Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN

TERHADAP PRODUKSI ASI


PADA IBU POST PARTUM
Kelompok 5 :
 Dewi Hapsari
 Siti Sulistyowati
 Tri Wiji Lestari
MATA KULIAH BERPIKIR KRITIS
 Yumrotun Dwi
DOSEN PENGAMPU IBU
TRIANA SRI HARDJANTI,M.Mid.
Utami
 Ernatalis
 Fitria Mar Atus S
PENDAHULUAN

 BBL perlu perawatan optimal sejak lahir, salah satunya adalah


makanan yang ideal.
 BBL belum membutuhkan asupan lain selain ASI dari ibunya.
 Pemberian ASI eksklusif tidak semudah yang dibayangkan.
 Berbagai kendala bisa timbul dalam upaya memberikan ASI
eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi.
CAKUPAN ASI EKSKLUSIF

 Menurut data WHO dan UNICEF, cakupan ASI eksklusif pada bayi
di bawah 6 bulan adalah 41% dan ditargetkan mencapai 70% pada
tahun 2030 (2018 dalam Global Breastfeeding Scorecard, 2018).
 Standar pertumbuhan anak yang diterapkan diseluruh dunia menurut
WHO yaitu pemberian ASI sejak lahir sampai usia 6 bulan.
 Setelah itu diberikan MP ASI sampai usia mencapai 2 tahun dan
tetap menyusui.
KENDALA
 Semua wanita mempunyai potensi untuk memberikan ASI kepada
anaknya
 Tidak semua ibu postpartum dapat langsung mengeluarkan ASI
 Hari pertama melahirkan produksi ASI sedikit.
 Keadaan emosi ibu berkaitan dengan reflex oksitosin ibu dapat
mempengaruhi produksi ASI sekitar 80% sampai 90%.
UPAYA MENGATASI MASALAH
 Pengeluaran ASI merupakan interaksi sangat kompleks antara rangsangan mekanik,
syaraf dan bermacam-macam hormon yang mempengaruhi keluarnya oksitosin.
 Keadaan emosi ibu berkaitan dengan reflex oksitosin ibu dapat mempengaruhi
produksi ASI sekitar 80% sampai 90%.
 Kondisi emosional baik, nyaman dan tanpa tekanan maka dapat meningkatkan dan
memperlancar produksi ASI.
 Pijat oksitosin berfungsi untuk refleks let down dan memberikan kenyamanan pada
ibu, mengurangi bengkak pada payudara (engorgement), mengurangi sumbatan ASI,
merangsang pengeluaran hormon oksitosin, dan mempertahankan produksi ASI
ketika ibu dan bayi sakit.
PENGERTIAN PIJAT OKSITOSIN

 Pijat oksitosin adalah suatu tindakan pemijatan tulang belakang mulai dari
nervus/tulang rusuk ke 5 - 6 sampai scapula/tulang belikat yang akan
mempercepat kerja saraf parasimpatis(saraf yang berpangkal pada medula
oblongata dan pada daerah sacrum dari medula spinalis) untuk
menyampaikan perintah ke otak bagian belakang sehingga oksitosin keluar.
 Oksitosin akan menstimulasi kontraksi sel-sel otot polos yang melingkari
duktus laktiferus kelenjar mamae yang menyebabkan kontraktilitas mioepitel
payudara sehingga dapat meningkatkan pelancaran ASI dari kelenjar mamae.
MANFAAT PIJAT OKSITOSIN
 Mempercepat penyembuhan luka bekas implantasi plasenta.
 Mencegah terjadinya perdarahan post partum.
 Dapat mempercepat terjadinya proses involusi uterus.
 Meningkatkan produksi ASI.
 Meningkatkan rasa nyaman pada ibu menyusui,
 Meningkatkan hubungan psikologis antar ibu dan keluarga.
 Efek fisiologis dari pijat oksitosin ini adalah merangsang kontraksi otot
polos uterus baik pada proses saat persalinan maupun setelah persalinan.
SUMBER PENELITIAN

 Oleh Maita th 2019 berjudul “Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap


Produksi Asi Pada Ibu Postpartum di Klinik Nining Pelawati”
dengan responden 37 orang. Hasilnya adalah Produksi ASI sebelum
dilakukan pijat oksitosin adalah sebagian besar tidak lancar yaitu
sebanyak 29 orang (78,4%) dan sebagian kecil lancar yaitu 8 orang
(21,6%) (Maita, 2016). Setelah dilakukan pijat sebagian besar
produksi ASI lancar yaitu sebayak 31 orang (83,8%) dan sebagian
kecil tidak lancar yaitu sebanyak 6 orang (16,2%). Ini menunjukkan
ada kenaikan persentase setelah dilakukan pemijatan oksitosin.
SUMBER PENELITIAN

 Oleh Sari Al Batubara th 2017 berjudul “Hubungan Antara Pijat Oksitosin


Dengan Pengeluaran ASI Pada Ibu Pospartum Primipara di Kota
Singkawang” yaitu dengan membandingkan antara Pijat Oksitosin dengan
Kompres hangat payudara. Dengan responden berjumlah 60 orang yang
dibagi menjadi kelompok intervensi dan kontrol dengan hasil penelitian
menunjukkan hasil yang sama pada kelompok intervensi terjadi
peningkatan produksi ASI bila dibandingkan dengan kelompok kontrol
yang hanya dikompres payudara. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara pijat oksitosin dengan pengeluaran ASI
pada ibu post partum primipara.
SIMPULAN
 Ada peningkatan jumlah produksi ASI sesudah dilakukan pijat oksitosin.
 Menurut Kiftia (2015), pemijatan adalah salah satu terapi nonfarmakologis untuk
mengurangi ketidaknyamanan pada pasien dan membantu pasien relaksasi. Ketika ibu
merasa rileks maka akan menurunkan kadar epinefrin dan nonepinefrin dalam darah
sehingga ada keseimbangan.
 Hal ini sesuai dengan teori Guyton dan Hall (2008) bahwa pijat yang dilakukan
dibagian punggung dapat merangsang pengeluaran hormon endorphin, hormon ini
berfungsi untuk memberikan rasa santai dan menimbulkan ketenangan sehingga
pemijatan dapat menurunkan ketegangan otot. Pada bagian punggung sering sekali
terjadi ketegangan otot, tetapi dengan dilakukannya pijat oksitosin maka akan
memberikan kenyamanan pada daerah punggung dan meningkatkan produksi ASI.
SIMPULAN
 Kelompok 5 sependapat dengan penelitian di atas bahwa pijat oksitosin
mampu meningkatkan produksi ASI pada Ibu Postpartum. Selain itu,
pijat oksitosin juga banyak memiliki manfaat bagi ibu dan bayi selama
masa nifas.
 Bagi ibu bisa mendapatkan kenyamanan dan kesehatan psikologis
karena dengan lancarnya produksi ASI, mampu memenuhi program
ASI eksklusif, dan mempercepat proses pemulihan.
 Bagi bayi manfaatnya dapat memenuhi kebutuhan nutrisi di awal
kelahiran dan meningkatkan kedekatan pada Ibu.
 Diharapkan bidan tidak hanya memberikan edukasi, tetapi juga
mempraktekannya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai