Anda di halaman 1dari 165

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PADA KELOMPOK MASYARAKAT DENGAN DIABETES MELLITUS DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS DAU RW 02 DESA KARANGWIDORO
KABUPATEN MALANG
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Departemen Komunitas dan Keluarga
Yang dibimbing oleh Ns. Setyoadi, M.Kep., Sp.Kom.

Oleh :
Kelompok 1 A
Diah Niati Putri Setyawati
Putri Sakinah Stephanie Dwi Hapsari
Titis Sukma P. Rosa Mayangsari
Komang Ayu Eka W. Ockta Yolanda
Nindi Novianti Ni Luh Putu Ayu Prasiska
Puguh Priyo Romadhoni Ephysia Ratriningtyas

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


JURUSAN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2018
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR DEPARTEMEN KOMUNITAS
PUSKESMAS DAU
“Asuhan Keperawatan Komunitas dan Keluarga di Wilayah Kerja
Puskesmas Dau RW 02 Desa Karangwidoro Kecamatan Dau Kabupaten
Malang “

Oleh :
Diah Niati
Putri Sakinah
Titis Sukma P.
Komang Ayu Eka W.
Nindi Novianti
Puguh Priyo Romadhoni
Putri Setyawati
Stephanie Dwi Hapsari
Rosa Mayangsari
Ockta Yolanda
Ni Luh Putu Ayu Prasiska
Ephysia Ratriningtyas

Kelompok 1 A

Telah disahkan pada hari/tanggal :

Perseptor Akademik Perseptor Klinik

Ns.Setyoadi M.Kep.Sp.Kep.Kom Ns.Diah Nurkhotimah, S.Kep

NIP.197809122005021001 NIP.196606071988032010

Kepala Desa Karangwidoro

Eko Witono, S.T

NIP.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes adalah penyakit kronis yang serius yang terjadi baik ketika
pankreas tidak menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah,
atau glukosa), atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin
yang dihasilkannya. Diabetes adalah masalah kesehatan masyarakat yang
penting, dan merupakan salah satu dari empat penyakit tidak menular yang
ditargetkan untuk dilakukan tindakan pencegahan oleh para pemimpin dunia.
Prevalensi diabetes mellitus terus meningkat, hal ini berkaitan dengan
meningkatnya status sosial, yang diikuti perubahan pola hidup menjadi kurang
sehat, seperti kurangnya latihan fisik (olah raga) dan pola makan tidak sehat,
sehingga terjadi obesitas dan faktor genetik yang menyebabkan resistensi insulin
berlanjut menjadi Diabetes Mellitus (WHO, 2017; Darmono, 2006).
Selama dekade terakhir, prevalensi diabetes telah meningkat lebih cepat
di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah daripada di negara-
negara berpenghasilan tinggi. Diabetes menyebabkan 1,5 juta kematian pada
tahun 2012. Gula darah yang lebih tinggi dari yang normal menyebabkan
tambahan 2,2 juta kematian, dengan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular
dan lainnya. Empat puluh tiga persen dari 3,7 juta kematian terjadi sebelum usia
70 tahun. Persentase kematian yang disebabkan oleh glukosa darah tinggi atau
diabetes yang terjadi sebelum usia 70 lebih tinggi di negara-negara
berpenghasilan rendah dan menengah daripada di negara-negara
berpenghasilan tinggi (WHO, 2017).
Di Indonesia sendiri, pada tahun 2007 dan 2013 dilakukan wawancara
kepada warga di atas usia 15 tahun yang telah didiagnosis menderita Diabetes
Mellitus oleh Dokter atau yang selama satu bulan selama pengkajian mengalami
gejala-gejala Diabetes Mellitus yaitu Sering lapar, sering buang air kecil dengan
jumlah banyak, dan mengalami penurunan berat badan secara drastic.
Didapatkan hasil bahwa terjadi peningkatan dua kali lipat pada data di 2013
dibandingkan pada tahun 2007. Pada Tahun 2013 di Jawa Timur sendiri terdapat
605.974 warga yang telah terdiagnosa Diabetes Mellitus dan 115.224 orang yang
memiliki gejala Diabetes Mellitus.
Desa Karangwidoro terletak di wilayah Kecamatan Dau Kabupaten
Malang provinsi Jawa Timur dengan posisi dibatasi oleh wilayah desa-desa
tetangga. Di sebelah Utara berbatasan dengan desa Tegalweru dan Kelurahan
Karangbesuki Kodya Malang dan di sebelah Barat berbatasan dengan Desa
Petungsewu Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Di sisi Selatan berbatasan
dengan desa Kucur dan Kalisongo, sedangkan di sisi Timur berbatasan dengan
Kelurahan Karangbesuki Kecamatan Sukun Kodya Malang. Suhu udara rata-
rata antara 23-24⁰C dengan ketinggian rata-rata dari permukaan air laut kurang
lebih 600 m.
Di Desa Karangwidoro sendiri Diabetes masuk kedalam 10 besar
penyakit terbanyak pada tahun 2017, dan menempati posisi nomor empat
dibawah ISPA, Diare dan Hipertensi. Desa Karang Widoro terbagi atas 3 RW dan
di RW 2 merupakan RW yang memiliki Prevalensi Diabetes yang paling banyak
di desa Karang Widoro. Terdapat 10 orang yang teridentifikasi menderita
Diabetes Melitus di RW 2, namun banyak warga yang memeliki resiko untuk
mengidap penyakit tersebut dikarenakan faktor resiko keluarga yang ada atau
dikarenakan pola hidup yang perlu untuk diperbaiki.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada agregat dewasa
dengan Diabetes melitus di wilayah RW 2 Desa Karangwidoro Kecamatan Dau
kabupaten Malang.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Membangun kepercayaan dengan warga di wilayah RW 2 Desa
Karangwidoro Kecamatan Dau kabupaten Malang.
2. Melakukan pengkajian dan membuat analisa asuhan keperawatan untuk
RW 2 Desa Karangwidoro Kecamatan Dau kabupaten Malang.
3. Menentukan masalah kesehatan asuhan keperawatan untuk RW 2 Desa
Karangwidoro Kecamatan Dau kabupaten Malang.
4. Menetapkan prioritas masalah asuhan keperawatan di RW 2 Desa
Karangwidoro Kecamatan Dau Kabupaten Malang.
5. Menyusun rencana intervensi asuhan keperawatan komunitas terkait
masalah kesehatan warga di RW 2 Desa Karangwidoro Kecamatan Dau
Kabupaten Malang.
6. Melaksanakan implementasi asuhan keperawatan komunitas terkait
masalah kesehatan warga di RW 2 Desa Karangwidoro Kecamatan Dau
Kabupaten Malang.
7. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan komunitas terkait masalah
warga di RW 2 Desa Karangwidoro Kecamatan Dau Kabupaten Malang.

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
1. Mengaplikasikan ilmu yang didapat kepada masyarakat tentang perilaku
masyarakat untuk mengontrol diabetes melitus.
2. Belajar menjadi model profesioanal dalam menerapkan asuhan
keperawatan komunitas.
3. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analisis dan bijaksana dalam
menghadapi dinamika masyarakat.
4. Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan
interpersonal.
1.3.2 Bagi Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)
1. Diharapkan dapat memberikan masukan berupa informasi tentang
perilaku mengontrol diabetes melitus.
2. Dapat dijadikan bahan penyuluhan bagi puskesmas pada masyarakat di
wilayah kerja puskesmas.
1.3.3 Bagi Masyarakat
Masyarakat mampu mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk
berperan aktif dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Keperawatan Komunitas


2.1.1 Definisi Keperawatan Komunitas

Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai


persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus
dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah
melembaga (Sumijatun dkk, 2006). Kelompok masyarakat tersebut dalam
kesehatan dikenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak
balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan
dan lain sebagainya (Mubarak, 2006).
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public
health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan
tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan
terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat
sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu
mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006).

Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan


yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan
dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta
masyarakat melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010).

2.1.2 Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas


a. Tujuan keperawatan komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan
peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut.
1) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,
keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health
general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu
kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga, individu, dan
kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami
2) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah
tersebut
3) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
4) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka
hadapi, yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam
memelihara kesehatan secara mandiri (self care)
b. Fungsi keperawatan komunitas
1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah
klien melalui asuhan keperawatan.
2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya dibidang kesehatan.
3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta
masyarakat.
4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan
dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan (Mubarak, 2006).

2.1.3 Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas

Strategi dalam pelaksanaan intervensi asuhan keperawatan komunitas


adalah sebagai berikut:
a. Proses kelompok (group process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah
belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan
individu, media masa, Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas
kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan masalah kesehatan di
lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling
sering mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan
atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar
bahwa penangan yang bersifat individual tidak akan mampu mencegah,
apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan
pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui proses kelompok.
b. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,
dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer
materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat
prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari
dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan
dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23
Tahun 1992 maupun WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental
dan sosialnya; sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial.
c. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan
masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi
lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan
dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas melalui
upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat
diatasi dengan lebih cepat.
2.1.4 Model Konseptual dalam Keperawatan Komunitas

Teori keperawatan berkaitan dengan kesehatan masyarakat menjadi acuan


dalam mengembangkan model keperawatan komunitas adalah teori Betty
Neuman (1972) dan Model Keperawatan Comunity as Partner (2000). Model
Neuman memandang klien sebagai sistem yang terdiri dari berbagai elemen
meliputi sebuah struktur dasar, garis kekebalan, garis pertahanan normal dan
garis pertahanan fleksibel (Neuman, 1994).

Model intervensi keperawatan yang dikembangkan oleh Betty Neuman


melibatkan kemampuan masyarakat untuk bertahan atau beradaptasi terhadap
stressor yang masuk kedalam garis pertahanan diri masyarakat. Kondisi
kesehatan masyarakat ditentukan oleh kemampuan masyarakat dalam
menghadapi stressor. Intervensi keperawatan dilakukan bila masyarakat tidak
mampu beradaptasi terhadap stressor yang masuk kedalam garis pertahanan
(Clark, 1999).Dasar pemikiran dalam keperawatan komunitas adalah komunitas
adalah sebuah sistem. Pada awalnya Anderson dan McFarlane (1996)
menggunakan model “comunity as client”. Pada tahun 2000 model
disempurnakan menjadi “community as partner”. Model comunity as partner
mempunyai makna sesuai dengan filosofi PHC, yaitu fokus pada pemberdayaan
masyarakat. Model tersebut membuktikan ada hubungan yang sinergi dan setara
antara perawat dan klien. Pengkajian komunitas mempunyai 2 bagian utama
yaitu core dan 8 subsistem.

Figure 1. Community as Partner (Anderson & McFarlane, 2001)


Pengkajian core/inti adalah core: komunitas, sejarah/riwayat, data
demografi, jenis rumah tangga, vital statistik, value, belief, religion dan status
pernikahan. Pengkajian 8 subsistem komunitas adalah pengkajian fisik,
pelayanan kesehatan dan sosial, ekonomi, keamanan dan transportasi, politik
dan pemerintahan, komunikasi, pendidikan dan rekreasi (Mubarak, 2009). Model
comunity as partner menekankan pada terjadinya stressor yang dapat
mengganggu keseimbangan sistem: pertahanan fleksibel, normal dan resisten.
Tehnik pengumpulan data dalam model tersebut adalah melalui winshield survey
(pengamatan langsung ke masyarakat dengan berkeliling wilayah dan
menggunakan semua panca indra), hasil wawancara, kuesioner dan data
sekunder (data statistik, laporan puskesmas, laporan kelurahan dan lain-lain).

2.1.5 Proses Asuhan Keperawatan Komunitas

Pelaksanaan keperawatan komunitas dilakukan melalui beberapa fase


yang tercakup dalam proses keperawatan komunitas dengan menggunakan
pendekatan pemecahan masalah yang dinamis. Fase-fase pada proses
keperawatan komunitas secara langsung melibatkan komunitas sebagai klien
yang dimulai dengan pembuatan kontrak/partnership dan meliputi pengkajian,
diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi (Efendi, 2009).

A. Pengkajian
1. Pengkajian Inti/Core
a. Demografi
Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atas: umur,
pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, dan keyakinan. Data
demografi yang perlu dikaji dalam keluarga atau masyarakat adalah nama
anggota keluarga, umur, jenis kelamin, pendidikan, status pernikahan,
pekerjaan, dan agama.
b. Nilai dan Kepercayaan
Bagian dari inti komunitas adalah nilai, keyakinan, dan praktik
keagamaan penduduk.Setiap komunitas bersifat unik dengan nilai,
keyakinan, dan praktik keagamaan yang mengakar pada tradisi dan secara
kontinu berkembang serta tetap eksis karena memenuhi kebutuhan
masyarakat. Semua kelompok etnik mempunyai nilai dan keyakinan yang
berinteraksi dengan sistem komunitas untuk mempengaruhi kesehatan
warganya. Dalam masyarakat ditanyakan keyakinan terhadap sehat dan
sakit, tempat mereka berobat dan usaha menyembuhkan sakit atau
meningkatkan derajat kesehatan.
c. Sejarah (History)
Sejarah dalam komunitas adalah terkait dengan sejarah masyarakat,
daerah yang terkait dengan kesehatan yang pernah dialami oleh
masyarakat.Tokoh masyarakat yang disegani yang mengetahui sejarah
daerah. Data sejarah yang perlu ditanyakan kepada keluarga adalah riwayat
anggota keluarga yang menderita ISPAC, cara penatalaksanaan, riwayat
pengobatan.
d. Vital Statistik
Data vital statistik meliputi angka kelahiran, angka kematian, angka
kesakitan, penyakit penyebab kematian terbanyak dll.
2. Subsistem
a. Lingkungan Fisik
Lingkungan adalah salah satu subsistem yang berpengaruh terhadap
kesehatan masyarakat. Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
perlu ditingkatkan juga kebersihan lingkungan sekitar dengan menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat. Data subsistem lingkungan yang perlu dikaji
adalah bahan utama bangunan, jumlah kamar tidur, jenis lantai, ventilasi
rumah, luas ventilasi,alat penerangan, kelembapan, dan masuk tidaknya
cahaya matahari.
b. Keamanan dan Transportasi
Di lingkungan tempat tinggal, tersediannya ambulan desa, tersedianya
kendaraan umum (Ojek, Angkot), tersediannya kendaraan pribadi (Mobil,
Sepeda Motor), tersediannya jalan pintas,penggunaan jalan umum, serta
kondisi jalan menuju layanan kesehatan
c. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Pelayanan kesehatan dan sosial yang tersedia untuk melakukan deteksi
dini gangguan atau merawat dan memantau apabila gangguan sudah terjadi.
Hal yang perlu dikaji dalam pelayanan kesehatan dan sosial adalah
ketersediaan tenaga kesehatan, jarak RS, ketersediaan klinik dan gawat
darurat, mencari pelayanan kesehatan, jarak puskesmas, dan adanya
jaminan kesehatan.
d. Ekonomi
Tingkat sosial ekonomi komunitas perlu diketahui apakah sudah
mencukupi dengan standar yang ada, sehingga upaya pelayanan kesehatan
yang diberikan dapat efektif.Yang perlu dikaji adalah jenis pekerjaan warga
sekitar, jumlah penghasilan rata-rata keluarga tiap bulan, ketersediaan
lapangan kerja, jumlah pengeluaran rata-rata yang dikeluarkan dalam sehari,
adakah alokasi simpanan dana untuk kesehatan, status kepemilikan rumah,
kepemilikan asuransi kesehatan.
e. Pendidikan
Pendidikan atau tingkat pengetahuan penting dalam pengkajian karena
untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan warga sekitar tentang
penyakit hipertensi. Yang perlu dikaji dalam subsistem pendidikan atau
tingkat pengetahuan yaitu, pengetahuan umum tentang penyakit hipertensi
seperti, pengertian, tanda dan gejala penyakit, komplikasi, pencegahan dan
pengobatan.
f. Politik dan pemerintahan
Politik dan pemerintahan sangat berpengaruh terhadap kesehatan
masyarakat terutama dalam penyediaan sarana pelayanan kesehatan untuk
menunjang kesehatan warga sekitar. Di masyarakat yang perlu dikaji adalah,
adanya jadwal pelaksana kegiatan PKK, rutinitas kegiatan PKK, program
PKK, tersedianya kader-kader kesehatan tiap RT, rutinitas kegiatan kader
untuk menunjang kesehatan di masyarakat, serta keterlibatan warga dalam
kegiatan pemerintah.
g. Komunikasi
Sistem komunikasi dalam masyarakat sangatlah penting dalam
menerima informasi terutama terkait dengan kesehatan. Sarana komunikasi
apa saja yang dapat dimanfaatkan di komunitas tersebut untuk
meningkatkan pengetahuan terkait dengan kesehatan (misalnya: televisi,
radio, koran, atau leaflet yang diberikan kepada komunitas). Dalam
subsistem komunikasi yang perlu dikaji adalah penggunaan alat komunikasi
(telepon, handphone, tv, radio, koran dll), ketersediaan tempat untuk
kegiatan bersama warga, antusias warga dalam mendapatkan informasi
kesehatan.
h. Rekreasi
Rekreasi disekitar daerah apakah terdapat masalah atau dapat
menimbulkan masalah kesehatan kepada masyarakat disekitarnya. Yang
perlu dikaji dalam subsistem rekreasi adalah ketersediaan fasilitas bermain
anak-anak dan bentuk rekreasi yang sering dilakukan.

B. Analisa dan Diagnosa Keperawatan Komunitas


Data-data yang dihasilkan dari pengkajian kemudian dianalisa seberapa
besar stresor yang mengancam masyarakat dan seberapa berat reaksi yang
timbul dalam masyarakat tersebut. Kemudian dijadikan dasar dalam
pembuatan diagnosa atau masalah keperawatan. Diagnosa keperawatan
menurut Muecke (1995) terdiri dari masalah kesehatan, karakteristik
populasi dan lingkungan yang dapat bersifat aktual, ancaman dan potensial.

C. Perencanaan
Perencanaan merupakan tindakan pencegahan primer, sekunder, tersier
yang cocok dengan kondisi klien (keluarga, masyarakat) yang sesuai
dengan diagnosa yang telah ditetapkan. Proses didalam tahap perencanaan
ini meliputi penyusunan, pengurutan masalah berdasarkan diagnosa
komunitas sesuai dengan prioritas (penapisan masalah), penetapan tujuan
dan sasaran, menetapkan strategi intervensi dan rencana evaluasi.

D. Implementasi (Pelaksanaan)
Pelaksanaan kegiatan komunitas berfokus pada tiga tingkat pencegahan
yaitu:
1. Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah pencegahan sebelum sakit atau disfungsi
dan diaplikasikan ke populasi sehat pada umumnya, mencakup pada
kegiatan kesehatan secara umum dan perlindungan khusus terhadap
suatu penyakit. Misalnya, kegiatan penyuluhan gizi, imunisasi, stimulasi
dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder adalah kegiatan yang dilakukan pada saat
terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukannya
masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini menekankan pada
diagnosa dini dan inervensi yang tepat untuk menghambat proses
penyakit atau kelainan sehingga memperpendek waktu sakit dan tingkat
keparahan. Misalnya mengkaji dan memberi intervensi segera terhadap
tumbuh kembang anak usia bayi sampai balita.
3. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier adalah kegiatan yang menekankan pada
pengembalian individu pada tingkat fungsinya secara optimal dari
ketidakmampuan keluarga. Pencegahan ini dimulai ketika terjadinya
kecacatan atau ketidakmampuan yang menetap bertujuan untuk
mengembalikan ke fungsi semula dan menghambat proses penyakit.
E. Evaluasi
Evaluasi perbandingan antara status kesehatan klien dengan hasil yang
diharapkan. Evaluasi terdiri dari tiga yaitu evaluasi struktur, evaluasi proses
dan evaluasi hasil. Tugas dari evaluator adalah melakukan evaluasi,
menginterpretasi data sesuai dengan kriteria evaluasi, menggunakan
penemuan dari evaluasi untuk membuat keputusan dalam memberikan
asuhan keperawatan

2.2 Diabetes Melitus


2.2.1 Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes Melitus merupakan penyakit gangguan metabolic menahun akibat
pancreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan
insulin yang diproduksi secara efektif (Kemenkes,2014). Menurut American
Diabetes Association (ADA) 2011, diabetes melitus merupakan suatu kelompok
penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia (glukosa darah puasa
>130 mg/dL, glukosa darah sewaktu >180 mg/dL) yang terjadi karena kelainan
sekresi insulin atau kerja insulin, maupun keduanya.

2.2.2 Penyebab dan Faktor Disposisi Diabetes Mellitus


Menurut WHO, penyebab diabetes Mellitus dapat disebabkan karena.
1. Pancreas gagal memproduksi insulin, umumnya hal ini ditemukan pada
diabetes Mellitus tipe 1.
2. Ketidakmampuan tubuh untuk menerima insulin yang diproduksi oleh
pancreas. Umumnya hal ini menyebabkan diabetes Mellitus tipe 2.
Menurut American Diabetes Association, (2016). Fakor resiko DM tipe 2
sebagai berikut:
1. Aktivitas fisik yang kurang
2. Riwayat keluarga dengan diabetes
3. Ras tau etnis ((Aborigin, Afrika, Asia dan Hispanik)
4. Wanita yang melahirkan bayi dengan BB >9
5. Wanita dengan riwayat diabetes gestasional
6. HDL-C <35 mg/dL dan/atau TG >250 mg/Dl
7. A1C ≥ 5,7%, IGT atau IFG
8. Hipertensi (≥140/90 atau pengobatan)
9. Obesitas
10. Obat-obatan (glukokortikoid, antipsikotik, aipikal, HAART)
Faktor lain yang terkait dengan resiko diabetes mellitus tipe 2 , yakni :
1. Keturunan
Diabetes merupakan penyakit yang memiliki faktor resiko genetik
artinya, diabetes ada hubungannya dengan faktor
keturunan.Seseorang yang kedua orang tuanya menderita diabetes
mellitus berisiko terkena diabetes. Faktor keturunan merupakan faktor
pemicu diabetes yang tidak dapat dimodifikasi artinya, faktor ini tidak
dapat nawar-menawar, dengan memiliki riwayat diabetes dalam
keluarga, maka resiko seseorang untuk terkena penyakit gula darah
menjadi tinggi jika di bandingkan dengan orang lain yang tidak
memiliki riwayat kencing manis dalam keluarganya (Helmawati, 2014).
2. Gaya hidup yang salah

Setelah keturunan (genetik), faktor resiko diabetes selanjutnya adalah


gaya hidup. Gaya hidup dapat menentukaan besar kecilnya resiko
seseorang untuk terkena diabetes, karena hal ini berkaitan dengan
pola makan dan aktivitas yang dilakukan seseoramg sebagai gaya
hidupnya. Terbukti membawa dampak negatif dalam hal kesehatan
pada orang-orang masa kini, cenderung memiliki kesadaran yang
rendah terhadap pola makanan, orang lebih mencari makanan yang
enak rasanya dari pada makanan dengan kekayaan nutrisinya
(Helmawati, 2014).
3. Obesitas atau kegemukan
Obesitas berisiko pada diabetes berkaitan dengan terjadinya
resistensi insulin.Artinya, obesitas dapat menyebabkan terjadinya
resistensi insuin, dimana kondisi resistensi insulin merupakan
penyebab utama terjadinya diabetes, khususnya diabetes tipe 2
(Helmawati, 2014).
4. Faktor usia
Faktor resiko diabetes selanjutnya adalah faktor usia sebagaimana
faktor resiko disebbkan keturunan, faktor usia merupakan faktor yang
tidak dapat dimodifikasi atau direkayasa. Orang dengan usia 40 tahun
mulai memiliki resiko terkena diabetes. Selanjutnya dengan semakin
bertambahnya usia maka semakin besar pula resiko seseorang
mengalami diabetes tipe 2 (Helmawati, 2014).
5. Rokok dan alkohol
Kaitanya rokok dengan diabetes ternyata merokok dapat
meningkatkan resiko seseorang untuk terserang diabetes mellitus tipe
2 dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok. Berdasarkan
artikel yang pernah dirilis oleh Jurnal Of The Amerika Medical
Associaton. Merokok dan diabetes memiliki keterkaitan, merokok
akan menyebabkan diabetes dan merokok akan memperparah
penyakit diabetes yang telah diderita, sama halnya dengan rokok,
alkohol juga memiliki efek yang tidak berbeda jauh, Mengkonsumsi
alkohol berlebihan dapat meningkatkan resiko diabetes adalah daya
rusak alkohol terhadap organ-organ tubuh khususnya organ
pankreas. Disamping dapat menyebabkan timbulnya diabetes, alkohol
juga dapat memperparah kondisi diabetes yang telah diderita
seseorang (Helmawati, 2014)..
6. Stress
Salah satu faktor resiko timbulnya penyakit diabetes, yaitu stres. Stres
memang faktor yang dapat membuat seseorang menjadi rentan dan
lemah, bukan hanya secara mental tetapi juga secara fisik, penelitian
terbaru membuktikan komponen kecemasan, depresi, dan gangguan
tidur malam hari adalah faktor pemicu terjadinya penyakit diabetes
khususnya dikalangan pria (Helmawati,2014).

2.2.3 Tatalaksana Diabetes Mellitus


Penatalaksanaan DM dimulai dengan polahidup sehat, dan bila
perlu dilakukan intervensi farmakologis dengan obat antihiperglikemia
secara oral dan/atausuntikan.
1. Edukasi
Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu dilakukan
sebagai bagian dari upaya pencegahan dan merupakan bagianyang
sangat penting dari pengelolaan DM secara holistik.
2. Terapi Nutrisi Medis (TNM)
Penyandang DM perlu diberikan penekanan mengenai pentingnya
keteraturan jadwal makan, jenis dan jumlah makanan, terutama pada
mereka yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin.
3. Latihan Jasmani
Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur (3-5 hari)
seminggu selama sekitar 30-45 menit, dengan total 150 menit perminggu,
dengan jeda antar latihan tidak lebih dari 2 hari berturut-turut. Latihan
jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobic
dengan intensitas sedang (50-70% denyut jantung maksimal)seperti jalan
cepat, bersepeda santai, jogging, dan berenang. Denyut jantung
maksimal dihitung dengan cara = 220-usia pasien.
4. Intervensi Farmakologis
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan
latihan jasmani (gaya hidup sehat). Terapi farmakologis terdiri dari obat
oral dan bentuk suntikan.
a. Obat antihiperglikemia Oral
Berdasarkan cara kerjanya, obat anti hiperglikemia oral dibagi
menjadi 5 golongan:
Peningkat Sensitivitas terhadap Insulin: Metformin dan
Tiazolidindion (TZD)

- Metformin mempunyai efek utama mengurangi produksi glukosa


hati (glukoneogenesis), dan memperbaiki ambilan glukosa
perifer. Metformin merupakan pilihan pertama pada sebagian
besar kasus DMT2

- Tiazolidindion (TZD) merupakan agonis dari Peroxisome


Proliferator Activated Receptor Gamma (PPAR-γ), suatu reseptor
inti termasuk di sel otot, lemak, dan hati. Golongan ini
mempunyai efek menurunkan resistensi insulin dengan jumlah
protein pengangkut glukosa, sehingga meningkatkan ambilan
glukosa di perifer. Obat ini dikontraindikasikan pada pasien
dengan gagal jantung (NYHA FCIII-IV) karena dapat
memperberat edema/retensi cairan. Hati-hati pada gangguan faal
hati,dan bila diberikan perlu pemantauan faal hati secara berkala.
Obat yang masuk dalam golongan ini adalah Pioglitazone.
2.3 Kepatuhan Kontrol Gula Darah
2.3.1 Pengertian Kepatuhan Kontrol Gula Darah
Kepatuhan (adherence) adalah suatu bentuk perilaku yang timbul akibat
adanya interaksi antara petugas kesehatan dan pasien sehingga pasien
mengerti rencana dengan segala konsekwensinya dan menyetujui rencana
tersebut serta melaksanakannya. Pada Penyakit DM tidak dapat disembuhkan
tetapi kadar gula darah dapat dikontrol. Dalam penatalaksanaan dan control
diabetes, penting untuk melakukan pemantaan kadar glikemik.

2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan


Menurut Feuer Stein, et al dalam Fatkul (2009), ada beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi kepatuhan, diantaranya sebagai berikut :
1. Pendidikan
Pendidikan adalah kegiatan, usaha manusia tentang proses
perubahan perilaku menuju kedewasaan dengan cara mengembangkan
potensi kepribadiannya, yang berupa rohani (cipta, rasa, karsa) dan jasmani.
Dapat dilihat dari pengetahuan terhadap pendidikan yang diberikan
(knowledge), sikap atau tanggapan terhadap materi pendidikan yang
diberikan (attitude), serta tindakan sehubungan dengan materi pendidikan
yang diberikan.
2. Modifikasi faktor lingkungan dan sosial
Membangun dukungan sosial dari keluarga dan teman-teman sebaya
sangat penting, kelompok pendukung dapat dibentuk untuk membantu
memahami kepatuhan terhadap program pengobatan, berpengaruh terhadap
menentukan keyakinan dan nilai kesehatan bagi individu serta memainkan
peran penting dalam proses kesembuhan pada seorang individu yang
sedang mengalami sakit.
3. Perubahan model terapi
Program pengobatan dapat dibuat atau direncakan secara sederhana
dan pasien terlibat aktif dalam pembuatan tindakan program tersebut. Hal
tersebut sangat membantu meyakinkan pasien dalam program perawatan
pengobatan bagi individu sendiri yang sakit serta membantu meningkatkan
kepatuhan klien dalam program terapi.
4. Meningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan pasien
Suatu hal yang penting dalam memberikan umpan balik pada pasien
setelah memperoleh informasi terkait diganosa. Pasien selalu akan
membutuhkan informasi tentang kondisinya, apa penyebabnya dan apa yang
mereka lakukan dengan kondisi seprti itu. Hal tersebut akan dapat
membantu meningkatkan kepercayaan pasien untuk melakukan konsultasi
dan selanjutnya dapat meningkatkan kepatuhan (Ramadhan& Hanum,
2016).

2.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan


Terapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi ketidakpatuhan, antara
lain (Ratucci, 2007) :
1. Faktor dari pasien
a. Ketidakseriusan pasien terhadap penyakit yang dialami
b. Ketidakpuasan terhadap hasil terapi
c. Kurangnya motivasi dalam diri sendiri atau dorongan dalam diri individu
sendiri dalam menjalankan penatalaksanaan terapi atau program
pengobatan
d. Kurangnya dukungan dari keluarga terkait penatalaksanaan terapi
e. Kurangnya keyakinan tentang kesehatan dan kepribadian seseorang
terhadap anjuran pengobatan
2. Faktor komunikasi
a. Tingkat pengawasan tim kesehatan yang rendah
b. Kurang penjelasan yang tepat, kurang, dan jelas
c. Kurangnya informasi tentang risiko dan efek samping
d. Strategi yang dilakukan oleh tim kesehatan untuk sikap dan kepercayaan
pasien belum cukup baik
e. Kepuasan pasien dalam berinteraksi dengan tim kesehatan rendah
f. Interkasi dengan tim kesehatan sedikit sekali
g. Tidak ada keterlibatan pasien dalam penatalaksanaan terapi
3. Faktor perilaku
a. Munculnya efek merugikan atau efek samping
b. Tidak dapat membaca, kemampuan kognitif rendah, dan hambatan
bahasa.
Hambatan fisik atau biaya untuk mendapatkan pengobatan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Asuhan keperawatan komunitas dilaksanakan oleh mahasiswa jurusan


keperawatan FKUB melalui praktek keperawatan di masyarakat yang dimulai
pada tanggal 25 Juni 2018 2018 . Kelompok mendapatkan tempat praktek RW
02 Desa Karangwidoro Kecamatan Dau Kabupaten Malang.

3.1 Tahap Persiapan


Keperawatan komunitas merupakan salah satu departemen dalam
pendidikan profesi keperawatan dengan kegiatan yang difokuskan pada praktek
lapangan, namun tidak mengesampingkan tugas jaga mahasiswa di Puskesmas
Dau, Kabupaten Malang. Kelompok melakukan pengkajian pada daerah binaan
didasarkan pada penemuan masalah kesehatan (Diabetes Melitus, gaya hidup,
PHBS, Posyandu, Kepemilikan JKN) di wilayah RW 02 RT 07 sampai RT 18
Desa Karangwidoro Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Kelompok dalam
melakukan pengkajian di daerah binaan berkoordinasi dengan pembimbing lahan
dan pembimbing akademik terkait masalah di lingkungan komunitas tersebut.
Pada minggu pertama tanggal 25 Juni 2018, setelah mendapatkan
pengarahan dari pembimbing akademik dan lahan, agregat yang dijadikan
sasaran adalah agregat dewasa di RT 07 sampai 18 di RW 02 Desa
Karangwidoro. Berdasarkan saran dari petugas kesehatan lingkungan dan
promosi kesehatan di Puskesmas Dau serta Kepala Desa di wilayah tersebut,
mahasiswa mendapatkan daerah binaan RT 07 sampai RT 18 di RW 02 Desa
Karangwidoro Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Mahasiswa memberikan
surat pengantar ke Kepala Desa Karangwidoro. Kemudian, mahasiswa meminta
izin kepada ketua RW 02 untuk melakukan pengkajian ke masyarakat. Dalam
melakukan pengkajian, mahasiswa menggunakan kuesioner yang akan
ditanyakan kepada Kepala Keluarga (KK) di RT 07 sampai RT 18 dan membuat
pedoman wawancara untuk memperoleh data sekunder dari stakeholder seperti
ketua RW, ketua RT, kader di wilayah tersebut dan warga desa. Setelah itu
kelompok menentukan jumlah sampel yang akan dilakukan intervensi. Jumlah
estimasi seluruh KK RW 02 sekitar 580 KK dengan metode pemilihan sampling
menggunakan purposive sampling.
Sampel dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling dari
jumlah populasi warga di RW 02 sejumlah 580 KK, maka jumlah sampel
menggunakan minimal sampel size (Nursalam, 2008).
n= N
1 + N (d)2
Jadi,
n= 580
1 + 580 (0.05)2
= 237 KK
12
= 237 KK
= 20 KK/RT
Keterangan :
n = sampel
N = populasi
d = nilai presisi 10%, karena jumlah populasi > 100.
Pada penghitungan sample dari keseluruhan populasi didapatkan sample
minimal sebanyak 20 KK/RT dari 580 KK. Sedangkan data yang didapat oleh
kelompok berjumlah 20 KK/RT dimana jumlah tersebut telah memenuhi sampel
minimal. Sehingga total jumlah RT yang didapat untuk sampel adalah 240 KK
Pada minggu ke-2, dimulai sejak tanggal 25 Juni, 2 Juli sampai 7 Juli
2018, kami melanjutkan untuk memasukkan data hasil survey. Setelah data
terkumpul, dilakukan pengolahan data melalui editing, coding, data entry, dan
tabulasi. Data yang telah diolah kemudian disajikan dalam bentuk diagram pie.
Dari data yang ada kemudian dibuat bagan permasalahan (web of causation)
yang akhirnya ditemukan beberapa masalah keperawatan. Pengkajian
didasarkan pada model pengkajian Anderson yang meliputi pengkajian terhadap
core problem dan 8 subsistem.

3.2 Hasil Pengkajian


3.2.1 Profil RW 02 Desa Karangwidoro
1. Batas wilayah
a. Wilayah RW 02
Wilayah RW 02 terletak di Desa Karangwidoro Kecamatan Dau
Kabupaten Malang provinsi Jawa Timur dengan posisi dibatasi
oleh wilayah desa-desa tetangga. Di sebelah Utara berbatasan
dengan desa Tegalweru dan Kelurahan Karangbesuki Kodya
Malang dan di sebelah Barat berbatasan dengan Desa
Petungsewu Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Di sisi Selatan
berbatasan dengan desa Kucur dan Kalisongo, sedangkan di sisi
Timur berbatasan dengan Kelurahan Karangbesuki Kecamatan
Sukun Kodya Malang. Suhu udara rata-rata antara 23-24⁰C
dengan ketinggian rata-rata dari permukaan air laut kurang lebih
600 m.
b. Batas Administratif

Wilayah Desa Karangwidoro terbagi di dalam 4 RW yang


tergabung di dalam 3 dusun yaitu Dusun Karangtengah, Karang
Ampel, dan Ndoro yang masing-masing di pimpin oleh kepala
dusun.
2. Data Demografi
a. Jenis Kelamin
Jenis Kelamin

52% 48%

Perempuan Laki - laki

Berdasarkan hasil literature review dari data dessa di RW 2 Desa


Karangwidoro didapatkan jenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada
perempuan dengan persentase laki-laki sebesar 52% (959 orang),
dan persentase perempuan sebanyak 48% (873 orang).
b. Usia

Usia
0-5 tahun
6-15 tahun 12% 7%
16-21 tahun 15%
22-59
≥60 tahun 7%

57%

Berdasarkan hasil literature review dari data dessa di RW 2


Desa Karangwidoro didapatkan usia 0-5 tahun sebanyak 7% (132
orang), 6-15 tahun sebanyak 15% (282 orang), 16-21 tahun sebanyak
7% (163 orang), 22-59 tahun 57% (1.034 orang), dan ≥60 tahun
sebanyak 12% (220 orang).
c. Agama

Agama
Islam
Kristen
100%
Katolik
Berdasarkan hasil literature review dari data desa di RW 2
Desa Karang Widoro 100 % warga beragama Islam.
d. Pendidikan

Pendidikan

24%

1% 52%
7%

15%

SD SMP
SMA Perguruan Tinggi
Tidak Tamat SD

Berdasarkan hasil literature review dari data desa di RW 2


Desa Karangwidoro didapatkan pendidikan terakhir terbanyak
adalah SD, yaitu sebanyak 52% (950 orang).

3.2.2 Core
1. Demografi Sample
a. Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

46% Laki-laki

54% Perempuan

Berdasarkan hasil survei, dari 240 orang di RW 2 didapatkan hasil 54%


(130 orang) berjenis kelamin laki-laki, sedangkan 46% (110 orang)
berjenis kelamin perempuan.
b. Usia

Usia

15%
25%
16-21 tahun
22-59 tahun
≥60 tahun
60%

Berdasarkan hasil survei, dari 240 orang di RW 2 didapatkan hasil 60%


(144 orang) berusia 22-59 tahun, 25% (60 orang) berusia ≥60 tahun, dan
15% (36 orang) berusia 16-21 tahun.
c. Pendidikan

Pendidikan
1%

8%

25%
15% Tidak tamat SD
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi

51%

Berdasarkan hasil survei, dari 240 orang di RW 2 didapatkan hasil


pendidikan terakhir warga 51% (123 orang) SD, 25% (60 orang) tidak
tamat SD, 15% (36 orang) SMP, 8% (18 orang) SMA, dan 1% (3 orang)
perguruan tinggi.
d. Agama

Agama
Islam
Kristen
100%
Katolik

Berdasarkan hasil survei dari 240 orang di RW 2 didapatkan hasil 100 %


warga beragama Islam.

a. Jenis Penyakit yang Banyak Diderita

Penyakit yang Banyak Diderita


2% 2%

12% Hipertensi
DM
Asam Urat
84% Stroke

Berdasarkan pengkajian, didapatkan data sebanyak 4 penyakit terbanyak.


Diantaranya 71 orang dengan Hipertensi (84%), 10 orang dengan DM (12%), 2
orang dengan asam urat (2%), dan 2 orang dengan stroke (2%). Data tersebut
menunjukkan bahwa 10 warga tersebut menderita diabetes melitus.
2. Tingkat Pengetahuan Penderita Diabetes Melitus

Tingkat Pengetahuan Penderita DM

10%
Tinggi
30% Sedang
60% Rendah

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 10 penderita diabetes


melitus didapatkan hasil 60% (6 orang) memiliki tingkat pengetahuan tinggi
(mampu menjawab 4-5 pertanyaan) mengenai diabetes melitus. 30% (3 orang)
memiliki tingkat pengetahuan sedang (2-3 pertanyaan) dan 10% (1 orang)
memiliki pengetahuan rendah (mampu menjawab 0-1 pertanyaan).

3. Sikap Penderita Diabetes Melitus terhadap Penyakitnya

Sikap Penderita DM

30%

Sikap positif
Sikap Negatif

70%

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 10 penderita diabetes


melitus didapatkan hasil 30% (3 orang) memiliki sikap negatif terhadap
penyakitnya (skor sikap 0-7), sedangkan 70% (7 orang) memiliki sikap positif
dengan skor sikap > 7.
4. Perilaku Penderita Diabetes Melitus dalam Mencari Informasi DM

Perilaku Mencari Informasi DM

30%
Tidak Pernah
Pernah
70%

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 10 penderita diabetes


melitus didapatkan hasil 70% (7 orang) tidak pernah mencari informasi mengenai
diabetes melitus, sedangkan 30% (3 orang) pernah mencari informasi mengenai
diabetes melitus.

5. Perilaku Penderita Diabetes Melitus dalam Mengikuti Penyuluhan


Kesehatan

Perilaku Mengikuti Penyuluhan Mengenai DM


0%

Tidak Pernah
Pernah

100%

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 10 penderita diabetes


melitus didapatkan hasil 100% tidak pernah mengikuti penyuluhan mengenai
diabetes melitus.
6. Perilaku Penderiaku Diabetes Melitus dalam Konsumsi Makanan Tinggi
Gula

Perilaku Konsumsi Tinggi Gula


0%

Tidak Pernah
40%
1-3 kali seminggu
60% >3 kali seminggu

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 10 penderita diabetes


melitus didapatkan hasil 60% (6 orang) mengonsumsi makanan tinggi gula 1-3
kali seminggu dan 40% (4 orang) mengonsumsi gula >3 kali seminggu.

7. Perilaku Penderita Diabetes Melitus dalam Melakukan Latihan Fisik

Perilaku Latihan Fisik


0%

Tidak Pernah
40%
1-3 kali seminggu
60%
>3 kali seminggu

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 10 penderita diabetes


melitus didapatkan hasil 60% (6 orang) penderita diabetes melitus tidak pernah
melakukan latihan fisik minimal 15 menit. Sedangkan sisanya 40% (4 orang)
melakukan latihan fisik selama 1-3 kali seminggu.
8. Perilaku Konsumsi Obat Penderita Diabetes Melitus

Perilaku Konsumsi Obat

10%

Teratur
Tidak Teratur

90%

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 10 penderita diabetes


melitus didapatkan hasil 10% (1 orang) penderita diabetes melitus konsumsi obat
secara teratur dan 90% (9 orang) penderita diabetes melitus tidak mengonsumsi
obat secara teratur.

9. Perilaku Pemeriksaan Glukosa Darah Penderita Diabetes Melitus

Perilaku Pemeriksaan Glukosa Darah

10%
20%
Tidak Pernah
≤1 bulan sekali
>1 bulan sekali
70%

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 10 penderita diabetes


melitus didapatkan hasil 10% (1 orang) penderita diabetes melitus melakuan
pemeriksaan glukosa darah >1 bulan sekali, 70% melakukan pemeriksaan
glukosa darah ≤1 bulan sekali, dan 20% tidak pernah melakukan pemeriksaan
glukosa darah.
10. Perilaku Perawatan Kaki Penderita Diabetes Melitus

Perilaku Perawatan Kaki

Tidak Pernah
50% 50%
Pernah

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 10 penderita diabetes


melitus didapatkan hasil 50% (5 orang) penderita diabetes melitus tidak pernah
melakuan perawatan kaki dan 5 orang (50%) penderita melakukan perawatan
kaki.

11. Perilaku Konsumsi Makanan Tinggi Gula pada Warga

Perilaku Konsumsi Tinggi Gula


0%

38% 0 kali seminggu


1-3 kali seminggu
62% >3 kali seminggu

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 240 warga didapatkan hasil 38%
(91 orang) mengonsumsi makanan tinggi gula 1-3 kali seminggu dan 62% (149
orang) mengonsumsi gula >3 kali seminggu.
12. Perilaku Latihan Fisik pada Warga

Perilaku Latihan Fisik


2%
10%

0 kali seminggu
1-3 kali seminggu

88% >3 kali seminggu

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 240 warga didapatkan hasil 88%
(210 orang) tidak pernah melakukan latihan fisik minimal 15 menit, 10% (25
orang) melakukan latihan fisik 1-3 kali seminggu, dan 2% (5 orang) melakukan
latihan fisik lebih dari 3 kali seminggu.

13. Perilaku Pemeriksaan Glukosa Darah

Perilaku Pemeriksaan Glukosa Darah


2%

6%

Tidak Pernah
≤1 bulan sekali
>1 bulan sekali
92%

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 240 watga didapatkan hasil 2% (5
orang) melakuan pemeriksaan glukosa darah >1 bulan sekali, 6% (15 orang)
melakukan pemeriksaan glukosa darah ≤1 bulan sekali, dan 92% (220 orang)
tidak pernah melakukan pemeriksaan glukosa darah.
3. Suku dan Budaya
a. Bahasa Sehari-hari yang Digunakan
Hasil pengkajian tentang bahasa sehari-hari yang digunakan masyarakat di
wilayah RW 02 sebagai berikut.

Bahasa Sehari-hari
Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia

100%

Berdasarkan gambar didapatkan dari 230 KK didapatkan sebanyak 100%


menganut suku dan bahasa budaya Jawa.

b. Suku

Kependudukan

1%

Jawa
100% Luar Jawa

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa di RW 02 didapatkan Suku


Jawa sebanyak 99% dan luar Jawa sebanyak 1%.

4. History
Desa Karangwidoro berada di Kecamatan Dau, Kabupaten Malang yang
awalnya kondisinya perhutanan dan tidak ada rumah. Perkembangan
selanjutnya wilayah tersebut terdapat rumah-rumah, yang awalnya terdapat 11
RT kemudian menjadi 12 RT.
a. Riwayat Diabetes Melitus

Riwayat DM

Tidak ada
50% 50%
ada

Berdasarkan hasil survei pada 240 warga, didapatkan hasil 50% orang memiliki
riwayat keluarga yang menderita diabetes melitus.

3.2.3 Subsistem
1. Ekonomi
a. Keikutsertaan Jaminan Kesehatan/JKN

Keikutsertaan JKN
12%

ya
88%
tidak

Berdasarkan hasil literature review didapatkan hasil sebanyak 88% (1616


orang) tidak memiliki jaminan kesehatan dan hanya 12% (216 orang) yang
memiliki jaminan kesehatan. Berdasarkan wawancara dengan ketua RT, banyak
warga yang belum memahami secara jelas cara kerja, kegunaan, dan manfaat
kartu jaminan kesehatan karena belum pernah dilakukan sosialisasi pada warga
RW 2.
b. Pekerjaan

Pekerjaan
4% petani
pedagang
25%
50% pns
10% buruh
5%
6% wiraswasta
lain-lain

Berdasarkan gambar diatas, maka didapatkan data bahwa dari 240


responden, sebanyak 50% (120 orang) adalah petani, 10% (24 orang) adalah
pedagang, 6% (15 orang) PNS, 5% (11 orang) adalah buruh, 25% (60 orang)
adalah wiraswasta, dan 4% (10 orang) adalah lain-lain.

c. Penghasilan

Penghasilan
17%

>2 juta
83%
<2 juta

Berdasarkan gambar diatas, dapat diketahui dari 240 KK berdasarkan hasil


wawancara dan survey, sebanyak 83% (200 KK) memiliki pendapatan diatas 2
juta, dan 17% (40 KK) memiliki pendapatan di bawah 2 juta. Gaji tersebut banyak
dipergunakan untuk keperluan rumah tangga dan sekolah anak.

2. Pelayanan Kesehatan dan Sosial


a. Jenis Pelayanan Kesehatan
Berdasarkan hasil wawancara bidan dan kepala desa Karangwidoro, tidak
terdapat Posbindu-PTM, tetapi terdapat 2 Posyandu Balita dan Lansia yang
dilaksanakan secara bersamaan. Di Desa Karangwidoro juga tidak pernah
dilakukan penyuluhan tentang diabetes melitus.
b. Upaya Yang Dilakukan Jika Sakit

Upaya yang dilakukan jika sakit

2% 6% Rumah Sakit
29% 11% Puskesmas
Dokter
52% Bidan
Beli obat sendiri

Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa dari 240 KK upaya yang


dilakukan jika sakit sebagian besar ke bidan setempat sebanyak 124 KK (52%),
70 KK (29%) beli obat sendiri, 26 KK (11%) berobat ke dokter, 14 KK (6%) ke
puskesmas dan 6 KK (2%) berobat ke rumah sakit

c. Kepuasan terhadap pelayanan kesehatan

Kepuasan terhadap kesehatan


13% 4%
Puas
Biasa Saja
Tidak Puas
83%

Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa dari 240 KK sebagian besar


menyatakan puas terhadap pelayanan kesehatan sebanyak 200 KK (83%) dan
30 KK (13%) menyatakan biasa saja, 10 KK (4%) menyatakan tidak puas dengan
pelayanan kesehatan. 4% menyatakan tidak puas karena merasa tidak
mendapat pengobatan yang sesuai.
3. Edukasi dan Komunikasi
a. Penyuluhan Kesehatan

Penyuluhan kesehatan
12%

Pernah

88% Tidak pernah

Berdasarkan hasil wawancara dengan warga RW 02 didapatkan


sebanyak 211 KK (88%) pernah mendapatkan penyuluhan.

b. Pemberi Penyuluhan

Pemberi penyuluhan
kesehatan
1%
0%

Mahasiswa
Puskesmas
Kader
99%

Berdasarkan hasil wawancara, didapatkan hasil bahwa 99% warga


mendapat penyuluhan dari mahasiswa dan sisanya mendapat penyuluhan dari
Puskesmas.

c. Media Penyuluhan
Media Penyuluhan

2%

98%

Poster Leaflet
Berdasarkan hasil wawancara, didapatkan hasil bahwa 98% (235 orang)
mendapat media penyuluhan berupa leaflet dan 2% (5 orang) mendapat media
penyuluhan berupa poster.

4. Politik dan Pemerintah


 Literatur review :
Hasil studi literatur, didapatkan data bahwa aparat dari pemerintahan
Desa Karangwidoro terdapat 1 orang Kepala Desa/Lurah, 1 orang sekretaris
Kelurahan, 1 orang sebagai staf teknis pembangunan, 1 orang sebagai staf
teknis kesra, 1 orang sebagai Kepeteng, 4 orang sebagai Kasun (Dusun
Karang Tengah, Karang Ampel, dan Dusun Ndoro). RW 02 termasuk
kedalam Dusun Karang Ampel.

 Wawancara :

Hasil wawancara pada Kepala Desa Karangwidoro, didapatkan data


bahwa di RW 02 memiliki 1-2 kader pada tiap RT dan memiliki 1 organisasi
karang taruna akan tetapi organisasi tersebut tidak berjalan dengan lancar.
Belum ada lembaga semacam LSM atau organisasi yang memberikan
penanganan masalah diabetes melitus secara rutin

5. Lingkungan Fisik
Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di RW 02 Desa Karangwidoro
didapatkan hasil sebagai berikut :

 Kondisi jalanan di RW 02 Desa Karang Widoro ada yang menanjak dan


menurun, belum semua jalan diaspal masih ada beberapa jalan yang
menggunakan tanah ataupun batu kerikil
 Masih terdapat hamparan sawah di wilayah RW 02 Desa Karangwidoro
yang digunakan sebagai warga untuk bercocok tanam.
 Terdapat beberapa halaman rumah warga yang ditanami beberapa
tanaman hias
 Terdapat beberapa toko yang menjual bahan pokok dan kebutuhan
sehari-hari
 Hasil observasi lingkungan warga bersih dari sampah dan setiap rumah
ada tempat sampah, ada beberapa rumah yang memang menggunakan
jasa petugas kebersihan sehingga proses pembuangan sampah ke
tempat pembuangan umum namun ada pula yang membakar sampah
 Terdapat 2 posyandi di RW 02 Desa Karangwidoro, pelaksanaan
posyandu lansia dan balita dilaksanakan secara bersamaan.

Survei
Kondisi lingkungan rumah

1. Jenis lantai

Jenis lantai
2%
keramik
27%
ubin
71%
tanah

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan dari 240 KK yang


dijadikan sampel pada RW 02 Desa Karangwidoro terdapat 170 KK (71%)
menggunakan keramik sebagai lantai, 66 KK (27%) menggunakan ubin
sebagai lantai dan 4 KK (2%) masih menguanakan tanah sebagai lantai

2. Ventilasi rumah

Ventilasi
4%

Ada
Tidak Ada
96%

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan dari 240 KK yang


dijadikan sampel pada RW 02 Desa Karangwidoro terdapat 230 KK (96%)
memiliki ventilasi rumah yang sejuk dan terdapat 10 KK (4%) memiliki
ventilasi rumah yang pengap.
3. Sumber air

sumber air
0%

PDAM
HIPAM

100%

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan dari 240 KK yang


dijadikan sampel pada RW 02 Desa Karangwidoro terdapat 240 KK (90%)
mendapat sumber air dari HIPAM.
4. Sarana MCK

sarana MCK

100%

WC pribadi

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan dari 240 KK yang


dijadikan sampel pada RW 02 Desa Karangwidoro, 240 KK (100%)
memiliki WC pribadi di setiap rumah.
5. Pembuangan Sampah

Pembuangan Sampah

18%

Dibuang di TPS
82%
Dibakar

Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa dari 240 KK,


frekuensi terbanyak membuang sampah dengan cara dibuang di TPS sebanyak
196 KK(82%), dibakar sebanyak 44 KK (18%)
6. Keamanan Transportasi
a. Alat transportasi
Hasil survey yang dilakukan di RW 02 tentang transportasi dapat
diketahui bahwa alat transportasi yang digunakan masyarakat bervariasi.
Masyarakat menggunakan alat transportasi motor dan mobil untuk menuju ke
pelayanan kesehatan. Jarak yang perlu ditempuh untuk menuju ke pelayanan
kesehatan cukup jauh, sehingga mayoritas masyarakat menggunakan mobil atau
menggunakan motor yang dipinjami oleh warga sekitar.
b. Keamanan
Berdasarkan observasi secara langsung, kondisi jalan di RW 02 baik,
sebagian telah beraspal dan sebagian masih beralas tanah. Kondisi jalan cukup
sepi sehingga tidak beresiko tinggi terjadi kecelakaan. RW 02 Karangwidoro
memiliki siskampling sebagai penjaga keamanan yang rutin dan terjadwal
dengan sistem pengamanan malam hari tanpa adanya portal akan tetapi akhir-
akhir ini siskampling tidak berjalan.
7. Rekreasi
a. Rekreasi
Berdasarkan hasil wawancara dari ketua RW didapatkan jika di wilayah RW
02 tidak ada tempat rekreasi..
b. Jenis Rekreasi

Jenis Rekreasi
8%

Rekreasi alam
92% nonton TV

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa dari total 240 keluarga


di RW 02, sebagian besar keluarga menyatakan bahwa rekreasi alam sebanyak ,
20 (8%) orang, menonton TV sebanyak 220 orang (92%).
3.3 Analisa Indikator

No Data Indikator Kesimpulan


1. Penyakit terbanyak di RW 2 adalah Riskesdas 2013, dari 6,9% penderita diabetes militus Diperlukan skrining dini untuk
Hipertensi (84%), DM (12%), asam urat yang didapatkan, 30,4% yang telah terdiagnosis medeteksi dini warga yang
(2%), dan stroke (2%). sebelumnya dan 69,6% tidak terdiagnosis beresiko mengalami DM
sebelumnya. Meskipun terjadi peningkatan proporsi
penderita diabets melitus yang terdiagnosis namun
proporsi yang tidak terdiagnosis sebelumnya massih
besar.
2. Pengetahuan terkait DM Rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan Diperlukan promosi kesehatan
a. 60% memiliki tingkat merupakan salah satu penyebab tingginya angka terkait DM untuk meningkatkan
pengetahuan tinggi mengenai kasus suatu penyakit. Pengetahuan bisa diperoleh pengetahuan warga terkait DM
diabetes melitus. 30% memiliki dari upaya promosi kesehatan. Promosi kesehatan sehingga dapat menurunkan
tingkat pengetahuan sedang dan meliputi pendidikan kesehatan, faktor ekonomi dan risiko terjadinya DM
10% memiliki pengetahuan lingkungan mendukung terbentuknya perilaku sehat
rendah. dan menurunkan faktor risiko DM (Notoatmojo, 1997)
b. 70% penderita DM tidak pernah
mencari informasi mengenai
diabetes melitus
c. 100% penderita DM tidak pernah
mengikuti penyuluhan mengenai
diabetes melitus
3. Sikap penderita DM Rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan Diperlukan promosi kesehatan
a. 30% penderita DM memiliki sikap merupakan salah satu penyebab tingginya angka terkait DM untuk meningkatkan
negatif mengenai diabetes kasus suatu penyakit. Pengetahuan bisa diperoleh pengetahuan warga terkait DM
melitus dari upaya promosi kesehatan. Promosi kesehatan sehingga dapat meningkatkan
meliputi pendidikan kesehatan, faktor ekonomi dan kualitas hidup dari para
lingkungan mendukung terbentuknya perilaku sehat penderita DM
dan menurunkan faktor risiko DM (Notoatmojo, 1997)
4. Perilaku penderita DM a. Pola makan (dietary habits) yang tidak sehat, Gaya hidup yang kurang baik
a. 40% penderita DM mengonsumsi seperti makanan-makanan yang berlebihan atau berperan penting dalam
makanan/minuman tinggi gula >3 kelebihan zat-zat nutrisi seperti karbohodrat meningkatkan risiko terjadinya
kali seminggu dan 60% penderita merupakan faktor risiko DM (Berita Kedokteran DM
DM mengonsumsi Masyarakat, 2007)
makanan/minuman tinggi gula 1-3 b. Kurangnya aktifitas fisik menyebabkan jumlah
kali seminggu. energi yang dikonsumsi keseimbangan energi
b. 60% penderita DM tidak pernah positif yang dikeluarkan, sehingga menimbulkan
melakukan latihan fisik minimal keseimbangan energi positif disimpan jadi
15 menit/hari dan 40% melakukan adipose. Hal ini menyebabkan terjadinya resisten
latihan fisik 1-3 kali per minggu. insulin lalu berkembang menjadi DM-tipe 2
c. 90% penderita DM tidak (WHO, 2003)
mengonsumsi obat secara teratur
d. 20% penderita DM tidak pernah
melakukan pemeriksaan glukosa
darah, 10% melakukan
pemeriksaan glukosa darah >1
bulan sekali, dan 70% ≤1 bulan
sekali
e. 50% penderita DM tidak pernah
melakukan perawatan kaki
5. Keikutsertaan JKN Target Peta Jalan JKN pada tahun 2017 adalah Diperlukan penyuluhan tentang
a. 88% warga RW 2 tidak memiliki 223.150.000 terealisasi adalah 184.486.348. 2018 JKN tentang pentingnya
jaminan kesehatan taget peta jalan JKN adalah 223.150.000 program JKN untuk membatu
dalam segi keuangan dalam
menyelesaikan masalah
kesehatan
6. Pelayanan Kesehatan Pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan Perlunya iniasi dalam
a. Tidak terdapat Posbindu-PTM di kewaspadaan dini dalam memonitoring faktor resiko pembentukan posbindu PTM
Desa Karangwidoro menjadi salah satu tujuan dalam program dalam suatu wilayah desa.
b. Tidak pernah ada penyuluhan pengendalian penyakit tidak menular. Posbindu PTM
mengenai diabetes melitus di merupakan program pengendalian faktor resiko
Desa Karangwidoro penyakit tidak menular berbasis masyarakat terhadap
faktor resiko baik terhadap dirinya, keluarga dan
masyarakat lingkungan sekitarnya (RISKESDAS,
2013)

3.4 Analisa Data

No Data Masalah Keperawatan


1. Data primer: Ketidakefektifan
a. 60% memiliki tingkat pengetahuan tinggi mengenai diabetes melitus. 30% memiliki tingkat Manajemen Kesehatan
pengetahuan sedang dan 10% memiliki pengetahuan rendah.
b. 70% penderita DM tidak pernah mencari informasi mengenai diabetes melitus
c. 100% penderita DM tidak pernah mengikuti penyuluhan mengenai diabetes melitus
d. 30% penderita DM memiliki sikap negatif mengenai diabetes melitus
e. 40% penderita DM mengonsumsi makanan/minuman tinggi gula >3 kali seminggu dan 60%
penderita DM mengonsumsi makanan/minuman tinggi gula 1-3 kali seminggu.
f. 60% penderita DM tidak pernah melakukan latihan fisik minimal 15 menit/hari dan 40%
melakukan latihan fisik 1-3 kali per minggu.
g. 90% penderita DM tidak mengonsumsi obat secara teratur
h. 20% penderita DM tidak pernah melakukan pemeriksaan glukosa darah, 10% melakukan
pemeriksaan glukosa darah >1 bulan sekali, dan 70% ≤1 bulan sekali
i. 50% penderita DM tidak pernah melakukan perawatan kaki
Data Sekunder
2. Data primer: Perilaku kesehatan
a. Tidak terdapat Posbindu-PTM di Desa Karangwidoro cenderung beresiko
b. Tidak pernah ada penyuluhan mengenai diabetes melitus di Desa Karangwidoro

Data Sekunder:
a. Penyakit terbanyak di RW 2 adalah 80% hipertensi, 15% diabetes melitus, 3% asam urat, dan
2% stroke
b. 88% warga RW 2 tidak memiliki jaminan kesehatan
3.5 Web Of Causation
Lingkungan Gaya Hidup

Pelayanan Kesehatan

Lahan tempat olah


Tidak ada lahan
raga susah dijangkau
olahraga
pengetahuan Tidak ada 70% penderita DM
Posbindu PTM 88% warga mengonsumsi gula
RW 2 tidak >3 x/ seminggu
Warga kurang
memiliki
Tidak ada kader PTM melakukan aktifitas fisik
jaminan
kesehatan
80% HT, 100% penderita DM Tingkat kadar gula
15% DM, tidak pernah darah meningkat
Tidak ada sosialisasi Resiko melakukan latihan fisik
3% linu,
mengenai DM DM minimal 15 menit/hari
(penyuluhan) 2% stroke 100% penderita DM tidak
pernah melakukan
Warga tidak perawatan kaki
melakukan
pemeriksaan
Diabetes Melitus
rutin 30% penderita tidak
mencari informasi
Penerimaan diri mengenai DM
100% penderita DM
20% penderita DM terhadap DM
tidak pernah mengikuti
penyuluhan mengenai tidak pernah, 30% Tidak ada
diabetes melitus melakukan >1 bulan 60% penderita DM informasi
sekali, dan 50% ≤1 70% penderita DM memiliki sikap positif mengenai DM
70% penderita DM bulan sekali tidak mengonsumsi mengenai DM
memiliki tingkat obat secara teratur
pengetahuan sedang Komunikasi
Kesadaran akan
kesehatan

Sikap dan perilaku


3.5 PENETAPAN PRIORITAS MASALAH
Diagnosa. Keperawatan Pentingnya Motivasi Masyarakat Peningkatan Rangking masalah Jumlah
masalah Untuk Untuk Menyelesaikan Kualitas Hidup dari 1 sampai 6 skor
Diselesaikan Masalah Masyarakat bila 1 : paling tidak
1 : rendah 0 : tidak ada masalah penting
2 : sedang 1 : rendah diselesaikan 6 : yang paling
3 : tinggi 2 : sedang 0 : tidak ada penting
3 : tinggi 1 : rendah
2 : sedang
3 : tinggi
Ketidakefektifan managemen 3 2 3 5 13
kesehatan

Perilaku Kesehatan Cenderung 2 2 2 3 9


beresiko

Prioritas masalah keperawatan


1. Ketidakefektifan managemen kesehatan
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
3.6 RENCANA INTERVENSI
No. Diagnosa Tujuan Umum NOC NIC
Keperawatan
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan a. Preventif Primer ( target: 80%) a. Preventif Primer
Manajemen keperawatan selama 3 NOC: Pengetahuan: Manajemen NIC: Pengajaran: Proses Penyakit
Kesehatan minggu, pengetahuan Diabetes 1. Pendidikan Kesehatan
Pengelolaan penderita Diabetes Mellitus 1. Memahami terkait konsep Keluarga
Diabetes Mellitus maupun masyarakat umum diabetes mellitus (faktor  Mengkaji pengetahuan klien
mengenai penyakit penyebab, tanda dan gejala, tentang konsep diabetes
diabetes manajemen manajemen, komplikasi, mellitus, meliputi:
pencegahan resiko pengobatan, dan senam kaki): - Faktor penyebab DM
maupun komplikasi  Kognitif - Tanda dan gejala DM
diabetes mellitus - Target 80% - Komplikasi DM
meningkat - Manajemen DM
- Peningkatan skor dari pre ke - Pengobatan DM
post mencapai 20% - Senam kaki
 Berikan informasi mengenai
diabetes.
 Lakukan evaluasi terhadap
pengetahuan klien tentang
konsep diabetes mellitus

b. Preventif Sekunder
b. Preventif Sekunder (target:
NIC: Identifikasi Risiko
60%)
1. Pemeriksaan Kesehatan
NOC: Kontrol Risiko Penderita
Keluarga
Diabetes
1. Keluarga setuju untuk • Lakukan pemeriksaan
berpartisipasi dalam kesehatan keluarga
(pengukuran BB, TB,
pemeriksaan gula darah dan Tekanan darah, dan gula
tekanan darah sebesar 80% darah).
2. Mengikuti pemeriksaan • Lakukan konseling
glukosa darah rutin untuk mengenai hasil
monitoring kesehatan pemeriksaan kesehatan.
• Psikomotor
Target pemeriksaan rutin • Monitoring hasil
60% pengukuran BB, TB, TD,
dan gula darah tiap
kunjungan ke keluarga.
• Menganjurkan untuk
melakukan pemeriksaan
rutin ke tenaga
kesehatan (TD dan gula
darah).

c. Preventif Tersier (target: 60%) c. Preventif Tersier


NOC: Perilaku Patuh NIC: Pengajaran : Peresepan
Manajamen Diabetes Obat-Obatan pada
1. Keteraturan konsumsi obat Keluarga
farmakologi (target peserta 1. Konseling dan Pemberian
yang teratur minum obat 80%). Terapi Jus Timun dan
2. Melaporkan gejala yang Tomat
dialami dan melaporkan obat • Mengkaji keteraturan
habis kepada tenaga pengobatan farmakologi
kesehatan (60%) dan non farmakologi
3. Melakukan aktivitas fisik
senam kaki
• Mengkaji pengobatan
yang dikonsumsi oleh
• Psikomotor (keteraturan)
klien
Target 60%
• Kemandirian 80% • Memonitor TD maupun
GD pada klien yang tidak
teratur dalam
pengobatan.
• Menganjurkan klien ke
Rumah Sakit apabila
obat habis atau terjadi
gejala-gejala yang lain
dari diabetes mellitus
• Memberikan terapi jus
timun dan tomat

2. Senam keluarga
• Mengajarkan praktek
senam kaki
• Mengevaluasi
kemampuan dan
kemandirian senam kaki.
• Berdiskusi dengan
keluarga untuk membuat
jadwal pelaksanaan
senam kaki untuk
monitoring.
2. Perilaku Cenderung Setelah dilakukan tindakan a. Preventif Primer (target: 80%) a. Preventif Primer
Berisiko terhadap keperawatan selama 3 NOC: Orientasi Kesehatan NIC: Pendidikan Kesehatan
Diabetes Mellitus minggu, pengetahuan 1. Meningkaatkan pengetahuan 1. Pendidikan Kesehatan
masyarakat umum masyarakat terkait konsep Komunitas
mengenai penyakit diabetes mellitus (faktor  Mengkaji pengetahuan
diabetes meningkat 80% penyebab, tanda dan gejala, klien tentang konsep
dan meningkatkan manajemen, komplikasi dan diabetes mellitus,
manajemen pencegahan pencegahan) meliputi:
resiko diabetes mellitus  Target 80% - Faktor penyebab DM
60%  Selisih skor dari pre ke - Tanda dan gejala DM
post mencapai 20% - Komplikasi DM
1. Meningkatkan jumlah - Manajemen DM
masyarakat yang - Senam kaki
mendapatkan informasi  Berikan informasi
megenai diabetes mellitus mengenai diabetes.
(60%).  Lakukan evaluasi
terhadap pengetahuan
klien tentang konsep
diabetes mellitus.

b. Preventif Sekunder (target: b. Preventif Sekunder


60%) NIC: Identifikasi Risiko
NOC: Perilaku Promosi 1. Pemeriksaan Kesehatan
Kesehatan Komunitas
• Lakukan pemeriksaan
1. Mengikuti pemeriksaan kesehatan kesehatan masyarakat
60% (pengukuran BB, TB,
2. Aktif melakukan aktivitas fisik Tekanan darah, dan gula
senam (keteraturan 60%) darah).
• Lakukan konseling
mengenai hasil
pemeriksaan kesehatan.
• Menganjurkan untuk
melakukan pemeriksaan
rutin ke tenaga
kesehatan (TD dan gula
darah) apabila hasilnya
abnormal (tinggi).

2. Senam Diabetes (senam


Dabes)
• Mengajarkan praktek
senam diabetes
• Mengevaluasi
kemampuan dan
kemandirian senam
diabetes.
• Berdiskusi dengan
masyarakat (perangkat)
untuk membuat jadwal
pelaksanaan senam
diabetes untuk
monitoring.
3.7 PLAN OF ACTION

No. Intervensi Tujuan Sasaran Bentuk Kegiatan Waktu dan Media PJ Kegiatan Dana
DX Tempat
Preventif Primer
1. Pendidikan 1. Meningkatkan Keluarga Edukasi dan tanya Minggu ke-3 Leaflet 1. Diah N. Rp
Kesehatan pengetahuan binaan jawab profesi dan 2. P. 110.000,-
Topik: keluarga terkait (9 Juli-8 poster Sakinah
- Faktor konsep diabetes Agustus 3. Titis S.
penyebab mellitus (faktor 2018) 4. Komang
DM penyebab, tanda 5. Nindi
- Tanda dan dan gejala, 6. Puguh
gejala DM manajemen, 7. P.
- Komplikasi komplikasi, Setyawati
DM pengobatan, dan 8. Stephanie
- Manajemen senam kaki): 9. Rosa M.
DM  Kognitif 10. Ockta Y.
- Pengobatan - Target 80% 11. Ni Luh
DM Putu
- Senam kaki
- Peningkatan 12. Ephysia
skor dari pre
ke post
mencapai
20%
2. Meningkatkan
jumlah keluarga
yang
mendapatkan
informasi tentang
diabetes mellitus
(kehadiran
peserta 60% dari
jumlah keluarga)
2. Pendidikan 1. Meningkatkan bapak bapak Presentasi, diskusi Kamis, 19 Juli PPT Rosa Rp
Kesehatan 1 pengetahuan tahlil dan tanya jawab 2018 110.000,-
masyarakat Pukul : 19.00
Topik: (bapak-bapak WIB
- Faktor tahlil) terkait Tempat: di
penyeba konsep diabetes Pondok
b DM mellitus (faktor pesantren
penyebab, tanda Roudlotun
- Tanda
dan gejala, Nashichin
dan
manajemen, Karangwidoro
gejala
komplikasi, dan
DM
pencegahan):
- Komplika  Kognitif
si DM
- Target 80%
- Manajem
- Peningkatan
en DM
skor dari pre
- Pencega ke post
han DM mencapai
20%
2. Meningkatkan
jumlah
masyarakat yang
mendapatkan
informasi tentang
diabetes mellitus
(kehadiran
peserta 60% dari
jumlah bapak-
bapak anggota
tahlil)

Pendidikan 1. Meningkatkan Ibu-ibu PKK Presentasi, diskusi Selasa, 24 poster Diah N Rp


Kesehatan 2 pengetahuan RW 02 dan tanya jawab Juli 2018. 110.000,-
masyarakat (ibu- Pukul 16.00
Topik: ibu PKK RW 02) WIB
- Faktor terkait konsep Bertempat di
penyebab diabetes mellitus rumah B. Ayu
DM (faktor penyebab, RT.11/RW 02
tanda dan gejala,
- Tanda dan dan komplikasi):
gejala DM
 Kognitif
- Komplikasi - Target 80%
DM
- Peningkatan
skor dari pre
ke post
mencapai
20%
2. Meningkatkan
jumlah
masyarakat yang
mendapatkan
informasi tentang
diabetes mellitus
(kehadiran
peserta 60% dari
jumlah ibu-ibu
anggota PKK)
Pendidikan 1. Meningkatkan Ibu-ibu PKK Presentasi, diskusi Selasa, 31 poster Stephanie Rp
Kesehatan 3 pengetahuan RW 02 dan tanya jawab Juli 2018. 110.000,-
masyarakat (Ibu- Pukul 16.00
Topik: ibu) terkait konsep WIB
- Manajemen diabetes mellitus Bertempat di
DM (manajemen, rumah B.
pencegahan DM Kasiani
- Pencegahan dan senam kaki): RT.13/RW 02
DM
 Kognitif
- Senam kaki - Target 80%
- Peningkatan
skor dari pre
ke post
mencapai
20%
2. Meningkatkan
jumlah
masyarakat yang
mendapatkan
informasi tentang
diabetes mellitus
(kehadiran
peserta 60% dari
jumlah ibu-ibu
anggota PKK)

Sekunder
1 Pemeriksaan 1. Keluarga setuju Keluarga Pemeriksaan tekanan Minggu ke-3 Leafleat, 1. Diah N. Rp
Kesehatan untuk binaan darah, pemeriksaan profesi tensi dan 2. P. 540.000,-
Keluarga berpartisipasi gula darah dan (9 Juli-15 Juli stetoskop, Sakinah
dalam
konsultasi kesehatan 2018) alat cek 3. Titis S.
pemeriksaan
glukosa darah dan GD, 4. Komang
tekanan darah antropom 5. Nindi
(80%) etri 6. Puguh
2. Keluarga 7. P.
mengikuti Setyawati
pemeriksaan 8. Stephanie
glukosa darah
9. Rosa M.
rutin untuk
memonitoring 10. Ockta Y.
kesehatan ( 60%) 11. Ni Luh
Putu
12. Ephysia
2 Pemeriksaan 1. Menyekrining Warga RW 02 Pemeriksaan tekanan Tanggal: 29 Leafleat, Ockta Rp
Kesehatan kesehatan darah, pemeriksaan Juli 2018 tensi dan 540.000,-
Komunitas masyarakat gula darah dan Waktu: 08.00 stetoskop,
 Kehadiran
 Pemeriksaan konsultasi kesehatan WIB alat cek
masyarakat
tekanan Tempat : GD,
60% dari total
darah masyarakat Balai Desa antropom
 Pemeriksaan Karangwidoro etri
antropometri
 Pemeriksaan
gula darah
 Konseling
kesehatan

2. Senam Meningkatkan Warga RW 02 demo praktik senam Sabtu, 21 Juli speaker, Titis Rp 20.000,-
DABES aktivitas fisik senam di desa diabetes. 2018 Laptop,
(Diabetes) diabetes Karangwidoro Waktu:16.00- kabel,
• Psikomotor
Komunitas selesai video
(keteraturan)
Target 60% Tempat : senam
Balai desa
Karangwidoro
Senam Meningkatkan Warga RW 02 demo praktik senam Rabu, 25 Juli speaker, Komang Rp 20.000,-
DABES aktivitas fisik senam di desa diabetes. 2018 Laptop,
(Diabetes) diabetes Karangwidoro Waktu:16.00- kabel,
• Psikomotor
Komunitas selesai video
(keteraturan)
Target 60% Tempat : senam
Balai desa
Karangwidoro

Senam Meningkatkan Warga RW 02 demo praktik senam Sabtu, 28 Juli speaker, Ayu Rp 20.000,-
DABES aktivitas fisik senam di desa diabetes. 2018 Laptop,
(Diabetes) diabetes Karangwidoro Waktu:16.00- kabel,
• Psikomotor
Komunitas selesai video
(keteraturan)
Target 60% Tempat : senam
Balai desa
Karangwidoro
Senam Meningkatkan Warga RW 02 demo praktik senam Sabtu, 28 Juli speaker, Ayu Rp 20.000,-
DABES aktivitas fisik senam di desa diabetes. 2018 Laptop,
(Diabetes) diabetes Karangwidoro Waktu:16.00- kabel,
• Psikomotor
Komunitas selesai video
(keteraturan)
Target 60% Tempat : senam
Balai desa
Karangwidoro
Preventif Tersier

1 Senam Kaki Meningkatkan Keluarga Demo praktik senam Minggu ke-5 Koran 1. Diah N. Rp 20.000,-
Diabetes aktivitas fisik senam Binaan kaki profesi atau 2. P.
kaki (23-29 Juli kertas Sakinah
• Psikomotor
2018) bekas 3. Titis S.
(keteraturan)
Target 60% 4. Komang
• Kemandirian 80% 5. Nindi
6. Puguh
7. P.
Setyawati
8. Stephanie
9. Rosa M.
10. Ockta Y.
11. Ni Luh
Putu
12. Ephysia
2 Konseling dan 1. Keteraturan Warga RW 02 Konseling pengobatan Tanggal: 29 Leaflet 1. Diah N. Rp
Pemberian konsumsi obat secara umum dan pembuatan terapi Juli dan jus 2. P. 540.000,-
Terapi Jus farmakologi (konseling) jus tomat dan timun Waktu: 08.00 timun Sakinah
(target peserta
Timun dan dan serta pemberian jus WIB tomat 3. Titis S.
yang teratur
Tomat minum obat 80%). timun dan timun Tempat : 4. Komang
2. Keteraturan Balai Desa 5. Nindi
Dilakukan konsumsi obat Karangwidoro 6. Puguh
dalam herbal (target 7. P.
program peserta yang Setyawati
pemeriksaan teratur minum 8. Stephanie
obat 80%).
kesehatan 9. Rosa M.
3. Melaporkan gejala
yang dialami dan 10. Ockta Y.
melaporkan obat 11. Ni Luh
habis kepada Putu
tenaga kesehatan 12. Ephysia
(60%)

1 Konseling dan 1. Keteraturan Penderita DM Konseling pengobatan Minggu ke-4 Leaflet 13. Diah N. Rp
Pemberian konsumsi obat atau keluarga dan pembuatan terapi (16-22 Juli) dan jus 14. P. 540.000,-
Terapi Jus farmakologi binaan jus tomat dan timun timun Sakinah
(target peserta
Timun dan (konseling dan serta pemberian jus tomat 15. Titis S.
yang teratur
Tomat minum obat 80%). pemberian jus) timun dan timun 16. Komang
2. Keteraturan 17. Nindi
konsumsi obat 18. Puguh
herbal (target
19. P.
peserta yang
teratur minum Setyawati
obat 80%). 20. Stephanie
3. Melaporkan gejala 21. Rosa M.
yang dialami dan 22. Ockta Y.
melaporkan obat 23. Ni Luh
habis kepada Putu
tenaga kesehatan
24. Ephysia
(60%)
Masalah Diagnosa Rencana

a. 60% memiliki tingkat pengetahuan tinggi mengenai diabetes melitus. 30% Ketidakefektifan Dengan menerapkan
memiliki tingkat pengetahuan sedang dan 10% memiliki pengetahuan Manajemen Kesehatan program-program
rendah. berhubungan dengan sebagai berikut:
b. 70% penderita DM tidak pernah mencari informasi mengenai diabetes pengelolaan Diabetes
 Senam Dabes
melitus Mellitus
c. 100% penderita DM tidak pernah mengikuti penyuluhan mengenai diabetes  Pengobatan alami :
melitus pengobatan dengan
d. 30% penderita DM memiliki sikap negatif mengenai diabetes melitus konsumsi jus timun
e. 40% penderita DM mengonsumsi makanan/minuman tinggi gula >3 kali dan tomat.
seminggu dan 60% penderita DM mengonsumsi makanan/minuman tinggi
gula 1-3 kali seminggu.
f. 60% penderita DM tidak pernah melakukan latihan fisik minimal 15
menit/hari dan 40% melakukan latihan fisik 1-3 kali per minggu.
g. 90% penderita DM tidak mengonsumsi obat secara teratur
h. 20% penderita DM tidak pernah melakukan pemeriksaan glukosa darah,
10% melakukan
i. pemeriksaan glukosa darah >1 bulan sekali, dan 70% ≤1 bulan sekali
j. 50% penderita DM tidak pernah melakukan perawatan kaki
a. Tidak terdapat Posbindu-PTM di Desa Karangwidoro Perilaku kesehatan Dengan menerapkan
b. Tidak pernah ada penyuluhan mengenai diabetes melitus di Desa cenderung beresiko program-program
Karangwidoro sebagai berikut:
c. Penyakit terbanyak di RW 2 adalah 80% hipertensi, 15% diabetes melitus,
 Pemeriksaan
3% asam urat, dan 2% stroke
Kesehatan mengenai
d. 88% warga RW 2 tidak memiliki jaminan kesehatan
Diabetes Mellitus :
Pemeriksaan TD,
antropometri, dan cek
gula darah
 Pendidikan
Kesehatan :
Mengenai diabetes
melitus dan hipertensi
(konseling individu
pada saat
pemeriksaan
kesehatan)
3.8 IMPLEMENTASI

No Nama Hari tanggal Implementasi Respon Klien TTD


Dx Kegiatan Pelaksanaan

1. Penyuluhan Pelaksanaan 1 : Penyuluhan 1:  Warga tampak sangat Rosa


Kesehatan Kamis, 19 Juli 1. Berkoordinasi dengan perangkat desa antusias
2018 jam 19.00 dan kader tentang waktu pelaksanaan  War
di RW 02 penyuluhan diabetes mellitus (di MMRW  ga aktif bertanya dengan
1) menanyakan sebanyak 4
2. Mengkaji penetahuan warga terkait DM, pertanyaan.
dengan hasil pretest 50%  Hasil post test penyuluhan
3. Membagikan leaflet tentang diabetes didapatkan sebesar 85%
mellitus  Kehadiran warga sebanyak
4. Memberikan penyuluhan tentang 152 orang dari 208 (73%)
 Definisi DM
 Penyebab DM
 tanda gejala DM
 komplikasi DM
 4 pilar penatalaksanaan DM
 senam kaki DM
4. Melakukan post test secara lisan untuk
mengevaluasi keberhasilan penyuluhan
dengan Hasil Post Test: 85%)
2. Pelaksanaan 2 : Penyuluhan 2:  Warga tampak sangat Diah
Selasa, 24 Juli 1. Berkoordinasi dengan perangkat desa antusias
2018 jam 16.00 dan kader tentang waktu pelaksanaan  Warga aktif bertanya dengan
di RW 02 penyuluhan diabetes mellitus (di MMRW menanyakan sebanyak 4
1) pertanyaan.
2. Mengkaji penetahuan warga terkait DM  Peserta memperhatikan dan
dengan hasil pretest 50% mendengarkan penyuluhan
3. Membagikan leaflet tentang diabetes dengan baik meskipun ada
mellitus sebagian kecil peserta yang
mengikuti kegiatan
4. Memberikan penyuluhan tentang
penyuluhan dari luar ruangan.
 Definisi DM,
 Penyebab DM,  Nilai pre test warga sebanyak
 Tanda gejala DM, dan 50%
 Hasil posttest sebesar 80%
 kompliksi tentang DM
(yang terjawab 4 soal dari 5
5. Melakukan post test secara lisan untuk soal).
mengevaluasi keberhasilan penyuluhan,  Peserta yang hadir sebanyak
dengan hasil post test 90% 70% yaitu sebanyak 42 orang
dari 60 orang.
Pelaksanaan 3 : Penyuluhan 3:  peserta penyuluhan aktif Stephanie
Selasa, 31 Juli mendengarkan
2018 jam 16.00 1. Berkoordinasi dengan perangkat desa  peserta penyuluhan aktif
WIB di RW 02 dan kader tentang waktu pelaksanaan bertanya
penyuluhan diabetes mellitus (di MMRW  peserta betanya 2
1) pertanyaan
2. Mengkaji penetahuan warga terkait DM  peserta memahami
penyampaian materi
dengan hasil pretest 40%
penyuluhan pertama
3. Membagikan leaflet tentang diabetes sebesar 100 %
mellitus  peserta memahami
4. Memberikan penyuluhan tentang penyampaian materi
 4 pilar penatalaksanaan DM penyuluhan kedua
 senam kaki sebesar 100 %
Melakukan post test secara lisan untuk  peserta memahami
mengevaluasi keberhasilan penyuluhan, penyampaian materi
penyuluhan kedua
dengan hasil post test 90% sebesar 100 %
 Jumlah kehadiran
peserta sebanyak 38
orang dari 60 orang
(63%)
2. Senam Pelaksanan 1 : Senam 1:  Peserta senam mengatakan Titis
DABES Sabtu, 21 Juli 1. Berkoordinasi dengan ibu lurah terkait telah mengerti tentang tujuan
2018 jam 16.00 tanggal, tempat dan peralatan diadakan senam
WIB di Balai pelaksanaan senam  Peserta senam mengatakan
belum hafal tentang gerakan
Desa 2. Melaksanan kegiatan senam dengan
dari senam yang diajarkan
durasi 30 menit yang dipimpin oleh oleh mahasiswa profesi
mahasiswa profesi Ners.  Peserta antusias mengikuti
senam di balai desa yang
mana sudah datang lebih
awal
 Peserta yang datang senam
25 orang
 Peserta masih belum
melakukan gerakan dengan
benar
 Peserta antusias mengikuti
senam dilihat dari para
peserta yang kadang kadang
berteriak

Pelaksanaan 2 : Senam 2:  Peserta senam mengatakan Komang


Rabu, 25 Juli 1. Berkoordinasi dengan ibu lurah terkait masih belum hafal tentang
2018 jam 16.00 tanggal, tempat dan peralatan gerakan dari senam tetapi
WIB di Balai pelaksanaan senam. sudah mengerjakan dengan
Desa 2. Melaksanan kegiatan senam dengan benar apa yang diajarkan
durasi 40 menit yang dipimpin oleh oleh mahasiswa profesi
 Peserta antusias mengikuti
mahasiswa profesi Ners
senam di balai desa yang
mana sudah datang lebih
awal dan mengajak teman-
teman yang lain
 Peserta yang datang senam
24 orang
 Peserta masih belum
melakukan gerakan dengan
benar
 Peserta antusias mengikuti
senam dilihat dari para
peserta yang kadang
kadang berteriak
Pelaksanaan 3 : Senam 3:  Peserta senam mengatakan ayu
Sabtu, 28 Juli masih belum hafal tentang
2018 jam 16.00 1. Bekoordinasi dengan ibu lurah terkait gerakan dari senam tetapi
WIB di Balai tanggal, tempat dan peralatan sudah melakukan gerakan
pelaksanaan senam. dengan benar dari apa yang
Desa
2. Melaksanan kegiatan senam dengan sudah diajarkan oleh
mahasiswa profesi
durasi 40 menit yang dipimpin oleh
 Peserta antusias mengikuti
mahasiswa profesi Ners dengan senam di balai desa yang
tambahan senam hipertensi mana sudah datang lebih
awal
 Peserta yang datang senam
20 orang
 Peserta sudah melakukan
gerakan dengan benar
 Peserta antusias mengikuti
senam dilihat dari para
peserta yang kadang
kadang berteriak
Pelaksanan 4 : Senam 4:  Peserta senam mengatakan Titis
Sabtu, 4 telah mengerti tentang tujuan Komang
Agustus 2018 1. Bekoordinasi dengan ibu lurah terkait ayu
tanggal, tempat dan peralatan
jam 16.00 WIB pelaksanaan senam. diadakan senam
di Balai Desa Melaksanan kegiatan senam dengan durasi  Peserta mengatakan tidak
40 menit yang dipimpin oleh mengalami kesulitan saat
masyarakat/peserta senam. melaksanakan senam
dengan gerak gerakan yang
diajarkan oleh mahasiswa
profesi
 Peserta senam mengatakan
masih belum hafal tentang
gerakan dari senam
 Peserta antusias mengikuti
senam di balai desa yang
mana sudah datang lebih
awal
 Peserta yang datang senam
20 orang
 Peserta sudah melakukan
gerakan dengan benar
 Peserta antusias mengikuti
senam dilihat dari para
peserta yang kadang kadang
berteriak
 Peserta sudah
mendapatkan gerakan
berupa video sehingga bisa
dipelajari oleh warga
3. Pemeriksaa Minggu, 29 Juli 1. Berkoordinasi dengan Bapak Lurah,  30 orang peserta yang hadir Ockta
n Kesehatan 2018 jam 09.00- Kader desa, serta melakukan menyatakan puas dengan
13.00 WIB di koordinasi pada saat acara PKK , dilakukannya pemeriksaan
Balai Desa MMRW, beserta tahlilan desa terkait kesehatan di desa , 10 tidak
tanggal, tempat, pemeriksaan apa puas karena tidak adanya
saja yang akan dilakukan. pemberian obat kimia yang
dapat diberikan dan
2. Menyiapkan media leaflet untuk pemeriksaannya kurang
konseling serta mempertsiapkan alat lengkap (asam urat dan
yang digunakan untuk pemeriksaan kolestrol)
seperti tensi, stetoskop, glukotest,  Peserta antusias dalam
gluko stik, lanset, dan antropometri melakuksan pemeriksaan
(timbangan, mikrotois) beserta jus disetiap stase
(tomat dan timun) pemeriksaan yang diukur
3. Melaksanakan kegiatan dari 80% peserta
pemeriksaan kesehatan secara pemeriksaan kesehatan
gratis antara lain: gratis datang mengikuti
- Pemeriksaan tekanan darah kegiatan pemeriksaan
- Pemeriksaan antropometrii dimana dari 50 peserta
- Pemeriksaan gula darah yang ditargetkan,
- Konseling kesehatan (konsultasi sebanyak 40 peserta
mengenai kesehatan) datang untuk mengikuti
- Pemberian jus (tomat dan timun) pemeriksaan kesehatan
bagi masyarakat yang mengalami
diabetes melitus dan yang
berisiko diabetes serta bagi
masyarakat yang mengalami
hipertensi.
1 Pengkajian Kamis, 9 Juli-15 1. Melakukan pengkajian data umum - 90% keluarga antusias saat Diah
keluarga Juli 2018 keluarga pengkajian
binaan 2. Melakukan pengkajian riwayat dan tahap - 100% keluarga kooperatif Putri
perkembangan keluarga saat pengkajian Titis
3. Melakukan pengkajian data lingkungan
keluarga Komang
4. Melakukan pengkajian struktur keluarga
Nindi
5. Melakukan pengkajian fungsi keluarga
6. Melakukan pengkajian stress dan koping Puguh
keluarga
7. Melakukan pemeriksaan fisik keluarga Tya
8. Melakukan pemeriksaan glukosa darah
Stephanie
Rosa
Ockta
Ayu
Ephys
1. Pendidikan Minggu ke-3 1. Melakukan pengkajian pengetahuan - Rata-rata nila pre-test 10 Diah
Kesehatan keluarga tentang penyebab, tanda gejala, keluarga adalah 51%
tentang 9 – 15 Juli 2018 manajemen, dan komplikasi Diabetes - Rata-rata nila pre-test 10 Putri
Diabetes Mellitus keluarga adalah 83% Titis
Mellitus 2. Memberikan pendidikan kesehatan - 100% keluarga kooperatif
kepada keluarga dengan topik: saat pendidikan kesehatan Komang
- Penyebab dan faktor risiko Diabetes - 60% keluarga aktif bertanya
Nindi
Mellitus saat pendidikan kesehatan
- Tanda dan gejala Diabetes Mellitus - 90% keluarga menyatakan Puguh
- Manajemen Diabetes Mellitus mau melakukan manajemen
- Komplikasi Diabetes Mellitus DM Tya
3. Melakukan evaluasi pengetahuan Stephanie
keluarga tentang pendidikan kesehatan
yang telah diberikan Rosa
Ockta
Ayu
Ephys
1 Pemberian Senin-Minggu 1. Menjelaskan Tujuan pemberian Jus - 70% keluarga antusias saat Diah
JUS Tomat dan Mentimun diberikan konseling
16-22 Juli 2018 2. Menjelaskan Manfaat pemberian Jus mengenai terapi jus herbal Putri
tomat dan Mentimun timun dan tomat Titis
3. Menjelaskan Cara membuat Jus tomat - 70% keluarga kooperatif
dan Mentimun saat diberikan konseling Komang
4. Menjelaskan takaran pemberian Jus mengenai terapi jus herbal
tomat dan Mentimun timun dan tomat Nindi
5. Menjelaskan frekuensi pemberian jus - 70% keluarga menyatakan Puguh
tomat dan mentimun mau mengonsumsi jus timun
dan tomat Tya
Stephanie
Rosa
Ockta
Ayu
Ephys
1. senam kaki 23-29 juli 2018 - Menjelaskan mengenai fungsi dan - 80% keluarga antusias saat Diah
diabetik tujuan dari senam kaki diabetik diberikan konseling
- Menjelaskan manfaat senam kaki mengenai senam kaki Putri
diabetik diabetic Titis
- Menjelaskan cara merawat kaki - 90% keluarga kooperatif
diabetik yang baik dan benar saat diberikan konseling Komang
- Menjelaskan cara melakukan senam mengenai senam kaki
Nindi
kaki diabetik diabetic
- Menjelaskan frekuensi dalam - 70% keluarga menyatakan Puguh
melakukan senam diabetik mau melakukan senam kaki
- Mempraktekan senam kaki diabetik diabetic Tya
- 50% keluarga bisa Stephanie
mempraktikan senam kaki
diabetic dengan benar Rosa
Ockta
Ayu
Ephys
1 Monitoring 9-29 Juli 2018 1. Melakukan monitoring dan evaluasi - Rata-rata frekuensi Diah
dan Evaluasi kegiatan keluarga mengenai penyuluhan konsumsi jus timun dan
Program tentang konsep diabetes mellitus dan tomat pada 10 keluarga Putri
Keluarga manajemen diabetes mellitus adalah 4x seminggu Titis
- Rata-rata frekuensi senam
kaki diabetic pada 10 Komang
2. Melakukan monitoring dan evaluasi keluarga adalah 4x
Nindi
kegiatan keluarga mengenai penyuluhan seminggu
tentang manfaat jus tomat timun serta - 60% keluarga mandiri dalam Puguh
pemberian jus kepada keluarga binaan melakukan senam kaki
diabetic Tya
- 70% keluarga mandiri dalam Stephanie
konsumsi jus
3. Melakukan monitoring dan evaluasi
- 60% penderita DM Rosa
kegiatan keluarga mengenai penyuluhan
melakukan diet DM
tentang manfaat senam dan praktik Ockta
- 60% penderita DM
senam .
melakukan aktivitas fisik Ayu
secara rutin
- 60% penderita DM Ephys
melakukan pemeriksaan
glukosa darah rutin
- 50% penderita DM
mengonsumsi obat secara
teratur
3.9 EVALUASI DAN RENCANA TINDAK LANJUT
A. Evaluasi Formatif
1) Penyuluhan Kesehatan
No Diagnosa Tanggal, Waktu Evaluasi
2 Kamis, 19 Juli 2018 S:
Pukul : 19.00 WIB
peserta mengatakan
paham dengan materi
yang disampaikan oleh
pemateri
O:
 peserta terlihat
antusias dan aktif
bertanya tentang
materi yang
diberikan
 hasil pre test
didapatkan
sebesar 50%
 hasil post test
penyuluhan
didapatkan
sebesar 85%
 Kehadiran warga
sebanyak 152
orang dari 208
(73%)
A: masalah teratasi
P: lanjutkan monitoring
dan evaluasi
2 Selasa, 24 Juli 2018. S:
Pukul 16.00 WIB  Peserta memperhatikan
dan mendengarkan
penyuluhan dengan
baik meskipun ada
sebagian kecil peserta
yang mengikuti
kegiatan penyuluhan
dari luar ruangan.
 Proses diskusi berjalan
lancar dan peserta
antusias dalam
bertanya yang dapat
diukur dari ada 4
pertanyaan dari
peserta.
 Seluruh peserta
mengikuti kegiatan
mulai dari awal hingga
akhir acara.
O:
 Ibu PKK tampak aktif
dalam dan memahami
materi yang di
sampaikan
 Nilai pre test warga
sebanyak 50%
 Ibu-ibu PKK mampu
menjawab pertanyaan
lisan yang diberikan
pemateri (definisi, tanda
dan gejala, serta cara
memodifikasi gaya
hidup) yang diukur dari
dengan banyak peserta
yang dapat menjawab
pertanyaan pemateri
saat recall materi 80%
(yang terjawab 4 soal
dari 5 soal).
 Peserta yang hadir
sebanyak 70% yaitu
sebanyak 42 orang dari
60 orang.
A: Malasah Teratasi
P:
Mempertahankan
intervensi dengan cara:
 Memasang poster-
poster edukasi DM di
tempat yang mudah
di jangkau dan dibaca
oleh masyarakat
sekitar.
 Memotivasi kader
untuk melakukan
penyuluhan tentang
DM.
 Meningkatkan minat
masyarakat dalam
mencari informasi
tentang DM
2 Selasa, 31 Juli 2018. S:
Pukul 16.00 WIB
Peserta mengatakan
bahwa paham tentang
penyampaian materi yang
sudah di berikan
o:
 Peserta aktif berdiskusi
saat penyuluhan
 Peserta aktif bertanya
 Peserta antusias
dalam melakukan
gerakan senam untuk
diabetes
 Presentase
pengetahuan peserta
pkk sebelum diskusi
adalah 40%
 Presentase
pengetahuan peserta
pkk setelah diskusi
adalah 90%
 Jumlah kehadiran
peserta sebanyak 38
orang dari 60 orang
(63%)

A :Masalah teratasi
P :Hentikan intervensi
1 Minggu ke-3 S:
9 – 15 Juli 2018 Sebagian besar keluarga
(90%) menyatakan sudah
melakukan manajemen
DM (Aktifitas 60%, diet
60%, pemeriksaan 60%,
obat 50%)
O:
 Rata-rata nila pre-test
10 keluarga adalah
51%
 Rata-rata nila pre-
test 10 keluarga adalah
83%

A: Masalah Teratasi
P: lakukan KIE untuk
meningkatkan
pengetahuan

2) Pemeriksaan Kesehatan
No Diagnosa Tanggal, Waktu Evaluasi
2 Tanggal: 29 Juli S :
Waktu: 08.00 WIB 30 orang peserta yang hadir
menyatakan puas dengan
dilakukannya pemeriksaan kesehatan
di desa , 10 tidak puas karena tidak
adanya pemberian obat kimia yang
dapat diberikan dan pemeriksaannya
kurang lengkap (asam urat dan
kolestrol)

O :

Peserta antusias dalam melakuksan


pemeriksaan disetiap stase
pemeriksaan yang diukur dari 80%
peserta pemeriksaan kesehatan
gratis datang mengikuti kegiatan
pemeriksaan dimana dari 50 peserta
yang ditargetkan, sebanyak 40
peserta datang untuk mengikuti
pemeriksaan kesehatan

A : Masalah Teratasi

P : Hentikan Intervansi

3) SENAM

No Diagnosa Tanggal, Waktu Evaluasi


1 Sabtu, 21 Juli 2018 S:
Waktu:16.00-selesai  Peserta senam mengatakan
telah mengerti tentang tujuan
diadakan senam
 Peserta senam mengatakan
belum hafal tentang gerakan
dari senam yang diajarkan oleh
mahasiswa profesi
O:
 Peserta antusias mengikuti
senam di balai desa yang
mana sudah datang lebih awal
 Peserta yang datang senam 25
orang
 Peserta masih belum
melakukan gerakan dengan
benar
 Peserta antusias mengikuti
senam dilihat dari para peserta
yang kadang kadang berteriak

A: Masalah belum teratasi


P:
 Lanjutkan Intervensi dengan
monitoring dan evaluasi saat
melaksanakan senam
 Mengajarkan kepada peserta
dengan benar dan jelas
1 Rabu, 25 Juli 2018 S:
Waktu:16.00-selesai Peserta senam mengatakan masih
belum hafal tentang gerakan dari
senam tetapi sudah mengerjakan
dengan benar apa yang diajarkan
oleh mahasiswa profesi
O:
 Peserta antusias mengikuti
senam di balai desa yang mana
sudah datang lebih awal dan
mengajak teman-teman yang
lain
 Peserta yang datang senam 24
orang
 Peserta masih belum melakukan
gerakan dengan benar
 Peserta antusias mengikuti
senam dilihat dari para peserta
yang kadang kadang berteriak
A: Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan Intervensi dengan
monitoring dan evaluasi saat
melaksanakan senam dengan
mengajarkan gerakan senam
1 Sabtu, 28 Juli 2018 S:
Waktu:16.00-selesai Peserta senam mengatakan masih
belum hafal tentang gerakan dari
senam tetapi sudah melakukan
gerakan dengan benar dari apa
yang sudah diajarkan oleh
mahasiswa profesi
O:
 Peserta antusias mengikuti
senam di balai desa yang mana
sudah datang lebih awal
 Peserta yang datang senam 20
orang
 Peserta sudah melakukan
gerakan dengan benar
 Peserta antusias mengikuti
senam dilihat dari para peserta
yang kadang kadang berteriak
A: Masalah Belum Teratasi
P:
Lanjutkan Intervensi dengan
monitoring dan evaluasi saat
melaksanakan senam
1 Sabtu, 28 Juli 2018 S:
Waktu:16.00-selesai  Peserta senam mengatakan
telah mengerti tentang tujuan
diadakan senam
 Peserta mengatakan tidak
mengalami kesulitan saat
melaksanakan senam dengan
gerak gerakan yang diajarkan
oleh mahasiswa profesi
 Peserta senam mengatakan
masih belum hafal tentang
gerakan dari senam
O:
 Peserta antusias mengikuti
senam di balai desa yang
mana sudah datang lebih awal
 Peserta yang datang senam 20
orang
 Peserta sudah melakukan
gerakan dengan benar
 Peserta antusias mengikuti
senam dilihat dari para peserta
yang kadang kadang berteriak
 Peserta sudah mendapatkan
gerakan berupa video
sehingga bisa dipelajari oleh
warga
A: Masalah Teratasi
P:
Lakukan monitoring dan evaluasi
saat melaksanakan senam

4) Pemberian Jus Mentimun dan Tomat

No Diagnosa Tanggal, Waktu Evaluasi


1 Tanggal: 29 Juli 2018 S:
Waktu: 08.00 WIB Peserta mengatakan tertarik
dengan jus yang diberikan karena
mengganggap obat herbal
dengan jus mentimun dan tomat
lebih mudah dicari dan dibuat
serta lebih alami.
Peserta juga mengatakan akan
mencoba untuk membuat jus
mentimun dan tomat dirumah
untuk dikonsumsi
O:
 Peserta berantusias
menanyakan cara membuat,
dan cara konsumsi
 Rata-rata tekanan darah
warga yang sudah rutin
meminum jus masih memiliki
tekanan darah tinggi (158
mmHG)
 Rata-rata gula darah sewaktu
warga yang sudah rutin
meminum jus masih dalam
rentang tinggi (rerata gula
darah sewaktu 385)
A: masalah belum teratasi
P: pengontrolan pola makan dan
gula darah untuk memastikan
keefektifan dari jus mentimun dan
tomat

B. Evaluasi Sumatif
Pada diagnosis Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Pengelolaan
Diabetes Mellitus mempunyai 3 outcome yang masing-masing terbagi dalam
preventif primer, sekunder, dan tersier. Sedangkan Pada diagnosis ke-2 yaitu
Perilaku cenderung Beresiko memiliki 2 outcome yang diperhatikan yaitu primer dan
sekunder. Dalam tiap outcome terdapat beberapa indikator yang dapat dilihat dari
tabel di bawah ini:
Diagnosa 1: Ketidakefektifan manajemen kesehatan

Diagnosa Kriteria standar Nilai Kesimpulan


Keperawatan
Ketidakefektifan Preventif Primer
manajemen 1. Memahami terkait konsep Diabetes Kognitif: Tercapai
kesehatan Mellitus (faktor penyebab, tanda dan Post-
gejala, manajemen, komplikasi, test 83%
pengobatan, dan senam kaki)
 Kognitif: 80%
2. Peningakatan pre ke post 20% 100% Tercapai
Pre: 51,6%
Post: 83,2%

Selisih Post dan Pre =83,2%-51,6%


= 31,6%
TOTAL PREVENTIF PRIMER 91.5% tercapai
Prevensi sekunder
Kontrol Resiko Penderita Diabetes Melitus

Keluarga setuju untuk berpartisipasi dalam


pemeriksaan glukosa darah dan tekanan
darah (80%) 100% Tercapai
Keluarga mengikuti pemeriksaan glukosa 60% Tercapai
darah rutin untuk memonitoring kesehatan
(60%)
TOTAL PREVENTIF SEKUNDER 80% Tercapai
Tersier
NOC: Perilaku Patuh Manajamen
Diabetes
Keteraturan konsumsi obat farmakologi 50% Tidak
(target peserta yang teratur minum obat tercapai
80%)
Melaporkan gejala yang dialami dan 57% Tidak
melaporkan obat habis kepada tenaga tercapai
kesehatan (60%)
Melakukan aktivitas fisik senam kaki 60% tercapai
 Psikomotor (keteraturan)Target 57% Tidak
60% tercapai
 Kemandirian 80% 60% Tidak
tercapai
56,8% Tidak
TOTAL PREVENTIF TERSIER tercapai
Berdasarkan hasil pada tabel di atas, didapatkan hasil rata-rata preventif primer
adalah 91,5 dengan target sebesar 80, maka dapat disimpulkan bahwa indikator preventif
primer tercapai. Rata-rata preventif sekunder didapatkan sebesar 80% dengan target
sebesar 60%, maka dapat disimpulkan bahwa indikator preventif sekunder memenuhi
target. Pada rata-rata preventif tersier didapatkan sebesar 56,8% dengan target sebesar
60%, sehingga dapat disimpulkan preventif tersier tidak tercapai. Kesimpulan yang
didapatkan bahwa diagnosis pertama, Ketidakefektifan manajemen kesehatan, tercapai
sebagian.

Diagnosa 2: Perilaku cenderung Beresiko

Diagnosa Kriteria standar Nilai Kesimpulan


Keperawatan
Perilaku Prevensi Primer
cenderung
Beresiko
Kognitif :
Meningkatkan pengetahuan masyarakat
terkait konsep diabetes mellitus (faktor
penyebab, tanda dan gejala, manajemen,
komplikasi, dan pencegahan):
Target 80% 85% tercapai
Selisih skor dari pre ke post mencapai 100% tercapai
20%
Selisih : Post-pre
85%-46% = 39%
Meningkatkan jumlah masyarakat yang 69% tercapai
mendapatkan informasi tentang diabetes
mellitus (60% )
TOTAL 84% tercapai
Preventif Sekunder
NOC: Perilaku Promosi Kesehatan

Mengikuti pemeriksaan kesehatan 60% 80% Tercapai

Aktif melakukan aktivitas fisik senam 96% Tercapai


(keteraturan 60%)

TOTAL 88% Tercapai

Berdasarkan hasil pada tabel di atas, didapatkan hasil rata-rata preventif primer
adalah 84% dengan target sebesar 80, maka dapat disimpulkan bahwa indikator preventif
primer tercapai. Rata-rata preventif sekunder didapatkan sebesar 88% dengan target
sebesar 60%, maka dapat disimpulkan bahwa indikator preventif sekunder memenuhi
target. Kesimpulan yang didapatkan bahwa diagnosis pertama, Perilaku cenderung
Beresiko, tercapai.
BAB IV
PEMBAHASAN

Praktik keperawatan komunitas yang dilaksanakan mahasiswa Profesi Ners


Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya adalah salah
satu program profesi untuk mengaplikasikan konsep keperawatan komunitas dengan
menggunakan proses keperawatan komunitas sebagai dasar ilmiah.
Upaya pendidikan untuk mencetak seorang perawat yang professional, mandiri
dan mempunyai kompetisi sesuai dengan yang diinginkan dapat dilakukan dengan
menerapkan konsep tersebut, dan secara resmi mahasiswa melakukan praktik klinik
keperawatan komunitas di RW 02 yang terdiri dari 12 RT di Desa Karangwidoro, Dau,
Kabupaten Malang mulai tanggal 25 Juli sampai dengan 11 Agustus 2018 dengan
melakuan berbagai kegiatan. Hasil dari kegiatan yang telah dilakukan sebagai berikut.

4.1. Diagnosa keperawatan komunitas 1: Ketidakefektifan manajemen kesehatan


pengelolaan Diabetes Melitus.

Tujuan dari tindakan preventif primer adalah untuk meningkatkan


pengetahuan keluarga dalam komunitas tentang konsep diabetes melitus (faktor
penyebab, tanda gejala, manajemen dan komplikasi) dengan menggunakan
program intervensi pendidikan kesehatan. Faktor pendukung pada program
intervensi tersebut adalah sebagian besar keluarga kooperatif saat diberikan
pendidikan kesehatan. Sebagian besar keluarga banyak yang menyatakan
bersedia untuk melakukan manajemen diabetes sesuai anjuran, namun masih ada
keluarga yang menyatakan tidak mau melakukan manajemen diabetes sesuai
anjuran. Ulum (2014) menyatakan bahwa ketidakpatuhan manajemen diabetes
dapat dipengaruhi oleh faktor persepsi keseriusan, persepsi manfaat, dan
dukungan keluarga. Solusi yang bisa dilakukan dari ketidakpatuhan tersebut
adalah dengan meningkatkan interaksi yang baik, komunikasi akan terjalin dengan
baik dan informasi tentang DM serta medikasinya akan tersampaikan dengan baik
pula sehingga pengetahuan keluarga meningkat.

Pada preventif sekunder, tujuan dari intervensi program pemeriksaan


kesehatan adalah untuk meningkatkan partisipasi keluarga dalam pemeriksaan
gula darah dan tekanan darah secara rutin. Faktor pendukung dari intervensi
tersebut dikarenakan sebagian besar keluarga antusias dengan adanya
pemeriksaan kesehatan. Hal ini kemungkinan dapat disebabakan oleh faktor
motivasi dari individu, semakin besar motivasi individu maka kesadaran untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan juga akan semakin meningkat, begitu juga
sebaliknya. Perasaan takut terhadap hasil yang kemungkinan ditemukan atau
kondisi tentang penyakitnya juga merupakan faktor penghambat dalam melakukan
pemeriksaan kesehatan (Fajrunni’mah dkk, 2017). Solusi untuk menyelesaikan
masalah keluarga yang tidak ingin dilakukan pemeriksaan kesehatan adalah
dengan memberikan edukasi yang lebih menekankan pada pentingnya
pemeriksaan kesehatan.

Tujuan dari tindakan preventif tersier dengan intervensi konseling obat


farmakologi dan non farmakologi serta senam kaki adalah untuk meningkatkan
kepatuhan minum obat dan jus serta keteraturan senam kaki pada keluarga
dengan diabetes. Sebagian besar keluarga antusias, kooperatif, serta menyatakan
mau melakukan senam kaki sesuai yang diajarkan. Hambatan dari intervensi
senam kaki pada keluarga dengan diabetes adalah tidak dapat mempraktekkan
atau meniru gerakan senam kaki dengan tepat. Solusi dari masalah tersebut
adalah dengan menambah frekuensi pengajaran gerakan senam kaki.

4.2 Diagnosa Keperawatan Komunitas 2 : Perilaku Cenderung Berisiko terhadap


Diabetes Mellitus
Diagnosis Perilaku cenderung berisiko dibagi menjadi preventif primer,
sekunder dan tersier. Berdasarkan preventif primer, intervensi dilakukan melalui
penyuluhan kesehatan (pendidikan kesehatan) mengenai diabetes, preventif
sekunder dengan skrining awal (pemeriksaaan kesehatan) dan senam
DABES(Senam Diabetes Melitus). Kegiatan ini dilakukan oleh warga RW 02
karena diabetes menjadi masalah yang harus ditangani sejak dini karena penyakit
ini merupakan penyakit tidak menular yang kronis. Di Malang sendiri penyakit
diabetes melitus menempati urutan ke 4 setelah penyakit ISPA, Hipertensi primer,
Influensa (virus tidak diindentifikasi, dan DM tipe 2), (Profil kesehatan Kota Malang
Tahun 2014).
Berdasarkan literatur review di Di desa karang widoro penyakit diabetes
melitus masuk kedalam 10 penyakit terbanyak di desa setelah penyakit hipertensi,
dan terdapat 10 orang yang terdiagnosa penyakit diabetes melitus. Hasil survei
yang dilakukan pada penderita diabetes melitus didapatkan hasil 10% memiliki
pengetahuan rendah, 70% tidak pernah mencari informasi mengenai diabetes
melitus, 30% memiliki sikap negatif terhadap penyakitnya, 100% tidak pernah
mengikuti penyuluhan mengenai diabetes melitus, 70% melakukan pemeriksaan
glukosa darah ≤1 bulan sekali, dan 20% tidak pernah melakukan pemeriksaan
glukosa darah.
Intervensi preventif primer yaitu Pendidikan Kesehatan(penyuluhan).
Kegiatan penyuluhan dilaksanakan selama 3 kali, dalam seminggu dilakukan 1 kali
penyuluhan:
1. Penyuluhan di Tahlil Bapak- Bapak yang bertempat di pondok pesantren
karang widoro
2. Penyuluhan di PKK RW 02 yang bertempat di RT 11
3. Penyuhan di PKK RW 02 yang bertempat di RT 13
Penyuluhan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan warga
mengenai diabetes mellitus. Penyuluhan kesehatan pertama dilakukan di pondok
pesantren. Dalam kegiatan penyuluhan tersebut warga tampak antusias terkait
dengan penyakit kronis yang di khawatirkan warga. Hasil pre test dan post test
yaitu 50 % meningkat menjadi 80 % dengan total kehadiran 75 % dari target yaitu
60 %. Indikator pengetahuan dan total kehadiran tercapai. Hasil penyuluhan di
PKK RW 02 yaitu pre test 50 % dan nilai post test 80% dengan total kehadiran
70% dari target 60 %, dan penyuluhan yang terakhir yang bertempat di PKK RW Rt
16, hasilnya yaitu nilai pre test 40 % dan nilai post test 100%. Kesimpulan dari
Indikator preventif primer tercapai semua.
Intervensi ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ayu dan
Damayanti yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh pendidikan kesehatan
terhadap tingkat pengetahuan pasien DM tipe 2 dalam pencegahan ulkus kaki
diabetik di Poliklinik RSUD Panembahan Senopati Bantul, dimana hasil nilai pree
test dan post tes dari pasien yang menjadi kelompok eksperimen terjadi
peningkatan pengetahuan. Tujuan dari pendidikan kesehatan adalah untuk
mengubah perilaku orang atau masyarakat dari perilaku tidak sehat menjadi
perilaku sehat, sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan dapat
mengubah tingkat pengetahuan seseorang.
Penyuluhan ini diberikan setelah dilakukan kegiatan PKK dengan
menggunakan media leaflet dan poster. Upaya untuk merubah perilaku kesehatan
berisiko pada masyarakat dilakukan dengan bekerja sama (collaborating) dengan
keluarga dengan diabetes melitus dan keluarga yang berisiko diabetes melitus
untuk pemberian asuhan keperawatan., memberikan penyuluhan kesehatan
(health teaching) mengenai pentingnya menjaga pola makan, menjaga hidup
sehat, olah raga dan istirahat teratur. Intervensi dilakukan mahasiswa pada tanggal
9 Juli 2018- 15 Juli 2018, mahasiswa memberikan penyuluhan mengenai konsep
dasar diabetes melitus sampai dengan cara memodifikasi gaya hidup agar dapat
mencegah dan mengurangi prevalensi terjadinya penyakit diabetes melitus.
Faktor pendukung dari preventif tersebut dikarenakan adanya bantuan oleh
perangkat desa mengenai peminjaman sarana dan prasarana. Adanya bantuan
oleh ibu lurah dan kader kader saat menginformasikan kepada warga-warga untuk
mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan. Faktor penghambat dari kegiatan
tersebut adalah tempat penyuluhan yang kurang luas sehingga membuat peserta
kurang fokus pada acara penyuluhan. Solusi yang dapat dilakukan kedepannya
untuk penghambat tersebut yaitu pendidikan kesehatan dilakukan di ruangan yang
lebih luas yaitu di balai desa. Diharapkan kedepannya, penyuluhan tentang
Diabetes Mellitus dan penyakit lainnya lebih digencarkan lagi.
Preventif sekunder pertama yaitu pemeriksaan kesehatan yang dilakukan
sekali waktu yaitu pada minggu, 29 Juli 2018. Pemeriksaan kesehatan ( tensi dan
gula darah) bertujuan untuk skrining kesehatan dilakukan untuk mendeteksi dini
penyakit diabetes melitus (kencing manis) (linggardini dan isnaini, 2015) dan selain
itu dilakukan untuk meningkatkan management kesehatan bagi masyarakat
setempat. Berdasarkan penelitian Linggardini dan Isnaini, 2015 dengan melakukan
skrining awal pada penyakit DM dapat mengetahui dan mendeteksi warga lainnya
yang mengalami peningkatan gula darah pula. Hasilnya didapatkan dari 72 orang
yang diperiksa ditemukan lagi 2 orang dengan kadar gula darah melewati batas
normal (>200), dan kedua orang tersebut dilakukan untuk melakukan tes konfirmasi
di puskesmas. Hasil yang didapatkan pada intervensi pemeriksaan kesehatan
menunjukan bahwa terdapat 3 orang warga lainnya mengalami peningkatan gula
darah dengan hasil gula darah sewaktu melebih angka 200. Pemeriksaan
kesehatan (skrining awal) ini dilkukan untuk mengetahui tingkat kesehatan pada
warga RW 2 desa karang widoro.
Faktor pendukung dari kegiatan pemeriksaan kesehatan adalah melakukan
perizinan kepada perangkat puskesmas DAU, Kelurahan RW 02, ibu kader dan pkk
serta sekaligus untuk koordinasi dan mendorong warga dalam proses pelaksanaan
kegiatan saat acara berlangsung. Keterlibatan seluruh elemen tersebut dilakukan
untuk meningkatkan keefektifan saat acara berlangsung. Melalui diadakannya
kegiatan ini agar diharapakan mampu melakukan perubahan perilaku kesehatan
yang lebih baik yang dipengaruhi dapat mendeteksi dini dengan melakukan
pemeriksaan kesehatan rutin yang terdapat di desa karang widoro. Warga tidak
takut dan khawatir akan gejala-gejala yang terjadi agar mendapatkan pengobatan
yang lebih lanjut di puskesmas terdekat untuk memeriksakan kesehatannya, serta
sikap masyarakat sendiri dalam mengurangi perilaku yang tidak sehat seperti pola
makan dan aktivitasnya.
Faktor penghambatnya adalah kebiasaan masyarakat yag sulit untuk
diubah dan kurangnya motivasi untuk melakukan perubahan perilaku kesehatan
yang lebih baik. Kebiasaan masyarakat yang malas melakukan pemeriksaan
kesehatan karena sudah merasa sehat. Intervensi ini sesuai dengan penelitian dari
Hafifatul (2014), yang menyatakan bahwa pemeriksaan kesehatan penting untuk
screening awal mengenai penyakit diabetes mellitus. Pemeriksaan kadar gula
darah secara teratur dapat mengurangi terjadinya DM, sehingga juga dapat
dilakukan pencegahan yang sesuai untuk penyebab yang ditemukan. Solusi yang
bisa dilakukan yaitu sosialisasi mengenai pentingnya pemeriksaan kesehatan
untuk melihat apakah ada resiko menderita penyakit, baik penyakit menular atau
penyakit tidak menular.
Intervensi preventif sekunder kedua yaitu senam DABES atau senam
diabetes mellitus dengan peserta seluruh warga RW 02. Senam DABES dilakukan
di balai desa setiap hari rabu dan sabtu pada jam 16.00-17.00 WIB. Senam
DABES dilakukan 5 kali dengan presentase kehadiran peserta dari senam pertama
sampai senam kelima 96% dari target 60% yang menandakan bahwa adanya
antusiasme warga pada kegiatan senam bersama. Senam bermanfaat untuk
menurunkan kadar gula darah penderita diabetes mellitus. Hal tersebut sesuai
dengan penelitian dari Hidayat tahun 2016 yang menyatakan bahwa senam dapat
menurunkan kadar glukosa darah penderita diabetes mellitus setelah dilakukan
senam secara terus menerus selama 2 minggu. Menurut Ilyas (2009) latihan
jasmani secara langsung dapat menyebabkan terjadinya peningkatan
pemakaian glukosa sehingga lebih banyak tersedia reseptor insulin dan
reseptor insulin menjadi lebih aktif yang akan berpengaruh terhadap
penurunan glukosa darah pada pasien diabetes mellitus sehingga terjadi
perubahan pada kadar gula darah. Menurut Soekardji (2009) latihan jasmani
pada diabetes mellitus tipe 2 berperan utama dalam pengaturan kadar gula
darah. Indikator preventif sekunder tercapai semua.
Faktor pendukung dari kegiatan tersebut adalah peralatan yang sudah
tersedia dan tempat yang cukup untuk kegiatan senam. Faktor penghambat yaitu
peserta senam yang malas untuk pergi ke balaidesa karena jarak rumah ke tempat
senam lumayan jauh. Solusi untuk intervensi tersebut yaitu lebih digencarkan lagi
mengenai jadwal-jadwal kegiatan dan manfaat mengikuti kegiatan tersebut
khusunya screening kesehatan untuk melihat apakah ada warga yang memiliki
resiko penyakit tidak menular. Sosialisasi tidak hanya lewat Pak lurah atau ibu
lurah akan tetapi mahasiswa profesi sosialisasi dengan menyiapkan undangan
untuk warga agar datang ke kegiatan yang sudah dilakukan. Berdasarkan hasil
evaluasi pada bab sebelumnya dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa
preventif primer dan sekunder diagnosa kedua semua indikator tecapai atau
melebihi target.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini disajikan kesimpulan dan saran dari hasil kegiatan di RW 02
Kecamatan Dau, Malang yang dilaksanakan pada 25 Juni 2018 sampai 11 Agustus 2018,
sebagai berikut:

5.1 Kesimpulan
1. Pada diagnosis Ketidakefektifan manajemen kesehatan pengelolaan Diabetes
Melitus disimpulkan sudah teratasi sebagian. Hal ini dibuktikan dengan
ketercapaian semua preventif, kecuali preventif tersier (preventif primer 91,5%,
preventif sekunder 100%, preventif tersier 56,8%)
2. Pada diagnosis Perilaku cenderung Beresiko disimpulkan sudah teratasi.
Ketercapaian diagnosis dapat dilihat berdasarkan ketercapaian preventif primer
dan sekunder (preventif primer 84% dan preventif sekunder 88%).

5.2. Saran
1. Untuk Puskesmas
Sebaiknya diadakan kegiatan rutin tentang penyuluhan kesehatan sebagai upaya
pencegahan primer sehingga dapat meningkatkan pengetahuan serta kesadaran warga
akan pentingnya menjaga kesehatan sebelum terlambat. Selain itu perlu adanya deteksi
dini kesehatan yang dilakukan oleh petugas untuk mengurangi perilaku beresiko pada
warga sehingga dapat menjadi salah satu upaya preventif sekunder terhadap kejadian
penyakit–penyakit yang disebabkan oleh karena perilaku beresiko yang dilakukan warga.
Puskesmas perlu mengadakan program untuk pemberdayaan masyarakat dengan
mengikutsertakan peran aktif kader untuk mendeteksi dini kesehatan warga, meneruskan
terkait kegiatan yang telah dilakukan (senam DABES, dan konsumsi jus timun, tomat)
sehingga kader dapat ikut berperan langsung dan membantu mensukseskan program
dari puskesmas. Konsumsi jus timun tomat sebagai salah satu contoh alternative yang
bisa digunakan untuk mengontrol kadar gula darah.

2. Untuk Perangkat Desa dan Kader Desa


 Untuk Perangkat desa sebaiknya berkerja sama dengan tenaga kesehatan atau
kader desa dalam memfasilitasi pemberian penyuluhan kesehatan pada kegiatan
warga. Sehingga dengan diadakannya penyuluhan pengetahuan dan kesadaran
warga untuk berperilaku bersih dan sehat meningkat.
 Perlunya kader kesehatan untuk melanjutkan kegiatan penyuluhan kesehatan
dilakukan bersama dengan anggota keluarga atau secara door to door agar
pengetahuan meningkat di semua anggota keluarga

3. Untuk Mahasiswa Profesi


 Perlunya metode dan media penyuluhan yang variatif dalam memberikan informasi
kesehatan tentang diabetes mellitus
 Lebih ditingkatkan lagi mengenai koordinasi dari setiap program program yang
akan dilakukan di desa.
 Perlunya pelatihan kader kesehatan untuk melanjutkan kegiatan penyuluhan
kesehatan, pemeriksaan kesehatan secara rutin
DAFTAR PUSTAKA

Anderson & McFarlane. 2001. Community As Partner Theory And Practice In Nursing.
Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins
Clark. 1999. Nursing In The Community Dimensions of Community Health Nursing.
Stamford: Appleton & Lange
Efendi, F. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori Dan Praktek Dalam
Keperawatan. Jilid 1. Jakarta : Salemba Medika
Kementrian Kesehatan RI. 2014. INFODATIN Pusat Data dan Informasi Kementrain RI:
Situasi dan Analisis DIABETES. Jakarta: Kementrain Kesehatan RI.

Linggardini & Isnaini. 2015. Deteksi Dini Diabetes Mellitus Melalui Pengecekan Glukosa
Darah Sewaktu dan Indeks Massa Tubuh Warga Aisyiah Ranting Karang Talun
Kidul. Jakarta: Jurnal Medisains: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan.

Mubarak, W. I. 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika


Ramadhan, Nur & Hanum, Sari (2016). Kontrol Glikemik Pada Penderita Diabetes Mellitus
Tipe 2 di Puskesmas Jayabaru Kota Banda Aceh. SEL, 3(1):1-9.

Rejeki, Martha Sri Wulaning & Wirawanni, Yekti. 2015. Pengaruh Pemberian Jus
Mentimun Dan Tomat Terhadap Kadar Glukosa Darah Postprandial Perempuan
Overweight Dan Obesitas. Jakarta: journal of nutrition college.

Safitri, Inda Nofriani. 2013. Kepatuhan Penderita Diabetes Mellitus Tipe II Ditinjau dari
Locus of Control. Malang: Jurnal Psikologi Terapan.

Sumijatun. 2006. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta: EGC


Wahyudi, I. 2010. Hubungan Persepsi Perawat tentang Profesi Keperawatan,
Kemampuan dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Perawat di RSUD Dr. Slamet
Garut. Tesis Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Keperawatan. Depok.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

LAPORAN PENDAHULUAN MMRW

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Departemen Komunitas dan Keluarga di Wilayah Kerja
Puskesmas Dau RW 02 Desa Karangwidoro Kabupaten Malang
Yang dibimbing oleh Ns. Setyoadi, M.Kep., Sp.Kom.

Oleh :
Kelompok 1 A
Diah Niati
Putri Sakinah
Titis Sukma P.
Komang Ayu Eka W.
Nindi Novianti
Puguh Priyo Romadhoni
Putri Setyawati
Stephanie Dwi Hapsari
Rosa Mayangsari
Ockta Yolanda
Ni Luh Putu Ayu Prasiska
Ephysia Ratriningtyas

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATA

N
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Diabetes adalah penyakit kronis yang serius yang terjadi baik ketika pankreas
tidak menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah, atau glukosa),
atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya.
Diabetes adalah masalah kesehatan masyarakat yang penting, dan merupakan salah
satu dari empat penyakit tidak menular yang ditargetkan untuk dilakukan tindakan
pencegahan oleh para pemimpin dunia. Prevalensi diabetes mellitus terus meningkat,
hal ini berkaitan dengan meningkatnya status sosial, yang diikuti perubahan pola hidup
menjadi kurang sehat, seperti kurangnya latihan fisik (olah raga) dan pola makan tidak
sehat, sehingga terjadi obesitas dan faktor genetik yang menyebabkan resistensi
insulin berlanjut menjadi Diabetes Mellitus (WHO, 2017; Darmono, 2006).

Secara global, diperkirakan 422 juta orang dewasa hidup dengan diabetes
pada tahun 2014, dibandingkan dengan 108 juta orang pada tahun 1980. Prevalensi
global (usia standar) diabetes meningkat hampir dua kali lipat sejak tahun 1980,
meningkat dari 4,7% menjadi 8,5% pada populasi orang dewasa. Menurut WHO pada
tahun 2017 sekitar 150 juta orang menderita diabetes mellitus di seluruh dunia, dan
jumlah ini mungkin meningkat dua kali lipat pada tahun 2025. Hal ini mencerminkan
peningkatan faktor risiko terkait seperti kelebihan berat badan atau obesitas. Selama
dekade terakhir, prevalensi diabetes telah meningkat lebih cepat di negara-negara
berpenghasilan rendah dan menengah daripada di negara-negara berpenghasilan
tinggi. Diabetes menyebabkan 1,5 juta kematian pada tahun 2012. Gula darah yang
lebih tinggi dari yang normal menyebabkan tambahan 2,2 juta kematian, dengan
meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan lainnya. Empat puluh tiga persen dari
3,7 juta kematian terjadi sebelum usia 70 tahun. Persentase kematian yang
disebabkan oleh glukosa darah tinggi atau diabetes yang terjadi sebelum usia 70 lebih
tinggi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah daripada di negara-
negara berpenghasilan tinggi (WHO,2017).

Desa Karangwidoro terletak di wilayah Kecamatan Dau Kabupaten Malang


provinsi Jawa Timur dengan posisi dibatasi oleh wilayah desa-desa tetangga. Dii
sebelah Utara berbatasan dengan desa Tegalweru dan Kelurahan Karangbesuki
Kodya Malang dan di sebelah Barat berbatasan dengan Desa Petungsewu Kecamatan
Dau Kabupaten Malang. Di sisi Selatan berbatasan dengan desa Kucur dan Kalisongo,
sedangkan di sisi Timur berbatasan dengan Kelurahan Karangbesuki Kecamatan
Sukun Kodya Malang. Suhu udara rata-rata antara 23-24°C dengan ketinggian rata-
rata dari permukaan air laut kurang lebih 600 m.
Di Desa KarangWidoro sendiri Diabetes masuk kedalam 10 besar penyakit
terbanyak pada tahun 2017, dan menempati posisi nomor empat dibawah ISPA, Diare
dan Hipertensi. Desa Karang Widoro terbagi atas 3 RW dan di RW 2 merupakan RW
yang memiliki Prevalensi Diabetes yang paling banyak di desa Karang Widoro.
Terdapat 10 orang yang teridentifikasi menderita Diabetes Melitus di RW 2, namun
banyak warga yang memeliki resiko untuk mengidap penyakit tersebut dikarenakan
faktor resiko keluarga yang ada atau dikarenakan pola hidup yang perlu untuk
diperbaiki.
Berdasarkan uraian diatas perlu adanya solusi untuk mengatasi permasalahan
yang ada dikomunitas. Salah satu caranya yaitu dengan diadakanya Musyawarah
masyarakat rukun warga (MMRW) merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan
keperawatan komunitas dimana dalam kegiatan tersebut diadakan pertemuan antara
masyarakat desa, kepala desa beserta perangkat desa terkait, kepala puskesmas
wilayah terkait dengan tenaga kesehatan. Dalam hal ini tenaga kesehatan yang
dimaksud adalah mahasiswa keperawatan yang tengah melakukan praktek
keperawatan komunitas didampingi oleh pengajar komunitas dari institusi
bersangkutan untuk membahas masalah-masalah kesehatan yang terdapat di RW 02,
Kecamatan Dau. Oleh karena itu, pemberian asuhan keperawatan komunitas akan
dilakukan demi peningkatan kesehatan masyarakat yang lebih baik.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
 Menjabarkan hasil pengkajian dan masalah kesehatan yang terdapat di wilayah
RW 02, di Kecamatan Dau Kota Malang

1.2.2 Tujuan khusus


Adapun tujuan khusus dalam kegiatan MMRW adalah sebagai berikut:
 Melakukan identifikasi hasil pengkajian yang didapatkan di wilayah RW 02 02 di
Kecamatan Dau
 Melakukan identifikasi masalah kesehatan yang muncul di wilayah RW 02
Kecamatan Dau
 Melakukan penyampaian laporan program kegiatan yang akan dilaksanakan
untuk memperbaiki masalah kesehatan di wilayah RW 02 Kecamatan Dau
BAB II
DESKRIPSI KEGIATAN
2.1. Nama Kegiatan
Musyawarah Mufakat Rukun Warga (MMRW) 1
2.2. Sasaran Kegiatan dan Kegiatan Umum
2.2.1. Sasaran Kegiatan
Ketua RT di RW 02 Kecamatan Dau, Kota Malang
2.2.2. Kegiatan Umum
- Pemaparan hasil pengkajian
- Diskusi tentang masalah yang ditemukan dan cara penyelesaian
masalah
- Penyampaian kesimpulan hasil diskusi.
2.3. Pelaksanaan Kegiatan
2.3.1. Waktu Kegiatan
a. Hari/tanggal : Jum’at/13 Juli 2018
b. Waktu : 19.00 WIB - selesai
2.3.2. Tempat Kegiatan
Balai Desa Karang Widoro
2.3.3. Metode
Diskusi
2.4. Susunan Acara Kegiatan

WAKTU DURASI PELAKSANA DESKRIPSI KEGIATAN PJ KETERANGAN


15.00- 60' PERSIAPAN SEBELUM BERANGKAT KE DESA & BRIEFING
16.00
Absensi Panitia Memastikan panitia hadir Putri
tepat waktu Setyawati
Perlengkapan Memastikan semua
perlengkapan sudah siap
untuk dibawa ke Balai RT
02 (banner, kursi (karpet),
proyejtor, Laptop)
Konsumsi Memastikan konsumsi Nindi
yang akan dibawah sudah
siap
Acara Briefing MC dan pemateri, Rosa MC: Putri
memastikan MC sudah Komang Sakinah
diberi MC card.
Pemateri :
Ephysia dan
Diah

16.00- 15’ BERANGKAT KE TEMPAT MMRW


16.15
16.15- PERSIAPAN
19.00 165'
Perlengkapan sound+mic, meja absensi,
poster
Konsumsi Mempersiapkan konsumsi yg Nindi
akan diberikan
19.00- PENGKONDISIAN TAMU UNDANGAN
19.45 45’
Perlengkapan Menyetel musik dan
dokumentasi acara
Acara Timekeeper Komang
Kestari Absensi tamu undangan Putri
Setyawati
19.45- 15' PEMBUKAAN
20.00
MC Membuka acara, doa, jargon,
tanya kabar, menjelaskan
tema & tujuan
PDDM Mematikan musik Ayu
Dokumentasi acara
Acara Timekeeper Komang
Humas Memastikan ketua
puskesmas sudah siap
20.00- 5' SAMBUTAN KETUA PELAKSANA
20.05
MC Mempersilahkan ketua
Puskesmas untuk maju
kedepan
Acara Timekeeper
Humas Memastikan ketua pelaksana
siap
20.05- SAMBUTAN KEPALA DUSUN
20.10 10’
MC Mempersilahkan kepala
dusun
Acara Timekeeper
Humas Mempersiapkan pemateri
suudah siap
20.10- 30’ PEMAPARAN HASIL PENGKAJIAN
20.40
MC Mempersilahkan untuk tamu
undangan untuk memberikan
saran
Pemateri Menyampaikan materi Ephysia dan
Diah
Acara Timekeeper
PDDM Dokumentasi acara
20.40- 60’ DISKUSI MASALAH DAN PROGRAM PENYELESAIAN MASALAH
21.40
MC Mepsilahkan pemateri 2 maju
kedepan
Pemateri Notulen Ephysia dan
Diah
Acara Timekeeper
PDDM Dokumentasi acara
21.40- 10’ Tanya Jawab + Saran
21.50
MC Doa, menutup acara
Acara Timekeeper
PDDM Dokumentasi acara
21.50- Penutup
22.00 15'
22.00- Beres-Beres
Selesai

2.5. Susunan Kepanitiaan


1. Ketua Pelaksana : Puguh
2. Divisi acara : Rosa
3. Divisi Humas : Stepanie
4. Divisi Kestari : Putri Setyawati, Putri Sakinah
5. Divisi Perkap : Semua Panitia
6. Divisi PDDM : Ayu Prasiska
7. Divisi Konsumsi : Nindi Novianti
8. MC : Putri Sakinah
9. Presentator : Ephysia, Diah Niati
10. Notulensi : Ockta Yolandha

2.6. Anggaran Dana

Divisi Acara dan Materi

Fotokopi Undangan Rp. 5.000,-

Fotokopi PPT Rp. 18.000,-

Divisi Konsumsi
Kue basah Rp. 30.000,-

Kue kering Rp. 31.000,-

Teh panas Rp. 10.000,-

Divisi Kestari

Kertas HVS 1 RIM Rp. 38.000,-

TOTAL Rp. 132.000,-

2.7. Kriteria Evaluasi


1. Evaluasi Struktur
a. Tempat dan waktu telah ditentukan 2 hari sebelum kegiatan MMRW
b. Media dan materi tersedia dan memadai.
2. Evaluasi Proses
a. 60% peserta dapat menghadiri kegiatan MMRW
b. Peserta mengikuti kegiatan MMRW dari awal sampai akhir.
c. Peserta aktif dalam kegiatan diskusi MMRW
d. Peserta memperhatikan dan mendengarkan materi dengan seksama.
e. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu dan tempat yang telah
direncanakan
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu memahami permasalahan yang terjadi di RW 02 Kecamatan
Dau
b. Peserta dan mahasiswa mensepakati rencana kegiatan untuk RW 02
Kecamatan Dau
BAB III
PENUTUP

Demikian Proposal kegiatan Musyawarah Mufakat Rukun Tetangga (MMRW) 1


ini kami susun untuk memberikan gambaran tentang kegiatan yang akan dilaksanakan
dengan harapan agar dapat dijadikan bahan pertimbangan dan pedoman
penyelenggaraan kegiatan. Segala bentuk saran dan dukungan baik dalam bentuk moril
maupun materil sangat kami harapkan demi kesuksesan acara ini.

Kami selaku penyelenggara kegiatan mengucapkan terima kasih atas segala


perhatian dan kerjasama semua pihak yang terkait dalam kegiatan ini. Semoga kegiatan
ini bermanfaat bagi semua pihak.
KEMENTRIAN RISET, TEKNILOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
Jalan Veteran Malang – 65145
Telp. (0341) 551611 Pes. 213.214; 569117, 567192
Fax (62)(0341) 564755
e-mail: sekr.fk@ub.ac.id http:fk.ub.ac.id
JAWA TIMUR - INDONESIA

Berita Acara Kegiatan Musyawarah Masyarakat

Nama Kegiatan : Musyawarah Masyarakat I RW 02 Desa Karangwidoro


Hari/Tanggal : Jumat, 13 Juli 2018
Pukul : 19.00– 22.00 WIB
Tempat : Balai Desa Karangwidoro
Pemateri : Ephysia, Diah Niati
Jumlah Peserta : 17 Orang
Kronologis Acara : Acara di mulai pada pukul 20.00 WIB di balai desa RW 02 Desa
Karangwidoro Peserta MMRW yang hadir terdiri dari perangkat
desa, perwakilan kader kesehatan RW 02 Desa Karangwidoro, ibu-
ibu PKK RW 02 Desa Karangwidoro. Acara dimulai dengan
pembukaan pada pukul 19.50 dilanjutkan dengan sambutan oleh
Ketua Kelompok 1A dan Bapak Eko selaku ketua RW 02 Desa dan
dibuka dengan bacaan basmalah. Acara selanjutnya ialah
pemaparan hasil pengkajian selama kurang lebih 45 menit yang
disampaikan oleh Sdri Ephysia dan dilanjutkan oleh Diah Niati dan
Putri Sakinah untuk memandu dalam penentuan prioritas masalah
bersama dengan peserta MMRW. Acara yang selanjutnya adalah
diskusi yang dibantu oleh mahasiswa untuk merumuskan solusi dan
menentukan program yang sesuai terkait permasalahan yang sudah
disepakati bersama sebelumnya. Setelah diskusi selesai, dilakukan
klarifikasi bersama terkait kegiatan apa saja yang akan dilakukan
untuk menyelesaikan masalah yang ada yang disampaikan oleh
perwakilan warga yang hadir. Peserta MMRW tampak antusias dan
aktif selama proses diskusi berlangsung. Setelah diskusi maka
disepakati kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Pendidikan Kesehatan
2. Senam Diabetes
3. Pemeriksaan kesehatan
4. Pembagian jus timun
Acara yang terakhir adalah penutup dan salam yang dipandu
oleh Putri Sakinah selaku moderator acara MMRW 1.

Pertanyaan selama proses diskusi berlangsung:

1. Senam diabetes mellitus apakah gerakannya sama?


2. Kasus kesehatan paling banyak hipertensi, kenapa kasus hipertensi tidak di
dimasukkan kedalam program juga?
3. Kenapa tidak ada program untuk menurunkan tekanan darah?
4. Apakah semua warga boleh mengikuti kegiatan tersebut?

Evaluasi :

1. Evaluasi Struktur
a. Ruangan kondusif untuk kegiatan MMRW.
b. Media dan materi tersedia dan memadai.
c. Peserta yang hadir sebanyak 50% yaitu sebanyak 20 orang dari 40
undangan yang disebar ke masyarakat.

2. Evaluasi Proses
a. Peserta memperhatikan dan mendengarkan hasil pengkajian dengan
seksama
b. Peserta aktif dan antusias selama proses diskusi berlangsung
c. Proses diskusi berjalan lancar dan peserta antusias dalam menyampaikan
pendapatnya terkait program yang akan diselenggarakan.
d. Seluruh peserta mengikuti kegiatan mulai dari awal hingga akhir acara.
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu menerima dan memahami permasalahan yang terjadi di
RW 02, Desa Karangwidoro
b. Didapatkan rencana kegiatan yang telah disepakati antara mahasiswa dan
peserta MMRw.

Saran :

1. Program senam diabetes diadakan 2 x dalam seminggu biar warganya hafal


gerakannya dan bisa dilakukan rutin setiap minggu oleh warga sekitar ketika
mahasiswa sudah selesai profesi di Desa Karangwidoro.
2. Penyuluhan yang diadakan menggunakan gambar-gambar atau video yang
menarik biar peserta tidak bosan
3. Penyuluhan diadakan di PKK warga RW 02 dan tahlilan di pondok pesantren
4. Diadakan konseling individu pada saat pemeriksaan kesehatan mengenai
hipertensi

Malang, 13 Juli 2018


Ketua Kelompok

Puguh Priyo, S.Kep


LAMPIRAN DOKUMENTASI
LAMPIRAN 2

LAPORAN PENDAHULUAN

SENAM DABES (SENAM DIABETES MELITUS)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi Ners Departemen Komunitas

Di Wilayah Kerja Puskesmas Dau Kota Malang

Oleh :

Diah Niati
Putri Sakinah
Titis Sukma P.
Komang Ayu Eka W.
Nindi Novianti
Puguh Priyo Romadhoni
Putri Setyawati
Stephanie Dwi Hapsari
Rosa Mayangsari
Ockta Yolanda
Ni Luh Putu Ayu Prasiska
Ephysia Ratriningtyas
Kelompok 1A

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diabetes Melitus merupakan penyakit gangguan metabolic menahun akibat
pancreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan
insulin yang diproduksi secara efektif (Kemenkes,2014). Menurut American Diabetes
Association (ADA) 2011, diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia (glukosa darah puasa >130 mg/dL,
glukosa darah sewaktu >180 mg/dL) yang terjadi karena kelainan sekresi insulin atau
kerja insulin, maupun keduanya.
Menurut International of Diabetic Ferderation (IDF, 2015) tingkat prevalensi global
penderita DM pada tahun 2014 sebesar 8,3% dari keseluruhan penduduk di dunia dan
mengalami peningkatan pada tahun 2014 menjadi 387 juta kasus. Indonesia
merupakan negara urutan ke-7 dengan penderita DM sejumlah 8,5 juta penderita
setelah Cina, India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia dan Meksiko.
Berdasarkan wawancara (hasil jawaban responden yang pernah didiagnosis nakes
dan gejala) pada penyakit diabetes melitus terjadi peningkatan dari 1,1% di tahun 2007
menjadi 2,1% pada tahun 2013 dari keseluruhan penduduk. Buku Riskesdas tahun
2013 prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di DI Yogyakarta
(2,6%), DKI Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (2,4%) dan Kalimantan Timur (2,3%).
Prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter atau gejala, tertinggi terdapat di
Sulawesi Tengah (3,7%), Sulawesi Utara (3,6%), Sulawesi Selatan (3,4%) dan Nusa
Tenggara Timur 3,3 persen. Prevalensi hipertiroid tertinggi di DI Yogyakarta dan DKI
Jakarta (masing-masing 0,7%), Jawa Timur (0,6%), dan Jawa Barat (0,5%). Prevalensi
penderita diabetes di kota Malang menurut data Riskesdas RI tahun 2014 sebanyak
2,3%.
Olahraga yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang
dilakukan secara khusus, seperti senam jatung sehat, namun senam jantung sehat
harus dilakukan secara bertahap dan tidak boleh memaksakan diri (Soetini, 2006).
Senam jantung sehat adalah olahraga yang disusun dengan selalu mengutamakan
kemampuan jantung, gerakan otot besar, dan kelenturan sendi, serta memasukkan
oksigen sebanyak mungkin. Selain meningkatnya perasaan sehat dan kemampuan
untuk mengatasi stress keuntungan lain dari senam jantung yang teratur adalah
menurunnya tekanan darah, berkurangnya obesitas, berkurangnya frekuensi denyut
jantung saat istirahat (Sylvia, 2003).
Dari pernyataan diatas untuk meningkatkan status kesehatan warga RW 02 desa
Karangwidoro maka perlu diadakanya pengobatan secara nonfarmakologi salah
satunya dengan peningkatan aktivitas fisik dan gerak tubuh yaitu dengan diadakanya
program senam kaki diabetes dan senam diabetes, selain itu senam tersebut juga
bermanfaat untuk mencegah dan mengontrol peningkatan kadar gula darah khususnya
pada penderita diabetes melitus.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan status kesehatan warga RW 02 Desa Karangwidoro kecamatan Dau
dengan melakukan program senam diabetes

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Masyarakat dapat berpartisipasi dalam kegiatan senam diabetes satu kali
seminggu untuk mengontrol kadar gula darah
2. Masyarakat mampu menanamkan perilaku hidup sehat dengan peningkatan
aktivitas fisik dan gerak tubuh melalui senam diabetes
3. Masyarakat dapat mengetahui kadar gula darah setalah dilakukan senam
diabetes
BAB II
DESKRIPSI KEGIATAN

2.1 Nama Kegiatan


SENAM DABES (SENAM DIABETES MELITUS)
2.2 Sasaran Kegiatan dan Kegiatan Umum
2.2.1 Sasaran Kegiatan
Seluruh warga RW 02
2.2.2 Kegiatan Umum
Pelaksanaan senam diabetes
2.3 Pelaksanaan Kegiatan
2.3.1 Waktu Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan setiap rabu dan sabtu sore pada tanggal 18, 21,
25, 28 Juli dan 1, 4, dan 8 Agustus 2018
Pada jam 16.00 – 17.00
2.3.2 Tempat Kegiatan
Balai Desa Karangwidoro
2.3.3 Metode
Pelaksanaan senam diabetes dengan adanya instruktur senam dan video
2.6 Susunan Acara Kegiatan
No Waktu Kegiatan

1 15.30 – 16.00 Persiapan mahasiswa

2 16.00 – 17.00 Pelaksanaan senam diabetes

3 17.00 - Selesai Evaluasi dan Persiapan Pulang

2.7 Susunan Kepanitiaaan


Ketua Pelaksana : Titis Sukma
Divisi Humas : Stephanie Dwi Hapsari P.
Divisi Acara : Rosa Mayangsari
Komang Ayu Eka Wijayanti
Divisi Konsumsi : Diah Niati
Nindi Novianti
Divisi Perlengkapan : Puguh Priyo R
Divisi PDDM : Ni Luh Putu Ayu Prasiska
2.8 Anggaran Dana
Divisi Konsumsi

Air Mineral Rp. 25.000,-

Divisi PDDM

Banner Kesehatan Rp. 45.000,-

TOTAL Rp. 70.000,-


SATUAN ACARA KEGIATAN

Pokok Bahasan : Pelaksanaan Senam DABES (SENAM DIABETES MELITUS)


Sasaran : Warga RW 02
Tempat : Ruang DesaKarangwidoro
Hari, Tanggal : Kegiatan ini dilaksanakan setiap rabu dan sabtu sore pada tanggal
18, 21, 25, 28 Juli dan 1, 4, dan 8 Agustus 2018. Pada jam 16.00 - selesai
Jam : Pukul 16.00 – 17.00 WIB
Alokasi Waktu : 1 jam
Pelatih : Mahasiswa Profesi PSIK FKUB dan Kader RW 02 Karangwidoro

2.1 Tujuan Intruksional Umum


Setelah dilakukan senam diabetes dan konsultasi diabetes melitus peserta dapat
meningkatkan status kesehatan dan mengontrol tekanan darah dan kadar gula
darah

2.2 Tujuan Instruksional Khusus


1. Peserta mampu meningkatkan status kesehatan berupa pola aktivitas fisik yaitu
senam diabetes
2. Peserta mampu untuk mencegah dan mengontrol tekanan darah serta kadar
gula darah

2.3 Sub Pokok Bahasan


Pelaksanaan senam DABES (SENAM DIABETES MELITUS)
2.4 Media
Video
2.5 Metode
Pelaksanaan senam
2.7 Kegitan Senam
No Tahap Kegiatan Respon klien waktu

1 Persiapan 1. Briefing panitia - 30 menit


2. Persiapan
2 Pembukaan 3. Salam pembuka Menjawab salam 5 menit
4. Perkenalan Bekerjasama
5. Perkenalan sebelum
senam …. pelaksanaan
senam

3 Senam Pelaksanaan Senam Melakukan senam 60 menit


bersama-sama

4 Penutup 1. Salam penutup Menjawab salam 5 menit

2. Pembagian Mendapat
konsumsi konsumsi

2.7 Kriteria Evaluasi


2.8.1 Evaluasi Struktur
a. Tempat dilaksanakan senam sudah ditentukan h-7 pelaksanaan senam dan
mendapat izin dari kepala desa Karang Widoro.
b. Sarana dan prasarana yang tersedia memadai untuk kegiatan senam dabes.
c. Pelatih senam telah mendapat video gerakan senam sebelumnya.
d. Presentase peserta yang hadir dalam kegiatan senam dabes dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Hari, tanggal Presentase Kehadiran
Sabtu, 21 Juli 2018 50%
Rabu, 25 Juli 2018 40%
Sabtu, 28 Juli 2018 53,3%
Sabtu, 4 Agustus 2018 50%

3. Evaluasi Proses
a. Seluruh peserta mengikuti kegiatan senam dabes mulai dari awal hingga akhir
acara.
b. Terdapat pelaksanaan kegaiatan senam yang dimulai terlambat dari waktu
seharusnya dikarenakan peserta senam tidak hadir tepat waktu.
2..8.3 Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu menirukan dan menghafalkan gerakan senam dabes dari
instruktur senam
b. Peserta mengatakan puas dengan adanya kegiatan senam dabes yang di
adakan oleh mahasiswa

Prosedur Pelaksanaan Kegiatan

1. Melakukan perizinan kepada perangkat desa RW 02 Desa Karangwidoro.


2. Berdiskusi dengan masyarakat desa mengenai program yang akan dilaksanakan.
3. Menentukan tanggal dan tempat pelaksanaan program.
4. Berkoordinasi dengan kader dan dan pihak puskesmas.
5. Menginformasikan jadwal pelaksanaan kepada seluruh warga RW 02 Desa
Karangwidoro.
6. Berkoordinasi terkait sarana yang dibutuhkan.
7. Persiapan alat dan bahan sebelum pelaksanaan kegiatan.
8. Pelaksanaan program
GERAK SENAM DIABETES

a. Latihan pemanasan
Sebelum masuk ke dalam gerakan inti, sebaiknya lakukan pemanasan.
Berikut ini tujuan pemanasan :
1) Adaptasi jantung terhadap seluruh kegiatan senam
2) Memperbaiki jaringan pembuluh darah dan otot yang telah berubah posisinya
3) Melancarkan perdarahan darah
4) Memperbaiki sistem syaraf dalam tubuh terutama bagian tulang punggung yang
merupakan kumpulan jutaan syaraf
5) Melemaskan otot-otot tubuh agar bisa relaksasi
a) Gerakan 1 : badan tegap dengan sikap sempurna
b) Gerakan 2 : kaki berjinjit satu dan dua tangan disimpan dipinggang
c) Gerakan 3 :
(1) Salah satu kaki tarik ke belakang
(2) Kepalkan kedua tangan simpan diatas dada dan pinggang
(3) Lakukan gerakan jalan ditempat dengan ayunan tangan
Gerakan 3 bermanfaat menyiapkan kondisi tubuh baik secara fisiologis
dan psikologis sehingga dapat melakukan senam dengan baik dan benar.
Gerakan dimulai dengan kaki kanan dan hitungan jantung pada kaki kanan.
d) Gerakan 4 :
(1) Simpan tangan yang terlentang diatas dada
(2) Tundukkan kepala
Gerakan 4
bermanfaat untuk mengatur nafas secara perlahan dan bertahap agar paru-paru
dan jantung bekerja dengan baik selama berlatih. Gerakan dilakukan dengan
jalan ditempat sementara tangan di rentangkan dari bagian samping tubuh ke
atas lalu berakhir di dada sementara kepala masih dalam posisi menunduk.
e) Gerakan 5 :
(1) Satu tangan direntangkan sementara tangan yang lain disimpan di dada
(2) Kepala menoleh bergantian ke kanan dan kiri. Manfaat gerakan tersebutuntuk
melenturkan persendian otot bagian kiri dan kanan
f) Gerakan 6 :
(1) Kepala dimiringkan ke kanan dan ke kiri
(2) Kedua tangan disimpan dipinggang
(3) Jalan ditempat
Manfaat gerakan melatih dan melenturkan persendian otot kepala
g) Gerakan 7 :
(1) Langkahkan kaki ke kanan dan ke kiri 1 langkah
(2) Tangan mengepal di sisi badan
(3) Bahu diangkat dan diputar ke belakang
Manfaat gerakan untuk melenturkan persendian otot bahu, pinggang bagian atas
dan dada
h) Gerakan 8 :
(1) Langkahkan kaki ke kanan dan ke kiri 2 langkah
(2) Tangan mengepal di sisi badan
(3) Bahu diangkat bergantian ke kanan dan ke kiri
Manfaat gerakan untuk melenturkan persendian otot bahu
i) Gerakan 9
(1) Langkahkan kaki ke depan 1 langkah
(2) Kepalkan tangan dan simpan di dada
(3) Tarik ke atas dan ke bawah
Gerakan 9
Bermanfaat untuk melenturkan persendian otot bahu dan punggung bagian atas
j) Gerakan 10
(1) Langkahkan kaki ke samping kanan dan kiri sebanyak 2
langkah
(2) Tangan direntangkan kedepan dan ke kanan atau kiri
(3) Gerakan kepala ke kanan dan ke kiri secara bergantian
Gerakan 10 bermanfaat untuk melenturkan persendian otot bahu.
k) Gerakan 11
(1) Angkat tangan ke depan
(2) Satu kaki melangkah ke depan dan kaki yang lain mundur
(3) Lakukan secara brgantian
Gerakan 11
Bermanfaat untuk menguatkan otot lengan
l) Gerakan 12
(1) Langkahkan kaki ke kanan dan ke kiri bergantian
(2) Kedua tangan membentuk sudut 90 derajat
Gerakan 12 bermanfaat untuk melatih koordinasi otot-otot lengan, bahu, dan kaki
m) Gerakan 13
(1) Langkahkan kaki ke samping kanan dan kiri bergantian
(2) Bedua tangan simpan di depan
(3) Lakukan gerakan
Membuka dan menutup bergantian
Gerakan 13
Bermanfaat untuk menguraikan otot dada dan bahu
n) Gerakan 14
(1) Posisi awal
(2) Kedua siku ditekuk dan telapan tangan mengepal di sisi pinggang
(3) Dorong kaki kanan dan kedua lengan ke belakang kemudian dilanjutkan dengan
kaki kiri
Gerakan 14
Bermanfaat untuk melenturkan dan mengkoordinasikan persendian otot lengan
dan paha bagian belakang
o) Gerakan 15
(1) Kaki tangan diangkat ke atas
(2) Kaki kanan serong ke kanan depan secara bergantian
Gerakan 15
Bermanfaat untuk melenturkan dan mengkoordinasikan otot bahu, tangan
dan tungkai
p) Gerakan 16
(1) Ayunkan kedua lengan bersamaan
(2) Tangan kanan lurus disisi bahu kanan
sejajar dengan bahu dan tangan kiri lurus sejajar dengan bahu
(3) Kaki kanan diangkat kemudian seterusnya
Gerakan 16
Bermanfaat untuk melenturkan, mengkoordinasikan otot-otot bahu dan tubuh
bagian atas serta lutut
q) Gerakan 17
(1) Tubuh kanan dicondongkan kearah kanan
(2) Tubuh kanan seperti menyentuh tumit kaki kanan
(3) Begitupun dengan sebelah kiri
Gerakan 17
Bermanfaat untuk merenggangkan lengan sisi tubuh dan paha bagian dalam
r) Gerakan 18
(1) Kaki dibuka
(2) Lutut sedikit ditekuk
(3) Ayunkan tangan kanan serong ke arah kiri
Gerakan 18
bermanfaat untuk melenturkan otot kanan
s) Gerakan 19
(1) Kedua kaki terbuka
(2) Kedua tangan disamping kepala sejajar dengan bahu
(3) Putar sisi tubuh kearah kanan dan kiri bergantian
Gerakan 19 bermanfaat untuk melenturkan sisi tubuh
t) Gerakan 20
(1) Ayunkan lengan ke samping kiri dan kanan bergantian
(2) Kaki kiri dan kanan ditekung ke belakang
Gerakan 20
bermanfaat untuk menguatkan otot-otot bahu dan tungkai serta koordinasi gerakan
lenggan tungkai
u) Gerakan 21
(1) Kaki dibuka lebar, satu kaki melangkah ke depan
(2) Tekuk lutut kiri ke arah kanan
(3) Silahkan kedua tangan diatas kanan dan kiri
Gerakan 19 bermanfaat melenturkan dan meregangkan otot-otot dan sendi, lengan
bahu, sisi tubuh, pinggang dan tungkai
v) Gerakan 22
(1) Kaki kanan terbuka
(2) Tangan kanan tertumpu di paha kanan
(3) Tangan kiri lurus keatas
Gerakan 22 bermanfaat untuk meregangkan otot-otot paha dan tangan
w) Gerakan 23
(1) Tubuh menghadap ke kanan atau ke kiri
(2) Tangan lurus ke kanan atau ke kiri sejajar dengan bahu dan ditarik statis
Gerakan 23 bermanfaat untuk meregangkan otot lengan dan lutut
x) Gerakan 24
(1) Badan menghadap kanan dan kiri
(2) Tangan direntangkan ke atas
(3) Salah satu kaki ditarik ke belakang
Gerakan 24 bermanfaatuntuk melenturkan dan meregangkan otot-otot sendi, lengan
bahu, sisi tubuh, pinggang dan tungkai
y) Gerakan 25
(1) Kaki kanan atau kiri menekuk ke depan
(2) Samping kanan dan kiri lurus ke belakang
(3) Kedua tangan bertumpu dipaha
Gerakan 25 bermanfaat meregangkan otot bahu, sendi punggung bagian atas
z) Gerakan 26
(1) Kaki kanan diluruskan
(2) Tangan kanan menyentuh ujung kaki kanan
(3) Lakukan bergantian
Gerakan 26 bermanfaat untuk menguatkan sendi, bahu, punggung atas dan kaki
aa) Gerakan 27 dan 28
(1) Kaki kiri melangkah ke depan
(2) Kedua tangan diluruskan ke depan
(3) Ditarik ke belakang dan ditahan di depan
(4) Dada disamping telinga
(5) Lakukan bergantian
Gerakan 27 dan 28 bermanfaat untuk meregangkan otot bahu, kaki, paha, dan
punggung
bb) Gerakan 29
(1) Kaki kiri melangkah ke depan
(2) Kedua tangan tertumpu dikedua paha
(3) Lutut kanan ditekuk
Gerakan 29 bermanfaat untuk meregangkan otot dinamis
cc) Gerakan 30 : sikap sempurna
b. Latihan inti
1) Tangan kanan lurus ke depan
2) Tangan kiri lurus ke depan
3) Tangan kanan lipat ke bahu kiri
4) Tangan kiri lipat ke bahu kanan
5) Telapak tangan kanan buka, di samping telinga
6) Telapak kiri dibuka disamping telinga kiri
Gerakan diatas dilakukan untuk mempersiapkan gerakan
selanjutnya dan mengatur pernapasan
1) Inti 1
a) Badan tegak
b) Langkahkan kaki kanan ke depan
c) Kepalkan tangan angkat ke atas

d) Dengan hitungan angkat dan tarik tangan sejajar dengan bahu


Gerakan inti 1 bermanfaat untuk Melenturkan tangan sebelum maju
kegerakan selanjutnya.
2) Inti 2
a) Kaki melangkah ke depan
b) Tangan mengepal dan perut diangkat ke atas kepala
c) Lakukan seterusnya Gerakan
inti 2
bermanfaat untuk menguatkan otot dada, lengan dan bahu
3) Inti 3
a) Tangan kanan mengepal
b) Badan serong ke kanan
c) Kaki kiri membuka ke samping kiri
Gerakan inti 3 bermanfaat untuk menguatkan otot kaki dan pinggang
4) Inti 4 dan 5
a) Melangkah maju 1 langkah
b) Tangan mendorong ke depan
c) Mundur 1 langkah
d) Tangan dorong ke depan kemudian rentangkan ke atas
Gerakan inti 4 dan 5 bermanfaat untuk meningkatkan otot lengan, otot paha, dan
otot dada
5) Inti 6
a) Kedua tangan mengepal kemudian tarik ke belakang
b) Kaki kanan melangkah ke depan
c) Lakukan secara bergantian dengan kaki kiri
Gerakan inti 6 bermanfaat untuk menguatkan otot tangan, bahu dan otot betis
6) Inti 7
a) Langkahkan ke depan kaki kiri
b) Tangan kiri direntangkan, tangan kanan simpan di dada
c) Kedua tangan mengayun ke kanan dan ke kiri
Gerakan inti 7 bermanfaat untuk melatih otot betis, otot paha, persendian lutut,
dan lengan
7) Inti 8
a) Angkat kaki kiri ke belakang
b) Kedua tangan bentangkan ke depan
c) Lakukan bergantian dengan kaki kanan
Gerakan 8 bermanfaat untuk melatih keseimbangan, menguatkan otot betis, paha
dan otot lengan
8) Inti 9
a) Buka kaki
b) Langkahkan ke depan kaki kanan dan kaki kiri mundur ke belakang
c) Telapak tangan di buka, tangan kiri bentangkan dan kanan simpan di dada

d) Ayunkan ke kanan dan kiri


9) Inti 10
a) Buka kaki
b) Langkahkan ke depan kaki kanan dan kaki kiri mundur ke belakang
c) Angkat kedua tangan keatas
Gerakan inti 9 dan
10 bermanfaat untuk melatih otot jari tangan, lengan, betis, dan paha
10) Inti 11
a) Buka kaki kiri ke samping kiri
b) Kedua tangan sejajar dengan dada
c) Rentangkan tangan ke bawah
d) Lakukan bergantian dengan kaki kanan
Gerakan inti 11 bermanfaat untuk melatih otot jari tangan, otot paha, dan otot
bahu
11) Inti 12
a) Kaki kiri melangkah ke samping
b) Kedua tangan direntangkan sejajar dengan perut
Gerakan 12 bermanfaat untuk melatih otot jari tangan, otot bahu serta otot paha
12) Relaksasi 13
a) Tangan di depan dada
b) Rentangkan bersamaan melangkah ke samping kanan dan kiri
Gerakan 13 dan seterusnya masuk ke dalam relaksasi untuk penyegaran
setelah melakukan pemanasan dan inti
13) Relaksasi 14
a) Kedua tangan direntangkan sejajar bahu dengan kedua tangan di kepal di dada
b) Kaki langkahkan ke kanan dan kiri
14) Relaksasi 15
a) Kedua tangan mengayun ke atas
b) Kaki langkahkan ke kanan dan kiri
15) Relaksasi 16
a) Sikap sempurna
c. Pendinginan
1) Pendinginan 1
a) Langkahkan kaki kiri ke samping
b) Lutut kiri ditekuk
c) Kedua lengan direntangkan
d) Kepala ditundukkan Gerakan tersebut
bermanfaat untuk relaksasi pernapasan dengan gerakan tangan dan kaki
2) Pendinginan 2
a) Kaki kanan di buka
b) Lengan di depan dada
c) Tubuh ditarik ke arah kanan dan ditahan beberapa detik Gerakan pendinginan 2
bermanfaat untuk merelaksasi kembali otot- otot tubuh
3) Pendinginan 3
a) Kaki kanan melangkah ke depan
b) Tangan dibentangkan
Gerakan pendinginan 3 bermanfaat untuk relaksasi pernapasan
4) Pendinginan 4
a) Kaki kiri maju ke depan
b) Lutut ditekuk
c) Kedua lengan direntangkan ke depan
d) Telapak tangan menghadap ke dalam Gerakan pendinginan
bermanfaat untuk merelaksasikan otot bahu, kaki, paha dan punggung
5) Pendinginan 5
a) Kaki kiri di depan
b) Tangan kiri dibentangkan ke belakang, tangan kanan menjadi penyanggah
Gerakan pendinginan 5 bermanfaat untuk merelaksasikan otot lengan bahu
6) Pendinginan 6
a) Kaki kiri maju ke depan
b) Kaki kanan ke belakang
c) Kedua tangan bertumpu di paha
Gerakan pendinginan 6 bermanfaat untuk merelaksasikan otot bahu, sendi dan
punggung
7) Pendinginan 7
a) Kaki dibuka di samping
b) Tangan kanan menarik sikut kiri ke arah belakang
Gerakan pendinginan 7 bermanfaat untuk merelaksasikan otot bahu dan tubuh bagian
belakang
8) Pendinginan 8
a) Menghadap ke kanan
b) Kaki kanan tekuk dan kaki kiri lurus
c) Kedua tangan lurus menghadap kanan
Gerakan pendinginan 8 bermanfaat untuk merelaksasikan kaki dan badan
9) Pendinginan 9
a) Menghadap ke kanan
b) Kaki kiri jinjit
c) Kaki kanan lurus dan kedua lengan ke atas
Gerakan pendinginan 9 bermanfaat untuk merelaksasikan pertegangan kaki dan
punggung
10) Pendinginan 10
a) Kaki kiri tarik ke belakang
b) Kaki kanan tekuk
c) Kedua tangan bertumpuk di kaki kanan
Gerakan pendinginan 10 bermanfaat untuk merelaksasikan kaki dan badan
11) Pendinginan 11
a) Mengadap ke kanan
b) Rentangkan tangan kanan seperti
Menyentuh ujung kaki kiri
c) Kaki kiri ditekukan, kaki kanan lurus sejajar dengan tangan
Gerakan pendinginan 111 bermanfaat untuk menguatkan otot paha dan tumit
12) Pendinginan 12
a) Kaki kanan melangkah ke samping
b) Kedua lengan direntangkan ke samping
c) Kedua lutut ditekuk sedikit
Gerakan pendinginan 12 bermanfaat untuk relaksasi peregangan dengan gerakan
tangan dan lutut.
13) Pendinginan 13 : sikap sempurna (Novitasari, 2012)
KEMENTRIAN RISET, TEKNILOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
Jalan Veteran Malang – 65145
Telp. (0341) 551611 Pes. 213.214; 569117, 567192
Fax (62)(0341) 564755
e-mail: sekr.fk@ub.ac.id http:fk.ub.ac.id
JAWA TIMUR - INDONESIA

Berita Acara Kegiatan Senam Dabes

Nama Kegiatan : Senam Dabes (Diabetes Melitus)


Hari/Tanggal : Sabtu/ 21, 28 Juli 2018 dan Rabu/ 25 Juli 2018
Pukul : 16.00 - 17.00 WIB
Tempat : Balai Desa Karang Widoro
Pemateri : Mahasiswa Profesi PSIK FKUB Desa Karang Widoro
Jumlah Peserta :
Kronologis Acara :
Senam 1: Kegiatan senam Dabes 1 dilaksanakan pada (sabtu, 21 Juli 2018) dimulai pukul
16.00 WIB, peserta yang datang pada kegiatan pertama berjumlah 15 orang.
Peserta yang hadir merupakan warga dan kader kesehatan dusun karang
ampel, desa karang widoro. Kegiatan senam dimulai dengan mengatur barisan
dan langsung dilanjutkan dengan kegiatan senam Dabes. Kegiatan senam
selesai pukul 17.00 WIB, sebelum kegiatan senam selesai peserta senam
memberi masukan terkait durasi dan gerakan yang dapat ditambahkan dalam
senam. Kegiatan senam ditutup dengan penyampaian terimakasih dan
disampaikan jadwal senam selanjutnya oleh perwakilan kelompok.
Senam 2: Kegiatan senam Dabes 2 dilaksanakan pada (rabu, 25 Juli 2018) dimulai pukul
16.00 WIB, peserta yang datang pada kegiatan kedua berjumlah 12 orang.
Peserta senam Dabes 2 berkurang bila dibandingkan dengan jumlah peserta
kegiatan senam Dabes 1. Kegiatan senam dimulai dengan mengatur barisan
baru kemudian dilanjutkan dengan kegiatan senam. Kegiatan senam selesai
pukul 17.00 WIB, sebelum kegiatan senam selesai peserta senam memberi
masukan terkait gerakan dan musik yang dapat ditambahkan dalam senam.
Kegiatan senam ditutup dengan penyampaian terimakasih dan disampaikan
jadwal senam selanjutnya serta meminta peserta senam untuk memberitahu dan
mengajak warga desa yang lain oleh perwakilan kelompok.
Senam 3: Kegiatan senam Dabes 3 dilaksanakan pada (sabtu, 28 Juli 2018) dimulai pukul
16.20 WIB, peserta yang datang pada kegiatan ketiga berjumlah 16 orang.
Peserta senam Dabes 3 meningkat bila dibandingkan dengan jumlah peserta
pada kegiatan senam Dabes 2. Kegiatan senam dimulai terlambat dari jadwal
dikarenakan peserta datang terlambat. Kegiatan senam dimulai dengan
mengatur barisan baru kemudian dilanjutkan dengan kegiatan senam. Kegiatan
senam selesai pukul 17.00 WIB, sebelum selesai kegiatan senam disampaikan
terimakasih dan disampaikan jadwal senam selanjutnya serta meminta peserta
senam untuk memberitahu dan mengajak warga desa yang lain oleh perwakilan
kelompok.
Senam 4 : Kegiatan senam Dabes 4 dilaksanakan pada (sabtu, 4 Agustus 2018) dimulai
pukul 16.15 WIB, peserta yang datang pada kegiatan keempat berjumlah 12
orang. Peserta senam Dabes 4 menurun bila dibandingkan dengan jumlah
peserta pada kegiatan senam Dabes 3. Kegiatan senam dimulai terlambat dari
jadwal dikarenakan peserta datang terlambat dan mahasiswa profesi yang juga
datang telat. Kegiatan senam dimulai dengan mengatur barisan baru kemudian
dilanjutkan dengan kegiatan senam. Kegiatan senam selesai pukul 17.00 WIB,
sebelum selesai kegiatan senam disampaikan terimakasih dan disampaikan
jadwal senam selanjutnya serta meminta peserta senam untuk memberitahu dan
mengajak warga desa yang lain oleh perwakilan kelompok.

Evaluasi :

a. Evaluasi Struktur
1. Tempat dilaksanakan senam sudah ditentukan h-7 pelaksanaan senam
dan mendapat izin dari kepala desa Karang Widoro.
2. Sarana dan prasarana yang tersedia memadai untuk kegiatan senam
dabes.
3. Pelatih senam telah mendapat video gerakan senam sebelumnya.

b. Evaluasi Proses
1. Seluruh peserta mengikuti kegiatan senam dabes mulai dari awal hingga akhir
acara.
2. Terdapat pelaksanaan kegaiatan senam yang dimulai terlambat dari waktu
seharusnya dikarenakan peserta senam datang terlambat.
c. Evaluasi Hasil

Saran :

2.1. Penambahan durasi, gerakan dan musik senam agar lebih menarik.
2.2. Kegiatan senam dapat diteruskan dan dilaksanakan rutin.
Malang, 8 Agustus 2018
Ketua Kelompok

Puguh Priyo, S.Kep


Lampiran Dokumentasi
LAMPIRAN 3
LAPORAN PENDAHULUAN

KEGIATAN PEMERIKSAAN GRATIS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Departemen Komunitas dan Keluarga di Wilayah Kerja
Puskesmas Dau RW 02 Desa Karangwidoro Kabupaten Malang
Yang dibimbing oleh Ns. Setyoadi, M.Kep., Sp.Kom.

Oleh :
Kelompok 1 A

Diah Niati
Putri Sakinah
Titis Sukma P.
Komang Ayu Eka W.
Nindi Novianti
Puguh Priyo Romadhoni
Putri Setyawati
Stephanie Dwi Hapsari
Rosa Mayangsari
Ockta Yolanda
Ni Luh Putu Ayu Prasiska
Ephysia Ratriningtyas

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Diabetes Melitus merupakan penyakit gangguan metabolisme kronis
yang ditandai peningkatan glukosa darah (Hiperglikemi), disebabkan karena
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan untuk memfasilitasi masuknya
glukosa dalam sel agar dapat di gunakan untuk metabolisme dan pertumbuhan
sel. Berkurang atau tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan didalam
darah dan menimbulkan peningkatan gula darah, sementara sel menjadi
kekurangan glukosa yang sangat di butuhkan dalam kelangsungan dan fungsi
sel (Izzati & Nirmala, 2015).
Diabetes Melitus terbagi menjadi 2 tipe yaitu tipe I dan tipe II. Individu yang
menderita diabetes melitus tipe I memerlukan suplai insulin dari luar (eksogen insulin),
seperti injeksi untuk mempertahankan hidup. Tanpa insulin pasien akan mengalami
diabetik ketoasidosis, kondisi yang mengancam kehidupan yang di hasilkan dari
asidosis metabolik. Individu dengan diabetes melitus tipe II resisten terhadap insulin,
suatu kondisi dimana tubuh atau jaringan tubuh tidak berespon terhadap aksi dari
insulin. Sehingga individu tersebut hanya selalu menjaga pola makan, mencegah
terjadinya hipoglikemi atau hiperglikemi dan hal tersebut akan berlangsung secara
menerus sepanjang hidupnya (Izzati & Nirmala 2015).
Menurut World Health Organization (WHO), meskipun termasuk terbesar
dalam jumlah penderita diabetes. Diatasnya adalah negara India, negara yang sedang
berkembang, Indonesia menempati urutan keempat China dan Amerika dengan
prevalensi 8,6% dari total penduduk. Pada tahun 2006, di Indonesia di perkirakan
terdapat 14 juta orang dengan diabetes, tetapi baru 50% yang sadar mengidapnya.
Dan diantara mereka baru sekitar 30% yang datang berobat secara teratur (Nasriati,
2013). Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi
diabetes yang terdiagnosis oleh dokter sebesar 2,1% dimana prevalensi diabetes
yang terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di DI Yogyakarta 2,6%, DKI Jakarta 2,5%,
Sulawesi Utara 2,4% dan Kalimantan Timur 2,3% (Muflihatin, 2015). Meningkatnya
jumlah penderita diabetes melitus dapat disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya
adalah faktor keturunan/genetik, obesitas, perubahan gaya hidup, pola makan yang
salah, obat-obatan yang mempengaruhi kadar glukosa darah, kurangnya aktivitas
fisik, proses menua, kehamilan, perokok dan stres (Muflihatin, 2015).
Karang Widoro merupakan salah satu Desa di Kecamatan Dau Kabupaten
Malang. Di RW 2 Desa Karang Widoro terdapat 5% warga dengan penyakit Diabetes
Mellitus. Berdasarkan survei yang dilakukan pada 10 penderita Diabetes, didapatkan
hasil pengetahuan pasien dengan kategori tinggi sebesar 30% dan 70% pada kategori
pengetahuan sedang. Dengan adanya data tersebut, maka perlu diberikan intervensi
keperawatan brupa kegiatan pemeriksaan Gratis untuk mencegah dan mengontrol
Diabetes Mellitus.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan Pemeriksaan Gratis di RW 02 Desa Karang Widoro
diharapkan menjadi sarana skrining Diabetes Mellitus bagi warga RW 02 sehingga
menjadi upaya pencegahan serta kontrol gula darah pada penderita Diabetes.
b. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam Pemeriksaan Gratis di RW 02 Desa Karang Widoro
ini adalah sebagai berikut:
- Melakukan skrining DiabetesMellitus bagi warga RW 02 Desa Karang Widoro
- Mengetahui kadar gula darah pada warga RW 02 Desa Karang Widoro
- Mengontrol gula darah sebagai upaya preventif dan promotif di RW 02 Desa
Karang Widoro
BAB II
DESKRIPSI KEGIATAN

1. Nama Kegiatan
Pemeriksaan Kesehatan pada warga RW 02 Desa Karangwidoro

2. Sasaran Kegiatan dan Kegiatan Umum


- Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan warga RW 02 Desa Karangwidoro, Kecamatan Dau,
Kabupaten Malang
- Kegiatan Umum
 Pemeriksaan Antropometri (Tinggi Badan dan Berat Badan)
 Pemeriksaan tekanan darah
 Pemeriksaan gula darah
 Konsultasi
3. Pelaksanaan Kegiatan
Waktu dan Tempat Kegiatan
Hari/Tgl Lokasi Waktu Sasaran
Minggu, 29 Juli Balai Desa 08.00- 13.00 Warga Rw. 02
2018 Karangwidoro Desa
Karangwidoro

Metode : Sistem Antrian dan dilakukan pada dua spot

4. Susunan Acara Kegiatan


NO JAM DURASI KEGIATAN PJ
1. 07.00-08.00 60” Persiapan & Komang Ayu
Briefing
2. 08.00-08.10 10’ Pembukaan Komang Ayu
3. 08.10-12.00 230” Pemeriksaan Rosa Mayang sari
Kesehatan +
Konseling
4. 12.00-13.00 60” Penutup + Rosa Mayang Sari
Bersih-Bersih

5. Susunan Kepanitiaan
Ketua Pelaksanaan :
- Ephysia Ratriningtyas
Divisi Acara :
- Komang Ayu Eka W
- Rosa Mayangsari

Divisi kestari :
- Putri Sakinah
- Putri Setyawati
Divisi PDDM :
- Ni Luh Putu Ayu Prasiska
- Titis Sukma
Divisi Perlengkapan :
- Puguh Priyo R.
- Ockta Yolandha
Divisi Humas :
- Stephanie Dwi H.
Divisi Konsumsi :
- Nindi Novianti
- Diah Niati

6. Anggaran Dana
Divisi Acara dan Materi

Glukotest Autocheck 2 botol Rp. 200.000,-

Glukotes Dr tes Rp. 155.000,-

Alkohol Swab Rp. 16.000,-

Lancet Blood Rp. 22.000,-

Divisi Konsumsi

Tomat + Timun Rp. 44.000,-

TOTAL Rp. 437.000,-

7. Kritria Evaluasi
Evaluasi Struktur
c. Ruangan kondusif untuk kegiatan pemeriksaan
d. Alat periksa tersedia dan memadai.
e. Peserta yang datang adalah warga RW 02 Desa Karangwidoro
Evaluasi Proses
1) Peserta antusias untuk dilakukan pemeriksaan
2) Peserta aktif bertanya pada saat konseling
3) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu dan tempat yang telah
direncanakan
Evaluasi Hasil
1) 50% warga datang dan mengatakan puas dengan kegiatan pemeriksaan
kesehatan gratis
BAB III
PENUTUP

Demikian proposal kegiatan Pemeriksaan Gratis di RW 02 Desa Karang Widoro ini


kami susun untuk memberikan gambaran tentang kegiatan yang akan dilaksanakan
dengan harapan agar dapat dijadikan bahan pertimbangan dan pedoman
penyelenggaraan kegiatan. Segala bentuk saran dan dukungan baik dalam bentuk moril
maupun materiil sangat kami harapkan demi kesuksesan acara ini.
Kami selaku penyelenggara kegiatan mengucapkan terima kasih atas segala
perhatian dan kerjasama semua pihak yang terkait dalam kegiatan ini. Semoga kegiatan
ini bermanfaat bagi semua pihak.
Prosedur Pelaksanaan Kegiatan

1. Melakukan perizinan kepada perangkat desa RW 02 Desa Karangwidoro.


2. Berdiskusi dengan masyarakat desa mengenai program yang akan dilaksanakan.
3. Menentukan tanggal dan tempat pelaksanaan program.
4. Berkoordinasi dengan kader dan dan pihak puskesmas.
5. Menginformasikan jadwal pelaksanaan kepada seluruh warga RW 02 Desa
Karangwidoro.
6. Berkoordinasi terkait sarana yang dibutuhkan.
7. Persiapan alat dan bahan sebelum pelaksanaan kegiatan.
8. Pelaksan pemeriksaan kesehatan (pemeriksaan antropometri, TD, Cek gula darah)
9. Penyuluhan kesehatan
10. Pada saat pemeriksaan kesehatan, mahasiswa profesi menyiapkan jus yang dibagikan
kepada warga
KEMENTRIAN RISET, TEKNILOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
Jalan Veteran Malang – 65145
Telp. (0341) 551611 Pes. 213.214; 569117, 567192
Fax (62)(0341) 564755
e-mail: sekr.fk@ub.ac.id http:fk.ub.ac.id
JAWA TIMUR - INDONESIA

Berita Acara Kegiatan Penyuluhan Kesehatan

Nama Kegiatan : Pemeriksaan Kesehatan


Hari/Tanggal : Minggu/ 29 Juli 2018
Pukul : 09.00 – 13.00 WIB
Tempat : Balai Desa Karangwidoro
Pemateri :-
Jumlah Peserta : 40 Orang
Kronologis Acara : Pada kegiatan ini terdapat 40 orang yang datang dengan berbagai
keluhan keehatan. Pemeriksaan kesehatan dimulai dengan pasien datang
ke meja registrasi untuk pendataan nama, usia, dan adanya riwayat
kesehatan. Selanjutnya pasien akan diukur tekanan darah dan glukosa
darah. Setelah itu pasien akan diarahkan ke meja pendidikan kesehatan,
di meja pendidikan kesehatan pasien akan diberikan pendidikan terkait
dengan hipertensi, hipotensi, DM atau pun keluhan yang sedang
dirasakan pada saat itu. Selain pasien yang memiliki gula darah diatas
normal, kami menganjurkan untuk mengonsumsi obat herbal yaitu jus
mentimun dan tomat. Kegiatan pemeriksaan kesehatan berjalan dengan
lancar, hambatan yang terjadi hanya masyarakat yang datang pada jam-
jam tertentu. Sehingga mengalami sedikit penumpukan di kursi tunggu
pada waktu tertantu. Pada kegiatan ini panitia melakukan pemeriksaan
kesehatan kerumah-rumah warga yang sekiranya tidak mampu untuk
datang ke balai desa.

Evaluasi :

d. Evaluasi Struktur
a. Pemeriksaan berlangsung kondusif
b. Alat periksa tersedia, mulai dari tensimeter , alat glukometer, dan alat
antropometri
c. Peserta pemeriksaan kesehatan yang datang sejumlah 40 orang .
e. Evaluasi Proses
a. Peserta yang hadir sejumlah 40 orang
b. Peserta banyak menanyakan terkait keluhan yang sedang dialami
c. Pelaksanaan kegiatan berlangsung mulai pukul 09.00 – 13.00 WIB sesuai dengan
yang sudah direncanakan.

f. Evaluasi Hasil
80% warga mengatakan puas pada kegiatan pemeriksaan kesehatan, sedangkan
20% mengatakan tidak puas dikarenakan tidak tersedianya obat-obatan untuk psien
yang datang.

Saran : -

Malang, 29 Juli 2018


Ketua Kelompok

Puguh Priyo, S.Kep


LAMPIRAN DOKUMENTASI
LAMPIRAN 4

PROPOSAL KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN


DI WILAYAH PUSKESMAS DAU RW 02
DESA KARANGWIDORO KECAMATAN DAU

Disusun Oleh:

MAHASISWA PRAKTIK PROFESI NERS


(KELOMPOK 1A)
PUSKESMAS DAU

Diah Niati
Putri Sakinah
Titis Sukma P.
Komang Ayu Eka
Nindi Novianti
Puguh Priyo R
Putri Setyawati
Stephanie Dwi Hapsari
Rosa Mayangsari
Ockta Yolandha
Ni Luh Putu Ayu
Ephysia Ratriningtyas

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diabetes Melitus merupakan penyakit gangguan metabolisme kronis yang
ditandai peningkatan glukosa darah (Hiperglikemi), disebabkan karena
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan untuk memfasilitasi masuknya
glukosa dalam sel agar dapat di gunakan untuk metabolisme dan pertumbuhan sel.
Berkurang atau tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan didalam darah dan
menimbulkan peningkatan gula darah, sementara sel menjadi kekurangan glukosa yang
sangat di butuhkan dalam kelangsungan dan fungsi sel (Izzati & Nirmala, 2015).
Diabetes Melitus terbagi menjadi 2 tipe yaitu tipe I dan tipe II. Individu yang
menderita diabetes melitus tipe I memerlukan suplai insulin dari luar (eksogen insulin),
seperti injeksi untuk mempertahankan hidup. Tanpa insulin pasien akan mengalami
diabetik ketoasidosis, kondisi yang mengancam kehidupan yang di hasilkan dari asidosis
metabolik. Individu dengan diabetes melitus tipe II resisten terhadap insulin, suatu kondisi
dimana tubuh atau jaringan tubuh tidak berespon terhadap aksi dari insulin. Sehingga
individu tersebut hanya selalu menjaga pola makan, mencegah terjadinya hipoglikemi atau
hiperglikemi dan hal tersebut akan berlangsung secara menerus sepanjang hidupnya
(Izzati & Nirmala 2015).
Menurut World Health Organization (WHO), meskipun termasuk terbesar dalam
jumlah penderita diabetes. Diatasnya adalah negara India, negara yang sedang
berkembang, Indonesia menempati urutan keempat China dan Amerika dengan prevalensi
8,6% dari total penduduk. Pada tahun 2006, di Indonesia di perkirakan terdapat 14 juta
orang dengan diabetes, tetapi baru 50% yang sadar mengidapnya. Dan diantara mereka
baru sekitar 30% yang datang berobat secara teratur (Nasriati, 2013). Berdasarkan hasil
riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi diabetes yang terdiagnosis oleh
dokter sebesar 2,1% dimana prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter tertinggi
terdapat di DI Yogyakarta 2,6%, DKI Jakarta 2,5%, Sulawesi Utara 2,4% dan Kalimantan
Timur 2,3% (Muflihatin, 2015). Meningkatnya jumlah penderita diabetes melitus dapat
disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah faktor keturunan/genetik, obesitas,
perubahan gaya hidup, pola makan yang salah, obat-obatan yang mempengaruhi kadar
glukosa darah, kurangnya aktivitas fisik, proses menua, kehamilan, perokok dan stres
(Muflihatin, 2015).
Karang Widoro merupakan salah satu Desa di Kecamatan Dau Kabupaten Malang.
Di RW 2 Desa Karang Widoro terdapat 5% warga dengan penyakit Diabetes Mellitus.
Berdasarkan survei yang dilakukan pada 10 penderita Diabetes, didapatkan hasil
pengetahuan pasien dengan kategori tinggi sebesar 30% dan 70% pada kategori
pengetahuan sedang. Dengan adanya data tersebut, maka perlu diberikan intervensi
keperawatan berupa pendidikan kesehata untuk mencegah atau screening Diabetes
Mellitus.
Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum:
Meningkatkan status kesehatan serta menjadikan masyarakat RW 02 di desa
Karangwidoro dapat menciptakan para masyarakat yang sehat jasmani dan rohani

1.1.2 Tujuan khusus:


Setelah melaksanakan program Pendidikan kesehatan DM, masyarakat
mampu:
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai DM
2. .Menerapkan serta mengaplikasikan pola hidup sehat untuk mengurangi
peningkatan kadar glukosa darah
3. Terlaksananya program pendidikan kesehatan mengenai DM di RW 02
Karangwidoro
BAB II
DESKRIPSI KEGIATAN

2.1 Nama Kegiatan

Pendidikan Kesehatan DM di RW 02 Desa Karangwidoro Dau

2.2 Sasaran Kegiatan dan Kegiatan Umum

2.2.1 Sasaran Kegiatan

Masyarakat yang beresiko terkena diabetes melitus (DM) di RW 02 Desa


Karangwidoro Kecamatan Dau

2.2.2 Kegiatan Umum

Kegiatan ini adalah kegiatan pelaksanaan intervensi keperawatan


kesehatan komunitas yang diadakkan oleh mahasiswa program profesi
keperawatan PSIK FK UB. Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan DM
dilakukan setelah dilakukan MMRW dan mendapat persetujuan bersama.
Pelaksanaan Pendidikan kesehatan DM mampu menambah pengetahuan
mengenai DM serta dapat menerapkan dan mengaplikasikan dikehidupan
sehari-hari serta dapat mencegah peningkatan kadar glukosa darah di
msyrakat.. Dalam program Pendidikan Kesehatan ini masyarakat
mendapatkan materi tentang mengenai pengertian DM, cara mencegah
DM, tanda dan gejala DM, cara mengontrol DM. Pendidikan Kesehatan DM
diberikan secara langsung dengan presentasi dan warga yang beresiko DM
diberikan selembar leaflet

2.3 Pelaksanaan Kegiatan

2.3.1 Waktu Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan pada 19, 24 Juli 2018 pukul 15.00 WIB – 17.00
WIB dan tanggal 7 Agustus 2018 pukul 19.00-20.30

2.3.2 Tempat Kegiatan

Tanggal 19, Bertempat di pondok pesantren karangwidoro

Tanggal 24 Juli dan 7 Agustus 2018 bertempat di salah satu rumah warga

RW 02
2.3.3 Metode

Pembagian leaflet atau poster, interaktif learning, workshop, diskusi

2.4 Susunan Acara Kegiatan


 Tanggal 24 Juli dan 7 Agustus 2018
Waktu Kegiatan PJ Keterangan
15.00 - 15.30 Briefing panitia Kapel Panitia datang dan absen
(Ephysia) Briefing oleh Kapel (Ephysia)
15.30 - 17.30 Persiapan panitia Acara Persiapan penyuluhan
PDDM dan Perlengkapan
(Semua Panitia)
17.30 - 17.35 Pembukaan MC Menyambut warga RW 02
17.35 - 17.55 Penyuluhan Warga Pemateri MC
Konsumsi
Pemateri melakukan
penyuluhan
17.55 - 17.05 Tanya jawab MC (Ephysia) Menjawab pertanyaan
(semua anggota kelompok)
17.05 - 17.10 Penutupan + Kapel Menutup acara dengan doa
Evaluasi panitia (Ephysia)
 Tanggal 19 Juli 2018
Waktu Kegiatan PJ Keterangan
17.00 - 17.45 Briefing panitia Kapel Panitia datang dan absen
(Ephysia) Briefing oleh Kapel (Ephysia)
17.45 - 19.00 Persiapan panitia Acara Persiapan penyuluhan
PDDM dan Perlengkapan
(Semua Panitia)
19.00 - 19.10 Pembukaan MC Menyambut warga RW 02
19.10 – 20.00 Penyuluhan Warga Pemateri MC
Konsumsi
Pemateri melakukan
penyuluhan
20.00 - 20.15 Diskusi dan tanya MC (Ephysia) Menjawab pertanyaan
jawab (semua anggota kelompok)
20.15 - 20.30 Penutupan + Kapel Menutup acara dengan doa
Evaluasi panitia (Ephysia)
2.5 Susunan Kepanitiaan

Ketua Pelaksana : Ephysia Ratriningtyas

Bendahara : Putri Setyawati

Divisi acara : Komang Ayu Eka, Rosa Mayangsari

Divisi Humas : Stephanie Dwi H.

Divisi Kestari : Putri Sakinah, Putri Setyawati

Divisi Perkap : Puguh Priyo R.

Divisi PDDM : Ni Luh Putu Ayu

Divisi Konsumsi : Nindi Novianti

MC : Ephysia Ratriningtyas

Divisi Materi : Diah Niati, Rossa Mayangsari

2.5 Anggaran Dana


Divisi Acara dan Materi

Botol Hadiah Rp. 12.000

Devisi Kestari

Print Poster Kesehatan Rp. 36.000

TOTAL Rp. 48.000,-

2.6. Kriteria Evaluasi


i. Evaluasi Struktur
 Pelaksana kegiatan telah mempersiapkan media, alat bantu, serta sarana-
prasarana yang digunakan untuk penyuluhan dengan matang
 Peserta warga RW 02 yang mengikuti penyuluhan
 Pelaksana kegiatan telah membuat janji dan menginformasikan waktu
kepada warga RW 02 untuk mengikuti acara

ii. Evaluasi Proses


Pelaksana Kegiatan :
 Diharapkan pelaksana kegiatan mampu untuk menciptakan suasana yang
kondusif dan tertib
 Diharapkan pelaksana kegiatan mampu mengarahkan peserta untuk
mengikuti seluruh rangkaian kegiatan
 Diharapakan pelaksana kegiatan dapat memfasilitasi peserta dalam hal
memberikan informasi mengenai penyakit DM

Sasaran

 Diharapkan sasaran antusias mengikuti serangkaian kegiatan penyuluhan


 Diharapakan peserta tidak meninggakan tempat saat acara berlangsung
 Diharapkan peserta berperan aktif memberikan respon atau umpan balik
saat penyuluhan tanya jawab

iii. Evaluasi Hasil


 Kehadiran peserta warga RW 02 minimal 50% dari undangan yang telah
disebar
BAB III
PENUTUP

Demikian Proposal kegiatan Penyuluhan Kesehatan ini kami susun untuk


memberikan gambaran tentang kegiatan yang akan dilaksanakan dengan harapan agar
dapat dijadikan bahan pertimbangan dan pedoman penyelenggaraan kegiatan. Segala
bentuk saran dan dukungan baik dalam bentuk moril maupun materil sangat kami
harapkan demi kesuksesan acara ini.

Kami selaku penyelenggara kegiatan mengucapkan terima kasih atas segala


perhatian dan kerjasama semua pihak yang terkait dalam kegiatan ini. Semoga kegiatan
ini bermanfaat bagi semua pihak.
KEMENTRIAN RISET, TEKNILOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
Jalan Veteran Malang – 65145
Telp. (0341) 551611 Pes. 213.214; 569117, 567192
Fax (62)(0341) 564755
e-mail: sekr.fk@ub.ac.id http:fk.ub.ac.id
JAWA TIMUR - INDONESIA

Berita Acara Kegiatan Penyuluhan Kesehatan

Nama Kegiatan : Penyuluhan Kesehatan


Hari/Tanggal : Kamis/ 19 Juli 2018
Pukul : 19.25–20.00 WIB
Tempat : Pondok Pesantren
Pemateri : Rosa
Jumlah Peserta : 152 Orang
Kronologis Acara : Acara di mulai pada pukul 19.25 WIB di pondok pesantren RW 02
Desa Karangwidoro. Peserta penyuluhan yang hadir terdiri dari
perangkat desa dan bapak-bapak jamaah tahlil Desa Karangwidoro.
Kegiatan penyuluhan dimulai pukul 19.25 WIB yang dibuka oleh
pengurus pondok pesantren, kemudian dilanjutkan dengan
perkenalan diri kelompok penyampai materi penyuluhan. Kegiatan
langsung dilanjutkan dengan penyampaian materi penyuluhan
kesehatan mengenai Diabetes Melitus (kencing manis). Materi
penyuluhan disampaikan selama 20 menit, selanjutnya dilakukan
kegiatan diskusi tanya jawab selama 10 menit.
Selama kegiatan penyuluhan berlangsung peserta penyuluhan
tampak antusias dan aktif saat sesi diskusi berlangsung. Diakhir
kegiatan penyuluhan kesehatan disampaikan juga program lain
yang akan dilaksanakan oleh kelompok penyampai materi di Desa
Karangwidoro.

Pertanyaan selama proses diskusi berlangsung:

1. Kenapa saya sering terengah-engah? Padahal ketika periksa gula darah saya
normal.
2. Asam urat dan kholesterol saya tinggi, saya sering kesemutan dan linu-linu,
bagaimana cara mengatasinya?
3. Dikulit saya timbul benjolan-benjolan, apa penyebabnya dan bagaimana cara
mengatasinya?
4. Saya sering buang air kecil dimalam hari, apakah ada masalah dengan kesehatan
saya?

Evaluasi :

1. Evaluasi Struktur
a. Suasana penyuluhan di pondok pesantren kondusif untuk kegiatan penyuluhan
meskipun sebagian kecil peserta ada yang berada diluar ruangan
b. Media dan materi tersedia dan cukup memadai.
c. Peserta yang hadir sebanyak 73% yaitu sebanyak 152 orang dari 208 orang.

2. Evaluasi Proses
a. Peserta memperhatikan dan mendengarkan penyuluhan dengan baik meskipun
ada sebagian kecil peserta yang mengikuti kegiatan penyuluhan dari luar
ruangan.
b. Peserta aktif dan antusias ketika proses diskusi berlangsung
c. Proses diskusi berjalan lancar dan peserta antusias dalam bertanya.
d. Seluruh peserta mengikuti kegiatan mulai dari awal hingga akhir acara.

3. Evaluasi Hasil
a. Peserta menerima dan memahami informasi kesehatan yang diberikan.
b. Peserta mampu menjawab pertanyaan lisan yang diberikan pemateri (definisi,
tanda dan gejala, serta cara memodifikasi gaya hidup).

Saran : -

Malang, 19 Juli 2018


Ketua Kelompok

Puguh Priyo, S.Kep


LAMPIRAN DOKUMENTASI
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Pendidikan kesehatan Diabetes Melitus


Sasaran : Warga RW 02 yang beresiko DM
Tempat : Balai Desa Karangwidoro
Hari, Tanggal : 19, 24 Juli dan 7 Agustus 2018
Jam : 15.00 – 17.00 WIB dan 19.00-20.00 WIB
Alokasi Waktu : 2 Jam
Pemateri : Mahasiswa profesi Ners PSIK UB

1. Tujuan Intruksional Umum


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan peserta dapat
memahami, menginformasikan, dan mengintrepetasikan informasi yang
didapat terkait penyakit diabetes melitus.

2 Tujuan Intuksional Khusus


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan peserta dapat menjelaskan
kembali dengan tepat bagaimana cara modifikasi gaya hidup

3. Sasaran
Warga desa RW 02 desa Karangwidoro yang beresiko terkena diabetes melitus.

4. Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian diabetes melitus
2. Tanda dan gejala
3. Modifikasi gaya hidup
5. Kegiatan penyuluhan
Tahap Waktu Kegiatan Kegiatan Metode Media
Pemateri Peserta
Pendahulu 2 Memberi salam Menjawab salam Ceramah
an menit Menjelaskan Mendengarkan
tujuan kegiatan dan
Menyebutkan memperhatikan
materi/pokok
bahasan yang
akan disampaikan

Penyajian 50 Menggali Mengungkapkan Two way


menit kemampuan pengetahuan (ceramah
peserta tentang tentang diabetes dan tnya
materi yang akan melitus jawab)
disampaikan Menyimak dan
(brainstorming) memperhatikan
Membagi leaflet penjelasan lebih
Menjelaskan lanjut
materi penyuluhan
secara berurutan
dan teratur.

Materi:
1. Pengertian DM
2. Tanda dan
gejala
3. Modifikasi
gaya hidup
Tanya 5 menit Memberikan Mengajukan Tanya
Jawab kesempatan pertanyaan jawab
peserta untuk
bertanya
Memberikan timbal
balik terhadap
pertanyaan yang
diberikan
Evaluasi 5 menit Meminta salah satu Menanggapi Tanya
atau beberapa pertanyaan atau jawab
peserta untuk jawaban peserta
menjelaskan
kembali materi
yang telah
disampaikan
Mengevaluasi
apakah peserta
benar-benar
mengertii terhadap
materi yang
disampaikan
Penutup 3 menit Mengucapkan Menjawab salam Ceramah
terimakasih dan
memberikan salam
Menyampaikan
mengenai kegiatan
yang akan
diadakan
berikutnya

6. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah warga dan pondok
pesantren
 Pengorganisasian penyelenggaraan kegiatan dilakukan sebelum hari
pelaksanaan kegiatan.
2. Evaluasi Proses
 Peserta antusias dalam mengikuti penyuluhan
 Peserta tidak meninggalkan tempat ketika kegiatan tengah berlangsung
 Kegiatan berjalan lancar
3. Evaluasi Hasil
 Dilakukan post test secara lisan, peserta 80% memahami
definisi, tanda dan gejala, serta modifikasi gaya hidup

7. Materi (Terlampir)
8. Rincian Kegiatan
Kegiatan Penyuluhan kesehatan di desa Karangwidoro diadakan sebanyak 3 kali.
Penyuluhan dibagi untuk ibu-ibu yang dilaksanakan di PKK RW 2 dan bapak-bapak di
laksanakan di jamaah tahlil. Penyuluhan untuk bapak-bapak dilaksanakan pada hari
Kamis, 19 Juli 2018 pada jam 19.00. Penyuluhan ibu-ibu akan dibagi menjadi dua
bagian, yang pertama akan dilaksanakan pada hari Selasa, 24 Juli 2018 dan 7
Agustus 2018 pukul 16.00. Materi yang akan disampaikan meliputi Pengertian
Diabetes Mellitus secara umum, penyebab DM, tanda dan gejala DM, Komplikasi dari
DM, penanganan dan pencegahan DM. Kegiatan dimulai dengan pembukaan materi
penyuluhan akan disampaikan menggunakan presentasi powerpoin untuk bapak-
bapak dan poster di PKK. Evaluasi peserta dilakukan dengan tanya jawab kepada
peserta dan sebaliknya pemateri akan memberikan pertanyaan kepada peserta. Bagi
peserta yang antusias akan diberikan hadiah.

9. Daftar Pustaka
Kementrian Kesehatan RI. 2014. INFODATIN Pusat Data dan Informasi Kementrain RI:
Situasi dan Analisis DIABETES. Jakarta: Kementrain Kesehatan RI.
Ramadhan, Nur & Hanum, Sari (2016). Kontrol Glikemik Pada Penderita Diabetes Mellitus
Tipe 2 di Puskesmas Jayabaru Kota Banda Aceh. SEL, 3(1):1-9.
Diabetes Melitus
2.3.1 Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes Melitus merupakan penyakit gangguan metabolic menahun akibat
pancreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan
insulin yang diproduksi secara efektif (Kemenkes,2014). Menurut American Diabetes
Association (ADA) 2011, diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia (glukosa darah puasa >130 mg/dL,
glukosa darah sewaktu >180 mg/dL) yang terjadi karena kelainan sekresi insulin
atau kerja insulin, maupun keduanya.
2.3.2 Klasifikasi Diaetes Melitus
American Diabetes Association 2011 (ADA 2011) mengklasifikasikan diabetes
melitus menjadi 4 jenis, yaitu sebagai berikut.
1. Diabetes melitus tipe 1 (Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM))
Jumlah penderita diabetes melitus tipe 1 sekitar 10% dari semua kasus diabetes
dan lebih sering muncul pada anak-anak, penyakit ini ditandai oleh kurangnya
sekresi insulin yang dikarenakan sel β pankreas sangat sedikit atau tidak
menghasilkan insulin (Sherwood, 2011). Dengan demikian, penderita diabetes
melitus tipe 1 membutuhkan insulin eksogen untuk bertahan hidup.
2. Diabetes melitus tipe 2 (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM))
Jumlah penderita diabetes melitus tipe 2 sekitar 90% dari semua kasus diabetes.
Pada diabetes melitus tipe 2, sekresi insulin mungkin normal atau bahkan
meningkat, tetapi insulin tidak bisa membawa glukosa masuk ke dalam jaringan
karena terjadi resistensi insulin yang menurunkan kemampuan insulin untuk
merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat
produksi glukosa oleh hati (Ndraha, 2014).
3. Diabetes melitus tipe lain
Diabetes melitus ini erjadi karena penyebab lain seperti defek genetik fungsi sel
beta, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, penyakit metabolik
endokrin lain, iatrogenik, infeksi virus, penyakit autoimun, dan kelainan genetik
lain (ADA, 2011).
4. Diabetes melitus gestasional
Diabetes melitus tipe ini terjadi selama kehamilan, dimana terdapat intoleransi
glukosa yang berhubungan dengan meningkatnya komplikasi perinatal yang
biasanya dijumpai pada trimester kedua atau ketiga (ADA, 2011).
2.3.3 Penyebab dan Faktor Resiko Diabetes Mellitus
Menurut WHO, penyebab diabetes Mellitus dapat disebabkan karena.
1. Pankreas gagal memproduksi insulin, umumnya hal ini ditemukan pada
diabetes Mellitus tipe1.
2. Ketidakmampuan tubuh untuk menerima insulin yang diproduksi oleh
pancreas. Umumnya hal ini menyebabkan diabetes Mellitus tipe 2.
Menurut American Diabetes Association, (2016). Fakor resiko DM tipe 2
sebagai berikut:
11. Aktivitas fisik yang kurang
12. Riwayat keluarga dengan diabetes
13. Ras tau etnis ((Aborigin, Afrika, Asia dan Hispanik)
14. Wanita yang melahirkan bayi dengan BB >9
15. Wanita dengan riwayat diabetes gestasional
16. HDL-C <35 mg/dL dan/atau TG >250 mg/Dl
17. A1C ≥ 5,7%, IGT atau IFG
18. Hipertensi (≥140/90 atau pengobatan)
19. Obesitas
20. Obat-obatan (glukokortikoid, antipsikotik, aipikal, HAART)
Faktor lain yang terkait dengan resiko diabetes mellitus tipe 2, yakni :
7. Keturunan
Diabetes merupakan penyakit yang memiliki faktor resiko genetik artinya,
diabetes ada hubungannya dengan faktor keturunan.Seseorang yang kedua
orang tuanya menderita diabetes mellitus berisiko terkena diabetes. Faktor
keturunan merupakan faktor pemicu diabetes yang tidak dapat dimodifikasi
artinya, faktor ini tidak dapat nawar-menawar, dengan memiliki riwayat diabetes
dalam keluarga, maka resiko seseorang untuk terkena penyakit gula darah
menjadi tinggi jika di bandingkan dengan orang lain yang tidak memiliki riwayat
kencing manis dalam keluarganya (Helmawati, 2014).
8. Gaya hidup yang salah
Setelah keturunan (genetik), faktor resiko diabetes selanjutnya adalah gaya
hidup. Gaya hidup dapat menentukaan besar kecilnya resiko seseorang untuk
terkena diabetes, karena hal ini berkaitan dengan pola makan dan aktivitas yang
dilakukan seseoramg sebagai gaya hidupnya. Terbukti membawa dampak negatif
dalam hal kesehatan pada orang-orang masa kini, cenderung memiliki kesadaran
yang rendah terhadap pola makanan, orang lebih mencari makanan yang enak
rasanya dari pada makanan dengan kekayaan nutrisinya (Helmawati, 2014).
9. Obesitas atau kegemukan
Obesitas berisiko pada diabetes berkaitan dengan terjadinya resistensi
insulin.Artinya, obesitas dapat menyebabkan terjadinya resistensi insuin, dimana
kondisi resistensi insulin merupakan penyebab utama terjadinya diabetes,
khususnya diabetes tipe 2 (Helmawati, 2014).
10. Faktor usia
Faktor resiko diabetes selanjutnya adalah faktor usia sebagaimana faktor resiko
disebbkan keturunan, faktor usia merupakan faktor yang tidak dapat dimodifikasi
atau direkayasa. Orang dengan usia 40 tahun mulai memiliki resiko terkena
diabetes. Selanjutnya dengan semakin bertambahnya usia maka semakin besar
pula resiko seseorang mengalami diabetes tipe 2 (Helmawati, 2014).
11. Rokok dan alkohol
Kaitanya rokok dengan diabetes ternyata merokok dapat meningkatkan resiko
seseorang untuk terserang diabetes mellitus tipe 2 dibandingkan dengan mereka
yang tidak merokok. Berdasarkan artikel yang pernah dirilis oleh Jurnal Of The
Amerika Medical Associaton. Merokok dan diabetes memiliki keterkaitan,
merokok akan menyebabkan diabetes dan merokok akan memperparah penyakit
diabetes yang telah diderita, sama halnya dengan rokok, alkohol juga memiliki
efek yang tidak berbeda jauh, Mengkonsumsi alkohol berlebihan dapat
meningkatkan resiko diabetes adalah daya rusak alkohol terhadap organ-organ
tubuh khususnya organ pankreas. Disamping dapat menyebabkan timbulnya
diabetes, alkohol juga dapat memperparah kondisi diabetes yang telah diderita
seseorang (Helmawati, 2014)..
12. Stress
Salah satu faktor resiko timbulnya penyakit diabetes, yaitu stres. Stres memang
faktor yang dapat membuat seseorang menjadi rentan dan lemah, bukan hanya
secara mental tetapi juga secara fisik, penelitian terbaru membuktikan komponen
kecemasan, depresi, dan gangguan tidur malam hari adalah faktor pemicu
terjadinya penyakit diabetes khususnya dikalangan pria (Helmawati,2014).

2.3.4 Patofisiologi Diabetes Mellitus


Dalam keadaan normal, jika terdapat insulin, asupan glukosa / produksi glukosa
yang melebihi kebutuhan kalori akan di simpan sebagai glikogen dalam sel-sel hati
dan sel-sel otot. Proses glikogenesis ini mencegah hiperglikemia (kadar glukosa
darah > 110 mg / dl ). Jika terdapat defisit insulin, empat perubahan metabolic terjadi
menimbulkan hiperglikemi.
Empat perubahan itu adalah :
a. Transport glukosa yang melintasi membran sel berkurang
b. Glikogenesis berkurang dan tetap terdapat kelebihan glukosa dalam darah
c. Glikolisis meningkat sehingga dadangan glikogen berkurang dan glukosa hati
dicurahkan ke dalam darah secara terus menerus melebihi kebutuhan.
d. Glukoneogenesis meningkat dan lebih banyak lagi glukosa hati yang tercurah ke
dalam darah dari pemecahan asam amino dan lemak

Pada DM tipe 1 terdapat ketidak mampuan menghasikan insulin karena sel-


sel beta telah dihancurkan oleh proses autoimun. Akibat produksi glukosa tidak
terukur oleh hati, maka terjadi hiperglikemia. Jika konsentrasi klokosa dalam darah
tinggi, ginjal tidak dapat menyerap semua glukosa, akibatnya glukosa muncul dalam
urine (glukosuria). Ketika glukosa berlebihan diekskresikan dalam urine disertai
pengeluaran cairan dan elektrolit (diuresis osmotik). Akibat kehilangan cairan
berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan berkemih (poli uri) dan rasa haus
(polidipsi). Defisiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein dan lemak yang
menyebabkan penurunan berat badan. pasien juga mengalami peningkatan selera
makan (polifagi) akibat penurunan simpanan kalori.gejala lainnya mencakup
kelelahan dan kelemahan.
Pada DM tipe 2 terdapat 2 masalah utama yang berhubungan dengan insulin
yaitu resistensi insulin dan ganguan sekresi insulin. Resistensi insulin ini disertai
dengan penurunan reaksi intra sel sehingga insulin menjadi tidak efektif untuk
menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Pada gangguan sekresi insulin
berlebihan, kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat normal atau sedikit
meningkat. Namun jika sel beta tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan
insulin maka kadar glukosa darah meningkat. Akibat intoleransi glukosa yang
berlangsung lambat dan progresif maka awitan DM tipe 2 dapat berjalan tanpa
terdeteksi. Gejala yang dialami sering bersifat ringan seperti kelelahan, iritabilitas,
poliuri, polidipsi, luka pada kulit yang lama sembuh, infeksi vagina atau pandangan
yang kabur (Smeltzer and Bare, 2000).

2.3.5 Penatalaksanaan Diabetes Mellitus


Penatalaksanaan DM dimulai dengan polahidup sehat, dan bila perlu dilakukan
intervensi farmakologis dengan obat antihiperglikemia secara oral dan/atausuntikan.
1. Edukasi
Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu dilakukan sebagai
bagian dari upaya pencegahan dan merupakan bagianyang sangat penting dari
pengelolaan DM secara holistik.
2. Terapi Nutrisi Medis (TNM)
Penyandang DM perlu diberikan penekanan mengenai pentingnya keteraturan
jadwal makan, jenis dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang
menggunakan obat penurun glukosadarah atau insulin.
3. Latihan Jasmani
Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur (3-5 hari
seminggu selama sekitar 30-45 menit,dengan total 150 menit perminggu,
dengan jeda antar latihan tidak lebih dari 2 hari berturut-turut. Latihan jasmani
yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobic dengan intensitas
sedang (50-70% denyut jantung maksimal) seperti jalan cepat, bersepeda
santai, jogging, dan berenang.Denyut jantung maksimal dihitung dengan cara =
220-usia pasien.
4. Intervensi Farmakologis
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan
jasmani (gayahidup sehat). Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk
suntikan.
b. Obat antihiperglikemia Oral
Berdasarkan cara kerjanya, obat anti hiperglikemia oral dibagi menjadi 5
golongan:
1) Pemacu Sekresi Insulin (Insulin Secretagogue): Sulfonilurea dan Glinid.

- Sulfonilurea, Obat golongan ini mempunyai efek utama memacu sekresi insulin oleh
sel beta pankreas.

- Glinid, Glinid merupakan obat yang cara kerjanya sama dengan sulfonilurea, dengan
penekanan pada peningkatan sekresi insulin fase pertama. Obat ini dapat mengatasi
hiperglikemia post prandial.
2) Peningkat Sensitivitas terhadap Insulin: Metformin dan Tiazolidindion
(TZD)

- Metformin mempunyai efek utama mengurangi produksi glukosa hati


(glukoneogenesis), dan memperbaiki ambilan glukosa perifer. Metformin merupakan
pilihan pertama pada sebagian besar kasus DMT2

- Tiazolidindion (TZD) merupakan agonis dari Peroxisome Proliferator Activated


Receptor Gamma (PPAR-γ), suatu reseptor inti termasuk di sel otot, lemak, dan hati.
Golongan ini mempunyai efek menurunkan resistensi insulin dengan jumlah protein
pengangkut glukosa, sehingga meningkatkan ambilan glukosa di perifer.Obat ini
dikontraindikasikan pada pasien dengan gagal jantung (NYHA FCIII-IV) karena dapat
memperberat edema/retensi cairan. Hati-hati pada gangguan faal hati,dan bila
diberikan perlu pemantauan faal hati secara berkala. Obat yang masuk dalam
golongan ini adalah Pioglitazone.
3) Penghambat Absorpsi Glukosa: Penghambat Glukosidase Alfa.Obat ini
bekerja dengan memperlambatabsorbsi glukosa dalam usus halus,
sehingga mempunyai efek menurunkan kadar glukosa darah sesudah
makan. Penghambat glukosidase alfatidak digunakan bila
GFR≤30ml/min/1,73 m, gangguan faal hati yang berat, irritable bowel
syndrome
4) Penghambat
DPP-IV(Dipeptidyl Peptidase-IV)Obat golongan penghambat DPP-IV
menghambat kerjaenzimDPP-IV sehingga GLP-1(Glucose LikePeptide-
1)tetap dalam konsentrasi yang tinggi dalam bentuk aktif. Aktivitas GLP-
1untuk meningkatkan sekresiinsulindan menekan sekresi glukagon
bergantungkadar glukosa darah(glucose dependent).
5) Penghambat SGLT-2 (Sodium Glucose Co-transporter 2)Obat golongan
penghambat SGLT-2 merupakan obat antidiabetes oral jenis baru yang
menghambat reabsorpsi glukosa di tubuli distal ginjal dengan cara
menghambat transporter glukosa SGLT-2. Obat yang termasuk
golongan ini antara lain: Canagliflozin, Empagliflozin, Dapagliflozin,
Ipragliflozin
c. Obat Antihiperglikemia Suntik

- Insulin

- NPH:neutral protamine Hagedorn; NPL:neutral protamine lispro. Nama


obat disesuaikan dengan yang tersedia di Indonesia. [Dimodifikasi dari
Mooradian et al. Ann Intern Med. 2006;145:125-34]. 2) Agonis GLP-
1/Incretin MimeticPengobatan dengan dasar peningkatan GLP-1
merupakan pendekatan baru untuk pengobatan DM. Agonis GLP-1 dapat
bekerja sebagai perangsang pengelepasan insulin yang tidak
menimbulkan hipoglikemia ataupun peningkatan berat badan yang
biasanya terjadi pada pengobatan insulin ataupun sulfonilurea. Agonis
GLP-1 bahkan mungkin menurunkan berat badan. Efek samping yang
timbul pada pemberian obat ini antara lain rasa sebah dan muntah.
d. Terapi Kombinasi
Terapi dengan obat antihiperglikemia oralkombinasi baik secara terpisah
ataupun fixed dose combinationdalam bentuk tablet tunggal, harus
menggunakan dua macam obat dengan mekanisme kerja yang berbeda.
Pada keadaan tertentu dapat terjadi sasaran kadar glukosa darah yang
belum tercapai, sehingga perlu diberikan kombinasi tiga obat
antihiperglikemia oral dari kelompok yang berbeda atau kombinasi obat
antihiperglikemia oraldengan insulin. Pada pasien yang disertai dengan
alasan klinis dimana insulin tidak memungkinkan untuk dipakai, terapi dengan
kombinasi tiga obat anti hiperglikemia oraldapat menjadi pilihan.Kombinasi
obat antihiperglikemia oral dan insulin yang banyak dipergunakan adalah
kombinasi obat antihiperglikemia oraldan insulin basal (insulin kerja
menengah atau insulin kerja panjang), yang diberikan pada malam hari
menjelang tidur.Pendekatan terapi tersebut pada umumnya dapat mencapai
kendali glukosa darah yang baik dengan dosis insulin yang cukup kecil. Dosis
awal insulin kerja menengah adalah 6-10 unit yang diberikan sekitar jam
22.00, kemudian dilakukan evaluasi dosis tersebut dengan menilai kadar
glukosa darah puasa keesokan harinya. Pada keadaaan dimana kadar
glukosa darah sepanjang hari masih tidak terkendali meskipun sudah
mendapat insulin basal, maka perlu diberikan terapi kombinasi insulin basal
dan prandial, serta pemberian obat antihiperglikemia oraldihentikan.

2.3.6 Komplikasi Diabetes Mellitus


Pada diabetes melitus yang tidak terkendali dapat terjadi berbagai komplikasi
metabolik akut maupun komplikasi vaskuler kronik, berikut adalah beberapa
komplikasi diabetes melitus.
1. Kerusakan saraf (neuropati)
2. Kerusakan ginjal (nefropati)
3. Kerusakan mata (retinopati)
4. Penyakit jantung koroner
5. Stroke
6. Hipertensi
7. Penyakit pembuluh darah perifer
8. Gangguan fungsi hati
9. Penyakit paru
10. Gangguan saluran cerna
11. Infeksi

Kepatuhan Kontrol Gula Darah


1. Pengertian Kepatuhan Kontrol Gula Darah
Kepatuhan (adherence) adalah suatu bentuk perilaku yang timbul akibat adanya
interaksi antara petugas kesehatan dan pasien sehingga pasien mengerti rencana
dengan segala konsekwensinya dan menyetujui rencana tersebut serta
melaksanakannya. Pada Penyakit DM tidak dapat disembuhkan tetapi kadar gula
darah dapat dikontrol. Dalam penatalaksanaan dan control diabetes, penting untuk
melakukan pemantaan kadar glikemik.

2. Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan


Menurut Feuer Stein, et al dalam Fatkul (2009), ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kepatuhan, diantaranya sebagai berikut :
a. Pendidikan
Pendidikan adalah kegiatan, usaha manusia tentang proses perubahan perilaku
menuju kedewasaan dengan cara mengembangkan potensi kepribadiannya,
yang berupa rohani (cipta, rasa, karsa) dan jasmani. Dapat dilihat dari
pengetahuan terhadap pendidikan yang diberikan (knowledge), sikap atau
tanggapan terhadap materi pendidikan yang diberikan (attitude), serta tindakan
sehubungan dengan materi pendidikan yang diberikan.
b. Modifikasi faktor lingkungan dan sosial
Membangun dukungan sosial dari keluarga dan teman-teman sebaya sangat
penting, kelompok pendukung dapat dibentuk untuk membantu memahami
kepatuhan terhadap program pengobatan, berpengaruh terhadap menentukan
keyakinan dan nilai kesehatan bagi individu serta memainkan peran penting
dalam proses kesembuhan pada seorang individu yang sedang mengalami
sakit.
c. Perubahan model terapi
Program pengobatan dapat dibuat atau direncakan secara sederhana dan
pasien terlibat aktif dalam pembuatan tindakan program tersebut. Hal tersebut
sangat membantu meyakinkan pasien dalam program perawatan pengobatan
bagi individu sendiri yang sakit serta membantu meningkatkan kepatuhan klien
dalam program terapi.
d. Meningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan pasien
Suatu hal yang penting dalam memberikan umpan balik pada pasien setelah
memperoleh informasi terkait diganosa. Pasien selalu akan membutuhkan
informasi tentang kondisinya, apa penyebabnya dan apa yang mereka lakukan
dengan kondisi seprti itu. Hal tersebut akan dapat membantu meningkatkan
kepercayaan pasien untuk melakukan konsultasi dan selanjutnya dapat
meningkatkan kepatuhan (Ramadhan& Hanum, 2016).

3. Faktor yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan


Terapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi ketidakpatuhan, antara lain (Ratucci,
2007) :
1) Faktor dari pasien
f. Ketidakseriusan pasien terhadap penyakit yang dialami
g. Ketidakpuasan terhadap hasil terapi
h. Kurangnya motivasi dalam diri sendiri atau dorongan dalam diri individu
sendiri dalam menjalankan penatalaksanaan terapi atau program
pengobatan
i. Kurangnya dukungan dari keluarga terkait penatalaksanaan terapi
j. Kurangnya keyakinan tentang kesehatan dan kepribadian seseorang
terhadap anjuran pengobatan
2) Faktor komunikasi
c. Tingkat pengawasan tim kesehatan yang rendah
d. Kurang penjelasan yang tepat, kurang, dan jelas
e. Kurangnya informasi tentang risiko dan efek samping
f. Strategi yang dilakukan oleh tim kesehatan untuk sikap dan kepercayaan
pasien belum cukup baik
g. Kepuasan pasien dalam berinteraksi dengan tim kesehatan rendah
h. Interkasi dengan tim kesehatan sedikit sekali
i. Tidak ada keterlibatan pasien dalam penatalaksanaan terapi
3) Faktor perilaku
c. Munculnya efek merugikan atau efek samping
d. Tidak dapat membaca, kemampuan kognitif rendah, dan hambatan bahasa
e. Hambatan fisik atau biaya untuk mendapatkan pengobatan
KEMENTRIAN RISET, TEKNILOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
Jalan Veteran Malang – 65145
Telp. (0341) 551611 Pes. 213.214; 569117, 567192
Fax (62)(0341) 564755
e-mail: sekr.fk@ub.ac.id http:fk.ub.ac.id
JAWA TIMUR - INDONESIA

Berita Acara Kegiatan Penyuluhan Kesehatan

Nama Kegiatan : Penyuluhan Kesehatan


Hari/Tanggal : Selasa, 24 Juli 2018
Pukul : 16.00-16.25 WIB
Tempat : Rumah Bu Ayu RT 11 dalam acara PKK RW
Pemateri : Diah dan Titis
Jumlah Peserta : 42 Orang
Kronologis Acara : Acara dimulai pada pukul 16.00 WIB di rumah Bu Ayu RT 11 yang
kebetulan menjadi tuan rumah PKK RW tanggal 24 Juli 2018, Rw 02
Desa Karangwidoro, Kota Malang. Peserta penyuluhan yang hadir
terdiri dari Ibu-ibu pengurus PKK dari RT 1 sampai RT 18 (Rw 02).
Kegiatan penyuluhan dimulai pada pukul 16.30 WIB yang dibuka
oleh pengurus PKK, kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan
lagu mars PKK dan 10 program pokok PKK. Selanjutnya, dilanjutkan
dengan sambutan-sambutan oleh ketua PKK (ibu lurah) dan
dilanjutkan dengan penyuluhan kesehatan. Kegiatan penyuluhan
kesehatan dilanjutkan dengan penyampaian materi mengenai
Diabetes Mellitus. Materi disampaikan selama 15 menit dan
diteruskan dengan proses tanya jawab.selama 10 menit. Proses
tanya jawab dilakukan dengan memberikan kesempatan pada
peserta untuk bertanya. Apabila tidak banyak pertanyaan, maka
selanjutnya gantian. Pemateri yang memberikan pertanyaan ke
peserta. Peserta yang aktif diberikan hadiah berupa botol minum.
Selama kegiatan penyuluhan berlangsung peserta penyuluhan
tampak antusias dan aktif saat sesi diskusi berlangsung. Di akhir
kegiatan penyuluhan kesehatan disampaikan juga program lain
yang akan dilaksanakan oleh kelompok penyampai materi di Desa
Karangwidoro.

Pertanyaan selama proses diskusi berlangsung:


1. Pola makan yang dianjurkan pada penderita DM itu bagaimana? Apakah berbeda
dengan yang bukan penderita?
2. Mbak kalau kaki yang sulit sembuh pada orang yang kena kencing manis? Itu
bagaimana ya mbak?
3. Cara sembuh dari sakit kencing manis bagaimana mbak?
4. Mbak berarti tidak boleh makanmakanan manis ya?
Evaluasi :
4. Evaluasi Struktur
d. Suasana penyuluhan di PKK RW 02 di rumah Bu Ayu RT 11 kondusif untuk
kegiatan penyuluhan meskipun sebagian kecil peserta ada yang berada diluar
ruangan.
e. Media dan materi tersedia dan cukup memadai dengan media yang tersedia
adalah poster yang diprint banyak dan dibagikan ke ibu-ibu.
f. Peserta yang hadir sebanyak 70% yaitu sebanyak 42 orang dari 60 orang.

5. Evaluasi Proses
e. Peserta memperhatikan dan mendengarkan penyuluhan dengan baik meskipun
ada sebagian kecil peserta yang mengikuti kegiatan penyuluhan dari luar
ruangan.
f. Peserta aktif dan antusias ketika proses diskusi berlangsung yang dapat diukur
dengan banyak peserta yang dapat menjawab pertanyaan pemateri saat recall
materi 80% (yang terjawab 4 soal dari 5 soal).
g. Proses diskusi berjalan lancar dan peserta antusias dalam bertanya yang dapat
diukur dari ada 4 pertanyaan dari peserta.
h. Seluruh peserta mengikuti kegiatan mulai dari awal hingga akhir acara.

6. Evaluasi Hasil
c. Peserta menerima dan memahami informasi kesehatan yang diberikan.
d. Peserta mampu menjawab pertanyaan lisan yang diberikan pemateri (definisi,
tanda dan gejala, serta cara memodifikasi gaya hidup) yang diukur dari
dengan banyak peserta yang dapat menjawab pertanyaan pemateri saat recall
materi 80% (yang terjawab 4 soal dari 5 soal).

Saran : tempat harusnya dilakukan di rumah yang luas agar semua ibu-ibu PKK
tertampung di dalam rumah dan bisa meneria materi penyuluhan.

Malang, 24 Juli 2018


Ketua Kelompok

Puguh Priyo, S.Kep


KEMENTRIAN RISET, TEKNILOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
Jalan Veteran Malang – 65145
Telp. (0341) 551611 Pes. 213.214; 569117, 567192
Fax (62)(0341) 564755
e-mail: sekr.fk@ub.ac.id http:fk.ub.ac.id
JAWA TIMUR - INDONESIA

Berita Acara Kegiatan Penyuluhan Kesehatan

Nama Kegiatan : Penyuluhan Kesehatan


Hari/Tanggal : Selasa, 31 Juli 2018
Pukul : 16.00-16.25 WIB
Tempat : Rumah Bu Kasiani RT 16 dalam acara PKK RW 02
Pemateri : Stepani
Jumlah Peserta : 38 Orang
Kronologis Acara : Acara dimulai pada pukul 16.00 WIB di rumah Bu Kasiani RT 16
yang kebetulan menjadi tuan rumah PKK RW tanggal 31 Juli 2018,
Rw 02 Desa Karangwidoro, Kota Malang. Peserta penyuluhan yang
hadir terdiri dari Ibu-ibu pengurus PKK dari RT 1 sampai RT 18 (Rw
02). Kegiatan penyuluhan dimulai pada pukul 16.30 WIB yang
dibuka oleh pengurus PKK, kemudian dilanjutkan dengan
menyanyikan lagu mars PKK dan 10 program pokok PKK.
Selanjutnya, dilanjutkan dengan sambutan-sambutan oleh ketua
PKK (ibu lurah) dan dilanjutkan dengan penyuluhan kesehatan.
Kegiatan penyuluhan kesehatan dilanjutkan dengan penyampaian
materi mengenai Pencegahan Diabetes Mellitus. Materi
disampaikan selama 15 menit dan diteruskan dengan proses tanya
jawab.selama 10 menit. Proses tanya jawab dilakukan dengan
memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya. Apabila
tidak banyak pertanyaan, maka selanjutnya gantian. Pemateri yang
memberikan pertanyaan ke peserta. Peserta yang aktif diberikan
hadiah berupa botol minum. Selama kegiatan penyuluhan
berlangsung peserta penyuluhan tampak antusias dan aktif saat sesi
diskusi berlangsung. Di akhir kegiatan penyuluhan kesehatan
disampaikan juga program lain yang akan dilaksanakan oleh
kelompok penyampai materi di Desa Karangwidoro.

Pertanyaan selama proses diskusi berlangsung:


1. Mbak kalau pencegahan Diabetes Mellitus itu harus dilakukan semua atau
bagaimana?
2. Trus kalau pengobatannya diganti dengan herbal bagaimana?
3. Buah dan sayuran apa saja yang tidak boleh dikonsumsi?
4. Maksimalnya konsumsi buah itu bagaimana? Apa boleh dikonsumsi banyak?
Evaluasi :
1. Evaluasi Struktur
a. Suasana penyuluhan di PKK RW 02 di rumah Bu Kasiani RT 16 kondusif untuk
kegiatan penyuluhan meskipun sebagian kecil peserta ada yang berada diluar
ruangan.
b. Media dan materi tersedia dan cukup memadai dengan media yang tersedia
adalah poster yang diprint banyak dan dibagikan ke ibu-ibu.
c. Peserta yang hadir sebanyak 63% yaitu sebanyak 38 orang dari 60 orang.

2. Evaluasi Proses
a. Peserta memperhatikan dan mendengarkan penyuluhan dengan baik meskipun
ada sebagian kecil peserta yang mengikuti kegiatan penyuluhan dari luar
ruangan.
b. Peserta aktif dan antusias ketika proses diskusi berlangsung yang dapat diukur
dengan banyak peserta yang dapat menjawab pertanyaan pemateri saat recall
materi 100% (yang terjawab 5 soal dari 5 soal meskipun ada yang dibantu
menjawab oleh pemateri).
c. Proses diskusi berjalan lancar dan peserta antusias dalam bertanya yang dapat
diukur dari ada 4 pertanyaan dari peserta.
d. Seluruh peserta mengikuti kegiatan mulai dari awal hingga akhir acara.

3. Evaluasi Hasil
a. Peserta menerima dan memahami informasi kesehatan yang diberikan.
b. Peserta mampu menjawab pertanyaan lisan yang diberikan pemateri (pencegahan
Diabetes Mellitus) yang diukur dari dengan banyak peserta yang dapat menjawab
pertanyaan pemateri saat recall materi 100% (yang terjawab 5 soal dari 5 soal
meskipun ada yang dibantu menjawab oleh pemateri).

Saran : tempat harusnya dilakukan di rumah yang luas agar semua ibu-ibu PKK
tertampung di dalam rumah dan bisa meneria materi penyuluhan.

Malang, 31 Juli 2018


Ketua Kelompok

Puguh Priyo, S.Kep


LAMPIRAN DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai