Anda di halaman 1dari 27

BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM LAPORAN KASUS

TERINTEGRASI KEDOKTERAN KOMUNITAS APRIL 2023


PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

DIAGNOSIS HOLISTIK DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA FASILITAS

KESEHATAN TINGKAT PERTAMA PUSKESMAS TABARINGAN

Disusun Oleh:
M. Abrar Naufal Hidayatullah ZA

111 2022 1034

Dokter Pembimbing Puskesmas:


dr. Rudianto Joto, M. Kes.

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM — ILMU IKM-IKK
PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,

karena berkat limpahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya maka laporan

kasus ini dapat diselesaikan dengan baik. Salam dan salawat semoga

selalu tercurah pada baginda Rasulullah Muhammad SAW beserta para

keluarga, sahabat-sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti ajaran

beliau hingga akhir zaman.

Laporan kasus “Diagnosis Holistik Diabetes Melitus Tipe 2 Pada

Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Puskesmas Tabaringan” ini

disusun sebagai persyaratan untuk memenuhi kelengkapan bagian.

Penulis mengucapkan rasa terimakasih sebesar-besarnya atas semua

bantuan yang telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung

selama penyusunan laporan kasus ini hingga selesai. Rasa terima kasih

atas bimbingannya saya sampaikan kepada dr. Rudianto Joto, M. Kes.

sebagai pembimbing dalam penulisan laporan kasus ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini belum sempurna, untuk saran

dan kritik yang membangun sangat diharapkan dalam penyempurnaan

penulisan laporan kasus ini. Terakhir penulis berharap, semoga laporan

kasus ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan menambah

wawasan bagi pembaca dan khususnya bagi penulis juga.

Makassar, April 2023

Penulis

i
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa :


Nama : M. Abrar Naufal Hidayatullah ZA
NIM : 111 2022 1034
Judul : Diagnosis Holistik Diabetes Melitus Tipe 2 Pada
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Puskesmas Tabaringan

Telah menyelesaikan Laporan kasus berjudul ” Diagnosis Holistik


Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Puskesmas Tabaringan” dan telah disetujui serta telah dibacakan
dihadapan supervisor pembimbing dalam rangka kepaniteraan klinik pada
bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Muslim
Indonesia.

Makassar, April 2023


Menyetujui,
Dokter Pendidik Klinik, Penulis,

dr. Rudianto Joto, M. Kes. M. Abrar Naufal H. ZA

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

BAB II LAPORAN KASUS ............................................................................ 2

2.1 Identitas Pasien.................................................................................... 5

2.2 Anamnesis Pasien ............................................................................... 5

2.3 Pemeriksaan Fisik Pasien ................................................................... 5

2.4 Pemeriksaan Penunjang ...................................................................... 5

2.5 Diagnosis.............................................................................................. 5

2.6 Tatalaksana .......................................................................................... 5

2.7 Karakteristik Demografi Keluarga ........................................................ 5

2.8 Diagnostik Holistik ................................................................................ 5

2.9 Fungsi Keluarga ................................................................................... 5

2.10 Fungsi Fisiologis (Skor APGAR) ......................................................... 5

2.11 Fungsi Patologis (Skor SCREEM) ....................................................... 5

2.12 Struktur Keluarga ................................................................................. 5

2.13 Pola Interaksi Keluarga ........................................................................ 5

2.14 Diagram Mandala of Health ................................................................. 5

2.15 Keadaan Lingkungan Tempat Tinggal ................................................ 5

2.16 Daftar Masalah ..................................................................................... 5

2.17 Edukasi-Edukasi .................................................................................. 5

iii
BAB III TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 7

BAB IV KESIMPULAN ................................................................................... ii

KESIMPULAN ............................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 12

iv
BAB I

PENDAHULUAN

Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik ditandai

dengan hiperglikemia persisten, disebabkan karena gangguan sekresi

insulin, resistensi terhadap insulin ataupun keduanya. Menurut International

Diabetes Federation (IDF), sekitar 415 juta orang dewasa berusia antara

20-79 tahun menderita diabetes mellitus pada tahun 2015. DM terbukti

menjadi beban kesehatan masyarakat global karena jumlah ini diperkirakan

akan meningkat menjadi 200 juta lagi pada tahun 2040.1,2

Hiperglikemia kronik yang ditambah lagi dengan kelainan metabolik

pada pasien DM dapat menyebabkan kerusakan pada berbagai sistem

organ. DM terklasifikasi dalam beberapa kategori: tipe 1, tipe 2, diabetes

gestasional, diabetes neonatal, dan penyebab sekunder karena

endokrinopati, dll. Subtipe utama DM adalah tipe 1 mellitus (T1DM) dan tipe

2 (T2DM), yang secara klasik disebabkan oleh gangguan sekresi insulin

(T1DM) dan/atau tindakan (T2DM).1,2

Satu dari sebelas penduduk di dunia adalah penderita DM dan 3,7 juta

kematian disebabkan oleh DM maupun komplikasi dari DM. Dilaporkan

bahwa 90-95% dari kasus Diabetes adalah Diabetes Tipe 2. Angka

prevalensi Diabetes di Indonesia yang cukup signifikan, yaitu dari 6,9% di

tahun 2013 menjadi 8,5% di tahun 2018; sehingga estimasi jumlah

penderita di Indonesia mencapai lebih dari 16 juta orang.3,4

1
BAB II

LAPORAN KASUS

2.1 IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. Nurhidayati

Umur/Tgl Lahir: 47 Tahun/27 Mei 1975

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Yos Sudarso I Lrg. 154E 4/1, Kec. Ujung Tanah

Pekerjaan : Pedagang Pasar

Pendidikan : SMA

Agama : Islam

Tgl. Periksa : 29 Maret 2023

2.2 ANAMNESIS

Keluhan Utama :

Pasien datang ke Puskesmas Tabaringan dengan Keluhan Sering

Nyeri Telapak Kaki & Kram Tangan

Anamnesis Terpimpin :

Pasien perempuan berusia 47 tahun dengan KU baik, dengan

keluhan Nyeri Telapak Kaki. Sering dirasakan memberat 3 hari

terakhir, dan memberat bila kaki dipakai beraktivitas. Pasien juga

2
mengeluh rasa kram di kedua jari-jari tangan. Kram dirasakan

memberat saat beraktivitas. Demam (-), Batuk (-), Sesak (-), Mual (-)

Muntah (-), nyeri kepala (-), Pusing (+) kadang dirasakan, Penglihatan

Kabur (-), Nyeri ulu hati (-), Keluhan Sering Merasa Lapar (-), Keluhan

Sering Berkemih terutama pada Malam Hari (-), Keluhan sering

merasa haus meskpin telah minum banyak air (+) kadang dirasakan,

Penurunan Berat Badan tanpa sebab jelas (-), Keluhan area Kelamin

(-), Nafsu Makan Normal, BAB & BAK Normal Lancar.

a. Riwayat Penyakit Pasien

Riwayat Penyakit Dahulu: Hipertensi (+), Goiter Non-Toksik (+),

Penyakit Jantung (-), Penyakit Ginjal (-),

Riwayat Perjalanan Penyakit DM: Diagnosis DM sejak 2017,

jalani Kontrol GDS/GDP Tiap Bulan serta Terapi Rawat Jalan

Puskesmas Tabaringan & Kontrol HbA1c per 3 bulan RS Akademis.

Riwayat Obat: Amlodipin 10mg, Gabapentin 300mg, Glimepirid

2mg, Analog Long-Acting Insulin Pen Glargine 100 IU/mL (Lantus)

Riwayat Alergi obat/makanan: Tidak ada

Riwayat KB: Pasang IUD Spiral pada tahun 2013. Bertahan

selama 5 Tahun. Setelah itu pasien tidak melanjutkan program KB.

Riwayat Kebiasaan: Tidak memiliki kebiasaan spesifik

Riwayat Lingkungan: Sehari-hari Pasien Beraktivitas di Pasar

3
b. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat Penyakit Ayah Pasien: Tidak ada Riwayat Penyakit

Riwayat Penyakit Ibu Pasien: Stroke dari Ibu Pasien

Riwayat Penyakit Suami Pasien: Hipertensi (+) & DM (+)

Riwayat Penyakit Saudara Pasien: Ada 3 dari 5 saudara kandung

Menderita Penyakit DM

Riwayat Penyakit Anak Pasien: Tidak ada Riwayat Penyakit

c. Riwayat Personal Sosial

Pasien seorang anak 3 dari 5 bersaudara dengan aktivitas sehari-

hari sebagai Pedagang Pasar. Pasien tinggal di rumah yang

lokasinya berada di Pasar serta juga menjadi tempat berdagang

pasien. Pasien tinggal di rumah bersama Ibu Pasien, Suami Pasien,

dan 1 orang anak pasien. Riwayat pikiran stres tidak ada dirasakan

pasien untuk saat ini. Merokok (-). Konsumsi Alkohol (-). Pakai Obat

NAPZA (-). Pasien Menjalan Pola Hidup Sehat dengan Rutin

Berjalan Kaki Santai 30 Menit sembari mengantar anaknya ke

Sekolah serta menjaga Pola Makan & Bahan Makanan dikonsumsi

(Makanan Rendah Gula & Tinggi Serat).

d. Review Sistem

Sistem Respirologi: tidak ada kelainan

4
Sistem Kardiovaskuler: Pusing (+) Kadang-kadang

Sistem Urinary: tidak ada kelainan

Sistem Endokrin: polifagi (-), polidipsi (-), poliuri (-), BB Turun (-)

Sistem Gastrointestinal: tidak ada Kelainan

Sistem Reproduksi: tidak ada kelainan

Sistem Saraf: Kram pada tangan (+), Nyeri Telapak Kaki (+)

Sistem Dermatomuskular: tidak ada kelainan

Riwayat Trauma: tidak ada

2.3 PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan Umum : Sakit Ringan

b. Kesadaran : Compos Mentis

c. Status Gizi :

- Berat Badan : 90kg

- Tinggi Badan : 155cm

- IMT : 37,5 kg/m2 (IMT: Obese II)

d. Tanda vital :

- Tekanan darah: 140/90 mmHg

- Pernafasan : 19x/menit

- Nadi : 93x/menit

- Suhu : 36,6°C

- SpO2 : 99%

5
e. Pemeriksaan Head to toe:

1) Kepala & Leher:

- Kepala : Normocephal, rambut warna hitam sukar dicabut

- Mata : Pupil isokor/isokor, anemis (-/-), ikterik (-/-)

- Hidung : Rinore (-), Epistaksis (-), Pernafasan cuping (-)

- Telinga : Nyeri tekan proc. Mastoideus (-), Nyeri Tragus (-)

Sekret (-).Otore (-), Gatal (-)

- Mulut : Perdarahan gusi (-), Lidah kotor (-), Tonsil T1-T1

Hiperemis (-), Faring Hiperemis (-), Stomatits (-)

- Bibir : sianosis (-), kering (-), pucat (-)

- Leher : Simetris, Pembesaran kelenjar getah bening (-),

Pembesaran kelenjar thyroid (-/-) Peningkatan jugular vein

pressure (-)

2) Pemeriksaan Thoraks

- Inspeksi: Bentuk dada simetris, Retraksi (-), Spider Nevi (-),

Sela iga tidak melebar, Jejas/luka (-). Ictus cordis tidak tampak

- Palpasi : Gerak nafas simetris, Focal fremitus sama pada

kedua hemithorax, thrill jantung tidak teraba, nyeri tekan (-)

- Perkusi : Sonor di kedua lapang paru, Batas Paru-Hepar ICS

VI-VII Midclavicula Dextra, Batas paru-lambung ICS VII-VIII

Midaxilla Sinistra, Batas Jantung normal.

- Auskultasi : Bunyi paru vesikuler, Rhonki (-/-), Wheezing (-/-),

Bunyi jantung I/II regular, Murmur (-), Gallop (-)

6
3) Pemeriksaan Abdomen

- Inspeksi: Datar, ikut gerak nafas, Jejas/luka (-), distensi (-),

- Auskultasi: Peristaltik usus (+) kesan normal

- Perkusi: Timpani pada abdomen

- Palpasi: Nyeri Tekan (-), Organomegali (-)

4) Pemeriksaan Ekstremitas (GALS)

- Gait: Normal Gait

- Arm: Luka/Jejas (-), Nyeri Sendi (-), Pergerakan Aktif

- Leg: Luka/Jejas (-), Nyeri Sendi (-), Nyeri Telapak Kaki (+)

- Spine: Luka/Jejas (-), Ggn. Vertebra (-), Pergerakan Aktif

2.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG


a. Pemeriksaan Laboratorium Darah (17-02-2023)

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

Mikroalbumin 14 mg/L <55

Kreatinine 21 mg/dL <27

Total Kolesterol 251 mg/dL <200

HDL 50 mg/dL 40-60

LDL 165 mg/dL <100

Trigliserida 180 mg/dL <150

Ureum Ginjal 22,9 mg/dL 12,8—42,8

Serum Kreatinin 0,88 mg/dL 0,51—0,95

HbA1c 13,9 % <5,7

7
b. Pemeriksaan GDP Strip (29-03-2023)= 290 mg/dL

2.5 DIAGNOSIS

DIABETES MELITUS TIPE 2 + HIPERTENSI

2.6 TATALAKSANA

Edukasi: Pasien diedukasi untuk tetap menjaga makannya dengan

mengurangi konsumsi makanan dengan berbahan gula berlebih,

konsumsi obat teratur, serta rutin periksa gula darah berkala.

Farmakologi:

- Amlodipin 10mg 0-0-1

- Gabapentin 300mg 1x1

- Glimepirid 2mg 1-0-0

- Lantus Insulin Pen Glargine 100 IU/mL 0-0-10

2.7 KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA


Penderita
No Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Ket
Klinik

Kepala DM,
1 Tn. Z L 55 thn SMA Pedagang
keluarga Hipetensi

DM,
2 Ny. N Istri P 47 thn SMA Pedagang
Hipertensi

3 An. F Anak P 11 thn SD Pelajar -

Stroke
4 Ny. H Ibu Ny. N P 81 thn SD -
Ringan

8
2.8 DIAGNOSTIK HOLISTIK

1) Aspek Personal

a. Alasan kedatangan: Pasien mengeluh nyeri pada telapak kaki dan

kram pada jari tangan

b. Kekhawatiran: keluhan semakin bertambah parah

c. Persepsi : Keluhan yang dirasakan akibat konsumsi makanan

bahan makan yang cenderung mengandung gula serta gorengan

d. Harapan : Penyakitya bisa sembuh dan tidak timbul keluhan lagi

serta tidak terjadi komplikasi.

2) Aspek Klinik : DM Tipe II + Hipertensi

3) Aspek Risiko Internal: Pola makan yang tidak teratur, sering

mengkonsumsi makanan dengan berbahan gula lebih dan gorengan,

yang dapat mempengaruhi kadar glukosa dan faktor risiko hipertensi,

kurangnya pemahaman pasien mengenai faktor penyebab DM dan

hipertensi, serta hal-hal yang dapat mengontrolnya.

4) Aspek Risiko Eksternal

a. Lingkungan tempat tinggal: Peran keluarga dalam mendukung

pasien seperti mengingatkan minum obat, serta mengingatkan

pasien mengenai asupan makananya.

b. Sosial ekonomi: Biaya hidup ditanggung oleh dirinya sendiri dan

cukup untuk kebutuhan sehari-hari pasien. Pasien tinggal di rumah

yang lokasinya berada di Pasar serta juga menjadi tempat

berdagang pasien.

9
2.9 FUNGSI KELUARGA

a. Fungsi Biologis A. Anggota Keluarga


1. Tn. Z (Kepala Keluarga)
2. Ny. N (Istri)
3. An. F (Anak)
4. Ny. H (Ibu Ny. N)
Jadi, bentuk keluarga pasien ini adalah Nuclear
Family (keluarga inti).

B. Penyakit yang pernah diderita


• Penyakit menular : -
• Penyakit kronis : 2
C. Penyakit yang diderita saat ini : DM Tipe 2

b. Fungsi Sosial A. Kedudukan sosial dalam keluarga:


Masyarakat biasa
B. Keaktifan dalam kegiatan masyarakat: cukup
baik.
c. Fungsi Psikologis A. Penderita tinggal serumah dengan: Suami,
anak 1, & Orang Tua (Ibu)
B. Hubungan antar anggota keluarga : Harmonis
C. Penyelesaian masalah dalam keluarga :
pasien selalu berkomunikasi tentang masalah
kesehatan pasien kepada dan anak serta
suami dan anak pun memberi solusi dan
semangat untuk kesembuhan pasien.
d. Fungsi Ekonomi A. Penghasilan utama keluarga dari : Penderita
dan Pemenuhan dan Suami Penderita
Kebutuhan B. Pekerjaan Penderita : Pedagang
C. Pekerjaan anggota keluarga lain: -

10
D. Sehari-hari makan dengan : makanan pokok
(nasi, sayur, ikan, tempe)
E. Biaya berobat : Asuransi JKN-KIS

e. Fungsi A. Keputusan penting keluarga dipegang oleh :


Penguasaan Musyawarah keluarga
Masalah B. Cara menyelesaikan masalah dengan
dan Kemampuan keluarga : pasien selalu berdiskusi dengan
Beradaptasi keluarga untuk menyelesaikan masalah
bersama-sama
C. Hubungan dengan masyarakat sekitarnya :
Baik

2.10 FUNGSI FISIOLOGIS (Skor APGAR – Adaptation, Partnership,

Growth, Affection, Resolve)

Untuk menilai fungsi fisiologis digunakan APGAR score. APGAR

score adalah skor yang digunakan untuk menilai fungsi keluarga ditinjau

dari sudut pandang setiap anggota keluarga terhadap hubungannya

dengan anggota keluarga yang lain. APGAR score meliputi:

1) Adaptation

Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan

anggota keluarga yang lain, serta penerimaan, dukungan dan

saran dari anggota keluarga yang lain.

2) Partnership

Menggambarkan komunikasi, saling membagi, saling mengisi

antara anggota keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh

keluarga tersebut.

11
3) Growth

Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal – hal baru yang

dilakukan anggota keluarga tersebut.

4) Affection

Menggambarkan hubungan kasih sayang dan interaksi antar

anggota keluarga.

5) Resolve

Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang

kebersamaan dan waktu yang dihabiskan bersama anggota

keluarga yang lain. Di mana jika jarang/tidak sama sekali diberi

nilai 0, kadang – kadang bernilai 1dan sering/selalu diberi nilai 2.

Terdapat interpretasi penilaian yaitu:

- <3 menandakan disfungsi keluarga yang sangat tinggi

- 4—6 menandakan disfungsi keluarga sedang

- 7—10 menandakan tidak ada disfungsi keluarga

Nama Anggota Keluarga : Tn. Z (Kepala Sering Kadang Jarang


Keluarga), Ny. N (Istri), An. F (Anak), Ny. 2 1 0
H (Ibu Ny. N)
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi

masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah √
dengan saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan

saya untuk melakukan kegiatan baru atau
arah hidup yang baru

12
A Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayang dan

merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian , dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya

dan saya membagi waktu bersama- sama

Untuk Ny. Nurhayati APGAR Score (Total Score 10 = Interpretasi

Baik) dapat dijelaskan sebagai berikut:

- Adaptation: Keluarga bersama-sama menyelesaikan masalah (2)

- Partnership: Ibu selalu meminta pendapat keluarga lain terutama

suami bila terdapat masalah (2)

- Growth: Jika terdapat masalah akan diputuskan bersama melalui

hasil diskusi keluarga (2)

- Affection: Anggota Keluarga Saling memperhatikan dan mendukung

serta menolong satu sama lain (2)

- Resolve: Sering menghabiskan waktu bersama keluarga (2).

2.11 FUNGSI PATOLOGIS (SCREEM- Social, Cultural, Religion,

Education, Economic, Medical)

SUMBER PATOLOGIS KET

Ikut berpartisipasi dalam kegiatan di


Social Baik
lingkungannya

Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya


Culture Baik
baik, dapat dilihat dari sikap pasien dan

13
keluarga yang menghargai adat istiadat dalam
kehidupan sehari-hari.

Religious Pemahaman terhadap ajaran agama baik Baik

Ekonomi keluarga hanya cukup untuk


Economic Baik
memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.

Tingkat pendidikan dan pengetahuan keluarga


Educational Baik
cukup baik.

Keluarga ini menganggap pemeriksaan rutin


Medical Baik
kesehatan sebagai kebutuhan.

Kesimpulan: dalam keluarga pasien tidak terdapat fungsi patologis.

Keluarga pasien berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya,

memiliki pemahaman agama baik, memiliki ekonomi untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari, dan tingkat pengetahuan yang baik sehingga

menganggap pemeriksaan rutin kesehatan sebagai kebutuhan.

2.12 STRUKTUR KELUARGA

Keterangan:

Perempuan

Laki-Laki

Pasien

14
2.13 POLA INTERAKSI KELUARGA

Informasi pada pola interaksi keluarga

Tn. Z An. F

Ny. N

Keterangan:

: Hubungan Baik antar Anggota Keluarga

2.14 DIAGRAM MANDALA OF HEALTH

Lifestyle
Keluarga memperhatikan
Kondisi Kesahatan
Psycho-social
Persona Behavior Environment
Memperhatikan - Ekonomi menengah ke
Kondisi Kesehatan bawah
FAMILY APGAR
SCORE 10 - Dukungan Keluarga
Sangat Baik
- Pendidikan Cukup untuk
Sick Care System Ny. Nurhayati Pahami Kondisi Kesehatan
- JKN KIS KU= Sakit Ringan
- Berobat ke Dokter
Puskesmas & Ahli Diagnosis Klinis: DM Tipe 2
Penyakit Dalam RS
Work
Pasien merupakan
Pedagang Pasar
Human Biology
Penulis tidak
mendapatkan Physical Environment
informasi Sanitasi Rumah Kurang
Air Minum Mineral Memadai

15
2.15 KESEDIAAN LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL

Berikut ini Dokumentasi Dari Rumah Tempat Tinggal Pasien,

Lingkungan Sekitar Rumah Pasien, Serta Dokumentasi Kegiatan:

1. Ukuran Rumah 5m x 12m


Ruang tamu merangkap ruang
2. Ruang Tamu
keluarga
Ruang tamu merangkap ruang
3. Ruang Keluarga
keluarga
4. Kamar Tidur 2 kamar tidur
Kamar mandi berhadapan
5. Kamar Mandi langsung dan terhubung
dengan dapur
Berhadapan langsung dan
6. Dapur
terhubung dengan kamar mandi
Batu bata dan disemen serta
7. Dinding Rumah
dilapisi dengan cat dinding
8. Ventilasi Udara Ventilasi udara sangat kurang
9. Lantai Rumah Tegel
10. Sumur/Sumber Air PDAM
11. Septi Tank -
12. Tempat Pembuangan
-
Sampah

16
Denah Rumah:

KAMAR
DAPUR
MANDI

KAMAR
TIDUR 1

RUANG TAMU /
RUANG KELUARGA

KAMAR
TIDUR 2

TERAS / TEMPAT
BERDAGANG PASAR

17
a. Halaman Depan Rumah

b. Ruang Keluarga & Ruang Tamu

18
c. Ruang Dapur= Pasien Menolak untuk Dokumentasi

Deskripsi= Dapur Agak Kotor & Sanitasi dapur sangat kurang

d. Kamar Mandi= Pasien Menolak untuk Dokumentasi

Deskripsi= Kamar Mandi sanitasinya kurang & air bersih memadai

e. Kamar Tidur ada 2= Pasien Menolak untuk Dokumentasi

Deksripsi= Kamar Tidur cukup lembap dan ventilasi kurang.

2.16 DAFTAR MASALAH

a. Masalah medis: Penderita adalah seorang wanita berusia 47 tahun,

dengan nyeri telapak kaki & kram pada jari tangan.

b. Masalah non medis: kurangnya pengetahuan pasien mengenai

faktor-faktor yang dapat menyebabkan DM & Hipertensi serta

dampaknya

2.17 EDUKASI-EDUKASI

Edukasi untuk memenuhi Prinsip Promotif & Preventif, yaitu:

a. Edukasi pasien dan keluarga mengenai penyakit DM dan hipertensi

b. Edukasi pasien untuk selalu kontrol dan memeriksakan gula darah

dan tekanan darah setidaknya 1x/bulan

c. Edukasi pasien dan keluarga pasien yang tinggal bersamanya

tentang pentingnya memberi dukungan pada pasien, mengawasi

pengobatan serta diet dan kapan harus kontrol Kembali

d. Edukasi kepada pasien mengenai efek samping yang dapat timbul

dari konsumsi obat, serta mengenai pentingnya prinsip preventif

daripada kuratif

19
BAB III

KESIMPULAN

Diabetes Mellitus Tipe 2 (DMT2) adalah penyakit gangguan metabolik

yang ditandai oleh kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin

oleh sel beta pankreas dan atau ganguan fungsi insulin yang terjadi melalui

3 cara yaitu rusaknya sel-sel B pankreas karena pengaruh dari luar

(virus,zat kimia,dll), penurunan reseptor glukosa pada kelenjar pankreas,

atau kerusakan reseptor insulin di jaringan perifer. Gejala khas seperti 3P:

Poliphagia (banyak makan), Polidipsia (banyak minum), Poliuria (banyak

kencing/sering kencing di malam hari), nafsu makan bertambah namun

berat badan turun dengan cepat (5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu) mudah

lelah, dan sering merasa kesemutan.

Kejadian DM Tipe 2 lebih banyak terjadi pada wanita sebab wanita

memiliki peluang peningkatan indeks masa tubuh yang lebih besar.

Peningkatan Kejadian DMT2 ditimbulkan oleh beberapa faktor seperti

riwayat DM dalam keluarga, umur, Obesitas, tekanan darah tinggi,

dislipidemia, toleransi glukosa terganggu, kurang aktivitas, riwayat DM

pada kehamilan. Untuk menegakkan diagnosis DMT2 yaitu ditemukan

keluhan dan gejala yang khas dengan hasil pemeriksaan glukosa darah

sewaktu >200 mg/dL, glukosa darah puasa >126 mg/dL.

Penatalaksanaan DM dapat dilakukan dengan pemilihan obat oral

hiperglikemik dan insulin serta modifikasi gaya hidup seperti diet, dan

20
olahraga teratur untuk menghindari komplikasi seperti ketoasidosis

diabetik, koma Hiperosmoler Non Ketotik (KHNK) dan kemolakto asidosis,

penyakit jantung koroner,gagal jantung kongetif, stroke, nefropati, diabetik

retinopati (kebutaan), neuropati, dan ulkus diabetikum..

Penyakit ini dikategorikan sebagai kategori 4 pada Standar Nasional

Pendidikan Profesi Dokter Indonesia (SNPPDI) 2019. Kategori tersebut

yaitu sebagai dokter umum nantinya untuk wajib mampu mendiagnosis

klinik pasien dengan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan hasil

pemeriksaan penunjang, serta mengusulkan penatalaksanaan penyakit

tersebut atau melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut secara

mandiri yang dipercayakan nantinya (entrustable, professional activity).

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Sapra A, Bhandari P. Diabetes Mellitus. 2023. StatPearls Treasure

Island: StatPearls. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551501/.

2. Fatimah RN. 2015. Diabetes Melitus Tipe 2. J MAJORITY. Volume 4.

3. de Boer IH, Bangalore S, Benetos A, et.al. 2017. Diabetes and

Hypertension: A Position Statement by the American Diabetes

Association. Diabetes Care. Sep;40(9):1273-1284.

4. PERKENI. 2021 Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes

melitus tipe p. Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes

melitus tipe 2 dewasa di Indonesia. Penerbit PB PERKENI

22

Anda mungkin juga menyukai