The Effect of Combination of Areola Massage and Rolling Massage Techniques on ASI Expenditures
on Post Partum Mothers.
The Effect of Combination of Areola Massage and Rolling Massage Techniques on ASI Expenditures on Post
Partum Mothers. Areola massage can stimulate the work of oxytocin to facilitate the release of breast milk.
Treatment of nipples and areola has been widely practiced by mothers, but not many mothers do the areola
massage. Rolling massage is one way to stimulate oxytocin through sensory nerves with massage along
vertebral bones. The combination of the two interventions can facilitate breastfeeding in postpartum mothers.
Preliminary studies of data through interviews with 6 post partum mothers were obtained by all clients (100%).
The purpose of the study was to determine the effect of combination of areola massage and rolling massage on
breast milk expenditure in post partum mothers. Type of quantitative research, research design Quasi
experiment. Research sites for the Long Puskesmas intervention group and the Sumbersari Bantul Metro Health
Center control group. Population of sample 60 postpartum mothers, treatment group 30 respondents, and
control group 30 respondents. Research Results There was an effect of giving areola massage and rolling
massage to the length of time spent breastfeeding on mothers of the Post Partum P value of 0,000. There were
differences in post partum mothers who were given areola massage and rolling massage intervention with
mothers who were not given intervention, (p = 0,000) and OR 4.302. Suggestion For nursing staff should
optimize the services provided to patients by adding intervention areola massage and rolling massage in the
implementation of nursing care for post partum clients.
Tabel 5
Analisis Perbedaan Waktu Pengeluaran ASI (Kelompok <=12 Jam Dan >12 Jam
Post Partum) Pada Kelompok Kontrol (N=30) Dan Intervensi (N=30)
Hasil analisis pada tabel diatas dengan 12 jam post partum sebanyak
didapatkan proporsi waktu 13responden (30,2%) dari 30
pengeluaran ASI kurang sama dengan responden. Hasil uji statistik
12 jam post partum pada kelompok didapatkan ada perbedaan kecepatan
intervensi semua responden sebanyak waktu pengeluaran ASI setelah
30 responden (69,8%). Sedangkan dilakukan areola massage dan rolling
Pada kelompok kontrol didapatkan massage pada ibu post partum
waktu pengeluaran ASI kurang sama kelompok intervensi dengan
kecepatan waktu pengeluaran ASI dengan ibu-ibu post partum yang tidak
pada kelompok kontrol yang tidak diberikan intervensi tersebut.
diberikan intervensi areola massage
dan rolling massage (p=0,000. Setelah melewati proses
Dengan kata lain dapat disimpulkan persalinan, Ibu Post Partum akan
bahwa ada perbedaan yang bermakna mengalami kelelahan, hal ini akan
dalam kecepatan waktu pengeluaran berpengaruh pada pengeluaran hormone
ASI antara kelompok intervensi oksitosin. Dalam proses laktasi selain
areola massage dan rolling massage hormone oksitosi dan prolaktin, faktor
dengan waktu pengeluaran ASI tanpa kesulitan bayi dalam mengisap, kurangnya
areola massage dan rolling massage. tingkat kepercayaan diri ibu bahwa ASI
Hasil analisis OR diperoleh bahwa
yang dimiliki dapat mencukupi kebutuhan
kelompok intervensi mempunyai
peluang sebesar 4,302 x untuk
nutrisi bayi, dan keadaan puting susu ibu
pengeluaran ASI kurang atau sama serta kurangnya rangsangan dapat
dengan 12 jam post partum (95% mempengaruhi kelancaran pengeluaran
CI=(2,192- 8,476)) dibanding ASI dan akibatnya kebutuhan nutrisi bayi
kelompok kontrol. tidak akan terpenuhi.
Pijat di daerah punggung belakang
PEMBAHASAN atau disebut dengan massage rolling
merupakan cara untuk merangsang
1. Intervensi areola massage dan rolling pengeluaran hormone oksitosin agar keluar
massage
lebih banyak, Pijat ini berfungsi untuk
Pada hasil penelitian didapatkan hasil uji
statistik didapatkan v palue = 0,000, berarti memberikan rasa nyaman pada ibu
pada alpha 5 % terlihat ada perbedaan menyusui pasca melahirkan serta
signifikan rata-rata waktu pengeluaran ASI meningkatkan produksi ASI. Tindakan
antara ibu yang diberikan intervensi Areola massage rolling punggung dapat
massage dan rolling massage dengan ibu yang memengaruhi hormon prolaktin yang
tidak diberikan intervensi (kelompok kontrol). berfungsi sebagai stimulus produksi ASI
pada ibu selama menyusui. Tindakan ini
Sedangkan pada hasil penelitian
dikelompokkan kedalam kecepatan waktu juga dapat membuat rileks pada ibu dan
pengeluaran ASI ≤ 12 jam post partum dan melancarkan aliran syaraf serta saluran
kecepatan waktu pengeluaran ASI >12 jam ASI pada kedua payudara.
post partum. Pengelompokan ini berdasarkan Handini, (2016) menyebutkan cara
pada intervensi yang dilakukan peneliti hanya melakukan pijat Aerola yaitu pemijitan
sampai 12 jam post partum. Proporsi waktu melingkar menggunakan kedua ibu jari
pengeluaran ASI kurang atau sama dengan 12 pada area sinus laktiferus epatnya 1-1,5 cm
jam post partum didapatkan lebih banyak diluar areola mamae selama 15 menit yang
dibandingkan dengan waktu pengeluaran ASI akan merangsang sel saraf pada payudara,
lebih dari 12 jam post partum. Berdasarkan diteruskan ke hipotalamus dan direspon
hasil uji statistik, didapatkan ada perbedaan
oleh hipofisis anterior untuk mengeluarkan
kecepatan waktu pengeluaran ASI setelah
dilakukan areola massage dan rolling hormon prolaktin yang akan dialirkan oleh
massage pada ibu-ibu post partum dibanding darah ke sel mioepitel payudara untuk
dengan ibu-ibu post partum yang tidak memproduksi ASI. Manfaat pemijatan
diberikan intervensi areola massage dan metode woolwich adalah meningkatkan
rolling massage p value 0,000. pengeluaran ASI, meningkatkan sekresi
ASI dan mencegah peradagan payudara
Ibu-ibu post partum yang
atau mastitis.
diberikan intervensi areola massage dan
Back Rolling massage adalah
rolling massage mempunyai peluang
pemijatan pada tulang belakang (costae 5-
sebesar 2 (enam) kali untuk pengeluaran
6 sampai scapula dengan gerakan
ASI ≤ 12 jam post partum dibanding
memutar) yang dilakukan pada ibu setelah ada hisapan bayi, namun pengeluaran air
melahirkan untuk membantu kerja hormon susu tetap berlangsung. Pemberian
oksitosin dalam pengeluaran ASI, Woolwich massage ditujukan untuk
mempercepat syaraf parasimpatis memicu rangsangan sel – sel mio epitel di
menyampaikan sinyal ke otak bagian sekitar kelenjar payudara, kemudian
belakang untuk merangsang kerja oksitosin rangsangan tersebut menuju ke
dalam mengalirkan ASI agar keluar. Selain hipotalamus dan dapat memicu hipofisis
itu tindakan ini dapat membuat ibu rileks anterior untuk memproduksi hormone
sehingga merangsang pengeluaran hormon prolactin. Ibu nifas disarankan untuk
prolaktin yang berfungsi melancarkan memberikan ASI kepada bayinya karena
aliran syaraf serta saluran ASI pada kedua terbukti kandungan ASI sudah mewakili
payudara. dari beberapa sumber nutrisi. Laktosa
Terapi peningkatan produksi tidak didalam ASI dapat meningkatkan
hanya dengan massage rolling akan tetapi penyerapan kalsium dan zat besi dan
juga dengan melakukan Pijat Aeorla, pijat meningkatkan pertumbuhan lactobacili
ini bermanfaat memicu rangsangan sel-sel (Usman, 2019).
mioepitel di sekitar kelenjar payudara, Hasil penelitian Yuniarti, (2018)
kemudian rangsangan tersebut menuju ke yang menyebutkan bahwa salah satu upaya
hipotalamus dan dapat memicu hipofisis yang bisa dilakukan untuk merangsang
anterior untuk memproduksi hormon hormone prolactin dan oksitosin pada ibu
prolaktin. Kombinasi Pijat woolwich nifas dengan memberikan sensasi rileks
massage dan back rolling massage pada ibu yaitu dengan melakukan massage
merupakan penggabungan dua metode aerola. Selain itu, dalam hasil
yaitu pemijatan pada payudara lewat menelitiannya menyebutkan bahwa ada
pemberian rangsang terhadap otot-otot peningkatan produksi ASI setelah
buah dada dan punggung ibu, yang diberikan intervensi Massage rolling.
bertujuan memberikan rangsangan kepada
kelenjar air susu ibu agar dapat KESIMPULAN DAN SARAN
memproduksi susu dan memicu hormon Kesimpulan
oksitosin atau refleks let down serta 1. Kelompok intervensi Rata-rata ASI
memberikan kenyamanan dan keluar 288,70 menit setelah
menciptakan rasa rileks pada ibu sehingga melahirkan. Pada kelompok kontrol
mengakibatkan produksi ASI meningkat. rata-rata ASI keluar 1043,47 menit
Penilaian produksi ASI bisa dilihat setelah ibu melahirkan
dari beberapa faktor, di antaranya adalah 2. Kelompok intervensi semua ibu post
tanda-tanda kecukupan ASI pada bayi. ASI partum waktu pengeluaran ASI nya
cukup atau tidak bisa dilihat dari indikator ≤12 jam post partum sebanyak 30
Berat Badan Bayi, Frekuensi BAK dan orang (100 %) dari 30 responden.
BAB, di mana indikator ini juga 3. Kontrol pengeluaran ASI pada ibu
post partum ≤ 12 jam post partum
merupakan indikator dari cukup atau
sebanyak 13 (tiga belas) responden
tidaknya produksi ASI. (43,3%). Sedangkan ASI keluar
Ibu postpartum yang menyusui, pada ibu post partum lebih dari 12
kadar hormone prolaktinnya akan jam sebanyak 17 orang (56,7%).
meningkat seiring dengan menurunnya 4. Terdapat pengaruh pemberian
kadar estrogen dan progesterone serta areola massage dan rolling massage
rangsangan hisapan bayi pada putting susu terhadap lama waktu pengeluaran
ibu. Kadar hormone prolactin pada ibu ASI pada ibu Post Partum P value
postpartum akan menjadi normal 3 bulan 0,000.
setelah melahirkan sampai penyapihan 5. Terdapat pengaruh antara ibu-ibu
anak dan pada waktu tersebut tidak akan post partum yang diberikan
intervensi areola massage dan Kesehatan Masyarakat
rolling massage dengan ibu-ibu Nasional.Vol :7. No. 8(360-364)
yang tidak diberikan intervensi p
value 0,000. Handayani E dan P. (2016) Asuhan Holistik
Masa Nifas Dan Menyusui.
6. Terdapat perbedaan antara ibu-ibu
Yogyakarta: Transmedika
post partum yang diberikan
intervensi areola massage dan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018.
rolling massage dengan ibu-ibu Jakarta: Badan Penelitian dan
yang tidak diberikan intervensi Pengembangan Kesehatan.
tersebut, dalam hal kecepatan waktu Kementerian RI. .
pengeluaran ASI setelah melahirkan
(p=0,000) dan OR 4,302. Impartina, A. 2017. Hubungan Pengetahuan
Saran Ibu Nifas Tentang Teknik Menyusui
Kepada tenaga kesehatan, khususnya yang Dengan Kejadian Bendungan ASI.
memberikan pelayanan pada ibu post partum Medisains, 15, 156- 160.
untuk mengikuti pelatihan-pelatihan tentang Murniati, R. & Kusumawati, E. (2013).
perawatan ibu post partum khususnta teknik
hubungan pengetahuan ibu nifas
Areola massage dan rolling massage, yang tentang bendungan ASI dengan
merupakan bagian dari manajemen laktasi.
praktik pencegahan bendungan ASI
Bagi pelayanan keperawatan khususnya yang (breast care) di RB Nur Hikmah
berhubungan dengan tindakan alternatif
Kwaron Gubug. Jurnal Kebidanan, 2.
pengeluaran ASI secara dini, hendaknya
mengoptimalkan pelayanan yang diberikan Notoadmojo, Soekidjo. 2018. Metodologi
kepada pasien dengan menambahkan Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka.
intervensi areola massage dan rolling Cipta
massage dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan pada klien post partum. Paramashanti dan Bunga Astria. (2019). GIZI
Bagi Ibu dan Anak. Yogyakarta : PT.
Bagi Ibu-Ibu Post Partum Dan Keluarga PUSTAKA BARU
Disarankan agar melakukan tindakan Roesli, U. (2012)Inisiasi Menyusu Dini Plus
intervensi yaitu areola massage dan rolling ASI Eksklusif. Jakarta : Pustaka
massage sesuai dengan yang diajarkan oleh Bunda
perawat. Intervensi ini boleh dilakukan sesuai
ketersediaan waktu dan tenaga dari masing- Sugiyono, (2017). Metode Penelitian
masing ibu dan keluarga, karena rolling Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
massage tidak bisa dilakukan sendiri oleh ibu. Bandung: CV. Alfabeta