Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH KOMBINASI TEKNIK AREOLA MASSAGE DAN ROLLING MASSAGE

TERHADAP PENGELUARAN ASI


PADA IBU POST PARTUM

Titi Astuti1, Yuni Astini2


Email astutititi7@gmail.com
1,2
Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang
ABSTRAK
Pengaruh Kombinasi Teknik Areola Massage Dan Rolling Massage Terhadap Pengeluaran Asi Pada
Ibu Post Partum. Areola massage bisa merangsang kerja oksitosin dalam memperlancar keluarnya ASI.
Perawatan puting dan areola sudah banyak dipraktekkan oleh para ibu, akan tetapi belum banyak ibu-ibu yang
melakukan areola massage. Rolling massage salah satu cara merangsang oksitosin melalui syaraf sensoris
dengan pijatan disepanjang tulang vertebrae. Kombinasi Kedua intervensi tersebut dapat memperlancar
pengeluaran ASI pada ibu Postpartum. Studi pendahuluan data melalui wawancara pada 6 orang ibu post
partum didapatkan semua klien (100%) ASInya belum keluar. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh
kombinasi areola massage dan rolling massage terhadap pengeluaran ASI pada ibu post partum. Jenis
penelitian kuantitatif, desain penelitian Quasi eksperimen. Tempat penelitian Puskesmas Panjang kelompok
intervensi dan Puskesmas Sumbersari Bantul Metro kelompok kontrol. Populasi ibu postpartum Sampel 60,
kelompok perlakuan 30 responden, dan kelompok kontrol 30 responden. Hasil Penelitian Terdapat pengaruh
pemberian areola massage dan rolling massage terhadap lama waktu pengeluaran ASI pada ibu Post Partum P
value 0,000. Terdapat perbedaan ibu-ibu post partum yang diberikan intervensi areola massage dan rolling
massage dengan ibu-ibu yang tidak diberikan intervensi, (p=0,000) dan OR 4,302. Saran Bagi tenaga
keperawatan hendaknya mengoptimalkan pelayanan yang diberikan kepada pasien dengan menambahkan
intervensi areola massage dan rolling massage dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien post
partum.

Kata kunci : Areola Massage, Rolling Massage, Pengeluaran Asi

The Effect of Combination of Areola Massage and Rolling Massage Techniques on ASI Expenditures
on Post Partum Mothers.

The Effect of Combination of Areola Massage and Rolling Massage Techniques on ASI Expenditures on Post
Partum Mothers. Areola massage can stimulate the work of oxytocin to facilitate the release of breast milk.
Treatment of nipples and areola has been widely practiced by mothers, but not many mothers do the areola
massage. Rolling massage is one way to stimulate oxytocin through sensory nerves with massage along
vertebral bones. The combination of the two interventions can facilitate breastfeeding in postpartum mothers.
Preliminary studies of data through interviews with 6 post partum mothers were obtained by all clients (100%).
The purpose of the study was to determine the effect of combination of areola massage and rolling massage on
breast milk expenditure in post partum mothers. Type of quantitative research, research design Quasi
experiment. Research sites for the Long Puskesmas intervention group and the Sumbersari Bantul Metro Health
Center control group. Population of sample 60 postpartum mothers, treatment group 30 respondents, and
control group 30 respondents. Research Results There was an effect of giving areola massage and rolling
massage to the length of time spent breastfeeding on mothers of the Post Partum P value of 0,000. There were
differences in post partum mothers who were given areola massage and rolling massage intervention with
mothers who were not given intervention, (p = 0,000) and OR 4.302. Suggestion For nursing staff should
optimize the services provided to patients by adding intervention areola massage and rolling massage in the
implementation of nursing care for post partum clients.

Keywords: Areola Massage, Rolling Massage, ASI Expenditures

ASI eksklusif merupakan benarbenar hanya mendapat asupan gizi


pemberian ASI atau air susu ibu selama dari ASI selama 6 bulan. Sesudahnya,
6 bulan pertama kehidupan bayi. Sesuai hingga mencapai usia 2 tahun bayi baru
dengan namanya yang eksklusif, ASI boleh mendapatkan makanan tambahan
diberikan kepada bayi tanpa adanya lain selain ASI (Paramashanti, 2019)
pendamping makanan lain. Bayi
World Health Organization Kompres hangat, Rolling Massage
(WHO) dan United Nations punggung, Breast Care, dan Metode
International Children’s Emergency SPEOS, tetapi karena keterbatasan
Fund (UNICEF) merekomdasikan informasi dilayanan maka metode-
sebaiknya bayi hanya diberi Air Susu metode ini hanya dikenal saja tetapi
Ibu (ASI) selama 6 bulan dan pemberian jarang diberikan oleh tenaga kesehatan
ASI dilanjutkan sampai bayi berumur 2 (Yuliati, 2017).
tahun. Pada tahun (2020) World Health Rolling Massage adalah
Organization (WHO) kembali pemijatan pada tulang belakang
memaparkan data berupa angka (costae5-6 sampai scapula dengan
pemberian ASI eksklusif secara global, gerakan memutar) yang dilakukan pada
walaupun telah ada peningkatan, namun ibu setelah melahirkan untuk membantu
angka ini tidak meningkat cukup kerja hormon oksitosin dalam
signifikan, yaitu sekitar 44% bayi usia 0- pengeluaran ASI, mempercepat syaraf
6 bulan di seluruh dunia yang parasimpatis menyampaikan sinyal ke
mendapatkan ASI eksklusif selama otak bagian belakang untuk merangsang
periode 2015-2020 dari 50% target kerja oksitosin dalam mengalirkan ASI
pemberian ASI eksklusif. agar keluar, tindakan ini dapat
Riskesdas (2018) melaporkan di mempengaruhi hormone prolaktin yang
Indonesia proporsi pemberian ASI berfungsi sebagai stimulus produksi ASI
eksklusif pada bayi usia 0 sampai 6 pada ibu selama menyusui, selain itu
bulan sebesar 37,3%. Menurut Buku dapat membuat rileks pada ibu dan
Saku Kesehatan Provinsi Lampung melancarkan aliran syaraf serta saluran
Tahun 2018 trend cakupan ASI eksklusif ASI pada kedua payudara
0-6 bulan. Provinsi Lampung sebesar (Desmawati,2013)
67,01%. Areola massage adalah upaya
Salah satu penyebab tidak dengan perawatan khusus lewat
tercapainya pemberian ASI eksklusif pemberian rangsang terhadap otot-otot
yaitu bayi tidak mendapat ASI yang dada ibu, dengan cara pengurutan atau
cukup dikarenakan masalah dalam massage yang diharapkan dapat
menyusui yang dikarenakan ibu memberi rangsangan kepada kelenjar
mengalami engorgement (Bendungan ASI agar dapat memproduksi susu.
ASI) (Murniati and Kusumawati, 2013). Fungsi dari areola massage adalah untuk
Payudara yang mengalami menstimulasi pituitari melepaskan
pembengkakan atau bendungan ASI hormon oksitosin yang merangsang
tersebut sangat sukar disusu oleh bayi kontraksi sel mioepitel alveoli dan
karena payudara lebih menonjol, puting berdampak pada pengeluaran ASI,
lebih datar, dan sukar di hisap oleh Perawatan payudara bermanfaat
bayinya.(Impartina, 2017) merangsang payudara untuk
Upaya untuk menangani masalah mempengaruhi hipofisis untuk
kelancaran ASI dapat dilakukan secara mengeluarkan hormon oksitosin dan
farmakologi dan non farmakologi yaitu prolaktin (Wiji, 2013).
dengan terdapat beberapa metode yang Teknik rolling dan areola
dapat digunakan untuk membantu massage merupakan kombinasi dua
memperlancar produksi ASI paska teknik yang dapat merangsang oksitosin
melahirkan diantaranya adalah pada ibu post partum, namun belum
kecukupan nutrisi ibu, hindari banyak diketahui, dilakukan dan
pemberian susu formula, hindari disosialisasikan kepada ibu post partum,
penggunaan DOT/empeng, hindari stres, baik ibu post partum normal maupun
metode pijat Oksitosin, Teknik Mermet, seksio caesaria.
Fenomena di atas juga terdapat di post partum, tepatnya setelah diberikan
puskesmas-puskesmas wilayah Bandar intervensi areola massage dan rolling
Lampung dan Puskesmas wilayah Kota massage pada kelompok intervensi. Rolling
Metro, dimana pemberian susu formula massage dan areola massage dilakukan 2
mendominasi pada detik, menit, jam bahkan (dua) jam post partum dan diulang setiap
hari-hari pertama kelahiran dengan alasan dua jam sekali sampai 12 jam post partum.
salah satunya belum keluarnya ASI pada Penilaian tersebut berdasarkan payudara
masa tersebut. Data ini terungkap setelah mulai terisi ASI setelah 2 (dua) jam post
peneliti melakukan peninjauan ke lahan. partum, karena sebelum masa tersebut
Oleh sebab itu, upaya untuk merangsang payudara masih tetap lunak jika dipalpasi
pengeluaran ASI secara dini perlu ( Lowdermilk ,et al 2013).
dilakukan, diantaranya dengan metode Peneliti melakukan intervensi dalam 12 jam
areola massage dan rolling massage pada post partum, penilaian kecepatan waktu
tulang belakang. pengeluaran ASI dilakukan sampai ASI
Penelitian yang mengkombinasi keluar, baik pada kelompok intervensi
beberapa intervensi untuk merangsang maupun pada kelompok kontrol. Hal ini
pengeluaran ASI secara dini dan dilakukan karena ASI lancar keluar rata-rata
melancarkan ejeksi ASI dalam rangka setelah 2 (dua) hari - 3 (tiga) hari atau 48-72
pemberian ASI eksklusif. Peran perawat jam post partum (Roesli, 2012).
maternitas mempunyai posisi yang unik,
Tempat penelitian Puskesmas
penting dan mandiri dalam merangsang
Panjang untuk kelompok intervensi.
produksi ASI secara dini serta melancarkan
Puskesmas Sumbersari Bantul Metro untuk
ejeksi ASI berdasarkan berbagai penelitian
kelompok kontrol. Tempat penelitian
terkait.
tersebut dipilih karena kedua Puskesmas
Studi pendahuluan yang dilakukan
tersebut merupakan tempat praktek
peneliti di ruang post partum di dua
mahasiswa-mahasiswa kesehatan sehingga
Puskesmas, peneliti memperoleh data
terbuka untuk berbagai penelitian, selain itu
melalui wawancara pada 6 orang ibu post
juga merupakan puskesmas yang
partum didapatkan semua klien (100%) ASI
mendukung pemberian ASI dan menerapkan
belum keluar. Untuk menjabarkan kondisi
pelaksanaan rawat gabung. Kedua
di atas, mengingat pemberian ASI secara
puskesmas tersebut, dibawah naungan dinas
dini dan eksklusif adalah masalah penting
kesehatan, kebijakan sama, fasilitas yang
untuk kualitas sumber daya manusia suatu
tersedia hampir sama dan rata-rata ibu
bangsa, maka peneliti ingin mengetahui
dengan persalinan normal. Penelitian ini
pengaruh kombinasi areola massage dan
dimulai dengan pembuatan proposal
rolling massage terhadap pengeluaran ASI
penelitian dari bulan Februari hingga April
pada ibu post partum. Tujuan Penelitian
2018, kemudian intervensi dilakukan pada
Mengetahui pengaruh kombinasi areola
bulan Mei sampai bulan Oktober 2018 dan
massage dan rolling massage pada tulang
dilanjutkan dengan penyusunan laporan
belakang terhadap pengeluaran ASI pada
hingga presentasi hasil penelitian selesai
ibu post partum.
yaitu pada bulan Nopember 2018. Populasi
METODE PENELITIAN
dalam penelitian ini adalah ibu post partum
Jenis penelitian kuantitatif, Desain
yang dirawat di ruang nifas Puskesmas
penelitian quasi eksperimen dengan
Panjang Bandar Lampung untuk kelompok
menggunakan rancangan post test only
intervensi dan untuk kelompok kontrol
design (Sugiyono, 2017). Pada penelitian
adalah ibu post partum yang dirawat di
ini, peneliti membandingkan dua kelompok,
ruang perawatan nifas Puskesmas
dimana satu kelompok diberikan perlakuan
Sumbersari Bantul Metro, pada bulan Mei
areola massage dan rolling massage pada
sampai Oktober 2018. Teknik sampling
ibu post partum yang lebih dikenal dengan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kelompok intervensi dan kelompok lain
purposive sampling yaitu didasarkan pada
tidak diberikan perlakuan karena sebagai
suatu pertimbangan tertentu yang dibuat
kontrol (intervensi sesuai program yang ada
oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau
di Puskesmas). Penilaian kecepatan
sifat-sifat populasi yang sudah diketahui
pengeluaran ASI dimulai dari 2 (dua) jam
sebelumnya (Notoadmodjo, 2018). Sampel Dalam Menit
pada penelitian ini adalah ibu post partum
yang dirawat di ruang nifas Puskesmas Tabel 1
Panjang sebagai kelompok intervensi dan Rata-Rata Lama Waktu Pengeluaran ASI
ibu post partum yang dirawat di ruang nifas Dalam Menit Pada Kelompok Intervensi Dan
Puskesmas Sumbersari Bantul Metro untuk Kelompok Kontrol
Mini
kelompok kontrol yang dirawat pada bulan
Mean mal-
mei sampai bulan Oktober 2018 yaitu Teknik
Median
SD
Maks
responden yang memenuhi kriteria inklusi imal
sebagai berikut: Berdasarkan perhitungan Areola 288,70 120,1 130 –
tersebut maka jumlah sampel minimal yang massage dan 253, 50 29 540
dibutuhkan dalam penelitian ini sebesar 30 rolling
responden untuk kelompok intervensi dan massage
30 responden untuk kelompok kontrol. (kelompok
Pengambilan data untuk kelompok kontrol Intervensi)
dilakukan di ruang nifas Puskesmas Program 1043,47 574,0 180-
Panjang, bersamaan dengan pengambilan Puskesmas 1110,00 18 2090
(Kelompok
data untuk kelompok intervensi di ruang
Kontrol)
nifas Puskesmas Sumbersari Bantul Metro.
Tehnik sampling yang digunakan adalah Pada tabel 1 terlihat bahwa pada kelompok
kuota sampling, yaitu tehnik untuk intervensi, rata-rata ASI keluar 288,70 menit
menentukan sampel dari populasi yang setelah melahirkan dengan standar deviasi
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah 120,129 menit, sedangkan waktu tercepat 130
(kuota) yang diinginkan (Sugiyono, 2017). menit dan terlama 540 menit. Pada kelompok
Alat pengumpul data dalam penelitian ini kontrol rata-rata ASI keluar 1043,47 menit
menggunakan 2 (dua) instrumen yaitu satu setelah ibu melahirkan dengan standar deviasi
instrumen berupa kuesioner tentang data 574,018 menit, sedangkan waktu tercepat
karakteristik responden meliputi: umur ibu, pengeluaran ASI 180 menit dan terlama 2090
menit.
paritas. Alat pengumpul data ini, juga berisi
tentang data obyektif kecepatan waktu 2. Lama waktu pengeluaran ASI pada
pengeluaran ASI. Penilaiannya dilakukan kelompok Intervensi (kelompok ≤ 12
dengan cara mengobservasi ASI pertama jam dan >12 jam post partum)
keluar, setelah dilakukan intervensi dalam
satuan menit/ Jam. Instrumen ini berlaku Tabel 2
untuk kelompok intervensi dan kontrol, Distribusi Frekkuwensi Waktu Pengeluaran
pada kelompok intervensi ditambahkan Asi (Kelompok ≤12 Jam Dan >12 Jam Post
jadwal pelaksanaan intervensi setiap 2 (dua) Partum) Pada Kelompok Intervensi
jam sekali, sedangkan pada kelompok
kontrol tidak. Waktu
Pengeluaran Jumlah Presentase
Analisis data. Analisis univariat bertujuan ASI
untuk menjelaskan karakteristik dari ≤ 12 jam post 30 100,0
responden penelitian meliputi: umur ibu, partum
paritas. Data yang berbentuk numerik yaitu 0 100,0
> 12 jam post
umur ibu, paritas disajikan dalam bentuk
Partum
distribusi tendensi sentral: mean, median,
Total 30 100,0
modus, nilai minimum dan maksimum Pada tabel 2 terlihat bahwa pada kelompok
(terlampir). Data yang berbentuk kategorik intervensi semua ibu post partum waktu
disajikan dengan menghitung distribusi pengeluaran ASI nya ≤12 jam post partum
frekuensi dan prosentase. Analisis bivariat sebanyak 30 orang (100 %) dari 30 responden.
Uji hubungan dilakukan dengan uji t 3. Lama waktu pengeluaran ASI pada
independen dan uji chi square. kelompok kontrol ( kelompok ≤ 12
jam dan >12 jam post partum
HASIL PENELITIAN
Analisis Univariat
1. Lama Waktu Pengeluaran ASI
Pengaruh Kombinasi Areola Massage Dan
Rolling Massage Pada Tulang Belakang
Tabel 3 Terhadap Pengeluaran ASI Pada Ibu
Distribusi Waktu Pengeluaran Asi Post Partum.
(Kelompok ≤12 Jam Dan >12 Jam Post P
Partum) Pada Kelompok Kontrol (n=30) Teknik Mean SD SE N
value
Waktu
Pengeluaran Jumlah % Areola 288,7 120, 21,9 0,000 30
ASI massase 0 129 32
≤ 12 jam post 13 43,3 dan
partum rolling
17 56,7 massage
> 12 jam post
Partum Program 1043, 574, 104, 30
Total 30 100,0 Puskesm 47 018 801
Pada tabel 3 kelompok kontrol as
pengeluaran ASI pada ibu post partum ≤ Rata-rata waktu pengeluaran ASI pada ibu
12 jam post partum sebanyak 13 (tiga dengan intervensi Areola massage dan
belas) responden (43,3%). Sedangkan rolling massage adalah 288,70 menit dengan
ASI keluar pada ibu post partum lebih standar deviasi 120,129, sedangkan untuk
dari 12 jam sebanyak 17 orang (56,7%). ibu yang menggunakan program Puskesmas
Analisis Bivariat (kelompok kontol) rata-rata waktu
pengeluaran ASI adalah 1043,47 menit
1. Pengaruh kombinasi areola dengan standar deviasi 574,018 menit. Hasil
massage dan rolling massage pada uji statistik didapatkan v palue = 0,000.
tulang belakang terhadap
pengeluaran ASI pada ibu post
partum.
Tabel 4
2. Perbedaan Waktu Pengeluaran ASI pada kelompok intervensi dan pada kelompok
kontrol, berdasarkan lama waktu pengeluaran (≤ 12jam dan >12 jam )

Tabel 5
Analisis Perbedaan Waktu Pengeluaran ASI (Kelompok <=12 Jam Dan >12 Jam
Post Partum) Pada Kelompok Kontrol (N=30) Dan Intervensi (N=30)

Waktu Kelompok Total P value OR 95%CI


Pengeluaran Intervensi Kontrol
ASI N % n % N %
≤ 12 jam post 30 69,8 13 30,2 43 100 0,000 4,302 (2,192-
partum 8,476)
> 12 jam post 0 0,0 17 100 17 100
Partum
Jumlah 30 100 22 100 44 100

Hasil analisis pada tabel diatas dengan 12 jam post partum sebanyak
didapatkan proporsi waktu 13responden (30,2%) dari 30
pengeluaran ASI kurang sama dengan responden. Hasil uji statistik
12 jam post partum pada kelompok didapatkan ada perbedaan kecepatan
intervensi semua responden sebanyak waktu pengeluaran ASI setelah
30 responden (69,8%). Sedangkan dilakukan areola massage dan rolling
Pada kelompok kontrol didapatkan massage pada ibu post partum
waktu pengeluaran ASI kurang sama kelompok intervensi dengan
kecepatan waktu pengeluaran ASI dengan ibu-ibu post partum yang tidak
pada kelompok kontrol yang tidak diberikan intervensi tersebut.
diberikan intervensi areola massage
dan rolling massage (p=0,000. Setelah melewati proses
Dengan kata lain dapat disimpulkan persalinan, Ibu Post Partum akan
bahwa ada perbedaan yang bermakna mengalami kelelahan, hal ini akan
dalam kecepatan waktu pengeluaran berpengaruh pada pengeluaran hormone
ASI antara kelompok intervensi oksitosin. Dalam proses laktasi selain
areola massage dan rolling massage hormone oksitosi dan prolaktin, faktor
dengan waktu pengeluaran ASI tanpa kesulitan bayi dalam mengisap, kurangnya
areola massage dan rolling massage. tingkat kepercayaan diri ibu bahwa ASI
Hasil analisis OR diperoleh bahwa
yang dimiliki dapat mencukupi kebutuhan
kelompok intervensi mempunyai
peluang sebesar 4,302 x untuk
nutrisi bayi, dan keadaan puting susu ibu
pengeluaran ASI kurang atau sama serta kurangnya rangsangan dapat
dengan 12 jam post partum (95% mempengaruhi kelancaran pengeluaran
CI=(2,192- 8,476)) dibanding ASI dan akibatnya kebutuhan nutrisi bayi
kelompok kontrol. tidak akan terpenuhi.
Pijat di daerah punggung belakang
PEMBAHASAN atau disebut dengan massage rolling
merupakan cara untuk merangsang
1. Intervensi areola massage dan rolling pengeluaran hormone oksitosin agar keluar
massage
lebih banyak, Pijat ini berfungsi untuk
Pada hasil penelitian didapatkan hasil uji
statistik didapatkan v palue = 0,000, berarti memberikan rasa nyaman pada ibu
pada alpha 5 % terlihat ada perbedaan menyusui pasca melahirkan serta
signifikan rata-rata waktu pengeluaran ASI meningkatkan produksi ASI. Tindakan
antara ibu yang diberikan intervensi Areola massage rolling punggung dapat
massage dan rolling massage dengan ibu yang memengaruhi hormon prolaktin yang
tidak diberikan intervensi (kelompok kontrol). berfungsi sebagai stimulus produksi ASI
pada ibu selama menyusui. Tindakan ini
Sedangkan pada hasil penelitian
dikelompokkan kedalam kecepatan waktu juga dapat membuat rileks pada ibu dan
pengeluaran ASI ≤ 12 jam post partum dan melancarkan aliran syaraf serta saluran
kecepatan waktu pengeluaran ASI >12 jam ASI pada kedua payudara.
post partum. Pengelompokan ini berdasarkan Handini, (2016) menyebutkan cara
pada intervensi yang dilakukan peneliti hanya melakukan pijat Aerola yaitu pemijitan
sampai 12 jam post partum. Proporsi waktu melingkar menggunakan kedua ibu jari
pengeluaran ASI kurang atau sama dengan 12 pada area sinus laktiferus epatnya 1-1,5 cm
jam post partum didapatkan lebih banyak diluar areola mamae selama 15 menit yang
dibandingkan dengan waktu pengeluaran ASI akan merangsang sel saraf pada payudara,
lebih dari 12 jam post partum. Berdasarkan diteruskan ke hipotalamus dan direspon
hasil uji statistik, didapatkan ada perbedaan
oleh hipofisis anterior untuk mengeluarkan
kecepatan waktu pengeluaran ASI setelah
dilakukan areola massage dan rolling hormon prolaktin yang akan dialirkan oleh
massage pada ibu-ibu post partum dibanding darah ke sel mioepitel payudara untuk
dengan ibu-ibu post partum yang tidak memproduksi ASI. Manfaat pemijatan
diberikan intervensi areola massage dan metode woolwich adalah meningkatkan
rolling massage p value 0,000. pengeluaran ASI, meningkatkan sekresi
ASI dan mencegah peradagan payudara
Ibu-ibu post partum yang
atau mastitis.
diberikan intervensi areola massage dan
Back Rolling massage adalah
rolling massage mempunyai peluang
pemijatan pada tulang belakang (costae 5-
sebesar 2 (enam) kali untuk pengeluaran
6 sampai scapula dengan gerakan
ASI ≤ 12 jam post partum dibanding
memutar) yang dilakukan pada ibu setelah ada hisapan bayi, namun pengeluaran air
melahirkan untuk membantu kerja hormon susu tetap berlangsung. Pemberian
oksitosin dalam pengeluaran ASI, Woolwich massage ditujukan untuk
mempercepat syaraf parasimpatis memicu rangsangan sel – sel mio epitel di
menyampaikan sinyal ke otak bagian sekitar kelenjar payudara, kemudian
belakang untuk merangsang kerja oksitosin rangsangan tersebut menuju ke
dalam mengalirkan ASI agar keluar. Selain hipotalamus dan dapat memicu hipofisis
itu tindakan ini dapat membuat ibu rileks anterior untuk memproduksi hormone
sehingga merangsang pengeluaran hormon prolactin. Ibu nifas disarankan untuk
prolaktin yang berfungsi melancarkan memberikan ASI kepada bayinya karena
aliran syaraf serta saluran ASI pada kedua terbukti kandungan ASI sudah mewakili
payudara. dari beberapa sumber nutrisi. Laktosa
Terapi peningkatan produksi tidak didalam ASI dapat meningkatkan
hanya dengan massage rolling akan tetapi penyerapan kalsium dan zat besi dan
juga dengan melakukan Pijat Aeorla, pijat meningkatkan pertumbuhan lactobacili
ini bermanfaat memicu rangsangan sel-sel (Usman, 2019).
mioepitel di sekitar kelenjar payudara, Hasil penelitian Yuniarti, (2018)
kemudian rangsangan tersebut menuju ke yang menyebutkan bahwa salah satu upaya
hipotalamus dan dapat memicu hipofisis yang bisa dilakukan untuk merangsang
anterior untuk memproduksi hormon hormone prolactin dan oksitosin pada ibu
prolaktin. Kombinasi Pijat woolwich nifas dengan memberikan sensasi rileks
massage dan back rolling massage pada ibu yaitu dengan melakukan massage
merupakan penggabungan dua metode aerola. Selain itu, dalam hasil
yaitu pemijatan pada payudara lewat menelitiannya menyebutkan bahwa ada
pemberian rangsang terhadap otot-otot peningkatan produksi ASI setelah
buah dada dan punggung ibu, yang diberikan intervensi Massage rolling.
bertujuan memberikan rangsangan kepada
kelenjar air susu ibu agar dapat KESIMPULAN DAN SARAN
memproduksi susu dan memicu hormon Kesimpulan
oksitosin atau refleks let down serta 1. Kelompok intervensi Rata-rata ASI
memberikan kenyamanan dan keluar 288,70 menit setelah
menciptakan rasa rileks pada ibu sehingga melahirkan. Pada kelompok kontrol
mengakibatkan produksi ASI meningkat. rata-rata ASI keluar 1043,47 menit
Penilaian produksi ASI bisa dilihat setelah ibu melahirkan
dari beberapa faktor, di antaranya adalah 2. Kelompok intervensi semua ibu post
tanda-tanda kecukupan ASI pada bayi. ASI partum waktu pengeluaran ASI nya
cukup atau tidak bisa dilihat dari indikator ≤12 jam post partum sebanyak 30
Berat Badan Bayi, Frekuensi BAK dan orang (100 %) dari 30 responden.
BAB, di mana indikator ini juga 3. Kontrol pengeluaran ASI pada ibu
post partum ≤ 12 jam post partum
merupakan indikator dari cukup atau
sebanyak 13 (tiga belas) responden
tidaknya produksi ASI. (43,3%). Sedangkan ASI keluar
Ibu postpartum yang menyusui, pada ibu post partum lebih dari 12
kadar hormone prolaktinnya akan jam sebanyak 17 orang (56,7%).
meningkat seiring dengan menurunnya 4. Terdapat pengaruh pemberian
kadar estrogen dan progesterone serta areola massage dan rolling massage
rangsangan hisapan bayi pada putting susu terhadap lama waktu pengeluaran
ibu. Kadar hormone prolactin pada ibu ASI pada ibu Post Partum P value
postpartum akan menjadi normal 3 bulan 0,000.
setelah melahirkan sampai penyapihan 5. Terdapat pengaruh antara ibu-ibu
anak dan pada waktu tersebut tidak akan post partum yang diberikan
intervensi areola massage dan Kesehatan Masyarakat
rolling massage dengan ibu-ibu Nasional.Vol :7. No. 8(360-364)
yang tidak diberikan intervensi p
value 0,000. Handayani E dan P. (2016) Asuhan Holistik
Masa Nifas Dan Menyusui.
6. Terdapat perbedaan antara ibu-ibu
Yogyakarta: Transmedika
post partum yang diberikan
intervensi areola massage dan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018.
rolling massage dengan ibu-ibu Jakarta: Badan Penelitian dan
yang tidak diberikan intervensi Pengembangan Kesehatan.
tersebut, dalam hal kecepatan waktu Kementerian RI. .
pengeluaran ASI setelah melahirkan
(p=0,000) dan OR 4,302. Impartina, A. 2017. Hubungan Pengetahuan
Saran Ibu Nifas Tentang Teknik Menyusui
Kepada tenaga kesehatan, khususnya yang Dengan Kejadian Bendungan ASI.
memberikan pelayanan pada ibu post partum Medisains, 15, 156- 160.
untuk mengikuti pelatihan-pelatihan tentang Murniati, R. & Kusumawati, E. (2013).
perawatan ibu post partum khususnta teknik
hubungan pengetahuan ibu nifas
Areola massage dan rolling massage, yang tentang bendungan ASI dengan
merupakan bagian dari manajemen laktasi.
praktik pencegahan bendungan ASI
Bagi pelayanan keperawatan khususnya yang (breast care) di RB Nur Hikmah
berhubungan dengan tindakan alternatif
Kwaron Gubug. Jurnal Kebidanan, 2.
pengeluaran ASI secara dini, hendaknya
mengoptimalkan pelayanan yang diberikan Notoadmojo, Soekidjo. 2018. Metodologi
kepada pasien dengan menambahkan Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka.
intervensi areola massage dan rolling Cipta
massage dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan pada klien post partum. Paramashanti dan Bunga Astria. (2019). GIZI
Bagi Ibu dan Anak. Yogyakarta : PT.
Bagi Ibu-Ibu Post Partum Dan Keluarga PUSTAKA BARU
Disarankan agar melakukan tindakan Roesli, U. (2012)Inisiasi Menyusu Dini Plus
intervensi yaitu areola massage dan rolling ASI Eksklusif. Jakarta : Pustaka
massage sesuai dengan yang diajarkan oleh Bunda
perawat. Intervensi ini boleh dilakukan sesuai
ketersediaan waktu dan tenaga dari masing- Sugiyono, (2017). Metode Penelitian
masing ibu dan keluarga, karena rolling Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
massage tidak bisa dilakukan sendiri oleh ibu. Bandung: CV. Alfabeta

Bagi Penelitian Selanjutnya Usman E. (2019). “Faktor yang Berhubungan


Perlu dilakukan berbagai penelitian lanjutan dengan Pemberian ASI Eksklusif pada
terkait pengeluaran ASI secara dini baik secara Ibu Bekerja di Kabupaten Ogan
kuantitatif maupun kualitatif. Penelitian Komering Ulu”. Jurnal Kesehatan
tersebut antara lain: 1) pengaruh nutrisi, Andalas. 2019;
pengetahuan, stres psikologis, dan variabel WHO. (2020) Exclusive Breastfeeding For
lainnya yang terkait dengan ASI terhadap Optimal Growth, Development And.
kecepatan waktu pengeluaran ASI secara dini. Health Of Infants. In :WHO.
DAFTAR PUSTAKA Wiji, R.N. (2013). ASI dan Panduan Ibu
Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika.
Cashion, Perry, Lowdermilk. (2013).
Keperawatan Maternitas Edisi 8. Yuliati, et al. (2017). The impact of
Singapore: Elsevier. Morby. D combination of rolling and oketani
massage in prolactin level and breast
Desmawati.(2013) Penentu Kecepatan milk production in post cesarean
Pengeluaran Air Susu Ibu (ASI) section mothers. Belitung nursing
setelah Secsio Caesaria.Jurnal journal. 2017 august 3
Yuniarti. 2018. Metode Breastcare
meningkatkan Volume ASI Pada Ibu
Nifas. Buletin Media Informasi
Kesehatan Vol. 14 no. 2

Anda mungkin juga menyukai