PROPOSAL PENELITIAN
OLEH
ELLA HERLINA LINGGA
NPM : 220101010P
Judul Proposal :
NPM : 220101010P
Pringsewu, 2023
Pembimbing
ii
MOTTO
To get a success, your courage must be greater than your fear, and
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Hidayah dan
Karunia-Nya, sehingga penyusunan proposal penelitian yang berjudul Pengaruh
Senam Kaki Terhadap Penurunan Skor Resiko Neuropati dan Kadar Gula
Darah pada Pasien DM Tipe 2 di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Karang
Anyar Kecamatan Selagai Lingga Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2023,
dapat saya selesaikan. Penyelesaian Proposal Penelitian ini juga berkat dorongan
dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini perkenankan penulis
menghaturkan rasa terimakasih kepada bapak/ibu yang terhormat:
1. Sukarni, SST.,M.Kes. selaku Ketua Yayasan Aisyah Pringsewu
2. Wisnu Probo Wijayanto,S.Kep.,Ners.,MAN. selaku rektor Universitas Aisyah
Pringsewu
3. Ikhwan Amirudin, S.Kep.,Ners.,M.Kep. selaku dekan akultas kesehatan
Universitas Aisyah Pringsewu
4. Rini Palupi,S.Kep.,Ners.,M.Kep selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan
5. Giri Susanto, S.Kep.,Ners.,M.Kep. selaku pembimbing utama dan
pendamping yang telah banyak membantu penyelesaian penulisan proposal
penelitian ini
6. Ikhlas, SKM. Selaku Kepala UPTD Puskesmas Karang Anyar, atas bantuan
dan dukungannya dalam penyusunan proposal penelitian ini.
Semoga Allah SWT berkenan membalas kebaikan serta bantuan yang telah
diberikan dan semoga proposal ini dapat dijadikan pedoman untuk melakukan
penelitian.
Penulis menyadari dalam penulisan proposal ini masih banyak kekurangan, untuk
itu penulis mengharapkan masukan serta saran yang membangun guna perbaikan
selanjutnya. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita semua. Amin.
Pringsewu, 2023
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sistem kekebalan tubuh menyerang sel beta pada pankreas sehingga tidak bisa
karena akibat adanya resistensi insulin yang mana sel-sel dalam tubuh tidak
Federation (IDF) (2021) menyebutkan bahwa mencatat 537 juta orang dewasa
dunia. Diabetes juga menyebabkan 6,7 juta kematian atau 1 tiap 5 detik.
Jumlah orang dengan diabetes melitus tipe 2 meningkat di setiap negara dan
menengah (IDF,2021)
dunia, kasus diabetes melitus tipe 2 dengan prevalensi 8,6% dari total
populasi, diperkirakan meningkat dari 8,4 juta jiwa pada tahun 2000 menjadi
sekitar 21,3 juta jiwa pada tahun 2030. Prevalensi diabetes melitus yang
1
2
terdiagnosis pada tahun 2018, penderita terbesar berada pada kategori usia 55
sampai 64 tahun yaitu 6,3% dan 65 sampai 74 tahun yaitu 6,03% (Riskesdas,
2018), Sementara hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, Angka
Diabetes melitus kerap disebut sebagai silent kiler dan sering kali
mellitus Type 2 dapat mengenai hampir seluruh organ tubuh dan dapat terjadi
karena kadar gula darah tidak normal. Agar kadar gula darah tetap terkendali
kepatuhan berobat yang tinggi, agar dapat mencegah segala dampak yang
mata serta rusaknya pembuluh darah perifer tungkai atau kaki diabetek serta
syaraf yang bisa memiliki sifat difus ataupun fokal sebab dari terpaparnya
suplai darah serta O2 ke sel syaraf dan berdampak rusaknya sel syaraf. Sel
syaraf sensorik kaki yang rusak berefek kepada turunnya sensasi protektif.
dimana terjadi peningkatan kadar gula darah melebihi batas normal karena
tubuh tidak dapat memproduksi insulin atau tidak efektif dalam menggunakan
insulin yang diproduksi oleh tubuh (W. Safitri & Putriningrum, 2019). Jika
peningkatan kadar gula darah tidak cepat diatasi, dapat menyebabkan banyak
masalah. Seperti komplikasi Diabetes Mellitus tipe 2 yang bersifat kronis dan
al., 2019).
olahraga yang dianjurkan adalah 3-4 kali perminggu, salah satu jenis olah
mencegah cedera dan meningkatkan sirkulasi darah pada pasien diabetes tipe
4
kaki ini membantu meningkatkan sirkulasi darah, memperkuat otot kaki, dan
2018). Menurut penelitian (Indarti & Palupi, 2018) terdapat variasi kadar gula
darah sebelum dan sesudah intervensi senam kaki, dengan nilai rata-rata
182,80 mg/dl sebelum intervensi dan 143,13 mg/dl setelah intervensi, turun
sebesar 39,67 mg/dl. dl. Perubahan ini menunjukkan bahwa aktivitas kaki
senam kaki diabetik terhadap penurunan skor neuropati dan kadar gula darah
dengan adanya penurunan yang signivikan pada skor neuropati dan kadar
0,001 (<0,005).
Diabetes Melitus pada tahun 2022 mencapai 692 kasus, data tersebut
menunjukan bahwa angka kejadian Diabetes Melitus yang cukup tinggi dan
frekuensi buang air kecil malam hari meningkat, dan kaki terasa kesemutan
saat cuaca dingin seperti dimalam atau pagi hari, 3 orang mengatakan tidak
dan Kadar Gula Darah pada Pasien DM Tipe 2 di Wilayah Kerja UPTD
B. Rumusan Masalah
6
rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu : “Apakah ada Pengaruh Senam
Kaki Terhadap Penurunan Skor Resiko Neuropati dan Kadar Gula Darah di
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2023.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
dengan penurunan skor resiko neuropati dan kadar gula dalam darah
2. Manfaat Taktis
a. Bagi Peneliti
penurunan skor resiko neuropati dan kadar gula dalam darah pada
pasien DM tipe 2.
d. Bagi Responden/Penderita
dalam upaya penurunan skor resiko neuropati dan kadar gula dalam
darah.
digunakan yaitu one Group Simple Pre-Post Test, dengan Subyek Penelitian
Lampung Tengah, dan waktu penelitian Pada bulan Juni Tahun 2023.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Diabetes melitus (DM) merupakan gangguan metabolisme
yang berusia di atas 20 tahun berjumlah 150 juta orang di dunia. Pada
tahun 2011, 350 juta orang di seluruh dunia (6,6% dari populasi) dan lebih
dari perkiraan Badan WHO yang pada tahun 2000 memperkirakan pada
tahun 2025 jumlah penderita DM akan meningkat 2 kali lipat menjadi 300
2. Etiologi
yaitu iskemik, neuropati, dan infeksi (Roza, Afriant, & Edward, 2015)
atau merasa kebas), dan saraf otonom (sekresi keringat sedikit sehingga
kaki jadi kering dan mudah terbentuk fissura); Pheripheal Artery Disease
3. Penatalaksanaan
penggunaan teknik dressing dan agen topikal yang sesuai pada luka,
sejak ulkus terbentuk dan dilakukan secara hati-hati dan teliti. Tujuan
(Roza, 2015).
kultur jaringan perlu dilakukan agar kita mengetahui jenis bakteri yang
pada kaki yang mengalami kalus. Hal tersebut dilakukan agar tidak
terjadi tambahan trauma pada kaki dan juga proses penyembuhan luka
cukup tinggi, tetapi pendidikan yang tepat bagi pasien, penyediaan alas
perawatan.
2019). Salah satu latihan fisik bagi pnderita diabetes guna melancarkan
peredaran darah dan mencegah luka pada kaki yaitu dengan senam kaki
(Wahyuni, 2019).
dan latihan fisik (Perkeni, 2019). Senam kaki diabetes merupakan salah
satu senam aerobik pada kaki yang dimana setiap gerakanya memenuhi
menjadi salah satu senam alami dan praktis dilakukan oleh penderita
et al., 2020). Senam kaki adalah kumpulan gerakan yang teratur, terarah
peredaran darah pada daerah kaki dan mencegah terjadinya luka yang
(Wardani et al., 2020). Senam kaki adalah latihan yang bertujuan untuk
bentuk kaki (Sanjaya et al., 2019). Senam kaki memberikan efek rileks
pada tubuh dan membuat peredaran darah lancar terutama pada bagian
dan zat-zat gizi lebih banyak kedalam sel, selain itu juga memaksimalkan
pengeluaran racun oleh tubuh Natalia et.al (dalam Megawati et al., 2020).
pada daerah kaki, mencegah luka, memperkuat otot-otot kecil pada kaki,
gerakan kaki yang sering disebut senam kaki diabetes (Saputra, 2019)
melitus baik tipe 1 maupun tipe 2, baiknya senam kaki diabetes ini
diberikan senam ini. Penderita diabetes yang cema atau khawatir, depresi,
iskemia ringan pada kaki, sedangkan untuk iskemia sedang bisa dilakukan
akupuntur, reiki, gurah, obat-obatan herbal dan jamu, ceragem (pijat batu
giok), pijat refleksi, bekam, hipnosis, dan pengobatan aura Savitri (dalam
Andira, 2020).
zat-zat gizi lebih banyak kedalam sel, selain itu juga memaksimalkan
daerah kaki terutama pada titik saraf yang berkaitan dengan pankreas agar
17
awalnya memiliki akral dingin meningkat menjadi akral hangat, kaki yang
kaku menjadi lentur, kaki yang atrofi perlahan kembali normal, dan kaki
2019).
tidak mudah gepeng saat diinjak, mudah dicari, murah, dan permukaan
hal ini juga sejalan dengan intervensi yang diberikan, tindakan hampir
sama dengan pijat refleksi yaitu memberikan tekanan pada kaki seperti
dipijat dengan tujuan untuk menekan titik-titik saraf pada kaki sehingga
bawah dengan rentang nilai sama atau lebih 0,90 menunjukkan bahwa
tangan(Gitarja, 2015).
(penekanan).
(PAP) pada pasien terserbut. Deteksi dini kelainan arteri perifer pada
Taufiq, 2012).
vaskuler
posterior.
tidak terdengar.
𝐒𝐢𝐬𝐭𝐨𝐥𝐢𝐤 𝐋𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧
5. Interpretasi Ankle Brachial Index (ABI)
D. NEUROPATI DIABETIK
informasi dari dan menuju otak dan medula spinalis sehingga dapat
persisten dan dialami 50% dari jumlah pasien diabetes melitus tipe 2
(Souza, 2015).
a. Neuropati Perifer
kehilangan sensasi pada jari kaki, tungkai kaki, kaki, lengan, dan
tangan.
b. Neuropati Autonom
c. Neuropati Proksimal
d. Neuropati Fokal
saraf kecil yang berfungsi untuk merasakan nyeri dan sensasi suhu,
(Desnita, 2018)
24
kerusakan otonom ini dapat berupa kulit kering dan kulit kaki pecah-
pecah sebagai akibat dari penurunan produksi keringat. Dan juga dapat
(Herman, 2012).
ini adalah “YA” untuk tanggapan respon terhadap pertanyaan 1-3, 5-6,
2012).
E. JURNAL TERKAIT
bahwa ada perbedaan yang signifikan penurunan skor neuropati dan kadar
yang diberikan tindakan senam kaki terjadi penurunan skor neuropati dan
senam kaki terhadap penurunan neuropati pada pasien ulkus kaki diabetik
Luka ASRI yang berjumlah 41 orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini
Wilcoxon Sign Rank Test dimana diperoleh nilai p = 0,004 dimana p<0,05
hal ini berarti ada pengaruh senam kaki terhadap penurunan neuropati
pada penderita diabetes ulkus kaki. Hasil penelitian ini dapat dijadikan
agar dapat menerapkan senam kaki pada pasien diabetes melitus untuk
mencegah neuropati, selain itu senam kaki juga dapat diterapkan pada
dibuktikan secara statistik dengan uji Wilcoxon Signed Ranks test, dengan
nilai p = 0.00.
F. KERANGKA TEORI
Setelah dijelaskan berbagai pendekatan teori, maka pada bab ini akan
gambar 1 berikut.:
Gambar 1
Kerangka Teori
DM
Etiologi Penatalaksanaan
faktor lingkungan
dan keturunan
Latihan Jasmani:
Senam Kaki
29
ABI dan
Sumber: (Parenkim, 2015), (Yuanita, 2013). Penurunan Skor
Neuropati
G. KERANGKA KONSEP
Kerangka adalah Abstraksi yang berbentuk oleh peneliti dari hal-hal yang
khusus, oleh Karena itu konsep merupakan abstraksi, maka konsep tidak dapat
langsung diamati atau diujur, konsep hanya dapat diamati melalui konstruk
atau yang lebih dikenal dengan nama variabel, jadi variabel adalah symbol atau
Gambar 2
Kerangka Konsep
ABI dan Skor Neuropati Pemberian Senam ABI dan Skor Neuropati
Pasien Diabetes Kaki Pasien Diabetes
H. HIPOTESIS
Neuropati dan Kadar Gula Darah pada pasien DM Tipe 2 di Wilayah Kerja
Lampung Tengah
Ha : Tidak ada Pengaruh Senam Kaki Diabetik dengan Penurunan Skor Resiko
Neuropati dan Kadar Gula Darah pada pasien DM Tipe 2 di Wilayah Kerja
Lampung Tengah
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian dalam penelitian ini adalah kuantitatif yaitu metode yang
Tengah
31
C. Rancangan Penelitian
one group pre – post test design. Peneliti memberikan intervensi terhadap
D. Subjek Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
b) Besar Sampel
n= 171/(1+171 (0,1)2 )
n= 171/ 2,71
n= 63
Keterangan:
c) Kriteria Sampel
1) Kriteria Inklusi
2) Kriteria eksklusi
E. Variabel Penelitian
yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep
adalah “YA” untuk tanggapan respon terhadap pertanyaan 1-3, 5-6, 11-
H. Prosedur Penelitian
kaki
36
kaki
I. Pengolahan Data
1. Editing
kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu, kalu ternyata masih ada
data atau informasi yang tidak lengkap dan tidak mungkin dilakukan
2. Cooding
coding, yakni mengubah data berbebtuk kalimat atau huruf menjadi data
kuesioner.
3. Processing
Data hasil penilaian setiap variabel penilaian pada lembar kuesioner dibuat
komputer
4. Cleaning
37
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
5. Entry data
J. Analisis Data
atau tidak. uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Chi
Kuadrat (Sugiyono, 2016, hlm. 172) lalu dilakukan Hasil analisa tersebut nantinya
yang dilakukan.
b. Jika nilai signifikan < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal
meliputi:
38
a. Analisa univariat
b. Analisa bivariat
dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
diperoleh dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. uji normalitas
parametrik (statistik inferensial) atau uji syarat analisis data atau uji
asumsi klasik. Uji ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
yang signifikan sebelum dan setelah. Setelah itu peneliti mengolah data
untuk menguji komparatif sampel yang kedua datanya berbentuk ratio atau
interval adalah t-test. pengambilan keputusan juga dapat dilihat dari taraf
signifikan p (Sig(2-tailed)). Jika p < 0,05 maka Ha diterima dan jika p >
DAFTAR PUSTAKA
Nurayati, L., & Adriani, M. (2017). Hubungan Aktifitas Fisik dengan Kadar Gula.
Darah Puasa Penderita Diabetes Melitus Tipe 2, Hlm 80–87: Fakultas.
Kesehatan
International Diabetes Federation. IDF Diabetes Atlas Ninth Edition 2019. IDF;
2019.
Musiana, Astuti, T., & Dewi, R. (2015). Efektivitas Pijat Refleksi Terhadap
Pengendalian Kadar Glukosa Darah Penderita Diabetes Mellitus.Jurnal
Kesehatan Poltekkes tanjungkarang
Roza, R, L., Afriant, R & Zulkarnain,E. (2015). Faktor Resiko Terjadinya ulkus
Diabetikum Pada Pasien Diabetes Mellitus Yang Dirawat Jalan dan Inap di
RSUP Dr.M.DJamil dan RSI Ibnu Sina Padang. Jurnal Kesehatan Andalas.
No 4 Vol 1
Sudoyo, Aru W, dkk. (2011) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I Edisi VI.
Jakarta: Interna Publishing;