P27824621011
Cintya Abimantrana R
NIM. P27824621011
Pembimbing Lahan Pembimbing Pendidikan 1 Pembimbing Pendidikan 2
Sriningsih, A.Md.,Keb Evi Pratami, SST., M.Keb. Novita Eka K., SST., M.Keb.
NIP. 197009291991032008 NIP. 19790524 200212 2001 NIP. 19841130 200912 2001
Mengetahui
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena limpahan taufiq dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan Laporan Individu yang berjudul “ Praktik Asuhan
Kebidanan Holistik pada Remaja dengan Dismenorhea di Wilayah Kerja Puskesmas
Kalirungkut, Surabaya”. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan
tugas blok 1 (remaja) pada Pendidikan Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Dalam penyusunan Laporan, penulis banyak mendapat bimbingan, petunjuk dan
saran dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. dr. Bernadetta Martini, selaku Kepala Puskesmas Kalirungkut
2. Ibu Sriningsih SST, selaku Bidan Koordinator Puskesmas Kalirungkut
3. Ibu Evi Pratami, SST, M.Keb, selaku Ketua Prodi Pendidikan Profesi Bidan
Poltekkes Kemenkes Surabaya dan juga selaku pembimbing pendidikan 1 yang
telah memberi arahan, masukan dan bimbingan dalam menyusun laporan ini.
4. Ibu Novita Eka Kusuma W, SST.,M.Keb, selaku pembimbing pendidikan 2 yang
telah memberi arahan, masukan dan bimbingan dalam menyusun laporan ini.
5. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyusunan laporan
ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca demi kesempurnaan laporan ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan
pahala atas segala amal baik yang telah diberikan. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktik .......................................................................................... 5
1.3 Waktu dan Tempat Kegiatan ..................................................................... 5
PENDAHULUAN
Remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, yang
meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki
masa dewasa (Kusmiran,2011). Masa remaja atau masa adolensi adalah suatu
perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini
merupakan periode transisi dari masa anak ke masa dewasa yang ditandai
dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional dan social dan
berlangsung pada decade kedua masa kehidupan.
2.1.2 Perkembangan remaja dan ciri-cirinya
Menurut Widyastuti (2011) berkaitan dengan kesehatan reproduksi
perkembangan ciri –ciri seks primer dan perkembangan ciri –ciri seks
sekunder. Pertumbuhan yang terjadi pada fisik remaja dapat terjaddi melalui
1. Perubahan Internal
Perubahan yang terjadi dalam organ dalam tubuh remaja dan tidak
a. Sistem pencernaan
Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa,
usus bertambah panjang dan bertambah besar, otot – otot di perut dan
dinding – dinding usus menjadi lebih tebal dan kuat, hati bertambah
Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia tujuh belas atau
delapan belas, beratnya dua belas kali lebih berat pada waktu lahir.
c. Sistem Pernafasan
beberapa tahun kemudian, satu atau dua tahun setelah usia anak
perempuan.
d. Sistem Endoktrin
e. Jaringan Tubuh
2. Perubahan Eksternal
masa remaja ini sangat pesat. Perubahan yang terjadi dapat dilihat pada
a. Tinggi Badan
antara tujuh belas dan delapan belas tahun, rata – rata anak laki –
terhambat.
b. Berat Badan
badan lebih cepat dari berat badan, makan bentuk tubuh anak
badan lebih cepat dari perubahan tinggi badan, maka bentuk tubuh
c. Proporsi Tubuh
yang baik. Ciri tubuh yang kurang proposional pada masa remaja
tidak sama untuk seluruh tubuh, ada pula bagian tubuh yang
pada masa akhir masa remaja. Ciri sekunder tersebut antara lain
ditandai dengan tumbuhnya kumis dan jakun pada laki – laki
rambut ketiak dan badan mulai tumbuh pada usia 12-13 tahun,
laki – laki pematangan seksual penuh terjadi pada usia 17 -18 tahun.
1. Perkembangan Psikososial
pada saat atau ketika hampir lulus dari SMU. Pada saat ini, remaja
2. Emosionalitas
dan mulai menunjukkan emosi yang lebih matang pada masa remaja
kebimbangan.
3. Perkembangan Kognitif
tidak lagi dibatasi dengan kenyataan dan aktual, yang merupakan ciri
mungkin dapat berubah di masa depan, seperti hubungan dengan orang tua,
dianalisis.
4. Perkembangan Moral
remaja akhir dicirikan dengan suatu pertanyaan serius mengenai nilai moral
dan individu. Remaja dapat dengan mudah mengambil peran lain. Mereka
orang lain, dan juga memahami konsep peradilan yang tampak dalam
apa yang telah dirusak akibat tindakan yang salah. Namun demikian,
sering sebagai akibat dari observasi remaja bahwa suatu peraturan secara
verbal berasal dari orang dewasa tetapi mereka tidak mematuhi peraturan
tersebut.
5. Perkembangan Spiritual
Pada saat remaja mulai mandiri dari orang tua atau otoritasyang lain,
mereka. Sementara itu, remaja lain tetap berpegang teguh pada nilai-nilai
ini sebagai elemen yang stabil dalam hidupnya seperti ketika mereka
6. Perkembangan Sosial
ingin bebas dari kendali orang tua, tetapimereka takut ketika mereka
kemandirian.
2.2 Konsep dasar dismenorhea
2.2.1 Pengertian Dismenorhea
yunani kuno (Greek) kata tersebut berasal dari dys yang berarti sulit, nyeri,
abnormal; menoyang berarti bulan; dan rrhea yang berarti aliran atau arus.
Nyeri ini berlangsung selama satu sampai beberapa hari selama menstruasi.
2.2.2 Patofisiologi
intrauteri yang lebih tinggi dan memiliki kadar prostaglandin dua kali lebih
mengalami nyeri. Uterus lebih sering berkontraksi dan tidak terkoordinasi atau
tidak teratur. Akibat peningkatan aktivitas uterus yang abnormal tersebut, aliran
darah menjadi berkurang sehingga terjadi iskemia atau hipoksia uterus yang
protaglandin (PGE2) dan hormon lain yang membuat saraf sensori nyeri diuterus
menjadi hipersensitif terhadap kerja bradikinin serta stimulus nyeri fisik dan
3) Nyeri pinggang
5) Pada beberapa orang dapat disertai mual, muntah, nyeri kepala, dan diare.
Adapun gejala- gejala umum seperti rasa tidak enak badan, lelah, mual,
muntah, diare, nyeri punggung bawah, sakit kepala, kadang-kadang dapat juga
disertai vertigo atau sensasi jatuh, perasaan cemas dan gelisah, hingga jatuh
pingsan (Anurogo, 2011). Nyeri dimulai beberapa jam sebelum atau bersamaan
dengan awitan menstruasi dan berlangsung selama 48 sampai 72 jam. Nyeri yang
berlokasi di area suprapubis dapat berupa nyeri tajam, dalam, kram, tumpul dan
sakit.Sering kali terdapat sensasi penuh di daerah pelvis atau sensasi mulas yang
mengalami mual dan muntah, sakit kepala, letih, pusing, pingsan, dan diare, serta
b. Dismenore Sekunder
a. Menghindari stress
b. Miliki pola makan yang teratur dengan asupan gizi yang memadai, memenuhi
c. Hindari makanan yang cenderung asam dan pedas, saat menjelang haid;
d. Istirahat yang cukup, menjaga kondisi agar tidak terlalu lelah, dan tidak
e. Tidur yang cukup, sesuai standar keperluan masing-masing 6-8 jam dalam
sehari;
a. Terapi Farmakologi
menggunakan obat-obatan kimia. Tujuan dari terapi non farmakologi adalah ntuk
meminimalisir efek dari zat kimia yang terkandung dalam obat. Penanganan
Terapi es dan terapi panas adalah dua terapi yang berbeda. Terapi es dan terapi
panas dapat dilakukan menggunakan air hangat atau es batu yang dimasukkan ke
dalam wadah kemudian dikompreskan pada bagian yang terasa nyeri. Terapi es
subkutan lain pada tempat cedera dengan menghambat proses inflamasi. Terapi
meliputi apa saja yang dapat menyebabkan bertambahnya nyeri, teknik apa saja
yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri. Selain itu dapat dilakukan
dengan cara berdiskusi mengenai pola makan yang benar dan makanan yang
3) Pengobatan Herbal
4) Relaksasi
Sama seperti pengobatan herbal, saat ini relaksasi merupakan cara yang
banyak dipilih untuk digunakan. Relaksasi cukup mudah untuk dilakukan kapan
saja dan dimana saja. Relaksasi merupakan teknik pengendoran atau pelepasan
ketegangan. Teknik relaksasi yang sederhana terdiri atas nafas abdomen dengan
Intervensinya adalah :
1) Pertemuan 1
a. Jalin komunikasi interpersonal
b. Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan antopometri
Rasional: untuk mengetahui keadaan umum pasien, dan status gizi
pasien remaja
c. Berikan edukasi kesehatan mengenai keterampilan hidup sehat (PKHS)
Rasional : pengetahuan dan pendidikan PKHS pada remaja bertambah,
mampu menerapkannya pada dirinya.
d. Ukur kecerdasan majemuk dan jelaskan hasilnya
Rasional : untuk mengetahui kecerdasan pada remaja sesuai dengan
kemampuannya
e. Berikan tablet tambah darah, dan menjelaskan cara meminumnya
Rasional : TTD diberikan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya
anemia
f. Sepakati jadwal pertemuan selanjutnya.
Rasional : untuk melanjutkan intervensi selanjutnya.
2) Pertemuan 2
a. Berikan edukasi kesehatan mengenai kesehatan reproduksi remaja,
antara lain: masa pubertas, tanda-tanda primer dan sekunder pubertas
pada perempuan beserta funsinya, cara merawat kesehatan organ
reproduksi,.
Rasional : pentingnya pendidikan kespro untuk remaja, supaya siap
menghadapi perubahan-perubahan yang dialami nya dalam masa
pubertas ini, dan mengetahui cara mengatasinya, jika kemudian hari
ditemukan masalah.
b. Berikan edukasi kesehatan mengenai nutrisi yang seimbang, serta pola
hidup sehat untuk mengatasi obesitas sehingga siklus haid menjadi
normal
Rasional : pengetahuan dan pendidikan kesehatan mengenai gizi dan
pola hidup sehat pada remaja bertambah, serta mampu menerapkan pada
dirinya sehingga kesehatan semakin baik.
c. Berikan edukasi kesehatan mengenai gizi seimbang untuk remaja
Rasional : pentingnya menjaga gizi seimbang untuk menjaga berat
badan yang ideal, sehingga terhindar dari penyakit.
d. Berikan edukasi kesehatan mengenai pentingnya aktivitas fisik secara
rutin, minimal 30 menit/hari
Rasional : untuk menjaga tubuh tetap bugar dan sehat
e. Sepakati jadwal pertemuan selanjutnya
Rasional: untuk melanjutkan intervensi selanjutnya.
3) Pertemuan 3
a. Berikan pelayanan terkait kesehatan jiwa (menggunakan pediatric
symtom checklist) dan NAPZA
Rasional : untuk mengetahui apakah ada gangguan psikososial pada
remaja.
b. Berikan pelayanan tentang penyakit tidak menular (Diabetes Mellitus
dan Hipertensi) dan pencegahan kekerasan pada remaja.
Rasional : untuk memaparkan kepada remaja mengenai penyakit tidak
menular yang sedang marak terjadi, dan mencegah terjadinya kekerasan
pada remaja
c. Berikan HE mengenai pola hidup sehat dengan menerapkan CERDIK
Rasional: menerapkan pola hidup sehat supaya tubuh tetap sehat dan
bugar
d. Sepakati jadwal pertemuan selanjutnya
Rasional: untuk melanjutkan intervensi selanjutnya.
4) Pertemuan 4
a. Berikan informasi terkait isu kesehatan lain terkait kespro remaja dan
masalah kesehatan penyakit menular yang berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari seperti SADARI
b. Lakukan evaluasi terkait pelayanan yang telah didapatkan
Rasional : untuk menetahui apakah asuhan yang kita berikan sudah
efektif dan efisien atau belum.
2.3.4 Penatalaksanaan
Menurut Kemenkes RI (2011:6). Bidan melaksanakan rencana asuhan
kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan
evidence based kepada klien/pasien dalam bentuk upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan
rujukan.
2.3.5 Evaluasi
Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk
melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan
perubahan perkembangan kondisi klien. Evaluasi atau penilaian dilakukan
segera setelah selesai melaksanakan asuhan sesuai kondisi klien. Hasil
evaluasi segera dicatat.
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Biodata
1) Biodata pasien
Nama : Nn. R
Umur : 17 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pendidikan : SD / SD
Nyeri perut bagian bawah, nyeri sedang dan masih bisa beraktivitas.
Anak kandung
Tiga
6. Riwayat menstruasi
- Menarche : 14 tahun
- Siklus : 28 hari
- Dismenorhea : Ya
8. Aktivitas sehari-hari
pukul 12.00 WIB dan mengerjakan tugas sekolah, pukul 16.00 WIB sampai
- Pola makan : makan sehari 2x (pagi dan malam) dengan satu porsi
- Pola istirahat : tidur malam pukul 22.00 WIB dan bangun pukul
07.00 WIB, sedangkan jika hari libur bangun pukul 09.00. Tidur siang
jarang
- Pola eliminasi : BAB 2 hari sekali, tidak ada keluhan konstipasi dll.
1. Keadaan umum
1) Kesadaran : Baik
2) Tanda-tanda Vital :
- Suhu : 36,8 ℃
- Nadi : 89 x/menit
- Respirasi : 20 x/menit
2. Pemeriksaan fisik
bagian bawah
- Ekstremitas :
3. Pengukuran antropometri
- Berat badan : 45 kg
- LILA : 24 cm
- Lingkar Pinggang : 73 cm
- Lingkar Pinggul : 86 cm
4. Pemeriksaan penunjang
1) Kecerdasan Majemuk
- Kecerdasan interpersonal : 26
- Kecerdasan musik : 25
- Kecerdasan natural : 24
3.4 Penatalaksanaan
Pertemuan II
O:-
P:
TTD
Tanggal Penatalaksanaan
Pelaksana
30/10/2021 Menyarankan untuk melanjutkan kompres air hangat
di perut untuk mengurangi nyeri dismenorhea
e/ pasien bersedia melakukan saran yang diberikan
Memberikan HE mengenai kesehatan reproduksi
remaja, antara lain: masa pubertas, tanda-tanda primer
dan sekunder pubertas pada perempuan beserta
fungsinya, cara merawat kesehatan organ reproduksi,
serta pengelolaan menstruasi.
e/ pasien mengerti mengenai penjelasan yang telah
diberikan dan bersedia menerapkan pesan kesehatan
yang diberi.
Memberikan HE mengenai gizi seimbang untuk
remaja: makanan yang dimakan dianjurkan
merupakan makanan yang beragam. Setiap kali makan
terdiri dari makanan pokok, lauk-pauk, buahbuahan,
dan air. Yang divisualisasikan dalam “Isi Piringku”,
yaitu antara lain:
Porsi makanan pokok adalah 1/3 dari total porsi
makanan di piring.
Porsi sayuran sebanding dengan porsi makanan
pokok (1:1) atau 1/3 dari total porsi makanan di
piring.
Porsi lauk pauk + buah-buahan 1/3 dari total porsi
makanan di piring.
e/ pasien telah mengerti penjelasan yang diberikan
mengenai gizi seimbang untuk remaja dan bersedia
menerapkannya
Memberikan HE pentingnya melakukan aktivitas fisik
secara rutin, minimal 30 menit sehari. Aktivitas fisik
dapat berupa berbagai macam olahraga ringan yang
dilakukan dirumah seperti, naik tangga, berjalan kaki,
dan melakukan pekerjaan rumah (menyapu, mengepel,
dan sebagainya).
e/ pasien mengerti mengenai pentingnya melakukan
aktivitas fisik minimal 30 menit sehari, dan bersedia
menerapkannya.
Menyepakati pertemuan selanjutnya pada tanggal 31
Oktober 2021 pukul 10.00 WIB
e/ pasien menyetujui pertemuan selanjutnya
Pertemuan III
O :
Tanda-tanda vital :
- Suhu : 36,8 ℃
- Nadi : 86 x/menit
- Respirasi : 20 x/menit
Keterangan :
P :
TTD
Tanggal Penatalaksanaan
Pelaksana
31/10/2021 Memberikan edukasi mengenai NAPZA dan
kesehatan jiwa
e/ pasien paham mengenai materi yang dijelaskan
tentang kesehatan jiwa dan NAPZA
Memberikan pelayanan tentang penyakit tidak
menular (Diabetes Mellitus, Hipertensi, Penyakit
Jantung dan Ginjal) dan pencegahan kekerasan pada
remaja
e/ pasien mengerti tentang penjelasan
Memberikan HE mengenai pola hidup sehat dengan
menerapkan CERDIK :
1. Cek kesehatan secara rutin
2. Enyahkan asap rokok
3. Rajin aktifitas fisik
4. Diet seimbang
5. Istirahat cukup
6. Kelola stress
e/ pasien mengerti mengenai tips pola hidup sehat
dengan menerapkan CERDIK, dan bersedia
menerapkannya
Menyepakati jadwal pertemuan selanjutnya yaitu
tanggal 31 Oktober 2021 melalui daring via
WhatsApp
e/ pasien menyetujui pertemuan selanjutnya
Pertemuan IV
S : sudah tidak nyeri perut (dismenorhea), sudah makan nasi, sayur dan lauk
O:-
P:
TTD
Tanggal Penatalaksanaan
Pelaksana
31/10/2021 Memberikan KIE mengenai isu kesehatan remaja
yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi yaitu
SADARI, dan penyakit menular yang sedang terjadi di
masyarakat yaitu covid-19
e/ pasien memahammi KIE yang diberikan mengenai
isu kesehatan remaja dan bersedia melakukan
SADARI.
Menjelaskan tentang 5M sebagai upaya pencegahan
penularan virus covid-19 serta memberikan masker
dan menganjurkan pasien untuk segera memakai
masker
e/pasien memahami tentang pencegahan penularan
covid-19 dan bersedia untuk mmemakai masker
Melakukan evaluasi terkait pelayanan yang telah
didapatkan.
e/ pasien mengerti dan mampu menjelaskan apa yang
telah didapatkan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari asuhan kebidanan yang dilakukan terhadap Nn. ”R” dengan masalah
tahun. Hal ini sesuai dengan definisi remaja yang merupakan masa transisi dari anak-
anak menuju dewasa. Menurut World Health Organization (WHO) (2019) rentang
usia remaja adalah 10-19 tahun yang terbagi dalam dua periode yaitu, remaja awal
(usia 10-14 tahun) dan remaja akhir (15-19 tahun). Dengan demikian Nn “R”
tergolong dalam kategori remaja akhir (15-19 tahun). Berdasarkan data subjektif Nn.
“R” mengalami nyeri perut bagian bawah saat hari pertama haid, hal ini sesuai
dengan gejala dismenorhea primer yaitu nyeri berupa keram dan tegang pada perut
bagian bawah. Selain itu juga sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Reeder
(2013) yaitu nyeri dimulai beberapa jam sebelum atau bersamaan dengan awitan
menghindari stress dan memiliki pola makan yang teratur dengan asupan gizi yang
hangat pada perut bagian bawah, menyarankan untuk memperbaiki pola makan,
beristirahat yang cukup, dan melakukan teknik relaksasi dengan cara bernafas dalam
dan mendengarkan musik yang disukai, hal ini sesuai dengan penatalaksanaan
dismenorhea secara non farmakologis yang diungkapkan oleh Anurogo (2011) yaitu
terapi panas mempunyai keuntungan meningkatkan aliran darah ke suatu area dan
kemungkinan dapat turut menurunkan nyeri dengan memprcepat penyembuhan,
memberikan nasehat dan berdiskusi mengenai pola makan yang benar dan makanan
yang sehat, istirahat yang cukup, serta menentukan olahraga yang sesuai, melakukan
teknik relaksasi yang sederhana terdiri atas nafas abdomen dengan frekuensi lambat,
berirama, teknik relaksasi nafas dalam (contoh: bernafas dalam-dalam dan pelan).
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
hangat pada perut bagian bawah, memperbaiki pola makan dan mengonsumsi
makanan yang bergizi seimbang, istirahat yang cukup, dan melakukan teknik
relaksasi.
5.2 Saran
Adriani, M dan Wirjatmadi, B. 2013. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Jakarta
: Kencana
Afroh, F., Mohamad Judha, Sudarti. 2012. Teori Pengukuran Nyeri &. Nyeri
Persalinan. Yogyakarta : Nuha Medika
Anurogo,D. & Wulandari, A. 2011. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid.Yogyakarta:
ANDI Yogyakarta.
Bulu, Y. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Bullying Pada Remaja
Awal. Nursing News : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Keperawatan, 4(1).
Kemenkes RI. 2014. Modul Pelatihan PKPR Bagi Konselor Sebaya. Jakarta :
Kemenkes RI
Kulkarni, A. dan Deb, S. (2019) “Dysmenorrhoea,” Obstetrics, Gynaecology and
Reproductive Medicine, 29(10), hal. 286–291. doi:
10.1016/j.ogrm.2019.06.002.
Kusmiran, E 2011. Kesehatan reproduksi remaja dan wanita. Jakarta: Salemba
Medika
Murdiati, Agnes & Amaliah. 2013. Panduan Penyiapan Pangan Sehat Untuk Semua.
Jakarta: Kencana Prenadamedia Group
Nursalam, N. et al. (2018) “Analysis of the Stressor and Coping Strategies of
Adolescents with Dysmenorrhoea,” Indian Journal of Public Health
Research & Development, 9(10), hal. 381–386. doi: 10.5958/0976-
5506.2018.01373.6.
Reeder, Martin, & Koniak-Griffin. 2013. Keperawatan Maternitas Kesehatan.
Wanita, Bayi & Keluarga Edisi 8 Vol 1. Jakarta: EGC.
Rusli, Y. et al. (2019) “Hubungan Tingkat Stres dan Intensitas Dismenore pada
Mahasiswi di Sebuah Fakultas Kedokteran di Jakarta The Association
between Stress Level and Dysmenorrhea Intensity among Female Students
in One Medical Faculty in Jakarta,” eJKI, 7(2), hal. 122–126. doi:
10.23886/ejki.7.10101.Abstrak.
Safitri, Dian. 2011. Metode Pembelajaran Snowball Throwing. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI