PROFESI KEBIDANAN
TAHUN 2021
Pijat Oksitosin terhadap produksi ASI ibu Post Partum
A. Pendahuluan
Bayi baru lahir perlu mendapatkan perawatan yang optimal sejak lahir, salah
satunya adalah makanan yang ideal. Bayi yang baru dilahirkan belum membutuhkan
asupan lain selain ASI dari ibunya. Namun pada kenyataannya, pemberian ASI
eksklusif tidak semudah yang dibayangkan. Berbagai kendala bisa timbul dalam
upaya memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi
(Astutik, 2017).
Menurut data World Health Organization (WHO) dan UNICEF, cakupan ASI
eksklusif pada bayi di bawah 6 bulan adalah 41% dan ditargetkan mencapai 70% pada
tahun 2030 (2018 dalam Global Breastfeeding Scorecard, 2018). Standar
pertumbuhan anak yang diterapkan diseluruh dunia menurut WHO yaitu menekankan
pemberian ASI sejak lahir sampai usia 6 bulan. Setelah itu bayi mulai diberikan
makanan pendamping ASI sampai usia mencapai 2 tahun dan tetap menyusui (Arma,
2017).
Semua perempuan mempunyai potensi untuk memberikan ASI kepada
anaknya, namun tidak semua ibu postpartum dapat langsung mengeluarkan ASI.
Pengeluaran ASI merupakan interaksi yang sangat kompleks antara rangsangan
mekanik, syaraf dan bermacam-macam hormon yang mempengaruhi keluarnya
oksitosin (Endah, 2011 dalam Wulandari,2014).
Kendala dalam memberikan ASI secara dini pada hari pertama setelah
melahirkan yaitu produksi ASI yang sedikit. Keadaan emosi ibu yang berkaitan
dengan reflex oksitison ibu dapat mempengaruhi produksi ASI sekitar 80% sampai
90%. Kondisi emosional ibu dalam keadaan baik, nyaman dan tanpa tekanan maka
dapat meningkatkan dan memperlancar produksi ASI (Ramadani & Hadi, 2009 dalam
Rahayu dan Yunarsih, 2018).
Untuk mengatasi hal ini dilakukan pijat oksitosin yang berfungsi untuk
refleks let down dan memberikan kenyamanan pada ibu, mengurangi bengkak pada
payudara (engorgement), mengurangi sumbatan Air Susu Ibu (ASI), merangsang
pengeluaran hormon oksitosin, dan mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan
bayi sakit (Delima M, dkk, 2016).
Berdasarkan data dari profil kesehatan Indonesia tahun 2017, cakupan
presentasi bayi yang mendapat ASI eksklusif di Indonesia adalah sebesar 61,33%
(Profil Kesehatan Indonesia, 2017). Pemerintah telah menargetkan pencapaian ASI
Ekslusif di Indonesia sebesar 80%, namun hal itu masih belum tercapai hingga saat
ini. Upaya untuk meningkatkan cakupan ini dengan memberikan informasi yang
benar dan tepat mengenai berbagai manfaat ASI eksklusif bagi ibu maupun bayi
sehingga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pemberian
ASI Eksklusif pada bayi. Hakekatnya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) yang
masih tinggi juga dapat diturunkan dengan ASI eksklusif dimana akan semakin
banyak bayi yang sehat maka akan mengurangi kejadian kesakitan dan menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI). Di Indonesia, pemerintah telah menetapkan Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 33 tahun 2012 mengenai Pemberian ASI Eksklusif.
F. Penutup
G. Sumber pustaka
Arma, N., et.al, (2017). Asuhan Kebidanan. Medan Asih, Yusari, (2017). “Pengaruh
Pijat Oksitosin terhadap Produksi ASI pada Ibu Nifas”. Jurnal Keperawatan.
Volume XIII, No. 2, Oktober 2017. Diperoleh dari www.googlescolar.co.id.
Diakses pada tanggal 27 Mei 2021.
Astutik, R.Y., (2017). Payudara dan Laktasi. Jakarta : Salemba Medika. Azriani, D
dan Handayani S, (2016). ‘The Effect of Oxytocin Massage on Breast Milk
Production’. Dama Internasional Journal of Researchers. Vol 1, 8 August
2016, hal 47-50. Diperoleh dari www.googlescolar.com. Diakses pada
tanggal 22 Mei 2019.
Delima, M, Arni GZ, Rosya E, (2016). “Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap
Peningkatan Produksi ASI Ibu Menyusui Di Puskesmas Plus Mandiangin”.
Jurnal IPTEKS Terapan. Volume 9. I4, 282-293. Diperoleh dari
www.googlescolar.co.id. Diakses pada tanggal, 27 Mei 2021.
Rahayu D dan Yunarsih, (2018). “Penerapan Pijat Oksitoksin dalam Meningkatkan
Produksi ASI Ibu Postpartum”. Journals of Ners Community. Volume 09,
nomor 01, Juni 2018. Hal 08-14. Diperoleh dari www.goglescolar.com.
Diakses pada tanggal 27 Mei 2021.