NY. I UMUR 38 TAHUN, GIIIP2002


DI PUSKESMAS LOA IPUH
TENGGARONG

DISUSUN OLEH :

NURHASANAH
NIM. P07224320054

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALTIM
PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
TAHUN 2021

i
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE


PADA NY. I DI PUSKESMAS LOA IPUH TENGGARONG
TAHUN 2021

Nurhasanah
NIM. P07224320054

Laporan Asuhan Kebidanan Continuity Of Care (COC) pada Ny. I


telah disetujui, diperiksa dan dievaluasi dihadapan
Tim Penguji Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur
Jurusan Kebidanan Prodi D-IV Kebidanan Samarinda

Samarinda, …………2021

Penguji I, Penguji II,

Hj.Heni Suryani,M.Keb Eliyana Prima Agustina,S.Tr.Keb


NIP.1990050312014022002 NIP. 197408281998032004

ii
HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :


Nama : Nurhasanah
NIM : P0722430054
Program Studi : STR Kebidanan Alih Jenjang Kutai Kartanegara
Angkatan : 2020
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan
dan penyusunan laoran saya yang berjudul :
Laporan Asuhan Kebidanan Continuity Of Care pada Ny. I di Puskesmas
loa Ipuh Tenggarong Tahun 2021
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya
akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Samarinda, Maret 2021

Nurhasanah
NIM.P07224320054

iii
RIWAYAT HIDUP

FOTO

Identitas Diri
Nama : Nurhasanah
Tempat / Tanggal Lahir : Samarinda, 02 Februari 1976
Alamat : Jl.Sangkulirang,RT.22,Gang.Mega
Kel.Maluhu,Tenggarong
Status Keluarga : Kawin
Riwayat Pendidikan :
1. SD Negeri 022 Samarinda,lulus tahun 1988
2. SMP Negeri 6 Samarinda,lulus tahun 1991
3. SPK Depkes Samarinda,lulus tahun 1994
4. SPK Depkes Samarinda,Program pendidikan Bidan,lulus tahun 1995
5. Poltekes Depkes kaltim,Program Pendidikan Diploma 3 Kebidanan,lulus
tahun 2009

iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis mengucapkan kehadirat Allah SWT atas segala berkat
limpahan rahmatnya yang mana telah memberikan hidayahnya sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Asuhan Kebidanan Continuity of
Care (COC) pada Ny. I usia 38 Tahun GIIIP2002 di Puskesmas loa ipuh
Tenggarong”.
Penulis menyadari masih banyak terdaapat kekurangan dan kelemahan baik
dari segi penulisan, isi dan juga penggunaan bahasa yang baik dalam penulisan
laporan ini. Penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik dalam
bantuan moril maupun materil, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan
rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Hj.Heni Suryani,M.Keb selaku pembimbing institusi
2. Ibu Eliyana Prima Agustina,S.Tr.Keb selaku pembimbing ruangan
3. Kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik itu moril
maupun materil, serta selalu mendoakan penulis dalam menjalankan
pendidikan.
4. Rekan mahasiswi kebidanan Poltekkes Samarinda alih jenjang Kukar atas
motivasi serta saran dan kritik sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
ini.
Akhir dengan rendah hati dan hanya kepada Allah SWT penulis berserah diri.
Semoga laporan Asuhan Kebidanan Continuity of Care ini dapat bermanfaat bagi
penulis sendiri dan pembaca pada umumnya, semoga Allah SWT memberi
berkahnya bagi kita semua. Amiin.

Samarinda, Maret 2021

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………….…………………..i
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………..………………...ii
HALAMAN PERNYATAAN………………………………..…………………...iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP……………………………………………..……....iv
KATA PENGANTAR……………………………………………….……………..v
DAFTAR ISI……………………………………………………………..……….vi
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………..………..1
Latar Belakang………………………………………………….…………1
Tujuan………………………………………………………….………….4
Manfaat………………………………………………………….………...4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………….………6
Konsep Dasar Teori………………………………………………….……6
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Antenantal Care (ANC)…….…..6
Konsep Dasar Teori Kehamilan Trismester III………………….…..9
Konsep Dasaar Teori Persalinan Normal …………………………...14
Konsep Dasar Teori Bayi Baru Lahir..........................................….. 28
Konsep Dasar Teori Masa Nifas..................................................….. 35
Konsep Dasar Teori Keluarga Berencana (KB)..........................….. 40
Konsep Dasar Manajemen…………………………………………...…...47
Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan
Trimester III……………. ……..………………………………..….47
Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Persalinan Normal…72
Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
Normal…………………………………………………………….…92
Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Nifas Normal…......111
Konsep Dasar Manajemen Metode Kontrasepsi Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR) …………………………………………...124
BAB III TINJAUAN KASUS……………………………………….……….....133

vi
Dokumentasi Asuhan Kebidanan Kehamilan… ..…………….………133
Asuhan Kebidanan Intranatal Fisiologis..........................................….146
Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologis……………………… 162
Asuhan Kebidanan Neonatus Fisiologis …..……………….…………178
Asuhan Kebidanan Neonatus…………………………….……………167
BAB IV PEMBAHASAN……………………………..…………….………….185
Asuhan Kebidanan Antenatal……………………………..…………...185
Asuhan Kebidanan Intranatal……………………...…….….…………187
Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir……………….……..…………...189
Asuhan Kebidanan Postnatal……………………………..………….. 191
Asuhan Kebidanan Neonatus………………………………..……..….192
Asuhan Kebidanan Pelayanan Kontrasepsi ………………..………….193
BAB V PENUTUP…………………………………………………..………….194
Kesimpulan……………………………………………….…………...194
Saran………………………………………………….……………….195
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………..……………….197
LAMPIRAN

vii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator
keberhasilan layanan kesehatan suatu negara. Setiap hari, sekitar 830
wanita meninggal karena sebab yang dapat dicegah terkait dengan
kehamilan dan persalinan. 99% dari semua kematian ibu terjadi di negara
berkembang. Sekitar 830 wanita meninggal karena komplikasi kehamilan
atau persalinan di seluruh dunia setiap hari. Salah satu target di bawah
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) 3 adalah untuk mengurangi
rasio kematian ibu bersalin global menjadi kurang dari 70 per 100.000
kelahiran, dengan tidak ada negara yang memiliki angka kematian ibu
lebih dari dua kali rata-rata global. Komplikasi utama yang menyebabkan
hampir 75% dari semua kematian ibu adalah perdarahan hebat setelah
melahirkan, infeksi, tekanan darah tinggi selama kehamilan (pre-eklampsia
dan eklampsia), komplikasi dari persalinan, dan aborsi yang tidak aman
(WHO, 2018).
Pelayanan kesehatan selama masa kehamilan, persalinan dan nifas
sangat penting bagi keberlangsungan hidup ibu dan bayi, termasuk dalam
upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Pelayanan
kesehatan ibu menjadi prioritas utama pembangunan kesehatan nasional
maupun global (Kemenkes RI, 2018).
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014
mengamanatkan bahwa pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan
dilakukan melalui pelayanan pemeriksaan kehamilan (selanjutnya disebut
antenatal care atau ANC) yang komprehensif dan berkualitas, guna
mempersiapkan persalinan yang bersih, aman dan sehat (Kemenkes RI,
2014).
Salah satu program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah
menurunkan kematian dan kejadian sakit dikalangan ibu, dan untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak dengan

1
2

meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga kesinambungan pelayanan


kesehatan ibu hamil dari Antenatal Care, Intranatal Care, Postnatal Care
sehingga seorang ibu mampu serta sadar menjaga kesehatan dirinya dan
keluarga. (Kemenkes RI, 2010).
Continuity of care merupakan salah satu model asuhan kebidanan
yang memberikan pelayanan dalam membantu wanita membangun
hubungan dengan pemberi asuhan yang sama (dapat berupa grup) selama
hamil, bersalin dan nifas (Henderson, 2009). Continuity of care dalam
bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai perawatan yang
berkesinambungan. Perawatan berkesinambungan adalah strategi
kesehatan efektif primer yang memungkinkan perempuan untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan tentang kesehatan mereka dan
perawatan kesehatan mereka. Continuity of care merupakan salah satu cara
dalam meningkatkan kualitas pelayanan secara keseluruhan untuk
menurunkan kematian ibu dan bayi. Continuity of care ini sangat
dibutuhkan disetiap siklus kehidupan salah satunya pada masa kehamilan
(Renfrew, 2014). Continuity of care merupakan pelayanan yang dapat
dicapai ketika terjalin hubungan terus-menerus antara seorang wanita
dengan bidan. Asuhan yang berkelanjutan berkaitan dengan kualitas
pelayanan dari waktu kewaktu yang membutuhkan hubungan terus-
menerus antara pasien dengan tenaga professional kesehatan. Layanan
kebidanan harus disediakan mulai prakonsepsi, awal kehamilan, selama
semua trimester, kelahiran dan melahirkan sampai enam minggu pertama
postpartum. (Pratami, Evi, 2014)
WHO menyatakan pada tahun 2015 AKI didunia mencapai
585.000 jiwa per tahun saat hamil maupun bersalin, sedangkan Angka
Kematian Bayi (AKB) pada tahun yang sama sebesar 10.000.000 jiwa
(WHO, 2016). Data profil kesehatan Indonesia menyatakan AKI di
Indonesia secara umum terjadi penurunan selama periode 1991-2015, AKI
di Indonesia 390 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH) pada tahun 1991
menjadi 305 per 100.000 KH pda tahun 2015 (Kemenkes RI, 2018).
3

Sedangkan SDKI di tahun 2017 menyatakan AKB di Indonesia dalam 5


tahun terakhir adalah 24 per 1000 KH, artinya 1 dari 24 bayi meninggal
sebelum berusia satu tahun (Kemenkes RI, 2018).
Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019 menunjukkan Jumlah AKI
menurut provinsi tahun 2018-2019 terdapat penurunan dari 4.226 menjadi
4.221 kematian ibu di Indonesia berdasarkan laporan Pada tahun 2019
penyebab kematian ibu terbanyak adalah perdarahan (1.280 kasus),
hipertensi dalam kehamilan (1.066 kasus), infeksi (207 kasus). Jumlah
AKI di Kalimantan Timur pada tahun 2018-2019 mangalami peningkatan
dari 74 kasus kematian ibu menjadi 79 kasus jumlah ibu dengan penyebab
kematian adalah perdarahan (22 kasus), hipertensi dalam kehamilan (18
kasus), Infeksi ( 2 kasus), gangguan system peredaran darah (6 kasus),
gangguan metabolik (1 kasus) dan dengan penyebab kematian yang tidak
diketahui (30 kasus) (Kemenkes RI, 2019).
Di Kalimantan Timur diketahui trend kematian ibu terjadi fluktuatif
dari 100 di tahun 2015 menjadi 95 kasus kematian ibu di tahun 2016 dan
meningkat Kembali menjadi 105 kasus pada tahun 2017 dan 104 kasus
pada tahun 2018. Jumlah tertinggi berada di kabupaten Kutai Kartanegara
pada tahun 2018 berjumlah 22 kasus. Sementara jumlah AKB di provinsi
Kalimantan Timur mencapai 86 per 1.000 kelahiran hidup (Dinkes
Prov.Kaltim, 2081)
Ny. I adalah seorang multigravida dengan kehamilan resiko Tinggi,
artinya Ny. I hamil dengan memiliki faktor resiko pada dirinya dan janin
yang dikandungnnya.
Menurut Skrining dengan Skor Poedji Rochjati kehamilan resiko
tinggi. Dalam perjalanan persalinan dan kehamilan ibu hamil risiko tinggi
dapat berubah menjadi risiko sangat tinggi, oleh karena itu diperlukan
pemantauan terus menerus selama periode kehamilan dan proses
melahirkan
Berdasarkan latar belakang di atas maka sangat penting bagi
seorang bidan untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif
4

atau secara berkelanjutan (Continuity of Care) pada ibu dan bayi serta
sebagai kontribusi untuk menurunkan AKI dan AKB. Pelaksanaan asuhan
komprehensif ini bertujuan agar klien dapat melalui proses kehamilan,
persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan kebidanan Continuity Of Care (COC) di
Puskesmas Loa Ipuh.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan COC pada Ny. I sejak kehamilan
trimester III, persalinan, Bayi Baru Lahir (BBL), nifas hingga
menggunakan kontrasepsi (KB) menggunakan pola pikir ilmiah
melalui pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney.
2. Tujauan Khusus
a. Memberikan asuhan kebidanan kehamilan trimester III pada
Ny.I melalui pendekatan manajemen kebidanan menurut
Varney.
b. Memberikan asuhan kebidanan persalinan pada Ny. I melalui
pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney.
c. Memberikan asuhan kebidanan BBL pada bayi Ny. I melalui
pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney.
d. Memberikan asuhan kebidanan pada masa nifas Ny. I melalui
pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney.
e. Memberikan asuhan kebidanan pada neonates pada bayi Ny. I
melalui pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney.
f. Memberikan asuhan kebidanan pelayanan kontrasepsi pada Ny.
I melalui pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Penulis berharap dengan pelaksanaan asuhan kebidanan
komperhensif atau Continuity Of Care (COC) dapat memberikan ilmu
5

pengetahuan terutama ilmu yang dapat bermanfaat dalam


perkembangan ilmu kebidanan sesuai dengan pendekatan manajemen
kebidanan dan evidance based dalam praktek asuhan kebidanan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis
Dapat mempraktikkan teori yang didapat secara langsung di
lapangan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu
hamil, bersalin, bayi baru lahir dan nifas serta pelayanan KB.
b. Bagi klien dan keluarga
Hasil asuhan kebidanan komprehensif ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan bagi klien dan keluarga serta dapat
melaksanakan asuhan kebidanan secara mandiri.
c. Bagi institusi pendidikan
Dapat menjadi bahan yang dapat menambah wawasan atau
referensi khususnya dalam penatalaksanaan asuhan kebidanan
komprehensif.
d. Bagi Lahan Praktik
Dapat dijadikan sebagai acuan untuk dapat meningkatkan
mutu pelayanan terutama dalam memberikan asuhan
pelayanan kebidanan secara komprehensif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP DASAR TEORI


A. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Antenatal Care (ANC)
1. Pengertian
Pemeriksaan ANC adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga
mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI
dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Permenkes RI
Nomor 97 Tahun 2014 menyatakan bahwa pelayanan kesehatan masa
hamil bertujuan untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh
pelayanan kesehatan yang berkualitas sehingga mampu menjalani
kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan
bayi yang sehat dan berkualitas.
2. Frekuensi Pemeriksaan
World Health Organization (WHO) Tahun 2016 menyatakan
untuk mengganti model 4 kujungan focused ANC (FANC) menjadi
minimal 8 kali kontak untuk mengurangi mortalitas perinatal dan
memperbaiki pengalaman perawatan para wanita. dengan satu kali
kontak pada trimester pertama (hingga usia kehamilan 12 minggu),
dua kali kontak pada trimester 2 (pada usia kehamilan 20 dan 26
minggu), dan lima kali kontak pada trimester ketiga (pada usia
kehamilan 30 minggu, 34 minggu, 36 minggu, 38 minggu dan 40
minggu) induksi pada kehamilan 41 minggu. dengan model ini kata
“kunjugan” diganti dengan kata “kontak” dengan maksud adanya
hubungan yang aktif antara wanita hamil dengan tenaga“kontak”
dengan maksud adanya hubungan yang aktif antara wanita hamil
dengan tenaga kesehatan.

6
7

3. Standar Pemeriksaan ANC 10T


Dalam melaksanakan pelayanan ANC, ada sepuluh standar
pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan
yang dikenal dengan 10 T. Pelayanan atau asuhan standar minimal 10
T adalah sebagai berikut (Kemenkes RI, 2016) :
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Pengukuran tinggi badan cukup satu kali, bila tinggi badan
<145 cm, maka faktor risiko panggul sempit, kemungkinan sulit
melahirkan secara normal. Penimbangan berat bdan setiap kali
periksa, sejak bulan ke-4 pertambahan berat badan paling sedikit
1 kg per bulan.
b. Pemeriksaan tekanan darah
Tekanan darah normal 120/80 mmHg. Bila tekanan darah
lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg ada faktor risiko
hipertensi (tekanan darah tinggi).
c. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
Bila <23,5 cm menunjukkan ibu hamil menderita Kurang
Energi Kronis (ibu hamil KEK) dan berisiko melahirkan Berat
Bayi Lahir Rendah (BBLR).
d. Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri)
Pengukuran tinggi rahim berguna untuk melihat
pertumbuhan janin apakah sesuai dengan usia kehamilan.
e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala
atau kepala belum masuk panggul kemungkinan ada kelainan
letak atau ada masalah lain. Bila denyut jantung janin kurang dari
120 kali permenit atau lebih dari 160 kali permenit menunjukkan
ada tanda gawat janin segera rujuk.
8

f. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus


Toksoid dan Difteri (Td) bila diperlukan.
Oleh petugas untuk selanjutnya bilamana diperlukan
suntikan Tetanus Toxoid sesuai anjuran petugas kesehatan untuk
mencegah tetanus pada ibu dan bayi.
Tabel 2.1 rentang pemberian imunisasi Td dan lama
pelindungannya
Imunisasi
Selang Waktu Minimal Lama Perlindungan
Td
Langkah awal pembentukan
Td 1 pembentukan kekebalan tubuh
terhadap penyakit Tetanus
Td 2 1 bulan setelah Td 3 tahun
Td 2 6 bulan setelah Td 5 tahun
Td 4 12 bulan setelah Td 10 tahun
Td 5 12 bulan setelah Td >25 tahun
Sumber : Depkes RI, 2009
g. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
Sejak awal kehamilan minimum 1 tablet tambah darah
setiap hari minimal 90 hari. Tablet tambah darah diminum pada
malam hari untuk mengurangi rasa mual
h. Test laboratorium (rutin dan khusus)
a) Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi ibu
hamil bila diperlukan.
b) Tes hemoglobin untuk mengetahui apakah ibu kekurangan
darah (anemia)
c) Tes pemeriksaan urine
d) Tes pemeriksaan darah lainnya, sesuai indikasi seperti malaria,
HIV, sifilis, dan lain-lain.

i. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan


Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB paska persalinan
9

Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai


perawatan kehamilan, pecegahan kehamilan bawaan, persalinan
dan inisiasi menyusu dini (IMD), nifas, perawatan bayi baru lahir,
ASI ekslusif, Keluarga Berencana dan imunisasi pada bayi.
j. Tatalaksana kasus
Apabila ibu memiliki masalah kesehatan selama hamil
atau bila ibu memerlukan pengobatan.
B. Konsep Dasar Teori Kehamilan Trimester III
1. Pengertian
Kehamilan adalah proses dan mulainya ovulasi sampai partus
yaitu kira-kira 280 hari (40 minggu) juga disebut kehamilan matur
(cukup bulan) lebih dari 43 minggu disebut postmatur dan kehamilan
antara 28 minggu sampai 36 minggu disebut kehamilan prematur
(Prawiroharjdo, 2009).
Periode ini terbagi menjadi tiga trimester, yang masing-masing
terdiri dari 13 minggu atau tiga bulan menurut hitungan kalender.
Pembagian waktu ini diambil dari ketentuan yang mempertimbangkan
bahwa lama kehamilan diperkirakan kurang lebih 280 hari, 40
minggu, 10 bulan (berdasarkan perputaran bulan atau lunar), atau 9
bulan sejak hari pertama haid terakhir (HPHT). Trimester pertama
secara umum dipertimbangkan berlangsung pada minggu pertama
hingga ke-12 (12 minggu), trimester kedua pada minggu ke-13 hingga
minggu ke-27 (15 minggu), dan trimester ketiga pada minggu ke-28
hingga ke-42 (13 minggu) (Manuaba, 2009).
Trimester ketiga berlangsung selama 13 minggu, mulai dari
minggu ke -28 sampai minggu ke- 40. Pada trimester ketiga, organ
tubuh janin sudah terbentuk. Hingga pada minggu ke – 40
pertumbuhan dan perkembangan utuh telah dicapai (Manuaba, 2010).
Kehamilan trimester III merupakan kehamilan dengan usia 28-40
minggu dimana merupakan waktu mempersiapkan kelahiran dan
kedudukan sebagai orang tua, seperti terpusatnya perhatian pada
10

kehadiran bayi, sehingga disebut juga sebagai periode penantian


(Vivian, 2011).
2. Pertumbuhan Dan Perkembangan Janin Trimester III
Trimester ke tiga yang berlangsung 13 minggu, mencakup
minggu ke-28 hingga minggu ke-40. Usia kehamilan ini ekuivalen
dengan minggu ke-26 hingga minggu ke-38 sejak pascafertilisasi
(Varney, 2008).
Adapun pertumbuhan dan perkembangan janin pada kehamilan
trimester III menurut Varney (2008) antara lain:
a. Minggu ke-29 hingga ke-32 (bulan kedelapan)
Simpanan lemak pada lapisan subkutan membuat kulit
semakin halus, tetapi kerutan pada janin masih belum hilang
sepenuhnya. Verniks caseosa mulai tebal menutupi tubuh
janin.rambut kepala semakin tumbuh dan lanugo semakin banyak,
kecuali pada area wajah. Kuku jari sudah mencapai ujungnya.
Janin telah memiliki kendali terhadap gerak pernapasan yang
berirama dan temperatur tubuh. Mata mulai terbuka dan refleks
cahaya terhadap pupil muncul pada akhir bulan. Ukuran panjang
rata-rata kepala-bokong adalah 28 cm dan berat kurang lebih 3,75
pon (1700 gram).
b. Minggu ke-33 hingga ke-36 (bulan kesembilan)
Pada akhir bulan ini kulit menjadi halus tanpa kerutan
karena lemak subkutan menebah dari cadangan tambahan. Tubuh
menjadi bulan sedangkan lengan dan kaki menjadi lenih montok.
Rambut memanjang, sedangkan kuku pada jari kaki tlah mencapai
ujungnya, dan testis sebelah kiri biasanya sudah turun ke skrotum.

Ukuran panjang rata-rata kepala-bokong adalah31,7 cm lebih


sedikit dan berat badan kurang lebih 5,5 pon (2500 gram) selama
minggu ke-36.
c. Minggu ke-37 hingga ke-40 (bulan kesepuluh)
11

Bulan kesepuluh merupakan waktu untuk sentuhan terakhir


yang penting. Petumbuhan dan perkembangan utuh telah dicapai.
Janin kini bulat sempurna dengan dada dan kelenjar payudara
menonjol pada kedua jenis kelamin. Kedua testis telah masuk ke
skrotum pada akhir bulan ini. Lanugo telah menghilang pada
hampir seluruh tubuh. Kuku-kuku mulai mengeras melebihi kedua
ujung jari tangan dan jari kaki. Warna kulit bervariasi mulai dari
puting hingga merah muda hingga merah muda kebiruan tanpa
menghiraukan ras karena malnin yang bertanggung jawab memberi
warna pada kulit hanya dihasilkan setelah terpapar cahaya. Ukuran
panjag rata-rata kepala-bokong kini 36 cm. Berat badan tergantung
pada sejumlah variable, tetapi rata-rata 7,5 pon (3400 gram).
3. Perubahan Fisiologis Kehamilan Trimester III
Menurut Prawirohadjo (2014), adapun perubahan fisiologis
yang dialami ibu selama Trimeser III antara lain:
a. Uterus
Pada akhir kehamilan, otot-otot uterus bagian bawah akan
berkontraksi sehingga segmen bawah rahim akan melebar dan
menipis.
b. Vagina
Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang
merupakan persiapan untuk mengalami peregengan pada saat
persalinan dengan meningkatnya ketebalan mukosa, mengendornya
jaringan ikat, dan hipertrofi sel otot polos. Papilla mukosa juga
mengalami hipertrofi dengan gambaran seperti paku sepatu.

c. Serviks
Pada saat kehamilan mendekati aterm, terjadi penurunan
lebih lanjut dari konsentrasi kolagen. Penurunan konsentrasi
12

kolagen lebih lanjut secara klinis terbuti dengan melunaknya


serviks.
d. Ginjal
Pada akhir kehamilan hingga nifas mungkin reduksi urin
positif yang disebabkan oleh adanya lactosa yaitu gula pada ASI,
tetapi kemungkinan diabetes melitus harus selalu diperiksa.
e. Kandung kemih
Pada akhir kehamilan kepala mulai turun kedalam rongga
panggul yang menyebabkan terjadinya tekanan pada kandung
kemih, hal tersebut menyebabkan ibu mengalami rasa ingin
kencing yang semakin sering.
4. Perubahan Psikologis Kehamilan Trimester III
Sulistyawati (2009) menyatakan adaptasi psikologis Trimester
III adalah rasa tidak nyaman timbul kembali, rasa tidak
menyenangkan saat bayi tidak lahir tepat waktu, takut akan rasa sakit
yang akan timbul saat persalinan, khawatir bayi akan lahir dalam
keadaan tidak normal, merasa kehilangan perhatian, perasaan mudah
terluka (sensitif), libido menurun.
Sedangkan perubahan psikologis yang dialami oleh ibu dan
ayah pada Trimester III yaitu perubahan psikologis ibu meliputi
penerimaan terhadap janin meningkat, fantasi terhadap perubahan
peran, rasa cemas akan keadaan janin meningkat, fokus perhatian pada
persalinan selain itu perubahan psikologis yang mungkin dialami
ayah adalah butuh perhatian, kecemasan meningkat, parent hood,
fantasi terhadap perubahan peran (Sulistyowati, 2009).

5. Ketidaknyamanan Kehamilan Trimester III


Menurut Andrianz (2008), perubahan yang terjadi pada
kehamilan trimester III antara lain:
13

a. Sakit pinggang dan punggung


Disebabkan oleh meningkatnya beban berat janin dalam
kandungan yang dapat mempengaruhi postur tubuh sehingga
menyebabkan tekanan kearah tulang belakang.
b. Konstipasi
Selain akibat dari perubahan hormon progesteron, tekanan
rahim yang membesar kearah usus juga menjadi penyebab sulit
BAB yang dialami ibu hamil pada trimester ke III
c. Sering buang air kecil
Selama kehamlan trimester III terjadi pembesaran rahim
dan penurunan kepala ke rongga panggul yang menyebabkan
terjadinya tekanan pada kandung kemih, sehingga meningkatkan
keinginan ibu untuk berkemih dan meningkatnya frekuensi BAK
d. Verices
Selama hamil terjadi peningkatan volume darah dan
alirannya serta adanya pembesaran rahim yang menekan daerah
panggul dan vena di kaki, yang mnyebabkan vena menonjol dan
dapat pula terjadi didaerah vulva vagina.
e. Bengkak pada kaki dan tangan
Oedem atau bengkak disebabkan oleh perubahan
hormonal yang menyebabkan retensi cairan serta tekanan pada
daerah kaki dan pergelangan kaki ibu kadang membuat tangan
ikut membengkak.

6. Tanda Bahaya Kehamilan


Menurut Romauli (2011) tanda bahaya yang dapat terjadi pada
ibu hamil trimester III, yaitu:
14

a. Perdarahan pervaginam
Perdarahan pada kehamilan setelah 22 minggu sampai
sebelum bayi dilahirkan disebut sebagai perdarahan pada
kehamilan lanjut atau perdarahan antepartum.
b. Keluar cairan pervaginam
Pengeluaran cairan pervaginam pada kehamilan lanjut
merupakan kemungkinan mulainya persalinan lebih awal. Bila
pengeluaran berupa mukus bercampur darah dan mungkin disertai
mules, kemungkinan persalinan akan dimulai lebih awal. Bila
pengeluaran berupa cairan, perlu diwaspadai terjadinya ketuban
pecah dini (KPD). Menegakkan diagnosis KPD perlu diperiksa
apakah cairan yang keluar tersebut adalah cairan ketuban.
Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan speculum untuk
melihat darimana asal cairan, kemudian pemeriksaan reaksi Ph
basa.
c. Gerakan janin tidak terasa
Apabila ibu hamil tidak merasakan gerakan janin sesudah
usia kehamilan 22 minggu atau selama persalinan, maka waspada
terhadap kemungkinan gawat janin atau bahkan kematian janin
dalam uterus. Gerakan janin berkurang atau bahkan hilang dapat
terjadi pada solusio plasenta dan ruptur uteri.
d. Nyeri perut hebat
Nyeri perut kemungkinan tanda persalinan preterm, ruptur
uteri, solusio plasenta. Nyeri perut hebat dapat terjadi pada ruptur
uteri disertai syokk, perdarahan intraabdomen dan atau
pervaginam, kontur uterus yang abnormal, serta gawat janin atau
DJJ tidak ada.

e. Sakit kepala hebat


15

Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah tertentu


adalah sakit kepala yang menetap dan tidak hilang dengan istirahat
(Prawirohardjo, 2010).
f. Tekanan darah tinggi
Kenaikan tekanan darah tinggi baik sistole maupun diastole
setelah 20 minggu usia kehamilan. Apabila diikuti dengan protein
urine yang postif dan bengkak pada wajah dan kaki.
C. Konsep Dasar Teori Persalinan Normal
1. Pengertian
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika
prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37
minggu) tanpa disertai adanya penyulit (Wiknjosastro, 2008).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam,
tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin (Prawirohardjo, 2006)
2. Standar Asuhan Kebidanan Persalinan Normal
Permenkes Nomor 97 Tahun 2014 pasal 14 menyatakan
pelayanan persalinan antara lain:
a. persalinan harus dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan
b. pelayanan persalinan yang diberikan kepada ibu bersalin dalam
bentuk 5 (lima) aspek dasar meliputi:
1.) membuat keputusan klinik
2.) asuhan sayang ibu dan sayang bayi
3.) pencegahan infeksi
4.) pencatatan (rekam medis) asuhan persalinan
5.) rujuk pada kasus komplikasi ibu dan bayi baru lahir.

c. persalinan dilakukan sesuai Asuhan Persalinan Normal (APN)


16

Jenis-Jenis Persalinan :
Mochtar (2012) menyatakan adapun bentuk-bentuk persalinan
antara lain:
a. Persalinan Spontan bila persalinan seluruhnya berlangsung
dengan kekuatan ibu sendiri.
b. Persalinan Buatan bila persalinan dengan bantuan tenaga dari
luar
c. Persalinan biasa (normal) atau persalinan spontan adalah proses
lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat
serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung
kurang dari 24 jam
d. Persalinan luar biasa (abnormal) ialah persalinan pervaginam
dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding perut dengan
operasi caesarea.
3. Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan adalah gerakan posisi yang dilakukan
janin untuk menyesuaikan diri terhadap pelvis ibu. Gerakan ini
diperlukan karena diameter terbesar janin harus sejajar dengan
diameter terbesar pelvis ibu agar janin yang cukup bulan dapat
melewati pelvis dan kemudian bayi dapat dilahirkan (varney, 2007)
a. Diameter kepala janin
Varney (2007) menyatakan pemahaman mengenai
mekanisme persalinan memerlukan pengetahuan mengenai
diameter rata-rata kepala janin yang esensial, antara lain:
1) Diameter Biparietal
Diameter Biperietal (9,5 cm), merupakan diameter melintang
terbesar dari kepala janin, dipakai di dalam definisi
penguncian (enggagment).

2) Diameter Suboksipitobregmatika
17

Diameter suboksipitobregmatika (9,5 cm), merupakan jarak


antara batas leher dengan oksiput ke anterior fontanel, ini
adalah diameter yang berpengaruh membentuk presentasi
kepala.
3) Diameter Oksipitofrontal
Diameter oksipitofrontal (11,5 cm), merupakan jarak dari
oksiput kebatang hidung (sinsiput)
4) Diameter Oksipitomental
Diameter oksipitomental (12,5-13,5 cm), merupakan diameter
terbesar dari kepala janin, ini adalah diameter yang
berpengaruh membentuk presentasi dahi.
5) Diameter Trakelo (Submento) Bregmatika
Diameter submentobregmatika (9,5 cm), merupakan jarak
dari persambungan leher dan rahang bawah ke bregma
(wajah)
b. Gerakan Janin Dalam Persalinan
Untuk memungkinkan kelahiran, janin akan melakukan
gerakan-gerakan tertentu. Dalam kenyataan beberapa gerakan
terjadi bersamaan, gerakan janin dalam persalinan anatara lain:
1) Masuknya Kepala Kedalam Pintu Atas Panggul (PAP)
Masuknya kepala ke dalam PAP pada primigravida
sudah terjadi pada bulan terakhir kehamilan tetapi pada
multipara biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan.
Masuknya kepala ke dalam PAP biasanya dengan sutura
sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan. Apabila
sutura sagitalis berada di tengah-tengah jalan lahir, tepat
diantara symphysis dan promotorium, maka dikatakan kepala
dalam keadaan synclitismus.

Pada synclitismus os parietale depan dan belakang


sama tingginya. Jika sutura sagitalis agak ke depan
18

mendekati symphysis atau agak ke belakang mendekati


promotorium, maka dikatakan asynclitismus. Dikatakan
asynclitismus posterior, ialah kalau sutura sagitalis mendekati
symphysis dan os parietale belakang lebih rendah dari os
parietale depan, dan dikatakan asynclitismus anterior ialah
kalau sutura sagitalis mendekati promotorium sehingga os
parietale depan lebih rendah dari os parietale belakang. Pada
PAP biasanya kepala dalam asynclitismus posterior yang
ringan.
2) Majunya Kepala
Pada primigravida majunya kepala terjadi setelah
kepala masuk ke dalam rongga panggul dan biasanya baru
mulai pada kala II. Pada multipara sebaliknya majunya
kepala dan masuknya kepala dalam rongga panggul terjadi
bersamaan. Majunya kepala ini bersamaan dengan gerakan-
gerakan yang lain yaitu: fleksi, putaran paksi dalam, dan
ekstensi.
3) Fleksi
Dengan majunya kepala biasanya fleksi bertambah
hingga ubun-ubun kecil jelas lebih rendah dari ubun-ubun
besar. Keuntungan dari bertambah fleksi ialah bahwa ukuran
kepala yang lebih kecil melalui jalan lahir: diameter
suboksipito bregmatika (9,5 cm) menggantikan diameter
suboksipito frontalis (11 cm). Fleksi ini disebabkan karena
anak didorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari
pinggir pintu atas panggul, serviks, dinding panggul atau

dasar panggul. Akibat dari kekuatan ini adalah terjadinya


fleksi karena moment yang menimbulkan fleksi lebih besar
dari moment yang menimbulkan defleksi.
4) Putaran Paksi Dalam
19

Yang dimaksud dengan putaran paksi dalam adalah


pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga
bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan ke
bawah symphisis. Pada presentasi belakang kepala bagian
yang terendah ialah daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah
yang akan memutar ke depan dan ke bawah symphysis.
Putaran paksi dalam mutlak perlu untuk kelahiran
kepala karena putaran paksi merupakan suatu usaha untuk
menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir
khususnya bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul.
Putaran paksi dalam bersamaan dengan majunya kepala dan
tidak terjadi sebelum kepala sampai Hodge III, kadang-
kadang baru setelah kepala sampai di dasar panggul. Sebab-
sebab terjadinya putaran paksi dalam adalah :
a.) Pada letak fleksi, bagian belakang kepala merupakan
bagian terendah dari kepala
b.) Bagian terendah dari kepala ini mencari tahanan yang
paling sedikit terdapat sebelah depan atas dimana
terdapat hiatus genitalis antara m. Levator ani kiri dan
kanan.
c.) Ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah
diameter anteroposterior.

5) Ekstensi
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di
dasar panggul, terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal
ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah
20

panggul mengarah ke depan atas, sehingga kepala harus


mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Kalau tidak terjadi
ekstensi kepala akan tertekan pada perineum dan menembusnya.
Pada kepala bekerja dua kekuatan yang satu mendesaknya ke
bawah dan satunya disebabkan tahanan dasar panggul yang
menolaknya ke atas. Result efeknya ialah kekuatan ke arah
depan atas.
Setelah suboksiput tertahan pada pinggir bawah
symphysis akan maju karena kekuatan tersebut di atas bagian
yang berhadapan dengan suboksiput, maka lahirlah berturut-
turut pada pinggir atas perineum ubun-ubun besar, dahi, hidung,
mulut dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi. Suboksiput
yang menjadi pusat pemutaran disebut hypomochlion.
6) Putaran Paksi Luar
Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar
kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada
leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Gerakan ini
disebut putaran restitusi (putaran balasan). Selanjutnya putaran
dilanjutkan hingga ke belakang kepala berhadapan dengan tuber
ischiadicum sepihak (di sisi kiri). Gerakan yang terakhir ini
adalah putaran paksi luar yang sebenarnya dan disebabkan
karena ukuran bahu (diameter biacromial) menempatkan diri
dalam diameter antero posterior dari pintu bawah panggul.

7) Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di
bawah symphysis dan menjadi hypomoclion untuk kelahiran
21

bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya


seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.
4. Tahapan Persalinan
Persalinan adalah rangkaian pengeluaran hasil konsepsi oleh
ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang
ditandai oleh perubahan progresif oleh serviks, dan diakhiri dengan
pelahiran plasenta (Varney, 2007). Adapun tahapan persalinan antara
lain:
a. Kala I (Kala Pembukaan)
Kala satu perslina didefinisikan sebagai permulaan
kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh pembukaan serviks
yang progresif dan diakhiri dengan pembukaan lengkap (10 cm).
Tanda dan gejala inpartu meliputi penipisan dan pembukaan
serviks, kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada
serviks, cairan lendir bercampur darah (show) melalui vagina
Menurut Varney (2007), kala satu persalinan dibagi
menjadi dua fase yaitu:
1) Fase laten
Fase laten adalah periode waktu dari awal persalinan ke
titik ketika pembukaan mulai berjalan secara progresif, yang
umunya dimulai sejak kontraksi mulai muncul hingga
pembukaan tiga sampai empat sentimeter atau permulaan fase
aktif. Selama fase laten bagian presentasi mengalami
penurunan sedikit hingga tidak sama sekali. Fase laten dimulai
sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan secara bertahap, berlangsung hingga serviks
membuka kurang dari 4 cm, pada umumnya fase laten
berlangsung hampir atau hingga 8 jam, kontraksi mulai teratur
tetapi lamanya masih antara 20-30 detik.
2) Fase aktif
22

Fase aktif adalah periode waktu dari awal kemajuan


aktif pembukaan hingga pembukaan hingga pembukaan
menjadi komplit dan mencakup fase transisi. Pembukaan
umumnya dimulai dari tiga sampai empat sentimeter (atau
akhir kala satu persalinan). Penurunan bagian presentasi janin
yang progresif terjadi selama fase aktif dan selama kala dua
persalinan. Fase aktif dibagi menjadi tiga fase lagi, yaitu:
a.) Fase akselerasi (fase percepatan)
Fase akselerasi dimulai dari pembukaan 4 cm yang dicapai
dalam 2 jam.
b.) Fase dilatasi maksimal
Fase dilatasi maksimal dari pembukaan 4 - 9 cm yang
dicapai dalam 2 jam.
c.) Fase deselerasi
Fase deselerasi Dari pembukaan 9 - 10 cm selama 2 jam
b. Kala II (kala pengeluaran)
Kala dua persalinan dimulai dengan dilatasi lengkap serviks
dan diakhiri dengan kelahiran bayi. Tahap ini dikenal dengan kala
ekspulsi (Varney, 2007). Tanda gejala kala II persalainan yaitu ibu
merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi, ibu
merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan atau
vaginanya, perineum menonjol, vulva, vagina dan spingter ani
membuka, meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.
Tanda pasti kala II ditentukan melalui pemeriksaan dalam yang
hasilnya pembukaan serviks telah lengkap dan terlihatnya bagian

kepala bayi. Pada saat kepala janin tampak dalam vulva, seorang
penolong persalinan harus menahan perineum dengan kain
sedangkan tangan satunya menahan keluarnya kepala supaya tidak
terjadi ekspulsi berlebihan. Dengan adanya his dan kekuatan
23

mengejan yang baik, maksimal kepala janin dilahirkan dengan sub


occipito dibawah symphisis. Kemudian dahi, muka dan dagu
melewati perineum. Setelah istirahat his muncul lagi untuk
mengeluarkan tubuh bayi. Pada primigravida kala II berlangsung
maksimal sampai dengan 2 jam sedangkan pada multigravida
maksimal sampai 1 jam.
c. Kala III (kala uri)
Kala tiga persalinan dimulai saat proses pelahiran bayi
selesai dan berakhir dengan lahirnya plasenta. Proses ini dikenal
sebagai kala persalinan lasenta. Kala tiga persalinan berlangsung
rata-rata 5 dan 10 menit. Akan tetapi, kisaran normal kala tiga
sampai 30 menit. Resiko perdarahan meningkat apabila kala tiga
lebih lama dari 30 menit, terutama 30 dan 60 menit (Varney, 2007).
Tanda-tanda klinis dari pelepasan plasenta antara lain:
1) Perubahan bentuk dan tinggi fundus
Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai
berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh dan tinggi fundus
biasanya di bawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan
plasenta terdorong ke bawah, uterus berbentuk segitiga atau
seperti buah pear atau alpukat dan fundus berada di atas pusat.
2) Tali pusat memanjang
Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva dan
tampak memanjang saat dilakukan peregangan tali pusat
terkendali.

3) Semburan darah mendadak dan singkat


Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan
membantu mendorong plasenta keluar di bantu oleh gaya
gravitasi. Apabila kumpulan darah (retroplasental pooling)
24

dalam ruang di antara dinding uterus dan permukaan dalam


plasenta melebihi kapasitas tampungnya maka darah tersembur
keluar dari tepi plasenta yang terlepas. Tanda ini kadang-
kadang terlihat dalam waktu satu menit setelah bayi lahir dan
biasanya dalam 5 menit
d. Kala IV
Segera setelah kelahiran plasenta, sejumlah perubahan
maternal terjadi pada saat stress fisik dan emosional akibat
persalinan dan kelahiran mereda dan ibu memasuki fase
penyembuhan pascapertum dan boonding (ikatan). Istilah kala
emnpat persalinan mengidentifikasikan jam pertama pascapartum
ini perlu diamati dan dikaji dengan ketat (Varney, 2007).
Pada kala IV dilakukan observasi anatara lain: evaluasi
kontraksi uterus dan perdarahan, inspeksi dan evaluasi serviks,
vagina, dan perinium, inspeksi dan evaluasi plasenta, membran,
dan tali pusat, pengkajian dan penjahitan setiap laserasi atau
episiotomi, dan evaluasi tanda-tanda vital dan perubahan fisiologis
yang mengindikasikan pemulihan (Varney, 2007).
Tabel 2.2 Lama Persalinan pada primigravida dan multigravida
Primigravida Multigravida
Kala I 10-12 jam 6-8 jam
Kala II 1-1,5 jam 0,5-1 jam
Kala III 10 menit 10 menit
Kala IV 2 jam 2 jam
Lama persalinan 10-12 jam 8-10 jam
Sumber: Manuaba (2010)

5. Sebab-Sebab Persalinan
Menurut Manuaba (2008), teori mengenai sebab terjadinya persalinan
antara lain:
a. Teori penurunan progesteron
Penuaan plasenta telah dimulai sejak umur kehamilan 30-
36 minggu sehingga terjadi penurunan konsentrasi progesteron
25

dan esterogen. Perubahan keseimbangan ini akan menimbulkan


kontraksi rahim. Braxton Hicks yang selanjutnya bertindak
sebagai kontraksi persalinan.
b. Teori oksitosin
Menjelang persalinan terjadi peningkatan reseptor
oksitosin dalam otot rahim, sehingga mudah terangsang saat
disuntikkan oksitosin dan menimbulkan kontraksi, diduga bahwa
oksitosin dapat menimbulkan pembentukan prostaglandin dan
persalinan dapat berlangsung terus atau minimal melakukan
kerjasama.
c. Teori ketegangan otot
Induksi persalinan dapat dilakukan dengan memecahkan
ketuban, sehingga ketegangan otot rahim akan makin pendek dan
kekuatan untuk berkontraksi makin meningkat.
d. Teori prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur
kehamilan 15 minggu, yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian
prostaglandin pada saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot
rahim sehingga terjadi persalinan. Prostaglandin dianggap dapat
merupakan pemicu terjadinya persalinan.
6. Perubahan Fisiologi Persalinan Normal
Varney (2007) menyatakan selama persalinan terjadi sejumlah

perubahan fisiologis pada ibu. Adapun perubahan fisiologis persalinan


atara lain:
a. Tekanan darah
Tekanan darah meningkat selama kontraksi disertai
peningkatan sistolik rata-rata 25 (10-20) mmHg dan diastolik rata-
rata 5-10 mmHg. Pada waktu-waktu disela kontraksi, tekanan darah
kembali ketingkat sebelum persalinan. Dengan mengubah posisi
26

tubuh dari telentang ke posisi miring, perubahan tekanan darah


selama kontraksi dapat dihindari. Selain itu nyeri, rasa takut, dan
kekhawatiran dapat semakin meningkatkan tekanan darah.
b. Metabolisme
Selama persalinan, metabolisme karbohidrat baik aerob
maupun anaerob meningkat dengan kecepatan tetap. Peningkatan
ini terutama disebabkan oleh ansietas dan aktivitas otot rangka.
Peningkatan aktivitas metabolik dapat terlihat dari peningkatan
suhu tubuh, denyut nadi, pernapasan, curah jantung, dan cairan
yang hilang.
c. Ginjal
Poliuria sering terjadi selama persalinan. Kondisi ini dapat
diakibatkan peningkatan lebih lanjut curah jantung selama
persalinan dan kemungkinan peningkatan laju filtrasi glomerulus
dan aliran plasma ginjal. Poliuria menjadi kurang jelas pada posisi
terlentang karena posisi ini membuat aliran urine berkurang selama
kehamilan. Sedikit proteinuria (renik +1) umum ditemukan pada
sepertiga jumlah wanita bersalin. Proteinuria +2 dan lebih adalah
abnormalitas.
d. Pencernaan
Motilitas dan absorbsi lambung terhadap makanan padat
jauh berkurang. Apabila kondisi ini diperburuk oleh penurunan
lebih lanjut sekresi asam lambung selama persalinan, maka saluran
cerna akan bekerja dengan lambat sehingga waktu pengosongan
lambung lebih lama. Makanan yang dikonsumsi selama periode
menjelang persalinan cenderung akan tetap berada di dalam
lambung selama persalinan.
e. Hematologi
Hemoglobin meningkat rata-rata 1,2 mg/100 mL selama
persalinan dan kembali kekadar sebelum persalinan pada hari
pertama pascapartum jika tidak ada kehilangan darah yang
27

abnormal. Waktu koagulasi darah berkurang dan terdapat


peningkatan fibrinogen plasma lebih lanjut selama persalinan. Sel
darah putih meningkat secara progresif pada saat persalinan sebesar
5000 hingga jumlah rata-rata 15000 pada saat pembukaan lengkap.
Tidak ada peningkatan lebih setelah ini. Gula darah menurun
selama persalinan, menurun drastis pada persalinan yang lama dan
sulit, kemugkinan besar akibat peningkatan aktivitas otot uterus
dan rangka.
7. Perubahan Psikologis Persalinan Normal
Kondisi psikologis wanita yang sedang menjalani proses
persalinan sangat bervariasi, tergantung pada persiapan dan bimbingan
antisipasi yang ia terima selama persiapan menghadapi persalinan,
dukungan yang diterima wanita dari pasangannya, lingkungan tempat
wanita berada, dan apakah bayi yang dikandungnya merupakan bayi
yang diinginka (Varney, 2007). Secara umum perubahan psikologi ibu
selama persalinan antara lain: emotional distress, lebih mudah marah,
merasa lemah, takut dan khawatir (Dewi, 2010)
8. Tanda dan Gejala Persalinan
Ada sejumlah tanda dan gelaja yang dapat dijadikan peringatan
untuk meningkatankan kesiagaan bahwa seorang wanita sedang
mendekati waktu persalinan. Menurut Varney (2007) tanda dan gejala

mendekati persalinan antara lain:


a. Lightening
Lightening, mulai dirasakan kira-kira dua minggu sebelum
persalinan, adalah penurunan bagian presentasi bayi kedalam pelvis
minor. Lightening menyebabkan rasa tidak nyaman pada ibu karena
terjadinya tekanan bagian presentasi pada struktur area pelvis
minor. Lightening menyebabkan tinggi fundus menurun ke posisi
yang sama dengan posisi fundus pada usia kehamilan 8 bulan. Pada
28

primigravida biasanya lightening terjadi sebelum persalinan. Hal


ini mungkin disebabkan peningkatan intensitas kontraksi Braxton
Hicks dan tonus otot abdomen yang baik, yang memang lebih
sering ditemui pada primigravida.
b. Perubahan serviks
Mendekati persalinan, serviks semakin matang. Selama
masa hamil, serviks dalam keadaat menutup, panjang, dan lunak,
sekarang serviks masih lunak dengan konsistensi sepeti pudding,
dan mengalami sedikit penipisan (effacement) dan kemungkinan
sedikit dilatasi. Perubahan serviks diduga terjadi akibat kontraksi
Braxton Hicks. Serviks menjadi matang selama periode yang
berbeda-beda sebelum persalinan. Kematangan serviks
mengindikasikan kesiapan untuk pesalinan.
c. Persalinan palsu
Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat
nyeri, yang memberi pengaruh signifikan terhadap serviks.
Persalinan palsu dapat terjadi berhari-hari atau secara intrmiten
bahkan tiga atau empat minggu sebelum persalinan sebenarnya.
d. Ketuban pecah dini
Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala satu
persalinan. Apabila terjadi sebelum waktu persalinan, kondisi

tersebut disebut Ketuban Pecah Dini (KPD) kurang lebih 80%


wanita yang mendekati usia kehamilan cukup bulan dan mengalami
KPD mulai mengalami persalinan spontan dalam waktu 24 jam.
e. Bloody show
Plak lendir disekresi serviks sebagai proliferasi kelenjar
lendir serviks pada awal kehamilan. Bloody show merupakan lendir
bercampur darah yang lengket dan harus dibedakan dari perdarahan
murni. Bloody show merupakan tanda persalinan yang akan terjadi,
biasanya dalam 24 jam hingga 48 jam.
29

f. Lonjakan energi
Banyak wanita mengalami lonjakan energi 24 hingga 48
jam sebelum waktu persalinan. Umumnya wanita kan merasa
bersemangat dan bernergi utnuk melakukan aktivitas, seperti
melakukan pekerjaan rumah tangga. Lonjakan energi ini belum
dapat dijelaskan selain bahwa hal tersebut terjadi alamiah, yang
memungkinan ibu hamil memiliki energi untuk menghadapi
persalinan.
g. Gangguan saluran cerna
Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk diare,
kesulitan mencerna, mual, dan muntah, diduga hal-hal tersebut
merupakan gejala menjelang persalinan walaupn belum ada
penjelasan untuk hal ini. Beberpa wanita mengalami satu atau dua
gejala tersebut.
D. Konsep Dasar Teori Bayi Baru Lahir
1. Pengertian
Bayi baru lahir adalah bayi umur 0 sampai dengan 28 hari
(PMK. No. 53 Tahun 2014). Bayi baru lahir (neonatus) normal adalah
bayi dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan

lahir 2.500 gr sampai dengan 4.000 gr. Neonatus merupakan masa


bayi baru lahir sampai 28 hari. Periode neonatus adalah bulan pertama
kehidupan. Selama periode neonatus bayi mengalami pertumbuhan
dan perubahan yang menakjubkan (Mary Hsamilton, 2017).
2. Frekuensi Pemeriksaan Bayi Baru Lahir
PMK No.53 Tahun 2014 menyatakan frekuensi kunjungan
Bayi Baru Lahir minimal 3 (tiga) selama usia 0 sampai 28 hari yaitu 1
(satu) kali pada umur 6-48 jam, 1 (satu) kali pada umur 3-7 hari, dan 1
(satu) kali pada umur 8-28 hari.
3. Standar Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
30

Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial merupakan bagian dari


pelayanan kesehatan anak yang dilakukan secara komprehensif
dengan pendekatan pemeliharaan peningkatan kesehatan (promotif),
pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan
pemulihan penyakit (rehabilitatif) (PMK No.53 Tahun 2014).
Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial menurut PMK No.53
Tahun 2014 meliputi tatalaksana Bayi Baru Lahir :
a. Pada saat lahir 0 (nol) sampai 6 (enam) jam
Pelayanan kesehatan neonatal esensial meliputi suhan
menjaga Bayi tetap hangat, inisiasi menyusu dini, pemotongan dan
perawatan tali pusat, pemberian suntikan vitamin K1, pemberian
salep mata antibiotic, pemberian imunisasi hepatitis B0,
pemeriksaan fisik BBL, pemantauan tanda bahaya, penanganan
asfiksia BBL, pemberian tanda identitas diri, dan merujuk kasus
yang tidak dapat ditangani dalam kondisi stabil, tepat waktu ke
fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
b. Setelah lahir 6 (enam) jam sampai 28 (dua puluh delapan) hari.

Pelayanan kesehatan neonatal esensial meliputi suhan


menjaga Bayi tetap hangat, perawatan tali pusat, pemeriksaan BBL,
perawatan dengan metode kanguru pada Bayi BBLR, pemeriksaan
status vitamin K1 profilaksis dan imunisasi, penanganan BBL sakit
dan kelainan bawaan, merujuk kasus yang tidak dapat ditangani
dalam kondisi stabil, tepat waktu ke fasilitas pelayanan kesehatan
yang lebih mampu.
4. Perubahan fisiologis bayi baru lahir
Transisi ekstrauterin bayi baru lahir yang paling dramatis dan
cepat terjadi dalam empat area yaitu, sistem pernapasan, sistem
31

sirkulasi, kemampuan termoregulasi, dan kemampuan memperoleh


sumber glukosa (Varney, 2007).
a. Perubahan pernapasan
Sistem pernapasan adalah sistem yang paling tertantang
ketika perubahan dari lingkungan intrauterin ke lingkungan
ekstrautrin, bayi baru lahir harus segera mulai bernpas begitu lahir
ke dunia. Selama didalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari
pertukaran oksigen melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran
oksigen harus terjadi melalui paru (Varney, 2007).
Nafas aktif pertama menghasilkan rangkaian peristiwa
tanpa gangguan yang membantu perubahan sirkulasi janin mejadi
sirkulasi dewasa, mengosongkan paru dari cairan, menetapkan
volume paru neonatus dan karakteristik fungsi paru pada bayi baru
lahir, dan mengurangi tekanan pulmonalis.
faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas
pertama bayi adalah:
1.) Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fissik
lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan
otak..
2.) Tekanan terhadap rongga dada, selama persalinan terjadi
kompresi paru yang merangsang masuknya udara kedalam
paru secara mekanis.
3.) Penimbunan karbondioksida, kadar karbondioksida meningkat
dalam darah dan akan merangsang pernapasan, peningkatan
karbondioksida akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan
pernafasan janin.
4.) Perubahan suhu yaitu dalam keadaan yang dingin akan
merangsang pernapasan.
b. Perubahan sirkulasi
Aliran darah dari pasenta berhenti pada saat tali pusat
diklem. Sirkulasi janin memiliki karakteristik berupa sistem
32

bertekanan rendah. Karena paru adalah organ tertutup yang berisi


cairan, paru memerlukan aliran darah yang minimal (Varney,
2007). Sistem sirkulasi mengalami perubahan pada saat bayi
dilahirkan. Terdapat dua perubahan yang harus terjadi untuk
mendapatkan sistem sirkulasi yang baik, yaitu menutupnya
foramen ovale pada atrium dan ductus arteriosus antara paru dan
aorta. Frekuensi nadi BBL ± 120-160 x/menit, kadang mengalami
murmur yang akan hilang pada usia 6 bulan. Tekanan darah
bervariasi ± 72/42 mmHg. Menangis meyebabkan peningkatan
tekanan sistolik. Volume darah ± 80-110 cc/kg/BB, menjadi 2x
lipat pada akhir tahun pertama (Varney, 2007).
c. Perubahan termoregulasi
Pengendalian panas merupakan cara kedua untuk
menstabilkan fungsi pernapasan dan sirkulasi bayi. Termogulasi
adalah upaya mempertahankan keseimbangan antara produksi dan
mengeluarkan panas. Pada saat lahir, faktor yang berperan dalam
kehilangan panas pada BBL meliputi area permukaan tubuh bayi
baru lahir yang luas, berbagai tingkat insulasi lemak subkutan, dan
derajat fleksi otot. Kemampuan bayi baru lahir tidak stabil dalam
mengendalikan suhu secara adekuat sampai dua hari setelah lahir
(Varney, 2007).
Mekanisme kehilangan panas bayi.
1.) Konveksi: proses kehilangan panas karena panas mengalir daru
permukaan tubuh ke suhu udara yang lebih dingin disekitarnya
2.) Konduksi: proses kehilangan panas dari permukaan tubuh ke
permukaan benda padat yang menempel di tubuhnya
3.) Radiasi: proses kehilangan panas dari tubuh ke benda padat
disekitar bayi tetapi tidak dengan kontak langsung.
4.) Evaporasi: proses kehilangan panas saat kulit bayi basah,
terjadi karena penguapan kulit tersebut.
d. Sistem pengaturan glukosa
33

Pada saat tali pusat di klem, bayi baru lahir harus


menemukan cara untuk mempertahankan keseimbangan glukosa
yang esensial bagi fungsi otak neonatus. Pada setiap bayi baru
lahir, kadar glukosa darah turun selama periode yang singkat (1-2
jam setelah kelahiran). Bayi baru lahir yang sehat menghasilkan
glukosa sebanyak 4-8 mg/kg/menit sebagai respon terhada
kebutuhan (Varney, 2007).
e. Sistem gastrointestinal
Keampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan
mencerna sumber makanan dari luar terbatas. BBL kurang mampu
mencerna protein dan lemak dibandingkan orang dewasa. Absorbsi
karbohidrat relatif efisien, tetapi tetap kurang efisien dibandingkan
kemampuan orang dewasa. Kemampuan bayi baru lahir khususnya
efisien dalam mengabsorbsi monosakarida, seperti glukosa, asalkan
jumlah glukosa tidak terlalu banyak (Varney, 2007).

Saat lahir perut bawah bayi dipenuhi oleh mekonium.


Mekonium dibentuk dari zat amnron, zat-zat yang didalamnya (sel-
sel epidermis, lanugo yang ditelan bayi) sekresi saluran cerna, dan
pecahan sel mukosa. Keluaran mekonium yang pertama adalah
steril dengan warna hijau kehitaman dan lengket. Mekanium akan
berganti feses yang berwarna hijau kecoklatan dalam hari ke 4-5.
Ditensi otot abdomen mempengaruhi relaksi dan kontraksi otot
kolon sehingga bayi segera BAB setelah diberi ASI.
f. Sistem imunitas
Sistem imunitas bayi baru lahir yang belum sempurna
menyebabkan bayi rentan terhadap infeksi dan respon alergi.
Menurut Varnet (2007), imunitas bayi dibagi menjadi dua yaitu:
1.) Imunitas alami
34

Imunitas alami terdiri dari struktur tubuh yang


mencegah atau meminimalkan infeksi. Beberapa contoh
imuniyas alami meliputi: perlindungan barier yang diberikan
oleh kulit dan membran mukosa, kolonisasi pada kulit dan usus
oleh mikroba pelindung, perlindungan kimia yang diberikan
oleh lingkungan asam pada lambung, penutupan usus yang
membuat lapisan usus menjadi matur.
2.) Imunitas yang didapat
Neonatus dilahirkan dengan imunitas pasif terhadap
virus dan bakteri yang pernah dihadapi ibu. Janin mendapatkan
imunitas dari imunoglobulin varietas IgG. Neonatus tidak akan
memiliki kekebalan pasif terhadap penyakit atau mikroba
kecuali jika ibu berespon terhadap infeksi-infeksi tersebut
selama hidupnya (Varney, 2007).

g. Sisttem integumen
Verniks caseosa, suatu lapisan putih seperti keju,
menutupi kulit bayi saat lahir. Verniks caseosa berguna dalam
mencegah terjadinya infeksi karena kandungan protein yang
memiliki sifat seperti antibiotik. Kulit bayi sangat sensitif dan
mudah rusak, warnanya agak merah saat baru lahir. Pada wajah,
bahu dan punggung ditumbuhi lanugo, lanugo berfungsi sebagai
pelindung tubuh bayi dalam rahim agar tidak terendam oleh cairan
ketuban dan menahan verniks.
5. Manajemen bayi baru lahir
Pawirohardjo (2014) menyatakan manajemen perawatan bagi
bayi baru lahir atara lain:
a. Pengaturan suhu
35

Keadaan telanjang dan basah pada bayi baru lahir


menyebabkan bayi mudah kehilangan panas melalui empat cara
yaitu koduksi, konveksi, evaporasi, dan radiasi. Bayi pada saat lahir
mempunyai suhu 0,5-1oC lebih tinggi dibanding suhu ibunya.
Tidak jarang bayi mengalami penurunan suhu tubuh dalam 15-30
menit setelah lahir. Mencegah kehilangan panas bayi dapat
dilakukan dengan melakukan persiapan sebelum kelahiran dengan
menutup pintu dan jendela kamar bersalin, mematikan AC, dan
menyiapkan troli resusitasi dengan pemanas diatasnya, serta
mengeringkan dan menyelimuti bayi dengan handuk hangat atu
kain kering.
b. Resusitasi
Resusitasi neonatus tidak rutin dilakukan pada semua bayi
baru lahir. Tetapi penilaian untuk menentukan apakah bayi
membutuhkan resusitasi atau tidak haru dilakukan pada seluruh
bayi baru lahir. Pada bayi sehat dengan napas spontan, tonus baik

dan ketuban jernih, tidak dilakukan resusitasi, tetapi harus


dilakukan perawatan rutin. Bila bayi gagal bernapas spontan,
hipotonus, atu ketuban bercampur mekonium, maka harus
dilakukan tindakan resusitasi.
c. Inisiasi menuyu dini (IMD)
Segera setelah lahir, bayi diletakkan di dada atau perut
atas ibu selama paling sedikit satu jam untuk memberi kesempatan
pada bayi untuk mencari dan menemukan puting susu ibunya.
Manfaat IMD bagi bayi adalah membantu stabilisasi pernapasan,
mengendalikan suhu tubuh bayi lebih baik dibandingkan dengan
inkubator, menjaga kolonisasi kuman yang aman untuk bayi dan
mencegah infeksi nosokomial. Kontak kulit kekulit juga membuat
bayi lebih tenang sehingga didapat pola todur yang baik. Manfaat
IMD bagi ibu dapat mengoptimalkan pengeluaran hormon
36

oksitosin, an secara psikologis dapat menguatkan ikatan batin


antara ibu dan bayi.
d. Pengikatan dan pemotongan tali pusat
Penanganan tali pusat harus dilakukan secara asepsis
untuk mencegah infeksi tali pusat dan tetanus neonatorum. Tali
pusat diikan 2-3 cm dari kuit bayi, dengan menggunakan klem
plastik atau menggunakan tali yang bersih (lebih baik bisa steril)
yang panjangnya cukum membuat ikatan yang kuat (±15 cm).
Kemudian tali pusat dipotong pada ±1cm di distal tempat tali pusat
diikat, menggunakan instrumen yang steril dan tajam. Penggunaan
instrumen yang tumpul dapat meningkatkan risiko terjadinya
infeksi karena trauma yang lebh banyak pda jaringan.
e. Pelabelan
Label nama bayi atau nama ibu harus diletakkan pada
pergelangan tangan atau kaki sejak di ruang bersalin untuk
memberikan identitas yang saling berhubungan antara ibu dan bayi.

f. Profilaksis mata
Pemberian antibiotik profilaksis pada mata terbukti dapat
mencegah terjadinya konjungtivitis. Profilaksis mata yang sering
digunakan yaitu tetes mata silver nitrat 1%, salem mata eritromisin,
dan salem mata tetrasiklin. Ketiga preparat ini efektif untuk
mencegah konjungtivitis akibat gonore.
g. Pemberian vitamin K
Pemberian vitamin K1 baik secara intramuskular maupun
oral terbukti menurunkan kejadian penyakit akibat defidiensi
vitamin K (PDVK). Dosis yang diberikan secara intramuskular
sebanyak 1mg dosis tunggal.
h. Pengukuran berat dan panjang lahir
Bayi baru lahir harus ditimbang berat lahirnya.
Pengukuran panjang lahir tidak rutin dilakukan karena tidak banyak
37

bermakna. Pengukuran dengan pita ukur tidak akurat. Bila


diperlukan data mengai panjang lahir, sebaiknya dilakukan dengan
menggunakan stadiometer bayi dengan menjaga bayi dalam posisi
lurus dan ekstermitas dalam keadaan ekstensi.
E. Konsep Dasar Teori Masa Nifas
1. Pengertian
Masa nifas (Puerperium) adalah masa yang dimulai setelah
plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali
seperti keadaan semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung
selama kira-kira 6 minggu (Sulistyawati, 2011). Periode paacapartum
adalah masa dari kelahiran plasenta dan selaput janin (menandakan
akhir periode intrapartum) hingga kembalinya traktur reproduksi
wanita pada kondisi tidak hamil. Periode ini disebut juga pueperium,
dan wanita yang mengalami pueperium disebut puerpera. Periode
pemulihan pascapartum sekitar enak minggu (Varney, 2007).

2. Frekuensi Pemeriksaan Masa Nifas


PMK No.97 Tahun 2014 menyatakan frekuensi kunjungan
masa nifas minimal dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali sejak 6 jam
hingga 42 hari pascapersalinan yaitu 1 (Satu) kali pada periode 6
(enam) jam sampai dengan 3 (tiga) hari pascapersalinan, 1 (Satu) kali
pada periode 4 (empat) hari sampai dengan 28 (dua puluh delapan)
hari pascapersalinan, dan 1 (Satu) kali pada periode 29 (dua puluh
sembilan) hari sampai dengan 42 (empat puluh dua) hari
pascapersalinan.
3. Standar Asuhan Kebidanan Masa Nifas
PMK No.97 Tahun 2014 menyatakan standar pelayanan masa
nifas meliputi pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu,
pemeriksaan tinggi fundus uteri, pemeriksaan lochea dan perdarahan,
pemeriksaan jalan lahir, pemeriksaan payudara dan anjuran pemberian
38

ASI Eksklusif, pemberian kapsul vitamin A, pelayanan kontrasepsi


pascapersalinan, konseling, dan penanganan risiko tinggi dan
komplikasi pada nifas.
4. Tahapan Masa Nifas
Tahapan yang terjadi pada masa nifas menurut Saleha (2009)
adalah sebagai berikut:
a. Periode immediate postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam.
Pada masa ini sering terdapat banyak masalah, misalnya
perdarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan dengan
teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran
lochea, tekanan darah, dan suhu.
b. Periode early postpartum (24 jam-1 minggu)
Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam
keadaan normal, tidak ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk,
tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta
ibu dapat menyusui dengan baik.
c. Periode late postpartum (1 minggu-5 minggu)
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan
pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB
5. Perubahan fisiologis masa nifas
Meskipun istilah involusi digunakan untuk menunjukkan
perubahan retrogresif yang terjadi di semua organ dan struktur saluran
reproduksi (Varney, 2007). Adapun perubahan fisiologis menurut
Varney (2007) antara lain:
a. Uterus
Involusi uterus meliputi reorganisasi dan pengeluaran
desidua/endometrium dan ekfoliasi tempat perlekatan plasenta yang
ditandai dengan penurunan ukuran dan berat serta perubahan pada
lokasi uterus juga ditandai dengan warna dan jumlah lokia. Segera
setelah lahir bayi, plasenta, dan selaput janin, beratnya sekitar 1000
39

gram. Berat uterus menurun sekitar 500 gram pada akhir minggu
pertama pascapartum dan kembali pada berat yang biasanya pada
saat tidak hamil, yaitu 70 gram pada minggu kedelapan
pascapartum.
b. Lochea
Lochea adalah istilah dari sekret dari uterus yang keluar
melalui vagina selama puerperium. Rata-rata jumlah total sekret
lochea adalah sekitar 8-9 ons (240-270 mL). Warna aliran lochea
harian cenderung semakin terang, yaitu berubah dari merah segar
menjadi merah tua, kemudian coklat, dan merah muda.
Karena perubahan warnanya, nama deskriptif lokia berubah yaitu:

Tabel 2.3 Perubahan Lochea


Lokia Waktu Warna Ciri-ciri
Merah Terdiri dari sel decidua, verniks caseosa,
Rubra 1-3 hari
kehitaman rambut lanugo, sisa mekoneum dan sisa darah.
Putih bercampur
Sanguilenta 3-7 hari Sisa darah bercampur lender
merah
Kekuningan atau Lebih sedikit darah dan lbih banyak serum,
Serosa 7-14 hari
kecoklatan juga terdiri dari leukosit dan robekan plasenta
Mengandung leukosit, selaput lendir serviks
Alba >14 hari Putih
dan serabut jaringan mati (Marmi, 2011)

Sumber : Maryunani, Asuhan Kebidanan Masa Nifas, 2010


c. Vagina dan perinium
Segera setelah kelahiran, vagina tetap terbuka lebar,
mungkin mengalami beberapa derajat edema dan memar, dan celah
pada introitus. Setelah satu atau dua hari pertama pascapartum,
40

tonus otot vagina kembali, celah vagina tidak lebar dan vagina
tidak lagi edema. Ukurannya menurun dengan kembalinya rugae
vagina sekitar minggu ketiga pascapertum. Abrasi dan laserasi
vulva dan perinuim mudah sembuh termasuk yang memerlukan
perbaikan.
d. Payudara
Laktasi dimulai pada semua wanita dengan perubahan
hormon saat melahirkan. Bayi yang menyusu pada ibunya akan
merangsang pelepasan hormon dan mestimulasi alvioli untuk
memproduksi ASI.
e. Tanda-tanda vital
Segera setelah melahirkan, banyak wanita mengalami
peningkatan sementara tekanan darah yang akan kembali secara
spontan ketekanan darah sebelum hamil setelah beberapa hari.
Suhu, nadi dan pernapasan juga cenderung meningkat pada awal
masa puerperium dan kembali segera ke nilai normal seperti
sebelum hamil.
f. Dinding abdomen
Striae abdomen tidak dapat dihilangkan secara sempurna,
tetapi dapat berubah menjadi garis putih-keperakan yang halus
setelah periode beberapa bulan.
g. Gastrointestinal
Konstipasi mungkin menjadi masalah selama masa
pueperium awal karena ibu cenderung menahan defekasi karena
periniumnya mengalami perlukaan atau karena kurangnya
pengetahuan dan takut akan merusak atau merobek jahitan jika
melakukan defekasi.
6. Perubahan psikologis masa nifas
Proses penyesuaian psikologis selama masa nifas merupakan
tugas penting bagi ibu yang harus beradaptasi dengan tugasnya
41

sebagai ibu. Rubin (2009) membagi fase adaptasi psikologis masa


nifas menjadi 3 antara lain:
a. fase taking in
1) Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu biasanya
masih pasif dan hanya memperhatikan tubuhnya.
2) Ibu mungkin akan mengulang-ulang menceritakan
pengalamannya waktu melahirkan
3)  Tidur tanpa gangguan sangat penting untuk mengurangi
gangguan kesehatan akibat kurang istirahat.
4) Peningkatan nutrisi juga sangat dibutuhkan ibu untuk
pemulihan dan persiapan proses laktasi.
b. fase taking hold
1) Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu biasanya
masih pasif dan hanya memperhatikan tubuhnya.

2) Ibu mungkin akan mengulang-ulang menceritakan


pengalamannya waktu melahirkan
3) Tidur tanpa gangguan sangat penting untuk mengurangi
gangguan kesehatan akibat kurang istirahat.
4) Peningkatan nutrisi juga sangat dibutuhkan ibu untuk
pemulihan dan persiapan proses laktasi.
c. fase letting go
1) Preiode ini berlangsung pada hari ke 2-4 post partum
2) Ibu berubah menjadi perhatian dan bertangguang jawab
terhadap bayinya.
3) Ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, BAB,
BAK, serta kesehatan dan ketahanan tubuhnya.
4) Ibu akan berusaha keras untuk menguasai keterampilan
perawatan bayi.
42

5) Ibu biasanya agak sensitive dan merasa tidak mahir dalam


melakukan hal-hal tersebut.
F. Konsep Dasar Teori Keluarga Berencana (KB)
1. Pengertian KB
Keluarga Berencana menurut WHO adalah tindakan yang
membantu individu atau pasangan suami isteri untuk : (1) mengindari
kelahiran yang tidak diinginkan, (2) mendapatkan kelahiran yang
diinginkan, (3) mengatur interval diantara kelahiran, (4) mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami dan istri,
(5) menetukan jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009).
Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau
melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang
matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan, maksud dari
kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat pertemuan antara sel telur matang dengan sel sperma
tersebut (BKKBN, 2009).

2. Tujuan KB
Tujuan diadakan program KB yaitu untuk membentuk
keluarga kecil sesuai dengan kemampuan sosial ekonomi suatu
keluarga dengan pengaturan kelahiran anak sehingga diperoleh suatu
keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya (Sulistyowati, 2013).
3. Pemilihan Metode Kontrasepsi
Sebelum menetapkan suatu metode kontrasepsi, individu atau
pasangan suami isteri mula-mula harus memutuskan apakah mereka
ingin menerapkan program KB. Sejumlah faktor yang dapat
mempengaruhi keputusan ber KB adalah faktor sosial budaya,
ekonomi atau pekerjaan, agama atau kepercayan, hukum, kondsi fisik,
hubungan pasangan, kondisi psikologis, dan status kesehatan ataau
adanya riwayat genetik (Varney, 2008).
43

4. Metode Kontrasepsi
Manuaba (2010) menyatakan metode kontrasepsi yang dapat
digunakan bagi pasangan yang ingin menggunakan KB antara lain:
a. KB Metode Sederhana
Metode KB sederhana adalah metode KB yang yang
digunakan tanpa bantuan orang lain. Metode sederhana akan lebih
efektif bila penggunaannya diperhitungkan dengan masa subur.
1) Kondom
Kondom merupakan bahan karet (lateks), polyuretan
(plastik), atau bahan sejenisnya yang kuat, tipis, dan elastis.
Cara kerja kondom adalah menghalangi tumpahya sperma ke
dalam vagina sehingga spermatozoa tidak mungkin masuk
kedalam rahim dan seterusnya. Kegagalan kondom terjadi
bila karet kondom bocor atau robek.
a) Keuntungan Kondom

Keuntungan dari penggunaan kondom adalah


murah, mudah didapatkan, tidak memerlukan pengawasan
medis, dan dapat berfungsi ganda sebagai pencegah
kehamilan sekaligus mencegah penularan penyakit
seksual.
b) Kerugian Kondom
Kerugian dari penggunaan kondom adalah
kenikmatan terganggu, mungkinterjadi alergi terhadap
karet atau jeli yang mengandung spermisid,.
2) Pantang Berkala
Syarat utama metode pantang berkala adalah siklus
haid teratur dan dan adanya kerjasama atara suami dan isteri
harus baik. Metode pantang berkala dikenal 2 sistem, yaitu
menggunakan sistem kalender dan menggunakan penilaian
suhu basal.
44

a) Pantang Berkala dengan Sistem Kalender


Sistem ini dikenal dengan sistem Ogino-Knaus,
metode ini memerlukan siklus menstruasi yang teratur
sehingga dapat memperhitungkan masa subur untuk
menghindari kehamilan dengan tidak melakukan
hubungan seks. Keberhasilan metode pantang berkala
yang dikombinasikan dengan penggunaan kondom
mendekati 100%.
Masa subur wanita dapat dihitung dengan
melalukan perhitungan minggu subur yaitu menstruasi
wanita teratur antara 26 sampai 30 hari, menstruasi hari
pertama ditambah 12 yang merupakan hari pertama
minggu subur dan akhir minggu subur adalah hari pertama
menstruasi ditambah 19, puncak minggu subur adalah hari
pertama menstruasi di tambah 14.
b) Pantang Berkala dengan Sistem Suhu Basal
Terjadi penurunan suhu basal sebanyak 0,5 sampai
1 derajad Celcius pada hari ke-12 sampai ke-13
menstruasi, ketika ovulasi terjadi pada hari ke-14.
Kegagalan sistem suhu basal sekitar 10% sampai 20%.
Kelemahan sistem pantang berkala adalah pengukuran
suhu basal merepotkan dan tidak akurat serta hanya
berguna pada siklus menstruasi 20 sampai 30 hari.
3) Senggama Terputus
Konsep “metode senggama terputus” adalah
mengeluarkan kemaluan menjelang terjadinya ejakulasi.
Kekurangan metode ini adalah mengganggu kepuasan kedua
belah pihak, kegagalan hamil sekitar 30% sampai 35% karena
semen keluar sebelum mencapai puncak kenikmatan,
terlamabat mengeluarkan kemaluan, dan semen yang tumpah
dan dapat masuk ke genetalia.
45

4) Spermisida
Spermisida adalah zat kimia yang dapat
melumpuhkan sampai mematikan spermatozoa yang
dikunakan menjelang hubungan seks. Setelah pemasangan 5
sampai 10 menit, hubungan seksual dapat dilakukan.
Kekurangan dari spermasida adalah merepotkan menjelang
hubungan senggama, nilai kepuasan berkurang, dapat
menimbulkan iritasi atau alergi, dan kejadian kehamilan
tinggi sekitar 30% samapai 35% karena pasangan terlalu
cepat melakukan senggama.
b. KB Metode Hormonal
Hormon estrogen dan progesteron memberikan umpan
balik terhadap kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga
terjadi hambatan terhadap perkembangan folikel dan roses ovulasi.
Melalui hipolatamus dan hipofisis, estrogen dapat menghabat
pengeluaran follicle stimulating hormone (FSH) sehingga
perkembangan folikel de graaf tidak terjadi. Dan progesteron dapat
meghambat pengeluaran luteinzing hormone (LH).
Fungsi komponen progesteron adalah memberikan
rangsangan balik ke hipotalamus dan hipofisis sehingga
pengeluaran LH tidak terjadi dan menghambat ovulasi, progesteron
mengubah endometrium sehingga kapasitasi spermatozoa tidak
berlangsung, mengentalkan lendir serviks sehingga sulit ditembus
spermatozoa, manghambat peristaltik tuba sehingga menyulitkan
konsepsi, mencegah implantasi melalui perubahan endometrium.
1) Kontrasepsi Hormonal Pil
Mekanisme kerja pil merupakan kombinasi kerja
estrogen dan kerja progestin atau yang hanya mengandung
hormon progestin.
a) Kontraindikasi Penggunaan Kontrasepsi Pil
46

Kontrasepsi pil tidak dapat digunakan bagi seorang


wanita yang dicurigai hamil, gangguan tromboflebitis,
adanya penyakit pada hati, tumor, perdarahan pervaginam
yang tidak diketahui penyebabnya, karsinoma payudara,
diabetes melitus, wanita perokok usia diatas 35 tahun.
b) Keuntungan Kontrasepsi Pil
Keuntungan kontrasepsi pil adalah bergantung
dengan keteraturan ibu dalam mengkonsumsi pil secara
teratur yang dapat memberikan keberhasilan hingga 100%,
dapat mengurangi nyeri saat menstuasi, pengobatan
penyakit endometritis, dan meningkatkan libido.
c) Kerugian Kontrasepsi Pil
Kerugian kontrasepsi pil lebih sering dikarenakan
keharusan untuk meminum pil secara teratur, dalam waktu
panjang dapat menekan fungsi ovarium, dapat
menyebabkan kerontokan rambut, jerawat, mual muntah,
dan dapat mengganggu fungsi hati serta ginjal.
2) Kontrasepsi Hormonal Suntik
Saat ini terdapat dua jenis kontrasepsi suntik yaitu
Depo Merdoksipogesteron Asetatat (DMPA) yaitu kontrasepsi
yag hanya mengandung hormone progesteron 150 mg/mL
yang disuntikan setiap 12 bulan dan Lunelle yaitu kontrasepsi
suntik kombinasi yang mengandung 25 mg hormone
medroksiprogesteron dan 5 mg estradiol cipionat (MPA/E2C)
yang disuntikkan setiap 4 minggu.
a) Keuntunga Kontrasepsi Suntik
Keuntungan penggunaan kontrasepsi pil adalah
pemberiannya yang sedrhana, tingkat efektivitasnya tinggi,
pengawasan medis ringan, dapat diberikan pasca persalinan,
pasca keguguran, atau pasca menstruasi, tidak mengganggu
47

pengeluaran laktasi pada penggunaan kontrasepsi pil yang


hanya mengandung progestin.
b) Kerugian Kontrasepsi Suntik
Kerugian penggunaan kontrasepsi pil adalah
perdarahan pervaginam yang tidk menentu, terjadi
amenorea (tidak datang haid) berkepanjangan, masih
memiliki kemungkinan terjadinya kehamilan.
3) Kontrasepsi Hormonal Implant
Setiap kapsul susuk KB mengandung 38 mg
Levonogestrel yang kan dikeluarkan setiap harinya sebanyak
80 mcg. Konsep mekanisme kerjanya sebagai progesteron
yang dpat menghalangi pengeluaran LH sehingga tidak terjadi
ovulasi, mengentalkan lendir serviks dan menghalangi migrasi
spermatozoa, dan menyebabkan situasi endometrium tidak siap
menjadi tempat nidasi.
a) Keuntungan Kontrasepsi Implant
Keuntungan dari kontrasepsi implant adalah jangka
waktu penggunaan setelah dipasang yang panjang (3-5
tahun), kontrol tenaga medis yang ringan, dan biaya yang
murah.
b) Kerugian Kontrasepsi Implant
Kerugian yang ditimbulkan dari penggunaan
kontrasepsi implant adalah dapat menimbulkan gangguan
menstruasi yang dapat menyebabkan ibu tidak dapat haid
hingga terjadi perdarahan yang tidak teratur, berat badan
bertambah, menimbulkan jerawat, ketegangan payudara,
dan liang senggama terasa kering.
c. KB Non Hormonal
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) terbuat dari bahan
dasar polietilen atau plastik elastis. Mekanisme kerja AKD adalah
mencegah pembuahan, ion-ion Copper berasal dari AKDR tembaga
48

mengubah isi saluran telur dan cairan endometrium sehingga dapat


mempengaruhi jalan sel telur di dalam saluran telur serta fungsi
sperma. AKDR juga memiliki mekanisme kerja sekunder berupa
reaksi terhadap zat asing lokal yang membuat endometrium
menjadi tempat yang tidak sesuai untuk penanaman hasil konsepsi.
Penggunaan kontrasepsi AKD tidak disarankan bagi
wanita yang hamil atau dicurigai hamil, riwayat penyakit inflamasi
pelvik (PID), karsinoma uterus, ukuran kedalam uterus <7 cm,
riwayat kehamilan ektopik, dan riwayat penggunaan AKDR
sebelumya yang tidak berhasil.
a) Keuntungan Kontrasepsi AKDR
Keuntungan penggunaan kontrasepsi AKDR adalah
jangka waktu penggunaannya yang panjang (5-8 tahun), kontol
medis yang ringan, ibu dapat mengontrol sendiri setiap kali
selesai masa haid, dan kesuburan dapat segera kembali setelah
AKD dicabut.
b) Kerugian Kontrasepsi AKDR
Kerugian dari penggunaan kontrasepsi adalah masi dapat
terjadi kehamilan dengan AKDR, terdapat perdarahan (spotting
dan menometroragia), dapat terjadi infeksi, tali AKDR dapat
menimbulkan perlukaan pada portio dan mengganggu hubungan
seksual.

KONSEP DASAR MANAJEMEN


A. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan
Trimester III
I. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian :
Waktu pengkajian :
Tempat pengkajian :
Nama pengkaji :
49

DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama Istri : Untuk mencegah adanya Nama Suami :
kekeliruan apabila ada
nama yang sama.
Umur : Usia ideal ibu untuk hamil Umur :
yaitu 24-35 tahun,
kehamilan diatas usia 35
tahun tergolong berisiko
tinggi, dan memiliki
kemingkinan
mengakibatkan Sindrom
Down. (Nadesul, 2008)
Suku : Suku :
Agama : Agama :
Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat Pendidikan :
intelektual klien. Tingkat
pendidikan mempengaruhi
tingkat kesadaran
kesehatan seseorang, hal
ini juga dibutuhkan dalam
memberikan KIE yang
akan disampaikan kepada
klien.
Pekerjaan : Pekerjaan :

Alamat : Diperlukan untuk


mengetahui tempat tinggal
ibu, menjaga kemungkinan
adanya nama yang sama.
Mempermudah hubungan
apabila ada keadaan yang
mendadak. Alamat juga
50

diperlukan apabila akan


diadakan kunjungan
kepada klien.
No. Register :

2. Alasan Datang Periksa/ Keluhan Utama


a. Alasan datang periksa
Apakah alasan ibu datang periksa karena ada keluhan atau hanya
untuk pemeriksaan kehamilan.
b. Keluhan utama
Keluhan yang umumnya terjadi pada TM III adalah edema tungkai,
haemoroid, keputihan, konstipasi, nyeri pinggang (Varney, 2007)
3. Riwayat Kesehatan Klien
(1) Penyakit Jantung Dapat berpengaruh pada
pertumbuhan dan perkembangan
janin
(2) Hipertensi Dapat menyebabkan terjadinya
PEB
(3) Hepatitis Dapat menular pada bayi saat
persalinan maupun melalui
plasenta. Dapat menyebabkan
gagal hati pada bayi dan abortus
pada ibu.
(4) TBC pada kehamilan dengan TBC
dapat meningkatkan resiko
prematuritas, IUGR, dan BBLR,
serta resiko kematian perinatal
meningkat 6 kali lipat. (Sarwono
Prawihardjo, 2014)
(5) Asma Bronchial sebanyak 20% dari ibu dengan
asma ringan dan moderat
mengalami serangan
intrapartum, serta penignkatan
51

resiko serangan 18 kali lipat


setelah persalinan dengan
seksiosesaria jika dibandingkan
dengan persalinan pervaginam.
(Sarwono Prawihadjo, 2014)
(6) Ginjal gagal ginjal akut merupakan
komplikasi yang sangat gawat
dalam kehamilan dan nifas
karena dapat menimbulkan
kematian atau kerusakan fungsi
ginjal yang tidak bisa sembuh
lagi. (Sarwono Prawihadjo,
2014)
(7) Diabetes Militus Dapat menghambat
pertumbuhan janin, bayi besar,
bayi lahir mati, premature,
abortus, dan bayi berpotensi
mengidap penyakit gula.
(8) Anemia Anemia pada kehamilan dapat
menggangu pertumbuhan janin.
(Sarwono Prawihardjo, 2014)
(9) Infeksi Saluran Kemih (ISK) dapat menyebabkan demam
tinggi, abortus, dan persalinan
premature
(10) IMS/HIV/AIDS Dampak IMS pada kehamilan
dapat meyebabkan hasil
konsepsi yang tidak sehat,
misalnya kematian janin
(abortus spontan atau lahir
mati), BBLR (akibat
prematuritas, atau retardasi
pertumbuhan janin dalam
rahim), dan infeksi kongenital
52

atau perinatal (kebutaan,


pneumonia nenonatus, dan
retardasi mental). (Sarwono
Prawihardjo, 2014)
(11) Epilepsi Dapat menyebakan kejang,
mulut berbuih, dan selanjutnya
koma diluar kehamilan, dan
bersifat menurun.
(12) Malaria Dapat menyebabkan
pertumbuhan janin yang lambat,
persalinan premature, BBLR,
sill birth, dan gawat janin.
(13) Haemoroid Ibu hamil sangat rentan sekali
untuk menderita ambeien karena
peningkatan kadar hormon saat
kehamilan yang dapat
melemahkan dinding vena pada
bagian dubur.
(14) Psokosis/ Gangguan mental kehamilan adalah periode penuh
stres drcsrs emodionsl, ysng
dimsnifedtsdiksn dengsn sdsnys
emosi yang labil dan mudah
tersinggung. Masalah psikologis
yang tidak segera ditangi dapat
menyebabkan perempuan
melukai dirinya sendiri mauoun
bayinya. (Sarwono Prawihadjo,
2014)
(15) Penyakit autoimun Ibu hamil dengan penyakit
autoimun dapat menjadi risiko
yang serius bagi ibu dan janin.
Risikonya termasuk stroke,
pembentukan bekuan darah,
53

hipertensi, dan keguguran


berulang.

(16) Riwayat alergi kehamilan dengan riwayat


alergi dapat menyebabkan
kelahiran prematur, janin
kekurangan oksigen, rhinitis
alergi, dan komplikasi alergi
obat.
(17) Riwayat pembedahan kehamilan dengan riwayat
pembedahan dapat
menyebabkan komplikasi baik
pada ibu maupun janin seperti
(18) Lain-lain

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


(1) Hepatitis Ibu hamil anggota keluarga dekat dan
serumah memiliki resiko tertular
hepatitis yang dapat mempengaruhi
wanita dan janinnya. (Varney, Helen,
2006)
(2) TBC Ibu hamil yang tinggal bersama
keluarga yang mengidap TBC memiliki
resiko tertular melalui percikan
dahak/air liur.
(3) HIV/AIDS Ibu hamil yang tinggal atau
berhubungan dengan pengidap
HIV/AIDS dapat meningkatkan resiko
penularan HIV/AIDS baik secara
seksual, melaui pajnan darah, atau
cairan tubuh lain, dan secara perinatal.
(Varney, Helen, 2006)
(4) Malaria Ibu hamil dari daerah endemi yang
54

tidak mempunyai kekebalan terhadap


malaria dapay menderita malaria klinis
berat sampai menyebabkan kematian.
(5) Hipertensi Perempuan yang lahir dari keluarga
dengan riwayat hipertensi dapat
menyebabkan ibu hamil h=juga
mengidap penyakit hipertensi.
(6) Asma Apabila orang tua dari ibu hamil
memilik asma, maka ibu hamil dapat
memiliki faktor risiko asma atau
memiliki resiko alergi.
(7) Diabetes Militus perempuan yang lahir dari keluarga
yang memiliki riwayat diabetes dapat
menyebabkan perempuan tersebut
memiliki resiko mengalami diabetes
militus.
(8) Hemofilia Perempuan dari keluarga penderita
hemofilia umumnya adalah pembaa
(carrier). Perempuan pembawa dapat
berisiko perdarahan yang bermakna.
(Sarwono Prawihardjo, 2014)
(9) Gameli riwayat kehamilan kembar pada
keluarga juga dapat terjadi pada
kehamilan sekarang (wheeler, 2003)
(10) Lain-lain

5. Riwayat Menstuasi
Riwayat siklus, lama dan jumlah menstruasi klien. Wanita sering
kali keliru mengartikan bercak darah akibat implementasi sebagai
periode menstuasi. Meski menstruasi ini sangat berbeda dari
menstruasi yang biasa ia alami. (Varney, 2006)
HPHT : merupakan dasar untuk menentukan usia kehamilan dan
perkiraan taksiran partus (Varney, 2006)
55

Siklus : 3-8 hari (Mochtar, 2011)


Siklus : 28 ± 7 hari
Jumlah :
6. Riwayat Obstetri (Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu)
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
Abnor
No
Suami Ank UK Peny Jenis Pnlg Tmpt Peny JK BB/PB H M malitas Laktsi Peny

Faktor resiko pada ibu hamil Trimester III:


- Perdarahan
Perdarahan obstetrik pada kehamilan trimester ketiga dan
yang terjadi setelah anak atau plasenta lahir pada umumnya adlah
perdarahan berat, jika tidak mendapat penanganan yang cepat dapat
mengakibatkan syok yang fatal. (Sarwono Prawirohardjo, 2014)
Komplikasi yang terjadi pada kehamilan trimester III dalam
yaitu perdarahan masih menjadi penyebab kematian ibu yang
utama. Dalam hal ini yang merupakan penyebab perdarahan pada
trimester III adalah Plasenta Previa, Vasa Previa, Solusio Plasenta,
dan Ruptura Uteri. (Sarwono Prawirohardjo, 2014)

7. Riwayat Kehamilan Sekarang


Riwayat kehamilan saat ini dikaji untuk mendeteksi komplikasi,
beberapa ketidaknyamanan, dan setiap keluhan seputar kehamilan
yang dialami klien sejak haid terakhir (HPHT). (Varney, 2006)
a. Keluhan tiap Trimester
b. Pergerakan anak pertama kali (Quickening)
Pada trimester II ibu mulai dapat merasakan pergerakan
janinnya, dan ibu mulai merasakan kehadiran janinsebagai
56

seseorang diluar dirinya sendiri. (Pedoman Pelayanan Antenatal,


2007)
c. Pemeriksaan kehamilan
d. Imunisasi TT dan tablet Fe
Imunisasi TT (tetanus toxoid) diberikan untuk mencegah
terjadinya tetanus pada bayi. Imunisasi TT diberikan pada ibu
trimester I samapai dengan trimester III.
Tablet Fe diberikan kepada ibu selama kehamilan untuk
menjaga kadar haemoglobin ibu tetap normal dan mencegah
terjadinya anemia selama kehamilan.
e. Pendidikan kesehatan yang sudah didapatkan
8. Riwayat Ginekologi
Veginitis : Vaginitis seringkali menyebabkan kelahiran
premature dan BBLR. Selain itu gejala lain dari
vaginitis menyebabkan ibu hamil merasa nyeri
seperti gatal dan terbakar saat buang air.
Endometritis : endometritis dapat terjadi pada saat keguguran
atau saat pemasangan alat rahim yang kurang
legeartis. (Mauaba, 2010)
Mioma uteri : Tumor lebih cepat tumbuh akibat hipertrofi,
odema, dan perdarahan
Kista ovarium : Kista bisa menyebabkan letak janin pada rahim
berubah menjadi abnormal karena terdesak oleh
adanya kista ovarium.
Endometriosis : Endometriosis dapat menyebabkan nyeri perut dan
daerah panggul yang progresif, nyeri saat BAK dan
BAB, maupun nyeri saat menstruasi.
PID : Radang panggul atau pelvic inflammatory
disease (PID) dapat menyebabkan nyeri panggul
kronis dan kehamilan ektopik
Lain-lain :
57

9. Riwayat Kontrasepsi
Alat kontrasepsi yang digunakan sebelum kehamilan dapat
mempengaruhi hormon yang merupakan faktor penting dalam masa
kehamilan.
Jenis :
Lama pemakaian :
Keluhan/ efek samping pemakaian :
Kapan penghentian pemakaian kontrasepsi :
10. Pola Fungsional Kesehatan
Pola Sebelum Hamil Saat Ini
Nutrisi Secara keseluruhan
seorang wanita hamil
setidaknya harus
menambahkan 300
kalori selain asupan
2200 kalori yang
dianjurkan bagi
wanita yang
tidakmengandung dan
60 gram protein,
yakni 10 gram per
hari melebihi asupan
50 gram yang
dianjurkan bagi
wanita yang tidak
mengandung. (Varney,
2007)
Eliminasi Biasanya BAK sering
karena kandung
kemih tertekan oleh
rahim yang
58

membesar. Akan
hilang pada trimester
kedua kehamilan
(Mochtar, 2011).
Sedangkan BAB
mengalami
Konstipasi/obstipasi
karena tonus otot usus
menurun oleh
pengaruh hormon
steroid (Mochtar,
2011).
Istirahat Sebaiknya tidur 1-2
jam lebih lama dari
biasanya saat malam
(Eisenberg, 2005)
Wanita hamil
dianjurkan untuk tidur
siang 1 sampai 2 jam
setiap hari, 8 jam
setiap tidur malam
(Doenges, dkk, 2001)
Aktivitas Wanita hamil boleh
melakukan
pekerjaannya sehari-
hari asal bersifat
ringan. Kelelahan
harus dicegah hingga
pekerjaan harus
diselingi dengan
istirahat (UNPAD,
59

1983).
Personal Ibu hamil harus
Hygiene menjaga kebersihan
badannya untuk
mengurangi
kemungkinan
terjadinya infeksi,
pemeliharaan buah
dada juga penting,
puting susu harus
dibersihkan setiap
terbasahi oleh
colostrum. Puting
susu yang datar
diusahakan supaya
menonjol dengan cara
pemijatan keluar
setiap selesai mandi.
Perawatan gigi
diperlukan dalam
kehamilan karena gigi
yang baik menjamin
pencernaan yang
sempurna (UNPAD,
1983).

Seksualitas Hubungan seksualitas


saat akhir kehamilan
dapat dilakukan
semampu ibu.
Kandungan sperma
60

(prostatglandin) dapat
merangsang kontraksi
uterus, oleh karena itu
disarankan untuk
menggunakan
kondom (Manuaba,
2009).
Kebiasaan Kebiasaan minum
yang dapat alkohol, jamu-jamuan,
mempengaruh obat-obatan, perokok
i kesehatan aktif maupun pasif,
narkoba dan
kepemilikan binatang
peliharaan merupakan
salah satu pencetus
gangguan kehamilan
yang memperlukan
pengawasan antenatal
tambahan (Myles ed.
14;2009)

11. Riwayat Psikososiokultural Spiritual


(1) Psikologis : Kehamilan direncanakan/tidak
Kehamilan diterima/tidak
(2) Sosial : Riwayat pernikahan : Pernikahan keberapa
Lama menikah
Status pernikahan
Penerimaan keluarga terhadap kehamilan ini
(3) Kultural : Budaya yang dapat membahayakan ibu dan janin
(4) Spiritual : Tradisi keagamaan yang dapat membahayakan ibu
dan janin
DATA OBJEKTIF
61

1. Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran umum
Kesadaran : Compos Mentis
Ekspresi wajah :
Keadaan emosional :
b. Antropometri
Tinggi badan : > 145 cm
Berat badan sebelum hamil :
Berat badan sekarang : normalnya selama kehamilan
pertambahan berat badan 7-12 kg
LILA : > 23,5 cm
- Klien yang menurut kategori BMI berada pada rentan obesitas lebih
beresiko mengalami komplikasi kehamilan (Frase & Cooper, 2009)
- Menurut institude of medicine (1990) batasan yang
direkomendasikan untuk peningkatan berat badan ibu hamil
berdasarkan BMI sebelum hamil yakni:
Total Peningkatan BB yang
Kategori Berat-Tinggi Badan
direkomendasikan
Kategori BMI Kg Lb

Rendah < 19,8 12,5- 18 28-40

Normal 19,8 – 26 11,5 – 16 25-35

Overweight 26 – 29 7 – 11,5 15-25

Obesitas >29 >7 >15


(Varney, 2006)
- Pada LILA <23,5 merupakan indikator kuat untuk status gizi ibu
yang kurang/buruk sehingga beresiko melahirkan BBLR. Dengan
demikian apabila hal ini diketahui sejak awal kehamilan, petugas
kesehatan dapat memotivasi ibu untuk lebih memperhatikan
kesehatannya serta jumlah dan jenis makanannya.
c. Tanda-tanda Vital
62

Tekanan darah : 110/70 – 120/80 mmHg


Dikatan tinggi apabila lebih dari 140/90
mmHg, bila tekanan darah meningkat yaitu
sistolik 30 mmHg atau lebih dan diastolik
15 mmHg atau lebih. Kelainan ini dapat
berlanjut menjadi pre eklamsi dan eklamsi
bila tidak segera ditangani.
Suhu : 36,5 – 37,5 0C
Nadi : 60 – 100 x/menit
Pernafasan : 16 – 24 x/menit

2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
a. Kepala
Kulit kepala : kulit kepala tidak ada lesi
Kontruksi rambut : kontruksi rambut lebat
Distribusi rambut : distribusi rambut merata
Tekstur rambut : tekstur rambut halus
Kebersihan : rambut bersih
Lain-lain :
b. Muka
Kloasma Gravidarun : pada wajah terjadi hyperpigmentasi
Oedema : tidak ada oedema
Pucat/tidak : wajah tidak pucat
Lain-lain :
c. Mata
Kelopak mata : kelopak mata tidak teraba oedema
Konjunctiva : konjungtiva berwarna merah muda
Sklera : sklera mata berwarna putih jernih
Lain-lain :
63

d. Hidung/Pemciuman
Kebersihan : hidung bersih
Polip : tidak ada polip
Peradangan : tidak terjadi peradangan
Lain-lain :
e. Mulut dan gigi
Bibir : bibir berwarna merah muda
Mukosa mulut : terjadi peningkatan jumlah mukosa mulut
Caries dentis : tidak ada caries dentis
Stomatitis : tidak ada stomatitis
Epulis :tidak terjadi epulis
Geraham : tidak ada pertumbuhan geraham
Lidah : lidah bersih, berwarna merah muda dan
tremor
Lain-lain :
f. Telinga/Pendengaran
Kebersihan : telinga bersih
Sekret/ serumen : tidak ada cairan
Lain-lain :
g. Leher
Tonsil : tonsil tidak ada peradangan
Faring : tidak ada peradangan
Vena jugularis : tidak terjadi pembesaran vena jugularis
Kel. Tiroid : tidak terjadi pembesaran kelenjar tiroid
Kel. Getah bening : tidak terjadi pembesaran kelenjar getah
bening
h. Thorax
Bentuk : simetris
Retraksi : tidak ada retraksi dada
i. Payudara
Bentuk : simetris kanan dan kiri
64

Kebersihan : bersih
Pengeluaran : terjadi pengeluaran kolostrum
Areolla : terjadi hyperpigmentasi
Putting susu : (√) Menonjol ( ) Tenggelam ( ) Datar
Retraksi : tidak ada retraksi
j. Ketiak
Benjolan : tidak ada benjolan
k. Abdomen
Pembesaran : pembesaran sesuai kehamilan
Linea : terdapat linea
Stiae : terdapat striae
Bekas operasi : tidak ada bekas operasi
Asites : tidak ada asites
l. Genetalia
Vulva :
Vagia : terdapat tanda chadwick (warna kebiruan
pada vagina)
Pengeluaran cairan : tidak ada pengeluaran cairan
Oedem : tidak ada oedem
Varices : tidak ada verices
Luka parut : tidak ada luka parut
Fistula : tidak ada fistula
Anus (Hemoroid) : tidak terdapat hemoroid pada anus
Lain-lain
m. Ekstermitas
Ekstermitas atas
Bentuk : (√) Simetris ( ) Asimetris
Oedem : tidak ada oedem
Ekstermitas bawah
Bentuk : (√) Simetris ( ) Asimetris
Oedem : tidak ada eodem
65

Varices : tidak ada verices

Palpasi
a. Leher
Vena Jugularis : tidak terjadi bendungan pada vena jugularis
Kel. Tiroid : tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid
Kel. Getah bening : tidak teraba pembesaran kelenjar geah
bening
b. Payudara
Mamae : Pengeluaran ( ) ASI (√)
Kolostrum
Massa : tidak teraba massa
Konsistensi : ( ) Lunak (√) Tegang berisi ( ) Keras
c. Abdomen
TFU :
Tinggi Fundus Uteri Usia Kehamilan
1/3 di atas simfisi 12 minggu
½ diatas simfisis 16 minggu
2/3 diatas simfisi 20 minggu
Setinggi pusat 22 minggu
1/3 diataas pusat 28 minggu
½ pusat – prosesus xifodeus 34 minggu
Setinggi prosesus xifodeus 36 minggu
Dua jari (4cm) di bawah
40 minggu
prosesus xifodeus
(Manuaba, 2010)
Leopold I : menentukan tuanya kehamilan dan bagian
apa yang terdapat dalam fundus uteri (bagian
atas perut ibu).
Leopold II : menentukan bagian janin yang terletak
pada kedua sisi uterus.
Leopold III : menentukan bagia apa yang terdapat
dibagian bawah rahim dan apakah bagian
66

bawah janin sudah memasuki pintu atas


panggul (PAP).
Leopold IV : menentukan bagian janin apa yang terdapat
dibagian bawahperut ibu dan berapa jauhnya
bagian bawah ini masuk kedalam panggul.
Taksiran berat janin :
Rumus menghitung Taksiran berat janin

PBJ (perkiraan berat janin) = Tinggi Fundus (cm) – n (11 atau 12) x 155

n = -12 jika kepala belum masuk PAP


n = -11 jika kepala sudah masuk PAP
(Rumus Johnson Toshack)
d. Ekstermitas
Ekstermitas atas
Oedem : tidak teraba oedem
Cavilary refil : CRT kembali kurang dari 2 detik
Ekstermitas bawah
Oedem : tidak teraba oedema
Cavilary refil : CRT kembali kursng dari 2 detik
Homan sign : homan sign negatif
Auskultasi
Daerah/ letak DJJ : pada punggung janin di bagian punctum
maksimum
Denyut jantung janin : DJJ dapat terdengar pada usia kehamilan
20 minggu, namun dengan menggunakan
ultrasound dapat didengar pada usia 12
minggu. (UNPAD, 1983)
Frekuensi : nilai normal DJJ yaitu 120-160 dmp.
Jantung
67

- Irama :
- Frekuensi : nilai normal 80-90 dmp (WHO)
Paru-paru
- Wheezing : tidak ada suara nafas tambahan wheezing
- Ronchi : tidak ada suara nafas tambahan Ronchi
- Perut : bising usus : normalnya 5-35 x/menit
Perkusi
Dada : normalnya sonor/resonan
Abdomen : normalnya tympani, massa padat atau cair
akan menimbulkan suara
Ekstermitas
Ekstermitas atas :
Refleks Bisep : refleks bisep positif, respon normal fleksi
pada siku
Refleks trisep : refleks trisep positif, respon normal
ekstensi pada siku
Ekstermitas bawah
Refleks babinski : refleks babinski positif, normalnya terjadi
kontraksi jari kaki dan menarik bersamaan
Refleks Patella : refleks patella positif, normalnya terjadi
kontraksi quandisep dan ekstensi lutut
3. Pemeriksaan Khusus
a. Pemeriksaan panggul luar (jika perlu)
Distansia spinarum : normalnya 23-26 cm
Distansia cristarum : normalnya 26-9 cm
Distansia interochanterika :
Distansia Boudeloque/ conjugata eksterna : normalnya 18-20 cm
Ukur lingkar panggul : normalnya 80-90 cm
b. Pemeriksaan dalam (jika perlu)
Panggul
o Promotorium :
68

o Linea inominata :
o Spina ischiadika :
o Kesan panggul :
o Sudut arcus pubis :
Vagina
o Pembukaan :
o Pengeluaran :
c. Inspecullo (jika perlu)
Pemeriksaan inspecullo bertujuan untuk mengtahui apakah
perdarahan berasal dari kelainan serviks dan vagina, seperti porsionis
uteri, karsinoma porsionis uteri, polipus servisis uteri, varises vulva,
dan trauma apabila perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum,
adanya plasenta previa harus dicurigai. (Prawirohardjo, Sarwono.
2005)
Keadaan vagina :
Keadaan porsio :
Pengeluaran :
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan urine : protein urine
Pemeriksaan darah : haemoglobin, Golongan darah
b. Pemeriksaan USG
Untuk mengetahui pertumbuhan janin dan apakah persalinan cukup
bulan atau tidak juga dapat diketahui taksiran berat janin, letak
plasenta, jumlah air ketuban serta adanya lilitan tali pusat.
c. Pemeriksaan penunjang diagnostik lainnya

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Data yag sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat
merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.
69

Diagnosis : G…Papah usia kehamilan….. minggu


Janin tunggal/ganda,hidup/mati,intrauterin/ekstrauterin
G : Gravida
P : Para
a : aterm
p : premature
a : abortus
h : hidup (Varney, 2006)
intrauterin hanya boleh ditulis jika ada pemeriksaan
penunjangberupa USG atau dilakukan pemeriksaan khusus (VT)
dan diyakini kehamilan merupakan kehamilan intrauterin.
Masalah : hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman yang
sedang dialami klien yang dotemukan dari hasil
pengkajian atau menyertai diagnosis.
Kebutuhan : hal-hal yang dibutuhkan oleh klien belum
teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah.
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Identifikasi masalah atau diagnosis potensial ditegakkan
berdasarkan diagnosis dan masalah yang telah ditentukan. Pada
langkah ini dituntut untuk merumuskan tindakan antisipasi agar
diagnosis/masalah potensial tersebut tidak terjadi.
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Untuk menentukan tindakan segera yang perlu diambil
berdasarkan diagnosa dan masalah yang ada. Pada langkah ini
mencakup tindakan segera yang bisa dilakukan secara mandiri,
kolaborasi, atau bersifat rujukan.
V. INTERVENSI
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh
sebagai kelanjutan manajemen terhadap diagnosis dan masalah
yang telah diidentifikasi.
1. Beritahu hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu.
70

Rasional : informasi yang jelas dapat mempermudah


komunikasi petugas dan klien untuk tindakan
selanjutnya. (Varney, 2007)
2. Berikan informasi tentang perubahan fisik pada ibu trimester
III.
Rasional : pemberitahuan informasi perubahan fisiologis ini
dapat menurunkan kecemasan dan membantu
meningkatkan penyesuaian aktifitas perawatan diri.
(Doenges dkk, 2005)
3. Berikan KIE tentang tanda bahaya pada kehamilan trimester
III.
Rasional : mengetahui tanda bahaya kehamilan membuat ibu
mampu mendeteksi dini tanda yang dapat
membahayakan keselamatan ibu dan janinnya.
(Salmah, 2006)
4. Berikan KIE mengenai nutrisi ibu hamil.
Rasional : karena dengan terjadinya kehamilan, metabolisme
tubuh mengalami perubahan yang mendasar,
dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk
pertumbuhan janin. (Manuaba,2009)
5. Berikan KIE ibu untuk istirahat yang cukup.
Resional : istirahat untuk memenuhi kebutuhan metabolik
berkenaan dengan pertumbuhan jaringan ibu atau
janin. (Doenges dkk, 2005)
6. Bebaskan KIE ibu untuk meningkatkan personal Hygiene.
Rasional : mencegah ibu mengakami risiko infeksi oleh
kuman dan persiapan ibu untuk menyusui.
(Dornges, 2005)
7. Berikan KIE latihan ringan secara teratur, seperti jalan kaki dan
melakukan senam hamil.
71

Rasional : hal ini dapat meningkatkan peristaltik dan


membantu mencegah terjadinya konstipasi
(Doenges dkk, 2005)
8. Berikan KIE mengenai persiapan persalinan
Rasional : dengan adanya rencana persalinan akan
mengurangi kebingungan dan kekacauan pada saat
persalinan, serta meningkatkan kemungkinan ibu
akan menerima asuhan yang sesuai dan tepat waktu.
(Dewi, 2011)
9. Jadwalkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang minimal 2
kali pada trimester III atau jika klien merasakan ada keluhan.
Rasional : pemberian asuhan antenatal pada kehamilan untuk
mendeteksi kemungkinan penyimpangan dengan
segera guna memungkinkan tindakan preventif dan
korektif. (Henderson, 2005)
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai
dengan rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa
dilakukan oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau
anggota tim kesehatan lainnya.
VII. EVALUASI
Eveluasi merupakan penilaian tentang kebersihan dan
keefektifan asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi
didokumentasikan dalam bentuk SOAP
72

B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Persalinan Normal


S PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian :
Waktu pengkajian :
Tempat pengkajian :
Nama pengkaji :
DATA SUBYEKTIF
1. Identitas

Nama : Untuk membedakan atau menetapkan identitas pasti


pasien karena mungkin memiliki nama yang sama
(Manuaba, 2007).
Umur : Usia >20 dan <35 tahun. Umur primigravida kurang
dari 16 tahun atau diatas 35 tahun merupakan batas
awal dan akhir reproduksi yang sehat (Manuaba, 2007).
Faktor ibu yang memperbesar resiko kematian perinatal
adalah pada ibu dengan umur lebih tua. (Wiknyosastro,
2007). Kelompok umur kurang dari 20 tahun dan lebih
dari 35 tahun merupakan kelompok berisiko untuk
melahirkan (Mochtar, 2011).
Agama :
Suku/Bangsa :
Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu atau taraf
kemampuan berpikir ibu. Sehingga bidan bisa
73

menyampaikan penyuluhan KIE pada pasien dengan


lebih mudah (Sulistyawati, 2010).
Pekerjaan : Pekerjaan suami dan ibu untuk mengetahui
bagaimana tarap hidup dan sosial ekonominya agar
nasehat kita sesuai, juga mengetahui apakah pekerjaan
73

menganggu atau tidak, misalnya bekerja di pabrik


rokok, mungkin zat yang dihisap akan berpengaruh
kepada janin (Sulistyawati, 2010)
Alamat :
2. Keluhan Utama
Rasa nyeri terasa dibagian belakang dan menyebar kedepan,
lendir darah sering tampak, kekuatan kontraksi semakin bertambah.
(Sumarah 2008)
Pinggang terasa sakit menjalar ke depan, nyeri semakin hebat bila
untuk aktivitas jalan, mengeluarkan lendir darah, pengeluaran cairan
yang sebagian besar ketuban pecah (Manuaba, 2009).
3. Riwayat Kesehatan Klien
a) Riwayat Kesehatan yang Lalu
- Jantung : Kehamilan yang disertai penyakit jantung selalu
saling mempengaruhi karena kehamilan dapat memperberat
penyakit jantung dan penyakit jantung dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan janin. Puncak keadaan payah
jantung salah satunya terjadi pada saat inpartu. Kehamilan
dengan disertai penyakit jantung kelas I dan II masih dapat
diperkenankan untuk persalinan pervaginam dan sebaiknya
dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas yang mencukupi
(Manuaba, 2008).
- Diabetes : Diabetes merupakan penyakit keturunan dengan
ciri kekurangan atau tidak terbentunya insulin. Pengaruh
penyakit diabetes dalam persalinan diantaranya gangguan
kontraksi otot rahim yang menimbulkan persalinan lama
(Manuaba, 2008).
- Asma : Penyakit asma yang berat dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim melalui
gangguan pertukaran CO2 dan O2. Pengawasan hamil dan
74

pertolongan persalinan dapat berlangsung biasa kecuali terdapat


indikasi seksio sesaria (Manuaba, 2008).
- TBC : Ibu hamil dengan riwayat TBC aktif kemungkinan
bisa menyebabkan kuman saat persalinan dan bisa menular pada
bayi. (Sarwono, 2009)
- Hepatitis : Pengaruh infeksi hati terhadap kehamilan dapat
dalam bentuk keguguran atau persalinan prematuritas dan
kematian janin dalam rahim (Manuaba, 2008).
- Hipertiroidisme: Bayi mungkin lahir dengan goiter kongenital
(Marmi, 2014).
- Hipertensi : Hanya sekitar 20% dapat menjadi preeklampsia-
eklampsia yang disertai gejala proteinuria, edema dan terdapat
keluhan nyeri epigastrium, sakit kepala, penglihatan kabur, mual
serta muntah (Manuaba, 2008).
- Penyakit endokrin : Beberapa ibu yang secara genetik selalu
melahirkan bayi besar, seperti ibu dengan diabetes mellitus yang
menyebabkan penyulit dalam persalinan akibat janin besar yang
merupakan kelanjutan dari penyulit kehamilan dengan janin
besar yang implikasi makrosomia bagi ibu melibatkan distensi
uterus, menyebabkan peregangan yang berlebihan pada serat-
serat uterus. Hal ini menyebabkan disfungsional persalinan,
kemungkinan ruptur uterus dan peningkatan insiden perdarahan
post partum. (Prawirohardjo, 2009)
b) Riwayat Kesehatan Sekarang :
Dari awal merasakan keluhan, sampai saat ini ketika akan bersalin.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Penyakit genetic yang menurun dan meningkat kecenderungannya
pada rasa atau etnis tertentu dapat mempengaruhi hasil akhir
kehamilan.
Pengkajian penyakit menurun (DM, Hipertensi, Leukimia dll),
menular (TBC, Hepatitis, Varisela, HIV/AIDS, IMS) dan menahun
75

(Jantung, asma). Riwayat kehamilan kembar pada keluarga juga dapat


terjadi pada kahamilan sekarang. (Wheeler, 2005)
5. Riwayat Menstruasi
- Menarche
Menstruasi pertama sekitar umur 13-15 tahun,akibat arus
informasi global, pancaindra makin mudah menjadi matang
sehingga umur menarche semakin muda (Manuaba, 2007).
- Pola Menstruasi
Siklus menstruasi berlangsung 28 hari, sehingga disebut siklus
yang teratur jika mundur 2 hari setiap bulannya. Siklus
menstruasi yang teratur sangat penting bagi perhitungan masa
subur dan dapat menunjukkan faal ovarium cukup baik
(Manuaba, 2007).
- Lama haid
Lama menstruasi ideal terjadi 4-7 hari, darah yang keluar encer
karena tidak mengandung fibrin, puncak derasnya terjadi pada
hari ke-3 sampai ke-4, dan pembalut yang digunakan 2-3
penuh setiap hari (Manuaba, 2007).
- Sifat darah
Darah menstruasi encer karena tidak mengandung fibrinogen
sehingga bersifat encer, warna darah menstruasi hitam dan
baunya amis karena berasal dari deskuamasi endometrium
(Manuaba, 2007).
- Dismenorhoe
Dismenorhoe bisa disebabkan oleh faktor hormonal dan non
hormonal. Dismenorhoe terjadi karena kadar prostaglandin yang
terlalu tinggi yang menimbulkan spasme otot (Manuaba, 2007).
- HPHT
Bila hari pertama haid terakhir diketahui maka dapat
memperhitungkan usia kehamilan dan perkiraan persalinan
(Simkin dkk, 2008).
76

6. Riwayat Obstetri
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
No U J BB Abnorm Lak
Suami Anak Peny Jenis Pnlg Tmpt Peny H M Peny
K K /PB alitas tasi
1.
2.
3.

Paritas, Penyulit dan Riwayat persalinan:


- Pada primipara robekan perineum hampir selalu terjadi dan
tidak jarang berulang pada persalinan berikutnya (Sarwono,
2009).
- Riwayat bedah sesar akan mempengaruhi ibu untuk persalinan
berikutnya. (Varney, 2008).
- Fraser & Cooper (2009) menyatakan salah satu faktor risiko
hipertensi akibat kehamilan terjadi pada multigravida yang
memiliki pasangan baru.
- Atonia uteri sering dijumpai pada multipara dan
grandemultipara. (Mochtar, 2009).
- Etiologi dari kelainan his terutama ditemukan pada primigravida
khususnya primigravida tua. Pada multipara lebih banyak
ditemukan yang bersifat inersia uteri (Prawirohardjo, 2009).
- Setelah 1 kali abortus spontan, pasangan punya risiko 15%
untuk mengalami keguguran lagi, sedangkan bila pernah 2 kali,
risikonya akan meningkat 25%. Beberapa studi meramalkan
bahwa risiko abortus lebih dari 3 kali berurutan adalah 30-45%
(Prawirohardjo, 2009).
- Plasenta previa lebih banyak pada kehamilan dengan paritas
tinggi dan pada usia > 30 tahun. Juga lebih sering terjadi pada
kehamilan ganda daripada kehmilan tunggal. Cacat bekas bedah
sesar berperan menaikkan insiden 2-3 kali. Pada perempuan
77

perokok dijumpai insiden plasentra previa lebih tinggi 2 kali


lipat (Prawirohardjo, 2009).
- Ibu hamil yang pernah mengalami solusio plasenta memiliki
risiko relative 10-25%, ketuban pecah preterm/korioamnionitis
2,4-3%, hipertensi kronik 1,8-3% untuk mengalami solusio
plasenta di kehamilan berikutnya (Prawirohardjo, 2009).
- Risiko terjadinya rupture uteri pada ibu hamil adalah perempuan
yang pernah melahirkan sebelumnya melalui bedah sesar,
pernah mengalami miomektomi, grandemultipara, kelainan
letak, disproporsi kepala-panggul, distosia, induksi/stimulasi
partus, ekstraksi bokong, ekstraksi cunam, dsb. (Prawirohardjo,
2009).
- Bila sebagian kecil dari plasenta tertinggal dalam uterus disebut
rest placenta dan dapat menimbulkan PPP primer/sekunder
(Prawirohardjo, 2009).
- Faktor risiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan, yaitu
primigravida, primipartenitas, mola hidatidosa, bayi besar,
kehamilan ganda, diabetes mellitus, obesitas, riwayat keluarga
pernah preeclampsia/eklampsia, penyakit ginjal dan hipertensi
yang sudah ada sebelum hamil (Prawirohardjo, 2009).
7. Riwayat Kehamilan Sekarang
a) Usia Kehamilan
37-42 minggu (Depkes RI, 2005). KMK dan BMK untuk masa
kehamilan merupakan kondisi yang biasanya berulang
(Wheeler, 2005).
b) Kunjungan:
1) Satu kali dalam trimester pertama (sebelum 14 minggu).
2) Satu kali dalam trimester kedua (antara minggu 14-28).
3) Dua kali dalam trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan
setelah minggu ke 36).
78

4) Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu


(Depkes RI, 2005).
c) Riwayat imunisasi TT
Pada ibu hamil umumnya diberikan sebanyak 2 kali, dengan
jarak waktu imunisasi TT-1 dan TT-2 selama 1 bulan, dan ibu
hamil harus sudah dimunisasi lengkap pada usia kehamilan 8
bulan (Safrudin, 2009).
8. Riwayat Kontrasepsi
a) Pernah ikut KB :
b) Jenis kontrasepsi yang pernah digunakan : Jenis kontrasepsi
yang dapat digunakan seperti pil, suntik, implant, kondom
(untuk pria), diafragma, AKDR dan kontrasepsi mantap.
(Saifuddin, 2010)
c) Lama pemakaian :
d) Keluhan selama pemakaian:
e) Tempat pelayanan KB :
9. Pola Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan
Kebanyakan wanita saat persalinan tidak menginginkan untuk
makan. Namun, cairan yang adekuat harus disediakan untuk
mencegah terjadinya dehidrasi. (Christine, 2006). Dehidrasi
Nutrisi
bisa memperlambat kontraksi dan atau membuat kontraksi
menjadi tidak teratur dan kurang efektif. (Asuhan Persalinan
Normal, 2008)
Pada kala I, sering buang air kecil akibat rasa tertekan di area
Eliminasi pelvis dan pada kala II, adanya desakan mengejan seperti
dorongan ingin buang air besar. (Varney, 2008).
Ketidakmampuan untuk merasa nyaman dalam posisi apa pun
Istirahat
dalam waktu yang lama. (Penny, 2008)
Pada primi ataupun multi akan memberikan perhatian pada
Aktivitas kontraksi, timbul kecemasan, tegang, perasaan tidak enak atau
gelisah.(Penny, 2008)
79

Personal Ibu hamil selalu mandi dan menggunakan baju yang bersih
hygiene selama persalinan (Mochtar, 2011)
Beberapa kepustakaan menganjurkan agar koitus mulai
dihentikan pada 3-4 minggu terakhir menjelang perkiraan
Seksualitas
tanggal persalinan untuk menhindari trauma berlebihan pada
daerah serviks. (Vivian, 2011)

10. Riwayat Psikososiokultural Spiritual :


- Riwayat Pernikahan : pernikahan keberapa, lama menikah,
status pernikahan sah/tidak.
- Bagaimana Psikologis Ibu Menghadapi Persalinan.
Pada Kala 1 , ibu primi bahkan multi terkadang bereaksi
berlebihan terhadap persalinan awal dengan terlalu banyak
memberi perhatian pada kontraksi,menjadi tegang,timbul
kecemasan,perasaan tidak enak atau gelisah. (Penny, 2008)
- Bagaimana sosial ibu dalam menghadapi persalinan, bagaimana
dukungan keluarga khusunya suami dalam menghadapi
persalinan.
Dukungan keluarga sangat penting agar ibu tidak merasa
sendirian. (Vivian, 2011)
- Bagaimana kultural (adat istiadat) ibu dalam menghadapi
persalinan adakah yang merugikan.
Berbagai kebudayaan percaya akan hubungan asosiatif antara
suatu bahan makanan menurut bentuk atas sifatnya dengan
akibat buruk yang ditimbulkannya sehingga menimbulkan
kepercayaan untuk memberikan pantangan jenis makanan.
(Vivian, 2011)

DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
80

Tanda vital :
Tekanan darah : 110/70 – 120/80 mmHg
Nadi : 60 – 100 x/menit
Suhu Tubuh: 36,0 -37,5 0C
Pernapasan : 16- 20 x/menit
- Pada persalinan tekanan darah meningkat disertai peningkatan
sistolik rata-rata 15(10-20)mmHg dan diastolik 5-10 mmHg. Pada
waktu diantar kontraksi tekanan darah kembali ketingkat sebelum
persalinan.(Varney, 2008)
- Frekuensi denyut nadi diantara kontraksi sedikit lebih tinggi
dibanding selama periode menjelang persalinan. Hal ini
mencerminkan peningkatan metabolisme yang terjadi selama
persalinan.(Varney, 2008)
- Sedikit peningkatan frejuensi pernafasan masih normal selama
persalinan dan mencerminkan metabolisme yg terjadi.(Varney,
2008)
- Suhu meningkat selama persalinan,tidak lebih 0,5 sampai 1 0C yg
mencerminkan peningkatan metabolisme selam persalinan.(Varney,
2008)
Antropometri :
Tinggi Badan : >145 cm
BB sebelum hamil :
BB saat ini :
LILA : ≥23,5 cm
(Mutalamizah, 2005)

2. Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
81

Kepala : Untuk mengetahui kebersihan rambut, keadaan kulit


kepala, distribusi dan karakteristik lainnya (Nursalam,
2008).
Wajah : Untuk mengetahui keadaan wajah, pucat atau tidak ada
oedema dan cloasma gravidarum atau tidak
(Wiknjosastro, 2005).
Mata : Konjungtiva pucat atau tidak, sclera kuning atau tidak,
mata cekung atau tidak (Saifuddin, 2002).
Hidung : Tampak bersih, tidak ada pengeluaran, tidak tampak
polip, tidak tampak peradangan (Tambunan dkk, 2011).
Mulut : Tampak simetris, bibir tampak lembab, tidak tampak
caries dentis, tidak tampak stomatitis, geraham tampak
lengkap, lidah tampak bersih, tidak tampak pembesaran
tonsil (Tambunan dkk, 2011 & Uliyah dkk, 2008).
Telinga : Tampak bersih, tidak ada pengeluaran/sekret
(Tambunan dkk, 2011 & Uliyah dkk, 2008).
Leher : Tampak hyperpigmentasi pada leher, tidak tampak
pembesaran tonsil, tidak tampak peradangan faring,
tidak tampak pembesaran vena jugularis, tidak tampak
pembesaran kelenjar tiroid, dan kelenjar getah bening
(Prawirohardjo, 2006 & Tambunan dkk, 2011).
Dada : Tampak simetris, tidak ada retraksi dinding dada
(Tambunan, 2011).
Payudara : Tampak perubahan warna pada aerola dan mengalami
hiperpigmentasi (Vivian, 2011).
Abdomen : Tampak linea alba yang membentang dari simpisis
pubis sampai umbilikus dapat menjadi gelap yang biasa
disebut linea nigra. Peningkatan regangan pada kulit
abdomen, paha, dan payudara, menimbulkan garis-garis
yang berwarna merah atau kecoklatan pada daerah
82

tersebut yang dikenal dengan nama striae gravidarum


(Vivian dkk, 2011).
Genetalia : Keluarnya darah yaitu aliran lendir yang bercampur
darah dari vagina (Simkin dkk, 2008). Perhatikan
apakah ada luka atau massa termasuk kondilomata,
varikositas vulva atau rektum, atau luka parut
diperineum (Sondakh, 2013).
Ekstremitas : Tampak simetris,tidak tampak oedem, dan tidak
tampak varices (Ambarwati dkk, 2009).
b) Palpasi
Kepala : Tidak teraba oedema/ massa (Prawirohardjo, 2006).
Mata : Tidak teraba oedema (Prawirohardjo, 2006).
Hidung : Tidak teraba polip (Prawirohardjo, 2006).
Leher : Tidak teraba pembesaran vena jugularis, kelenjar tiroid
dan kelejar getah bening (Prawirohardjo, 2006).
Payudara : Tidak teraba bendungan atau benjolan pada payudara
(Prawirohardjo, 2006).
Abdomen : Palpasi untuk mengetahui jumlah kontraksi, durasi,
interval, dan kekuatan kontraksi yang terjadi dalam
kurun waktu 10 menit. Lama kontraksi adalah 40 detik
atau lebih pada fase aktif minimal terjadi 2 kontraksi
dalam 10 menit (Sondakh, 2013). Melakukan
pengukuran tinggi fundus dari tepi atas simpisis pubis
hingga ke puncak fundus mengikuti aksis atau linea
medialis dinding abdomen (Sondakh, 2013).
Leopold I – IV (Mochtar,2011)
Leopold I : TFU setinggi……, pada fundus teraba keras ,
bulat dan melenting.
Leopold II : Teraba bagian panjang dan keras seperti
papan pada kanan/kiri ibu dan bagian
sebaliknya teraba bagian kecil janin
83

Leopold III : Pada SBR teraba bagian bagian lunak,


kurang bulat dan tidak melenting
Leopold IV : Konvergen/sejajar/divergen
TFU :
28 minggu : 3 jari atas pusat (26 cm)
32 minggu : pertengahan px – sympisis (30 cm)
36 minggu : 3 jari bawah pusat (33 cm)
40 minggu : pertengahan px – sympisis (30 cm)

Ekstremitas : Tidak teraba oedema, Reflex Homan sign (-) (Varney


2008 & Ambarwati dkk, 2009).
c) Auskultasi
Suara Nafas : Tidak ada bunyi nafas tambahan. (Varney, 2008)
Bunyi Jantung : BJ I terdengar jelas dan terdengar mur mur.
(Varney, 2008)
Abdomen : Bising usus 5 – 35 x/menit. (Varney, 2008)
DJJ : terdengar jelas, teratur, frekuensi 120-160 x/menit,
interval teratur tidak lebih dari 2 punctum maximal,
2 jari bawah pusat (kuadran bawah kiri/kanan)
(Mochtar, 2011) Apabila DJJ kurang dari 100 atau
lebih dari 160 permenit dapat terjadi
mengindikasikan terjadi gangguan kondisi kesehatan
janin (Sondakh, 2013).
d) Perkusi
Ekstremitas : Untuk mengecek refleks patella (+), Bisep (+), Trisep
(+). (Varney 2008).
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium : Hb ≥ 12gr% (Cunningham, 2005)
Pemeriksaan USG :
Pemeriksaan diagnostik lainnya :
I. INTERPRETASI DATA DASAR
84

Diagnosis : G..PAPAH UK .... minggu ... hari,Inpartu Kala I Fase


Laten atau Aktif (Akselerasi, Dilatasi Maksimal,
Deselerasi)
Janin tunggal hidup intrauterine.
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL
Diagnosis potensial : Tidak ada
Masalah potensial : Tidak ada
III. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Kebutuhan segera : Tidak ada
IV. INTERVENSI
KALA I
1. Jelaskan hasil permeriksaan fisik dan pemantauan kemajuan persalinan
Rasional: informed consent berupa penjelasan mengenai pemeriksaan
fisik dan pemantauan kemajuan persalinan adalah hak klien (Varney,
2008)
2. Pantau kemajuan persalinan dan kesejahteraan janin menggunakan
partograf
Rasional : partograf merupakan alat ukur kemajuan persalinan (Varney,
2008)
3. Berikan intake cairan dan nutrisi yang adekuat
Rasional : makan dan cairan yang cukup dapat memberi energi
(Varney, 2008).
4. Anjurkan ibu untuk miring kiri
Rasional : berbaring miring kiri dapat mengurangi tekanan pada vena
cava inferior yang dapat menyebabkan hipoksia pada janin dan dapat
membantu mempercepat penurunan bagi terendah janin (Varney, 2008).
5. Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya
Rasional : kandung kemih yang penuh berpotensi untuk memperlambat
proses persalinan (Varney, 2008).
85

6. Berikan KIE teknik nafas dalam pada waktu his


Rasional : latihan nafas dalam dapat membantu mengurangi rasa nyeri
(Varney, 2008).
V. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan
rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim
kesehatan lainnya.
VI. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam
bentuk SOAP.
KALA II
I. PENGKAJIAN
a. Data Subyektif :-
b. Data Obyektif :
1) Kesadaran : Composmentis
2) Tanda vital :
Tekanan darah: 110/70 – 120/80 mmHg
Nadi : 60 – 100 x/menit
Suhu Tubuh : 36,0 -37,5 0C
Pernapasan : 16- 20 x/menit
3) Genetalia: Tampak perineum menonjol, vulva vagina dan spingter ani
membuka.
4) Pemeriksaan Dalam
- Vulva, Vagina : Tidak tampak polip, varices, oedem
- Pengeluaran : Lendir darah/cairan ketuban
- Dinding Vagina : Tidak teraba massa
- Pembukaan : 10 cm
- Effacement : 100 %
- Ketuban : Utuh/Jernih
86

- Presentasi : Belakang Kepala


- Denominator : UUK
- Tidak teraba bagian terkecil janin
- Hodge : III
II. INTERPRETASI DATA DASAR
Diagnosis : G…PAPAH Inpartu Kala II
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL
Diagnosis potensial : Tidak ada
Masalah potensial : Tidak ada
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Kebutuhan segera : Tidak ada
V. INTERVENSI
1. Anjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman bagi dirinya untuk
meneran.
Rasional : posisi yang tepat dengan relaksasi jaringan perineal
mengoptimalkan usaha meneran, memudahkan kemajuan persalinan,
menurunkan ketidaknyamanan dan menurunkan kebutuhan terhadap
penggunaan forceps. Relaksasi komplet diantara kontraksi meningkatkan
istirahat dan membantu peregangan/kelelahan otot. (Varney, 2007)
2. Memberi dukungan kepada Ibu selama masa persalinan.
Rasional : dukungan yang diterima atau tidak diterima oleh seorang
wanita di lingkungan empatnya melahirkan, termasuk dari mereka yang
mendampinginya, sangat mempengaruhi aspek psikologinya pada saat
kondisinya sangat rentan setiap kali kontraksi timbul juga pada saat nyeri
timbul secara berkelanjutan. (Eniyati dkk, 2012)
3. Lakukan bimbingan untuk meneran dengan baik dan benar.
Rasional : ada 2 posisi meneran yang baik, yaitu:
87

- Berbaring merangkul kedua pahanya sampai batas siku. Kepala sedikit


di angkat, sehingga dagunya mendekati dadanya dan ia dapat meihat
perutnya.
- Sikap seperti di atas, tetapi badan dalam posisi miring ke kiri atau ke
kanan, tergantung pada letak punggung anak. Hanya satu kaki di
rangkul, yakni kaki yang berada di atas. Posisi yang menggulung ini
memang fisiologis. Posisi ini baik dilakukan bila putaran paksi dalam
belum sempurna. (Sarwono, 2008)
4. Anjurkan ibu untuk minum-minuman yang manis saat his berkurang
Rasional : Anjurkan agar anggota keluarga sesering mungkin
menawarkan minum dan makanan ringan selama proses persalinan.
Asupan cairan yang cukup bagi ibu akan membantu untuk menambah
energi ibu pada saat meneran. (Badriah, 2012).
5. Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi
Rasional : mengambil dan mengeluarkan nafas dalam setelah masing-
masing kontraksi : relaksasi ini dapat di ajarkan ketika seorang wanita
berada pad persalinan aktif mencegah keletihan dan mengupayakan
beristirahat di antara kontaksi merupakan upaya mendukung dan
meningkatkan kenyamanan yang lain. (Varney, 2008)
6. Lakukan penilain selintas pada BBL saat mengeringkan dan lakukan
IMD bila bayi tidak mengalami komplikasi
Rasional : Untuk mengidentifikasi adanya tanda bahaya atau komplikasi
yang terjadi pada BBL. Segara setelah bayi stabil, bayi di letakkan di
dada ibu untuk mencari putting susu dan menghisapnya (diperlukan
waktu 30-60 menit). (Sarwono, 2008). IMD dilakukan untuk mencegah
terjadinya hipotermi pada bayi serta membantu ibu melakukan bounding
attachment dengan bayinya (Varney, 2008).
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilaksananakan dengan efisien dan aman sesuai dengan
rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan
88

seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota
tim kesehatan lainnya.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah diberikan. Evaluasi didokumentasikan dalam
bentuk SOAP
KALA III
I. PENGKAJIAN
a. Data Subyektif :-
b. Data Obyektif :
1) Kesadaran : Composmentis
2) Tanda vital :
Tekanan darah: 110/70 – 120/80 mmHg
Nadi : 60 – 100 x/menit
Suhu Tubuh : 36,0 -37,5 0C
Pernapasan : 16- 20 x/menit
3) Bayi baru lahir tanggal …Jam…
Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan
Apgar Score : 7-10
BB/PB : 2500 – 4000 gram/ 48-52 cm
II. INTERPRETASI DATA DASAR
Diagnosis : G PAPAH Kala III
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL
Diagnosis potensial : Tidak ada
Masalah potensial : Tidak ada
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Kebutuhan segera : Tidak ada
V. INTERVENSI
1. Lakukan Manajemen Aktif kala III
89

Rasional : Melahirkan placenta dan untuk mencegah terjadinya


kompilkasi pada kala III (Varney, 2008).
2. Cek kelengkapan placenta
Rasional : Menghindari terjadinya perdarahan akibat tertinggalnya sisa
placenta (Varney, 2008).
3. Evaluasi kemungkinan laserasi dan lakukan penjahitan apabila terjadi
laserasi
Rasional : Sebagai acuan untuk melakukan heacting (Varney, 2008).
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilaksananakan dengan efisien dan aman sesuai dengan
rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota
tim kesehatan lainnya.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah diberikan. Evaluasi didokumentasikan dalam
bentuk SOAP
KALA IV
I. PENGKAJIAN
a. Data Subyektif : -
b. Data Obyektif :
1) Kesadaran : Composmentis
2) Tanda vital :
Tekanan darah: 110/70 – 120/80 mmHg
Nadi : 60 – 100 x/menit
Suhu Tubuh : 36,0 -37,5 0C
Pernapasan : 16- 20 x/menit
3) Plasenta lahir lengkap jam …
4) Kontraksi uterus baik
5) TFU : 2 jari dibawah pusat, segera setelah kelahiran
6) Perdarahan < 500 cc.
90

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosis : PAPAH KALA IV
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL
Diagnosis potensial : Tidak ada
Masalah potensial : Tidak ada
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Kebutuhan segera : Tidak ada
V. INTERVENSI
1. Ajarkan ibu untuk masase uterus
Rasional : Memberikan rangsangan taktil pada uterus mencegah
terjadinya perdarahan (Varney, 2008).
2. Lakukan pemantauan kala IV sesuai partograf dan KU ibu
Rasional : Perubahan keadaan tubuh ibu dari saat hamil, mempengaruhi
KU dan TTV ibu yang menggambarkan kondisi ibu, pemantauan
kontraksi uterus untuk menghindari terjadinya perdarahan postpartum.
(Varney, 2008).
3. Bersihkan ibu dan bantu ibu mengenakan pakaian
Rasional : kebersihan dan kondisi kering meningkatkan kenyamanan
dan relaksaksi serta menurunkan resiko infeksi. Perawatan perineum dan
mempertahankannya tetap kering akan menambah perasaan sejahtera
pada wanita (Varney, 2007)
4. Bersihkan dan dekontaminasi alat
Rasional : Mencegah terjadinya penyebaran infeksi nosokomial (Varney,
2008).
5. Anjurkan ibu untuk makan dan minum serta istirahat
Rasional : guna mempertahankan energy dan hidrasi. (Eniyati dkk, 2012)
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilaksananakan dengan efisien dan aman sesuai dengan
rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan
91

seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim
kesehatan lainnya.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah diberikan. Evaluasi didokumentasikan dalam
bentuk SOAP.

C. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Normal


I. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian :
Waktu pengkajian :
Tempat pengkajian :
Nama pengkaji :
DATA SUBJEKTIF
1. Identitas klien
Nama :
Umur/tanggal lahir :
Jenis kelamin :
Tanggal MRS :
2. Identitas orang tua
Nama ayah :
Nama ibu :
Usia ayah/ibu :
Pendidikan ayah/ibu :
Pekerjaan ayah/ibu :
Agama :
Suku/bangsa :
Alamat :

3. Riwayat Kehamilan Sekarang


1. P .....A ... P ..... A..... H .......
92

2. Pemeriksaan Kehamilan (Ante Natal Care) : teratur / tidak teratur


3. Komplikasi Kehamilan :
Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dengan
presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa bantuan
alat pada usia kehamilan genap 37-42 minggu dengan berat
lahir 2500 – 4000 gram dengan nilai APGAR skor >7 tanpa
cacat bawaan ( Dewi,2011. h:1).
 Umur/tanggal lahir bayi baru lahir normalnya lahir pada
usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42
minggu (Aiiyeyeh dan Lia.2010; h:2).
 Umur kehamilan neonatus cukup bulan adalah 37 minggu –
42 minggu (Maryunani dan Nurhayati,2008: h.20).
4. Riwayat Persalinan Sekarang
1. BB Ibu : Kenaikan 12-15 kg selama hamil
2. TB Ibu : >145 cm (varney,2004).
3. Keadaan Umum Ibu :
4. Tanda-Tanda Vital
TD = 110-120/70-80 mmHg
N = 60-100 x/menit
RR = 16-25 x/menit
o
T = 36,5-37,5 C
(varney,2004)
5. Komplikasi Persalinan :- Ibu
- Bayi
6. Keadaan Ketuban : Utuh/ Pecah
7. Lama Ketuban Pecah :
8. Kondisi Ketuban : Jernih / Keruh / Mekonium / Darah
9. Lama : KALA I :
KALA II :
KALA III
93

Lama persalinan pada primigravida dan multigravida


Kala Persalinan Primigravida Multigravida
I 10-12 jam 6-8 jam
II 1-1,5jam 0,5-1 jam
III 10 menit 10 menit
IV 2 jam 2 jam
Jumlah (tanpa memasukan 10-12 jam 8-10 jam
kala IV yang bersifat
observasi)

Jika kala I dan II memanjang maka bisa menjadi indikasi gawat janin
(dr.Ida Ayu Chandranita,dkk,2010;h.698).
5. Keadaan Bayi Saat Lahir
1. Kelahiran : Tunggal / Gamelli
2. Nilai APGAR
 Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dengan nilai
APGAR skor >7 tanpa cacat bawaan ( Dewi,2011. h:1).
3. Nilai 7-10 : Normal
4. Nilai 4-6 : bayi dengan asfiksia ringan dan sedang
5. Nilai 1-3 : bayi dengan asfiksia berat
6. Tindakan Resusitasi
a) Resusitasi ( respirasi artifisialis) adalah usaha dalam memberikan
ventilasi yang adekuat, pemberian oksigen dan curah jantung yang
cukup untuk menyalurkan oksigen kepada otak, jantung dan alat-alat
vital lainnya (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002).
b) Resusitasi adalah pernafasan dengan menerapkan masase jantung dan
pernafasan buatan (Kamus Kedokteran, Edisi 2000).
c) Resusitasi adalah tindakan untuk menghidupkan kembali atau
memulihkan kembali kesadaran seseorang yang tampaknya mati
sebagai akibat berhentinya fungsi jantung dan paru, yang berorientasi
pada otak (Tjokronegoro, 1998).
7. Terapi
94

a) Pencegahan Infeksi Mata


Salep mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah 1
jam kontak kulit ke kulit da bayi selesai menyusu. Pencegahan infeksi
tersebut mengandung antibiotik tetrasikilin 1%. Salep antibiotik harus
tepat diberikan pada waktu satu jam setelah kelahiran. Upaya
pencegahan infeksi mata tidak efektif jika diberikan lebih dari satu
jam setelah kelahiran. (APN JNPK-KR, 2008).
b) Pemberian vitamin K1
Kejadian perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru
lahir dilaporkan cukup tinggi, berkisar 0.25-0,5%. Semua bayi baru
lahir harus diberikan vitamin K1 injeksi 1 mg intramuskular setelah 1
jam kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu untuk mencegah
perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin K. (APN JNPK-KR, 2008).
c) Pemberian imunisasi
Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi
Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi.
Imunisasi Hepatitis B pertama diberikan 1 jam setelah pemberian
vitamin K1, pada saat bayi baru berumur 2 jam. Selanjutnya Hepatitis
B dan DPT diberika pada umur 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan.
Dianjurkan BCG dan OPV diberikan pada saat bayi berumur 24 jam
atau pada usia 1 bulan. Selanjutnya OPV diberikan sebanyak 3 kali
pada umur 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan. Melakukan pencatatan dan
menganjurkan ibu untuk kembali pada jadwal imunisasi berikutnya.
(APN JNPK-KR, 2008).
8. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
Umur :
Tanggal :
Jam :

DATA OBJEKTIF
95

1. Pemeriksaan Umum :
a. Keadaan Umum :
b. Tanda-tanda Vital
N = 120-160 x/menit,
RR = 30 – 50 x/menit,
o
T = 36,5-37,2 C
 Tekanan darah dipantau hanya bila ada indikasi
 Pada pernapasan normal, perut dan dada bergerak hampir
bersaman tanpa adanya retraksi, tanpa terdengar suara pada
waktu inspirasi maupun ekspirasi. Gerakan pernapasan 30 –
50 kali permenit (Saifuddin, 2006: 136).
 Pernapasan dalam pernapasanbayi baru lahir ditandai dengan
bayi segera menangis kuat (Saifuddin, 2006: 136).
 Pernafasan kurang lebih 40-60 x/menit (Sitiava, 2012 hal
191).
 Nadi dapat dipantau disemua titik nadi perifer (Saifuddin,
2006: 136).
 Frekuensi jantung 120-160 x/menit (Sitiava, 2012 hal 191).
 Ukur suhu tubuh bayi melalui anus atau ketiak bayi
normalnya 36,5-37,2 C (Saifuddin, 2006: 136).
c. Antropometri :
BB = lahir 2500 – 4000 gram
PB = 48 – 52 cm
LK = - Circum ferensia Suboccipito Bregmatica : cm
- Circum ferensia Fronto Oksipito : cm
- Circum ferensia Mento Oksipito Bregmatica : cm
 Ukuran lingkar kepala :
1. Circumferentia sub occipito bregmatica (lingkaran kecil
kepala) 32 cm
2. Circumferenrtia fronto occipitalis (lingkaran sedang kepala)
34 cm
96

3. Circumferentia mento oksipitalis (lingkaran besar kepala) 35


cm.
( Dewi,2011. h:1) dan (Sitiava, 2012 hal 191).

2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala :
1. Lakukan Inspeksi pada daerah kepala. Raba
sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran
dan tampilannya normal. Sutura yang berjarak lebar
mengindikasikan bayi preterm,moulding yang
buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran spontan
letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang
tindih yang disebut moulding/moulase. Keadaan ini
normal kembali setelah beberapa hari sehingga
ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran dan
ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba,
fontanel yang besar dapat terjadi akibat
prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang
terlalu kecil terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel
menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan
intakranial, sedangkan yang cekung dapat tejadi
akibat deidrasi. Terkadang teraba fontanel ketiga
antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi
karena adanya trisomi 21.
2. Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput
suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan
subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak.
3. Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ;
anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya.
b. Wajah
97

1. Wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi


tampak asimetris hal ini dikarenakan posisi bayi di
intrauteri.
2. Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti
sindrom down atau sindrom piere robin.
3. Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir
seperti laserasi, paresi N.fasialis.
c. Mata
1. Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan
supaya mata bayi terbuka.
2. Lakukan inspeksi daerah mata. Periksa jumlah,
posisi atau letak mata
3. Perksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata
yang belum sempurna
4. Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan
tampak sebagai pembesaran kemudian sebagai
kekeruhan pada kornea
5. Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil
berwarna putih. Pupil harus tampak bulat.
Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci
(kolobama) yang dapat mengindikasikan adanya
defek retina
6. Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan
konjungtiva atau retina
7. Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh
kuman gonokokus dapat menjadi panoftalmia dan
menyebabkan kebutaan
8. Apabila ditemukan epichantus melebar
kemungkinan bayi mengalami sindrom down.
98

d. Hidung
1. Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup
bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm. Bayi harus
bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus
diperhatikan kemungkinan ada obstruksi jalan napas
akarena atresia koana bilateral, fraktur tulang
hidung atau ensefalokel yang menonjol ke
nasofaring.
2. Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang
terkadang berdarah , hal ini kemungkinan adanya
sifilis congenital.
3. Periksa adanya pernapasa cuping hidung, jika
cuping hidung mengembang menunjukkan adanya
gangguan pernapasan.
e. Mulut
1. Lakukan Inspeksi apakah ada kista  yang ada pada
mukosa mulut.
2. Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan
simetris. Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan
adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkan
mikrognatia.
3. Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau
ranula (kista lunak yang berasal dari dasar mulut)
4. Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada
persambungan antara palatum keras dan lunak.
5. Perhatikan adanya bercak putih pada gusi atau
palatum yang biasanya terjadi akibat Epistein’s
pearl atau gigi.
6. Periksa lidah apakah membesar atau sering
bergerak. Bayi dengan edema otak atau tekanan
99

intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar


masuk (tanda foote).
f. Telinga
1. Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya.
2. Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang.
3. Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan
lengkungan yang jelas dibagia atas.
4. Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang
letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi
yangmengalami sindrom tertentu (Pierre-robin).
5. Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal
ini dapat berhubungan dengan abnormalitas ginjal.
6. Bunyikan bel atau suara. Apabila terjadi refleks
terkejut maka pendengarannya baik, kemudian
apabila tidak terjadi refleks maka kemungkinan
terjadi gangguan pendengaran.
g. Leher
1. Leher bayi biasanya pendek dan harus diperiksa
kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika
terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada
kelainan tulang leher.
2. Periksa adanya trauma leher yang dapat
menyebabkan kerusakan pad fleksus brakhialis
3. Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya
pembengkakan.periksa adanya pembesaran kelenjar
tyroid dan vena jugularis
4. Adanya lipata kulit yang berlebihan di bagian
belakang leher menunjukkan adanya kemungkinan
trisomi 21.
5. Raba seluruh klavikula untuk memastikan
keutuhannya terutama pada bayi yang lahir dengan
100

presentasi bokong atau distosia bahu. Periksa


kemungkinan adanya fraktur.
h. Dada, Paru dan Jantung
1. Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas.
Apabila tidak simetris kemungkinan bayi
mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau
hernia diafragmatika. Pernapasan bayi yang normal
dinding dada dan abdomen bergerak secara
bersamaan. Tarikan sternum atau interkostal pada
saat bernapas perlu diperhatikan. Frekuensi
pernapasan bayi normal antara 40-60 kali permenit.
Perhitungannya harus satu menit penuh karena
terdapat periodic breathing, dimana pola
pernapasan pada neonatus terutama pada premature
ada henti nafas yang berlangsung 20 detik dan
terjadi secara berkala. Pada bayi cukup bulan,
puting susu sudah terbentuk dengan baik dan
tampak simetris
2. Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal.
3. Lakukan palpasi pada daerah dada, untuk
menentukan ada tidaknya fraktur klavikula dengan
cara meraba ictus cordis dengan menentukan posisi
jantung.
4. Lakukan Auskultasi paru dan jantung dengan
menggunakan stetoskop untuk menlai frekuensi dan
suara napa/jantung. Secara normal frekuensi denyut
jantung antara 120-160 x / menit.
i. Abdomen
1. Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara
bersamaan dengan gerakan dada saat bernapas. Kaji
adanya pembengkakan
101

2. Lakukan pemeriksaan pada tali pusat bertujuan


untuk menilai ada tidaknya kelainan pada tali pusat
seperti, ada tidaknya vena dan arteri, tali simpul
pada tali pusat dan lain-lain.
3. Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat
hernia diafragmatika
4. Abdomen yang membuncit kemungkinan karena
hepato-splenomegali atau tumor lainnya
5. Jika perut kembung kemungkinan adanya
enterokolitis vesikalis, omfalokel atau ductus
omfaloentriskus persisten.
6. Lakukan Auskultasi adanya bising Usus.
7. Lakukan perabaan hati, umumnya teraba 2-3 cm di
bawah arkus kosta kanan. Limpa teraba 1 cm di
bawah arkus kosta kiri.
8. Lakukan palpasi ginjal, dengan cara atur posisi
terlentang dan tungkai bayidi lipat agar otot-otot
dinding perut dalam keadaan relaksasi, batas bawah
ginjal dapat di raba setinggi umbilikus di antara
garis tengah dan tepi perut bagian ginjal dapat di
raba sekitar 2-3 cm. Adanya pembesaran pada ginjal
dapat di sebabkan oleh neoplasma, kelainan
bawaan, atau trombosis vena renalis.
j. Ekstermitas Atas
1. Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan
cara meluruskan kedua lengan ke bawah
2. Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan
kurang kemungkinan adanya kerusakan neurologis
atau fraktur
3. Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili
atau sidaktili
102

4. Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan


yang hanya satu buah berkaitan dengan abnormaltas
kromosom, seperti trisomi 21
5. Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat
terinfeksi atau tercabut sehingga menimbulkan luka
dan perdarahan.
k. Ekstermitas Bawah
1. Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa
panjang kedua kaki dengan meluruskan keduanya
dan bandingkan
2. Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas.
Kuraknya gerakan berkaitan dengan adanya trauma,
misalnya fraktur, kerusakan neurologis.
3. Periksa adanya polidaktili atau sidaktili padajari
kaki.
l. Genetalia
1. Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar
1-1,3 cm.Periksa posisi lubang uretra. Prepusium
tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan
fimosis
2. Periksa adanya hipospadia dan epispadia
3. Skrotum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah
testis ada dua
4. Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora
menutupi labia minora
5. Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina
6. Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari
vagina, hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon
ibu (withdrawl bedding)
m. Anus dan Rectum
1. Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinya
103

2. Mekonium secara umum keluar pada 24 jam


pertama, jika sampai 48 jam belum keluar
kemungkinan adanya mekonium plug syndrom,
megakolon atau obstruksi saluran pencernaan
n. Kulit
1. Perhatikan kondisi kulit bayi.
2. Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir
3. Periksa adanya pembekakan
4. Perhatinan adanya vernik kaseosa ( zat yang bersifat
seperti lemak berfungsi sebagai pelumas atau
sebagai isolasi panas yang akan menutupi bayi
cukup bulan).
5. Perhatikan adanya lanugo(rambut halus yang
terdapat pada punggung bayi) jumlah yang banyak
terdapat pada bayi kurang bulan daripada bayi
cukup bulan (Asuhan Keperawatan: 169)
o. Lanugo :
 Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya terlihat
sempurna. (Sitiava, 2012 hal 191)
 Warna kulit pada bayi baru lahir normal adalah berwarna
kemerahan atau merah muda dan terdapat lanugo dan verniks
caseosa. Dan bayi yang mengalami kelainan dapat
menunjukan perubahan warna seanosis yang dapat berbahaya
pada bayi (Maryunani dan Nurhayati,2008: h.73-74).
p. Verniks :
 Warna kulit pada bayi baru lahir normal adalah berwarna
kemerahan atau merah muda dan terdapat lanugo dan verniks
caseosa.
 Dan bayi yang mengalami kelainan dapat menunjukan
perubahan warna seanosis yang dapat berbahaya pada bayi
(Maryunani dan Nurhayati,2008: h.73-74)
104

q. Status Neurologi (Refleks)


 Morro :
 Rooting :
 Sucking :
 Swallowing :
 Babinski :
 Graf :
 Moro adalah gerakan lengan dan kaki yang terjadi ketika bayi yang
baru lahir dikejutkan oleh suara atau gerakan keras.
 Rooting merupakan bayi baru lahir akan menoleh kearah dimana
terjadi sentuhan pada pipinya. Bayi akan membuka mulutnya
apabila bibirnya disentuh dan berusaha untuk mengisap benda yang
disentuhkan tersebut (Asuhan Persalinan Normal,2008: hal.131).
 Sucking merupakan rangsangan puting susu pada langit – langit
bayi menimbulkan refleks mengisap. Isapan ini akan menyebabkan
areola dan puting susu ibubtertekan gusi,lidah dan langit – langit
bayi , sehingga sinus laktiferus dibawah areola dan ASI terpancar
keluar (Asuhan Persalinan Normal,2008: hal.131).
 Reflek Swallowing merupakan kumpulan ASI di dalam mulut
bayi mendesak otot – otot di daerah mulut dan faring untuk
mengaktifkan refleks menelan dan mendorong ASI ke dalam
lambung bayi (Asuhan Persalinan Normal,2008: hal.131).
 Refleks babinski ditimbulkan dengan stimulus gesekan
pada telapak kaki, yang menghasilkan dorsofleksi jari besar dan
pengembangan jari-jari yang lebih kecil. Biasanya stimulus
semacam itu menyebabkan semua jari-jari kaki menekuk ke
bawah. Disebut juga Babinski’s toe sign.
 Refeks graps atau menggenggam sudah baik (Sitiava, 2012 hal
191).
3. Nutrisi
105

Jenis makanan : ( ) ASI


( ) PASI
( ) Lain-Lain
 World Health Organization (WHO) merekomendasikan
pemberian ASI secara eksklusif sekurangnya selama usia 6
bulan pertama, dan rekomendasi serupa juga didukung oleh
American Academy of Pediatrics (AAP), Academy of
Breastfeeding Medicine, demikian pula oleh Ikatan Dokter
Anak Indonesia (IDAI).
4. Eliminasi
- BAB Pertama, Tanggal : Jam :
Warna : Konsistensi :
- BAK Pertama, Tanggal : Jam :
Warna : Konsistensi :

 Eliminasi yang baik ditandai dengan keluarnya mekonium


dalam 24 jam pertama dan berwarna hitam kecoklatan (Dewi,
2001 h:2).
 Mekonium harus keluar dalam dua puluh empat jam sesudah
lahir, bila tidak harus waspada terhadap atresia ani/obstruksi
usus ( Saifuddin, 2006:137 – 138).
 Urine harus ada pula dalam waktu dua puluh empat jam.
Kadang – kadang pengeluaran urine tidak diketahui oleh
karena pada saat keluar pada saat bayi lahir dan tercampur
dengan air ketuban. Bila urine tidak ada dalam dua puluh
empat jam harus diperhatikan kemungkinan obstruksi saluran
kencing ( Saifuddin, 2006:137 – 138).

9. Data Penunjang (Laboraturium/ Rongent)


Tes laboratorium dan penelitian pendukung adalah komponen
esensial dari pengujian fisik sebagai tes dan penelitian yang dilakukan
106

sebagai bagian dari skrining rutin dapat bervariasi tergantung pada usia
wanita tersebut, status resikonya (Varney,2007;h.37).
10. Terapi Yang Didapatkan
a. Salep Mata 0,5 % :
b. Injeksi Vit. K (1 mg) :
c. Imunisasi Hb 0 :
 Pemberian vitamin K ,Kejadian Perdarahan karena difesiensi vitamin K
pada bayi baru lahir dilaporkan cukup tinggi, berkisar 0,25 – 0,5 %. Untuk
mencegah terjadinya perdarahan tersebut, semua bayi baru lahir normal
dan cukup bulan perlu diberi vitamin K per oral 1mg/hari selama 3
hari,sedangkan bayi resiko tinggi dari vitamin K parenteral dengan dosis
0,5 – 1 mg IM (Prawirohardjo,2006: h.135).
 Pemberian salep mata eritomisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan
untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular
seksual ). Perawatan harus dikerjakan segera.tindakan ini dapat dikerjakan
setelah perawatan tali pusat dan harus dictat dalam status termasuk obat
apa yang digunakan (Prawirohardjo,2006: h.135).

I. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH


Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau
masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data – data yang telah
dikumpulkan. (Muslihatun,2010;h.254)
A. Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang di tegakkan oleh bidan
dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur
diagnose didapatkan dari data subjektif dan objektif.
Diagnosa : NCB SMK USIA...

B. Masalah
Masalah adalah hal – hal yang berkaitan dengan pengalaman klien
yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis.
107

C. Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal – hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dalam
melakukan analisa data.
II. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL

a. Sesak napas
b. Tampak retraksi di dada
c. Malas minum
d. Panas atau suhu badan bayi rendah
e. Kurang aktif
III. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
a. Isap lendir
b. Jaga kehangatan
IV. INTERVENSI
1. Ukur apgar skor pada menit ke-1 dan ke-5 setelah kelahiran
Rasional : Membantu menentukan kebutuhan terhadap intervensi
segera (misal : penghisapan, oksigen).
2. Perhatikan adanya pernafasan cuping hidung ,retraksi dada,
pernafasan mendengkur, krekels, atau ronki.
Rasional : Tanda-tanda ini normal dan sementara pada periode
reaktivitas pertama, tetapi dapat menandakan distres pernafasan bila
ini menetap .Krekels dapat terdengar sampai cairan direabsorbsi dari
paru-paru. Ronki menandakan aspirasi sekresi oral.
3. Bersihkan jalan nafas, hisap nasofaring dengan perlahan sesuai
kebutuhan ,dengan menggunakan spuit balon atau kateter penghisap
Delee.
Rasional: membantu menghilangkan akumulasi cairan,
memudahkan upaya pernafasan, dan membantu mencegah aspirasi.
4. Observasii TTV setiap jam pada 6 jam pertama
Rasional : mengetahui perubahan-perubahan vital yang lebih dini.
108

5. Lakukan kontak dini ibu dengan bayi


Rasional : agar terjalin Bounding Attachment.
6. Jaga kehangatan tubuh bayi agar tetap hangat
Rasional : Dengan menjaga suhu tubuh bayi, mencegah kehilangan
panas melalui kepala, mencegah penguapan panas secara evaporasi
dan bayi merasa tenang dan hangat.
7. Memotivasi ibu untuk menyusui bayi sesering mungkin dan
mengajarkan ibu cara menyusui yang benar
Rasional : memotivasi yang benar dan jelas maka kebutuhan ASI
eksklusif terpenuhi.
8. Lakukan pengkajian fisik rutin terhadap bayi baru lahir, perhatikan
jumlah pembuluh darah tali pusat dan adanya anomali
Rasional : membantu mendeteksi abnormalitas dan defek
neurologis, menentukan usia gestasi dan mengidentifikasi
kebutuhan terhadap pemantauan tetap dan perawatan lebih intensif.
Tali pusat mengandung 3 pembuluh darah. Hanya ada satu
pembuluh darah arteri dihubungkan dengan abnormalitas
genitourinarius .
9. Berikan profilaksis mata dalam bentuk salep eritromisin 1% kira-
kira 1 jam setelah kelahiran (setelah masa interaksi orangtua bayi).
Rasional : membantu mencegah oftalmia neonatorum yang
disebabkan oleh neisseria gonorrhoeae, yang mungkin ada pada
jalan lahir ibu. Eritromisin secara efektif menghilangkan baik
organisme gonorrhea dan clamidia .Profilaksis mata mengeruhkan
pandangan bayi, menurunkan kemampuan bayi untuk berinteraksi
dengan orangtua.
10. Berikan Vitamin.K 1 (Phytomenadione) dengan dosis 1mg atau 0,5cc
secara IM (pada paha sebelah kiri)
Rasional : Bayi baru lahir cenderung mengalami kekurangan
Vitamin.K karena cadangan vitamin K dalam hati relatif masih
rendah ,sedikitnya transfer vitamin K melalui tali pusat, rendahnya
109

kadar vitamin K pada asi dan sterilitas saluran pencernaan pada bayi
baru lahir. Kekurangan vitamin K beresiko tinggi bagi bayi untuk
mengalami perdarahan yang disebut juga perdarahan akibat
defisiensi vitamin K (PDVK).
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan
rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota
tim kesehatan lainnya.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam
bentuk SOAP.

D. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Nifas Normal


I. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian :
Waktu pengkajian :
Tempat pengkajian :
Nama pengkaji :
A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
Nama :
Umur : < 20 tahun dan > 35 tahun (Ambarwati, 2009)
Agama :
Suku/bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
2. Keluhan Utama:
Pasien merasa mules (Ambarwati, 2009)
110

3. Riwayat Kesehatan Klien


a. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Menurut (Sarwono,1999:401; Persis Mary, 1995; Persis Mary,
1995; jones,1996)
1) Penyakit Kardiovaskuler : Penyakit Jantung,
Hipertensi
2) Penyakit Darah : Anemia
3) Penyakit Paru-paru : TBC, Asma
4) Penyakit Hati : Hepatitis
5) Penyakit Endokrin : Diabetes Melitus
6) Penyakit Infeksi : IMS, Infeksi TORCH
7) Penyakit Ginjal dan Saluran Kencing : Gagal Ginjal
8) Penyakit/Kelainan sistem Reproduksi : Penyakit
Ginekologik, Tumor/Kanker
9) Riwayat Alergi
10) Riwayat Pembedahan
b. Riwayat Kesehatan Sekarang:
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
pengaruh penyakit keluarga terhadap gagguan kesehatan pasien
dan bayinya, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang
menyertainya (Ambarwati, 2009)
5. Riwayat Menstruasi
Mempunyai gambaran tentang keadaan dasar dari organ
reproduksinya. (Sulistyawati,2010)
Riwayat siklus : 23 – 32 hari (Sulistyawati,2010)
Lama haid :
112

Jumlah menstruasi:
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstrusi
yang di keluarkan. (Sulistyawati,2010)
6. Riwayat Obstetri:
N Kehamilan Persalinan Anak Nifas
Suami Ank UK Pny Jns Pnlg Tmp Peny J BB/PB H M Abnr Laktas Peny
o
t K mlts i
1
2

Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu. Berapa


kali ibu hamil, apakah pernah abortus, cara persalinan
yang lalu, penolong persalinan, keadaan nifas yang lalu.
7. Riwayat Kehamilan Sekarang
Frekuensi periksa hamil, Keluhan hamil muda dan Keluhan
hamil tua, Terapi Selama Kehamilan.
8. Riwayat Kontrasepsi :
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan
kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama
menggunakan kontrasepsi serta rencana KB setelah masa nifas
ini dan beralih ke kontrasepsi apa. (Ambarwati, dkk. 2009)
9. Pola Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan
Nutrisi Cepat Lapar
Terjadi perubahan gastrointestinal yaitu
peristaltik usus akan bekerja cepat yang
menyebabkan ibu pasca partum satu atau 2
jam akan lebih mudah kelaparan (Varney,
2007)
Eliminasi Volume urine berkurang (Diuresis)
Terjadi berhubungan dengan pengurangan
volume darah, hal ini berlangsung sampai
2-3 hari post partum (Varney, 2007)
113

Konstipasi
Setelah plasenta lahir estrogen menurun
sehingga tonus otot seluruhnya berangsur
pulih kembali, tapi konstipasi mungkin
tetapi terjadi dan mengganggu hari-hari
pertama post partum (Varney, 2007)
Istirahat Ibu akan sering beristirahat
Kontraksi uterus ketika ibu akan bersalin
membuat ibu tidak dapat beristirahat
dengan cukup hal ini menyebabkan ibu
lelah. Oleh karena itu, ketika ibu
memasuki masa nifas ibu akan sering
beristirahat. (Ambarwati, 2009)
Aktivitas Sering memperhatikan dan merawat
bayinya
Ibu menganggap bayi yang dilahirkannya
adalah suatu hal yang baru. Sehingga ibu
akan sering dan lebih terfokus kepada
bayinya (Ambarwati, 2009)
Personal Hygiene Pada masa postpartum, seorang ibu sangat
rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu,
kebersihan diri sangat penting untuk
mencegah terjadinya infeksi. Kebersihan
tubuh, pakaian, tempat tidur, dan
lingkungan sangat penting untuk tetap
dijaga (Saleha, 2009)
Kebiasaan
Seksualitas Dilakukan setelah 40 hari masa nifas
Secara fisik, aman untuk melakukan
hubungan seksual begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukkan satu
atau dua jarinya kedalam vagina tanpa
114

rasa nyeri. Banyak budaya dan agama


yang melarang untuk melakukan
hubungan seksual sampai masa waktu
tertentu, misalnya 40 hari atau 6 minggu
setelah kelahiran. Keputusan bergantung
pada pasangan yang bersangkutan
(Sulistyawati, 2009)
Dinding vagina kembali pada keadaan
sebelum hamil dalam waktu 6-8 minggu.
Secara fisik aman untuk memulai
hubungan suami istri begitu darah merah
berhenti, dan ibu dapat memasukkan 1
atau 2 jari ke dalam vagina tanpa rasa
nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu
tidak merasakan ketidaknyamanan, maka
aman untuk memulai melakukan
hubungan suami istri kapan saja ibu siap
(Dewi dkk, 2011)

10. Riwayat Psikososiokultural Spiritual


a. Pernikahan keberapa, lama menikah, status pernikahan
sah/tidak
b. Respon klien dan keluarga bayi yang dilahirkan,
diterima/tidak
c. Bagaimana psikis ibu di masa nifas
d. Adat istiadat yang masih dilakukan oleh ibu dan keluarga di
masa nifas
Masa nifas merupakan masa yang rentan dan terbuka untuk
bimbingan dan pembelajaran.Perubahan peran seorang ibu
memerlukan adaptasi. Tanggung jawab ibu mulai bertambah.
( Damaiyanti, 2011).
115

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos mentis (Sulistyawati, 2010 h.226)
Tanda Vital : Tekanan Darah : 110/70 mmHg – 120/80
mmHg
(Ambarwati dkk, 2009)
Suhu badan :
24 jam postpartum suhu badan akan naik
sekitar (37,5-380C) sebagai akibat kerjakeras
waktu  melahirkan, dan kelelahan. (Ambarwati
dkk,2009)
Nadi : 60-80 x/mnt atau tidak lebih dari
100x/mnt
Denyut nadi normal orang dewasa adalah
60-80 x/menit. Sehabis melahirkan biasanya denyut
nadi akan lebih cepat. Denyut nadi di atas
100x/menit pada masa nifas adalah
mengindikasikan adanya suatu infeksi, (Ambarwati
dkk,2009)
Pernafasan: 20-30 x/menit
Pernafasan harus berada dalam rentang
yang normal, yaitu sekitar 20-30 x/menit.
(Ambarwati dkk,2009). Pada ibu post partum
umumnya pernafasan lambat atau normal.
(http://masalahkebidanan.blogspot.com)
Antropometri : Tinggi Badan :
Tinggi badan merupakan salah satu ukuran
pertumbuhan seseorang. Tinggi badan dapat
diukur dengan stasiometer atau tongkat pengukur
(Tambunan dkk,2011).
BB sebelum hamil :
116

BB sekarang :
Massa tubuh di ukur dengan pengukuran massa
atau timbangan. Indeks massa tubuh digunakan
untuk menghitung hubungan antara tinggi dan
berat badan, serta menilai tingkat kegemukan.
(Tambunan dkk,2011;h.9).
LILA :

Riwayat Persalinan sekarang


Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin anak,
keadaan bayi meliputi PB, BB, penolong persalinan. Hal ini perlu
dikaji untuk mengetahui apakah proses persalinan mengalami
kelainan atau tidak yang bisa berpengaruh pada masa nifas saat
ini. (Ambarwati, dkk. 2009)
1) Jenis persalinan :
2) Kala I :
3) Kala II :
4) Kala III :
5) Kala IV :
Data Bayi :
1) Lahir tanggal :……, jam :…………..
2) Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan
3) Antropometri : BB :………… gr. PB :……….. cm
LK :………… cm
LD :………… cm
LP :…………. cm
LILA :………..cm
4) Kecacatan : Ada/tidak
5) IMD : ( ) Ya ( ) Tidak
6) Eliminasi
a) BAK : f : ……x/hari, warna : ………..., konsistensi :………
117

b) BAB : f : ……x/hari, warna :………..., konsistensi :………


7) Nutrisi : ASI/PASI/Lainnya :……………...

2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala : Tampak bersih, tidak tampak ketombe,rambut
tampak kuat, distribusi rambut tampak merata
dan tekstur rambut tampak lembut
(Priharjo,2006).
Wajah : Tidak tampak kloasma gravidarum, tidak tampak
odem, dan tidak tampak pucat (Tambunan
dkk,2011)
Mata : Kelopak mata tidak tampak odem, konjungtiva
tidak tampak pucat, dan sklera tidak tampak
kuning.
Hidung : Tampak bersih, tidak ada pengeluaran, tidak
tampak polip, tidak tampak peradangan
(Tambunan dkk,2011)
Mulut : Tampak simetris, bibir tampak lembab, tidak
tampak caries dentis, tidak tampak stomatitis,
geraham tampak lengkap, lidah tampak bersih,
tidak tampak pembesaran tonsil.
(Tambunan dkk,2011 & Uliyah dkk,2008).
Telinga : Tampak bersih, tidak ada pengeluaran/sekret.
(Tambunan dkk,2011 & Uliyah dkk,2008).
Leher : Tampak hyperpigmentasi pada leher, tidak tampak
pembesaran tonsil, tidak tampak peradangan
faring, tidak tampak pembesaran vena jugularis,
tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid, dan
kelenjar getah bening (Priharjo, 2006 &
Tambunan dkk,2011).
118

Dada : Tampak simetris, tidak ada retraksi dinding dada


(Tambunan,2011)
Payudara : Tampak simetris kiri dan kanan, tampak bersih,
tampak pengeluaran colostrum, areolla tampak
hyperpigmentasi, puting susu menonjol, tidak
tampak retraksi ( Helen Farrer, 1999)
Abdomen : Tampak linea nigra, dan tampak stiae alba, tidak
tampak luka bekas operasi, dan tidak tampak
asites (Helen Farer, 1999).
Genetalia : Tampak lochea rubra (1 – 3 hari), Lochea
sanguilenta (3 – 7 hari), Lochea serosa (7 – 14
hari) dan Lochea alba (>14 hari).
Ekstremitas : Tampak simetris,tidak tampak oedem, dan tidak
tampak varices(Ambarwati dkk, 2009)
Palpasi
Kepala : Tidak teraba oedema / massa (Priharjo,2006).
Mata : Tidak teraba oedema
Hidung : Tidak teraba polip
Leher : Tidak teraba pembesaran vena jugularis, kelenjar
tiroid dan kelejar getah bening (Priharjo,2006).
Payudara : Tidak teraba benjolan / massa, konsistensi
teraba padat berisi ( Ambarwati dkk, 2009)
Raba payudara yang terjauh dengan tangan kanan
dapat secara melingkar searah jarum jam, tanya
rasa nyeri saat diraba, raba ada atau tidaknya
benjolan, begitu juga dengan payudara yang
sebelahnya dilakukan dengan langkah yang sama.
(Rukiyah dkk, 2010)
Abdomen :
 Diastasis rektus abdominalis : 12 x 2 cm (Varney 2008)
Tinggi Fundus : (Varney , 2008 )
119

Hari Ke Tinggi Fundus


Segera saat pasca partum 3 jari bawah pusat
Hari kelahiran dan hari pertama Sepusat
Hari ke-2 1 jari dibawah pusat
Hari ke-3 2 jari dibawah pusat
Hari ke-4 3 jari dibawah pusat
Hari ke-5 Pertengahan pusat sympisis
Hari ke-6 Pertengahan pusat sympisis
Hari ke-7 3 jari diatas sympisis
Hari ke-8 2 jari diatas sympisis
Hari ke-9 1 jari diatas sympisis
Hari ke-10 Sudah masuk ke panggul

Genetalia : Tidak teraba pembesaran kelenjar bartholini


(Helen Farrer, 1999)
Ekstremitas : Tidak teraba oedema, Reflex Homan sign (-),
(varney 2008 &Ambarwati dkk, 2009)
Auskultasi
 Abdomen : 5-35 x/menit (Varney 2008)

Perkusi
 Ekstremitas : Untuk mengecek refleks patella (+),
Bisep (+), Trisep (+) (Varney 2008 )
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
b. Pemeriksaan USG
c. Pemeriksaan Diagnostik lainnya
4. Data Rekam Medis
Berisi tindakan yang telah dilakukan oleh petugas lain
dimana tindakan tersebut yang menunjang riwayat kesehatan
sekarang dan terdapat pada catatan/status klien. Tindakan
tersebut dilakukan sejak pasien masuk rumah sakit hingga
dilakukan pengkajian.
120

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosis : Papah…Jam postpartum atau Papah hari ke…
post partum (Jika masa nifas sudah lebih dari 24
jam) (Varney, 2008)
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/ MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
V. INTERVENSI
Menurut Mochtar, 1992:
1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada klien
Rasional : penjelasan mengenai pemeriksaan fisik postpartum
merupakan hak klien (varney 2007)

2. KIE mengenai nutrisi ibu nifas


Rasional: Makanan harus bermutu dan bergizi, cukup kalori.
Makanlah makanan yang mengandung protein, banyak cairan,
sayur-sayuran dan buah-buahan
3. KIE tentang mobilisasi
Rasional : Karena lelah sehabis bersalin ibu harus beristirahat,
lalu miring ke kanan dan ke kiri, duduk, jalan-jalan. Mobilisasi
mempunyai variasi tergantung pada adanya komplikasi
persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka
4. KIE tentang personal hygine
Rasional : Personal hygine terutama pada daerah genetalia
mengurangi resiko infeksi yang terjadi pada ibu post partum .
5. KIE tentang proses eliminasi pada masa nifas
121

Rasional: Hendaknya kencing secepatnya dapat dilakukan


sendiri. Kadang-kadang ibu nifas sulit kencing karena
sphingter uretra mengalami tekanan oleh kepala janin dan
spasme oleh iritasi sphingter ani selama persalinan. Juga oleh
karena adanya edema kandung kemih yang terjadi selama
persalinan.Bila ibu nifas sulit kencing sebaiknya lakukan
kateterisasi.
Buang air besar harus ada 3-4 hari post partum. Bila belum dan
terjadi obstipasi apalagi BAB keras dapat diberikan terapi per
zqoral atau per rectal
6. Lakukan perawatan payudara
Rasional: Perawatan mamae telah dimulai sejak hamil supaya
putting susu tidak keras dan kering sebagai persiapan
menyusui bayinya. Dianjurkan sekali supaya ibu menyusui
bayinya karena baik untu kesehatan bayinya.

7. Ajarkan cara menyusui bayi


Rasional: Mencegah terjadinya lecet pada payudara
( Mochtar, Sinopsis Obstetri Jilid I, 1990)
8. Ajarkan cara perawatan tali pusat pada bayi
Rasional : perawatan bayi baik dari hygine untuk mencegah
infeksi dan menjaga kondisi bayi tetap sehat , memberikan
kenyamanan pada bayi
9. KIE Asi ekslusif
Rasional : Asi ekslusif penting untuk daya tahan tubuh bayi
10. KIE mengenai imunisasi bayi
Rasional : Imunisasi pada bayi berguna untuk memberikan
antibodi tambahan pada bayi , agar bayi tidak mudah terkena
penyakit .
122

11. KIE untuk melakukan kunjungan ulang ke tempat pelayanan


kesehatan
Rasional : Kunjungan ulang dilakukan untuk memantau nifas
dan neonatus untuk mencegah komplikasi pada ibu dan
neonatus .
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien sesuai dengan
rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau
anggota tim kesehatan lainnya.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan
keefektifan asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi
didokumentasikan dalam bentuk bentuk SOAP.

E. Konsep Dasar Manajemen Metode Kontrasepsi Alat Kontrasepsi


Bawah Kulit ( AKBK)
I. PENGKAJIAN
S:
1. Identitas
Nama :
Umur : usia PUS (20-55 tahun) mempengaruhi
bagaimana mengambil keputusan dalam
kesehatannya ( Sarwono 2005 )
Agama :
Suku/ Bangsa :
Pendidikan : Tingkat pendidikan
dapat mendukung atau mempengaruhi tingkat
pengetahuan seseorang, dan taraf pendidikan yang
123

rendah selalu bergandengan dengan informasi dan


pengetahuan yang terbatas. Hal ini juga berkaitan
dengan pengambilan keputusan (undang-undang
sisdiknas, 2007 : 18).
Pekerjaan : Wanita yang bekerja
Wanita yang bekerja memiliki waktu yang lebih
sedikit untuk mengurus anaknya dan akan cendrung
membatasi jumlah anak (Arikunto:2002)
Alamat :
2. Keluhan utama :
 Haid lebih banyak
 Timbul bercak/flek-flek
 Keram
 Nyeri haid (Varney, 2004)

3. Riwayat Kesehatan Klien :


a. Riwayat Kesehatan yang lalu
Penyakit/ Kelainan Reproduksi :
- Kelainan bawaaan uterus yang abnorma :
- Penyakit Paru-paru :
Penyakit Saluran Pencernaan :
Penyakit Ginjal & Saluran Kencing :
Penyakit Endokrin :
Penderita Diabetes mellistus tidak boleh
menggunakan metode AKBK
Penyakit Saraf :
Penyakit Jiwa :
Penyakit Sistem imunologi :
Penyakit Infeksi :
124

Sedang mengalami Riwayat Kesehatan sekarang:


Berisi riwayat perjalanan penyakit mulai klien merasakan
keluhan s/d pengkajian saat ini (sebelum diberikan asuhan)
4. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Mengkaji riwayat penyakit menurun (asma, hipertensi, DM,
hemofilia, kanker payudara) menular (hepatitis, TBC, HIV/AIDS)
menahun (jantung, asma)
(Fraser & Cooper, 2009)
5. Riwayat Menstruasi
Riwayat menstruasi yang dikaji adalah siklus, lama haid,
banyaknya, warna, nyeri haid, keluhan waktu haid, dan amenore.

6. Riwayat Obstetri

Kehamilan Persalinan Anak Nifas


N
BB/ Abnorm
o. Suami Ank UK Peny Jns Pnlg Tmpt Peny JK H M Laktasi Peny
PB alitas

- Nulipara dan yang telah memiliki anak, bahkan sudah memiliki


banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi, atau setelah
mengalami abortus boleh menggunakan Kontrasepsi progestin.
- AKBK boleh digunakan dalam keadaan nulipara
7. Riwayat Kontrasepsi
Pemakaian kontrasepsi yang perlu dikaji adalah jenis alat
kntrasepsi, lama, kapan awal pemakaian, dan pelepasan, serta
125

komplikasi yang terjadi selama pemakaian. Pemakaian


kontrasepsi sebelumnya dapat menjadi tolak ukur penggunaan
kontrasepsi sellanjutnya.
8. Pola Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan
Nutrisi
Eliminasi
Istirahat
Tingkat aktivtas seseorang dapat mempengaruhi
Aktivitas pengambilan keputusan dalam kesehatannya
(Arikunto:2002)

Personal
Hygiene

Kebiasaan merokok dan mengkonsumsi obat


tertentu (epilepsy dan tuberculosis) dapat
Kebiasaan mempengaruhi penetapan pemilihan metode
kontrasepsi. (Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi : 2011)
Metode Kontrasepsi Inplant tidak dapat
melindungi dari penyakit menular seksual
Seksualitas
(PMS)/HIV
(Varney, 2004)

9. Riwayat Psikososiokultural Spiritual


Masih kuat kepercayaan di kalangan masyarakat muslim bahwa
setiap mahluk yang diciptakan tuhan pasti diberi rezeki untuk itu
tidak khawatir memiliki jumlah anak yang banyak.
(Prawirohardjo, S. 2003)
O:
1. Pemeriksaan Umum
126

Kesadaran : Compos Mentis


Tanda Vital :
- Tekanan darah tinggi >180/110 mmHg, atau diastolik >
90 mmHg atau sistolik > 160 mmHg tidak boleh
menggunakan alat kontrasepsi hormon metode kontrasepsi
non hormonal merupakan pilihan yang lebih baik (buku
panduan praktis pelayanan KB hal : MK-31)
- Nyeri dada hebat, batuk, napas pendek, Nadi > 100x/menit
merupakan keadaan yang perlu mendapatkan perhatian
dimana memungkinkan masalah yang mungkin terjadi
seperti serangan jantung atau bekuan darah di dalam
paru.

- Tekanan darah tinggi tidak boleh menggunakan metode


KB AKBK
Antropometri :
Berat badan sekarang :
Ibu yang terlalu gemuk (obesitas )tidak boleh
mengunakan metode KBAKBK
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
 Kepala :tidak tampak lesi, tampak bersih, tidak
tampak benjolan, distribusi rambut merata.
 Wajah : tidak tampak pucat, tampak simetris
 Mata :
- Sklera berwarna kuning menandakan kemungkinan
indikasi adanya/penyakit hati pemilihan alat
kontrasepsi nonhormonal lebih diutamakan
 Hidung : tampak simetris, tidak tampak
pengeluaran/secret, tidak tampak benjolan
127

 Mulut : tampak simetris, tampak lembab, tampak


bersih, tidak tampak stomatitis, lidah
tampak bersih
 Telinga : tampak simetris, tidak tampak
secret/serumen
 Leher : tidak tampak pembesaran pada kelenjar
tiroid, getah bening, dan vena jugularis
 Dada :
- Nyeri dada dan paha perlu dilakukan tindakan
evaluasi lebih lanjut untuk menentukan penggunaan
alat kontrasepsi implant.

 Payudara :
- Penderita tumor jinak atau kanker payudara tidak
boleh menggunakan metode AKBK
 Abdomen :
- Tidak tampak bekas luka operasi, tidak tampak
asites, tidak tampak linea ataupun striae.
 Genitalia :
- Perdarahan vagina yang tidak diketahui sampai
dapat dievaluasi tidak boleh mengunakan metode
AKB
- Tampak adanya varises pada vagina tidak boleh
menngunakan metode AKBK
 Ekstermitas :
- Tampak adanya varises pada tungkai tidak boleh
menngunakan metode AKBK.
Palpasi
 Kepala : tidak teraba benjolan, tidak ada lesi
128

 Wajah : tidak teraba oedema


 Mata : tidak teraba oedema pada konjungtiva
 Hidung : tidak teraba benjolan
 Telinga : tidak teraba benjolan
 Leher : tidak teraba oedema pada vena jugularis,
kelenjar tiroid, dan kelenjar getah bening
 Payudara :
- Terabanya benjolan yang dapat menandakan adanya
kemungkinan akseptor menderita tumor jinak atau
kanker payudara tidak boleh menggunakan metode
AKBK.
-

 Abdomen : tidak teraba massa/ benjolan


 Genitalia :
- adanya varises pada vulva tidak boleh
menggunakan metode AKBK
 Ekstermitas :
- teraba adanya varises pada tungkai tidak boleh
menngunakan metode AKBK.
Auskultasi :
- Nafas terdengar vesikuler
- Tidak terdengar suara nafas tambahan
- Bising usus 5-35 x/menit
Perkusi :
- Refleks Ekstremitas atas
Refleks Bisep (+)
Refleks Trisep (+)
- Refleks Ekstremitas Bawah
Patella (+)
129

Cavilari Refil kembali dalam waktu < 2 detik


Homan Sign (-)
3. Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan Laboraturium :
- HB:
- PP test
II. INTERPRETASI DATA DASAR
Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat
merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik
Diagnosis : PAPAH usia ……. Dengan Akseptor KB AKBK
Masalah : hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman hal yang
sedang dialami klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang
menyertai diagnosis.
III.IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL
Langkah ini diambil berdasarkan diagnosis dan masalah aktual yang telah
diidentifikasi. Pada langkah ini juga dituntut untuk merumuskan tindakan
antisipasi agar diagnosis/masalah potensial tersebut tidak terjadi.

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Langkah ini mencakup rumusan tindakan emergensi/darurat yang harus
dilakukan secara mandiri, kolaborasi, atau bersifat rujukan.
V. INTERVENSI
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh sebagai kelanjutan
manajemen terhadap diagnosis dan masalah yang telah diidentifikasi.
1. Beritahukan hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu
Rasional : Informasi yang jelas dapat mempermudah komunikasi
petugas dan klien untuk tindakan selanjutnya
2. Beritahukan kepada ibu tindakan pelayanan kontrasepsi yang akan
dilakukan
Rasional : Agar pasien lebih siap dan kooperatif dalam setiap
pelaksanaan tindakan
130

3. Berikan pelayanan metode kontrasepsi sesuai kebutuhan klien


Rasional : Tindakan pelayanan metode kontrasepsi dilaksanakan
sesuai kebutuhan klien. Pastikan 5 T sebelum
memberikan pelayanan kontrasepsi (tepat pasien, tepat
tempat, tepat obat, tepat dosis, tepat waktu).
4. Lakukan tindakan pasca pelayanan metode kontrasepsi
Rasional : Memberitahukan informasi mengenai KB yang digunakan
berguna untuk mengingatkan klien. Membersihkan alat-
alat yang telah dipakai, merapikan klien, dan mencuci
tangan merupakan tindakan pencegahan infeksi yang
penting dalam setiap tindakan.

5. Lakukan pencatatan pada kartu kunjungan klien dan anjurkan ibu untuk
melakukan kunjungan ulang
Rasional : Pendokumentasian serta evaluasi terhadap tindakan yang
telah dilakukan pada kartu kunjungan klien dapat
menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasanganatau
pemberian KB. Keterlambatan jadwal kunjungan ulang
akan mempengaruhi efektivitas dari cara pemakaian atau
penggunaan KB
6. Jelaskan kembali tentang kekurangan atau kerugian serta efek samping
KB yang digunakan/ingin digunakan klien
Rasional : Penjelasan tentang kekurangan dan kerugian serta efek
samping kb dapat menjadi pertimbangan ibu dalam
menentukan kontrasepsi yang akan digunakan dan
mengingatkan kembali kepada ibu mengenai efek
samping KB, hal ini juga dapat mengurangi kecemasan
pada ibu
VI. IMPLEMENTASI
131

Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana


asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan
kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk
SOAP.
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Asuhan Kebidanan Antenatal Fisiologis


1. Asuhan Kebidanan Antenatal Fisiologis Kunjungan I
Tanggal Pengkajian : 16 Desember 2020
Waktu Pengkajian : 16.00 WITA
Tempat Pengkajian : Puskesmas loa Ipuh
Nama Pengkaji : Nurhasanah
S:
1. Identitas Klien
Nama Ibu : Ny.I Nama Suami : Tn.A
Umur : 38 tahun Umur : 42 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Kutai Suku : Kutai
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Kartini,No.02,RT.32,Kel.Loa Ipuh
2. Alasan Datang Periksa/Keluhan Utama
Ibu datang ingin memeriksakan kehamilannya dan mengeluh ada
nyeri perut bawah.
3. Riwayat Kesehatan Klien
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit yang dapat menular
atau berpotensi menurun seperti hipertensi, hepatitis, jantung, asma,
diabetes melitus, TBC, ginjal, dll.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Di dalam keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang
dapat menular atau berpotensi menurun seperti hipertensi, hepatitis,
jantung, asma, diabetes melitus, TBC, ginjal serta tidak ada yang
memiliki riwayat keturunan kembar.

133
134

5. Riwayat Menstruasi
HPHT : 05 April 2020
TP : 10 Januari 2021
Ibu mengatakan pertama kali haid pada usia 13 tahun. Riwayat haid
ibu teratur dengan lama haid 5-7 hari, siklus haid ibu berkisar 28-30
hari. Ibu mengganti pembalut sebanyak 2-3 kali/ hari.
6. Riwayat Obstetrik
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
No Sua Abnor- Lktas
Anak UK Peny Jns Pnlg Tmpt Peny JK BB/PB H M Peny
mi malitas i
Tn. 1 BP 3200 gr/ Tdk ASI 2 Tdk
1. Aterm - Spt Bidan - L Ya -
A (2010) M 50 cm ada Bln ada
-
Tn. 2 Bidan 3400 gr / Ya Tdk ASI 1 Tdk
2. Aterm - Spt - P
A (2016) BPM 50 cm - ada Bln ada
3. Tn. Hamil ini
A

7. Riwayat Kehamilan
Ini merupakan kehamilan ibu yang ketua. Ibu rutin memeriksakan
kehamilannya di puskesmas dan praktek dokter SPOG sebanyak 1
kali. Ibu merasakan gerakan janin pertama kali saat memasuki usia
kehamilan 5 bulan dengan status TT 5 kali. Pada trimester pertama
mengeluh mual,saat trimester dua ibu tidak memiliki
keluhan.Memasuki trimester ketiga ibu memiliki keluhan kadang
merasakan nyeri perut bawah. Ibu rutin meminum satu tablet
penambah darah dan kalsium setiap harinya.
Pendidikan kesehatan yang telah ibu dapatkan antara lain mengenai
istirahat cukup ,tanda bahaya dalam kehamilan dan tanda-tanda
persalinan.
Selama hamil, ibu tidak sedang menjalani pengobatan ataupun
mengkonsumsi obat tertentu, hanya mendapatkan tablet penambah
darah dan tablet kalsium dari Puskesmas.

8. Riwayat Ginekologi
135

Ibu tidak sedang atau memiliki penyakit vaginitis, endometritis,


endometriosis, kanker serviks, mioma uteri, kista ovarium, PID dan
penyakit lain.
9. Riwayat kontrasepsi
Ibu pernah menggunakan alat/metode kontrasepsi hormonal yaitu pil
kombinasi selama ± 3 tahun, tidak ada keluhan. Ibu menggunakan
KB karena keinginan diri sendiri dan suami.
10. Pola Fungsional Kesehatan

Pola Sebelum Hamil Saat Hamil


Nutrisi Makan 3x/hari, porsi menu seimbang Makan 3x/hari, porsi menu seimbang
Minum air putih ± 6-8 gelas/hari. Minum air putih ± 6-8 gelas/hari.
Tidak ada keluhan dalam pemenuhan Tidak ada keluhan dalam pemenuhan
nutrisi, nafsu makan baik nutrisi, nafsu makan baik
Eliminasi BAK : 4-6x/hari, berwarna kuning BAK :5-6x/hari, berwarna kuning
jernih, keluhan tidak ada. jernih, tidak ada keluhan.
BAB: 1x/hari, berwarna kuning BAB :1x/hari, berwarna cokelat
cokelatan , konsistensi padat, tidak ada kehitaman, konsistensi padat, tidak ada
keluhan. keluhan.
Istirahat Siang : ± 1-2 jam/hari Siang : ± 1 jam/hari
Malam : ± 6-7 jam/hari Malam : ± 6-7 jam/hari
Tidak ada gangguan pola tidur Tidak ada gangguan pola tidur
Aktivitas Membereskan rumah,mengasuh anak Membereskan rumah, mengasuh anak
Personal Mandi 2x/hari, Ganti baju 2x/hari, Mandi 2x/hari, Ganti baju 2x/hari,
Hygiene Ganti celana dalam 2-3x/hari Ganti celana dalam 2-3 x/hari
Kebiasaan Tidak merokok, tidak minum alcohol, Tidak merokok, tidak minum alcohol,
tidak menggunakan narkoba dan obat- tidak menggunakan narkoba dan obat-
obatan terlarang. obatan terlarang.
Seksualitas ± 1-2x/minggu 1 kali sebulan,karena suami kerja di
Balikpapan

11. Riwayat Psikososiokultural Spiritual


136

Kehamilan ini sangat di inginkan oleh ibu dan suami. Keluarga


senang dan menerima kehamilan. Ini merupakan pernikahan
pertama ibu dengan suami, lama menikah ± 10 tahun, status
pernikahan sah, dan kehamilan ini merupakan kehamilan ketiga
ibu.Dalam keluarga ibu tidak memiliki adat istiadat ataupun tradisi
yang dapat mempengaruhi kehamilan.Ibu rutin beribadah, dan
tidak ada tradisi spiritual yang dapat membahayakan ibu dan janin.
O:
1. PemeriksaanUmum
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital :
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Pernapasan : 16 x/menit
Suhu : 36,50C
Antropometri :
Berat badan sebelum hamil : 60 kg
Berat badan saat ini : 70 kg
Tinggi Badan : 157,5 cm
LILA : 28 cm

2. PemeriksaanFisik

Kepala : Simetris, bersih, tidak ada lesi, distribusi rambut merata,


warna rambut hitam, konstruksi rambut kuat, tidak teraba
benjolan /massa.
Wajah : Simetris, tidak ada kloasma gravidarum,tidak pucat, tidak
teraba benjolan/massa, tidak ada oedem
Mata : Simetris, konjungtiva berwarna merah muda, seklera
berwarna putih, tidak ada oedema pada kelopak mata
137

Telinga : Simetris, tidak ada serumen yang berlebihan dan tidak


pengeluaran cairan
Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada pernapasan cuping
hidung, tidak ada kemerah mukosa hidung
Mulut : Simetris, bibir lembab tidak pucat,lidah bersih dan tidak
tremor, tidak ada stomatitis ataupun caries gigi.
Leher : Hiperpigmentasi, tidak ada pembesaran pada vena
jugularis,tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar
tiroid.
Dada : Simetris, tidak retraksi dinding dada, tidak ada penggunaan
otot bantu pernafasan, irama jantung terdengar teratur,
suara nafas vesikuler tidak terdengar suara nafas tambah
ronchi dan wheezing .
Payudara: Simetris, sudah ada pengeluaran kolostrum, ada
hiperpigmentasi pada areola mammae, puting susu
menonjol, tidak teraba massa/oedem, tidak teraba benjolan,
tidak ada diipling dan tidak ada pembesaran kelenjar pada
daerah ketiak.
Abdomen: Tidak tampak striae, ada linea nigra, tampak pembesaran
sesuai usia kehamilan, simetris, tidak ada bekas operasi.
TFU : 30 cm ( menggunakanMc Donald)
Leopold I : Pada fundus teraba bagian lunak, kurang bulat
dan kurang melenting ( teraba bagian bokong
janin di fundus uteri )
Leopold II : Teraba bagian panjang dan keras seperti papan
pada sebelah kiri ibu dan dibagian
sebaliknya teraba bagian kecil janin ( teraba
bagian punggung bayi di sebelah kiri ibu –
Puki )
Leopold III : Teraba bagian bawah janin yaitu teraba keras,
bulat, dan melenting dan bagian terendah
138

janin masih dapat digoyangkan ( pada bagian


bawah Rahim ibu teraba kepala janin dan
belum masuk semuanya di PAP )
Leopold IV : Sebagian kecil bagian terendah janin belum
masuk panggul (Konvergen).
TBJ: (30-12) x 155) = 2790 gram.
DJJ : 146 x/menit, Punctum maksimum terletak pada
kuadran kiri bawah.
Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
Anus : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas :
- Ekstremitas atas simetris, sama panjang,tidak ada
oedema, cavilari refil kembali dalam waktu ≤ 2 detik
reflex bisep (+) dan reflex trisep (+)
- Ekstremitas bawah simetris, sama panjang, tidak varises
dan oedema tungkai, cavilari refill kembali dalam waktu
≤ 2 detik, homan sign (-), refleks Babinski (-) dan
refleks patella (+).
3. Pemeriksaan Penunjang
A. Pemeriksaan Laboratorium (sudah dilakukan pada kunjungan
sebelumnya)
Hb : 11 gr/dL (tgl. 06-12-2020)
HbsAg : Non Reaktif (tgl.06-12-2020)
HIV : Non Reaktif (tgl.06-12-2020)
A. Diagnosis : G3P2002, usia kehamilan 36 minggu 4 hari Janin tunggal hidup
intra uterine
Masalah : Nyeri perut bawah
Kebutuhan : KIE tentang ketidaknyamam pada trimester
III
Diagnosa Potensial : Tidak ada
139

Masalah Potensial : Potensial terjadi persalinan preterm apabila


nyeri perut terjadi terus-menerus dan
semakin lama semakin sering.
Tindakan Segera : Tidak ada

P:

Tanggal/
Penatalaksanaan Paraf
Jam
16-12-2020 -Menjelaskan hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu Mahasiswa
16.00 WITA -Hasil pemeriksaan : Tekanan darah 120/80 mmHg ,Nadi 88
x/menit,Pernapasan 16 x/menit,Suhu 36,50C,
BB sebelum hamil 60 kg,BB saat ini 70 kg,TB 157,5 cm LILA
28 cm, pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan,TFu sesuai
usia kehamilan 30 cm,bagian terendah kepala,belum masuk
PAP,DJA terdengar pada punctum maksium kuadran kiri
bawah,Frekuensi 146 x/menit.keadaan janin secaraumum baik.
- Evaluasi:

Ibu mengetahui kondisi dirinya dan bayinya.


16.15 WITA -Memberikan KIE tentang ketidak nyamanan pada trimester Mahasiswa
III,Nyeri perut bawah
-Ketidaknyaman pada trimester III,salah satunya nyeri perut bawah
yang merupakan kejadian fisiologis pada ibu hamil,dan bias diatasi
dengan cara beristirahat sejenak,ambil posisi berbaring dan miring
ke kiri.
-Evaluasi:
Ibu mengerti sebab dari ketidaknyamanan yang dialami
Ibu dapat mengulang kembali penjelasan yang diberikandan
bersedia melakukan apa yang dianjurkan.
16.20 WITA -Memberikan KIE tentang Tanda bahaya kehamilan Mahasiswa
-Tanda bahaya kehamilan pada trimester 3,meliputi :
Pergerakan janin yang kurang,perdarahan pada hamil tua dan air
ketuban yang keluar sebelum waktunya,selaput kelopak mata
pucat,nyeri perut hebat,bengkak pada muka dan tangan serta nyeri
140

kepala yang hebat.


- Evaluasi :
Ibu mengerti tentang tanda bahaya pada kehamilan trimester III
16.25 WITA - Memberikan KIE tentang protocol kesehatan selama pandemic Mahasiswa
covid-19.
- Protokol kesehatan selama masa pandemic covid-19 yang meliputi
3M : Memakai masker,menjaga jarak dan mencuci tangan.
- Evaluasi :

Ibu mengerti tentang protocol kesehatan di masa pandemic covid-


19.
16.30 WITA - Melakukan kontrak waktu untuk kunjungan berikutnya Mahasiswa
- Menjadwalkan kunjungan berikutnya yaitu pada tanggal 22
Desember 2020 mahasiswa akan melakukan pemeriksaan
kehamilan kembali
- Evaluasi:
Ibu bersedia melakukan pemeriksaan kehamilan tanggal 22
Desember 2020
-Mengucapkan terima kasih pada ibu

2.
3. Asuhan Kebidanan Antenatal Fisiologis Kunjungan II
Tanggal Pengkajian : 22 Desember 2020
Waktu Pengkajian : 13.00 WITA
Tempat pengkajian : Puskesmas loa Ipuh
Nama Pengkaji : Nurhasanah
S:
1. Alasan Datang Periksa / Keluhan Utama
Susah tidur pada malam hari

2. Pola Fungsional Kesehatan


141

Pola Sebelum Hamil Saat Hamil

Makan 3x/hari, porsi makan menu


Saat ini Ibu makan 3x/hari porsi
seimbang
menu seimbang
Nutrisi Minum air putih ± 6-7 gelas/hari.
Minum air putih 7-8 gelas/hari, tidak
Tidak ada keluhan dalam pemenuhan
ada masalah dengan nafsu makan
nutrisi, nafsu makan baik
BAK : 4-6x/hari, berwarna kuning BAK 7-8x hari warna kuning jernih
jernih, keluhan tidak ada. keluhan tidak ada.
Eliminasi BAB : 1x/hari, berwarna kuning BAB 1 kali hari berwarna cokelat
kecoklatan, konsistensi padat, tidak ada kehitaman, konsistensi padat, tidak
keluhan. ada keluhan.
Siang : ± 1-2 jam/hari Siang : ± 1 jam/hari
Istirahat Malam : ± 6-7 jam/hari Malam : ± 2-3 jam / hari
Tada gangguan pola tidur ada gangguan pola tidur
Aktivitas Membereskan rumah, mengasuh anak Ibu mengerjakan pekerjaan ringan
tidak tahan berlama-lama melakukan
pekerjaan rumah karena perut sdh
semakin teras a berat.
Personal Mandi 2x/hari, Ganti baju 2x/hari, Ganti Mandi 2x/hari, ganti baju 2-3x/hari,
Hygiene celana dalam 2-3x/hari ganti celana dalam 2-3x/hari.
Tidak merokok, tidak minum alcohol, Tidak merokok, tidak minum alcohol,
Kebiasaan tidak menggunakan narkoba dan obat- tidak menggunakan narkoba dan
obatan terlarang. obat-obatan terlarang.
Seksualitas ± 1-2x/minggu 1 x/bulan,karena suami di Balikpapan

O:
1. PemeriksaanUmum
142

Keadaan Umum : Baik


Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital :
Tekanandarah : 120/76 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,30C
Antropometri :
Berat badan sebelum hamil : 60 kg
Berat badan saat ini : 70 kg
Tinggi Badan : 157,5 cm
LILA : 28 cm

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Simetris, bersih, tidak ada lesi, distribusi rambut merata,
warna rambut hitam, konstruksi rambut kuat, tidak
teraba benjolan/massa.
Wajah : Simetris, tidak ada kloasma gravidarum, tidak pucat, tidak
teraba benjolan/massa, tidak ada oedem
Mata : Simetris, konjungtiva berwarna merah muda, seklera
berwarna putih, tidak ada oedema pada kelopak mata
Telinga : Simetris, tidak ada serumen yang berlebihan dan tidak ada
pengeluaran cairan
Hidung : Simetris, tidak ada polip, kebersihan cukup, tidak ada
pernapasan cuping hidung.
Mulut : Simetris, bibir lembab dan tidak pucat, lidah bersih dan
tremor, tidak ada stomatitis atau pun caries gigi

Leher : Tidak hiperpigmentasi, tidak ada pembesaran pada vena


jugularis, kelenjar limfe, dan kelenjar tiroid.
143

Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada


penggunaan otot bantu pernafasan, irama jantung
terdengar teratur, suara nafas vesikuler tidak terdengar
suara nafas tambahan ronchi dan wheezing .
Payudara: Simetris, tidak ada dimpling, sudah ada pengeluaran
kolostrum pada payudara sebelah kiri, tampak
hiperpigmentasi pada areolla mammae, puting susu
menonjol, tidak teraba massa/benjolan, tidak teraba
pembesaran kelenjar pada daerah ketiak.
Abdomen: Tidak ada striae, linea nigra, pembesaran sesuai usia
kehamilan, simetris, tidak ada bekas operasi. TFU : 31 cm
( menggunakanMc Donald)
Leopold I : Pada fundus teraba bagian lunak, kurang bulat
dan kurang melenting ( teraba bagian bokong
janin di fundus uteri )
Leopold II : Teraba bagian panjang dan keras seperti papan
pada sebelah kiri ibu dan dibagian
sebaliknya teraba bagian kecil janin ( teraba
bagian punggung bayi di sebelah kiri ibu –
Puki )
Leopold III : Teraba bagian bawah janin yaitu teraba keras,
bulat, dan melenting dan bagian terendah
janin masih dapat digoyangkan ( pada bagian
bawah Rahim ibu teraba kepala janin dan
belum masuk semuanya di PAP )
Leopold IV : Sebagian kecil bagian terendah janin sudah
masuk panggul (divergen).
TBJ: (31-11) x 155) = 3100 gram.
DJJ : 148 x/menit, Punctum maksimum terletak pada
kuadran kiri bawah.
Ekstremitas :
144

- Ekstremitas atas simetris, sama panjang,tidak ada


oedema, cavilari refill kembali dalam waktu ≤ 2 detik
reflex bisep (+) dan reflekstrisep ( +)
- Ekstremitas bawah simetris, sama panjang, tidak varises
dan oedema tungkai, cavilari refill kembali dalam waktu
≤ 2detik, homan sign (-), refleks Babinski (-) dan refleks
patella (+).
3. Pemeriksaan Penunjang
USG pada tanggal 15-12-2020,hasil
Janin tunggal,intra uterine,letak kepala,TBJ. 3100 gr, Jenis kelamin :
Perempuan.
A:
Diagnosis : G3P2002, usia kehamilan 37 minggu 2 hari
Janin tunggal hidup intra uterine
Masalah : Susah tidur di malam hari
Kebutuhan : KIE tetang ketidaknyamanan pada kehamilan
trimester 3,gangguan pola tidur
Diagnosa Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Potensial terjadi peningkatan tekanan darah
Pada ibu hamil dikarenakan frekuensi tidur
kurang dari 5 jam sehari,hal ini dapat memacu
hormon endothelin dan vasopressin yang
berpengaruh pada peningkatan tekanan darah.
Tindakan Segera : Tidak ada

P:
Jam Penatalaksanaan Paraf
145

13.10 - Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kepada ibu Mahasiswa
Wita - Hasil pemeriksaan secara keseluruhan keadaan ibu dan janin
dalam kondisi baik.
- Eveluasi :
Ibu mengetahui kondisi dirinya dan bayinya dalam keadaan
baik.
13.15 -Memberikan KIE tentang ketidak nyamanan pada trimester Mahasiswa
Wita III,gangguan pola tidur
-Ketidaknyaman pada trimester III,salah satunya adalah
insomnia,hal ini merupakan hal yang fisiologis terjadi pada ibu
hamil trimester 3,hal ini dapat diatasi dengan ibu hamil mencoba
bermeditasi atau menyetel musicyang lembut sebelum tidur,dan
mengatur posisi todur miring kekiri dengan di sela kaki ditopang
dengan guling dan posisi bantal sampai ke punggung.
-Evaluasi:
Ibu mengerti sebab dari ketidaknyamanan yang dialami
Ibu dapat mengulang kembali penjelasan yang diberikandan
bersedia melakukan apa yang dianjurkan.
13.18 - Memberikan KIE tentang Persiapan persalinan Mahasiswa
Wita -Persiapan persalinan,meliputi ;tempat persalianan,tenaga yang
menolong persalianan,biaya dan keluaraga yang menemani serta
calon donor darah.
- Evaluasi :

Ibu mengerti tentang persiapan persalinan,


Ibu mau melaksanakan apa yang dianjurkan dan sudah siap calon
donor darah.
13.21 - Memberikan KIE tentang tanda awal persalianan. Mahasiswa
Wita Tanda awal persalinan ( perut mules yang teratur,semakin sering
dan semakin lama,keluar lender campur darah atau cairan
ketuban dari jalan lahir)
- Evaluasi :

Ibu mengerti tentang ,tanda awal persalianan,

13.24 - Memberikan KIE tentang ASI Ekslusif. Mahasiswa


Wita - Menjelaskan tentang ASI Eklsusif ( Maanfaat ASI bagi ibu dan
bayi,menyusu saja selama 6 bulan)
146

- Evaluasi :

Ibu mengerti tentang manfaat ,ASI Ekslusif Ibu mau


melaksanakan apa yang dianjurkan tentang pemberian ASI
Ekslusif.
13.27 - Memberikan KIE tentang KB Pasca Salin Mahasiswa
Wita - Pascasalin ( Pengertian,manfaat,macam-macam KB Pasca Salin
- Evaluasi :

Ibu mengerti tentang KB Pascasalin.


Ibu mau melaksanakan apa yang dianjurkan dan akan
membicarakannya dengan suami
13.30 - Menganjurkan ibu untuk jalan-jalan dan olahraga ringan Mahasiswa
Wita - Menjelaskan kepada ibu untuk jalan –jalan di pagi hari atau
olahraga ringan karena dapatmembantu mempercepat penurunan
kepala janin
- Evaluasi:

Ibu mengerti dan mengatakan akan melakukan olah raga ringan


seperti jalan-jalan di pagi hari.
13.35 - Kontrak waktu untuk kunjungan berikutnya, Mahasiswa
Wita - Melakukan kesepakatan dengan ibu untuk kunjungan berikutnya
yaitu tanggal 4 Januari 2021
- Evaluasi:

Ibu bersedia untuk dating kembali pada tanggal 4 Januari 2021


Wajah ibu tampak ceria menunjukkan ekspresi senang

B. Asuhan Kebidanan Intranatal Fisiologis


Persalinan Kala I Fase Aktif
Tanggal Pengkajian : 12 Januari 2021
Waktu : 13.10 WITA
Tempat : BPM. Kiki Resky Amelia,S.ST
Oleh : Nurhasanah

S:
1. Keluhan Utama
147

Ibu mengatakan perutnya semakin sering terasa kencang-kencang dan


ada keluar lendir bercampur darah dari kemaluannya.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan pada tanggal 12 Januari 2021 ibu merasa perutnya
kencang-kencang sejak pukul 09.10 WITA, ada keluar lendir
bercampur darah dari kemaluannya, dan ibu masih bisa menahan
sakitnya sehingga ibu memilih berada di rumah saja dulu dan belum
memeriksakan ke bidan.Untuk mengurangi rasa sakitnya ibu bawa
jalan-jalan didalam rumah. Pada pukul 12.30 WITA sakit yang ibu
rasakan semakin sering dan teratur, ibu juga merasa sakit dan nyeri di
pinggang yang sering, ibu dan keluarga menghubungi bidan dengan
telpon dan bidan membawa ibu dan keluarga pergi ke BPM untuk
dilakukan pemeriksaan.
148

3. Pola Fungsional Kesehatan

Pola Di Rumah Di Klinik


Nutrisi Makan 3x/hari, porsi makan menu Ibu tidak ada makan. Minum air
seimbang mineral setengah botol ukuran sedang.
Minum air putih ± 5-6 gelas/hari.
Tidak ada keluhan dalam pemenuhan
nutrisi.
Eliminasi BAK : 5-6 x/hari, berwarna kuning BAK : 1x warna kuning jernih
jernih,, keluhan tidak ada.
Ibu tidak ada BAB hari ini. BAB : belum ada
Istirahat Siang : ± 1 jam/hari
Ibu belum ada tidur sejak datang ke
Malam : ± 3-4 jam/hari
Klinik
Tidak ada gangguan pola tidur
Aktivitas Di rumah Membereskan rumah, berbaring miring kiri untuk membantu
mengasuh anak proses penurunan kepala
Personal Mandi 2x/hari Ibu mandi sebelum datang ke Klinik
Hygiene Ganti baju 3x/hari sdh mandi pagi.
Ganti celana dalam 2-3x/hari
Kebiasaan Tidak merokok, tidak minum alcohol, Tidak merokok, tidak minum alcohol,
tidak menggunakan narkoba dan obat- tidak menggunakan narkoba dan obat-
obatan terlarang. obatan terlarang.
Seksualitas 1 kali/minggu Tidak ada

4. Riwayat Psikososiokultural Spiritual

Ibu merasa sedikit cemas dengan munculnya tanda-tanda persalinan. Ibu


yakin bisa melewati proses persalinan dengan baik dan suami sangat
senang ketika istrinya mau melahirkan. Didalam keluarga tidak ada adat
istiadat, kebiasaan-kebiasaan keluarga maupun lingkungan masyarakat
yang dapat merugikan atau memberikan pengaruh negatif pada persalinan
ibu.

O:
149

1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital :
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Pernapasan : 18 x/menit
Suhu : 36,30C
Antropometri :
Berat badan sebelum hamil : 60 kg
Berat badan saat ini : 72 kg
Tinggi Badan : 157 cm
LILA : 28 cm
2. Pemeriksaan Fisik

Kepala : Simetris, bersih, tidak ada lesi, distribusi rambut merata,


warna rambut hitam, konstruksi rambut kuat, tidak teraba
benjolan/massa.
Wajah : Simetris, tidak ada kloasma gravidarum, tidak pucat, tidak
teraba benjolan/massa, tidak teraba oedem
Mata : Simetris, konjungtiva berwarna merah muda, seklera
berwarna putih, tidak oedema pada kelopak mata.
Hidung : Simetris, tidak ada polip, kebersihan cukup, tidak ada
pernapasan cuping hidung.
Mulut : Simetris, tidak pucat, bibir lembab, lidah bersih dan tremor,
tidak ada stomatitis atau pun caries gigi
Telinga : Simetris, tidak ada serumen yang berlebihan dan tidak
berbau.
Leher : Tidak hiperpigmentasi, tidak ada bendungan pada vena
jugularis, tidak ada pembesaran pada kelenjar limfe, dan
kelenjar tiroid.
150

Dada : Simetris, tidak retraksi dinding dada, tidak ada penggunaan


otot bantu pernafasan, irama jantung terdengar teratur tidak
ada suara tambahan, suara nafas vesikuler tidak terdengar
suara tambahan ronchi dan wheezing.
Payudara: Simetris, hiperpigmentasi pada areolla mammae, puting
susu menonjol,ada pengeluaran colostrum saat di pencet,
tidak teraba massa, tidak teraba benjolan pembesaran
kelenjar pada daerah ketiak.
Abdomen: Ada linea nigra, tiadak ada strie, pembesaran sesuai usia
kehamilan, tidak ada bekas operasi. TFU : 32 cm
(menggunakan Mc Donald)
Leopold I : Pada fundus teraba bagian lunak, kurang bulat
dan kurang melenting.
Leopold II : Teraba bagian panjang dan keras seperti papan
pada sebelah kiri ibu dan dibagian sebaliknya
teraba bagian kecil janin.
Leopold III : Teraba bagian bawah janin yaitu teraba keras,
bulat, dan melenting dan bagian terendah janin
tidak dapat digoyangkan.
Leopold IV : bagian terendah janin sudah masuk panggul
(Konvergen)
TBJ: (32 -11) x 155) = 3255 gram.
DJJ : 140 x/menit, Punctum maksimum terletak pada
kuadran kiri bawah.
Genetalia: vulva dan vagina tidak edema, ada terdapat pengeluaran
lendir bercampur darah (bloodslym)
Anus : Tidak ada hemorrhoid
Ekstremitas:
- Ekstremitas atas simetris, sama panjang,tidak ada
oedema, cavilari refil kembali dalam waktu ≤ 2 detik
refleks bisep (+) dan refleks trisep (+)
151

- Ekstremitas bawah simetris dan sama panjang, tidakada


varises dan oedema tungkai, cavilari refill kembali
dalam waktu ≤ 2 detik, homan sign (-), refleks Babinski
(-) dan refleks patella (+)

3. Pemeriksaan Khusus

a. Pemeriksaan His : HIS : frekuensi 3 x 10’= 36”, intensitas kuat.

b. Pemeriksaan Dalam

Pukul : 13.15 WITA


Vulva / vagina tidak ada oedema, tidak ada varices, tidak teraba
pembesaran pada kelenjar bartholini, massa, dan jaringan parut, ada
lendir bercampur darah, tidak teraba benjolan dan tidak teraba polip
pada dinding vagina, pembukaan 5 cm, effacement 95%, penurunan
3/5, ketuban utuh, presentasi belakang kepala, denominator UUK kiri
depan arah jarum jam pukul 1, disekitar bagian terendah janin tidak
teraba bagian terkecil janin, penurunan kepala di Hodge II.
A : Diagnosis : G3P2002, usia kehamilan 40 minggu 2 hari
Janin tunggal hidup intra uterine kala I fase aktif
Masalah : Ibu cemas menghadapi persalinan
Kebutuhan : Suport mental dari petugas dan keluarga
Diagnosa Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada
Tindakan Segera : Tidak ada

P:
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
152

13.15 WITA Melakukan pemeriksaan fisik ibu hamil, pemeriksaan Mahasiswa


dalam dan observasi djj.
Evaluasi : pemeriksaan dalam batas normal

13.25 WITA Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan Mahasiswa
ibu dan janin dalam keadaan sehat, dan saat ini
pembukaan 5 cm
Evaluasi :
Ibu mengerti penjelasan yang diberikan

13.30 WITA Menganjurkan keluarga atau suami mendampingi ibu saat Mahasiswa
persalinan berlangsung
Evaluasi :
Suami ibu mendampingi saat ingin bersalin

13.35 WITA -Menganjurkan ibu untuk jalan-jalan untuk percepat Mahasiswa


penurunan kepala bayi dan atau berbaring dengan posisi
miring kiri supaya janin tetap mendapatkan oksigen dari
ibu.
Evaluasi :
Ibu memilih berbaring posisi miring kiri

13.45 WITA - Memeriksakan DJJ dan His Mahasiswa


Evaluasi
DJJ 145 His 4 x 10’ 40-50 detik
- Menyiapkan partus set dan APD serta kelengkapan
pertolongan persalinan lainnya.
Evaluasi :
Partus set telah tersedia, alat dalam partus set lengkap,
APD telah lengkap disiapkan, alat dekontaminasi alat
juga telah siap, washlap, tempat pakaian kotor, 2 buah
lampin bayi tersedia. Keseluruhan siap digunakan.

13.55 WITA Menyiapkan pakaian bayi dan pakaian ganti ibu Mahasiswa
Evaluasi :
Pakaian ibu (baju ganti, sarung, pempers, dan gurita) dan
pakaian bayi (lampin, popok, topi, sarung tangan dan
kaki) sudah tersedia dan siap dipakai.
153

14.05 WITA Mengajarkan Ibu teknik nafas dalam untuk mengurangi Mahasiswa
nyeri karena adanya kontraksi.
Evaluasi :
Ibu menarik nafas dalam seraya berbaring miring kiri. Ibu
merasa nyaman dengan posisi tersebut.
14.15 WITA Melakukan Observasi His Mahasiswa
Melakukan pemeriksaan DJJ
Evaluasi :
His : 5 x 10’ 55-60 detik
DJJ : 145 x/ menit
Ketuban pecah spontan cairan berwarna hijau

Melakukan pemeriksaan dalam Mahasiswa


Evaluasi :
Pembukaan ϕ 10 cm, ketuban (-) mekonium, penurunan
kepala HodgeIII, presentasi kepala, tidak ada bagian
terkecil janan
14.20 WITA Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan Mahasiswa
akan dilakukan pertolongan persalinan.
Evaluasi :
Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan

Persalinan Kala II
Tanggal pengkajian : 12 Januari 2021
Waktu pengkajian : 14.20 WITA

S:
Ibu mengatakan ingin meneran dan mengatakan ingin BAB keras

O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis
Tanda Vital : Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
154

Suhu : 36,80C
2. Pemeriksaan Fisik
Abdomen : DJJ terdengar jelas, teratur, frekuensi 146x/menit,
Kontraksi uterus 5 x 10 menit durasi 55 – 58 detik
dengan intesitas kuat.
Genetalia : adanya tekanan pada vagina dan anus, perineum
menonjol, vulva dan sfingter ani membuka.
3. Pemeriksaan Dalam
Tanggal : 12 Januari 2021
Jam : 14.21 WITA
Oleh : Bidan dan Nurhasanah
Pengeluaran lendir darah, pembukaan serviks 10 cm, ketuban jernih,
portio tidak teraba, presentasi kepala, denominator UUK, tidak teraba
bagian terkecil janin, penurunan kepala di H IV.
A:
Diagnosa : GIIIP2002 usia kehamilan 40 minngu 2 hari kala II
persalinan normal
Masalah : Tidak Ada
Diagnosis potensial : Tidak Ada
Masalah potensial : Tidak Ada
Kebutuhan segera : Tidak Ada

P:
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
14.23 Menjelaskan pada ibu dan keluarga bahwa pembukan telah Bidan
WITA lengkap dan ibu boleh mengejan pada saat kontraksi Mahasiswa
Evaluasi :
Ibu mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan
155

14.24 Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan dan Bidan


WITA menggunakan APD Mahasiswa
Evaluasi :
Alat pertolongan telah lengkap, dan penolong menggunakan
APD

Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan Bidan


dengan sabun di air mengalir. Mahasiswa
Evaluasi :
Perhiasan tidak dikenakan, tangan telah dicuci dengan
menggunakan sabun dan air mengalir dengan teknik mencuci
tangan 6 langkah.

14.24 Mengatur posisi yang nyaman untuk ibu dan membimbing ibu Bidan
WITA untuk meneran dengan baik dan benar. Mahasiswa
Evaluasi :
Ibu memilih posisi setengah duduk dan meneran ketika
kontraksi, dagu ditempelkan didada, mata melihat kearah
perut ibu

14.25 Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut Bidan


WITA ibu Mahasiswa

Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali Bidan


kelengkapan alat dan bahan Mahasiswa

Memakai sarung tangan steril Bidan


Evaluasi : Mahasiswa
Penolong telah menggunakan Sarung tangan steril
Bidan
Melahirkan kepala setelah kepala bayi membuka vulva 5-6 cm Mahasiswa
dengan cara mellindungi perineum dengan satu tangan yang
dilapisi duk steril. Tangan yang lain menahan kepala bayi
untuk mecegah dorsofleksi dan membantu lahirnya kepala
156

Evaluasi :
Perineum telah dilindungi dengan satu tangan yang dilapisi
duk steril dan kepala bayi telah lahir.

Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin. Bidan


Evaluasi: Mahasiswa
Tidak ada lilitan tali pusat pada leher bayi.

Menunggu hingga kepala janin melakukan putaran paksi luar Bidan


secara spontan. Mahasiswa
Evaluasi:
Kepala janin melakukan putaran paksi luar

Memegang secara bipariental. Menganjurkan kepada ibu Bidan


untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut menggerakan Mahasiswa
kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul
dibawah arkus pubis dan kemudian menggerakan arah atas
dan distal untuk melahirkan bahu belakang.

Evaluasi :
Ibu meneran saat ada kontraksi dan bahu bayi lahir
14.28 Melahirkan badan bayi dengan tangan kanan menyanggah Bidan
WITA kepala, lengan dan siku sebelah bawah dan gunakan tangan Mahasiswa
kiri untuk memegang lengan dan siku atas.
Evaluasi :
Tangan menyanggah kepala, lengan dan siku bayi
Melahirkan seluruh tungkai bayi dengan tangan kiri Bidan
menelusuri punggung hingga tungkai Mahasiswa
Evaluasi :
Tangan kiri melakukan sanggah susur untuk melahirkan tubuh
bayi,bayi telah lahir seluruhnya dan diletakan di atas perut
ibu.

Persalinan kala III


157

Tanggal pengkajian : 12 Januari 2021


Waktu pengkajian : 14.30 WITA
S:
Ibu mengatakan perutnya mules.
O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis.
2. Pemeriksaan Fisik
Abdomen : kandung kemih kosong, kontraksi baik, TFU
1 jari atas pusat
Genitalia : tali pusat terlihat memanjang dan ada semburan
darah secara tiba-tiba
A:
Diagnosis : GIIIP2002 Kala III Persalinan Normal
Masalah : Tidak ada
Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada

P:
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
14.32 Melakukan pemeriksaan balloten apakah ada janin kedua; Mahasiswa
WITA Evaluasi :
Tidak teraba adanya janin kedua
Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10
cm depan vulva
Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu di tepi Mahasiswa
atas simfisis, untuk mendeteksi kontraksi dan sambil
menegangkan tali pusat.
Evaluasi :
Uterus berkontraksi
Melakukan penegangan tali pusat dan dorongan Mahasiswa
dorsokranial, menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai
158

dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir.


Evaluasi :
Tali pusat tampak memanjang dan ada semburan darah
tiba-tiba
Melakukan penangkapan plasenta secara sirkuler jika Mahasiswa
plasenta sudah terlihat didepan vulva.
Evaluasi :
Plasenta lahir lengkap pada pukul 14.33 WITA
Melakukan masase pada fundus uteri secara sirkuler Mahasiswa
dengan tangan kiri hingga uterus berkontraksi.
Evaluasi :
Kontraksi uterus baik
14.34 Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan Mahasiswa
WITA tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon
dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukan
kedalam waskom yang tersedia.
Evaluasi :
Kotiledon + 19, selaput ketuban pada plasenta lengkap,
posisi tali pusat berada marginalis pada plasenta, panjang
tali pusat + 50 cm, tebal plasenta 2 cm, diameter plasenta
+ 15 cm, berat plasenta ± 500 gram.
14.36 Memeriksa jumlah perdarahan ibu Mahasiswa
WITA Evaluasi :
Jumlah perdarahan ibu ± 100 cc .

Persalinan kala IV
Tanggal pengkajian : 12 januari 2021
Waktu pengkajian : 14.35 WITA
S:
Ibu mengatakan perut agak mules–mules
O:
1. Pemeriksaan Umum
159

Keadaan umum : baik


Kesadaran : composmentis
Tanda Vital :
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 16 x/menit
Suhu : 36,7 0C
2. Pemeriksaan Fisik
Payudara : puting susu menonjol, belum ada pengeluaran
kolostrum
Abdomen : kontraksi baik, TFU sepusat, kandung kemih kosong.
Genetalia : terdapat pengeluaran darah, tidak ada laserasi jalan
lahir, perdarahan ±130 cc
A:
Diagnosis : P3003 kala IV Persalinan Normal
Masalah : Tidak ada
Diagnosa Potensial : Tidak ada
Masalah potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada

P:
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
14.40 Mengecek laserasi atau robekan jalan lahir perdarahan Mahasiswa
WITA selama kala III.
Evaluasi :
Perdarahan sebanyak + 130 cc dan terdapat robekan pada
vagina derajat 2 dan dilakukan heacting

Mengajarkan ibu cara melakukan masase uterus dan menilai Mahasiswa


kontraksi.
Evaluasi :
Ibu dapat mempraktikan dengan benar cara masase uterus.
160

15.10. Membersihkan ibu dengan air DTT dan mengenakan Mahasiswa


WITA pakaian ibu.
Evaluasi :
Ibu telah di bersihkan dan ibu sudah menggunakan pakaian
bersih dan setelah 2 jam post partum dipindahkan ke
ruangan nifas

15.15 Melakukan pemantauan Kala IV Mahasiswa


WITA Evaluasi : Terlampir di partograf

15.25 Mendekontaminasi alat dan tempat dengan larutan klorin Mahasiswa


WITA dan air DTT
Evaluasi :
Alat telah direndam dengan air klorin dan tempat telah
didekontaminasi dengan air DTT.

Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam laruran Mahasiswa


klorin 0,5 % untuk dekontaminasi ( 10 menit ) dan air DTT
Evaluasi :
Semua peralatan bekas pakai telah didekontaminasi
dilarutan klorin 0,5 % kemudian dilanjutkan dengan air
DTT
Mencuci alat setelah didekontaminasi menggunakan sabun
detergen hingga bersih kemudian dilakukan sterilisasi
dengan cara direbus menggunakan tempat khusus selama 20
menit.
Evaluasi :
Semua alat telah dicuci, disterilisasi, dan dirapikan

15.40 Melepas APD, membersihkan sarung tangan didalam Mahasiswa


WITA larutan klorin 0,5 %, melepaskan sarung tangan dalam
keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5
15.45 Mencuci tangan enam langkah Mahasiswa
WITA Evaluasi :
161

Mahasiswa telah mencuci tangan.


16.00 Memberikan ibu makan dan minum untuk mengembalikan Mahasiswa
WITA energi sesudah proses persalinan
Evaluasi :
Ibu makan nasi dan minum teh agar ibu memiliki energi
kembali setelah proses persalinan.
16.30 -Ibu dipindahkan dari ruang bersalin ke ruang nifas dan Mahasiswa
WITA bayi rawat gabung
Evaluasi:
Ibu sdh pindahkan ke ruangan nifas
-Memberikan KIE tentang :
1. Personal Hygiene yaitu memberitahu kepada ibu untuk
tidak takut BAB dan BAK dan cara membersihkan
BAB atau BAK yaitu dari bagian atas kebawah
Evaluasi :Ibu mengerti dengan penjelasan personal
Hygiene yang telah diberikan.
2. Perawatan luka jahitan yaitu memberi tahu ibu setelah
kencing mengeringkan daerah kewanitaannya
sehingga tidak lembap dan sesering mungkin
mengganti pembalut supaya luka jahitan cepat kering

Evaluasi :Ibu mengerti dengan penjelasan yang


diberikan
3. Asupan nutrisi pasca persalinan dengan menu
seimbang dan bergizi, kaya protein dan vitamin seperti
buah, sayur, daging, ikan dan vitamin

Evaluasi : ibu mengerti dengan penjelasan yang


diberikan
16.35 Melengkapi partograf Mahasiswa
WITA Evaluasi :
Partograf telah terisi

C. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologis


Tanggal Pengkajian : 12 Januari 2021
162

Waktu : 15.30 WITA


Tempat : BPM.Resky Amelia,S.ST
Oleh : Nurhasanah
S :
1. Identitas Klien
Nama : By. Ny. I
Tanggal Lahir/Umur : 12 Januari 2021 / 1 jam
Jenis Kelamin : Perempuan
2. Riwayat Kelahiran
Bayi lahir hidup pada tanggal 12 Januari 2021 jam 14.28 WITA di
BPM.Kiki Resky Amelia,S.ST,jenis kelamin perempuan, menangis kuat
dan bergerak dengan aktif, serta dilakukan IMD selama 1 jam.
3. Pola Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan
Nutrisi Bayi hanya minum ASI dan disusui oleh ibunya segera
setelah dilahirkan
Eliminasi BAB : 1x berwarna hijau kehitaman dengan konsistensi
lunak.
BAK : bayi belum ada BAK

O :
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Tanda vital :
Nadi : 148 kali/menit
Suhu : 36,8oC
Pernafasan : 50 kali/menit
Antropometri
Berat badan : 3.400 gram
Panjang badan : 52 cm
Lingkar kepala :
163

circumferensia suboccipito bregmatica : 32


cm
circumferensia fronto oksipito : 33
cm
circumferensia mento oksipito bregmatica : 34
cm

Lingkar dada : 35 cm
Lingkar perut : 33 cm
LILA : 12 cm

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : bentuk kepala bulat, terdapat UUK dan UUB tidak
terdapat caput succedaneum, cephal hematoma, dan
kelainan konginetal lainnya pada kepala bayi.
Mata : simetris, bersih, tidak ada kotoran atau perdarahan
Hidung : simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak
ada pengeluaran cairan dari lubang hidung
Telinga : simetris, terdapat lubang telinga, tidak terdapat
pengeluaran cairan dari lubang telinga
Mulut : simetris, tidak sianosis, terdapat palatum, tidak
terdapat kelainan konginetal pada mulut seperti
labioskizis dan labiopalatoskizis
Leher : pergerakan leher aktif
Dada : simetris, tidak terdapat retraksi dinding dada, bunyi
jantung normal, tidak terdengar suara nafas
tambahan
Abdomen : simetris, tidak teraba massa atau benjolan abnormal,
tidak kembung, pada tali pusat terdapat 2 arteri dan
1 vena, tidak ada perdarahan tali pusat
164

Punggung : simetris. tidak terdapat kelainan konginetal pada


punggung seperti spina bifida
Genetalia : testis telah turun pada skrotum
Anus : lubang anus positif.
Lanugo : terdapat lanugo pada bahu bayi
Verniks : terdapat verniks caseosa pada ketiak dan lipatan
pangkal paha bayi.
Ekstremitas :
bawah: simetris, tidak ada polidaktili, tidak ada
sindaktili, garis telapak tangan jelas
atas: simetris, tidak ada polidaktili, tidak ada
sindaktili, garis telapak tangan jelas, panjang
kuku melebihi ujung jari
3. Status Neurologis
a. Morro : Positif, Bayi tampak terkejut ketika dikejutkan
dengan suara
b. Rooting : Positif. Bayi tampak menoleh kearah sentuhan
ketika pipi bayi disentuh
c. Sucking : Positif. Bayi dapat menghisap dengan baik pada
saat menyusu.
d. Swallowing : Positif. Bayi dapat menelan ASI ketika menyusu.
e. Babinski : Positif. Ketika telapak kaki digesek, jari-jari kaki
bayi menekuk kebawah
f. Grasping : Positif. Ketika telapak tangan bayi disentuh, jari-
jari bayi menggenggam dengan kuat.
A :
Diagnosa : NCB-SMK usia 1 jam
Masalah : tidak ada
Diagnosis Potensial : tidak ada
Masalah potensial : tidak ada
Kebutuhan Segera : tidak ada
165

P:
Jam Penatalaksanaan Pelaksana

15.30 WITA Melakukan pemeriksaan fisik dan menjelaskan Mahasiswa


pada ibu bahwa hasil pemeriksaan bayi dalam
keadaan normal
Evaluasi :
Ibu mengerti mengenai hasil pemeriksaan
15.35 WITA Membungkus tali pusat dengan kasa steril. Mahasiswa
Evaluasi :
Keadaan tali pusat baik, tidak ada perdarahan tal
ipusat dan tanda –tanda infeksi tali pusat.
15.35 WITA Menjaga Kehangatan bayi dengan cara Mahasiswa
memakaikan baju, gurita, popok, topi
Evaluasi :
Bayi telah dipakaikan baju,gurita, popok, dan topi
15.37 WITA Meberitahu dan meminta ijin ibu dan suami untuk Mahasiswa
dilakukan penyuntikan Vit K pada bayi
Evaluasi:
Orang tua bayi meberikan ijin untuk dilakukan
penyuntikan Vit K pada bayinya
Memberikan injeksi Vit K 1 mg pada paha sebelah
kiri bayi secara IM sebanyak 0,5 cc
Evaluasi :
Bayi telah diberikan injeksi vit K

15.40 WITA Memberikan tetes mata pada masing-masing mata Mahasiswa


bayi secukupnya.
Evaluasi :
Bayi telah diberikan tetes mata
Menyerahkan bayi pada ayahnya untuk dilakukan
komat/adzan oleh orang tua bayi
Evaluasi :
166

Bayi dikomatkan / diazankan oleh ayahnya

15.42 WITA Memberikan penyuluhan kesehatan pada ibu Mahasiswa


tentang “cara merawat tali pusat”
Evaluasi :
Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan
15.43 WITA Manganjurkan ibu untuk menyusui bayinya ambil Mahasiswa
memantau keadaan umum bayi.
Evaluasi:
Bayi sedang menyusu pada ibunya

D. Asuhan Kebidanan Postnatal Fisiologis


Asuhan Kebidanan Postnatal Fisiologis Kunjungan I
Tanggal Pengkajian : 13 Januari 2021
Waktu : 14.30 WITA
Tempat : Rumah NY. I
Oleh : Nurhasanah

S :
2. Alasan Datang Periksa/ Keluhan Utama
Tidak ada keluhan
3. Riwayat Kesehatan/ Persalinan Sekarang
Ibu bersalin pada tanggal 12 Januari 2021 pada pukul 14.28 WITA
secara normal spontan pervaginam.
4. Riwayat Obstetri
Kehamilan Persalinan Anak Nifas
No
suami anak UK Peny Jns Pnlg Tmpt Peny JK BB/PB H M Abn Laktasi Peny
1 Tn .A 1 Aterm - Spt Bidan BPM - L 3200/50 12 th - - - -
2 Tn .A 2 Aterm - Spt Bidan BPM - P 3400/50 2th - - - -
3 Tn.A 3 Aterm - Spt Bidan BPM - P 5100/52 0hr - - -

5. Pola Fungsional Kesehatan


167

Pola Keterangan
Nutrisi Makan 3 kali setelah melahirkan, ibu makan dalam porsi
yang cukup, nasi, lauk dan sayur serta roti
Minum air putih ± 1000 cc.
Eliminasi BAK 4-5 x setelah melahirkan warna kuning jernih.
BAB belum ada setelah melahirkan.
Istirahat Malam : 4-5 jam/hari
Ada gangguan pola tidur karena ibu harus bangun untuk
menyusui bayinya
Aktivitas Mobilisasi baik, ibu juga menyusui bayinya.
Personal Mandi 1x sejak setelah melahirkan dan menganti pembalut
Hygiene saat terasa penuh
Seksualitas Tidak ada
Kebiasaan Ibu tidak memiliki kebiasaan merokok ataupun minum
alkohol.

Riway

6.Riwayat Psikososiokultural Spiritual


Psikologi : ibu merasa senang atas kelahiran anak Ketiga ini dan
merasa lega keadaan bayinya sehat.
Sosial : ibu dan suami sangat senang atas kelahiran bayinya dan
akan merawat bayinya dengan baik.
Kultural : tidak ada kebudayaan maupun kebiasaan atau adat
istiadat tertentu yang dapat mempengaruhi kesehatan
masa nifas ibu.
Spiritual : tidak ada kegiatan keagamaan maupun kebiasaan khusus
yang dapat mempengaruhi kesehatan masa nifas ibu.
O:
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital :
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Suhu : 36,7 oC,
168

Pernafasan : 16 kali/menit
BB Saat Hamil : 70 kg
Berat Badan saat ini : 63 kg
Tinggi Badan : 157,5cm
LILA : 28 cm

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : simetris, tidak ada lesi, warna rambut hitam, distribusi
rambut merata, kebersihan rambut baik, tidak
terdapat nyeri tekan, dan tidak teraba massa.
Wajah : simetris, tidak pucat, terdapat cloasma gravidarum,
tidak ada oedema
Mata : simetris, konjungtiva berwarna merah muda, sklera
berwarna putih, tidak terdapat pengeluaran kotoran,
tidak ada oedema pada palpebra
Hidung : simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung,
kebersihan cukup, tidak ada polip
Mulut : bibir lembab, tidak pucat, tidak ada stomatitis, tidak
terdapat caries dentis, lidah tremor, tidak terdapat
peradangan pada tonsil dan ovula.
Telinga : simetris, tidak terdapat pengeluaran cairan atau
serumen.
Leher : terdapat hiperpigmentasi pada leher ibu, tidak
terdapat pemebesaran kelenjar limfe dan tiroid, tidak
ada bendungan pada vena jugularis.
Dada : simetris, tidak terdapat retraksi dinding dada, suara
nafas vesikuler, tidak terdengar suara nafas
tambahan, bunyi jantung normal
Payudara :simetris, bersih, puting susu menonjol, terdapat
hiperpigmentasi pada areola mammae, tidak teraba
169

massa, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, belum


terdapat pengeluaran ASI.
Abdomen : terdapat linea nigra, tidak terdapat luka bekas operasi,
diastasis rektus abdominis ukurannya 11 x 3 cm, TFU
2 jari dibawah pusat, konsistensi keras, kontraksi
baik, dan kandung kemih kosong.
Genetalia : terdapat pengeluaran lochea rubra, terdapat luka
jahitan pada perineum
Anus : tidak terdapat hemoroid
Ekstremitas :
Atas : simetris, tidak oedem, CRT <2 detik, Reflek bisep
(+), reflek trisep (+).
Bawah : simetris, tidak oedem, tidak ada varices, tidak ada
tanda homan sign, CRT <2 detik, reflex patella (+),
reflex babynski (-), human sign (-).

3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Diagnostik lainnya : Tidak dilakukan

A:
Diagnosa : P3003 Postpartum normal hari ke1
Masalah : Tidak ada
Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan segera : Tidak ada

P:
Waktu Penatalaksanaan Pelaksana
14.35 Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dalam Mahasiswa
WITA batas normal
170

Evaluasi:
Ibu mengatakan mengerti tentang hasil pemeriksaan
14.40 Memberikan KIE tentang “ASI ekslusif” (SAP dan Leaflet
WITA terlampir). Mahasiswa
Evaluasi:
Ibu mengerti tentang ASI ekslusif dan berjanji akan
memberikan ASI ekslusif pada bayinya.
14.45 Memberikan KIE kesehatan tentang personal hygiene Mahasiswa
WITA kepada ibu untuk rajin menjaga kebersihan diri dan
bayinya. Mengajarkan ibu tentang perawatan luka jahitan
dengan senantiasa menjaga kelembaban, kebersihan
genetalia, serta mengeringkannya setelah BAK dan BAB,
mengganti pembalut 3-4 atau lebih sering bila terasa
penuh,. mengganti pakaian dalam minimal 2 kali sehari
serta mandi 2x sehari.
Evaluasi:
Ibu mengerti dan bersedia menjaga kebersihan dirinya
14.50 Memberikan KIE ttg tanda bahaya pada masa nifas dan
menganjurkan ibu agar segera memeriksakan diri ke
Puskesmas apabila mengalami hal seperti beriut :
sakit kepala hebat,demam tinggi,perdarahan yang
berlebihan,nyeri dada,nyeri pada betis, merasa sedih terus-
menerus

Evaluasi : Ibu mengerti dengan yang disampaiakan dan


berjanji akan segera memeriksakan diri bila mengalami hal-
hal seperti yang dijelaskan.
14.55 Memberikan informasi tentang nutrisi ibu nifas untuk Mahasiswa
WITA mengkonsumsi makanan yang bergizi yang banyak
mengandung zat pembangun, zat pengatur, seperti sayur,
protein( ikan, telur, tahu tempe), ditambah dengan buah
dan susu dan tidak ada makanan pantangan
Evaluasi:
171

Ibu mengerti penjelasan tentang nutrisi.


15.00 Memberitahu kepada ibu untuk tetap melakukan masase
WITA uterus
Evaluasi: Mahasiswa
Ibu mengerti akan penjelasan bahwa masase uterus akan
terus dilakukan dan pertahankan uterus untuk tetap keras
15.10 Memberitahukan kepada ibu bahwa mahasiswa akan Mahasiswa
WITA melakukan kunjungan ulang untuk memeriksakan
keadaan dirinya dan bayinya setelah melahirkan. Pada
tanggal 16 Januari 2021

Kunjungan II
Tanggal Pengkajian : 16 Januari 2021
Waktu : 16.00 WITA
Tempat : Puskesmas loa Ipuh
Oleh : Nurhasanah

S :
1. Alasan DatangPeriksa/ Keluhan Utama
Tidak ada keluhan yang mengganggu saat ini
2. Pola Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan
Nutrisi Makan 3-4 x/hari dengan porsi sedang yaitu nasi, sayur,
lauk pauk dan minum air putih 6-7 gelas/hari
Eliminasi BAK 3-4 x/hari warna kuning bening
BAB Ibu tidak ada BAB sejak melahirkan.
Istirahat Tidur siang ±2 jam
Tidur malam ±6 jam
Aktifitas Mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan menyusui bayi
Personal Mandi 2x/hari,ganti baju 2x/hari, dan ganti pembalut 2-3
Hygiene x/hari
172

Kebiasaan Ibu tidak merokok, tidak minum alkohol, tidak minum


jamu
dan obat – obatan

O :
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : composmentis
Tanda Vital :
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 78 kali/menit
Suhu : 36,7 oC
Pernafasan : 18 kali/menit
Antropometri :
BB Saat Ini : 62 kg
LILA : 28 cm

2. Pemeriksaan Fisik
Wajah : tidak pucat, tidak oedema
Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada
oedem palpebra
Mulut : bibir lembab, tidak pucat, tidak ada stomatitis, tidak
terdapat pembengkakan pada tonsil, tidak ada tanda
peradangan.
Payudara : bersih, puting susu tidak lecet, tidak teraba benjolan,
payudara bengakak teraba padat berisi dan nyeri saat
di tekan, pada payudara terdapat pengeluaran ASI.
173

Abdomen : kandung kemih kosong, diastasis rektus abdominis


ukurannya 11 x 2 cm, TFU 3 jari dibawah pusat,
konsistensi keras, kontraksi baik, dan kandung kemih
kosong.
Genitalia : terdapat luka bekas jahitan, bersih, dan tidak terdapat
tanda-tanda infeksi, terdapat pengeluaran lochea
sanguilenta
Ekstremitas :
Atas : simetris, tidak oedem, CRT <2detik Reflek bisep
(+), reflek trisep (+).
Bawah : kaki tidak oedema, tidak ada varices, tidak ada
tanda homan, CRT <2detik, homan sign (-),
babynski (-), reflek patella (+)
A:
Diagnosa : P3003 postpartum normal hari ke 4
Masalah : tidak ada BAB sejak habis melahirkan
Diagnosa Potensial : tidak ada
Masalah Potensial : tidak ada
Kebutuhan Segera : tidak ada

P :

Waktu Penatalaksanaan Pelaksana


16.05 Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dalam
WITA batas normal
Mahasiswa
Evaluasi :
Ibu mengerti mengenai hasil pemeriksaan
16.10 Membantu ibu mengatur posisi menyusui yang benar
WITA Evaluasi: Mahasiswa
Posisi ibu menyusui sudah benar
16.15 Memberikan KIE mengenai ASI Eksklusif, cara menyusui Mahasiswa
WITA yang baik dan benar, perawatan payudara,serta cara
174

menyimpan ASI yang baik dan benar.


Evaluasi :
Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan
16.20 Memberikan KIE tentang makanan yang bergizi dan
WITA mengandung banyak serat,agar pola eliminasi ibu lancar.
Evaluasi: Mahasiswa
Ibu mengatakan bahwa ibu mengerti tentang penjelasan yang
diberikan.
16.30 Melakukan kontrak waktu untuk kunjungan ibu berikutnya
WITA tanggal 26 Januari 2021
Mahasiswa
Evaluasi : Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang tanggal 26
Januari 2021

Kunjungan III
Tanggal Pengkajian : 28 Januari 2021
Waktu : 10.30 WITA
Tempat : Puskesmas loa Ipuh
Oleh : Nurhasanah

S:
1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak memiliki keluhan.
2. Pola Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan
Nutrisi Makan 3-4 x/hari dengan porsi sedang yaitu nasi, sayur,
lauk pauk dan minum air putih 10 gelas/hari
Eliminasi BAK 4-5 x/hari warna kuning bening
BAB 1x/hari konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan

Istirahat Tidur siang 1 jam


Tidur malam 7 jam
Aktifitas Mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan menyusui bayi
175

Personal Mandi 2x/hari,ganti baju 2x/hari, dan ganti pembalut 2-3


Hygiene x/hari
Kebiasaan Ibu tidak merokok, tidak minum alkohol, tidak minum
jamu
dan obat – obatan
O:
10. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : composmentis
Tanda Vital :
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 84 kali/menit
Suhu : 36,4oC
Pernafasan : 19 kali/menit.
Antropometri :
Berat Badan saat ini : 60 kg
LILA : 28 cm
11. Pemeriksaan Fisik
Wajah : tidak pucat, tidak teraba oedema
Mata : konjungtiva berwarna merah muda, sklera putih
Mulut : bibir lembab, tidak pucat, tidak ada stomatitis, tidak
terdapat pembengkakan pada tonsil, tidak ada tanda
peradangan.
Payudara : bersih, puting susu menonjol, terdapat pengeluaran ASI.
Abdomen : TFU tidak teraba
Genitalia : terdapat luka bekas jahitan, bersih, dan tidak terdapat
tanda-tanda infeksi, terdapat pengeluaran lochea serosa
A :
Diagnosa : P3003 postpartum normal hari ke 14
Masalah : tidak ada
Diagnosa Potensial : tidak ada
Masalah Potensial : tidak ada
176

Kebutuhan segera : tidak ada

P :
Waktu Penatalaksanaan Pelaksana
10.40 Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dalam Mahasiswa
WITA batas normal.
Evaluasi:
Ibu mengerti mengenai hasil pemeriksaan
10.45 Menjelaskan pada ibu tentang seksualitas setelah masa Mahasiswa
WITA nifas :
-Hubungan seks setelah masa nifas Jika Bunda melahirkan
secara normal, disarankan untuk menunda berhubungan
intim sampai masa nifas selesai atau sampai 6 minggu
setelah bersalin.,hal ini bertujuan agar organ reproduksi
Ubu cepat pulih dan menghindari terjadinya infeksi.
Evaluasi:
Ibu mengerti penjelasan yang diberikan
10.45 Memberikan KIE tentang pola istirahat masa nifas. Mahasiswa
WITA -Pola istirahat pada masa nifas , ibu membutuhkan
istirahat dan tidur yang cukup. Istirahat sangat
penting untuk ibu menyusui, serta untuk
memulihkan keadaannya setelah hamil dan
melahirkan. Kebutuhan
istirahat bagi ibu menyusui minimal 8 jam
sehari, dapat dipenuhi melalui istirahat malam
dan siang. Kurang istirahat/tidur pada ibu postpartum akan
mengakibatkan kurangnya suplai ASI,
memperlambat proses involusi uterus,
menyebabkan ketidakmampuan merawat bayi
serta depresi (Suhana, 2010).
Evaluasi:
Ibu dapat mengulang kembali penjelasan yang diberikan
10.50 Memberi KIE tentang alat kontrasepsi kepada ibu Mahasiswa
WITA Evaluasi
Ibu mengerti tentang alat kontrasepsi dan sudah memilih
177

memakai KB Implant
11.00 Meberikan penkes tentang imunisasi untuk bayi Mahasiswa
WITA Evaluasi:
Ibu mengerti tentang imunisasi dan mengimunisasi
bayinya sesuai jadwal

E. Asuhan Kebidanan Neonatus Fisiologis


Asuhan Kebidanan Neonatus Fisiologis Kunjungan I
Tanggal Pengkajian : 13 Januari 2021
Waktu : 15.30 WITA
Tempat : Rumah Ny.I
Oleh : Nurhasanah
S:
1. Keluhan Utama
Tidak ada keluhan.
2. Pola Fungsional Kesehatan

Pola Keterangan
Nutrisi Bayi diberi ASI
Eliminasi BAK 4x warna kuning jernih.
BAB 2x warna hijau kehitaman, konsistensi lunak
lengket
Bayi banyak tidur
Malam : ± 10-11 jam karena saat kunjungan usia bayi baru
1 hari

O :
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Tanda Vital :
Nadi : 110 kali/menit
Suhu : 36,7oC
178

Pernafasan : 46 kali/menit
Antropometri :
Berat Badan : 3.400 gram
Panjang badan: 52 cm
Lingkar kepala: 33 cm
Lingkar dada : 35 cm
Lingkar perut : 33 cm
LILA : 11 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : terdapat UUK dan UUB, fontanel datar.
Mata : Bersih, tidak ada kotoran atau perdarahan, sklera tidak
ikterus
Mulut : tidak sianosis, lidah bersih
Leher : pergerakan leher aktif
Dada : tidak terdapat retraksi dinding dada, bunyi jantung
normal, tidak terdengar suara nafas tambahan
Abdomen : tidak teraba massa atau benjolan abnormal, tali pusat
masih basah dan tampak 2 arteri dan 1 vena,tali pusat
berwarna putih, tidak ada perdarahan tali pusat,tali pusat
dibungkus kasa steril.
Kulit : berwarna kemerahan
Genitalia : tidak ada tanda diaper rush
3. Pemeriksaan Neurologis
- Morro : (+) Bayi tampak terkejut ketika dikejutkan dengan
suara
- Rooting : (+) Bayi tampak menoleh kearah sentuhan ketika
pipi bayi disentuh.
- Sucking : (+) Refleks isap baik.
- Swallowing : (+) Refleks menelan baik.
- Babinski : (+) Ketika telapak kaki bayi digesek, jari-jari kaki
bayi menekuk kebawah.
179

- Graf : (+) Ketika telapak tangan bayi disentuh, jari-jari


bayi menggenggam dengan kuat.
- Tonic nick : (+) Reflek bayi menahan lehernya saat digendong
A :
Diagnosa : NCB-SMK usia 1 hari
Masalah : tidak ada
Diagnosa potensial : tidak ada
Masalah potensial : tidak ada
Kebutuhan segera : tidak ada

P :
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
15.35 Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan pada Mahasiswa
WITA bayinya. Keadaan bayi dalam batas normal,tidak ada
kelainan.
Evaluasi :
Ibu mengerti dengan keadaan bayinya
15.40 Menjaga kehangatan bayi dan memperhatikan tanda Mahasiswa
WITA bahaya pada bayi
Evaluasi :
Bayi dibedong dengan menggunakan lampin dan bayi
dipakaikan topi, serta ibu mengetahui tanda bahaya
pada bayi seperti warna kulit bayi yang membiru.
15.45 Menjelaskan kepada ibu cara menyusui yang benar Mahasiswa
WITA dan perawatan tali pusat
Evaluasi :
Ibu mengerti tentang cara menyusui yang benar
serta cara merawat tali pusat

Kunjungan II
Tanggal Pengkajian : 16 Januari 2021
Waktu : 16.40 WITA
180

Tempat : Puskesmas loa Ipuh


Oleh : Nurhasanah
S :
1. Keluhan Utama
Tidak ada
2. Pola Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan
Nutrisi Bayi telah diberikan ASI tiap 2 jam atau on demand
BAK 4-5 x/hari warna kuning jernih
BAB 3-4x/hari warna kuning, kecoklatan, Konsistensi lunak
Istirahat Bayi lebih sering tidur.
Pagi : ± 8-9 jam
Malam : ± 10 jam
Personal Hygiene Popok diganti setiap kali basah
Baju/lampin bayi diganti setiap kali kotor

O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Tanda Vital :
Nadi : 139 kali/menit
Suhu : 36,8oC
Pernafasan : 44 kali/menit
Antropometri :
Berat Badan : 3200 gram
181

Panjang Badan : 52cm


LILA : 11 cm

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : terdapat ubun-ubun besar berbentuk berlian dan ubun
ubun kecil berbentuk segitiga.
Mata : bersih, tidak ada kotoran atau perdarahan, tidak ikterus
Mulut : tidak sianosis
Leher : pergerakan leher aktif
Dada : tidak terdapat retraksi dinding dada, bunyi jantung
normal, tidak terdengar suara nafas tambahan
Abdomen : tidak teraba massa tali pusat belum lepas
Kulit : tampak kuning /icterus sedikit di bagian wajah
Genitalia : tidak ada tanda diaper rush.
A :
Diagnosa : NCB SMK usia 4 hari dengan Ikterus Fisiologis
Masalah : tidak ada
Diagnosa potensial : tidak ada
Masalah potensial : tidak ada
Kebutuhan segera : tidak ada

P :
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
16.50 Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan pada Mahasiswa
WITA bayinya, Keadaan bayi dalam batas normal,tidak
ada kelainan.Tali pusat bayi belum putus dan
memberi tahu cara merawat tali pusat.
Evaluasi:
Ibu mengerti dengan keadaan bayinya dan cara
merawat tali pusat
16.55 Memberikan Pendidikan kesehatan mengenai cara Mahasiswa
182

WITA menyusui yang baik dan benar dan mensendawakan


bayi setelah selesai disusui ,serta menganjurkan ibu
untuk berjemur bersama bayinya pada pagi hari dari
jam 08.00 – 09.00,dengan durasi 15-20 menit.
Evaluasi: Ibu mengerti dengan penjelasan yang di
berikan dan akan sering menyusui bayinya secara
on demand serta mensendawakannya dan menjemur
bayinya apabila tidak hujan di pagi hari.
17.00 Menyarankan ibu untuk tetap menjaga kebersihan Mahasiswa
WITA dan kehangatan bayinya dengan membedong kalau
cuaca dingin.
Evaluasi:
Ibu mengerti dan akan tetap menjaga kehangatan
bayi

Kunjungan III
Tanggal Pengkajian : 26 Januari 2021
Waktu : 09.00 WITA
Tempat : Puskesmas loa Ipuh Tenggarong
Oleh : Nurhasanah
S :
1. Keluhan Utama
Tidak ada keluhan.
2. Pola Fungsional Kesehatan

Pola Keterangan
Nutrisi Bayi telah diberikan ASI tiap 2 jam atau on demand
BAK 6-7 x/hari warna kuning jernih
BAB 3-4x/hari warna kuning, kecoklatan, konsistensi lunak
Istirahat Bayi lebih sering tidur. Pagi : ± 9 jam, Malam : ± 8-9 jam
Personal Hygiene Popok diganti setiap kali basah
Baju/lampin bayi diganti setiap kali kotor
183

O :
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : baik
Tanda Vital :
Nadi : 110 kali/menit
Suhu : 36,9oC
Pernafasan : 40 kali/menit
Antropometri:
Berat Badan : 3600 gram
Panjang Badan : 52 cm
LILA : 11 cm.

2. Pemeriksaan Fisik Bayi


Kepala : terdapat ubun-ubun besar berbentuk berlian terbuka dan
ubun-ubun kecil tertutup.
Mata : bersih, tidak ada kotoran atau perdarahan
Mulut : tidak sianosis
Leher : pergerakan leher aktif
Dada : tidak terdapat retraksi dinding dada, bunyi jantung
normal, tidak terdengar suara nafas tambahan
Abdomen : tidak teraba massa/benjolan abnormal, tali pusat sudah
lepas
Kulit : berwarna kemerahan
Genitalia : tidak ada tanda diaper rush
A :
Diagnosa : NCB-SMK usia 14 hari
Masalah : tidak ada
Diagnosa potensial : tidak ada
184

Masalah potensial : tidak ada


Kebutuhan segera : tidak ada

P :
Jam Penatalaksanaan Pelaksana
09.10 Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan pada Mahasiswa
WITA bayinya, Keadaan bayi dalam batas normal,tidak
ada kelainan.
Evaluasi:
Ibu mengerti dengan keadaan bayinya.
09.15 Memberikan pendidikan kesehatan mengenai Mahasiswa
WITA Imunisasi (SAP dan Leaflet terlampir)
Evaluasi:
Ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan dan
akan mengimunisasi bayinya sesuai jadwal yang
sudah ditulis di buku.
09.20 Menganjurkan ibu untuk membawa bayi ke Mahasiswa
WITA Puskesmas ataupun posyandu setiap bulan untuk
ditimbang dan membawa buku KIA agar dapat
mengetahui grafik perkembangan berat badan
bayinya
Evaluasi:
Ibu akan rutin menimbang bayinya setiap bulan di
pelayanan kesehatan.

F. Asuhan Kebidanan Pelayanan Kontrasepsi dengan Calon Akseptor KB


Tanggal Pengkajian : 17 Februari 2021
Waktu : 10.50 WITA
Tempat : Puskesmas Loa Ipuh
Oleh : Nurhasanah
185

S:
1. Keluhan utama

Tidak ada keluhan


2. Riwayat Kesehatan Klien

Ibu tidak memiliki riwayat penyakit yang bersifat menurun seperti


hipertensi, DM, asma, jantung dan penyakit yang menular seperti TBC,
hepatitis, dan lain-lain. Serta didalam keluarga tidak ada riwayat
keturunan kembar.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga

Didalam keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang bersifat
menurun seperti hipertensi, DM, asma, jantung dan penyakit yang
menular seperti TBC, hepatitis, dan lain-lain. Serta didalam keluarga tidak
ada riwayat keturunan kembar.
4. RiwayatObstetri

Kehamilan Persalinan Anak Nifas


No Sua J Abnor- Lktas
Anak UK Peny Jns Pnlg Tmpt Peny BB/PB H M Peny
mi K malitas i
Tn. 1 3200 gr/ Tdk ASI 2 Tdk
1. Aterm - Spt Bidan BPM - L Ya -
A (2010) 50 cm ada Bln ada
-
Tn. 2 3400 gr / Ya Tdk ASI 1 Tdk
2. Aterm - Spt Bidan - P
A (2016) 50 cm ada Bln ada
BPM
Tn. 3 BPM 3400/52 - Tdk Tdk
3 Aterm - Spt Bidan - P Ya ASI
A (2021) cm ada ada

5. Riwayat Kontrasepsi

Ibu pernah menggunakan alat/metode kontrasepsi hormonal yaitu pil


kombinasi selama ± 3 tahun,ibu tidak memiliki keluhan. Ibu
menggunakan KB karena keinginan diri sendiri dan suami.

6. Riwayat Ginekologi
186

Ibu mengatakan tidak pernah mengalami gangguan kesehatan reproduksi


seperti riwayat radang pada panggul (PID), kanker serviks yang dapat
memperberat /diperberat oleh penggunaan kontrasepsi.
7. Pola Fungsional sKesehatan

Pola Keterangan
Nutrisi Makan 2x/hari dengan porsi makan nasi, lauk pauk, sayur 1 porsi,
air putih 5-6 gelas sehari.Tidak ada keluhan dalam pemenuhan
nutrisi,nafsu makan baik.
Eliminasi BAK 4-5x/hari, warna kuning jernih, konsistensi cair, tidak ada
keluhan.
BAB 1x/hari, warna kuning kecokelatan, konsistensi padat, tidak
ada keluhan.
Istirahat Tidur siang selama 1-2 jam
Tidur malam hari 6-7 jam.
Aktivitas Memebereskan rumah, memasak, dan mengurus anak-anak
Personal hygiene mandi 2x/hari,ganti baju 2x/hari
Seksualitas Ibu belum ada melakukan hubungan suami istri
Kebiasaan Ibu tidak merokok dan tidak minum-minuman keras

8. Riwayat Psikososio kultural Spiritual


Kehamilan ini sangat di inginkan oleh ibu dan suami. Keluarga senang
dan menerima kehamilan ini.Ini merupakan pernikahan pertama ibu
dengan suami, lama menikah ± 10 tahun, status pernikahan sah, dan
kelahiran ini merupakan kelahiran ketiga ibu. Dalam keluarga ibu tidak
memiliki adat istiadat ataupun tradisi keagamaan yang dapat
mempengaruhi dalam pemelihan kontrasepsi.

O:

1. PemeriksaanUmum
187

Keadaan Umum : Baik


Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 120/90 mmHg
Nadi : 78 x/menit
Pernafasan : 19 x/menit
Suhu : 36,5 0C
Antropometri
Berat badan : 60 kg.
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : bersih, pertumbuhan rambut normal, konstruksi rambut
baik, tidak teraba benjolan atau massa.
Wajah : terdapat melasma, tidak oedema dan tidak pucat.
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih, tidak
teraba oedema pada kelopak mata, fungsi penglihatan baik.
Telinga : simetris, tidak ada serumen, tidak ada benjolan atau massa,
fungsi pendengaran baik.
Hidung : simetris, tidak ada polip, kelainan bentuk, kebersihan
cukup, tidak ada pernapasan cuping hidung
Mulut : simetris, bersih, warna bibir tidak pucat, lidah tampak
bersih, tidak terdapat stomatitis, caries dentis, serta tidak
ada peradangan pada tonsil.
Leher : simetris, tidak ada hiperpigmentasi tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan vena jugularis.
Dada : simetris, tidak tampak retraksi dinding dada, suara nafas
vesikuler,irama jantung teratur.
Payudara : saat mengangkat kedua tangan tidak terdapat dimpling ,
payudara simetris, putting susu menonjol, tidak teraba
benjolan atau massa pada payudara, terdapat pengeluaran
ASI.
188

Abdomen : simetris, terdapat linea nigra, tidak ada bekas operasi,


bising usus 7x/menit, kandung kemih kosong
Genetalia : tidak ada oedem, tidak ada varices, darah nifas sudah tidak
ada
Ekstremitas
- atas : tidak ada oedema dan cavilari refil kembali dalam
waktu ≤ 2 detik, reflek bisep trisep (+).
- bawah : tidak ada oedema, homan sign (-), cavilari
refill kembali dalam waktu ≤ 2 detik, reflek patella (+),
dan reflek babinski (-).\

A:
Diagnosis : P3003 Calon Akseptor Kontrasepsi Inplant
P:
Jam Pelaksanaan Pelaksana
10.00 Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kepada ibu Mahasiswa
WITA Evaluasi:
Ibu dan suami mengetahui keadaannya saat ini
10.10 Berikan KIE tentang kontrasepsi yang tidak mengganggu ASI Mahasiswa
WITA yaitu Suntik 3 bulan, IUD, dan Implant
Evaluasi:
Ibu mampu mengulang kembali penjelasan yang diberikan
10.20 Memberi waktu ibu dan suami untuk kompromi tentang alat KB Mahasiswa
WITA yang akan dipilih
Evaluasi:
Ibu mendiskusikan dengan suami tentang KB yang akan dipakai
ibu dan memilih KB implant/susuk
10.25 Menjelaskan lebih detil tentang alat KB implant Mahasiswa
WITA Evaluasi:
Ibu mengerti dan mampu mengulangi penjelaskan yang
diberikan,
10.30 Mempersiapkan alat untuk pemasangan alat KB implant dan minta Mahasiswa
WITA imfomed concent untuk pemasangan alat KB implant
189

Evaluasi:
Ibu dipasang alat KB implant dengan masa pemakai selama 3
tahun.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada studi kasus continuity of care ini membahas tentang kesenjangan


antara teori dan hasil dari asuhan kebidanan komprehensif yang telah penulis
lakukan mulai dari ante natal care, intra natal care, bayi baru lahir, post natal
care, neonatus, dan pelayanan kontrasepsi pada Ny.I usia 38 tahun GIIIP2002
dengan tafsiran persalinan pada tanggal 10 Januari 2021. Kontak pertama
dimulai pada tanggal 16 Desember 2020 yaitu pada masa kehamilan 36 minggu 4
hari dengan pembahasan sebagai berikut:
A. Asuhan Kebidanan Antenatal
Umur Ny. I pada kehamilan ini adalah 38 tahun. Berdasarkan umur jika
<16 tahun atau >35 tahun akan membuat wanita rentan terhadap sejumlah
komplikasi (Varney, 2010). Hal ini memerlukan pengawasan antenatal
tambahan. Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik yang
terlaksana, karena klien termasuk kategori usia yang dapat dikategorikan
dalam kehamilan risiko tinggi.
Ny.I merupakan ibu hamil yang termasuk kedalam kelompok
faktor risiko tinggi dengan jumlah skor 6 yaitu 2 skor awal untuk ibu hamil, 4
skor untuk ibu yang hamil di usia lebih dari 35 tahun. Ibu mengatakan pada
saat melahirkan anak kedua kehamilannya lewat 2 minggu dari perkiraan
persalinan. Kehamilan resiko tinggi dalam perjalanan persalinan dan
kehamilan ibu hamil risiko tinggi dapat berubah menjadi risiko sangat tinggi,
oleh karena itu diperlukan pemantauan terus menerus selama periode
kehamilan dan proses melahirkan (Rochjati, 2011).
Kunjungan pertama dilaksanakan pada tanggal 16 Desember 2020,
yaitu pada usia kehamilan 36 minggu 4 hari, hasil pemeriksaan keadaan
umum dan tanda-tanda vital masih dalam batas normal. Kenaikan berat badan
yang dialami Ny.I selama kehamilan adalah 10 kg yaitu dari 60 kg menjadi 70
kg. Dengan BB sebelum hamil 60 kg dan TB 157,5 cm ibu masuk dalam
kategori IMT Normal (24,19). Hal ini sesuai dengan penambahan berat badan

185
186

yang direkomendasikan untuk penambahan berat badan ibu dengan kategori


IMT tinggi selama hamil antara 7-11,5 kg (Cunningham, 2005).
Tabel 4.1 Kenaikan BB Sesuai IMT

Kategori IMT 168 Rekomendasi


Rendah < 19,8 12,5-18
Normal 19,8 – 26 11,5-16
Tinggi 26–29 7-11,5
Obesitas >29 ≥7
Gemelli 16-20,5
Sumber :Cunningham. 2005. Buku Obstetri William, Edisi 21. Jakarta: EG

Lingkar lengan atas Ny.I adalah 28 cm yang artinya status gizi Ny.I
normal, untuk melihat status gizi ibu hamil dapat di lihat dari pengukuran LILA.
Ibu hamil dengan LILA < 23,5 cm berisiko kurang energi kronis (KEK), kurang
energi kronis disini maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan
telah berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) dimana ibu hamil dengan KEK
akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) (Kemenkes RI, 2010).
Dari hasil pemeriksaan Leopold, kepala bayi masih bisa digerakkan
sehingga belum masuk PAP. Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul pada
multipara biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan sedangkan pada
primigravida sudah terjadi pada bulan terakhir kehamilan (Cunningham, 2005).
Maka tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan praktik.
Pada kunjungan awal ini penulis memberi pendidikan kesehatan pada Ny.I
mengenai tanda-tanda persalinan dan persiapan persalinan. Ny.I juga
mendapatkan menganjurkan ibu untuk melaukan pemeriksaan Laboratorium di
puskesmas terdekat.
187

Kunjungan kedua, di laksanakan pada tanggal 22 Desember 2020,


keluhan Ny.I yaitu sulit tidur di malam hari. Membesarnya uterus mempengaruhi
jumlah kebutuhan waktu dari tidur, hal ini di karenakan wanita hamil tidak bisa
mendapatkan posisi yang menurutnya nyaman. Dan penyebab lain terjadinya
insomnia pada wanita hamil yaitu karena adanya perubahan psikis akibat
perubahan hormone yang dialaminya ( Wita, 2011).
Pada pemeriksaan penunjang Ny. I hasil pemeriksaan Hb yang didapatkan
yaitu 12 gr/dl tidak terdapat kesenjangan antara praktik dan teori yang karena
nilai normal Hb ibu hamil adalah > 11 gr% (Manuaba I.B.G).
Menurut penulis dari hasil pemeriksaan Ny.I tidak terdapat kesenjangan
antara teori dan praktik. Dengan penulis melakukan pengawasan selama
kehamilan, proses kehamilan dapat berjalan dengan baik walaupun klien
mengalami beberapa keluhan namun hal itu dapat diatasi. Sehingga penulis dapat
menyimpulkan selama kehamilan yang Ny.I alami semua berjalan dengan
normal.
B. Asuhan Kebidanan Intranatal
Ny.I bersalin pada tanggal 12 Januari 2021 dengan usia kehamilan 40
minggu 2 hari. Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 3 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin (Prawirohardjo, 2006). Teori ini sesuai dengan usia kehamilan
Ny.I pada saat proses persalinan yaitu 40 minggu 2 hari.
Kala I pada kasus ini didasari dengan adanya keluar lendir darah dari jalan
lahir pukul 09.00 WITA (12/1/21) dan perut kencang-kecang sejak pukul 07.00
WITA (12/1/21) dan semakin sering dan teratur kontraksinya sejak pukul 09.00
WITA. Frekuensi kontraksi 3x10’ : 40-50”. Pada pemeriksaan dalam pukul 13.15
WITA ditemukan pembukaan 5 cm, kulit ketuban utuh, ini termasuk dalam fase
aktif persalinan.
188

Tanda dan gejala inpartu meliputi penipisan dan pembukaan serviks, kontraksi
uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks, cairan lendir bercampur
darah (show) melalui vagina (JNPK-KR, 2008).
Pada pukul 14.15 WITA ketuban pecah spontan berwarna jernih dan
dilakukan pemeriksaan dalam kembali, didapatkan pembukaan 10 cm, frekuensi
kontraksi 5x10’ : 55 – 60 ” ini sudah masuk ke kala 2 Persalin.
Pada pukul 14.20 WITA ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan
terjadinya kontraksi dan ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum
dan atau vaginanya, serta dari inspeksi perineum menonjol, vulva membuka dan
meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah, di dapatkan hasil pembukaan
lengkap (10cm) atau sudah masuk dalam kala II. Tanda dan gejala yang dialami
Ny. I sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa ibu merasakan ingin meneran
bersamaan dengan terjadinya kontraksi, ibu merasakan adanya peningkatan
tekanan pada rectum dan atau vaginanya, perineum menonjol, vulva, vagina dan
sfingter ani membuka, dan meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah
(JNPK-KR, 2008).
Proses penatalaksanaan kala III sesuai dengan teori saat ada tanda
lepasnya plasenta seperti perubahan bentuk dan tinggi uterus, tali pusat
memanjang, semburan darah mendadak dan singkat penulis segera melakukan
manajemen aktif kala III yang terdiri dari langkah utama pemberian suntik
oksitosin dalam 1 menit pertama bayi baru lahir, melakukan peregangan tali pusat
terkendali dan masase fundus uteri (JNPK-KR, 2008). Proses Asuhan kala III
klien berlangsung dengan baik dan normal tanpa ada kesenjangan dengan teori,
kala III berlangsung selama ± 5 menit sesuai dengan teori yang menjelaskan
bahwa Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit (Saifuddin, 2009). Dari hasil pemeriksaan
plasenta lahir lengkap, dan terdapat laserasi pada perineum. Winkjosastro (2006),
menjelaskan bahwa pada proses persalinan sering terjadi rupture perineum yang
disebabkan antara lain: kepala janin lahir terlalu cepat, persalinan tidak dipimpin
sebagaimana mestinya, riwayat jahitan perineum, pada persalinan dengan
distosia bahu.
189

Hasil pemantauan kala IV Ny.I masih dalam batas normal, dengan hasil
pemantauan kala IV tanda-tanda vital dalam batas normal, perdarahan ± 100 ml,
kontraksi uterus baik, tinggi fundus 1 jari dibawah pusat, kandung kemih kosong.
Persalinan kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam
setelah persalinan tersebut. Pemantauan kala IV dimaksudkan untuk observasi
perdarahan postpartum. Karena kasus perdarahan paling sering terjadi pada dua
jam pertama setelah melahirkan, hal penting yang perlu diobservasi adalah tanda-
tanda vital, kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan. Perdarahan
dikatakan normal jika jumlahnya tidak lebih dari 500 ml. Tekanan darah normal
x
< 140/90 mmHg, bila tekanan darah < 90/60 mmHg, Nadi > 100 /m,
kemungkinan demam atau perdarahan. Suhu > 38oC kemungkinan terjadi
dehidrasi. Kontraksi tidak baik maka uterus teraba lembek, dapat disebabkan oleh
kandung kemih yang penuh (Prawirohardjo, 2010). Pemantauan kala IV dimulai
setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah persalinan tersebut (JNPK-
KR, 2008). Menurut penulis tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan hasil
pemeriksaan kala IV yang terjadi pada Ny.I.
Setelah persalinan penulis mengajarkan ibu untuk mobilisasi dini dan
menganjurkan suami untuk memenuhi asupan nutrisi ibu. Mobilisasi sedini
mungkin dapat mempercepat proses pengembalian alat-alat reproduksi dan nutrisi
ibu nifas diperlukan untuk mempercepat penyembuhan dan mempengaruhi
susunan air susu. Proses persalinan Ny. I dari kala I sampai dengan kala IV
berjalan dengan baik, serta tidak ada penyulit yang dapat membahayakan ibu
maupun janinnya.

C. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir


Bayi Ny.I lahir pukul 14.28 WITA, segera melakukan penilaian selintas
pada bayi Ny.I didapatkan hasil kulit bayi berwarna kemerahan, segera menangis
kuat dan bergerak aktif. Bayi lahir dengan usia kehamilan 40 minggu 2 hari
dengan jenis kelamin perempuan, berat saat lahir adalah 3400 gram, panjang
badan 52 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 35 cm, lingkar perut 34 cm dn
LILA 11 cm.
190

Bayi baru lahir normal adalah bayi berat lahir antara 2500 sampai 4000
gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan kongenital
yang berat. Ciri-ciri bayi baru lahir normal adalah 24 jam pertama setelah
kelahiran, berat badan 2500-4000 gram, panjang badan 48-52 cm, lingkar dada
30-38 cm, lingkar kepala 33-35 cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut
jantung 120-160 x/menit, pernafasan ±40-60 x/menit, kulit kemerah-merahan dan
licin, kuku agak panjang dan lemas, gerak aktif. (Kosim, 2010). Menurut
penulis tidak terdapat kesenjangan antara teori dan hasil pemeriksaan pada bayi
Ny.I
Segera setelah lahir bayi Ny.I dilakukan inisiasi menyusu dini selama ±1
jam, hal ini untuk mencegah terjadinya hipotermi pada bayi serta membantu ibu
melakukan bounding attachment dengan bayinya (Varney, 2007). Menurut
penulis tidak terdapat kesenjangan antara teori dan hasil pemeriksaan pada bayi
Ny.I.
Bayi Ny.I dilakukan pemeriksaan fisik dan penanganan bayi baru lahir
yang dilakukan setelah bayi lahir yaitu melakukan perawatan tali pusat, menjaga
kehangatan tubuh bayi, menganjurkan ibu menyusui bayinya (kontak kulit
dengan bayinya), memberikan profilaksis mata, memberikan Vitamin.K 1 dengan
dosis 1mg dan memberikan suntik imunisasi Hb0 (Doenges, 2011). Menurut
penulis tidak terdapat kesenjangan antara teori dan hasil pemeriksaan pada bayi
Ny.I.
Setelah bayi lahir, bayi tidak langsung dimandikan, hal ini sesuai dengan
teori kepustakaan untuk tidak memandikan bayi minimal 6 jam setelah lahir
untuk mencegah hipotermi (Prawirohardjo, 2010).
Menurut penulis tidak terdapat kesenjangan antara teori dan asuhan yang
diberikan pada bayi Ny.I. Dalam hal ini penulis pemberikan asuhan dan
perawatan pada bayi baru lahir dimasa transisinya.
191

D. Asuhan Kebidanan Postnatal


Kunjungan pertama (KF I) dilaksanakan 24 jam setelah persalinan, pada
payudara Ny.I sudah keluar colostrum, kontraksi uterus baik, tinggi fundus uteri 2
jari dibawah pusat, diastasis rektus abdominalis ukurannya 11 cm x 3 cm,
terdapat pengeluaran lochea rubra.
Kunjungan kedua (KF II) 4 hari setelah persalinan dilakukan pemeriksaan
payudara terdapat tanda-tanda bendungan ASI, terdapat pengeluaran lochea
sanguilenta, ,melakukan Breast Care atau perawatan payudara kepada ibu untuk
membantu mengeluarkan dan merangsang pegeluaran ASI. Untuk pola eliminasi
Ny.I sejak melahirkan sampai hari ke 4 belum ada BAB, namun suara bising usus
masih normal,dan ibu tidak merasakan nyeri di perut.Dilakukan KIE tentang
makanan bergizi dan tinggi serat agar pola eliminasi ibu lancer.
Kunjungan ketiga (KF III) 14 hari setelah persalinan, hasil Ny.I sudah
tidak terdapat tanda-tanda bendungan ASI, uterus tidak teraba, terdapat
pengeluaran lochea serosa.
Kunjungan keempat (KF IV) 35 hari setelah persalinan, hasil Ny.I tidak
ada tanda-tanda bendungan ASI,uterus tidak teraba, terdapat pengeluaran lochea
alba.
Setelah persalinan kadar estrogen dan progesteron menurun dengan
lepasnya plasenta, sedangkan prolaktin tetap tinggi sehingga tidak ada lagi
hambatan terhadap prolaktin dan estrogen. Oleh karena itu, air susu ibu segera
keluar. biasanya, pengeluaran air susu dimulai pada hari kedua atau ketiga setelah
kelahiran . (Marmi, 2011). Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan
praktik.
Lochea Rubra muncul pada hari 1-2 pasca persalinan, berwarna merah
mengandung darah dan sisa-sisa selaput ketuban, jaringan dari desidua, verniks
caseosa, lanugo, mekonium (Rukiyah, dkk, 2010). Lochea serosa, muncul sejak
8-14 hari pasca persalinan, berwarna kecoklatan/kekuningan mengandung
leukosit, dan robekan laserasi plasenta (Rukiyah, dkk, 2010). Sehingga
pengeluaran dari gentalia yang dialami Ny.I termasuk normal atau sesuai dengan
teori.
192

Dari kunjungan pertama sampai dengan kunjungan ketiga setelah


persalinan Ny.I tidak ditemukan adanya masalah.
E. Asuhan Kebidanan Neonatus
Kunjungan pertama dilaksanakan 24 jam pasca kelahiran, penulis
melakukan pemantauan, keadaan umum neonatus baik, nadi, pernafasan serta
suhu tubuh neonatus dalam batas normal, neonatus menangis kuat, tali pusat
terbungkus kassa steril, neonatus mengkonsumsi ASI dan neonatus sudah BAK
dan BAB. BAK 4 kali berwarna kuning jernih, BAB 2 kali berwarna hijau
kehitaman.
Kunjungan neonatus 1 (KN 1) dilakukan dalam kurun waktu 1-2 hari
setelah bayi lahir, dilakukan pemeriksaan pernafasan, warna kulit, gerakan aktif
atau tidak, di timbang, ukur panjang badan, lingkar lengan, lingkar kepala dan
lingkar dada (Varney, 2006).
Menurut penulis tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan hasil
pemeriksaan pada bayi Ny.I. Pada kunjungan ini pendidikan kesehatan yang
diberikan kepada ibu yaitu perawatan tali pusat serta cara menjaga kehangatan
bayi.
Pada kunjungan kedua, 4 hari setelah kelahiran penulis melakukan
pemeriksaan pada neonatus, keadaan umum nadi, pernafasan dan suhu dalam
batas normal, dan nutrisi terpenuhi, ada sedikit semburat kekuning di wajah bayi,
tali pusat belum lepas ,Bayi Ny.I tampak sehat.
Pada kunjungan ini ibu diberitahu hasil pemeriksaan bahwa bayi dalam
keadaan baik dan tampak sehat.ada sedikit masalah pada kulit di bagian ajah ada
sedikit semburat kekuningan. Dalam hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan
aakan terjadi icterus fisiologis pada neonatus dimulai pada usis 24 jam sampai
usia 72 jam dan menghilang pada usia 2 minggu.Pada kunjungan ini penulis juga
memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan tali pusat, dan
mengajarakan posisi dan perlekatan menyusi yang baik dan benar,serta
menganjurkan ibu agar menyusui bayinya secara on demand dan melanjutkan
pemberian ASI eksklusif hingga 6 bulan serta cara menyusui yang benar.
193

Menurut penulis tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan hasil pemeriksaan
serta asuhan yang telah diberikan pada bayi Ny.I.
Pada kunjungan ketiga yaitu 14 hari setelah kelahiran. Hasil pemeriksaan
keadaan umum baik, nadi, pernafasan serta suhu tubuh neonatus dalam batas
normal, eliminasi baik, dan nutrisi terpenuhi. Penulis memberikan pendidikan
kesehatan mengenai pemberian imunisasi dasar untuk anak dan memantau
pertumbuhan dan perkembangan bayi dengan rutin dan menganjurkan setiap
bulan membawa bayi ke posyandu.
Menurut penulis tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan hasil
pemeriksaan serta asuhan yang telah diberikan pada bayi Ny.I. Dari kunjungan
pertama sampai kunjungan ketiga neonatus dalam keadaan baik dan hasil
pemeriksaannya pada fontanel mayor dan minor neonatus masih terbuka. Hal ini
sesuai dengan teori yaitu pada fontanel minor tertutup pada usia 8 minggu dan
fontanel mayor tertutup pada 18 bulan (Hidayat, 2008).
F. Asuhan Kebidanan Pelayanan Kontrasepsi
Penulis telah melakukan konseling tentang persiapan Ny.I dalam
menggunakan alat kontrasepsi yang akan di gunakan setelah berakhirnya masa
nifas. Usia ibu saat ini adalah 38 tahun. Penulis melakukan konseling tentang
persiapan dalam menggunakan alat kontrasepsi yang akan digunakan setelah
berakhirnya masa nifas pada Ny.I dan konseling tentang macam-macam alat
kontasepsi sesuai dengan kebutuhan Ny.I sehingga pelaksana manajemen
kontrasepsi berjalan dengan maksimal. Ny.I dan suami memutuskan untuk
menggunakan kontrasepsi Inplant.
Inplant adalah suatu alat untuk mencegah kehamilan yang efektif, aman
dan refersible yang terbuat dari kapsul lunak yang berisi hormone dan dimasukan
di bawah kulit lengan atas. Efektif selama 3 tahun untuk 1-2 kapsul (Imelda,
2018).
Sesuai dengan teori bahwa Inplant tidak mengganggu produksi ASI
mudah untuk berhenti namun mempengaruhi haid ( Imelda, 2018).
194
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif
melalui studi kasus continuity of care pada Ibu I mulai dari kehamilan,
persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan pelayanan kontrasepsi di
Puskesmas Loa Ipuh maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam pemberian
asuhan kebidanan yang dimulai sejak kehamilan hingga pelayanan kontrasepsi
telah sesuai dengan teori dengan melakukan pendekatan menggunakan
manajemen kebidanan 7 langkah Varney. Asuhan kebidanan secara komprehensif
adalah sebagai deteksi dini untuk mengurangi faktor-faktor resiko yang dapat
terjadi selama kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan
pelayanan kontrasepsi.
1. Ante natal care
Pada masa kehamilan Ny.I berjalan dengan normal, Ny.I melakukan
pemeriksaan sebanyak 7 kali. Dan pada kehamilannya ini berjalan dengan
baik, tidak ada keluhan yang bersifat abnormal. Ibu sangat mengharapkan
persalinanya yang ketiga ini berjalan secara normal. Penambahan berat badan
ibu selama hamil pun telah memenuhi standarisasi ibu hamil fisiologis dan
tidak ditemukan suatu masalah.
2. Intra natal care
Tidak ada penyulit selama proses persalinan Ny.I pada kala I sampai kala IV.
Hal ini disebabkan karena fisik dan psikis Ny.I telah dipersiapkan dengan
baik sebelum persalinan dan asuhan kebidanan yang dilakukan saat proses
persalinan menggunakan 60 langkah asuhan persalinan normal.
3. Bayi baru lahir
Bayi Ny.I lahir sehat secara spontan tanpa kelainan konginental, dengan berat
badan dan panjang badan yang normal dan sesegera mungkin dilakukan IMD
karena banyak sekali manfaatnya, bukan hanya untuk bayi namun untuk Ibu

194
195

juga. Bayi pun telah diberikan Vit. K1 dan obat salep mata setelah lahir. Dan
bayi tidak dalam keadaan kegawatan ataupun tanda-tanda sakit berat.
4. Post natal care
Pada masa nifas tidak terjadi perdarahan dan infeksi yang ditandai dengan
tidak ada keluar lochea yang berlebihan dan tidak berbau. Klien telah
melakukan mobilisasi setelah melahirkan dengan cepat. Yakni dengan miring
kanan, miring kiri, bangun dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi
sendiri.
5. Neonatus
Keadaan umum baik, menangis kuat, refleks menghisap baik, tali pusat
dirawat dengan kasa steril, sudah BAK dan BAB lancar. Dan pada hari ketiga
tali pusat bayi telah puput dan kering. Bayi diberikan vaksin Hb 0. Bayi Ny.I
hanya diberi ASI.
6. Pelayanan Kontrasepsi
Ibu telah mendapatkan konseling mengenai kontrasepsi, jenis, keuntungan
dan efek samping pada kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
Ny.I. Ny.I memilih untuk menggunakan Inplant sesuai dengan persetujuan
suami.
B. Saran
1. Bagi Penulis
Agar penulis dapat meningkatkan keterampilan yang dimiliki untuk
melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil sesuai standar profesi kebidanan
dan dapat mengatasi kesenjangan yang terkadang timbul antara teori yang
didapat diperkuliahan dengan praktik dan yang nyata dilahan serta dapat
mengaplikasikan teori yang didapat dengan perkembangan ilmu kebidanan
yang terbaru.
2. Bagi Lahan Praktik
Untuk Bidan maupun tenaga kesehatan lainnya diharapkan dapat memberikan
asuhan yang menyeluruh serta mendeteksi kelainan secara dini dan mencegah
terjadinya komplikasi dalam masa kehamilan hingga pelayanan kontrasepsi.
196

3. Bagi Institusi Pendidikan


Agar Institusi dapat menilai sejauh mana kemampuan mahasiswa menerapkan
pengetahuan yang telah di dapat dengan mempraktekan dan menerapkannya
pada pasien atau klien secara langsung.
4. Bagi Klien
Agar ibu hamil dapat menambah informasi seputar kehamilannya,
mengetahui tanda bahaya kehamilan dan dapat dideteksi dan mencegah
terjadinya komplikasi, kemudian suami dan keluarga dapat memberi
dukungan dan semangat kepada ibu sehingga ibu dapat menjalani kehamilan,
persalinan, nifas, perawatan bayi baru lahir, neonatus dan pelayanan
kontrasepsi dengan baik dan aman.
197
DAFTAR PUSTAKA
Ai Yeyeh, Rukiyah, dkk. et al.(2010).Asuhan Kebidanan 1. Jakarta: CV. Trans
InfoMedia.
Asria, W., Machmudah, & Nurullita, U. (2013). Gambaran Pola Menstruasi Pada
Akseptori Intra Uterin Device (IUD) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kedung
Mundu Semarang. Jurnal Keperawatan Maternitas. Volume 1, No. 1, Mei
2013; 28-36
Cunningham, F.G. 2005. Obstetri Williams. Jakarta : EGC
Dewi, Vivian, Sunarsih. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta :
Salemba Medika.
Doenges, Marilynn E. 2001. Buku Rencana Perawatan Maternal/Bayi: Pedoman
untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien, Edisi 2. Jakarta: EGC.
Handayani, Sri. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka
Rihama; 2010
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Anak.
Jakarta: Salemba Medika
Henderson, Christine, 2009 . Buku Panduan Praktis Kebidanan, Jakarta : EGC
JNPK-KR. 2008. Asuhan Persalinan Normal & Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta.
Jhpiego
Imelda, 2018. Nifas, Kontrasepsi Terkini dan Keluaraga Berencana. Jakarta:
Gosyen Publishing
Kementerian Kesehatan RI. 2010. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu.
Jakarta: Kementerian Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI. 2018. Survei Demografi Dan Kesehatan Indonesia
2017. Jakarta
Kementerian Kesehatan RI. 2019. Profil Kesehatan Indonesia, 2019. Jakarta
Manuaba,I.B.G. 2008. Buku Gawat-Darurat Obstetri-Ginekologi & Obstetri-
Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta: EGC.
Manuaba,I.B.G.,2010. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstretri
Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta: EGC
Manuaba,I.B.G. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB Untuk
Pendidikan Bidan Edisi 2. Jakarta: EGC

197
198

Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mochtar, Rustam. 2012. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi
Jilid 1 Edisi 3. Jakarta: EGC.
Pratami, Evi. 2014. Konsep Kebidanan Berdasarkan Kajian Filosofi dan Sejarah.
Magetan: Forum Ilmu Kesehatan.
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Ilmu Kebidanan Edisi 4, Cetakan 4. Jakarta:
PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Buku Ilmu Kebidanan Edisi 4, Cetakan 4. Jakarta:
PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo:
Renfrew, Mary J et al. “Midwifery and quality care: findings from a new
evidence-informed framework for maternal and newborn care.” Lancet
(London, England) vol. 384,9948 (2014): 1129-45. doi:10.1016/S0140-
6736(14)60789-3.
Rohyati, Poedji. 2011. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Surabaya: Airlangga
University
Romauli, S. 2011. Buku Ajar Kebidanan Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Saifuddin, Abdul B. 2009. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jogjakarta
Andi Offset.
Varney, Helen, Jan M. Kriebs, Carolyn L. Gegor. 2007. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Vol.2 Edisi 4. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Varney, Helen. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan (edisi 4,vol 2). Jakarta : EGC
Wiknjosastro, H. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
World Health Organization. Antenatal Care For A Positive Pregnancy
Experience. WHO; 2016.
LAMPIRAN

1. Inform Consent

199
2. Partograf

202
3. Buku KIA

203
4. Hasil Laboratorium

204
5. Lembar Skor Poeji Rochayati

205
DOKUMENTASI

1. ANC 1

2. ANC2

206
203

3. INC

6. KN/KF 1

7. KN/KF 2
204

8. KN/KF3

9. KB
205

Anda mungkin juga menyukai