OLEH
KETUA KELOMPOK : Sance Y. Metkono S.Kep
ANGGOTA :
1. Martha Aksameri Molina, S.Kep 7. Mira Bouimau , S.Kep
2. Gerry Junio A. Nalle, S.Kep 8. Yakobet Mina Sae , S.Kep
3. Amsal Soleman Banamtuan, S.Kep 9. Yahana S. Jakal , S.Kep
4. Filmanda M. Nakbena, S.Kep 10. Isak Godlif Maraben , S.Kep
5. Melki K. R. Keretana , S.Kep 11. Mita Apolonia Laiday , S.Kep
6. Oktavianus Dawa , S.Kep 12. Endang Y.Y. bunda , S.Kep
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
anugerahNya penyusunan hasil Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD2) dusun III desa
Manusak
Syukur yang tak terhingga, bahwa kami Mahasiswa Stikes Maranatha Kupang dapat
melaksanakan salah satu tugas Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yaitu dengan menyusun
laporan hasil kegiatan MMD 2 Dusun 3 Desa Manusak tahun 2023.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih jauh dari kategori sempurna,
oleh karena itu penulis dengan hati dan tangan terbuka mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Selanjutnya dalam kesempatan ini penulis tidak lupa untuk menyampaikan ucapan terima
kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moral dan
moril baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan tugas ini. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Desa Manusak
01 Juni 202
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
1.2 Tujun...........................................................................................................................6
1.3 Manfaat.......................................................................................................................6
BAB 3 LAPORAN.............................................................................................................32
PENGKAJIAN ...............................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 66
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Keperawatan
Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada masyarakat
dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan
yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan.Pelayanan.Keperawat
an Komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok yang
beresiko tinggi seperti keluarga penduduk didaerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah
yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan ibu hamil (Veronica,
Nuraeni, & Supriyono, 2021).
Definisi keperawatan kesehatan komunitas menurut American Public Health Association
(2019) yaitu sintesis dari ilmu kesehatan masyarakat dan teori keperawatan profesional yang
bertujuan meningkatkan derajat kesehatan pada keseluruhan komunitas. Menurut WHO
(2021).keperawatan komunitas mencakup perawatan kesehatan keluarga (Nurse health
family) juga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat
mengidentifikasi masalah kesehatannya sendiri, serta memecahkan masalah kesehatan
tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka meminta bantuan
pada orang lain. Perawat kesehatan komunitas merupakan praktik promotif dan proteksi
kesehatan populasi menggunakan pengetahuan keperawatan, sosial dan ilmu kesehatan
masyarakat (American Public Health Association, 2017).
Praktik yang dilakukan berfokus pada populasi dengan tujuan utama promosi kesehatan
dan mencegah penyakit serta kecacatan untuk semua orang melalui kondisi yang dicipakan
dimana orang bisa menjadi sehat.Perawat kesehatan komunitas bekerja untuk meningkatkan
kesehatan individu, keluarga, komunitas dan populasi melalui fungsi inti dari pengkajian,
jaminan dan kebijakan pengembangan
Prevalensi di NTT menurut hasil riskesdas tahun 2018 mencapai angka 7,2% atau 76.130
kasus dimana hipertensi merupakan penyakit tertinggi keempat di Provinsi NTT. Kabupaten
Kupang mencapai angka 1.582 kasus hipertensi pertahun 2019 dan hasil ini lebih tinggi
4
dibanding beberapa kota/kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Hipertensi
merupakan penyakit tekanan darah dimana tekanan darah individu di atas nilai normal,
keadaan dimana pembuluh darah secara persisten tekanananya naik. Darah diangkut dari
jantung menuju seluruh organ tubuh melalui pembuluh darah. Setiap waktu jantung
berdenyut adalah untuk memompa darah menuju pembuluh darah. Tekanan darah dibentuk
oleh tekanan dari tekanan darah yang mendorong melawan dinding arteri yang dipompa oleh
jantung. Semakin tinggi tekanan semakin keras jantung harus dipompa (WHO, 2018).
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi dua golongan yaitu hipertensi esensial atau
primer, dan hipertensi sekunder. Hipertensi esensial disebut juga hipertensi adiopati karena
tidak tahu penyebabnya. Faktor yang mempengar uhinya yaitu genetik, lingkungan dan
hiperaktifitas. Hipertensi sekunder penyebabnya yaitu penggunaan obat-obatan seperti
estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing dan hipertensi yang berhubungan dengan
kehamilan, jumlah hipertensi esensial sekitar 90%, sedangkan jumlah penderita hipertensi
sebesar 5-10 (Junaidi, 2022).
Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2022, jumlah kasus
hipertensi sebanyak 839 juta kasus. Kasus ini diperkirakan akan semakin tinggi pada tahun
2025 dengan jumlah 1,15 milyar kasus atau sekitar 29% dari total penduduk dunia. Menurut
Riskesdas 2020, hipertensi merupakan masalah kesehatan yang utama dengan prevalensi
yang tinggi, yakni 25,8% karenanya, pola hidup sehat harus didepankan masyarakat
Indonesia agar tekanan darah selalu berada di bawah 140 per 90 mmHg atau normal
(Kurniadi, 2019).
Praktik yang dilakukan berfokus pada populasi dengan tujuan utama promosi kesehatan
dan mencegah penyakit serta kecacatan untuk semua orang melalui kondisi yang dicipakan
dimana orang bisa menjadi sehat. Perawat kesehatan komunitas bekerja untuk meningkatkan
kesehatan individu, keluarga, komunitas dan populasi melalui fungsi inti dari pengkajian,
jaminan dan kebijakan pengembangan
Berdasarkan hasil pengkajian Mahasiswa Profesi Ners Stikes Maranatha Kupang pada
tanggal 24-27 Juni 2022 jumlah jiwa di dusun 1 desa Manusak sebanyak 734 jiwa dengan
jumlah KK 172 KK dari 5 RT. Jumlah RT 01 42 KK dengan jumlah jiwa 162 jiwa, RT 02 28
5
KK dengan jumlah jiwa 138 jiwa, RT 03 31 KK dengan jumlah jiwa 130 jiwa. RT 13 42 KK
dengan jumlah jiwa 169 jiwa, RT 23 31 KK dengan jumlah jiwa 135 jiwa.
Berdasarkan hasil data diatas Mahasiwa praktek Profesi Ners Stikes Maranatha Kupang
melakukan perencanaan penanganan pada masalah Hipertensi dengan melakukan kegiatan
senam Lansia, Pemeriksaan penyakit tidak menular ( pemeriksaan gula darah, pemeriksaan
rematik, dan asam urat) dan melakukan Pendidikan Kesehatan pada masyrakat.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
6
1.3.2 Masyarakat
7
BAB II
LANDASAN TEORI
8
3. Upaya promotif dan preventif adalah upaya pokok tanpa mengabaikan upaya kuratif
dan rehabilitatif.
4. Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien berlangsung secara berkelanjutan.
5. Perawat sebagai provider dan klien sebagai konsumer pelayan¬an kesehatan,
menjalin suatu.hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan
dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan.
6. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan
berkesinambungan.
7. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggungjawab atas kesehatannya. la
harus ikut mendorong, medidik, dan berpartisipasi secara aktif dalam pelayanan
kesehatan mereka sendiri.
Falsafah yang melandasi komunitas mengacu kepada falsafah atau paradigma
keperawatan secara umum yaitu manusia atau kemanusia merupakan titik sentral
setiap upaya pembangunan kesehatan yangmenjunjung tinggi nilai-nilai dan
bertolak dari pandangan ini disusun falsafah atau paradigma keperawatan
komunitas
1.1.3 Empat komponen dasar Paradigma Keperawatan menurut Teori Betty Newman :.
a. Manusia
Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu/ klien yang berada pada
lokasi atau batas geografi tertentu yang memiliki niliai-nilai, keyakinan dan minat
yang relatif sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan.
b. Kesehatan
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan
dasar klien / komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai
dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.
c. Lingkungan.
Semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien yang bersifat
biologis, psikologis, sosial, kultural dan spiritual.
d. Keperawatan
9
Intervensi / tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor, melalui
pencegahan primer, sekunder dan tersier (Makhfudli & Efendi, F. 2016)
7.1.1 Tujuan Keperawatan Komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan
peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut :
a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga,
dan keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general
community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan
masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu, dan kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat mempunyai kemampuan untuk (Harnilawati, 2013):
a. Mengindentifikasi masalah kesehatan yang dialami
b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan maslah tersebut
c. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
d. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi.
7.1.2 Sasaran Keperawatan Komunitas
a. Individu
Sasaran prioritas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil resiko tinggi,
lansia, penderita penyakit menular (tuberkulosis paru, kusta, malaria, demam
berdarah, diare dan ISPA atau pneumonia) serta penderita penyakit degeneratif
seperti diabetes mellitus dan stroke.
b. Keluarga
Keluarga yang menjadi sasaran prioritas adalah keluarga yang termasuk rentan
terhadap masalah kesehatan (vulnerable group) atau resiko tinggi (high risk group)
dengan prioritas sebagai berikut:
1) Keluarga miskin yang belum pernah kontak dengan sarana pelayanan kesehatan
(Puskesmas dan jaringannya) dan belum mempunyai kartu sehat.
10
2) Keluarga miskin yang sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan serta
mempunyai masalah kesehatan yang ada hubungannya dengan tumbuh kembang
balita, kesehatan reproduksi, dan penyakit menular.
3) Keluarga yang tidak termasuk miskin, tidak mempunyai masalah kesehatan
c. Kelompok
Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang rentan terhadap
timbulnya masalah kesehatan, baik yang terikat dalam suatu institusi maupun tidak.
Contoh kelompok masyarakat khusus yang terikat dalam suatu institusi misalnya
warga sekolah, pesantren, panti asuhan, panti werda, rutan dan lapas. Sedangkan
kelompok masyarakat khusus yang tidak terikat dalam institusi khusus misalnya
posyandu, kelompok balita, ibu hamil, lansia, penderita penyakit tertentu dan pekerja
informal.
d. Masyarakat
Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan terhadap timbulnya masalah
kesehatan:
1) Masyarakat di suatu wilayah yaitu: jumlah bayi meninggal lebih tinggi dari
wilayah lain, jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dari wilayah lain,
cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari wilayah lain.
2) Masyarakat di daerah endemis penyakit menula
3) Masyarakat di lokasi atau barak pengungsian akibat bencana alam atau akibat
lainnya
4) Masyarakat di tempat yang kondisi geografisnya sulit (daerah terpencil)
5) Masyarakat di daerah pemukiman baru yang sulit dijangkau transportasi,
misalnya di daerah transmigrasi (Makhfudli & Efendi, F. 2010).
7.1.3 Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas
Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
a. Proses kelompok (Group process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar
dari pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan individu, media
masa, televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya.
11
Begitu juga dengan masalah kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya
gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan sebelumnya sangat
mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan.
Jika masyarakat sadar bahwa penangan yangbersifat individual tidak akan mampu
mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan
pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui proses kelompok.
b. Pendidikan Kesehatan (Health promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana
perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/ teori dari seseorang
ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut
terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat
sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang
Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik,
mental dan sosialnya; sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial.
c. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika
tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat
luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan
Asuhan Keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam
lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat (Riasmini, dkk,
2017).
7.1.4 Peran Perawat Komunitas
Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat diantaranya
adalah:
a. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider)
Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah keperawatan yang ada,
merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan
mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.
12
b. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir dalam
rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang
diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan
psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik
dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan
emosional dan intelektual.
Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan dalam fase
pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan
kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan
strategi pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran
dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2015).
c. Sebagai Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam
bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang
bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat
d. Sebagai pembela (Client Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas. Pada
tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan sosial
yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak
klien. Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien,
memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak,
2015). Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu
klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi
pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk
mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-
13
hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan
berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2015).
e. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan
pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan
tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
f. Sebagai kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama
dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain
dalam kaitanya membantu mempercepat proses penyembuhan klien Tindakan
kolaborasi atau kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang
lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk
merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak, 2015).
g. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan di
suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat diberikan kepada
klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan.
h. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan
keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui
kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.
i. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan dan
mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien. Pelayanan dari
semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak
profesional (Mubarak, 2015).
j. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah atau
yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada sistem.
14
Marriner torney mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang
mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk
berubah, menunjukkan alternative, menggali kemungkinan hasil dari alternatif,
mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu, membina dan
mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses perubahan
dan membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2015).
Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan. Dengan
menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk merencanakan,
melaksanakan dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan, ketrampilan, perasaan
dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2015).
k. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care Provider And
Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat
yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi masalah kesehatan
dan pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian atau pengidentifikasian
masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas.
7.1.5 Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas
Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi: upaya-upaya peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan pengobatan
(kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan
kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan
masyarakatnya (resosialisasi).Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas,
kegiatan yang ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak
mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.
a. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:
1) Penyuluhan kesehatan masyarakat
2) Pemeliharaan kesehatan perseorangan
3) Pemeliharaan kesehatan lingkungan
15
4) Olahraga secara teratur
5) Rekreasi
6) Pendidikan seks
b. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas maupun
kunjungan rumah
3) Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di
rumah.
4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
c. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota
keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah
kesehatan, melalui kegiatan:
1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah
sakit.
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas
4) Perawatan payudara
5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir.
d. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-
penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu
yang menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya,
dilakukan melalui kegiatan:
1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta, patah
tulang maupun kelainan bawaan
16
2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, misalnya
TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang mungkin
dilakukan oleh perawat.
e. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan
kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-
kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit,
misalnya kusta,AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita
Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Di samping itu, upaya resosialisasi
meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai
masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang
mereka derita (Kementerian Kesehatan RI, 2011).
7.1.6 Kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas
Kegiatan praktik Keperawatan Komunitas yang dilakukan perawat mempunyai
lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat pelayanan kesehatan wilayah
kerja perawat, tetapi secara umum kegiatan praktik Keperawatan Komunitas adalah
sebagai berikut:
a. Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu, keluarga, kelompok
khusus baik di rumah (home nursing), di Perusahaan, di Posyandu di daerah binaan
kesehatan masyarakat.
b. Penyuluhan/ pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka merubah perilaku
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
c. Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi
d. Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka hadapi.
e. Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan penanganan lebih
lanjut.
f. Penemuan kasus pada tingakat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
g. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan.
h. Melaksanakan asuhan keperawatan komunitas, melalui pengenalan masalah
kesehatan masyarakat, perencanaan kesehatan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan
17
dengan menggunakan proses keperawatan sebagai suatu usah pendekatan ilmiah
keperawatan.
i. Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan Keperawatan Komunitas.
j. Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait.
k. Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan keperawatan dan kesehatan.
18
suatu pendekatan ilmiah di dalam bidang keperawatan, melalui tahap-tahap sebagai
berikut:
1) Pengkajian
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat kesehatan masyarakat dalam
mengkaji masalah kesehatan baik di tingkat individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat adalah: Pengumpulan Data. Kegiatan ini dilakukan untuk
mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok
khusus dan masyarakat melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi dengan
menggunakan instrumen pengumpulan data dalam menghimpun informasi.
Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor
lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas terdiri dari inti komunitas, yaitu
meliputi demografi, populasi, nilai-nilai keyakinan dan riwayat individu termasuk
riwayat kesehatan. Sedangkan faktor lingkungan adalah lingkungan fisik, pendidikan,
keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan kesehatan dan sosial,
komunikasi, ekonomi dan rekreasi. Hal diatas perlu dikaji untuk menetapkan tindakan
yang sesuai dan efektif dalam langkah-langkah selanjutnya.
2) Analisa Data
Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan disusun
dalam suatu format yang sistematis. Dalam menganalisa data memerlukan pemikiran
yang kritis. Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor stressor
yang mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul di komunitas. Selanjutnya
dirumuskan maslah atau diagnosa keperawatan.
3) Perumusan Masalah dan Diagnosa Keperawatan
Kegiatan ini dilakukan diberbagai tingkat sesuai dengan urutan prioritasnya.
Diagnosa keperawatan yang dirumuskan dapat aktual, ancaman resiko atau wellness.
Dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan masyarakat antara lain: Masalah
yang ditetapkan dari data umum, Masalah yang dianalisa dari hasil kesenjangan
pelayanan kesehatan, Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk menentukan
tindakan yang lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam
19
kehidupan masyarakat secara keseluruhan dengan mempertimbangkan (Nurarif,
2013):
a) Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat
b) Kebijaksanaan nasional dari wilayah setempat
c) Kemampuan dan sumber daya masyarakat
d) Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat
Kriteria skala prioritas:
a) Perhatian masyarakat, meliputi: pengetahuan, sikap, keterlibatan emosi
masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan urgensinya untuk
segera ditanggulangi.
b) Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu kurun waktu
tertentu
c) Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat menimbulkan
gangguan terhadap kesehatan masyarakat
d) Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan mempertimbangkan
berbagai alternatif dalam cara-cara pengelolaan masalah yang menyangkut biaya,
sumber daya, sarana yang tersedia dan kesulitan yang mungkin timbul.
4) Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
a) Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan
b) Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan
keperawatan
c) Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan dilakukan.
5) Pelaksanaan
Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan melibatkan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi masalah
kesehatan dan keperawatan yang dihadapi. Hal-hal yang.perlu dipertimbangkan
dalam pelaksanaan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat adalah:
a) Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi
terkait
20
b) Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatannya
c) Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat Level
pencegahan dalam pelaksanaan praktik Keperawatan Komunitas terdiri atas:
1. Pencegahan Primer
Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidak fungsinya dan
diaplikasikannya ke dalam populasi sehat pada umumnya dan perlindungan
khusus terhadap penyakit.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang tepat
untuk menghambat proses patologis, sehingga memperpendek waktu sakit dan
tingkat keparahan.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dimulai pada saat cacat atau terjadi ketidakmampuan sambil
stabil atau menetap atau tidak dapat diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi
sebagai pencegahan primer lebih dari upaya menghambat proses penyakit
sendiri, yaitu mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal
dari ketidakmampuannya.
6) Penilaian/ Evaluasi
Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program kesehatan. Hal-
hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input), pelaksanaan (proses) dan
hasil akhir (output). Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang
akan dicapai, sesuai dengan perencanaan yang telah disusun semula. Ada 4
dimensi yang harus dipertimbangkan dalam melaksanakan penilaian, yaitu:
a) Daya guna
b) Hasil guna
c) Kelayakan
d) Kecukupan
2. Masalah Keperawatan
a. defisit kesehatan komunitas
21
b. defisit pengetahuan komunitas
c. perilaku kesehatan cenderung beresiko
d. pemeliharaan kesehatan tidak efektif
e. manajemen kesehatan tidak efektif
f. manajemen kesehatan tidak efektif
g. peningkatan manajemen kesehatan
22
C. INTERVENSI
24
komunitas menurun dari bahay lingkungan .
3. Monitor insiden cedera terkait bahaya dari
9) Persiapan komunits
lingkungan Terapeutik
untuk menghadapi 4. Analisis tingkat risiko terkait dengan
lingkungan
tantangan dimasa
5. Bekerjasama dengan pihak-pihak terkait
depan meningkat untuk meningkatkan keamanan lingkungan
6. Fasilitasi anggota masyarakat untuk
10) Penggunaan jejaring
melakukan modifikasi lingkungan yang
komunikasi aman
7. Eduksi informasikan pada populasi yang
meningkat
beresiko terkait bahy yang mungkin
11) Berkolaborasi diperoleh dari lingkungan sekitar
Kolaborasi
dengan badan atau
8. Kolaborasi petugas Kesehatan
pemerintahan
25
meningkat 8. Anjurkan menggunakan air bersih
3. Pencpaian pengendalian 9. Anjurkan mencuci tangan dengn
L12104
Kesehatan meningkat air ersih dan sabun
TUK 2 : PENCEGAHAN 10. Anjurkan menggunakan jamban
SEKUNDER sehat
1. Melakukan Tindakan
untuk mengurangi 11. PENCEGAHAN SEKUNDER
factor resiko meningkat MANAJEMEN LINGKUNGA
I.1451
2. Menerapkan program N KOMUNITAS
perawatan meningkat L.1210 12. Tindakan Observasi 5
3. Aktivitas hidup sehari- 13. Lakukan skrining risiko
6
hari efektif memenuhi gangguan Kesehatan lingkungan
tujuan Kesehatan 14. Identifikasi factor risiko
TUK 3 : Kesehatan yang diketahui
PENCEGAHAN Terapeutik.
TERSIER 15. Libatkan partisipasi masyarakat
Setelah dilakukan dalam memelihara keamanan
tindakan keperawatan lingkungan Edukasi
Selam 3 minggu , 16. Promosikan kebijakan
pemeliharaan pemerintah untuk mengurangi
Kesehatan meningkat risiko penyakit
dengan kriteria hasil : 17. Berikan Pendidikan Kesehatan
4. Menunjukan untuk kelompok risiko
pemahaman perilaku 18. Informasikan layanan Kesehatan
sehat meningkat keindividu keluarga, kelompok
5. Kemampuan beresiko, dan masyarakat
menjalankn perilku Kolaborasi
sehat meningkat 19. Kolaborasi dalam tim
6. Meningkatkan perilaku multidisiplin untuk
sehat mengidentifikasi ancaman
keamanan dimasyarkat
26
20. Kolaborasi dengan tim
Kesehatan lain dalam program
kesehtan komunitas untuk
menghadapi risiko yang diketahui
21. Kolaborasi dalam pengembangan
program aksi masyarakat
22. Kolaborasi dengan kelompok I.1451
masyarkat dalam menjalankan
5 34
peraturan pemerinta
PENCEGAHAN TERSIER
PROMOSI KOPING
Tindakan
Observasi
23. Identifikasi kegiatan jangka
pendek dan Panjang sesuai tujuan
24. Identifikasi kemampuan yang
dimiliki
25. Identifikasi sumber daya yang
tersedia untuk memenuhin tujuan
26. Identifikasi pemahaman proses
penykit
27. Identifikasi metode penyelesaian
masalah Terapeuti
28. Diskusikan perubahan peran
yang dialami
29. Gunkan pendekatan yang tenang
dan meyakinkan
30. Diskusikan alas an mengkritik
diri sendiri
31. Diskusikan untuk mengklarifiksi
kesalapahaman dan mengevalusi
27
perilku sendiri
32. Diskusikan risiko yang
menimbulkan bahaya pada diri
sendiri
Edukasi :
33. Anjurkan menjalin hubungan
yang memiliki kepentingan dan
tujuan bersama
34. Anjurkan mengungkapkn
penggunaan sumber spiritual.
Anjurkan mengungkapkn
perasaan dan persepsi
35. Menganjurkan keluarga terlibat
28
A. IMPLEMNTASI
Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana dan libatkan masyarakat di dalam setiap
melakukan tindakan keperawatan dan perawat dapat memanfaatkan sumber-sumber yang
tersedia dalam masyarakat dalam rangka meningkatkan perilaku hidup sehat.
B. EVALUASI
Melakukan penilaian (evaluasi) terhadap tindakan keperawatan untuk melihat keberhasilan dari
tindakan keperawatan yang dilakukan
29
BAB III
HASIL PENGKAJIAN
3.1 Pengkajian
Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengunjungi masing masing rumah
penduduk (door to door), wawancara langsung kepada pihak keluarga, pemeriksaan
fisik bagi anggota keluarga yang sedang sakit, serta observasi kondisi rumah dan
lingkungan sekitarnya, kegitaan pengumpulan data ini dilakukan mulai pada tanggal
26-30 Juni 2023 (pagi –sore), setelah itu dilakukan.Tabulasi data berdasarkan hasil
pengkajian yang dilakukan pada setiap Keluarga.
Setelah dilakukan pengumpulan data dilakukan, maka data tersebut akan di tabulasi
dalam bentuk diagramsebagai berikut.
a) Data Demografi
3.1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis kelamin pada setiap anggota keluarga
Di Dusun III , Desa Manusak Tahun 2023 (n = 100%)
30
Sumber : Data primer mahasiswa program profesi ners stikes maranatha
kuapang 25 mei – 22 juni 2023
Berdasarkan diagram 3.1 diatas didapatkan bahwa pada Dusun III, dengan jumlah
laki-laki sebanyak 391 orang (51%) dan perempuan sebanyak 400 orang (49 %).
3.2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur 3.2 distibusi penduduk umur di dusun
3 desa manusak kecamatan kupang timur kabupaten kupang tahun 2023
Sumber : Data primer mahasiswa program profesi ners stikes maranatha kuapang 25
mei – 22 juni 2023
Berdasarkan diagram 3.2 diatas, dari sebagian besar penduduk dusun 3 desa manusak
berusia 0-5 tahun sebanyak (2%) yang tertinggi sebanyak 46-60 tahun (53%)
31
Sumber : Data primer mahasiswa program profesi ners stikes maranatha
kuapang 25 mei – 22 juni 2023
Berdasarkan diagram 3.3 di atas menunjukkan bahwa penduduk dusun III Desa
Manusak menganut agama terbanyak adalah Katolik dengan jumlah 570 orang (70%)
diikuti agama Kristen Protestan dengan jumlah 235 orang (29%) dan paling sedikit
beragama Islam 9 orang (1%)
32
Sumber : Data primer i mahasiswa program profesi ners stikes maranatha
kuapang 25 mei – 22 juni 2023
Berdasarkan diagram 3.4 di atas dari 935 jiwa di Dusun III Desa Manusak,
didapatkan bahwa sebanyak 200 orang (20%) menamatkan pendidikan pada tingkat
SMA dan paling sedikit 4 orang (0%) menamatkan pendidikan pada tingkat sarjana
b) Data Subsistem
33
Sumber : Data primer mahasiswa program profesi ners stikes maranatha
kuapang 25 mei – 22 juni 2023
3.6. Diagram3.6 Distribusi Penduduk dewasa yang merokok di Dusun III Desa
Manusak Tahun 2023
34
Sumber : Data primer mahasiswa program profesi ners stikes maranatha
kuapang 25 mei – 22 juni 2023
Berdasarkan tabel dan diagram 3.6 di atas menunjukkan bahwa anggota keluarga
yang merokok berjumlah 121 orang (28%) sedangkan yang tidak merokok berjumlah
314 orang (72%).
3.7. Distribusi Penduduk Berdasarkan ketersediaan air bersih Diagram 3.7 Distribusi
Penduduk Berdasarkan ketersediaan air bersih Di Dusun III Desa Manusak Tahun
2023 (n=377 KK)
35
Sumber : Data primer mahasiswa program profesi ners stikes maranatha
kuapang 25 mei – 22 juni 2023
36
Sumber : Data primer mahasiswa program profesi ners stikes maranatha
kuapang 25 mei – 22 juni 2023
1. FASILITAS
a. Fasilitas Umum
1) Fasilitas Pendidikan
2) Fasilitas kesehatan
No Fasilitas kesehatan Jumlah
1 RS 1
2 PKM 1
3 Klinik swasta Tidak Ada
4 Poskesdes /ponkesdes 3
5 Posyandu balita 1
6 Posyandu lansia Tidak Ada
37
3) Sarana kegiatan kelompok
No Jenis kegiatan kelompok Jumlah
1 Karangtaruna Tidak Ada
4 Kegiatan keagamaan 6
5 Lain-lain Tidak Ada
4) Sarana ibadah
No Jenis tempat Jumlah
1 Masjid Tidak Ada
3 Gereja 2
4 Vihara Tidak Ada
5) Sarana olahraga
No Tempat Olah Raga Jumlah
1 Lap. sepak bola 1
2 Lap. bola volley Tidak Ada
6) Tempat pertemuan
38
No Tempat Pertemuan Jumlah
1 Balai desa 1
2 Balai rukuh Tidak Ada
3 Toko kelontong 10
4 Warung Tidak Ada
8) Industry
No Jenis Jumlah
1 Makanan Tidak Ada
39
b. Keamanan Dan Transportasi
1) Keamanan
No Fasilitas Keamanan Jumlah
1 Pemadam Kebakaran Tidak Ada
2) transportasi
No Transportasi Jumlah
1 Angkutan Umum Tidak Ada
2 Angkutan Pribadi Tidak terhitung
d. Komunikasi
No Fasilitas Ada/tidak
1 Radio Ada
2 TV Ada
3 Internet Ada
40
4 Papan Ada
5 Keliling Tidakada
e. Rekreasi
No Fasilitas Jumlah
1 Wisataalam Tidak Ada
41
3.2 Analisa Data
No Data Fokus Etiologi Masalah
1 DO : - Terjadi masalah kesehatan yang Program tidak atau Defisit Kesehatan
dialami komunitas : hipertensi (23%), kurang didukung Komunitas
Jumlah hipertensi yang tidak minum obat komunitas
teratur 15 orang (34,9%) - Jumlah yang
tidak memiliki JKN berjumlah 161 orang
(22%)
2 DS : Sebagaian penduduk dengan ketidakmampuan Pemeliharaan
hipertensi mengatakan apabila kaku mengatasi masalah kesehatan tidak
kuduk hanya beristrahat (individu atau efektif
DO : - Komunitas kurang menunjukkan keluarga)
pemahaman tentang perilaku sehat :
lingkungan rumah di RT 26 tampak
kurang bersih di RT 27 jarak kandang
ternak terlalu dekat dengan
rumah,sebagian kandang ternak di
samping rumah
42
Defisit Kesehatan Komunitas
Kriteria dan Skor Bobot Total Pembenaran
43
Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
Kriteria dan Skor Bobot Total Pembenaran
44
45
PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN
46
3.4 Intervensi Keperawatan
51
Komunitas meningkat remaja
kurang 3. Pencpaian 7. Anjurkan tidak merokok didalam rumah
menunjukkan pengendalian Kesehatan PENCEGAHAN SEKUNDER
pemahaman meningkat MANAJEMEN LINGKUNGAN I.1451
tentang perilaku TUK 2 : PENCEGAHA KOMUNITAS 5
sehat : N SEKUNDER Tindakan
lingkungan Setelah dilakukan Observasi
rumah di RT 26 tindakan keperawatan 1. Lakukan skrining risiko gangguan
tampak kurang Selam 2 minggu , Kesehatan lingkungan
bersih di RT 27 manajemen Kesehatan L.12106 2. Identifikasi factor risiko
jarak kandang meningkat dengan Kesehatan yang diketahui Terapeutik
ternak terlalu kriteria hasil : 3. Libatkan partisipasi masyarakat dalam
dekat dengan 1. Melakukan Tindakan memelihara keamanan lingkungan
rumah,sebagian untuk Edukasi
kandang ternak di mengurangi factor resiko 4. Berikan Pendidikan Kesehatan untuk
samping rumah meningkat kelompok risiko Kolaborasi
2. Menerapkan program 5. Kolaborasi dalam tim
perawatan meningkat multidisiplin untuk mengidentifikasi
3. Aktivitas hidup sehari- ancaman keamanan dimasyarkat
hari efektif memenuhi 6. Kolaborasi dengan tim Kesehatan lain
tujuan Kesehatan dalam program kesehtan komunitas untuk
TUK 3 :
52
PENCEGAHAN menghadapi risiko yang diketahui
TERSIER 7. Kolaborasi dengan kelompok masyarkat
Setelah dilakukan dalam menjalankan peraturan pemerintah I.09312
tindakan keperawatan PENCEGAHAN TERSIER PROMOSI
Selam 2 minggu , KOPING
pemeliharaan Kesehatan Tindakan
meningkat dengan Observasi
kriteria hasil : 1. Identifikasi pemahaman proses penykit
1. Menunjukan pemaham 2. Identifikasi metode penyelesaian
an perilaku sehat masalah
meningkat
2. Kemampuan menjalan Terapeutik
kn perilku sehat 3. Diskusikan perubahan peran yang
meningkat dialami
3. Meningkatkan perilak 4. Gunakan pendekatan yang tenang dan
u sehat meyakinkan
5. Diskusikan untuk mengklarifiksi
kesalapahaman dan mengevalusi perilku
sendiri
6. Diskusikan risiko yang menimbulkan
bahaya pada diri sendiri Edukasi :
53
7. Menganjurkan keluarga terlibat
54
3.5. Planning Of Action (POA)
2 Defisit Selasa 06 Meningkatkan 20 lansia Terlaksanya Diharapkan Dusun III Mita Lay
Kesehatan juni 2023 pengetahuan senam lansia di lansia mampu Desa Day S. Kep
Komunitas B/D lansia tentang RT melakukan Manusak
Program tidak manfaat senam lansia
atau kurang senam lansia
didukung
komunitas D.D
sebagian
penduduk
dengan
hipertensi
mengtakan
apabila kaku
kuduk hanya
beristirahat,
komunitas kuang
menunjukan
56
pemahaman
tentang perilaku
sehat dengan
hipertensi yang
memiliki
perilaku negative
sebanyak 7
orang (23%),
terjadi masalah
kesehatan yang
dialami
komunitas
hipertnsi (88%),
jumlah anggota
keluarga yang
meokok
berjumlah 121
orang
2. apa itu
merokok?
3. apa saja
kandungan
dalam rokok?
4. penyakit
akibat
merokok?
melakukan
Terlaksananya
skrining minat SANCE Y.
siswa/siswi pengisian
59
dan bakat SISWA SMP 6 SATAP angket minat DUSUN III METKON
kepada siswa OEBOBOA dan bakat di MANUSAK O
dan siswi SMP 6 SATAP
Dusun III
OEBOBOA
Desa Manusak
mampu
mengisi angket
minat dan
bakat
1.apa itu
sadari?
60
7 kelas balita untuk terlaksana Dusun III Marta
pemberdayaan meningkatkan kegiatan manusak Aksameri
pemenuhan gizi pemberdayaan Maulina, S,
nutrisi pada pemdamping pemenuhan kep
balita pada anak nutrisi pada
balita
61
62
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin, Sudarman, Y., & Syakib, M. (2020). Penurunan Tekanan Darah Penderita
Hipertensi Setelah Diberikan Terapi Akupresur. Jurnal Kesehatan Manarang
Anshari, Z. (2020). Komplikasi Hipertensi Dalam Kaitannya Dengan Pengetahuan Pasien
Terhadap Hipertensi Dan Upaya Pencegahannya. Jurnal Penelitian Keperawatan Medik,
2(2).
Ismayadi. (2012). Faktor-Faktor yang Memengaruhi Terhadap Kejadian Hipertensi pada Lansia
di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Johor. Kaplan, N. M., & Victor, R. G.
(2014). Kaplan’s clinical hypertension: Eleventh edition. In Kaplan’s Clinical
Hypertension: Eleventh Edition.
Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Illmu Keperawatan Pendekatan Praktis edisi 4 (4th
ed.). Jakarta: Salemba Medika.
Tim Pokja (2018) Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja (2018) Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja (2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SDKI), Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Yusuf, D. Y. N. (2013). Gambaran Perilaku Penderita Hipertensi dalam Upaya Mencegah
Kekambuhan Penyakit Hipertensi. Universitas Negeri Gorontalo.
63
64